Bab I Pendahuluan

  • Uploaded by: Taufiq Alibrah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Pendahuluan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,476
  • Pages: 23
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kita berada di permukaan bumi yang begitu luas. Untuk mengetahui dimana

posisi kita berada, dibutuhkan suatu media. Salah satu medianya yaitu peta. Peta merupakan gambaran atau representasi permukaan bumi yang digambarkan sesuai dengan keadaan aslinya dan digambar dalam bidang datar serta diperkecil menggunakan skala. Peta berfungsi untuk menunjukkan suatu posisi, memberikan informasi, serta menyajikan data potensi suatu daerah. Jenis peta sangat beragam salah satunya adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur merupakan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Dilihat dari pengertiannya, garis kontur bertujuan untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah atau topografi wilayah. Peta kontur memiliki banyak fungsi, dengan adanya peta kontur si pembaca informasi dapat mengetahui kondisi permukaan suatu daerah. Hal ini dikarenakan garis kontur dapat menjadi simbol suatu permukaan terjal maupun landai. Untuk membuat peta kontur, terdapat banyak metode serta alat untuk membuat suatu

peta. Perlu diketahui bahwa ilmu yang mempelajari tentang pembuatan peta adalah ilmu kartografi. Metode untuk pembuatan peta terdiri dari berbagai macam metode salah satunya adalah metode tapping kompas. dalam praktikum kali ini, kami akan membuat peta kontur menggunakan kompas geologi, dimana hasil dari metode tapping kompas berupa titik koordinat x, y, dan z. 1.2

Maksud Dan Tujuan Adapun maksud dari praktikum acara tapping kompas adalah agar peserta

dapat membuat peta topografi berupa peta kontur pada poligon tertutup dengan menggunakan alat tapping kompas. Sedangkan tujuan dari praktikum acara ini adalah: 1.

Peserta dapat mengetahui koordinat serta ketinggian semua patok yang telah diukur.

2.

Peserta dapat memperoleh jarak horizontal patok yang telah diukur.

3.

Peserta dapat mengetahui besar kesalahan slope, dan sudut dan sudut horizontal pada tapping kompas.

4.

Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode tapping kompas.

1.3

Waktu Dan Lokasi Penelitian Praktikum Pemetaan Topografi acara pertama tapping kompas dilaksanakan

pada hari Minggu, 15 September 2019 dimulai pada pukul 07.00 WITA sampai selesai dengan keadaan cuaca cerah dan bertempat di Bukit Samata depan Kampus Universitas Islam Negeri Alaudin, Kabupaten Gowa , Sulawesi Selatan.

1.4

Alat Dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum acara kedua

Tapping kompas ini adalah: 1.

Patok Kayu berjumlah 14 patok

2.

Kompas Geologi (Brunton)

3.

Alat tulis menulis

4.

Busur derajat 360ᴼ

5.

Penggaris 30 cm dan 60 cm

6.

Roll meter

7.

Clipboard

8.

Kertas A4s

9.

Kamera /Dokumentasi

10.

Drawing Pen dan Pensil 0.1;0.3;0.5

11.

Kertas Grafik

12.

Kertas Kalkir

1.5

Prosedur Praktikum

1.5.1 Pengukuran arah Adapun langkah - langkah untuk mengukur arah menggunakan kompas adalah sebagai berikut 1.

Membuka tutup kompas + 135 derajat lalu membuka folding arm lurus terhadap patok di depannya dan juga peep sighting dilipat hingga tegak lurus.

2.

Kompas dipegang dengan dua tangan setinggi pinggang kemudian kompas disentringkan dengan memasukkan gelembung kedalam lingkaran nivo kotak.

3.

Memasukkan bayangan objek kedalam cermin kompas.

4.

Catat angka yang ditunjuk jarum yang berwarna merah (Utara).

1.5.2 Menentukan Slope Adapun langkah-langkah untuk menentukan slope sebagai berikut: 1.

Tutup kompas dibuka 45 derajat terhadap sighting arm lalu peep sight dibuka 90 derajat.

