Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh Kelompok :
1. I Gusti Agung Diana Ratri Astuti
(18.321.2832)
2. I Made Agung Surya Dyasa
(18.321.2834)
3. Ni Luh Putu Mas Ari Puspa Dewi
(18.321.2841)
4. Ni Luh Putu Widi Wulandari
(18.321.2843)
5. Ni Made Vina Widya Yanti
(18.321.2849)
6. Ni Nyoman Budi Rahayu
(18.321.2850)
7. Ni Putu Ari Adnyani
(18.321.2852)
8. Putu Ayu Dyah Noviana Dewi
(18.321.2861)
9. Putu Diah Wulandari
(18.321.2862)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESESEHATAN WIRA MEDIKA BALI TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Atas rahmat Ida Sang Hyang Widi Wasa yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan Ttugas Asha Keperawatan Hipertiroid Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat kami nantikan dari para mahasiswa dan pengajar sehingga akan semakin memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami nerharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa Mahasiswa Perawat dan pembaca.
Denpasar, 12 Maret 2020
Penyusun
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013) Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011). B. Etiologi Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013) Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT
dan
TSH.
Hipertiroidisme
akibat
malfungsi
hipotalamus
akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. (Amin, Hardi, 2013) Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu: 1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak. b. Toxic nodular goiter Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. 2. Penyebab Lain a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping. b. Produksi TSH yang Abnormal Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak. c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid) Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid. d. Konsumsi Yoidum Berlebihan Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid. C. Manifestasi Klinis 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 5. Peningkatan frekuensi buang air besar 6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid 7. Gangguan reproduksi 8. Tidak tahan panas 9. Cepat letih 10. Pembesaran kelenjar tiroid 11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbit mata (Amin, Hardi:2013) D. Patofisiologi Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau kondisis yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau multi tipe adenoma kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon tiroid
yang
berlebihan
dapat
menyebabakan
hipertiroidisme.
Bentuk
hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus, toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2) pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan selsel tiroid. (Hotma Rumahorbo, 1999). Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik, adinoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti TH. (Hotma Rumahorbo, 1999). Patofisiologi dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem
saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang bersirkulasi. (Hotma Rumahorbo, 1999). Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume secuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasilakhir defisiensi nutrisi. (Hotma Rumahorbo, 1999). Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo, 1999).
E. WOC Hipertiroid Metabolisme meningkat Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung
Peningkatan konsumsi O2
Pemakaian glukosa sel
Pemecahan lemak dan protein
Sistem kardiovaskuler
System saraf 1. Nerfus
1. Takikardi dan aritmia
2. Kelelahan
2. TD, nadi
3. Mudah terangsang
3. Angina 4. Gagal jantung
Otot dan tulang
MK: Penurunan curah jantung
Kelelahan otot
Kulit
MK: Resiko kerusakan intergitas jaringan
Peningkatan suhu tubuh
MK: Hipertermi
F. Pemeriksaan Diagnostik
Peningkatan kebutuhan kalori MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. TSH serum (biasanya menurun) 2. T3, T4 (biasanya meningkat) 3. Tes darah hormon tiroid 4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor) (Amin, Hardi:2013) G. Penatalaksanaan a. Terapi umum 1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol. 2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/ lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi. 3. Operasi tiroidektomi subtotal. Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroidnya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu setahun. b. Terapi obat anti hiperteroid Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah: 1. Carbimazole (karbimasol) Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-ciri agranulositosis adalah sering terjadi sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi dan demam. 2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason) Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya dipakai sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk menghilangkan peradangan dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil) Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan bergetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun penggunan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali/menit) dan tangan bergetar biasanya diberikan obat lain yaitu propanolol, antenolol, ataupun verapamil. c. Terapi Lain Adapun
pengobatan
alternatif
untuk
hipertiroid
adalah
mengkosumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan metabolisme didalam tubuh kita. Selain hipertiroid, vitamin
B15 juga dapat digunakan untuk
mengobati kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan oto jantung. H. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas. 1. Eksoftalmus Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves. 2. Penyakit jantung Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. 3. Stroma tiroid (tirotoksitosis) Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi. 4. Krisis tiroid (thyroid storm) Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian. G. DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung ditandai dengan takikardi 2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal 3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa bibir kering
Kasus :
Seorang perempuan usia 30 tahun dirawat di RS dengan diagnose hipertiroid dan mengeluh cepat lelah dan peningkatan rasa lapar tetapi berat badan turun. Pasien mengatakan jantungnya sering berdebar-debar dan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian didapatkan tangan tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak menonjol, TB: 160 cm, BB: 45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit, suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL T4: 14 μg/dL. Pemeriksaan Laboratorium lainnya menunjukkan RBC 3.86 x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT 34,71 % (N 40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144 mg/dl (N <130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil foto thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly. Buatlah asuhan keperawatan pada pasien diatas (data bisa ditambah).
