Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kasus Koping Individu Tidak Efektif

  • Uploaded by: vita marta
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kasus Koping Individu Tidak Efektif as PDF for free.

More details

  • Words: 1,647
  • Pages: 23
Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KASUS KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF Anggita Wulandari Fani Suryani Novia Nur Qomariah Sari istiqomah Vita Marta M

(1601002) (1601011) (1601019) (1601026) (1601030)

definisi Ketidakefektifan Koping adalah ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stresor, ktidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan , dan/ atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia. (Herdman,T.Heather.2012.hal;451)

etiologi • Menurut NANDA (2017) koping individu tidak efektif disebabkan karena adanya : – – – – – – – – – – –

Gangguan dalam pola penilaian ancaman Gangguan dalam pola melepaskan tekanan Perbedaan gender dalam strategi koping Derajat ancaman yang tinggi Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik hubungan Krisis maturasi Krisis sosial Ragu/tidak percaya Tingkat percaya diri yang tidak adekuat.

Karakteristik Individu Tidak Efektif Menurut Carpeniton (2008) sering ditunjukkan dengan : Mayor – Pengungkapan ketidakmampuan unuk mengatasi masalah atau meminta bantuan – Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai – Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan.

Minor • Rasa kawatir kronis dan ansietas • Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan • Ketidakefektifan partipasi sosial • Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri atau oranglain • Tingginya insiden kecelakaan • Sering sakit • Ketidakmampuan untuk memenuh kebutuhan dasar • Pola respons non asertif • Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa • Penyalahgunaan obat obatan terlarang

Proses Terjadinya Faktor predisposisi

Faktor Presipitasi

• Biologis • Psikologis • Sosial Budaya

1. Nature – Biologis – Psikologis – Sosial Budaya 2. Origin 3. Timing 4. Number

Tanda dan gejala • • • • • •

Mengingkari masalah Harga diri rendah Penolakan Perasaan malu dan bersalah Perasaan tidak berdaya klen mengatakan bila mempunyai masalah sering dipendam dalam hati • tampak diam • klien jarang berkomunikasi dengan teman satu ruangan

Dampak-dampak gangguan jiwa bagi keluarga, seperti: • • • • • •

Penolakan Stigma Frustasi, tidak berdaya dan kecemasan Kelelahan dan Burnout Duka Kebutuhan Pribadi dan Mengembangkan Sumber Daya Pribadi

Tindakan Keperawatan 1. Mekanisme Koping a. Koping jangka pendek Mekanisme koping jangka pendek yang sering dilakukan antara lain: • Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. • Kegiatan mengganti identitas sementara misalnya ikut kelompok social, keagamaan, dan politik. • Kegiatan yang memberi dukungan sementara seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. • Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan ( Ade Herman, 2011: 144 )

b. Koping jangka panjang

c. Mekanisme pertahanan ego

Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil, maka mekanisme jangka panjang dapat dilakukan, antara lain: • Menutup identitas • Identitas negative

Mekanisme pertahanan ego yang sering dilakukan antara lain fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.dalam keadaan berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian seperti:, bunuh diri, penggunaan zat berbahaya, dan penganiayaan.( Ade Herman, 2011: 144 )

KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian • Pengumpulan data 1. Identitas klien 2. Identitas penanggung jawab 3. Alasan masuk rumah sakit • Apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke RS? • Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah tersebut ketika di rumah? • Bagaimana hasilnya dalam mengatasi masalah tersebut di rumah? ( Renni Aryani, 2012 )

lanjutan 4. Pengkajian Fisik 5. Pengkajian Psikososial – Genogram – Konsep diri 6. Hubungan Sosial 7. Spiritual

- Nilai dan Keyakinan - Kegiatan Ibadah

8. Status Mental • • • • • •

Penampilan Pembicaraan Aktiviatas motorik Alam perasaan Afek Interaksi selama wawancara • Persepsi

• • • • •

Proses fikir Isi fikir Tingkat kesadaran Memori Tingkat konsentrasi dan terhitung • Kemampuan penilaian, • Daya tilik diri

