Bab 10 Etika Bisnis, Tanggung Jawab Sosial, Dan Keberlangsungan Lingkungan Kelompok 2 Kelas Em-b

  • Uploaded by: alia naufal
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 10 Etika Bisnis, Tanggung Jawab Sosial, Dan Keberlangsungan Lingkungan Kelompok 2 Kelas Em-b as PDF for free.

More details

  • Words: 2,240
  • Pages: 11
Loading documents preview...
MANAJEMEN STRATEGIS ETIKA BISNIS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL, DAN KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN EM – B Drs. Abdul Ghofar, M.Si dan Dr. Sabihaini, M.Si

DISUSUN OLEH: M. Satriawan Ardli

141150108

Latif Khoiron

141150279

Alia Naufal

141150300

FX Hoky Satira W. S

141150393

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA Mei, 2017

A. ETIKA BISNIS Etika yang baik berarti bisnis yang baik. Etika bisnis yang buruk dapat menggelincirkan rencana strategis terbaik sekalipun. Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip etik dalam suatu organisasi yang membimbing pengambilan keputusan dan tingkah laku. Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya etika bisnis telah disadari oleh seluruh perusahan di AS dan seluruh dunia. Strategis seperti CEO dan pemilik bisnis adalah orang-orang yang paling bertanggung jawab untuk memastikan bahwaprinsip-prinsip etika bisnis yang tinggi telah dilaksanakan di suatu organisasi. Seluruh formulasi strategi, implementasi, dan evaluasi keputusan memiliki dampak secara etika. 1. Kode Etika Bisnis Gelombang baru mengenai isu-isu etis yang berkaitan dengan keamanan produk, kesehatan pegawai, pelecehan seksual, AIDS di lingkungan

kerja,

merokok,

hujan

asam,

tindakan

persetujuan,

pembuangan limbah, praktek bisinis luar negeri, menutup-nutupi, taktik pengambilalihan, konflik kepentingan, privasi pegawai, hadiah yang tidak pantas, dan keamanan catatan perusahaan telah ditekankan kebutuhan untuk mengembangkan suatu kode etika bisnis yang jelas. Namun demikian, memiliki kode etik belum cukup untuk menjamin perilaku bisnis yang sesuai etika. Suatu kode etik bisa dilihat sebagai penipuan dalam rangka hubungan masyarakat, kumpulan peraturan hampa, atau hiasan belaka. Untuk memastikan bahwa kode tersebut dibaca, dimengerti, dipercaya dan diingat dibutuhkan workshop etika secara berkala untuk membuat para pegawai peka isu-isu etika apa saja yang mungkin muncul. Jika para pegawai melihat contoh hukuman bagi yang melanggar kode dan penghargaan bagi yang memegang teguh kode akan memperkuat betapa pentingnya kode etika dari suatu perusahaan.

2. Budaya Etika Suatu budaya etika perlu untuk dimiliki oleh suatu organisasi. Untuk membantu menciptakan suatu budaya etika, Citicorp mengembangkan sebuah permainan papan mengenai etika bisnis yang dimainkan oleh ribuan pegawai diseluruh dunia. Nama permainannya “The Word Ethic”, permainan ini menanyakan para pemainnya pertanyaan-pertanyaan mengenai etika bisnis, seperti bagaimana kamu menghadapai seorang pelanggan yang menawarkan tiket pertandingan sepak bola kepadamu sebagai ganti untuk sebuah IRA yang baru? Diana Robenrtson di Wharton School of Business percaya bahwa permainan ini efektif karena permainan ini interaktif. Salah satu alasan gaji seorang strategis bisnis tinggi adalah mereka memiliki resiko moral dari perusahaan tempat dia bekerja. Strategis

bisnis

bertanggung

jawab

untuk

mengembangkan,

mengkomunikasikan dan melaksanakan kode etika bisnis bagi organisasi mereka. Tidak ada masyarakat dimanapun di dunia dapat bersaing cukup lama dan sukses dengan orang-orangnya mencuri satu sama lain atau tidak mempercayai satu sama lain, dengan setiap informasi dibutuhkan konfirmasi notaris, dalam setiap ketidak setujuan berakhir dengan proses peradilan, atau pemerintah harus meregulasi bisnis untuk memastikan mereka tetap jujur. Menjadi tidak beretika merupakan resep untuk sakit kepala, ketidakefisienan, dan sia-sia. Sejarah telah membuktikan bahwa semakin baik kepercayaan dan kepercayaan diri orang-orang mengenai etika dari suatu institusi atau masyarakat, semakin besar kekuatan ekomoninya.

