11 Panduan Teknis Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal Pdf

  • Uploaded by: fanny
  • 0
  • 0
  • May 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 11 Panduan Teknis Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal Pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 14,435
  • Pages: 63
Loading documents preview...
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KAJIAN KASUS NEAR MISS dan KEMATIAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KAJIAN KASUS NEAR MISS dan KEMATIAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN

DAFTAR ISI

BAB I.

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Definisi ....................................................................................................... 2 C. Tujuan Khusus Audit/Pengkajian Kasus Near Miss dan Kematian Ibu ......... 2 D. Target Audiens .......................................................................................... 2 E. Dasar Hukum ............................................................................................. 3

BAB II.

KAJIAN KASUS NEAR MISS DAN KEMATIAN MATERNAL DALAM KERANGKA TATA KELOLA KLINIK DI FASILITAS KESEHATAN .................................................. 4 A. Tata Kelola Klinik ......................................................................................... 4 B. Definisi dan Tujuan dari Audit Medik .......................................................... 6 C. Siklus Audit dan Prinsip-prinsip Audit Medik .............................................. 7 D. Jenis Audit Medik ....................................................................................... 8 E. Kajian ‘Near Miss” dan Kematian Maternal ............................................... 10 F. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit .................................................. 13

BAB III

LANGKAH-LANGKAH MENYELENGGARAKAN KAJIAN KEMATIAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN ..................................................................................... 15 A. Mempersiapkan Penyelenggaraan Kajian Near Miss dan Kematian Ibu a. Langkah 1 Identifikasi dan menentukan peserta .................................. 15 b. Langkah 2 Memastikan Standar Praktik/pelayanan Terbaik Tersedia ... 17 c. Langkah 3 Identifikasi Kematian Ibu ..................................................... 17 d. Langkah 4 Mengumpulkan Semua Data yang Dibutuhkan .................... 18 e. Langkah 5 Membuat presentasi kasus .................................................. 18 f. Langkah 6 Mengorganisir dan Melaksanakan Kajian Kasus ................... 19 B. Menyelenggarakan Kajian Near mIss dan Kematian Ibu a. Langkah 1 Pengaturan Pelaksanaan Kajian Kasus ................................. 19 b. Langkah 2 Evaluasi Hasil dan Tindak Lanjut Rekomendasi Kajian Sebelumnya ......................................................................................... 20 c. Langkah 3 Presentasi Kasus .................................................................. 21 d. Langkah 4 Kajian Kasus ........................................................................ 21 e. Langkah 5 Membuat Laporan/Dokumentasi Kajian Near Miss/Kematian ............................................................................ 23 f. Langkah 6 Merencanakan Pertemuan Berikutnya ................................ 23

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................................................ 28 BAB V. PENUTUP ............................................................................................................ 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup memprihatinkan dan dalam kaitannya dengan pencapaian MDG, Indonesia tidak dapat memenuhi target MDG 2015. Data terakhir tahun 2013 dari SDKI, Angka Kematian Ibu (AKI) berada pada posisi 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) ada 34/1000 kelahiran hidup. Khusus untuk bayi komponen Neonatal memberi kontribusi kematian yang cukup besar kurang lebih sebesar 40% , dan komponen ini sangat terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Diperlukan upaya-upaya yang strategis untuk dapat mengakselerasi penurunan angka kematian ibu dan neonatus di Indonesia. Data-data memang menunjukkan adanya peningkatan pencapaian cakupan antenatal oleh tenaga kesehatan (nakes) dan pertolongan persalinan oleh nakes. Selain itu didapatkan angka kematian ibu yang bergeser ke fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit. Sementara data lain yang dikumpulkan oleh Kemenkes bersama dengan WHO di tahun 2012 menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan maternal di fasilitas kesehatan. Fakta-fakta ini pada akhirnya mendorong semua program akselerasi peningkatan pelayanan kesehatan kepada upaya peningkatan kualitas pelayanan, baik di sisi nakes maupun khususnya di sisi peningkatan kualitas pelayanan maternal di fasilitas kesehatan (faskes). Kualitas pelayanan di suatu fasilitas kesehatan tentunya bukan hanya dipengaruhi oleh kinerja tenaga medis semata, melainkan dipengaruhi oleh semua sistem yang bekerja di fasilitas kesehatan tersebut. Upaya peningkatan kualitas pelayanan di Fasilitas Kesehatan membutuhkan Tata Kelola Klinik yang baik. Tata kelola klinik adalah serangkaian proses peningkatan kualitas yang dirancang untuk meyakinkan bahwa

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

1

standar pelayanan selalu dipertahankan dan ditingkatkan, dapat dipertanggungjawabkan serta transparan bagi publik. Dari sekian banyak pilar yang menunjang tata kelola klinik agar sebuah fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan terbaiknya, maka salah satunya adalah dengan menjalankan audit medis/klinis. Dalam KMK No.469/MENKES/SK/IV/2005 tentang Panduan Audit Medis disebutkan bahwa sebagai seorang profesional maka petugas kesehatan setidaknya mampu melakukan bentuk audit medis yang paling sederhana untuk memonitor dan meningkatkan kualitas pelayanannya yang berupa pengkajian kasus sederhana di tempat kerjanya secara teratur.

Panduan operasional ini mencoba membantu para profesional di fasilitas kesehatan untuk mampu melaksanakan suatu audit/kajian kasus sederhana, baik near miss maupun kematian maternal, serta mampu mengambil pembelajaran dari kasuskasus tersebut dengan membuat rekomendasi bagi penanganan kasus serupa di kemudian hari. Dengan demikian diharapkan fasilitas kesehatan mendapatkan manfaat dari kegiatan kajian tersebut terutama bagi peningkatan kualitas pelayanan, khususnya pelayanan emergensi maternal. Pada akhirnya, setelah dapat merasakan manfaat dari kegiatan ini maka kajian kasus sebagai salah satu pilar tata kelola klinik dapat menjadi budaya di fasilitas kesehatan.

B. Tujuan Panduan Operasional/Teknis Tujuan dari tersedianya panduan operasional ini adalah: −

-

Memandu dan mendukung tenaga kesehatan profesional dalam upayanya menilai kualitas pelayanan di tempat kerjanya sebagai bagian dari tata kelola klinik yang harus dilakukan secara berkesinambungan. Tenaga kesehatan profesional di fasilitas kesehatan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan audit medik sederhana (kajian kasus) dari kasus near miss dan kematian maternal menggunakan pendekatan yang terstruktur.

C. Tujuan Khusus Audit/Pengkajian Kasus Near Miss dan Kematian Ibu 1. Menjadikan pengkajian kasus near miss salah satu standar praktek bagi tata kelola klinik yang baik. 2. Mengetahui penerapan standar pelayanan maternal khususnya emergensi maternal di fasilitas kesehatan. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan emergensi maternal 4. Membantu fasilitas kesehatan untuk dapat menyelenggarakan audit medis/klinis terutama bentuk audit medis yang paling sederhana yaitu kajian kasus near miss dan kajian kasus kematian ibu di fasilitas kesehatan.

2

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

5. Membantu fasilitas kesehatan untuk memulai menyelenggarakan audit medis yang terstruktur dan sistematis yang dapat berfungsi sebagai instrumen surveilans agar dapat selalu meningkatkan kualitas pelayanannya.

D. Target Audiens Panduan ini disusun untuk membantu tenaga kesehatan profesional untuk meningkatkan kualitas pelayanan maternal di Puskesmas dan Rumah Sakit. Hal ini meliputi tenaga medis (dokter spesialis Obgyn, Anak, Anestesi, spesialisasi lain terkaiit, dokter umum), tenaga paramedis (bidan dan perawat), farmasis, teknisi laboratorium, tenaga struktural Rumah Sakit dan pengelola program di Puskesmas. E. Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495). 2. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara 3637). 4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159 b/Menkes/Per/11/1988 tentang Rumah Sakit. 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/X/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. 8. PERDA PERDA Terkait Kesehatan Ibu dan Bayi/MDG 4-5

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

3

4

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

BAB II KAJIAN KASUS NEAR MISS DAN KEMATIAN MATERNAL DALAM KERANGKA TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK DI FASILITAS KESEHATAN

A. Tata Kelola Klinik Tata Kelola Klinik adalah suatu kerangka kerja dimana sebuah organisasi dapat menjadi akuntabel untuk secara terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya dengan standar yang setinggi-tingginya dengan selalu menciptakan lingkungan yang baik bagi terselenggaranya pelayanan yang berkualitas (Scally & Donaldson, 1998) 1 Dalam definisi yang lebih sederhana, tata kelola klinik adalah proses mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam fasilitas kesehatan dan 1

http://www.safetyandquality.health.wa.gov.au/docs/clinical_gov/Introduction_to_Clinical_Governance.pd

f Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

5

menjadikannya akuntabel bagi publik. Dengan kata lain adalah akuntabilitas korporat (fasilitas kesehatan) terhadap kinerja klinik. Pada gambar 1. tampak bahwa tata kelola klinik, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik, harus memiliki fondasi dan pilar-pilar yang kuat. Salah satu pilarnya adalah audit. Hal ini berarti penyelenggaraan audit akan menunjang tercapainya pelayanan yang prima. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan lingkungan dengan fondasi yang kuat. Fondasi ini tidak dapat tercipta begitu saja akan tetapi harus diciptakan. Tata kelola klinik adalah proses mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam fasilitas kesehatan dan menjadikannya akuntabel bagi publik

Gambar 2. Kerangka kerja Tata Kelola Klinik Sumber: NHS SHETLAND CLINICAL GOVERNANCE STRATEGY 2010 - 2013 Kathleen Carolan, Assistant Director of Clinical Services

Fondasi bagi tata kelola klinik yang baik selain ada di dalam sistem manajemen, sebagian besar sebenarnya merupakan kultur yang harus selalu dipelihara. Kultur yang baik bagi tata kelola tersebut dapat ditumbuh kembangkan melalui strategic leadership dan learning organization. Dengan kedua konsep tersebut maka pada akhirnya terbentuklah lingkungan organisasi yang mendukung tata kelola klinik yang baik yang menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Gambar 2 dengan sangat jelas menggambarkan keterkaitan dari 5 unsur tata kelola klinik dan bagaimana tata kelola klinik dapat memudahkan petugas kesehatan dalam meyakinkan dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ke-empat elemen dalam tata kelola klinik yang baik tersebut 6

Proses pengkajian oleh kelompok profesi/seminat yang pertama kali didokumentasikan ditemukan dalam ‘the Ethics of the Physician’ yang ditulis oleh Ishap bin Ali al-Rahawi (854– 931) di Al-Raha, Syria. Dijelaskan dalam dokumen tersebut bahwa dokter harus selalu membuat duplikat dari catatannya terhadap pasien setiap hari. Ketika pasien kemudian sembuh atau mati maka catatan tersebut akan diperiksa oleh konsil medis setempat atau oleh dokter lain untuk menentukan apakah kinerja dokter tersebut telah sesuai standar medis yang ditetapkan.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

bekerja bersama untuk terjadinya peningkatan kualitas pelayanan. Dengan penggambaran tersebut di atas akan sangat mudah untuk mengkomunikasikan prinsip dari tata kelola klinik yang baik kepada petugas kesehatan di semua tingkat pelayanan.

B. Definisi dan Tujuan Audit Medik Audit adalah salah satu mekanisme untuk membantu tenaga kesehatan profesional mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta pelayanan terbaik yang dapat disediakan bagi pasien. Berdasarkan definisi, audit adalah sebuah upaya analisis kritikal dan sistematis dari kualitas pelayanan secara luas, dimana dilakukan evaluasi dari dampak prosedur diagnosis dan tatalaksana terhadap outcome. Pada prinsipnya, dilakukan pembandingan antara prosedur yang dikerjakan dengan standar. Audit Medik adalah sebuah proses internal di fasilitas kesehatan, yang mengacu kepada beberapa hipotesis dari perjalanan klinis (clinical pathway). Audit medik yang diselenggarakan dengan efektif akan memudahkan tim Maternal- untuk menurunkan case fatality rate, memenuhi kebutuhan ibu dengan lebih baik, dan meningkatkan pemanfaatan pelayanan. Hal ini terjadi akibat dari praktik pelayanan yang menjadi makin baik, lebih efisien dalam pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan moral dan motivasi dari seluruh staf. Kementerian kesehatan telah mengeluarkan peraturan yang mengikat bagi pelaksanaan audit medik bagi profesional. Dalam KMK No.496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Panduan Audit Medis tersebut disebutkan bahwa sebagai seorang profesional maka petugas kesehatan setidaknya mampu melakukan bentuk audit medis yang paling sederhana untuk memonitor dan meningkatkan kualitas pelayanannya yang berupa pengkajian kasus kualitatif di tempat kerjanya. Rekomendasi dari audit/pengkajian terutama yang terkait dengan peningkatan peran pra rumah sakit tentunya untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan surveilans serta analisis lainnya bagi sistem pelayanan kesehatan di wilayah2. Audit merupakan alat pemantauan yang sangat berguna yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi area-area dimana pelayanan diberikan secara sub-standar yang membutuhkan (dan dapat) dilakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan, dan untuk mendorong implementasi dari perubahan praktik saat ini demi tercapainya pelayanan yang sesuai standar yang disepakati.

2

KMK No.496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Panduan Audit Medis Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

7

Strategi sejak awal untuk melibatkan jajaran profesional dengan cara menempatkan langsung para profesional dalam tim audit medik menyebabkan audit medik akan menjadi lebih mudah diterima dalam kelompok profesional seminat. Di dalam perkembangannya, peran audit klinik diperluas dimana dikaji pula dukungan manajemen dan regulasi dalam berbagai bidang pelayanan kesehatan, meskipun tetap yang menjadi inti dari kajian adalah pengkajian proses klinis yang terjadi 3.

C. Siklus Audit dan Prinsip-prinsip Audit Medik4 Audit merupakan suatu proses sistematik yang dapat dilihat sebagai sebuah siklus. Siklus tersebut terdiri dari beberapa langkah: menetapkan standar/praktik terbaik (best practice), membandingkan praktik sehari-hari dengan standar/kriteria standar, mengambil tindakan untuk meningkatkan pelayanan, dan melakukan pemantauan untuk mempertahankan upaya peningkatan kualitas.

