Askep Anemia

  • Uploaded by: Kurnia Safitri
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Anemia as PDF for free.

More details

  • Words: 11,687
  • Pages: 92
Loading documents preview...
KEPERAWTAN (NURSING) 

Beranda

Sabtu, 22 Februari 2014 ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.

B. Ruang lingkup Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari – hari, data penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

C. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis anemia. 2. Tujuan khusus Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:

a. Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan penyakit anemia. b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah. c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan. d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan. e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan penyakit anemia. f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus.

D. Metode penulisan Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara: 1. Wawancara Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif pasien. 2. Studi dokumentasi Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan keperawatan dan catatan dokter. 3. Studi kepustakaan Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit anemia dan konsep dasar keperawatan. 4. Observasi Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati perubahan – perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal penting termasuk pemeriksaan fisik. 5. Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan lain – lain. 2. Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau tidak.

3. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan refleks hummer. 4. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan stetoskop.

E. Sistematika penulisan Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari : LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang B. Ruang lingkup C. Tujuan penulisan D.Metode penulisan E. Sistematika penulisan BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi B. Etiologi C. Tanda dan gejala D. Patofisiologi E. Pemeriksaan penunjang F. Data fokus G. Riwayat kesehatan H. Pemeriksaan fisik I. Diagnosa keperawatan J. Intervensi dan rasional K. Evaluasi BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Pemeriksaan fisik C. Aktivitas sehari – hari D. Data penunjang

E. Analisa data F. Diagnosa keperawatan G. Intervensi, implementasi, evaluasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian B. Diagnosa keperawatan C. Perencanaan D. Implementasi E. Pelaksanaan F. Evaluasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya : Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang

mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999). Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

B. Etiologi Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. 1.

Perdarahan hebat

2.

Akut (mendadak)

3.

Kecelakaan

4.

Pembedahan

5.

Persalinan

6.

Pecah pembuluh darah

7.

Penyakit Kronik (menahun)

8.

Perdarahan hidung

9.

Wasir (hemoroid)

10. Ulkus peptikum 11. Kanker atau polip disaluran pencernaan 12. Tumor ginjal atau kandung kemih 13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah 15. Kekurangan zat besi 16. Kekurangan vitamin B12 17. Kekurangan asam folat 18. Kekurangan vitamin C 19. Penyakit kronik 20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

21. Pembesaran limpa 22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah 23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah 24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal 25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter 26. Kekurangan G6PD 27. Penyakit sel sabit 28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

C. Tanda dan gejala 1. Lemah, letih, lesu dan lelah. 2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang. 3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

D. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang, kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya

kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl ) 2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%) 3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik ) 4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)

F. Data fokus Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan. Biasanya data fokus yang didapatkan adalah : Data Subjektif : 1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu. 2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun. 3. Pasien mengatakan mual. 4. Pasien mengatakan sering haus. Data Objektif : 1. Pasien tampak lemah, letih, lesu 2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan 3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah. 4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.

G. Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama

Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing. 2. Riwayat kesehatan sekarang Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa. 3. Riwayat kesehatan dahulu Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?. 4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk ?.

H. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap dingin, berat badan menurun. 2. Kulit Kulit kering, kuku rapuh. 3. Mata Penglihatan kabur, perdarahan retina. 4. Telinga Vertigo, tinnitus. 5. Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis. 6. Paru – paru Dispneu. 7. Kardiovaskuler Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung. 8. Gastrointestinal Anoreksia.

9. Muskuloskletal Nyeri pinggang, nyeri sendi. 10. System persyarafan

Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.

I.

Diagnosa keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan). 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.

J.

Intervensi dan rasional

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan). a. Tujuan Infeksi tidak terjadi. b. Kriteria hasil Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka. c. Intervensi 1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan. 2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral. d. Rasional 1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme. 2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi. 2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel. a. Tujuan Peningkatan perfusi jaringan. b. Kriteria hasil Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

c. Intervensi 1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit / membran mukosa, dasar kuku. 2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. d. Rasional 1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi. 2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. a. Tujuan kebutuhan nutrisi terpenuhi. b. Kriteria hasil 1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. 2) Midak mengalami tanda mal nutrisi. 3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. c. Intervensi 1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. 2) Observasi dan catat masukan makanan pasien. 3) Timbang berat badan setiap hari. 4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan. d. Rasional 1)

Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

2) Memudahkan intervensi. 3) Mengawasi penurunan berat badan. 4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

K. Evaluasi

kajian

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28). Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah : a. Infeksi tidak terjadi. b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi. c. Peningkatan perfusi jaringan.

BAB III TINJAUAN KASUS A.

Pengkajian

1. Biodata pasien a.

Nama

: Tn. H

Umur

: 80 tahun

Jenis kelamin

: Laki – laki

Status perkawinan

: Kawin

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

No. Registrasi

: 0182

Diagnosa medis

: Anemia

Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu : 13 Februari 2014, Kamis : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu b. Identitas penanggung jawab Nama

: Tn. A

Umur

: 35 tahun

Jenis kelamin

: Laki – laki

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Buruh

Hubungan dengan pasien

: Anak

: Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu. 2. Keluhan utama Pasien mengatakan sakit kepala (pusing). 3. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah – muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas. Skala nyeri : 3 (nyeri sedang). 4. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit. 5. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk, hipertensi. B. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum 2. Tingkat kesadaran

: Pasien tampak bersih : Apatis

3. Tanda – tanda vital a. Tekanan darah

: 120 / 60 mmHg

b. Nadi

: 85 x / menit

c. Pernafasan

: 28 x / menit

d. Suhu

: 36,2 0 C

4. Berat badan dan tinggi badan Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. 5. Pemeriksaan head to toe a. Kepala / rambut

Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih. b. Mata Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak bersih. c. Telinga Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen. d. Hidung Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret, tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan. e. Mulut Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit merah. f. Leher Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi. g. Dada (paru – paru dan jantung) Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan cairan pada pleura. h. Ketiak Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi. i. Perut Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada penumpukan cairan. j. Genetalia Tidak ada keluhan maupun kelainan. k. Kulit dan kuku Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih. l. Ekstermitas atas Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada kelainan, agak lemah. Kekuatan otot :

4 3

m. Ekstermitas bawah Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih. Kekuatan otot :

4

4

C. Aktivitas sehari – hari No. 1.

Aktivitas

Sebelum sakit

Sesudah sakit

Nasi

D5

2) Frekuensi

2x / 3x sehari

Belum makan

3) Porsi

1 porsi habis

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Air putih / kopi

Air putih

2) Frekuensi

4x / hari

1 gelas

3) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

4x / hari

2x

Kuning / putih

Kuning

Tidak ada

Tidak ada

1x / hari

Belum

Kuning khas

Tidak ada

Lembek

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

a. Mandi

2x / hari

1x

b. Gosok gigi

2x / hari

Belum

3x / minggu

Belum

Nutrisi a. Makan 1) Jenis

4) Keluhan b. Minum 1) Jenis

2.

Eliminasi a. BAK 1) Frekuensi 2) Warna 3) Keluhan b. BAB 1) Frekuensi 2) Warna 3) Konsistensi 4) Keluhan

3.

Personal higiene

c. Keramas 4.

Istirahat dan tidur a. Malam

1) Frekuensi

8 jam

4 jam

2) Keluhan

Tidak ada

Ada

1) Frekuensi

2 jam

Belum

2) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

Tani / mencangkul

Istirahat

Tidak ada

Ada

b. Siang

5.

Mobilisasi dan aktivitas a. Jenis aktivitas b. Keluhan

D. Data penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Gula darah sewaktu

144,0

Faal ginjal(kreatinin)

1,38 *

Faal hati : SGOT

52,5 *

SGPT

74,6 *

2. Terapi Infus D5 Obat injeksi : Levofioksan

1x1

Pantoprazol

1x1

Kalneks

3x1

E. Analisa data No. 1.

Data

Etiologi

Masalah

Kekurangan jumlah

Gangguan rasa

mengatakan pusing

sel darah merah

nyaman nyeri

pada bagian depan atas

didalam tubuh

Ds : Pasien

kepala.

Pengangkutan sel

Do : Pasien tampak

darah merah ke

meringis kesakitan,

seluruh tubuh tidak

mengeluh, tampak

optimal

tidak nyaman pada

Sedangkan sel darah

sakit pada kepalanya,

merah diperlukan

skala nyeri : 3 (nyeri

untuk mengangkut

sedang).

oksigen ke dalam otak Sehingga suplai oksigen ke dalam otak pun berkurang Sakit kepala (pusing) Gangguan rasa nyaman nyeri

2.

Ds : Pasien

Mual

mengatakan belum makan, lemas, mengeluh mual.

Gangguan pemenuhan

Mual dapat

kebutuhan nutrisi

merangsang output

Do : Pasien tampak

dari dalam tubuh

mual dan muntah –

Muntah – muntah

muntah, lemas, muka pucat.

Tubuh kekurangan nutrisi

Intek tidak terpenuhi

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 3.

Ds : Pasien mengatakan lemah,

Tangan kiri dipasang

Gangguan

infus

aktivitas

lemas. Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan

Tangan kiri tidak dapat bergerak bebas

leluasa karena badanya

dengan leluasa

lemah, tangan kiri tidak bisa digerakan dengan bebas karena

Keterbatasan dalam melakukan aktivitas

terpasang infus. Gangguan aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah. 3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.

G. No .

INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI Diagnosa keperawatan

1.

