Asal Usul Kota Lamongan

  • Uploaded by: heri cahyono
  • 0
  • 0
  • January 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asal Usul Kota Lamongan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,799
  • Pages: 8
Loading documents preview...
Nama Lamongan sendiri berasal dari nama seorang tokoh pada masa dulu. Kabupaten Lamongan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Lamongan. berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat. Kisah Terbentuk Kota Lamongan Berawal dari diwisudanya Adipati Lamongan pertama yaitu Tumenggung Surajaya (Rangga Hadi) meskipun pada waktu itu Kasultanan Pajang yang menjadi pusat pemerintahan,tetapi yang bertindak mengangkat/mewisuda Surajaya yang menjadi adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu di sebabkan karena Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resa dan situasi pemerintahan yang kurang mantap, dan faktor yang lain adalah Kanjeng Sunan Giri merasa resah atas tingkah para pedagang asing dari Eropa yaitu pedagang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya pulau Jawa dan perlu diketahui bahwa berdirinya Kabupaten Lamongan yang sepenuhnya berlangsung di jaman Keislaman dan diwisudanya Tumengung Surajaya bertepatan pada tanggal 10 dzulhijah 976 H yang tidak lain adalah hari Idul Adha dan setelah ditelusuri jatuh pada tanggal 26 Mei 1569 M. Beliau (RanggaHadi) waktu mudah bernama Hadi,yang berasal dari Dusun Cancing yang terletak di wilayah Sendangrejo kecamatan Ngimbang kabupaten Lamongan.sejak masih mudah beliau sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan beliau juga termasuk santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik,terampil,cakap dan cepat menguasai ajaran Agama Islam oleh karena itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di kawasan yang terletak disebelah barat Kasunanan Giri yang bernama kenduruan oleh karena itu Sunan Giri memberikan pangkat Rangga kepada Hadi. Singkat cerita RanggaHadi dengan segenap pengikutnya naik perahu di kali Lamong dan berhasil sampai di Kenduruan, oleh masyarakat daerah ini Rangga Hadi diberi sebutan Mbah Lamong yang memiliki arti pandai NGEMONG Rakyat karena pandai membina daerah,dan mahir menyiarkan Agama Islam,serta dicintai oleh seluruh Rakyatnya dan dari kata Mbah Lamong inilah daerah itu kini disebut Lamongan. Mitos Kota Lamongan Ikan Bandeng dan Lele merupakan Lambang dari Kota Lamongan . Ikan Lele yang tentunya memiliki sejarah karena menjadi lambang dari Kota Lamongan. Ada yang bilang jika orang Lamongan asli tidak boleh memakan ikan tersebut. Makanan Khas Kota Lamongan Lamongan dikenal memiliki makanan khas, yang cukup populer dan dapat dijumpai di berbagai

