Loading documents preview...
BAB I PELAT LANTAI KENDARAAN
Kontruksi Trotoar
Untuk kontruksi trotoar, digunakan material dari beton tumbuk dengan tebal 20 cm. Beban yang bekerja pada trotoar yang akan dipikul oleh pelat lantai kendaraan: - Beban mati - Beban hidup
Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan A. Perhitungan Tebal Pelat Lantai Kendaraan Berdasarkan BMS 1992 bagian 5, tebal pelat lantai beton harus memenuhi : D ≥ 200 mm D ≥ 100 + 0.04L (mm) ; dimana L = 1280 mm = 100 + 0.04 x 1280 = 151,2 mm Dipakai tebal pelat lantai kendaraan = 200 mm (yang lebih besar) Tebal lapisan aspal = 100 mm Tebal lapisan air hujan = 50 mm B. Kontrol Ketebalan Pelat Terhadap Geser Dua Arah Vc = Gaya geser yang disediakan penampang Vu = 2 x 100 kN = 200 kN Vc = Dimana : βc = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek dari beban terpusat d = tebal efektif pelat = 200 – 40 – 8 = 152 mm bo = keliling tampang geser pelat 2 arah = 2 x (200 + d + 500 + d) = 2 x (200 + 152 + 500 + 152) = 2008 mm Vc = (1 + 2/4) x 1/6 x √35 x 2008 x 152 = 451420,55 N Ø Vc = 0.6 x 451420,55 N = 270852,33 N = 270,852 kN Vu = 200 kN ≤ Ø Vc = 270,852 kN (OK!) Ketebalan pelat memenuhi syarat kuat geser yang harus dipenuhi. C. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai Kendaraan 1. Aksi Tetap (Akibat Beban Mati) a. Beban mati nominal Berat sendiri pelat lantai kendaraan = 0.2 x 24 x 1 = 4.80 kN/m Berat lapisan aspal = 0.1 x 22 x 1 = 2.20 kN/m Beban air hujan = 0.05 x 10 x 1= 0.5 kN/m Total q = 7.50 kN/m b. Beban mati trotoar
Berat sendiri beton tumbuk 20 cm = 0.2 x 24 x 1 = 4.80 kN/m Faktor beban = 1.3 c. Beban mati akibat sandaran Berat tiang = 0.1 x 0.15 x 0.55 x 24 = 0.198 kN/m = (0.15 + 0.2)/2 x 0.65 x 0.1 x 24 = 0.273 kN/m 2 2 Berat pipa = 2 x (1/4 x π x (0.0508 – 0.0408 ) x 77 = 0.111 kN/m Total P = 0.582 kN/m Faktor beban = 1.3 d. Beban mati tambahan Beban mati tambahan yaitu beban tambahan berupa aspal untuk pelapisan dikemudian hari. Berat lapisan aspal ta,bahan = 0.05 x 22 = 1.10 kN/m Faktor beban = 2.0 2. Aksi Transien (Akibat Beban Hidup) a. Beban Truk “T” Faktor beban dinamis untuk beban truk “T” DLA = 0.3 Beban Truk “T” = 100 + (0.3 x 100) = 130 kN b. Beban hidup trotoar Beban pejalan kaki = 2 kN/m (A > 100 m2) Faktor beban = 1.2 c. Beban angin Beban angin akibat kendaraan di atas jembatan sesuai rumus 2.1 TEW = 0.0012 x CW x (VW)2 Dimana : Cw = 1.2 Vw = 30 m/dt (keadaan batas beban ultimate, lokasi > 5 km dari pantai = 0.0012 x CW x (VW)2 = 0.0012 x 1.2 x 302 = 1.296 kN/m Gaya yang bekerja pada pelat lantai kendaraan yang disebabkan oleh beban angin Jadi,
TEW
