Agama

  • Uploaded by: iffah31
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama as PDF for free.

More details

  • Words: 10,791
  • Pages: 43
Loading documents preview...
1. AL-KHAZINI ''Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.'' Begitulah Charles C Jilispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, alKhazini. Para sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. al-Khazini merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi. (www.muslim-menjawab.com/2009/04/fisikawan-terbesar-sepanjangsejarah.html?m=1) Al-Khazini adalah seorang ahli fisika dan matematika yang berasal dari Khurasan. Ia adalah anak didik Abu al-Fadh Ibnu al-Amid, seorang menteri dari Rukn ad-Dawl yang berkuasa pada masa pemerintahan Dinasti Buwaihi di Rayy, Iran. Nama lengkap al-Khazin adalah Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad bin al-Husayn al-Khurasani al-Khazin. Salah satu obyek penelitian al-Khazin adalah gumpalan udara. Ia berpendapat bahwa udara mempunyai kekuatan yang dapat mendorong serupa aliran air. Ketika berada di bumi, massa suatu benda yang melayang di udara akan berkurang. Kesimpulannya, massa benda sangat tergantung pada suhu udara. Itulah hasil analisis al-Khazin yang kemudian mengilhami pembuatan barometer. Setelah Newton menemukan Teori Gravitasi Bumi, pemikiran tentang suhu udara yang dikemukakan oleh al-Khazin memiliki peran yang sangat berarti. Teori kepadatan suhu udara ternyata sesuai dengan teori gravitasi bumi. Teori ini erat kaitannya dengan gumpalan-gumpalan yang ada pada setiap lapisan udara.

Al-Khazin juga melakukan berbagai penelitian tentang benda-benda terapung dan massa benda, baik padat, cair, maupun yang bervariasi. Di kemudian hari, penelitian al-Khazin itu ternyata sangat mendukung sejumlah teori dalam ilmu pengetahuan modern. Penemuan al-Khazin lainnya adalah alat pengukur berat benda di udara dan air. Konon, al-Khazin membuat lima model alat semacam ini. Salah satunya berbentuk neraca yang dilengkapi alat barometer untuk mengukur tingkat kepadatan. Ketika kepadatan udara dihubungkan dengan suhu panas maka pengukuran yang dilakukan juga terkait dengan suhu panas. Pemikiran ini kemudian mengilhami Galileo untuk membuat termometer. Atas jasa-jasanya, al-Khazin dianggap sebagai penemu tekanan dan ukuran suhu panas, sebelum kemudian dikembangkan oleh Torriceli dan Galileo. Al-Khazin juga melakukan penelitian tentang gravitasi. Ia menguraikan banyak hal tentang kekuatan gravitasi dalam bukunya yang berjudul Mizanul Hikmah. Selain membahas gravitasi, Mizanul Hikmah juga membahas materi hidrostatika. Beberapa pasal dari buku ini telah diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika Serikat. Al-Khazin juga melakukan penelitian untuk menentukan pusat massa benda dan menjelaskan cara pemakaian sejumlah alat sederhana, seperti timbangan. Sehubungan dengan itu, ia juga dikatakan sebagai seorang penemu berbagai macam timbangan. Al-Khazin dianggap sebagai ilmuwan yang telah memberikan sumbangan besar bagi pembuatan barometer dan termometer, yang dikerjakan oleh para ilmuwan Barat. Selain itu, di kalangan ilmuwan Arab, al-Khazin juga dikenal sebagai ilmuwan yang telah membuat alat ukur hidrostatika. Selain menemukan alat ukur dan membuat teori baru, al-Khazin juga menemukan sebuah rumus untuk mengetahui permukaan sebuah segitiga sebagai fungsi sisinya. Dengan menggunakan bagian-bagian kerucut, ia berhasil memecahkan bentuk persamaan x3 + a2b = cx2 atau persamaan Mahani. Bentuk persamaan ini merupakan sebuah soal yang diajukan oleh Archimedes dalam bukunya The Sphere and The Cylinder. Selain menulis buku ilmu ukur, al-Khazin juga menulis buku penanggalan. Al-Madkahl al-Kabir ila ‘ilm an-Nujum adalah sebuah karya al-

Khazin yang membahas hari pertama pada bulan Muharam. Pada karyanya yang lain, al-Khazin mencoba menjelaskan makna tanggal Jewish Passover pada tahun penyaliban Yesus dengan memberikan bukti-bukti yang akurat. Pada tanggal ini, orang-orang Yahudi melakukan suatu festival keagamaan untuk memperingati pembebasan kaum mereka dari belenggu perbudakan di Mesir.

Al-Khazin

meninggal

dunia

pada

tahun

971

(360

H).

(serunaihati.blogspot.com/2012/08/biografi-al-khazini-pencetusbarometer.html?m=1) Pemikiran Al-Khazini “Fisikawan terbesar sepanjang sejarah”, begitulah Charles C Jilispe , editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis muslim, ALKhazini. Ntium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M yang telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini merupakan saintis Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika

serta

filsafat.

(manusi4biasa.wordpress.com/2010/10/01/al-

khazini/) Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran alKhazini sangat dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi, Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M. (m.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/13/01/22/mh0mnx-inilah-ilmuwan-muslim-perintis-ilmugravitasi-1) Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.

“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”alKhazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII. Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium. Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika. Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa

peralatan

yang

diciptakan

ilmuwan

pendahulunya

seperti

araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni. Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K Ajram dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M. (www.muslim-menjawab.com/2009/04/fisikawan-terbesar-sepanjangsejarah.html?m=1) Beberapa penemuan Al-Khazini: 1. Metode ilmiah eksperimental dalam mekanik;

2. Energi potensial gravitasi; 3. Perbedaan daya, massa dan berat; 4. Jarak Gravitasi 5. Tabel Sinjaric, penjelasan tentang jam air 24 jam yang didesain untuk

kegunaan astronomi; 6. Risalah Zij As-Sanjari, salah satunya berisi tentang Tabel Sinjaric; 7. Kitab Mizan Al-Hikam, berisi tentang keseimbangan hidrostatika,

kontruksi dan kegunaan, teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika; 8. Mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian

objek sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K Ajram dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M. 9. Al-Khazini dan ilmuwan terdahulunya menggabungkan ilmu statika dan

dinamika yang sekarang dikenal sebagai ilmu mekanika. 10. Menggabungkan pula ilmu hidrostatika dan dinamika yang kita kenal

sebagai ilmu hidrodinamika. 11. Menerapkan teori rasio matematika dan infinetesimal;

12. Memperkenalkan aljabar dan teknik penghitungan ke dalam statika; 13. Orang

pertama

yang

mengeneralisasi

teori

pusat

gravitasi

dan

menerapkannya pada benda tiga dimensi; 14. Menciptakan alat, antara lain: triquetrum, dioptra, peralatan segi tiga,

quadran dan sektan, astrolab dan peralatan refleksi. Menurut Charles C Jilispe, seorang editor Dictionary of Scientyfic Biography menjuluki Al-Khazini sebagai "fisikawan terbesar sepanjang sejarah". Al-Khazini sangat berjaya di abad 12 M, tepatnya 1115 - 1130 M.

