Askep Gerontik Hipertensi

  • Uploaded by: Halim
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Gerontik Hipertensi as PDF for free.

More details

  • Words: 5,827
  • Pages: 31
Loading documents preview...
MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK Asuhan Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga Desa Tahun 2019

Disusun Oleh : Umrin Nim : 17221025P

YAYASAN KADER BANGSA UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN TAHUN 2019

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Kasus Judul :

Asuhan Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga Desa Tahun 2019

Oleh : Umrin Nim : 17221025P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

Mengetahui, Kepala Puskesmas Ngulak

dr. Bayu Murdalin NIP. 19830308 201412 2 001

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga DesaTahun 2019 ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga- penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan Paradigma dan Teori Keperawatan. Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga kesulitan namun, berkat bimbingan, ara-han, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di tentukan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.

Palembang, Februari 2019

Penulis

iii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................ ii DAFTAR ISI ...................................................................................... iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2 1.4 Manfaat Penulisan ............................................................. 2 BAB II : TINJAUAN TERORITIS 2.1 Pengertian .......................................................................... 4 2.2 Anatomi Fisiologi ............................................................... 4 2.3 Etiologi............................................................................... 5 2.4 Manfestasi Klinis ................................................................ 7 2.5 Patofisiologi ....................................................................... 7 2.6 Penatalaksanaan Medis ....................................................... 8 2.7 Penatalaksaan Keperawatan ................................................ 9 BAB III: TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian ......................................................................... 12 3.2 Analisa Data ....................................................................... 16 3.3 Prioritas Masalah ................................................................ 16 3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................ 17 3.5 Implementasi Keperawatan ................................................. 19 3.6 Catatan Perkembangan I ..................................................... 20 3.7 Catatan Perkembangan II .................................................... 21 BAB IV : PEMBAHASAN ................................................................ 22 BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ........................................................................... 25 5.2 Saran .................................................................................. 26

Daftar Isi ............................................................................... 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet Suyono, 2001). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001). Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang pengobatannya. Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001). Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami lakukan di Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama, sehingga kami akan membahas bagaimana “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi” dalam makalah ini.

1

2 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi? 2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita hipertensi? 2.1

Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi. b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang meliputi pengkajian sampai intervensi.

2.2

Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan pencegahan untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena Hipertensi, Penulisan Makalah ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi. Sehingga disusunlah Makalah ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Manfaat praktis penulisan Makalah bagi Puskesmas yaitu dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien khususnya dengan Hipertensi dan melakukan pencegahan dengan memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien hipertensi. b. Bagi Perawat Manfaat praktis penulisan Makalah bagi perawat yaitu perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada pasien dengan Hipertensi. c. Bagi Instansi Akademik Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan dengan Hipertensi.

3 d. Bagi Pasien dan Keluarga Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang Hipertensi beserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya. e. Bagi Pembaca Manfaat Makalah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat pasien yang terkena Hipertensi.

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001). Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal. Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

2.2 Anatomi Fisiologi a. Anatomi 1) Jantung Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Hubungan jantung adalah: Atas : pembuluh darah besar Bawah : diafragma Setiap sisi : paru-paru Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis2) Arteri Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri

4

5 yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ). 3) Arteriol Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat. 4) Pembuluh darah utama dan kapiler Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama. 5) Sinusoid Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan. 6) Vena dan venul Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain.(Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110) b. Fisiologi Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 1997)

2.3 Etiologi Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahanperubahan pada : a. Elastisitas dinding aorta menurun b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

6 c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: 1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat) 2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) 3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih) c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : 1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr) 2. Kegemukan atau makan berlebihan 3. Stress 4. Merokok 5. Minum alkohol 6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin) Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.

7 2.4 Manisfestasi Klinis Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa: 1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah 2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi 3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat 4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus 5. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler (Corwin, 2009). Pada hipertensi maligna yang merupakan tipe hipertensi berat yang secara progresif, dimana tekanan darah diastoliknya > 115 mmHg. Hipertensi maligna meningkatkan risiko gagal ginjal, gagal jantung kiri, dan stroke. Seseorang dengan maligna biasanya memiliki gejala-gejala: 1. Morning headaches 2. Penglihatan kabur 3. Sesak napas atau dispnea 4. Dan gejala uremia

2.5 Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid

8 lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001). Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2.6 Penatalaksanaan medis Kriteria Diagnosa :  Tekanan darah diatas normal.  Sebagian keceil mengeluh : sakit kepala, berdebar-debar, dll.  Gejala yang muncul tergantung organ yang terkena. Pemeriksaan Penunjang :  Mencari faktor resiko : kolesterol serum, trigliserid, gula darah.  Mencari komplikasi : ureum, kreatinin, proteinuria, ronsen torak Terapi :  Diet randah garam  Penurunan berat badan, olah raga, latihan jiwa (yoga,dll)  Diuretic  Penghambat adrenergic  Penyekat alfa 1

9  Penyekat beta  Vasodilator  Penghambat ACE  Penghambat kalsium Penyulit :  Perdarahan otak, perdarahan retina, dekompensasi cordis.  Stroke, pennyakit jantung, gagal ginja1 Lama perawatan : 1 minggu.

