Akuntansi Keuangan Lanjutan

  • Uploaded by: Riana Trisna Dewi
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akuntansi Keuangan Lanjutan as PDF for free.

More details

  • Words: 4,292
  • Pages: 25
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SBC Communications Inc adalah perusahaan telekomunikasi global yang menawarkan berbagai layanan inovatif dan solusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Melalui merek terkemuka, strategi SBC Telecom (inisiatif untuk memperluas nasional ke 30 pasar atas di luar wilayah layanan tradisional kami), dan investasi dalam bisnis telekomunikasi di 22 negara di luar AS, SBC siap untuk melayani pelanggan, di mana pun mereka berada. Awalnya salah satu dari tujuh perusahaan holding daerah dibentuk

setelah

Corporation

(AT

pecahnya &

T)

Bell

Amerika Sistem

Telephone pada

tahun

&

Telegraph 1983,

SBC

Communications Inc telah muncul pada 1990-an sebagai penyedia nasional layanan telepon lokal. Ini diperoleh bell perusahaan operasi regional lainnya (RBOCs) - Pacific Telesis, Southern New England, dan Ameritech - pada 1990-an setelah berlalunya UU Telekomunikasi tahun 1996. Kedua ukuran hanya untuk diusulkan kombinasi Bell AtlanticGTE, SBC adalah siap untuk menawarkan berbagai macam lokal, jarak jauh (belum diizinkan, tapi diharapkan pada tahun 2000), dan layanan nirkabel di seluruh Amerika Serikat dan internasional. Setelah tahun 1995 perubahan nama menjadi SBC Communications, perusahaan gabungan divisi Barat Bell Telecom, yang menyediakan peralatan telepon, dengan Southwestern Bell Telephone Co sebagai ukuran penghematan biaya. Berdasarkan aturan federal yang baru pelanggan diizinkan untuk membeli sambungan telepon lokal dan peralatan telepon atau sistem dari sumber yang sama. Di bawah tahun 1984 pecahnya AT & T, perusahaan Bell daerah telah diminta untuk mengoperasikan bisnis layanan telepon dan peralatan telepon mereka sebagai divisi atau anak yang terpisah.

Pada tahun 2005, SBC dibeli AT&T sebesar $ 16 miliar. Setelah melakukan pembelian AT&T, SBC mengadopsi nama dan merek AT&T. AT&T 1885 yang dulu masih ada dan menjadi anak perusahaan telepon jarak jauh dari

perusahaan ini. Saat ini, AT&T memiliki 11 dari 24 perusahaan Sistem Bell. Dalam pembelian AT&T tersebut, SBC sebagai perusahaan induk melakukan transfer aktiva dari perusahaan cabang maupun ke perusahaan cabang, Dalam pencatatan akuntansinya, SBC tentu membuat laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi inilah yang nantinya akan menjadi bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap stakeholder sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan suatu keputusan. Dalam laporan konsolidasiannya, terdapat akun transfer aktiva tetap yang menjadi sorotan penting, mengingat aktiva tetap menjadi sangat likuit disaat perusahaan akan mengalami pembubaran atau akusisi. Salah satu alasan entitas induk menguasai saham entitas lain adalah untuk kepentingan bisnis, seperti mendapatkan pemasok (supplier) tetap atau pelemparan produknya (integrasi vertical). Transaksi jual-beli antara entitas induk-anak sering terjadi, baik atas barang dagang maupun aset lainnya. Tidak jarang terjadi intergrasi hulu-hilir antara entitas induk-anak. Sebagai contoh, seluruh bahan mentah entitas induk berasal dari entitas anak tertentu, sedangkan hasil peroduksi entitas induk dilempar pada entitas anak lainnya dalam kelompok yang memiliki lebih dari satu entitas anak. Transaksi jual-beli aset antarperusahaan dan dampaknya terhadap pendapatan investasi serta penyusunan kertas kerja laporan keuangan konsolidasi. Penjualan yang dilakukan entitas induk kepada entitas anak disebut downstream dan apabila entitas anak sebagai pihak penjual disebut dengan istilah”upstream”. Aset entitas induk yang berasal dari entitas anak, dan aset entitas anak yang berasal dari entitas induk atau dari entitas anak lainnya dalam suatu konsolidasi disebut antarperusahaan. Laporan konsolidasi memandang seluruh entitas dalam hubungan indukanak sebagai satu,sehingga setiap transaksi antarperusahaan harus dieliminasi. Jual-beli antarperusahaan merupakan salah satu transaksi yang harus dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi. Dalam sudut pandang konsolidasi, jual-beli antarperusahaan dipandang sebagai transfer atau pindah tangan saja. Dalam kenyataannya, secara hukum entitas induk dan anak adalah dua entitas yang berbeda. PSAK 7 tahun 2010 mengenai pengungkapan pihak-pihak berelasi, mensyaratkan transaksi pohak-pihak berelasi yang meliputi entitas induk dan