3. Whistle-Blowing Harris coorporation dan perusahaan lainnya memperingatkan manajer dan karyawan kegagalan melaporkan etika oleh orang lain dapat berimbas pada pemecatan. Securities an Exchange Commision (SEC) baru-baru ini memperkuat kebijakan menyampaikan informasi pelanggaran, secara virtual, memerintahkan setiap orang yang melihat aktivitas tidak etis untuk

melaporkan perilaku tersebut. Whistle blowing merujuk pada kebijakan yang meminta karyawan untuk melaporkan pelanggaran etika apapun yang mereka temui atau lihat di dalam perusahaan.

4. Penyuapan Penyuapan (bribery) didefinisikan oleh Black’s Law Dictionary sebagai penawaran, pemberian, penerimaan, atau meminta barang apapun yang bernilai untuk mempengaruhi perilaku sebuah badan atau orang lain untuk membebaskannya dari tanggung jawab publik atau hukum, sebagai sebuah hadiah yang diberikan untuk memengaruhi perlakuan penerima. Suap (bribe) adalah hadiah yang diberikan untuk memengaruhi perintah si penerima. Hadiah tersebut dapat berupa uang, barang, hak dalam bertindak, properti, kenaikan pangkat, hak istimewa, honor, objek bernilai, keuntungan, atau hanya sebuah janji atau usaha untuk mendorong atau memengaruhi tindakan, pilihan, atau pengaruh dari seseorang dalam jabatan atau kapasitas publik. Penyuapan adalah kejahatan dalam kebanyakan negara di dunia, termasuk Amerika Serikat. Hukum penyuapan baru di Inggris melarang perusahaan apa pun melakukan berbagai bisnis di Inggris dari penyuapan pejabat luar negeri atau domestik untuk meraih keuntungan bersaing. Hukum di Inggris lebih ketat dibandingkan dengan FCPA Amerika Serikat. Hukum penyuapan di Inggris membebankan hukuman penjara maksimal 10 tahun untuk mereka yang dijatuhi hukuman atas penyuapan. Hukum tersebut menetapkan bahwa “kegagalan untuk mencegah penyuapan” merupakan pelanggaran dan menetapkan fasilitasi pembayaran itu, atau pembayaran untuk mendapatkan akses, bukanlah suatu pembelaan yang berlaku untuk mencegah penyuapan. Membayar suap dianggap melawan hukum dan tidak beretika di Amerika Serikat, tetapi di beberapa negara, membayar suap dan pembayaran kembali dapat diterima. Memberi persenan juga dianggap penyuapan di beberapa negara. Inisiatif anti-penyuapan dan pemerasan

yang penting didukung oleh banyak organisasi, termasuk Bank Dunia, Lembaga Keuangan Internasional, Uni Eropa (UE), Dewan Eropa, Organisasi Amerika Serikat, Dewan Ekonomi Wilayah Pasifik, Koalisi Global untuk Afrika, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

5. Romansa di Tempat Kerja Romansa di Tempat Kerja (workplace romance) adalah hubungan akrab antara dua orang karyawan yang saling menyetujui, berlawanan dengan pelecehan seksual (sexual harassment), di mana Equal Employment Opportunity (EEOC) mendefinisikan perbuatan ini secara meluas sebagai kelanjutan hubungan seksual yang tidak diinginkan, permintaan dukungan seksual, dan tindakan verbal atau fisik bersifat seksual. Pelecehan seksual (dan diskriminasi) adalah melawan hukum, tak beretika, dan merusak bagi organisasi apa pun dan dapat berakhir dalam tuntutan hukum yang mahal, merendahkan moral, dan mengurangi produktivitas. Romansa di tempat kerja antara dua orang karyawan yang saling sudah terjadi,