Sudah banyak kontribusi beliau yang dipakai ilmuwan barat, bahkan penemuan beliau menjadi pondasi bagi pengembangan mekanika klasik di era Renaisans Eropa. Al-Khazini menghembuskan nafas terakhirnya pada abad 12 M juga, walau begitu berbagai buah pemikirannya sangat berguna bagi perkembangan era sains modern seperti saat ini. 2. UMAR KHAYYĀM 'Umar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131, dalam bahasa Persia ‫)عمیییر خییییام‬, dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri (‫غياث الدين ابو‬ ‫)الفتتتح عمییر بتتن ابراهيتتم خیییام نيشتتابوري‬. Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia. Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Sejak kecil, Khayyam sudah memperoleh pendidikan yang baik dari orang tuanya. Salah seorang gurunya adalah Imam Muwaffak, seorang pendidik yang terkenal pada masa itu. Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya. Tanpa diduga, kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang megah, tempat Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiah, Baghdad.

Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Khayyam, masa satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan perhitungan yang sangat akurat hingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya. Pada akhir abad XIX, para astronom menyatakan bahwa masa satu tahun adalah 365,242196 hari. Sementara itu, hitungan terakhir untuk masa satu tahun adalah 365,242190 hari. Sebuah nilai yang tidak jauh berbeda dari perhitungan Umar Khayyam berabad-abad sebelumnya. Sejak tahun 1079, Umar Khayyam mulai menerbitkan hasil penelitiannya berupa tabel astronomi yang dikenal sebagai Zij Malik Syah. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Di kemudian hari, karya ini diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Al-Jabr dianggap sebagai sebuah sumbangan terbesar Umar Khayyam bagi negerinya dan perkembangan ilmu matematika. Umar Khayyam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah. Selain itu, Umar Khayyam juga telah memperkenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru lebih banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Hal ini merupakan bukti bahwa Umar Khayyam dan pengikutnya, Nashiruddin al-Thusi, telah berhasil mendahului para ahli matematika Barat. Karya Khayyam lainnya adalah Jawami al-Hisab. Karya ini memuat referensi paling awal tentang Segitiga Pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar, suatu hal mengenai geometri Euclides yang sangat mendasar. Sebagai seorang muslim, Umar Khayyam termasuk kelompok moderat. Ia mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan muslim pada waktu itu. Dengan kemampuannya bersastra, Khayyam juga menulis sejumlah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi tersebut termuat dalam karyanya

yang berjudul Rubaiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di negeri kelahirannya. Sementara itu, karya sastra Khayyam yang lain telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitz Gerald pada tahun 1839. Umar Khayyam meninggal dunia pada akhir abad XII. Sang Matematikawan Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Sang Astronom Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa. Umar Khayyām dan Islam Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung

pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan

pandangan-pandangannya

yang

berbeda

tentang

Islam.

Khayyām akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim. Omar Khayyam, Sang Skeptik Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru - "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi." Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!" Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu. Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya. Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti ketika kumasuk. Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi." Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.

Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya. Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan Aku. Omar Khayyám, Penulis dan Penyair Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883). Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasabahasa lain. 3. IBNU ISMAIL AL JAZARI Ibnu Ismail Al-Jazari (1136-1206) adalah seorang Ilmuwan dari AlJazira, Mesopotamia, yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai Tigris dan Efrat. Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Al-Jazari mengabdikan diri sepenuhnya kepada raja-raja Dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir (Turki) dari tahun 1174 M sampai 1200 M sebagai ahli teknik. Semasa hidupnya, Al-Jazari mengalami tiga kali suksesi kepemimpinan di Dinasti Artukid, yakni Nur al-Din Muhammad ibn Arslan (570 H – 581 H/1174 M – 1185 M); Qutb al-Din Sukman ibn Muhammad (681 H – 697 H/1185 M – 1200 M); dan Nasir al-Din Mahmud ibn Muhammad (597 H – 619 H/1200 M – 1222 M). Atas permintaan Sultan Nasir al-Din Mahmud, Al-Jazari menuliskan seluruh penemuannya dalam sebuah risalah yang fenomenal, Kitab fi ma`rifat

al-hiyal al-handasiyya (Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices) yang menjelaskan lima puluh peralatan mekanik beserta instruksi tentang bagaimana

cara

merakitnya. Dalam

pengantar

tulisannya,

Al-Jazari

mengungkapkan bahwa dirinya mulai mengabdi pada Dinasti Artuqid pada 570 H/1174 M. Ia menuliskan penemuannya, setelah 25 tahun menjadi ahli teknik di bawah kepemimpinan tiga raja Dinasti Artuqid. Berdasarkan informasi itu, dapat disimpulkan, kemungkinan Al-Jazari menulis risalahnya pada 595 H/1198 M, atau dua tahun sebelum Nasir Al-Din didaulat menjadi raja. Menurut naskah Oxford, Al-Jazari merampumgkam risalahnya yang mengguncang dunia teknik modern pada 16 Januari 1206 M. Karya besar Al-jazari itu disempurnakan oleh Muhammad ibn Yusuf ibn `Uthman al-Haskafiat pada akhir Syaban 602 H/10 April 1206. Dari catatan Haskapi, saat itu Al-Jazari sudah tiada. Dari catatan itulah, Al-Jazari diperkirakan wafat pada 602 H/1206 M–beberapa bulan setelah dia menyelesaikan karyanya. -

Hasil Karya Al-Jazari merupakan seorang tokoh besar di bidang mekanika,

mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin Robot. Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya yang mendapat julukan sebagai “Bapak Modern Engineering"

berkat

temuan-temuannya

yang

banyak

mempengaruhi

rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaft, suction pump, programmable automation. Di tahun 1206, Al-Jazari membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval waktu tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid automation inilah yang mengilhami pengembangan robot masa sekarang. Replika jam gajah saat ini disusun kembali oleh London Science Museum sebagai bentuk penghargaan atas karya besarnya.

Pada acara World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari dan Science Museum merekonstruksi salah satu karya gemilang Al-Jazari, yaitu jam air. Tulisan Al-Jazari dianggap unik karena memberikan gambaran yang detail dan jelas bahkan diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia untuk mempelajari sejarah teknologi. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat. Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi salah satu karya yang inspiratif. Pada awal abad ke-13 M insinyur muslim Al-Jazari di zaman kekhalifahan sudah mampu menciptakan robot mirip manusia. Pencapaian itu sekaligus mematahkahkan klaim Barat yang menyebut Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot. Da Vinci baru merancang pembuatan robot pada 1478 yang hanya berbentuk desain di atas kertas. Sedangkan, Ibnu Ismail al Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Peradaban Islam lebih maju tiga abad dalam teknologi robot dibanding Barat. Peradaban Islam adalah perintis dalam bidang teknologi automata, yakni sebuah mesin yang dapat berjalan sendiri (self operating). Automata sering digunakan untuk menggambarkan sebuah robot atau lebih khusus robot autonomous. Kata Automata berasal dari bahasa Yunani automatos, yakni berlaku atas kehendak sendiri, bergerak sendiri. Automata digunakan untuk menggambarkan mesin-mesin bergerak tak-elektronik, khususnya yang dirancang untuk menyerupai gerakan manusia atau hewan. Jauh Leonardo da Vinci, umat Islam telah mengenal Ibnu Ismail Al Jazari yang telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Mesin robot yang diciptakan Al-Jazari berbentuk sebuah perahu yang terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik:

dua penabuh drum, satu pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum. Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang di kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Itu adalah automata pertama yang bisa diprogram menurut Prof Noel Sharkey. Robot penabuh drum yang dirakit Al-Jazari dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Robot yang ditemukan Al-Jazari itu juga mengundang kekaguman Charles B Fowler. Menurut dia, temuan insinyur Muslim itu bisa disebut ‘‘robot band”. Sebuah pencapaian penting yang belum pernah ditemukan peradaban lain sebelumnya dan kebudayaan lain di zaman itu. Robot yang diciptakan peradaban Islam di awal abad ke-13 M sudah berbentuk manusia robot dan mampu membantu manusia untuk tujuan praktis. Selain ”robot band”, Al-Jazari juga berhasil menciptakan sebuah robot pramusaji berbentuk manusia yang bertugas untuk menghidangkan air, teh, atau minuman lainnya. Minuman disimpan dalam sebuah tank dengan reservoir (penampung air). Dari penampung itu, air dialirkan ke dalam sebuah ember dan setelah tujuh menit mengalir ke sebuah cangkir. Setelah itu, robot itu mengeluarkan minumannya. Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air. Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Semua robot yang ditemukan peradaban Islam lewat Al-Jazari sungguh sangat mencengangkan. Donald R Hill sejarahwan yang juga ahli teknik Inggris pun mengagumi Al-Jazari karena detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin, yang ia tuangkan dalam tulisannya berjudul, “Studies in Medieval Islamic Technology”.