anak dilakukan menurut ketentuan yang setara dengan yang berlaku dengan transaksi yang wajar. Dengan kata lain, prisip”arms length transaction” juga harus diterapkan dalam transaksi antara entitas induk dan anak. Dengan prisip ini apabila entitas induk menjual barang dagang kepada entitas anak atau sebaliknya, harga jual antar entitas induk dan anak harus sama dengan harga kepada pihakpihak yang tidak memiliki hubungan istimewa atau oihak eksternal. Keuntungan penjualan induk-anak harus sama dengan keuntungan penjualan kepada pihak eksternal. Akan tetepi, untuk kepentingan penyusunan laporan konsolidasi yang menganggap entitas induk dan anak satu, laba tersebut dianggap laba atas diri sendiri sehingga harus dieliminasi. Transfer aset mengharuskan pihak yang menerima mencatat aset itu sebesar nilai buku yang dicatat pihak yang member. Hal ini berbeda dengan transaksi jual-beli di mana pihak pembeli akan membukakan aset yang diperoleh sebesar harga perolehannya, yang bagi penjualan harga tersebut merupakan harga pokok ditambah keuntungan penjualan. Laporan konsolidasi, yang memandang transaksi jual-beli sebagai transfer atau pindah tangan aset, mengharuskan laba pihak penjual yang melekat dalam aset yang terdapat dalam neraca pembelian harus dieliminasi agar transaksi jual-beli antarperusahaan tersaji sebagai transfer aset. Laba yang berasal dari jual-beli antarperusahaan yang melekat dalam aset pembeli selanjutnya disebut laba antarperusahaan ini tidak diakui karena sudut pandang konsolidasi yang dianggap induk-anak sebagai satu memandang laba antraperusahaan sebagai laba dari diri sendiri.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana hasil review laporan tahunan SBC Communication tahun 2003 serta ikhtisar tentang transfer aktiva antarperusahaan? 1.2.2 Bagaimana hasil review laporan tahunan SBC Communication tahun 2004 serta ikhtisar tentang transfer aktiva antarperusahaan? 1.2.3 Informasi apa yang mengindikasikan jumlah laba yang belum direalisasikan atas transfer aktiva antar perusahaan selama tahun 2003 dan tahun 2004

