Askep Astigmatisma

  • Uploaded by: Uthamy Lestari
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Astigmatisma as PDF for free.

More details

  • Words: 2,036
  • Pages: 15
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN “ASTIGMATISMA”

SRI UTAMI H AMIN 120114026

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

ASKEP ASTIGMATISMA

I. TINJAUAN MEDIS A. Pengertian Definisi astigmatisme adalah cacat mata dengan gejala jika melihat sebuah titik (bintik cahaya) akan terlihat garis terang menyebar. Hal ini terjadi karena lensa mata (kornea) tidak mempunyai permukaan yang bulat benar. Kelainan kornea ini mengakibatkan pembiasan sinar pada satu meridian berlainan dengan meridian lain. Mata astigmat dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindrik negative, yang berfungsi melemahkan pembiasan terkuat pada satu meridian, atau dapat juga dengan lensa silindris positif untuk memperkuat pembiasan terlemah pada satu meridian Astigmatisme adalah keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas cahaya tidak difokuskan pada satu titik. Astigmatisme adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata ini dering di sebut juga mata silinder. Mata astigmat atau mata silindris adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi sebuah garis. Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke retina di dua garis titik api yang saling tegak lurus.

B. Etiologi Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Astigmatisme juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak teratur dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh dari lensa astigmatis. Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan astigmatisma karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama kuatnya di semua bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi derajat akomodasi yang berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat bersamaan tanpa dibantu kacamata. Adapaun bentuk-bentuk astigmat adalah sebagai berikut: 1. Astigmat Reguler yaitu astigmat yang memperlihatkan kekuatan

pembiasan

bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian meridian berikutnya. 2. Astigmat ireguler : astigmat yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma ireguler terjadi akibat infeksi kornea,trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.

C. Tanda dan gejala a. Gangguan penglihatan/ketajaman penglihatan b.

Ketegangan pada mata

c. Kelelahan pada mata

d. Pandangan berbayang serta kabur e. Mata berair f. Fotofobia

D. Patofisiologi Mata seseorang secara alami berbentuk bulat. Dalam keadaan normal, ketika cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yang jelas objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk lebih mirip sepak bola atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya memasuki mata itu dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya bagian dari obyek yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat muncul buram dan bergelombang. Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun dekat.

E. Penatalaksanaan Medis Astigmatisme dapat dikoreksi dengan memberikan lensa silinder. Seseorang dapat mengalami kombinasi kelainan astrigmatisma dengan rabun jauh (myopia) atau rabun dekat (hypermetropia).

PHATOFLOW

Kelainan Refraksi

Astigmatismus

Kelainan kornea

Perubahan lengkungan kornea

Berkas cahaya masuk pada berbagai bidang

Sinar masuk dibiaskan pada tempat yang berbeda

Diplopia

Gangguan sensori preseptual( visual )

Hambatan mobilitas fisik

Gangguan rasa nyaman

II. Tinjauan Asuhan Keperawatan A. PENGKAJIAN 1. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat oftalmik Sebelum melakukan pengkajian fisik mata, perawat harus mendapatkan riwayat oftalmik, medis, dan terapi pasien, dimana semuanya dapat saja berperan dalam kondisi oftalmik sekarang. Informasi yang harus diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan tajam penglihatan dan upaya keamanan dan tergantung pada alasan melakukan pemeriksaan oftalmik. Riwayat keadaan oftalmik sangat penting saat mengumpulkan data dasar. Kita harus menyelidiki setiap riwayat kelainan mata, seperti pandangan kabur, objek tidak begitu jelas, pandangan berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun dekat. Ringkasan riwayat oftalmik bagi setiap pasien harus meliputi pertanyaan berikut - Kapan sakit mata mulai dirasakan - Apakah gangguan penglihatan ini mempengaruhi ketajaman penglihatan. - Bagaimana gangguan penglihatan terjadi ( perlahan/tiba-tiba ). - Apakah pasien merasakan ada perubahan dalam matanya ( kemerahan, bengkak, berair ). - Apakah perubahan yang terjadi sama pada kedua matanya . - Apakah pasien sedang berobat tertentu ( sebutkan ) dan sudah berapa lama menggunakannya. - Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit serupa . - Apakah pasien menderita : Hipertensi, DM - Aapkah ada kerusakan melihat waktu senja.