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian I. Anamnese Pengkajian tanggal Tanggal masuk Ruang/Kelas Jam MRS Jam Pengkajian DX Masuk
: 12 Maret 2020 : 12 Maret 2020 : Ruang Merak RSUD Sanjiwani : 06.30 WITA : 09.00 WITA : Hiperteroid
1. Indentitas Nama : Ny. S Agama : Hindu Suku : Indonesia Bahasa : Indonesia Alamat : Denpasar timur Pembiayaan : Penanggung Jawab : Tn. P
No Reg Umur L/P Pendidikan Pekerjaan Status
: : 30 tahun : Perempuan : SD :: Kawin
Keluhan Utama: Pasien mengatakan jantungnya sering berdebar-debar. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan cepat lelah dan peningkatan rasa lapar tapi berat badan menurun. Pasien mengatakan jantung sering berdebar-debar, berat badannya telah menurun 7kg dalam sebulan. Penyakit yang pernah dialami
:Pasien mengatakan tidak pernah menggalami riwayat penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
:
II. Pemeriksaan Fisik 1. Kedaaan Umum 2. Kesadaran 3. Postur Tubuh 4. Monitor Vital Sign a. Tekanan darah b. Nadi c. RR
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti jantung,hipertensi, dan DM
: Lemah : komposmetis : Kurus : 150/90 mmHg : 100x/menit : 26x/menit
d. e. f.
Suhu BB TB
: 38,3⸰C : 45kg : 160 cm
6. Head to toe a. Kepala Inspeksi: Palpasi: Perkusi: Auskultasi: b. Mata Inspeksi: Mata nampak menonjol c. Hidung: Inspeksi: Palpasi: d. Dada : Inspeksi: Palpasi: Perkusi e. Leher Inspeksi: tampak pembesaran kelenjar tiroid Palpasi: Perkusi: f. Jantung Inspeksi: Palpasi: Auskultasi: Jantung berdebar-debar Perkusi: g. Abdomen Inspeksi: Auskultasi: Palpasi: Perkusi: h. Genetalia Inspeksi: Palpasi: i. Pemeriksaaan muskuloskeletal (ekstermitas) Inspeksi:. Palpasi: j. Persyarafan III. ADL (Activity Daily Living)
1. Pola Nutrisi a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3x sehari dengan porsi makan 1 piring b. Saat sakit: Pasien mengatakan bahwa ia merasa cepat lapar tapi berat badan menurun 7kg sebulan 2. Pola eliminasi BAB a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1 kali sehari dengan konsistensi lembek,warna kuning kecoklatan, bau khas feses dan tidak adanya darah. b. Saat sakit : Pasien mengatakan BAB normal dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses dan tidak adanya darah
BAK a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK normal bisa 3 sampai 5 kali perhari. Jumlah urine kurang lebih 2000cc perhari berwarna kuning jernih, berbau khas urine, dan mampu mengontrol BAK b. Saat sakit: Pasien mengatakan BAK normal bisa 3 sampai 5 kali perhari. Jumlah urine kurang lebih 2000cc perhari berwarna kuning jernih, berbau khas urine, dan mampu mengontrol BAK
3. Pola Istirahat dan Tidur a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya tidur mulai jam 21.00 dan bangun pada pukul 05.00 wita. dan jarang tidur siang b. Saat sakit: Pasien mengatakan tidurnya tidak teratur, biasanya ia tidur pukul 22.00 wita dan terbangun kembali setelah 2 jam yaitu pukul 00.00 wita, tergantung juga dari sakit yang dirasakan. Pasien juga lebih sering tidur siang
4. Pola Personal Higiene a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan masih menstruasi normal selama 4 hari setiap 1 bulan sekali dan memiliki 1orang anak perempuan, serta pasien masih memiliki suami b. Saat sakit : Pasien mengatakan masih menstruasi normal selama 4 hari setiap 1 bulan sekali dan memiliki 1orang anak perempuan, serta pasien masih memiliki suami
5.
