Loading documents preview...
BAB III PEMODELAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DENGAN PROGRAM WATERCAD
3.1
Pendahuluan Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Kualitas air bersih yang memadahi untuk kebutuhan pokok disuatu wilayah hendaknya dimanfaatkan secara maksimal, sehingga dapat berfungsi optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih di daerah tersebut. Peningkatan pertumbuhan penduduk, berkaitan erat dengan terjadinya kepadatan penduduk yang mempengaruhi aktifitas, perkembangan dalam segi ekonomi, sosial, dan pengembangan fasilitas umum, sehingga tingkat kebutuhan air bersih akan meningkat pula. Namun pada kenyataannya kualitas dan kuantitas sumber air berbanding terbalik dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, khususnya didaerah pedesaan yaitu Kelurahan Arjowinangun Kondisi pelayanan tersedianya air bersih di desa masih belum memenuhi tingkat kebutuhan air bersih, sehingga diperlukan upaya manusia dalam pengembangan sistem pendistribusian air bersih. Kelurahan Arjowinangun adalah Kelurahan yang terletak di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Batas sebelah barat adalah Kelurahan Kebonsari, batas sebelah timur adalah Kelurahan Tlogowaru, batas sebelah utara adalah Kelurahan Bumiayu, dan batas sebelah selatan adalah Kecamatan Tajinan. Pelayanan distribusi air bersih perlu dikembangkan dan direncanakan agar menunjang kebutuhan air sehari-hari penduduk Kelurahan Arjowinangun. Merencakan sistem jaringan distribusi air dan mensimulasikan keadaan sungai tersebut dapat digunakan aplikasi pemodelan teknik lingkungan. Software yang dapat digunakan sebagai penunjang dan dapat membantu dalam proses pemodelan untuk distribusi air adalah WaterCAD 5.0. WaterCAD 5.0 61
digunakan untuk merencanakan sistem distribusi air bersih yang secara merata keseluruhan, selain itu, program WaterCAD berfungsi untuk mempermudah perhitungan dalam melakukan desain pipa distribusi air bersih yaitu antara lain dalam menghitung diameter pipa, kecepatan aliran dan kehilangan tekanan pada pipa distribusi. 3.1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum pemodelan teknik lingkungan ini dimaksudkan agar para praktikan mengetahui bagaimana mensimulasikan sistem distribusi air bersih dengan menggunakan program WaterCAD. Tujuan dari praktikum pemodelan teknik lingkungan ini adalah : Merencanakan model simulasi sistem distribusi air bersih. Mampu mengevaluasi hasil pemodelan yang didapatkan. Mampu melakukan monitoring kontinuitas air bersih melalui pemodelan sistem distribusi air. 3.1.2. Ruang Lingkup Berdasarkan pada tujuan dari praktikum pemodelan teknik lingkungan ini meliputi : Daerah yang disimulasikan sistem distribusi air bersihnya adalah salah satu perumahan di Kelurahan Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
62
3.2
Tinjauan Pustaka
3.2.1
Deskripsi WATERCAD
adalah
suatu
software
yang
sangat
efisien
untuk
mensimulasikan suatu jaringan distribusi air bersih. Kita hanya perlu untuk mempersiapkan model skematik dari jaringan perpipaan, dan WaterCad yang akan menghubungkan semua node dari jaringan perpipaan tersebut. Di dalam merencanakan suatu jaringan distribusi kita tidak perlu menampilkan label-label untuk pipa dan node karena secara otomatis WATERCAD akan menampilkan labellabel tersebut. 3.2.2
Kegunaan Program dalam Pemodelan Kualitas Lingkungan WATERCAD dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dalam menganalisis
sistem distribusi air bersih, misalnya untuk merencanakan sistem distribusi, analisa kandungan chlorine pada aliran dalam sistem distribusi, menganalisa arah aliran pada sistem distribusi air bersih, menganalisa ketinggian air di tandon, kecepatan aliran dan tekanan di dalam pipa, dan lain sebagainya. Secara umum program WATERCAD terdiri dari tiga program utama yang saling berhubungan, yaitu : a. Program simulasi (simulation routine) yaitu program yang mensimulasikan kondisi hidroulik pada semua komponen sistem distribusi air minum untuk kondisi permintaan permanen namun juga dapat dilakukan simulasi hidroulik non permanen. WATERCAD menggunakan metode penyelarasan titik simpul (Simultaneous Node Adjustment Method) yaitu program yang menghitung analisa kondisi hidroulik semua komponen sistem distribusi air minum pada kondisi
kebutuhan
air
yang
berubah
sepanjang
waktu
dengan
mempertimbamgkan perubahan fluktuasi muka air tendon (tank reservoir) dan operasi control pompa, sebagai metode penyelesaian numerik pada analisa jaringan pipa dengan persamaan Hazen-William atau Darcy-Weisbach (dipilih salah satu) untuk mencari kehilangan tekanan pada jaringan pipa.