2.. Riwayat psikososial Daerah pengkajian penting lainnya meliputi psikologis, demografis, dan keprihatinan lingkungan rumah

b. PEMERIKSAAN Astigmatisma bisa diperiksa dengan cara pengaburan (fogging technique of refraction) yang menggunakan kartu snellen, bingkai percobaan, sebuah set lensa coba, dan kipas astigmat. Pemeriksaan astigmat ini menggunakan teknik sebagai berikut yaitu: 1.Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter, 2.Pada mata dipasang bingkai percobaan, 3.Satu mata ditutup, 4.Dengan mata yang terbuka pada pasien dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan dengan lensa (+) atau (-) sampai tercapai ketajaman penglihatan terbaik, 5.Pada mata tersebut dipasang lensa (+) yang cukup besar (misal S + 3.00) untuk membuat pasien mempunyai kelainan refreksi astigmat miopikus, 6.Pasien diminta melihat kartu kipas astigmat, 7.Pasien ditanya tentang garis pada kipas yang paling jelas terlihat, 8.Bila belum terlihat perbedaan tebal garis kipas astigmat maka lensa S( + 3.00) diperlemah sedikit demi sedikit hingga pasien dapat menentukan garis mana yang terjelas dan terkabur, 9.Lensa silinder (-) diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut hingga tampak garis yang tadi mula-mula terkabur menjadi sama jelasnya dengan garis yang terjelas sebelumnya, 10.Bila sudah dapat melihat garis-garis pada kipas astigmat dengan jelas,lakukan tes dengan kartu Snellen, 11.Bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu Snellen, maka mungkin lensa (+) yang diberikan terlalu berat,sehingga perlu mengurangi lensa (+) atau menambah lensa (-), 12.Pasien diminta membaca kartu Snellen pada saat lensa (-) ditambah perlahan-lahan hingga ketajaman penglihatan menjadi 6/6. (3) Sedangkan nilainya : Derajat astigmat sama dengan ukuran lensa silinder (-) yang dipakai sehingga gambar kipas astigmat tampak sama jelas. (3)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensori preseptual (visual) 2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan usaha menfokuskan mata

C. INTERVENSI 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensori preseptual (visual) Tujuan :  Ketajaman Penglihatan klien meningkat dengan bantuan alat. 

Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap perubahan.

Kriteria hasil :  Ketajaman penglihatan normal  Hambatan mobilitas fisis teratasi Intervensi :  Kaji tingkat mobilitas fisik klien . Rasional : mengetahui tingkat mobilitas fisik yang dapat di lakukan klien  Jelaskan penyebab terjadinya gangguan penglihatan. Rasional : Pengetahuan tentang penyebab mengurangi kecemasan dan dalam tindakan keperawatan.  Lakukan uji ketajaman penglihatan. Rasional : mengetahui visus dasar klien dan perkembangannya setelah diberikan tindakan.  Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak / kacamata bantu.

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan usaha memfokuskan mata Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi. Kriteria hasil : - Keluhan klien gelisah dan takut berkurang / hilang. - Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap perubahan yang terjadi. Intervensi : - Jelaskan kepada klien tentang penyakit yang di alami . Rasional : mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. - Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus menerus. Rasional : mengurangi kelelahan mata . - Gunakan lampu/ penerangan yang cukup (dari atas dan belakang) saat membaca. Rasional : untuk mengurangi silau dan akomodasi mata yang berlebihan. - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian kacamata Rasional : untuk meningkatkan tajam penglihatan klien.

RESUME POLI MATA I.

PENGKAJIAN A. Initial Klien

:

Nama Klien

:Ny. M.K

Umur

: 32 tahun

Pekerjaan

:Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMA

Status

: Kawin

Agama

: Kristen Protestan

Tanggal MRS

:-

Tanggal Pengkajian

: 18-11-2013

Diagnose Medis

:astigmatisma

B. Penanggung Jawab

:

Nama

: Tn. P.A

Umur

: 42 tahun

Pekerjaan

: wiraswasta

Alamat

:Kombos

Hubungan

: Suami

C. Tanda-tanda Vital

: TD : R :

D. Therapi : - astenof ed 3x1 gtt ods -

Matovil tab 1x1

mmHG

N :

x/mnt

x/mnt

SB:

C

II.

RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama

: (Kel penyebab pasien masuk MRS)

Nyeri, gelisah, takut, gangguan penglihatan.

b. Riwayat Keluhan Utama

:

-

Klien merasa nyeri pada mata ± 5 hari

-

Merasakan gelisah dan takut

-

Mengatakan sulit melihat.

c. Pemeriksaan fisik

: (focus keluhan )

v. od = 6/7,5 C-0,50 x 90 = 6/6 os = 6/6 plano

d. Analisa Data Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

Data Subjektif : 

Kelainan Refraksi Hambatan mobilitas

Klien mengatakan merasa nyeri pada

Astigmatismus

mata ± 5 hari 

Klien mengatakan

Kelainan kornea

penglihatannya tidak jelas

Perubahan lengkungan kornea

Data Objektif : Od : 6/7,5 C-0,50x9=6/6

Berkas cahaya masuk pada berbagai bidang

fisik

Sinar masuk dibiaskan pada tempat yang berbeda

Diplopia

Gangguan sensori preseptual( visual )

Data Subjektif : 

Kelainan kornea

nyaman

klien merasa takut dan gelisah terkait

Perubahan lengkungan kornea

penyakit Berkas cahaya masuk pada Data Objektif : 

berbagai bidang

Od : 6/7,5- C0,50x90 = 6/6

Gangguan rasa

Sinar masuk dibiaskan pada tempat yang berbeda

Diplopia

Gangguan sensori preseptual( visual )

III.