Pohon Masalah Gangguan konsep diri : HDR

Tidak efektifnya koping individu

Ansietas

effect

core problem

causa

Prioritas Diagnosa

• Ansietas • Tidak efektifnya koping Individu • Ganguan konsep diri : HDR

intervensi

Dx.1 • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5-8x pertemuan diharapkan klien tidak mengalami kecemasan • Kriteria hasil : 1. Partisipasi keluarga dalam perawatan profesional : 2. Dapat membina hubungan saling percaya dengan orang lain 3. Dapat menjelaskan tentang ansietas 4. Dapat melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas 5. Dapat melakukan teknis relaksasi hipnotis diri dalam mengurangi ansietas 6. Dapat melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan harian

klien • Sp 1 1. Membina hubungan saling percaya 2. Membantu pasien mengenal ansietas 3. Mengajarkan pasien relaksasi dengan • Sp 2 1. Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian 2. Melatih teknik relaksasi dengan tarik nafas dalam 3. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian • Sp 3 1. Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian 2. Mengajarkan teknik relaksasi dengan mengerutkan dan mengendurkan otot 3. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian • Sp 4 1. Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian 2. Mengajarkan teknik relaksasi dengan hipnotis diri 3. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

keluarga • Sp 1 1. Membina hubungan saling percaya 2. Menjelaskan pengertian ansietas 3. Menjelaskan penyebab ansietas 4. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas • Sp 2 1. Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: pengalihan situasi 2. Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: tarik nafas dalam 3. Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: mengerutkan dan mengendurkan otot 4. Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: hipnotis diri sendiri • Sp 3 1. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: pengalihan situasi 2. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: tarik nafas dalam 3. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: mengerutkan dan mengendurkan otot 4. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: hipnotis diri sendiri • Sp 4 1. Mengajarkan keluarga merujuk pasien dengan ansietas

Dx.2 • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5-8 kali pertemuan diharapkan pasien dapat melakukan koping individu menjadi efektif • Kriteria hasil : 1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya 2. Pasien mampu mengenal koping individu secara efektif 3. Pasien mampu melakukan koping secara konstruktif yaitu berbicara terbuka dengan orang lain 4. Pasien mampu melakukan jadwal kegiatan harian yang telah dibuat

Klien • SP 1 1. Membina hubungan saling percaya 2. Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif 3. Menganjurkan kooping konstruktif: bicara terbuka dengan orang lain 4. Memasukkan ke JKH • SP 2 1. Mengevaluasi pelaksanaan JKH 2. Mengajarkan koping konstruktif: melakukan kegiatan 3. Masukkan ke JKH • SP 3 1. Mengevaluasi pelaksaan JKH 2. Mengajarkan koping konstruktif: latihan fisik/olah raga 3. Masukkan ke JKH

Keluarga • SP 1 1. Membina hubungan saling percaya 2. Menjelaskan pengertian koping tidak efektif 3. Menjelaskan koping tidak efektif 4. Menjelaskan tanda dan gejala koping tidak efektif • SP 2 1. Mengajarkan cara merawat pasien: bicara terbuka dengan orang lain 2. Mengajarkan cara merawat pasien: melakukan aktivitas yang konstruktif 3. Mengajarkan cara merawat pasien dengan latihan fisik/olah raga • SP3 1. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi koping tidak efektif: bicara terbuka dengan orang lain 2. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi koping tidak efektif: melakukan aktivitas konstruktif 3. Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi koping tidak efektif: latihan fisik/olah raga

Dx.3 • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5-8x pertemuan diharapkan klien memiliki konsep diri yang positif • Kriteria hasil : 1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya secara bebas. 2. Klien dapat mengidentifikasi perilaku yang berkaitan dengan kejadian yang dihadapi. 3. Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

klien • SP 1 1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan) 2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini. 3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih. 4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya). 5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari. • SP 2 1. evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian. 2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dipilih. 3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara) 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan 2dua kegiatan masing-masing dua kali per minggu. • SP 3 1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian. 2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih. 3. Latih kegiatan (alat dan cara) 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan 3 kegiatan masing-masing 2 kali per hari.

• SP 4 1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, ketiga dan beri pujian. 2. Bantu pasien memilih kegiatan kempat yang akan dilatih. 3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara) 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan 4 kegiatan masing-masing dua kali per hari. • SP 5 1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian. 2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga. 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri. 4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat.

Keluarga • SP 1 1. Diskusikan masalah yang dirasaka dalam merawat pasien. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah. 3. Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimilki sebelum dan setelah sakit. 4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua hal yang positif pada pasien. 5. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien : bimbing dan beri pujian. 6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian. • SP 2 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih pasien, beri pujian. 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien. 3. Anjurkan memantu pasien sesuai jadual kegiatan dan memberikan pujian.

• SP 3 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama dari kedua yang telah dipilih, beri pujian. 2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian. • SP 4 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga, beri pujian. 2. Bersama keluarga melatih pasie melakukan kegiatan keempat yang dipilih. 3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan. 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian. • SP 5 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien, beri pujian. 2. Nilai kemampuan keluarga membimbing pasien. 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

Related Documents


More Documents from "Arif Paskal Pokonda Towana"