63
b. Program simulasi kualitas air merupakan program simulasi dinamik untuk kualitas air yang bisa melacak senyawa kimia yang ditambahkan dalam aliran pada suatu sistem jaringan. c. Program lama dan arah aliran, disamping untuk simulasi hidroulik dan simulasi kualitas air. WATERCAD dapat digunakan untuk mengetahui lama air dalam pengaliran pada suatu sistem distribusi air bersih dan juga dapat melacak sumber atau asal dari suatu pengaliran di dalam suatu pipa berasal dari mana.
3.2.3
Kegunaan pada Setiap Elemen
a. Drawing Pane : Drawing Pane adalah layar utama dari WATERCAD, dimana pada drawing pane akan menampilkan semua elemen pada perencanaan jaringan perpipaan mulai dari pembuatan gambar jaringan, analisa data dan menampilkan hasil running. Pada saat membuat simulasi perpipaan, kita memerlukan file gambar background (biasanya berupa peta yang berskala) dengan format .DXF. Gambar background ini akan sangat membantu dalam meletakkan elemenelemen dari jaringan perpipaan. Untuk membuat file background dengan format .DXF dapat dilakukan pada program AutoCad dengan perintah export ke .DXF
64
Gambar 3.1. Contoh Gambar Jaringan Perpipaan b. Status Bar Status bar berada pada pojok kiri bawah dari layar. Status bar ini memberikan informasi tentang setting aplikasi, aktifitas pengguna, status penyimpanan file dan lain sebagainya. c. Menu, Toolbars dan Shortcut Keys Pull Down Menus Seperti halnya beberapa program dasar dari windows, sistem menu menyediakan akses mudah ke berbagai fitur. Menu dapat diakses dengan menekan text menu atau menekan tombol “Alt” pada keyboard. Contoh pull down menu sebagai berikut :
Gambar 3.2. Menu Pull Down
65
Toolbars Tombol-tombol toolbar menawarkan satu akses cepat kepada sebagian dari fitur umum yang paling sering digunakan. Sebagai contoh, untuk membuka satu file yang ada cukup dengan meng-
klik tombol file open.
Shortcut Keys Tombol-tombol shortcut dapat diakses dari mengkombinasikan tomboltombol pada keyboard. Contohnya untuk menyimpan pekerjaan cukup dengan mengkombinasikan tombol “Ctrl + S”. 3.2.4
Menu Tools pada WaterCAD Versi 5 Menu
tools
pada
WaterCad
umumnya
berisi
tombol-tombol
untuk
memodifikasi unsur-unsur gambar, menambahkan catatan, mengganti warna, merubah kontur, dan mengganti opsi dari proyek yang sedang dikerjakan. Selection Sets : Dengan meng-akses dialog Selection Set, maka dapat mensetting unsurunsur dasar seperti unsur label, unsur tipe, filter dan lain sebagainya.
Color Coding
:
Akses ke tombol color coding dapat digunakan untuk mengontrol tampilan dari unsur dasar dalam berbagai ukuran seperti diameter pipa, kelas hidrolik dan lain sebagainya. Element Annotation
:
Akses ke tombol element annotation dapat digunakan untuk pe-labelan atribut seperti diameter pipa dan aliran air dalam pipa.
66
Profilling
:
Membuka dialog profilling setup akan menghasilkan suatu profil dari jaringan sistim perpipaan sepanjang suatu alur yang telah ditetapkan. Countouring
:
Akses ke tombol countouring untuk membuat dan menampilkan kontur dari peta yang digunakan sebagai bidang gambar jaringan perpipaan. Relabel Elements : Dengan meng-akses perintah relabel elements memungkinkan untuk memodifikasi label sebagian atau keseluruhan project. Element Labeling : Mengatur format dari label yang akan diaplikasikan ke gambar. Prototypes : Untuk menetapkan nilai-nilai atau ukuran-ukuran awal untuk project jaringan perpipaan baru.