daerah di Jawa Timur, misalnya Sego Boranan, Soto Lamongan, Nasi Boranan, Tahu tek, dan Tahu campur lamongan. Wingko Babat adalah makanan ringan khas dari Babat. Selain itu ada makanan khas dari daerah Paciran yang disebut dengan Jumbreg, selain Jumbreg Paciran juga merupakan daerah penghasil buah siwalan muda yang biasa disebut Ental dalam bahasa jawa. Cerita Rakyat Sejarah terbentuknya Kabupaten Lamongan tidak lepas dari bumbu-bumbu cerita rakyat. Seperti yang satu ini, terkait asal muasal lahirnya pantangan bagi masyarakat Lamongan asli untuk memakan ikan lele. Meski banyak orang Lamongan yang merantau dan berjualan Pecel Lele, namun mereka konon pantang memakannya. Lalu apa cerita di balik kepercayaan itu? Cerita ini berawal ketika Sunan Giri III atau bernama asli Sedamargo blusukan ke daerah penyebaran Islam dengan menggunakan perahu menelusuri sepanjang aliran Bengawan Solo, hingga ke desa-desa. Sesampainya di Desa Barang (sekarang masuk wilayah Kecamatan Glagah, Lamongan), malam sudah larut, sinar terang bulan purnama menuntun langkah Sunan Giri menyusuri desa ini. Hingga pada suatu tempat Sunan Giri melihat lampu godog (sejenis oblek) yang menyala dari sebuah gubuk di sudut desa. Sedamargo lantas menghampiri sumber cahaya tersebut. Di situ didapatilah seorang wanita yang dikenal mbok rondo sedang menjahit pakaian. Perbincangan antar keduanya terjadi sampai larut malam. Di akhir perbincangan, akhirnya Sunan Giri berpamitan pergi. Namun dirinya lupa mengambil keris miliknya yang dia letakkan di bale, selama berbincang dengan mbok rondo tadi. Dia baru sadar ketika sudah tiba kembali di Giri. Kemudian Sunan Giri memerintahkan salah satu orang dekatya Ki Bayapati untuk kembali ke Desa Barang, mengambil keris kesayangan Sunan Giri yang tertinggal di bale gubuk mbok rondo. Keberadaan keris tersebut diketahui oleh mbok rondo, seketika wanita ini mengambil dan menyimpannya untuk kemudian dikembalikan atau sukur-sukur Sunan Giri kembali datang mengambilnya sendiri. Nah, saat ditugasi oleh Sunan Giri ini, Ki Bayapati menggunakan kemampuan ilmu sirepnya agar cepat menuju gubuk mbok rondo. Sesampainya di lokasi, pesuruh ini mengambil keris dengan cara sembunyi-sembunyi.

Tetapi sepandai apa pun Ki Bayapati, caranya tersebut diketahui mbok rondo yang disambut dengan teriakan maling. Menganggap utusan Sunan Giri ini sedang mencuri keris, padahal yang terjadi sebenarnya adalah ingin mengambilnya. Teriakan mbok rondo membangunkan para tetangganya, dan sejurus kemudian massa mengejar pria yang diduga mencuri keris pusaka ini. Karena panik dikejar warga, Bayapati memberanikan diri terjun ke kolam (jublang) untuk menghindari kejaran dan amukan massa. Tanpa disangka, tiba-tiba kolam dipenuhi oleh ikan lele yang berenang di permukaan. Keberadaan Bayapati tersamarkan oleh munculnya ikan-ikan lele ini. Warga yang tidak mengira Bayapati bersembunyi di kolam, segera meninggalkan lokasi. Bayapati selamat, sampai di Giri lantas menceritakan kejadian aneh tersebut sambil mengantarkan keris ke tuannya. Karena jasanya inilah, akhirnya Sunan Giri menghadiahkan keris yang sekarang disebut mbah jimat ini kepada Bayapati. Kabarnya keris saat ini tersimpan di bangunan Dusun Rangge, Lamongan. Gara-gara peristiwa aneh inilah, akhirnya muncul pantangan bagi warga Lamongan memakan lele. Karena menganggap lele adalah ikan bertuah yang pernah berjasa melindungi Bayapati. Tetapi, sepertinya pantangan ini sudah tidak berlaku untuk saat ini. Buktinya, warga Lamongan yang mengadu nasib di luar kota banyak berjualan pecel lele. Tidak sedikit dari mereka sukses berkat lele.