serta ikhtisarnya? 1.3 Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan ini adalah : 1.3.1 Untuk mengetahui hasil review laporan tahunan SBC Communication tahun 2003 serta ikhtisar tentang transfer aktiva antarperusahaan. 1.3.2 Untuk mengetahui hasil review laporan tahunan SBC Communication tahun 2004 serta ikhtisar tentang transfer aktiva antarperusahaan. 1.3.3 Untuk mengetahui Informasi yang mengindikasikan jumlah laba yang belum direalisasikan atas transfer aktiva antar perusahaan selama tahun 2003 dan tahun 2004 serta ikhtisarnya. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari pembahasan ini adalah : 1.4.1 Bagi Mahasiswa : untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II, serta untuk lebih memahami mengenai materi terkait transfer Aktiva Antarperusahaan dan Laba belum terealisasi. 1.4.2.Bagi Dosen : sebagai acuan dalam memberikan penilaian kepada mahasiswa terkait pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Akuntansi Untuk Operasi Cabang Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan. Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi di antara mereka pada sistem akuntansinya masing-masing. Walau kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan secara terpisah, seluruh pencatatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal. Seperti saat menyusun laporan keuangan konsolidasi, menambahkan saldo akun-akun di setiap sistem akuntansi secara sederhana tidak menghasilkan gambaran entitas ekonomi tunggal. Beberapa eliminasi juga diperlukan. Secara keseluruhan, penyusunan laporan keuangan eksternal untuk perusahaan yang memiliki kantor pusat dan satu cabang atau lebih cukup mirip dengan penyusunan laporan konsolidasi. 2.1.1 Akun-akun Antarperusahaan Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat dan cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka turut mencatat akun-akun antarperusahaan. Akunakun ini merupakan akun resiprokal antara kantor pusat dan cabang. Ketika pembukuan di kantor pusat dan cabang selesai dimutakhirkan, saldo akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat akna sama jumlahnya namun dalam arah saldo yang berlawanan dengan akun antarperusahaan di pembukuan cabang. Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi di cabang, sementara akun resiprokal di pembukuan cabang dinamakan kantor pusat. Ketika suatu perusahaan memiliki lebih dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang. Saldo investasi di cabang menunjukkan besaran investasi kantor pusat di

cabang tertentu melalui kontribusi kas dan transfer aset ke cabang. Prosedur akuntansi yang diterapkan di kantor pusat untuk investasi di cabang sama dengan yang diterapkan oleh perusahaan induk atas investasinya di anak perusahaan dengan metode ekuitas. Akun resiprokal kantor pusat di pembukuan cabang menunjukkan jumlah modal kantor pusat di cabnag, dan saldo tersebut disajikan di bagian ekuitas pemilik pada laporan keuangan cabang terpisah yang ditujukan kepada pihak internal. Saldo kedua akun resiprokal disesuaikan untuk transaksi yang sama. Saldo kedua akun meningkat jika terjadi transfer aset dari kantor pusat ke cabang dan berkurang jika terjadi transfer aset dari cabang ke kantor pusat. Penyesuaian atas kedua akun juga dibuat untuk mengakui laba atau rugi yang diperoleh di cabang, dimana laba cabang akan meningkatkan kedua akun sedangkan rugi cabang akan mengurangi. Perhatikan bahwa kenaikan akun Investasi di Cabang pada pembukuan kantor pusat dicatat denagn ayat jurnal di sisi debit dan penurunannya di sisi kredit. Cara sebaliknya berlaku pada akun Kantor Pusat di cabang. 2.1.2 Pendirian Cabang Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat oleh kantor pusat pada akun Investasi di Cabang. Hal yang sama, cabang mencatat transfer tersebut di akun Kantor Pusat. Jika laporan keuangan cabang disusun untuk tujuan pelaporan internal, maka laporan keuangan eksternal merefleksikan aktivitas dan posisi perusahaan secara keseluruhan. Akun-akun di pembukuan kantor pusat dan cabang digabungkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk merefleksikan suatu entitas tunggal yang terdiri atas kantor pusat dan cabang-cabangnya. Klasifikasi penyajian akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat bukanlah suatu hal penting karena kedua akun akan dieliminsai saat penyusunan laporan keuangan untuk tujuan eksternal. 2.1.3 Pengakun Laba Cabang Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara yang normal

