Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini kebutuhan manusia sangat meningkat. Banyak yang harus dilakukan dengan cepat dan relevan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini merupakan sandang, pangan dan papan. Dimana, tidak di setiap tempat atau lingkungan yang manusia tinggali dapat menghasilkannya. Maka tak jarang untuk pemenuhannya, manusia harus menempuh berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya dengan memindahkan barang-barang tersebut dari suatu pulau ke pulau yg lain maupun dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Hal ini tidak akan mampu dilakukan dengan kekuatan sendiri apabila kebutuhannya berskala besar. Dibuatlah alat-alat yang akan membantu manusia seperti alat angkat dan katrol sebagai media yang mampu menunjangnya. Alat angkat dibuat dapat meringankan beban yang akan ditimbulkan ketika mengangkat suatu beban sama halnya dengan katrol yang memiliki keunggulan dalam pemakaiannya seperti mengurangi gaya yang akan diberikan pada beban sehingga manusia dapat lebih mudah dan cepat dalam melakukan pemenuhan kebutuhannya. Arah akan kuasa untuk mengangkat beban juga ditujukan pada hak otoritas pengguna katrol dan alat angkat. Alat angkat yang akan dibahas pada makalah ini ialah mengenai alat angkat berjenis RTG(Rubber Tyred Gantry) dengan bagian yang tak bisa dipisahkan yakni katrol (katrol tetap, bebas, ganda, dan majemuk).
9
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, pemakalah mencoba merumuskan pertanyaan yang akan dicari pemecahannya berdasarkan pembahasan menurut teori-teori yang menjadi acuan pada makalah ini. Adapun rumusan masalah berdasarkan judul makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan alat angkat? 2. Apa saja jenis-jenis dan kegunaan dari alat angkat? 3. Apa yang dimaksud dengan Katrol? 4. Bagaimana sistem kerja daripada Katrol? 5. Apa yang dimaksud dengan RTG(Rubber Tyred Gantry)? 6. Bagaimana sistem kerja dan perpindahan RTG(Rubber Tyred Gantry)?
1.3 Tujuan Pengerjaan makalah ini bertujuan untuk mengetehaui sistem alat angkat khusunya berjenis RTG(Rubber Tyred Gantry) dan prinsip kerja katrol yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna membantu meringankan pemenuhan kebutuhan manusia.
9
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini ialah para pembaca mampu mendefinisikan alat angkat berjenis RTG(Rubber Tyred Gantry) dan katrol serta mengetahui bagaimana sistem kerja dan perpindahannya.
9
BAB II PEMBAHASAN II.1 Sejarah dan Definisi Alat Angkat II.2 Jenis-jenis Alat Angkat II.3 Kegunaan Alat Angkat II.4 Definisi Katrol Katrol adalah suatu roda dengan bagian berongga di sepanjang sisinya untuk tempat tali atau kabel. Katrol biasanya digunakan dalam suatu rangkaian yang dirancang untuk mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu beban. Diyakini bahwa pada awal pembuatannya katrol dikembangkan oleh Archimedes.
Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut
"Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Sistem katrol ini sampai sekarangpun masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya katrol sumur, katrol yang digunakan oleh tukang bangunan, dll. Berdasarkan cara kerjanya katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik penumpu, kuasa dan beban.
9
II.5 Jenis-jenis Katrol Katrol dalam penerapannya terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan fungsi dan berat beban yang akan digunakan serta keadaan relevan dari katrol itu sendiri. Berikut beberapa jenis katrol yakni : A. Katrol Tetap Katrol tetap/tunggal adalah katrol yang posisi ujungnya tidak berubah. Keuntungan yang diperoleh saat menggunakan hanya untuk memudahkan mengangkat benda.
B. Katrol Bebas Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di ats tali yang kedudukannya dapat berubah. Fungsi katrol bebas adalah dapat memperkecil gaya yang diperlukan untuk mengangkut beban hingga setengah berat beban.
9
C. Katrol Majemuk atau Ganda Katrol majemuk juga sering disebut dengan katrol berganda atau sistem katrol. Katrol ini dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan keuntungan mekanis paling besar. Besarnya keuntungan mekanis dari katrol berganda ini sama dengan jumlah tali yang mengangkat beban atau jumlah tali yang menghubungkan katrol.
D. Katrol Rangkap Katrol yang terdiri dari lebih dari satu katrol yang disusun berjajar. Katrol rangkap
adalah
gabungan
dari
beberapa
katrol
yang
dipasang
secara
berdampingan. Dengan katrol rangkap ini gaya yang kita keluarkan untuk memindahkan beban semakin kecil. Makin banyak roda katrol rangkap, makin kecil gaya yang dibutuhkan untuk pemindahan beban. Katrol rangkap ini dalam keseharian sering digunakan dalam mengangkat benda berat, misalnya peti kemas di pelabuhan.
