Askep Tumor Paru.doc

  • Uploaded by: Yudha Wirawan
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Tumor Paru.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 4,295
  • Pages: 24
Loading documents preview...
KONSEP DASAR PENYAKIT TUMOR PARU

Pengertian Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ) Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. ( Hood Al sagaff, dkk 1993 ) Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )Menurut Hood Alsagaff, 1993, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan Wilson dan June Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru. Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya. Karsinoma paru yang sejati jarang terjadi pada anak – anak dan remaja. Penderita termuda berumur 19 tahun pada satu seri dan berusia 20 serta 25 tahun pada seri yang lain. Merokok berat dan lama tampaknnya merupakan factor risiko yang paling penting bahkan pada penderita

yang berusia muda sekalipun.

Berbagai tumor primer telah dilaporkan, tetapi semuanya bersifat sangat jarang. Kurang dari 250 kasus, termasuk 150 keganasan telah dilaporkan. Adenoma 1

bronkus dan karsinoid adalah tumor primer yang paling lazim. Lesi metastatic seperti tumor wilms, sarcoma osteogenik dan hepatoblastoma adalah bentuk keganasan paru pada anak yang paling lazim dijumpai. Penderita dengan gejala – gejala atau dengan roentgenografi atau tanda laboratorium lain yang memberI kesan keganasan paru harus dicari secara cermat untuk kemungkinan adanya tumor pada tempat lain sebelum eksisi pembedahan dilakukan. Tumor paru dapat muncul dengan demam, hemoptisis, mengi, batuk, efusi pleura, nyeri dada,dispnea, atau pneumonia berulang atau menetap, atau atelektasis. Lesi primer tunggal dan lesi metastatic murni yang ditemukan lama sesudah tumor primer diambil paling baik ditangani dengan cara eksisi. Epidemiologi Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari Tumor Paru dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australasia, dan Timur Jauh berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di dunia kedokteran. Kanker paru sulit terdeteksi dan tanpa gejala pada tahap awal. Sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan tumbuhnya tumor yang menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana mestinya. Besarnya ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak terdeteksi dan tanpa gejala. penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai stadium lanjut. Etiologi dan Patofisiologi 

Etiologi

Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan – bahan karsiogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan perana predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status imunologis. a.

Pengaruh rokok. 2

b.

Pengaruh paparan industry

c. Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit lain. d. 

Pengaruh genetik dan status imunologis. Patofisiologi.

Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.

3

Manifestasi Klinis a.

Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan

b.

Napas pendek-pendek dan suara parau

c.

Batuk berdarah dan berdahak

d.

Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam

e.

Hilang nafsu makan dan berat badan.

Adapun manifestasi yang lain yaitu, pada waktu masih dini gejala sangat tidak jelas utama seperti batuk lama dan infeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu pada pasien dengan batuk lama 2 minggu sampai 1 bulan harus dibuatkan foto X dengan gejala lain dyspnea, hemoptoe, febris, berat badan menurun dan anemia. Pada keadaan yang sudah berlanjut akan ada gejala ekstrapulmoner seperti nyeri tulang, stagnasi (vena cava superior syndroma). Nyeri adalah manifestasi akhir dan sering ditemukan berhubungan dengan metastasis ke tulang. Jika tumor menyebar ke struktur yang berdekatan dan ke nodus limfe Rata – rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis awal 2 – 5 tahun. Alasannya adalah pada saat kanker paru terdiagnosa, kanker sudah mengalami metastase, tempat metastase yang paling umum adalah nodus limfe, tulang, otak, dan kelenjar adrenal. Pada pasien lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin lebih pendek. Klasifikasi Klasifikasi tumor secara umum dibedakan atas tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna). Perbedaan keduanya dapat dituliskan sebagai berikut : Tumor Benigna Tumor Maligna 1. Sering disebut tumor 2. Tidak menyebar 3. Tidak mengancam hidup 4. Dapat dioperasi dengan baik 4

5. Pertumbuhannya lambat 6. Beberapa gambaran mitosis 7. Tumbuh ekspansif 8. Encapsulation biasanya ada Sedangkan yang disebut kanker cirri-cirinya senagai berikut : 

Sering metastasis



Kematian tinggi



Sulit dioperasi



Tumbuh cepat



Banyak gambaran mitosis



Tumbuh infiltrative



Psudoencapsulation

Kemudian adapun Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya yaitu sebagai berikut : 1. Kanker paru-paru primer Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Nonsmall cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut "oat cell carcinomas" (karsinoma sel kecil). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.