Engineering Libraries : Memperlihatkan alur project dan mengedit bahan pustaka yang digunakan di dalam proyek ini. User Data Extension : Membuka dialog User Data Extension, dapat menambahkan dan menggambarkan penyesuaian field-field data. Sebagai contoh, anda dapat menambahkan field-field baru seperti tanggal instalasi pipa.
67
FlexUnits : Membuka dialog FlexUnits, dapat mengontrol ketepatan unit kendali dan tampilan untuk setiap parameter. Contohnya dapat mengubah ketepatan unit dan tampilan variabel-variabel dari beberapa bidang-bidang pada program ini. Layout / Select
:
Mengaktifkan alat layout / select tool digunakan untuk menyoroti elemenelemen. Begitu elemen-elemen terpilih, maka elemen-elemen tersebut dapat dipindahkan. Layout / Element Type
:
Mengaktifkan tipe elemen yang sesuai untuk menempatkan elemen-elemen di dalam editor grafis. Layout \ Spot Elevation
:
Digunakan untuk meng-edit elevasi dari kontur. Layout \ Graphic Annotation Mengaktifkan
berbagai
tool
: tambahan,
yang
mungkinkan
untuk
menambahkan bentuk, batasan-batasan, dan text tambahan ke gambar. Layout / Legends
:
Mengaktifkan tool legenda digunakan untuk menambahkan keterangan pada gambar. Option : Option digunakan untuk menentukan proyek yang ada, seperti metoda friksi, sistem koordinat, sistim unit, dan auto prompting. 68
Tabular Reports
:
Mengakses Table Manager, memungkinkan untuk membuka tabel-tabel sudah ada atau membuat tabel baru. Go
:
Open dialog kalkulasi untuk skenario yang ada.
Tool Pallete
:
Terdapat select tool (untuk memilih elemen gambar agar dapat diedit, dihapus maupun dipindahkan), network element (untuk menambah elemen pada gambar), Graphic Annotation (untuk menambah garis, text dan border). Persiapan tahapan pembuatan jaringan distribusi air dengan WaterCad versi lima dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1. Untuk menggambar jaringan distribusi air yang menyambung pipil Pipe Layout dari toolbar. Lalu arahkan cursor ke drawing pane tarik garis dan klik kanan untuk memilih Reservoir dari pulldown menu. Klik mendekati lokasi reservoir R-1 (lihat diagram jaringan distribusi air). 2. Berikutnya, arahkan cursor itu ke lokasi pompa P-1. Klik-kanan dan pilih Pump dari pulldown menu. Klik untuk menempatkan junction J-1 dengan klik-kanan, pilih Junction dari pulldown menu, dan klik pada lokasi yang tepat. 3. Teruskan mempersiapkan jaringan dengan penempatan junction J-2, J-3, dan J4. Tutup jaringan dengan pemilihan junction J-1. klik-kanan dan pilih Done dari pulldown menu.
69
4. Klik Pipe Layout lagi dan klik simpangan J-3. Gerakkan cursor ke lokasi J-5, dan klik untuk menyisipkan elemen junction. Klik-kanan dan pilih Done. 5. Sisipkan PRV (Valve\PRV di pulldown menu), junction J-6, dan tangki / tank dengan memilih Pipe tool dan menempatkan elemen-elemen pada lokasi-lokasi yang sesuai. Pada denah pipa-pipa (P-7 melalui P-9), sehingga label-label mereka akan muncul secara otomatis dalam diagram. Klik kanan dan pilih Done dari pulldown menu untuk mengakhiri perintah Pipe Layout. 6. Sisipkan tangki / tank T-1, dan pipa yang menghubungkan dengan junction J-3. Klik-kanan dan pilih Done. Maka jaringan pipa sudah lengkap.
Gambar 3.3 Penempatan Tangki 7. Simpan jaringan WaterCAD dengan meng-klik ikon Disk di toolbar atau dengan pilih File \ Save.