2.

Kompas dipegang dengan tangan kanan dan melalui peep sight dan sighting window ditembak titik yang sama tingginya dengan mata pembidik.

3.

Klinometer diatur dengan jalan memutar pengatur yang ada dibelakang kompas, sehingga gelembung udara dalam nivo tabung berada ditengah.

4.

Dari cermin dilihat pantulan nivo tabung apakah sentring atau tidak.

5.

Kompas lalu dibuka karena nilai klinometer tidak bergeser.

6.

Angka yang ditunjukkan klinometer merupakan besar kemiringan permukaan.

7.

Catat data di tabel.

8.

Ulangi cara yang sama untuk patok berikutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Peta Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang

digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama. 2.2

Jenis-jenis Peta Peta dikelompokan menjadi 5 bagian, yaitu:

1.

Berdasarkan Isi Data yang Disajikan a.

Peta umum, yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1.

Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

2.

Peta chorografi yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.

3.

Peta dunia yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

b.

Peta khusus (Peta tematik) yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

2.

Peta Berdasarkan Sumber Datanya a.

Peta Turunan (Derived Map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.

b. 3.

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

Peta berdasarkan skala a.

Peta kadaster (sangat besar) adalah peta yang berskala > 1: 100 sampai > 1: 5000. Contoh: Peta pertanahan, Peta Pertambangan.

b.

Peta besar adalah peta yang berskala > 1: 5000 sampai > 1: 250.000. Contoh: peta kecamatan/kabupaten.

c.

Peta sedang adalah peta yang berskala > 1: 250.000 sampai > 1: 500.000. Contoh: peta provinsi.

d.

Peta kecil adalah peta yang berskala > 1: 500.000 sampai > 1: 1.000.000. Contoh: peta negara.

e.

Peta geografis (sangat kecil) adalah peta yang berskala > 1: 1.000.000 ke bawah. Contoh: Peta benua/dunia.

4.

Peta berdasarkan bentuk a.

Peta datar, atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri.

b.

Peta timbul atau peta steereometri.

c.

Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD Rom. Contoh : Citra satelit, foto udara.

d.

Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

e.

Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.

5.

2.3

Peta berdasarkan tingkat kedetailan a.

Peta detail, peta yang skalanya > 1:25.000.

b.

Peta semi detail, peta yang skalanya > 1:50.000.

c.

Peta tinjau, peta yang skalanya > 1:250.000.

Pengenalan Peta Topografi Hakekat daripada peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan

suatu daerah yang dilihat dari atas yang kurang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Ada beberapa cara penggambaran peta topografi yaitu : 1.

Garis Kontur, adalah garis yang menghubungkan titik- titik

ketinggian

yang sama pada suatu permukaan bumi. 2.

Garis Hachures, yaitu garis lurus yang ditarik dari titik - titik ketinggian tertinggi

ke titik- titik yang lebih rendah disekitarnya (lereng curam

garisnya makin merapat). 3.

Pewarnaan (Tinting), daerah yang mempunyai relief tinggi warnanya makin gelap sebaliknya relief rendah warnanya makin cerah contohnya atlas.

4.

Bayangan (shading), topografi curam diberi bayangan yang tebal,rapat serta pendek, sebaliknya daerah landai diberi garis bayangan tipis, panjang dan renggang.

5.

Kombinasi, dengan cara menggabungkan antara kontur dengan warna dan lain-lainnya.

2.4

Elemen Peta Topografi Unsur-unsur penting dalam peta topografi meliputi :

1.

Relief, menggambarkan beda tinggi suatu tempat ke tempat lain di suatu daerah misal bukit, dataran, pegunungan, lembah, lereng dan lain sebagainya. Biasanya untuk peta topografi berwarna digunakan warna coklat untuk dataran dan biru untuk lautan, dengan variasi warna disesuaikan dengan keadaan relief, daerah berelief tinggi warna semakin tua dan gelap. Relief terjadi karena adanya resistensi antara batuan terhadap proses erosi dan pelapukan juga dipengaruhi gejala-gejala asal dalam seperti perlipatan, patahan dan lain sebagainya.