Gambar 3. Siklus Audit Sebelum memulai audit, tim tenaga kesehatan profesional perlu mengidentifikasi praktik-praktik terbaik yang ditetapkan sebagai standar. Standar adalah pernyataan eksplisit tentang bagaimana seharusnya penatalaksanaan suatu kasus. Setelah disepakati standar yang digunakan maka selanjutnya akan dilakukan kajian adanya gap dari pelaksanaan standar tersebut. Setelah gap dikenali maka tim harus mencari pemecahan masalah dengan memperhatikan semua faktor tang berkontribusi terhadap kegagalan pelaksanaan standar. Setelah diketahui solusi yang paling mampu laksana dan memiliki dampak terhadap perbaikan kualitas pelayanan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan solusi tersebut dan memantau pelaksanaan implementasi serta dampaknya terhadap perbaikan kualitas pelayanan.

3

Clinical Audit: A Simple guide for NHS Boards and Partners; Bullivant, John, Dr; Corbett-Nolan, Andrew De Brouwere V., Zinnen V., Delvaux T. (2013) How to conduct Maternal Death Reviews (MDR). Guidelines and tools for health professionals. London, International Federation of Gynecologists ad Obstetricians, FIGO LOGIC, http://www.figo.org/files/figocorp/ Edited%20MDR%20Guidelines%20final%202014.pdf accessed 4

8

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Proses audit yang baik hendaknya mengikuti prinsip-prinsip berikut:  Upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan berdasarkan hasil audit  Adanya basis bukti (evidence base) ketika menetapkan standar  Tidak menyalahkan dalam prosesnya (no blame)  Menjunjung tinggi konfidensialitas (no name)  Bukan merupakan formalitas Selain daripada itu, 2 elemen penting untuk dapat melaksanakan audit:  

Adanya standar. Adanya catatan rekam medis yang berkualitas, yang menunjukkan dengan baik kualitas manajemen klinis.

D. Jenis Audit Medik Dalam mempelajari kematian ibu, maka terdapat berbagai pendekatan yang dapat dilakukan. Tujuan dari upaya tersebut pada dasarnya adalah memperbaiki kualitas pelayanan maternal. Beberapa pendekatan yang dikembangkan di Indonesia:  Di tingkat komunitas: Otopsi Verbal  Di tingkat fasilitas kesehatan: Kajian kasus kematian (individual maternal death review), kajian kasus near miss dan audit klinis berbasis kriteris  Di tingkat regional: AMP Kabupaten/kota Masih banyak lagi tipe audit yang dapat dikerjakan (lihat: “Beyond the numbers: Reviewing maternal death and complications to make pregnancy safer”, WHO, Geneva, 2004) yang pada dasarnya pada setiap kegiatan kajian dibutuhkan: tim yang solid serta strategi komunikasi yang baik demi mencapai tujuan dari kajian yaitu meningkatkan kualitas pelayanan maternal dan neonatal. Strategi Komunikasi Sebelum memulai suatu kegiatan kajian kasus hendaknya disediakan waktu untuk membangun tim, termasuk dalam strategi komunikasi. Perlu ditekankan berulang-ulang bahwasanya salah satu tujuan penting dari kajian kasus adalah untuk menumbuhkan

kesadaran tentang hak pelayanan maternitas yang bermartabat (respectful maternity care) dan bukan sekedar hidup atau mati.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

9

Tabel 1. Berbagai Pendekatan dalam Audit

Pendekatan audit dan level sistem kesehatan Otopsi verbal = komunitas

Kajian kematian ibu = Fasilitas kesehatan

Kajian kasus near miss = Fasilitas Kesehatan AMP wilayah = Kabupaten/kota Nasional

10

Definisi

Kelebihan

kekurangan

- Penyebab medis tidak Penyelidikan terhadap - Eksplorasi faktor-faktor terlaporkan secara tepat penyebab medis dan medis dan non-medis, - Terdapat subyektifitas faktor yang berkontribusi sehingga lebih - Terdapat kemungkinan pada kematian ibu komprehensif ketidaksepakatan dalam - Melibatkan keluarga dan melaporkan penyebab komunitas - Risiko underreporting pada kematian di awal kehamilan dan misreporting penyebab tidak langsung - Tidak sistematis seperti audit Penyelidikan mendalam - Menggali gambaran yang klinik pada penyebab dan lebih lengkap dari - Kesulitan untuk menelusuri kejadian-kejadian di kematian faktor-faktor di komunitas sekitar kematian ibu - Tidak mahal - Tidak melihat data populasi - Menyediakan peluang lebih bagi pembelajaran - Menstimulasi penetapan standar yg lebih baik - Tidak memperhatikan Identifikasi dan asesmen - Kasusnya lebih banyak komunitas kasus ibu hamil yang untuk kuantifikasi - Perlu penyusunan instrumen bertahan hidup dari - Tidak “mengancam” bagi dan penetapan kriteria komplikasi obstetri petugas kesehatan - Membutuhkan waktu lebih - Pasien dapat diwawancara panjang - Umpan balik langsung bagi petugas kesehatan - Hanya menyediakan data Penyelidikan multi- - Rekomendasi bersifat kuantitatif disiplin anonim terhadap general - Pada jumlah kematian yang semua atau sejumlah - Memberikan gambaran tinggi analisis akan sangat sampel kematian ibu, yang lebih lengkap bagi kompleks dan membutuhkan dilaksanakan di tingkat kematian maternal waktu regional/nasional. Dapat - Memberikan penekanan - Akan kehilangan kedalaman diidentifikasi jumlah pada kekurangan- analisis jika terlalu fokus pada kematian, penyebab dan kekurangan pencatatan aspek medis faktor-faktor yang dapat dan penyimpanan rekam - Membutuhkan komitmen dari dihindari atau diperbaiki medis seluruh peserta dan dapat sangat resource-intensive

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

E. Kajian Near Miss dan Kematian Ibu Kajian kematian ibu di Fasilitas kesehatan adalah bentuk yang paling sederhana dari berbagai pendekatan audit yang ada dan sekarang banyak dikerjakan di berbagai fasilitas kesehatan 5. Kematian Maternal Kematian maternal adalah kematian dari seorang perempuan hamil atau 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang usia dan lokasi kehamilan, oleh sebab apapun yang berhubungan dengan atau diperberat oleh adanya kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan dari penyebab kecelakaan atau insiden 6. WHO mengelompokkan kematian ibu lebih lanjut menjadi 3 kelompok 7 yaitu: Kematian maternal langsung (Direct maternal death), kematian maternal tidak langsung (Indirect maternal death) dan “komplikasi tidak terduga dari penatalaksanaan” (“unanticipated complications of management”). Penambahan ini dimaksudkan untuk dapat menelusuri kecenderungan kesakitan iatrogenik, misalnya komplikasi terkait seksio sesarea. Kematian Maternal Langsung Adalah kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetrik selama kehamilan, persalinan dan nifas yang diakibatkan oleh intervensi, kelalaian, terapi yang tidak tepat, atau dari serangkaian kejadian akibat dari hal-hal di atas. Kematian Maternal Tidak Langsung Adalah kematian yang disebabkan oleh penyakit yang telah ada sebelumnya atau penyakit yang berkembang selama kehamilan dan bukan disebabkan oleh penyebab obstetri langsung, meskipun dapat saja memberat dengan kehamilan. Definisi Maternal Near Miss8 Maternal near miss adalah perempuan yang mengalami kejadian hampir meninggal tetapi dapat selamat, yang terjadi selama kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah pengakhiran kehamilan. Secara praktis, ibu dianggap near miss jika mereka selamat dari kondisi yang mengancam jiwa (misal: disfungsi organ).

5

6

7

8

World Health Organization. Beyond the numbers: reviewing maternal deaths and complications to make pregnancy safer. Geneva: WHO; 2004. WHO: International statistical classification of diseases and related health problems. Tenth revision. Geneva: WHO; 1992. WHO maternal death and near-miss classifications: Robert Pattinson,a Lale Say,b João Paulo Souza,b Nynke van den Broekc & Cleone Rooney d, on behalf of the WHO Working Group on Maternal Mortality and Morbidity Classifications. http://www.who.int/bulletin/volumes/87/10/09-071001/en/index.html Evaluating the quality of care for severe pregnancy complications: the WHO near-miss approach for maternal health. World Health Organization, 2011

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

11

Komplikasi Maternal Berat (Severe Maternal Complication) Adalah kondisi-kondisi yang berpotensi untuk mengancam jiwa (potentially lifethreatening conditions). Kategori ini meliputi cukup banyak diagnosis termasuk penyakit-penyakit yang dapat mengancam jiwa ibu hamil selama kehamilan, persalinan dan nifas. Outcome Maternal Berat (Severe Maternal Outcome) Adalah kasus maternal near miss dan kematian maternal. Panduan ini akan berfokus pada maternal near miss dan kematian maternal. Diharapkan diagnosis dibuat dengan mengacu kepada ICD-10. Tujuannya adalah agar terdapat konsistensi dalam pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi yang ada. Definisi dan Prinsip Kajian Kasus Near Miss dan Kematian Di Fasilitas Kesehatan Kajian kasus berbasis fasilitas kesehatan adalah sebuah kajian kualitatif, telah mendalam dari penyebab dan berbagai kejadian di seputar near miss/kematian yang terjadi di fasilitas kesehatan. Kajian ini memfokuskan kepada penelusuran rangkaian kejadian baik di dalam sistem pelayanan kesehatan maupun di dalam fasilitas kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dihindari atau dapat diperbaiki/dirubah, untuk meningkatkan kualitas pelayanan maternal di kemudian hari. Informasi yang ada akan sangat baik jika dilengkapi dengan data di komunitas, tetapi hal ini tidak selalu dapat tersedia. Setiap fasilitas kesehatan hendaknya melakukan kajian terhadap semua kasus kematian ibu yang terjadi di tempatnya, bila memungkinkan dalam 1x24jam setelah terjadi kematian. Oleh karena itu berapa sering dan berapa banyak kajian yang harus dikerjakan sangat dipengaruhi oleh berapa banyak kematian yang terjadi. Manfaat lain jangka panjang dari kegiatan kajian baik near miss maupun kematian ini, adalah untuk memantau seluruh kematian di semua fasilitas kesehatan. Dengan demikian diharapkan hasil dari kajian ini akan dapat berkontribusi bagi penentuan kebijakan kesehatan maternal khususnya di fasilitas kesehatan. Keterlibatan semua profesional dalam menatalaksana kasus juga memainkan peranan penting. Hal ini dapat mendorong terciptanya suatu proses pengembangan pendekatan multidisiplin dalam menatalaksana kasus-kasus kompleks dan kritis, tersusunnya sebuah protokol lokal yang berbasis bukti serta meningkatnya kerja tim. Seringkali dalam melakukan kajian ditemukan faktor-faktor lokal yang menjadi hambatan dalam memberikan pelayanan yang sesuai standar sehingga menyebabkan kematian. Hal inilah yang kemudian mendorong terlaksananya sebuah tata kelola

12

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

klinik yang baik, mendorong semua pemangku kepentingan untuk mendukung rekomendasi yang dihasilkan dari proses kajian tersebut. Kajian kasus yang baik hanya akan menghasilkan rekomendasi yang baik dan bermanfaat jika tersedia informasi yang akurat. Informasi yang akurat hanya bisa didapat apabila semua tenaga kesehatan yang terlibat bersedia bekerja sama dan menyediakan data-data yang akurat. Tenaga kesehatan hanya akan menyediakan informasi yang baik apabila di dalam proses kajian near miss dan kematian masalah kerahasiaan (confidetiality) dihormati. Bukan hanya kerahasiaan pasien akan tetapi juga kerahasiaan petugas kesehatan yang terlibat sesuai dengan prinsip “no name, no blame”. Kerahasiaan ini akan menjadi tantangan ketika proses kajian sedang berjalan, karena para profesional itu sendiri yang melakukan kajian. Oleh karena itu sangat penting untuk meyakinkan bahwa suasana yang ada ketika proses kajian berlangsung bukanlah suasana “blaming”, melainkan lebih kepada suasana “solutive” atau mencoba mencari alternatif/solusi. Selain itu harus dipastikan bahwa informasi dan diskusi yang terjadi selama proses kajian berlangsung tidak keluar dari ruangan diskusi. Akan halnya pengkajian kasus di Puskesmas, mengingat jumlah kasus kematian yang sedikit di Puskesmas, maka untuk dapat mencapai tujuan di atas Puskesmas dapat melakukan kajian terhadap kasus-kasus rujukan maternal. Hambatan dan gap yang dihadapi selama proses stabilisasi pra rujukan hingga pasien tiba di Rumah Sakit membutuhkan solusi bagi pelayanan rujukan yang berkualitas di masa yang akan datang. Box 1. Audit sebagai implementasi Tata Kelola Klinik 9 Menjadikan AUDIT implementasi praktis Tata Kelola Klinik yang baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jadikan audit alat manajemen strategis – sejalan dengan target dan prioritas manajemen. Bentuk Kelompok Kerja AMP di Rumah Sakit Menyederhanakan proses audit Yakinkan ada rencana tindak lanjut yang dapat dievaluasi Menempatkan dokter spesialis sebagai pimpinan Pokja Pasien adalah prioritas Menempatkan audit dalam rencana strategis dan pelaporan rutin Merupakan referensi bagi clinical pathway

9

NHS SHETLAND CLINICAL GOVERNANCE STRATEGY 2010-13 Author: Kathleen Carolan, Assistant Director of Clinical Services Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