sehingga

memungkinkan

pertanyaannya

praktik

tersebut,

adalah atau

umumnya bahkan

tidak

bagaimana

apakah untuk

mencegahnya, tetapi lebih bagaimana yang terbaik untuk mengelola fenomena tersebut. Organisasi mungkin tidak seharusnya melarang dengan ketat romansa di tempat kerja karena kebijakan seperti ini dapat ditafsirkan sebagai sebuah invasi pribadi, suka menguasai, atau tidak diperlukan. Beberapa romansa sesungguhnya meningkatkan kinerja pekerjaan, menambah dinamisme dan energi yang diterjemahkan ke dalam perbaikan moral, komunikasi, kreativitas, dan produktivitas. Bagaimanapun, ini penting untuk dicatat bahwa romansa di tempat kerja dapat merusak moral dan produktivitas di tempat kerja untuk sejumlah alasan yang meliputi: a) Keluhan akan sikap pilih kasih dapat naik. b) Kerahasiaan catatan tertentu dapat dilanggar.

c) Mengurangi kualitas dan kuantitas kerja yang dapat menimbulkan masalah. d) Pendapat pribadi dapat berujung pada pendapat kerja. e) Membisikkan

rahasia

dapat

membawa

kepada

tekanan

dan

permusuhan di antara rekan kerja. f) Tuduhan pelecehan seksual (atau diskriminasi) dapat terjadi kemudian, baik oleh keterlibatan wanita atau pihak ketiga. g) Konflik kepentingan meningkat, khususnya ketika kesejahteraan mengalahkan mitranya menjadi kesejahteraan perusahaan.

Di beberapa negara bagian, seperti California, manajer dapat bertanggung jawab secara pribadi untuk kehancuran yang muncul dari romansa di tempat kerja. Organisasi sebaiknya menentukan pedoman atau kebijakan yang menangani romansa di tempat kerja, setidaknya untuk enam alasan: a) Pedoman

dapat

membantu

perusahaan

agar

benar-benar

mempertahankan dirinya sendiri dan menghindari tuduhan pelecehan seksual atau diskriminasi. b) Pedoman dapat menspesifikasi alasan-alasan (seperti tujuh hal yang telah terdaftar sebelumnya) mengapa romansa di tempat kerja bukanlah gagasan yang baik. c) Pedoman dapat menspesifikasi pinalti resultan untuk pasangan yang mempunyai romansa jika masalahnya muncul. d) Pedoman dapat mempromosikan atmosfer kerja yang profesional dan adil. e) Pedoman dapat membantu memastikan kepatuhan dengan hukum federal, negara bagian, dan lokal serta kasus-kasus pengadilan terkini. f) Kurangnya pedoman apa pun mengirimkan pesan ketidakpedulian ke seluruh perusahaan.

Pedoman romansa di tempat kerja sebaiknya diterapkan kepada seluruh

karyawan

di

seluruh

tingkatan

perusahaan

dan

harus

menspesifikasi situasi tertentu di mana skandal pada khususnya tidak dianjurkan, seperti penyelia dan bawahan. Pedoman atau kebijakan perusahaan pada umumnya tidak menganjurkan romansa dio tempat kerja karena “risiko sisi negatifnya melebihi manfaat sisi positifnya”. Menggoda merupakan langkah selanjutnya dari romansa di tempat kerja, tetapi satu halaman artikel baru di Wall Street Journal berjudul, “The New Rules of Flirting” mengungkapkan hal yang boleh dan tidak boleh dari kegiatan menggoda. Menggoda didefinisikan oleh peneliti sebagai “perilaku romantis yang ambigu dan berorientasi tujuan”, atau dikatakan secara berbeda, “perilaku ambigu dengan berpotensi seksual yang berorientasi tujuan.” Beberapa peraturan menggoda yang diberikan dalam artikel tersebut adalah: a) Jangan menggoda seseorang yang Anda tahu sedang ingin memulai suatu hubungan jika Anda tidak tertarik dengan hubungan baru. b) Anda boleh menggoda ketika berada di dalam sebuah hubungan yang ingin Anda perkuat kemudian. c) Jangan menggoda untuk membuat mitra Anda cemburu karena ini adalah perilaku manipulatif. d) Menggoda antara kekuasaan yang berbeda, seperti atasan dan karyawan atau profesor dan mahasiswanya, biasanya menjadi masalah, seperti terdakwa dalam kasus pelecehan seksual. e) Tidak melakukan kontak fisik dengan seseorang yang Anda goda, kecuali ini dalam sebuah hubungan yang diharapkan.