5

Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali

menyerang

lebih

dari

satu

daerah

di

paru-paru.

Misalnya

Adenokarsinoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma. 2. Kanker paru sekunder Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ. Tingkatan Stadium Kanker  Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru-paru dan dikelilingi oleh jaringan paru-paru  Stadium II Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening  Stadium III Kanker telah menyebar keluar paru-paru  Stadium IIIa Kanker dapat dicabut dengan operasi bedah  Stadium IIIb Kanker tidak dapat dicabut dengan operasi bedah  Stadium IV Kanker telah menyebar dari tempat pertumbuhan awal ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini dinamai metastase

Pemeriksaan Diagnostik  Rontgen Dada : dilakukan untuk mencari tahu densitas paru, nodus perifer soliter (lesi koin), atelektasis, dan infeksi.  Pemeriksaan sitologi sputum baru yang didapatkan melalui batuk atau bilas salin dari bronkus yang diduga menjadi tempat kanker, dilakukan untuk mencari tahu sel – sel maligna.  Bronkoskopi serat optic memberikan pemeriksaan rinci segmen bronchial dan membantu dalam mengidentifikasi sumber sel – sel maglina serta kemungkinan keluasan dari pembendahan yang di perkirakan  Bronkofibroskopi fluoresen juga digunakan untuk mendektesi kanker bronkogenik kecil secara dini 6

 Hematofoporfirin : disuntikan,diserap oleh sel – sel maglina dan tampak sebagai kilauan fluoresen merah ketika diperiksa dibawah sinar ultraviolet. Pemeriksaan Penunjang a.Foto dada menunjukkan sisi lesi b.Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker c.Skan tomografi komputer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan ukuran tumor d.Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sample untuk biopsi dan mengumpulkan hapusan bronkial tumor yang terjadi dicabang bronkus e.Aspirasi dengan janim dan biopsi jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan radiologi menunjukan lesi di paru-paru perifer f.Radionuklide scan terhadap organ-organ lain menentukan luasnya netastase ( otak, hepar tulang, limpa ) g.Mediastinoskopi menentukan apakah tumor telah metastase telah metastase ke limfe mediastinum Penatalaksanaan medis Secara umum : Pembedahan, terapi radiasi,kemoterapi, dan imunoterapi A.

Pembedahan : Reseksi bedah adalah metoda yang dipilih untuk pasien

dengan tumor setempat tanpa adanya penyebaran

metastasik dan mereka yang fungsi jantung paru yang baik. Tiga tipe reksesi paru

mungkin

dilakukan

:Lobektomi(satu

lobus

paru

diangkat),

pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru). B.

Terapi radiasi : Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam persentasi kecil. Terapi radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak dapat direseksi tetapi yang responsive terhadap radiasi. Tumor sel kecil dan epidermoid biasanya sensitive terhadap radiasi Radiasi dapat juga digunakan untuk mengurangi ukuran tumor untuk membuat tumor yang tidak dapat dioperasi menjadi dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk menghilangkan tekanan tumor pada struktur vital.

C.

Kemoterapi : digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil 7

atau dengan mestatasis luas, dan untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi memberikan peredaan, terutama nyeri, tetapi kemoterapi tidak menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup D.

Immunoterapi Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon

8

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR PARU A. Pengkajian Preoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan,1999). 1. Aktivitas/ istirahat. Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea karena aktivitas. Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut). 2.

Sirkulasi.