Pola aktivitas a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit ia biasanya bisa mengerjakan tugas rumah seperti menyapu, ngepel, masak, mencuci dll b. Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit tidak bisa beraktifitas seperti biasanya hanya berbaring ditempat tidur saja.
6.
Pola Stress-Koping
4. Pasien mengatakan bahwa untuk mengatasi sakitnya ia akan membicarakan dengan keluarganya dan membawanya kedokter, serta pasien akan bertanya kepada dokter mengenai informasi sakitnya
IV. Pemeriksaan Penunjang 1. Hasil pemeriksaan EKG: adanya takikardi 2. Hasil pemeriksaan thorak: adanya cardiomegaly 3. Lab Darah: a. RBC : 3,86 x 106 (N: 4-6 x 106) b. HGB : 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl) c. HCT : 34,71% (N: 40-54%) d. Cholesterol : 253 mg/dl (N: <200 mg/dl) e. LDL :144 mg/dl (N<130 mg/dl)
B. Analisis Data NO 1.
Symtom Etiologi Ds : pasien mengatakan Hipertiroid
Problem Penurunan
jantungnya
curah jantung
berdebar-
debar, cepat lelah Do : TD: 150/90 mmHg S: 38,3⸰C N: 100x/menit RR: 26x/menit Hasil
Metabolisme meningkat Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung Sistem kardiovaskuler
adanya Takikardi dan takikardi, hasil foto thorak aritmia,TD, nadi meningkat,Angina adanya cardiomegaly Penurunan curah jantung 2.
EKG:
Ds : Do: TD: 150/90 mmHg S: 38,3⸰C N: 100x/menit
Hipertiroid Metabolisme meningkat Peningkatan frekuensi dan
Hiperteemia
RR: 26x/menit
kontraksi jantung
Pasien terlihat berkeringat
System saraf Nerfus, Kelelahan, Mudah terangsang Kulit Peningkatan suhu tubuh Hipertemia
3.
Ds :
pasien mengatakan
sering merasa lapar
A: sebelum sakit BB:52 kg sesudah sakit 45kg, TB: 160 cm, B: RBC: 3,86x106 (N: 46x106), HGB: 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT: 34,71% (N: 40-54%), total Cholesterol 253 mg/dl (N: LDL:
Defisit Nutrisi
Metabolisme meningkat
Do:
<200mg/dl),
Hipertiroid
144
mg/dl (N:<130mg/dl). C: mukosa bibir pasien
Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung Peningkatan konsumsi O2 Pemakaian glukosa sel Pemecahan lemak dan protein Peningkatan kebutuhan kalori Defisit Nutrisi
kering, mata melotot D: TKTP D. DIAGNOSA 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung ditandai dengan takikardi 2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa bibir kering E. Intervensi dan Rasional NO
Diagnosa
1
1
2.
