Askeb Komunitas Pms.rtf

  • Uploaded by: Syahnaz Hajj Pratiwi II
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askeb Komunitas Pms.rtf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,784
  • Pages: 26
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu. Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009) Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya : Kematian ibu dan bayi,,kehamilan remaja,Unsafe abortion,Bayi Berat lahir Rendah(BBLR),Penyakit Menular Seksual(PMS) dan Perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan PMS? 2. Bagaimana ciri-ciri dari PMS? 3. Faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi PMS? 4. Apa saja macam-macam PMS? 5. Apa yang harus dilakukan jika terkena PMS? 6. Bagaimana pencegahan PMS? 1

7. Bagaimana peran bidan dalam menanggulangi PMS? 8. Apa yang dimaksud dengan perilaku social budaya yang berpengaruh dalam

pelayanan kebidanan? 9. Bagaimana perilaku social budaya yang berpengaruh pada ibu hamil,bersalin, nifas dan bayi baru lahir? 10. Bagaimana peran bidan dalam perilaku social budaya yang berpengaruh pada ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari PMS. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari PMS. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PMS. 4. Untuk mengetahui macam-macam dari PMS. 5. Untuk mengetahui hal yang harus dilakukan jika terkena PMS. 6. Untuk mengetahui pencegahan dari PMS. 7. Untuk mengetahui peran bidan dalam menanggulangi PMS. 8. Untuk mengetahui pengertian perilaku social budaya yang berpengaruh dalam

pelayanan kebidanan. 9. Untuk mengetahui perilaku social budaya yang berpengaruh pada ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir. 10. Untuk mengetahui peran bidan dalam perilaku social budaya yang berpengaruh pada ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) A. PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) 2

PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina). PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. B. ANGKA-ANGKA KEJADIAN PMS 1. Angka kesakitan sifillis pada tahun 1996 adalah 4,71 per 100.000 penduduk. 2. Gonokokus pada tahun 1996 tahun 1996, angka kesakitannya 11,1 per 100.000 penduduk 3. AIDS : 

4.

Laki-laki : 64,6 %  Perempuan : 31,9 Lain-lain : 3,5 %  Usia 20-29 thn : 45,74 %  Usia 30-39 thn : 27,71 %  Usia 40-49 thn : 9,35 %  Usia < 1 thn : 0,33 %  Usia 1-4 thn : 0,33 %

C. CIRI-CIRI PMS 1. Penularan penyakit tidak selalu harus melalui hubungan kelamin. 2. Penyakit dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakukan hubungan

kelamin 3. Sebagian penderita adalah akibat korban keadaan diluar kemampuan mereka, dalam arti mereka sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak mendapat penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit. D. EPIDEMIOLOGI PMS 1. Banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada UU yang mengharuskan

melaporkan setiap kasus baru PMS yang ditemukan. 2. Bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam. 3. Fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga seringkali terjadi salah diagnostic dan penanganannya. 3

4. Banyak kasus yang asimtomatik (tanpa gejala yang khas) terutama penderita

wanita. 5. Pengontrolan terhadap PMS ini belum berjalan baik. E. RANTAI PENULARAN PMS

Virus, bakteri, protozoa, parasit dan jamur Manusia, bahan lain yang tercemar kuman Penis, vagina, lubang pantat, kulit yang terluka, darah, selaput lendir. Yang paling umum adalah hubungan seks (penis-vagina, penis-lubang pantat, mulut-lubang pantat, mulut-vagina, mulut-penis). Hubungan seks, pemakaian jarum suntik secara bersamasama dari orang yang terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, transfusi darah yang tidak steril, jarum tato dan lainnya). Orang yang berperilaku seks tidak aman. Makin banyak pasangan seks, makin tinggi kemungkinan terkena PMS dari orang yang sudah tertular. F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENINGKATNYA PMS 1. Perubahan demografik secara luar biasa

Peledakan jumlah penduduk - Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan berbagai alasan, misalnya: pekerjaan, liburan, pariwisata, rapat, kongres atau seminar Kemajuan sosial ekonomi Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan-perubahan demografi diatas, terutama dalam bidang agraris dan moral. Kelalaian beberapa negara dalam pemberian kesehatan dan pendidikan seks khususnya Perasaan aman pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan kontrasepsi Akibat pemakaian obat antibiotik tanpa petunjukyang sebenarnya Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, terutama fasilitas laboratorium dan klinik pengobatan -

2. 3. 4. 5. 6. 7.

