Ac

  • Uploaded by: Wiki Boys
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ac as PDF for free.

More details

  • Words: 23,492
  • Pages: 108
Loading documents preview...
Buku Panduan Siswa

Sistem Air Conditioning (AC)

Training Center Cileungsi Jl. Raya Naragong Km 19 Cileungsi - Bogor 16820 Phone: +62218233361 Fax: +62218233360

Trakindo Utama Training Center Service Technician Module APLTCL034 Sistem Air Conditioning

Diterbitkan oleh Training Center Dept. PT Trakindo Utama Jl. Narogong Raya Km. 19 Cileungsi Kab. Bogor 16820 Indonesia Versi 1.0, 2005 Hak Cipta © 2005 PT. Trakindo Utama, Indonesia. Hak cipta dilindungi,. Reproduksi bagian dari dokumen ini tanpa ijin dari pemilik Hak Cipta merupakan pelanggaran hukum. Permohonan untuk perijinan atau informasi lebih lanjut harus dialamatkan ke Manager, Asia Pacific Learning, Australia. Materi-materi subyek ini dikeluarkan oleh Trakindo Utama, Indonesia dengan pengertian bahwa: 1. Trakindo Utama, Indonesia, para staff, pengarang, atau siapapun yang terlibat dalam persiapan dari publikasi ini dengan tegas menyangkal seluruh atau yang berkaitan dengan kontrak apapun, kerugian, atau bentuk lain dari pertanggung jawaban kepada siapapun (pemilik publikasi ini ataupun bukan) yang berhubungan dengan publikasi dan segala konsekwensi yang timbul dari penggunaannya, termasuk segala kelalaian yang dibuat oleh siapapun dalam hubungannya dengan keseluruhan atau sebagian isi dari publikasi ini. 2. Trakindo Utama, Indonesia dengan tegas menyangkal seluruh atau segala pertanggung jawaban kepada siapapun yang berhubungan dengan konsekwensi apapun dari segala yang telah dibuat atau kelalaian yang telah dibuat oleh orang-orang yang berkaitan, secara keseluruhan atau parsial, atas keseluruhan atau sebagian atau bagian manapun dari isi subject material ini.

Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada keluarga besar Caterpillar untuk kontribusi mereka meninjau kurikulum untuk program ini, khususnya : • •

Para staf dan Instructor Training Center Dept. Trakindo Utama, Indonesia Caterpillar Inc dan Cat Institute Australia

SISTEM AIR CONDITIONING

PENGENALAN MODUL Judul Modul APLTCL034 Sistem Air Conditioning Keterangan Modul Modul ini mencakup pengetahuan tentang Sistem Air Conditioning. Setelah menyelesaikan modul ini dengan memuaskan, siswa akan mampu untuk secara kompeten merawat dan melakukan servis pada Sistem Air Conditioning. Prasyarat Modul berikut harus diselesaikan sebelum menyampaikan modul ini: • • • • •

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Workshop Tools Mechanical Principles Hydraulic Fundamental Diesel Engine Fundamental

Pembelajaran & Pengembangan Penggunaan modul ini memerlukan akses ke Buku Kerja Kegiatan Sistem Air Conditioning. Penyelesaian kurikulum dengan memuaskan akan memberikan pengetahuan untuk menyelesaikan penilaian kompetensi, pada bab-bab selanjutnya, oleh seorang Penguji di Tempat Kerja (Workplace assessor) yang terakreditasi. Referensi yang Disarankan • • • •

APLTC007 Buku Pedoman Siswa APLTC011 Buku Pedoman Siswa APLTC025 Buku Pedoman Siswa APLTC035 Buku Pedoman Siswa

Waktu Penyampaian 24 jam (3 Hari) Metode Penilaian Ruang Kelas dan Workshop Untuk menyelesaikan modul ini secara memuaskan, siswa harus menunjukkan kompetensi dalam semua Bab. Dengan demikian, aktivitas dan penilaian akan mengukur semua persyaratan modul. Untuk modul ini, siswa diwajibkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelas dan praktek workshop serta menyelesaikan dengan berhasil kegiatan-kegiatan berikut: • •

Buku Kerja Kegiatan Penilaian pengetahuan

Tempat kerja Untuk memperagakan kompetensi dalam modul ini siswa diminta untuk menyelesaikan Penilaian di Tempat Kerja dengan memuaskan.

APLTCL034

I

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

ii Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TOPIK 1

: Menjelaskan prinsip-prinsip perpindahan panas dan prinsipprinsip Air Conditioning (AC) Kriteria Penilaian 1.1 Menjelaskan prinsip-prinsip perpindahan panas dan air conditioning. 1.1.1 Definisi air conditioning 1.1.2 Perpindahan panas 1.1.3 Pengukuran panas 1.1.4 Jenis Panas 1.1.4.1. Sensible Heat 1.1.4.2. Latent Heat 1.1.5 Pengaruh tekanan dan titik didih

TOPIK 2

: Mengidentifikasi komponen-komponen serta cara kerja sebuah sistem air conditioning.

menjelaskan

Kriteria Penilaian 2.1 Menjelaskan pendingin (refrigerant) serta prosedurprosedur yang terkait dengan cara penanganan refrigerant. 2.1.1 Refrigerant 2.1.1.1 Sifat-sifat refrigerant 2.1.1.2 Tindakan pencegahan untuk keselamatan. 2.2 Dasar sistem air conditioning 2.3 Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip-prinsip operasi orifice tube pada sistem air conditioning. 2.3.1 Sistem orifice tube 2.3.1.1 Kompresor 2.3.1.1.1 Sistem Proteksi Kompresor 2.3.1.1.1.1 On Delay Timer Ass 2.3.1.1.1.2 Arc Suppresssor 2.3.1.2 Kondenser 2.3.1.3 In-line Dryer dan orifice tube 2.3.1.4 Evaporator dan Blower fan 2.3.1.5 Akumulator 2.4 Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip-prinsip operasi thermostatic expansion valve pada air conditioning. 2.4.1 Sistem thermostatic expansion valve 2.4.1.1 Thermostatic expansion valve (TX valve) 2.4.1.1.1 Internal equalized 2.4.1.1.2 External equalized 2.4.1.2 Receiver-dryer 2.5 Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip-prinsip operasi ’H’ block expansion valve pada sistem air conditioning. 2.5.1 Sistem ’H’ block expansion valve 2.5.1.1 ’H’ block expansion valve 2.6 Menjelaskan fungsi dan operasi pengendali sistem Air conditioning. 2.6.1 Thermostatic Switch 2.6.2 Freeze Contrlo System 2.6.3 Compressor Clutch 2.6.4 Low Pressure Sensing Switch 2.6.5 High Pressure Sensing Switch 2.6.6 High Pressure Relief-Valve 2.6.7 Moisture Indicator APLTCL034

III

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

2.6.8 Electronically Managed Climate Control TOPIK 3

: Mengidentifikasi tool yang diperlukan untuk mengerjakan servis pada sistem air conditioning. Kriteria Penilaian 3.1 Menjelaskan tool yang digunakan untuk mengerjakan prosedur-prosedur servis pada sistem air conditioning. 3.1.1 Electronic leak detector 3.1.2 Refrigerant Tank 3.1.3 Refrigerant Recovery Unit 3.1.4 Vacuum Pump 3.1.5 Refrigerant Charging Scale 3.1.6 Refrigerant Analyzer 3.1.7 Air conditioning component flusher 3.1.8. Manifold Gauge Set 3.1.9. Schrader valves

TOPIK 4

: Menjelaskan prosedur service pada Air Conditioning System Kriteria Penilaian 4.1. Menjelaskan jenis-jenis prosedur perawatan system AC 4.2. Prosedur keselamatan 4.3. Prosedur memasang manifold gauge set 4.4. Prosedur pengosongan dan pengumpulan refrigerant 4.5. Proses Pembuangan Udara (Evakuasi) 4.6. Prosedur Charging 4.7. Refrigerant Kompressor Test 4.8. Pemeriksaan Oli Kompessor 4.9. Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem 4.7.1 Metode Larutan Sabun 4.7.2 Metode Halide Gas 4.7.3 Metode Halogen Elektrik 4.7.4 Metode Tracer-dye 4.10. Penyetelan Thermostatic Switch 4.11. Pemeriksaan TX Valve 4.12. Pengetesan Fixed Orifice Tube 4.13. Receiver Dryer-Melepaskan dan Memasang 4.14. Pemeriksaan Performa AC 4.14.1 Inspeksi visual, engine off 4.14.1.1 Compressor Drive Belt 4.14.1.2 Kondensator 4.14.1.3 Evaporator dan Blower Fan 4.14.1.4 Filter 4.14.1.5 Duct dan Louvre 4.14.2 Pemerikasaan Kerja Air Conditioning Ketika Engine Hidup 4.14.2.1 Engine pada suhu operasi 4.14.2.2 Air conditioning stabil 4.14.2.3 Manifold gauge set 4.14.2.4 Check Relative Temperature 4.14.2.5 Evaporator output 4.14.2.6 Pemeriksaan pada Sight Glass 4.14.2.7 Pemeriksaan Perbedaan Temperatur Pada Sistem Orifice Tube 4.14.2.8 Moisture Indicator. 4.15. Masalah AC yang umum 4.16. Perawatan sistem AC

iv Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 5

: Menjelaskan pemecahan masalah dengan memberikan pengidentifikasian dan permasalahan yang terjadi pada sistem AC Kriteria Penilaian 5.1. Prosedur pemecahan masalah 5.2. Permasalahan refrigerant circuit 5.3. Kerusakan umum pada sistem AC 5.4. Beberapa kesalahan ketika melakukan service AC

TOPIK 6

: Menjelaskan sistem Air Conditoning 300 Series Excavator Kriteria Penilaian 6.1. Identifikasi lokasi komponen 6.2. Excavator Heater/Air Condition System 6.2.1 Sisi Tekanan Tinggi 6.2.2 Sisi Tekanan rendah 6.3. Komponen Air Conditioner 6.4. Komponen Elektrik 6.5. Saluran Udara 6.6. Kontrol Panel Air Conditioner 6.7. Heater/Air Conditioner Unit Air Flow 6.8. Diagnostic 6.8.1 Services Code 6.8.2 Parameter-parameter Sensor 6.8.3 Control Panel Self Diagnostic

APLTCL034

V

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

vi Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

DAFTAR ISI Topik 1 : Prinsip-Prinsip Air Conditioning ................................................... 1 Definisi Air conditioning .................................................................................................. 1 Pemindahan Panas (Heat Transfer) ........................................................................... ... 1 Pengukuran Panas ..................................................................................................... ... 2 Jenis Panas ................................................................................................................ ... 3 Latent Heat of Fusion & Latent Heat Vaporization ...................................................... ... 4 Tekanan dan Titik Didih .............................................................................................. ... 5

TOPIK 2 : Sistem Air conditioning pada Machine ....................................... 7 Pendingin (Refrigerant ) ............................................................................................. ... 7 Dasar Sistem Air conditioning..................................................................................... ... 9 Sistem dan Komponen Air Conditioning ..................................................................... . 10 Sistem Orifice Tube ................................................................................................... . 10 Sistem Thermostatic Expansion Valve ....................................................................... . 16 "H" Block Expansion Valve Sistem ............................................................................. . 18 Control Sistem Air Conditioning .................................................................................. . 19

Topik 3 : Air Conditioning Service Tool ..................................................... 23 Material dan Service Tool ........................................................................................... . 23

Topik 4 : Prosedur Sevice Air Conditioning .............................................. 31 Pengenalan ................................................................................................................ . 31 Prosedur Keselamatan ............................................................................................... . 31 Prosedur Memasang Manifold Gauge Set .................................................................. . 32 Prosedur Pengosongan dan Pengumpulan Refrigerant.............................................. . 33 Prosedur Pembuangan Udara (Evacuation) ............................................................... . 34 Prosedur Pengisian Refrigerant (Charging) ................................................................ . 37 Prosedur Pemeriksaan Kompressor ........................................................................... . 38 Prosedur Pemeriksaan Jumlah Oli Kompresor ........................................................... . 39 Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem ........................................................ . 40 Prosedur Penyetelan Thermostatic Switch ................................................................. . 44 Prosedur Pemeriksaan TX Valve................................................................................ . 46 Prosedur Pemeriksaan Orifice Tube ........................................................................... . 48 Prosedur Melepas dan Memasang Receiver Dryer .................................................... . 51 Pemeriksaan Performa Air Conditioning ....................................................................... 52 Pemeriksaan Kerja Air Conditioning Ketika Engine Hidup .......................................... . 55 Masalah AC Yang Umum ........................................................................................... . 58 Perawatan Sistem Air Conditioner .............................................................................. . 60

Topik 5 : Troubleshooting............................................................................ 61 Pendahuluan ............................................................................................................... 61 Prosedur .................................................................................................................... . 62 Permasalahan Refrigerant Circuit .............................................................................. . 63 Tujuh Kerusakan Umum pada Sistem AC ................................................................... 73 Beberapa Kesalahan Yang Dilakukan Ketika Melakukan Service AC ......................... 76

Topik 6 : Sistem Air Conditioning 300 Series Excavator ......................... 77 Sistem Heater/Air Conditiner Excavator ..................................................................... . 77 Diagnostic................................................................................................................... . 87

APLTCL034

VII

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

viii Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

MODULE OUTLINE DOCUMENT Nomor Modul:

APLTCL034

Nama Modul :

SISTEM AIR CONDITIONING

Objektif: Mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan servis dan perbaikan pada sistem Air Conditioning yang digunakan di alat berat.

Pra-syarat: Modul berikut harus diselesaikan sebelum menyampaikan modul ini: • APLBUS006 Occupational Health and Safety • APLTCL007 Workshop Tool • APLTCL011 Mechanical Fundamental • APLTCL025 Hydraulic Fundamental • APLTCL035 Diesel Engine Fundamental

Tanggal :

25 January 2008

Versi :

1.0

Penyampaian modul yang disarankan 1. Minimal, intruktur yang menyampaikan modul ini telah mempunyai status dari Caterpillar Trainer and Assessor Program (CTAP) Level 1 Facilitator, atau yang setara. 2. Media, fasilitas untuk peraga dan praktek, diberikan: • Notebook Computer • Presentasi format Power Point • Video Projector • Whiteboard • Beberapa macam training aids 3. Perkiraan waktu penyampaian – 24 jam (3hari) 4. Lingkungan ruang kelas dan Workshop yang memadai 5. Resources: • Machine yang dilengkapi Air Conditioning • Tool box dan hand tool • 9U6068 Vacuum Pump (atau yang sejenis) • 1 - 1000 ml Erlenmeyer Flask dan Cork • 1 - Rubber Hose 610 mm • 4C8754 Recovery/Recycling Station (atau yang sejenis) • 5P8578 Manifold Gauge Assembly (atau yang sejenis) • Refrigerant tank with R-134a • Electronic atau Manual Scales • Compressor • Inline dryer & Receiver Dryer • Service Manual untuk Air Conditioning • Tangki penampungan yang sesuai dengan standar pemerintah • 208-1355 Recharge Oil Pump • 4C-5583 Heater Blanket (220-240V, 50/60 Hz) APLTCL034

IX

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

• • • • • • • • • • • •

1U-9764 Vacuum Pump Oil (atau yang sejenis) 208-1378 Refrigerant Analyzer Group (atau yang sejenis) 153-9032 Air Conditioning Component Flusher (atau yang sejenis) 9U-7932 Leak Detector/208-1374 Refrigerant Leak Detector (atau yang sejenis) 9U-6494 Oil Injector (R-134a) 208-1375 Orifice Tube Remover Kit (atau yang sejenis) 144-0235/ 240-8220 Belt Tension Gauges 208-1350 Fin Comb 9U-5323 Thermometers 208-1366 Seal and Gasket Kit 146-4080 Digital Multimeter (atau yang sejenis) 4C2959 Air Conditioner Lubricant for R134a (atau yang sejenis)

6. Perbandingan siswa / instruktur yang disarankan: − Ruang kelas 10:1 − Workshop 5:1 7. Referensi untuk siswa: − APLTC034 Student Guide − APLTC034 Activity works book

Revisi −

Penilaian Modul ini adalah sebuah pengetahuan dan praktek dasar. Learning Outcomes seharusnya dinilai dengan penilaian formatif dan sumatif. Sebagai bukti pencapaian dari learning outcome modul ini berdasarkan pada tingkatan pengetahuan diperoleh, dari penilaian lisan dan tulisan. Ujian dalam bentuk tulisan bersifat tutup buku dan minimal standar yang harus dicapai 80%. Hasil yang dicapai oleh siswa pada tingkat penanganan kerja (hands-on) adalah dicapai dengan melakukan aktifitas praktek yang dipandu dengan marking guides. Aktifitas praktek bisa digunakan sebagai aktifitas pembelajaran atau sebagai penilaian praktek. Jika aktifitas praktek digunakan sebagai penilaian praktek, siswa harus melakukan secara personal dan dipertimbangkan seluruh aspek kemampuannya. Metode penilaian harus mempunyai konsistensi yang kuat dan ketepatan hasil, bersamaan juga dengan aplikasi dari pengetahuan dasar. Penilaian seharusnya berupa pengamatan secara langsung dengan pertanyaan-pertanyaan pengetahuan dasar. Instruktur yang melakukan penilaian ini harus memenuhi syarat sebagai seorang workplace assessor.

x Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Learning Outcome 1: Menjelaskan perpindahan panas dan prinsip dasar air conditioning Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: •

Menjelaskan perpindahan panas dan pinsip air conditioning. o Definisi dari air conditioning o Perpindahan panas o Pengukuran panas − Sensible Heat − Latent Heat o Latent heat of fusion & Latent heat of vaporization o Pengaruh dari tekanan

Learning Outcome 2: Mengidentifikasi komponen dan menggambarkan operasi dari sebuah air conditioning. Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: •



Menjelaskan mengenai refrigerant dan prosedur keselamatan ketika menangani refrigerant o Refrigerant − Properties − Safety precautions Operasi dasar dari sistem air conditioning



Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip operasi dari system orifice tube o Compressor o Condensator o In-line dryer dan orifice tube o Evaporator dan Blower fan o Accumulator



Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip operasi dari system thermostatic expansion valve o Thermostatic expansion valve (TX valve) o Receiver-dryer o Pengaruh dari panas heat



Menjelaskan fungsi komponen dan prinsip operasi dari sistem ’H’ block expansion valve o ’H’ block expansion valve



Menjelaskan fungsi dan operasi pengendali sistem air conditioning. o Thermostatic Switch o Freeze Control System o Compressor Clutch o Low Pressure Sensing Switch o High Pressure Sensing Switch o High Pressure Relief-Valve o Moisture Indicator o Electronically Managed Climate Control

APLTCL034

XI

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Learning Outcome 3: Mengidentifikasi tool yang diperlukan untuk mengerjakan servis pada sistem air conditioning. Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: •

Mengidentifikasi tool yang diperlukan untuk mengerjakan prosedur servis pada sistem air conditioning o Electronic leak detector o Refrigerant Tanks o Refrigerant Recovery Unit o Vacuum Pump o Refrigerant Caharging Scale o Refrigerant Analyzer o Air conditioning component flusher o Manifold Gauge Set o Schrader valves

Learning Outcome 4: Menjelaskan prosedur servis pada sistem air conditioning Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: •

Menjelaskan jenis-jenis prosedur perawatan system AC



Menjelaskan prosedur keselamatan



Menjelaskan prosedur memasang manifold gauge set o Peralatan o Prosedur



Menjelaskan prosedur pengosongan dan pengumpulan refrigerant o Peralatan o Prosedur



Menjelaskan proses Pembuangan Udara (Evakuasi). o Peralatan o Prosedur



Menjelaskan prosedur Charging o Peralatan o Prosedur



Menjelaskan test refrigerant Kompressor



Menjelaskan pemeriksaan Oli Kompessor



Menjelaskan kebocoran pada Sistem o Metode Larutan Sabun o Metode Halide Gas o Metode Halogen Elektrik o Metode Tracer-dye Menjelaskan penyetelan Thermostatic Switch

• • •

Menjelaskan pemeriksaan TX Valve Menjelaskan pengetesan Fixed Orifice Tube o Peralatan o Material o Prosedur

xii Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING



Menjelaskan proses pemasangan dan melepaskan receiver dryer



Menjelaskan pemeriksaan Performa AC o Inspeksi visual, engine off - Kompressor Drive Belt - Kondensator - Evaporator dan Blower Fan - Filter - Duct dan Louvre o

Pemerikasaan Kerja Air Conditioning Ketika Engine Hidup - Engine pada suhu operasi - Air conditioning stabil - Manifold gauge set - Check Relative Temperature - Evaporator output - Pemeriksaan pada Sight Glass - Pemeriksaan Perbedaan Temperatur Pada Sistem Orifice Tube - Moisture Indicator



Menjelaskan masalah AC yang umum



Menjelaskan perawatan sistem AC o Filter o Condenser coil o Drain line o Electrical connection o Operate the system which is not run for long period o Belt o Hose and connection o Performance test o Charging quantity o Dryer replacement o Service port dust cap

Learning Outcome 5: Menjelaskan troubleshooting dan mengidentifikasi masalah pada system air conditioning Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: • • • •

Prosedur troubleshooting Permasalahan refrigerant cicruit Kerusakan umum sebuah air conditioning Beberapa kesalahan ketika service pada sistem air conditioning

Learning Outcome 6: Menjelaskan sistem air conditioning pada Excavator Series 300 Pada akhir penyelesaian learning outcome ini, siswa diharapkan mampu untuk: • • • • • •

Identifikasi lokasi komponen Sistem Heater/Air Conditioning Excavator o High pressure side o Low pressure side Komponen air conditioning Komponen elektrik Air Duct Kontrol Panel Air Condtioner

APLTCL034

XIII

Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

• •

Aliran udara Heater/Air Conditioning Diagnostic o Services Code o Sensor Parameter o Control Panel Self Diagnostic

xiv Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Topik 1 Prinsip-prinsip Air Conditioning DEFINISI AIR CONDITIONING Air conditioning merupakan proses pengontrolan kuantitas dan kualitas pendinginan, pembersihan dan pensirkulasian udara dengan tujuan memperoleh kondisi ruangan yang nyaman dan sesuai keinginan.

PERPINDAHAN PANAS (HEAT TRANSFER)

Gambar 1.

