Aspek Keperilakuan Dalam Desentralisasi Dan Evaluasi Kinerja

  • Uploaded by: Sofie Yunida Putri
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aspek Keperilakuan Dalam Desentralisasi Dan Evaluasi Kinerja as PDF for free.

More details

  • Words: 966
  • Pages: 21
Loading documents preview...
Akuntansi Keperilakuan

Aspek Keperilakuan dalam Desentralisasi dan Evaluasi Kinerja Rachma Agustina Rr Nur Hardiana Sofie Yunida Putri Leily Nur Indah

17062020007 17062020008 17062020017 17062020018

Aspek Keperilakuan dalam Evaluasi Kinerja  Evaluasi

kinerja merupakan keefektivitasan penilaian secara periodik dalam operasional suatu organisasi, sub unit, dan personil yang sesuai dengan tujuan, standar, dan kriteria

 Tujuan

untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

Aspek Keperilakuan dalam Evaluasi Kinerja

Kegunaan dari Evaluasi Kinerja  Mengelola

organisasi secara efektif dan efisien

 Membantu

dalam keputusan personel

 Mengidentifikasi

kebutuhan pelatihan dan pengembangan secara spesifik

 Memberikan  Memberikan

feedback kepada karyawan

dasar untuk memberikan alokasi penghargaan

Aspek Keperilakuan dalam Evaluasi Kinerja

Motivasi Sebagai Alat Untuk Mempromosikan Efisiensi Operasional Dalam Teori harapan (Expectancy Theory) mengatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh upaya untuk mencapai kepuasaan pribadi, teori ini memfokuskan tiga hubungan, yaitu sebagai berikut:  The

effort necessary to achieve the goal (upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan).

 Performance

 Rewards

and reward (kinerja dan penghargaan).

satisfying personal goal (penghargaan untuk personal).

Aspek Keperilakuan dalam Evaluasi Kinerja

Reward (Penghargaan) Pengaruh Rewards dalam Perilaku

Tipe - tipe Rewards

3 cara untuk membentuk perilaku orang-orang (karyawan) yang bekerja dalam organisasi yaitu:

 Intrinsik

 Positive

Reinforcement

 Negative

Reinforcement

 Punishment

 Ekstrinsik

(langsung dan tidak langsung)

Aspek Keperilakuan dalam Evaluasi Kinerja

Langkah-langkah dalam mengevaluasi kinerja aspek keperilakuan  Menentukan

segmen dan kegiatan dikendalikan oleh individu yang terkait

yang

 Menetapkan

akan

kriteria kinerja (kebijakan, tujuan, dan standar) untuk setiap segmen dan aktivitas organisasi

 Mengukur

kinerja aktual

 Perbandingan  Analisis

Kinerja Aktual dan yang Diharapkan

Variansi

 Tindakan

Korektif

Makna Desentralisasi Menurut H.A. Simon dalam konteks bisnis perusahaan, “desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang oleh manajemen puncak pada eksekutif pemegang otoritas di level yang lebih rendah.”

Alasan dibutuhkan desentralisasi 1.

Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusankeputusan strategis jangka panjang

2.

Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan respons secara cepat dan efektif terhadap masalah.

3.

Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi rumit yang diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal.

4.

Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang lebih baik bagi manajemen puncak dan masa depan.

5.

Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan suatu alat motivasi yang kuat bagi para manajer.

LANGKAH-LANGKAH KUNCI DESENTRALISASI

1 2

•Pemilihan struktur

•Pengembangan pedoman

Pedoman yang menjelaskan praktek terkini dalam proses menuju desentralisasi, yaitu: 1.

Penggunaan personel yang memiliki spesifikasi khusus

2.

Skala Ekonomi

3.

Keseragaman

4.

Konsekuensi yang bertahan lama

5.

Kerangka waktu

6.

Mendorong Eksperimen

Atribut untuk mengukur kinerja 1.

Fokus perhatian = fokus pada apa yang dapat diukur dapat dikenali.

2.

Bimbingan perilaku = dengan adanya keinginan akan mengarahkan dalam penyelesaian hanya jika pengukuran kinerja dapat terhubung dengan hasil.

