03. Pelaksanaan Konstruksi Jembatan.pdf

  • Uploaded by: Raihan Rizky
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 03. Pelaksanaan Konstruksi Jembatan.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 6,026
  • Pages: 75
Loading documents preview...
MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN

PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN (1 JP) BALAI PENERPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

O U T L I N E / L I N G K U P J E M B ATA N

PEKERJAAN PERSIAPAN

P E K E R J A A N

PEKERJAAN PONDASI DAN BANGUNAN BAWAH

P E L A K S A N A A N

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN

1.

Rancangan campuran beton

2.

Percobaan campuran

3.

Pembetonan

4.

Pengendalian mutu

Pengukuran dan Pematokan

5.

Perawatan

4.

Mutual check

6.

Baja tulangan

5.

Pekerjaan pendukung lainnya

7.

Acuan

8.

Perancah

9.

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton

1. 2. 3.

Pengendalian lalu lintas Pemeriksaan letak lokasi jembatan dan muka air banjir

1. Pondasi jembatan 2. Kepala dan pilar Jembatan

1. Jembatan beton bertulang 2. Jembatan gelagar beton pratekan 3. Jembatan gelagar komposit 4. Jembatan rangka baja

5. Jembatan khusus

PEKERJAAN PERSIAPAN P a d a t a h a p p e r s i a pa n h a r u s d i s i a p k a n p r o g r a m mobilisasi, penyerahan lapangan, persiapan base camp, serta program mutu Tahapan Pekerjaan Persiapan

Pengendal ian lalu lintas

Pemeriksaan letak lokasi jembatan dan muka air banjir

Pengukuran dan Pematokan

Mutual Check

Pekerjan Pendukung lainnya

3

1. Pengendalian lalu lintas Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka. Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara. Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 2. Pemeriksaan Letak Lokasi Jembatan dan muka air banjir - Alinyemen jembatan - Posisi jembatan pada aliran sungai

3. Pengukuran dan Pematokan • As dan patok • Patok pada tiang pancang • Patok pada telapak pondasi dan kopel/pile cap • Patok kolom-kolom • Patok balok melintang ujung • Patok untuk landasan • Patok balok dan gelagar • Patok lantai dan parapet jembatan 4. Mutual Check - Direksi teknik bersama dengan panitia peneliti dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan lapangan, melakukan pengukuran, pemeriksaan detai l kondisi lapangan. - Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara, apabila hasil pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk addendum kontrak. - Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus dilakukan oleh direksi teknik dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan

5

5. Pekerjaan Pendukung lainnya Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan jalan pendekat (Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap jembatan.

Bangunan pelengkap jembatan mencakup masalah keamanan bagian bawah jembatan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek – aspek dinamik morfologi sungai, khususnya masalah hidraulik dan muatan sedimen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengaman struktur bangunan seperti: • Krib • Bronjong atau matras • Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Batu Kali • Turap baja • Dinding Penahan Tanah • Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )

6

P E K E R J A A N P O N D A S I B A N G U N A N B AWA H

D A N

Bangunan bawah jembatan dalam hal ini terdiridari pondasi dan kepala jembatan. Terdapat berbagai macam pondasi yangdigunakan di Indonesia. Kaison beton yang dicor ditempat, tiang pancang baja, tiang pancang beton bertulang dan pratekan, serta tiang bor, kesemuanya dipakai secara luas.Kepala jembatan yang digunakan umumnya susunan pile cap serta pilar berkolom tunggal atau majemuk dan balok melintang ujung (cross head).