70
3.3
Gambaran Umum Kelurahan
Arjowinangun
adalah
bagian
dari
wilayah
Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur dengan luas wialayah 266 Ha. Secara geografis Kelurahan Arjowinangun terletak pada bagian selatan Kecamatan Kedungkandang ataupun pada bagian selatan Kota Malang dan merupakan wilayah perbatasan antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang. Jumlah penduduk 9.961 jiwa, laki-laki 4.896 jiwa, perempuan 5.065 jiwa, jumlah Kepala Keluarga (KK) 2.622 KK. Batas Wilayah Kelurahan Arjowinangun sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang
Sebelah Timur
: Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang
Sebelah Selatan
: Desa Tambak Asri Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang
Sebelah Barat
: Desa Kendalpayak Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
(Sumber : https://kelarjowinangun.malangkota.go.id/profil/)
Gambar 3.4 Peta Wilayah Perencanaan Distribusi Epanet 2.0
3.4
Metodelogi dan Proses Simulasi
71
Dalam pemodelan distribusi air bersih dengan menggunakan program watercad memiliki metodelogi sebagai berikut:
a.
Metodologi 1. Data Sistem Distribusi Air Bersih Peta Peta merupakan gambaran suatu wilayah. Untuk sistem distribusi air bersih biasanya menggunakan peta jaringan jalan, karena untuk pemasangan pipa distribusi air bersih akan disesuaikan dengan jalur jalan di daerah perencanaan agar tidak mengganggu pemukiman penduduk dan lahan produktif.
Elevasi (topografi) Elevasi merupakan ketinggian dan kemiringan lahan dari permukaan laut. Data elevasi digunakan untuk penanaman pipa.
Debit kebutuhan. Merupakan besaran jumlah air yang dibutuhkan untuk setiap jaringan pipa
Diameter pipa Ukuran pipa yang harus disediakan pada sistem distribusi air bersih tersebut.
Panjang pipa Panjang pipa yang digunakan untuk distribusi air bersih dalam meter (m).
Kekasaran pipa Koefisien kekasaran pipa yang digunakan adalah 150 menggunakan pipa PVC.
2. Input Data
72
Data masukan yang diperlukan untuk memodelkan sistem distribusi air bersih antara lain:
Titik simpul/node Yaitu titik pada jaringan dimana sambungan tersebut bertemu dan dimana air masuk dan meningalkan jaringan. Data masukan yang dibutuhkan untuk junction adalah: elevasi (m), debit kebutuhan (ltr/dtk). Pipa Pipa yaitu saluran/jaringan untuk mengalirkan air dan menghubungkan tiap junction. Data masukan untuk pipa adalah : panjang pipa (m), diameter pipa (mm) dan kekasaran pipa. Reservoir Yaitu bangunan penampung dan pendistribusi air. Data masukan yaitu elevasi (m). Pompa Data masukan untuk Pompa yaitu elevasi (m), Head (m) dan Dischange (L/min). 3. Data Output. Merupakan data hasil akhir dari simulasi dengan software WaterCad Versi 5.0 4. Model Sistem Distribusi Air Bersih dengan WaterCad Versi 5 Merupakan simulasi dari sistem pemodelan distribusi air bersih yang menggunakan software WaterCad. 5. Evaluasi Merupakan peninjauan kembali terhadap output dari pemodelan sistem distribusi air bersih. Misalnya evaluasi mengenai tekanan, apabila tekanan
73
pada pipa tertentu terlalu besar atau terlalu kecil maka perlu ditinjau kembali diameter pipanya. b. Diagram Alir Diagram alir dalam pemodelan distribusi air bersih dengan menggunakan program watercad sebagai berikut :
Data sistem distribusi air bersih :
Peta jaringan distribusi air bersih. Elevasi (m). Debit Kebutuhan (ltr/dt) Diameter Pipa (mm) Panjang pipa (m) Kekasaran Pipa
Input data
Node : - Elevasi (m) - Debit kebutuhan (ltr/dt)
Pipa :
Pompa :
Reservoir :
- Panjang pipa (m) - Diameter (mm) - Kekasaran pipa
- Elevasi (m)
-
Elevasi (m) Type pompa Head (m) Discharge (L/min)
Output data
Simulasi denganSoftware WaterCad 05
Evaluasi
74
Hasil Pemodelan dengan WaterCad
Gambar 3.5 Diagram Alir Pemodelan WaterCad Versi 5
3.5
Proses Simulasi
3.5.1
Pengumpulan Data Pengumpulan data pemodelan pemodelan distribusi air bersih perumahan di
Kelurahan Arjowinangun dilakukan dengan menggunakan data sekunder dimana untuk elevasi dan panjang pipa dilihat dari software Google Earth, untuk kebutuhan air dihitung menggunakan rumus kebutuhan air perumahan, data jumlah penduduk diperumahan di hitung dari jumlah rumah yang ada diperumahan tersebut melalui Google Earth. 3.5.2
Hasil Simulasi Berikut ini merupakan hasil simulasi distribusi air bersih menggunakan
program Watercad. 3.5.2.1 Input Data Data-data yang yang harus diinputkan untuk memodelkan sistem distribusi air bersih, yaitu : a.