3.

Peningkatan rasa keadilan = merupakan hal yang paling penting dan atribut yang paling sulit untuk mengukur kinerja.

Impact of Decentralized Decision Making on Firms Performance

Introduction  Pada

era saat ini berbagai perusahaan terutama perusahaan besar tidak dapat melakukan pengontrolan dan pengadministrasian yang hanya dilakuakan oleh satu individu.

 Karena

keterbatasan yang dimiliki oleh satu individu, maka perusahaan besar seringkali melibatkan seluruh karyawannya dalam pembuatan keputusan dan pemilihan strategi.

Importance of Study  Penelitian

ini memeriksa pentingnya hubungan desentralisasi dengan melibatkan seluruh karyawan dalam pengambilan keputusan dan kinerja organisasi.

 Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menguji kinerja organisasi sebelum dan setelah melakukan desentralisasi pada periode 1997 - 2011

Literature Review  Seemab

[1] finds that decentralization is central theme of new public management and pursued by the developing countries under the domestic pressure of influence of IMF as wider strategy for achieving good governance.

 Romana

and Canals [2] use loan-level data to study how the organizational structure of banks impacts small business lending. They find that decentralized banks where branch managers have greater autonomy over lending decisions give larger loans to small firms and those with soft information.

Model Specification

Decentralization

Cooperation

Organization’s Performance

Methodology  Penelitian

kuantitatif

 Memeriksa

pentingnya hubungan desentralisasi dan kinerja organisasi

 Melakukan

pengujian kinerja organisasi selama periode 1997 hingga 2011 pada perusahaan Honey Well, Google, Toyota, Nestle dan berbagai sektor perusahaan yang ada di Pakistan

English

Results 

Honey Well sebelum perubahan, semua keputusan dibuat di kantor pusat. Setelah melakukan desentralisasi hasilnya adalah peningkatan pendapatan dan pengetahuan yang lebih terkait pelanggan utama perusahaan.



Bank Montreal yang memiliki 1100 cabang diorganisasi menjadi 236 kelompok masyarakat cabang dalam area geografis terbatas. Setiap komunitas dipimpin oleh manajer cabang. Manajer cabang akan merespon lebih cepat dan bekerja lebih baik daripada manajer pusat.



Toyota juga menggunakan proses pengambilan keputusan yang terdesentralisasi. Toyota memberi setiap karyawan keterampilan alat, izin untuk memecahkan masalah dan mengatasi masalah baru yang sering terjadi di cabang. Setelah menerapkan desentralisasi bertahun-tahun sekarang Toyota mendapat lebih banyak hasil dan hasil yang diinginkan daripada pesaingnya.

Results 

Google juga menggunakan proses pengambilan keputusan yang terdesentralisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Sekarang Google terkenal di dunia perusahaan karena keterlibatannya dari semua tingkat manajerial dalam pengambilan keputusan.



Dalam perusahaan yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit menyebar luaskan ide-ide yang inovatif secara efektif. Seseorang di satu bagian dari organisasi mungkin memiliki ide yang akan menguntungkan bagian lain dari organisasi, tetapi tanpa arahan kuat dari pusat ide ini mungkin tidak dibagikan, dan dapat diadopsi oleh bagian lain sehingga dapat merugikan bagian lainnya.

Conclusion 

Dengan melakukan desentralisasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak akan lebih terbebas dari pemecahan masalah sehari-hari, sehingga dapat berkonsentrasi pada strategi, keputusan pada tingkatan yang lebih tinggi, dan mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dengan lebih baik.



Selain itu, keputusan yang dibuat oleh semua level karyawan, akan meningkatkan kinerja organisasi karena tingkat karyawan yang lebih rendah sangat tahu baik mengenai realitas dasar dan situasi kritis dari organisasi mengenai aspek operasional organisasi.



Namun aspek keperilakuan dari setiap individu dan pengarahan dari pusat juga merupakan hal penting dalam penerapan desentralisasi.

Questions & Discussion

Related Documents


More Documents from "AldianiSopiandi"