Pondasi Jembatan

Kepala dan Pilar Jembatan

7

J E N I S P O N D A S I J E M B ATA N PONDASI DANGKAL Langsung Sumuran

PONDASI DALAM Baja (pipa, propil), Beton Beton (Beton bertulang, prategang – precast)

8

PONDASI LANGSUNG Hal-hal yang perlu diperhatikan - Termasuk pondasi dangkal Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras dan padat daya dukung izin tanah >2,0 kg/cm2 Kedalaman >3 m dari dasar sungai/ tanah dasar bebas dari pengaruh scouring vertikal Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal

Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi luas profil basah sungai Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi lngsung, dan apabila tidak dapat dihindari maka perlu dipasang pengamanan untuk melindungi pondasi Penggunaan jenis pondasi langsung/ dangkal pada jembatan tidak disarankan pada sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu musim banjir yaitu: -

Perilaku gerusan

-

Perilaku benda-benda hanyutan

9

PONDASI SUMURAN 1.

Termasuk pondasi dangkal

2.

Dipergunakan bila tanah pondasi: -

Cukup keras

-

Daya dukung tanah > 3 kg/cm2

-

Kedalaman > 4 m dari dasar sungai/ tanah dasar setempat

-

Bebas dari pengaruh scouring vertikal

3.

Perlu diperjhatikan adanya pengaruh scouring horizontal

4.

Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi profil basah sungai

5.

Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada bagian kepala jembatan

10

PONDASI DALAM Pondasi Tiang Pancang - Pondasi tiang pancang popular dipergunakan di Indonesia karena pelaksanaannya yang relatif mudah dan sesuai dengan kebanyakan kondisi tanah di Indonesia. - sungai/aliran air mengingat pemancangan tiang mencapai titik dalam, adapun jenisjenis tiang pancang meliputi berikut ini :  Tiang kayu, termasuk cerucuk

 Tiang baja struktur  Tiang pipa baja  Tiang beton bertulang pracetak  Tiang beton pratekan, pracetak  Tiang bor beton cor langsung di tempat  Tiang turap

11

Tiang Pancang Kayu - Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. - Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin

12

Tiang Pancang Beton - Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. - Tiang pancang digunakan bila lapisan tanah pondasi cukup dalam (>8 m) dari dasar sungai atau tanah setempat

13

Tiang Pancang Baja Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang baja: -

Mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras dan mampu dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan dukung

-

Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan dengan variasi ke dalaman lapisan dukung (bearing stratum)

14

Tiang pancang baja Penyambungan Tiang Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan

Sepatu tiang pancang Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja.

Perlindungan terhadap korosi

Pengecoran dalam tiang

Dilakukan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan.

Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi dengan beton. Suatu jalinan penulangan(reinforcing cage) ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran.

Kepala tiang pancang Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankansumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap)

15

Tiang pancang bor Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga menimbulkan suara yang keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu lingkungan, sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah perkotaan dalam pembangunan apartemen, mall, dan gedung pencakar langit.

16

PELAKSANAAN PENGEBORAN 1. 2.

3.

4. 5.

6.

Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus d i p e r t a h an k a n t i d a k l e b i h d a r i 1 5 0 c m d a n t i d a k k u r a n g d a r i 3 0 c m dibawah permukaan beton selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi S a m p a i k e d a l am a n 3 m d a r i p e r m u k a a n , b e t o n y g d i c o r h a r u s d i g e t a r k a n d e n g a n a l a t p e n g g e t a r, d a n s e b e l u m n y a s e m u a k o t o r a n d i b e r s i hk an , d e m i k i a n j u g a b i l a a d a a i r d a l a m l u b a n g b o r h a r u s d i k e l u a r k an . S a a t p e n c a b u t an c a s i n g d i g e t a r k a n u n t u k m e n g h i n da r i m e n e m p e ln y a beton pada dinding casing A p a b i l a p e n g e c o r a n b e t o n d i d a l a m a i r a t a u p e n g e b o r an l u m p u r m a k a d i g u n a k an c a r a t r e m i e Ti a n g b o r u m u m n y a h a r u s d i c o r s a m p a i k i r a - k ir a s a t u m e t e r d i a t a s e l e v a s i y a n g a k a n d i p o t o n g , s e m u a b e t o n y a n g l e p a s , k e l e b i ha n d a n lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan y a n g t e r t i n g ga l h a r u s m e m p u n y a i p a n j a n g y a n g c u k u p s e h i n g g a m e m u n g k i nk an p e n g i k at a n y a n g s e m p u r n a k e d a l a m p u r a t a u s t r u k t u r d i a t a s n y a