Gejala : JVD (obstruksi vana kava). Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi). Takikardi/ disritmia, jari tabuh. 3. Integritas ego. Gejala : Perasaan taku. Takut hasil pembedahan Menolak kondisi yang berat/ potensi keganasan. Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang. 4. Eliminasi. Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil). Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid) 5. Makanan/ cairan. Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan, haus/ peningkatan masukan cairan. Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut) Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil), glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid). 6.

Nyeri/ kenyamanan.

Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma). Nyeri abdomen hilang timbul. 7. Pernafasan. Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum. Nafas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralysis 9

pita suara, dan riwayat merokok Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi), krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang mengalami lesi) dan hemoptisis. 8. Keamanan Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma) Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) 9. Seksualitas Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar) Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) 10). Penyuluhan. Gejala : Faktor resiko keluarga, kanker(khususnya paru), tuberculosis Kegagalan untuk membaik. b. Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999). - Karakteristik dan kedalaman pernafasan dan warna kulit pasien. - Frekuensi dan irama jantung. - Pemeriksaan laboratorium yang terkait (GDA. Elektolit serum, Hb dan Ht). - Pemantauan tekanan vena sentral. - Status nutrisi. - Status mobilisasi ekstremitas khususnya ekstremitas atas di sisi yang di operasi. - Kondisi dan karakteristik water seal drainase. 1). Aktivitas atau istirahat. Gejala : Perubahan aktivitas, frekuensi tidur berkurang. 2). Sirkulasi. Tanda : denyut nadi cepat, tekanan darah tinggi. 3). Eliminasi. Gejala : menurunnya frekuensi eliminasi BAB Tanda : Kateter urinarius terpasang/ tidak, karakteristik urine Bisng usus, samara atau jelas. 4). Makanan dan cairan. 10

Gejala : Mual atau muntah 5). Neurosensori. Gejala : Gangguan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anastesi. 6). Nyeri dan ketidaknyamanan. Gejala : Keluhan nyeri, karakteristik nyeri Nyeri, ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya insisi Atau efek – efek anastesi.

B. Diagnosa keperawatan a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor. b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea d. Aktivitas intoleransi berhubungan dengan kelemahan secara umum.

C. Intervensi Dx 1 :Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor. Tujuan dan kriteria hasil Bersihan jalan napas akan 1.

Intervensi Auskultasi

Rasional Lihat adekuatnya pertukaran

paten dengan kriteria batuk

paru akan ronkii, rales atau gas dan luasnya obstruksi

hilang, suara napas bersih, x

mengi.

jalan napas karena skeret.

–ray bersih.

Melihat adanya sel kanker 2.

Monitor hasil Sekret sputum sitologi

gravitasi

bergerak sesuai

sesuai perubaha

posisi. Meninggikan kepala tempat 3.

Beri optimal

posisi tidur

memungkinkan

kepala tempat diafragma untuk berkontraksi 11

tidur ditinggikan.

Mensuplay

oksigen

dan

mengurangi kerja pernapasan 4.

Atur

Sekret

humidifier oksigen

perubahan

bergerak

sesuai

tubuh

terhadap

gravitasi 5.

bantu

pasien Mengencerkan sekret

dengan ambulasi atau ubah posisi Batuk mengeluarkan sekret 6.

anjurkan

yang menumpuk

intake cairan 1,5 – 2 L/hari kecuali kontraindikasi 7.

Bantu untuk

anak

mengeluarkan

sputum atau latih batuk secara efektif bila sudah mengerti

Dx 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional Mendemonstrasikan bebas 1. Kaji keadaan nyeri klien Membantu nyeri dengan kriteria ekspresi