2.

Pola Aliran, dalam interpretasi pola aliran dapat mudah dilakukan dengan pemanfaatan data penginderaan jauh baik citra foto ataupun non foto sangat terlebih lagi apabila data penginderaan jauh yang stereoskopis (foto udara) dengan menampakkan 3 dimensional, sehingga hasil yang didapatkan akan maksimal. Citra satelit yang paling baik digunakan untuk mengetahui pola aliran adalah citra radar (ifsar) yang menghasilkan kenampakan tiga dimensi yang paling baik. Pola aliran mempunyai berbagai jenis pola, diantaranya

ialah dendritic, paralel, radial, trelis, rectangular, centripetal, angular dan multibasinal. 2.5

Kelengkapan Peta Topograf Pada peta topografi yan baik harus terdapat unsur atau keterangan yang

dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran yakni: 1.

Skala Merupakan perbandingan jarak horizontal yang sebenarnya dengan jarak

peta. Perlu diketahui bahwa jarak yang diukur pada peta adalah jarak horizontal. Ada 3 macam skala yang biasa dipakai pada peta topografi. 1.

Representative Feaction Scale (Scala R. F.) Ditunjukan dengan pecahan contoh 1:10000. Artinya 1 cm di peta sama dengan 10000 cm di lapangan atau sama dengan 100 m di lapangan. Kelemahan penggunaan skala ini yaitu jika peta mengalami pemuaian maka skala tidak akan berlaku lagi.

2.

Grafik Scale (Skala Grafik) Yaitu perbandingan jarak horizontal sesungguhnya dengan jarak pada peta yang ditunjukan dengan sepotong garis. Skala ini adalah paling baik karena tidak terpengaruh oleh pemuaian maupan penciutan dari peta.

3.

Verbal Scale (Skala Verbal) Dinyatakan dalam ukuran panjang, contah 1 cm = 10 km. Skala ini hampir sama dengan skala R. F.

2.

Arah Utara Peta Salah satu perlengkapan peta yang tidak kalah pentingnya adalah arah utara,

karena tiap peta dapat digunakan dengan baik haruslah diketahui arah urtaranya. Arah utara ini berguna untuk penyesuaian dengan antara utara peta dngan arah utara jarum kompas. Ada 3 macam arah utara jarum kompas yaitu:

3.

1.

Arah utara magnetik

2.

Grid North

3.

True North

Legenda Peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili bermacam-macam

keadan yang ada di lapangan dan biasanya terletak di bagian bawah peta. 4.

Judul Peta Judul peta meruapakan nama daerah yang tercakup didalam peta dan

berguna unuk pencairanpeta bila suatu waktu diperlukan. Sumber pembagian nomor lembar peta tersebut disebut Quadrangle. 5.

Converage Diagram Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metode yang bagaimana,

hal ini untuk dapat memperkirakan sampai sejauh mana kebaikan atau ketelitian peta. Misalnya dibuat berdasarkan foto udara atau dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan.

6.

Indeks Administrasi Pembagian Daerah berdasarkan hokum administrasi, hal mini penting untuk

memudahkan pengurusan surat izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian pemetaan. 7.

Indeks Adjoing Sheet Menunjukan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap lembar-lembar

peta di sekitarnya. 8.

Edisi Peta Edisi peta dapat dipakai untuk mengetahui mutu dari pada peta atau

mengetahui kapan peta tersebut dicetak atau dibuat. 2.6

Peta Topografi dan Garis Kontur

1.

Pengertian Garis Kontur Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik

dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur +25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai

ketinggian

sama

+ 25

m

terhadap

tinggi

tertentu.

Garis

kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian

vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta. 2.

Interval Kontur Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan

dan merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.

Indeks

kontur adalah garis kontur

yang

penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu. 3.