17

PELAKSANAAN PENGEBORAN

PENGECORAN BETON TIANG BOR -

Beton digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang yang kering dan basah Beton harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa Pengaliran harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi sisi lubang. Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras

PENGECORAN BETON DI BAWAH AIR •





Semua bahan lunak dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah disetujui harus digunakan. Cara tremie harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong diatasnya. Pipa harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di atas elevasi air/lumpur. Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremie harus kedap air, dan harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan beton yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.

Penanganan Kepala Tiang Bor Beton Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di atasnya. Tiang Bor Beton yang Cacat Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

Pengujian Tiang Bor

Perkembangan dan penggunaan metode Load Cell test untuk pengujian static dengan kapasitas tinggi pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan konstribusi yang sangat besar bagi para perencana struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi kapasitas dari struktur pondasi yang direncanakan dan mengakaji pemilihan teknik konstruksi pada pondasi tiang bor. Load Cell adalah alat pengangkat yang dimobilisasi dengan mekanisme hidrolis selama proses pengujian beban

TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR a. Lokasi kepala tiang Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan : <75 mm dalam segala arah b. Kemiringan tiang pancang Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20 mm per meter (1 : 50) c. Kelengkungan (BOW) Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang dalam segala arah; Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter nominal pada setiap posisi

Turap Kayu

TURAP

Turap Beton

Turap Baja

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran - Cerucuk - Dinding turap - Penyediaan tiang pancang - Pemancangan tiang pancang - Tiang bor beton cor langsung di tempat - Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat yang berair - Tiang uji

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 2.

Pembayaran Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan.

PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR) Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan nama Alluvian Anchor, Ground Anchor atau Tieback Anchor. Dalam metode ini pemboran dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.

Tipe Jangkar Penjangkaran dengan tahanan geser Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris yang digrout di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan dari tahanan geser yang bekerja sekelilingnya.

Penjangkaran degan plat pemikul Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang dipasang di dalam tanah sehingga tekanan tanah pasipnya yang bekerja dapat menahan gaya tarik. Penjangkaran gabungan Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan tekanan pasip bersama-sama tahanan geser batangnya yang menahan gaya tarik, sehingga dapat disebut sebagai gabungan dari kedua metode terdahulu. Untuk membuat penjangkaran dengan diameter besar pembuatan lubangnya perlu menggunakan mata bor khusus atau semburan air bertekanan tinggi

Metode Penjangkaran Beberapa metode penjangkaran yang dipakai dapat dijelaskan berikut ini : 1. Metode Penjangkaran dengan grouting 2. Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan 3. Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji) 4. Metode penjangkaran plat 5. Metode jangkar UAC

Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting Penjangkaran dengan grouting terdiri dari 3 (tiga) bagian penting yaitu : a. Anchorage (kombinasi dari anchor head, bearing plate dan trumpet yang mempunyai kapasitas mentransfer gaya prategang dari baja prategang (bar atau strand) ke bumi atau konstruksi pendukung b. Free stressing (unbonded) length (agian baja prategang yang bebas untuk mengalami perpanjangan atau pemuluran secara elastis (elongate elastically) dan mentransfer gaya perlawanan dari “bond length” ke struktur. c. Bond length

Kepala dan Pilar Jembatan Kepala jembatan, umumnya dari jenis dinding dan balok beton, diperlukan sebagai landasan jembatan dan menahan timbunan dibelakang kepala jembatan

Kepala Jembatan dan Pilar menyalurkan gaya – gaya vertikal dan horisontal dari bangunan atas pada pondasi

Pilar Jembatan Pilar jembatan pada umumnya terkena pengaruh aliran sungai sehingga harus diperhatikan segi kekuatannya dan segi keamanan