seperti biasa. Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau mencatat beban pajak penghasilan atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak penghasilan atas laba dihitung sebagai kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat dialokasikan ke setiap cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan sedikit mengganggu penengendalian internal. Seluruh pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi seperti biasa. Saldo ikhtisar laba rugi mneunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun kantor Pusat. Akun Kantor Pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo laba pada pembukuan cabang. Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal dibuat kantor pusat untuk mengakui laba cabangdan meningkatkan jumlah investasi kantor pusat di cabang. 2.1.4 Pengiriman Persediaan Ke Cabang Suatu cabang yang membeli dan menjual persediaan barang dagang dapat diminta untuk memperoleh seluruh persediaan dari kantor pusat, atau dapat juga diizinkan memperoleh sebagian persediaan dari pihak eksternal. Pembeliaan persediaan dari pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa. Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan ke nilai persediaan yang ditransfer diistilahkan sebagai harga transfer. Persediaan yang ditransfer dari kantor pusat ke cabang dapat dinyatakan sebesar nilai perolehan di kantor pusat ata pada suatu nilai yang melebihi nilai perolehannya. 2.1.4.1 Persediaan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan Persediaan yang ditransfer di kantor pusat ditagihkan ke cabang dicatat oleh cabang dengan cara yang sama seperti jika memperoleh dari pihak eksternal, kecuali dikreditkan ke akun Kantor Pusat. Transfer persediaan diperlakukan oleh kantor pusat dan cabang dengan cara yang sama seperti transfer aset lainnya, yaitu diasumsikan menggunakan metode persediaan perpetual. Cabang mencatat persediaan yang diterima sebagai aset di akun persediaan seperti yang diperoleh dari pihak eksternal dan juga mengakui kenaikan ekuitas di aset bersih dengan mendebet persediaan dan mengkredit Kantor Pusat. Tidak ada keuntungan yang

diakui oleh kantor pusat atas transaksi tersebut. Seluruh nilai keuntungan diakui oleh cabang ketika cabang menjual persediaan tersebut ke pihak eksternal. 2.1.4.2 Beban Pengiriman yang Dibebankan atas Pengiriman Persediaan Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor pusat ke cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. 2.1.4.3 Persediaan yang Ditagih Melebihi Nilai Perolehan Perusahaan kadang mentransfer persediaan dari kantor pusat ke cabang dan menagihkan cabang pada nilai yang lebih besar dari harga perolehan kantor pusat. Ini dapat terjadi, sebagai contoh, ketika kantor pusat dan setiap cabang diperlakukan sebagai pusat keuntungan untuk tujuan pelaporan dan evaluasi internal. Ketika di kantor pusat timbul biaya dan memberikan jasa, seperti perolehan persediaan pada harga lebih murah melalui kuantitas pembelian atau memproduksi persediaan, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan atas laba penjualan persediaan antara kantor pusat dan cabang yang menjual. Hal ini dapat dilakukan dengan menagihkan ke cabang atas persediaan yang ditransfer pada harga lebih besar dari biaya perolehan kantor pusat. Kantor pusat dikreditkan termasuk laba yang sama dengan selisih antara biaya perolehannya dengan harga transfer ke cabang; selisih ini disebut laba antarperusahaan. Laba cabang dihitung sebagai selisih antara harga transfer (biaya perolehan cabang) dengan harga jual ke pihak eksternal. Meskipun perusahaan dapat menerapkan berbagai jenis sistem akuntansi pertanggungjawaban internal, laporan keuangan eksternal harus mencerminkan persediaan sebesar harga perolehannya dan tidak boleh memasukkan laba sampai dengan persediaan dijual ke pihak eksternal. Laba yang belum terealisasi harus dieliminasi dalam rangka penyusunan laporan keuangan untuk tujuan eksternal. Proses ini dilakukan menggunakan kertas kerja yang sama dengan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan konsolidasi. Biasanya kantor pusat mencatat laba atas persediaan yang dikirim ke cabang pada akun terpisah, sehingga memungkinkan untuk menangguhkan laba dari penjualan antarperusahaan sampai persediaan dijual ke pihak eksternal oleh cabang. Umumnya, setiap cabang mencatat persediaan yang diperoleh dari kantor