G. MACAM-MACAM PENYEBAB PMS

PMS dapat disebabkan oleh beberapa organisme penyebab, diantaranya yaitu : 1) Infeksi bakteri  Neisseria gonorroeae (gonore)  Chlamidia trachomatis (limfogranuloma venerum)  Treponema pallidum (sifillis, kondilo malatum)  Ureaplasma urealyticum (infeksi mikoplasma) 4



Haemophillus ducrei (chancroid)  Calymmatobacterium granulomatis (granuloma inguinale)  Spesies shigella  Gardanela vaginalis (vaginitis) 2) Infeksi virus  Virusherper simpleks (HSV)  Hepatitis A, B, C  Sitomegalovirus (infeksi CMV)  Human papilomavirus (kulit genital, kondiloma akuminata)  Moloskum kontangiosum  Human immunodeficiency virus (HIV) 3) Infeksi protozoa  Trichomonas vaginalis  Entamoba histolyca  Giardia lambia 4) Parasit  Phthirus pubis (kutu kepiting)  Sarcoples scabies (tungau scabies) H. MACAM-MACAM PMS

Penyakit menular seksual yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, dintaranya yaitu : 1. GONORRHOE a) Pengertian Gonore adalah penyakit seksual yang paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae, kokus gram negative kecil berbentuk ginjal yang tersusun berpasangan. b) Tanda dan gejala 

Pada Pria Gejala terlihat dalam waktu 2-10 hari setelah hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi, gejala-gejala tersebut, antara lain - Disuria dan rabas uretra mukopurulen dalam jumlah besar. - Uretritis - Keluar nanah di uretra - Rasa gatal, panas atau sakit di ujung meatus terutama sewaktu berkemih. 5

Gonore faring akibat kontak seksual urogenital umumnya asimtomatik tetapi kadang-kadang pasien mengeluh nyeri tenggorokan - Infeksi rectum diperoleh melalui hubungan seksual anus pada homoseksual, sering asimtomatik tetapi mungkin dijumpai gambaran proktitis (rabas anus,nyeri perdarahan, tenesmus) Pada wanita Sebagian besar (80%) dengan gonore non / complikata tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa mungkin mengeluh peningkatan rabas vagina dan disuria, Infeksi pada kelenjar pada uretra. -



c) Komplikasi 



Pada laki-laki dewasa : - Hidronekrosis - Epididimis - Arthritis - endokarditis bakteri - meningitis - konjungtivitis - epididimorchitis - urethritis - prostatitis Pada perempuan dewasa : - penyakit radang panggul - bartholinitis - vulvovaginitis - pembengkakan dan nyeri pada labia - perihepatitis dan sindrom fitz-hug-curtis

d) Dampak pada kehamilan dan bayi

Gonore mempunyai dampak yang buruk terhadap kehamilan. Ibu hamil yang menderita gonore dapat menularkan infeksi tersebut melalui plasenta. Dampak tersebut antara lain : - Aborsi spontan septic - Preterm 6

-

Premature Korioamnionitis Infeksi post partum

Pada 25-50 % kasus gonore ditularkan ke janin pada kelahiran jika ibu dibiarkan tidak diterapi, sehingga dapat menyebabkan efek negative terhadap janin / bayi antara lain: -

Neonatal gonococal arthritis Septicemia Meningitis Vaginitis Abses pada kulit kepala Oftalmiagonorea e) Terapi / pengobatan 