Banyak orang mengetahui kegunaan air conditioner, namun hanya sedikit yang mengetahui cara kerjanya. Pada prinsipnya sistem air conditioner bekerja mirip dengan proses pendidihan sepanci air di atas kompor (Gambar 1) dimana pada sistem air conditioner juga terjadi proses pendidihan cairan “refrigerant ” didalam evaporator koil. Tentu saja semua orang tahu bahwa air yang mendidih didalam panci dalam kondisi “panas” namun refrigerant yang mendidih didalam evaporator air conditioning dalam kondisi “dingin”. Mungkin kita bertanya-tanya kenapa cairan refrigerant yang mendidih dapat bersuhu dingin? Memahami suatu cairan yang mendidih pada suhu dingin sepertinya cukup membingungkan namun pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari lebih dalam kenapa hal tersebut dapat terjadi. Kondisi yang dianggap “dingin” sebenarnya tidaklah ada. Suatu kondisi dikatakan dingin pada dasarnya karena dibuangnya panas dari suatu zat. Panci yang berisi air mendidih dan air conditioner adalah peralatan sederhana untuk membuang panas.

Gambar 2.

APLTCL034

1 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Dasar semua sistem air conditioning adalah proses pemindahan panas dari suatu obyek yang lebih panas menuju obyek yang lebih dingin (gambar 2). Secara teori, suhu terendah yang paling dingin adalah -273° C (belum ada yang pernah mencapai suhu tersebut) dan segala sesuatu diatas suhu ini dikatakan masih mengandung panas. Pada proses pendinginan, panas dalam obyek yang hendak didinginkan kemudian dialirkan ke benda lain. Tiga metode perpindahan panas yang umum adalah: • • •

Konduksi, pemindahan panas melalui benda padat. Konveksi, pemindahan panas melalui zat seperti air, uap atau udara. Radiasi, pemindahan panas melalui gelombang atau cahaya.

PENGUKURAN PANAS

Gambar 3.

Panas diukur berdasarkan intensitas dan jumlahnya. Jika sebuah panci yang berisi air ditempatkan diatas kompor maka secara perlahan air akan menjadi semakin panas hingga akhirnya mendidih. Saat sebuah termometer dimasukkan ke dalam air, maka suhu air tersebut dapat diketahui (Gambar 3). Suhu yang ditunjukkan oleh termometer tersebut merupakan intensitas panas dan bukan jumlah panas yang ada. Satuan untuk mengukur jumlah panas adalah kalori. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1° celcius. Satuan ini disebut small kalori atau gram kalori. Kilogram kalori lebih sering digunakan. Satu kilogram kalori merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kilogram air sebesar 1° C. Satuan SI (Sistem Internasional) untuk pengukuran jumlah panas atau energi adalah kilojoule. 1 kilojoule sama dengan sekitar 4,19 kilogram kalori. Satuan untuk mengukur jumlah panas pada sistem imperial disebut dengan British Thermal Unit, disingkat BTU. Satu BTU didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 pound air sebesar 1°F (473.6 ml air sebesar 0.55°C).

2 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 4.

Jumlah panas dapat dianalogikan dengan mengibaratkan panas sebagai tetesan zat pewarna merah (gambar 4). Setiap tetesan warna dianggap setara dengan 1 kalori atau 1 kilojoule. Jika satu tetes ditambahkan pada segelas air, air akan berubah warna menjadi sedikit merah muda. Dua tetes akan mengubah warna air menjadi kemerahan. Lebih banyak tetesan yang ditambahkan akan menambah warna merah dalam air. Dengan cara yang sama, menambahkan sejumlah kalori kedalam air akan meningkatkan suhunya.

JENIS PANAS Panas dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu: 1. Sensible heat. 2. Latent heat. Sensible Heat

Gambar 5.

Panas yang dapat diukur menggunakan thermometer disebut "sensible heat” atau panas yang dapat dirasakan. Sensible heat adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 pound air dari 0°C (32°F) hingga 100°C (212°F) dengan jumlah 189.9 kJ atau 180 BTU. Laten Heat

Gambar 6.

APLTCL034

3 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Latent heat adalah panas yang tersembunyi. (“laten” adalah bahasa latin untuk tersembunyi). Panas laten tidak dapat dirasakan dan tidak juga dapat diukur dengan sebuah thermometer. Panas laten dapat dijelaskan dengan cara memasukkan sebuah termometer ke dalam sebuah balok es (Gambar 6). Termometer membaca suhu 0°C (32°F). Biarkan balok es mencair dan kumpulkan airnya pada sebuah tempat penampungan. Pada saat balok es diperiksa beberapa jam kemudian, balok es tersebut berukuran lebih kecil karena sebagian sudah mencair. Namun termometer tetap membaca suhu 0°C (32°F). Kemana perginya panas yang menyebabkan es mencair? Ada yang menganggap bahwa panas yang ditambahkan terdapat dalam air dari es yang mencair. Namun, ketika suhu air diperiksa setelah es mencair maka didapati suhu air hanya sedikit lebih tinggi dari suhu es. Peningkatan suhu air yang relatif kecil bukan karena seluruh panas telah diserap oleh es namun panas tersebut sudah dihabiskan untuk mengubah es dari bentuk padat menjadi bentuk cair. Semua benda padat akan menyerap panas dalam jumlah besar pada saat berubah dari bentuk padat menjadi bentuk cair.

LATENT HEAT OF FUSION & LATENT HEAT VAPORIZATION

Gambar 7.

Air berubah menjadi es atau sebaliknya pada 0°C (32°F) sensible heat. Proses perubahan dari es menjadi air atau air menjadi es disebut "latent heat of fusion". Untuk mengubah 1 pound es menjadi 1 pound air dibutuhkan 144 BTU latent heat diserap oleh es. Begitu juga sebaliknya, untuk mengubah 1 pound air menjadi 1 pound es, 144 BTU latent heat dibuang dari air. Air berubah menjadi uap atau uap berubah menjadi air pada suhu 100°C (212°F). Proses mengubah air menjadi uap atau uap menjadi air memerlukan sejumlah panas yang disebut ”latent heat of vaporization". Untuk mengubah 1 pound air menjadi uap dibutuhkan 970 BTU latent heat. Seperti halnya seluruh zat padat akan menyerap banyak panas ketika berubah menjadi cair, cairan juga menyerap banyak panas untuk berubah menjadi gas. Masukkan sedikit air dalam panci, tempatkan sebuah termometer raksa dalam air, letakkan panci di atas api. Saat air memanas, nilai pembacaan termometer akan meningkat. Pada tekanan atmosfir, air akan mendidih pada saat suhu termometer menunjukkan nilai sebesar 100°C (212°F) sensible heat. Jika nyala api diperbesar lagi maka air akan mendidih lebih cepat. Namun, nilai pembacaan pada termometer tidak akan meningkat diatas 100°C (212°F). Apa yang terjadi dengan panas tambahan dari nyala api yang diperbesar? Panas tambahan digunakan untuk mengubah air dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Karena suhu air mendidih tidak meningkat diatas 100°C (212°F), maka proses pendidihan dapat dikatakan merupakan proses pendinginan secara 4 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

alami karena banyaknya panas yang diserap tidak sebanding dengan peningkatan suhu yang terjadi pada zat tersebut.

TEKANAN DAN TITIK DIDIH

Gambar 8.

Seringkali kita mendengar pernyataan ”pada tekanan atmosfir dipermukaan laut, air mendidih pada suhu 100°C (212° F)”. Apa yang dimaksud dengan tekanan atmosfir? Tekanan atmosfir dapat dinyatakan sebagai “berat atmosfir pada sebuah benda” (Gambar 8). Pada permukaan laut, tekanan atmosfir adalah 101,35 kPa (14.7 psi). Setiap tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir di permukaan laut (101,35 kPa) dikenal sebagai “partial vacuum” (vakum sebagian), atau biasa disebut “vakum”. Vakum diukur dalam In Hg (mm Hg). Suatu vakum yang sempurna (0 kPa) belum pernah dapat dihasilkan manusia hingga saat ini.

Gambar 9.

Titik didih cairan dan tekanan terhadap permukaan cairan memiliki hubungan langsung satu sama lainnya. Pada gambar 9 terlihat tiga panci air mendidih. Panci pada sebelah kiri memiliki tekanan sebesar 101,35 kPa dan air mendidih pada suhu 100°C (212°F). Meningkatkan tekanan dalam panci menyebabkan air mendidih pada suhu yang lebih tinggi. Menurunkan tekanan di dalam panci menyebabkan air mendidih pada suhu yang lebih rendah. Apabila tekanan terus dikurangi, maka pada suatu titik, air dapat mendidih tanpa nyala api.

APLTCL034

5 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 10.

Hubungan langsung antara suhu uap dan tekanan uap adalah pada saat tekanan uap ditingkatkan, maka suhu uap juga meningkat (Gambar 10).

Gambar 11.

Juga terdapat hubungan langsung antara vakum, suhu udara sekitar, dan titik didih cairan. Pada Gambar 11 terdapat rangkaian manifold gauge yang dihubungkan dengan sebuah vacuum pump dan sebuah tabung yang berisi air. Vacuum pump menurunkan tekanan dalam flask sehingga terjadi kevakuman. Pada suhu ruangan 21,1°C (71°F), air mendidih pada kevakuman 716,28 mm Hg (4,8 kPa). Saat air mendidih, terjadi penyerapan panas laten yang besarnya sama dengan penyerapan panas laten pada saat air mendidihkan pada suhu 100°C (212°F) Zat-zat lainnya juga akan beraksi dalam cara yang sama dengan air namun pada suhu yang berbeda.

6 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 2 Sistem Air Conditioning pada Machine REFRIGERANT (PENDINGIN)

Gambar 12.

Bahan yang digunakan dalam sistem air conditioning disebut “refrigerant”. Dewasa ini banyak sekali refrigerant yang tersedia di pasaran dan bahkan setiap zat cair yang memiliki titik didih mendekati titik beku air dapat digunakan sebagai refrigerant. Refrigerant yang baik haruslah memenuhi persyaratan berikut : 1. Tidak beracun. 2. Tidak mudah meledak agar aman. 3. Tidak menyebabkan korosi. 4. Tidak berbau dan dapat tercampur baik dengan oli. Refrigerant yang umum digunakan pada sistem Air conditioning kendaraan saat ini adalah "Refrigerant HFC-134a." HFC-134a yang terbuat dari Hydrogenated Fluorocarbons yang merupakan pengganti R-12 karena berdasarkan penelitian refrigerant R12 dapat merusak lapisan ozon di atmosfir. Safety Selalu berhati-hati ketika bekerja dengan refrigerant jenis apapun. Ikutilah dasar tindakan pencegahan untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan pada peralatan. Selalu gunakan safety glasses dan pakaian pelindung Selalu gunakan safety glasses ketika menangani refrigerant jenis apapun. Lakukan pengerjaan diudara terbuka, walupun dalam waktu yang singkat, bisa menyebabkan kecelakaan

APLTCL034

7 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Jangan panaskan tabung refrigerant, tabung bisa saja meledak tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Jangan panaskan tabung refrigerant. Tabung refrigerant tidak didesain untuk tekanan tinggi yang diakibatkan oleh pemanasan refrigerant. Selalu jauhkan dari sumber nyala api dan sumber panas lainnya.

Jangan buang refrigerant ke udara. Jangan lakukan pemindahan refrigerant antara dua tabung. Jangan buang refrigerant ke atmosfir. Seluruh jenis refrigerant dapat dipindahkan kedalam tabung yang sesuai (tabung yang dapat diisi ulang). Hindari menghirup gas refrigerant, jangan pindahkan refrigerant pada tabung lainnya Jangan lakukan: 1. Mengelas atau membersihkan dengan steam cleaner saluran air conditioning. 2. Membawa refrigerant dalam ruang penumpang kendaraan. 3. Memaparkan refrigerant pada api terbuka, suhu tinggi, atau sinar matahari langsung. 4. Tidak memakai kaca mata pengaman. 5. Membuang refrigerant ke udara. 6. Mencampurkan R134a dengan udara untuk pengujian kebocoran. 7. Mengumpulkan atau memindahkan refrigerant kedalam sebuah tangki bekas 8. Mengisi tangki penyimpanan lebih dari 80% kapasitasnya Lakukan: 1. Pada saat mengosongkan sistem dengan refrigerant R12, pastikan bahwa gas refrigerant R12 dikumpulkan dan dibuang sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah yang relevan. 2. Selalu bekerja dalam ruangan dengan ventilasi yang memadai. 3. Pada saat mengisi sebuah sistem dengan engine menyala, pastikan bahwa valve pengukur tekanan tinggi ditutup. 4. Waspadalah pada saat engine sedang menyala serta menjauhlah dari komponenkomponen yang berputar. 5. Selalu gunakan safety google dan gloves

8 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

DASAR SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 13.

Pada gambar 13 terlihat sebuah tabung (flask) berisi refrigerant HFC-134a yang terbuka terhadap suhu ruangan. Tabung (Flask) terbuka ini akan berfungsi seperti evaporator dalam sistem air conditioning. Pada saat berada dalam tekanan atmosfir (101,35 kPa), HFC-134a mendidih pada suhu -27° C (-16° F). Panas dalam ruangan mengakibatkan refrigerant mendidih. Saat refrigerant mendidih, panas akan diserap dari daerah sekitar dan berkurangnya panas membuat area sekelilingnya menjadi dingin. Namun sistem sejenis ini tidak baik secara ekonomi dan juga tidak baik untuk atmosfir.

Gambar 14.

Pada gambar 14 terlihat sebuah kompresor dan sebuah tabung bertekanan tinggi dan sebuah tabung bertekanan rendah. Saat refrigerant cair mendidih, gas ditarik melalui selang kedalam kompresor. Kompresor kemudian akan meningkatkan tekanan dan suhu gas akan mendorongnya ke dalam tabung bertekanan tinggi. Karena suhu gas bertekanan tinggi lebih tinggi dari suhu daerah sekelilingnya maka panas akan mengalir dari gas ber-tekanan tinggi ke area sekelilingnya. Gas bertekanan tinggi kemudian menjadi dingin dan berubah menjadi zat cair bertekanan tinggi.

APLTCL034

9 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 15.

Sistem di atas dapat dilengkapi dengan menambahkan sebuah selang untuk menghubungkan tabung cairan bertekanan tinggi ke tabung cairan bertekanan rendah (Gambar 15). Sebuah orifice (lubang kecil) dipasang dalam selang untuk mempertahankan perbedaan tekanan diantara cairan bertekanan tinggi dan cairan bertekanan rendah. Pada saat tabung berisi cairan refrigerant bertekanan rendah mendidih, panas dari area sekelilingnya akan diserap. Gas refrigerant bertekanan rendah ditarik melalui selang kedalam kompresor. Kompresor meningkatkan tekanan dan suhu gas serta mendorongnya ke dalam tabung bertekanan tinggi. Panas dari gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi akan berpindah ke daerah sekitar yang lebih dingin sehingga gas bertekanan tinggi menjadi dingin dan berkondensasi menjadi cairan bertekanan tinggi. Cairan refrigerant bertekanan tinggi mengalir melalui sebuah selang dan orifice menuju tabung cairan refrigerant bertekanan rendah. Cairan refrigerant bertekanan rendah mendidih dan mengulangi siklus di atas.

SISTEM DAN KOMPONEN AIR CONDITIONING SISTEM ORIFICE TUBE

Gambar 16. Sistem Orifice Tube

10 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Air conditioning dengan sistem orifice tube memiliki lima komponen dasar (Gambar 16) yaitu: 1. Kompresor, berfungsi meningkatkan tekanan dan suhu pada gas refrigerant. 2. Kondensator, berfungsi membuang panas dari gas refrigerant bersuhu dan bertekanan tinggi yang menyebabkan gas berubah menjadi cairan refrigerant bersuhu tinggi. 3. In-line dryer, mengandung desiccant / bahan pengering (untuk menyerap air) dan orifice tube (untuk mempertahankan tekanan). Pemutus cepat (quick disconnect) membuat inline dryer dapat diganti dengan mudah ketika dibutuhkan. 4. Evaporator, tempat cairan refrigerant bertekanan rendah mendidih dan menyerap panas dari daerah sekitarnya. 5. Akumulator, bertindak sebagai pemisah cairan/gas serta memastikan hanya gas yang akan mencapai kompresor. Pada sistem orifice tube, masih terdapat cairan refrigerant yang meninggalkan evaporator dan apabila dibiarkan hal ini dapat merusak kompresor. Oleh karena itu, sebuah akumulator diletakkan pada jalur hisap antara kompresor setelah evaporator sebagai pemisah cairan/gas serta memastikan hanya gas yang mencapai kompresor. Pada beberapa AC dengan sistem Orifice tube pengering (desiccant) berada dalam akumulator. Pada sistem-sistem dengan sebuah in-line dryer, bahan pengering berada didalam dryer.

Kompresor

Gambar 17. Kompresor

Kompresor (Gambar 17) memiliki dua fungsi yaitu : 1. Mensirkulasikan refrigerant keseluruh sistem. 2. Meningkatkan temperatur dan tekanan gas refrigerant dari evaporator. Kompresor memiliki reed valves untuk mengontrol masuk dan keluarnya gas refrigerant selama proses pemompaan. Ketika piston bergerak turun pada bore, suction reed atau intake valve terbuka dan discharge reed atau exhaust valve tertutup. Gas tekanan rendah dan mengandung panas dihisap dari evaporator menuju kompresor ketika piston bergerak keatas pada bore. Kompresor meningkatkan tekanan gas dan temperatur gas. Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi menutup suction reed atau intake valve dan membuka discharge reed valve atau exhaust valve. Gas didorong melewati hose menuju kondenser.

APLTCL034

11 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Peningkatan tekanan diperoleh karena peningkatan hambatan sisi bertekanan rendah pada sistem. Hambatan disebabkan oleh orifice tube, TX valve atau “H” block dan akan dijelaskan nanti. Sistem Proteksi Kompresor 1. On Delay timer Assembly

Gambar 18. On Delay timer Assembly pada Kompresor

Untuk sistem proteksi, kompresor menggunakan on delay timer yang dimonitor oleh tiga switch. Adapun fungsi dari delay timer adalah: • • •

Meningkatkan usia pakai kompresor, jika sistem AC hanya berisi sedikit refrigerant. Menunda proses engage kompresor selama engine start-up. Melindungi clutch kompresor dari Low voltage dan High voltage. Keterangan: (1) Output (signal voltage) (2) Chassis ground (3) Compresor clutch (4) Power supply

Gambar 19. On Delay timer Assembly

Ketika switch AC diaktifkan dari dalam kabin, switch AC menyuplai tegangan 24 Volt ke delay timer melalui pin (4). Jika tegangan pada pin (4) kurang dari 18 volt atau lebih besar dari 32 volt, delay timer tidak akan melakukan proses engage pada koil clutch kompresor. Jika diberikan tegangan yang sesuai, delay timer akan melakukan proses engage pada clutch kompresor setelah 30 detik switch AC diaktifkan. Delay timer memonitor dari tiga switch yang mengirim sinyal tegangan melalui pin (1). Tiga switch yang memonitor Delay timer adalah: • • •

High/Low pressure switch pada sisi High pressure AC sistem. Low pressure switch pada sisi Low pressure AC sistem. Thermostat switch.

Ketiga switch ini terhubung secara seri pada ground . Jika salah satu atau lebih switch dalam kondisi open, maka on delay timer mendeteksi sinyal tegangan. Jika salah satu atau lebih switch dalam kondisi on dan off secara berulang-ulang, on delay timer akan memulai waktu tunda (30 detik). Waktu tunda ini hanya membatasi siklus kompresor sebanyak 4 kali per menit.

12 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

2. Arc Suppessor

Dengan DT Connector

Dengan Sure Seal Connector

Gambar 20. Arc Suppressor

Pada machine Caterpillar menggunakan pressure switch untuk melindungi sistem AC. Dibeberapa machine Caterpillar lainnya menggunakan pressure switch dan on delay timer assembly untuk melindungi kompresor. Clutch Arc Suppressor melidungi kompenen elektrik lainnya didalam sistem AC. Arc suppressor ini digunakan untuk membuang (discharge) induktansi listrik ketika kompresor disengages. Tidak berfungsinya arc suppressor bisa disebabkan pada pressure switch.

Kondenser

Gambar 21. Kondensator

Kegunaan dari kondenser (Gambar 21) adalah untuk memindahkan panas dari gas refrigerant menuju atmosfir dan mengubah gas refrigerant menjadi cair. Refrigerant dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir dari kompresor menuju kondenser, Panas yang mengalir dari gas panas menuju udara dingin yang mengalir melalui koil kondenser. Refrigerant dalam bentuk gas bertekanan tinggi menjadi dingin dan mengkondensasi menjadi cairan bertekanan tinggi. Cairan bertekanan tinggi mengalir dari kondenser menuju in-line dryer. Dua tipe dasar condenser yang umum digunakan adalah : • Ram Air - digunakan dalam aplikasi automotive. • Forced Air - digunakan pada peralatan konstruksi. Ram air condenser tergantung pada gerakan machine untuk menarik udara dengan volume yang lebih besar menuju koil kondenser.

APLTCL034

13 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Forced air condenser menggunakan kipas untuk mendorong udara dengan volume yang besar menuju koil kondenser. Udara lebih dingin dari gas refrigerant yang mengalir dari dalam kondenser sehingga panas mengalir dari gas refrigerant menuju udara yang lebih dingin.

In-Line Dryer dan Orifice Tube

Gambar 22. In-line dryer

In-line dryer (Gambar 22) memiliki kantung pengering (desiccant bag) dan dua quick disconnect. Disconnect memungkinkan in-line dryer diganti tanpa perlu membuang refrigerant. Beberapa in-line dryer juga dilengkapi indikator embun (moisture indicator). Desiccant bag memiliki zat yang dapat menyerap embun, seperti Activate Alumina, selanjutnya menyaring refrigerant untuk menangkap air dan kotoran. Jika dryer dilengkapi dengan indikator embun (moisture indicator), dryer perlu diganti ketika indikator menunjukkan kejenuhan terhadap air. Jika sistem tidak dilengkapi moisture indicator, drayer umumnya diganti setiap jadwal perawatan berkala. Pada kebanyakan sistem orifice tube, dipasang pada in-line dryer. Orifice tube terdiri dari pipa kecil ditengah-tengah rumahan yang terbuat dari plastik, dua buah o-ring, dua buah saringan dan dua buah penahan. Dua buah saringan (satu pada masing-masing sisi) menyaring refrigerant yang mengalir melalui pipa kecil. Dua buah o-ring dipasang untuk menyekat kebocoran ke sisi luar orifice tube. Dua buah penyangga untuk menahan alat ketika melepas dan memasang pipa orifice. Orifice tube memisahkan sisi bertekanan tinggi dan sisi bertekanan rendah pada sistem air conditioning. Cairan refrigerant bertekanan tinggi mengalir menuju orifice tube dan refrigerant bertekanan rendah keluar dari orifice tube. Refrigerant mengalir dari orifice tube menuju evaporator. Jumlah cairan refrigerant masuk menuju evaporator biasanya lebih banyak dari kemampuan evaporator mendidihkan semua cairan, sehingga sejumlah refrigerant akan meninggalkan evaporator masih dalam bentuk cairan. Pada beberapa sistem orifice tube dipasang pada sisi masuk evaporator.

