Askep Kelompok Lansia Dengan Hipertensi

  • Uploaded by: imademusliana
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Kelompok Lansia Dengan Hipertensi as PDF for free.

More details

  • Words: 5,605
  • Pages: 29
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia. Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari jumlah penduduk. Itu berarti jumlah lansia di Indonesia akan berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pemerintah juga menetapkan tanggal 29 mei sebagai Hari Lansia Nasional, sedang DPR menerbitkan UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Dengan makin bertambahnya penduduk usia lanjut, bertambah pula penderita golongan ini yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan segmen populasi lain, populasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain. Disamping itu, oleh karena aspek disabilitas yang tinggi pada segmen populasi ini selalu membutuhkan derajat keperawatan yang tinggi. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi krisis hipertensi karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

1

B. TUJUAN a

Tujuan Umum pada Kelompok Lansia dengan kasus Hipertensi Secara umum makalah ini

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan b Tujuan Khusus  Menjelaskan pengertian dan Penyebab Hipertensi  Menjelaskan Patofisiologi, Tanda dan Gejala Hipertensi  Menjelaskan Penatalaksanaan, Komplikasi dan Pemeriksaan penunjang dari Hipertensi.  Menjelaskan Pengkajian Kelompok Lansia dengan kasus Hipertensi.

BAB II 2

PEMBAHASAAN A. PENGERTIAN Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ). B. PENYEBAB Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi b. Ciri perseorangan Cirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) c. Kebiasaan hidup 3

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

C.

PATOFISIOLOGI Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,

aorta

dan

arteri

besar 4

berkurang

kemampuannya

dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ). D.

TANDA DAN GEJALA 1. Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 ) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

E.

PENATALAKSANAAN Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : (2,8) 1. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi : a.

Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah : a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh c). Penurunan berat badan d). Penurunan asupan etanol e). Menghentikan merokok f). Diet tinggi kalium

b.

Latihan Fisik

5

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu : a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

Denyut nadi

maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona

latihan

d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu c.

Edukasi Psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : a). Tehnik Biofeedback Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan

biofeedback

terutama

dipakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan. b). Tehnik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks d.

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2.

Terapi dengan Obat Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa

6

obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita(2). Pengobatannya meliputi : a.

Step 1

: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca

antagonis, ACE inhibitor b.

Step 2

: Alternatif yang bisa diberikan

1)

Dosis obat pertama dinaikan

2)

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3)

Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

c.

Step 3 1)

Obat ke-2 diganti

2)

Ditambah obat ke-3 jenis lain

d.

3.

: alternatif yang bisa ditempuh

Step 4

: alternatif pemberian obatnya

1)

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

2)

Re-evaluasi dan konsultasi

Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

( perawat, dokter ) Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut : a.

Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya

b.

Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya

c.

Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

e.

Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

f.

Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu 7

g.

Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

h.

Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

i.

Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

j.

Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari

k.

Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

l.

Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

m.

Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

n.

Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

o.

Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi. F.

KOMPLIKASI Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah diantaranya : penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA). Penyakit ginjal seperti gagal ginjal. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

G.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi pemeriksaan laboratorium rutin yang 8

dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL dan pemeriksaan EKG. sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan ekordiografi. Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi) EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi).

9

BAB III PENGKAJIAN KELOMPOK LANSIA

A. PENGKAJIAN 1. DATA INTI a. Umur Karakteristik umur < 60

Perempuan -

Laki-laki -

Jumlah -

Prosentase 0%

60 – 70

8

6

14

70 %

71 – 90

4

2

6

30 %

> 90 Jumlah

12

8

20

100 %

 Berdasarkan Tabel di atas , Usia Lansia terbanyak yang tinggal di Kelurahan Tondo adalah dari kelompok Umur 60 – 70 tahun yg termasuk dalam kategori Kelompok Lanjut Usia ( Ederly) yaitu : 70%.  Berdasarkan Tabel diatas, Perempuan yang paling banyak dalam kelompok lansia yang berada dikelurahan Tondo, adalah 12 orang atau sekitar 60%. b.