Pada dewasa - Pennisilline - Cefriaxone ( untuk gonore tanpa komplikasi pada ibu hamil) IM 125 mg atau oral cefixime (400 mg) - Spectinomycin dengan eritromicyn (untuk wanita yang alergi terhadap penisilin atau antibiotic beta-laktam) 2 gram/12jam. - Dipantau selama 24-48jam. Pada Neonatus - Cefriaxone 25-50mg/kg IV/IM - Terapimata eritromisin pada saat kelahiran - Karioamnitis → ampisilin/seftriaxone

2. KLAMIDIA TRACHOMATIS a) Pengertian

Clamidia trachomatis merupakan penyakit menular seksual yang paling sering dijumpai pada orang dewasa dan remaja, paling sering dijumpai pada wanita yang aktif secara seksual diantara usia 12 dan 19tahun. b) Tanda dan gejala 

Pada pria 7

Timbul rabas uretra mukoid atau mukopurulen - Disuria Pada wanita - Sebagian besar wanita dengan infeksi klamidia di servik tidak memperlihatkan gejala tetapi sebagian kecil mengeluh rabas vagina dan dysuria - Mungkin tidak terdapat tanda-tanda spesifik, servik mungkin tampak normal / mungkin terjadi endoservitis disertai pengeluaran mukopus dari os. - Nyeri tekanan adneksa yang ringan -



c) Faktor resiko 





Usia muda - Pasangan seksual yang banyak - Penggunaan kontrasepsi oral - Ras (angka pravalensi lebih tinggi pada Afro Amerika) - Komplikasi Pada pria - Uretritis - Epidedimitis - Proktitis - Sindromreiter (konjungtivitis, dermatitis, uretritis dan arthritis) Pada wanita - Servisitis - Uretritis - Penyakit peradangan pelvis - Terjadi perinerpatitis, timbul nyeri akut di hipokondrium kanan semakin terasa apabila pasien menarik napas dalam-dalam, mual, anoreksia dan demam ringan.

d) Penegakan diagnosis 1. Biakan pada sikloheksamid untuk sel Mc. Coy, akan tetapi cara ini

mahal,lambat dan penyediaan terbatas.

8

2. Uji deteksi antigen yang cepat misalnya chlamidiozyme atau microtrek telah popular karena dapat dipercaya, tidakmahal dan cepat. e) Dampak clamidia trachomatis pada kehamilan

Ibu hamil yang terkenai nfeksi clamidia trachomatis mempunyai kemungkinan melahirkan anak dengan konjungtivitis dan pneumonitis. f) Terapi

1. Pemberian eritromisin dapat pada kehamilan dan pada neonatus kalau terjadi pneumonia atau otitis media 2. Kontak seksual harus dilacak dan diterapi secara empirik. 3. HERPES SIMPLEKS / GENITALIS a) Pengertian

Virus herpes simpleks adalah anggota dari keluarga virus herpes DNA dan ditularkan lewat kontak mukokutaneus yang intim. Herpes simpleks adalah infeksi akut oleh virus herpes simplek ( V. Herpes Hominls) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa di daerah muka kutan. Virus herpes genitalia adalah virus herpes simpleks tipe I dan II b) Gejala klinis

Masa inkubasi : 3-7 hari 1. Infeksi primer Berlangsung kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya : - Demam - Malaise - Anoreksia - Pembengkakan kelenjar getah bening regional - Vesikel berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen → ulserasi dangkal 2. fase laten 9

Tidak ditemukan gejala klinis tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis. - Penularan dapat terjadi pada fase ini,akibat pelepasan virus terus berlangsung meskipun dalam jumlah sedikit. 3. Infeksi rekuren reaktivitas VHS pada ganglion dorsalis mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis yang dapat dipacu oleh : 1) Trauma fisik : - Demam - Infeksi - Kurang tidur - Hubungan seks 2) Trauma psikis : - Gangguan emosional 3) Obat-obatan : - Kortikoseteroid - Imuno supresif 4) Menstruasi 5) Makan dan minuman yang merangsang -

c) Gejala klinis herpes genitalis -

Vesikel tunggal atau multiple Vesikel pecah spontan setelah 24-72 jam Ulkus merah Nyeri, tetapi sembuh sendiri Lesi pada preputium, glans penis, bokong dan pada paha bagian dalam Disuria Demam Edema Limfadenopati bilateral

d) Dampak pada kehamilan 1. Herpes genitalia primer

Pasien yang terkena herpes primer pada kehamilan menghadapi peningkatan resiko komplikasi obstetric dan neonatal, antara lain : 10