14 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Evaporator dan Blower Fan

Gambar 23. Evaporator

Kegunaan dari evaporator dan Blower fan (gambar 23) adalah untuk memindahkan panas dari ruangan operator menuju refrigerant air conditioner. Blower fan mendorong udara yang mengadung panas dari ruang operator melalui fin evaporator dan koil dan kemudian panas tersebut diserap refrigerant. Saat suhu cairan refrigerant bertekanan rendah yang memasuki evaporator lebih dingin dibanding dengan suhu udara dari Blower fan, panas yang terkandung didalam udara akan diserap oleh cairan refrigerant bertekanan rendah yang lebih dingin. Sejumlah refrigerant mendidih dan berubah menjadi gas. Panas yang terkandung didalam campuran gas dan cairan refrigerant bertekanan rendah mengalir menuju accumulator dan udara yang telah dingin mengalir kembali menuju ruang operator.

Accumulator

Gambar 24. Accumulator

Accumulator (Gambar 24) menyimpan campuran gas dan cairan serta memungkinkan hanya gas refrigerant yang mengalir menuju kompresor. Refrigerant mengalir masuk ke accumulator dari sisi masuk (inlet) yang berada diatas vapour line. Accumulator jenis lama memiliki sebuah diverter cap untuk menjaga cairan menjauh dari lubang pada vapour line. Oil bleed hole memungkinkan oli mengalir kembali ke kompresor.

APLTCL034

15 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Sejumlah accumulator mengandung desiccant bag untuk membuang uap air dari refrigerant. Pada sistem dengan sebuah in-line dryer, desiccant tidak dipasang pada accumulator dan ditempatkan pada in-line dryer.

SISTEM THERMOSTATIC EXPANSION VALVE

Gambar 25. Sistem Thernostatic Expansion Valve

Sejumlah model machine terdahulu dilengkapi dengan sistem thermostatic expansion valve (TX valve) (Gambar 25). Kegunaan thermostatic expansion valve adalah untuk : • Menghambat aliran refrigerant dan memungkinkan kompresor meningkatkan tekanan di sisi bertekanan tinggi pada sistem air conditioning. • Mengontrol jumlah refrigerant yang memasuki evaporator. Sistem air conditioning yang berada dari outlet kompresor outlet hingga inlet expansion valve disebut sisi bertekanan tinggi. Thermostatic expansion valve menyebabkan hambatan aliran refrigerant yang meningkatkan tekanan antara expansion valve dan kompresor. Peningkatan tekanan memungkinkan refrigerant berubah wujud dari gas menjadi cairan. Pada saat kompresor meningkatkan temperatur refrigerant akibat refrigerant yang terkonsentrasi pada area yang sempit, expansion valve menurunkan temperatur dengan membuat refrigerant menyemprot keluar dari orifice di expansion valve. Karena tekanan turun dengan cepat, refrigerant menjadi sangat dingin saat keluar dari expansion valve dan masuk menuju evaporator. Sistem air conditioning yang berada dari outlet expansion valve hingga inlet kompresor disebut daerah bertekanan rendah. Sistem thermostatic expansion valve dilengkapi dengan receiver-dryer.

16 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Thermostatic Expansion Valve

Gambar 26.

Dua tipe expansion valve (Gambar 26) digunakan pada machine : • Internally equalized • Externally equalized. Internally equalized dan externally equalized expansion valve memiliki sebuah Thermal bulb yang terhubung ke diaphragma melalui pipa kecil (tube). Thermal bulb tersebut berisi refrigerant. Sebuah pengikat menahan Thermal bulb terpasang dengan baik pada jalur keluaran evaporator. Thermal bulb sangat sensitif terhadap temperatur jalur keluar evaporator. Jika temperatur jalur keluaran evaporator meningkat, refrigerant dibagian dalam bulb mengembang. Refrigerant yang mengembang, melawan tekanan diaphragma pada sisi atas valve. Diaphragma terhubung melalui pin menuju dudukan valve. Tekanan yang mendorong diaphragma menyebabkan pin diaphragma dan valve seat bergerak. Ketika valve seat menjauh dari orifice, semakin banyak refrigerant mengalir ke evaporator. Peningkatan aliran refrigerant menyebabkan sisi keluar evaporator menjadi lebih dingin. Temperatur pada sisi keluaran menyebabkan refrigerant terkondensasi didalam Thermal bulb, mengurangi tekanan yang mendorong diaphragma pin dan valve seat. Valve seat bergerak mengurangi aliran yang melalui orifice. Pada Internally equalized valve, tekanan refrigerant yang memasuki evaporator bekerja dibawah diaphragma melalui internal equalizing passage. Pengembangan gas pada Thermal bulb harus melawan internal balancing pressure dan spring sebelum valve membuka untuk meningkatkan aliran refrigerant Pada Externally equalizer valve, tekanan yang bekerja pada bagian bawah diaphragma berasal dari jalur outlet evaporator melalui equalizer tube. Equalizer tube menyeimbangkan tekanan keluaran evaporator dengan tekanan yang disebabkan oleh mengembangnya gas didalam Thermal bulb. Superheater spring mencegah kejutan cairan yang berlebih memasuki evaporator. "Superheat" menaikkan temperatur gas refrigerant diatas temperatur penguapan refrigerant. Superheat spring dipasang pada valve disetel dengan settingan awal dipabrik. Expansion valve didesain sehingga temperatur refrigerant pada jalur keluar evaporator mencapai 3°C (5°F) sebelum refrigerant diperbolehkan memasuki evaporator, ini diperoleh dengan adanya superheat. Daya regang pegas merupakan faktor penentu dari expansion valve. Selama pembukaan dan penutupan, spring tension berubah atau membantu operasi valve jika diperlukan.

APLTCL034

17 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Receiver-Dryer

Gambar 27. Reciver Dryer

Receiver-dryer (gambar 27) memiliki tiga fungsi yaitu: • Mengeringkan. • Menyimpan. • Menyaring cairan refrigerant. Ketika cairan bertekanan tinggi mengalir menuju receiver-dryer, refrigerant disaring melalui pengering (desiccant) dan membuang sejumlah uap air yang telah masuk ke refrigerant. Refrigerant disimpan hingga dibutuhkan oleh sistem. Ketika sistem memerlukan refrigerant, cairan bertekanan tinggi mengalir melalui saringan yang sangat halus dan terpasang pada pickup tube. (Saringan menjaga setiap debu dan kotoran bersirkulasi pada sistem air conditioning sistem) Cairan bertekanan tinggi mengalir dari receiver-dryer menuju thermostatic expansion valve.

"H" BLOCK EXPANSION VALVE SISTEM

Gambar 28. H Block Expansion Valve

Pada sistem "H" Block expansion valve (Gambar 28), thermostatic expansion valve diganti dengan "H" Block expansion valve. Ketika "H" Block expansion valve membuka, cairan refrigerant diatur pada bagian bawah evaporator. Refrigerant bertekanan rendah mulai mendidih saat mengalir melewati evaporator koil. Gas refrigerant menyerap sejumlah panas dari udara yang disirkulasikan oleh kipas evaporator.

18 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 29. H-Block Expansion Valve

Kompresor menghisap gas refrigerant keluar dari bagian atas evaporator dan melewati temperatur sensor (gambar 29). Semakin dingin gas, maka semakin dingin temperatur sensor. Saat temperatur sensor dingin, gas pada sensor terkondensasi dan menurunkan tekanan dibagian atas diaphragma temperatur sensor. Diaphragma mengembang naik menggerakkan rod menjauh dari bola dan pegas. Bola dan spring akan mulai menutup dan menghambat aliran menuju expansion valve. Temperatur sensor mengontrol operasi dari sistem air conditioning dengan memungkinkan sejumlah tertentu cairan yang terukur melewati ball dan spring. Selama mode cut-out kompresor, tekanan pada bagian bawah diphragma temperatur sensor meningkat diatas tekanan pada bagian atas diaphragma. Diaphragma mengembang, menarik rod keatas dan memungkinkan bola dan spring menutup valve. Selama mode kompresor cut-in, tekanan pada bagian bawah diaphragma temperatur sensor turun dengan cepat. Tekanan yang lebih tinggi pada bagian atas diaphragma menyebabkan diaphragma menguncup kebawah dan menggerakkan rod melawan bola dan pegas, kemudian membuka valve.

CONTROL SISTEM AIR CONDITIONING Thermostatic Switch

Gambar 30. Kompresor Electrical Circuit

APLTCL034

19 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Thermostatic switch pada sirkuit kelistrikan kompresor electrical circuit (gambar 30) mengatur siklus kompresor yang memungkinkan operator mengatur tekanan pada sistem. Thermostatic switch terdiri dari kontak tetap dan pivoting frame yang terpasang ke capillary belLows assembly. Capillary tube diisi dengan R134a atau refrigerant yang sama. Capillary tube dimasukkan diantara evaporator core fin. Refrigerant pada capillary tube mengembang atau mengerut, tergantung pada temperatur evaporator. Pengembangan dan pengerutan refrigerant pada capillary tube menyebabkan bellow mengembang dan mengerut juga. Pengembangan dan pengerutan bellow menyebabkan pivoting frame untuk bergerak. Bagian dari sirkuit yang menuju koil kompresor clutch terhubung dengan stationary contact, bagian lainnya dari sirkuit terhubung ke pivoting frame. Contact dan pivoting frame harus terhubung untuk supaya sirkuit tertutup dan mengoperasikan kompresor clutch. Operator mengatur pendinginan evaporator cooling dengan mengatur jarak antara stationary contact dan pivoting frame. Menggerakkan contact dan pivoting frame menjauh (mengurangi pendinginan) menyebabkan belLow mengembang lebih jauh sebelum rangkaian switch tertutup. Menggerakkan contact dan pivoting frame mendekat (meningkatkan pendinginan) menyebabkan rangkaian switch tertutup dengan gerakan bellow yang kecil. Thermostats yang dapat disetel memiliki pengaruh untuk mengatur jarak antara bukaan dan penutupan switch. Adjustment screw ditempatkan dibawah penutup yang dapat dibuka. Jika adjustable screw tidak terdapat pada lokasi ini berarti thermostat ini memiliki jenis non-adjustable.

Freeze Control System Non-adjustable thermostat sistem (terkadang sering disebut Freeze Control Sistem) memiliki sebuah knob pengontrol temperatur. Knob dihubungkan ke heater control valve, yang mengontrol aliran coolant melalui heater koil. Temperatur aliran udara pada evaporator dikontrol oleh non-adjustable thermostat. Temperatur kabin dijaga dengan memonitor aliran udara sepanjang heater dan evaporator koil. Ketika udara mengalir sepanjang heater dan evaporator koil mencapai 2.2°C (36°F), non-adjustable thermostat menghidupkan kompresor. Ketika temperatur udara yang mengalir turun menjadi -1.1°C (30°F), non-adjustable thermostat mematikan kompresor.

Kompresor Clutch

Gambar 31. Kompresor Clutch

20 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Kopling kompresor (Gambar 31) digerakkan oleh crankshaft engine melalui sebuah belt yang terhubung dengan pulley assembly yang terpasang pada magnetic clutch. Pulley assembly memutar bearing dan tidak tehubung ke shaft. Drive plate displine menggunakan hub ke shaft. Koil assembly ditempatkan pada frame kompresor dan tidak berputar. Arus listrik dari thermostat menciptakan medan magnet pada koil assembly. Medan magnet menarik drive plate terhadap pulley assembly. Pulley assembly kemudian memutar drive plate, hub dan shaft untuk mengoperasikan kompresor.

Low Pressure Sensing Switch

Gambar 32.

Gambar 32 menunjukkan Low pressure sensing switch (panah) yang dipasang pada receiver-dryer. Low pressure sensing switch digunakan untuk memproteksi sistem dari kerusakan akibat kekurangan oli. Berada pada sirkuit listrik yang menuju magnetic clutch, switch terbuka ketika tekanan sistem turun dibawah 175 kPa (25 psi) dan mematikan kompresor. Switch dapat ditempatkan pada dryer, expansion valve, liquid line, atau pada kompresor.

High Pressure Sensing Switch High pressure switch digunakan pada beberapa machines untuk mematikan sistem sebelum tekanan sistem mencapai High pressure relief valve setting. High pressure switch ditempatkan pada sirkuit kelistrikan yang menuju magnetic clutch. Tekanan sistem yang tinggi membuat switch open dan mematikan kompresor.

High Pressure Relief Valve

Gambar 33.

High pressure relief valve (gambar 33) dapat ditempatkan pada kompresor atau receiver-dryer. High pressure relief valve memungkinkan refrigerant terbuang ke atmosfir jika tekanan didalam sistem meningkat diatas 3450 kPa (500 psi). Pada sistem

APLTCL034

21 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

saat ini, High pressure relief valve membuka High pressure switch. Hal ini dimaksudkan guna menghidari refrigerant dibuang ke atmosfir.

Moisture Indicator

Gambar 34.

Gambar 34 menunjukkan moisture indicator. Moisture indicator ditempatkan di jalur antara receiver-dryer dan expansion valve. Moisture indicator mengukur jumlah pengembunan relative pada sistem. Kadar pengembunan mengacu pada grafik dipermukaan indikator. Warna biru menujukkan sistem dalam kondisi kering dan warna merah muda menandakan sistem dalam kondisi basah. Moisture indicator harus diperiksa disetiap pergantian gilir (shift) pengoperasian machine. Untuk memeriksa indikator embun (moisture indicator, perhatikan indicator ring (2) melalui sight glass (1). Jika indicator ring berwarna biru, sistem dalam kondisi kering. Jika indicator ring berwarna merah jambu, sistem mengandung embun (moisture). Moisture harus dibuang dan receiver dryer harus diganti. CATATAN : Pembacaan moisture indicator lebih efisien setelah sistem air conditioning beroperasi selama tiga jam atau lebih. Untuk menghasilkan hasil yang terbaik, operator memeriksa moisture indicator pada siang hari dan pada akhir setiap shift.

Electronically Managed Climate Control Sejumlah kendaraan memiliki sistem electronically managed climate control yang digunakan pada sistem air conditioning dan heating untuk menjaga temperatur specific secara otomatis didalam kabin. Untuk menjaga temperatur yang diinginkan, heat sensor mengirim signal ke komputer unit yang mengontrol siklus effektif kompresor, heater valve, Blower, dan operasi vent door. Electronic control sistem umumnya terdiri dari beberapa komponen, seperti coolant temperatur sensor, cabin temperatur sensor, outside temperatur sensor, Highside temperatur switch, Low-side temperatur switch, Low-pressure switch, vehicle speed sensor (untuk mengukur ram air effect), sunload sensor, dan lain sebagainya. Komputer digunakan mengontrol performa sistem air conditioning dan membantu mendiagnosa problem sistem air conditioning, Electronic control sistem ini menggunakan vehicle connector untuk berkomunikasi dengan peralatan electronic lainnya pada kendaraan dan dengan diagnostic tool.

22 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 3 Air Conditioning Service Tool MATERIAL DAN SERVICE TOOL

Gambar 35.

Ketika melakukan servis pada sistem air conditioning, banyak tool khusus yang dibutuhkan sebagai tambahan tool box teknisi. Beberapa tool khusus ditunjukkan pada gambar 35.

Electronic Leak Detector

Gambar 36.

Electronic leak detector (Gambar 36) merupakan perlengkapan yang paling aman dan paling akurat untuk menemukan sumber kebocoran pada sistem. Kebanyakan detector electronic dapat mendeteksi kebocoran kecil sekitar 60 ml per tahun. Detector akan berbunyi "beep", lampu akan aktif, atau kedua-duanya jika ditemukan kebocoran. Untuk memperoleh hasil yang akurat, pendeteksian kebocoran harus dilakukan pada saat sistem bertekanan. 50% refrigerant yang terisi didalam sistem cukup untuk melakukan pengetesan kebocoran, namun kebocoran yang sangat kecil membutuhkan peningkatan sistem pressure dinaikkan diatas normal sebelum kebocoran tersebut dapat ditemukan.

APLTCL034

23 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Refrigerant Tank

Gambar 37.

Standar tangki (gambar 37 kiri) yang merupakan tangki refrigerant baru yang seharusnya tidak digunakan untuk menampung refrigerant bekas. Tangki refrigerant (kanan) digunakan sebagai perlengkapan untuk me-recovery/recycling refrigerant guna memenuhi standar aturan pemerintah. Peraturan keselamatan merekomendasikan tangki tidak diisi dengan cairan melebihi 80% volume tangki. Sisa 20% (disebut "head pressure room") guna mengkompensasi pengembangan volume refrigerant.

Peralatan Penampung, Pemindahan dan Pengisian

Gambar 38. 9U6499 Recover, Evacuate dan Charge Unit

Refrigerant recovery unit harus digunakan untuk menampung refrigerant dari sistem air conditioning ketika melakukan perbaikan. Refrigerant kemudian dapat digunakan kembali pada sistem pada saat perbaikan selesai dilakukan. Peralatan automatic air conditioning recover, evacuate and charge unit (gambar 38) dapat digunakan untuk melakukan satu tahapan penampungan, pemindahan dan pengisian. Waktu pemindahan dan jumlah refrigerant yang akan diisikan ke sistem dapat diprogram pada peralatan ini.

24 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Vacuum Pump

Gambar 39. 9U6490 Vacum

Vacuum pump (Gambar 39) membuang udara dan embun dengan sempurna dari sistem air conditioning dengan menurunkan tekanan sistem hingga embun berubah menjadi uap. Uap kemudian dipompa keluar dari sistem bersamaan dengan udara. Untuk membuang embun dari sistem, vacuum pump harus beroperasi dengan tekanan gauge sebesar 981 mbar (29 in.Hg) selama minimal 30 menit. Catatan: Seluruh refrigerant harus dibuang dari sistem sebelum terhubung dengan vacuum pump.

Refrigerant Charging Scale

Gambar 40. Manual Refrigerant Charging Scale (1) 1681961 Automatic dan (2) 1681958 Manual

Dua tipe refrigerant charging scales (Gambar 40) yaitu yang dioperasikan secara manual dan yang dioperasikan secara otomatis. Masing-masing tipe memungkinkan pengisian refrigerant dalam jumlah tertentu ke sistem mengacu pada temperatur udara sekitar. Saat ini, charging scale direkomendasikan ketika melakukan pengisian pada Machine Caterpillar.

APLTCL034

25 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Refrigerant Analyser

Gambar 41. 1740839 Refrigerant Analyser

Refrigerant analyser (Gambar 41) merupakan tool yang penting untuk melakukan service pada air conditioning. Refrigerant analyser mengidentifikasi refrigerant, mengukur persentase kemurnian, mengindikasikan persentase udara didalam sistem dan mengindikasikan tercampur atau terkontaminasinya refrigerant. Menggunakan refrigerant analyser akan mencegah kemungkinan terkontaminasinya peralatan recovery dengan refrigerant yang tidak biasanya digunakan.

Air Conditioning Component Flusher

Gambar 42. 158-8537 Air conditioning Component Flusher

Air conditioning component flusher (Gambar 42) menggunakan udara untuk meng-atomisasi larutan untuk pembilasan (flashing). Tool ini memungkinkan membuang residu dan kontaminan jenis lainnya dari hose, evaporator dan kondenser.

26 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Manifold Gauge Set

Gambar 43. Manifold Gauge Set

Manifold gauge set (Gambar 43) merupakan perlengkapan penting untuk memeriksa performa, diagnosa dan melakukan service pada sistem air conditioning. Gauge set terdiri dari Low side (compound) gauge (1), Manifold (3) tempat Low side gauges dan High side gauge (2) dipasang. High side hand valve (5) dan Low side hand valve (4) memungkinkan sistem dikosongkan dan di-service malalui manifold. Low side hose connector (6) dan High side hose connector (7) menghubungkan gauge manifold ke sistem air conditioning. Centre service hose (8) menghubungkan manifold gauge ke sumber dari luar. Tekanan manifold gauge akan dipengaruhi oleh temperatur ambient. Tekanan High side akan lebih banyak terpengaruh dibanding Low side pressure. Pembacaan manifold gauge pada dua sistem tidak dapat diperoleh sama dan akan terdapat variasi pembacaan. Mengacu pada spesifikasi pabrik mengenai nilai tekanan yang normal.

Gambar 44.

Gambar 44 merupakan tampak potongan manifold gauge set yang digunakan pada saat melakukan test performa.

APLTCL034

27 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Compound gauge terhubung dengan Low side internal passage menuju Low side service connector. Low side service connector terhubung melalui sebuah hose ke Low pressure side sistem air conditioning. Ketika Low side hand valve ditutup, compound gauge hanya menunjukkan pembacaan tekanan Low side. High pressure gauge terhubung menuju High side internal passage menuju High side service connector. High side service connector terhubung menuju hose ke High pressure side sistem air conditioning. Ketika High side hand valve ditutup, High pressure gauge hanya menunjukkan pembacaan tekanan High side. Centre internal passage pada manifold menghubungkan centre service connector ke Low dan High side passage. Selama melakukan pemeriksaan performa, hand valve yang tertutup mengisolasi Low dan High side passage dari centre service connector.

Gambar 45.

Gambar 45 merupakan tampak potongan manifold gauge set saat menambah refrigerant kesistem. Bukaan Low side hand valve membuka centre service connector ke Low side service connector dan Low side gauge. Refrigerant mengalir ke centre service connector, melalui manifold gauge dan keluar melalui Low side service connector. Compound gauge membaca tekanan Low side pressure selama operasi

28 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Schrader Valves

Gambar 46.

Schrader valves (Gambar 46) digunakan untuk memasang manifold gauge set pada sistem air conditioning. Dengan Schrader valve, service valve pada sistem tidak diperlukan. Schrader valve secara efektif menyekat refrigerant dibagian dalam sistem hingga Schrader valves dibuka. Schrader fitting pada High side (2) lebih besar dibanding fitting pada Low side (1). Perbedaan ukuran fitting menghindari kesalahan pemasangan manifold gauge set.