Pada Node Tabel 3.1 Data Masukan Node Label
Elevation (m)
Demand (l/min)
J-1
409
4.514
J-2
409
4.514
J-3
409
4.514
J-4
409
4.514
75
b.
Label
Elevation (m)
Demand (l/min)
J-5
409
4.514
J-6
409
4.514
J-7
409
4.514
J-8
410
4.514
J-9
410
4.514
J-10
410
4.514
J-11
410
4.514
J-12
410
2,004.51
J-13
409
4.514
J-14
409
4.514
J-15
409
4.514
J-16
409
4.514
J-17
409
4.514
J-18
408
4.514
Pada Pipa Tabel 3.2 Data Masukan Pipa
26.5
Diameter (mm) 100
Galvanized iron
Koef. Kekasaran 120
P-2
52
100
Galvanized iron
120
P-3
24
100
Galvanized iron
120
P-4
30
100
Galvanized iron
120
Label
Length (m)
P-1
Material
76
Label
Length (m)
P-5
23
Diameter (mm) 50
P-6
26
P-7
c.
PVC
Koef. Kekasaran 150
50
PVC
150
128.5
50
PVC
150
P-8
83.5
50
PVC
150
P-9
29
50
PVC
150
P-10
29
50
PVC
150
P-11
32
100
Galvanized iron
120
P-12
27
100
Galvanized iron
120
P-13
28
100
Galvanized iron
120
P-14
54.5
50
PVC
150
P-15
27.5
50
PVC
150
P-16
27
50
PVC
150
P-17
105
70
PVC
150
P-18
99
30
PVC
150
P-19
29
35
PVC
150
P-20
101.5
35
PVC
150
P-21
53
100
Galvanized iron
120
Material
Pada Reservoir Tabel 3.3 Data Masukan Reservoir Label
Elevation (m)
Zone
R-1
409
Connection Zone
77
d.
Pada Pompa Tabel 3.4 Data Masukan Pompa I Pump
Elevation (m)
Pump Type
PMP-1
409
3 Point
Tabel 3.5 Data Masukan Pompa I Head (m)
e.
Discharge (l/min)
Shutoff
60
Design
30
3500
Max. Operating
15
7800
Hasil Simulasi (output) Data hasil pemodelan sistem distribusi air bersih pada jam puncak (06 : 00) 1.
Pada Node Tabel 3.6 Output Data pada Node
Label
Elevation (m)
Zone
Base
Demand
Calculated
Flow
(Calculated)
Hydraulic
(l/min)
(l/min)
Grade (m)
J-1
409
Zone-1
4.514
J-2
409
Zone-1
4.514
J-3
409
Zone-1
4.514
J-4
409
Zone-1
4.514
J-5
409
Zone-1
4.514
J-6
409
Zone-1
4.514
J-7
409
Zone-1
4.514
J-8
410
Zone-1
4.514
J-9
410
Zone-1
4.514
Pressure (m H2O)
4.514
445.64
36.569
4.514
443.8
34.733
4.514
442.39
33.324
4.514
441.89
32.828
4.514
441.37
32.305
4.514
438.97
29.905
4.514
437.52
28.462
4.514
437.09
27.038
4.514
436.7
26.649
78
Label
Elevation (m)
Zone
Base
Demand
Calculated
Flow
(Calculated)
Hydraulic
(l/min)
(l/min)
Grade (m)
J-10
410
Zone-1
4.514
J-11
410
Zone-1
4.514
J-12
410
Zone-1
2,004.51
J-13
409
Zone-1
4.514
J-14
409
Zone-1
4.514
J-15
409
Zone-1
4.514
J-16
409
Zone-1
4.514
J-17
409
Zone-1
4.514
J-18
408
Zone2
4.514
Keterangan :
Pressure (m H2O)
4.514
435.31
25.255
4.514
434.14
24.09
4.514
432.94
22.894
4.514
437.37
28.31
4.514
439.35
30.29
4.514
441.85
32.787
4.514
438.28
29.22
4.514
438.46
29.405
4.514
437.52
29.458
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
1. Pada Pipa Tabel 3.7 Output Data pada Pipa Label
Length
Diameter
(m)
(mm)
P-1
26.5
100
P-2
52
100
P-3
24
100
P-4 P-5 P-6 P-7
30 23 26 128.5
100 50 50 50
Material
Galvanized iron Galvanized iron Galvanized iron Galvanized iron PVC PVC PVC
Hazen-
Discharge
Velocity
Williams C
(l/min)
(m/s)
120
1,178.80
2.5
120
1,178.80
2.5
120
1,174.28
2.49
120 150 150 150
902.538 119.763 115.249 110.735
1.92 1.02 0.98 0.94 79
Label
Length
Diameter
(m)
(mm)
P-8 P-9 P-10
83.5 29 29
50 50 50
P-11
32
100
P-12
27
100
P-13 P-14 P-15 P-16 P-17 P-18 P-19 P-20
28 54.5 27.5 27 105 99 29 101.5
100 50 50 50 70 30 35 35
P-21
53
100
Keterangan :
Material