Intervensi Tujuan

Implementasi

Perencanaan

Rasional

Gangguan rasa

Setelah dilakukan

- Observasi tanda –

- Mengobservasi

13 Februari 2014,

nyaman nyeri

tindakan

tanda vital

tanda – tanda vital

Kamis, pukul 08.30

berhubungan dengan keperawatan selama - Relaksasi

dapat membantu

WIB.

berkurangnya

30 menit

dalam menentukan

- Mengobservasi

pengangkutan sel

diharapkan tanda –

diagnosa

tanda – tanda vital

darah merah ke

tanda vital normal

keperawatan dan

dengan hasil :

seluruh tubuh.

kembali, nyeri pada

dapat memberikan

tekanan darah : 120

Ds : Pasien

kepala dapat

tindakan

80 mmHg

mengatakan pusing

berkurang dan

keperawatan dengan

nadi : 85x / menit

pada bagian depan

hilang.

tepat.

pernafasan : 28x /

atas kepala.

- Relaksasi dapat

menit

Do : Pasien tampak

mengurangi rasa

suhu : 36,2 0 C.

meringis kesakitan,

nyeri pada kepala,

- Memposisikan

mengeluh, tampak

tidak memperparah

pasien dengan tepa

tidak nyaman pada

nyeri.

dan nyaman,

sakit pada

- Distraksi dapat

memberikan

kepalanya, skala

memberikan

lingkungan yang

nyeri : 3 (nyeri

ketenangan pada

tenang, membatasi

sedang).

pasien, sehingga

pengunjung,

pasien tidak fokus

menganjurkan

pada nyeri.

pasien beristirahat

- Distraksi

dengan tenang. - Menganjurkan pasien untuk

menarik nafas seca perlahan,

memotivasi pasien

untuk sembuh kembali. 2.

Gangguan

Pasien mampu

- Beri nutrisi

- Membantu rencana

- Berkolaborasi

pemenuhan

menghabiskan 1

- Beri minum air

diet untuk

dengan ahli gizi

kebutuhan nutrisi

porsi makan,

hangat (cairan)

memenuhi

dalam memberikan

berhubungan dengan kebutuhan nutrisi

- Beri makan

kebutuhan nutrisi

makanan yang

mual dan muntah.

terpenuhi,

sedikit tapi sering

pasien.

sesuai dengan

Ds : Pasien

mempertahankan

- Air hangat dapat

kebutuhan pasien.

mengatakan belum

keseimbangan berat

merangsang

- Memberikan

makan, lemas,

badan yang sesuai,

kenyamanan perut

minum air hangat

lemah, mengeluh

tidak mual dan

agar tidak merasa

- Memberikan

mual.

tidak muntah –

mual dan muntah –

makan sedikit tapi

Do : Pasien tampak

muntah.

muntah.

sering.

mual dan muntah –

- Meningkatkan

muntah, lemas,

energi dan

lemah, muka pucat,

mengurangi

konjungtiva anemis.

pengeluaran energi yang berlebihan.

3.

Gangguan aktivitas

Pasien dapat

- Anjurkan dan

- Menghindari

- Menganjurkan da

berhubungan dengan melakukan gerakan

ajarkan pasien

terjadinya kekakuan

mengajarkan pada

terpasang infus pada

untuk melakukan

otot – otot pada

pasien untuk

tangan sebelah kiri.

gerakan ringan

tangan yang

melakukan gerakan

Ds : Pasien

pada tangan yang

terpasang infus.

ringan pada tangan

mengatakan lemah.

terpasang infus.

- menghindari

yang terpasang

Do : pasien tidak

- Anjurkan pasien

terjadinya kekakuan

infus.

bisa beraktivitas

untuk melakukan

pada ekstermitas

- Menganjurkan

dengan leluasa

gerakan ringan

atas dan bawah.

pasien untuk

karena badanya

pada ekstermitas

melakukan gerakan

lemah, tangan kiri

atas dan bawah.

ringan pada

ringan dengan baik.

tidak bisa digerakan

ekstermitas atas da

dengan bebas karena

bawah.

terpasang infus.

BAB IV PEMBAHASAN Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah – langkah keperawatan sebagai berikut: A. Pengkajian Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia yang dapat meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab. B. Diagnosa keperawatan Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di antaranya: 1.

Gangguan rasa nyaman nyeri

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

3.

Gangguan aktivitas

C. Intervensi Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung. D. Implementasi Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa medis. E. Pelaksanaan Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya.

F. Evaluasi Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta. 2.

Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

3.

Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas indonesia, Jakarta.

4.

Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

THANKS FOR YOUR ATTENTION ^_^ EVA KASHIKOI SIPPOYY

Diposting oleh [email protected] di 05.43 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: NURSE'S BLOG 2 komentar: 1. ASEP HERMAWAN GUNTARA11 November 2016 16.42 Mantapp sudah, ini yg saya cari, banyak askep cmn gk selengkap inii.

Kakaners.blogspot.co.I'd Thank Balas 2. Akkes Askep3 Februari 2017 21.47 Terima Kasih Mba untuk informasi tentang Askep Anemia Lengkapnya Balas Muat yang lain... Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

[email protected] Lihat profil lengkapku

Arsip Blog 

▼ 2014 (4) o ► April (3) o ▼ Februari (1)  ▼ Feb 22 (1)  ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Ngurah Jaya Antara Info Seputar Dunia Keperawatan dan Kesehatan

Menu Skip to content  

Beranda About

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.P DENGAN ANEMIA DENGAN INDIKASI MELENA A.

Pengkajian

Pengkajian dilakukan oleh Sulimah NIM 03.0341 pada hari rabu tanggal 19 Juli 2006 pada pukul 08.00 WIB. Di ruang flamboyan RSUD Kudus. Informasi didapat dari allou, anamnesa, autoanamnese, catatan medis dan petugas RS. Biodata 1.

Identitas Klien

Nama

: Tn.P

Umur

: 51 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Mejobo Kudus

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Swasta

Status

: Menikah

Agama

: Islam

No.Registrasi

: 500100

Tanggal masuk

: 17 Juli 2006

Diagnosa medis

: Anemia dengan indikasi Melena

2.

Identitas Penanggungjawab

Nama

: Ny.S

Umur

: 45 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Mejobo Kudus

Pekerjaan

: Ibu Rumah tangga

Hub. dg keluarga : Istri klien

B. 1.

Riwayat Kesehatan Keluhan utama

Klien lemas 2.

Riwayat penyakit sekarang

+ 4 hari yang lalu klien datang ke RSU Kudus dnegan keluhan lemas BAB hitam cair oleh dokter disarankan untuk rawat inap 3.

Riwayat penyakit yang lalu

Klien sudah pernah diobname di RS mardi rahayu 1x dengan penyakit yang sama. (Anemia) 4.

Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit anemia, hipertensi, DM, asma 5. a.

pola fungsional menurut gordon Pola persepsi kesehatan

Menurut klien kesehatan sangat penting dan berharga, jika klien mengalami gangguan klien langsung berobat ke dokter umum b.

Pola nutrisi

Sebelum sakit per hari

: Klien makan 3x sehari, makan nasi, lauk, sayur, minum + 8 gelas (2000 cc)

Selama sakit

: Klien makan 3x sehari makan bubur, minum 5 gelas (1250 cc)

c.

Pola eliminasi

Sebelum sakit : Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning. Klien BAK 45 x sehari dengan warna kuning jernih dan bau yang khas. Selama sakit : Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi cair warna hitam. Klien BAK 4-5x sehari dengan warna kuning jernih dan bau yang khas d.

Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit

: Sebelum sakit klien melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri

Selama sakit

: Klien melakukan aktivitas dibantu keluarga dan perawat

e.

Pola kognitif

Sebelum sakit : Klien memandang kesehatan adalah hal yang penting. Klien bisa berfikir dan bertindak dan bisa menyelesaikan masalahnya. Selama sakit : Klien masih bisa berpikir dan mengambil keputusan jika ada sesuatu masalah klien membicarakannya dengan perawat dan petugas Rumah Sakit f.

Pola istirahat

Sebelum sakit

: Klien tidur mulai jam 21.00-05.00 WIB

Selama sakit perut mules

: Selama sakit klien tidur mulai jam 21-00 sebentar-sebentar bangun karena

g.

Pola konsep diri

Identitas diri

: Klien adalah seorang kepala rumah tangga yang bekerja di sebuah kota

Ideal diri : Harapan klien setelah pulang dari RS klien dapat bekerja lagi untuk menafkahi keluarganya

Harga diri

: Klien tidak malu dengan keadaan di RS sekarang ini.

Gambaran diri : Klien merasa sedih tentang penyakitnya h.

Pola hubungan dan peran

Sebelum sakit

: Hubungan dengan keluarga baik dan harmonis

Selama sakit : Hubungan dengan keluarga baik dengan perawat dan dengan pasien di sekitarnya baik i.

Pola reproduksi dan seksual

Klien menikah dan mempunyai anak 5 j.

Koping terhadap stres

Klien setiap ada masalah dibicarakan dengan keluarga dan perawat

k.

Keyakinan / kepercayaan

Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

C.

Pemeriksaan Fisik

1.

Keadaan umum lemah

2.

Tingkat kesadaran composmentis

3.

Tanda-tanda vital : TD 100/60 mmHg, suhu 370C, N : 80 x/mnt,

4.

Kepala : mesochepal

Rambut

RR : 20 x/mnt

: Beruban, tidak berketombe, tidak berminyak

Mata : Konjungtiva anemis, sklera mata tidak ikteris, reflek pupil terhadap cahaya baik dan tidak menggunakan alat bantu pengelihatan Hidung

: Simetris, tidak ada sekret

Telinga

: simetris, bersih tidak ada serumen

Mulut

: Bibir lembab, tidak ada sariawan

Leher dan tenggorok : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid 5.