secara PQRST

dalam

menentukan status nyeri klien

wajah rileks, pengembangan

dan menjadi data dasar untuk

paru

intervensi

optimal,

menyatakan

nyeri berkurang s/d hilang

dan

monitoring

keberhasilan intervensi. 2. Beri analgesik dan evaluasi Rasa keefektifannya

nyaman

prioritas

merupakan

dalam pemberian

perawatan pasien demgam tumor. Kontrol rasa

nyeri

butuh analgesik dosis tinggi. 12

3. Untuk

meminimalkan Napas dalam dan batuk kuat

nyeri

dada

pleural

: meregangkan

anjurkan untuk menahan pleura

membran

dan

menimbulkan

dada dengan kedua tangan nyeri dada pleuritik. Nikotin atau dengan bantal saat dari

tembakau

batuk, dorong pasien untuk menyebabkan berhenti

merokok,

dan bronkial

bisa konstriksi

dan

menuruhkan

berikan pelembab udara gerakan silia yang melapisi sesuai

order

dan

obat saluran

antitusif

pernapasan.

Anti

batuk menekan pusat batuk di otak

4. Untuk

meminimalkan Metastase

ke

tulang

nyeri tulang : membalik menyebabkan nyeri hebat. badan px dengan hati - hati Pada banyak pasien bahkan dan

berikan

hindari

dukungan, sentuhan

ringan

dapat

menarik menimbulkan rasa nyeri.

ekstremitas, berikan matras yang lembut, ubah posisi tiap 2 jam.

Dx 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea Tujuan dan kriteria hasil Status nutrisi ditingkatkan 1. Kaji dengan

kriteria

BB

Intervensi diet harian

dan Bantu

kebutuhannya

Rasional menentukan

diet

individu

bertambah, makan sesuai diet 2. Timbang BB tiap minggu

Sesuai penngkatan nutrisi.

seimbanmg,

Mengidentifikasi

efek

psikologis

yang

limfosit

normal,

albumin, 3. Kaji faktor psikologi lingkar

lengan normal

mempengaruhi

menurunnya

makan dan minum 4. Moniitor

albumin 13

dan Indikasi adekuatnya protein

limfosit 5. Beri

untuk sistem imun oksigen

selama Mengurangi dyspnea dengan

makan sesuai keperluan 6. Anjurkan

oral

mengurangi kerja paru

care Menghilangkan rasa sputum

sebelum makan

yang bisa mengurangi napsu makan pasien

7. Atur anti emetik sebelum Mengurangi mual yang bisa makan

mempengaruhi napsu makan

8. Berikan diet TKTP(Tinggi Mendukung sistem imun kalori tinggi protein) 9. Atur pemberian vitamin Sebagai diet suplemen atau sesuai order

tambahan

Dx 4 : Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Pasien mampu melakukan 1. Observasi respon terhadap Melihat akvitas tanpa keleahan atau

aktivitas

Rasional kemapuan

beraktivitas

dispnea dengan kriteria hasil 2. Identifikasi

faktor

yang

mampu melakukan aktivitas

mempengaruhi

intolerans Intevensi dilaksanakan sesuai

hariannya.

seperti stres, efek samping faktor yang mempengaruhi obat 3. rencanakan

periode

istirahat di antara waktu Mengurangi bekerja 4. anjurkan

kelelahan

melalui isitirahat yang cukup untuk

aktivitas

lakukan Menemukan sesuai kebutuhan

kemampuan pasien

aktivitas pasien

menyebabkan kelelahan

5. berikan program latihan Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi 6. Rencanakan 14

tanpa

independensi

pasien sendiri

bersama Identifikasi

menyimpan

keluarga

mengurangi energi .

energi yang berlebihan saat melakukan aktivitas harian

D. Implementasi Sesuai dengan intervensi E. Evaluasi Dx 1 : Px sudah tidak mengalami batuk Dx 2 : Ekspresi wajah Px sudah tidak meringis lagi Dx 3 : Px mau makan walau cuma sedikit Berat badan Px sudah dalam rentang batas normal Dx 4 : Px sudah bisa melakukan aktifitas sehari – hari tanpa bantuan orang lain

15

Kesimpulan Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ). Tumor paru disebabkan oleh 

Pengaruh rokok.



Pengaruh paparan industry



Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit lain.



Pengaruh genetik dan status imunologis.

Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Gejala klinis yang ditunjukkan yaitu: 

Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan



Napas pendek-pendek dan suara parau



Batuk berdarah dan berdahak



Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam



Hilang nafsu makan dan berat badan.

Penatalaksaan untuk penyakit tumor paru yaitu: Pembedahan, Terapi radiasi, Kemoterapi dan Immunoterapi.

16

DAFTAR PUSTAKA Behrman, Kiegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. edisi 15, vol 2. Jakarta : EGC Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. edisi 8, vol 1. Jakarta: EGC Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta: EGC Donna L. Wong (2004), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4, EGC, Jakarta

17

SATUAN ACARA PENYULUHAN TUMOR PARU Pokok Bahasan

: Penyakit tumor paru

Sub Pokok Bahasan

: Perawatan tumor paru

Sasaran

: Masyarakat desa

Hari/ Tanggal

: Jumat 4 November 2011

Waktu

: pkl. 15.00 – selesai

Tempat

: Balai Desa

I. PENGORGANISASIAN Ketua : Ratna Sari Dewi Sekretaris : Mega Yanthi Observer : Desriani Moderator : Devy Wahyu Sari Penyaji : Indah Widyasari dan Erna Dwi Cahyani II. LATAR BELAKANG Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih dari 70 % kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (stadium IIIb atau IV) sehingga hanya 5 % penderita yang bisa bertahan hidup hingga 5 tahun setelah dinyatakan positif . Kanker paru sulit terdeteksi dan tanpa gejala pada tahap awal. Sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan tumbuhnya tumor yang menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana mestinya. Besarnya ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak terdeteksi dan tanpa gejala. penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai stadium lanjut.

18

III. TUJUAN UMUM Selain mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan tumor paru, peserta penyuluhan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian akibat anemia perniciosa dapat dicegah dan dikurangi. IV. TUJUAN KHUSUS Setelah dilakukan tindakan penyuluhan : 1. Peserta dapat memahami tentang penyakit tumor paru 2. Peserta dapat memahami penyebab tumor paru 3. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala penyakit tumor paru 4. Peserta dapat mengetahui cara mencegah tumor paru V. METODE Ceramah, diskusi/ Tanya jawab. VI. MEDIA Leaflet. LCD Laptop VII. KISI-KISI MATERI 1. Pengertian penyakit tumor paru tumor paru 2. Penyebab tumor paru 3. Tanda dan gejala penyakit tumor paru 4. Penatalaksanaan penyakit tumor paru

VIII. PROSES PELAKSANAAN No 1.

2.

Kegiatan Pendahuluan a. Memberi salam b. Menyampaikan

Respon Pasien/ Keluarga Menjawab salam pokok Menyimak

bahasan Menyimak c. Menyampaikan tujuan Menyimak d. Melakukan apersepsi Isi  Penyampaian materi Memperhatikan tentang: Memperhatikan a. Definisi tumor paru Memperhatikan b. Etiologi tumor paru 19

Waktu

5 menit

20 menit

c. Patofisiologi tumor paru d. Gejala klinis tumor paru  Pengobatan tumor paru Memberikan kesempatan

pada

peserta 

penyuluhan Menanyakan hal yang belum untuk bertanya jelas Menjawab pertanyaan Memperhatikan jawaban peserta

penyuluhan penyuluh

yang berkaitan dengan 3.

materi yang belum jelas Penutup a. Diskusi b. Kesimpulan c. Evaluasi d. Memberi salam penutup