2
Tujuan dan Kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan penurunan curah jantung dapat berkurang dengan Kriteria Hasil: 1. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (TD: 100-120, S: 36,5-37,5⸰C, RR: 16-20 x/menit, N: 60100x/menit) 2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak adanya kelelahan 3. Tidak ada penurunan kesadaran Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan hipertermia dapat berkurang dengan
Intervensi
Rasional
1. Monitor adanya 1. Untuk mengetahui perubahan tekanan perkembangan status darah umum pasien 2. Berikan posisi semi 2. Agar pasien merasa fowler nyaman 3. Tawarkan makanan 3. Agar memudahkan atau cairan yang dapat pasien dalam menelan dibentuk menjadi bolus makanan sebelum menelan
1. Monitor suhu, tekanan darah, respirasi dan nadi 2. Lalukan kompres hangat pada dahi dan aksila pasien 3. Ajarkan indikasi
1. Untuk mengetahui perkembangan status umum pasien 2. Agar suhu tubuh pasien dapat turun secara perlahan 3. Agar pasien dan keluarga
3
3
kriteria hasil: 1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,537,5⸰C) 2. Nadi dan respirasi dalam rentang normal ( N: 60100x/menit, RR: 1620x/menit) 3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan defisit nutrisi dapat berkurang dengan kriteria hasil: 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Mampu mengidentifi kasi kebutuhan nutrisi 3. Tidak terjadi
hipotermia dan penanganan yang diperlukan 4. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
1. monitor lingkungan selama makan 2. lakukan pemberian informasi tentang kebutuhan nutrisi 3. ajarkan pasien bagaimana membuat catatan harian 4. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
dapat mengetahui cara penanganan hipertemia 4. Agar suhu tubuh kembali normal
1. Agar mengetahui asupan gizi pasien terpenuhi 2. Agar pasien mendapatkan nutrisi yang cukup 3. Agar pasien dapat makan secara teratur 4. Agar pasien mendapat gizi dan kalori yang cukup
penurunan berat badan yang berarti
F. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Jam Kamis, 12
Dx 1
maret 2020
Tindakan
Evaluasi respon
Keperawatan 1. Memberikan posisi
DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman
11.00 wita
DO: pasien tampak lebih
11.20 wita
1.Memonitor suhu,
nyaman DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV:
2
TD: 150/90mmHg S: 38,3⸰C N: 100x/menit RR: 26x/Menit -
Badan pasien teraba panas
11.50 wita
2
1. Melalukan kompres
DS: pasien mengatakan
hangat pada dahi dan
badannya terasa hangat
aksila pasien
DO: pasien tampak sudah diberikan kompres
12.20 wita
3
air hangat 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Ttd
DO: Pasien tampak mendengarkan informasi 14.00 wita
1
1. Memberikan posisi
yang di berikan DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
14.30 wita
14.55 wita
1
2
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus
DO: Pasien tampak
1.Memonitor suhu,
minum sedikit tapi sering DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 140/90mmHg S: 37,8⸰C N: 100x/menit RR: 24x/Menit -
Badan pasien teraba panas
15.25 wita
2
1. Melalukan kompres
DS: pasien mengatakan
hangat pada dahi dan
badannya terasa hangat
aksila pasien
DO: pasien tampak sudah diberikan kompres
15.40 wita
3
1 Memberikan
air hangat DS: Pasien mengatakan
pengobatan untuk
badannya terasa panas
mengatasi penyebab
DO: obat tampak sudah
demam
di berikan alergi (-)
badan pasien teraba 16.20 wita
1
1. Memberikan posisi
hangat DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
16.30 wita
17.00 wita
1
3
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus
DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
19.00 wita
2
1.Memonitor suhu,
yang di berikan DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 130/90mmHg S: 37,7⸰C N: 100x/menit RR: 22x/Menit Badan
pasien
teraba
hangat
19.35 wita
1
1. Memberikan posisi
DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
19.55 wita
20.00 wita
1
3
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus
DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi yang di berikan
Hari/Tanggal Jam Jumat , 13 maret 2020 09.00 wita
Dx 1
Tindakan
Evaluasi respon
Keperawatan 1. Memberikan posisi
DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih nyaman
Ttd
10.20 wita
2
1.Memonitor suhu,
DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 150/90mmHg S: 37,8⸰C N: 100x/menit RR: 23x/Menit
11.50 wita
2
1. Melalukan kompres
DS: pasien mengatakan