PVC PVC PVC Galvanized iron Galvanized iron Galvanized iron PVC PVC PVC PVC PVC PVC PVC Galvanized iron
Hazen-
Discharge
Velocity
Williams C
(l/min)
(m/s)
150 150 150
106.221 97.189 92.675
0.9 0.82 0.79
120
866.423
1.84
120
861.909
1.83
120 150 150 150 150 150 150 150
857.395 244.659 229.467 262.714 267.228 19.705 24.219 28.733
1.82 2.08 1.95 2.23 1.16 0.46 0.42 0.5
120
1,097.54
2.33
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
Gambar hasil simulasi pemodelan sistem distribusi air bersih menggunakan software WaterCad versi 5 sebagai berikut :
80
Gambar 3.6 Hasil Simulasi Pemodelan Sistem Distribusi Air Bersih
Output data 5 Junction yang memiliki tekanan rendah pada jam puncak 1. Pada Node 12 Tabel 3.8 Output Data pada Node 12 Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
0
431.07
21.032
1
431.42
21.374
2
431.76
21.713
3
432.13
22.082
4
432.46
22.418
5
432.8
22.751
6
432.94
22.894
7
433.26
23.215
81
Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
8
433.58
23.533
9
433.8
23.757
10
434.11
24.066
11
434.42
24.373
12
434.76
24.707
13
435.06
25.011
14
435.36
25.312
15
435.66
25.611
16
435.96
25.907
17
436.25
26.202
18
431.16
21.121
19
430.9
20.854
20
430.63
20.589
21
435.89
25.833
22
436.19
26.134
23
436.49
26.433
24
436.87
26.817
Keterangan :
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
82
Pressure Junction: J-12 Pressure versus Time 27.0
J-12\Base
26.0
Pressure (m H2O)
25.0 24.0 23.0 22.0 21.0 20.0 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.7 Hubungan Antara Waktu dan Tekanan pada Node 12
2. Pada Node 11 Tabel 3.9 Output Data pada Node 11 Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
0
432.43
22.383
1
432.75
22.706
2
433.07
23.027
3
433.43
23.386
4
433.75
23.703
5
434.07
24.018
6
434.14
24.09
7
434.44
24.394
8
434.74
24.695
9
434.93
24.876
83
Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
10
435.22
25.169
11
435.51
25.46
12
435.84
25.787
13
436.13
26.075
14
436.41
26.36
15
436.7
26.643
16
436.98
26.925
17
437.26
27.204
18
432.39
22.348
19
432.14
22.095
20
431.89
21.844
21
436.95
26.894
22
437.23
27.179
23
437.52
27.462
24
437.91
27.856
Keterangan :
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
84
Pressure Junction: J-11 Pressure versus Time 28.0
J-11\Base
27.0
Pressure (m H2O)
26.0 25.0 24.0 23.0 22.0 21.0 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.8 Hubungan Antara Waktu dan Tekanan pada Node 11
3. Pada Node 10 Tabel 3.10 Output Data pada Node 10 Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
0
433.74
23.691
1
434.04
23.996
2
434.35
24.299
3
434.7
24.648
4
435
24.948
5
435.3
25.245
6
435.31
25.255
7
435.59
25.542
8
435.88
25.826
9
436.02
25.97
85
Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
10
436.3
26.247
11
436.58
26.522
12
436.9
26.841
13
437.17
27.113
14
437.44
27.384
15
437.71
27.652
16
437.97
27.918
17
438.24
28.182
18
433.6
23.55
19
433.36
23.311
20
433.12
23.073
21
437.98
27.925
22
438.25
28.195
23
438.52
28.463
24
438.92
28.863
Keterangan :
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
86
Pressure Junction: J-10 Pressure versus Time 29.0 28.5
J-10\Base
28.0
Pressure (m H2O)