Gambar 47.

Gambar 47 adalah tampak potongan Schrader valve dan service hose dengan Schrader core depressor. Ketika High atau Low side pressure hose dipasangkan ke Schrader valve service port, Schrader core depressor pada hose menekan pin dibagian tengan Schrader valve. Valve terbuka sehingga memungkinkan refrigerant mengalir diantara manifold gauge set dan kompresor. ketika hose dilepas, valve secara otomatis tertutup.

APLTCL034

29 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

30 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 4 Prosedur Service Air Conditioning PENGENALAN Agar diperoleh sistem air conditioning yang berfungsi dengan baik dan tahan lama, sejumlah prosedur selama proses perawatan dan perbaikan berikut ini harus dapat dilakukan oleh setiap service technician dengan benar, prosedur- prosedur tersebut terdiri dari: • • • • • • • • • • •

Keselamatan Penampungan refrigerant (recovery) Pengosongan udara dari sistem (evacuation) Pengisian refrigerant kedalam sistem Pemeriksaan kondisi kompressor Pemeriksaan oil kompressor Pemeriksaan kebocoran Penyetelan Thermostatic Switch Pemeriksaan TX Valve Pemeriksaan orifice tube Melepas dan memasang reciever dryer

PROSEDUR KESELAMATAN Prosedur keselamatan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh setiap technician yang bekerja pada sistem air conditioning guna meyakinkan selama proses perawatan dan perbaikan, baik alat dan pekerja selalu berada dalam kondisi aman dan selamat. Prosedur-prosedure keselamatan tersebut antara lain adalah : 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7.

8.

9.

Seseorang dapat mengalami kecelakaan saat bersentuhan dan menghirup cairan refrigerant secara langsung. Sistem air conditioning selalu bertekanan meskipun engine sedang tidak hidup, untuk itu jangan sekali-kali memanaskan sistem yang bertekanan karena dapat menimbulkan ledakan. Bersentuhan atau tersemprot refrigerant secara langsung dapat menyebabkan luka bakar dingin (frost bite). Lindungi muka dan tangan anda guna menghindari kecelakaan. Kacamata pelindung harus selalu digunakan ketika membuka sistem yang terisi refrigerant meskipun alat ukur tekanan (gauge) menunjukkan sistem dalam kondisi kosong. Selalu berhati-hati saat melepas fitting, kendorkan secara perlahan dan apabila sistem masih berterkanan, kosongkan sistem sebelum melepas fitting. Jangan merokok atau membuat nyala api sewaktu bekerja pada sistem AC atau pada daerah yang dicurigai mengandung gas refrigerant karena cidera atau bahkan kematian dapat terjadi pada saat menghirup gas refrigerant yang terbakar oleh rokok atau nyala api. Sebelum pemeriksaan air conditioning dan heating dilakukan, pindahkan machine ke daerah dengan permukaan yang rata dan halus. Turunkan seluruh implement ke tanah. Yakinkan transmisi pada posisi neutral pada saat diparkir dan rem parkir sedang berfungsi. Yakinkan orang lain berada jauh dari machine dan dapat terlihat dengan jelas. Jangan melakukan pengelasan atau melakukan pencucian dengan steam didekat saluran air conditioning. Panas dapat menyebabkan tekanan refrigerant meningkat melampaui batas aman. Jangan membawa refrigerant pada ruangan penumpang pada kendaraan.

APLTCL034

31 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

10. 11. 12.

13.

14. 15. 16.

17. 18.

Hindarkan refrigerant terkena nyala api, temperatur tinggi atau cahaya matahari secara langsung karena dapat terjadi ledakan pada tabung. Jangan mencampur R134a dengan udara saat memeriksa kebocoran karena dapat meledak saat campuran ini bertekanan. Jangan membuang refrigerant ke atmosfir. Karena berbahaya terhadap lapisan ozon bumi. Refrigerant 12 ketika terkena nyala api langsung akan menghasilkan gas beracun yang tidak berwarna (phosgene) yang mematikan. Jangan menampung atau memindahkan refrigerant ke tangki bekas refrigerant. Selalu gunakan tangki khusus yang telah dirancang untuk menampung refrigerant bekas. Jangan mengisi tangki penyimpanan lebih dari 80 % berat kotor kapasitas penampungannya. Ketika mengosongkan sistem yang diisi Refrigerant R12, yakinkan gas Refrigerant R12 ditampung dan ditangani mengacu pada peraturan pemerintah. Selalu bekerja di area yang memiliki ventilasi yang baik. Refrigerant yang terhirup akan diserap tubuh dan menyebabkan sakit kepala ringan meskipun sedikit, dan dapat juga dapat menyebabkan iritasi ketika mengenai mata, hidung dan tenggorokan. Yakinkan High pressure gauge valve tertutup ketika melakukan pengisian saat engine running. Berhati-hati ketika engine running dan menjauh dari komponen yang berputar.

PROSEDUR MEMASANG MANIFOLD GAUGE SET Prosedur ini digunakan ketika memasang manifold dan gauge set pada sistem air conditioning untuk melakukan salah satu atau beberapa pemeriksaan operasional. Peralatan • Manifold dan gauge set dilengkapi dengan pressure gauge. • Tiga service hose dengan Schrader adapter pin. • Kunci yang sesuai untuk melepas tutup pelindung service port. • Pelindung mata yang sesuai. • Tutup pelindung

Gambar 48. Manifold Guage Set terhubung ke Schrader-valve type

1. Lepas tutup pelindung dari service valve stem. Tutup terbuat dari logam lunak atau plastik dan umumnya dapat dilepas menggunakan tangan. 2. Hubungkan manifold service hose ke kompressor.

32 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

a. Hubungkan hose tekanan rendah (warna biru) ke sisi hisap kompressor atau pada service konektor bertekanan rendah.(Gambar 48). b. Hubungkan hose tekanan tinggi (warna merah) ke sisi buang kompressor atau service konektor bertekanan tinggi (gambar 48). c. Yakinkan hand shut-off valve yang berada di manifold tertutup sebelum menuju langkah selanjutnya. 3. Kosongkan service hose dari udara dengan: a. Buka Low pressure valve beberapa putaran selama beberapa detik hingga sejumlah refrigerant keluar dari charging hose dan kencangkan kembali kedua valve. b. Buka High pressure valve beberapa putaran selama beberapa detik hingga sejumlah refrigerant keluar dari charging hose dan kencangkan kembali kedua valve. 4. Sistem siap untuk diperiksa.

PROSEDUR PENGOSONGAN REFRIGERANT

DAN

PENGUMPULAN

Pengosongan sistem air conditioning sistem dimaksudkan mengosongkan seluruh refrigerant dari sistem. Hal ini biasanya diperlukan ketika ada komponen sistem yang akan di-service atau diganti. Dengan prosedur ini memungkinkan dilakukan pengeringan, penggunaan ulang refrigerant yang sudah dikosongkan dari sistem.

pembersihan

dan

Peralatan • Manifold dan gauge set lengkap • Service valve wrench • Protective cover • Hand wrench yang sesuai • Kaca mata • Recovery unit

Prosedur 1.

Hubungkan manifold dan gauge set ke sistem.

Gambar 49.

APLTCL034

33 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 50.

2. Hubungkan recovery unit ke manifold & gauge set (hose bagian tengah) (gambar 49 atau gambar 50). 3. Buka penuh High dan Low manifold valve. Pasang valve ke recovery tank jika memungkinkan 4. Buka valve pada recovery tank. 5. Hidupkan recovery unit. 6. Biarkan seluruh refrigerant dikeluarkan dari sistem (manifold Low-gauge menunjukkan vacuum sekitar -25 kPa (10in. Hg). 7. Matikan recovery unit dan tunggu sampai 5 menit guna membiarkan refrigerant terpisah dari oli. 8. Ulangi langkah 5. dan 6. 9. Tutup seluruh manifold dan recovery tank valve. Prosedur selesai dan lepas recovery unit. Catatan: Ikuti petunjuk spesifik yang tersedia pada recovery unit yang ada di workshop anda.

PROSEDUR PEMBUANGAN UDARA (EVACUATION) Sistem air conditioning harus dievakuasi pada saat melakukan service dalam waktu lama dimana refrigerant telah dikosongkan dari sistem. Evakuasi dimaksudkan membersihkan sistem dari seluruh udara dan uap air yang masuk ke sistem. Uap air dapat bergabung dengan logam didalam sistem dan akan menghasilkan zat yang bersifat korosif. Zat-zat tersebut dapat berupa oksida, iron hydroxide dan aluminum hydroxide. Uap air dapat membeku pada expansion valve orifice tube. Jika terdapat air didalam sistem, maka air harus dibuang dengan menghisapnya menggunakan vacuum pump hingga tingkat kevakuman tertentu supaya air tersebut mendidih.

34 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Ketika tekanan di sistem air conditioning rendah, titik didih air (moisture) yang ada di sistem juga rendah (Tabel 2) sehingga uap air dapat dibuang dari dalam sistem. Tabel 2: Variasi boiling point air pada kondisi vacuum di sea level Sistem Vacuum

Pada permukaan laut (sea level) in.Hg

Boiling point of w ater

kPa

26.45

-89.6

48.9

27.32

-92.5

43.3

27.99

-94.8

37.8

28.50

-96.5

32.2

28.89

-97.8

26.7

29.18

-98.8

21.1

29.40

-99.6

15.6

29.66

-100.4

10.0

29.71

-100.6

4.4

29.76

-100.8

-1.1

29.82

-101.0

-6.7

29.86

-101.1

-12.2

29.87

-101.2

-15.0

95 kPa (28 in hg) hingga 98 kPa (29 in hg) merupakan spesifikasi pada sea level. Setiap kenaikan 305 m (1000 ft) diatas sea level, kurangkan spesifikasi yang diperlukan dengan 3 kPa (1 in hg) atau dengan kata lain pada daerah ketinggian kevakuman yang diperlukan berkurang. Peralatan • Service valve wrench • Hand wrench • Tutup pelindung • Manifold dan gauge set • Vacuum pump atau charging station • Kacamata safety

Prosedur 1. Persiapkan sistem. a. b. c. d.

Hubungkan manifold dan gauge set. Kosongkan sistem. Posisikan High & Low side manifold hand valve pada posisi tertutup. Sambungkan centre manifold hose ke inlet vacuum pump dan buka access valve.

APLTCL034

35 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

2. Mengevakuasi sistem.

Gambar 51.

a. Hidupkan vacuum pump. b. Buka Low-side manifold hand valve dan perhatikan jarum gauge. Jarum harus bergerak mundur yang mengindikasikan terjadi kevakuman. c. Setelah 5 menit, jarum gauge pada Low side harus menunjukkan -70 kPa (20 in.Hg) dan jarum pada gauge High-side harus berada sedikit dibawah 0. d. Jika jarum pada High-side gauge tidak turun dibawah 0, merupakan indikasi tertutupnya sistem. (High-side valve dapat dibuka setelah sistem diperiksa dari penyumbatan). e. Jika sistem tersumbat, hentikan proses evakuasi. Perbaiki atau lepas bagian yang menjadi penyebab. Jika sistem telah lancar, lanjutkan evakuasi. f. Operasikan pompa selama 15 menit dan periksa gauge. Sistem harus pada kondisi vacuum dari -91 sampai -99.5 kPa (27 sampai 29.5 in.Hg). g. Tutup vacuum access valve kedua manifold hand valve. h. Biarkan selama 15 menit untuk memeriksa kebocoran. i. Jika jarum gauge bergerak naik berarti mengindikasikan terjadi kebocoran. Hal ini harus diperbaiki sebelum proses pengosongan sistem dilanjutkan. (Ikuti langkah 4 pemeriksaan sistem dari ketidaknormalan ). j. Jika tidak terdapat kebocoran, lanjutkan pengosongan. 3. Penyelesaian Evakuasi a. Evakuasi minimal selama 30 menit, lebih lama diperbolehkan jika memungkinkan. b. Setelah evakuasi, tutup High & Low side manifold hand valve dan vacuum pump line hand valve. c. Matikan vacuum pump, lepas manifold hose, dan persiapan untuk mengisi sistem. 4. Pemeriksaan ketidak normalan kondisi sistem a. Catat pembacaan jarum gauge, harus menunjukkan -98 kPa (29 in.Hg). b. Jarum gauge tidak boleh naik sebesar 7 kPa (2 in.Hg) dalam 5 menit. c. Jika sistem gagal mencapai persyaratan ini, meskipun tidak ada tanda-tanda sebelumnya, lakukan pengisian sebagian dan lakukan pemeriksaan kebocoran.

36 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

d. Setelah kebocoran dideteksi dan diperbaiki, refrigerant harus dikosongkan dari sistem dan selesaikan proses pengosongan. e. Jika sistem dapat bertahan pada kondisi kevakuman yang ditentukan, Lanjutkan prosedur pengisian (atau prosedur lain yang dibutuhkan). Catatan Saat sistem telah dibiarkan terbuka lebih dari 1/2 jam, maka sistem sudah dianggap terpapar dengan udara atau uap air dan receiver-dryer, in-line dryer atau desiccant accumulator yang baru perlu dipasang. Lamanya waktu evakuasi akan meningkat tergantung pada kondisi berikut : • Air conditioning sistem selesai di rebuilt. • Air conditioning sistem selesai di cuci (flushed). • Air conditioning sistem dipasang komponen baru • Air conditioning sistem selesai dirubah (retrofitted)

PROSEDUR PENGISIAN REFRIGERANT (CHARGING)

Gambar 52.

Peralatan Proses pengisian dilakukan dengan memasang perlengkapan charging yang terdiri dari : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Low pressure valve High pressure valve Charging hose Low pressure hose High pressure hose Manifold gauge set Service valve (discharge)

APLTCL034

(8) Service valve (suction) (9), (10), (11) (not shown) (12) Tangki Refrigerant (13) Valve on top of Refrigerant Tangki (14) Scale (E) Vapor (F) Liquid 37 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Prosedur Proses pengisian refrigerant kedalam sistem air conditioning dapat dilakukan dengan baik menggunakan prosedur berikut ini : 1. Yakinkan engine tidak dalam kondisi hidup jika akan mengisi refrigerant cair ke sistem 2. Tentukan kapasitas pengisian refrigerant kedalam sistem mengacu pada spesifikasi pabrik pembuat dan untuk machine Caterpillar dapat diperoleh pada bagian Specifications, "System Capacities for Refrigerant " Service Manual, SENR5664. 3. Pasang dan kencangkan dengan tangan charging hose manifold gauge set (3) dan valve (13) pada tangki refrigerant (12). Buka valve (13) yang berada dibagian atas tangki refrigerant (12). Hal ini memungkinkan refrigerant mengalir melalui charging hose (3) menuju manifold gauge set (6). 4. Kendorkan hose (3) di manifold gauge set (6) selama 2-3 detik dan kencangkan kembali. Prosedur dimaksudkan membuang udara dari charging line. 5. Tempatkan tangki refrigerant (12) pada timbangan (scale) (14) dengan posisi valve (13) disisi bawah. Periksa berat tangki. 6. Buka High pressure valve (2) pada manifold gauge set (6). Posisi tangki seperti ini memungkinkan cairan refrigerant diisikan ke sistem melalui sisi tekanan tinggi (High pressure side) kompresor. 7. Sesering mungkin periksa berat tangki refrigerant (12). Berat tangki akan berkurang saat refrigerant keluar dari tangki dan masuk ke sistem. Ketika jumlah refrigerant (kapasitas sistem) telah mencukupi, tutup valve (13) dan High pressure valve (2) untuk menghambat aliran refrigerant. Catatan : Heater blanket mungkin diperlukan saat mengisi air conditioning sistem menggunakan tangki refrigerant yang terisi sebagian. 8. Untuk meyakinkan sistem bekerja dengan benar, lepas charging hose (3) dan lakukan performance check. Mengacu pada Service Manual, SENR5664, Performance checks for the Air conditioning System" section.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KOMPRESOR Prosedur pemeriksaan kompresor dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dari kompresor sistem air conditioning. Prosedur pemeriksaan kompresor dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Periksa air filter. 2. Test voltage clutch kompresor (minimal 23 volt pada sistem 24 volt dan 11.5 volt pada sistem 12 volt). Pada sistem dengan kompresor yang mempunyai sistem proteksi, terjadi delay selama 30 detik kemudian kompresor aktif ketika clutch diaktifkan. 3. Test tahanan clutch kompresor, pada sistem 12V tahanan yang baik berkisar antara 0.3 – 1.1 Ohm dan pada sistem 24V tahanan berkisar antara 1.3 – 5.5 Ohm. 4. Periksa kekencangan V belt, pada V belt yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan kekencangan otomatis, kekencangan belt baru harus sebesar 534 N (120 lb) dan untuk belt yang sudah dipakai, harus berkisar sebesar 400 N (90 lb). 5. Periksa putaran kompresor dengan memutar baut pada ujung kompresor shaft dan putaran harus halus dan tidak terhambat. 6. Periksa tingkat pengisian refrigerant, jumlah pengisian refrigerant harus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat. 7. Low pressure test sebaiknya dilakukan ketika machine yang diparkir pada daerah dengan temperatur lebih rendah dari 300 celcius. Tutup seluruh pintu kabin dan blok aliran udara bersih yang mengalir menuju kabin, bypass switch Low pressure. Start machine dan operasikan pada High idle dan AC dihidupkan serta blower cabin disetting pada putaran rendah. Ukur pressure pada sisi tekanan rendah setelah kompresor 38 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

beroperasi selama 10 – 15 menit. Jika pressure yang dibaca adalah 69 kPa (10 psi) maka kompresor inlet valve beroperasi dengan benar. Catatan : Jika temperatur cabin di atas 25 derajat celcius, ketika melakukan test blower harus disetting pada kecepatan tinggi terlebih dahulu untuk menurunkan temperatur kabin sebelum melakukan pengetesan. 8. High pressure test, start engine. Set kecepatan engine 1200 rpm hidupkan AC. Pasang karton untuk menutupi condenser supaya aliran udara tertutup, hal ini kan menyebabkan tekanan outlet kompresor naik dan biarkan hingga mencapai 350 psi. Ketika pressure tercapai lepas karton. Jika tekanan tercapai maka outlet valve beroperasi dengan baik.

PROSEDUR PEMERIKSAAN JUMLAH OLI KOMPRESOR Pemeriksaan jumlah oli pada kompresor diperlukan jika hanya hal-hal berikut ini terjadi : • • • • •

Hose refrigerant retak Kebocoran yang parah pada beberapa hose. Kebocoran yang parah pada seal kompresor Kerusakan yang disebabkan tabrakan atau gesekan pada komponen sistem Service interval yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.

Ketika mengganti oil refrigerant, penting untuk menentukan tipe dan kuantitas yang spesifik dari oli yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kompresor. Jika oli pada sistem terlalu banyak maka oli bersirkulasi dengan refrigerant, mengakibatkan kapasitas pendinginan pada sistem akan berkurang. Terlalu sedikit oli akan menyebabkan kurangnya pelumasan pada kompresor. Ketika mengeluarkan refrigerant dari sistem atau penggantian komponen sistem, tambahkan oli secukupnya untuk mengganti oli yang berkurang karena terbawa bersama refrigerant. Ketika menangani refrigerant oil: • Harus berasal dari wadah yang belum pernah terbuka atau atau wadah yang tertutup dengan rapat. Cairan pelumas kompresor air conditioning bersifat hygroscopic (menyerap embun) dan dengan cepat dapat terkontaminasi ketika dibiarkan terbuka ke atmosfir • Harus bebas dari semua kontaminasi. • Jangan mencampur pelumas refrigerant dengan tipe pelumas/kekentalan lain. • Tubing, funnel, atau perlengkapan lainnya yang digunakan untuk mentransfer oli harus bersih dan kering. Selama siklus pendinginan, sejumlah oli bersirkulasi dengan refrigerant didalam sistem. Ketika memeriksa jumlah oli didalam sistem, terlebih dahulu jalankan komporessor untuk mengembalikan oli ke kompresor. Berikut ini adalah prosedur umum dalam penambahan oli ke kompresor : 1. Operasikan engine pada 1000 rpm. Set temperatur pendinginan maksimum, posisikan blower pada kecepatan tertinggi dan operasikan engine selama 10 menit. 2. Stop engine. Keluarkan refrigerant dari sistem. Pasang plug pada semua line yang terbuka. Untuk prosedur yang benar selalu mengacu pada Testing dan Adjusting untuk “Refrigerant Recovery”. 3. Lepas kompresor dari machine dan pasang tutup pelindung pada fitting dan hose. 4. Tempatkan kompresor pada posisi horizontal sehingga oil plug mengarah ke bawah, lepas oil plug dari kompresor dan tampung oli di tempat yang bersih. Putar shaft kompresor untuk membuang sisa oli yang masih tersisa dan catat volume dari oli yang

APLTCL034

39 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

ditampung dan periksa apakah terdapat kontaminan, serpihan logam, partikel karet dan material asing. 5. Periksa secara visual kontaminasi didalam oli. Tidak seperti engine oil, oli kompresor tidak mengandung cairan pembersih. Meskipun masa pakai oli diperpanjang, seharusnya oli tidak menjadi berwarna buram. Periksa oli yang telah dikeluarkan apakah dalam kondisi berikut : •

Berwarna buram, teroksidasi atau terkontaminasi oleh refregirant yang mengembun, Refrigerant yang teroksidasi dengan parah dapat menyebabkan timbulnya gumpalan yang lengket dan dapat menyumbat filter dan saluran.



Warnanya berubah merah, dimana mengindikasikan terjadinya varnishing akibat bercampurnya dengan udara.

• Terdapatnya partikel asing seperti serbuk logam dan lain sebagainya dalam oil. 6. Pegisian oli kompresor. •

Jika jumlah oli yang ditampung dari kompresor berkisar antara 177 ml hingga 237 ml isikan oli baru dengan jumlah yang sama.



Jika kompresor baru atau setelah diperbaiki buang seluruh oli dari kompresor dan isi oli baru sebanyak 177 ml sampai 237 ml.