13

Keuntungan dan Kekurangan Kajian Kasus Keuntungan Kajian Near miss dan Kematian Ibu adalah:  Meningkatkan kualitas praktik profesional (present practice –> best practice): kajian kasus membantu profesional mengidentifikasi langkah-langkah yang sub-standar. Setelah diidentifikasi maka dapat diambil langkah-langkah agar kasus-kasus selanjutnya dapat ditatalaksana dengan kualitas lebih baik.  Meningkatkan kualitas pelatihan: rekomendasi yang dihasilkan dapat mempengaruhi kurikulum/modul pelatihan sehingga sesuai dengan kebutuhan, termasuk memberi masukan bagi metode pelatihan yang lebih baik, metode supervisi yang lebih baik.  Meningkatkan sumber daya: dengan menyediakan bukti kepada manajemen yang dapat menjadi dasar bagi pemenuhan sarana, prasarana dan bahkan tenaga.  Advokasi: hasil kajian kasus ini dapat menjadi umpan balik bagi berbagai pihak, baik komunitas maupun Dinas Kesehatan, Organisasi Profesi, Organisasi Masyarakat dan lain-lain.  Cost-effectiveness: kajian kasus near miss dan kematian yang dikerjakan di fasilitas kesehatan biasanya tidak memerlukan dana yang besar sebagaimana AMP di wilayah. Kekurangan Kajian Near miss dan Kematian Ibu adalah:  Tidak tersedianya data dari keseluruhan populasi: yang mana data populasi ini akan menjadi sangat penting jika kematian lebih banyak terjadi di komunitas.  Data terkait kontributor komunitas pada kasus near miss/kematian di faskes tidak tersedia, kecuali jika memang secara khusus dikumpulkan.  Hasilnya kurang komprehensif dibandingkan audit klinik  Tidak terlalu sistematis sebagaimana audit klinik sehingga informasi yang dihasilkan harus diterjemahkan secara hati-hati  Kajian di Puskesmas sering menghadapi tantangan dengan tidak selalu tersedianya nara sumber ahli

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Kajian Kasus

Faktor positif 1. Tersedianya sumberdaya yang mencukupi, peralatan dan tenaga untuk terselenggaranya pelayanan yang berkualitas. 2. Dukungan dan komitmen dari manajemen dalam membantu staf dan menggerakkan sumber daya yang ada. 3. Kemauan dan komitmen dari Tim Kebidanan di fasilitas kesehatan. Semua staf hendaknya tergerak untuk meningkatkan kualitas layanannya, siap untuk mempertanyakan praktiknya selama ini dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan. 4. Lingkungan yang mendukung dan tidak mengancam. 14

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

5. Bimbingan dan bila perlu pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kajian kasus dari tenaga kesehatan. Tantangan 1. Keyakinan pribadi dan kecurigaan, ketakutan akan kritik dan tidak terjaganya kerahasaiaan. Hal ini akan muncul terutama dalam lingkungan yang mengancam atau menekan. 2. Tidak adanya kepemimpinan (leadership) dalam melakukan kajian 3. Tidak mampu melibatkan manajemen (pembuat kebijakan dan pengambil keputusan) 4. Harapan atas insentif finansial 5. Tidak tersedianya/tidak adanya keinginan untuk mencari bahan-bahan referensi 6. Kualitas dokumentasi rekam medis yang buruk 7. Terlalu banyak peserta 8. Kekecewaan karena masukannya diabaikan/tidak mendapat respon yang sesuai 9. Terbangunnya informasi yang salah dikarenakan lingkungan yang tidak nyaman 10. Merusak hubungan antar staf (terutama jika prinsip dan aturan dalam melakukan kajian tidak dihormati)

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

15

16

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

BAB III LANGKAH-LANGKAH MENYELENGGARAKAN KAJIAN NEAR MISS/KEMATIAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN

A. Mempersiapkan Penyelenggaraan Kajian Near Miss dan Kematian Ibu a. Langkah 1. Identifikasi dan menentukan peserta Penanggung jawab berjalannya proses kajian secara teratur Pada setiap kajian near miss/kematian seringkali ditemukan bukan hanya masalah standar prosedur medik yang memerlukan perbaikan, akan tetapi juga standar-standar penunjang seperti misalnya berapa lama respon time bagi pemeriksaan laboratorium darah tepi pada kasus perdarahan post partum, atau tidak terdapatnya kerjasama antara petugas UGD umum dengan petugas UGD Maternal yang sebenarnya merupakan bagian dari pengaturan tata kelola klinik. Selain itu juga dapat mengenai standar prosedur medik yang harus disepakati antar 2 keilmuan yang berbeda di Rumah Sakit, misalnya standar penanganan kejang pada eklampsi dari bagian Kebidanan berbeda dengan standar penanganan kejang dari bagian Neurologi. Oleh karena hal-hal tersebut sangat membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, maka Komite Medik dapat berperan dalam mengkoordinir kegiatan ini bersama dengan SMF terkait serta Komite Keperawatan dan Bidang Pelayanan Medik. Bila perlu dapat pula ditentukan Tim Kajian Near Miss/Kematian ibu melalui SK Direktur RS yang anggotanya mewakili dari semua pemangku kepentingan yang terlibat. Di Rumah Sakit, Komite Medik atau Tim Pengkaji ini menentukan jadwal kegiatan, penentuan kasus near miss, dokumentasi dan memastikan bahwa rekomendasi dan rencana tindak lanjut disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Bersamasama dengan Bidang Pelayanan Medik dan bidang-bidang lain terkait kemudian memantau tindak lanjut dari rekomendasi serta memberikan laporan tertulis secara teratur kepada Direktur RS.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

17

Di Puskesmas, dimana struktur organisasi jauh lebih sederhana, maka dokter Puskesmas bersama dengan Bidan Koordinator dapat mengatur hal ini. Tindak lanjut dan rekomendasi hendaknya dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Puskesmas. Peserta Kajian Near miss/Kematian Peserta harus berasal dari berbagai latar belakang: tenaga kesehatan medis/paramedis (dokter spesialis, dokter umum, bidan dan perawat), tenaga kesehatan non-medis (petugas laboratorium, petugas farmasi dll) perwakilan manajemen/struktural, mahasiswa pendidikan kesehatan yang ada. Jumlah peserta pun hendaknya tidak melebihi 20-25 orang agar diskusi berjalan dengan efektif. Di Puskesmas, manfaatkan kesempatan ini sebagai ajang pertukaran pengetahuan dengan sebanyak mungkin petugas kesehatan yang terlibat dalam pertolongan persalinan dan bayi baru lahir, termasuk bidan di desa di wilayahnya. Kemampuan yang harus dimiliki peserta:   

Pemahaman dasar dari proses kajian near miss/kematian Pemahaman dan komitmen terhadap rekomendasi yang dihasilkan Ketertarikan dan komitmen untuk melakukan investigasi dari kejadian near miss/kematian, serta menyediakan waktu yang mencukupi

Penentuan 3 fasilitator utama 1. Presentan kasus: adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyiapkan kasus yang akan dibahas, mengumpulkan semua data dan informasi, merangkum dan mempresentasikan pada waktu kajian kasus. Infromasi yang dikumpulkan dapat lebih luas dan tidak hanya berdasar catatan rekam medis, akan tetapi dapat menambahkan hasil investigasi dengan melakukan wawancara dengan perujuk, keluarga pasien ataupun pasien sendiri pada kasus near miss. Kerahasiaan dari semua proses penyiapan presentasi hingga presentasi harus sangat dijaga kerahasiaannya. Orang yang dapat melakukan tugas ini adalah bidan, atau dokter umum, atau mahasiswa, dengan bimbingan yang baik dari profesional yang ada. 2. Moderator: haruslah orang yang mampu mengundang perdebatan, dengan tetap membuat semua perserta merasa nyaman dalam mengikuti proses ini. Mendorong diskusi yang terbuka dan memperlakukan setiap peserta secara adil dan setara. Disamping itu moderator berhak menghentikan diskusi apabila dirasakan perlu. 3. Notulis: membuat dokumentasi yang baik dan lengkap dari seluruh proses pada kajian nera miss/kematian. Terkait penentuan fasilitator, akan lebih mudah jika pada 3 atau 4 sesi pertama dari kegiatan ini ditunjuk orang yang sama untuk menjadi fasilitator. Selanjutnya secara bertahap orang-oarang lain dilatih untuk dapat melakukan tugas ini. Melibatkan

18

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

mahasiswa selain memberikan mereka kemampuan untuk merangkum dan mempresentasikan kasus, juga memberikan mereka kemampuan untuk memahami tata kelola klinik yang baik, terutama pada sesi diskusi dan penyusunan rekomendasi. Di fasilitas kesehatan Pratama (Puskesmas) perlu juga dibentuk tim dengan tugas serupa yang anggotanya menyesuaikan dengan komposisi petugas yang ada. Komposisi tersebut dapat berupa: 1. 2. 3. 4.

Kepala faskes Pratama/Puskesmas Dokter Puskesmas (fungsional) Bidan koordinator Bidan/perawat pelaksana yang terlibat di pelayanan maternal dan gawat darurat

Langkah berikutnya setelah tim ini terbentuk serta dikuatkan secara legal dengan sebuah Surat Keputusan Direktur/Kepala Puskesmas/faskes Pratama, maka tim bekerja menyusun standar penyelenggaraan kajian kasus near miss dan audit kematian di fasilitas kesehatan. Langkah 2. Memastikan Standar Praktik/pelayanan Terbaik Tersedia Standar klinis adalah kualitas pelayanan minimal yang dapat diterima. Standar ini menggambarkan “cara terbaik dalam memberikan pelayanan” bagi setiap kasus tertentu menurut standar yang berbasis bukti ilmiah, pendapat ahli dan dengan mempertimbangan konteks lokal serta sumber daya yang tersedia. Standar ini memudahkan dalam menilai dan mencapai konsensus terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tersebut, terlebih jika para dokter spesialis berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Standar ini dapat disusun berdasar berbagai referensi, baik secara nasional maupun lokal. Dapat bersumber dari standar kementerian kesehatan, organisasi profesi nasional maupun internasional. Pada akhirnya standar haruslah disesuaikan dengan kondisi lokal dengan mempertimbangkan kualitas pelayanan yang terbaik. Khusus bagi Puskesmas/Faskes Pratama, hendaknya standar disusun dengan kesepakatan bersama organisasi profesi agar terselenggara pelayanan yang berkesinambungan. Langkah 3. Identifikasi Kematian Ibu 1. Semua kematian ibu harus dilaporkan kepada Tim Pengkaji/Komite Medik. 2. Semua kasus rujukan harus dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. 3. Ketika pertama kali melakukan kajian kematian, sebaiknya menggunakan kematian yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, dan tidak menunggu hingga ada kematian. Atau dapat memulai dengan melakukan kajian near miss yang memang kasusnya lebih banyak dari pada kasus kematian.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

19

4. Kematian ibu dapat dilacak melalui beberapa sistem register, seperti:  Resgister pasien masuk dan keluar  Register kamar operasi  Register kamar bersalin  Register Unit Perawatan Intensif  Register Kamar Jenazah 5. Perhatikan kasus-kasus yang sering terlewat seperti:  Terjadi pada kehamilan awal  Disebabkan oleh penyebab tidak langsung  Terjadi mis-klasifikasi/tidak tercatat 6. Pengecekan silang dapat dilakukan dengan cara melihat semua register keluar di Rumah Sakit kematian dari perempuan usia 15-49 tahun. Dari daftar ini kemudian dikelompokkan lebih lanjut apakah yang menjadi penyebab kematian. 7. Jika kasus kematian sangat sedikit, atau tidak ada kematian dalam 3 bulan berturutturut, maka dapat dilakukan kajian kasus near miss. Langkah 4. Mengumpulkan Semua Data yang Dibutuhkan Situasi dan kondisi di seputar kejadian hanya akan dapat ditampilkan secara lengkap dan akurat melalui upaya pengumpulan data dari berbagai sumber. Presentan dapat melakukan hal ini melalui: 1. Mengumpulkan informasi tertulis dari sumber-sumber berikut:  Catatan rekam medis antenatal/buku KIA  Catatan rekam medis di Puskesmas/Rumah Sakit  Catatan rekam medis di UGD  Catatan keterangan rujukan dan partograf 2. Wawancara dengan petugas yang terlibat untuk melengkapi informasi yang kurang atau untuk klarifikasi dan memastikan jika terdapat inkonsistensi. 3. Jika memungkinkan dan diperlukan, wawancara dengan keluarga/suami pasien. 4. Pastikan bahwa ketika dipresentasikan dalam keadaan anonim. 5. Jika dirasakan sangat bermakna, dapat diupayakan mencari informasi ke komunitas terutama untuk menjelaskan faktor keterlambatan mengambil keputusan untuk mencari pertolongan. Jika tidak memungkinkan dapat dibuat dalam rekomendasi untuk Dinas Kesehatan menindaklanjuti dengan melakukkan otopsi verbal. 6. Setelah semua data terkumpul presentan dapat membuat presentasi kasus dengan ringkas dan jelas.

20

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Langkah 5. Membuat presentasi kasus Presentasi kasus disiapkan untuk disampaikan dalam waktu 10-15 menit. 1. Disampaikan situasi dan kondisi kritikal yang terjadi dan menentukan perjalanan penyakit selanjutnya, sedapat mungkin sejak sebelum pasien masuk RS hingga akhir. Akan lebih mudah jika disampaikan dalam bentuk kronologis, termasuk juga hasilhasil pemeriksaan penunjang yang penting. 2. Selain perjalanan penyakit, hendaknya tergambar juga situasi dan kondisi non-medis yang mempengaruhi perjalanan penyakit , juga sedapat mungkin sejak sebelum pasien masuk RS. 3. Jika pasien in partu, maka hendaknya ditanyakan dan dicatat riwayat persalinannya ini, baik berdasarkan surat rujukan maupun berdasarkan wawancara dengan keluarga (jika memang kritikal dan memungkinkan). 4. Data terkait identitas, sosial-budaya dan ekonomi dapat pula disampaikan secara ringkas. 5. Untuk memudahkan peserta kajian near miss/kematian mengikuti perjalanan pasien, hendaknya dibuat dalam bentuk power point (ppt). Langkah 6. Mengorganisir dan Melaksanakan Kajian Kasus 1. Sebelumnya disepakati waktu untuk pelaksanaan kegiatan ini. Satu kali dalam seminggu dapat disepakati hari tertentu dan waktu pertemuan, tergantung pada jumlah kunjungan dan jumlah kasus. Jika kematian sangat jarang, atau pasien terlalu sedikit, dapat disepakati pelaksanaan sebulan sekali. Dan jika tidak ada kasus kematian, maka dapat dilakukan kajian kasus near miss. Kesepakatan ini perlu dituangkan dalam SK Kepala Puskesmas/Direktur Rumah Sakit tentang pelaksanaan kajian kasus near miss dan kematian ibu dan bayi baru lahir, sehingga semua SMF mengetahui dan berkomitmen untuk melaksanakan. 2. Peserta kajian dapat diingatkan untuk datang setidaknya 2-3 hari sebelumnya, agar dapat menyediakan waktunya. Undangan dapat berupa undangan tertulis maupun undangan dengan menggunakan media komunikasi digital (email/SMS/WA) sesuai dengan kesepakatan. 3. Presenter telah menyampaikan dan mendiskusikan kasus yang akan dibahas dengan moderator setidaknya 2-3 hari sebelum pertemuan. 4. Pada kasus kematian, diharapkan ringkasan kasus telah dibuat dan dikaji di tingkat kelompok seminat (peer group) SMF Kebidanan atau SMF Anak serta dibuat dokumentasinya sebagaimana contoh terlampir, dalam waktu 24 jam setelah kematian terjadi (audit level 1). Setelah audit level 1, diharapkan SMF telah merencanakan bersama dengan Komite Medik untuk melaksanakan audit level 2 yang melibatkan SMF lain pada hari yang disepakati di atas (poin no 1.).

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

21

5. Dalam pertemuan selama 2 jam, masih dapat dibicarakan 1 kasus maternal dan 1 kasus neonatal, sangat dianjurkan kasus maternal dan kasus perinatal untuk dibahas bersama. 6. Ruang pertemuan disepakati, dan disusun sedemikian rupa sehingga memberikan lingkungan yang nyaman untuk memfasilitasi diskusi (pertemuan melingkar atau Ushape lebih disukai daripada bentuk class room). Pastikan setiap orang dapat mendengar dan mengikuti semua diskusi yang terjadi. B. Langkah-langkah Menjalankan Kajian Kasus Near Miss/Kematian Langkah 1. Pengaturan Pelaksanaan Kajian Kasus 1. Moderator bertugas memimpin dan memfasilitasi diskusi dan perbedaan pendapat yang timbul. 2. Moderator hendaknya selalu mengingatkan peserta prinsip konfidensialitas dan suasana tidak menghakimi sehingga diskusi yang terjadi dapat berjalan dengan jujur, terbuka dan tanpa takut disalahkan. Bila perlu aturan-aturan dasar telah dielaborasi sebelumnya (dapat dituangkan dalam SK Direktur tentang Kajian Kasus Near miss/Kematian Maternal dan Neonatal), dan bila perlu diingatkan kembali sebelum pelaksanaan kajian (Box 1). 3. Setiap peserta diminta untuk mengisi daftar hadir yang telah disediakan (lampiran 3) sebelum kegiatan dimulai. Langkah 2. Evaluasi Hasil dan Tindak Lanjut Rekomendasi Kajian Sebelumnya 1. Langkah ini tidak berlaku jika Kajian Kasus dilaksanakan untuk pertama kalinya. 2. Evaluasi adalah salah satu langkah penting dari siklus audit, akan tetapi bukan merupakan akhir dari proses. Langkah ini sangat penting untuk menilai apakah rekomendasi yang pernah diajukan sebelumnya telah menghasilkan aksi dan perubahan dalam penatalaksanaan maupun pelayanan pada umumnya. 3. Evaluasi dilakukan terhadap: capaian (%) tindak lanjut dan menentukan aksi berikut untuk mencapai rekomendasi (100%), jangka waktu penyelesaian dll. 4. Jika hal ini dilakukan secara teratur maka keputusan-keputusan baru dapat segera dibuat dan ditindak lanjuti sehingga tercapai pelayanan yang berkualitas.

22

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Kajian kasus merupakan analisis kritis dan sistematis terhadap kualitas pelayanan dibandingkan terhadap standar. Merupakan kesempatan untuk mendiskusikan dan mempertanyakan demi meningkatkan pelayanan. Kajian kasus hendaknya tidak digunakan untuk mengadili seseorang, melainkan menyediakan rekomendasi dan rencana aksi yang bertujuan untuk kualitas. Untuk itu maka semua peserta berjanji: -

Akan datang tepat waktu Menghormati prenyataandan ide orang lain Menghormati kerahasiaan Berpartisipasi aktif dalam diskusi Menerima diskusi/debat dengan tanpa melibatkan kekerasan verbal Menyampaikan secara jelas, dan tidak menyampaikan informasi yang tidak tepat Mempertanyakan aksi yang dilakukan sejawat yang lain

BOX 2. Contoh Kesepakatan untuk Melaksanakan Kajian Kasus

Langkah 3. Presentasi Kasus 1. Presenter mempresentasikan ringkasan kasus yang telah dipersiapkan. 2. Presentasi secara jelas juga menggambarkan kronologi yang dialami, jika memungkinkan sejak sebelum masuk RS hingga selesai 3. Presenter dapat menyampaikan beberapa dugaan dimana dan megapa terjadi gap. 4. Setelah presentasi para peserta dipersilahkan untuk menanyakan ulang data-data yang dianggap perlu (konfirmasi) Langkah 4. Kajian Kasus 1. Pengkajian difasilitasi oleh moderator 2. Simpulkan diagnosis yang dibuat oleh perujuk dan diagnosis awal serta diagnosis akhir yang dibuat di RS. Hal ini dapat menggambarkan pemahaman perujuk terhadap diagnosis maupun potensi kegawatdaruratan yang terjadi. Perbedaan antara diagnosis awal dn diagnosis akhir di RS juga dapat menggambarkan potensi kedaruratan yang terjadi. 3. Lakukan kajian terhadap kinerja rujukan termasuk komunikasi pra rujukan 4. Lakukan kajian terhadap penanganan kegawatdaruratan di Rumah Sakit. Ketika pasien yang dirujuk ke RS mengalami kegawat daruratan, maka kejadian tersebut

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

23

dapat terjadi dimanapun di sepanjang alur penanganan pasien sejak masuk UGD hingga ruang perawatan. Hal ini sebagian disebabkan oleh dinamika dari kasus obstetri sendiri, maupun disebabkan oleh pengenalan masalah potensial yang tidak adekuat. Oleh karena itu perlu dikaji dimana kegawatdaruratan terjadi serta bagaimana respon di masing-masing tempat kejadian. Selain terkait alur perjalanan penyakit penting juga dikaji komunikasi/konsultasi antar bagian, terutama konsultasi kasus emergensi. Secara umum kemudian perlu dikaji faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan penanganan kegawatdaruratan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. Selain hal positif, perlu dikaji faktor lain yang menghambat keberhasilan penatalaksanaan tindakan kedaruratan. Jelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan penanganan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. Faktor risiko yang telah ada sebelumnya juga dapat mempengaruhi penanganan di RS. Faktor risiko yang dimaksud adalah kondisi/kelainan yang berpotensi untuk terjadinya komplikasi yang terjadi saat ini, yang telah ada sebelumnya, baik dikenali maupun tidak dikenali. 5. Selanjutnya perlu dilakukan kajian terhadap riwayat persalinan. Hal-hal yang terjadi di sekitar persalinan memiliki masalah potensialnya masing-masing. Jika hal ini dikaji dengan baik maka akan banyak membantu dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang timbul terkait kegawatdaruratan yang terjadi. 6. Ringkasan riwayat pra rujukan dan ante natal care adalah riwayat yang tidak mudah didapatkan di RS. Meskipun demikian kadang-kadang justru situasi dan kondisi pra rujukan ini yang kemudian menentukan prognosis dari pasien, terutama jika pasien tiba di fasilitas kesehatan yang tidak siap dalam menangani kegawatdaruratan. 7. Masalah obstetri sangat dipengaruhi oleh tindakan yang diputuskan dan dilaksanakan. Lakukan kajian yang mendalam seputar tindakan operatif, termasuk komplikasi yang mungkin terjadi. Secara umum kemudian perlu dikaji faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan tindakan operatif pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. Selain hal positif, perlu dikaji faktor lain yang menghambat keberhasilan tindakan operatif. Jelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan tindakan operatif dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. Faktor risiko yang telah ada sebelumnya juga dapat mempengaruhi penanganan di RS. Faktor risiko yang dimaksud adalah kondisi/kelainan yang berpotensi untuk terjadinya komplikasi yang terjadi saat ini, yang telah ada sebelumnya, baik dikenali maupun tidak dikenali.

24

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

8. Pengawasan selama perawatan juga seringkali menjadi titik lemah dimana kagwatdaruratan terlambat dikenali. Kajian terhadap kualitas pengawasan selama perawatan hendaknya diarahkan kepada memfasilitasi bagaimana membantu agar proses pengawasan pasien dapat dikerjakan secara optimal dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia secara bertanggung jawab. Secara umum kemudian perlu dikaji faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan pengawasan selama perawatan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. Selain hal positif, perlu dikaji faktor lain yang menghambat keberhasilan pengawasan selama perawatan pasien. Jelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan pengawasan selama perawatan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis – etik. 9. Meskipun masalah pasien lebih banyak terjadi di komunitas (pra Puskesmas), akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan. Oleh karena itu sedapat mungkin dicari dan dikaji informasi terkait hal ini. Demikian pula halnya dengan hal-hal terkait sistem administrasi yang terkadang dapat menjadi faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan penanganan kasus. 10. Kajian ini harus ditutup dengan menyimpulkan penyebab kematian, meliputi penyebab obstetrik primer, penyebab akhir kematian serta faktor penyumbang terhadap kematian. Apabila disimpulkan bahw kasus ini bukan disebabkan oleh penyebab obstetrik maka sebutkan dengan jelas penyebab dimaksud. 11. Selama proses kajian beberapa rekomendasi dapat ditarik dalam diskusi. Diharapkan moderator dapat menangkap ini dan meminta notulen untuk mencatatkan dengan baik. Penajaman terhadap rekomendasi dapat dilakukan di akhir diskusi dalam tabel rekomendasi dan rencana tindak lanjut. 12. Dalam menyusun rencana tindak lanjut dapat diperhatikan hal-hal berikut: a. Perlu ditentukan prioritas masalah, baik berdasar dampaknya bagi pelayanan, kemampulaksanaannya serta perubahan segera yang dapat ditimbulkan. b. Bagi masalah tertentu, buat rekomendasi yang: 1. Relevan dengan masalah yang ada 2. Spesifik, konkrit dan bukan berupa slogan 3. Dapat dicapai dan mampulaksana dalam kaitannya dengan ketersediaan sumberdaya – misalnya menambah tenaga SpOG bukan rekomendasi yang tepat dibandingkan dengan mengorganisir tempat kerja dengan lebih efektif dan efisien. 13. Dalam menyusun rencana tindak lanjut pastikan bahwa ditetapkan juga tanggal yang diharapkan bahwa rencana tersebut diwujudkan, serta nama dari penanggung jawab implementasi dari rencana tersebut.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

25

14. Dokumentasi kegiatan ini hendaknya disampaikan juga kepada Direktur Rumah Sakit/Kepala Puskesmas agar dapat ditindak lanjuti sesuai dengan otoritas masingmasing pemangku kepentingan. 15. Kadang-kadang rekomendasi yang diajukan bukan solusi dari masalah yang ada. Rekomendasi dapat merupakan langkah antara untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu penting sekali monitoring dan evaluasi dari rekomendasi dan rencana tindak lanjut yang dihasilkan. Langkah 5. Membuat Laporan/Dokumentasi Kajian Near Miss/Kematian 1. Laporan/dokumentasi adalah salah satu komponen penting dari sebuah proses kajian near miss/kematian. Catatan notulis yang dibuat selama proses kajian merupakan sumber informasi yang paling penting untuk diseminasi hasil kajian ke pihak-pihak pemangku kepentingan. 2. Catatan ini kemudian dilaporkan ke Direktur RS agar dapat ditindak lanjuti. 3. Catatan ini akan dievaluasi pada kesempatan kajian berikut, terutama bagian rekomendasi dan tindak lanjut. Langkah 6. Merencanakan Pertemuan Berikutnya Merencanakan pertemuan kajian berikut adalah komponen penting yang menjadi bagian dri siklus audit. Kadang diperlukan juga untuk merencanakan sesi khusus untuk memonitor implementasi dari rekomendasi yang dihasilkan. Rekomendasi Langkah-langkah untuk menghasilkan rekomendasi: 1. Menentukan apakah kejadian near miss/kematian yang terjadi adalah akibat pemberian pelayanan yang sub-optimal pada upaya diagnosis, monitoring dan konsultasi, serta pemberian terapi dan tindakan. Jika hal ini cukup nyata, maka dapat dibuat rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang. 2. Tentukan pihak mana yang seharusnya mampu dan perlu terlibat dalam melakukan upaya-upaya penanganan yang esensial. Dalam hal ini dapat kemudian ditentukan sasaran rekomendasi apakah masyarakat, petugas kesehatan, pimpinan fasilitas kesehatan, pembuat kebijakan dll. 3. Melakukan analisis akar masalah pada setiap pelayanan sub-optimal yang terjadi, dan ketika hal itu terjadi akibat sistem yang tidak mendukung di fasilitas bersangkutan, maka hal itu dapat segera disampaikan kepada pihak manajemen.