P E K E R J A A N

Kesiapan kerja

Pembetonan

Baja Tulangan

B E T O N

Rancangan campuran beton

Percobaan Campuran

Pengendalian Mutu

Perawatan

Acuan

Perancah

35

Kesiapan Kerja Sebelum pengecoran beton dilaksanakan harus dilakukan pekerjaan persiapan sebagai berikut: • Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran • Bidang –bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru, harus dikasarkan dan dibasahi sebelum beton baru dicorkan • Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi lekatan beton dengan tulangan • Tidak boleh ada air pada semua ruang yang akan dicor beton kecuali pada system pengecoran Tremie Rancangan Campuran Beton

Percobaan campuran Setelah didapat rancangan campuran, kemudian diperlukan suatu batch kecil campuran percobaan, kira-kira 0,1 m3 beton untuk memastikan apakah asumsi yang dibuat pada desain campuran telah benar. Campuran percobaan ini harus diuji untuk kekuatan tekan, slump dan sifatsifat lain yang disyaratkan oleh perencana untuk menentukan apakah sifat-sifat tersebut diperoleh dengan proporsi dari material yang diperkirakan . Minimum 20 benda uji harus dibuat dengan maksud memastikan kekuatan tekan campuran percobaan tersebut. Percobaan campuran harus memenuhi SNI 03-2834-2000.

Pembetonan -

Pelaksanaan pengecoran Pemadatan Sambungan pelaksanaan (construction joint)

Pengendalian Mutu Pengujian untuk kelecakan

Pengujian Kuat Tekan

Pengujian tambahan

Pengujian sump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan.

Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-48101998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.

pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir

Slump test Pengujian Kuat tekan beton

Perawatan Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen berhidrasi, dan oleh karena hal tersebut akan mengusahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disayaratkan untuk ketahanannya 1.

2. 3. 4. 5. 6.

Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh diatas permukaan beton yang sedang kita rawat Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus Dengan mempergunakan lapisan curing compound Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan tanah liat sekeliling daerah yang akan digenangi Ditutup dengan membrane kedap air seperti politherene atau kertas berlapis ter Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak

BAJA TULANGAN Penulangan untuk jembatan biasanya harus dipasok sesui dengan persyaratan AASHTO M 311 M (ASTM A 615) selain itu juga disediakan persyaratan sebagai berikut : • AASHTO M225 (ASTM A496) Deformed Steel Wire for Concrete Reinforcement • AASHTO M32 (ASTM A 82) Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement • AASHTO M55 (ASTM A 185) Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

ACUAN Acuan harus mempunyai sasaran : kekuatan, kekakuan, penampilan dan penghematan biaya . Acuan harus dapat menahan beban sebagai berikut : • Beban mati : massa dari acuan, tulangan, bahan yang tertanam, beton baru • Beban superimpose : massa pekerja, peralatan, jembatan kerja, perhitungan untuk benturan dan massa dari beban sementara yang disebabkan oleh penumpukan bahan • Tekanan kesamping (lateral) dari beton : yang bertambah dengan bertambahnya tinggi beton yang dicor. Getaran beton juga menambah tekanan lateral • Beban (lateral) lain : beban angin, gaya dari tegangan kabel, dan penyangga yang miring, bebanbeban ini harus diperhitungkan terutama untuk desain acuan • Beban khusus : disebabkan oleh kondisi khusus pelaksanaan.

PERANCAH Persyaratan Perancah: • Mempunyai batang penguat (bracing) • Mempunyai pengaturan untuk penyesuaian vertical • Pondasi harus mampu memikul beban tanpa terjadi penurunan berlebihan dari perancah tersebut, atau penurunan relatif antara penyangga yang berdekatan • Semua komponen perancah harus lurus dan benar tanpa bengkokkan ataulengkungan dan semua komponen yang rusak harus disingkirkan dari lokasi.