Ketertarikannya atas karya sang insinyur Muslim itu, Donal Hill pun terpacu dan terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974. Sejarawan lainnya yang mengakui penemuan Al-Jazari adalah Lynn White yang menyebutkan penemu roda gigi pertama adalah Al-Jazari, sedangkan Barat baru menemukannya pada 1364 M. 4. IBNU YUNUS Ibnu Yunus al-Munajjim (950-1009 M) seorang Arab Mesir keturunan Yaman yang bernama lengkap Abu al-Hassan Ali ibn Abdur-Rahman ibn Ahmad ibn Yunus ibn Abdul A’la al-sadafi yang merupakan seorang astronom dan matematikawan. Ia dilahirkan di Mesir antara 950 dan 952 dari keluarga yang dihormati di Fustat, Mesir. Ayahnya adalah seorang ulama. Informasi tentang kehidupan dan pendidikannya tidak pasti, ini karena beliau tidak begitu dikenali sebelum terjalin hubungan erat antara beliau dengan Kerajaan Fatimiyah di Mesir. Hasil dari hubungan tersebut antara beliau dengan Kerajaan Fatimiah. Di Kairo, ia bekerja sebagai astronom bagi Kerajaan Fatimiyah selama 26 tahun untuk perkembangan sains di era kepemimpinan Khalifah al-Aziz dan al-Hakim. Khalifah al-Aziz {M.386H/995M} meminta ia untuk bekerja pada pusat astronomi di kota Taherah Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30 tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun. -

HASIL KARYA Ibnu Yunus adalah penemu bandul (ayunan) yang diyakini para

sejarawan sebagai orang pertama yang menggunakan bandul untuk mengukur waktu pada abad ke-10 M yang berguna untuk mengetahui detik-detik waktu ketika seseorang sedang meneropong benda angkasa. Fungsi bandul ciptaan Ibnu Yunus hampir serupa dengan bandul pada jam dinding. Karyanya telah dikenal enam abad sebelum Galileo Galilein menemukan pendulum (1564-

1642). Dari observatorium yang terdapat di Bukit Muqattam, Ibnu Yunus juga menemukan Rubu Berlubang (Gunners Quadrant), sebuah alat untuk mengukur gerakan bintang. Selain itu, Ia juga menulis buku yang berjudul az- Zij al-Kabir alHakimi atau Zij Ibnu Yunus, yang kini lebih dikenal dengan nama Hakemite Astronomical Table. Karya ini mulai ia susun pada tahun 380H/990M. Kemudian disempurnakan lagi di saat-saat menjelang akhir hayatnya, tetapi sebagian bagiannya sulit ditemukan. Zij yang terdiri terdiri dari empat jilid ini kemudiannya tersebar ke berbagai penjuru dunia yang mutunya lebih tinggi dibanding karya Claudius Ptolemeus. Di kemudian hari buku ini diterbitkan di sejumlah negara dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Karyannya yang lain adalah ”Kitab al-Mikail” tentang kemiringan matahari. “Kitab at-Ta’dil al-Muhkam” yang menjelaskan tentang gerhana matahari dan bulan. Di samping itu ia juga menulis beberapa uraian mengenai daftar bayang-bayang, daftar pergerakan matahari, ketetapan waktu sholat yang tentu saja semua ini merupakan sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan. Dalam buku tersebut, beliau juga memperkatakan tentang teoriteori tentang perjalanan benda langit oleh para ilmuwan yang terdahulu dan sezaman dengan beliau. Karyanya al-Ziji al-Kabir untuk Khalifah al-Hakim Kitab yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi sebuah hasil penelitian yang sangat akurat. Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi. Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan untuk menentukan arah kiblat. Karya penting Ibnu Yunus dalam astronomi yang lainnya adalah Kitab ghayat al-intifa. Kitab itu berisi tabel bola astronomi yang digunakan untuk mengatur waktu di Kairo, Mesir hingga abad ke-19 M.

Sebagai astronom terpandang, Ibnu Yunus melakukan penelitian dan observasi astronomi secara hati-hati dan teliti. Oleh karena itu, berbagai penemuannya terkait astronomi selalu akurat dan tepat. Ibnu Yunus juga telah mampu menjelaskan 40 planet pada abad ke-10 M. Selain itu, ia juga telah menyaksikan 30 gerhana bulan. Ia mampu menjelaskan konjungsi planet secara akurat yang terjadi pada abad itu. Menurut Salah Zaimeche dalam karyanya The Muslim Pioneers of Astronomy, penelitian Ibnu Yunus yang lain juga telah menginspirasi Laplace terkait arah miring matahari dan ketidaksamarataan Jupiter dan Saturnus. Ibnu Yunus memang fenomenal. Secara tekun dan penuh ketelitian, ia telah melakukan pengamatan lebih dari 10 ribu masukan untuk posisi matahari dengan memakai sebuah astrolable monumental yang besar berdiameter 1,4 meter. Selain berjasa mengembangkan astronomi, Ibnu Yunus juga turut membesarkan ilmu-ilmu lain yang penting, seperti matematika dan astrologi. Dalam bidang astrologi, ia membuat berbagai prediksi dalam tulisan yang dirangkum dalam Kitab bulugh al-umniyya. Sebagai seorang peramal, Ibnu Yunus sempat memprediksi hari kematiannya. Meski badannya segar bugar, pada tahun 1009, ia meramal dirinya akan meninggal tujuh hari lagi. Sejak itu, ia membaca Al-Quran berulang-ulang. Hingga akhirnya, ia meninggal pada hari yang diprediksikannya. Ibnu Yunus juga dikenal sebagai matematikus ulung.

Ia telah

menguasai trigonometri yang sangat rumit pada abad ke-10 M. Matematika yang dikuasainya itu dikembangkan untuk meneliti dan menguak rahasia benda-benda di langit. Ia memadukan matematika untuk mengembangkan astronomi. Salah satu buktinya, kitab al-Jiz al-Hakimi al-Kabir yang ditulisnya berisi ratusan rumus yang digunakan dalam spherical astronomy. Sang ilmuwan telah memberi inspirasi dan pengaruh bagi para astronom di dunia Muslim maupun Barat. Salah satu astronom Muslim terkemuka yang banyak menerapkan buah pemikiran Ibnu Yunus adalah alTusi. Lewat Ilkhani zij yang ditulis al-Tusi, hasil penelitian Ibnu Yunus tentang bulan dan matahari masih tetap digunakan.