Jika sistem telah di flush jangan buang oli dari kompresor baru . Jika terlalu banyak oli yang ditambahkan ke sistem dengan total jumlah oli di sistem lebih dari 325 ml kapasitas pendingan akan berkurang, jika terlalu sedikit kompresor akan rusak. 7. Pasang drain plug dan O-ring baru yang dilumuri dengan oli kompresor dan kencangkan plug dengan torsi tertentu. Catatan: Putar kompresor shaft beberapa putaran supaya oli mengalir ke dalam kompresor, jumlah oli yang perlu ditambahkan setiap kali melakukan penggantian komponen adalah sebagai berikut: - Accumulator 30 ml - Condenser 30 ml - Evaporator 90 ml - In line dryer 30 ml - Receiver dryer 30 ml Penambahan oli tersebut dilakukan dengan menginjeksikan oli melalui Low pressure charging port.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN PADA SISTEM Terdapat empat metode yang umum digunakan untuk memeriksa kebocoran pada sistem air conditioner yaitu : • Busa Sabun (Soap bubbles) • Halide gas • Leak detector electronic • Dye testing. Ketika melakukan pemeriksaan kebocoran, semua sambungan dan fitting harus bebas dari oli. Tindakan pencegahan ini mengurangi kemungkinan kesalahan pembacaan disebabkan oleh refrigerant terserap oli. Asap rokok dan uap refrigerant diudara sekitar dapat juga menyebabkan pembacaan yang salah pada detector. Halide leak detector hanya boleh digunakan di area yang memiliki ventilasi yang baik. Seharusnya tidak digunakan di daerah yang terdapat gas yang dapat meledak. Ketika refrigerant kontak dengan nyala api, maka gas beracun akan terbentuk. Jangan menghirup gas atau asap dari halide leak detector kerena beracun. Electronic leak detector merupakan leak detektor ter-sensitive kedua. Sejumlah electronic detector dapat merasakan kebocoran refrigerant sampai minimal 14 gram. Harga awal dan 40 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

seberapa besar utilisasi alat ini harus menjadi bahan pertimbangan penggunaan electronic leak detector ini. Jika pada workshop terdapat banyak pekerjaan service air conditioner, tipe leak detektor ini dapat menjadi peralatan yang bernilai untuk mendeteksi kebocoran. Persiapan untuk semua metode: 1. Persiapan sistem (semua metode). • Hubungkan manifold dan gauge set ke sistem. • Tempatkan High- dan Low-side manifold hand valve pada posisi tertutup • Yakinkan keberadaan refrigerant didalam sistem. Tekanan minimum yang dibutuhkan untuk mendeteksi kebocoran adalah 350 kPa (50 psi). • Jika ditemukan jumlah refrigerant masih kurang didalam sistem, lanjutkan Step 2 penambahan refrigerant untuk prosedur pemeriksaan. Jika pengisian mencukupi, abaikan step 2 dan lanjutkan ketahap selanjutnya. 2. Penambahan refrigerant untuk leak test pressure (seluruh metode). • Pasang centre manifold hose ke tangki refrigerant. • Buka refrigerant container service valve dan buang udara dari centre hose. • Buka High-side manifold hand valve hingga tekanan 350 kPa (50 psi) diperoleh pada Low-side gauge. Lalu tutup High-side valve. • Tutup refrigerant container service valve dan lepas hose. Sistem saat ini siap untuk pengetesan kebocoran. Metode Larutan Sabun 1. Persiapan leak detector.

Gambar 53.

a. Lumuri semua sambungan/daerah yang dicurigai bocor dengan : • Menggunakan sabun pasta yang dijual umum • Menggunakan sikat kecil dengan larutan sabun perlengkapan rumah tangga. b. Kebocoran akan terlihat ketika busa terbentuk, ditunjukkan pada gambar 53. c. Jika terdapat kebocoran Ikuti petunjuk “ Repair sistem (semua metode)”.

APLTCL034

41 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Metode Halide Gas 1. Persiapkan leak detector.

Gambar 54.

a. Buka valve dan nyalakan gas. Atur nyala api kecil; yang terbakar kira 12 mm (1/2 in) diatas reactor plate. b. Biarkan nyala api terbakar hingga copper reactor plate menjadi berwarna merah terang. c. Kecilkan nyala api hingga 6 mm (1/4 in) diatas reactor plate. INGAT : Refrigerant lebih berat daripada udara sehingga ketika melakukan pemeriksaan kebocoran tempatkan kebocoran dibawah sambungan yang dicurigai bocor. 2. Reaksi halide leak detector ketika terjadi kebocoran refrigerant. Ketika terdapat refrigerant yang bocor, terjadi perubahan warna pada nyala api diatas reactor plate. Biru Muda Kuning muda diujung nyala api Kuning Biru keungu-unguan Lembayung

: : : : :

Tidak terdapat refrigerant yang bocor. Kebocoran refrigerant yang sangat sedikit. Sejumlah kecil kebocoran refrigerant. Kebocoran refregerant dalam jumlah banyak. Kebocoran besar refrigerant, volumenya dapat sangat besar cukup untuk mematikan nyala api.

3. Pemeriksaan kebocoran sistem air conditioning a. Gerakkan hose pencari dibawah seluruh sambungan pada sistem. Periksa seluruh seal dan perlengkapan pengontrol. b. Lepas vacuum hose yang terhubung ke sistem. Periksa port vacuum hose dari gas refrigerant. c. Ikuti pemeriksaan mengikuti prosedur “Repair sistem (seluruh metode)”

42 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Metode Leak Detector Electronic 1. Persiapkan leak detector.

Gambar 55.

Catatan : Ikuti prosedure yang dijelaskan pada instruksi pabrik pembuat leak detector. Meskipun prosedur berbeda-beda untuk setiap tipe leak detector. Langkah berikut dapat digunakan sebagai panduan: 1. Yakinkan battery terisi penuh 2. Hidupkan 3. Jika terdapat knob sensitifitas, setel hingga terdengar suara berdetak terdengar. Jika memungkinkan lakukan periode pemanasan. 4. Jika leak detector digunakan dibagian dalam vehicle, ingat bahwa dashboard, karpet, kursi mengeluarkan gas sendiri dan jika unit dihidupkan diluar kendaraan dan pengukuran diambil didalam kendaraan dapat terjadi kesalahan signal yang sebenarnya tidak ada kebocoran. Untuk itu, hidupkan alat didalam kendaraan dan jauh dari tempat yang diperkirakan terdapat kebocoran. 2. Periksa kebocoran sistem. a. Gerakkan hose pencari dibawah setiap sambungan, periksa semua seal dan peralatan pengontrol. b. Lepas setiap vacuum hose yang dihubungkan ke sistem. Periksa port vacuum hose dan periksa apakah terdapat gas. c. Ketika kebocoran ditemukan, detector akan bereaksi, suara berdetak yang biasa menjadi suara yang konstan atau suara berdetaknya hilang. d. Jangan biarkan probe kontak lebih lama dengan refrigerant dibanding waktu yang dibutuhkan mendeteksi kebocoran. Jangan tempatkan probe pada tempat refrigerant mengucur atau tempat yang mengalami kabocoran parah karena komponen yang sensitif dari leak detector dapat rusak. 3. Perbaikan Sistem (seluruh metode) a. Setelah kebocoran ditemukan, kosongkan sistem b. Perbaikan kebocoran yang ditemukan. Periksa oli kompresor sesuai petunjuk service yang sesuai. c. Tambah oli dan refrigerant. Periksa ulang kebocoran. d. Jika tidak ditemukan kebocoran, kosongkan sistem, buang semua udara dan air dan, dan lakukan pengisian sistem. Lakukan prosedure service lainnya yang dianggap perlu.

APLTCL034

43 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Metode Tracer-Dye

Gambar 56. Dye Solution yang kompatible dengan Refrigerant 12

Dye atau trace solution dapat dimasukkan ke sistem air conditioning untuk membantu menemukan kebocoran kecil. Dye menunjukkan lokasi sebenarnya yang mengalami kebocoran dengan menghasilkan lapisan berwarna disekitar kebocoran. Lapisan tipis tersebut dapat berupa orange, merah atau kuning. Sekali Dye dimasukkan kedalam sistem air conditioning, maka akan tetap berada di sistem hingga sistem dibersihkan. Trace solution atau dye diformulasikan untuk bekerja pada sistem air conditioning dan tidak berdampak terhadap sistem karena akan bersirkulasi disekitar sistem dan bercampur dengan oli. CATATAN: Untuk menemukan kebocoran kecil yang sulit untuk ditemukan, metode yang paling baik digunakan adalah dye solution. Dye kompatible dengan seluruh mesin refrigerant-recovery atau mesin recovery / recycling karena dapat diambil dari mesin oleh penangkap oil. 1. Pemeriksaan sistem. a. Hubungkan manifold dan gauge set ke sistem. kosongkan sistem. b. Sambungkan dye adaptor ke centre hose port dan ke tangki refrigerant. c. Ukur jumlah dye solution yang keluar dari adaptor atau injector. d. Lakukan pengisian sistem secara normal, kemudian injeksikan dye solution bersamaan dengan refrigerant. e. Start engine dan setel kontrol pada kondisi pendinginan maksimum. 2. Observasi sistem. a. Observasi hose dan fitting untuk menentukan terdapat tanda dye solution. b. Jika ditemukan satu atau lebih kebocoran, lakukan perbaikan jika dibutuhkan. Dye solution dapat dibiarkan berada didalam sistem tanpa menyebabkan kerusakan apapun.

PROSEDUR PENYETELAN THERMOSTATIC SWITCH Thermostat mengontrol temperatur evaporator dengan mengatur pertautan kopling. Thermostat disetel awal di pabrik. Pada kondisi ketinggian dan kelembaban yang berbeda thermostat terkadang perlu disetel menyesuaikan dengan kondisi lokal. Walaupun begitu ada juga thermostat yang tidak dapat disetel. Peralatan • • •

Service thermometer Manifold dan gauge set Screwdriver kecil, Phillip dan straight blade

44 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Prosedur 1. Persiapkan sistem untuk melakukan service. a. Hubungkan manifold dan gauge set ke sistem. b. Start engine dan atur kecepatan 1500-1700 rpm. Atur kontrol air conditioning pada kondisi pendinginan maksimum. c. Operasikan sistem selama 5-10 menit dengan thermometer dimasukkan kebagian tengah outlet vent udara. Penting: Periksa apakah refrigerant dalam kondisi terisi penuh. 2. Periksa operasi thermostat. a. Putar penuh thermostat ke posisi arah jarum jam (ON penuh) b. Putar blower keposisi kecepatan rendah dan medium c. Perhatikan manifold compound gauge: Pembacaan Low-gauge harus 95-180 kPa (14-26 psi) setelah sistem beroperasi selama 5-10 menit. d. Perhatikan manifold pressure High-side gauge. Tekanan pada High pressure side harus dibandingkan dengan spesifikasi pabrik. e. Bandingkan pembacaan thermometer dengan temperature-pressure sesuai dengan spesifikasi pabrik. 3. Pemeriksaan thermostat cut-out dan cut-in Agar thermostat dapat beroperasi dengan baik, ikuti petunjuk service manual, namun langkah-langkah berikut dapat digunakan sebagai panduan: a. Thermostat harus cut out ketika thermometer mengindikasikan temperatur ruangan yang diinginkan sudah tercapai. b. Thermostat harus cut in ketika thermometer mengindikasikan outlet air temperatur naik sekitar 3-7 o C. c. Manifold compound gauge harus menunjukkan kenaikan tekanan sekitar 180-220 kPa antara titik cut-out dan cut-in. 4. Penyetelan thermostatic switch

Gambar 57.

a. Temukan thermostat assembly. b. Cari adjusting screw (berada dibelakang akses cover).

APLTCL034

45 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Catatan: Design sejumlah evaporator memerlukan thermostat dilepas dari rumahan sebelum adjusting screw dapat diakses. c. Putar adjusting screw berlawanan arah jarum jam untuk menurunkan temperatur dengan menunda titik bukaan. Sebaliknya, putar screw searah jarum jam untuk meningkatkan temperatur. Mengacu ke gambar 57. d. Periksa operasi thermostat setelah dilakukan penyetelan. Jika thermostat beroperasi dengan benar, periksa thermostat tiga atau empat kali untuk meyakinkan beroperasi dengan konsisten. e. Jika langkah pengoperasian thermostatic switch tidak tepat dan tidak dapat disetel, maka ganti thermostat.

PROSEDUR PEMERIKSAAN TX VALVE Perlu dicatat bahwa tidak semua thermostatic expansion valve (TXV) kendaraan dapat ditest. Pressure regulator dan atau pressure switch yang berada dibagian sisi hisap kompresor sering sekali menghambat pemeriksaan yang benar. Pada kondisi ini spesifikasi pabrik pembuat harus diikuti. Service prosedur berikut untuk jenis TX valve yang dapat diperiksa di kendaraan. Peralatan • Manifold dan gauge set. • Hand tool. Material • Es dan air didalam wadah. • Air Panas didalam wadah. • Garam. Prosedur Prosedur ini dilakukan ketika thermostatic expansion valve terpasang pada kendaraan. 1. Persiapkan sistem. a. Pasang manifold dan gauge set. b. Start engine dan setel engine speed hingga 1000-1200 rpm. c. Setel seluruh kontrol air conditioning control ke kondisi pendinginan maksimal d. Operasikan sistem selama 10-15 menit. 2. Pemeriksaan TX valve.

Gambar 58. 46 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Ikuti langkah 2.a. - 2.e. untuk kondisi pembacaan Low-side gauge yang terlalu rendah, atau langkah 2.f. - 2.h. untuk pembacaan yang Low-side gauge yang terlalu tinggi. a. Perhatikan pembacaan Low-side gauge. Jika terlalu rendah. Tempatkan kain yang dibasahi air panas disekitar body TX valve (lihat gambar 58). b. Perhatikan pembacaan Low-side gauge. Jika tekanan naik ke nilai normal atau mendekati normal, maka mengindikasikan adanya embun didalam sistem. Jika tekanan tidak naik, lanjutkan dengan langkah 2.c. CATATAN: Untuk memperbaiki masalah adanya embun di dalam sistem moisture, ganti receiver/drier atau desiccant. Buang semua udara dan embun yang terdapat didalam sistem, lakukan pengisian dan test ulang sistem. c. Lepas TX valve remote bulb dari evaporator outlet dan panaskan dengan tangan atau dengan kain yang direndam air panas d. Perhatikan Low-side gauge pressure. Jika tekanan naik, remote bulb kemungkinan terpasang pada tempat yang tidak sesuai. Jika tekanan tidak naik, lanjutkan prosedur 2.e. CATATAN: Untuk memperbaiki kenaikan tekanan, reposisi remote bulb,dan test ulang sistem. e. Jika pembacaan Low-side gauge tetap rendah dan langkah 2.a. hingga 2.d. tidak memperbaiki permasalahan, Lepas valve dari sistem. CATATAN: Periksa inlet screen ketika valve dilepas. Jika tersumbat, receiver/drier atau desiccant harus diganti setelah perbaikan dan bersihkan valve. Setelah membersihkan TX valve lakukan pemeriksaan ulang; jika tidak juga menyelesaikan permasalahan, ganti valve. f.

Jika pembacaan tekanan Low-side gauge (langkah 2.a.) terlalu tinggi, Lepas remote bulb dari evaporator outlet dan tempatkan pada wadah yang berisi es dan air.

CATATAN: Penambahan garam pada air es akan menurunkan temperatur hingga 0oC. g. Jika tekanan turun kenilai normal atau mendekati normal, kemungkinan masalah: •

Kurangnya pembungkus pada remote bulb - bungkus ulang dan test.



Remote bulb tidak berada pada posisi yang benar - reposisi remote bulb dan test ulang h. Jika tekanan tidak turun ke nilai normal atau mendekati normal, lepas TX valve ganti. 3. Akhir pemeriksaan a. Matikan seluruh kontrol air conditioning. b. Kurangi RPM engine speed ke Low idle dan matikan engine. c. Lepas manifold dan gauge set

APLTCL034

47 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

CATATAN : Untuk kebocoran yang sangat kecil atau sulit-ditelusuri, maka metode yang terbaik adalah untuk menggunakan larutan zat warna. Zat warna cocok dengan semua engine pendingin recovery dan atau recycling karena akan dikumpulkan dalam engine dengan menggunakan oil trap.

PROSEDUR PEMERIKSAAN ORIFICE TUBE Orifice tube tetap (Fixed Orifice tube-FOT) juga dikenal sebagai expansion tube atau, lebih sederhana disebut orifice tube. Peralatan ini digunakan pada sistem yang disebut sebagai CCOT atau CCFOT, yang merupakan singkatan dari cycling clutch fixed orifice tube. Harus dicatat bahwa tidak semua orifice tube memiliki ukuran yang sama. Meskipun peralatan servis yang sama digunakan untuk melepaskan dan mengganti ukuran apapun, orifice tube tidak dapat saling-ditukarkan. Pada saat mengganti orifice tube, sangat penting untuk menggunakan pengganti yang tepat. Beberapa saluran memiliki orifice tube yang tidak dapat diakses di dalam saluran cair. Lokasinya yang tepat, kira-kira diantara kondenser outlet dan evaporator inlet, ditentukan oleh depresi melingkar atau tiga takikan yang menekuk di bagian logam pada saluran cair. Sebuah peralatan pengganti orifice tube digunakan untuk mengganti tipe orifice tube seperti ini. Pengetesan orifice tube yang tetap adalah cukup sederhana. Hanya terdapat dua masalah dasar: kelembaban dalam sistem yang membeku di orifice tube, atau pipa yang ter-sumbat. Peralatan 1. 2. 3. 4. 5.

Manifold dan gauge set Wrench set dengan ujung-terbuka Pemotong tube Pelepas/pemasang FOT Potongan kain bersih.

Bahan 1. 2. 3. 4.

Orifice tube, sebagaimana diperlukan. Akumulator, sebagaimana diperlukan. Refrigerant 134a, sebagaimana diperlukan. Refrigerant oil, sebagaimana diperlukan.

Prosedur – Pengetesan FOT 1. Persiapkan sistem. a. Pasang manifold dan gauge set. b. Nyalakan engine dan atur kecepatan hingga 1000-1200 rpm. c. Setel semua air conditioning. d. Operasikan sistem selama 10-15 menit. e. Perhatikan bacaan pengukuran sisi-rendah yang menunjukkan bahwa orifice tube tidak menyuplai refrigerant yang memadai ke dalam evaporator. 2. Tes orifice tube.

48 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

CATATAN: Mungkin perlu untuk melakukan bypass pada switch tekanan rendah untuk mencegah clutch berputar pada sistem CCOT. Lakukan bypass pada switch hanya untuk melaksanakan tes. Langkah-langkah berikut adalah untuk menentukan apakah masalah disebabkan oleh kelembapan atau pembatasan. a. Letakkan sepotong kain basah yang panas di sekeliling fixed orifice tube. b. Perhatikan nilai sisi tekanan rendah. Jika tekanan naik hingga mencapai normal, atau hampir normal, maka terindikasi uap air didalam sistem. c. Jika uap air ditemukan didalam sistem, akumulator harus diganti. Jika tidak ada indikasi uap air, kemungkinan fixed orifice tube tersumbat. Ikuti langkah dibawah ini. 3. Lepaskan fixed orifice tube.

Gambar 59. Lepaskan fixed orifice tube dengan hanya memutar sleeve luar. Jangan memutar handle.Handle hanya diputar untuk menyambung takikan pada alat ke orifice tube tetap, keterangan B.

a. Lakukan pembersihan pada sistem pendingin. b. Dengan menggunakan spanner yang tepat; lepaskan koneksi liquid line pada inlet di evaporator untuk menyingkapkan FOT. c. Tuangkan sedikit oli refrigerant bersih ke dalam lubang FOT untuk melumasi sekat. d. Masukkan alat pelepas FOT (Gambar 59) pada FOT. e. Putar T-handle pada perkakas cukup untuk menyambung alat ke tab-tab pada FOT – sedikit searah dengan jarum jam f. Tahan T-handle dan putar sleeve luar atau spool searah jarum jam untuk melepaskan FOT. Jangan memutar T-handle. CATATAN: Kadang-kadang FOT akan patah pada waktu dilepaskan. Jika hal ini terjadi, lanjutkan dengan langkah 3.g. Jika tidak terjadi, lanjutkan dengan langkah 4 Memasang fixed orifice tube. Alat yang kedua, yang dikenal sebagai extractor, digunakan untuk melepaskan orifice tube yang patah.

APLTCL034

49 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 60. Menggunakan Perkakas Extractor untuk melepaskan Orifice tube Tetap yang Patah

g. Masukkan extractor ke dalam lubang dan putar T-handle searah jarum jam hingga bagian yang berulir pada perkakas tersebut dengan aman masuk ke dalam FOT yang patah (Gambar 60). h. Tarik tool. FOT yang patah akan meluncur keluar. CATATAN : Beberapa bagian dari tube mungkin akan patah, Jika hal ini terjadi, lepaskan bagian yang patah dari puller dan masukkan kembali puller ke dalam badan. Ulangi Langkah 3.g. dan 3.h. 4. Pasang fixed orifice tube. a. Lapisi FOT yang baru dengan oli refrigerant bersih yang cukup banyak. b. Letakkan FOT di dalam lubang evaporator dan dorong hingga berhenti pada lekukan evaporator tube inlet. c. Pasang sebuah O-ring yang baru dan pasang pipa cairan. d. Pasang akumulator. e. Tes ulang unit tersebut. 5. Menservis FOT yang tidak dapat diakses.

Gambar 61. Mencari Orifice tube

a. Lakukan pembersihan pada sistem dan jika perlu, lepaskan pipa dari kendaraan. b. Cari orifice tube (Gambar 61). c. Gunakan pemotong tube yang tajam untuk melepaskan kira-kira 60 mm pipa cairan. Sisakan paling sedikit 25 mm dari pipa yang tersingkap yang berada di kedua lengkungan.

50 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 62. Tampilan Rakitan Orifice tube yang Baru

d. Pasang pengganti FOT valve dan housing seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 62. Perhatikan arah aliran yang ditunjukkan dengan panah. Aliran harus menuju ke evaporator. e. Tes ulang unit tersebut.

PROSEDUR MELEPAS DAN MEMASANG RECEIVER DRYER

Gambar 63.