(PEW) PEW = (1.296 x 2.5 x 1.4)/1.75 = 2.592 kN Yang dipakai dalam perhitungan adalah beban akibat angin dalam arah gaya vertical ke bawah PEW = 2.592 kN (↓) D. Perhitungan Statika Pelat lantai Kendaraan Dalam perencanaan ini pelat lantai kendaraan direncanakan sebagai pelat menerus di atas 6 tumpuan (analisa pelat searah, pelat diasumsikan sebagai balok), dengan panjang bentang masing-masing 1.28 m. Perhitungan gaya-gaya dalam (momen dan gaya lintang) yang terjadi pada pelat lantai kendaraan akibat beban-beban luar digunakan program SAP2000. Kondisi Pembebanan 1. Pembebanan Akibat Beban Mati
Data perhitungan : P = gaya vertikal akibat berat tiang sandaran = 0.582 kN q1 = beban mati nominal = 7.50 kN/m q2 = berat sendiri pelat lantai + berat beton tumbuk + beban air hujan = 4.8 + 4.4 + 0.5
= 9.70 kN/m
2. Pembebanan Akibat Beban Mati Tambahan
Data perhitungan : q3 = beban mati tambahan
= 1.10 kN/m
3. Pembebanan Akibat Pejalan Kaki
Data perhitungan : q4 = beban akibat pejalan kaki
= 1.80 kN/m
4. Perhitungan Statika Akibat Truk “T” Berdasarkan gambar garis pengaruh, maka penempatan beban truk “T” diambil seperti di bawah ini :
Data perhitungan : Beban Truk “T” = P + DLA P = 100 + (0.3 x 100) = 130 kN 5. Perhitungan Statika Akibat Beban Angin Beban angin akibat kendaraan di atas jembatan, PEW = 2.592 kN Kombinasi pembebanan gaya angin didasarkan pada prinsip garis pengaruh (terlampir), kombinasi pembebanan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan berdasarkan ketentuan dalam RSNI 3 RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan yaitu kombinasi beban pada keadaan batas ultimate. Kombinasi pembebanan disajikan pada table berikut : Kombinasi Pembebanan Pada Keadaan Batas Ultimate
Keterangan : (x) berarti memasukkan faktor beban ultimate penuh (o) berarti memasukkan harga yang sama dengan beban layan Perhitungan kombinasi momen yang terjadi baik di lapangan maupun di tumpuan dari hasil perhitungan SAP2000.
Gambar 1. Momen Akibat Beban Mati
Gambar 2. Momen Akibat Beban Mati Tambahan
Gambar 3. Momen Akibat Beban Pejalan Kaki
Gambar 4. Momen Akibat Truk T1
Gambar 5. Momen Akibat Truk T2
Gambar 6. Momen Akibat Beban Angin Pew 1
Gambar 7. Momen Akibat Beban Angin Pew 2
Gambar 8. Momen Akibat Kombinasi Beban 1
Gambar 9. Momen Akibat Kombinasi Beban 2
Data Penulangan: fc'=
35
fy=
400
diameter tulangan (D)=
tebal Pelat (D) =
200
mm
30
mm
Penutup beton = 16 mm =
201,06
mm2
momen maksimum Mt =
20.97 kN.m
Ml =
29.67 kN.m
Tulangan Utama Tipe
Mu= Mlx (N.mm)
Mn (N.mm)
dx
Tumpuan
20970000
26212500
152
Lapangan
29670000
37087500
152
Rn
m
ρ
ρ min
1,134543 8 1,605241 5
13,4453781 5 13,4453781 5
0,002892 6 0,004127 6
0,0035 0,0035
Tulangan bagi/susut As bagi (mm2) 360
D
n 13
2,71227303 5
n
s
dipasang
mm
3
500
D- jarak D13-500 mm
di pasang D13-450
ρ max 0,016256 3 0,016256 3
ρ yang digunakan 0,0035 0,004127641
As
n
532 627,401 4
2,645976 3 3,120468 7
d