hangat pada dahi dan
badannya terasa hangat
aksila pasien
DO: pasien tampak sudah diberikan kompres
12.20 wita
3
air hangat 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
14.00 wita
1
1. Memberikan posisi
yang di berikan DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
14.30 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus
DO: Pasien tampak minum sedikit tapi sering
pasien tampak minum air 14.55 wita
2
1.Memonitor suhu,
1-2 gelas DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 140/90mmHg S: 37,7⸰C N: 100x/menit RR: 24x/Menit -
Badan pasien teraba hangat
15.25 wita
2
1. Melalukan kompres
DS: pasien mengatakan
hangat pada dahi dan
badannya terasa hangat
aksila pasien
DO: pasien tampak sudah diberikan kompres
15.40 wita
3
air hangat 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
17.20 wita
1
1. Memberikan posisi
yang di berikan DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
18.30 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus 18.50 wita
3
DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
belum mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
19.00 wita
2
1.Memonitor suhu,
yang di berikan DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 130/90mmHg S: 37,6⸰C N: 100x/menit RR: 22x/Menit Badan
pasien
teraba
hangat
19.35 wita
1
1. Memberikan posisi
DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
19.55 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
susah menelan makanan
yang dapat dibentuk
atau minuman
menjadi bolus
DO: Pasien tampak minum sedikit tapi sering -pasien tampak menghabiskan makanan 1-2 sendok makan
20.00 wita
3
1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
sabtu, 14
1
maret 2020
1. Memberikan posisi
yang di berikan DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman
09.00 wita
DO: pasien tampak lebih
09.30 wita
1.Memonitor suhu,
nyaman DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV:
2
TD: 130/90mmHg S: 36,6⸰C N: 100x/menit RR: 23x/Menit
09.55 wita
2
1. Melalukan kompres
DS: pasien mengatakan
hangat pada dahi dan
badannya terasa hangat
aksila pasien
DO: pasien tampak sudah diberikan kompres
10.30 wita
3
1. mengajarkan pasien
air hangat DS: Pasien mengatakan
bagaimana membuat
sudah mengetahui cara
catatan harian
membuat catatan harian DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
12.40 wita
1
1. Memberikan posisi
yang di berikan DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
12.50 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
sudah bisa minum dan
yang dapat dibentuk
makan sedikit demi
menjadi bolus
sedikit DO: Pasien tampak minum dan makan sedikit tapi sering -pasien tampak menghabiskan makanan
13.00 wita
2
1.Memonitor suhu,
2-3 sendok makan DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 130/90mmHg S: 38,0⸰C N: 89x/menit RR: 24x/Menit
13.40 wita
3
1 . mengajarkan pasien
DS: Pasien mengatakan
bagaimana membuat
sudah membuat catatan
catatan harian
harian DO: Pasien tampak mendengarkan informasi yang di berikan Pasien tampak membuat
17.20 wita
1
1. Memberikan posisi
catatan harian DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
18.30 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
sudah bisa menelan
yang dapat dibentuk
makanan atau minuman
menjadi bolus
sedikit demi sedikit -pasien tampak menghabiskan makanan 2-3sendok makan DO: Pasien tampak
18.50 wita
3
minum sedikit tapi sering 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi
makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi
19.00 wita
2
1.Memonitor suhu,
yang di berikan DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi
badannya terasa hangat
dan nadi
DO : TTV: TD: 130/90mmHg S: 36,8⸰C N: 90x/menit RR: 22x/Menit Badan panas
pasien
teraba
19.35 wita
1
1. Memberikan posisi
DS: pasien mengatakan
semi fowler
posisinya kurang nyaman DO: pasien tampak lebih
19.55 wita
1
1. Menawarkan
nyaman DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan
sudah bias menelan
yang dapat dibentuk
makanan atau
menjadi bolus
minumansedikit demi sedikit DO: Pasien tampak minum dan makan sedikit tapi sering Pasien tampak menghabiskan makanan
20.00 wita
3
3 – 4 sendok makan 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan informasi tentang
sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi
tentang makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi DO: Pasien tampak mendengarkan informasi yang di berikan
G. EVALUASI Hari/tanggal
DX
jam Kamis, 12 maret
1.