CATATAN : Jika receiver-dryer tidak memiliki quick disconnects air conditioner, maka sistem harus dikumpulkan refrigerant -nya, dievakuasi dan diisi ulang. Refrigerant yang berada di dalam sistem harus dikumpulkan jika receiver-dryer tidak memiliki quick disconnects (3). Jika receiver-dryer memiliki quick disconnects, lakukan prosedur berikut ini. 1. Matikan engine selama lima menit. Hal ini memungkinkan sistem air conditioning meratakan tekanan. 2. Lepaskan inlet hose (1) dari receiver-dryer lama pada quick disconnects air conditioner. 3. Hubungkan hose yang telah dilepaskan pada langkah 2 ke inlet pada receiver-dryer yang baru. 4. Lepaskan koneksi pada receiver-dryer yang lama. Hubungkan ke receiver-dryer yang baru. 5. Tambahkan 30 mL (1fl oz.) oli pada sistem.

APLTCL034

51 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

CATATAN : Jangan menambah oli jika kompresor juga diganti. 6. Hidupkan engine. Operasikan sistem air conditioning selama satu menit. 7. Sementara sistem air conditioning beroperasi, lepaskan outlet hose (2) dari receiverdryer yang lama. Lepaskan receiver-dryer lama pada quick disconnects air conditioner. 8. Hentikan engine selama lima menit. Hal ini memungkinkan sistem air conditioning meratakan tekanan. 9. Sambungkan outlet hose (2), yang telah dilepaskan pada langkah 4, ke receiver-dryer yang baru.

PEMERIKSAAN PERFORMA AIR CONDITIONING Inspeksi Visual, Engine Off

Gambar 64.

Memperbaiki performa sistem air conditioning merupakan tujuan dari pelajaran kita, baik itu dengan melakukan preventive maintenance atau major repair. Ketika melakukan test performa, langkah pertama adalah inspeksi visual komponen sistem air conditioning. Inspeksi visual AC dilakukan ketika engine OFF. Drive belt kompresor dapat rusak atau kendor (gambar 64). Ketika memasang belt baru atau mengencangkan belt yang kendor, gunakan Caterpillar belt tension gauge atau mengacu pada spesifikasi pabrik. Mengacu pada Service Manual machine yang sesuai untuk melihat spesifikasi kekencangan belt.

Gambar 65. 52 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Periksa kondenser dari debu dan kotoran yang dapat menghambat aliran. Aliran udara yang tidak mencukupi melalui kondenser dapat menyebabkan pendinginan yang tidak baik dan dapat menyebabkan kerusakan kompresor.

Gambar 66.

Blower evaporator atau fan hanya akan efektif ketika saluran udara lancar. Kondensasi menangkap kotoran dan debu pada sisi blower evaporator. Kotoran dan debu membentuk lapisan yang menghambat aliran udara (gambar 66). Lapisan tersebut harus dilepas. Periksa kebersihan dan sirkulasi udara pada air filter. Bersihkan atau ganti filter jika diperlukan.

Gambar 67.

Periksa blower motor beroperasi dengan baik (Gambar 67). Operasikan blower motor pada semua kecepatan. Lakukan perbaikan jika aliran udara tidak meningkat ketika kontrol digerakkan dari kecepatan rendah hingga kecepatan tinggi serta jika terdengar suara aneh pada motor atau motor gagal beroperasi pada beberapa kecepatan.

APLTCL034

53 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 68.

Operasikan semua air duct dan louver control (Gambar 68). Kontrol harus bergerak bebas tanpa macet dan bengkok.

PEMERIKSAAN KERJA AIR CONDITIONING KETIKA ENGINE HIDUP Manifold Gauge Pressure

Gambar 69.

Ketika melakukan pemeriksaan kerja air conditioning, engine harus berada pada temperatur operasi normal dan sistem air conditioning harus stabil. • • • • •

Pasang manifold gauge set. Start engine dan tingkatkan kecepatan engine hingga 1000 rpm. Hidupkan sistem air conditioning. Gerakkan temperatur kontrol keposisi Maximum. Gerakkan fan switch ke posisi High. Operasikan selama 10-15 menit. Naikkan kecepatan engine 1300 - 1400 rpm. Lakukan pemeriksaan sistem air conditioning.

.

54 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Check Relative Temperature

Gambar 70.

Ketika air conditioner bekerja, dengan hati-hati periksa temperatur relative pada HIGH dan LOW SIDE dari sistem. HIGH SIDE temperatur harus bervariasi dari "panas" pada keluaran kompresor discharge hingga "hangat " pada expansion valve. Setiap penurunan temperatur yang drastis mengindikasikan terjadi penyumbatan sebagian pada titik tersebut. LOW SIDE temperatur harus "dingin". Bisa saja terdapat air pada bagian luar atau embun yang membeku pada sisi hisap antara evaporator ke akumulator tergantung pada ambient temperatur.

Evaporator Output

Gambar 71.

Ketika kecepatan engine disetel 1300 hingga 1400 rpm, setel temperatur kontrol keposisi dingin MAXIMUM dan fan switch pada posisi HIGH. Jalankan sistem air conditioning selama 15 sampai 20 menit. Tempatkan thermometer pada blower air outlet duct dan catat pembacaannya. Kemudian gunakan thermometer untuk membaca ambient temperatur. Perbedaan temperatur diantara udara dari duct dan ambient air harus sebagai berikut :

APLTCL034

55 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Tabel 3 Temperatur Udara Sekitar

Perbedaan Temperatur (minimum)

Dibawah 24°C (75°F)

11°C (20°F)

Antara 24- 32°C (75- 90°F)

14°C (25°F)

Diatas 32°C (90°F)

17°C (30°F)

(

)

Pemeriksaan Sight Glass

Gambar 72.

Gambar diatas menunjukkan sight glass (ditunjukkan panah) pada 775B Off-Highway Truck (gambar 72 kiri) yang berada pada jalur cairan refrigerant sebelum thermostatic expansion valve. Pada kebanyakan machine, sight glass berada pada receiver-dryer (gambar 72 kanan). Sight glass mengindikasikan kondisi refrigerant didalam sistem. Jika sistem AC dingin, sight glass yang terang mengindikasikan sistem terisi penuh dan jika sistem AC tidak dingin maka sight glass yang terang mengindikasikan sistem sedang kosong. Gelembung yang terlihat pada sight glass mengindikasikan refrigerant yang ada pada sistem dalam jumlah yang sedikit. Jika ditemukan material desiccant, refrigerant yang tersisa pada sistem harus dibuang, sistem harus dibilas (flush) dan reciever dryer harus diganti. Berdasarkan gambar 72 (kanan), ada tiga indikasi yang ditampilkan didalam sight glass : A. Tidak ada gelembung udara yang tampak, ini mengindikasikan bahwa refrigerant terlalu banyak didalam sistem. B. Terlihat beberapa jumlah kecil gelembung udara. Ini mengindikasikan jumlah refrigerant yang tepat. C. Terlalu banyak gelembung udara, ini mengindikasikan sistem kekurangan refrigerant.

56 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Pemeriksaan Perbedaan Temperatur Pada Sistem Orifice Tube

Gambar 73.

Pada machine yang dilengkapi dengan orifice tube sistem, temperatur jalur refrigerant yang berisi cairan dari kondenser outlet hingga orifice tube harus hangat secara konstan. Setiap perubahan temperatur menandakan hambatan dan jalur yang berisi cairan harus dibilas (flush). Saluran hisap dan akumulator harus dingin mulai dari evaporator outlet sampai ke kompresor inlet. Penurunan temperatur yang tiba-tiba manandakan adanya hambatan dan saluran hisap harus dibilas (flush) dan akumulator harus diganti.

MASALAH AC YANG UMUM Bagian ini sepintas melihat beberapa masalah AC serta penyebab-penyebabnya. Daftar ini bukan suatu daftar yang terperinci, akan tetapi merupakan sebuah pedoman untuk beberapa masalah umum dan kemungkinan penyebabnya. Teknisi harus mengacu pada skematik listrik sirkuit AC selama pemecahan masalah pada sistem. Tekanan yang Normal dan Pendinginan Kabin yang Tidak Cukup 1. Coolant control valve pada heater core tidak tertutup dengan benar. Pada saat dites, tekanan high side dan low side normal serta sight glass bening, akan tetapi tetap kabin kurang dingin. 2. Infiltrasi udara luar yang berlebihan. Segel pintu yang rusak atau pintu ventilasi yang terbuka pada kabin mengakibatkan sistem air conditioning tidak mungkin dapat mengimbangi kebocoran beban panas ke dalam kabin. Tekanan High Pressure Side & Low Pressure Side Rendah 1. Sistem kurang refrigerant. Tekanan high side dan low side terbaca rendah; gelembung dapat terlihat dalam sight glass; dan kabin kurang dingin. 2. Aliran udara yang melalui evaporator core. Kecepatan motor blower rendah atau dalam arah yang salah; filter kotor; kotoran menempel pada evaporator fin; atau evaporator beku yang disebabkan oleh pembentukan es. 3. Kelembaban dalam sistem. Kinerja sistem berubah-ubah antara normal dan abnormal karena uap air yang membeku pada expansion valve dan menghambat aliran pendingin. Tekanan high side dan low side bersiklus antara normal dan rendah pada saat uap air membeku dan mencair pada expansion valve. APLTCL034

57 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

4. Expansion valve yang tersumbat. Sight glass bening, dan kabin tidak dingin. 5. Orifice tube tersumbat. Sedikit dingin tetapi tidak cukup dingin dalam kabin penumpang. 6. Receiver-dryer tersumbat. Sight glass bening, dan kabin kurang dingin.

Gambar 74. Tes Kinerja.

7. Pressure cycling switch rusak. Kompresor aktif sesaat dan tidak memungkinkan high side membentuk tekanan yang normal. 8. Evaporator pressure regulating valve rusak. Evaporator pressure regulating valve yang rusak dapat menghambat aliran pendingin, yang menyebabkan tekanan sistem yang rendah dan kabin kurang dingin. Tekanan High Pressure Side dan Low Pressure Side Terlalu Rendah 1. Refrigerant terisi berlebihan kedalam sistem. Sight glass terlihat bening, dan pendingin di kabin normal. 2. Sistem terisi dengan terlalu banyak oli. Sight glass terlihat bening, kabin kurang dingin. 3. Terdapat sejumlah besar udara dalam sistem. Pada sight glass terlihat gelembung udara, dan kabin kurang dingin. 4. Expansion valve macet dalam posisi terbuka. Sight glass terlihat bening, dan kabin kurang dingin. 5. Kontak panas yang buruk di sensing bulb pada TXV dengan outlet pada evaporator. Kaca pantau terlihat bening dan mungkin kabin kurang dingin. 6. Aliran udara tidak mencukupi melalui kondenser core. Sight glass terlihat bening, kabin kurang dingin. Tekanan High Pressure Side Rendah dan Tekanan Low Pressure Side Tinggi 1. Kompresor yang rusak. Mungkin terdapat bunyi kompresor yang abnormal – sight glass terlihat bening, dan kabin kurang dingin. 2. Sensing bulb pada TXV Diposisikan Tidak Tepat. Kontak panas yang buruk antara sensing bulb dan outlet pada evaporator dapat mengakibatkan TXV tetap berada dalam posisi terbuka penuh, yang membuat fungsi sistem yang normal terhambat. 3. Pipa kapiler pada sakelar termostatik diposisikan tidak benar. Jika pipa kapiler pada sakelar termostatik tidak dipasang dengan benar (disisipkan terlalu jauh) di dalam 58 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

evaporator core, maka kompresor dapat berhenti terlalu cepat, dengan tidak memberi waktu pada tekanan high side untuk terbentuk atau tekanan low side untuk diturunkan.

PERAWATAN SISTEM AIR CONDITIONER Untuk meningkatkan kinerja unit air conditioning, maka perawatan reguler yang harus dilakukan sebelum unit air conditioning digunakan. Untuk mengurangi downtime, atasi masalah unit air conditioning sebelum dipakai. Kegagalan untuk menginspeksi unit air conditioning akan mengakibatkan unit air conditioning tersebut mengalami kerusakan prematur. Agar unit air conditioning dapat beroperasi dengan efisiensi yang optimal, semua inspeksi harus dilaksanakan. 1. Bersihkan filter udara atau pasang filter udara yang baru (jika dipasang). Bersihkan filter udara re-sirkulasi (jika dipasang). 2. Periksa condenser koil. Periksa evaporator koil. Jika perlu, bersihkan koil-koil tersebut. Jangan membersihkan koil dengan uap. Untuk meluruskan fin-fin, gunakan sebuah Radiator Tool Fin Straightener. 3. Periksa pipa saluran untuk aliran kondensasi. Periksa lokasi drain valve yang tepat. Jika perlu, siram saluran dengan air dan cari valve. Valve harus berada di antara 0.0 mm (0,00 inci) dan 76 mm (3 inci) dari ujung pipa saluran. 4. Periksa koneksi kabel listrik ke kompresor. Jika perlu bersihkan koneksi kabel untuk kompresor. Untuk memeriksa operasi clutch pada sistem dengan thermostat yang bisa disetel, nyalakan dan matikan thermostat. Pada beberapa sistem nyalakan dan matikan A/C. Sistem-sistem yang memiliki sistem pelindung kompresor akan membutuhkan waktu sampai 30 detik sebelum clutch menjadi aktif. 5. Untuk sistem yang tidak beroperasi dalam jangka waktu yang lama, jalankan kompresor setiap bulan selama 30 detik. Ini akan mencegah sekat pada shaft mengering, kebocoran oli dan pendingin. 6. Periksa kondisi dan ketegangan kompresor drive belt. 7. Periksa semua selang dan penghubung untuk memeriksa kebocoran refrigerant. Kebocoran dapat diidentifikasi oleh hal-hal berikut ini : akumulasi oli, akumulasi debu dan akumulasi cat. Periksa selang untuk memeriksa area yang rusak. Ganti selang yang rusak. Jika diperlukan, tambahkan pelindung pada selang-selang atau relokasi selang. 8. Lakukan pemeriksaan kinerja (dengan engine menyala). Suhu luar harus sekurangkurangnya 21ºC (70ºF). 4. Jika pemeriksaan kinerja menunjukkan suatu pengisian yang rendah sedangkan sistem tersebut telah digunakan selama dua tahun atau lebih, maka laksanakan langkahlangkah yang berikut ini : •

Periksa sistem tersebut untuk mencari adanya kebocoran.



Lakukan pengumpulan refrigerant pada pengisian sistem.



Ganti receiver-dryer, dryer, in-line dryer, dan akumulator yang mempunyai desiccant.



Evakuasi sistem selama 30 menit.



Isi ulang sistem tersebut sesuai dengan spesifikasi.



Periksa sistem untuk melihat adanya kebocoran.



Lakukan lagi pemeriksaan kinerja setelah sistem diisi.



Hendaknya diingat bahwa mengisi suatu sistem mengharuskan pengisian yang tepat sesuai dengan beratnya.



Ganti dryer setiap tahun.



Periksa penutup debu (dust cap) untuk memastikan bahwa penutup debu yang berada pada service port kencang.

APLTCL034

59 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

60 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 5 Troubleshooting Pendahuluan Sebelum kita melakukan pemeriksaan atau diagnosa terhadap sistem AC, kita harus kembali memahami: • • •

Sistem AC jenis apa yang kita kerjakan. Lokasi charge port sisi High dan Low (koneksi gauge sisi High antara kondenser dan expansion valve, gauge akan menunjukkan pembacaan yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan koneksi antara kompresor dan kondenser). Lokasi komponen, contohnya akumulator dan drier.

Gambar 75.

Pemecahan permasalahan berikut ini memberikan pengidentifikasian dan permasalahan yang terjadi pada sistem AC. Beberapa permasalahan bisa saja mempunyai kesamaan atau kemiripan kondisi sistem. Sebelum memulai prosedur ini, dibutuhkan diagnosa secara menyeluruh terhadap permasalahan. Prosedur pemecahan masalah berdasarkan pada kondisi sistem pada saat problem berlangsung. Untuk mengetahui tekanan sistem, gunakanlah manifold gauge set. Gauge ini digunakan hanya untuk diagnosa permasalahan. Saluran (line) refrigerant juga bisa sebagai indikasi operasi sistem yang tidak normal. Perbedaan temperatur antara High dengan Low APLTCL034

61 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

side bisa sebagai indikasi operasi sistem yang tidak normal pada saluran (line). Pada line juga bisa terbentuk bunga es. Sistem AC R134a, bisa saja terbentuk bungan es pada line pada kondisi operasi normal. Bunga es terbentuk antara orifice dan akumulator. Temperatur aliran udara dari evaporator juga bisa sebagai indikasi permasalahan pada sistem. Mengetahui kondisi sistem yang lengkap adalah langkah yang penting untuk melakukan diagnosa yang tepat

PROSEDUR 1. Pasang manifold gauge set. 2. Hidupkan engine pada 1000 rpm. Letakkan knob temperatur AC pada posisi maksimum COOL. Letakkan switch fan pada posisi HIGH. Agar sistem stabil operasikan selama 10 menit. 3. Naikkan rpm engine 1300-1400 rpm. Catat pembacaan pada High dan Low pressure. Pembacaan pada gauge mengindikasikan kondisi sistem. Catatan: Ketika temperatur sekitar diatas 210C (700F), pembacaan Low pressure 70-138 kPa (10-20 psi) adalah tekanan operasi normal untuk sistem AC. Ketika temperatur sekitar diatas 210C (700F), pembacaan High pressure 820-1300 kPa (120-190 psi) adalah tekanan operasi normal untuk sistem AC. Dalam cuaca yang cukup panas, pembacaan High dan Low pressure akan berada pada batas tertinggi dari range operasi normal. Dalam cuaca yang dingin pembacaan pada sisi Low pressure akan berada pada pertengahan menuju batas bawah dari range operasi normal, sepanjang pembacaan pada High pressure rendah. Untuk pembacaan gauge yang dihubungkan dengan kondisi temperatur lingkungan, mengacu pada tabel 4 Catatan: Seluruh nilai tekanan yang diberikan hanya sebagai panduan. Berdasarkan berat adalah acuan yang tepat dalam pengisian refrigerant. Pengisian refrigerant yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan dini pada kompresor. Tabel 4 Ambient Air Temp. C0 (F0) 210C (700F)

Pressure Range High Pressure Test Fitting kPa (psi) 820 – 1300 kPa (120 – 190 psi)

270C (800F)

950 – 1450 kPa (140 – 210 psi)

320C (900F)

1175 – 1650 kPa (170 – 240 psi)

380C (1000F)

1300 – 1850 kPa (190 – 270 psi)

430C (1100F)

1450 – 2075 kPa (210 – 300 psi)

62 Training Center Cileungsi

High Pressure Test Fitting kPa (psi) 70 – 138 kPa (10 – 20 psi) 70 – 173 kPa (10 – 25 psi) 105 – 210 kPa (15 – 30 psi) 105 – 210 kPa (15 – 30 psi) 105 – 210 kPa (15 – 30 psi)

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

PERMASALAHAN REFRIGERANT CIRCUIT Temperatur yang kurang atau tidak dingin pada aliran udara dari evaporator

Kondisi Sistem 1 1. Pembacaan pada Low pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure dibawah normal Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Dari evaporator, temperatur aliran udara hanya dingin sebahagian (partially cool). Kemungkinan Penyebab Kebocoran pada sistem hingga mengakibatkan kekurangan refrigerant. • • • • • • • •

Lakukan tes kebocoran Jika kebocoran ditemukan, pindahkan refrigerant dari sistem Perbaiki kebocoran Jika refrigerant bocor dalam jumlah yang banyak, penting untuk memeriksa oli kompresor. Lakukan penambahan oli kompresor Evakuasi system Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Kondisi Sistem 2 1.

Pembacaan pada Low pressure adalah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure bergerak naik-turun atau tidak stabil. Kemungkinan Penyebab Ada udara didalam sistem • • •

Pindahkan refrigerant dari sistem AC Evakuasi sistem AC Isi kembali sistem AC

Kondisi Sistem 3 1. Pembacaan pada Low pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Temperatur aliran udara dari evaporator hangat.

APLTCL034

63 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Kemungkinan Penyebab Udara atau uap air (air) berada dalam sistem • • • • •

Pindahkan refrigerant dari sistem. Ganti receiver dryer atau in-line dryer. Desiccant bisa saja penuh dengan air. Hal ini akan melewatkan air kedalam sistem. Evakuasi sistem Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Kondisi Sistem 4 1. Pembacaan pada Low pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure adalah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Temperatur aliran udara dari evaporator dingin sebahagian (partially cool). 4. Pada sisi tekanan tinggi, saluran liquid line atau pada receiver dryer terbentuk es atau sangat dingin. Kemungkinan Penyebab Adanya hambatan di sisi tekanan tinggi pada saluran liquid, yang mengakibatkan refrigerant keluar dari evaporator telah melampui pada batasan tertinggi. Hambatan ini juga bisa mengakibatkan pada evaporator akan kekurangan refrigerant dari receiver dryer atau dari inline dryer. Filter yang tersumbat atau kerusakan pada blower motor adalah kemungkinan penyebab adanya hambatan aliran udara. • • • • •

Pindahkan refrigerant dari sistem. Jika hambatan ditemukan pada receiver dryer, gantilah dengan yang baru. Jika hambatan ditemukan pada in-line dryer, gantilah dengan yang baru. Jika hambatan ditemukan pada liquid line, gantilah dengan yang baru. Tutup seluruh line dan fitting yang terbuka.

Catatan: Hambatan pada aliran refrigerant dapat di identifikasi dengan terbentuknya bunga es pada line atau pada receiver dryer/in-line dryer. • • • •

Bersihkan atau ganti filter. Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Kondisi Sistem 5 Catatan: Sistem AC hanya terasa dingin pada pagi dan malam hari. Sistem AC tidak dingin pada siang hari. 1.

Pembacaan pada Low pressure normal, tetapi pembacaan gauge cenderung turun ke range vakum selama prosedur test berlangsung. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4

64 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

2.

Pembacaan pada High pressure adalah normal, tetapi pembacaan gauge akan turun ke bawah normal ketika pembacaan pada Low pressure turun ke range vakum. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4

Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Aliran udara dari evaporator sangat dingin, tetapi akan hangat ketika pembacaan Low pressure turun menuju vakum. Kemungkinan Penyebab Sistem banyak terdapat moisture. Desiccant pada Receiver dryer atau In-line dryer penuh dengan air. Es bisa terbentuk didalam orrifice tube atau expansion valve dan ini bisa menghambat aliran refrigerant. • • • • •

Pindahkan refrigerant dari sistem. Ganti receiver dryer atau in-line drayer. Keluarkan moisture dari dalam sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Catatan: Low pressure (suction) akan turun menuju vakum ketika es terbentuk didalam expansion valve. High pressure (discharge) akan turun ketika Low pressure turun menuju vakum.