26

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Tabel 1. Pemenuhan Standar Pelayanan atas Upaya-upaya Diagnosis, monitoring dan konsultasi serta terapi dan tindakan Peringkat

Tingkat pelayanan sub-optimal/sub-standar

0

Tidak ada pemberian pelayanan yang sub-optimal (semuanya sudah dilakukan sesuai standar, tetapi pasien tetap mengalami kejadian near miss/meninggal)

1

Terdapat perawatan sub-optimal, tetapi tata laksana yang sesuai standar TIDAK AKAN membuat perubahan terhadap outcome (sekiranya standar dipenuhipun tetap akan terjadi near miss/kematian)

2

Terdapat perawatan sub-optimal dan tata laksana yang sesuai standar MUNGKIN dapat membuat perbedaan outcome (bila standar dipenuhi, ada kemungkinan near miss/kematian dapat dihindari)

3

Terdapat perawatan sub-optimal dan tata laksana yang sesuai standar AKAN memberikan perbedaan outcome (bila standar dipenuhi, pasien akan terhindar dari near miss/kematian)

Pembelajaran Sesi pembelajaran adalah mata rantai penting dalam kegiatan audit/pengkajian kasus. Hal ini akan merupakan umpan balik kepada pelayanan dalam hal ini petugas yang memberikan pelayanan dan sistem yang ada dalam penyelenggaraan pelayanan tersebut. Sesuai dengan azas-azas yang dianut dalam kegiatan audit/pengkajian kasus; no naming, no blaming, no shaming dan no pro-justisia, maka pembelajaran harus dilakukan dengan sangat bijaksana. Secara garis besar sasaran pembelajaran terbagi menjadi: 1. Kelompok Petugas Kesehatan yang terlibat langsung. Kelompok ini memerlukan umpan balik atas kasus-kasus yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikannya. Pembelajaran bagi kelompok ini diharapkan bersifat individual dan konfidensial. 2. Kelompok komunitas pelayanan di fasilitas kesehatan yang bersangkutan. Berbeda dengan audit tingkat wilayah maka kelompok sasaran pembelajaran kedua adalah bagian yang lebih luas dari komunitas pelayanan dari fasilitas kesehatan yang bersangkutan yang tidak terlibat (secara langsung maupun tidak langsung) dalam pelayanan kasus yang dibahas. Mereka perlu belajar dari pengalaman orang lain agar dapat meningkatkan kualitas perannya dalam pelayanan maternal Karena sifat kebutuhannya spesifik maka pembelajaran bagi kelompok ini diharapkan terfokus dalam kelompok.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

27

3. Kelompok komunitas pelayanan yang lebih luas. Kebutuhan pembelajaran bagi kelompok ini bersifat umum karena merupakan seluruh komponen komunitas pelayanan. Bahkan komunitas ini dapat melibatkan juga fasilitas di luar faskes tempat kejadian kasus ini. Sesi Pembelajaran Individual Tujuan

memberikan umpan balik kepada petugas kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan suatu kasus.

Bentuk

surat rekomendasi, informasi tentang standar yang harus dicapai petugas, hal spesifik yang ingin diperbaiki dari petugas kesehatan yang bersangkutan atau ringkasan kejadian yang penting untuk diingatkan kembali dengan meniadakan namanama individu/instansi lain yang terlibat agar tetap anonim.

Penanggung jawab

Atasan petugas yang bersangkutan (Bidang Pelayanan Medis dan atau Keperawatan) berdasarkan rekomendasi Tim Audit yang telah diketahui oleh Direktur

Sesi Pembelajaran Kelompok Terfokus

28

Tujuan

memberikan umpan balik kepada petugas kesehatan yang tidak terlibat langsung dalam penanganan kasus akan tetapi dengan memahami kajian terhadap kasus yang terjadi maka kelompok ini dapat meninjau kembali dukungannya dan meningkatkan kualitas perannya apabila kasus serupa terjadi di kemudian hari.

Bentuk

Karena tujuannya adalah berbagi pengalaman maka akan baik apabila bentuk pembelajaran bagi kelompok ini berupa update teknis maupun update klinis dengan melibatkan narasumber setempat/lokal atau jika memang dibutuhkan dapat melibatkan narasumber regional yang memang telah merupakan jejaring fasilitas tersebut atau bahkan nasional. Didalam kegiatan ini dapat pula disampaikan revisi terhadap protap yang ada jika memang dibutuhkan.

Penanggung jawab

Komite Medik bersama dengan Komite Keperawatan disesuaikan dengan rekomendasi dari Tim Audit setelah diketahui oleh direktur.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Sesi Pembelajaran Massal Tujuan

Memberikan umpan balik kepada kelompok yang terdiri dari petugas kesehatan, pembuat kebijakan kesehatan, pemerintah daerah diluar bidang kesehatan dan yang tidak kalah penting, masyarakat, yang tidak terlibat langsung dalam penanganan kasus ataupun mengalami sendiri kasus tersebut akan tetapi berpotensi untuk berhadapan dengan kasus serupa di masa yang akan datang.

Bentuk

Sesuai dengan tujuan pembelajaran massal, maka bentuk pembelajaran dapat sangat beragam dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Mulai dari poster-poster promkes untuk komunitas pengunjung rumah sakit, brosur, website yang isi serta bahasa yang digunakan disesuaikan dengan audiens yang dituju. Penyelenggaraannya dikoordinasikan dengan PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit) dan jika dirasakan perlu untuk memberikan pembelajaran yang lebih luas dapat dikoordinasikan dengan forum-forum masyarakat yang pesuli kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Bagi kelompok petugas kesehatan, dalam hal ini akan berkaitan erat dengan rujukan, dapat berupa forum diskusi/update teknis/update klinis bagi petugas kesehatan yang terkait dengan peningkatan kemampuan penanganan kasus-kasus tertentu. Penyelenggaraannya memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan agar berdampak bagi peningkatan kualitas rujukan.

Penanggung jawab

Karena pada pembelajaran massal ini berhubungan dengan pihak ketiga: Dinas Kesehatan, Puskesmas hingga masyarakat, maka koordinasi yang terpenting dalam hal ini adalah dengan Dinas Kesehatan setempat. Komite Medik melalui Direktur bertanggungjawab untuk melakukan koordinasi ke luar dan Dinas Kesehatan selanjutnya dapat membantu dalam implementasi di lapangan mengingat Puskesmas dan masyarakat luas berada dalam tanggung jawab Dinas Kesehatan. Bagi masyarakat di dalam Rumah Sakit, maka pembelajaran ini merupakan tanggung jawab PKMRS.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

29

30

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan terhadap kegiatan ini dilakukan di setiap tingkat manajemen klinik di fasilitas kesehatan. Di Rumah Sakit pemantauan dimulai dari Tim PONEK rumah sakit atau kelompok kerja apapun dengan tugas dan kewenangan serupa, dalam hal ini ketua Tim. Selanjutnya Tim PONEK diharapkan selalu melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan kelompok medis fungsional, sehingga rekomendasi yang dihasilkan juga menjadi rekomendasi profesi bersangkutan dan tidak bertentangan. Selanjutnya pemantauan juga menjadi tanggung jawab Komite Medik, terutama agar dapat memberikan dukungan sepenuhnya apabila diperlukan diskusi antar bagian/departemen/kelompok medis fungsional lain. Selain itu, terkait kualitas pelayanan yang telah diberikan, maka Komite Medik melalui sub-sub komitenya sangat berkepentingan untuk proses/kegiatan ini berlangsung dengan sebaik mungkin. Kemudian pada akhirnya, pihak yang paling berkepentingan terhadap proses audit ini adalah Direktur serta wakil-wakilnya, karena dari audit inilah manajemen dapat memantau kedua sisi layanan: medis dan non medis. Selain itu, Direksi dan jajaran memiliki sepenuhnya kepentingan bagi terlaksananya kegiatan ini sebagai implementasi dari tata kelola klinik yang baik. Pemantauan di Puskesmas, faskes dengan struktur yang lebih sederhana, hendaknya dilakukan oleh Kepala Puskesmas. Meskipun pada pelaksanaannya Tim PONED akan sangat berperan, perlu sekali ditekankan bahwa kualitas pelayanan menjadi tanggung jawab utama Kepala Puskesmas. Evaluasi terhadap kegiatan ini dapat dilakukan dengan menentukan beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut meliputi indikator input – proses – output, disepakati bersama dalam Tim audit maternal l RS/Tim PONEK, Kelompok Fungsional

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

31

Medis serta pihak manajemen, agar pencapaiannya dapat maskimal, bahkan dapat menjadi indikator pelayanan maternal setempat (box 2). Indikator Input 1. Terbentuknya Tim Kajian Maternal Perinatal Puskesmas/Rumah Sakit yang dikuatkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas/Direktur. 2. Tersusunnya panduan penyelenggaraan Kajian Near Miss/Kematian Maternal di Rumah Sakit, dan panduan penyelenggaraan Kajian kasus Rujukan Maternal di Puskesmas Indikator Proses 1. Jadwal penyelenggaraan audit kasus near miss dan kematian maternal neonatal tersusun 2. Notulensi kegiatan kajian dibuat dengan benar 3. Notulensi pertemuan-pertemuan tindak lanjut rekomendasi kajian 4. Persentase kematian ibu yang dilakukan kajian (jumlah kematian ibu yang dikaji dibagi jumlah seluruh kematian ibu dalam kurun waktu tertentu) 5. ) 6. Persentase kasus near miss yang dilakukan kajian (jumlah kasus near miss yang di lakukan kajian dibagi jumlah seluruh kasus near miss yang terjadi) Indikator Output 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jumlah pembelajaran individu yang diberikan Jumlah pembelajaran kelompok terfokus yang dilakukan Jumlah pembelajaran massal yang dilakukan Jumlah protap yang dilakukan revisi berdasarkan pembelajaran dari audit Angka kematian ibu ) Angka nearmiss Angka Case Fatality Rate untuk kasus-kasus tertentu (terbanyak) Box 4. Beberapa Indikator Near Miss

Rasio Near Miss (NMR): jumlah kasus near miss yang terjadi per 1000 kelahiran hidup. Indikator ini memberikan perkiraan kecukupan antara kasus yang ditangani dengan sumber daya yang tersedia. Rasio NM: Mortalitas (MNM:MD): adalah rasio antara kasus near miss maternal dan kematian ibu. Rasio yang makin tinggi menunjukkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Indeks Mortalitas (MI): jumlah kematian ibu dibagi jumlah ibu dengan kondisi komplikasi yang mengancam jiwa dalam persen (MI=MD/MNM+MD x100%)

32

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

BAB V PENUTUP

Kematian ibu di Indonesia membutuhkan upaya lebih untuk dapat mencapai akselerasi dalam upaya penurunan angka kematian ibu. Hal ini tidak mungkin tercapai tanpa upaya keras dari berbagai pihak. Dengan perlahan-lahan diurainya penyebabpenyebab seperti akses, transport dan perbaikan status sosial ekonomi masyarakat maka sudah saatnya fasilitas kesehatan memfokuskan diri kepada kualitas penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Organisasi profesi merasa bahwa hal ini, selain menjadi tanggung jawab utama dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Propinsi dan Direktur Rumah Sakit/Kepala Puskesmas, juga merupakan tanggung jawab profesi. Selain meyakinkan bahwa standar pelayanan kegawatdaruratan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, organisasi profesi juga menyadari bahwa tanpa dukungan manajemen yang kuat maka upaya profesional akan menjadi sub-optimal. Di masa yang akan datang kajian kasus yang dikerjakan di setiap fasilitas kesehatan terhadap semua kasus kematian ibu diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi tersedianya bukti-bukti untuk peningkatan kualitas kinerja profesional. Selain itu, hasil dari kajian kasus ini dapat juga memberikan bukti-bukti bagi tata kelola klinik yang baik.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

33

Lampiran 1. Presentasi Kasus Dibuat dalam bentuk presentasi (PPT) Tanggal:

Kajian ke:

Identitas pasien Status pernikahan Diagnosis saat datang Kondisi dan Keadaan Umum saat datang: Tanda Vital Tanda dan Gejala Umum yang penting Tanda dan Gejala Khusus (Status Obstetrikus) Riwayat Pra rujukan/Pra Faskes dan ANC Riwayat Persalinan Diagnosis dan Penatalaksanaan saat awal Dibuat kronologis sejak pasien datang/sejak timbul kondisi kegawat daruratan Disertakan data-data penunjang Disampaikan tantangan dan hambatan baik medis maupun non medis Terapi dan tindakan medis yang diberikan Tanggal dan jam kematian Penyebab Kematian Informasi tambahan lain yang dirasakan perlu

34

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Lampiran 2. Definisi operasional dokumentasi Kajian Near miss/kematian Ibu Dokumentasi Kajian Near Miss/Kematian Ibu Alamat : Nama : Ny. ________( th) /Tn________ ( th) no. MR : MRS : tgl____________/jam_____ Waktu kematian: tgl________/jam _____ Pendidikan tertinggi : _______________ (istri) ______________ (suami) Pekerjaan : _______________ (istri) ______________ (suami) DPJP : Diagnosis Rujukan Asal Rujukan Diagnosis Awal (RS) 1. BPM Diagnosis saat pasien diterima di RS Diagnosis dari 2. Bidan Desa perujuk 3. RB Diagnosis Akhir (RS) (lingkari yang 4. Puskesmas Diagnosis akhir setelah perawatan di RS sesuai) 5. RS 6. Dokter Umum/Praktik 7. Dokter spesialis 8. Dukun Kriteria Near miss 9. Kader/MKIA Kondisi pasien ybs yang sesuai dengan 10. Datang sendiri / keluarga kriteria near miss 11. Lainnya________________ 00 Tidak ada data A. Kinerja Rujukan 1. Dirujuk didampingi oleh (petugas 1. bidan Jika bukan kasus kesehatan) : 2. perawat rujukan lanjut ke (lingkari yg sesuai) 3. dokter penanganan 4. tidak didampingi emergensi 00 Tidak ada data 2. Tindakan stabilisasi yang diberikan Penanganan Umum Bagian ini (lingkari yang sesuai) 1. Membebaskan jalan nafas menjelaskan Poin penanganan ini terdiri dari 2. Pemberian oksigen faktor-faktor penanganan umum dan khusus 3. Pemasangan Infus 1 jalur dari kinerja terkait kasus rujukan. Penanganan Khusus rujukan yang Penanganan umum adalah Syok/HPP dapat penanganan minimal yang dapat 1. Posisi syok mempengaruhi diberikan dalam kondisi emergensi. 2. Pemberian Oksigen keluaran dari Penanganan khusus adalah 3. Infus jalur ke-2 penanganan penangnanan yang lebih khusus 4. Resusitasi cairan, sebutkan RL  NaCL kasus sesuai dengan penyebab __________ cc dalam _______jam kedaruratan. Ketidak lengkapan dari 5. Kompresi bimanual uterus setiap langkah penanganan khusus 6. Pemberian uterotonika mengarahkan kepada upaya-upaya Oksitosin drip  metyl ergometrin injeksi  peningkatan kualitas pelayanan di misoprostol rektal/sublingual masa yang akan datang. 7. Kondom kateter Preeklampsia Berat/Eklampsia 1. Pemberian anti hipertensi, sebutkan ___________ 2. Pemberian anti kejang MgSO4 Dosis awal  dosis rumatan 3. Pemberian anti kejang lain, sebutkan ___________

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

35

Prematuritas 1. Pemberian antenatal kortikosteroid 2. Pemberian tokolitik salbutamol  nifedipin

3. Menggunakan lembar stabilisasi (pra rujukan) Lembar stabilisasi adalah sebuah daftar tilik yang berfungsi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan klinik/alat bantu kerja (jobaids) 4. Komunikasi Pra Rujukan

B. Penanganan emergensi di RS Bagian ini menjelaskan respon/penanga nan kondisi emergensi di Rumah Sakit. Selain itu bagian ini juga memberikan gambaran tingkat keparahan pasien serta penanganan yang sesuai.