2.7 Penatalaksanaan Keperawatan 1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah DO :  Peningkatan tensi  Pengisian perifer lambat  HR meningkat DS :  Mengeluh kepala pusing.  Mata berkunang-kunang, kabur  Mulai muntah  Leher kaku, kebas Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang (1-3 hari) Kriteria : Tidak ada perlukaan  Tekanan darah 140-160/80-90  HR 60-100 x /menit. Renpra : 1. Beri pendidikan kesehatan mengenai penegrtian, penyebab, gejala dan pencegahan 2. Ajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan 3. Kaji keluhan nyeri yang dirasakan klien 4. Kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien 5. Kaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien 6. Posisikan klien pada posisi nyaman

10 7. Dekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur 8. Ajakan terapi nafas dalam 9. Ajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat

2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas. DO :  Peningkatan tekanan darah  Peningkatan HR DS :  Mengeluh sakit kepala  Pandangan berkunang-kunang/ kabur.  Leher kaku Tujuan : Aktivitas maksimal dapat tercapai (2-4 hari) Kriteria :  Memperlihatkan kemajuan aktivitas s.dengan mandiri  Tidak ada tanda-tanda hipoksia terhadap peningkatan aktivitas  Tekanan darah 40-160 / 80 – 90 Renpra : 1. Jelaskan batasanvbatasan aktivitas klien sesuai kondisi 2. Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :  Ukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas dan segera setelah melakuan aktivitas dan 3 menit setelah listirahat.  Hentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak, vertigo, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun, pemafasan turun. 3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak sedikitnya 2x sehari 4. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari 5. Motivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang dicapai 6. Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya 7. Ajarkan metode penghematan energi :  Luangkan waktu istirahat selama aktivitas

11  Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas 8. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan klien, k/p libatkan keluarga 9. Untuk klien yang mengalami penurunan curah jantung : observasi suhu, nadi, pemafasan, tensi, HR, irama jantung, gambaran ECG, intake-output cairan (terutama cairan IV dan urine) 10. Untuk klien yang mengalami hipoksia : observasi adanya sesak, sianosis, gangguan mental, pucat, kulit dingin/lembab 11. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan, diet dan fisioterapi.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, tehabilitasi, pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, kompikasi DO : - Tampak bingung - Tidak kooperatif DS :  Sering bertanya  Mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya. Tujuan : Klien tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan (1-2). Kriteria :  Klien dapat menyebutkan apa yang sudah dijelaskan  Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan yang diberikan Renpra: 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga. 2. Identifikasi

faktor

penyebab/

penunjang

yang

dapat

menghalangi

penatalaksanaan efektif 3. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup untuk klien dan keluarga 4. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan. 5. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan/ kegiatan positif menyangkut kesehatannya yang dilakukan klien/ keluarga 6. Beri penyuluhan dan tingkatan kepatuhan pada pola hidup sehat 7. Tingkatan aktivitas yang berhubungan dengan spiritual 8. Jelaskan tentang kondisi, pengobatan ( kolaborasi dengan dokter ), perawatan, rehabilitasi, pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, komplikasi

BAB III TINJUAN KASUS

3.1

Pengkajian 1. Identitas Klien Nama

: Ny. K

Umur

: 63th

Alamat

: Dsn. Ngulak

Pendidikan

: Tidak sekolah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

2. Data Keluarga Nama

: An. R

Hubungan

: Cucu

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Dsn. Ngulak

3. Status Kesehatan Sekarang Keluhan Utama: Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Ny.K Mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, hanya minum obat captopril jika ia mengalami pusing Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.

12

13 4. Age Related Changes (Perubahan Terkait Proses Menua) Fungsi Fisiologis 1.

Kondisi Umum Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami perubahan berat badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur atau mengalami insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah 170/110 mmHg.

2.

Integumen Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K tampak kering. Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa kotoran pada kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.

3.

Hematopoetic Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan anemi. Tidak ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.

4.

Kepala Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi karena hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau permasalahan lainnya di kepalanya.

5.