Aborsi spontan  IUGR  Persalinankurang bulan Sedangkan kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa :  Ensefalopati  Keratokonjungtivitis  Hepatitis  Lesi pada kulit e) Pemeriksaan penunjang

Percobaan Tzantk dengan pewarnaan Gremsa dari bahan vesikel dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan bahan inklusi intranuklear. f) Diagnosa banding -

Impetigo vesikobulasa Ulkusduru Ulkus mole Ulkus mikstum

g) Penatalaksanaan -

Medikamentosa Belum ada terapi radikal Pada episode pertama, berikan : 1. Asiklovir 200 mg peroral 5 x/hr selama 7 hr atau 2. Asiklovir 5 mg/kgBB. IV tiap 8jam selama7 hr atau 3. Preparat isoprinosin sebagai imunomudular atau 4. Asiklovir parenteral atau preparat adenine orabinosid → berat → komplikasi pada alat dalam.

4. SIFILLIS a) Pengertian

Sifilis adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh treponema pallidum. b) Tanda dan gejala  Sifilis primer (masa inkubasi 10hr-3bln)  Pada laki-laki : 11

Timbul ulkus(Chancre) pada penis tapi tidak sakit, tepian timbul dan keras ( seperti kancing) - Mungkin ada pembesaran kelenjar limfe regional tapi tidak nyeri. Ulkus primer ini akan sembuh spontan, meninggalkan parut seumur hidup. Pada perempuan : - Timbul ulkus (chancre) pada serviks -



2. Sifillis sekunder (4-10mgg) -

Timbul kelainan kulit makulo-papuler → telapak tangan dan kaki Pada genetalia → plak lebar agak meninggi → condilomaakuminata Limfadenopati umum Adenopati, demam, faringitis, malase

3. Sifilis tersier -

Semua organ dapat terserang, terutama otak (neurosifilis → dinensia dan perubahan perilaku) dan jantung Interval dari infeksi menjadi neurosifilis berkisar antara 20-30 tahun Terjadi gumma (daerah nekrotis luas) di hati, tulang-tulang dan testes

c) Dampak pada kehamilan

Infeksi ibu dapat menyebabkan penularan transplasental ke janin pada setiap gestasi. Ibu dengan sifilis primer dan sekunder akan lebih mungkin menularkan infeksi dengan manifestasi lebuih berat yang terjadi pada janin. d) Penegakan diagnose

Diagnosa serologic sifilis umumnya ditegakkan dengan melakukan 2 tipe pemeriksaan yaitu :  Pemeriksaan antibody non treponema → VDRL atau RPN dilakukan dengan pemeriksaan dilusi serum serial, hal ini penting 12



karena terdapat lesi klinis yang berkaitan dengan peningkatan titer pada pemeriksaan nontreponema. Pemeriksaan anti bodi treponema → FTA-ABS, MHA-T

e) Terapi  



Terapi sifilis pada kehamilan sama seperti terapi pada keadaan tidak hamil (terapi yang dipilih adalah penisilin G) Pada pasien dengan sifilis primer, sekunder atau laten yang berlangsung < dari 12 bulan menggunakan terapi dosis tunggal benzatin penisilin : 2,4 juta unit yang dilakukan secara intramuscular (IM) Pasien dengan sifilis laten yang lebih lama dari satu tahun diberi terapi mingguan ini selama 3 minggu.