2020 20.30 wita
Evaluasi Respon S: pasien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar lagi O: TTV : TD : 130/90mmHg S : 36,8ºC N : 90x/Menit
Ttd
RR : 22x/menit A: masalah teratasi 20.40 wita
2.
P: pertahankan kondisi kesehatan pasien S: pasien mengatakan badannya tidak panas lagi O: TTV : TD : 130/90mmHg S : 36,8ºC N : 90x/Menit RR : 22x/menit Badan pasien tidak teraba panas lagi A: masalah teratasi
20.55 wita
3.
P: pertahankan kondisi kesehatan pasien S: pasien mengatakan sudah bias menelan makanan dan minuman sedikit demi sedikit O: pasien tampak menghabiskan makanan 34 sendok makan -mukosa bibir pasien tampak tidak kering A: masalah teratasi P: pertahankan kondisi kesehatan pasien
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan hipertiroid di Ruang Merak RSUD Sanjiwani”. Dimana pembahasan ini akan dimulai dari proses pengkajian hingga evaluasi. Penyajian dimulai dari konsep teori dan hasil asuhan keperawatan yang sudah dilakukan pada klien. Hubungan Konsep Teori dengan Kasus 1. Hasil Pengkajian Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 maret 2020 pukul 09.00 WITA didapatkan hasil Hipertiroid. Hal ini dialami oleh Ny. S didapatkan benjolan pada leher. Sedangkan keluhan utama saat pengkajian jantungnya
sering berdebar-debar. Pasien mengeluh cepat lelah dan peningkatan rasa lapar tetapi berat badan turun. Pasien mengatakan jantungnya sering berdebar-debar dan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian didapatkan tangan tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak menonjol, data lain menunjukan TB: 160 cm, BB: 45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit, suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL T4: 14 μg/dL. Pemeriksaan lainnya Pemeriksaan Laboratorium lainnya menunjukkan RBC 3.86 x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT 34,71 % (N 40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144 mg/dl (N <130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil foto thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly. Kegiatan pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data adalah kegiatan untuk menghimpun informasi tetang status kesehatan klien. Status kesehatan kelen yang normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik yang efektif optimal maupun yang bermasalah (Nikmatur, 2012). Jadi hasil pengkajian Hipertoroid tidak jauh beda dengan teori yang ada. Hal itu karena konsep pengkajian sebelum menentukan diagnosa, didahului dengan pengkajian, manifestasi klinis yang mana pengkajian tersebut nantinya tidak jauh berbeda dengan konsep teori. 2. Analisa Data Analisa data adalah aktivitas mengelompokkan data – data klien antara tempat tertentu klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia yang dikelompokkan dalam data subjektif dan obyektif (Nikmatur, 2012). Menurut penulis anatara analisa data di lapangan dengan di teori tidak jauh berbeda. Hal ini karena sebelum menentukan analisa keperawatan subyektif dan objektif kita harus ke pasien langsung dan pengkajian kepasien secara langsung untuk melihat kondisi pasien dan keluhan yang di sampaikan pasien atau keluarga pasien. Dari data yang disampaikan pasien atau keluarga dan dari data yang kita temukan pada pasien penulis bisa menemukan dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat bagi pasien. 3 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan (Nursalam, 2013). Pada saat pengkajian tanggal 12 maret 2020, didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah sebagai berikut :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung ditandai dengan takikardi 2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal 3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa bibir kering
4 Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien (Nikmatur, 2012). Menurut Nursing Intervention Classificatin / NIC (edisi ke lima), pada diagnosa Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi ditandai dengan pola nafas tidak abnormal (takipneu) RR: 26 x/mnt, dan pengunaan otot bantu nafas terdapat rencana keperawatan. Antara lain Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha nafas ), Posisikan semi Fowler, Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, Kolaborasi pemberian O2. 5 Implementasi Pelaksanaan tindakan keperawatan Ny. P sepenuhnya sudah dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Tindakan keperawatan yang kita lakukan ke pasien harus benar-benar kita sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah dibuat dengan tidak mengutamakan waktu dan kondisi pasien. Dalam melaksanakan implementasi tidak harus semua yang ada diintervensikan, implementasi dilakukan semua itu tergantung dengan kondisi klien. Begitu juga sebaliknya terkadang dalam mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan ada beberapa yang diluar dari intervensi yang telah kita buat. Sehingga tindakan keperawatan yang telah diberikan pada Ny. P tidak terdapat kesenjangan antara fakta dilapangan dengan teori yang ada di literatur. Menurut Nursalam (2016) Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk tujuan yang spesifik. Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan aplikasi dari perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. 7 Evaluasi Hasil evaluasi atau catatan perkembangan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari pertama, di dapatkan belum ada perubahan yang signifikan pada kondisi pasien. Hal ini didukung dengan adanya pernyataan keluarga pasien yang diutarakan kepada perawat mengenai keluhan yang dirasakan pasien. Data objektif Pasien mengatakan sudah dapat bernafas dengan baik, Pasien mengatakan sudah mengerti tentang informasi yang perawat berikan, Pasien tampak tenang dan rileks, RR = 20x/ menit , Pasien dapat memahami dan menjelaskan kembali dengan baik apa yang perawat sampaikan , masalah teratasi, pertahankan dan tingkatkan
kondisi pasien. Evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematis pada sistem kesehatan pasien. Tipe pernyataan evaluasi ada dua yaitu formatif dan sumatif. Pernyataan formatif merefleksikan observasi perawat dan analisa terhadap klien, tentang respon langsung dari intervensi keperawatan. Pernyataan sumatif adalah merefleksi rekapitulasi dan sinopsis observasi dan analisa mengenai status kesehatan klien terhadap waktu. Pernyataan ini menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi yang dijelaskan dalam hasil yang diharapkan (Nursalam, 2010).
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Hipertiroid digambarkan sebagai suatu keadaan terjadinya kelebihan sekresi hormone tiroid sehingga menimbulkan efek terjadinya peningkatan laju metabolism didalam tubuh, dimana peningkatan metabolism ini akan mempengaruhi semua sistem didalam tubuh.misalnya pada jantung, maka akan terjadi peningkatan denyut jantung.
Berdasarkan hasil pengumpulan pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pengkajian pada Ny. S dengan Hipertiroid dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat, berdasarkan data dari hasil pengkajian
telah
dapat
diinterpretasikan
dan
ditetapkan
diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S dengan diagosa Hipertiroid diperoleh data saat pengkajian pada tanggal 12 Maret 2020 pukul 09.00 WITA adalah keluhan utama saat jantungnya sering berdebar-debar dan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian didapatkan tangan tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak menonjol, TB: 160 cm, BB: 45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit, suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL T4: 14 μg/dL. Pemeriksaan Laboratorium lainnya menunjukkan RBC 3.86 x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT 34,71 % (N 40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144 mg/dl (N <130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil foto thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly. Hasil identifikasi yang telah dilakuakan ditemukan ada 3 masalah keperawatan yang muncul yaitu, hipertermi, deficit nutrisi, penurunan curah jantung. Oleh karena itu klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang kondisi yang dihadapi klien saat ini.
Asuhan keperawatan yang diberikan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat sesuai dengan tingkat kebutuhan klien, agar asuhan yang diberikan dapat mengatasi masalah yang dialami klien. Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah dibuat dan didokumentasikan pada catatan keperawatan. Evaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien sesuai dengan konsep teori yang ada untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kondisi pasien. Dari hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang dialami klien, didapatkan masalah sudah teratasi Saran Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain : 1. Diharapkan agar mahasiswa dapat menguasai dan menerapkan Budaya umum tentang kesehatan. Terus mengembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan dimasyarakat. 1. Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan pembelajaran bagi ilmu keperawatan. 2. Diharapkan
makalah
diperpustakaan
ini
dapat
dijadikan
referensi
tambahan
DAFTAR PUSTAKA Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media Action. Universitas Sumatra Utara. (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Hipotiroid [Internet].
Bersumber
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40615/4/Chapter %20II.pdf > [Diakses tanggal 07 Maret 2015. Jam 09.09] Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC Nanda. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI