Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis

  • Uploaded by: Ulva Nanda Nilan Uruva
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis as PDF for free.

More details

  • Words: 885
  • Pages: 5
Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS F. PENGKAJIAN I.

Anamnesa, hal yang perlu dikaji terhadap klien meliputi: 1. Pengkajian Identitas Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, registrasi 2. Keluhan Utama Menanyakan keluhan utama yang sangat mengganggu klien. 3. Pengkajian Riwayat Kesehatan Pengkajian ini meliputi 3 hal yaitu riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga. a. Riwayat Kesehatan Sekarang Menanyakan sejak kapan klien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulanginya. b. Riwayat Penyakit Dahulu Menanyakan kepada klien mengenai penyakit kulit yang mungkin pernah dideritanya dulu serta alergi yang mungkin dimiliki oleh klien. Tanyakan juga pada klien obat apa saja yang telah dikonsumsi atau pernahkah klien terpapar factor-faktor yang tidak lazim, misalnya terkena zat-zat kimia atau bahan iritan lainya. c. Riwayat Penyakit Keluarga Mengenai status kesehatan keluarga, dapat ditanyakan ada tidaknya anggota keluarga yang menderita gangguan kulit. 4. Pengkajian Kebutuhan Dasar Pengkajian ini dapat dilakukan sesuai dengan 11 kebutuhan menurut Gordon maupun 14 kebutuhan Virginia Handerson. Pengkajian kebutuhan dasar untuk kasus kesehatan kulit biasanya lebih menekankan pada: a. Kebutuhan aktivitas dan latihan (lingkungan kerja klien perlu dikaji untuk mengetahui apakah terjadi kontak antara klien dengan bahan-bahan iritan) b. Kebutuhan istirahat dan tidur (pola tidur dan istirahat dapat mempengaruhi kesehatan kulit) c. Kebutuhan hygiene dan integritas kulit d. Kebutuhan psikologis (stress yang berkepanjangan akan mempengaruhi kesehatan kulit seseorang bahkan dapat menimbulkan kelainan kulit, pandangan klien terhadap penyakitnya)

e. Kebutuhan rasa nyaman (terkait gejala yang menyertai penyakit) II.

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya:     

lesi luka bekas garukan bengkak peradangan kulit kering dan pecah

pecah-

    

kulit terkelupas perubahan warna kulit iritasi gatal pada kulit bercak-bercak

 Palpasi dilakukan untuk memeriksa turgor kulit, nyeri dan menentukan

letak lesi apakah terletak diatas kulit normal atau di bawah kulit normal.   III. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang  Berikut beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa a. Uji Tempel (Terbuka, Tertutup atau Sinar). Uji tempel paling bermanfaat untuk penegakkan diagnosa Dermatitis Kontak Alergen (DKA) pada dewasa (Scalf dan Shenefelt, 2007). Cara kerja uji tempel adalah adanya reaksi eksematosa pada kulit yang terkena substansi kimia. Uji tempel tertutup digunakan pada bahan yang menempel pada kulit. Uji tempel terbuka untuk bahan-bahan yang mudah mnguap sedangkan uji tempel sinar digunakan untuk bahan yang sensitive terhadap cahaya(Trihapsoro, 2003). b. Uji kulit dengan cara Intradermal, uji tusuk (Skin Prick Test) dan uji gores (Scratch test) Uji kulit paling baik dilakukan setelah pasien berusia tiga tahun (Munazir, 2007).   CONTOH KASUS: 

Seorang klien bernama Ny. M berusia 35 tahun berobat ke rumah sakit

pada tanggal 13 Oktober 2015 karena gangguan kulit yang dialaminya. Sebulan sebelumnya klien mengeluh gatal dan perih pada jari-jari tangan. Keseharian klien adalah pemilik dari salon kecantikan di daerah Banyumanik, Semarang. Keluhan pertama yang timbul adalah bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal, kemudian digaruk oleh klien. Klien mengatakan bahwa tiap hari klien kontak dengan bahan-bahan salon kecantikan seperti sabun, shampoo, pewarna rambut, dan bahan lainnya. Kesibukan klien membuatnya baru dapat berobat sebulan setelah keluhan awal muncul. Awalnya dirasakan sedikit gatal pada ujung-ujung jari kedua tangan diikuti munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Dua hari sejak rasa gatal tersebut muncul gelembung-gelembung air dan menjadi luka yang terasa perih akibat digaruk. Akibatnya, kulit klien juga ikut terkelupas. Empat bulan sebelumnya klien pernah berobat ke poli kulit dan kelamin di sebuah rumah sakit dengan keluhan yang sama akibat kontak dengan bahan-bahan salon. Keluhan membaik setelah diberikan pengobatan oleh dokter. Sebelumnya tidak ada anggota keluarga klien yang menderita

keluhan yang sama. Klien tidak mempunyai riwayat asthma dan alergi pada dirinya maupun keluarganya. Klien mengatakan rajin membersihkan diri. Klien mandi sehari 2 kali, selalu menggosok giginya pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur serta keramas 3 kali seminggu. Saat dikaji keadaan klien rapi, bersih dan wangi. Klien mengatakan sangat terganggu dengan sakitnya karena rasa gatal muncul hampir setiap saat, baik pagi maupun malam hari dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Klien merasa terganggu saat makan atau minum karena adanya luka di tangannya. Klien mengatakan sering terbangun akibat gatal yang tidak tertahankan. Klien merasa tidak percaya diri saat melakukan pekerjaannya karena ia merasa keadaan tanggannya buruk. Oleh karena itu klien kadang melimpahkan tugasnya kepada asistennya.   Pemeriksaan Fisik a. Kesadaran

: compos mentis

b. Pemeriksaan TTV  Nadi

: dalam batas normal (dbn)

 Tekanan darah : dbn  Respirasi

: dbn

 Temperatur

: dbn

c. Keadaan umum

: baik

d. Kepala

: normal

e. Mata

: normal

f. THT

: normal

g. Thoraks

: normal

h. Abdomen

: normal

i. Ektremitas atas

: jari-jari tangan berwarna merah, terdapat gelembung cairan

dan luka garukan yang terbuka (kulit terkelupas). Terdapat bekas luka yang mengering. Kuku klien terawat, bersih, tidak panjang dan tidak dicat. j. Ekstremitas bawah : normal   REFERENSI: 

Scalf LA, Shenefelt PD. 2007. Contact dermatitis: diagnosing and treating skin conditions in elderly. J Geriatrics; 62(6): 14-9



Munasir, Z. 2007.Uji kulit terhadap alergen. Dalam: Arwin AAP, Munasir Z, Kurniati N, penyunting. Buku ajar alergi - imunologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia



Trihapsoro, I. 2003. Dermatitis kontak alergik pada pasien rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Diakses pada 14 Oktober 2015 pukul 14.00 WIB dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6372/1/kulit-iwan.pdf


Related Documents


More Documents from "putripramita"