Banyak sumber mengklaim bahwa Ibnu Yunus menggunakan sebuah bandul untuk mengukur waktu. Hal itu dicatat Gregory Good dalam Sciences of the Earth: An Encyclopedia of Events, People, and Phenomena. Penemuannya itu juga diakui Roger G Newton dalam Galileo's Pendulum: From the Rhythm of Time to the Making of Matter. Ibnu Yunus juga telah membuat rumus waktu. Ia menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. 5.

IBNU SINA Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya. Beliau adalah seorang kebangsaan Persia yang ahli matematikawan, dokter, ensiklopedis

dan filsuf yang tekenal dizamannya. Beliau juga

seorang astronomi, apoteker, ahli geologi, logician, paleontologist, fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan guru. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Kecerdasan Ibnu Sina yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu. Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran,

tetapi

melalui

pelayanan

pada

orang

sakit,

melalui

perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan.

Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Pada usia 17 tahun, Ibnu Sina berhasil menyembuhkan seorang raja di Bukhara, yaitu Nooh Ibnu Mansoor, setelah semua tabib terkenal yang diundang gagal menyembuhkan sang raja tersebut. Dan sebagai balasannya, Ibnu Sina diizinkan untuk membaca smeua buku-buku di perpustakaan setelah dia menolak pemberian hadiah sang Raja. Ibnu Sīnā telah menulis hampir 450 karya dengan berbagai disiplin ilmu, namun hanya sekitar 240 yang masih bertahan hingga kini. Secara khusus, dari 150 karyanya yang masih ada berkonsentrasi pada falsafah dan 40 diantaranya berkonsentrasi pada kedokteran. Karyanya paling terkenal adalah Buku Penyembuhan, yang memuat ensiklopedi luas dan filosofis ilmiah (Al Qanun Al Tibb) The Canon of Medicine, yang merupakan standar medis

di

banyak

perguruan

tinggi

zaman

modern. The Canon

of

Medicine telah digunakan sebagai buku teks di perguruan tinggi dari Montpellier dan Louvain pada akhir 1650. Ibnu Sīnā mengembangkan sistem medis yang menkombinasikan antara pengalaman pribadi dalam pengobatan Islam, sistem pengobatan Yunani dokter Galen, metafisika Aristoteles serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian dan India. Dia juga penemu dari logika Avicennian dan pendiri sekolah filosofis Avicinna, yang memiliki pengaruh dalam dunia Muslim dan Ilmuwan Modern. Ibnu Sīnā dianggap sebagai Bapak dari pengobatan modern, dan pharmacology khususnya untuk pengenalan sistematis eksperimen dan hitungan ke dalam studi fisiologi, penemuan itu menular dari sifat infeksius penyakit, pengenalan karantina untuk membatasi penyebaran penyakit menular, pengenalan percobaan obat-obatan, berdasarkan bukti-obat, uji klinis,

Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab alSyifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah. Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa Ibnu juga memiliki peran besar dalam mengembangkan berbagai bidang keilmuan.

Beliau

menerjemahkan

karya

Aqlides

dan

menjalankan

observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia. Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu Sina sangat cermat dalam mempelajari pandanganpandangan

Aristoteles

di

bidang

filsafat.

Ketika

menceritakan

pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya. Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham

filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi. Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab sebelumnya. Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat. Buku-buku yang pernah dikarang oleh Ibnu Sina, dihimpun dalam buku besar Essai de Bibliographie Avicenna yang ditulis oleh Pater Dominician di Kairo. Karya-karya beliau semasa hidupnya antara lain: - Kitab Al Majmu’, berisi tentang ilmu pengetahuan yang lengkap ditulis -

saat beliau berusia 21 tahun. Kitab Asy Syifa, (The Books of Recovery/The Books of Remedy), berisi tentang cara-cara pengobatan beserta obatnya (18 jilid). Kitab ini di dunia kedokteran menjadi ensiklopedia filosofi kedokteran. Dalam bahasa latin

-

kitab ini dikenal dengan nama “Sanatio”. Kitab Al Qanun Fit Thibb (Canon of Medicine). tentang cara pengobatan yang sistematis (16 jilid). Memuat pernyataan yang tegas bahwa darah mengalir terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah berhenti. Buku ini sejak zaman dinasti Han di Cina telah menjadi rujukan standar karya-karya medis cina.

-

Kitab Remedies for the Heart, berisi sajak-sajak. Mengandung sajaksajak pengobatan yang menguraikan tentang 760 jenis penyakit beserta

-

cara pengobatannya. Kitab An Najah, tentang filsafat. Penemuan tentang anatomi tubuh. Ibnu Sina percaya bahwa setiap tubuh manusia terdiri dari empat unsur yaitu tanah, air, api dan angin. Keempat unsur itu memberi sifat lembab, sejuk, panas, dan kering serta senantiasa

-

bergantung pada unsur lain yang terdapat pada alam ini. Penemuan tentang pengobatan psikomosaik. Beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyut jantung (pulse diagnosis) untuk mengetahui secara pasti keseimbangan emosi seseorang dalam beberapa

-

detik. Penemuan di bidang kimia tentang logam. Beliu menerangkan bahwa benda-benda logam sebenarnya berbeda antara satu dengan lainnya secara khusus. Setiap logam membentuk dengan sendirinya dengan berbagai jenis. Beliau dianggap penerus dari perkembangan ilmu kimia yang telah dirintis oleh Jabir Ibnu Hayyan (Bapak Kimia Muslim

-

Pertama). Penemuan di bidang geografi tentang asal muasal lembah. Penemuan tentang peredaran darah. Beliau menemukan bahwa “Darah mengalir terus menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah

-

berhenti.” Kitab Fi Aqsamil Ulumil Aqliya (On the Division of the Rational

-

Sciences) tentang pembagian ilmu-ilmu rasional. Kitab An Nayat (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa

-

(merupakan sebuah buku psikologi. Kitab Risalah As Siyasah (Book of Politics) tentang politik. Penemuan di bidang materi Medica. Penemuan di bidang psikoterapi. Kitab Al Musiqa, tentang musik. Kitab Al Mantiq, tentang logika. Buku ini dipersembahkan untuk Abu

-

Hasan Sahil. Kitab Uyun Al Hikmah (10 jilid) tentang filsafat. Ensiklopedi Britanica

-

menyebutkan bahwa kemungkinan besar buku ini telah hilang. Kitab Al Hikmah El Masyriqiyyin, tentang filsafat timur. Kitab Al Insyaf tentang keadilan sejati. Kitab Al Isyarat Wat Tanbihat, tentang prinsip ketuhanan dan kegamaan. Kitab Al Isaguji (The Isagoge), tentang logika Kitab Fi Ad Din (Liber de Mineralibus) tentang mineral.

-

Kitab Al Qasidah Al Aniyyah, tentang prosa. Kitab Sadidiya, tentang kedokteran. Kitab Risalah At Thayr, tentang roman fiktif. Kitab Danesh Nameh, tentang filsafat. Kitab Mujir. Kabir Wa Saghir, tentang dasar-dasar ilmu logika secara

-

lengkap. Salama wa Absal, Hayy ibn Yaqzan, al-Ghurfatul Gharabiyyah (Pengasingan di Barat) dan Risalatul Thayr (Risalah Burung).

6. Abu bakar Muhammad bin Zakaria Ar- Razi Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika. Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad.. Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya. Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis. Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu: - Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.