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) adalah tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan melebihi dari yang diwajibkan secara hukum untuk melindungi atau memperbaiki keberlangsungan dari makhluk hidup. Setiap perusahaan diseluruh dunia harus memiliki tanggung jawab sosial atau

yang lebih sering disebut sebagai Coorporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan yang harus melakukan tanggung jawab sosial ini haruslah memiliki keuntungan yang cukup dari bisnis yang dijalankan untuk menutupi biaya di masa depan karena jika tidak mencapai hal tersebut tidak ada tanggung jawab sosial yang dapat dipenuhi. Sehingga dengan kata lain yang berkewajiban melakukan CSR adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki keuntungan atau bisa dikatakan tidak dalam kondisi rugi. 1. Kebijakan Sosial Kebijakan Sosial atau Social Policy memperhatikan tanggung jawab yang dimiliki perusahaan kepada karyawannya, pelanggan, lingkungan, minoritas, komunitas, pemegang saham, dan kelompok lain. Tanggung

jawab

sosial

korporat

sebaiknya

didesain

dan

diartikulasikan selama formulasi strategi, ditentukan dan dikelola selama implementasi strategi, dan ditegaskan kembali atau diubah selama evaluasi strategi.

2. Kebijakan Sosial Pada Masa Pensiun Penanganan masalah terkait dengan masyarakat yang menua ini sebaiknya diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan diseluruh dunia sehingga perusahaan akan mempertimbangkan untuk mengalokasikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat-masyarakat yang lanjut usia.

C. KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN Keberlangsungan (Sustainability) adalah sejauh mana operasional dan tindakan suatu organisasi melindungi, memperbaiki, dan mempertahankan dari pada membahayakan atau merusak lingkungan. Strategi perusahaan dan negara semakin diteliti dan dievaluasi dari perspektif lingkungan alamiah. Bisnis tidak boleh mengeksploitasi dan memusnahkan lingkungan alamiah, sehingga sekarang banyak sekolah bisnis yang berkembang menawarkan kursus terpisah dan bahkan berkonsentrasi di manajemen lingkungan. Masyarakat menghargai perusahaan yang melaksanakan operasi dengan cara

yang memperbaiki, melestarikan, dan memelihara lingkungan alami sehingga perusahaan

yang

melakukan

operasionalnya

dengan

memperhatikan

lingkungan hidup sekitar akan mendapat nama baik dalam masyarakat dengan nama baik itu pula dapat mendorong penjualan produk atau jasa perusahaan yang akan secara tidak langsung akan meningkatkan profit perusahaan. Laporan pelestarian mengungkapkan operasi perusahaan yang berdampak pada lingkungan alam, bisnis yang baik akan memberikan laporan pelestarian setiap tahunnya kepada publik. Manajer dan karyawan harus berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang berdampak pada lingkungan hidup. Merusak lingkungan alam dapat dianggap tidak beretika, melawan hukum, dan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. 1. Kurangnya Perubahan Standar Standar yang seragam mendefinisikan tindakan perusahaan yang bertanggung jawab atas lingkungan sedang dimasukan dalam rana hukum. Secara strategis, perusahaan harus menunjukkan kepada pelanggan dan pemegang saham mereka bahwa usaha penghijauan mereka adalah substantif dan menempatkan perusahaan terpisah dengan pesaingnya. Fakta dan figur kinerja harus mendukung retorika mereka dan konsisten dengan standar pelestarian.

