Peran Sanitarian Dalam Akreditasi RS Mt. Sutena :13 Feb. 2016
[email protected] 08122747647
Bagian I Dasar Kegiatan Sanitasi RS, Definisi Sanitasi, Sanitarian, & Angka Kredit
Ingat …! Dasar Hukum Ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
UU No. 9 Th. 1960 = Pokok2 Kesehatan UU No. 23 Th. 1992 = Kesehatan UU No. 36 Th. 2009 = Kesehatan UU No. 4 Th. 1984 = Wabah Peny. Menular UU No. 23 Th. 1997 = Pengel. Lingk. Hidup UU No. 44 Th. 2009 = Rumah Sakit PP No. 40 Th. 1991 = Penangg. Wabah Peny. PP No. 18 Th. 1999 jo No. 85 Th. 1999 = Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). 9. KepMenKes No. 391 Th. 2014 = Rujukan Nasional 10. KepMenKes No. 391 Th. 2014 = Rujukan Regional
Ingat …! Dasar Hukum Ini : 1. PerPres No. 54 Th 2007=Tunjangan Jab Fung Dr, Drg, Apt, AA, Pranata Lab. Kes, Epid. Kes, Ento. Kes, Sanitarian, dll. 2. PerMenKes. No. 416 Th. 1990 = Syarat-2 dan Pengawasan Kualitas Air; 3. KepMenKes. No. 907 Th. 2002 = Syarat-2 dan Pengawasan Kualitas Air Minum 4. KepMenKes No. 1204 Th. 2004 = Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS (PerMenKes. No. 986 Th. 1992) 5. KepMenKes. No. 432 Th 2007=Pedoman Manajemen K3RS 6. KepMenKes. No. 1087 Th 2010=Standar K3 Di RS 7. KepMenPAN No. 19 Th. 2000=Jab. Fung. Sanitarian dan Angka Kreditnya 8. Kep.Men.Ling.Hidup No. 58 Th. 1995 = Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan RS. 9. Per.Men.Kes. No. 1204 Th. 2004 = Persyaratan Kes. Lingk. RS 10. Kep.Ber.DitJen. 2002 = Pedoman Sanitasi RS di Indonesia (DirJen. PPM & PL & DirJen. Yan. Medik Dep. Kes)
Definisi Sanitasi & Kes. Lingk. • Sanitasi adalah semua upaya yang dilakukan dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, melalui kegiatan penyehatan lingkungan untuk mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan • Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dan nyaman bagi kehidupan manusia Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
Definisi ….. • Pengamatan kesehatan lingkungan adalah suatu upaya yang dilakukan secara kontinyu untuk mengidentifikasi media lingkungan dan perilaku masyarakat berkenaan dengan resiko penye-baran penyakit dan atau gangguan kesehatan • Pengawasan kesehatan lingkungan adalah suatu upaya untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran dan atau penyimpangan standar, persyaratan, kriteria kesehatan media lingkungan dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan kualitasnya • Pemberdayaan masyarakat adalah upaya penyuluhan kesehatan lingkungan dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan untuk memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan secara penuh untuk melaksanakan kegiatan pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan secara profesional; Sanitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat;
Kedudukan & Tugas Sanitarian • Sanitarian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang kesehatan lingkungan yang bekerja di lingkungan Dep. Kesehatan dan instansi lain di luar Dep. Kesehatan (Pasal 3) • Tugas pokok Sanitarian adalah melaksanakan pengamatan kesehatan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat (Pasal 4) Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
Unsur Kegiatan utk. Angka Kredit 1. Pendidikan, meliputi : a. Mengikuti pendidikan sekolah dan memperoleh ijazahlgelar. b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan lingkungan, dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat
2. Pelayanan kesehatan lingkungan, meliputi : a. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan; b. Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan; c. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan; d. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan; Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
Unsur Kegiatan utk. Angka Kredit 3. Pengembangan profesi, meliputi : a. Membuat karya tulis atau karya ilmiah di bidang kes. lingkungan/kesehatan; b. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya di bidang kes. lingkungan; c. Membimbing Sanitarian di bawah jenjang jabatannya; d. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis di bidang kesehatan lingkungan; e. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kes. lingkungan
4. Kegiatan Penunjang tugas Sanitarian, meliputi : a. Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang kes. lingkungan; b. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang kes. lingkungan/kesehatan; c. Menjadi anggota organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan; d. Menjadi anggota tim penilai Jabatan Fungsional Sanitarian; e. Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektoral; f. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya; g. Mendapat penghargaanl tanda jasa.
Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
Kep. Men.PAN. No. 19 Thn. 2000 : Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya. • Sanitarian Terampil adalah Jabatan Fungsional Sanitarian Keterampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metoda operasional di bidang kesehatan lingkungan; (Pelaksana Pemula, Pelaksana, Pelaksana Lanjutan, dan Penyelia) • Sanitarian Ahli adalah Jabatan Fungsional Sanitarian Keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis di bidang Kesehatan Lingkungan; (Pertama, Muda, dan Madya)
SPO Penilaian Angka Kredit • Kep. Men.Kes. No. 153 Thn. 2006 : Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan di Lingkungan Dep.Kes.
•
Sanitarian - Butir Kegiatan/Pekerjaan – Bukti Fisik (Hasil Prestasi Kerja) – SPMK – Laporan Bulanan (Akumulasi Hasil SPMK Mingguan) – Laporan Semester – DUPAK - PAK
Bagian II Kebijakan Akreditasi RS, Instrumen, Metode, & Peran Sanitasi-Sanitarian
GKM PSBH Sertifikasi ISO 9001:2008
Case Mix & Ina DRGs OHSAS WCH : JCI, MB Akreditasi RS KARS
&
K e s e l a m a t a n P a s i e n
P e l a p o r a n K T D
TRACER METHODOLOGY (METODE TELUSUR) Tracer Pasien
Follows the care and needs of the patient
arjaty/JCI/2011
Bagian II Kebijakan Akreditasi RS, Instrumen, Metode, & Peran Manajemen
Bagian III Peningkatan Mutu RS, PROPER, & Peran Sanitarian
Capaian IKI Dirut Tahun 2015 (Contoh Isian) AREA
KATEGORI
No
1 Kepatuhan Terhadap Standar
2 3
AREA KLINIS 4 Pengendalian Infeksi RS Capaian Indikator Medik Utilisasi Kepuasan Pelanggan
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
AREA MANAJERIAL
Ketepatan Waktu
15
JUDUL INDIKATOR
STANDAR
5 CP sdh diimplementasi Kepatuhan terhadap clinical terintegrasi dlm pathway RM & sdh dievaluasi Penerapan keselamatan operasi 100 % Kepatuhan penggunaan Formularium ≥ 80 % Nasional (fornas) Prosentase Kejadian pasien ≤3% jatuh Infeksi Daerah Operasi (IDO) ≤2% Ventilator Associated ≤ 5,8 ‰ pneumonia (VAP) Nett Death Rate (NDR) ≤ 24 ‰ Waktu lapor hasil tes kritis 100 % laboratorium Kematian pasien di IGD ≤ 2,5 % Bed Occupancy Rate (BOR) 70 – 80 % Kecepatan Respon Terhadap Komplain > 75 % (KRK) Emergency Response Time 2 ≤120 menit (ERT) Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 60 menit (WTRJ) Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 48 jam (WTE) Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ≤ 3 jam (WTPR)
Tahun2015 Total Skor BOBOT Hasil Skor (bobotxsk Perhitungan or) 0.05
5 CP blm di evaluasi
75
3.75
0.05
89.96%
75
3.75
0.05
88.90%
100
5
0.05
0.08%
100
5
0.075
0.55%
100
7.5
0.075
5.65‰
100
7.5
0.05
74.08‰
0
0
0.05
100%
100
5
0.05 0.08
0.64% 73.00%
100 100
5 8
0.08
100%
100
8
0.02
220 menit
75
1.5
0.05
31.68 menit
100
5
0.05
64.49 jam
75
3.75
0.05
1 jam 49 menit
100
5
Capaian IKT RS Tahun 2015 (Contoh Isian) AREA
KATEGORI
AREA KLINIS
Kepatuhan Terhadap Standar Pengendalian Infeksi RS Capaian Indikator Medik Utilisasi
AREA MANAJERI AL
Kepuasan Pelanggan
Keuangan
No
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (fornas) Ventilator Associated 2 Pneumonia (VAP) 1
3
Nett Death Rate (NDR)
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV STAND Targe Realis Targe Realisa Targe Realis Realisa AR Target t asi t si t asi si ≥ 80 %
90
89.70%
91
89.10%
92
88.84%
93
87.95%
≤ 5,8 ‰
8,5
3.83‰
8
6.84‰