P E K E R J A A N J E M B ATA N

Jembatan Beton Bertulang

B A N G U N A N ATA S

Jembatan Gelagar Beton Pratekan

Jembatan Rangka Baja

Jembatan Gelagar Komposit

Jembatan Khusus

43

JEMBATAN BETON BERTULANG Unit Pracetak

Cor in-situ

Bagian – bagian pracetak yang tipikal dari bangunan atas jembatan adalah papan–papan lantai, pelat lantai, gelagar, pelat soffit lantai, unit kereb dan tiang (post). Unit pracetak dipasang dengan menggunakan satu crane atau dua crane

Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah. mulai dibuat acuan atau bekisting untuk gelagar beton bertulang Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana, acuan selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan di cor. Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton dengan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.Perancah baru boleh dilepas setelah beton mempunyai kuat tekan minimal 85% dari beton karakteristik. Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-sama dengan lantai.

Pelat Lantai Pembentukan rongga

Pembentukan Rongga Rongga diadakan pada bangunan atas jembatan beton untuk penempatan kabel posttensioning, untuk fasilitas umum, untuk meringankan bangunan, untuk displace beton dekat sumbu netral di mana terdapat sedikit beban, atau memudahkan pencapaian untuk pemeliharaan.

JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN Perlengkapan Pra-tegang Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir.

Perakitan kabel pra-tegang Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa terhadap korosi. Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau wol baja halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun penge-coran

JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN Selimut Beton Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin. Pengecoran Beton Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION) Prosedur Pra-tegang • Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di Bidangnya • Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata. • Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya 100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada kabel. • Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan • Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan • Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama, maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan kelompok kabel tersebut ditarik kembali. • Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai • Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi

METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Penempatan jangkar Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton Penempatan Kabel Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya prategang yang diberikan. Kekuatan Beton yang diperlukan Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.

METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Besarnya Gaya Pra-tegang yang diperlukan. Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kontraktor harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Prosedur penarikan kabel Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisasisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya. Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang akan digunakan untuk setiap prosedur.Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng-ukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentu-kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan pengukuran pemu-luran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan

METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Peyuntikan dan penyelesaian akhir setelah pemberian gaya pra-tegang Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara bertekanan Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari setelah penyuntikan.Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).

PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK • •





Pemberian tanda unit-unit beton pracetak Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari. Penanganan dan pengangkutan Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubanglubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari permukaan tanah. Penyimpanan Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan Baja pra-tegang Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan.

PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen pracetak di lapangan -

-

-

Perakitan segmen pracetak Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang. Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam ketentuan. Penyambungan segmen pracetak Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan ketentuan. Pengecoran Ceruk Jangkar Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi. Kerusakan unit-unit Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor

PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN •

Penerimaan unit-unit Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan.



Tumpuan untuk unit-unit



Pengaturan posisi unit-unit Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.

JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan memerlukan tahapantahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu: tahapan pemasangan gelagar baja dan pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis komposit. 2. Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah atau dengan cara peluncuran 3. Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang dilaksanakan, karena apabila digunakan dengan cara peluncuran ( launching ), maka bisa terdapat anggapan dalam perhitungan bahwa gelagar menahan semua beban mati beton yang berada di atas gelagar sebelum beton mengeras.Sedangkan pada pemasangan dengan cara perancah, perancah harus dihitung dapat menahan beban gelagar baja dan beton sebagai beban mati sebelum mengeras. 4. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan tidak adanya camber akan mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit

JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT 5. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton yang berada di atas gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama dengan gelagar menjadi satu kesatuan dalam suatu struktur. 6. Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada gelagar melintang

JEMBATAN RANGKA BAJA Pekerjaan ini jembatan rangka baja ini terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya termasuk penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok lepas, pemasangan perletakan, praperakitan, peluncuran dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan komponen lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja sesuai dengan ketentuan

JEMBATAN KHUSUS Jenis-jenis jembatan khusus: 1. Jembatan Cable stayed (kabel cancang) 2. Jembatan suspension (gantung)

Jembatan Cable stayed

Jembatan Suspension (gantung)

Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang) Suspension bridge atau jembatan suspensi terbagi dalam dua macam disain yang berbeda yaitu “ suspension bridge (jembatan gantung)” yang berbentuk “M” dan “cable stayed bridge” (jembatan kabel cancang) yang berbentuk “A”. Jembatan cable stayed tidak memerlukan dua tower dan empat angker seperti jembatan gantung, namun kabel tersebut ditarik dari struktur jalur jalan ke tower tunggal (pylon) untuk diikat dan ditegangkan

Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)

Metode Pemasangan Stay Cables

1.