No

Dignosa,intervensi, implementasi dan evaluasi

Diagnose kep dan

Rencana Tujuan/KH

Implementasi

Evaluasi

At 10.00

At 10.56

Intervensi dan Rasional

data 1

Hambatan

 Ketajaman

 Kaji tingkat mobilitas fisik

mobilitas

Penglihatan

klien . Rasional :

- mengkaji

fisik

klien

mengetahui tingkat

tingkat

berhubunga

meningkat

mobilitas fisik yang dapat di mobilitas fisik

n dengan

dengan

lakukan klien

gangguan

bantuan alat.

sensori



klien

 Jelaskan penyebab

S : klien mengatakan pandangan masih kurang

Klien

terjadinya gangguan

- menjelaskan

jelas dan masih

preseptual

mengenal

penglihatan. Rasional :

penyebab

merasakan

(visual)

gangguan

Pengetahuan tentang

terjadinya

nyeri

sensori yang

penyebab mengurangi

gangguan

O : ekspresi

terjadi dan

kecemasan dan dalam

penglihatan

klien msih

melakukan

tindakan keperawatan.

kompensasi

terlihat

 Lakukan uji ketajaman

meringis

terhadap

penglihatan. Rasional :

- melakukan uji

A : teratasi

perubahan.

mengetahui visus dasar

ketajaman

sebagian

klien dan perkembangannya

penglihatan

P : intervensi

Kriteria hasil :  Ketajaman penglihatan

dilanjutkan

setelah diberikan tindakan.  Kolaborasi dengan tim

- melakukan

normal

medis dalam pemberian

kolaborasi

 Hambatan

lensa kontak / kacamata

dengan tim

bantu.

medis dalam

mobilitas fisis teratasi

pemberian lensa kontak/kacamat bantu.

2.

Gangguan

Rasa nyaman klien - Jelaskan kepada klien tentang - menjelaskan

S:mengatakan

rasa nyaman

terpenuhi.

penyakit yang di alami . Rasional : kepada keluarga

pusing

(pusing)

Kriteria hasil :

mengurangi

berkurang dan

berhubunga

-

n dengan

gelisah

usaha

berkurang / hilang.

memfokusk

-

an mata,

gejala

takut dan

sensori

gelisah

berkompensasi

Keluhan

Klien

terhadap

dan

dan tentang

klien meningkatkan pengetahuan klien penyakit yang

sudah tidak

takut sehingga klien kooperatif dalam dialami

taku dan

tindakan keperawatan.

mengenal -

Anjurkan

gangguan istirahat dan

kecemasan

agar

dan

gelisah

klien

tidak

cukup -mengajurkan

melakukan kepada klien

dapat aktivitas membaca terus menerus. untuk cukup Rasional : mengurangi kelelahan istrahat dan

perubahan mata .

yang terjadi.

- Gunakan lampu/ penerangan yang

Rasional

:

teratasi

aktivitas

sebagian

membaca terus

P : lanjutkan

menerus.

intervensi

- menggunakan

untuk /penerang yang

dan belakang

- Kolaborasi : pemberian kacamata - berkolaborasi :untuk

meningkatkan dengan tim

tajam penglihatan klien.

rileks

melakukan

)saat membaca

Rasional

tenang dan

A :masalah

mengurangi silau dan akomodasi cukup (dari atas mata yang berlebihan.

klien tampak

tidak

cukup (dari atas dan belakang) saat lampu membaca.

O : ekspresi

medis untuk pemberian kaca mata

……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………

Related Documents

Askep Astigmatisma
January 2021 0
Askep Siadh
January 2021 0
Askep Osteoporosis
January 2021 0
Askep Nhs
January 2021 0
Askep Hipertiroid
February 2021 0
Askep Transkultural
February 2021 0

More Documents from "dhi alzakastar"

Askep Astigmatisma
January 2021 0
Makalah Basidiomycota
January 2021 1
Referat Batuk
February 2021 1
Sap Kelas Ibu Balita
January 2021 1