Berdasarkan pendidikan Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD

Jumlah 1

Prosentase 5%

Tamat SD/sederajat

12

60 %

Tamat SMP/sederajat

3

15%

Tamat SMA

2

10%

Sarjana

2 20

10 % 100%

Jumlah

 Berdasarkan Tabel di atas , Mayoritas Kelompok Lansia hanya Tamat SD / sederajat di kelurahan Tondo adalah 12 orang, atau sekitar 60%.

C.

Berdasarkan Agama 10

Agama Muslim

Jumlah 20

Prosentase 100%

Non Muslim Jumlah

20

100%

 Berdasarkan Tabel diatas, pada Kelompok Lansia yang Ada di Kelurahan Tondo Semuanya Beragama Islam atau Muslim 100% d.

Berdasarkan Suku Kaili

Suku

Jumlah 13

Prosentase 65%

Bugis

5

25%

Jawa

2 20

10% 100%

Jumlah

 Berdasarkan Tabel diatas, pada Kelompok Lansia yang ada diKelurahan Tondo sebagian besar dari Suku Kaili yaitu berkisar 65% di banding suku lainnya. e.

Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Aktif bekerja

Jumlah 14

Prosentase 70%

6

30%

20

100%

Pensiun Jumlah

 Berdasarkan Tabel Diatas , Kelompok Lansia yang ada diKelurahan Tondo Lebih banyak yang masih aktif bekerja di banding yang tidak bekerja atau pensiun yaitu ada 14 orang atau sekitar 70%.

f.

Berdasarkan Status Perkawinan Status Kawin

Jumlah 14

Prosentase 70%

Duda / Janda

6

30% 11

Jumlah

20

100%

 Berdasarkan Tabel di atas, Status perkawinan kelompok lansia yang ada dikelurahan Tondo, lebih banyak yang masih berpasangan atau kawin dibanding hidup terpisah baik janda maupun duda, yaitu 14 orang atau sekitar 70%. 2. KEGIATAN SEHARI - HARI a) Pola makan Pola makan 3 x sehari

Jumlah 12

Prosentase 60%

2 x sehari

8

40%

1 x sehari

-

-

20

100%

Jumlah

 Berdasarkan tabel diatas pola makan lansia di wilayah tondo lebih banyak 3 x sehari dengan jumlah 12 orang, sekitar 60% b) Pola minum Pola minum 5 gelas/ hari

Jumlah 5

Prosentase 25%

4 gelas/ hari

8

40%

3 gelas/ hari

7

35%

20

100%

Jumlah

 Berdasarkan tabel diatas pola minum lansia yang paling banyak 4 gelas/ hari dengan air putih sebanyak 8 orang, sekitar 40%. c) Pola mandi Pola mandi 3 x sehari 2 x sehari

Jumlah 1

Prosentase 5%

6

30% 12

1 x sehari Jumlah

13

65%

20

100%

 Berdasarkan tabel diatas pola mandi lansia yang paling banyak 1 x sehari yaitu 13 orang atau sekitar 65%. d) Pola gosok gigi Pola gosok gigi 2 x sehari

Jumlah 2

Prosentase 10%

1 x sehari

8

40%

Jarang-jarang Jumlah

10 20

50% 100%

 Berdasarkan tabel diatas pola gosok gigi lansia yang paling jarang-

yang lebih

banyak yaitu 10 orang atau sekitar 50%. e) Pola keramas Pola gosok gigi 2 x seminggu 1 x seminggu

Jumlah 2

Prosentase 10%

10

50%

Tidak tentu 8 40% Jumlah 20 100%  Berdasarkan tabel diatas pola gosok gigi para lansia dikelurahan tondo yang paling banyak 1 x seminggu sebanyak 10 orang, sekitar 50%. f) Pola memotong kuku Pola memotong

Jumlah

Prosentase

kuku 2 x seminggu

2

10%

1 x seminggu

4

20%

Tidak tentu Jumlah

14 20

70% 100%

 Berdasarkan tabel diatas pola memotong kuku para lansia yang paling banyak tidak menentu, sebanyak 14 orang atau sekitar 70%. g) Pola ganti pakaian Pola ganti

