Analisis Jurnal Dengan Metode Pico

  • Uploaded by: Rachmad Budi Santoso
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Jurnal Dengan Metode Pico as PDF for free.

More details

  • Words: 1,102
  • Pages: 4
Loading documents preview...
ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO “PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN METODE SEDERHANA DAN POSISI KEPALA 300 TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG DI RSUD”

A. ANALISIS JURNAL 1. Judul Penelitian “Pengaruh Pemberian Oksigen Melalui Masker Sederhana dan Posisi Kepala 300 Terhadap Perubahan Tingkat Kesadaran pada Pasien Cedera Kepala Sedang di RSUD” 2. Peneliti Alit Suwandewi 3. Ringkasan Jurnal Cedera kepala adalah cedera mekanik baik secara langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak, serta gangguan neurologis. Pemeriksaan awal yang dilakukan pada pasien dengan cedera kepala adalah dengan Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan sistem penilaian terstandarisasi yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien trauma kepala. Metode dasar dalam melakukan proteksi otak pada pasien cedera kepala adalah dengan membebaskan jalan nafas dan oksigenisasi yang adekuat. Pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 300 merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi cedera kepala sedang untuk melancarkan perfusi oksigen ke serebral sehingga membantu peningkatan status kesadaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Noor khalilati (2014) bahwa pemberian oksigen yang tepat pada pasien cedera kepala adalah dengan menggunakan masker biasa, karena lebih efektif meningkatkan saturasi oksigen, dibandingkan dengan nasal kanul. Sedangkan menurut Summers dkk (2009) untuk memaksimalkan oksigenasi perlu pengaturan elevasi kepala lebih tinggi karena dapat memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral, dimana pada posisi kepala 300 terjadi peningkatan aliran darah ke otak. 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 300 terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala berat. 5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian a. Kelebihan 1) Menggabungkan 2 intervensi yang dapat memaksimalkan oksigenisasi pada

pasien cedera kepala sedang 2) Uji statistik Wilcoxon yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan skala variabel independen dan dependen, jumlah variabel yang dianalisa dan tujuan analisis dimana pada penelitian ini terdiri dari 1 variabel independen (katagorik) dan 1 variabel dependen (numerik) dengan tujuan analisa mengetahui beda rerata nilai GCS sebelum dan sesudah pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 300. Uji Wilcoxon digunakan jika paired t test tidak memenuhi asumsi (data tidak berdistribusi normal). Pada penelitian ini analisa uji normalitas berdasarkan test of normality shapiro-wilk menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka tepat digunakan wilcoxon. b. Kekurangan 1) Desain penelitian Pretest-Postest control design pada penelitian ini tidak tepat karena tidak ada kelompok kontrol, seharusnya desain yang digunakan Pretest-Postest one group design. 2) Penentuan jumlah sampel dan cara pengambilan sampel tidak dijelaskan. 3) Langkah-langkah pengumpulan tidak diuraikan secara rinci dan jelas. B. PEMBAHASAN ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO 1. Patient/Population/Problem Penelitian ini menggunakan metode Quasi-Experimental. Uji yang digunakan wilcoxon Test. Desain yang digunakan Pretest Postest One Group Design dengan mengukur beda rerata nilai GCS sebelum dan sesudah pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 300. Sampel pada penelitian ini pasien cedera kepala sedang yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin dengan jumlah 30 responden. 2. Intervention/Treatment Pada penelitian ini intervensi yang diberikan adalah oksigen masker sederhana dan posisi kepala 300 pada pasien cedera kepala sedang. Intervensi dilakukan satu kali yaitu intervensi pertama dilakukan dengan mengukur GCS terlebih dahulu, setelah itu diberikan oksigen masker sederhana dan posisi kepala 300 kemudian GCS diukur kembali setelah 24 jam. 3. Comperasion Intervention/Treatment 1) Jurnal ”Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Di Instatalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.D.Kandau Manado” Pada penelitian ini menggunakan metode Quasi experiment dengan rancangan Time Series . Intervensi yang digunakan pada penelitian ini adalah pemasangan oksigen menggunakan nasal prong atau nasal kanul pada pasien cedera kepala (ringan dan sedang). Hasil penelitian dengan uji t paired sample untuk rata-rata saturasi oksigen sebelum dan sesudah diberikan oksigenasi nasal prong selama 10 menit pertama dan rata-rata saturasi oksigen 10 menit pertama dan 10 menit kedua didapat nilai P value yang sama 0,000 dimana P value < α (0,05). Rata-rata