Kontur Setengah Garis kontur yang harga ketinggiannya adalah setengah dari interval kontur.

Biasanya digambar dengan garis putus-putus. 2.7

Penentuan Interval Kontur Untuk hal-hal yang umum dapat menggunakan rumus:

IK =

1 xN 2000

Di mana: IK = interval kontur N = skala peta Misal peta dengan skala 1 : 50.000, sehingga interval konturnya adalah 25 m. Tetapi penentua interval kontur dengan rumus seperti di atas tidaklah mutlak

tergantung daripada kebutahan atau tujuan pembuatan peta tersebut. Misal peta untuk daerah petambangan dengan luasan yang kecil tentunya menggunakan interval kontur yang lebih kecil sehingga relief daerah dapat dilihat dengan jelas. 2.8

Sifat-sifat garis Kontur Garis-garis

melukiskan memberikan

kontur

merupakan

bentuk permukaan ketelitian

yang

tanah

cara dan

lebih baik.

yang banyak ketinggian Cara

lain

dilakukan

untuk

pada

peta, karena

untuk

melukiskan

bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading. Penggambaran kontur Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut : 1.

Berbentuk kurva tertutup.

2.

Tidak bercabang.

3.

Tidak berpotongan.

4.

Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.

5.

Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.

6.

Tidak tergambar jika melewati bangunan.

7.

Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.

8.

Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai.

9.

Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta, jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.

10.

Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.

11.

Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.

12.

Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.

13.

Rangkaian

garis

kontur

yang

berbentuk huruf

"U"

menandakan

kontur

yang

berbentuk huruf

"V"

menandakan

punggungan gunung. 14.

Rangkaian

garis

suatu lembah/jurang. 2.9

Kegunaan Garis Kontur

1.

Menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah.

2.

Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat.

3.

Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.

4.

Menentukan

route/trace

suatu jalan

atau

saluran

yang mempunyai

kemiringan tertentu. 5.

Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat.

2.10 Penentuan Ketinggian dan Jarak Ada beberapa cara untuk menentukan titik ketinggian dan jarak yakni: 1.

Pada indeks kontur langsung dapat diketahui.

2.

Pada

intermediate

kontur

memperhatikan interval kontur.

dihitung

dari

indeks

kontur

dengan

3.

Pada intermediate kontur cara interpolasi.

4.

Titik triagulasi.

2.11 Profil Topografi Untuk mengetahui kenampakan morfologi dan kenampakan struktur geologi padasuatu daerah, maka diperlukan suatu penampang tegak atau profil (section). Penampangtegak atau sayatan tegak adalah gambaran yang memperlihatkan profil atau bentuk dari permukaan bumi. Profil ini diperoleh dari line of section yang telah ditentukan lebih dulu pada peta topografi, misalnya A – A’ atau B – B’. Skala pada profil : 1.

Skala normal (nature scale) : yaitu skala vertikal diperbesar sama dengan sk ala horizontal.

2.

Skala perbesaran (exaggerated) : yaitu skala vertikal diperbesar lebih besar dari skala horizontal Persyaratan pembuatan profil :

1.

Profil line/topographic line yaitu garis potong antara permukaan bumi.

2.

dengan bidang vertikal.

3.

Base line letaknya mendatar dipilih pada jarak tertentu di daerah profil line, dimana tinggi base line tergantung kebutuhan. Seringkali dipilih 0 meter sesuai ketinggian permukaan air laut. Pada base line terletak jarak mendatar sesuai dengan jarak horizontal.

4.

End line/garis samping dikiri dan kanan tegak lurus base line. Disini tertera angka ketinggian sesuai interval kontur.