Jumlah

Prosentase

13

pakaian 2 x sehari

6

30%

1 x sehari

14

70%

20

100%

Jumlah

 Berdasarkan tabel diatas pola ganti pakaian para lansia yang paling banyak adalah 1x sehari yaitu 14 orang, atau sekitar 70%. h) Pola mencuci pakaian Pola mencuci

Jumlah

Prosentase

pakaian 3 x sehari

-

0%

2 x sehari

1

5%

1 x sehari

8

40%

Tidak tentu Jumlah

11 20

55% 100%

 Berdasarkan tabel diatas pola mencuci pakaian para lansia yang paling banyak adalah tidak menentu yaitu 11 orang, atau sekitar 55%. 3.

POLA AKTIVITAS a. Istirahat dan tidur Istirahat & tidur Sering terjaga

Jumlah 5

Prosentase 25%

Susah tidur

16

55%

cukup Jumlah

4 20

20% 100%

 Berdasarkan tabel diatas pola istirahat para lansia di kelurahan tondo lebih banyak yang susah tidur yaitu 16 orang, atau sekitar 55% b. Kegiatan keterampilan dan kesenian Kegiatan keterampilan &

Jumlah

Prosentase

Minat

6

30%

Tidak minat

10

50%

Jarak yang jauh Jumlah

4 20

20% 100%

kesenian

14

 Berdasarkan tabel diatas para lansia dalam mengikuti kegiatan keterampilan dan kesenian yang diadakan di balai desa, lebih banyak yang tidak minat dengan berbagai alasan yaitu 10 orang, atau sekitar 50%. c.

Kegiatan Pertanian, Perikanan dan Perkebunan. Kegiatan Pertanian, perikanan

Jumlah

Prosentase

Bertani

-

0%

Berkebun

8

40%

Melaut

2

10%

Memilih istirahat Jumlah

10 20

50% 100%

& perkebunan

 Berdasarkan tabel diatas para lansia yang ada di kelurahan Tondo dalam melakukan aktivitas dalam pertanian, perikanan dan perkebunan, mereka lebih banyak memilih istirahat dirumah yaitu 10 orang atau sekitar 50%. d. Kebiasaan Merugikan Kesehatan Kebiasaan Merugikan kesehatan Merokok

Jumlah 9

Prosentase 45%

Minum Alkohol

6

30%

Minum obat-obatan tertentu

5

25%

20

100%

Jumlah

 Berdasarkan tabel diatas kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan para lansia yang paling banyak merokok yaitu 9 orang, atau sekitar 45%. e. Mengikuti kegiatan ke Agamaan Mengikuti kegiatan ke-Agamaan Aktif Tidak aktif Jumlah

Jumlah 14

Prosentase 70%

6

30%

20

100%

 Berdasarkan tabel diatas dalam mengikuti kegiatan ke agamaan yang paling banyak aktif yaitu 14 orang, atau sekitar 70%. f. Kegiatan Olah raga 15

Olah Raga 3 x Seminggu

Jumlah -

Prosentase 0%

2 x Seminggu

-

0%

1 x Seminggu

4

20%

Jarang

4

20%

Tidak pernah

12 20

60% 100%

Jumlah

 Berdasarkan tabel diatas para lansia yang ada di kelurahan Tondo, Mayoritas tidak pernah berolah raga yaitu 12 orang, atau sekitar 60%. 4. DATA KHUSUS/ OBSERVASI I. Fisik a. Tanda- tanda vital  Tekanan darah Tekanan Darah <140/ 90 mmHg 140/90 mmHg-160/110 mmHg

Jumlah 4

Prosentase 20%

14

70%

>160/110 mmHg 2 10% Jumlah 20 100% Berdasarkan tabel diatas Tekanan Darah yang paling tinggi para lansia 140/90 mmHg – 160/110 mmHg berjumlah 14 orang, atau sekitar 70%.  Nadi Nadi

Jumlah 2

Prosentase 10%

80 x / menit – 100 x / menit

16

80%

>100 x / menit

2 20

10% 100%

< 80 x / menit

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas jumlah lansia yang jumlah nadinya 80 x / menit – 100 x/ menit yang paling banyak yaitu 16 orang atau sekitar 80%  Suhu Suhu < 37 derajat C