Kondisi Sistem 6 1. Pembacaan Low pressure tidak mengalami perubahan. Tekanan naik ketika kompresor tidak beroperasi. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pressure gauge berada pada range tertinggi dari range normal. Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Temperatur aliran udara dari evaporator dingin sebahagian (partially cool). Kemungkinan Penyebab Didalam sistem terdapat udara atau moisture. Sistem tidak diisi penuh dengan refrigerant. • • • • • • •

Lakukan test kebocoran dan lakukan juga pada seal kompresor. Pindahkan refrigerant dari sistem. Perbaiki kebocoran. Periksa oli kompresor. Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

APLTCL034

65 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Kondisi Sistem 7 1. Pembacaan pada Low pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Kompresor tidak bekerja dibawah temperatur sekitar yang sangat ekstrim. Kompresor tidak bekerja dibawah kelembaban tinggi yang sangat ekstrim. Kemungkinan Penyebab Sistem diisi berlebihan. • • •

Pindahkan sisa refrigerant. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Catatan: Lakukan prosedur berikut ini jika sistem telah lama tidak dilakukan pemeliharaan dan lakukan juga jika tekanan pada sistem tidak sesuai. • • • •

Pindahkan refrigerant dari sistem. Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Kondisi Sistem 8 1.

Pembacaan pada Low pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F) dan refrigerant terisi penuh didalam sistem. 3. Temperatur aliran udara dari evaporator dingin sebahagian (partially cool) Kemungkinan Penyebab Kompresor mengalami kebocoran internal. Reed valve mengalami kebocoran. Piston, ring, atau silinder kompresor mengalami keausan. • •

Periksa kekencangan drive belt kompresor. Lakukan test kebocoran. Isolasi permasalahan untuk kompresor terlebih dahulu

• • • •

Jika ditemukan kebocoran internal, lakukan prosedur berikut ini: Ganti kompresor. Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Jika ditemukan kebocoran eksternal seperti connection hose, lakukan prosedur berikut ini • Pindahkan refrigerant. • Perbaiki kebocoran.

66 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Jika jumlah refrigerant yang keluar cukup banyak, periksa oli kompresor. • Evakuasi sistem. • Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. • Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Kondisi Sistem 9 1. Pembacaan pada Low pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure adalah normal atau rendah. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F) dan refrigerant terisi penuh didalam sistem. 3. Temperatur aliran udara dari evaporator hangat. 4. Suction hose dan cover evaporator berkeringat (sweating). Kemungkinan Penyebab Aliran refrigerant melalui koil evaporator terlalu berlebihan. Expansion valve bisa saja stuck atau tertahan pada posisi OPEN. 1. Test operasi dari expansion valve. Gunakan prosedur berikut ini: • Posisikan kontrol temperatur AC pada maksimum COOL dan switch Fan pada posisi HIGH. • Dinginkan pada bahagian atas ruang diaphragma expansion valve dengan es atau cairan nitrogen. Catat pembacaan Low pressure. Pembacaan seharusnya mengindikasikan ke arah vakum. • Jika Low pressure mengindikasikan vakum, siramkan air panas pada bahagian atas ruang diaphragma expansion valve. Urutan test ini untuk menyakinkan operasi dari expansion valve, lakukan lagi test diatas. Jika operasi expansion valve telah benar, lanjutkan ke Step 2. • Jika pembacaan Low pressure mengindikasikan pengoperasian expansion valve yang tidak benar, pindahkan refrigerant dari sistem. • Ganti expansion valve. Catatan: Sensing bulb harus terpasang dengan benar, untuk menyakinkan pengoperasian expansion valve telah benar. • • •

Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

2. Jika pressure gauge menunjukkan pembacaan yang benar dari operasi expansion valve, maka lakukan prosedur berikut ini • Gunakan Clip 8P-6355 untuk menahan sensing bulb pada outlet pipa evaporator. Penempatan sensing bulb seharusnya sedekat mungkin dengan evaporator dan terpasang erat menggunakan Strip Insulation 5P-7070. • Tahapan selanjutnya yakinkan sistem beroperasi dengan benar, dan lakukan performance check.

APLTCL034

67 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Expansion valve dalam posisi OPEN 1. Capilarry tube 2. Expansion valve diapraghma chamber 3. Inlet 4. Outlet

Gambar 76.

Kondisi Sistem 10 1. Pembacaan pada Low pressure terlalu rendah. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure terlalu rendah. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Temperatur alira udara dari evaporator dingin sebahagian (partially cool) atau hangat. 4. Moisture (air) atau bunga es pada inlet expansion valve atau pada orrifice tube assembly. Kemungkinan Penyebab Permasalahan yang digambarkan dalam Step 1 sampai Step 4 bisa menyebabkan kesalahan berikut ini. Catatan: Kesalahan berikut ini akan menyebabkan hambatan aliran refrigerant ke evaporator. • • •

Kejanggalan operasi dari expansion valve (valve stuck) Inlet evaporator tersumbat. Tidak ada

Catatan: Inlet ke expansion valve akan hangat selama operasi normal 1. Jika inlet expansion valve terlalu dingin, lakukan prosedur berikut ini: • Posisikan kontrol temperatur AC pada maksimum COOL dan switch Fan pada posisi HIGH. • Dinginkan pada bahagian atas ruang diaphragma expansion valve dengan es atau cairan nitrogen. Catat pembacaan Low pressure. Pembacaan seharusnya mengindikasikan ke arah vakum. • Jika Low pressure mengindikasikan vakum, siramkan air panas pada bahagian atas ruang diaphragma expansion valve. Urutan test ini untuk menyakinkan operasi dari 68 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

• •

expansion valve, lakukan lagi test diatas. Jika operasi expansion valve telah benar, lanjutkan ke Step 2. Jika pembacaan Low pressure mengindikasikan pengoperasian expansion valve yang tidak benar, pindahkan refrigerant dari sistem. Ganti expansion valve.

Catatan: Sensing bulb harus dipasang dengan benar dan yakinkan dapat beroperasi dengan benar. Bersihkan lokasi penempatan bulb dengan benar. • • •

Evakuasi sistem. Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

2. Jika Low pressure gauge mengindikasikan expansion valve bekerja dengan benar, lakukan prosedur berikut ini: • Sensing bulb terletak di posisi yang benar pada outlet pipa evaporator. Bulb seharusnya berada pada sisi upstream dari pressure sensing connection dalam outlet pipa evaporator. Isolasi disekeliling bulb dan jepitkan pada outlet pipa evaporator. • Yakinkan kembali bahwa sistem telah beroperasi dengan benar, lakukan performance check. 3. • • •

Ganti In-line dryer atau orrifice tube. Evakuasi sistem Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

Expansion valve dalam posisi CLOSED 1. Capilarry tube 2. Expansion valve diapraghma chamber 3. Inlet 4. Outlet

Gambar 77.

Catatan: Untuk sistem expansion valve mengacu pada Step 1. Untuk sistem orifice tube mengacu pada Step 3.

APLTCL034

69 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Kondisi Sistem 11 1. Pembacaan pada Low pressure terlalu tinggi. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure terlalu tinggi. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3. Temperatur aliran udara dari evaporator hangat. Kemungkinan Penyebab Kondenser tidak bekerja dengan benar. Catatan: Pengisian refrigerant pada sistem normal atau bisa berlebihan. 1. Periksa kebuntuan aliran udara melewati kondenser. 2. Jika kebuntuan ditemukan didalam kondenser, perbaiki dan lakukan performance check. 3. Jika problem ini masih ada, lakukan prosedur berikut. Periksa apakah refrigerant didalam sistem berlebihan. Catatan: Jangan operasikan engine. • • •

Pindahkan refrigerant Evakuasi sistem Isi sistem kembali dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat.

Catatan: Dengan temperatur sekitar diatas 210C (700F), pembacaan normal pada gauge untuk sisi Low pressure adalah 70 – 138 kPa (10-20 psi) sepanjang pembacaan normal pada gauge untuk sisi High pressure adalah 820 – 1300 kPa (120-190 psi). •

Selanjutnya untuk menyakinkan sistem operasi telah benar, lakukan performance check.

4. Jika pembacaan Low dan High pressure gauge terlalu tinggi, lakukan prosedur berikut ini: • Pindahkan refrigerant dari sistem. • Ganti receiver dryer atau ganti in-line dryer. • Jika receiver dryer atau in-line dryer tidak dilengkapi dengan quick couplers, evakuasi sistem. • Isi sistem dengan jumlah yang tepat. Pengukuran refrigerant berdasarkan berat. • Setelah sistem diisi, operasikan minimum 10 menit, dan lakukan performance check.

70 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Kondisi Sistem 12 • •

Air ada didalam vent. Kebocoran air dari unit.

Kemungkinan Penyebab Nonreturn valve dari drain 1. Periksa nonreturn valve pada posisi dan arah yang benar.

Kompresor Tidak Bisa Engage Jika machine dilengkapi dengan sistem proteksi untuk kompresor, mengacu pada Service Manual, SENR 5664.

Kondisi Sistem 13 1.

Pembacaan pada Low pressure diatas normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 2. Pembacaan pada High pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). 3.

Aliran udara kedalam kabin hangat.

Kemungkinan Penyebab 1. Thermostatic switch stuck open. Hal ini tidak memungkinkan magnetic clutch untuk memutar kompresor. • Periksa konektor kabel pada thermostatic switch dan pada magnetic clutch. 2. Koneksi kabel yang salah pada switch dan magnetic switch. • Periksa kerusakan isolasi. Kegagalan isolasi mengakibatkan hubung singkat dari switch ke magnetic clutch. 3. Kabel yang terhubung antara switch dengan magnetic clutch open circuit. • Periksa resistansi koil dengan multimeter. • Periksa ground kabel pada magnetic clutch dengan benar. • Gabungkan dua kabel pada switch. Periksa magnetic clutch operasi dengan benar. • Lanjutkan pengecekan komponen elektrik. Jika kabel pada switch atau magnetic switch tidak terhubung, lakukan perbaikan. Jika ada kerusakan pada kabel menuju clutch, maka akan menyebabkan switch tetap open, lakukan perbaikan. Untuk memastikan sistem telah bekerja dengan baik, lakukan performance check. 4. Tidak ada pengisian refrigerant pada capilary tube. Jika capilary tube tidak terisi atau switch selalu open, masalah ada pada thermostatic switch • •

Ganti switch Untuk memastikan sistem telah bekerja dengan baik, lakukan performance check.

APLTCL034

71 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Kompresor Selalu Beroperasi (Berputar) atau Clutch Tidak Bisa Disengage Catatan: Masalah bisa disebabkan oleh satu berikut ini: pengisian yang kurang, pengisian yang berlebihan, atau evaporator beku.

Kondisi Sistem 14 1. 2.

Pembacaan pada Low pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4 Pembacaan pada High pressure dibawah normal. Untuk tekanan operasi normal mengacu pada tabel 4

Catatan: Temperatur sekitar diatas 210C (700F). Kemungkinan Penyebab Thermostatic switch menutup. Terjadi short pada kabel menuju magnetic clutch. Magnetic clutch tidak bisa release. • • •

Periksa kabel menuju magnetic clutch. Terjadi elektrikal short. Ganti thermostatic switch. Diperlukan perbaikan pada magnetic switch.

Permasalahan Tambahan Untuk Sistem Orrifice Tube Kondisi Sistem 15 Kompresor clutch engaged tetapi sistem tidak cukup dingin. Kemungkinan Penyebab • • • • •

Sistem tidak diisi dengan benar. Drive belt kompresor kotor, dapat menyebabkan sistem kurang dingin. Hambatan, serangga, material asing didalam kondenser, atau ada hambatan aliran udara yang menyebabkan sistem kurang dingin. Orifice tube tersumbat dapat menyebabkan sistem kurang dingin. Ada hambatan pada liquid line atau pengisian refrigerant kurang dapat menyebabkan sistem kurang dingin.

1. Pasang manifold gauge set. 2. Start engine. Operasikan engine pada 1400 rpm. Gerakkan temperatur knob pada posisi maksimum dan fan ke posisi High. Tutup seluruh pintu dan jendela. Operasikan minimum selama 10 menit agar sistem beroperasi dengan stabil. Catatan: 0 0 Temperatur sekitar diatas 21 C (70 F). 3. Outlet pada akumulator seharusnya dingin. Jika tidak dingin, periksa pembacaan manifold gauges. • •

Jika pembacaan pada Low pressure diatas 345 kPa (50 psi), periksa orifice tube. Jika pembacaan pada Low pressure menuju vakum, periksa apakah orifice tube tersumbat atau ada hambatan didalam line.

72 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING



Hambatan pada liquid line dapat dikenali dengan meraba line selama sistem hidup hingga ada terasa perubahan temperatur. Perubahan temperatur pada line biasanya mengindikasikan lokasi hambatan.

4. Jika inlet dan outlet pada accumulator hangat, mengacu pada service manual.

TUJUH KERUSAKAN UMUM PADA SISTEM A/C 1 – Kebocoran Sistem: Pembacaan Gauge: High dan Low pressures terlalu rendah. Amati: Visual inspection bisa memperlihatkan tandatanda kebocoran seperti ada noda oli. Periksa koneksi hose, compressor body joints, seal shaft , evaporator, kondenser, dan seluruh sambungan. Jika kebocoran terjadi, oli kompresor (yang tercampur dan bersirkulasi dengan refrigerant didalam sistem) akan terbuang. Noda oli adalah suatu indikasi terhadap kebocoran oli. Perhatian: Sistem AC berisikan sejumlah oli refrigerant (jumlah tergantung spect dari kompresor). Kebocoran oli dapat menyebabkan kerusakan dini pada kompresor. Sangat penting mengganti oli ketika melakukan proses service. Tips dan Trik: Kurangnya pengisian dan hambatan pada sisi High pressure dapat menyebabkan pembacaan gauge yang sama, yakni pressure terlalu rendah. Untuk memverifikasi pengisian yang kurang, tambahkan sedikit refrigerant kedalam sistem. Jika pembacaan gauge mendekati normal, maka kita yakin kekurangan refrigerant yang menjadi sumber masalahnya. Penambahan refrigerant juga membantu kita untuk memverifikasi sistem operasi telah benar ketika sistem dijalankan.

Pembacaan gauge pada sisi High dan Low pressure terlalu rendah. Kerusakan yang umumpada sistem AC adalah kurangnya pengisian refrigerant. Jangan hanya menambahkan refrigerant kedalam sistem. Perbaiki kebocoran.

2 - Hambatan: Pembacaan Gauge: High dan Low pressure terlalu rendah. Amati: Hambatan pada sisi High pressure antara kondenser dan expansion valve. Tips dan Trik: Pada sistem orifice tube, kita harus membuka orifice tube, sekalipun sistem beroperasi dengan benar. Filter screen pada orifice tube dapat kita lihat kondisinya apakah terdapat kontaminan. Proses servis tambahan perlu dilakukan seperti flushing. Sehubungan dengan adanya hambatan, kita harus memeriksa adanyan material asing pada orifice tube.

APLTCL034

Periksa inlet screen pada orifice tube. Jika kita menemukan material asing, hal ini mengindikasikan sistem telah terkontaminasi. Untuk TX valve, jika memungkinkan, lakukan test expansion valve untuk memverivikasi hambatan pada valve.

73 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

3 – Uap Air (Moisture): Pembacaan Gauge: Bisa saja pada sisi High dan Low pressure terlalu rendah, bagaimanapun juga uap air sangat sulit di diagnosa melalui pembacaan gauge saja. Amati: Tidak ada tanda terlihat dari luar. Uap air akan menyebabkan internal korosi dengan cepat pada komponen alumunium. Perhatian: Drier dan accumulator berisikan desiccant yang dapat menyerap uap air sehingga pada suatu keadaan tertentu drier tidak dapat digunakan lagi. Ketika uap air dan refrigerant tercampur akan terbentuk asam yang bersifat korosi didalam sistem, selanjutnya terbentuk gumpalan yang menghambat didalam sistem. Jika hal ini dicurigai didalam sistem, pada saat melakukan proses servis gantilah drier atau akumulator. Tips dan Trik: Ketika melakukan proses servis, sebelum menghubungkan kembali seluruh hose dan seal, bersihkan sistem dengan menggunakan nitrogen untuk membantu menghilangkan uap air yang tidak mendidih ketika di vakum.

Meskipun secara umum akumulator dapat menyerap lebih banyak uap air dibandingkan dengan receiver drier (karena lebih banyak material desiccant), pada satu titik tertentu dimana komponen ini tidak dapat menyerap uap air lagi. Jika dicurigai terjadi korosi didalam sistem, sangat penting untuk mengganti drier atau akumulator setelah melakukan flashing.

4 – Kelebihan Oli : Pembacaan Gauge: Kondisi ini tidak mudah dikenali melalui pembacaan gauge, kecuali dalam kondisi yang sudah ekstrim. Masalah ini muncul biasanya telah diservis dengan teknisi yang berbeda dari sebelumnya. Dia berpendapat dengan menambah sedikit oli (hanya untuk kasus ini) akan menghindari kerusakan pada kompresor. Dalam kondisi yang ekstrim, kelebihan oli mengindikasikan High dan Low pressure akan tinggi melebihi normal, dan oli membentuk gumpalan sehingga perpindahan panas (pada kondenser dan evaporator) tidak sempurna karena gumpalan tersebut membentuk lapisan. Amati: Tidak tanda visual yang tampak. Penyelesaian msalah meliputi melakukan proses flush dan diikuti dengan penggantian oli. Tips dan Trik: Terlalu banyak oli dapat menyebabkan kerusakan pada kompresor (valve dan piston bengkok). Pembacaan pada gauge memperlihatkan bahwa valve dalam kondisi jelek dengan pembacaan pada High pressure terlalu rendah dan pada Low pressure terlalu tinggi.

74 Training Center Cileungsi

Penambahan oli secara terus-terusan dapat menimbulkan masalah pada kompressor (hancur atau reed valve bengkok), seperti sebuah sekat yang menghambat perpindahan panas. Gunakan manual book ketika menambahkan oli dan yakinkan oli tidak diisi berlebihan.

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

5 – Tidak Dingin – Panas Berlebihan: Pembacaan Gauge: Pembacaan pada High pressure terlalu tinggi, dan Low pressure keadaan normal pada saat start. Kenaikan Low pressure mengakibatkan sistem tidak mampu membuang panas. Amati: Tidak dingin dan kemungkinan overheating atau temperatur engine terlalu berlebihan. Tips dan Trik: Aliran udara yang melewati kondenser dan radiator engine adalah sangat penting peranannya. Fan yang tidak bekerja selalu menyebabkan naiknya tekanan melebihi normal pada sisi High.

Saat ini sistem AC menggunakan switch elektronik dan kontrol untuk mengoperasikan fan. Kita harus mengacu pada manual atau wiring diagram. Pada fan yang menggunakan penggerak belt, periksa operasi dari clutch. Juga periksa kondisi fan terhadap adanya hambatan aliran udara.

6 – Clutch Macet atau Tidak Bekerja Sama Sekali: Pembacaan Gauge: Ketika clutch tidak beroperasi, pembacaan akan sama (saling menyamakan /seimbang). Amati: Periksa operasi siklus dari clutch atau kecepatan siklus. Juga periksa masalah kelistrikan, antara lain ground. Kita harus mengacu pada wiring diagram. Tips dan Trik: Masalah pada clutch kadang terjadi disebabkan tidak berfungsinya koil. Pada kondisi start-up, ketika temperatur kompresor dingin, koil beroperasi dengan baik. Setelah beberapa menit beroperasi, temperatur naik dan menyebabkan belitan koil tidak bekerja dan membuka rangkaian. Ini terkadang sulit dideteksi, kita harus melakukan pemeriksaan wiring diagram untuk mengetahui bagaimana sistem clutch ini bekerja dengan baik.

Typical A/C Assembly.

Compressor

Clutch

Juga periksa fuse dan wiring. Periksa kekurangan tegangan atau air gap pada clutch. Siklus yang terlalu cepat akan mendahului permukaan clutch yang berakibat terbakar atau keausan dan kerusakan clutch yang terlalu cepat.

7- Aliran Udara Salah: Pembacaan Gauge: Tergantung pada hambatan, pembacaan kedua gauge akan tinggi melebihi normal. Amati: Periksa coolant radiator; kondisi engine overheat; ada hambatan aliran udara. Perhatian: Penambahan aksesoris seperti oil coolers, bug screens, fog lamps, pemasangan ban cadangan bisa mengakibatkan hambatan aliran udara yang melalui kondenser dan radiator. Tips dan Trick: Pada unit yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan, yakinkan kotoran (foam, plastik, dan lainnya) masuk dan menempel pada radiator dan kondenser. Akibatnya aliran udara tidak mengalir dengan benar. APLTCL034

75 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

BEBERAPA KESALAHAN MELAKUKAN SERVICE AC

YANG

DILAKUKAN

KETIKA

Lupa mengganti atau memasang tutup pengisian (charge port caps) sistem AC Tidak peduli tipe machine apa yang dikerjakan, ketika melakukan proses service atau pengisian ulang, diharapkan selalu memperhatikan kebocoran pada sistem. Oleh karena itu seharusnya jangan lupa untuk memasang kembali charge port caps pada sistem AC. Charge port caps ini hanya sebuah penutup plastik kecil yang mempunyai ulir dan dipasangkan pada charge port, tetapi benda ini sangat penting, khususnya ketika sistem mengalami kebocoran. Perhatikan dengan seksama, pada bahagian dalam atas dari cap, akan terlihat sebuah rubber seal atau o-ring seal. (Tipe seal tergantung pada tipe charge port sistem, charge port R-12 akan berbeda dengan sistem R-134a, tetapi kedua desain ini mempunyai seals). Charge port caps mempunyai seals karena kebanyakan charge port mengalami kebocoran, sama halnya yang terjadi dengan schrader valve. Pasang kembali charge port caps ketika telah selesai melukukan service, ini akan membantu menutup (sealed) dan sistem tidak akan kekurangan refrigerant.

