Aktivitas 1

  • Uploaded by: SatrianiRahmayanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aktivitas 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 355
  • Pages: 2
Loading documents preview...
AKTIVITAS 1 Carilah informasi tentang orang-orang kaya indonesia yang mewakafkan hartanya baik dalam bentuk harta tetap(tidak bergerak) maupun yang bergerak K.H ABDUL MUNAF MUKHAYYAR K.H. Abdul Manaf Mukhayyar (lahir di Jakarta, 29 Juni 1922 – meninggal di Jakarta, 21 September 2005 pada umur 83 tahun)adalah wakif yaitu orang yang telah mewakafkan tanahnya untuk lokasi pembangunan Darunnajah. Ia juga membelanjakan hartanya untuk menggaji guru, membelanjakan uangnya untuk membangun madrasah, dan menutup biaya operasional pada saat awal mula pendirian pesantren ini. K.H. Abdul Manaf Mukhayyar lahir di kampung Kebon Kelapa Sesungguhnya, tidak semua orang bisa mengirimkan anaknya belajar di sekolah Belanda saat itu. Umumnya hanya orang-orang yang secara ekonomi mampu atau memiliki kedudukan di pemerintahan saja yang bisa melakukannya. Abdul Manaf kecil termasuk beruntung karena H. Mukhayyar termasuk orang kaya. Ia memasukkan Abdul Manaf ke Volksschool (sekolah dasar) selama tiga tahun di Pengembangan Palmerah pada usia 10 tahun. Dari Volksschool, Abdul Manaf melanjutkan ke Vervolegschool (sekolah lanjutan) selama dua tahun. Dengan kekayaan yang dimilikinya, H. Mukhayyar tidak memanjakan anak-anaknya. Anakanak, termasuk Abdul Manaf, justru didorong untuk bekerja dan tidak bermalas-malasan Setamat dari vervolegschool Abdul Manaf meminta izin kepada orang tuanya untuk belajar di Jamiat Khair yang terletak di daerah Karet, Tanah Abang. Ini adalah lembaga pendidikan madrasah yang sangat maju pada masanya. Murid-murid di madrasah ini diajar bahasa Arab dan gurugurunya kebanyakan dari Timur Tengah. Pada saat itu, Jamiatul Khair termasuk sekolah terpandang karena para muridnya umumnya dari kalangan orang-orang Arab yang kaya. Pada 1939, saat menempuh studi di Jamiat Khair inilah, muncul ide dalam diri Abdul Manaf untuk mendirikan madrasah dengan sistem modern. Ide ini diwujudkan dengan mendirikan Madrasah Islamiyah pada 1942 dengan sistem pengajaran modern mencontoh Jamiatul Khair pada 1942. Saat itu, Abdul Manaf belum mengenal pola pondok pesantren. Sebelum Madrasah Islamiyah didirikan, Abdul Manaf sebenarnya sudah

merintis pengajaran agama di rumah orang tuanya Ada kisah mengharukan dibalik pembelian tanah ini. Sebelum membeli tanah Abdul Manaf meminta izin kepada istrinya Tsurayya. Manaf mengambil cincin berlian istrinya dan meminta cincin itu untuk biaya pembelian tanah. Rupanya sang istri tidak keberatan bahkan mendukung rencananya. Cincin itu pun dijual dan uang hasil penjualannya dipakai membeli tanah dan mewakafkannya

Related Documents


More Documents from "Adri Kurnia R"

Aktivitas 1
February 2021 0