1 Master Production Schedule Ska

  • Uploaded by: Ut Juliana
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1 Master Production Schedule Ska as PDF for free.

More details

  • Words: 415
  • Pages: 26
Loading documents preview...
Master Production Schedule Jadwal Induk Produksi

MPS “menguraikan” (dis-agregasi) rencana produksi agregat. Jika aggregate planning dibuat dalam jumlah besar seperti kelompok produk, maka MPS dibuat untuk produk yang spesifik.

• MPS dikembangkan agak sedikit berbeda tergantung jenis industri (MTS atau MTO) dan jumlah item yang diproduksi (sedikit atau banyak) • MTS  data peramalan permintaan bersih (peramalan permintaan dikurangi persediaan di tangan)

• MTO  pesanan yang blm terpenuhi adalah data permintaan yang dibutuhkan, shg pesanan-pesanan dari konsumen akan menentukan MPS-nya pada industri-industri dimana ada sedikit komponen-komponen dasar yang dirakit dalam banyak kombinasi yang berbeda.

CONTOH PT. Mojoseger memproduksi 2 jenis produk, yaitu sinom dan gula asem. Minuman segar “Mojoseger” tersebut diproduksi dalam kemasan gelas plastik ukuran 200ml. Berdasarkan data masa lalu, maka komposisi campuran produk diatas relatif konstan, yaitu 60%-40% terbagi antara sinom dan asem. Dari perencanaan produksi agregat diatas, maka bagian penjadwalan harus mengkonversi ke dalam jadwal mingguan untuk masing-masing produk. Pabrik mempunyai kapasitas 2.200 liter/bulan atau 2.750 gelas/minggu. Dg melakukan lembur, kapasitas dpt ditingkatkan mjd 2.800 liter/bulan atau 3.500 gelas/minggu.

Lanjutan… Berdasarkan informasi tsb, maka kita dapat memproyeksikan produksi bulanan masing-masing produk untuk 7 bulan pertama sbb :

Tabel menunjukkan bahwa sampai dengan minggu ke-12, kita dapat memproduksi sesuai kapasitas. Setelah itu, jadwal yang direncanakan untuk PT. Mojoseger tdk dapat dipenuhi karena adanya keterbatasan maksimum kapasitas (3.500 gelas/minggu). Hal ini menunjukkan bahwa MPS tersebut tidak layak.

• RCCP (Rough Cut Capacity Planning) akan mengkonversi MPS menjadi kebutuhankebutuhan kapasitas dan kemudian menentukan apakah MPS tersebut layak dengan keterbatasan kapasitas yang ada. • Jika tidak layak, MPS harus direvisi

• Salah satu teknik dalam RCCP adalah perencanaan kapasitas dengan menggunakan faktor-faktor keseluruhan.

• Teknik ini mengalokasikan kebutuhankebutuhan kapasitas untuk departemendepartemen, individu atau pusat-pusat kerja berdasarkan data beban kerja masa lalu.

Lanjutan… Anggaplah bahwa item A membutuhkan 0,95 jam tenaga kerja per unit dan item B membutuhkan 1,85 jam per unit. Kebutuhan total kapasitas pada periode 1 (dalam jam tenaga kerja) akan dihitung sbb : (33 unit A) (0,95 jam/unit) + (17 unit B) (1,85 jam/unit) = 62,8 jam.

Lanjutan… Sekarang anggaplah bahwa kedua item tsb dibuat melalui tiga pusat-pusat kerja. Tabel di bawah menunjukkan data masa lalu tentang jam-jam tenaga kerja yg bekerja pada setiap pusat-pusat kerja selama tahun lalu.

• Data diatas menunjukkan bahwa pusat kerja 1, 2, dan 3 menggunakan total jam kerja sebanyak 60,3%; 30,4%; dan 9,3% berturut-turut. • Dengan menggunakan kapasitas tsb utk memperkirakan kebutuhan total kapasitas, maka kita dapatkan perkirakan kapasitas tenaga kerja yg dibutuhkan pada masing-masing pusat kerja.

Related Documents


More Documents from "tommy peggy"