jeneng Lamongan dhewe asale saka jeneng salahsawijin sesepuh nang masa dhisik. Kabupaten Lamongan yaiku kabupaten neng Provinsi Jawa wetan, Indonesia.  nduwe wates karo segara Jawa neng lor, Kabupaten Gresik neng wetan, Kabupaten Mojokerto lan Kabupaten Jombang neng kidul, mawa Kabupaten Bojonegoro lan Kabupaten Tuban neng kulon. Cerito dadine kutha Lamongan mulai saka diwisudane Adipati Lamongan seng kawitan yaiku Tumenggung Surajaya (Rangga Hadi) sanajan naliko semono kasultanan panjang seng kuwosa nang pemerintahan, tetapi sing  ngalungguhan/mewisuda Surajaya  dadi adipati Lamongan sing kawitan dudua Sultan Pajang ngliyakne Kanjeng Sunan Giri IV. Hal kuwi amarga Sunan Giri prihatin marang  Kasultanan Pajang ketokane ruwet lan kahanan pamerentahan sing kurang mantep, lan faktor sing liya yaiku Kanjeng Sunan Giri rumangsa gerah deleng tingkah para pandagang asing saka Eropa yaiku pandagang Portugis sing pengen nguwasani Nusantara khususe pulau Jawa. butuh di ngerteni ngadeke Kabupaten Lamongan naliko jaman Keislaman lan diwisudane Tumengung Surajaya pas tanggal  10 dzulhijah 976 H sing ora liya yaiku dina Idul Adha lan sakwise ditelusuri tiba nang udhar 26 Mei 1569 M. dheweke (RanggaHadi) wayah gampang nduwe jeneng Hadi,yang asale saka Dusun Cancing sing manggon neng wilayah Sendangrejo kecamatan Ngimbang kabupaten Lamongan. mulai isih cilik dheweke wis melu neng Sunan Giri lan dheweke uga klebu santri sing disenengi Kanjeng Sunan Giri amarga sifatnya sing apik, pinter l,cakap lan cepet ngerti wulangan agama Islam mergo kuwi akhire Sunan Giri nunjuk Hadi  kongkon nyebarke agama Islam lan sisan ngatur pamerentahan lan kuripan Rakyat neng kawasan sing ono sisih kulon Kasunanan Giri sing nduwe jeneng kenduruan mulo kuwi Sunan Giri menehake aran  Rangga marang Hadi. Singkat cerito RanggaHadi karo koncone numpak prau nang kali Lamong  nganti neng Kenduruan, wong daerah iki Rangga Hadi diwenehi aran Mbah Lamong sing nduweni arti pinter NGEMONG wong wong  amarga Pinter noto daerah lan  mahir ngajari agama Islam, ugo disenengi kabeh Rakyatnya, mulo saka tembung Mbah Lamong iki daerah kuwi saiki di arani  Lamongan.

Mitos kutha Lamongan iwak Bandeng lan Lele ngrupakne Lambang saka kutha Lamongan . iwak Lele sing tentunya nduweni sejarah amarga dadi lambang saka kutha Lamongan. ana sing kandha nek wong Lamongan asli ora oleh mangan iwak kesebut panganan Khas kutha Lamongan Lamongan dikenal nduweni panganan khas, sing cukup populer lan bisa ditemoni neng macem-macem daerah neng Jawa wetan, kaya ta Sego Boranan, Soto Lamongan, sega Boranan, ngerti tek, lan ngerti campur lamongan. Wingko Babat yaiku panganan enteng khas saka Babat. kajaba kuwi ana panganan khas saka daerah Paciran sing karan karo Jumbreg, kajaba Jumbreg Paciran uga ngrupakne daerah pamakoleh buah siwalan enom sing biyasa karan Ental jero basa Jawa. cerito Rakyat Sejarah kebentuke Kabupaten Lamongan ora ucul saka bumbu-bumbu cerito rakyat. kaya sing siji iki, terkait asal muasal laire pantangan kanggo masyarakat Lamongan asli kanggo mangan iwak lele. senajan akeh wong Lamongan sing maran lan marung Pecel Lele, ning dekne kabeh konon pantang makane. nuli apa cerito neng walik pangandel kuwi? cerito iki berawal pas Sunan Giri III utawa nduwe jeneng asli Sedamargo blusukan menyang daerah penyebaran Islam karo nggunakne prau menelusuri sadawa aliran bengawan Solo, nganti menyang desa-desa. sangantine neng desa Barang (saiki mlebu wilayah Kecamatan Glagah, Lamongan), bengi wis larut, sinar padhang bulan purnama menuntun jangkah Sunan Giri nyusuri desa iki. nganti nang mubarang panggon Sunan Giri ndeleng lampu godog (sawarna oblek) sing menyala saka siji gubuk neng sudut desa. Sedamargo bacut terus menghampiri sumber cahaya kesebut. neng kono dibisanana sawong wedok sing dikenal mbok rondo lagi menjahit klambi. Perbincangan terna sakarone kedadean nganti larut bengi. neng akhir perbincangan, akhire Sunan Giri berpamitan lunga. ning awake lali njupuk keris duwene sing dheweke dokokake neng bale, sajrone berbincang karo mbok rondo mau. dheweke anyar eling pas wis tiba bali neng Giri. banjur Sunan Giri ngongkonke salah siji wong dekatya Ki Bayapati kanggo bali menyang desa Barang, njupuk keris kedemenan Sunan Giri sing kari neng bale gubuk mbok rondo