Dada dan thorak

Paru-paru Inspeksi

: Pengembangan nafas kanan dan kiri simetris

Perkusi

: Sonor

Palpitasi

: Tidak ada krepitasi paru

Auskultasi

: Vesikuler

Jantung Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Perkusi

: Pekak

Palpitasi

: Ictus cordis teraba pada IC-5 garis tengah klavikula kiri

Auskultasi

: S1-S2 murni

Abdomen Inspeksi

: Perut cembung

Perkusi

: Pekak

Palpitasi

: Teraba nyeri pada ulu hati

Auskultasi

: Bunyi normal

6. 7.

Genital bersih

Ekstremitas : tidak ada oedema, ektremitas atas karena terpasang infus normal saline + drip ranitidin 20 tts/menit

D.

Data penunjang

1.

Laboratorium dilakukan tanggal 17 Juli 2006

Darah rutin WBC

: 8,7

103/mm3

RBC

: 2,87

106/mm3

HGB

: 7,9

g/dl

(11,0-16,5)

HCT

: 25,1

%

(35,0-50,0)

PLT

: 173

103/mm3

(150-390)

PCT

: 153

%

(100-500)

(3,5-10,0) (3,80-5,80)

Kimia darah GDS

: 149

mg/dl

(70-150)

Ureum:

: 29,5

mg/dl

(11,0-55,0)

Creatinin : 1,5

mg/dl

(0,6-1,36)

sGOT

: 34

U/L

(<37)

SGPT

: 28

U/L

(<41)

mg/dl

(2,6-7,2)

Uric acid : 6,7 2.

Therapi lain

Ulsidex 3 x 2 tablet (oral, jam 08.00, 16.00, 24.00 WIB)

Ranitidin 2 x 1 ampul drip 1 jam Infus NS (Normal salin) C.

Analisa Data

Data DS : Klien mengatakan lemasDO : Klien terlihat pucat

Etiologi Hb turun

Problem Gangguan perfusi jaringan

Iritasi pada mukosa lambung

Nyeri

Hb (7,9) g/dl Capiler refil < 2 detik Turgor kulit < DS1. Klien mengatakan perut merasa sebah 2. Klien mengatakan nyeri pada waktu BAB, nyeri seperti ditusuktusuk pada ulu hati dengan skala 4. 3. Klien mengatakan nyerinya kira-kira 2 menit DO 1.

BAB klien 3x sehari

2.

Skala nyeri 4

3. Klien tampak lemah DS1. Klien mengatakan lemas 2. Klien mengatakan pandangan kabur DO 1.

Klien tampak pucat

2.

Klien tampak lemah

3.

Hb (7,9) g/dl

Ketidakseimbangan Intoleransi antara suplai O2 aktifitas dengan kebutuhan

D.

Diagnosa Keperawatan

1.

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Hb turun

2.

Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan

E.

Intervensi

No Hari/tgl Nodx Tujuan dan kreteria hasil Intervensi TTD 1 Rabu19 I Setelah dilakukan 1. Monitor TTV2. juli tindakan keperawatan Jaga kehangatan klien selama 1×24 jam agar sirkulasi darah klien ke 3. 2006 Bantu dan organ tubuh anjurkan pasien untuk meningkatKreteria merubah posisi Jam Hasil 4. Monitor Hb 11.00 1. Warna kulit tidak pucat 5. Ambil sampel WIB darah 2. Hb meningkat (11,0-16,5) 6. Kolaborasi pemberian tramfusi darah 2 Rabu19 II Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik juli tindakan keperawatan nyeri2. Anjurkan selama 1 x 24 jam nyeri teknik relaksasi berkurang / 2006 hilang.Kreteria Hasil 3. Monitor TTV Jam 1. Keluhan nyeri 4. Berikan posisi berkurang yang nyaman 11.30 WIB 2.

Ekpresi wajah

5. Libatkan keluarga dalam mengatur posisi

tenang

3

3. Tanda-tanda vital normal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam intoleransi aktivitas teratasiKreteria Hasil

Rabu19 III juli 2006 Jam

Klien ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan

11.45

1. Anjurkan klien beraktivitas secara bertahap2. Anjurkan duduk saat klien pusing 3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas 4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

WIB

F.

yang nyaman

Implementasi

Hari/tgl No dx Rabu19 I juli

Implementasi 1. Memonitor TTV

Respon TTD 1. TTVTD : 100/60 mmHg

2006

S : 370C

Jam

N : 80 x/menit

11.00

RR : 20 x/menit

WIB 2. Membantu dan menganjurkan klien untuk merubah posisi

2. Klien mau melakukan perubahan posisi miring kanan 3. Warna kulit klien tampak pucat

3.

Memonitor warna kulit 4.

Hb 7,9 g/dl

5. Klien mau diambil darahnya

4.

Memonitor Hb

6. Klien mendapat tranfusi darah PRC

5. Mengambil sampel darah

Rabu19 II juli 2006

6. Kolaborasi pemberian tranfusi darah 1. Mengkaji karakteristik 1. Klien merasa nyeri2. Mengajarkan nyeri di ulu hati2. teknik relaksasi Klien mau melakukan tarik nafas dalam

Jam 11.30

3. Memberikan posisi yang nyaman

3. Klien dalam posisi nyaman duduk 4. Keluarga mau membantu klien

WIB

Rabu19 III juli 2006 Jam 11.45

4. Melibatkan keluarga dalam mengatur posisi yang nyaman 1. Menganjurkan klien beraktivitas secara bertahap2. Menganjurkan klien duduk saat pusing

1. Klien mengatakan mau beraktivitas2. Klien terlihat duduk

3. Menciptakan 3. Membatasi lingkungan yang tenang dan pengunjung nyaman

WIB

G.

Evaluasi

Hari/tgl No dx Kamis20 I juli

Evaluasi S : Klien mengatakan mau diambil darahnyaO : Darah sudah diambil 2 cc

2006

A : Masalah teratasi sebagian

Jam

P : Lanjutkan intervensi

TTD

11.00

1.

Monitor

WIB

2.

Hb

3.

Monitor

4.

Warna kulit

Kamis20 II juli

5. Kolaborasi pemberian tranfusi darah S : Klien mengatakan sudah nyaman dalam posisi dudukO : Wajah klien tampak rilek

2006

A : Masalah teratasi sebagian

Jam

P : Lanjutkan intervensi

11.30

Lanjutkan teknik relaksasi

WIB Kamis20 III juli

S : Klien mengatakan mau beraktivitasO : Klien terlihat duduk

2006

A : Masalah teratasi sebagian

Jam

P : Lanjutkan intervensi

11.45

Batasi pengunjung

WIB

Iklan

Share this:   

Twitter Facebook

Posted on Desember 1, 2012 by Ngurah Jaya Antara • Tandai permalink.

Navigasi pos

← ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BPH (HIPERPLASIA PROSTAT BENIGNA) APLIKASI NANDA, NOC, NIC

Tinggalkan Balasan

Cari

Tulisan Terakhir    

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.P DENGAN ANEMIA DENGAN INDIKASI MELENA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BPH (HIPERPLASIA PROSTAT BENIGNA) APLIKASI NANDA, NOC, NIC ASUHAN KEPERAWATAN: PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA PASIEN STROKE HEMORAGI Hello world!

Arsip 

Desember 2012

Kategori 

Uncategorized

Meta     

Daftar Masuk RSS Entri RSS Komentar WordPress.com

Blog di WordPress.com.  

Ikuti

Jan 29

Askep Kasus Anemia BAB 3 TINJAUAN KASUS

Tanggal Masuk : 12 Juni 2011 Ruang / Kelas : Dahlia Tanggal Pengkajian : 20 juni 2011 Dx. Medis : Anemia Aplastik No. MR : 15 91 59

3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Biografi. 3.1.4.1 Identitas Klien

u/Bangsa

mat

Nama

: An. ”I”

Umur

: 6 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam : Sasak/Indonesia

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Status perkawinan

:-

:Bengkel,Labu Api 3.1.4.2 Identitas Penanggung Jawab : Tn ”S” : 30 Tahun

Jam Masuk

: pukul 19.15 Wita

Jam Pengkajian : pukul 16.30 Wita

:Nikah

n

: Ibu rumah tangga :Bengkel

n dengan klien : Bibik 3.1.2 Riwayat Keperawatan. 3.1.4.1

Keluhan Utama. Muntah darah dan badan terasa lemah

3.1.4.2

Keluhan saat dikaji Badan terasa lemah dan pusing

3.1.4.3

Riwayat Penyakit Sekarang. Pada tanggal 12 Juni 2011 pukul 19.15 Wita klien dibawa kerumah sakit oleh keluarganya melalui IGD dengan keluhan muntah darah sejak 2 minggu, badan terasa lemah, pusing, sulit tidur, nyeri ulu hati, panas dalam dan nyeri abdomen, klien tampak pucat dan keringat dingin, kemudian pukul 12.05 Wita klien dipindahkan keruang Dahlia untuk mendapatkan perawatan lanjut.

3.1.4.4

Riwayat Penyakit Dahulu. Ibu klien mengatakan klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti TBC, kanker, Hepatitis B, dan penyakit berat lainnya, klien hanya menderita penyakit ringan yang biasa diderita seperti demam, batuk, dan pilek, kemudian klien pergi berobat ke puskesmas kemudian sembuh".

