Analisis Resiko Lingkungan

  • Uploaded by: madin
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Resiko Lingkungan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,853
  • Pages: 6
Loading documents preview...
ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN Oleh : Suyono,M.Sc. Analisis Resiko Lingkungan (ARL) adalah proses memperkirakan resiko pada organisme, sistem, atau populasi ( sub ) dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpapar oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik. Menekankan proses keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi risiko lingkungan dengan keuntungan yang diperoleh dari berkurangnya risiko lingkungan tersebut. Jadi intinya Analisis risiko lingkungan adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu. Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL) Sebagai sistem analisis yang bersifat preaudit, Amdal digunakan pada proyek-proyek yang belum jadi, tetapi dalam kenyataannya menurut Prof. Otto Sumarwoto, sistem ini dipergunakan juga pada proyek yang telah berjalan. Bagi proyek-proyek yang telah berjalan tersebut bukan berarti sistem analisis lingkungan sudah tidak berfungsi, tetapi untuk itu digunakan metode analisis yang lain. Prof. Otto menunjuk dan memperkenalkan Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (Amril) tentang garis dasar (term of reference) yang merupakan titik acuan untuk mengukur dampak, yaitu lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya proyek. Risiko lingkungan diartikan sebagai suatu proses dalam lingkungan yang memiliki probabilitas tertentu. Menurut Prof.Otto, bagi proyek yang sudah beroperasional maka Amdal dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menganalisis dampak yang telah dialami oleh lingkungan. Analisis ini digunakan baik untuk mengkaji suatu dampak/perubahan maupun kondisi lingkungan tertentu. Melalui Amril ini, baik dampak negatif berupa risiko lingkungan, maupun dampak positif berupa manfaat lingkungan secara eksplisit telah dinyatakan sedemikian rupa sehingga kedua bentuk dampak yang akan mendapat perhatian/pengkajian yang sama. Amril juga harus memenuhi 2 syarat, yaitu harus diketahui rencana kegiatannya dan adanya garis dasar. Yang membuat Amril lebih luwes dari Amdal adalah bahwa AMRIL tidak semata-mata mengkaji kepentingan lingkungan saja dari proyek pembangunan tetapi juga kepentingan pembangunan (proyek) tersebut terhadap faktor lingkungan Jadi jelaslah di sini bahwa AMRIL mengkaji 2 sasaran sekaligus, yaitu faktor lingkungan hidup terhadap proyek dan faktor proyek terhadap lingkungan itu. Lebih dari pada itu, kalau Amdal hanya dapat digunakan untuk rencana proyek secara dini (proyek belum jadi), maka Amril dapat mengkaji proyek-proyek yang sudah jadi. Kategori Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak Penting Pasal 15 UUPLH 1997 menetapkan bahwa setiap rencana kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan dampak besar dan penting, diwajibkan untuk memiliki Amdal. Hal ini berarti bahwa tidak setiap kegiatan atau usaha harus memperoleh Amdal, tetapi hanya terbatas pada rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting, sehingga tercipta pola selektif. Pertanyaannya ialah bagaimana menentukan bahwa sebuah rencana kegiatan mungkin menimbulkan dampak besar dan penting.