5. KANDIDOSIS VAGINAL a) Definisi

Kandidosis vaginal adalah penyakit jamur yang yang bersifatakut atau sub akut pada vagina danatau vulva dan disebabkan oleh kandida, biasanya oleh C. albicans. b) Faktor predisposisi 1. Factor endogen, yaitu : - Perubahan fisiologik, seperti kehamilan, kegemukan, debilitas, endokrinopati dan penyakit kronik - Umur, misalnya orang tua dan bayi lebih mudah terkena - Imunologik / penyakit genetic 2. Factor eksogen, antara lain : -

Iklim, panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat Kebersihan kulit Kontak dengan pasien Latrogenik, misaldengan penggunaan antibiotic jangka panjang

c) Tanda dan gejala 

Tanda - Radang - Disertai maserasi - Pseudomembran 13

Fisura Gejala - Gatal - Biasa disertai keputihan - Tidak berbau / berbau asam - Jumlah biasa banyak - Berwarna putih keju, seperti kepala susu / krim atau seperti susu pecah - Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju ( cottage cheeses) yang menenpel -



d) Dampak pada kehamilan

Infeksi pada bayi saat dilahirkan, seringkali terbatas pada bagian mulut dan daerah yang ditutupi popok. e) Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan mikroskopik secret vagina dengan sediaan basah KOH 10 % dapat terlihat adanya bentuk ragi (yeast form) : blastospora dan pseudohifa (seperti sosis panjang bersambung). Dengan pewarnaan gram dapat ditemukan pseudohifa yang bersifat gram positif dan blastospora. f) Diagnosis

Ditegakkan berdasar mikroskopik.

pada

manifestasi

klinis

dan

pemeriksaan

g) Penatalaksanaan 



Topical, gunakan : - Mikonazol /klotrimazol 200 mg intra vaginal/hari selama 3 hari - Klotrimazol 500mg intravaginal dosis tunggal - Nistatin 100.000 IU intravaginal / hari selama 14hari - Untuk vulva dapat diberikrim klotrimazol 1 % / mikonazol 2 % selama 7 – 14 hari atau salep tiokonazol 6,5 % sekali oles - Untuk wanita hamil hanya dapat diberikan preparat azol topical selama 7 hari Sistemik 14

-

Dapat digunakan ketokonazol denga dosis 2 x 200 mg selama 5 hari (untuk dewasa)

6. AIDS a) Pengertian

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodefisiency Virus (HIV) b) Etiologi

Lymphadenopaty associated virus (LAV), human T cell leukemia virus III (HTLV III), human T cell lympho tropic virus. Virus ini ditemukan pada monyet hijau di Afrika sekitar 70 %, tetapi tidak menimbulkan penyakit. c) Faktor risiko penularan HIV -

Memiliki banyak pasangan seksual Menyalahgunakan obat intravena Memiliki pasangan seksual dari penyalahgunaan obat intravena Memiliki pasangan seksual dari orang yang terinfeksi HIV Memiliki riwayat penyakit yang ditularkan lewat kontak seksual (terutama ulseratif)

d) Patologi

Masuknya HIV ke dalam tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan secret vagina serta transmisi dariibu ke anak.penularan HIV melalui 3 cara yaitu : - Hubungan seksual, baik secara vaginal,oral, maupun anal denag seorang pengidap. Cara ini paling umum terjadi, meliputi 80-90 % totalkasus sedunia. - Kontak langsung dengan darah, produk darah atau jarum suntik. Transfusi darah / produk darah yang tercemar mempunyai factor resiko sampai > 90 %. Ditemukan 3-5 % total kasus sedunia. - Transmisi secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya melalui plasenta. Resiko penularan 25-40 % dan terdapat < 0,1% total kasus sedunia. 15