9
II.6 Fungsi Katrol Terdapat beberapa fungsi daripada katrol yang sangat menguntungkan bagi manusia seperti dapat digunakan untuk mengubah arah gaya, arah kuasa yang digunakan dapat berubah-ubah dan dan gaya yang dikeluarkan sangat kecil. Selain itu beberapa fungsi katrol lainnya ialah : 1. Memudahkan pekerjaan manusia 2. Menghemat waktu 3. Mengubah arah benda 4. Melipatgandakan gaya 5. Menghemat energi
II.7 Skema perhitungan Katrol Untuk mendapatkan nilai efiseiensi daripada katrol maka terdapat skema perhitungan yang dapat diterapkan pada pemakaian katrol. A. Katrol Tetap
W=F B. Katrol Bebas
F = 1/2W C. Katrol Ganda
F = 1/n. W
9
RTG ( Rubber Tyre Gentry Crane)
A. Pendahuluan RTG crane atau yang sering disebut dengan Transtainer adalah tipe crane dengan tiang utama yang dapat bergerak secara bebas, digunakan dalam operasi pengangkatan kontainer baik dari dasar (ground) hingga susunan kontainer. Kontainer yang baru datang akan dipindahkan dandisimpan untuk pengangkatan di waktu yang lain oleh truk-truk pengantar, sedangkan kontainer yang lama akan disimpan untuk selanjutnya dimuat dalam kapal. RTS biasanya memiliki beberapa jalur perpindahan, dengan salah satu jalur sebagai media transfer kontainer. Karena depat dipindahkan, RTG kadang-kadang digerakkan dengan mesin Generator Diesel atau Genset dengand daya 100 hingga 600 kW. Disamping digunakan hanya pada industri-industri khusus, pengaplikasian RTG dapat digunakan dalam bongkar struktur yang masih dalam instalasi, perakitan barang dengan komponen-komponen besar, hingga memposisikan perpipaan. B. Dimensi Umum dan Teknologi RTG Beberapa jenis RTG dapat dirancang khusus sesuai dengan keperluan kerja, berikut salah satu contoh dimensi umum sebuah RTG :
Tampak Depan RTG
9
9
Tampak Samping RTG Dari
dua
gambar
tersebut,
terdapat bagian-bagian tertentu yang harus diketahui dari sebuah RTG yaitu : a. b. c. d. e. f. g.
A : Typical Gantry Span Length B : Lifting Heights C : Travel Wheel Gauge Length D : Rocker Length E : Length over Travel Guards F : Trolley Travel Length G : Left Trolley End Approach
Length h. H : Right Trolley End Approach Length
Selain dari ukuran dan dimensi-dimensi di atas, biasanya terdapat parameter-parameter lain yang digunakan dalam pengoperasian alat ini, yaitu : Jenis dan klasifikasi alat Wind speed service Out of service wind speed Maximum yard slope Self weight Adapun teknologi RTG yang biasanya dipakai adalah Anti Sway (Anti Goncangan). Dimana sistem lifting dan pergerakannya dibantu oleh 8 tali penguat. Sehingga dalam penggunaanya tidak lagi menggunakan tali atau alat tambahan 9
lagi
untuk
menahan
ayunan/goncangan.
Biasanya pada semua RTG telah menggunakan sistem elektrik dan rendah konsumsi tenaga,
artinya biaya perawatan dan besar daya yang dibutukan dapat dikurangi seminimal mungkin. Dalam beberapa perkembangan selanjutnya, ada tipe RTG yang disebut E-RTG (Electric Rubber Tyre Gentry Crane), dimana kelebihan dari masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut :
E-RTG
cranes
menawarkan
biaya
perawatan dan biaya perbaikan 30% lebih murah dibanding
dengan
menggunakan
mesin
RTG
standar
diesel.
Dan
yang tentunya
menunjang penghematan biaya bahan bakar 9
hingga 70%. Penggunaan E-RTG dapat mengurangi emisi CO2 60% hingga 80% bila dibandingkan dengan RTG konvensional biasa dengan mesin diesel. Hasil dari penggunaan E-RTG ini banyak diterapkan pada pelabuhan-pelabuhan hijau (Green Terminals) dimana hanya dengan pengurangan sistem elektrik mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 70.000 ton per tahunnya (APM, 2011).
Salah
satu terminal yang
menggunakan
E-RTG ini adalah
Rotterdam Port
Di
Rotterdam,
Belanda. Dimana menurut penelitian pengurangan emisi CO2 di pelabuhan Rotterdam berkurang hingga 70%. Selain itu tingkat efisiensi terminal bertambah sebesar 20% jika semua peralatan RTG diganti dengan sistem elektrik. (Zhang, et all dalam “Proceedings of Eastern Asia Society For Transportation Studies, Vol.9, 2013 al, 2002) C. Peraturan-peraturan terkait RTG Kapasitas pengangkatan , kelelahan, noise, dan kondisi cuaca
1. One Slide Landing i. Dalam operasi keadaan normal, seharusnya saat pengoperasian dan pengangkatan dapat selebar 45 ft dengan kontainer seberat ii.
41 ton. Kalkulasi struktur dan komponen mekanik lainnya harus
mengikuti kalkulasi yang telah ditentukan di atas. 2. Fatigue Condition (Kondisi Lelah)
9
Semua kelelahan struktur harus dikalkulasikan sesuai pengangkatan secara bersamaan seberat 28 Te dengan 1,2 m eksentrisitas dalam arah longitudinal. Dan minimum proses pengangkatan sebanyak 2 juta kali. 3. Kontrol Kebisingan (Noise) Kontrol kebisingan crane harus mengacu pada ketentuan berikut : i. Level kebisingan pada ruang kontrol harus dibawah 75 dB selama pengoperasian, dengan kondisi pendingin udara ii.
menyala, pintu dan jendela tertutup. Level kebisingan terukur pada jarak 1 meter dari sudut manapun dari tempat permesinan (maschinery house) harus
dibawah 85 dB. 4. Kondisi Cuaca saat Pengoperasian i.
Temperatur Luar
: -20 ° hingga 40 ° C
ii.
Kecepatan Angin
: Hingga 25 m/s (tanpa pemberitahuan
iii.
bahaya saat pengoperasian) Kecepatan angin hingga 43 m/s seharusnya hanya
boleh
diizinkan saat Crane tidak dalam keadaan operasi tanpa lengan Gantry di bawah.
9