-

Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik

-

dan kimia non-organik. Sirr al-Asrar: a. Ilmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan. b. Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek. c. Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi. Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim

merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan masehi. Cita-citanya menjadi musisi kandas. Matanya yang cacat akibat berbagai eksperimen menjadi jalan baginya menjadi seorang dokter terkemuka. Akhirnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi menjadiPenemu Penyakit Cacar. Ar-Razi yang saat itu bekerja sebagai dokter utama di rumah sakit di Baghdad, menjelaskan, "Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, di mana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi." Pada usia 30 tahun, dia memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi karena berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Ia lalu mencari dokter untuk menyembuhkan matanya. Dari sinilah arRazi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Gurunya adalah Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan di bawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim. Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter di sana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad. Setelah kematian Khalifah al-Muktafi pada tahun 907 M, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy. Di kota ini dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya. Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan

pada prinsip Hipokrates

dalam pengamatan

klinis

memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini. Simak penjelasan lanjutan ar-Razi tentang cacar, "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan terasa gatal di seluruh bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan." Razi juga dikenal sebagai ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma". Ia cendekiawan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.

Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ia juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. Sumbangan penting ar-Razi lainnya adalah etika kedokteran. Dia mengkritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyaki, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Ia kemudian menyarankan, untuk meningkatkan mutu, para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan tidak mematuhi perintah sang dokter. Tujuan menjadi dokter, katanya, untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Selain Cacar dan Campak, buku-buku karya Ar-Razi lainnya adalah: -

Hidup yang Luhur (Arab: ‫)الحاوي‬. Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum (Arab:‫)من ل يحضره الطبيب‬ Keraguan pada Galen Penyakit pada anak

BIOGRAFI JABIR IBN HAYYAN ( PENEMU ILMU KIMIA )

7 Votes

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. KARYA-KARYANYA ADALAH :

 

Kitab Al-Kimya Kitab Al-sab’een



Kitab Al-Rahmah



Kitab Al-Tajmi



Kitab Al-Zilaq Al-sharqi



Book Of The Kingdom



Book Of Eastern Mercury



Book Of Balance

Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya adalah Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144) dan Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional,seperti istilah “Alkali”, dsb.

Biografi Abul Qasim Az-Zahrawi (Bapak Ilmu Bedah & Ahli Kosmetik)

Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi (Madinatuz Zahra', 936 - 1013), (Bahasa Arab: ‫ )أبو القاسم‬dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Dia juga kadang-kadang dipanggil dengan Al-Anshari, karena nenek moyangnya berasal dari Madinah Al-Munawwarah. Dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa pada umumnya, nama Az-Zahrawi telah dirubah menjadiAlzahravius. Sedangkan julukannya, Abu AlQasim, telah dirubah ke dalam dua versi, yaituAlbucasis dan Abulcasis. Kedua nama inilah yang hingga sekarang dikenal di Eropa. Adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.

Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama "El Zahrawi". Sedangkan tahun wafatnya ahli bedah ini, menurut riwayat seorang penjelajah dan sejarawan, AlHasan Al-Wazzan, adalah 404H (1013M). Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah.

Karya dan hasil pemikirannya banyak diadopsi para dokter di dunia barat. “Prinsip-

prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,” ujar Dr. Campbell dalam History of Arab Medicine.

Seorang sastrawan dan sejarawan, Al-Humaidi, mengatakan dalam bukunya "Jadzwatul Muqtabas fi Akhbari Ulama'il Andalus"bahwa Az-Zahrawi merupakan orang terhormat, agamis dan berilmu. Sebagaimana juga ada pendapat yang mengatakan bahwa Az-Zahrawi menggunakan separuh waktu siangnya secara khusus untuk mengobati orang yang sakit secara cuma-cuma karena mengharap ridha Allah Subhnnnhu Wa Ta'ala.

Prestasi Dalam Bidang Operasi Secara Umum 1. Az-Zahrawi merubah persepsi orang tentang operasi dari sekedar profesi seperti yang dilakukan oleh tukang bekam atau tukang cukur menjadi ilmu yang erat kaitannya dengan kedokteran dan bedah. Dia memberikan nasehat kepada para ahli bedah agar mempelajari ilmu bedah dan banyak berlatih sebelum melakukan praktik, agar mereka benar-benar mengetahui ilmu anatomi, bentuk, susunan dan hubungannya antara satu dengan lainnya. Di samping itu, mereka juga harus mengetahui keadaan tulang, urat dan otot serta tempatnya-tempatnya dan hubungan antara satu dengan lainnya.

2. Dia menemukan berbagai macam obat-obatan untuk bedah sesuai dengan berbagai macam tujuan bedah dan peralatannya, seperti gunting, pengikat, alat pelebar, kempa (apitan), dan baju pelindung dari besi dengan ukuran yang berbagai macam. Dia juga membekali bukunya "At-Tashrif" dengan gambar-gambar yang menjelaskan tentang alat-alat itu. Misalnya diantara alat ini terdapat alat pelebar untuk mengatasi tertutupnya lubang kencing pada anak yang baru dilahirkan.

3. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali mengikat urat nadi dan pembuluh darah dengan benang sutra untuk mengatasi keluarnya darah ketika sedang dilakukan operasi, sebagaimana dia mengobati luka dengan dipanaskan.

4. Dia menemukan cara menjahit luka bedah dengan dua jarum dan satu benang.

5. Dia adalah orang yang pertama kali menggunakan benang buatan dari usus binatang (catgut) dalam menjahit usus manusia.

6. Dia berhasil menekuni pemanasan pada luka hingga sembuh.

7. Pada 1000 M, Abu al-Qasim az-Zahrawi menemukan lipstik dalam bentuk yang bertahan hingga kini.

Dalam Operasi Saluran Kencing 1. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menemukan cara mengeluarkan penumpukan zat kapur pada saluran kencing. Dalam bukunya "At-Stashrif", dia menasehatkan kepada para ahli bedah agar melakukan bedah dengan cara yang sesuai untuk mengeluarkan tumpukan zat kapur yang telah menjadi batu, dan dipecahkan dengan kempa (apitan), lalu dikeluarkan sepotong demi sepotong.

2. Dia menemukan cara mengeluarkan tumpukan zat kapur yang telah menjadi batu melalui alat kelamin pada perempuan.

Dalam Bedah Rongga Pernafasan 1. Az-Zahrawi berhasil mengembangkan bedah rongga pernafasan (tracheotomy). Cara bedah seperti ini sebenamya telah ditemukan oleh orang-orang Mesir kuno untuk mengobati orang yang sakit dan tercekik tenggorokannya. Cara ini kemudian ditiru oleh bangsa Yunani dan dimasukkan ke dalam buku-buku karangan mereka. Namun mereka tidak melakukan cara ini, karena sangat berbahaya dan banyaknya kematian yang disebabkan oleh cara bedah ini yang dilakukan oleh mereka. Bahkan mereka kemudian mengharamkan untuk melakukan bedah dengan cara ini. Dalam bukunya "At-Tashrif" Az-Zahrawi menjelaskan tentang tercekiknya tenggorokan dan bagaimana cara membedahnya berdasarkan pengembangan yang dia lakukan. Dia mengatakan bahwa dia melakukannya pada kambing, kemudian memantau perkembangannya, sehingga untuk pertama kalinya dia mampu menggabungkan tulang--tulang rawan pada batang tabung udara secara tepat setelah melakukan bedah dan sembuh total.