Aktif bertanya Memperhatikan Menjawab pertanyaan Menjawab salam

5 menit

IX. SETTING TEMPAT PAPAN TULIS FASILITATOR

PENYAJI

MODERATOR

LAPTOP

OBSERVER KETUA

LCD

PESERTA

PESERTA PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA 20

X. EVALUASI 1. Evaluasi struktur a. Tempat dan peralatan tersedia sesuai perencanaan b. Peran dan tugas masyarakat sesuai perencanaan 2. Evaluasi proses a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan b. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir c. Audiens berperan aktif selama penyuluhan 3. Evaluasi hasil a. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan definisi tumor paru b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan factor penyebab tumor paru c. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan patofisiologi tumor paru d. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan tanda dan gejala tumor paru e. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan manifestasi klinis tumor paru f. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan penatalaksanaan tumor paru XI. REFERENSI Behrman, Kiegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. edisi 15, vol 2. Jakarta : EGC Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. edisi 8, vol 1. Jakarta: EGC Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta: EGC Donna L. Wong (2004), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4, EGC, Jakarta

XII. ISI MATERI 21

1. Definisi Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ). Karsinoma paru yang sejati jarang terjadi pada anak – anak dan remaja. Penderita termuda berumur 19 tahun pada satu seri dan berusia 20 serta 25 tahun pada seri yang lain. Merokok berat dan lama tampaknnya merupakan factor risiko yang paling penting bahkan pada penderita

yang berusia muda sekalipun. Berbagai tumor primer telah dilaporkan, tetapi

semuanya bersifat sangat jarang. Kurang dari 250 kasus, termasuk 150 keganasan telah dilaporkan. Adenoma bronkus dan karsinoid adalah tumor primer yang paling lazim. Lesi metastatic seperti tumor wilms, sarcoma osteogenik dan hepatoblastoma adalah bentuk keganasan paru pada anak yang paling lazim dijumpai. Penderita dengan gejala – gejala atau dengan roentgenografi atau tanda laboratorium lain yang memberI kesan keganasan paru harus dicari secara cermat untuk kemungkinan adanya tumor pada tempat lain sebelum eksisi pembedahan dilakukan. Tumor paru dapat muncul dengan demam, hemoptisis, mengi, batuk, efusi pleura, nyeri dada,dispnea, atau pneumonia berulang atau menetap, atau atelektasis. Lesi primer tunggal dan lesi metastatic murni yang ditemukan lama sesudah tumor primer diambil paling baik ditangani dengan cara eksisi.

2. Etiologi 

Pengaruh rokok.



Pengaruh paparan industry



Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit lain.



Pengaruh genetik dan status imunologis.

3. Patofisiologi 22

Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan.

4. Manifestasi Klinis 

Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan



Napas pendek-pendek dan suara parau



Batuk berdarah dan berdahak



Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam



Hilang nafsu makan dan berat badan.

Pada keadaan yang sudah berlanjut akan ada gejala ekstrapulmoner seperti nyeri tulang, stagnasi (vena cava superior syndroma). Nyeri adalah manifestasi akhir dan sering ditemukan berhubungan dengan metastasis ke tulang. Jika tumor menyebar ke struktur yang berdekatan dan ke nodus limfe

5. Penatalaksanaan a. Pembedahan : Reseksi bedah adalah metoda yang dipilih untuk pasien dengan tumor setempat tanpa adanya penyebaran metastasik dan mereka yang fungsi jantung paru yang baik. Tiga tipe reksesi paru mungkin dilakukan :Lobektomi(satu lobus paru diangkat), pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru). b. Terapi radiasi : Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam persentasi kecil. Terapi radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak dapat direseksi tetapi yang responsive terhadap radiasi. Tumor sel kecil dan epidermoid biasanya sensitive terhadap radiasi Radiasi dapat juga 23

digunakan untuk mengurangi ukuran tumor untuk membuat tumor yang tidak dapat dioperasi menjadi dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk menghilangkan tekanan tumor pada struktur vital. c. Kemoterapi : digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan mestatasis luas, dan untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi memberikan peredaan, terutama nyeri, tetapi kemoterapi tidak menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup d. Immunoterapi Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon

24

Related Documents

Askep Tumor Paru.doc
January 2021 0
Askep Tumor Otak
February 2021 0
Askep Tumor Hidung Bambang
February 2021 0
Tumor Payudara
January 2021 4
Tumor Serebri
February 2021 4
Tumor Hidung
February 2021 1

More Documents from "Taufik Abidin"