Jumlah 18

Prosentase 90%

> 37 derajat C

2

10%

20

100%

Jumlah

16

Berdasarkan tabel diatas jumlah lansia yg suhunya yang paling banyak adalah < 37 derajat C yaitu 18 orang, sekitar 90%. b. Keadaan kesehatan 6 Besar Keluhan Lansia Nyeri persendian

Jumlah 4

Prosentase 20%

Pusing dan sakit Kepala

7

35%

Batuk

3

15%

Gangguan Pendengaran

2

10%

Gangguan Penglihatan

2

10%

Sakit Ulu hati

2 20

10% 100%

Jumlah

 Berdasarkan Tabel diatas Keluhan kesehatan Lansia yang ada di kelurahan Tondo yang paling banyak Pusing dan sakit kepala yaitu 7 orang atau sekitar 35%, di banding keluhan kesehatan lainnya. II.

Psikologis  Pengetahuan Tentang Kesehatan Pengetahuan tentang

Jumlah

Prosentase

Mengerti

2

10%

Sebagian mengerti

4

20%

Tidak Mengerti Jumlah

14 20

70% 100%

kesehatan

 Berdasarkan tabel diatas Pengetahuan Lansia tentang Kesehatan yang ada dikelurahan Tondo lebih banyak yang tidak mengerti, yaitu 14 orang atau sekitar 70%. 5.

DATA SUBSISTEM A. Lingkungan Fisik 1. Kualitas udara Berdasarkan hasil wawancara dengan para lansia yang ada di kelurahan Tondo, Keadaan udara ditempat tinggal lansia Beriklim panas karena daerahnya tandus dan berbatu sehingga pepohonan jarang tumbuh, ditambah banyaknya kendaraan baik motor maupun mobil, sehingga udara sudah mulai polusi. 2. Kualitas air

17

Sumber air yang digunakan warga sebagian dari air galian dan sebagian lagi menggunakan fasilitas PAM. Dan keadaan saluran air disekitar rumah mereka baik jauh dari pencemaran. 3. Tingkat Kebisingan Kebisingan bagi para lansia yang ada dikelurahan Tondo tidak signifikan hanya sebagian saja para lansia yang merasa bising suara akibat kendaraan yg lalu lalang, bagi lansia yang kebetulan tinggalnya dekat jalan raya. 4. Jarak antar Rumah / Kepadatan Jarak antar rumah antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya dibatasi dengan pekarangan. Karena kelurahan Tondo jauh dari kepadatan penduduk dan letak geografisnya di pinggiran kota. B. Pendidikan Berdasarkan Pengkajian pada Data Inti Para lansia di kelurahan Tondo mayoritas tamat SD / sederajat, dan diantaranya ada sebagian yg tamat SMP, SMA bahkan ada sebagian kecil yang Sarjana. Mereka sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan keagamaan, Ketrampilan dan kesenian, bimbingan sosial dan Penyuluhan kesehatan. C. Keamanan dan Transportasi Keadaan Penjagaan disekitar tempat tinggal lansia ada siskamling atau pos ronda tetapi tidak selalu difungsikan. Sarana Transportasi yang sering digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari mereka adalah lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. D. Politik dan Pemerintahan Melalui Departemen sosial yang bekerja sama dengan Pemerintah mendirikan yayasan berupa Panti Werda/ Panti jompo bagi para lansia tertentu / khusus, dan diawasi oleh departemen kesehatan agar panti tersebut tidak salah fungsi. E. Pelayanan Sosial Dan Kesehatan Unit pelaksanaan teknis dari Dinas sosial yang mempunyai tugas memberikan Pelayanan sosial bagi para lansia, sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan memberi keterampilan, santunan dan lain-lain agar lansia di liputi ketentraman lahir dan batin.Dan dengan adanya Puskesmas ataupun pustu di harapkan kesehatan lansia bisa terjaga. Tetapi para lansia dikelurahan Tondo malas mengontrol kesehatannya ke puskesmas dengan berbagai alasan masing-masing, diantaranya : puskesmas jauh dari rumah, tidak ada yang mengantar atau menemani. Menurut Petugas Puskesmas, sebagian besar para lansia yang datang ke puskesmas dengan keluhan Sakit kepala akibat Hipertensi. F. Komunikasi Sarana Komunikasi yang mereka gunakan adalah Televisi dan Radio. 18

G. Ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para lansia ada yang menggunakan gajih pensiunan, ada yang masih bekerja seadanya, bahkan tidak jarang anak- anak mereka juga membantu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari. H. Rekreasi Tempat tinggal Mereka jauh dari tempat rekreasi, Sehingga para lansia lebih banyak memilih ngumpul sama tetangga atau santai bersama keluarga dirumah. B.

PENGUMPULAN DATA I. HASIL ANGKET  Berdasarkan Tingkat pendidikan , Mayoritas Kelompok Lansia hanya Tamat 

SD / sederajat di kelurahan Tondo adalah 12 orang, atau sekitar 60%. Berdasarkan Pola istirahat dan Tidur para lansia di kelurahan tondo lebih



banyak yang susah tidur yaitu 16 orang, atau sekitar 55%. Berdasarkan Pola Kebiasaan yang dapat merugikan Kesehatan para lansia



yang paling banyak merokok yaitu 9 orang, atau sekitar 45%. Berdasarkan Pola Aktivitas Olah raga para lansia yang ada di kelurahan Tondo, Mayoritas tidak pernah berolah raga yaitu 12 orang, atau sekitar 60%.

II. HASIL OBSERVASI 

Berdasarkan Observasi Fisik, Tekanan Darah yang paling tinggi para lansia



140/90 mmHg – 160/110 mmHg berjumlah 14 orang, atau sekitar 70%. Berdasarkan Observasi Fisik jumlah lansia yang jumlah Nadinya 80 x / menit



– 100 x/ menit yang paling banyak yaitu 16 orang atau sekitar 80% Berdasarkan Observasi Fisik jumlah lansia yg Suhunya yang paling banyak

adalah < 37 derajat C, yaitu 18 orang, sekitar 90%. III. HASIL WAWANCARA  Berdasarkan Keluhan kesehatan Lansia yang ada di kelurahan Tondo yang paling banyak adalah: Pusing dan sakit kepala yaitu 7 orang atau sekitar 35%, 

di banding keluhan kesehatan lainnya. Berdasarkan Pengetahuan tentang Kesehatan, para lansia dikelurahan Tondo lebih banyak yang tidak mengerti tentang kesehatan, yaitu 14 orang atau



sekitar 70%. Berdasarkan Data subsistem Dibidang Pendidikan, Para Lansia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan keagamaan, Ketrampilan dan kesenian,



bimbingan sosial dan Penyuluhan kesehatan. Berdasarkan Data Subsistem pada pelayanan Sosial dan Kesehatan:Dengan adanya Puskesmas ataupun pustu di harapkan kesehatan lansia bisa terjaga. 19

Tetapi para lansia dikelurahan Tondo mengatakan dirinya malas mengontrol kesehatannya ke puskesmas dengan berbagai alasan masing-masing, diantaranya : puskesmas jauh dari rumah, tidak ada yang mengantar atau menemani. IV. DATA SEKUNDER  Menurut Petugas Puskesmas, sebagian besar para lansia yang datang ke puskesmas dengan keluhan Sakit kepala akibat Hipertensi.

C. ANALISA DATA No 1. 

Data Masalah Berdasarkan pengkajian pada pola istirahat para Tingginya penyakit lansia di kelurahan tondo lebih banyak yang hipertensi pada lansia





berhubungan dengan susah tidur yaitu 16 orang, atau sekitar 55%. Berdasarkan Pola Kebiasaan yang dapat kurangnya kepatuhan lansia merugikan Kesehatan para lansia yang paling dalam memeriksakan banyak merokok yaitu 9 orang, atau sekitar 45%. kesehatannya. Berdasarkan Pola Aktivitas Olah raga para lansia yang ada di kelurahan Tondo, Mayoritas tidak pernah berolah raga yaitu 12 orang, atau sekitar 60%.