2. Mengelola Urusan Lingkungan Dalam Perusahaan Mengelola urusan lingkungan membutuhkan pemahaman tentang bagaimana perdagangan internasional, daya saing, dan sumber daya global terhubung.

Perusahaan

yang mengelola

urusan

lingkungan

akan

meningkatkan hubungan dengan pelanggan, regulator, penjual, dan pemain industri lainnya yang secara subtansial dapat memperbaiki proses keberhasilan mereka. Memelihara lingkungan harus menjadi bagian permanen dalam mengelola bisnis untuk alasan-alasan berikut ini: a. Konsumen menginginkan produk yang aman lingkungan dalam jumlah banyak.

b. Opini publik menginginkan perusahaan melaksanakan bisnis dengan cara memelihara lingkungan alam sangat kuat. c. Kelompok penganjur lingkungan sekarang memiliki lebih dari 20 juta orang Amerika sebagai anggotanya. d. Regulasi federal dan lingkungan negara bagian berubah dengan cepat dan menjadi lebih kompleks. e. Semakin banyak pemberi pinjaman yang memeriksa kewajiban lingkungan dari bisnis yang mencari pinjaman. f. Banyak pelanggan, pemasok, penyalur, dan investor yang menghindari untuk melakukan bisnis dengan perusahaan yang lemah secara lingkungan. g. Tuntutan kewajiban dan denda terhadap perusahaan yang memiliki masalah lingkungan semakin naik.

3. Sertifikasi ISO 14000/14001 ISO adalah pengembang standar pelestarian terbesar di dunia, diterima secara luas di seluruh dunia. Standar ISO adalah sukarela karena ISO tidak memiliki otoritas hukum untuk mendorong implementasi mereka sehingga ISO tidak membuat undang-undang yang mengaturnya. ISO 14000 merujuk pada serangkaian standar secara sukarela dalam bidang lingkungan. ISO 14000 memperhatikan perusahaan meminimalkan pengaruh berbahaya di lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas dan secara berkesinambungan mengawasi dan memperbaiki kinerja lingkungan sendiri, seperti audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan, pelabelan lingkungan, dan penilaian daur hidup. ISO

14001

adalah

serangkaian

standar

untuk

sertifikasi

konstituensi mereka saat melaksanakan bisnis dengan cara yang ramah lingkungan. ISO 14001 menghasilkan sistem manajemen lingkungan (environmental management system – EMS). Persyaratan utama dari EMS yang berada dibawah ISO 14001 meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Menunjukan

komitmen

untuk

mencegah

polusi,

perbaikan

berkelanjutan dalam kinerja lingkungan secara keseluruhan, dan kepatuhan dengan seluruh perundang-undangan serta persyaratan peraturan. b. Mengidentifikasi seluruh aspek dari aktivitas organisasional produk, dan layanan yang dapat memberikan dampak signifikan pada lingkungan. c. Menentukan sasaran kinerja dan target untuk sistem manajemen kedalam tiga kebijakan, yaitu: 1) Pencegahan polusi 2) Perbaikan berkesinambungan 3) Kepatuhan d. Memenuhi sasaran lingkungan yang menyertakan pelatihan karyawan, menentukan instruksi dan praktik kerja, dan menentukan matriks aktual dimana sasaran dan target akan diukur. e. Melaksanakan audit operasi EMS. f. Mengambil tindakan korektif ketika penyimpangan dari EMS terjadi.

4. Kehidupan Liar Di pertengahan tahun 2012, Korea Selatan mengumumkan rencana untuk melanjutkan kembali perburuan paus setelah usaha pembekuan perburuan paus komersil pada tahun 1986. Banyak Negara kecewa dengan rencana inin, termasuk Australia dimana Perdana Menteri Julia Gillard berkata, “Kami sepenuhnya menentang perburuan paus; tidak ada alas an ilmiah untuk perburuan paus.” Hanya beberapa Negara, seperti Norwegia, Jepang, dan Rusia, menerima dan terikat dalam perburuan paus komersil.

Related Documents


More Documents from "HanifaNurul"