pusat pada akun terpisah dari akun yang digunakan untuk mencatat persediaan dari pihak eksternal sehingga laba antarperusahaan dapat lebih mudah diidentifikasi. Ketika cabang menjual persediaan yang diperoleh dari kantor pusat, cabang mengakui laba sebesar selisih antara harga jual ke pihak eksternal dengan harga transfer dari kantor pusat. Setelah persediaan dijual ke ekstrenal, kantor pusat mengakui laba antarperusahaan yang sebelumnya ditangguhkan. 2.1.4.4 Akuntansi untuk Aset Tetap Cabang Prosedur normal diterapkan dalam akuntansi untuk aset tetap cabang yang dicatat di pembukuan cabang. Tidak ada prosedur khusus yang diperlakukan dalam akuntansi untuk pembelian aset cabang ataupun penyusutan setelahnya atas aset tersebut. Sebaliknya jika aset tetap yang dibeli kantor pusat untuk cabang dan cabang mencatat aset tersebut pada bukunya, maka ayat jurnal perlu dicatat baik oleh kantor pusat maupun cabang. Beberapa perusahaan memilih mencatat aset tetap cabang di pembukuan kantor pusat dibanding di pembukuan cabang. Hal ini memberikan kantor pusat kontrol yang lenih baik atas aset cabang dan membantu perhitungan penyusutan secara keseluruhan. 2.1.5 Pembagian Beban Beban cabang yang terjadi dan dibayar oleh cabang dicatat secara langsung

pada

pembukuan

cabang.

Kantor

pusat

dapat

memutuskan

mengalokasikan beban ke suatu cabang. Pengalokasian beban dapat dibagi ke beberapa jenis, yaitu: 1. Beban yang terjadi di cabang tapi dibayar oleh kantor pusat, misalnya persediaan dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan ditagihkan ke kantor pusat 2. Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang, misalnya penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada buku kantor pusat atau biaya promosi cabang yang dialokasikan oleh kantor pusat 3. Alokasi biaya yang dikeluarkan kantor pusat; misalnya sebagian biaya dari promosi umum atau sebagian dari biaya overhead umum kantor pusat

2.1.6 Laporan Keuangan untuk Perusahaan Secara Keseluruhan Walaupun

kantor

pusat

dan

cabang-cabangnya

dapat

mengelola

pembukuan terpisah untuk kepentingan evaluasi dan pembukuan internal, laporan keuangan eksternal merepresentasikan kantor pusat dan cabang-cabangya sebagai entitas tunggal; entitas pelaporan adalah perusahaan secara keseluruhan. Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk membantu menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang serta mengeliminasi akun-akun antar perusahaan. Saldo akunakun antarperusahaan atau resiprokal harus dieliminasi karena terkait dengan aktivitas dalam perusahaan, bukan aktivitas antara perusahaan dan pihak eksternal. Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk membantu menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang serta mengeliminasi akun-akun antarperusahaan. Jika yang disusun adalah laporan keuangan lengkap, maka kertas kerja tiga bagian dapat digunakan untuk menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang. Kertas kerja yang digunakan sama dengan kertas kerja konsolidasi kecuali akun kantor pusat menggantikan ekuitas pemegang saham anak perusahaan di kertas kerja. Seperti dalam penyusunan kertas kerja laporan konsolidasi, seluruh eliminasi dibuat di kertas kerja dan bukan di pembukuan terpisah unit yang digabung. 2.1.7 Transaksi Antar Cabang Kadangkala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang. Walau terdapat beberapa cara perlakuan akuntansi yang dapat diterapkan untuk transfer seperti itu, pendekatan yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolaholah transfer terjadi melalui kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat dibanding dengan cabang lainnya. 2.1.8 Laba Belum Terealisasi di Perusahaan cabang Awal Laba antar peusahaan yang termasuk dalam persediaan awal cabang diakui

pada pembukuan kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika persediaan telah dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jiak transfer terjadi saat periode berjalan. Pada periode dimana cabang menjual persediaan ke pihak eksternal, kantor pusat mengurangi akun Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi dan meningkatkan akun Laba Terealisasi atas pengiriman ke cabang. Ketika laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan disusun, saldo Laba Terealisasi atas Pengiriman Ke Cabang dieliminasi terhadap nilai tercatat persediaan.