saturasi oksigen antara 10 menit pertama dan kedua dan 10 menit ketiga didapat P value 0,005 dimana P value < α (0,05). Berdasarkan analisa uji t paired sample pada variabel-variabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi oksigen nasal prong terhadap perubahan saturasi oksigen pasien cedera kepala. Hasil yang sama juga didapatkan dengan menggunakan uji repeated measure ANOVA dengan kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai saturasi oksigen pada10 menit pertama, 10 menit kedua dan 10 menit ketiga setelah diberikan terapi oksigenasi nasal prong pada pasien cedera kepala. 2) Komporasi penelitian ini dengan jurnal tersebut adalah penelitian ini menggabungkan dua intervensi dalam pemenuhan kebutuhan oksigenisasi yaitu pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 300 untuk memaksimalkan oksigenisasi pada pasien cedera kepala sedang sedangkan pada jurnal tersebut hanya satu intervensi yaitu pemberian oksigen nasal prong pada pasien cedera kepala ringan dan sedang. Perubahan yang di nilai dari intervensi pada penelitian ini adalah kesadaran dengan pengukuran GCS sedangkan pada jurnal tersebut Saturasi Oksigen. Intervensi pada kedua penelitian tersebut terbukti berpengaruh terhadap variabel dependen. 3) Fokus utama penatalaksanaan pasien-pasien yang mengalami cedera kepala adalah mencegah terjadinya cedera otak sekunder. Pemberian oksigenisasi dan memelihara tekanan darah yang baik dan adekuat untuk mencukupi perfusi otak adalah adalah hal yang paling utama dan terutama untuk mencegah dan membatasi terjadinya cedera otak sekunder yang akhirnya akan memperbaiki hasil akhir penderita. 4) Metode dasar dalam melakukan proteksi otak pada pasien cedera kepala adalah dengan membebaskan jalan nafas dan oksigenisasi yang adekuat. Pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 300 merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi cedera kepala sedang untuk melancarkan perfusi oksigen ke serebral sehingga membantu peningkatan status kesadaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Noor khalilati (2014) bahwa pemberian oksigen yang tepat pada pasien cedera kepala adalah dengan menggunakan masker biasa, karena lebih efektif meningkatkan saturasi oksigen, dibandingkan dengan nasal kanul. Sedangkan menurut Summers dkk (2009) untuk memaksimalkan oksigenasi perlu pengaturan elevasi kepala lebih tinggi karena dapat memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral, dimana pada posisi kepala 300 terjadi peningkatan aliran darah ke otak. 4. Outcome Pada penelitian ini terbukti ada pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 300 terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang di RSUD Ulin Banjramasin dengan nilai p value 0,009 (p < α). Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan penggabungan intervensi pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 300 pada pasien cedera kepala sedang dapat memaksimalkan kebutuhan oksigenisasi pasien yang pada

akhirnya dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran pasien. Praktik kepaerawatan dapat dikembangkan berdasarkan hasil penelitian yang telah ada, karenanya bagi perawata praktisi hasil penelitian nin dapat diterapkan pada cara pemberian, jenis serta dosis pemberian oksigen dengan posisi kepala 300 dalam evidence based practice serta dapat dijadikan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk meningkatkan kualitas pelayanan mandiri.

Related Documents


More Documents from "Teguh Setyo Purwanto"