36

Adalah setiap komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas/BPM kepada faskes tingkat lanjut/rujukan, lingkari cara komunikasi yang sesuai 1. Apakah ibu datang dalam keadaan gawat darurat Adalah ibu yang mengalami kegawat daruratan sejak sebelum tiba di RS. Jika YA maka langsung jawab no.4 Jika ibu tidak datang dalam keadaan darurat maka lanjutkan dengan pertanyaan berikut. 2. Saat timbul kondisi gawat darurat adalah waktu antara timbulnya kondisi gawat darurat sejak ibu datang ke RS hingga timbulnya kondisi gawat darurat 3. Tempat terjadi kondisi gawat darurat Adalah lokasi/ruang terjadinya gawat darurat. Lingkari yang sesuai

Sepsis Maternal 1. Pemberian Antibiotika, sebutkan ______________ Lain-lain sebutkan __________________________ __________________________________ 00 Tidak ada Data 1. YA 2. TIDAK 00 Tidak ada data

1. YA, menggunakan Hotline RS SMS SIJARI EMAS HP petugas RS 2. TIDAK ADA 00 Tidak ada data

1. YA, langsung ke no.4 jam _________ 2. TIDAK, lanjut ke no.2

____ jam setelah admisi

1. 2. 3. 4. 5.

IGD R Rawat Kamar Bersalin Kamar Operasi RR

6. HCU 7. ICU 8. Lainnya: __________ 00 Tidak ada Data

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

4. Kondisi gawat darurat yg ditemukan (lingkari yg sesuai) Adalah kondisi gawat darurat yg ditemukan, dapat lebih dari 1 (satu)

5. Saat kejadian gawat darurat

6. Saat keputusan klinik

7. Saat tindakan diambil

8. Tanda Vital saat gawat darurat (lingkari yg sesuai) Jawab semua pertanyaan di kolom kanan, dan I kondisi yang sesuai. Apabila data yang diminta tidak ada maka beri keterangan TA = Tidak Ada

9. Mobilisasi tim emergensi apakah terjadi mobilisasi tim emergensi di RS dan berikan keterangan jika ditemukan hambatan2. 10. Asesmen awal saat terjadi kondisi gawat darurat oleh: (jabatan tertinggi) Adalah petugas (jabatan tertinggi) yang pertama kali mengumpulkan semua informasi dan menegakkan diagnosis kerja

1. Penurunan kesadaran 2. Apnu/arrest 3. Perdarahan/ Syok

7. 8. 9. 10.

Ruptura Uteri demam tinggi Gawat janin lain2, sebutkan _______________

4. Hipertensi 00 Tidak ada data 5. Sesak nafas 6. Kejang Jika keadaan gadar yg terjadi lebih dari satu sebutkan semuanya pukul berapa kejadian gadar dikenali 1) 2) dst Adalah saat ketika pengambilan keputusan klinik (PKK) ditetapkan (termasuk setelah jika memerlukan konsultasi dengan bidang lain), sebutkan semuanya pukul berapa PKK ditetapkan 1) 2) dst Adalah saat ketika terapi definitif dimulai atau tindakan dilakukan sesuai dengan PKK masing2 1) 2) dst 1. Keadaan Umum baik sedang lemah buruk 2. Kesadaran compos mentis sopor koma 3. tekanan darah ______/______ mmHg 4. nadi _______ kali/mnt isi/tegangan cukup  kurang  lemah 5. RR _______ kali/mnt 6. Suhu _______ ◦C 1. YA, hambatan: (sebutkan) ____________ __________________________________ 2. TIDAK 7. 00 Tidak ada data

1. Bidan/perawat 2. dokter umum 3. dokter spesialis, sebutkan _______ 00 Tidak ada data

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

37

38

11. Tindakan awal untuk mengatasi kondisi gawat darurat di Rumah Sakit Poin penanganan ini terdiri dari penanganan umum dan khusus terkait kasus rujukan yg dilakukan di Rumah Sakit. Penanganan umum adalah penanganan minimal yang dapat diberikan dalam kondisi emergensi. Penanganan khusus adalah penanganan yang lebih khusus sesuai dengan penyebab kedaruratan. Ketidak lengkapan dari setiap langkah penanganan khusus mengarahkan kepada upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Penanganan Umum 1. Airway tidak ada masalah intubasi 2. Breathing O2 nasal O2 sungkup ambu bag 3. Circulation IV line tambahan resusitasi cairan vena perifer vena sentral 4. Resusitasi Jantung Paru

12. Adakah hambatan dalam melakukan tindakan awal untuk mengatasi kondisi gawat darurat? Jelas

1. YA 2. TIDAK, lanjut ke no 11. 00 Tidak tahu

Penanganan Khusus Syok/HPP 1. Posisi syok 2. Resusitasi cairan, sebutkan RL  NaCL __________ cc dalam _______jam 3. Kompresi bimanual uterus 4. Pemberian uterotonika Oksitosin drip  metyl ergometrin injeksi  misoprostol rektal/sublingual 5. Kondom kateter 6. Pengambilan sampel darah 7. Pemeriksaan cross match Preeklampsia Berat/Eklampsia 1. Pemberian anti hipertensi, sebutkan ___________ 2. Pemberian anti kejang MgSO4 Dosis awal  dosis rumatan 3. Pemberian anti kejang lain, sebutkan ___________ Prematuritas 1. Pemberian antenatal kortikosteroid 2. Pemberian tokolitik salbutamol  nifedipin Sepsis Maternal 1. Pemberian Antibiotika, sebutkan ______________ 2. Ekplorasi sumber infeksi 3. Pengambilan sampel darah 4. Pemeriksaan kultur darah  urine  lokia  dasar luka Lain-lain 1. Pemberian diuretika 2. Lain-lain __________________________ _________________________________ _________________________________

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

13. Hambatan dalam memberikan tindakan awal untuk mengatasi kondisi emergensi Pilih/lingkari hal mana yang menjadi hambatan dalam upaya tindakan awal untuk mengsi kondisi emergensi

1. Terlambat/Tidak dikenali kondisi gawat darurat 2. Faktor pengetahuan petugas 3. Faktor keterbatasan jumlah petugas 4. Faktor peralatan 5. Faktor bahan habis pakai/obat 6. Faktor alur konsultasi/komunikasi 7. Faktor peraturan/administrasi 8. Faktor lain, sebutkan _______________ ________________________________

14. Pengawasan selama kondisi emergensi Adalah bagaimana pengawasan dilakukan selama perawatan di Rumah Sakit. Jawab semua nomer dengan melingkari setiap hal yang bersesuaian.

1. Menggunakan lembar observasi Ya tidak 2. Pengawasan tiap 15 menit atau kurang ya tidak 3. Dicatat tanda vital ya tidak 4. Dicatat Diuresis ya tidak 5. Dibuat balans cairan setiap 6 jam atau kurang ya tidak 6. Dibuat analisis secara teratur setiap 8 jam atau kurang ya tidak 00 Tidak ada data/keterangan 1. YA 2. TIDAK, lanjut ke no 14 00 Tidak ada data/keterangan

15. Adakah hambatan dalam observasi Hambatan dalam observasi adalah jika observasi yang dilakuan tidak lengkap dan tidak terdokumentasi dengan baik. Tidak ada data/keterangan adalah jika tidak ditemukan dalam medikal rekord atau tidak diketahui dari investigasi yang dilakukan adanya hambatan dalam observasi 16. Hambatan dalam observasi Pilih/lingkari yang menyebabkan hambatan dalam observasi

17. Adakah hambatan dalam kebutuhan akan pemeriksaan penunjang di RS? adalah hambatan dalam memenuhi kebutuhan akan pemeriksaan penunjang. Tidak ada data/keterangan adalah jika tidak ditemukan dalam medikal rekord atau tidak diketahui dari

1. Kekurangan lembar observasi 2. terlalu banyak pasien 3. petugas berkurang (cuti/absen dll) 4. petugas tidak tahu tugasnya 5. tidak ada supervisi 6. kelalaian 7. lain2_____________________________ _________________________________ 00 tidak ada data/keterangan 1. YA 2. TIDAK, lanjut ke no 14 00 Tidak ada data

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

39

investigasi yang dilakukan adanya hambatan dalam kebutuhan akan pemeriksaan penunjang

40

18. Macam hambatan dalam kebutuhan akan pemeriksaan penunjang di RS Adalah macam pemeriksaan penunjang yang tidak terpenuhi

1. Laboratorium darah 2. Radiologi 3. USG 4. Lain2, sebutkan__________________ __________________________________ 00 Tidak ada data/keterangan

19. Penyebab hambatan dalam dalam kebutuhan akan pemeriksaan penunjang di RS Pilih/lingkari yang menyebabkan hambatan dalam memenuhi kebutuhan akan pemeriksaan penunjang

1. Petugas terlambat meminta pemeriksaan penunjang 2. Sarana tidak tersedia 3. Alat rusak 4. Petugas tidak tersedia 5. Komunikasi antar bagian tidak adekuat 6. Tidak didanai oleh BPJS 7. Lain2, sebutkan _________________ ______________________________ 00 Tidak ada data/keterangan

20. Adakah hambatan dalam penyediaan darah Adalah hambatan dalam pengadaan darah ketika dibutuhkan. TIDAK BERHUBUNGAN adalah ketika kasus ini tidak membutuhkan transfusi darah

1. YA 2. TIDAK, lanjut ke no 16 3. TIDAK BERHUBUNGAN, lanjut ke no 16 00 Tidak ada data

21. Hambatan dalam penyediaan darah Pilih/lingkari yang menyebabkan hambatan dalam memenuhi kebutuhan akan darah

1. Petugas terlambat mengajukan permintaan darah 2. Proses permintaan darah 3. tidak tersedia golongan darah 4. tidak tersedia jenis sediaan darah 5. petugas Bank Darah tidak ada 6. tidak ada Bank Darah 7. lain2, sebutkan _________________ ______________________________

22. Adakah hambatan dalam konsultasi dg SpOG saat terjadi kegawat daruratan Adalah hambatan yang ditemui saat harus menghubungi dokter spesialis Obgyn

1. 2. 3. 00

YA TIDAK, lanjut ke no 22 TIDAK DIPERLUKAN, lanjut ke no 22 Tidak ada data/keterangan

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

23. Konsultasi dg SpOG saat terjadi kegawat daruratan menggunakan adalah bagaimana metode konsultasi dengan dokter SpOG berjalan, lingkari yang sesuai

1. 2. 3. 4. 00

24. Hambatan konsultasi Pilih/lingkari yang menyebabkan hambatan dalam melakukan konsultasi dengan dokter SpOG

1. Terlambat konsultasi 2. Faktor pengetahuan petugas 3. Faktor alur konsultasi/komunikasi 4. Faktor teknis (telepon rusak dll) 5. Faktor individu 6. Faktor lain, sebutkan _______________ ________________________________

25. Adakah hambatan konsultasi dg Spesialis lain saat terjadi kegawat daruratan Adalah hambatan yang ditemui saat harus menghubungi dokter spesialis lain

1. 2. 3. 00

YA, sebutkan: Sp ________ TIDAK, lanjut ke no 25 TIDAK DIPERLUKAN, lanjut ke no 25 Tidak ada data/Keterangan

26. Konsultasi dg Spesialis lain saat terjadi kegawat daruratan menggunakan adalah bagaimana metode konsultasi dengan dokter spesialis lain berjalan, lingkari yang sesuai

1. 2. 3. 4. 00

hadir telepon RS telepon genggam SMS Tidak ada data/keterangan

27. Hambatan konsultasi Pilih/lingkari yang menyebabkan hambatan dalam melakukan konsultasi dengan dokter Spesialis lain

1. Terlambat konsultasi 2. Faktor pengetahuan petugas 3. Faktor alur konsultasi/komunikasi 4. Faktor teknis (telepon rusak dll) 5. Faktor individu 6. Tidak tersedia tenaga ahli terkait 7. Faktor lain, sebutkan _______________ ________________________________

28. Apakah membutuhkan rujukan ke luar RS? Adalah ketika ibu perlu dilakkukan rujukan ke luar RS

1. YA 2. TIDAK, lanjut ke bagian C 00 Tidak ada data/keterangan

29. Alasan membutuhkan rujukan ke luar RS Adalah alasan/indikasi dari rujukan tersebut, lingkari yang sesuai dan beri tanda √ pada pilihan yang bersesuaian

hadir telepon RS telepon genggam SMS Tidak ada data/keterangan

1. Tidak tersedia tenaga Ahli, terkait  Obstetri  Non Obstetri: __________ 2. Tidak tersedia keahlian sub spesialistik terkait  Obstetri  Non Obstetri: ___________

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

41

30. Dilakukan stabilisasi sebelum merujuk Adalah tindakan stabilisasi yang dilakukan sebelum pasien dirujuk ke RS lain

31. Asesmen dan Keputusan merujuk dilakukan oleh: Adalah petugas (jabatan tertinggi) yang memutuskan untuk merujuk

42

3. obat-obatan 4. peralatan 5. ICU 6. administratif 7. lain2, sebutkan _________________ ______________________________ 00 Tidak ada data/keterangan  YA  TIDAK Sebutkan ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________

1. dokter jaga/residen 2. dokter SpOG 3. dokter spesialis lain; ______________ _______________________________ sebutkan 00 Tidak ada data/keterangan

Evaluasi Pelaksanaan SOP/SPM Apakah untuk beberapa situasi/keadaan diperlukan SOP tertentu; jika sudah tersedia SOP apakah telah dikerjakan sesuai dengan SOP; apakah diperlukan SOP/SPM baru sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi

Ada SOP/SPM (sebutkan SOP/SPM dimaksud)  sesuai SOP/SPM bila telah ada SOP/SPM dan dilaksanakan dengan sesuai sebutkan SOP/SPM dimaksud  belum sesuai SOP/SPM bila telah ada SOP/SPM tapi belum dilaksanakan dg sesuai SOP/SPM Alasan: diisi jika pelaksanaan belum sesuai SOP/SPM dan berikan keterangan/alasan yang menghambat pelaksanaan SOP/SPM dari aspek input – proses dan lain2  Input : petugas – peralatan – kebijakan  Proses : alur – komunikasi – dokumnetasi  lain-lain/ uraikan :  belum ada SOP/SPM bila belum tersedia SOP/SPM –sebutkan SOP/SPM dimaksud

Faktor yang mendukung keberhasilan penatalaksanaan tindakan kedaruratan Menjelaskan faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan penanganan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

 Medis terkait teknis medis___________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis terkait hal non medis yang mendukung penatalaksanaan__________________ ________________________________ ________________________________

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

 Etik terkait autonomy, equal, beneficence, non-maleficence _________________________________ _________________________________ Faktor lain yang menghambat keberhasilan penatalaksanaan tindakan kedaruratan Menjelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan penanganan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

Faktor risiko yang telah ada sebelumnya Adalah kondisi/kelainan yang berpotensi untuk terjadinya komplikasi yang terjadi saat ini, yang telah ada sebelumnya, baik dikenali maupun tidak dikenali C. Riwayat persalinan Adalah riwayat persalinan, isilah dengan melingkari jawaban yg sesuai dan memberikan jawaban sesuai dengan keadaan

 Medis terkait teknis medis___________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis terkait hal non medis yang mendukung penatalaksanaan__________________ ________________________________ ________________________________  Etik terkait autonomy, equal, beneficence, non-maleficence _________________________________ _________________________________  Medis _________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis _____________________ ________________________________ ________________________________  Etik ___________________________ _________________________________

1. Tempat persalinan Rumah Rumah bidan Poskesdes Polindes Puskesmas  2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

ditolong Dukun BPM Bidan Puskesmas dokter umum SpOG mulai persalinan tgl_________jam_________ Lama persalinan Kala 1 _____ jam Kala 2 ______ jam Kala 3 ______jam Kala 4 _____ jam Induksi persalinan 1. YA, ballon oksitosin  misoprostol 2. TIDAK 00 Tidak ada data Jenis persalinan Spt  VE FE  sungsang SC belum dilahirkan Lahir bayi, BBL________ gram, AS _____/_____  lahir mati Robekan jalan lahir 1. YA, robekan perineum robelan portio ruptur uteri 2. TIDAK 00 Tidak ada data Plasenta lahir spontan  Manual  Lengkap  Tidak Lengkap belum lahir Terjadi perdarahan 1. YA, estimasi perdarahan ______ml 2. TIDAK 00 TIDAK ADA DATA Total Perdarahan ________ml

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

43

D. Ringkasan Riwayat Pra Rujukan dan AnteNatalCare

Tuliskan ringkasan riwayat pra rujukan termasuk riwayat selama hamil, asuhan anternatal yang diterima dan proses rujukan

E. Tindakan Pembedahan

1. Membutuhkan tindakan operatif

1. YA

2. Waktu antara keputusan klinik – Tindakan

1. Keputusan Tindakan jam______ 2. Tindakan jam______ 00 Tidak ada data/keterangan 1. YA 2. TIDAK, lanjut ke 5 00 Tidak ada data/keterangan 1. Petugas tidak siap 24jam 2. Peralatan 3. Obat-obatan 4. Menunggu Kamar Operasi (over load) 5. Lain2, sebutkan __________________ _______________________________ 00 Tidak ada data/keterangan

3. Adakah hambatan dengan Kamar Operasi? 4. Hambatan dengan Kamar Operasi terkait:

5. Apakah terjadi komplikasi durante operasi

1. YA 2. TIDAK, lanjut ke bagian E

6. Komplikasi durante operasi

1. perdarahan 2. kejang 3. perlukaan organ lain 4. henti jantung/napas 5. komplikasi anestesi 6. lain-lain, sebutkan ______________ ______________________________ 00 Tidak ada data/keterangan

7. Upaya menangani komplikasi durante operasi

1. Ditangani langsung oleh operator 2. Ditangani langsung oleh Sp Anestesi 3. Ditangani dengan konsultasi sesama SpOG 4. Ditangani dengan konsultasi spesialis lain 5. Membutuhkan perawatan intensif 6. membutuhkan rujukan ke luar RS 00 Tidak ada data/keterangan 1. YA 2. TIDAK, lanjut ke E

8. Adakah hambatan dalam menangani komplikasi durante operasi?

9. Hambatan penanganan komplikasi

44

2. TIDAK, lanjut ke bagian E

1. Keahlian, terkait  Obstetri  Non Obstetri: ________________(sebutkan)

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

2. Kurang tenaga 3. obat-obatan 4. peralatan 5. ICU 6. lain2, sebutkan ________________ _____________________________ 00 Tidak ada data/keterangan Faktor yang mendukung keberhasilan tindakan operatif Menjelaskan faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan tindakan operatif pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

 Medis terkait teknis medis___________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis terkait hal non medis yang mendukung penatalaksanaan__________________ ________________________________ ________________________________  Etik terkait autonomy, equal, beneficence, non-maleficence _________________________________ _________________________________

Faktor lain yang menghambat keberhasilan tindakan operatif

 Medis _________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis _____________________ ________________________________ ________________________________  Etik ___________________________ _________________________________

Menjelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan tindakan operatif pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik Faktor risiko yang telah ada sebelumnya Adalah kondisi/kelainan yang berpotensi untuk terjadinya komplikasi yang terjadi saat ini, yang telah ada sebelumnya, baik dikenali maupun tidak dikenali F. Pengawasan selama perawatan

1. Tempat perawatan sebelum terjadi emergensi

2. Petugas yang melakukan observasi langsung selama perawatan di no.1

 Medis _________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis _____________________ ________________________________ ________________________________  Etik ___________________________ _________________________________ 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 00

di luar RS 6. Kamar Bersalin R Rawat 7. HCU/ICU IGD 8. lain2, Kamar Operasi ___________ RR 00 Tdk ada data mahasiswa Akbid/Akper bidan/perawat mahasiswa kedokteran dokter umum/PPDS Tidak ada data/keterangan

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

45

46

3. Supervisi petugas no.2 dilakukan oleh

1. 2. 3. 00

bidan/perawat jaga dokter jaga konsulen jaga tidak tahu

4. Kualitas Observasi sebelum/sesaat sebelum terjadi emergensi

1. Menggunakan lembar observasi yang sesuai ya tidak 2. Menggunakan partograf ya tidak ts 3. Dicatat tanda vital ya tidak 4. Dicatat kemajuan persalinan ya tidak ts 5. Dibuat diuresis ya  tidak ts 6. Dicatat refleks patella ya  tidak ts 7. Dibuat analisis secara teratur setiap 8 jam atau kurang ya  tidak ts 00 Tidak ada data/keterangan ts= tidak sesuai

5. Adakah hambatan dalam observasi

1. YA 2. TIDAK, lanjut ke no 7 00 Tidak ada data/keterangan

6. Hambatan dalam observasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 00

Kekurangan lembar observasi terlalu banyak pasien petugas berkurang (cuti/absen dll) petugas tidak tahu tugasnya tidak ada supervisi kelalaian tidak ada data/keterangan

7. Temuan dalam monitoring dilaporkan kepada (atasan langsung)

1. 2. 3. 4. 5. 00

bidan/perawat jaga dokter jaga dokter PPDS konsulen jaga tidak segera dilaporkan tidak ada data/keterangan

8. Respon time dari kejadian gawat darurat dan tindakan awal penanganan gawat darurat

Dikenali gawat darurat jam _______ Pengambilan Keputusan Klinik jam _______ 00 Tidak ada data/keterangan

9. Ada keterlambatan dalam melaporkan kondisi emergensi

1. YA 2. TIDAK 00 Tidak ada data/keterangan

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Faktor yang mendukung keberhasilan dalam monitoring pasien Menjelaskan faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan monitoring pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

 Medis terkait teknis medis___________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis terkait hal non medis yang mendukung penatalaksanaan__________________ ________________________________ ________________________________  Etik terkait autonomy, equal, beneficence, non-maleficence _________________________________ _________________________________

Faktor lain yang menghambat keberhasilan dalam monitoring pasien

 Medis _________________________ ________________________________ ________________________________  Non Medis _____________________ ________________________________ ________________________________  Etik ___________________________ _________________________________

Menjelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan monitoring pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik F. HAL TERKAIT PASIEN Masalah yang terkait dengan pasien/keluarga adalah masalah yang terkait dengan pasien atau keluarganya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan serta masalah komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien atau keluarganya. yang mengakibatkan kehilanga peluang

 Masalah Pribadi

G. HAL TERKAIT SISTEM ADMINISTRASI Masalah sistem logistik adalah masalah-masalah seperti transportasi dan mekanisme komunikasi, seperti

 Masalah Transportasi

 Masalah Keluarga  Masalah Masyarakat

 Masalah Hambatan untuk Rawat Inap di RS  Masalah Kurangnya Akses atau Keterjangkauan  Kurangnya fasilitas asuhan kesehatan (termasuk berfungsinya fasilitas)  Masalah komunikasi

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

47

ketersediaan telepon dan lainlain, termasuk masalah dalam pembiayaan/adm pembiayaan H. KESIMPULAN PENYEBAB KEMATIAN

□ Penyebab Obstetrik Primer ________________________________ kondisi atau penyakit awal yang menjadi penyebab near miss/kematian maternal, disebut dengan Penyebab Obstetrik Primer (mendasari) Hanya ada 1 (satu) penyebab Obstetrik Primer □ Penyebab Akhir Kematian ________________________________ kejadian apa yang akhirnya menyebabkan terjadinya near miss/kematian, disebut dengan Penyebab Akhir near miss/kematian. Hanya ada 1 (satu) penyebab akhir near miss/kematian. Penting untuk membedakan antara Penyebab Akhir kematian dan modus kematian. Contohnya setiap orang pada akhirnya akan mati ketika jantungnya berhenti berdetak, jadi henti jantung disebut dengan modus kematian. Kejadian yang menyebabkan terjadinya henti jantung itulah yang disebut dengan Penyebab Akhir kematian. □ Faktor Penyumbang ________________________________ (atau yang ikut berperan) ________________________________ dalam kematian ________________________________ ________________________________ pada beberapa kasus mungkin ditemukan satu atau beberapa Faktor Penyumbang yang turut berperan dalam menyebabkannear miss/ kematian. Faktor Penyumbang sama klasifikasinya dengan Penyebab Akhir near miss/kematian. Klasifikasi ini bertujuan untuk mengetahui sistem atau organ yang gagal berfungsi sehingga menyebabkan near miss/kematian, dan kemudian dapat digunakan untuk menentukan sumber daya yang diperlukan guna mencegah terjadinya near miss/kematian □

48

Penyebab Non-Obstetrik : __________________________ Tuliskan penyebab non obstetrik yang mengakibatkan kematian.

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Catatan Tambahan: (bila diperlukan tuliskan di halaman belakang) _____________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________

Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut RTL Penanggungjawab

Rekomendasi

Waktu

Tempat, tanggal – bulan - tahun Dipresentasikankan oleh TT

Mengetahui TT

(Moderator)

(presenter)

Notulis TT (nama) Rencana Pengkajian lanjutan Level 2  3 Tanggal :_______________ Tembusan: 1. Direktur 2. Komite Medik 3. Arsip PONEK

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

49

Daftar Hadir Kajian Kasus Near Miss/Kematian Ibu

Tim Audit isi nama peserta kegiatan kajian kasus serta jabatannya NO Nama Jabatan 1.

Tanda tangan

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

50

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Lampiran 3. Dokumentasi Pengkajian Kasus Rujukan/Kematian Maternal

Dokumentasi Pengkajian Kasus Rujukan/Kematian Maternal Nama : Ny. ___________ (___th) /Tn____________(__th) no. RM : harus diisi untuk memudahkan jika membutuhkan data tambahan, jika Puskesmas belum mempunyai nomor rekam medis (RM) maka didorong agar Puskesmas mulai menerapkan nomor pada catatan rekam medis Puskesmas catatan Rekam Medis harus dibawa saat melakukan kajian kasus Tgl masuk Puskesmas : Diagnosis Awal Diagnosis saat pasien diterima Alasan Merujuk

Kondisi ibu ketika tiba di Puskesmas

Kondisi yang menjadi alasan/indikasi perujukan pasien

1. G__ P__ A__ jelas 2. Usia kehamilan ____minggu jelas 3. Janin lingkari pernyataan yang sesuai Tunggal  ganda presentasi kepala  Bukan kepala hidup mati

4. Status persalinan: (pilih yang sesuai) beri tanda X dan lingkari yg sesuai  Ante natal  hamil belum inpartu  hamil inpartu, kala 1 2 3 4  nifas hari ke______

5. Tanda Vital lingkari pernyataan yang sesuai dan isi hasil pemeriksaan yang sesuai, beri tanda “tidak diukur” jika tidak dilakukan pengukuran Keadaan Umum baik  sedang  lemah  buruk Kesadaran compos mentis  penurunan kesadaran Tekanan Darah ______/______mmHg Nadi ______kali/menit isi & tegangan cukup  kurang  halus Pernafasan _____kali/menit Suhu ______ derajat Celcius

Asal Rujukan jelas

1. Dukun 2. Bidan Praktek Mandiri 3. Bidan desa 4. Kader/MKIA 5. Keluarga 6. Puskesmas lain 7. RB Lainnya, sebutkan __________

Respon time penanganan di Puskesmas (evaluasi respon time sejak pasien mengalami kedaruratan – UGD

 telepon/SMS dari perujuk pukul _ diisi jika perujuk menghubungi Puskesmas sebelum merujuk  datang di IGD pukul _ waktu saat ibu tiba di Puskesmas  kejadian gawat darurat pukul_ saat terjadi kejadian gawat darurat, kejadian gawat darurat dapat timbul sejak sebelum tiba