DS :  Berdasarkan Keluhan kesehatan Lansia yang ada di kelurahan Tondo yang paling banyak adalah: Pusing dan sakit kepala yaitu 7 orang atau sekitar 35%, di banding keluhan kesehatan lainnya.  Para lansia dikelurahan Tondo mengatakan dirinya malas mengontrol kesehatannya ke puskesmas dengan berbagai alasan masingmasing, diantaranya : puskesmas jauh dari rumah, tidak ada yang mengantar atau menemani. DO :  Berdasarkan Observasi Fisik, Tekanan Darah yang paling tinggi para lansia 140/90 mmHg 20

– 160/110 mmHg berjumlah 14 orang, atau sekitar 70%.  Berdasarkan Observasi Fisik jumlah lansia yang jumlah Nadinya 80 x / menit – 100 x/ menit yang paling banyak yaitu 16 orang atau sekitar 80%  Berdasarkan Observasi Fisik jumlah lansia yg Suhunya yang paling banyak adalah 

<

37 derajat C, yaitu 18 orang, sekitar 90%. Menurut Petugas Puskesmas, sebagian besar para lansia yang datang ke puskesmas dengan keluhan Sakit kepala akibat Hipertensi.

DS :  Tondo lebih banyak yang tidak mengerti tentang kesehatan, yaitu 14 orang atau Kurang pengetahuan Lansia

2.

Berdasarkan

Pengetahuan

tentang tentang Penyakit Hipertensi

Kesehatan yang ada para lansia dikelurahan berhubungan dengan sekitar 70%. Kurangnya Informasi tentang  Para lansia dikelurahan Tondo mengatakan Penyakit Hipertensi. dirinya malas mengontrol kesehatannya ke puskesmas dengan berbagai alasan masingmasing, diantaranya : puskesmas jauh dari rumah, tidak ada yang mengantar atau menemani. DO :  Berdasarkan Tingkat pendidikan , Mayoritas Kelompok Lansia hanya sederajat

Tamat SD /

di kelurahan Tondo adalah 12

orang, atau sekitar 60%.

21

D.

PRIORITAS MASALAH

No

Masalah kesehatan

1.

Tingginya penyakit

Besarnya

Kesadaran

Sumberdaya Skor

masalah

masyarakat

yang

untuk

tersedia

5

berubah 4

5

14

5

11

hipertensi pada lansia berhubungan dengan kurangnya kepatuhan lansia dalam memeriksakan 2.

kesehatannya. Kurang pengetahuan

4

2

Lansia tentang Penyakit Hipertensi berhubungan dengan Kurangnya Informasi tentang Penyakit Hipertensi.

Keterangan Skore

0-5

0 : Paling rendah 1 : rendah 2 : sedang 3 : cukup 4 : tinggi 5: Paling tinggi

RENCANA KEPERAWATAN Diagnosis Keperawatan 22

Dx. Kep. 1 Tingginya angka penyakit hipertensi pada lansia berhubungan dengan kurangnya kepatuhan lansia dalam memeriksakan kesehatannya Jangka Panjang : lansia terhindar dari komplikasii akibat penyakit hipertensi Jangka Pendek : 1. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi 2. Lansia rutin memeriksakan diri kepetugas kesehatan. 3. Lansia paham tentang makanan yang sehat dan baik untuk kesehatan Intervensi 1. 2. 3. 4. 

Beri penyuluhan tentang penyakit hipertensi Penyuluhan tentang makanan sehat untuk lansia Motivasi lansia agar secara rutin memeriksakan diri kepetugas kesehatan. Lakukan kegiatan senam lansia. Waktu dan tanggal : Minggu, 07 Oktober 2016 / 09.00 WITA. DI Balai Desa

Kelurahan Tondo.  Sasaran

: Lansia di Kelurahan Tondo.