Gambar 2.1. Topografi dan kontur

Gambar 2.2. Profil topografi suatu daerah

2.12 Penentuan Besar Kelerengan dan Beda Tinggi Peta Topografi merupakan peta yang menggambarkan keadaan relief suatu daerah, dimana kontur renggang menggambarkan daerah yang relatif datar, sedangkan kontur yang rapat menggambarkan daerah yang terjal atau curam. Rumus mencari besar kelerengan dan beda tinggi: d(m) = panjang sayatan x skala peta

h(m) = (n kontur – 1) x IK hr

=

h

kr

=

k

n

n

Keterangan: d = jarak datar (m) h = ketinggian (m) hr = beda tinggi (m) kr = kelerengan (%) 2.13 Pengenalan Kompas 1.

Kompas Geologi Kompas Geologi merupakan salah satu alat yang berguna untuk menentukan

arah mata angin, selain itu kompas geologi juga digunakan untuk menentukan strike dan dip. Ada banyak jenis kompas geologi yang dapat digunakan namun kali ini kompas yang dipakai pada praktikum adalah Kompas Brunton.

Gambar I.2 Kompas Brunton

2.

Elemen Kompas Geologi Kompas memiliki elemen-elemen dengan fungsi masing-masing. Adapun

fungsi dan bagian tersebut diantaranya : 1)

Tombol pengunci berfungsi untuk mengunci jarum penunjuk saat nivo mata sapi telah berada di bagian tengah.

2)

Lubang pembidik berfungsi untuk membidik sasaran ke arah lengan pembidik dengan mengarahkan garis lurus pada lobang lengan pembidik.

3)

Garis Lurus berfungsi untuk membantu membidik sasaran agar tepat dengan memposisikan garis pada lobang lengan pembidik.

4)

Nivo Mata Lembu berfungsi dalam pengukuran strike agar posisi kompas tepat horizontal.

5)

Jarum Penunjuk berfungsi untuk mengukur sudut azimuth.

6)

Nivo tabung berfungsi dalam pengukuran dip.

7)

Lengan pembidik berfungsi dalam meneruskan pandangan dari lobang pembidik ke arah sasaran.

3.

Prosedur Pengukuran Struktur Bidang Langkah-langkah pengukuran dengan kompas antara lain:

1)

Tentukan arah strike dengan dengan menggunakan kaidah tangan kiri dengan dip pada bidang miring (ibu jari) dan strike pada posisi horizontal (telunjuk).

2)

Tempelkan bagian East pada kompas pada bidang miring dengan mengarakan lengan pembidik ke arah strike.

3)

Posisikan Nivo Mata Sapi di bagian tengah untuk menentukan horizontal plane.

4)

Jika Nivo Mata Sapi telah berada di tengah baca sudut yang terbentuk, dapat juga dibantu dengan tombol pengunci.

5)

Buat garis horizontal pada bidang miring sejajar dengan kompas untuk menentukan dip.

6)

Posisikan bagian West dari kompas tegak lurus terhadap garis.

7)

Posisikan Nivo Tabung di bagian tengah dengan menggerakkan penggerak klino pada bagian belakang kompas.

8)

Baca sudut yang terbentuk.

4.

Sistem Azimuth Azimuth adalah sudut putar dari arah Barat sampai ke timur, dan sudutnya

adalah dari 0O hingga 360O. Contohnya : N 135O E, N 335O E, N 220O E 5.

Sistem Kuadran Kuadran sudut putar yang dibentuk hanya dari sudut 0O hingga 90O, namun

penentu lain adalah arah mata angin. Contohnya : S 045O E, N 025O W, S 040O W

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah: 1.

koordinat serta ketinggian patok yang diukur dengan melakukan pengolahan data terlebih dahulu dan dengan mengetahui bilangan azimuth. X 0 11,96750221 19,80757567 25,03144225 14,47665956 -2,91340427

Y 0 7,87525089 4,990637023 -4,685104193 -11,56985596 -14,30613235

Z 39 36,85268681 37,38022454 36,4506073 37,7950844 37,9447172

Tabel 4.1 Koordinat Patok Luar

X 8,737815432 13,17649772 17,61624752 17,60046 11,42676118 1,195831073

Y -1,255473708 2,02190517 -0,559564517 -6,862703849 -7,35439838 -9,046551047

Z 39,46264985 39,02793492 38,00739534 37,67705351 38,05885766 38,57866071

Tabel 4.2 Koordinat Patok Dalam

2.