kanan keris kesebut kawruhan saka mbok rondo, saknalika wedok iki njupuk lan menyimpannya kanggo banjur dibalekne utawa sukur-sukur Sunan Giri bali teka njupuke dhewe. Nah, wektu ditugasi saka Sunan Giri iki, Ki Bayapati nggunakne kabisan elmu sirepnya ben cepet menuju gubuk mbok rondo. sangantine neng lokasi, pangongkon iki njupuk keris karo cara sembunyi-sembunyi. ning sapinter apaa Ki Bayapati, carane kesebut kawruhan mbok rondo sing disambut karo bengokan madha. nganggep kongkonan Sunan Giri iki lagi maling keris, padahal sing kedadean sabenere yaiku pengen njupuke. bengokan mbok rondo nangekake para tanggane, lan sejurus banjur massa mburu lanang sing diduga maling keris pusaka iki. amarga panik diburu warga, Bayapati manekne awak terjun menyang kolam (jublang) kanggo menghindari buron lan amukan massa. Tanpa kinira, dumadakan kolam dikebaki saka iwak lele sing nglangi neng raen. kanan Bayapati keremengna saka munculnya iwak-iwak lele iki. Warga sing ora nduga Bayapati bersembunyi neng kolam, cepet mungkur lokasi. Bayapati slamet, nganti neng Giri bacut terus nyeritoke kedaden aneh kesebut karo ngiringaken keris menyang tuannya. amarga jasanya iki, akhire Sunan Giri mbebungahake keris sing saiki karan mbah jimat iki marang Bayapati. prungune keris wektu iki tersimpan neng tangen Dusun Rangge, Lamongan. Gara-gara kadadean aneh iki, akhire muncul pantangan kanggo warga Lamongan mangan lele. amarga nganggep lele yaiku iwak bertuah sing tau berjasa melindungi Bayapati. ning, kayane pantangan iki wis ora mayu kanggo wektu iki. buktine, warga Lamongan sing nggugat nasib neng njaba kutha akeh marung pecel lele. ora sethithik saka dekne kabeh sukses berkat lele.

3. Sebutkan 5 pekerjaan yang menghasilkan barang beserta barang yang dihasilkan! Jawaban:

— 4. Sebutkan 5 pekerjaan yang menghasilkan jasa serta pelayanan yang diberikan! Jawaban:

— 5. Jelaskan 3 contoh sikap yang mencerminkan menghargai sumber daya alam! Jawaban:

-7.0748258,111.9814642,14z

Related Documents

Asal Usul Pengetahuan
February 2021 0
Usul-handasa.pdf
March 2021 0
Pengenalan Usul Fiqh
January 2021 1
Konsep Kota Sehat
February 2021 0
Gambaran Umum Kota Bitung
January 2021 1

More Documents from "Si Lumba Bf"