27.5 27.0 26.5 26.0 25.5 25.0 24.5 24.0 23.5 23.0 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.9 Hubungan Antara Waktu dan Tekanan pada Node 10
4. Pada Node 9 Tabel 3.11 Output Data pada Node 9 Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
0
435.3
25.249
1
435.58
25.533
2
435.87
25.814
3
436.2
26.15
4
436.48
26.428
5
436.76
26.705
6
436.7
26.649
7
436.97
26.916
8
437.24
27.181
9
437.34
27.283
10
437.6
27.542
11
437.85
27.798
87
Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
12
438.16
28.106
13
438.42
28.36
14
438.67
28.612
15
438.92
28.862
16
439.17
29.11
17
439.42
29.357
18
435.05
24.996
19
434.82
24.773
20
434.6
24.552
21
439.22
29.158
22
439.47
29.409
23
439.72
29.659
24
440.12
30.062
Keterangan :
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
88
Pressure Junction: J-9 Pressure versus Time 30.5 30.0
J-9\Base
29.5
Pressure (m H2O)
29.0 28.5 28.0 27.5 27.0 26.5 26.0 25.5 25.0 24.5 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.10 Hubungan Antara Waktu dan Tekanan pada Node 9
5. Pada Node 8 Tabel 3.12 Output Data pada Node 8 Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
0
435.8
25.746
1
436.07
26.022
2
436.35
26.296
3
436.69
26.638
4
436.96
26.91
5
437.23
27.179
6
437.09
27.038
7
437.35
27.299
8
437.61
27.558
9
437.67
27.618
89
Calculated Time (hr)
Hydraulic Grade (m)
Pressure (m H2O)
10
437.93
27.871
11
438.18
28.122
12
438.49
28.435
13
438.74
28.683
14
438.99
28.93
15
439.23
29.174
16
439.48
29.417
17
439.72
29.659
18
435.39
25.342
19
435.17
25.124
20
434.96
24.908
21
439.57
29.515
22
439.82
29.761
23
440.07
30.005
24
440.5
30.438
Keterangan :
Node dengan tekanan tinggi Node dengan tekanan rendah
90
Pressure Junction: J-8 Pressure versus Time 30.5 30.0
J-8\Base
29.5
Pressure (m H2O)
29.0 28.5 28.0 27.5 27.0 26.5 26.0 25.5 25.0 24.5 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.11 Hubungan Antara Waktu dan Tekanan pada Node 8
Output data pada 5 pipa yang memiliki kecepatan terendah pada jam puncak (6:00) 1.
Pada pipa 19 Tabel 3.13 Output Data pada Pipa 19
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
0.00
29
35
150
25.032
0.43
1.00
29
35
150
24.849
0.43
2.00
29
35
150
24.667
0.43
3.00
29
35
150
24.412
0.42
4.00
29
35
150
24.23
0.42
5.00
29
35
150
24.049
0.42
6.00
29
35
150
24.219
0.42
7.00
29
35
150
24.042
0.42
8.00
29
35
150
23.865
0.41
9.00
29
35
150
23.773
0.41
10.00
29
35
150
23.598
0.41 91
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
11.00
29
35
150
23.423
0.41
12.00
29
35
150
23.229
0.4
13.00
29
35
150
23.055
0.4
14.00
29
35
150
22.882
0.4
15.00
29
35
150
22.709
0.39
16.00
29
35
150
22.536
0.39
17.00
29
35
150
22.364
0.39
18.00
29
35
150
25.228
0.44
19.00
29
35
150
25.375
0.44
20.00
29
35
150
25.52
0.44
21.00
29
35
150
22.511
0.39
22.00
29
35
150
22.338
0.39
23.00
29
35
150
22.166
0.38
24.00
29
35
150
21.825
0.38
Keterangan :
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
92
Pressure Pipe: P-19 Velocity versus Time 0.45
P-19\Base
0.44
Velocity (m/s)
0.43 0.42 0.41 0.40 0.39 0.38 0.37 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.12 Hubungan Antara Waktu dan Kecepatan pada Pipa 19
2. Pipa 18 Tabel 3.14 Output Data pada Pipa 18 Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
0.00
99
30
150
22.775
