Analisa Laporan Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk

  • Uploaded by: Hanif Budiman
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisa Laporan Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk as PDF for free.

More details

  • Words: 1,467
  • Pages: 26
Loading documents preview...
Analisa Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen makanan dan minuman yang didirikan oleh Sudono Salim pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Notaris Benny Christianto, S.H., No. 228, yang kemudian berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Pada tahun 1993 PT Panganjaya Intikusuma bersama PT Sanmaru, yang sudah lebih dahulu didirikan dan bergerak dalam produksi mie instan, membentuk perseroan dengan nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 1994 dilakukan penggantian nama dari PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Di tahun yang sama Indofood melakukan IPO sebanyak 763 juta lebar saham pada harga par Rp1.000 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Setahun kemudian Indofood mengakuisisi pabrik tepung Bogasari. Pada tahun 1997 Indofood mengakuisi 80% saham ekuitas yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis, dan perusahaan distribusi. Pada tahun 2001 Indofood memperoleh persetujuan untuk skema pembelian kembali saham dan peluncuran sebuah Rencana Kepemilikan Saham Karyawan atau Employee Stock Ownership Plan

Di tahun 2005 Indofood mendirikan perusahaan patungan dengan Nestlé dan mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat. Pada tahun 2007 Indofood mendaftarkan Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan penempatan saham baru. Pada tahun 2008 Indofood berpartisipasi dalam penerbitan saham PT Laju perdana Indah baru dengan mengendalikan 60% kepemilikan. Di tahun 2009 dimulainya restrukturisasi internal kelompok CBP dengan pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan spin-off dari mie dan bahan makanan bisnis diikuti oleh penggabungan dari seluruh anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dalam Produk Konsumen Bermerek (CBP) Group dibawah ICBP.

Indofood membawa misi A Total Food Solutions Company yang bermaksud memfokuskan diri sebagai perusahaan yang kegiatan operasinya mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan dan minuman dari mulai produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasaran. Visi itu dicapai dengan misi: (1) Memberikan solusi yang berkelanjutan bagi kebutuhan pangan; (2) Terus meningkatkan karyawan, proses dan teknologi; (3) Bontribusi bagi kesejahteraan masyarakat; (4) Terus meningkatkan nilai bagi stakeholder. Nilai yang dibawa perusahaan ini adalah "Dengan disiplin sebagai dasar cara hidup kita; kami menjalankan bisnis dengan integritas; kami memperlakukan para stakeholder dengan hormat; dan bersama-sama kita bersatu untuk berjuang untuk keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan."

Inherent Risk Risiko bawaan yang melekat pada suatu entitas dimana sebagai ukuran taksiran auditor dari kemungkinan salah saji material sebelum mempertimbangkan keefektivan dari pengendalian internal.

Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor untuk menaksirkan inherent risk 1. Nature of the clienet’s business PT Indofood sebagai perusahaan yang kegiatan operasinya mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan dan minuman dari mulai produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasaran, menghadapi risiko dari pasokan bahan baku, yaitu bahan baku dari bahan mie dan bahan baku dari subsidiarynya yaitu gandum yang hanya bisa di impor dari luar negeri. Sehingga karena adanya perubahan nilai tukar dimana rupiah semakin melemah tentu sangat berpengaruh terhadap aktivitas bisnisnya. Hal ini bisa saja dilihat dari jumlah pinjaman yang semakin meningkat dapat dilihat dari tahun 2012, 25.249.168, 2013, 39.719.660 (semuanya dalam jutaan rupiah).

Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor untuk menaksirkan inherent risk 2. Result of previous audit Hasil audit sebelumnya menyatakan bahwa laporan konsolidasian PT Indofood mendapat opini wajar dalam seluruh material dan ada penekanan suatu hal bahwa adanya pembuatan laporan konsolidasian kembali untuh tahun 2010-2012 akibat adanya restrukturisasi entitas sepengendali.

Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor untuk menaksirkan inherent risk 3. Related parties PT indofood mengkalisifikasikan kegiatan usahanya menjadi 5 segmen operasi yang terbagi dalam 5 kelompok usaha-usaha strategis yaitu : a. Kelompok usaha produk konsumen bermerek b. Kelompok usaha bogasari c. Kelompok usaha agribisnis d. Kelompok usaha distribusi e. Kelompok usaha China Minzhong

Disamping itu PT indofood juga menerapkan strategi Supply Chain Management yaitu Backward integration. Sedangkan untuk melindungi risiko dari biaya bahan baku terhadap fluktuasi harga komoditas, PT indofood melakukan kontrak berjangka (forward contract)

Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor untuk menaksirkan inherent risk 4. Make up of the population Sebagian auditor menggunakan inherent risk yang tinggi untuk akun piutang dimana akun itu melampaui batas yang signifikan dari beberapa akun yang ada. Jika dilihat dari laporan posisi keuangan konsolidasian PT Indofood tidak terlihat perbedaan yang signifikan untuk akun piutangnya dari tahun 2012 dan 2013.