3.1.4.5

Riwayat Penyakit Keluarga. Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh klien saat ini, ataupun penyakit lain yang berbahaya

Genogram :

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan : Garis keturunan : Klien : Garis perkawinan +

: Tinggal serumah : Meninggal

3.1.4.6

Riwayat pre natal, natal, dan post natal

1. Pre natal Ibu klien ANC rutin saat posyandu dan tidak ada kelainan. 2. Natal ibu klien menyatakan bahwa ia melahirkan dengan lahir spontan di polindes, berat badan lahir:4300 gr, tidak ada komplikasi. 3. Post natal pada saat lahir klien langsung menangis, APGAR SCORE tidak terkaji.

3.1.4.7

Riwayat Tumbuh Kembang 1. Fisik a. Rumus BB pada anak 2 – 12 bulan Umur ( bulan ) + 9 BB seharusnya = 2 2+9 =

= 5,5 kg 2

BB = 4300 gr b. Rumus PB bayi -

Pada tahun pertama bertambah 1,25 cm perbulan atau

-

PB seharusnya

= 1,5 x panjang badan lahir

= 1,2 x 48 cm = 72 cm c.

PB Bayi

: 63 cm

Lingkar kepala : 33 cm

d. Lngkar lengan

: 9 cm

2. Tahap perkembangan psikoseksual Klien tampak belum percaya dengan orang tuanya karena kondisi yang mengharuskan klien untuk dirawat. Klien tampak menangis saat digendong beberapa saat oleh ibunya. 3. Tahap bahasa Klien belum mampu membentuk komunikasi yang efektif melalui gerakan – gerakan aktif karena kondisinya yang lemah. Klien hanya menangis walaupun kadang tersendat – sendat bila merasa tidak nyaman, biasanya karena lapar atau karena BAB atau BAK. 4. Motorik Kasar

Anak bisa meraba dan mengepalkan tangan, belum bisa miring dan tengkurap, klien hanya mengepak – ngepakkan tangan dan kakinya apabila nangis 5. Motorik Halus Pasien belum mampu memegang dengan telapak tangan, refleks menghisap cukup baik

6. Sensorik Pandangan mata sudah mulai mengikuti gerak – gerak tapi masih terbatas, anak sudah bisa tersenyum dan memperhatikan

bunyi – bunyian

7. Sosialisasi Pasien hanya bisa bersosialisasi dengan menangis dan tersenyum 8. Riwayat Imunisasi Menurut keterangan dari orang tua pasien yaitu dari pihak ibu, pasien sudah mendapatkan BCG 1x, HB 2x, DPT 1x, Polio 2x. 3.1.4.8

Psikologi Keluarga Melihat klien dirawat diruang intensif dengan berbagai macam alat penunjang, suasana hati orang tua klien cemas. Ibu klien mengatakan ”saya khawatir dengan kondisi anak saya”. Keluarga selalu menanyakan kondisi klien dan kapan klien bisa dibawa pulang dengan kondisi yang baik. Ibu klien mengatakan ”kapan anak saya bisa pulang pak?” Mekanisme koping dalam memecahkan masalah yang dihadapi keluarga klien yaitu dengan cara musyawarah dan konsultasi dengan keluarga lainnya. Keluarga selalu menanyakan kondisi klien dan apakah klien bisa kembali normal. Ekspresi wajah keluarga tampak sedih melihat keadaan klien.

3.1.4.9

Peranan Hubungan Keluarga Keluarga yang lain selalu memberikan dorongan moral supaya orangtua klien tabah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan disertai do’a dan usaha agar anaknya yang kini sedang dirawat mendapatkan kemajuan dan perkembangan kondisi yang baik.

3.1.4.10 Persepsi Orang Tua Terhadap Penyakit Klien Orang tua klien tabah dan menerima kelahiran bayinya dengan ikhlas sebagai ujian dari Allah SWT. Ibu dan ayah klien selalu berdoa untuk kemajuan perkembangan bayinya. 3.1.3 Riwayat Bio-Psikososial-Spiritual (Virginia Handerson). 1) Kebutuhan respirasi Sebelum Sakit: Ibu klien mengataan klien tidak pernah mengalami gangguan pernapasan, tidak ada riwayat asma”, frekuensi napas 20x/menit Saat Sakit: Ibu klien mengatakan, klien tidak mengalami kesulitas dalam bernapas, tidak sesak”, frekuensi pernapasan 22 x/menit

2) Kebutuhan nutrisi Sebelum Sakit :

Ibu klien mengatakan nafsu makan klien normal, frekuensi makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, tahu dan tempe. Klien mengatakan minum 7-8 gelas perhari (200 ml) dengan air yang sudah direbus/dimasak. klien biasanya minum kopi dengan frekuensi 1-2 gelas perhari. Saat Sakit

:

Ibu klien mengatakan napsu makan klien berkurang, dan habis ½ dari porsi yang disediakan rumah sakit, klien juga mengatakan sulit menghabiskan makanan yang disediakan rumah sakit. Makan sesuai anjuran dan jadwal makan rumah sakit. Makanan selingan berupa buah”. 3) Kebutuhan Eliminasi Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan klien, BAB 1-2x/hari dengan feses berwarna kuning kecoklatan, konsistensi lembek berbentuk dan bau khas feses. BAK 4-6 kali sehari dengan urine berwana kuning jernih dan bau khas urine.

Saat Sakit

:

Ibu klien mengatakan, klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek berbentuk, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. Klien mengatakan buang air kecil 3-5 kali sehari, warna kuning jernih, serta bau khas urine. 4) Aktivitas Klien belum mampu melakukan aktivitas apa-apa, klien digendong oleh ibunya. 5) Kebutuhan istirahat tidur Sebelum Sakit :

hanya

Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur, klien kadangkadang terbangun pada malam hari, klien biasa tidur siang 1- 3 jam dan pada malam hari sekitar pukul 22.00 wita dan bangun pada pukul 05.00 wita jadi frekwensi tidur klien 7- 8 jam perhari. Saat Sakit

:

Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur. Meski terasa demam tapi klien masih bisa untuk tidur”.

6) Kebutuhan Personal Hygiene. Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan, klien biasanya dimandikan 2x sehari dengan menggunakan air hangat, mengganti pakaian dan popok setelah mandi dan bila kotor/basah, ibu juga biasa membersihkan hidung dan telinga pasien setiap habis mandi. Saat Sakit

:

Ibu hanya mengelap badan pasien dengan air hangat, mengganti popok dan pakaian apabila basah/kotor. 7) Mempertahankan suhu tubuh Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan klien pernah demam tetapi sembuh setelah berobat kepuskesmas. Bila kedinginan klien dipakaikan selimut, memakai pakaian tipis atau ibu klien melepaskan pakaian klien bila kepanasan. Saat Sakit

:

Ibu Klien mengatakan klien demam mengigil biasanya timbul malam hari, dan hanya diberi kompres air hangat dan obat anti panas oleh perawatnya”. 8) Kebutuhan berpakaian Ibu klien biasanya mengganti pakaian anaknya setelah mandi dan bila kotor atau basah 9) Kebutuhan Aman dan Nyaman Sebelum Sakit : Ibu Klien mengatakan klien tidak pernah mengeluh mengenai keamanan dan kenyamanan,karena masih bayi semua terpenuhi dengan keberadaan keluarga disampingnya. Saat Sakit

:

ibu Klien mengatakan klien tidak tenang, rewel dan tidak merasan nyaman, dan ibu klien masih cemas karena penyakit yang diderita klien. 10) Kebutuhan Komunikasi Klien hanya mampu berkomunikasi dengan menangis dan tersenyum.. 11) Kebutuhan Bekerja Klien belum mampu bekerja karena umurnya masih 6 bulan 12) Kebutuhan berekreasi/bermain Klien biasanya diajak jalan-jalan pagi oleh ibunya, tidak pernah diajak bepergian jauh.

13) Kebutuhan belajar Klien belum mampu belajar karena umurnya masih 6 bulan 14) Kebutuhan spiritual Klien tidak pernah melakukan ibadah seperti orang dewasa lainnya karena umurnya masih 6 bulan.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik. 3.1.4.1

3.1.4.2

3.1.4.3

Pemeriksaan Umum. Keadaan Umum

: Lemah

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda-Tanda Vital. Nadi

: 120 x/menit

Suhu

: 37,°C

Respirasi

: 24 x/menit

Pemeriksaan Head To Toes.

1) Kepala dan Rambut. Inspeksi

: Bentuk bulat, tidak terdapat lesi pada kulit,

rambut

hitam rata, tidak berketombe. Palpasi

: Tidak terdapat hematum, tidak ada nyeri.

2) Mata. Inspeksi

: Simetris, penglihstsn normal, konjungtiva

pucat, sklera putih.

3) Hidung. Inspeksi

: Tidak ada penumpukan sekret, tidak ada

polip.

4) Gigi dan Mulut. Inspeksi

: Gigi belum lengkap, mukosa mulut

tidak pecah, lidah bersih. 5) Telinga. Inspeksi

: Simetris, tidak ada serumen, tidak terdapat sekret.

lembab, bibir

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

6) Leher. Inspeksi

: Tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak

ada distensi vena

jugularis. 7) Dada. Inspeksi

: Tidak ada tarikan dinding dada,

Palpasi

: Pergerakan dada normal, tyidak ada nyeri

Perkusi

: Suara sonor dan tidak ada penumpukan

cairan pada paru.

Auskultasi

: Denyut jantung teratur, tidak ada wheezing,

tidak ada ronki

tekan.

8) Abdomen. Inspeksi

: Tidak ada distensi abdomen

Auskultasi

: Terdengar bising usus 18 x/menit.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

9) Genetalia Inspeksi

: Tidak terpasang kateter.