Sekalipun cara bedah seperti ini sekarang telah banyak mengalami perkembangan, akan tetapi semuanya tetap berjalan berdasarkan kaedah-kaedah yang telah dibuat oleh Abu Al-Qasim Az-Zahrawi. Barangkali yang lebih banyak menerangkan tentang keunggulan ilmuwan Arab ini dalam bidang operasi adalah bahwa Presiden Amerika pertama, George Washington terserang penyakit "tercekik tenggorokan" pada tahun 1799, atau dua tahun setelah pensiun dari jabatannya sebagai presiden. Baru satu hari terserang penyakit ini, dia langsung mati, karena dokter yang menanganinya memang benar-benar bodoh dan tidak tahu cara melakukan bedah pada batang tenggorokan yang pernah dilakukan oleh Az-Zahrawi delapan abad sebelumnya. Dia juga tidak mengetahui batang tabung udara yang ditemukan oleh Ibnu Sina untuk mengobati orang-orang yang sesak nafas karena tercekik tenggorokannya (asphyxia).

2. Az-Zahrawi berhasil memotong tumor daging yang tumbuh di hidung.

3. Dia juga berhasil memotong amandel dari pangkalnya dengan cara operasi.

Dalam Bedah Alat Pencernaan 1. Dalam bukunya "At-Tashrif", dia menjelaskan tentang keadaan pasien yang harus menjalani operasi usus besar. Menurutnya, pasien yang akan dioperasi hendaknya ditidurkan di atas kasur dalam keadaan kepala di bawah apabila yang dibedah di bagian bawah usus, dan sebaliknya kepala pasien berada di atas apabila yang dibedah di bagian atas usus. Tujuannya adalah untuk mengurangi darah yang keluar ketika sedang dilakukan operasi dan memudahkan bagi pembedah untuk menjalankan tugasnya. Karena itu, Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali melakukan bedah dengan cara posisi terbalik yang oleh orang Barat disebut trendelenburg position. Padahal, Az-Zahrawi lebih awal menemukan cara ini dibandingkan dengan Trendelenburg.

2. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membelah bagian luar hati (lever) dan mengobatinya dengan cara pemanasan.

Dalam Mengobati Penyakit Wanita dan Ibu Melahirkan 1. Dalam bukunya "At-Tashrif", Az-Zahrawi menjelaskan beberapa metode untuk

menolong kelahiran yang sampai sekarang ini masih dipakai. Dia melakukan operasi untuk mengeluarkan janin dengan alat-alat khusus.

2. Az-Zahrawi merupakan orang pertama yang menerangkan kondisi-kondisi letak janin yang tidak normal di perut ibunya.

Dalam Mengobati Tulang 1. Az-Zahrawi unggul dalam mengobati tempurung kepala yang pecah. Dia tidak hanya mendiagnosa sakit pada tempurung kepala yang pecah dari luar saja dan melihat keadaan orang yang sakit, melainkan juga menentukan dengan teliti cara pemeriksaan luka. Semuanya itu dia jelaskan dalam bukunya, "At-Tashrif". Dia berkata, "Kita harus mengenali semua jenis luka dengan memeriksa dan menyelidikinya, kemudian membuang daging yang rusak dari atasnya. Sedangkan luka yang masih pada batas akar rambut dapat diketahui dengan memeriksa tulang kepala, mengusapnya, dan mengolesinya dengan tinta, maka bagian yang pecah akan tampak hitam."

Dalam buku itu juga, dia menentukan langkah-langkah kerja yang teliti bagi dokter yang sedang belajar. Dia juga menentukan macam-macam peralatan yang diperlukan untuk melakukan bedah dan menambahkan gambar-gambar pada penjelasan itu. Inilah perkataannya yang sangat jelas itu, "Apabila pecah di kepala telah sampai pada lapisan otak dan luka, maka harus dipotong bagian yang luka seperti apa yang akan saya jelaskan, yaitu harus memangkas rambut pasien. Apabila kamu memeriksa tulang kepala pasien tiba-tiba keluar darah atau sangat bengkak, maka hadapilah dengan yang semestinya, yaitu kamu letakkan di tempat yang bengkak itu kain lap yang telah diberi salep dan ulangi berkali-kali hingga yang bengkak hilang dan dijamin tidak akan keluar darah. Kemudian kamu membuat keputusan apa yang akan dilakukan pada tulang kepala itu. Adakalanya kamu memotong tulang itu dengan pemotong yang lembut dan dengan lubang yang sedikit. Apabila tulang itu keras, maka kamu harus melubangi sekitarnya sebelum kamu menggunakan pemotong."

2. Az-Zahrawi berhasil melakukan operasi pada tulang punggung yang patah.

3. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membuat lubang "jendela" dalam mengikat gipsum pada luka yang terbuka.

Dalam Bedah Gusi dan Sakit Gigi 1. Az-Zahrawi berhasil mengobati gangguan pada gusi dan memperbaiki gigi dengan alat-alat operasi yang ditemukannya sendiri.

2. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menggunakan sambungan gigi yang terbuat dari emas dan perak dan alat penekan mulut.

Dalam Bidang Farmasi Az-Zahrawi dikenal memiliki keistimewaan dan pengalaman yang banyak dalam mencampur dan menggunakan obat-obatan, hingga kita dapatkan dalam bukunya, "At-Tashrif," bahwa pembahasan terbanyak dari tiga puluh artikel yang ada di dalamnya membahas masalah ini. Dalam hal ini, Ibnu Abu Ushaibi'ah dalam bukunya, "Uyun Al-Anba'," mengatakan, "Dia adalah seorang dokter terkemuka dan berpengalaman dalam mengolah obat-obatan baik yang tunggal maupun yang dicampur, dan pengobatannya sangat baik".

Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menggunakan cetakan khusus dalam membuat tablet obat-obatan. Keunggulan Az-Zahrawi secara ilmiah meliputi dalam bidang farmasi, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Al-Awam Al-Isybili di dalam bukunya,"Kitab Al-Fallahah," bahwa cara Az-Zahrawi dalam menyuling air bunga mawar lebih baik dari semua cara yang ada. Selain itu Ibnu Al-Baithar memakai nama Abu Al-Qasim Az-Zahrawi sebagai kosa kata dalam penyulingan minyak.

Karya Beliau 1. Kitab "At-Tashrif liman `Ajiza an At-Ta'lif" merupakan ensiklopedia kedokteran yang lengkap dan ditulis oleh Az-Zahrawi meliputi semua cabang kedokteran, sehingga orang yang telah membaca buku ini tidak perlu untuk membaca buku yang lain. Buku ini terdiri dari 30 artikel, dan setiap artikel meliputi beberapa pasal pembahasan. Berikut sebagian judul artikel yang ada dalam buku tersebut:



Artikel (1): Berisi tentang masalah-masalah kedokteran secara umum, seperti; hasil penelitian, contoh-contoh, pengetahuan tentang anatomi dan komposisi obat-obatan.  Artikel (2): Berisi tentang macam-macam penyakit, gangguan dan cara pengobatannya.  Artikel (19): Berisi tentang kedokteran dan kecantikan (kosmetik). 

Artikel (23): Berisi tentang pakaian khusus yang harus dipakai oleh orang yang menderita sakit di sekujur badan.  Artikel (26): Berisi tentang makanan yang menyehatkan bagi orang yang sakit, dan Az-Zahrawi telah menyusunnya sesuai dengan berbagai jenis penyakit itu sendiri.  Artikel (27): Juga berisi tentang makanan pada sebagian aspeknya saja. 