BAB III DOWNLOAD

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Review Laporan Tahunan SBC Communication Tahun 2003 Serta Ikhtisar Transfer Aktiva Antar Perusahaan Investasi SBC Communications di luar Amerika Serikat dicatat dengan metode ekuitas. Pada tahun 2003, SBC Communication melakukan investasi pada anak perusahaan yang berafiliasi melalui transfer Aset jangka panjang atau aktiva tetap terutama terdiri dari properti bersih; goodwill; dan nilai buku investasi ekuitas SBC Communications, yang akan ditampilkan dalam tabel di bawah:

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, pada tahun 2003 SBC Communications memiliki beberapa cabang perusahaan yang berafiliasi, yaitu cabang pada United States, Denmark, Belgium, Mexico, South Africa, dan negara asing lainnya. Dari tabel diatas, kita juga bisa melihat adanya investasi dari kantor pusat berupa aktiva tetap dalam wujud properti bersih, goodwill, dan nilai buku investasi modal SBC Communications. Pada cabang di United States, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $59.056.000.000. Pada cabang di Denmark, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $3.246.000.000. Pada cabang di Belgium, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $1.236.000.000. Pada cabang di Mexico, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $1.079.000.000. Pada cabang di South Africa, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $919.000.000. Dan pada cabang di negara lainnya, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar

$268.000.000. Sehingga total dari investasi SBC Communication pada cabang cabang perusahaannya di tahun 2003 adalah sebesar $65.804.000.000. Selain transfer antar cabang perusahaan, juga terdapat transfer aktiva antarsegmen, yang akan disajikan sebagai berikut :

Kadangkala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang. Walau terdapat beberapa cara perlakuan akuntansi yang dapat diterapkan untuk transfer seperti itu, pendekatan yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolaholah transfer terjadi melalui kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat dibanding dengan cabang lainnya. Hal ini juga bisa terjadi antarsegmen. SBC Communications memiliki lima segmen dilaporkan yang mencerminkan manajemen saat ini bisnis kami: (1) wireline; (2) Cingular; (3) direktori; (4) internasional; dan (5) lainnya. Pada tahun 2003 SBC Communication melakukan investasi modal ke

beberapa segmen perusahaan yaitu : Pada segmen singular SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $2.288.000.000. Pada segmen directory SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $22.000.000. Pada segmen international SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $6.747.000.000. Dan pada segmen lain-lain SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $5.296.000.000. Selain melakukan investasi modal, SBC Communications juga melakukan investasi berupa penambahan aktiva tetap ke beberapa segmen, yaitu : Pada segmen wireline SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $5.147.000.000. Pada segmen Cingular SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $2.734.000.000. Pada segmen directory SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $1.000.000. Dan pada segmen lain-lain SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $71.000.000. Dalam tabel diatas, terlihat bagaimana hasil segmen SBC Communications dirujuk ke hasil konsolidasi yang dilaporkan sesuai dengan GAAP. The Wireline, Cingular, Direktori, Internasional dan kolom lain merupakan hasil segmen setiap segmen operasi tersebut. Konsolidasi dan Penghapusan kolom menambahkan pada mereka item baris yang kami kelola secara konsolidasi hanya: beban bunga, pendapatan bunga dan pendapatan lainnya (beban) - bersih. Kolom ini juga menghilangkan transaksi antar termasuk dalam hasil setiap segmen. Sejak saham kami 60% dari hasil dari Cingular sudah termasuk dalam kolom lain, kolom Cingular Penghapusan menghapus hasil Cingular ditampilkan di segmen Cingular. Pada bagian neraca tabel di bawah ini, investasi kami di Cingular termasuk dalam "Investasi ekuitas metode asosiasi" item baris di kolom lain ($ 5.118 pada tahun 2003, $ 4583 pada tahun 2002 dan $ 3.556 pada tahun 2001). 4.2 Hasil Review Laporan Tahunan SBC Communication Tahun 2004 Serta Ikhtisar Transfer Aktiva Antar Perusahaan Pada tahun 2004, SBC Communication melakukan investasi pada anak perusahaan yang berafiliasi melalui transfer Aset jangka panjang atau aktiva tetap terutama terdiri dari properti bersih; goodwill; dan nilai buku investasi ekuitas SBC Communications, yang akan ditampilkan dalam tabel di bawah:

Pada cabang di United States, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $78.806.000.000. Pada cabang di Mexico, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $1.221.000.000. Dan pada cabang di negara lainnya, SBC Communications melakukan investasi melalui trasnfer aktiva tetap sebesar $272.000.000. Sehingga total dari investasi SBC Communication pada cabang cabang perusahaannya di tahun 2003 adalah sebesar $80.299.000.000.