10) Ekstremitas atas. Inspeksi

: Sebelah kiri terpasang infus RL 20 tts

lengan terasa lemah, tidak

permenit, kedua

terdapat oedema, CRT < 2 detik

11) Ekstremitas bawah Inspeksi

: tidak terdapat luka dan gangguan pada

3.1.5 Pemeriksaan Penunjang (tanggal 22 juni 2011) 1) Pemeriksaan Hematologi tanggal 22 juni 2011 Jenis Pemeriksaan

Hasil

Satuan Nilai Normal

ekstremitas bawah.

HB

5

gr%

P ; 14-18 W : 12-16

Jumlah Leukosit

15.000

/mm³

Dewasa : 4.000-11.000 4-12 th : 4.000-15.000 1-4 th : 6.000-18.000

Jumlah Trombosit

186.000 / mm³

150.000-400.00

Hematokrit

28,3

P :25-42 W : 36-48

2) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 23 Juni 2011 Jenis Pemeriksaan Hasil

Satuan

Nilai Normal

Glukosa puasa

mg/dl

70-60

102

mg/dl

< 160

1,0

mg/dl

L=0,9-1,3

Sewaktu Kreatinin

P= 0,6-1,1 Ureum

39

mg/dl

Asam urat

6-26 L= 3,5-7,2 P = 2,6-6,0

Bilirubin total

<1 o:p="">

Bilirubin indirect SGOT

46

mg/dl

SGPT

39

mg/dl

Albumin

g/dl

Ket.

<0 o:p=""> <40 o:p=""> <41 o:p=""> 3,5-5,0

3.1.6 Terapi. 1) Infus Nacl 24 tts/menit/makro 2) As .Folat 3x1 3) Vit.B12 4) Ondan 5) Ranitidin 2x150 IV 6) Mp 125mg/8jam 7) As.Tramexamat 8) Cipro 1 fls/121 jam 9) Kalnek 3x1 Ampul IV 10) Transfusi Darah 3.2 Diagnosa Keperawatan a

Analisa data No

Symptom

Etiologi

DS 1 : ibu klien mengatakan nafsu makan

berkurang,

mengatakan

sulit

klien untuk

Problem Gangguan

Proses penyakit

Nafsu makan berkurang

pemenuhan nutrisi kurang dari

menghabiskan makanan yang

kebutuhan tubuh

diberikan. DO : - Porsi habis 1/2dari porsi yang disediakan rumah sakit.

Intake menurun

- Klien tampak lemah. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh DS : Ibu klien mengatakan klien hanya bisa digendong seperti biasanya karena tubuhny masih

Intoleransi aktivitas. Pembentukan kalori menurun

lemah. Do : - Klien tampak lemah -

Klien

hanya

terbaring

ditempat tidur. -

Kebutuhan

Kelemahan

Keterbatasan klien

masih

aktifitas

dibantu keluarga. - Badan masih lemah.

DS :

Cemas - Ibu klien mengatakan belum mengerti sepenuhnya mengenai perawatan pengelolaan anemia, karena

Kurangnya sumber imformasi mengenai penyakit anemia

klien masih kecil, keluarga mengatakan cemas akan

Kurang pengetahuan

kondisi klien saat ini. DO : -

ibu klien banyak bertanya pada

perawat

Kecemasan

tentang

penyakitnya - Klien tampak gelisah. DS:- Ibu Klien mengatakan klien badannya terasa panas,ibu klien mengatakan badannya

Resiko tinggi Penurunan

terhadap infeksi

hemoglobin

terasa lemah. DO: -

Klien tampak lemah

-

HB menurun5

-

Suhu tubuh 37,9ºC.

Tidak adekuatnya pertahanan sekunder

Resiko tinggi tehadap infeksi

b

Rumusan Diagnosa Keperawatan

1)

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang ditandai dengan ibu Klien mengatakan nafsu makan klien berkurang, klien mengatakan

sulit untuk menghabiskan makanan/bubur yang diberikan, porsi habis 1/2dari porsi yang disediakan rumah sakit, klien tampak lemah. 2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ibu klien mengatakan klien selalu digendong karena tubuhny masih lemah , klien tampak lemah, klien hanya terbaring ditempat tidur, kebutuhan klien masih dibantu keluarga, badan masih lemah. 3) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau imformasi mengenai penyakit anemia ditandai dengan ibu klien mengatakan belum mengerti sepenuhnya mengenai perawatan pengelolaan Anemia, klien dan keluarga mengatakan cemas akan kondisi klien saat ini, ibu klien banyak bertanya pada perawat tentang penyakitnya,ibu klien tampak gelisah. 4)

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekundder ditandai dengan klien mengatakan badannya terasa panas, klien mengatakan badannya terasa lemah, klien tampak lemah, HB menurun 5, leukosit Suhu tubuh 37,9ºC.

3.3 Intervensi Keperawatan Hari/tanggal No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Senin

1

Intervensi

Setelah dilakukan tindakan 1.

20-06-2011

Kaji

riwayat 1.

Mengidentifikasi

keperawatan selama 3x24

nutrisi, termasuk defisiensi,

jam diharapkan kebutuhan

makanan

nutrisi terpenuhi dengan

disukai

kriteria hasil : -

Rasional

2.

Menunjukkann peningkatan/ pertahanan berat badan

yang memudahkan intervensi

Observasi catat

dan 2.

masukan masukan kalori atau

makanan klien

kualitas kekurangan

dengan nilai laboratorium normal.

Mengawasi

konsumsi makanan 3.

timbang

berat 3.

Mengawasi

-

Tidak mengalami mal nutrisi badan setiap hari

penurunan

-

Menunjukkan

badan

prilaku/perubahan pola hidup4.

-

atau

Berikan makan efektivitas

untuk meningkatkan dan atau

sedikit

mempertahankan berat badan

frekuensi

yang sesuai.

dan atau makan kelemahan,

Tanda-tanda vital dalam

dengan intervensi nutrisi sering 4.

diantara

batas normal.

pemasukan

Motivasi bantu

Menurunkan

waktu meningkatkan

makan 5.

berat

dan mencegah

dan distensi

hygiene gaster

mulut yang baik 5. meningkatkan nafsu sebelumdan

makan

dan

sesudah makan 6.

pemasukan

oral,

Kolaborasi menurunkan dengan ahli gizi pertumbuhan bakteri untuk

rencana 6.

diet.

Membantu dalam rencana diet unutk memenuhi

7.

Kolaborasi; kebutuhan pantau

hasil individual

pemeriksaan

7.

laboratorium

Meningkatkan efektivitas program pengobatan, termasuk diet

sumber

nutrisi

yang

dibutuhkan Senin

3

Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi

20-06-2011

-

1.

Sebagai acuan

keperawatan selama 3x24

keadaan umum

dalam menentukan

jam diharapkan klien mampu

klien.

intervensi sesuai

melakukan ADL sesuai

keadaan klien.

dengan kondisinya dengan 2. Kaji kemapuan2.

Mengetahui tingkat

kriteria hasil :

kemampuan klien.

Klien mampu melakukan

kien dalam melakanakan

ADL sesuai kondisinya di

ADL di tempat 3.

Melatih

tampat tidur.

tidur.

kemampuan klien

-

Klien mampu duduk dan

3. Ajarkan klien

berjalan sekitar tempat tidur. -

TTV dalam batas normal

untuk mobilisasi.

melakukan room 4.

Tanda-tanda vital

fasif dan aktif di

yang normal

tempat tidur.

memungkinkan

4. Observasu

klien untuk

Tanda-tanda vital. melakukan ADL secara Mandiri. 5.

Keluarga dapat

5. Anjurkan klien

membantu klien

untuk selalu

untuk memenuhi

mendampingi

kebutuhan klien.

klien. Senin

4

Setelah dilakukan tindakan 1.

20-06-2011

keperawatan

selama

Lakukan 1. Bertujuan agar klien

5x24 pendekatan

atas

tindakan

melakukan

diberikan perawat

ADL

sesuai tindakan 2.

kriteria hasil Klien dapat 2. tidur nyenyak Klien tentang diberikan -

yakin

jam diharapkan klien mampu melakukan

dengan kondisinya dengan

-

tiap lebih

dapat

Klien dan keluarga

Berikan faham informasi

yang

tentang

penyakit klien

mengerti berhubungan

penjelasan

yang dengan klien

Klien mengatakan tidak tindakan

penyakit dan 3.

Bertujuan apakah penjelasan

dan

cemas lagi -

keperawatan yang tindakan yang telah

Klien tampak rileks

diberikan.

diberikan

3. Observasi rasa cemas

mampu

mengurangi

klien kecemasan

sebelum

dan sebelumnya

setelah

4.

Dengan

melakukan

mendengarkan

tindakan

keluhan-keluhan

4.

klien

bertujuan

Dengarkan untuk

memulihkan

keluhan-keluhan

rasa

percaya

klien

klien pada perawat dan

diri

menandakan

bahwa

perawat

memperhatikan 5.

Berikan motivasi 5. kepada

Memberikan

keluarga ketenangan

klien

dan

meningkatkan harapan

sembuh

bagi klien Senin 20-06-2011

4

Setelah dilakukan tindakan 1. keperawatan

selama

Tingkatkan cuci 1.

3x24 tangan yang baik

jam diharapkan tidak terjadi 2.

Mencegah kontaminasi

Pertahankan silang/kolonisasi

infeksi

pada

kliendengan tekhnik

kriteria hasil:

aseptik bakterial

yang ketat pada 2. prosedur

o

Menurunkan resiko kolonisasi/

infeksi

Mengidentifikasi prilaku

3. untuk

Tingkatkan bakteri masukan

cairan 3.