Artikel (29): Berisi tentang nama-nama obat dengan berbagai bahasa, fungsi dan manfaatnya dan ukuran atau timbangannya.  Artikel (30): Berisi tentang operasi (bedah), cara membalut tulang, dan apa yang dilakukan pada tangan, seperti; pemanasan, pembelahan, pengikatannya dan cara melepaskannya. Sedangkan sisa artikel lainnya, demikian juga dengan kebanyakan dari isi artikel (27) berisi tentang obat-obatan, baik yang diminum sendirian maupun setelah dicampur, serta cara penggunaan dan pencampurannya. Adapun artikel ke-30 merupakan tulisan pertama yang meliputi semua ilmu bedah. Dalam buku ini, Az-Zahrawi juga menambah gambar-gambar yang menjelaskan berbagai macam peralatan bedah. Pada artikel ini juga dibicarakan beberapa bab secara khusus tentang anatomi, penyakit wanita dan kelahiran, cara mengajarkan kepada dukun beranak (bidan), bagaimana mengeluarkan janin yang mati di dalam rahim, operasi kedua mata, operasi kedua telinga, operasi kantong suara, operasi gigi, dan cara mengobati patah tulang atau tulang terlepas.

Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika, seperti deodorant, hand lotion, dan pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil karya alZahrawi. Bukunya memang secara lengkap menjelaskan tentang pengobatan medis, nutrisi, kosmetik, terapi obat, teknik pembedahan, anesthesia (obat bius), pra dan pascapemeliharaan operasi. Lagi, dengan deskripsi lengkapnya mengenai 200 peralatan pembedahan yang ia temukan seperti speculum, pisau bedah, semprotan, pipa kateter, dan penekan lidah. Atas dasar itulah, menurut Ajram, yang paling patut memperoleh julukan sebagai “Bapak dan Pendiri Pembedahan Rasional” adalah al-

Zahrawi.

Setelah dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin, kitab yang memperkenalkan kosmetika itu sempat menjadi buku utama yang digunakan kebanyakan universitas di Eropa pada abad ke-12 M hingga 17 M. Kemungkinan besar dari kitab itulah Barat mengembangkan produk kosmetika. Tak heran, jika kini negara-negara Barat menjadi produsen kosmetika terbesar di dunia.

Dalam Al-Tasreef, Al-Zahrawi juga menyebutkan pentingnya minyak gosok dan mengupas bahan-bahan dasar untuk membuat minyak itu secara detail. Al-Zahrawi juga mengajarkan cara-cara memperkuat gusi dan memutihkan gigi. Ia juga memperkenalkan beragam parfum dengan aroma yang bervariasi.

Al-Zahrawi menggunakan zat minyak yang disebut Adhan untuk pengobatan dan kecantikan. Sebagai seorang ilmuwan Muslim, Al-Zahrawi menjelaskan cara perawatan dan kecantikan rambut, kulit, gigi, dan seluruh bagian tubuh dalam batasbatas ajaran Islam.

Pada abad ke-12 M, peradaban Islam di Spanyol juga sudah mengenal dan menggunakan produk kosmetika lainnya seperti krim tangan (hand cream, pencuci mulut (mouth washes), serta nasal spray. Selain itu, peradaban Islam di era keemasan juga telah menemukan semacam deterjen yang bernama lenor. Bahan yang mengandung wewangian itu digunakan untuk mencuci pakaian agar bersih dan harum.

Saat Cordoba mencapai kemajuan yang begitu pesat, umat Islam memiliki tradisi untuk membawakan bunga bagi orang yang sakit. Tren itu dimulai ketika Cordoba memiliki 600 masjid, 300 pemandian umum, 50 rumah sakit dan 70 perpustakaan publik, hingga kini masih tetap berkembang di era modern ini.

Stanley Lane Poole pada 1887 dalam buku 'The Moors in Spain’ mengakui kehebatan yang dicapai umat Islam di Spanyol. Dengan nada menyindir, Lane Poole menyatakan kemilau yang diperoleh Kristen Spanyol setelah Islam diusir bagaikan bulan yang cahayanya hasil meminjam dari umat Islam.

Buku ini mendapat perhatian sangat besar di Eropa, sehingga banyak orang-orang Eropa yang mempelajarinya dan menerjemahkannya. Di antaranya seperti yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah Itali, Gerardo de Cremona di Thulaithulah (Toledo) pada akhir abad ketiga belas Masehi. Buku ini diterjemah ke dalam bahasa Latin dengan judul "Chirugia" (Ilmu Bedah). Sebagian yang lain ada yang menerjemahkan bab demi bab ke dalam bahasa Latin sejak tahun 1423 Masehi. Diantara penerjemah itu adalah Petro Arjilona. Mengingat pengaruh buku "At-Tashrif” ini sangat besar di Eropa bagi para ahli bedah secara umum dan bagi para ahli bedah Itali dan Prancis secara khusus, maka mereka menempatkan Az-Zahrawi sejajar dengan Gelenus. Bahkan kita menjumpai seorang ahli bedah Prancis, Guy De Chauliac, pada abad keempat belas Masehi memberikan pengakuan lebih dari seratus kali terhadap buku "At-Tashrif” dalam bukunya "Al-Jarahah AlKabirah." Terjemahan buku "At- Tashrif " ke dalam bahasa Latin telah dicetak perjilid secara terpisah dan diterbitkan pada tahun 1471 hingga tahun 1566, tanpa dicetak secara sempurna dalam satu waktu.

Penyuntingan pertama yang dilakukan pada buku “At-Tashrif” di Barat diterbitkan di Oxford Inggris pada tahun 1778 M. Adapun penyuntingnya adalah John Chaning. Buku yang telah diterjemah ke dalam bahasa Latin ini tidak detil dan kurang teliti karena penyunting sendiri tidak berpengalaman di bidang kedokteran, dan hanya bersandar pada satu buku saja, yaitu buku "At-Tashrif," sehingga sangat menyulitkan kerja penyunting.

Pada tahun 1861, buku "At-Tashrif" diterbitkan dalam bahasa Prancis oleh Loison Luckier. Namun semua penerjemahan itu tidak membuat perhatian kepada buku "AtTashrif" terputus begitu saja. Karena belakangan juga telah diterbitkan terjemah buku `At-Tashrif' dengan judul "Al-Jarahah" yang disusun oleh seorang orientals G.L. Lewis, bekerjasama dengan dokter M.S. Spink. Buku ini juga terdiri dari teks Arab dan terjemahannya dengan bahasa Inggris. Dalam menyunting buku ini, kedua ilmuwan ini merujuk kepada tujuh manuskrip, dua di antaranya tersimpan di Perpustakaan Bodlian Oxford University, empat manuskrip lainnya tersimpan di beberapa perpustakan Turki, dan manuskrip ketujuh tersimpan di kota Patna di wilayah Pyar India. Buku ini terbit sebanyak 850 halaman ukuran besar dan terdiri

dari pengantar Az-Zahrawi dan bukunya "At-Tashrif."