Mata Fungsi

penglihatan

berkurang,

sedikit

kabur.

Tetapi

Ny.K

tidak

memeriksakan matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan penglihatan, pada mata bagian kanan lebih parah. 6.

Telinga Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan kerudung yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.

7.

Hidung sinus Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya mulai berair. Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami pada hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga kebersihannya.

8.

Mulut, tenggorokan Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan merasa baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak kuat karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.

14 9.

Leher Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun nyeri tekan

10. Pernafasan Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma yang penyakit pernafasan lainnya. 11. Kardiovaskuler Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny.K selalu mengontrol tekanan darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler lainnya. 12. Gastrointestinal Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg. 13. Perkemihan Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 68x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih. 14. Reproduksi Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu. 15. Musculoskeletal Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari. 16. Persyarafan Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny.K.

5. Potensi Pertumbuhan Psikososial Dan Spiritual Psikososial Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan lansia yang lain dan dengan para tetangga.Ny. K tidak terlihat cemas ataupun depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anakanaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah, Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.

15 Spiritual Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat.Ny. K setiap hari mengaji AlQur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilanyang diadakan oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu rahasia Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktuwaktu dipanggil oleh Allah SWT.

6. Lingkungan  Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur. Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi ruang kamar.  Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor bersama cucunya.  Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.

16 3.2 Analisa Data Tanggal

Data Fokus

DX Keperawatan

Senin, 10 Feb DS :

Nyeri b.d

2019

Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan

peningkatan

10.30 WIB

setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan

tahanan

seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain

pembuluh darah

pusing

Ny.

K

juga

mengatakan

terkadang

mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. DO : -

KU : Lemah

-

Skala nyeri 4

-

170/110 mmHg

-

ekspresi wajah ketika berjalan agak tegang menahan sakit

Senin, 10 Feb DS :

Intoleransi

2019

Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri aktivitas

b.d

10.30 WIB

pada persendiannya, yang akan terasa berat jika

gangguan

melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila

transportasi

Ny.K beristirahat.

oksigen,

DO :

tubuh

- KU : Lemah

aktivitas.

respon terhadap

- TD : 170/100 mmHg - Nadi

: 84 x / menit

- Terpasang IVFD RL Gtt 20 X menit

3.3 Prioritas Masalah 1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah 2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas.

17 3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

No 1.

Nama Pasien

: Ny “K”

Register

: 00011

Umur

: 63th

Dx. Medis

: Hipertensi

Diagnosa Keperawatan Nyeri

b.d

peningkatan

NOC

tahanan Setelah dilakukan tindakan

pembuluh darah

keperawatan selama 2X24 Jam

Ditandai dengan :

diharapkan nyeri Ny. K

NIC 1. Beri pendidikan kesehatan mengenai penegrtian, penyebab, gejala dan pencegahan 2. Ajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak

berkurang sampai dengan hilang

boleh dimakan

kriteria hasil:

3. Kaji keluhan nyeri yang dirasakan klien



4. Kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien

Skala nyeri turun dari 4 menjadi 2

5. Kaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien 6. Posisikan klien pada posisi nyaman 7. Dekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur 8. Ajakan terapi nafas dalam 9. Ajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat 2.

Intoleransi aktivitas b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan

1.

Jelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi

transportasi oksigen, respon tubuh keperawatan selama 2X24 Jam

2.

Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :

terhadap aktivitas

diharapkan Aktivitas maksimal dapat

 Ukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas dan segera

tercapai (2-4 hari)

setelah melakuan aktivitas dan 3 menit setelah listirahat.

dengan kriteria hasil :

 Hentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak,

 Klien dapat menyebutkan apa yang

vertigo, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun,

sudah dijelaskan  Klien mematuhi aturan pengobatan

pemafasan turun. 3.

Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan

18 dan perawatan yang diberikan

rentang gerak sedikitnya 2x sehari 4.

Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari

5.

Motivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang dicapai

6.

Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya

7.

Ajarkan metode penghematan energi :  Luangkan waktu istirahat selama aktivitas  Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas

8.

Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan klien, k/p libatkan keluarga

9.