Menghindari

mencegah/ yang adekuat menurunkan

resiko 4.

dehidrasi ringan

Pantau/batasi

infeksi pengunjung, o

4.

Membatasi

Meningkatan berikan penyembuhan

isolasi pemajanan

luka, bila

bakteri/infeksi

bebas draenase dan memungkinkan demam 5.

Pantau tubuh.

suhu 5.

Adanya

proses

Catat implamas/

infeksi

adanya mengigil dan

membutuhkan

takikardia evaluasi

dengan atau tanpa adanya demam 6.

Motivasi 6.

Meningkatkan

perubahan

ventilasi

posisi/ambulasi

segman paru-paru

yang sering

semua

3.4 Implementasi Tanggal Senin

Jam

No.Dx

Implementasi

14.30

1 1.

Respon Hasil

20-06-11

Kaji riwayat nutrisi, 1.

Kliem

mampu

termasuk makanan yang menghabiskan ½ dari disukai

porsi yang disediakan RS

14.45

2.

Observasi dan catat 2. masukan makanan klien

Makanan

disediakan habis ½ porsi

3. Berikan makan sedikit 3. 15.00

yang

Klien

bisa

makan

dengan frekuensi sering sedikit demi sedikit dan atau makan diantara waktu makan 4.

Motivasi dan bantu keluarga klien hygiene 4.

15.10

mulut

yang

sebelumdan

ibu

klien

mau

baik membersihkan mulutnya sesudah klien dengan tisue

makan pada klien 5. Kolaborasi dengan ahli 15.30

gizi untuk rencana diet 5.

Klien diberikan diet TKTP

Senin

2

1.

20-06-11

Mengobservasi 1. Keadaan umum klien keadaan umum klien.

2.

Kaji kemapuan kien

lemah

09.10

dalam

melakanakan 2. Klien masih dibantu

ADL di tempat tidur. 3.

Mengajarkan

keluarganya

dalam

ibu memenuhi ADLnya

klien melakukan room 09.13

fasif dan aktif di tempat 3. Klien masih dibantu tidur klien. 4.

untuk duduk di tempat

Mengobservasi tidur oleh keluarganya. Tanda-tanda vital.

13.00

4. TTV: Nadi : 124 x/menit 5.

Menganjurkan Suhu : 37,9 °C keluarga untuk selalu Respirasi : 22 x/menit mendampingi klien.

5. Keluarga mendampingi

09.20

dan membantu dalam memenuhi

kebutuhan

klien.

Senin

08.00

3

1.

Melakukan 1.

20-06-

pendekatan

2011

melakukan tindakan 10.00

2.

Klien bisa menerima

tiap dengan baik.

Memberikan 2.

keluarga

informasi berhubungan mendengarkan

klien dengan

dengan penyakit klien baik dan bisa memahami

dan

tindakan informasi

keperawatan

yang

yang diberikan.

diberikan. 10.15

3. Mengobservasi rasa 3. Klien masih kelihatan cemas sebelum

ibu dan

klien cemas. setelah

melakukan tindakan 10.18

4.

Mendengarkan 4. ibu Klien masih keluhan-keluhan klien

mengeluh cemas dengan

5. Memberikan motivasi penyakitnya 10.20

kepada klien

5. Klien dan keluarga berterimakasih karena merasa diperhatikan

Senin

14.30

4 1.

20 -06-

Meningkatkan

cuci 1.

tangan yang baik.

2011

Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.

2.

Mempertahankan 2.

Perawat selalu

tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur 3. Meningkatkan masukan 3. cairan yang adekuat. 4.

Memantau/membatasi

aseptik. Klien tampak lebih sering minum.

pengunjung.

Berikan 4.

isoloasi

Klien ditemani oleh satu

bila keeluarganya.

memumgkinkan. 5.

6.

Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil 5.

Suhu tubuh klien 37,9ºC

dan takikardia.

disertai menggigil.

Memotivasi perubahan posisi/ambulasi

yang 6.

sering

Klien sering mengubah posisi setiap saat

No.D Tanggal

Jam

Implementasi

Respon Hasil

x Selasa

08.15

1

1.

21-08-09

Kaji riwayat nutrisi, 1.

Kliem

mampu

termasuk makanan yang menghabiskan ½ dari disukai.

porsi yang disediakan RS.

2.

Observasi dan catat 2. masukan makanan klien

3.

Berikan makan sedikit 3.

Makanan

yang

disediakan habis ½ porsi Klien

bisa

makan

dengan frekuensi sering sedikit demi sedikit 13.00

dan atau makan diantara waktu makan 4. Motivasi dan bantu ibu

klien 08.25

hygiene

mulut 4.

ibu

Klien

yang baik sebelumdan membersihkan sesudah

08.30

makan

mau mulutn

pada klien dengan tisue

klien

5.

Klien diberikan diet

5. Kolaborasi dengan ahli TKTP gizi untuk rencana diet

08.32 Selasa

08.15

2

1.

21-06-

Mengobservasi keadaan 1. umum klien.

2011

2. 09.10

lemah

Kaji kemapuan klien dalam

melakanakan 2.

ADL di tempat tidur. 3.

Mengajarkan

dan aktif di

keluarganya

dalam

Klien masih dibantu

tempat untuk duduk di tempat

tidur. 4.

Klien masih dibantu

klien memenuhi ADLnya

melakukan room fasif 3. 09.13

Keadaan umum klien

tidur oleh keluarganya.

Mengobservasi Tanda4. tanda vital.

TTV Nadi : 124x/menit

13.00

Suhu : 37,9 °C Respirasi:24 x/menit 5.

Menganjurkan keluarga 5. untuk

Keluarga mendampingi

selalu dan membantu dalam

mendampingi klien.

memenuhi

09.20

Selasa

08.00

klien.

3

1.

Melakukan pendekatan 1.

21-06-

tiap

2011

tindakan 10.00

kebutuhan

2.

melakukan dengan baik.

Memberikan informasi 2. kepada

Klien bisa menerima

ibu

berhubungan

keluarga mendengarkan

klien dengan baik dan bisa dengan memahami

penyakit

klien

tindakan

keperawatan

yang diberikan.

informasi

dan yang diberikan.

3.

10.15

Klien masih kelihatan cemas.

3. Mengobservasi rasa cemas klien sebelum dan setelah melakukan 4. 10.18

tindakan 4.

cemas

ibu 5.

klien

keluarga berterimakasih karena diperhatikan

5.

dengan

Mendengarkan penyakitnya keluhan-keluhan

10.20

Klien masih mengeluh

Memberikan motivasi

merasa

kepada ibu klien Selasa

14.30

4 1.

21-06-

Meningkatkan

cuci 1.

tangan yang baik.

Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan

2011

setelah melakukan tindakan. 2.

Mempertahankan 2.

Perawat selalu

tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur

aseptik.

3. Meningkatkan masukan 3. cairan yang adekuat. 4.

Klien tampak lebih sering minum.

Memantau/ membatasi pengunjung.

Berikan 4.

isoloasi

Klien ditemani oleh satu

bila keeluarganya.

memumgkinkan. 5.

Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia.

6.

5.

Suhu tubuh klien

Memotivasi perubahan 37,9ºC disertai posisi/ambulasi

yang menggigil.

sering 6.

Klien sering mengubah posisi setiap saat

Tanggal

Jam

No.D

Implementasi

Respon Hasil

x Rabu

08.15

1

1.

Mengkaji

riwayat 1.

22-06-

nutrisi,

2011

makanan yang disukai

Kliem

mampu

termasuk menghabiskan ½ dari porsi yang disediakan RS

2. 13.00

Mengboservasi

dan 2.

Makanan

yang

catat masukan makanan disediakan habis ½ porsi klien 3.

08.25

3.

Memberikan

Klien

bisa

makan

makan sedikit demi sedikit

sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan 4.

Memotivasi dan bantu ibu

08.30

klien

hygiene

melakukan 4.

mulut

Klien

mau

yang membersihkan mulutnya

baik

sebelumdan dengan tisue

sesudah

makanpada

klien 5. 08.32

berkolaborasi dengan 5.

Klien diberikan diet

ahli gizi untuk rencana TKTP diet

Rabu

08.15

2

1.

22-062011

Mengobservasi 1. keadaan umum klien.

09.10

2.

Mengkaji

Keadaan umum klien lemah

kemapuan 2.

kien

Klien selalu dibantu

dalam keluarganya

dalam

melakanakan ADL di memenuhi ADLnya tempat tidur. 09.13

3.

3.

Mengajarkan

Klien masih dibantu

klien untuk duduk di tempat

melakukan room fasif tidur oleh keluarganya dan aktif di

tempat .

tidur. 13.00

4.

4.

TTV

Mengobservasi Tanda- Nadi : 124 x/menit tanda vital.

Suhu : 37,9 °C Respirasi : 24 x/menit

09.20

5.

Keluarga mendampingi

5. Menganjurkan keluarga dan membantu dalam untuk

selalu memenuhi

mendampingi klien.

Rabu

08.00

3

1.

tiap

2011

tindakan 2.

klien.

Melakukan pendekatan 1. Ibu Klien bisa menerima

22-06-

10.00

kebutuhan

melakukan dengan baik. 2. keluarga mendengarkan

Memberikan informasi dengan baik dan bisa

berhubungan

dengan memahami

penyakit

klien

tindakan

keperawatan

dan yang diberikan.

yang diberikan.

3.