Barangkali yang memotivasi kedua ilmuwan dan ahli bedah ini untuk mengembangkan ilmu kedokteran adalah perkataan Az-Zahrawi yang disampaikan dalam artikel ke-30, yang mana dia mengatakan kepada murid-muridnya,

"Wahai murid-muridku, ketika saya menulis buku ini yang merupakan bagian dari ilmu kedokteran secara sempurna dan saya menjelaskannya sejelas jelasnya, saya melihat penting bagi saya untuk menulisnya dengan tangan saya. Karena tulisan tangan lebih dihargai di negeri kita dan di masa kita, sehingga ilmunya dapat dipelajari walaupun pengaruhnya telah terputus, dan tersisa goresan-goresan ringan sebagaimana dalam buku-buku orang terdahulu. Buku-buku itu ditulis tangan, sehingga sedikit kemungkinan salahnya dan dapat dipelajari dengan baik. Dari saya belajar maknanya dan mengambil manfaatnya. Karena itu, saya menulis artikelartikel ini dengan cara memberikan penjelasan sekalipun singkat. Saya menjelaskan tentang bentuk baru pemanasan dan berbagai peralatan lainnya yang difungsikan dengan tangan, karena itu akan memperjelas dan sesuai dengan apa yang diperlukan.

Di samping itu, karena pada masa kita tidak ada industri canggih, dan pembuatan alat kedokteran memerlukan waktu yang lama. Kemudian untuk mengetahui manfaat anggota badan, pergerakanya, tingkatannya, terputus dan terpisahnya, kita hendaknya mempelajari ilmu anatomi yang ditemukan oleh Gelenus. Demikian juga untuk mengetahui tulang, syaraf, urat dan jum-lahnya. Yang Mulia Abu Qarrath mengatakan, "Sesungguhnya orang yang menyandang gelar dokter itu banyak, akan tetapi dokter sebenarnya sedikit, apalagi dokter yang juga aktif menulis."

Kami perlu menyebutkan hal ini dalam pengantar buku ini, karena apabila seorang dokter tidak menguasai ilmu anatomi, maka ia akan melakukan kesalahan. Sebagaimana saya menyaksikan banyak orang mengaku berilmu padahal sebenarnya tidak berilmu. Karena itu, ketahuilah bahwa tulisan tangan itu ada dua macam; yang dijamin benar dan tidak salah pada kebanyakannya."

2. Kitab Al-Maqalah fi Amal Al-Yad Ala Fanni Al-Jarahah.

3. Kitab A'mar Al-Aqaqir yang di dalamnya terdapat pembahasan khusus bagi setiap jenis obat termasuk sebab penamaannya, cara pembuatannya dan manfaatnya. Di dalamnya juga disebutkan nama-nama tumbuhan herbal dalam bahasa Suryani, Yunani, Persia dan Barbar.

Penemu Alat Bedah Modern Selama separuh abad mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran khususnya bedah, Al-Zahrawi telah menemukan puluhan alat bedah modern. Dalam kitab Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.

Menurut catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif.

Dalam Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga

ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.

Peralatan penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa dalam uretra, alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat untuk memeriksa telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran khususnya bedah hingga kini tetap dikenang dunia.

Komentar Kepadanya 1. Seorang orientalis Barat, Jack Risler mengatakan dalam bukunya "Al-Hadharah Al-Gharbiyyah,": "Seorang ahli bedah terkemuka, yaitu Abu Al-Qasim Az-Zahrawi, dokter pribadi Khalifah Abdurrahman III, menjelaskan tentang ilmu bedah. Dia telah menemukan cara-cara baru dalam bidang bedah. Keberhasilannya dalam hal itu telah melampaui batas negerinya, Spanyol Islam. Semua orang dari dunia Kristen pergi ke Qordova untuk belajar cara membedah. Abu Al-Qasim Az-Zahrawi mempraktikkan dua cara; membuat benang buatan untuk menahan keluarnya darah, dan membedah mata, kemudian mengeluarkan cairan berwarna biru (glaukoma) dari

mata, enam abad sebelum dilakukan oleh Amperoz Barry. Dia mengetahui dengan pasti penyakit yang disebut dengan pengeroposan tulang belakang. Dalam hal ini, seorang ahli bedah Prancis, Emil Frong, mengatakan, "Dia memiliki keistimewaan dalam mengatasi semua permasalahan bedah pada masanya, dan bukunya "AtTashrif liman Ajiza Anit Ta'lif" yang diterbitkan sebanyak 200 eksemplar merupakan buku pertama yang ditulis dalam ilmu bedah."

2. Seorang ilmuwan wanita berkebangsaan Jerman, Dr. Zigrid Hunke mengatakan, "Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menemukan cara untuk menghentikan darah yang keluar dari pembuluh nadi. Akan tetapi yang sangat disayangkan, ketika anda bertanya kepada seorang mahasiswa kedokteran tentang orang yang pertama kali menemukan cara menghentikan dari pada pembuluh nadi, dia akan menjawab seorang ahli bedah Prancis bernama Amperoz Barry."

3. Seorang ilmuwan fisiologi, Heller mengatakan, "Buku Abu Al-Qasim merupakan sumber rujukan umum bagi semua ahli bedah setelah abad keempat belas Masehi."

4. Guru besar di bidang bedah dan anatomi di Universitas Yado, Italia, Fabricus Ab Aquapendente mengatakan, "Saya berhutang jasa dalam belajar ilmu kedokteran kepada para dokter, seperti; Salisos yang berasal dari Romawi, Paulis dari Yunani, dan Abu Al-Qasim Az-Zahrawi dari Arab."

5. Sejarawan, George Sarton mengatakan: "Az-Zahrawi merupakan ahli bedah terbesar dalam Islam."

6. Dr. Najib Mahfudz, seorang guru besar pada fakultas kedokteran di Mesir mengatakan, "Az-Zahrawi adalah ahli bedah kebanggaan Arab."

7. Dr. Musthofa Syahatah, mengatakan dalam makalahnya "Al-Khanjarah waAmradhuha fi Ath-Thibbil Islam,", "Ketika kedokteran Islam telah maju, maka ilmu bedah yang dipelopori oleh Abu Al-Qasim Az-Zahrawi di Andaluis pada abad kesepuluh Masehi juga maju. Pada saat itu, Eropa tidak sedikit pun tahu tentang ilmu bedah. Adapun dikesampingkannya ilmu bedah di sekolah kedokteran Monbili Prancis, karena praktik bedah dilarang oleh gereja pada abad ketujuh belas. Maka

ketika dokter Prancis, La Frank membaca buku Az-Zahrawi, dia merasa kagum dan menyadari kebdohan para dokter Prancis, lalu dia mengungkapkan dengan tulisannya tentang kebodohan dan, keterbelakangan para dokter Prancis. Dia mengatakan, tidak ada satupun di Prancis ahli bedah yang ilmuwan dan memiliki suatu penemuan."

8. Dr. Amin Khairullah mengatakan dalam bukunya "Ath-Thibb Al-Arabi" tentang buku "Ath-Tashrif," "Orang yang membaca buku Az-Zahrawi akan yakin bahwa penjelasannya yang detil tentang berbagai pengobatan medis bukan hanya sekedar uraian teoritis belaka."

Penghargaan Kehebatan dan profesionalitas Al- Zahrawi sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. ‘’Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah,’‘ ucap Pietro Argallata. Kitab Al- Tasrif yang ditulisnya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter sera ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan.

Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14 M, seorang ahli bedah Prancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200 kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke- 16 M, ahli bedah berkebangsaan Prancis , Jaques Delechamps (1513 M – 1588 M) masih menjadikan Al-Tasrif sebagai rujukan.

Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013 M – dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Corboba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 yakni rumah tempat AlZahrawi tinggal. Kini rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.

Related Documents

Agama
January 2021 2
Nilai Agama
March 2021 0
Agama Khonghucu
January 2021 0
Agama Alkitabrevisi09
February 2021 0
Falsafah Agama
January 2021 1

More Documents from "EkaAjuz"

Agama
January 2021 2