Selubung dipasang setelah kawat prategang ditempatkan dan distress Pertama kali, PE strands ditempatkan dan distress. Kemudian damping device dan strands hoop dipasang pada tempatnya. Terakhir, segmen selubung HDPE dipasang satu demi satu dengan sambungan HDPE kemudian di sekat pada ceruk pipanya

Metode Pemasangan Stay Cables

2. Kawat prategang ditempatkan setelah selubung uar HDPE terpasang Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu dengan panjang sesuai kebutuhan. Kemudian selubung pengarah yang dikaitkan dengan sebuah kawat prategang (strand) ditarik masuk keposisinya dengan menggunakan mesin penarik mini untuk kemudian dipasang pada tempatnya. Selanjutnya kawat-kawat prategang yang diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa HDPE, selanjutnya distress satu per-satu sampai selesai.

Penempatan Kabel Kawat-kawat prategang dari stay cable system di pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di rangkai pada konstruksi dilapangan secara benar.Kabel tunggal prategang harus dicoating dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi tambahan. Gulungan kawat prategang dibawa kelapangan kemudian dipotong sesuai kebutuhan untuk di rangkai/dipasang. Kawat prategang yang telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan cepat untuk kemudian distress.

Pemasangan PC Girder (1/2) Tahapan Pemasangan PC Girder dapat digambarkan sebagai berikut: • Tempatkan crane mengapung dekat Tower, pasang bagian-bagian Tower; • Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower secara balance cantilever; • Tempatkan crane didekat Tower;

Pemasangan PC Girder (2/2) • • •



Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah tower; Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah darat; Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah Tower yang lain Girder dari tower ke tower akan bertemu ditengahtengah dan diakhiri dengan dirger penutup

Jembatan Suspension (gantung) Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan lantai jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya embatan kabel yang modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel dikaitkan/ditumpangkan, artinya tower tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.

Pemasangan Jembatan Gantung Pemasangan jembatan gantung berikut ini diambil dari pemasangan ”The Akashi – Kaikyo Suspension Bridge – Japan”.

Pemasangan Kabel (1/2) Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : • Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker, • Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)

Pemasangan Kabel (2/2) Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : • Pasang tali jalan kerja dan system lantainya (Catwalk) ; • Pasang kabel kawat prategang • Pasang pita kabel dan tali Penggantung • Selanjutnya siap untuk pemasangan girder truss/stiffening frame

Pemasangan Girder Methode Elemen

• •



• •



Tempatkan sepasang crane diatas pontoon (crane mengapung) untuk mengangkat girder truss dari bawah ke posisinya disisi darat dan tower ; Pada sisi darat, sebagai tahap awal pasang 8 (delapan) panel girder (large block) yang digantung pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah disiapkan Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower pasang 6 (enam) panel kearah darat dan ke arah tengah Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang tersebut ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan pemasangan secara bertahap segmen per segmen untuk kemudian bertemu dengan semen yang bergerak dari arah lainnya. Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen akan bertemu didekat tower dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.

Pemasangan Girder Methode Blok • • •



Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang maka disiapkan untk memasang girder truss; Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal pengangkut girder dan siapkan tower crane di posisi tower serta crane mengapung di arah darat; Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri dan ponton mulai dari tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower masing-masing, serta girder dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane terapung; Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke angker dan tower ke tengah yang pada akhirnya bertemu disatu titik tertentu dan diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup (lihat gambar).

CONTACT US! Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Kontruksi Kementerian PUPR

[email protected] [email protected] BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Related Documents


More Documents from "Zahiq Love Green"