1

Sebelum lebih jauh membahas pertanyaan demikian, patut kiranya dikaji lebih dahulu apa yang dimaksud dengan dampak besar dan dampak penting. PP No 27 Tahun 1999 tampaknya hanya memberikan pengertian dalam satu rangkaian pengertian kepada kedua jenis dampak tersebut dan tidak membedakannya atas dampak besar dan dampak penting. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai ARL : 1. Untuk mengelola resiko lingkungan diperlukan Analisis Resiko Lingkungan (ARL). 2. ARL bisa saja merupakan bagian dari AMDAL atau terlepas darinya. 3. ARL pada umumnya dan Analisis Manfa’at dan Resiko Lingkungan pada khususnya sesuai untuk pelaksanaan audit lingkungan. 4. Resiko (manfaat) lingkungan ialah suatu factor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai menjadi kemungkinan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan (menguntungkan) kepada manusia atau lingkungannya. 5. Dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan mengandung ketidakpastian. 6. Oleh karena itu, akronim ANDAL memberikan kesan yang salah kepada masyarakat, seolah-olah proyek yang telah disertai ANDAL, sudahlah beres dan aman, yaitu sudah dapat diandalkan. 7. Sumber ketidakpastian, diantaranya: a. kesalahan metodologi b. pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang kita perkirakan c. kemungkinan kejadian yang rendah (low probability event) d. kejadian yang tidak dapt diperkirakan 8. Analisis Resiko Lingkungan (ARL) dimulai dari analisis aktivitas, baik aktivitas oleh manusia maupun alam yang menjadi sumber terjadinya ancaman bahaya potensial. 9. Langkah ini disusul oleh analisis proses, analisis pendedahan, analisis konsekuensi dan anlisis manfaat/resiko. 10. Pada dasarnya langkah-langkah dalam ARL serupa dengan langkah-langkah pada Analsis Dampak Lingkungan. 11. Karena itu dalam hal ARL merupakan bagian dari ANDAL, langkah itu dapat sedapatnya diintegrasikan dalam ANDAL. Tahapan ARL : 1. Tentukan batasan studi atau analisis 2. Tentukan area yang ingin diperdalam dan informasi yang ingin di dapat 3. Lakukan uji dampak lingkungan berdasarkan informasi data dan pengkategorian data yang telah dikumpulkan 4. Evaluasi informasi yang diperoleh dari uji data, dengan melakukan uji aspek dan dampak lingkungan lingkungan. Indentifikasi dari kegiatan pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang memiliki potensi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Ada 4 langkah dalam menentukanaspek dan dampak lingkungan, yaitu : a. Identifikasi secara menyeluruh aktifitas dari suatu kegiatan dengan menggunakan diagram alir atau table b. Identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan yang dilakukan sebanyakbanyaknya c. Identifikasi dampak yang ditimbulkan berdasarkan aspek-aspek yang telah dibuat d. Evaluasi dampak yang signifikan

2

Proses evaluasi dapat dilakukan dengan mengkombinasikan opini pribadi dengan matrik evaluasi resiko. Matrik evaluasi resiko dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif : menggolongkan tingkat resiko berdasarkan hirarki probabilitas risiko dan tingkat risiko akibat dampak. Analisis semi kuatitatif : konsepnya sama dengan yang kualitatif, tapi memakai angka untuk menentukan tingkat potensial risiko. tujuan untuk mempermudah memberikan detail tingkat resiko untuk lebih mempermudah dalam menentukan prioritas masalah. Analisa kuantitatif : Menggunakan angka dan perhitungan matematis dalam menentukan tingkat risiko. Data dapat diperoleh dari : Data base, pengalaman sebelumnya, eksperimen, literature, pemodelan. Beberapa contoh ARL 1. Analisis Risiko Lingkungan Pemukiman Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar hutan lindung, dapat berupa perkotaan atau perdesaan. Berfungsi untuk tempat tinggal atau hunian tempat melaksanakan kegiatan perikehidupan dang penghidupan. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar lingkungan fisik dan sarana lingkungan yaitu fasililitas penunjang yang mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan. Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah ketentuan teknis yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni atau masayrakat yang bermukim dan /atau masyarakat sekitar dari bahaya dan ganguan kesehatan. ARL perumahan dan pemukiman dapat dialakukan berdasarkan Persyaratan kesehatan pemukimannya Yang umum di analisa yaitu, berdasarkan Kepmenkes no 829/Menkes/SK/VII/1999 antara lain : a. Lokasi b. Kualitas Udara c. Kebisingan dan Getaran d. Kualitas tanah e. Prasarana dan sarana Lingkungan f. Vektor Penyakit g. Penghijauan 2. Analisis Risiko Lingkungan Perusahaan ARL di perusahaan dilakukan pada prose’s dan kegiatan perusahaan yang berisiko menimbulkan bahaya bagi lingkungan perusahaan dan lingkugan sekitarnya. Dapat dilakuakn dengan menggunakan diagram alir ataupun audit lingkungan. Audit Lingkungan Fungsi Audit Lingkungan :

3

a. Merupakan dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan pengelolaan, pemantauan, pelaporan atau rencana perubahan peratuaran dan proses internal perusahaan b. Alat untuk melakukan identifikasi masalah lingkungan internal c. Alat untuk melakukan evaluasi kenerja organisasi dan divisi lingkungan Manfaat Audit Lingkungan : a. b. c. d. e.

untuk mengindentifikasi masalah lingkungan menghindari sanksi karena kesalahan prosedur pengelolaan menghindari kerugian materi mengindentifikasi potensi penghematan biaya sebagai dokumen perusahaan