3. Mengobservasi rasa 10.15

informasi

ibu

klien

masih

kelihatan cemas.

cemas klien sebelum dan setelah melakukan tindakan 4.

10.18

4.

Memberikan motivasi 5. kepada klien

14.30

masih

penyakitnya keluarga berterimakasih

10.20 Rabu

Klien

Mendengarkan mengeluh cemas dengan keluhan-keluhan klien

5.

ibu

klien karena

merasa diperhatikan 4 1.

22 -06-

Meningkatkan

cuci 1. Perawat selalu mencuci

tangan yang baik.

2011

tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.

2.

Mempertahankan 2. Perawat selalu tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur

aseptik.

3. Meningkatkan masukan 3. Klien tampak lebih cairan yang adekuat. 4.

Memantau/membatasi

sering minum.

pengunjung.

Berikan 4. Klien ditemani oleh satu

isoloasi

bila keeluarganya.

memumgkinkan. 5.

Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil 5. Suhu tubuh klien 37,9ºC dan takikardia.

6.

disertai menggigil.

Memotivasi perubahan posisi/ambulasi

yang 6. Klien sering mengubah

sering

posisi setiap saat

3.5 EVALUASI Hari/tanggal

No.Dx Catatan Perkembangan

Kamis

1 S : ibu klien mengatakan napsu makan klien masih

23-06-2011

berkurang O : - Klien tampak lemah - porsi habis ½ dari yang disediakan A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dengan 1.

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

2.

Observasi dan catat masukan makanan klien

3.

timbang berat badan setiap hari

4.

Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan

5.

Motivasi dan bantu hygiene mulut yang baik sebelumdan sesudah makan

6.

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk rencana diet.

7. Kamis

2

23-06-2011

S

Kolaborasi; pantau hasil pemeriksaan laboratorium :

Ibu

Klien

mengatakan

klien

belum

bisa

menggerakkan tanngannya dengan maksimal O : - Aktivitas masih dibantu keluarga - Kaki dan tamgan masih lemas - Keadaan umum lemah - Nadi : 124x/menit - Suhu : 37,5 °C - Respirasi : 22 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dengan 1. Observasi keadaan umum klien. 2. Kaji kemapuan kien dalam melakanakan ADL di tempat tidur. 3. Ajarkan ibu klien melakukan room fasif dan aktif di tempat tidur kepada klien. 4. Observasi Tanda-tanda vital.

Kamis 23-06-2011

3

S : - ibu klien mengatakan masih merasa cemas - ibu Klien sudah mengerti mengenai penyakitnya dan tindakan perawatan yang diberikan O : - Klien tidak terlihat tegang lagi - Klien terlihat santai A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan dengan :

-

Berikan informasi berhubungan dengan penyakit klien dan tindakan keperawatan yang diberikan.

-

Observasi rasa cemas ibu klien sebelum dan setelah melakukan tindakan

Rabu 23-06-2011

4

-

Dengarkan keluhan-keluhan ibu klien

-

Berikan motivasi kepada ibu klien

S : - Ibu klien mengatakan badannya terasa panas, ibu klien mengatakan badan klien terasa lemah O : - Hb menurun 5 - suhu tubuh 37,9 - Klien tampak lemah A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dengan :

1. Tingkatkan cuci tangan yang baik 2. pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur 3. tingkatkan masukan cairan yang adekuat 4. pantau/batasi pengunjung, berikan isolasi bila memungkinkan 5. pantau suhu tubuh. Catat adanya mengigil dan takikardia dengan atau tanpanya demam

6. motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering.

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada klien dengan Anemia yang dirawat di ruang Mawar RSUP NTB , sehingga diperoleh suatu asuhan keperawatan yang benar dan tepat 4.1

Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang akan mempengaruhi tindakan keperawatan, pengkajian data ini dilakukan penulis secara lengkap. Pada tinjauan kasus terdapat data diare, dyspepsia, perubahan kulit yang progresif seperti lidah yang halus, dan adanya perubahan fungsi serebral, sedangkan data yang diperoleh pada tinjauan kasus dengan kenyataan di lapangan ditemukan kesenjangan berupa tidak ditemukan data yang ada pada tinjauan kasus, klien hanya mengalami badan terasa lemah, anorexia, dan pusing pada tinjauan kasus

4.2

Diagnosa Keperawatan Pada landasan teori muncul lima diagnosa keperawatan yaitu, resiko infeksi, pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, perubahan perfusi jaringan, resiko tinggi kerusakan integritas kulit, konstivasi, dan kurang pengetahuan, pada kasus yang diangkat diagnosa yang muncul tidak sama dengan diagnosa yang muncul pada landasan teori sehingga terdapar suatu kesenjangan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yang diangkat adalah pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, kecemasan, dan resiko tinggi infeksi.

4.3

Intervensi Keperawatan

Setelah perumusan dioagnosa keperawatan dilanjutkan dengan menentukan masalah dan memprioritaskan masalah, akan intervensi keperawatan ditentukan berdasarkan masalah yang telah ditemukan. 4.4

Implementasi Keperawatan Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawatan yang telah disusun sebelumnya. Adapun kesulitan yang penulis rasakan langsung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang ada menyebabkan penulis tidak dapat melakukan sendiri semua rencana kegiatan secara terus menerus. Untuk mengatasi masalah ini penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan serta respon klien terhadap tindakan tersebut.

4.5

Evaluasi Evaluasi keperawatan pada klien Tn “I” telah dilakukan dengan menggunakan catatan perkembangan dengan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Planning) yang berorientasi pada tujuan yang telah dirumuskan. Pada tinjauan kasus didapatkan evaluasi pada semua masalah dapat teratasi ditandai dengan hasil evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Pada bagian ini penulis akan menyimpulkan hal-hal yang ditemukan pada kasus Anemia pada klien An. “I” yang dirawat di ruang Dahlia RSUP NTB. Adapun kesimpunnya sebagai berikur:

1.

Anemia merupakan penyakit pyang banyak diderita oleh masyarakat pada semua golongan semua umur, dari anak-anak sampai orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.

2.

Tanda dan gejala yang umum ditemukan adalah klien mengalami lemah, letih, malaise, kehilangan produktivitas, dan penurunan semangat kerja ditemukan pada tinjauan kasus.

3. Klien dengan Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium. 4.

pada pasien dengan anemia berat dapat diberikan transfusi darah sesuai dengan golongan dan kebutuhannya. Adapun kesimpulan berdasarkan proses keperawatan antara lain:

5.1.1

Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang akan mempengaruhi tindakan keperawatan, pengkajian data ini dilakukan penulis secara lengkap. Pada tinjauan kasus terdapat data diare, dyspepsia, perubahan kulit yang progresif seperti lidah yang halus, dan adanya perubahan fungsi serebral, sedangkan data yang diperoleh pada tinjauan kasus dengan kenyataan di lapangan ditemukan kesenjangan berupa tidak ditemukan data yang ada pada tinjauan kasus, klien hanya mengalami badan terasa lemah, anorexia, dan pusing pada tinjauan kasus.

5.1.2

Diagnosa Keperawatan Pada landasan teori muncul lima diagnosa keperawatan yaitu, resiko infeksi, pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, perubahan perfusi jaringan, resiko tinggi kerusakan integritas kulit, konstivasi, dan kurang pengetahuan, pada kasus yang diangkat diagnosa yang muncul tidak sama dengan diagnosa yang muncul pada landasan teori sehingga terdapar suatu kesenjangan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yang diangkat adalah pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, kecemasan, dan resiko tinggi infeksi. 5.1.3

Intervensi Keperawatan Setelah perumusan diagnosa keperawatan dilanjutkan dengan menentukan masalah dan memprioritaskan masalah, akan intervensi keperawatan ditentukan berdasarkan masalah yang telah ditemukan.

5.1.4

Implementasi Keperawatan Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawatan yang telah disusun sebelumnya. Adapun kesulitan yang penulis rasakan langsung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang ada menyebabkan penulis tidak dapat melakukan sendiri semua rencana kegiatan secara terus menerus. Untuk mengatasi masalah ini penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan serta respon klien terhadap tindakan tersebut.

5.1.5

Evaluasi Evaluasi keperawatan pada klien An.“I” telah dilakukan dengan menggunakan catatan perkembangan dengan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Planning) yang berorientasi pada tujuan yang telah dirumuskan.

5.2

Saran

Dalam melaksanakan pengkajian hendaknya memandang klien secara keseluruhan berupa kebutuhan Bio.Fsiko.Sosial Spiritual dan juga harus secara menyeluruh dengan melibatkan kleuarga, sehingga didapatkan data yang tepat dan akurat. 1. Penulis menyarankan agar perawat di ruangan meningkatkan kemampuannya dalam hal pengkajian agar didapatkan data-data yang akurat guna menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. 2. Perawat ruagan perlu terus belajar dalam menyusun diagnosa keperawatan yang sesuai dengan konsep teori, sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat lebih berkualitas dan professional. Bagi mahasiswa perawat perlu meningkatkan kemampuan dan melakukan analisa data guna mendapatkan diagnosa keperawatan yang akurat. 3. Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas pendukung yang ada di rumah sakit 4. Pihak rumah sakit hendaknya perlu mempertimbangkan pengadaan alat diagnostik yang belum tersedia di rumah sakit untuk menegakkan diagnosa, memonitor kemajuan pengobatan dan perawatan guna meningkatakn kompetensi perawat dimasa yang akan datag. 5. Institusi pendidikan atau rumah sakit perlu membuat suatu format baku penyusunan SOAP/SOAPIER

sehingga

indikasi

keberhasilan

suatu

asuhan

keperawatan

dapat

dipertanggungjawabkan. 6. Kepada pembimbing ruangan ataupun pembimbing akademik diharapkan untuk memberikan bimbingan yang lebih intensif kepada mahasiswa. 7. Diharapkan kepada semua perawat agar lebih teliti dalam menemukan masalah yang terjadi baik aktual maupun potensial terhadap klien, sehingga dirumuskan suatu doagnosa keperawatan yang tepat.