Untuk klien yang mengalami penurunan curah jantung : observasi suhu, nadi, pemafasan, tensi, HR, irama jantung, gambaran ECG, intake-output cairan (terutama cairan IV dan urine)

10. Untuk klien yang mengalami hipoksia : observasi adanya sesak, sianosis, gangguan mental, pucat, kulit dingin/lembab 11. Kolaborasi

dengan

dokter

untuk

pemeriksaan, diet dan fisioterapi.

penanganan

medis

dan

19 3.5 Implementasi Keperawatan

No Dx Kep 1

Nama Pasien

: Ny “K”

Register

Umur

: 63th

Dx. Medis

Hari/ Tanggal/waktu Senin, 10 Feb 2019 13.00 WIB

2

Senin, 10 Feb 2019 13.00 WIB

: 00011 : Hipertensi

Implementasi 1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, gejala dan pencegahan 2. Mengajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan 3. Mengkaji keluhan nyeri yang dirasakan klien 4. Mengkaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien 5. Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien 6. Memposisikan klien pada posisi nyaman 7. Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur 8. Mengajakan terapi nafas dalam 9. Mengjarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat 1. Menjelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi 2. Mengkaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :  Mengukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas dan segera setelah melakuan aktivitas dan 3 menit setelah listirahat.  Menghentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak, vertigo, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun, pemafasan turun. 3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak sedikitnya 2x sehari 4. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari 5. Memotivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang dicapai 6. Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya 7. Mengajarkan metode penghematan energi :  Luangkan waktu istirahat selama aktivitas  Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas 8. Membantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan klien, k/p libatkan keluarga 9. Berkolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan, diet dan fisioterapi.

20 3.6 Catatan Perkembangan I Nama Pasien

: Ny “K”

Umur Tgl NoDx 1. Selasa 11 Feb 2019

: 63th

Data Subjektif

Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K 13.00 juga mengatakan terkadang WIB mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. 2. Ny. K juga mengatakan Selasa terkadang mengalami nyeri 11 pada persendiannya, yang Feb akan terasa berat jika 2019 melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K 13.00 beristirahat. WIB

Data Objektif

Register

: 00011

Dx. Medis

: Hipertensi

Asessment Masalah

-

KU : Lemah S Klien mengatakan nyerinya Skala nyeri 4 sedikit berkurang 170/110 mmHg O  KU : lemah ekspresi wajah ketika  Skala nyeri 3 berjalan agak tegang  TD : 150/100 mmHg menahan sakit  ekspresi wajah agak tenang menahan sakit A Masalah belum teratasi P Intervensi dilanjutkan

-

KU : Lemah S TD : 170/100 mmHg Nadi : 84 x / menit O Terpasang IVFD RL Gtt 20 X menit

A P

Planning Tindakan

1. Mengkaji keluhan nyeri yang dirasakan klien 2. Mengkaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien 3. Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien 4. Memposisikan klien pada posisi nyaman 5. Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur 6. Mengajakan terapi nafas dalam 7. Mengjarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat Klien mengatakan nyeri 1. Merencanakan waktu istirahat sesuai persendiannya berkurang jadwal sehari hari 2. Memotivasi peningakatan aktivitas - KU : Lemah dan beri penghargaan pada kemaujan - TD : 150/100 mmHg yang dicapai - Nadi : 84 x / menit - Terpasang IVFD RL Gtt 20 X 3. Berkolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan, menit diet dan fisioterapi. Masalah belum teratasi Intervensi dilanjutkan

TT D

21 3.6 Catatan Perkembangan II Nama Pasien

: Ny “K”

Umur Tgl NoDx 1. Rabu 13 Feb 2019 08.00 WIB

2. Rabu 13 Feb 2019 08.00 WIB

: 63th

Data Subjektif Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat.

Data Objektif

Register

: 00011

Dx. Medis

: Hipertensi

Asessment Masalah

Planning Tindakan

-

KU : Lemah S Klien mengatakan tidak ada Skala nyeri 4 Keluhan lagi 170/110 mmHg O  KU : lemah ekspresi wajah ketika  Skala nyeri 0 berjalan agak tegang  TD : 130/90 mmHg menahan sakit  ekspresi wajah agak tenang A Masalah teratasi P Intervensi dihentikan

Persiapan Pulang

-

KU : Lemah S Klien mengatakan tidak ada TD : 170/100 mmHg Keluhan lagi Nadi : 84 x / menit O  KU : lemah Terpasang IVFD RL Gtt  Skala nyeri 0 20 X menit  TD : 130/90 mmHg  ekspresi wajah agak tenang

Persiapan Pulang

A Masalah teratasi P Intervensi dihentikan

TT D

22 BAB IV PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan masalah kesehatan yang muncul antara teori dengan kenyataan yang penulis dapatkan. Asuhan pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga DesaTahun 2019keparawatan yang dilakukan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1.1 Pengkajian Pada kasus diatas yang mejadi alasan masuk Puskesmas adalah Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. Dalam pengumpulan data penulis mengunakan metode wawancara dengan klien dan medical record. Dalam pengkajain keperawatan ini dikumpulkan data tentang identitas klien, diagnosa medis, identitas penanggung jawab, catatan masuk, alasan masuk, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, terapi medis, analisa data, prioritas diagnosa keperawatan.