 Proses: 1. Hampir semua kegiatan berjalan sesuai rencana yang telah dibuat 2. Dalam setiap kegiatan para lansia menanggapi dengan antusias. 3. Dalam setiap kegiatan terdapat dalam beberapa habatan dari lansia seperti, penurunan pendengaran, pendidikan yang rendah dan lansia tersebut terjadi penurunan daya ingat sehingga informasi yang diberikan kurang bisa diterima oleh para lansia  Evaluasi 1. Pengetahuan lansia tentang hipertensi meningkat 2. Lansia semangat untuk memeriksakan kesehatan secara rutin 3. Lansia tahu tentang makanan yang sehat. 4. Lansia rutin melaksanakan senam lansia

Dx. kep 2 Kurang pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi berhubungan dengan Kurangnya Informasi tentang Penyakit Hipertensi.

Tujuan jangka panjang

23

Lansia terhindar dari komplikasi akibat penyakit hipertensi Tujuan jangka panjang 1. Meningkatkan pengetahuan lansia. 2. Meningkatkan derajat kesehatan lansia. 3. Menurunkan resiko penurunan derajat kesehatan pada lansia. Intervensi 1. Berikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi. Tanggal & waktu : Senin, 01 Oktober 2016 / 09.00 WITA. Di Balai desa Kelurahan Tondo. 2. Berikan Penyuluhan tentang Gizi lansia. Tanggal & waktu : Sabtu, 06 Oktober 2016 / 09.00 WITA. Di Balai Desa Kelurahan Tondo

Sasaran Para Lansia di Kelurahan Tondo Proses 1. Hampir semua kegiatan berjalan sesuai rencana yang telah dibuat 2. Dalam setiap kegiatan para lansia menanggapi dengan antusias. 3. Dalam setiap kegiatan terdapat dalam beberapa hambatan dari lansia seperti, penurunan pendengaran, pendidikan yang rendah dan lansia tersebut terjadi penurunan daya ingat sehingga informasi yang diberikan kurang bisa diterima oleh para lansia Evaluasi 1. Terjadi peningkatan pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi 2. Lansia terhindar dari komplikasi akibat penyakit hipertensi. POA (Planning Of Action) No Nama Kegiatan 1.  Penyuluhan tentang

Hari/tanggal Senin, 01-

penyakit hipertensi,

Oktober -2016

penyebab, gejala,

24

Tempat Balai Desa

Penanggung jawab I Made Musliana

komplikasi, cara penanggulangannya.  Penyuluhan tentang gizi lansia  Senam bersama lansia

Sabtu,06-

Balai Desa

Yudi Oktaviana

Balai Desa

I Wayan Sujana

Oktober - 2016 Minggu, 07Oktober -2016

Implementasi 1. Penyuluhan A. Penyuluhan tentang Penyakit Hipertensi dilakukan pada: Hari/Tanggal : Senin, 01Oktober 2016 Tempat : Balai Desa Kelurahan Tondo Waktu : Pukul 09.00 WITA Sasaran : Seluruh lansia Di kelurahan Tondo Yang dihadiri oleh lansia Di kelurahan Tondo serta pemaparan oleh mahasiswa, dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu : a. Fase pembukaan Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan dari penyuluhan yaitu tentang Penyakit Hipertensi. b. Fase penyampaian materi 1. Pada fase ini mahasiswa menyampaikan materi penyuluhan mulai dari pengertian dari hipertensi, penyebab, gejala, komplikasi, cara penanggulangannya. 2. Selama materi penyuluhan peserta sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan. c. Fase penutup 1. Pada fase ini terdiri dari tanya jawab antara lansia dan mahasiswa. 2. Penyuluh menjawab pertanyaan dari peserta. 3. Penyuluh menyimpulkan materi penyuluhan. 4. Penyuluh mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih. 25

B. Penyuluhan tentang Gizi Lansia dilakukan pada: Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Oktober 2016 Tempat : Balai Desa Kelurahan Tondo Waktu : Pukul 09.00 WITA Sasaran : Seluruh lansia Di kelurahan Tondo Yang dihadiri oleh lansia Di kelurahan Tondo serta pemaparan oleh mahasiswa, dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu : a. Fase pembukaan Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan dari penyuluhan yaitu tentang Gizi Lansia.

b. Fase penyampaian materi 1. Pada fase ini mahasiswa menyampaikan materi penyuluhan mulai dari pengertian dari Gizi, Gizi yang baik untuk lansia, makanan yang harus dihindari pada penderita hipertensi. 2. Selama materi penyuluhan peserta sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan. c. Fase penutup 1. 2. 3. 4.