7
6.17‰
6
5.48‰
≤ 24 ‰
60
73.67‰
55
72.33‰
50
77‰
45
73.33‰
76.31%
75
73.14%
75
69.73%
75
71.37%
100%
50
100%
60
100%
76
100%
206 menit
160
197 menit
150
232 menit
140
246 menit
117.03%
75
102.38%
85
98.28%
90
86%
Bed Occupancy Rate 70 – 80 % 75 (BOR) Kecepatan Respon 5 Terhadap > 75 % 40 Komplain (KRK) Emergency Response ≤120 6 Time 2 170 menit (ERT) Rasio Pendapatan PNBP 7 thd. > 65 % 50 Biaya Operasional (PB)* 4
No. 1 2 3
Area
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
AREA KLINIS
26 27 28 29 30 31 32
Pengendalian Infeksi di RS
Capaian Indikator Medik
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
INDEKS KINERJA RS UMUM (RS PENDIDIKAN) Kategori Indikator Kepatuhan terhadap clinical pathway Presentase Kejadian pasien jatuh Kepatuhan Standar Terhadap Penerapan keselamatan operasi Pelayanan Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (fornas)
Utilisasi Kepuasan Pelanggan
Ketepatan Waktu Pelayanan AREA MANAJERIAL SDM Sarana - Prasarana IT Pendidikan* (*khusus RS Pendidikan)
Bobot 0.022 0.022 0.022 0.022
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Dekubitus Infeksi Saluran Kencing (ISK) Infeksi Daerah Operasi (IDO) Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) Phlebitis Nett Death Rate (NDR) Kematian pasien di IGD Angka Kematian Ibu
0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022
Kejadian Nyaris Cidera Peresepan Obat (Medication Error)
0.022
Waktu lapor hasil tes kritis Radiologi Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium Bed Occupancy Rate (BOR) Kepuasan Pelanggan (KP) Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK) Emergency Response Time 2 (ERT) Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) Waktu Tunggu Operasi Elektif (WTE) Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi (WTPR) Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL) Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ) Pengembalian Rekam Medik Lengkap dlm waktu 24 jam (PRM) % staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam/orang per tahun
0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022
% Tingkat Kehandalan Sarpres
0.022
Tingkat Penilaian Proper
0.022
Level IT yang terintegrasi % Penelitian yang dipublikasikan*
0.022 0.022
Rasio Dokter dengan Mahasiswa Kedokteran
0.022
Jumlah Bobot (Area Klinik & Area Manajemen)
0.704
STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT
Oleh : Mt. Sutena sijin Iyan Suwargana Juni 2006
KEMENTERIAN LINGKUNGAN
Permasalahan (isue) dalam Pengelolaan Limbah Rumah Sakit (LB3) Pembakaran Limbah Medis tanpa memenuhi persyaratan (open burning) Pembuangan atau penimbunan LB3 ke media lingkungan Ketidaktersedian fasilitas PLB3 Pengelolaan LB3 tanpa izin baik yang dilakukan sendiri maupun pihak ke-3 Tidak adanya pelaporan
DIFINISI B3 B3 : BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – MERUPAKAN BAHAN BAHAN YANG SELAMA PEMBUATAN, PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN, PENYIMPANAN , PENGGUNAAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH DAPAT MENIMBULKAN ATAU MELEPASKAN DEBU, PARTIKEL, GAS, SERAT, RADIASI YANG BISA MENIMBULKAN IRITASI, KOROSIF, KERACUNAN, KEBAKARAN, LEDAKAN DAN BAHAYA LAIN YANG BISA MENIMBULKAN GANGGUAN KESEHATAN, CACAT, KEMATIAN DAN KERUSAKAN HARTA BENDA DAN LINGKUNGAN HIDUP.
PP No. 18/1999 Jo. PP No. 85/1999 “Pengelolaan Limbah B3”
Limbah Rumah Sakit
Limbah B3 berdasarkan : •Karakteristik Infeksius •Masuk Daftar sumber spesifik kode D227
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Identifikasi Limbah B3 Limbah B3 menurut sumbernya : 1. Sumber Tidak Spesifik
(berdasarkan lampiran I, tabel 1, PP 85 /
1999)
2. Sumber Spesifik
(berdasarkan lampiran I, tabel 2, PP 85 tahun
1999)
3. Bahan kimia kadaluarsa; Tumpahan; sisa kemasan; buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Berdasarkan Karakteristik Limbah B3 • • •
Mudah meledak Mudah terbakar Reaktif
• • •
Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif
Berdasarkan Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan/atau kronik
Karakteristik Limbah B3
• • • • • • • •
Mudah meledak Mudah terbakar Reaktif Korosif Menyebabkan infeksi Beracun-uji TCLP Beracun-toksikologi akut Beracun-toksikologi kronis
(organik peroksida) (flash point <60oC) (sulfide, cyanide, ammonia bearing) (pH <2 atau pH>12,5) (clinical waste) (Lampiran-2) (LD50<50mg/kg BB) (Lampiran-3)
Diagram Alir Karakteristerisasi Limbah B3
LIMBAH
TDK TDK
KOROSIF
YA
LAMPIRAN-1 PP-18/99 : - TABEL-1 - TABEL-2 - TABEL-3
YA
REAKTIF
YA
MUDAH TERBAKAR
YA
MUDAH MELEDAK
INFEKSI
YA
YA
BERSIFAT RACUN (TCLP)
YA
BERSIFAT RACUN AKUT (LD50)
YA
BERSIFAT RACUN KRONIS (LAMPIRAN-3)
LIMBAH NON-B3
YA
LIMBAH B3
DASAR HUKUM KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Undang-undang RI No. 23 / 1997 ttg “Pengelolaan Lingkungan Hidup”. PP RI No. 18 / 1999 Jo. PP No. 85 / 1999 ttg “Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun” Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 ttg “ Tata Cara & Persyaratan Teknik Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3” Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 ttg “Dokumen limbah B3”. Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg “Persyaratan teknis pengolahan limbah B3”. Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg “Simbol dan Label”. Kepdal 68/BAPEDAL/05/1994 ttg “Tata Cara Memperoleh Izin Pengelolaa Limbah B3”. Kepdal 02/BAPEDAL/01/1998 ttg “Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3”. Kepdal 03/BAPEDAL/01/1998 ttg “Program Kendali B3”. Kepdal 04/BAPEDAL/01/1998 ttg “Penetapan Prioritas Daerah Tingkat I Program Kendali B3. Kepdal 255/BAPEDAL/08/1996 ttg “Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas”.
Jenis dan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Limbah Gas Rumah Sakit
Air Limbah
BME Kepmen 13/1995 IPAL
BMAL Kepmen 58/1995
Limbah Cair B3 Limbah Padat Limbah B3
PP 18 Jo 85/1999 Penyimpanan sementara, Pengumpulan
Limbah Domestik
TPA
Pengolahan Landfill
Limbah Kimiawi Dihasilkan dari kegiatan diagnosa, eksperimen, dan prosedur pembersihan rumah tangga dan disinfeksi
Formaldehida Dipakai untuk kegiatan pembersihan dan disinfeksi perlengkapan (contoh : perlengkapan termodialisis atau bedah), untuk pengawetan specimen, disinfeksi limbah infeksius cair, patologi, otopsi, dan unit perawat lainnya.
Larutan Kimia Fotografi
Larutan Fixer Larutan Developer
Limbah Farmasi Limbah dengan kandungan logam berat
Mekanisme Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit PENIMBUL LIMBAH B3 (Rumah Sakit) Identifikasi LB3 yg dihasilkan
DIOLAH SENDIRI (izin)
PENYIMPANAN SEMENTARA LB3
1)
Izin TPS-LB3
2)
Pencatatan LB3 dan Pelaporan Kegiatan penyimpanan serta pengelolaan LB3 lebih lanjut
PENGUMPUL LIMBAH B3 yg telah memiliki izin
PEMANFAAT/PENGOLAH/ PENIMBUN LIMBAH B3 yg
telah memiliki izin
Pengolahan/Pemusnahan dan Pembuangan/Penimbunan Limbah B3 Rumah Sakit Beberapa sistem pengolahan, insenerasi, atau pembuangan Limbah Rumah Sakit (Hasil kajian) 1. Incenerator 2. Penimbunan/Landfill atau sanitary landfill 3. Disinfeksi menggunakan panas/thermal (autoclave) 4. Disinfeksi menggunakan Microwaves
Pengelolaan Limbah B3 Medis Pilihan 1 : Pilihan 2 : Pilihan 3 : Insenerasi Penimbunan Autoclave
Pilihan 4: Microwaves
Evaluasi Pilihan
Aspek Ekonomi Aspek teknis Aspek Lingkungan
Rekomendasi Rekomendasi
Aspek Sosial Partisipasi pihak swasta
Pilihan 1 : Insenerasi
Model I
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit RS A Penimbul
RS B
Pengolahan dengan Incinerator
Perusahaan “X” yang telah mendapatkan izin dari KLH
Landfill Kelas I
Penimbul
RS C Penimbul
PT. PPLI
ABU
Model II
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Penghas il
Landfill Kelas I
RS B
PT. PPLI
ABU Rumah Sakit “A”
RS C
(Penimbul+Pengolah)
Penimbul
RS D Penimbul
RS E Penimbul
PROSEDUR PERIZINAN PENGELOLAAN LB3 • Penyampaian Dokumen oleh pemohon
• Evaluasi dokumen • Kegiatan Optional : - Permintaan informasi tambahan (Proses, rancang bangun, studi geohidrologis, proposal uji coba) - Presentasi : dihadiri oleh pakar dan wakil dari daerah - Uji coba : untuk membuktikan kinerja usulan yang diajukan misal TBT (trial burn test) untuk pemanfaatan uji coba kinerja selama 6 bulan – 1 tahun
• Verifikasi di lapangan : a. Melakukan kelengkapan fisik b. Demonstrasi kinerja c. Kelayakan lokasi • Pemberian/penolakan izin atau perbaikan
Mekanisme Perizinan Pengelolaan LB3 Permintaan Kelengkapan
Permohonan Izin (Kepdal No. 68/1994)
Evaluasi Kelengkapan Kegiatan Optional
AMDAL/UKL-UPL Kecuali untuk pengumpul single waste seperti MPB
Evaluasi Teknis
Perbaikan
Verifikasi Lapangan Peer Review Teknis Penetapan Keputusan
STK
Diterima, Izin Terbit
Ditolak
Keputusan persetujuan izin/penolakan maksimum 45 hari
• Identifikasi sumber limbah B3 dan jenis limbah B3 yang dihasilkan • Evaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah B3, misal : pelaksanaan penyimpanan sementara limbah B3) • Pengecekan perizinan (misal : izin penyimpanan sementara) • Pengecekan pengelolaan lanjutan limbah B3 (pengumpulan / pengangkutan / pemanfaatan / pengolahan / penimbunan) • Evaluasi penaatan terhadap persyaratan (baku mutu dan jenis limbah yang dikelola) • Pengecekan pelaporan & manifest (jika PLB3off site) • Pembuatan Berita Acara
Limbah potongan tubuh
Reservoir Air Bersih
Langkah Tindak Pengelolaan Limbah Rumah Sakit 1. Minimisasi Limbah Medis - Perubahan manajemen - Perubahan perilaku
• Modifikasi prosedur • Pengendalian inventori • Pengurangan pembuangan LB3
2. Segragasi limbah pada sumbernya -
Jenis limbah Benda tajam Limbah infeksius non tajam non B3 (limbah domestik)
3. Pengangkutan jarak jauh limbah medis 4. Penanganan limbah medis Dipisah di sumbernya yaitu pada : sarana perawatan kesehatan; diolah dengan proses thermal/kimiawi Perlu dievaluasi dari segi kapasitas dan kemampuan mengolah limbah tersebut Adanya sarana & teknologi tambahan Lokasi layak perlu diidentifikasi Sesuai tuntutan situasi Pemotongan atau pelepasan jarum suntik Enkapsulasi benda tajam (thermal, microwave, dan kimiawi)
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN SISTEM PEMBUANGAN YG DISARANKAN
1
6
Pemilahan limbah
Pembuangan residu
5
2
Insinerator Limbah Medis
Pengumpulan limbah ke penyimpanan pusat
3 Area penyimpanan pusat
4 Transportasi dengan truk khusus
Persyaratan Penyimpanan Limbah B3Penyimpan RS harus merupakan suatu badan usaha Mendapatkan ijin penyimpanan sementara limbah B3 dari KLH Memiliki catatan penyimpanan limbah B3 Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari Melaporkan kegiatan penyimpanan limbah B3 Hanya melakukan penyimpanan sementara di lokasi kegiatannya sebelum diserahkan pada pengumpul dan/atau pengolah / pemanfaat / penimbun limbah B3. Teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana Kepdal No. 1/BAPEDAL/09/1995.
Wadah untuk limbah tajam
Wadah untuk darah
SISTEM KODE DENGAN WARNA UNTUK KANTONG DAN KONTAINER
Persyaratan Pengumpulan Limbah B3 Pengumpul harus merupakan suatu badan usaha Mendapatkan ijin pengumpulan limbah B3 dari KLH Memiliki catatan penerimaan dan pengiriman limbah B3 Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari. Melaporkan kegiatan pengumpulan limbah B3 Teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana Kepdal No. 1/BAPEDAL/09/1995.
RUMAH SAKIT
Rumah sakit lain
PENGUMPU L
Persyaratan Pengangkutan Limbah B3 RS
Pengangkut harus merupakan suatu badan usaha Harus mendapat rekomendasi dari KLH dan ijin dari Departemen Perhubungan. Harus memiliki dokumen limbah B3 Pengangkutan limbah B3 harus menggunakan alat angkut khusus yang dirancang sedemikian rupa yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan proses pengangkutan Melaporkan kegiatan
RUMAH SAKIT
PENGANGKU T
PENGUMP UL
Sistem Manifest Sistem Pemantauan limbah B3 dengan menggunakan manifes
Persyaratan Pengolahan Limbah B3 RS
RUMAH SAKIT PENGUMPUL
Pengolah limbah B3 harus merupakan suatu badan usaha Mendapatkan ijin pengolahan dari KLH. Melaporkan kegiatan pengolahan limbah B3
PENGOLAH * Incinerator
PENIMBUN * Landfill klas 1 Residu yang dihasilkan dari pembakaran kurang dari 5%. Residu ini harus dikumpulkan dan dibuang di landfill yang memenuhi persyaratan.
PENGOLAHAN PENGOLAHAN / PEMUSNAHAN LIMBAH LIMBAH MEDIS MEDIS
Insinerasi adalah pilihan yang paling tepat untuk limbah medis dan limbah lainnya (kimia dan sitotoksik) dari rumah sakit Ukuran insinerator tergantung pada timbulan limbah yang dihasilkan
Class I Landfill Schematic
Landfill Cross Section BASE LINER SYSTEM
Class 2 Landfill Construction
Class 2 Landfill Operations 2008
96
Because the patient is in our hands They trust us to do it for them