Detection risk cara cara yang dilakukan untuk mendeteksi dan meminimalisir resiko tersebut sebeum terjadi PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk melakukan detection risk dengan cara membuat piagam komite audit yang akan dijelaskan sebagai berikut

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk   Piagam Komite Audit telah memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”, sebelumnya dikenal dengan nama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) Peraturan No. IX.I.5. Kep-643/BL/2012. Piagam Komite Audit telah disahkan oleh Ketua Komite Audit, Komisaris Utama dan Direktur Utama. Piagam Komite Audit berlaku efektif mulai tanggal 1 Agustus 2013. Piagam Komite Audit ini menggantikan Piagam Komite Audit sebelumnya tertanggal 1 Januari 2010. Jika diperlukan, Komite Audit akan melakukan peninjauan terhadap Piagam Komite Audit ini; dan akan melakukan pembaharuan.

MISI membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dengan melakukan penelaahan atas proses laporan keuangan, proses audit eksternal dan internal, sistem pengendalian internal, manajemen risiko dan kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

ORGANISASI

Kode Etik Komite Audit Anggota Komite Audit harus bertindak sesuai Kode Etik sebagai berikut: Mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan negara yang berlaku. Mengikuti Kode Etik Indofood. Memiliki integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas. Bersikap independen. Bertindak dengan itikad baik, bertanggung jawab, dan disertai dengan kehatihatian, berkompetensi dan dengan ketekunan. Bersikap transparan dalam setiap traksaksi maupun hubungan yang diperkirakan akan menimbulkan pelanggaran termasuk adanya benturan kepentingan. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam menjalankan tugas dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain. Tidak menyalah gunakan jabatan dan kewenangan yang dimiliki untuk kepentingan pribadi maupun pihak lain.

Proses Laporan Keuangan Melakukan penelaahan atas informasi keuangan Perseroan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada publik dan/atau pihak otoritas; antara lain Laporan Keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan. Melakukan penelaahan atas kualitas dan kecukupan informasi keuangan Perseroan, termasuk apakah terdapat kelemahan yang material, penyimpangan yang signifikan dalam pengendalian; tindakan perbaikan yang dilakukan; dan setiap peristiwa kecurangan yang terjadi. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan proses akutansi dan pelaporan keuangan Perseroan.

Audit Eksternal Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Auditor Ekternal yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Auditor Eksternal atas jasa yang diberikannya.

Audit Internal Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan Auditor Internal.

Manajemen Risiko Melakukan penelaahan atas aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi (jika Perseroan tidak memiliki Komite Manajemen Risiko di bawah Dewan Komisaris), termasuk exposure atas risiko utama dan langkah yang dilakukan untuk mengawasi dan mengendalikan exposure tersebut.

Control Risk RISIKO PENGENDALIAN ATAU ‘CONTROL RISK’ (CR) ADALAH RISIKO YANG BISA TIMBUL AKIBAT KELEMAHAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN (SPI) AUDITEE, ENTAH KARENA DESAINNYA YANG LEMAH ATAU PELAKSANAANYA YANG TIDAK SESUAI DESAIN. OLEH KARENA ITU TIDAK MAMPU MENCEGAH POTENSI SALAH SAJI BERSIFAT MATERIAL DAN/ATAU PENGGELAPAN (FRAUD). CR TIDAK BISA DIKENDALIKAN OLEH AUDITOR

Beberapa hal yang dapat menyebabkan sebuah Perusahaan ber CR tinggi, antara lain: Struktur Organisasi (SO), tidak jelas dengan pembagian tugas yang juga tidak jelas Lemahnya pengawasan manajemen (para manager) terhadap operasional perusahaan. Ciri ini bisa dilihat dari beberapa hal, misal: - Tidak ada level otorisasi transaksi yang jelas, semua orang bisa mengakses semua data/informasi, tidak ada aktivitas supervisi, tidak pernah ada audit fisik, tidak ada performance review, tidak ada budgeted financial statement

Tidak memiliki auditor internal dan komite audit Sistim Pengendalian Internal lemah atau tidak efektif (semua aspek SPI perlu diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan faktor ini). Contoh : Memeriksa faktor “Pemisahan Tugas” pada departemendepartemen yang berpotensi terjadi “Asset Fraud.” Dua jenis asset dimana sering kali terjadi fraud adalah “Persediaan” dan “Kas.” memastikan jangan sampai ada 2 pekerjaan terkait atau lebih dirangkap oleh satu orang petugas.

Sistem Pengendalian Internal ( Internal Control )PT. Indofood Sistem pengendalian internal PT. Indofood mengandung elemen-elemen sebagai berikut : (1) Control Environment, dimana Perseroan senantiasa berusaha menciptakan budaya kerja yang kondusif berdasarkan Nilai-nilai dan Kode Etik Indofood sebagai pedoman bagi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan nilai etika, disiplin, integritas, saling menghargai, kesatuan, keunggulan dan inovasi

2) Risk management, dimana Perseroan menerapkan Enterprise Risk Management (“ERM”) untuk melakukan identifikasi, pengukuran, mitigasi risiko yang relevan melalui pelaksanaan pengendalian internal; yang berlaku.

(3) Monitor, dimana sistem pengendalian internal senantiasa dimonitor oleh Divisi Audit Internal melalui audit tahunan dan ad-hoc guna memastikan bahwa semua kelemahan pengendalian disempurnakan oleh manajemen secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta semua aset Perseroan dipelihara secara baik. Audit Eksternal juga berperan penting melakukan penelahaan pengendalian internal atas laporan keuangan.

Related Documents


More Documents from "Arin Nanda"