8. Dalam membuat suatu perencanaan tindakan keperawatan diharapkan kepada perawat untuk memperhatikan prioritas masalah, kriteri hasil yang ingin dicapai agar tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan.

Diposting 29th January 2016 oleh Mumtaz Tauba Label: Askep 0

Tambahkan komentar

Perawat Pena (Aku Bangga Menjadi Perawat)

            

Feb

Beranda Info Sehat Info Perawat KTI Skripsi Askep

4

Perawat Indonesia Peringkat 1 di Jepang Mengalahkan Perawat Filipina dan Jepang Perawatpena.com – Keunggulan Perawat Indonesia di Jepang telah mendapat pengakuan resmi. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan bahwa TKI Perawat di Jepang menduduki peringkat 1. Prestasi ini perlu mendapatkan perhatian lebih agar dapat dipertahankan. Pasalnya, Perawat Indonesia di Jepang lebih unggul daripada perawat Filipina Filipina dan perawat asal Jepang. Nusron Wahid selaku ketua BNP2TKI memberikan apresiasi kepada para perawat Indonesia yang mampu memberikan nama harum di Jepang. “Di Jepang, alhamdulillah, rangking perawat kita nomor satu yang paling diniminati, mengalahkan mitos perawat Filipina,” papar Ketua BPNP2TKI Nusron Wahid di Gedung Kementerian Perdagangan, Selasa (12/1/2016). Jan 31

Bahaya BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Semakin banyak orang yang tahu mengenai bahaya BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Semakin banyak aksi yang bisa kita kumpulkan! Share fakta-fakta terkait isu Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di timeline kamu dan ajak teman-temanmu ikut ambil bagian dalam aksi melawan perilaku BABS! #AksiNasional #TinjuTinja Sumber: UNICEP Indonesia Jan 31

KTI Apendisitis BAB 3 LAPORAN KASUS 3.1 Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 5 Agustus 2011 Jam Pengkajian : 8:10 Wita Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Agustus 2011 No RM : 249687 Diangnosa Medis : Post Op Apendiksitis 3.1.1 Data Biografi Identitas Klien Nama : An ”Q” Umur : 9 Th Alamat : Sukaraja Ampenan Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn “Z” Umur : 35 Th Alamat : Sukaraja Ampenan Pekerjaan : PNS Agama : islam Hubungan dengan klien : Ayah 3.1.2 Riwayat Kesehata Jan 31

Askep Apendisitis

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Apendiks 2.1.1 Pengertian 1. Apendiks adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000). 2. Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm ( 4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal(burner & sudarth, 2001). 3. Apendiks adalah penyakit bedah akibat kebudayaan terutama yang menyangkut kebiasaan makan(E.Oswari, 2005). 4. Jan 31

KTI Meningitis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud. Jan 31

Askep Malaria TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Malaria 2.1.1 Pengertian

1. Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kemanusia melalui air liur nyamuk (Wiwik Handayani, 2008) 2. Malaria adalah penyakit infeksi farasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah(Aru W. Sudoyo,2006) 3. Jan 29

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan Jangan sepelekan saat Anda sedang menangis, karena menangis juga menjadi obat ampuh yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Bagaimana bisa? Berikut ini ketujuh manfaat menangis bagi kesehatan dan tubuh yang bisa Anda temukan setelah menangis dan mengeluarkan air mata: 1. Membantu Penglihatan Air mata ternyata juga bisa membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya karena faktor mata itu sendiri. Jan 29

KTI Pneumonia BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal MRS : 13/07/2011 Jam MRS : 23:05 WITA Tanggal Pengkajian : 15/07/2011

Jam Pengkajian : 14:00 WITA Ruangan : Dahlia No.RM : 247777 Diagnosa Medis : Bronkopneumonia 3.1.1 Data Biografi A. Identitas Klien Nama : An. “K” Umur/Tgl. lahir : 14 Bulan (14 Mei 2010) Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : Belum Sekolah Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Alamat : Dasan Agung B. Jan 29

Askep Pneumonia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Definisi Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkhiolus terminalis yang mencakup bronkhiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat (Doenges, 2005).

Jan 29

Askep Thypoid (Thypus Abdominalis) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Definisi Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus (Suparman, 2007). Thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salomella thypy atau salmonella paratipi A,B dan C (Sudarto, 2003). Thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa, Salmonella Parathyfy A, B dan C. (Suparman, 2003). Jan 29

KTI CVA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kelumpuhan yaitu terganggunya aliran darah ke sel saraf otak. Hal yang perlu kita ketahui mengenai saraf otak yaitu bahwa gangguan aliran darah ke otak dapat menghambat pemasukan nutrisi dan oksigen ke sel-sel saraf otak dan sel-sel seluruh tubuh. Perlu diketahui, kebutuhan otak terhadap oksigen mencapai 20% dari kebutuhan seluruh tubuh. Oksigen yang terputus selama 8-10 detik dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Jan 29

Askep Asma

KONSEP DASAR ASMA A.

KONSEP DASAR

1.

Definisi

Asma adalah obstruksi jalan nafas akut episodik yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respon terhadap orang sehat. (Jan Tambayong, 2000) Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas, yaitu saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus manifestasi berupa serangan asma. 1 Jan 29

Otak Cuma Butuh Seperlima Detik untuk Jatuh Cinta Lombok, seperti dikutip dari ScienceDaily. Meski banyak yang mengatakan cinta itu tumbuh di hati, proses sesungguhnya lebih banyak terjadi di otak. Lebih mencengangkan lagi, cinta pada pandangan pertama benar-benar bisa terjadi karena otak memberikan respons sangat cepat. Bukan hanya cepat karena terjadi dalam waktu 0,2 detik saja, hadirnya perasaan cinta juga melibatkan proses yang sangat kompleks. Jan 29

KTI Gastritis BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Pengkajian kasus ini dilakukan pada tanggal 03 Agustus 2013 Pukul 09.00 Wita, di Ruang perawatan bangsal Mawar. 3.1.1 Data Biografi 1. Identitas klien

Nama : Ny. “Y” Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Suku/ Bangsa : Sasak/ Indonesia Status Perkawinan : Kawin Alamat : Pejarakan, Ampenan Tgl. Jan 29

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Jan 29

Askep Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan masalah kesehatan global dan penyebab kesakitan serta kematian yang cukup besar di dunia. Dari data organisasi kesehatan dunia WHO pada tahun 2006 menyantakn bahwa virus hepatitis B kronis diperkirakan menyerang 350 juta orang di dunia, terutama Asia Tenggara dan Afrika, dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang pertahun. Dari jumlah itu 15 – 25% yang terinfeksi kronis meninggal dunia karena komplikasi dari sirosis dan kanker hati. Jan 29

Askep Kasus Hepatitis BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian Tanggal MRS : 16 Agustus 2011 Jam : 17.30 wita Ruang : Mawar Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2011 Jam : 11.00 wita No. RM : 250844 3.1.1. Data Biografi a. Identitas Pasien Nama : Ny “I” Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 60 tahun Alamat : Tanjung, KLU Pendidikan : -

Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn “W” Hub. Jan 29

Askep Kasus GGK BAB 3 TINJAUAN KASUS Bab ini menguraikan tentangpenerapan nyata asuhan keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yaitu :Pengkajian, Perumusan Diagnose, Rencana Keperawatan, Pelaksanaan Dan Evaluasi. Tanggal masuk :25 juni 2013 Jam masuk : 09:55 WITA Ruang : Mawar No. RM : 038011 Tanggal pengkajian : 5 juli 2013 Jam pengkajian : 08:05 WITA 3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Data Biografi 1. Jan 29

Askep Kasus DHF BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal MRS : 13/07/2011 Jam MRS : 15:30 WITA Tanggal Pengkajian : 13/07/2011 Jam Pengkajian : 20:00 WITA Ruangan : Dahlia No.RM : 247757 Diagnosa Medis :DHF 3.1.1 Data Biografi A. Identitas Klien Nama : An. “M” Umur : 3 tahun 1 bulan Agama : Islam Pendidikan : Belum Sekolah Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Pekerjaan : Status Perkawinan : Belum kawin Alamat : Gomong lama, Mataram. B. Jan 29

Askep Kasus Anemia BAB 3 TINJAUAN KASUS Tanggal Masuk

: 12 Juni 2011

Ruang / Kelas

: Dahlia

Tanggal Pengkajian

: 20 juni 2011

Dx. Medis

: Anemia Aplastik

No. MR

: 15 91 59

Jam Masuk

: pukul 19.15 Wita

Jam Pengkajian : pukul 16.30 Wita

3.1 Pengkajian 3.1.1 3.1.4.1 Nama

Data Biografi. Identitas Klien : An.

Memuat Tema Tampilan Dinamis. Gambar tema oleh Airyelf. Diberdayakan oleh Blogger.

Related Documents

Askep Anemia
March 2021 0
Askep Anemia
March 2021 0
Askep Anemia
February 2021 0
Anemia
February 2021 1
Anemia
February 2021 5

More Documents from "Citra"

Askep Anemia
March 2021 0
Biologi Umum.pdf
January 2021 1
Referat Abses Otak
January 2021 0
Lp Gdd
March 2021 0