Peserta dapat memperoleh jarak optik horizontal antar patok dengan cara melakukan pengukuran antar patok luar dengan patok luar dan patok luar dengan patok dalam menggunakan roll meter.

Patok Dari Target P1 P2 P2 P3 P3 P4 P4 P5

Jarak (m) 15,48 8,47 10,04 12,02

Arah (N…E) Depan Belakang 55 109 150 232

182 235 290 320

Slope (… )

Keterangan

6 5 4 9

Turun Naik Turun Naik

P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6

3.

P6 P1 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD1

17,02 15,62 8,84 6,36 6 7,84 5,04 6,7 5,55 5,53 5.03 5.66 10,53 9,68

250 45 350 75 100 170 204 246 312 28 26 128 112 208 168 294 390 350 220 54 88 60 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran

3 2 3 20 6 9 3 5 3 2 2 5 2 2

Turun Naik Turun Naik Naik Naik Naik Naik Turun Naik Naik Naik Naik Turun

Kelebihan dan Kekurangan Tapping Kompas

Kelebihan ukuran kompas yang kecil dapat mempermudah mobilitas dalam pengambilan data tidak bergantung pada tegangan listrik tidak bergantung pada kondisi cuaca harga yang lebih murah dibandingkan alat ukur tanah yang lain

Kekurangan tingkat keakuratannya yang rendah memiliki presentase kesalahan yang besar tingkat ketelitiannya yang kurang hasil pengambilan data di lapangan masih perlu diolah

Tabel 4.4 Kelebihan dan Kekurangan Tapping Kompas

4.2

Saran

4.2.1 Laboratorium 1.

Kondisi alat sudah sangat baik sehingga pengambilan data dapat berjalan lancar. Dimohon untuk tetap menjaga dan merawat alat agar tetap dalam kondisi yang baik.

2.

Kelengkapan alat sudah baik sehingga perlu untuk dipertahankan dan dijaga.

3.

Alat yang digunakan praktikan dalam kondisi yang bagus sehingga pengambilan data dapat berjalan dengan lancar. Hal ini perlu dipertahankan

4.2.2 Asisten 1.

Penjelasan materi pada peserta sudah baik sehingga praktikan dapat memahami materi dengan baik, mohon untuk tetap dipertahankan.

2.

Keramahan asisten pada praktikan sangat baik sehingga praktikan tidak takut untuk bertanya, mohon pertahankan sikap ramah tersebut.

3.

Pendampingan yang dilakukan asisten kepada praktikan sudah sangat baik sehingga ketika praktikan melakukan kesalahan asisten dapat dengan tanggap memperbaiki kesalahan praktikan. Dimohon tetap pertahankan sikap ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. ”Laporan Praktikum Geologi Struktur” https://www.vbook.pub.com/doc/95661144/Laporan-Praktikum-GeologiStruktur. Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2019 Pukul 19.30 WITA Wikipedia. “Peta” http://id.wikipedia.org/wiki/Peta. Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2019 Pukul 19.45 WITA Almas Zakiy Nur Tegar. “Laporan Pengenalan Lapangan Geologi” http://www.slideshare.net/3ka4lmas/laporan-pengenalan-lapangan-geologialmas-yamada. Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2019 Pukul 18.37 WITA Waskito Rahman . “Praktikum Geologi Geomorfologi” https://www.academia.edu/5488157/PRAKTIKUM_GEOLOGI_GEOMOR FOLOGI. Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2019 Pukul 18.30 WITA

Related Documents

Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
January 2021 0
Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
February 2021 2
Bab I Pendahuluan
January 2021 1

More Documents from "Moza Roah"

Bab I Pendahuluan
February 2021 2
Market Maker Traps (4)
January 2021 1
Rab Talud Batu Kali
February 2021 1
Jurnal Proyek Akhir
February 2021 0
Buku Quantum Ikhlas-libre
January 2021 1