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

51

Puskesmas/PONED – keputusan klinik – tindakan/ penanganan kedaruratan (jk ada) – stabilisasi sebelum merujuk – selama rujukan (dapat terjadi lebih dari satu emergensi pada pasien, dan beri tanda emergensi no.1 dst) Catatan kronologis : (komunikasi pra Puskesmas) Jelaskan jika ada saat komunikasi pra puskesmas terjadi, menggunakan metode apa, dan sampaikan jika komunikasi ini membuat rujukan menjadi lebih berkualitas termasuk penggunaan DST oleh bidan perujuk (saat datang, kondisi dan tanda vital, penanganan awal emergensi) Jelaskan hasil pemeriksaan awal saat pasien diterima di Puskesmas dan tindakan yg dilakukan, termasuk pemeriksaan penunjang dan komunikasi dengan dokter Puskesmas/dokter spesialis yang mungkn terjadi ( hal-hal yang terjadi diseputar kejadian emergensi, terkait input – proses – output, termasuk monitoring selama perawatan di Puskesmas) Keterangan terutama jika kondisi emergensi terjadi setelah pasien dirawat di Puskesmas, misalnya pasca melahirkan di kamar nifas, dll, tuliskan kronologis dan hal-hal yang terjadi di seputar kejadian emergensi terutama terkait monitoring)

di Puskesmas, saat tiba di Puskesmas atau timbul beberapa waktu setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas. Jika terdapat lebih dari satu kegawatdaruratan uraikan dengan nomor: 1)…… 2)….. 3) dst  keputusan klinik pukul _ jika ada keputusan klinik yang diambil terkait kejadian gawat darurat baik untuk tujuan definitif maupun sebagai bagian dari upaya stabilisasi. Jika lebih dari satu kegawatdaruratan uraikan dengan nomor: 1) pukul…. 2)….. 3) dst  tindakan pukul _ saat tindakan sesuai PKK dilakukan jika lebih dari satu jelaskan: 1) pukul…. 2)…  keputusan merujuk pukul _ saat keputusan untuk merujuk diambil  rujukan pukul_ waktu sesungguhnya pasien dirujuk ke faskes rujukan Catatan kronologis : Kronologis hendaknya dibuat dengan singkat tetapi jelas, dengan mencantumkan waktu yang menggambarkan sekuens serta kapan kondisi emergensi terjadi, apakah dikenali atau tidak, apakah didiagnosis dengan benar dan ditatalaksana dengan baik Keterangan yang perlu disampaikan − − − −

komunikasi pra Puskesmas. saat datang, kondisi dan tanda vital, penanganan awal emergensi. hal-hal yang terjadi diseputar kejadian emergensi, terkait input – proses – output, termasuk monitoring selama perawatan di Puskesmas. tindakan untuk stabilisasi rujukan: langkah dan kronologis, penggunaan DST, tantangan dalam melakukan tindakan stabilisasi, perencanaan transport dan pembiayaan, dll.

(tindakan untuk stabilisasi rujukan: langkah dan kronologis, penggunaan DST, tantangan dalam melakukan tindakan stabilisasi, perencanaan transport dan pembiayaan, dll) Keterangan tentang kronologi dan langkah ketika akan melakukan rujukan, baik upaya stabilisasi di Puskesmas – selama perjalanan, termasuk perencanaan transpot dan pembiayaan

52

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Kondisi Ibu sebelum dirujuk

1. Status persalinan: (pilih yang sesuai)  Ante natal  hamil belum inpartu  hamil inpartu, kala 1 2 3 4  nifas hari ke______

2. Tanda Vital Keadaan Umum baik  sedang  lemah  buruk Kesadaran compos mentis  penurunan kesadaran Kejang ya  tidak Tekanan Darah ______/______mmHg Nadi ______kali/menit isi & tegangan cukup  kurang  halus Pernafasan _____kali/menit Suhu ______ derajat Celcius

3. Stabilisasi yang diberikan (pilih yang sesuai) Oksigen nasal kanul oksigen sungkup  infus 1 jalur  infus 2 jalur  Oksitosin drip  misoprostol  KBE/KBI  kondom kateter  MgSO4 dosis awal  MgSO4 dosis rumatan  anti hipertensi  kortikosteroid antenatal  Antibiotika injeksi lain-lain (sebutkan) ______________________________ Pelaksanaan Penggunaan DST dan protap/SPM (evaluasi penggunaan DST rujukan dan protap/SPM, jika tidak sesuai analisis penyebabnya dari komponen input dan proses, sebutkan hal lain yang ditemukan menjadi penyebab tidak sesuainya stabilisasi di luar komponen input dan proses pada kolom lain2)

 belum ada DST rujukan/protap/SPM bila belum tersedia protap/SPM Protap/SPM yang diperlukan: sebutkan protap/SPM yang diperlukan ___________________________________________________ ___________________________________________________ ___________________________________________________  Ada DST rujukan/Protap/SPM, dan pelaksanaan sudah sesuai bila telah ada Protap/SPM dan dilaksanakan dengan sesuai sebutkan Protap/SPM dimaksud  Ada DST rujukan/Protap/SPM, dan pelaksanaan belum sesuai bila telah ada Protap/SPM tapi belum dilaksanakan dg sesuai SPM Alasan ketidak sesuaian pelaksanaan DST rujukan/Protap/SPM: diisi jika pelaksanaan belum sesuai protap/SPM dan berikan keterangan/alasan yang menghambat pelaksanaan protap/SPM dari aspek input – proses dan lain2  Input : petugas – peralatan – kebijakan  Proses : alur – komunikasi – dokumentasi  lain-lain/ uraikan :

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

53

Faktor yang mendukung keberhasilan penatalaksanaan tindakan kedaruratan Menjelaskan faktor apa saja yang sudah ada di faskes yang mendukung bagi keberhasilan penanganan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

 Medis terkait teknis medis

Faktor lain yang menghambat keberhasilan penatalaksanaan tindakan kedaruratan

 Medis

Menjelaskan faktor apa saja yang ada di faskes yang menghambat keberhasilan penanganan pasien dengan kasus ini termasuk aspek medis – non medis - etik

 Etik

Faktor risiko yang telah ada sebelumnya

 Medis

Adalah kondisi/kelainan yang berpotensi untuk terjadinya komplikasi yang terjadi saat ini, yang telah ada sebelumnya, baik dikenali maupun tidak dikenali

54

 Non Medis terkait hal non medis yang mendukung penatalaksanaan

 Etik terkait autonomy, equal, beneficence, non-maleficence

 Non Medis

 Non Medis  Etik

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Penyebab Obstetrik Primer (mendasari) :

(Sebutkan)

kondisi atau penyakit awal yang menjadi penyebab near miss/kematian maternal, disebut dengan Penyebab Obstetrik Primer (mendasari) Hanya ada 1 (satu) penyebab Obstetrik Primer Penyebab Akhir: (sebutkan) kejadian apa yang akhirnya menyebabkan terjadinya near miss/kematian, disebut dengan Penyebab Akhir near miss/kematian. Hanya ada 1 (satu) penyebab akhir near miss/kematian. Penting untuk membedakan antara Penyebab Akhir kematian dan modus kematian. Contohnya setiap orang pada akhirnya akan mati ketika jantungnya berhenti berdetak, jadi henti jantung disebut dengan modus kematian. Kejadian yang menyebabkan terjadinya henti jantung itulah yang disebut dengan Penyebab Akhir kematian. Faktor Penyumbang (atau yang ikut berperan): (Sebutkan) pada beberapa kasus mungkin ditemukan satu atau beberapa Faktor Penyumbang yang turut berperan dalam menyebabkannear miss/ kematian. Faktor Penyumbang sama klasifikasinya dengan Penyebab Akhir near miss/kematian. Klasifikasi ini bertujuan untuk mengetahui sistem atau organ yang gagal berfungsi sehingga menyebabkan near miss/kematian, dan kemudian dapat digunakan untuk menentukan sumber daya yang diperlukan guna mencegah terjadinya near miss/kematian

Ringkasan riwayat Pra Puskesmas dan Ante natal Pertanyaan 1-11 harus terisi, jika tidak ada informasi terkait hal yang ditanyakan maka harus dituliskan “TIDAK DIKETAHUI”

Tuliskan ringkasan riwayat pra rujukan termasuk riwayat selama hamil, asuhan anternatal yang diterima dan proses rujukan 1. Pencarian penyakit –Penyakit yang dapat diidentifikasi

2. Promosi kesehatan

3. Persiapan persalinan  termasuk rencana persalinan 4. Persiapan kedaruratan

Sebutkan dalam kolom ini penyakit2 yang berhasil diidentifikasi selama ANC, seperti penyakit2 metabolik kronis, penyakit menular spesifik, dll. Jika tidak ditemukan, tuliskan TIDAK ADA Jika tidak diketahui/tidak dicari, tuliskan TIDAK TAHU Sebutkan dalam kolom ini promosi kesehatan yang diberikan, baik dalam bentuk edukasi maupun pemberian intervensi yang sesuai terutama yang berkaitan dengan kondisinya saat ini Sebutkan dalam kolom ini persiapan persalinan yang disampaikan terutama yang ternyata menimbulkan hambatan dalam kehamilan/persalinannya saat ini. Sebutkan dalam kolom ini persiapan kedaruratan yang disampaikan kepada ibu dan keluarga, termasuk perlu disampaikan keterlibatan keluarga dalam kesiapan kedaruratan ini

5. TIDAK SESUAI (bila tidak mendapat ANC)

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

55

Kondisi risiko yang ditemukan pada saat pemeriksaan antenatal CUKUP JELAS

Ya

Tidak

Tidak diperiksa

Usia kehamilan pada saat ditemukan kondisi risiko

Tindakan/rujukan, obat, tindakan lain oleh siapa?

1. Perdarahan jalan lahir 2. Hemoglobin < 8 g % 3. Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu 4. Letak sungsang pada primigravida 5. Kehamilan ganda 6. Perkiraan janin besar 7. Edema muka/tangan 8. Tekanan darah Sistolik >140 mmHg, Diastolik >90 mmHg 9. Sakit kepala yang tidak hilang 10. Penyakit kronis, sebutkan: 11. Lain-lain, sebutkan:

Faktor yang dapat dihindarkan, kehilangan peluang dan asuhan yang tidak memenuhi standar Pertanyaan berikut harus terisi, jika tidak ada informasi terkait hal yang ditanyakan maka harus dituliskan “TIDAK DIKETAHUI” jika tidak ditemukan faktor apapun yang mempengaruhi dituliskan “TIDAK ADA”

‘Kehilangan peluang’ adalah kejadian dimana suatu tindakan yang mungkin dapat membantu mencegah kematian tidak dilakukan, atau dimana suatu tindakan mengakibatkan, secara langsung maupun tak langsung, terjadinya kematian. “Pelayanan substandar” digunakan guna mengikutsertakan tidak hanya kegagalan pelayanan klinis, namun juga beberapa faktor yang mendasari yang mungkin menjadi penyebab rendahnya kualitas pelayanan kepada pasien. Termasuk di dalamnya adalah situasi yang terkait dengan pasien, atau keluarganya, yang mungkin berada di luar kendali petugas kesehatan yang merawat. Selain itu, turut diperhitungkan juga kekurangan sumber daya manusia; kegagalan administrasi pelayanan persalinan dan fasilitas penunjang seperti pelayanan dokter jaga 24 jam, konsultasi dengan dr spesialis dll Hal terkait PASIEN Masalah yang terkait dengan pasien/keluarga adalah masalah yang terkait dengan pasien atau keluarganya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan serta masalah komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien atau keluarganya. yang mengakibatkan kehilanga peluang Masalah Pribadi Masalah Keluarga Masalah Masyarakat 56

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Kegagalan sistem administrasi/kesehatan Masalah sistem logistik adalah masalah-masalah seperti transportasi dan mekanisme komunikasi, seperti ketersediaan telepon dan lain-lain Masalah fasilitas kesehatan berhubungan dengan kurangnya fasilitas seperti ketersediaan tempat tidur di ICU, peralatan seperti ventilator serta obat dan lain-lain. Masalah petugas kesehatan berhubungan dengan tenaga yang tersedia di pelayanan kesehatan (kekurangan sumber daya manusia) dan manajemen pasien Masalah transportasi Hambatan untuk rawat-inap di rumah sakit atau klinik Kurangnya akses atau keterjangkauan Kurangnya fasilitas asuhan kesehatan (termasuk berfungsinya fasilitas) Kurangnya petugas atau staf Kurangnya petugas/staf yang mendapat pelatihan yang diperlukan (termasuk berfungsinya petugas) Masalah komunikasi

Asuhan/layanan medik Untuk mengkaji masalah dalam pelayanan maternal, sebaiknya merujuk ke standar-standar yang berlaku di Indonesia, baik untuk menilai standar pelayanan oleh bidan dan perawat, menilai pelayanan standard yang diharapkan bagi petugas kesehatan dan dokter umum, untuk penilaian dokter spesialis, maupun untuk menilai standar yang diperlukan untuk institusi kesehatan terkait. Masalah untuk mendapat asuhan antenatal secara rutin Masalah untuk asuhan intrapartum Masalah untuk asuhan postpartum Masalah terhadap kejadian gawatdarurat Masalah resusitasi Masalah anestesi Tindakan kurang professional atau mengabaikan keselamatan pasien

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

57

Catatan Tambahan: (bila diperlukan tuliskan di lembar kosong di balik) tuliskan catatan tambahan yang dapat menambah pemahaman terhadap rangkain peristiwa yang terjadi seperti kronologis singkat dll, gunakan lembar sebaliknay bila dianggap perlu Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut RTL Penanggungjawab

Rekomendasi

Tim Audit isi nama peserta kegiatan kajian kasus serta jabatannya NO Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengetahui

Waktu

Tanda tangan

Tempat, tanggal – bulan - tahun Dipresentasikankan oleh TT

TT

(Moderator)

(presenter)

Tembusan: 1. Arsip Puskesmas/Tim PONED 2. Tim AMP Kabupaten

58

Panduan Teknis Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal di Fasilitas Kesehatan

Related Documents


More Documents from "Joko Purwanto"