Tabel di atas, menunjukkan adanya invetasi yang dilakukan SBC Communications kepada perusahaan afiliasi, investasi dilakukan dengan transfer kas, dan aset lainnya. Pada tahun 2004, SBC Communication melakukan

investasi ekuitas pada perusahaan afiliasi sebesar $1.798.000.000 dan pada tahun 2003 SBC Communication telah melakukan investasi ekuitas pada perusahaan afiliasi sebesar $6.924

Pada tahun 2004 SBC Communication melakukan investasi modal ke beberapa segmen perusahaan yaitu : Pada segmen singular SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $2.723.000.000. Pada segmen directory SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $63.000.000. Pada segmen international SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $1.494.000.000. Dan pada segmen lain-lain SBC Communications melakukan investasi modal sebesar $27.071.000.000. Selain melakukan investasi modal, SBC Communications juga melakukan investasi berupa penambahan aktiva tetap ke beberapa segmen, yaitu : Pada segmen wireline SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $4.999.000.000. Pada segmen Cingular

SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $3.463.000.000. Pada segmen directory SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $1.000.000. Dan pada segmen lain-lain SBC Communication melakukan transfer aktiva tetap sebesar $99.000.000. Dalam tabel diatas, terlihat bagaimana hasil segmen dirujuk ke hasil konsolidasi SBC Communications dilaporkan sesuai dengan GAAP. The Wireline, Cingular, Direktori, Internasional dan kolom lain merupakan hasil segmen setiap segmen operasi tersebut. Konsolidasi dan Penghapusan kolom menambahkan pada mereka item baris yang kami kelola secara konsolidasi hanya: beban bunga, pendapatan bunga dan pendapatan lainnya (beban) - bersih. Kolom ini juga menghilangkan transaksi antar termasuk dalam hasil setiap segmen. Sejak saham kami 60% dari hasil dari Cingular sudah termasuk dalam kolom lain, kolom Cingular Penghapusan menghapus hasil Cingular ditampilkan di segmen Cingular. Pada bagian neraca tabel di bawah ini, investasi kami di Cingular termasuk dalam "Investasi ekuitas metode asosiasi" item baris di kolom lain ($ 26.830 pada tahun 2004 dan $ 5.118 pada tahun 2003). 4.3

Informasi yang Mengindikasi Laba yang Belum Direalisasi Atas Transfer Aktiva Antar Perusahaan Tahun 2003 dan 2004 dan Ikhtisarnya

Berdasarkan tabel diatas, bisa kita lihat adanya undistributed earnings from investment in equity affiliates atau laba yang belum terealisasi atas transfer aktiva kepada perusahaan afiliasinya. Undistributed earnings in equity affiliaties from investment atau laba yang belum direalisasikan atas investasi diperusahaan cabang tahun 2003 dan 2004 pada Annual Report, laba yang masih belum direalisasikan pada tahun 2003 sebesar $ 965.000.000. Sedangkan pada tahun 2004,

laba

yang

belum

direalisasikan

sebesar

$

542.000.000.

Laba

antarperusahaan yang belum terealisasi merupakan akibat dari adanya transfer aktiva antar perusahaan yang belum terjual ke pihak ketiga atau pihak eksternal. Data berikut menunjukkan segmen result tahun 2003,