Perbedaan audit lingkungan dengan AMDAL : a. AL kegiatan sudah berjalan AMDAl kegiatan belum ada b. AL kegitan bersifat kontinyu pada periode waktu tertentu , AMDAL kegiatan hanya sekali c. AL cakupan masalahnya , hanya pada yang sedang dihadapi, AMDAL cakupannya luas dan berdampak jangka panjang d. AL bersifat voluntary, AMDAL mandatory e. AL bersifat rahasia, AMDAL terbuka, dipresentasikan kepada tim penilai AMDAL Proses mekanisme audit a. Aktifitas pra audit b. Aktifitas lapangan ; pertemuan awal, pengawasan internal, pengumpulan fakta, evaluasi temuan, laporan temuan c. Aktifitas pasca audit Laporan hasil audit Tidak ada format baku dalam pembuatan laporan Audit Lingkungan, tapi pada intinya kelengkapan dan kedalaman informasi yang diberikan menyangkut : a. gambaran umum pelaksanaan dan hasil audit b. aspek yang ditelaah dalam audit : aspek teknis, aspek manajemen lingkungan, aspek Legal. Evaluasi hasil temuan Saran dan tindak lanjut: program yang kritis dan perlu perhatian, tentukan skala prioritas Perbedaan utama terletak dalam teknik prakiraan: pada ANDAL umunya prakiraan bersifat deterministik dan padaARL bersifat probabilistik R = f (p . K) dimana R : Resiko, p : kemungkinan, dan K : Konsekuensi Besarnya resiko merupakan fungsi besarnya kemungkinan (probability) dengan konsekuensi tertentu.Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi, makin kecil kemungkinannya 4

untuk terjadi. Apabila tersedia cukup data statistik kemungkinan p suatu kejadian dapat dihitung. Untuk banyak kejadian telah tersedia data statistik, misalnya curah hujan; debit sungai; jumlah kendaraan; arus lalu lintas dan jumlah kecelakaan; jumlah penduduk, kelahiran dan kematian. Disamping data statistik, prakiraan besarnya resiko harus didasarkan juga pada asumsi tertentu. Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario. Biasanya untuk suatu masalah disusun beberapa skenario, yaitu berturut-turut terburuk, sedang dan ringan. Masing-masing skenario mempunyai nilai resiko tertentu. Pada penggunaan ARL sebagai bagian ANDAL harus pula dilakukan pelingkupan, yaitu mengidentifikasi resiko yang penting. Perhitungan berbagai jenis resiko yang penting itu merupakan profil resiko daerah tempat proyek yang sedang direncanakan. Profil resiko tersebut menjadi landasan untuk penyusunan garis dasar resiko untuk ANDAL Jika tidak cukup tersedia data statistik untuk melakukan perhitungan langsung, resiko dapat dihitung secara tidak langsung berdasarkan terjadinya kecelakaan pada tingkat konsekuensi tertentu pada hal-hal yang lain (kegagalan-kegagalan pada komponennya). Data statistik untuk masing-masing dapat dikumpulkan dari hal-hal (kegagalan-kegagalan) tersebut, sehingga kemungkinan kegagalan bekerjanya masing-masing komponen tersebut dapat dihitung. Umumnya masing-masing kegagalan itu tidaklah menyebabkan kejadian yang besar. Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi konsidensi, yaitu terjadinya bersama-sama secara stimulan atau berurutan beberapa kegagalan. Cara analisis seperti ini dikenal dengan nama Probabilistic Risk Assesment (PRA).Hasil dari PRA ialah suatu distribusi kemungkinan konsekuensi K yaitu kemungkinan p per tahun-industri atau tahun-reaktor (reactor year) dengan konsekuensi pada tingkat K Teknik yang umum digunakan adalah analisis pohon kegagalan (fault tree analysis) Analisis pohon kegagalan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dimulai dari suatu kejadian, misalnya ledakan atau kebakaran, dan bekerja mundur sampai ke penyebabnya. Analisis ini digunakan jika kejadiannya telah diidentifikasi atau telah terjadi. Cara kedua ialah dimulai dari penyebab dan bekerja maju sampai ke kejadian yang mungkin terjadi. Yang akhir ini digunakan pada perencanaan proyek, jadi sebagai bagian dari AMDAL, atau untuk mengevaluasi resiko sebuah pabrik atau instalasi lain yang sedang operasional, yaitu bagian audit lingkungan. Evaluasi Dampak Metode Informal Metode informal yang sederhana adalah dengan memberi nilai verbal, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Karena itu disini pun dapat terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dan pemberian nilai. Kadar subyektifitas evaluasi itu tinggi. Metode Pembobotan Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle untuk 5

pengembangan sumber daya air. Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial. Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya komponen, dalam kategori ekologi ialah jenis populasi terestrial, selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak. Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya di Indonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika Serikat. Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia. Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.

6

Related Documents


More Documents from "Anonymous yYSFk8lFZz"