4. Konsep Dasar K3 Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko K

  • Uploaded by: elis anggeria
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Konsep Dasar K3 Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko K as PDF for free.

More details

  • Words: 1,459
  • Pages: 29
Loading documents preview...
KONSEP DASAR K3: SEHAT, KESEHATAN KERJA, RISIKO DAN HAZARD DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

SEHAT

Status kesehatan • Status kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni: 1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan ssosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan). 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku. 3. Pelayanan kesehatan: promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan; 4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia

KESEHATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3 • Ilmu terapan yang bersifat multi disiplin, bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. • Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

• Pengertian K3 menurut undang-undang No.1 tahun 1970 (1) adalah upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya 12 dalam rangka menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. • Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.

• Undang Undang No. 1 Tahun 1970 dalam menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Kesehatan kerja bersifat medis • Kesehatan kerja bersifat medis dan sasarannya adalah manusia atau pekerja. Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja seperti (Simajuntak, 1994): 1. Kurangnya pencahayaan yang mengakibatkan sakit mata. 2. Tidak adanya sistem sirkulasi udara sehingga debu-debu atau partikel-partikel kecil akan mengganggu sistem pernapasan pekerja. 3. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. 4. Tingkat kebisingan yang melebihi batas ambang pendengar yang dapat mengakibatkan ketulian pada pekerja.

Pencegahan • Kondisi di atas memerlukan pencegahan dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: 1) Pemeriksaan pekerja secara berkala. 2) Memberikan keterangan prosedur kerja sebelum bekerja. 3) Pembuatan ventilasi yang baik. 4) Mengubah cara-cara kerja yang dapat menyebabkan penyakit kerja. 5) Pemakaian alat-alat pelindung diri secara teratur dan disiplin untuk menghindari resiko kecelakaan kerja.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit • Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain: • Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3; • Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya; • SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya; • Orientasi K3 di tempat kerja; • Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara berkala dan berkes inambungan sesuai kebwtuhan dalam rangka menciptakan budayciK3.

RISIKO

Risiko • Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.

• Tidak semua pekerja sama Manajemen harus menyediakan lingkungan kerja yang aman untuk pria, wanita, pekerja penyandang cacat dan lain-lain karena kebutuhan setiap kelompok yang mungkin berbeda. Contohnya, mengangkat benda berat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Begitu pula, zat beracun tertentu yang mengekspos para pekerja laki-laki muda dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir pada anak-anak. Pada risiko yang berbeda (kadang sementara dan kadang permanen), juga dapat mempengaruhi kesejahteraan pekerja. Sebagai contoh, untuk ibu menyusui dan anaknya agar tetap sehat, maka ibu perlu untuk istirahat guna menyusui bayinya. Begitu pula, seorang pekerja penyandang cacat mungkin perlu ruang toilet yang lebih luas. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus cukup sensitif dalam mengidentifikasi dan membuat ketentuan untuk semua situasi ini.

Potensi bahaya yang mengakibatkan risiko langsung pada keselamatan • Kategori ini berkaitan dengan masalah atau kejadian yang memiliki potensi menyebabkan cidera dengan segera. Cidera tersebut biasanya disebabkan oleh kecelakaan kerja. Ini biasanya terjadi ketika risiko yang tidak dikendalikan dengan baik. Saat prosedur kerja aman tidak tersedia atau sebaliknya tetapi tidak diikuti. Sebagai contoh: – alat berat jatuh menimpa kaki pekerja dan mengakibatkan patah tulang; – posisi papan perancah tidak benar dan jatuh ketika pekerja melangkah.

• Selain kecelakaan kerja, terdapat kejadian yang tidak biasa di tempat kerja yang mungkin dapat berakibat membahayakan orang atau properti jika keadaan sedikit berbeda. Hal ini biasa disebut “Hampir celaka”

HAZARD DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HAZARD • Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang menpunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan, maupun manusia (Budiono, 2003). • Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera (injury) atau kerusakan (damage) baik manusia, properti dan Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya.

Komponen Bahaya – Karakteristik material – Bentuk material – Hubungan pemajanan dan efek – Jalannnya pemajanan dari proses individu – Kondisi dan frekuensi penggunaan – Tingkah laku pekerja

Jenis Bahaya • Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jeni s bahaya maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu: – Bahaya kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, biologi dan bahaya berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah – Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran, dan segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja.

Bahaya Keselamatan (Safety Hazard) Jenis-jenis Safety Hazard • Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lainlain. • Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik. • Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.

Bahaya Kesehatan (Health Hazard) • Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan manusia. Bahaya Keselamatan kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan ergonomi, psikososial, elektrik, berdampak pada keselamatan kerja, misalnya cedera, kebakaran, ledekan, pemajanan terjadi pada waktu singkat. – Hazard fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik, temperatur ekstrim, kelembaban, kebisingan, kebisingan, radiasi, pencahayaan, getaran, dan lain-lain. – Hazard Kimia ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah sintetik, gentian kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.. Bahan-bahan kimia tersebut merbahaya dan perlu diambil langkah - langkah keselamatan apabila mengendalinya. – Hazard biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada di lingkungan kerja seperti virus, bakteri, tanaman, burung, binatang yang dapat menginfeksi atau memberikan reaksi negative kepada manusia.

Bahaya Kesehatan (Health Hazard)…….. – Hazard psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll sebagainya – Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang berulangulang – Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin pemotong, bahaya getaran.

Pengendalian Bahaya • Eliminasi/penghilangan • Substansi/mengganti material yang lebih aman • Minimalisasi/pengurangan jumlah material yang digunakan • Enginering/disain/baik pada sumber, pemajanan, pemisahan jarak waktu, pemisahan lokasi pekerja dengan pekerjaan • Administrasi : perubahan proses, rotasi kerja • Pelatihan • Pemberian alat pelindung diri/ APD

Personel yang Kompeten Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja: • Permenaker No. 01/1976 • UU No. 1/1970 pasal 8 • Permenaker No. 02/1980 2. Paramedis : • Permenaker No. 01/1979 3. Ahli K3 : • Permenaker No. 02/1992 Ahli K3 Kimia : • Petugas K3 Kimia Kepmenaker No. 187/ Men/1999

• Pengkajian • Analisa Data : Analisa masalah berdasarkan data fokus: Misal : Kecelakaan kerja yang sering terjadi Perilaku yg tidak sehat Lingkungan yang tidak sehat Penyakit akibat kerja Pengetahuan yang kurang Kurangnya fasilitas pendukung

• Perumusan Diagnosa : • Contoh diagnosa : Resiko peningkatan penyakit akibat kerja b/d kurang pengetahuan pekerja dan perusahaan tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja, posisi kerja yang benar, Fasilitas kerja.

• Rencana keperawatan : Prioritas masalah menggunakan skoring Intervensi : Pendidikan kesehatan Skrining Pembekalan kader P3K

• Contoh askep kesehatan kerja : Dx : Resiko peningkatan peny akibat kerja b/d kurang pengetahuan pekerja dan perusahaan tentang standar K3, fasilitas kerja Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi peningkatan PAK Tujuan jangka pendek pekerja mampu : Mengetahui penyakit akibat kerja Merubah perilaku

SEMOGA BERMANFAAT

Related Documents


More Documents from "Kekek Leliyana"