Data berikut menunjukkan segmen result tahun 2004

Laba dari transfer aktiva antar segmen sama halnya dengan transfer aktiva antar cabang. ketika terjadi transfer aktiva antar cabang, maka laba akan dicatat dengan akun Laba antarperusahaan belum terealisasi. Laba tersebut akan diakui sebagai laba antarperusahaan jika telah terjual ke pihak ketiga. Dalam laporan tahunan SBC Communication periode 2003 dan 2004, tidak terdapat informasi yang jelas tentang laba belum terealisasi. Namun, dalam tabel diatas, kita dapat melihat bahwa transfer aktiva antarsegmen telah berhasil dijual ke pihak eksternal sehingga bisa diakui sebagai pendapatan antarsegmen (intersegment revenues). Pada tahun 2003, laba dari transfer aktiva antarsegmen yang dapat direalisasikan diakui sebagai pendapatan antar segmen. Pendapatan antarsegmen pada segmen wireline sebesar $32.000.000. Pendapatan antarsegmenpada segmen directory sebesar $72.000.000, dan Pendapatan antarsegmen pada segmen lainlain sebesar $4.000.000.

Pada tahun 2004, laba dari transfer aktiva antarsegmen yang dapat direalisasikan sebagai akibat dari adanya transfer aktiva di masa lalu adalah Pendapatan antarsegmen pada segmen wireline sebesar $30.000.000, Pendapatan antarsegmen pada segmen directory sebesar $94.000.000, dan Pendapatan antarsegmen pada segmen lain-lain sebesar $1.000.000.

Dari neraca konsolidasi tahun 2003 dan 2004, terlihat bahwa adanya perbedaan besaran jumlah aset tahun 2003, pada neraca konsolidasi tahun 2003, total aset tahun 2003 sebesar $100.166.000.000 sedangkan pada neraca konsolidasi tahun 2004, disajikan bahwa total aset tahun 2003 sebesar $100.233.000.000. Dalam hal ini terdapat selisih sebesar $67.000.000. Selisih ini bukan merupakan salah saji atau kesalahan elementer dalam perhitungan. Perbedaan penyajian dapat disebabkan oleh laba yang direalisasikan atas transfer aktiva yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Perbedaan penyajian juga dapat disebabkan karena perubahan kebijakan akuntansi yang dipakai pada tahun 2003 ke tahun 2004. Laporan keuangan yang salah saji mungkin di pengaruhi oleh perubahan Akuntansi yang di gunakan.

BAB V KESIMPULAN

Pada tahun 2005, SBC dibeli AT&T sebesar $ 16 miliar. Setelah melakukan pembelian AT&T, SBC mengadopsi nama dan merek AT&T. AT&T 1885 yang dulu masih ada dan menjadi anak perusahaan telepon jarak jauh dari perusahaan ini. Saat ini, AT&T memiliki 11 dari 24 perusahaan Sistem Bell. Dalam pembelian AT&T tersebut, SBC sebagai perusahaan induk melakukan transfer aktiva dari perusahaan cabang maupun ke perusahaan cabang, Dalam pencatatan akuntansinya, SBC tentu membuat laporan konsolidasi. Cabang-cabang yang terlibat transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat dibanding dengan cabang lainnya. Hal ini juga bisa terjadi antarsegmen. SBC Communications memiliki lima segmen dilaporkan yang mencerminkan manajemen saat ini bisnis kami: (1) wireline; (2) Cingular; (3) direktori; (4) internasional; dan (5) lainnya. Pada tahun 2003, SBC Communications Inc melakukan transfer aset intersegment dengan jumlah total $5.219.000.000. Dari transfer ini terdapat pendapatan antarsegmen yang menjadi laba yang telah terealisasi sebesar $108.000.000. Pada tahun 2004, SBC Communications Inc melakukan transfer aset intersegment dengan jumlah total $5.099.000.000. Dari transfer ini terdapat pendapatan antarsegmen yang menjadi laba yang telah terealisasi sebesar $125.000.000.

DAFTAR PUSTAKA

Richard E, Backer, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Jakarta : Salemba empat --------.https://kuliahnurinfo.wordpress.com/2010/10/01/pelaporan-informasimenurut-segmen/. Diakses tanggal 20 Juni 2015 -------. 2013. Annual Report SBC Comunnications Inc 2013. Diunduh tanggal 18 Juni 2015 --------. 2014. Annual Report SBC Communications Inc 2014. Diunduh tanggal 18 Juni 2015

Related Documents


More Documents from "Fadlan Nur Muharram"