Mengabaikan penggantian receiver drier atau akumulator Drier atau akumulator mempunyai peranan yang penting didalam menjaga sistem AC bebas dari kotoran dan uap air. Maka dari itu perlu dilakukan penggantian secara berkala. Seperti sebuah filter, drier atau akumulator hanya bisa menahan sejumlah uap air dan kotoran. Ketika komponen ini telah jenuh, tidak ada solusi lain kecuali menggantinya. Kejenuhan dari komponen ini adalah salah faktor yang menyebabkan kegagalan komponen lain. Ketika komponen ini tidak dapat lagi dapat menyerap uap air, uap air akan bercampur dengan refrigerant dan membentuk zat asam yang berbahaya didalam sistem. Kemudian zat asam dapat menyebabkan korosi pada komponen lain, seperti kondenser dan evaporator. Jika kondenser dan evaporator mengalami korosi, akan mempercepat kejenuhan drier atau akumulator dan akan mempercepat penggantian komponen. Jika terjadi kerusakan pada kompresor, kebanyakan garansi pabrik mensyaratkan untuk melakukan penggantian drier atau akumulator. Hal ini dilakukan karena kerusakan kompresor kebanyakan disebabkan contaminant dan kotoran yang berasal dari kegagalan fungsi dari drier atau akumulator. Penggantian drier atau akumulator mengaculah pada service manual

Mengabaikan kebocoran yang umum pada sistem AC Percaya atau tidak, sekalipun seorang teknisi AC yang profesional banyak yang mengabaikan kebocoran yang umum ini. Kenyataanya, kebocoran sistem AC pada “right out in the open” contohnya pada charging port, tetapi kebanyakan teknisi tidak menyediakan waktu untuk melakukan service yang benar.

Melakukan proses vakum yang tidak benar Yang biasa dilakukan adalah hanya menghubungkan manifold gauge set dan menghidupkan vacuum pump, kemudian sistem akan vakum. Ini adalah anggapan proses yang mengakibatkan lebih dari 90% vacuum pump tidak bekerja dengan benar, dan ini dapat diyakini bahwa dilakukan proses service yang tidak benar. Faktanya, pemahaman akan proses vakum dan kondisi vacuum pump sangat penting saat melakukan proses vakum.

76 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Kegunaan proses vakum untuk membuang udara dari sistem. Udara tidak dapat terkondensasi, oleh karena itu udara akan tetap berada diatas dari bahagian kondenser dan akan menghambat aliran refrigerant. Udara juga akan menaikkan pembacaan gauge pada high side serta juga menyebabkan performa AC menjadi berkurang (tidak dingin). Kegunaan lainnya, didalam sistem AC terdapat uap air atau kelembaban. Uap air yang mengandung air masuk kedalam sistem secara bersamaan melalui hose. Sehingga hose pada sistem AC menahan pressure refrigerant, tetapi (secara mikroskopis) hose tersebut melewatkan air. Oleh karena itu uap air harus dibuang dari sistem AC. Permalahannya adalah jika uap air tersebut tidak dapat dibuang, maka akan bercampur dengan refrigerant dan membentuk zat asam yang berbahaya karena akan mengakibatkan korosi pada komponen AC. Korosi pada komponen AC akan berakibat kebocoran sistem. Bagaimanapun juga, jika sistem AC dilakukan proses vakum yang benar, seluruh udara dan uap air dapat dibuang. (Uap air atau air akan mendidih dalam kondisi vakum)

Hanya menambahkan refrigerant daripada mengisi ulang sistem dengan benar Kondisi pembacaan hanya dalam keadaan sedikit rendah, artinya tambahkan sedikit refrigerant untuk mendapatkan sistem menjadi dingin. Ini adalah anggapan yang sering dilakukan seorang teknisi AC. Hanya menambahkan refrigerant ke sistem AC adalah kesalahan yang sering terjadi. Kita tidak memahami masalah yang terjadi dengan menambahkan sedikit refrigerant ke sistem. Mari kita perhatikan contoh berikut ini. Pada kondisi temperatur sekitar 270C pembacaan tekanan pada high side 150 psi dan low side 35 psi. Total pengisian refrigerant pada sistem adalah 0,9 kg. Dari pembacaan yang diperoleh pada gauge, berapa banyak refrigerant yang harus ditambahkan? Jika kita tidak yakin seberapa banyak jumlah yang ditambahkan hanya ada satu cara, yakni kosongkan sistem dan isi kembali dengan jumlah (berat) yang benar.

Tidak melakukan flashing sistem AC Melakukan proses flush secara menyeluruh dan benar pada sistem AC suatu yang tidak terlalu sulit. Flashing sangat diperlukan ketika ada tanda kontaminan didalam sistem. Kontaminan dapat berbentuk kotoran oli kompresor atau berupa partikel dari komponen AC yang mengalami korosi. Tanpa memperhatikan jenis kontaminan didalam sistem AC, proses ini perlu dilakukan. Ingat, dengan mengambil kurang 1/10 sendok teh kotoran akan menghambat aliran refrigerant dan oli kompresor didalam sistem AC. Hal ini cukup menyebabkan kerusakan yang cukup besar dalam sistem AC.

Lupa memeriksa orifice tube Orifice tube adalah peralatan sederhana yang menggantikan thermostatic expansion valve dibeberapa sistem AC. Orifice tube terletak pada bahagian inlet evaporator dan menjadi filter pertama yang dilewati refrigerant. Melepaskan dan memeriksa inlet filter screen orifice tube adalah cara terbaik untuk mengetahui kondisi sistem AC dan memeriksa kontaminan. Jenis partikel asing yang bersirkulasi pada sistem AC akan terperangkap pada inlet screen di orifice tube. Ketika ada indikasi kontaminan, sistem AC seharusnya dilakukan proses flush sehingga kontaminan dapat dibuang. Jika anda tidak melakukan melepas dan memeriksa orifice tube, anda tidak akan mengetahui kondisi sebenarnya dari sistem AC tersebut.

APLTCL034

77 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Mengabaikan test kebocoran secara menyeluruh pada sistem AC Sistem AC tidak dingin. Kita memasangkan manifold gauge set dan menentukan refrigerant didalam sistem kurang atau tidak ada sama sekali. Kita menemukan kondenser bocor. Untuk memperbaiki sistem kita ganti kondenser dan isi ulang sistem. Apakah hal tersebut yang telah benar kita lakukan selama ini? Jawabannya: Mungkin. Permasalahan yang besar pada saat menjalankan metode test kebocoran adalah kebanyakan teknisi jika menemukan satu kebocoran dan kemudian berhenti. Teknisi tidak memeriksa secara keseluruhan sistem dimana bisa saja terjadi kebocoran ditempat lain. Jadi hanya dengan mengganti kondenser yang sebenarnya hanya memperbaiki satu kebocoran saja. Alangkah baiknya mengikuti pemeriksaan dan mendeteksi kebocoran sistem dimulai dari kompresor. Diteruskan disepanjang hose hingga menuju kondenser, lanjutkan ke tiap-tiap komponen hingga kembali ke kompresor. Dengan begitu kita telah memeriksa sistem AC secara menyeluruh. Ada dua alasan mengapa metode ini sangat membantu kita. Pertama, jika kita memeriksa dimulai dan diakhiri dari kompresor sekalipun pada bahagian yang sulit dicapai, kita yakin telah memeriksa setiap komponen dan hose di sistem AC. Kedua, metode ini akan menyakinkan aliran refrigerant didalam sistem. Oleh karena itu sangat membantu ketika melakukan diagnosa atau mencoba untuk mengetahui kemungkinan permasalahan berada.

78 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

TOPIK 6 Sistem Air Conditioning 300 Series Excavator SISTEM HEATER/AIR CONDITIONER EXCAVATOR

Gambar 78. Sistem Heater/Air Condition 300 Series Excavator.

Gambar 79. Layout Sistem Air Conditioning 300 Series Excavator Keluaran Baru.

APLTCL034

79 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Dari gambar 38 kompresor, kondenser dan accumulator terletak pada ruang engine dibelakang kabin. In-line dryer berada dibawah lantai pada bagian depan kabin dan evaporator (tidak terlihat) berada dibagian dalam heater/air conditioner unit. Heater/air conditioner unit berada didalam kabin dibelakang tempat duduk operator. Heater (tidak terlihat) berada dibagian dalam heater/air conditioner unit. Water valve (terpasang pada water valve actuator) dan water valve actuator terpasang pada sisi kiri heater/air conditioner unit. Electronic control module (ECM) terpasang pada bagian depan heater/air conditioner unit. Inside air sensor terpasang pada bagian dalam tempat pemasukan udara ke kabin dibagian depan heater/air conditioner unit. Outside air sensor terpasang pada sisi luar ventilasi udara dibagian belakang kabin. Sun light sensor terpasang pada bagian depan dash panel pada sisi kanan kabin.

Gambar 80. Diagram Sistem Heater/Air Conditioner.

Sistem air conditioning terdiri dari dua sisi yaitu sisi bertekanan tinggi (High pressure side) dan dan sisi bertekanan rendah (Low pressure side). Sisi bertekanan tinggi (High pressure side) dimulai dari sisi keluaran kompresor. Kompresor mengalirkan gas refrigerant bertemperatur dan bertekanan tinggi menuju kondenser. Pada kondenser, udara dari fan membuang panas dari gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi cairan refrigerant yang hangat dan bertekanan tinggi. Cairan refrigerant yang hangat dan bertekanan tinggi mengalir melalui in-line dryer menuju orifice tube. Refrigerant bertekanan rendah keluar dari orifice tube, hambatan pada orifice tube menyebabkan cairan bertekanan tinggi berubah menjadi cairan bertekanan rendah. Cairan bertekanan rendah mengalir menuju evaporator dimana akan mendidih dan berubah menjadi gas bertekanan rendah. Refrigerant yang mendidih akan mendinginkan udara yang mengalir melalui evaporator. Gas bertekanan rendah yang dingin akan bercampur dengan sejumlah kecil cairan refrigerant, mengalir menuju accumulator. Accumulator memisahkan cairan refrigerant dari gas

80 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

refrigerant. Accumulator memungkinkan gas refrigerant mengalir menuju kompresor. Gas refrigerant mengalir menuju kompresor dimana tahapan yang sama berulang terjadi. Water valve mengontrol aliran air dari engine menuju water heater. Water heater memanaskan udara dari evaporator sesuai dengan temperatur yang diinginkan berdasarkan posisi dari temperatur switch (tidak terlihat) pada kontrol panel (tidak terlihat). Heater/Air Conditioner Electronic Control Sistem

Gambar 81.

Heater/Air Conditioner Electronic Control Sistem mengontrol semua panas dan sistem operasi air conditioning. Komponen-komponen Sistem kontrol elektrik Heater/Air Conditioner adalah: Sensor temperatur udara luar Sensor temperatur udara Cab Sensor temperatur Evaporator Sensor temperatur Coolant Sensor Sunlight Control panel ECM Heater/air conditioner Under seat air actuator Upper body air actuator Outside air actuator Water valve actuator Kompresor relay Blower fan control

APLTCL034

-

Memonitor temperatur udara luar Memonitor temperatur udara cab Memonitor temperatur evaporator Memonitor temperatur coolant engine Memonitor sun load (panas dari matahari) Input perintah ke ECM Mengontrol sistem heater/air conditioner Membuka dan menutup damper udara di bawah kursi Membuka dan menutup damper udara upper body Membuka dan menutup damper udara luar Membuka dan menutup valve air Start dan stop kompresor Mengontrol kecepatan Blower fan

81 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 82.

Gambar 82 menunjukkan air box pada air conditioning and heating Excavator Series 300B dan komponen-komponen electric. Komponen-komponen Elektronik yang terdapat air box adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Kontrol kecepatan Blower fan Sensor temperatur udara kabin Outside air actuator Upper body air actuator Water valve Water valve actuator Electronic control module (ECM) Under seat air actuator

Komponen-komponen elektronik lainnya yang tidak terletak pada air box adalah: 9. Sensor temperatur udara luar (ambient) 10. Sensor Sunload 11. Kontrol panel Saluran Udara

Gambar 83.

82 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar di atas menunjukkan saluran-saluran udara di dalam dan di luar air box. Udara masuk ke air box melalui outside air inlet (2) dan cabin air inlet (3). Udara keluar dari air box melalui upper body air outlet (1), defrost outlet (4) dan under seat outlet (5). Kontrol Panel Heater/Air Conditioner

Gambar 84. Kontrol Panel Sistem Heater/Air Condition 300 Series Excavator.

Gambar 85. Kontrol Panel Sistem Heater/Air Condition 300 Series Excavator Keluaran Baru

Ketika kontrol panel pada mode ON dan engine start switch di putar ke posisi ON, kontrol panel akan memberikan power ke back lighting dan menghidupkan semua LED segment selama dua detik. Ketika switch fan increase atau decrease atau switch temperatur increase atau decrease ditahan lebih dari satu detik nilainya akan berpindah pada kisaran 2 tingkat per detik. Dengan menekan switch temperatur increase, switch temperatur decrease dan switch On/Off akan memunculkan pembacaan English dan Metric pada control panel.

APLTCL034

83 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 86.

Apabila operator menekan switch air flow, lampu indicator hidup. Ketika switch air upper body, air under seat, air upper body/under seat atau switch air defrost sinyal dikirim ke ECM. ECM memberikan power ke upper body dan under seat actuator. Actuator akan membuka atau menutup damper yang diinginkan. Dengan menekan switch air upper body akan membuka upper body air damper dan menutup under seat air damper. Udara mengalir melalui upper body air vent. Dengan menekan switch air under seat akan membuka under seat air damper dan menutup upper body air damper. Udara mengalir melalui under seat air vent. Dengan menekan switch air upper body/under seat akan membuka upper body air damper dan under seat air damper. Udara mengalir melalui upper body air vent dan under seat air vent. Dengan menekan switch air defrost akan menutup upper body air damper dan under seat air damper. Udara yang mengalir melalui upper body dan under seat vent diblok. Seluruh udara mengalir melalui defrost vent. Ketika switch air outside atau switch air recirculate ditekan sinyal dikirim ke ECM. ECM memberikan power ke outside air actuator. Outside air actuator membuka dan menutup outside air dan cab air damper. Dengan menekan switch air outside akan menggerakkan outside air dan cab air damper untuk menutup cab air vent dan membuka outside air vent. Udara luar mengalir melalui unit heater dan air conditioner. Dengan menekan switch air recirculate switch akan menggerakkan outside air dan cab air damper untuk menutup outside air vent dan membuka cab air vent. Udara kabin mengalir ke dalam unit heater dan air conditioner.

84 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 87.

Dengan menekan switch FAN SPEED INCREASE atau switch FAN SPEED DECREASE sinyal akan dikirimkan ke ECM untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan fan satu tingkat. Tingkat kecepatan fan ditunjukkan pada FAN SPEED BAR GRAPH. Dengan menekan dan menahan salah satu switch akan menyebabkan ECM memindahkan kecepatan fan. Perpindahan kecepatan fan ditunjukkan pada bar graph. Apabila berada pada AUTOMATIC MODE switch kecepatan fan akan dipindahkan ke automatic fan setting. Dengan menekan dan melepas switch TEMPERATUR INCREASE atau switch TEMPERATUR DECREASE akan memberikan perintah ke ECM untuk menaikkan atau menurunkan cabin temperatur setting 1°F atau 0.5°C. Perubahan setting temperatur ditunjukkan pada TEMPERATUR DISPLAY. Dengan menekan dan menahan switch TEMPERATUR INCREASE atau switch TEMPERATUR DECREASE akan memberikan perintah pada ECM untuk memindahkan temperatur setting sampai switch dilepas. Perubahan temperatur setting ditunjukkan pada TEMPERATUR DISPLAY. Apabila salah satu switch ditekan, ECM memberikan respon dengan menghidupkan MODE indikator yang dipilih pada control panel.

Gambar 88.

Apabila pada mode AUTOMATIC, ECM mengontrol output heater dan/atau air conditioner yang sesuai untuk mempertahankan temperatur yang diinginkan. ECM juga menghidupkan AUTOMATIC indikator pada kontrol panel.

APLTCL034

85 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Dengan menekan switch A/C OVERRIDE ketika dalam keadaan automatic mode, sinyal akan dikirim ke ECM untuk kontrol manual sistem air conditioning. ECM akan menghidupkan kompresor seterusnya. ECM akan menghidupkan A/C override indikator pada kontrol panel. Aplikasi A/C override digunakan untuk keadaan yang ekstrim terjadi di lingkungan sekitar. Dengan menekan switch A/C OVERRIDE ketika dalam keadaan A/C override mode akan memberikan sinyal pada ECM untuk memindahkan ke automatic control sistem air conditioning. A/C override indicator dimatikan. Heater/Air conditioner Unit Air Flow

Gambar 89. Sistem Heater/Air Condition 300 Series Excavator Keluaran Baru

Gambar 90. 86 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Pada ilustrasi di atas ditunjukkan unit heater/air conditioner dan diagram alir unit heater/air conditioner. ECM mengontrol outside air actuator. Outside air actuator mengontrol udara segar dan recirculate air damper. Ketika operator menekan switch AIR OUTSIDE, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke outside air actuator. Outside air actuator membawa udara segar dan recirculate air damper yang membuka outside air inlet. Campuran udara luar dan udara yang bersirkulasi mengalir melalui unit heater/air conditioner. Ketika operator menekan switch AIR RECIRCULATE, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke outside air actuator. Outside air actuator mendorong udara segar dan recirculate air damper. Sehingga membuka kabin air inlet dan menutup outside air inlet. Hanya udara dari dalam kabin yang mengalir melalui unit heater/air conditioner. Blower motor menggerakkan Blower sehingga mengirimkan udara melalui evaporator dan heater. Evaporator dan heater secara bersama-sama mempertahankan temperatur udara yang diinginkan.

Gambar 91.

Apabila operator menekan switch AIR UPPER BODY, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke upper body actuator dan under seat actuator. Upper body actuator menggerakkan upper body damper ke posisi OPEN. Under seat actuator menggerakkan under seat damper ke posisi CLOSE. Sekitar 90 persen udara mengalir melalui upper body outlet dan 10 persen mengalir melalui defrost outlet. Ketika operator menekan switch AIR UNDER SEAT, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke upper body actuator dan under seat actuator. Upper body actuator menggerakkan upper body damper ke posisi CLOSE. Under seat actuator menggerakkan under seat damper ke posisi OPEN. Sekitar 90 persen udara mengalir melalui under seat outlet dan 10 persen udara mengalir melalui defrost outlet.

APLTCL034

87 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Gambar 92.

Apabila operator menekan switch AIR UPPER BODY/UNDER SEAT, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke upper body actuator dan under seat actuator. Upper body actuator menggerakkan upper body damper ke posisi OPEN. Under seat actuator menggerakkan under seat damper ke posisi OPEN. Udara mengalir melalui upper body, under seat dan defrost outlet. Apabila operator menekan switch AIR DEFROST, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke upper body actuator dan under seat actuator. Upper body actuator MEMBUKA perlahan upper body damper dan under seat actuator menggerakkan under seat damper ke posisi CLOSE. Udara mengalir sekitar 80 persen melalui defrost outlet dan 20 persen melalui upper body outlet.

Gambar 93.

88 Training Center Cileungsi

APLTCL034

SISTEM AIR CONDITIONING

Apabila operator menekan switch AIR RECIRCULATE, kontrol panel mengirim sinyal ke ECM. ECM mengirim sinyal ke outside air actuator. Outside air actuator mendorong fresh air damper dan menutup outside air duct. Hanya udara dari kabin yang mengalir melalui unit heater/air conditioner. Operator dapat memilih switch (upper body, under seat, dan lain-lain) yang sudah disediakan untuk memasukkan udara ke kabin.

Gambar 94.

DIAGNOSTICS Service Codes Ketika ada masalah pada sistem pemanas dan air conditioning, kontrol panel akan memunculkan tanda "ERR." Selanjutnya kontrol panel akan memunculkan nomor yang berhubungan dengan error tersebut. Contohnya, kontrol panel memunculkan tanda "ERR" diikuti dengan angka "032." Lihat pada Service Manual, akan ditemukan bahwa ini adalah service code untuk EEPROM Failure of Parameter Memory. Service code ditemukan pada Testing and Adjusting Section of the Specifications, Sistem Operation, Testing and Adjusting Module untuk machine anda. Parameter-parameter Sensor

Gambar 95. APLTCL034

89 Training Center Cileungsi

SISTEM AIR CONDITIONING

Ketika ECM pada mode AUTOMATIC, automatic temperatur control unit (ATC) secara terus menerus akan memonitor input dari berbagai sensor. Nilai parameter dari berbagai input sensor tersebut dapat naik atau turun. Walaupun demikian, ECM harus pada mode DIAGNOSTIC untuk melihat atau mengganti sensor parameter valve. Untuk masuk ke mode DIAGNOSTIC, secara bersaman tekan switch AUTOMATIC TEMPERATUR CONTROL, switch untuk TEMPERATUR INCREASE dan switch untuk TEMPERATUR DECREASE. ATC akan berfungsi normal, walaupun pembacaan sensor dapat dibaca dan dirubah pada kontrol panel. Ketika pada mode diagnostic, parameter-parameter dipilih dengan menggunakan switch FAN SPEED INCREASE dan switch FAN SPEED DECREASE. Sebagai contoh nomor parameter/parameter number (P02), akan ditampilkan secara singkat. Nomor parameter akan diikuti oleh current parameter valve sekarang (008). Pada contoh ini, (P02) adalah heater water valve. Angka (008) mengindikasikan posisi heater water valve (dimana 0 tertutup penuh dan 15 terbuka penuh). Untuk kembali ke mode NORMAL, tekan switch ON/OFF satu kali.

Gambar 96.

Control Panel Self Diagnostics Pada mode self diagnostic, kontrol panel akan mengarahkan mekanik melalui diagnostik test. Untuk masuk ke mode self diagnostic, harness harus tidak di-plug dari kontrol panel. Dengan menggunakan kabel jumper, ikuti prosedur yang ditunjukkan pada Specifications, Sistems Operation, Testing and Adjusting Module untuk macine anda. Kontrol panel akan menampilkan self diagnostics. Setelah self-diagnostics, display akan menampilkan icon switch untuk air upper body selection. Mekanik selanjutnya harus menekan switch air upper body. Kontrol panel selanjutnya akan menampilkan display icon lainnya. Mekanik harus menekan switch untuk icon yang ditampilkan. Jika mekanik tidak berhasil menekan switches pada icon yang ditampilkan, ECM akan menampilkan kembali display untuk memulai test.

90 Training Center Cileungsi

APLTCL034

Related Documents

Ac
February 2021 2
Ac Circuits.pdf
January 2021 3
R Ac
February 2021 3
Ac Sweeping And Cashpool
January 2021 0
Bioprogram Ac I On
February 2021 0

More Documents from "evernube"

Ac
February 2021 2
January 2021 0