Pada fase ini terdiri dari tanya jawab antara lansia dan mahasiswa. Penyuluh menjawab pertanyaan dari peserta. Penyuluh menyimpulkan materi penyuluhan. Penyuluh mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih.

2. Senam Lansia Kegiatan Senam Lansia dilakukan pada: Hari/Tanggal : Minggu, 07 Oktober 2016 Tempat : : Balai Desa Kelurahan Tondo Waktu : Pukul 07.00 WITA Sasaran : Seluruh lansia di Kelurahan Tondo. Yang diikuti oleh lansia di Kelurahan Tondo. Serta instruktur senam oleh mahasiswa. Dalam kegiatan senam ini terdapat beberapa fase, yaitu: a. Fase pembukaan Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan dari senam Lansia. b. Fase Kegiatan senam 26

1. Pada fase ini mahasiswa memperagakan senam Lansia. 2. Selama senam peserta sangat antusias menggerakkan badannya. c. Fase penutup Mahasiswa mengucapkan salam dan terima kasih.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan observasi, menunjukkan bahwa lansia di Kelurahan Tondo, tingkat perilaku hidup sehat dan pengetahuan khususnya Penyakit Hipertensi dan kurangnya kesadaran para lansia untuk mengontrol kesehatannya, baik di pustu, puskesmas terdekat ataupun Rumah Sakit yang telah di sediakan pemerintah . Menurut Petugas Puskesmas, sebagian besar para lansia yang datang ke puskesmas dengan keluhan Sakit kepala akibat Hipertensi. Berdasarkan pengkajian pada pola istirahat para lansia di kelurahan tondo lebih banyak yang susah tidur yaitu 16 orang, atau sekitar 55%. Berdasarkan Pola Kebiasaan yang dapat merugikan Kesehatan para lansia yang paling banyak merokok yaitu 9 orang, atau sekitar 45%. Berdasarkan Pola Aktivitas Olah raga para lansia yang ada di kelurahan Tondo, Mayoritas tidak pernah berolah raga yaitu 12 orang, atau sekitar 60%.Berdasarkan Keluhan kesehatan Lansia yang ada di kelurahan Tondo yang paling banyak adalah: Pusing dan sakit kepala yaitu 7 orang atau sekitar 35%, di banding keluhan kesehatan lainnya.serta Lansia lebih banyak yang tidak mengerti tentang kesehatan, yaitu 14 orang atau Berdasarkan Pengetahuan tentang Kesehatan yang ada para lansia dikelurahan sekitar 70%.Dari hasil yang telah dicapai, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan, kedisiplinan lansia untuk mengontrol kesehatannya,perlu kemauan dan 27

kesadaran diri dari para lansia maka mahasiswa bersama petugas kesehatan lainya dan para lansia turut berperan aktif dalam mengatasi masalah penyakit Hipertensi pada lansia. B. Saran Sesuai dengan kesimpulan, kelompok menganjurkan saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan para lansia khususnya di Kelurahan Tondo

dapat

terwujud : 1. Para Lansia pada umumnya dan para lansia yang ada di kelurahan Tondo umumnya dapat mengetahui penyebab dari penyakit Hipertensi. 2. Para Lansia dapat mengetahui penyebab dan gejala pada penyakit Hipertensi. Khususnya Lansia yang ada di Kelurahan Tondo. 3. Setiap lansia di kelurahan Tondo diharapkan dapat memahami permasalahan kesehatan yang ada sekaligus melalui upaya-upaya kesehatan oleh lansia maupun dengan bantuan pelayanan yang baik. 4. Pelayanan yang ada terus-menerus untuk melakukan penyuluhan kesehatan dan lingkungan pada lansia baik secara formal maupun secara informal untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di Kelurahan Tondo.

28

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik, Ed. 3. Jakarta: EGC. Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2006. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan: Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC. Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

29

Related Documents


More Documents from "Rika Frechiany Wau"