e) Pemeriksaan penunjang

Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :  Cara langsung Isolasi virus dari sample. Umumnya menggunakan mikroskop electron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi antigen virus adalah dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Penggunaan PCR antara lain untuk : - Tes HIV pada bayi karena zat anti dari ibu masih ada pada bayi sehingga menghambat pemeriksaan serologis - Menetapkan status infeksi pada individu seronegatif - Tes pada kelompok resiko tinggi sebelum terjadi serokonversi - Tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitifitas ELISA untuk HIV-2 rendah  Cara tidak langsung - ELISA sensitifitasnya tinggi (98,1-100 %). Biasanya memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi. Hasil positif, harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan Western Blot. - Western Blot, sensitifitasnya tinggi (99,6-100 %). Pemeriksaan ini cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam. Mutlak diperlukan untuk konfirmasi hasil pemeriksaan ELISA positif. - Immunofluorescent assay (IFA) - Radioimmunopraecipitation assay (RIPA) f) Perawatan dan penanganan wanita yang terinfeksi HIV sebelum dan

selama persalinan - Persalinan di RS setempat yang mengetahui pasien - Penentuan tatacara persalinan yang diharapkan - Set partus untuk HIV selalu tersedia - Hindari tindakan infasif pada ibu dan janin jangan memasang elektroda kepada kepala dan jika mungkin jangan melakukan episiotomi atau persalinan pervaginam secara operatif - Perawatan khusus saat memotong tali pusat dan pelahiran plasenta : serologi pada daerah tali pusat dan menentukan adanya virus - Lakukan desinfektan secara cermat 16

7. ULKUS MOLE a) Pengertian

Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh haemopilus ducrey. b) Etiologi

Disebabkan oleh haemopilus ducrey c) Patofisiologi

Masa inkubasi berkisar diantara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multiple, biasanya di daerah genital. Mula-mula kelainan kulit berupa papul kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. d) Tanda dan gejala : 

Ulkus yang multiple Nyeri pada tempat inokulasi Sering disertai penanahan kelenjar getah bening regional

Ulkus pada wanita tidak senyeri laki-laki, berupa : - Disuria - Nyeri pada waktu defekasi - Dispareunia

e) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan sediaan apus diambil dari permukaan tepi ulkus yang bergaung, dengan pewarnaan gram, Unna-Pappenheim, Wright atau Giemsa ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai Biakan kuman dengan bahan diambil dari pus bubo atau lesi, kemudian ditanam pada perbenihan / plat agar khusus, yaitu agar gonokok dan Muller Hinton. Dapat pula dilakukan tes imunofluoresensi, biopsy, tes kulit itoReenstieina, dan autoinokulasi. f) Diagnosis 17

Berdasarkan pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium untuk menentukan agen penyebabnya. Harus juga dipikirkan kemungkinan infeksi campuran. Pemeriksaan serologic dapat dilakukan, untuk menyingkirkan sifillis. g) Penatalaksanaan 1. Medikamentosa -

2

-

Pengobatan sistemik dapat diberikan salah satu obat di bawah ini : Siprofoksasin * 500 mg per oral dosis tunggal Ofloksasin * 400 mg per oral dosis tunggal Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal Eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari Seftriakson 250 mg injeksi IM sebagai dosis tunggal Trimetropim – sulfametoksasol 80-400 mg, 2×2 tablet peroral selama 7 hari (*) kontra indikasi untuk wanita hamil, menyusui dan anak kurang dari 12 tahun Nonmedikamentosa Memberikan pendidikan pada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut : Bahaya PMS dan komplikasinya Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat menghindari lagi Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa dating

8. KONDILOMA AKUMINATA a) Pengertian

Kondiloma akuminata adalah disebabkan oleh virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu, bertangkai dan permukaannya berjonjot. b) Patofisiologi

18

VPH masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit sehingga kondiloma akuminatum sering timbul pada daerah yang mudah mengalami trauma pada saat berhubungan seksual. Masa inkubasi berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). Terutama mengenai daerah yang lembab, misalnya daerah genetalia eksterna. Pada pria dapat mengenai perineum, sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis. Muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadangkadang pada portio uteri. Adanya fluor albus dan kehamilan dapat mempercepat pertumbuhan penyakit. c) Diagnosis banding

Veruka vulgaris, kondiloma latum dan karsinoma sel skuamosa. d) Penatalaksanaan

Dapat dilakukan dengan kemoterapi, bedah listrik, bedah beku, bedah scalpel, laser CO2, interferon. I.

YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TERKENA PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Kalau terkena IMS atau curiga terkena IMS : 1. Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya. Obat IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat paling tepat untuk IMS yang diderita. Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti saran dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk juga berobat. 2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS. 3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya kumatkumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu 4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan. Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat

J. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL 19

1. Pencegahan Penularan lewat seks : 

Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.  Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang seks.  Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur. 2. Pencegahan Penularan Cara lainnya :  Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.  Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.  Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita K. PERAN BIDAN DALAM MENGATASI PMS

Sebagai seorang bidan dalam hal ini dapat mengambil perannya sebagai pelaksana yaitu : 1. Memberikan penyuluhan kepada remaja atau orang dewasa tentang seks, sebelum terjadi penularan PMS melalui hubungan seksual, betapa bahayanya jika melakukan hubungan seks bebas seperti berganti-ganti pasangan seks, melakukan hubungan seks lewat dubur (anal), oral seks. 2. Pada seseorang yang telah terkena PMS, bidan disini memberikan konseling memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang PMS, Seseorang yang terkena PMS di anjurkan untuk tidak berhubungan seks untuk menghindari tertularnya kepada patner seksnya, Jika melakukan hubungan seks sebaiknya menggunakan kondom, PMS yang masih dapat disembuhkan sebaiknya penderita di anjurkan untuk melakukan pengobatan yang rutin

20

2.2 PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA

PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS A. PENGERTIAN

21

Fakta di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas diantaranya : 1. Health Believe Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi. Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang. 2. Life Style Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek sosial budaya). 3. Health Seeking Behavior Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun. B. Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan Kebidanan

Komunitas pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir 1. Hamil a) Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yang berkaitan

dengan kehamilan, antara lain:

22



Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni, procotan dan brokohan.  Mengidam, dikotomi panas dingin.  Larangan masuk hutan, karena wanita hamil menurut kepercayaan baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus dapat mengganggunya.  Pantangan keluar waktu maghrib dikhawatirkan kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat.  Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.  Tidak boleh duduk di depan pintu, dikhawatirkan akan susah melahirkan,dll. b) Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain yaitu:  KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makanan bergizi, batasi aktivitas fisik, tidak perlu pantang makan.  KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar ditinggalkan.  Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan. 2. Persalinan Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek-praktek tradisional tertentu masih dilakukan. Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup. a) Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang ada di masyarakat, antara lain :  Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik.  Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.  Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.  Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.  Minum minyak kelapa memudahkan persalinan,dll. 23

b) Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan 

Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pascapersalinan.  Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat dan peralatan.  Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat. 3. Nifas dan Bayi Baru Lahir a) Perilaku social budaya di masyarakat selama nifas dan bayi baru lahir :  Pantang makan makanan yang amis ikan, telur, daging  Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin  Pantang makan makanan yang pedas dan asin  Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari setelah melahirkan karena bisa sawan.  Minum jamu dapat melancarkan produksi ASI,dll. b) Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir :  KIE tentang perilaku positif dan negative  Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama masa nifas dan menyusui sebenarnya kurang menguntungkan bagi ubu dan bayi. 

Memberikan pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir yang benar dan tepat meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan (kolostrum), menjaga kehangatan. Memberikan penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin, bayi dan balita.

24

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan. Masalah dalam pemberian asuhan kebidanan dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara tenaga kesehatan dan masyarakat di komunitas. B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan hendaknya bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan di komunitas dengan melibatkan peran serta masyarakat, tokoh masyarakat dan melibatkan klien sebagai mitra dalam setiap asuhan yang akan diberikan oleh bidan. 25

26

Related Documents

Askeb Komunitas Pms.rtf
February 2021 0
Askeb Ank Btuk Pilek
January 2021 0
Keragaman Komunitas
February 2021 1
Kuesioner Komunitas
February 2021 1

More Documents from "Ririn Sri Rahayu"