1.2 Diagnosa Keperawatan Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien dengan Hipertensi yaitu: 1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah 2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas. 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, tehabilitasi, pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, kompikasi. yang penulis temukan pada klien Ny.”K” dengan Hipertensi : 1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah 2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas.

23 1.3 Intervensi keperawatan penulis membuat rencana asuhan keprawatan berdasarkan prioritas masalah dari semua diagnosa keperawatan yang menurut prioritas yaitu Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah, ntoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah (P). Tujuan ini dapat dicapai jika tujuan khusus yang ditetapkan telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E). T ujuan ini merupakan rumusan kemampuan pasien yang harus dicapai.

1.4 Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan diagnosa pertama yaitu dilakukan pada Senin, 10 Feb 2019 jam 13.00 WIB yaitu : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, gejala dan pencegahan, Mengajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan, Mengkaji keluhan nyeri yang dirasakan klien, Mengkaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien, Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien, Memposisikan klien pada posisi nyaman, Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur, Mengajakan terapi nafas dalam dan Mengajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat. Implementasi keperawatan diagnosa pertama yaitu dilakukan pada Senin, 10 Feb 2019 jam 13.00 WIB yaitu : Menjelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi, Mengkaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas, Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak sedikitnya 2x sehari, Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari, Memotivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang dicapai, Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya 1.5 Evaluasi Pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019, jam 08.00 WIB. penulis melakukan Evaluasi kedua pada daignosa Pertama, Adapun hasil yang penulis dapatkan pada klien yaitu : data subjektif: Klien mengatakan tidak keluhan lagi. Data objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90 mmHg ekspresi wajah

24 tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning : intervensi dihentikan, rencana pasien boleh pulang. Pada hari Kamis tanggal 12 Februari 2019, jam 09.00 WIB. penulis melakukan Evaluasi kedua pada daignosa Kedua, Adapun hasil yang penulis dapatkan pada klien yaitu : data subjektif: Klien mengatakan tidak keluhan lagi. Data objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90 mmHg ekspresi wajah tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning : intervensi dihentikan, rencana pasien boleh pulang.

25 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga DesaTahun 2019. maka penulis menarik kesimpulan berdasarkan tahap proses keperawatan. 1. Pengkajian di peroleh data Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyutnyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat. 2. Perumusan diagnosa keperawatan saat dilakukan pengkajian yaitu : a. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah b. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas. 3. Perencanaan keperawatan pada Ny “K” untuk diagnosa pertama yaitu dilakukan yaitu : berikan

pendidikan kesehatan mengenai pengertian,

penyebab, gejala dan pencegahan, Mengajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan, kaji keluhan nyeri yang dirasakan klien, kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien, Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien, posisikan klien pada posisi nyaman, Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur, Mengajakan terapi nafas dalam dan Mengajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat. 4. Implementasi keperawatan dilaksankan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah di susun. Sebelumnya penulis terlebih dahulu membekali dengan penyusunan terlebih dahulu. 5. Evaluasi keperawatan terakhir yang dilakukan penulis pada hari hari Selasa 24 Mei 2016, jam 10.30 WIB. Adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan pada klien yaitu :

data subjektif: Klien mengatakan tidak

keluhan lagi. Data objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90

26 mmHg ekspresi wajah tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning : intervensi dihentikan, rencana pasien boleh pulang. 1.2 Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran saran sebagai berikut : a. Bagi Puskesmas Manfaat praktis penulisan Makalah bagi Puskesmas yaitu dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien khususnya dengan Hipertensi

dan melakukan pencegahan dengan

memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien hipertensi. b. Bagi Instansi Akademik Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan dengan Hipertensi. c. Bagi Pasien dan Keluarga Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang Hipertensi. beserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.

27 Daftar pustaka Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2, 2006, EGC, Jakarta Nurjannah. I., Fast Methods of Formulating, English version, 2012, Mocomedia, Yogyakarta Nurjannah I., Proses Keperawatan Nanda, Noc & Nic, 2012, Mocomedia, Wilkinson J .M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2017, EGC, Jakarta

Related Documents

Askep Gerontik Hipertensi
February 2021 0
Askep Gerontik Hipertensi
February 2021 0
Askep Hipertensi
January 2021 0
Askep Gerontik Rematik
January 2021 0
Askep Gerontik Rematik
January 2021 0

More Documents from "Farida"