0.54
1.00
99
30
150
22.592
0.53
2.00
99
30
150
22.411
0.53
3.00
99
30
150
22.606
0.53
4.00
99
30
150
22.425
0.53
5.00
99
30
150
22.244
0.52
6.00
99
30
150
19.705
0.46
7.00
99
30
150
19.528
0.46
8.00
99
30
150
19.351
0.46
9.00
99
30
150
17.905
0.42
10.00
99
30
150
17.73
0.42
93
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
11.00
99
30
150
17.555
0.41
12.00
99
30
150
17.812
0.42
13.00
99
30
150
17.638
0.42
14.00
99
30
150
17.465
0.41
15.00
99
30
150
17.292
0.41
16.00
99
30
150
17.12
0.4
17.00
99
30
150
16.948
0.4
18.00
99
30
150
18.006
0.42
19.00
99
30
150
18.153
0.43
20.00
99
30
150
18.298
0.43
21.00
99
30
150
18.9
0.45
22.00
99
30
150
18.727
0.44
23.00
99
30
150
18.555
0.44
24.00
99
30
150
19.568
0.46
Keterangan :
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
94
Pressure Pipe: P-18 Velocity versus Time 0.54
P-18\Base
0.52
Velocity (m/s)
0.50 0.48 0.46 0.44 0.42 0.40 0.38 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.13 Hubungan Antara Waktu dan Kecepatan pada Pipa 18 3. Pipa 20 Tabel 3.15 Output Data pada Pipa 20 Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
0.00
101.5
35
150
27.289
0.47
1.00
101.5
35
150
27.106
0.47
2.00
101.5
35
150
26.924
0.47
3.00
101.5
35
150
26.217
0.45
4.00
101.5
35
150
26.036
0.45
5.00
101.5
35
150
25.855
0.45
6.00
101.5
35
150
28.733
0.5
7.00
101.5
35
150
28.556
0.49
8.00
101.5
35
150
28.379
0.49
9.00
101.5
35
150
29.641
0.51
10.00
101.5
35
150
29.466
0.51
11.00
101.5
35
150
29.291
0.51
95
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
12.00
101.5
35
150
28.646
0.5
13.00
101.5
35
150
28.472
0.49
14.00
101.5
35
150
28.298
0.49
15.00
101.5
35
150
28.125
0.49
16.00
101.5
35
150
27.953
0.48
17.00
101.5
35
150
27.781
0.48
18.00
101.5
35
150
32.45
0.56
19.00
101.5
35
150
32.597
0.56
20.00
101.5
35
150
32.743
0.57
21.00
101.5
35
150
26.123
0.45
22.00
101.5
35
150
25.949
0.45
23.00
101.5
35
150
25.777
0.45
24.00
101.5
35
150
24.082
0.42
Keterangan :
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
96
Pressure Pipe: P-20 Velocity versus Time 0.58
P-20\Base
0.56 0.54
Velocity (m/s)
0.52 0.50 0.48 0.46 0.44 0.42 0.40 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.14 Hubungan Antara Waktu dan Kecepatan pada Pipa 20
4. Pipa 10 Tabel 3.16 Output Data pada Pipa 10 Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
0.00
29
50
150
105.665
0.9
1.00
29
50
150
104.825
0.89
2.00
29
50
150
103.987
0.88
3.00
29
50
150
104.733
0.89
4.00
29
50
150
103.897
0.88
5.00
29
50
150
103.064
0.87
6.00
29
50
150
92.675
0.79
7.00
29
50
150
91.865
0.78
8.00
29
50
150
91.057
0.77
9.00
29
50
150
85.411
0.72
10.00
29
50
150
84.618
0.72
97
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
11.00
29
50
150
83.827
0.71
12.00
29
50
150
84.659
0.72
13.00
29
50
150
83.87
0.71
14.00
29
50
150
83.084
0.71
15.00
29
50
150
82.301
0.7
16.00
29
50
150
81.52
0.69
17.00
29
50
150
80.742
0.69
18.00
29
50
150
86.947
0.74
19.00
29
50
150
87.607
0.74
20.00
29
50
150
88.261
0.75
21.00
29
50
150
88.477
0.75
22.00
29
50
150
87.685
0.74
23.00
29
50
150
86.895
0.74
24.00
29
50
150
90.908
0.77
Keterangan :
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
98
Pressure Pipe: P-10 Velocity versus Time 0.90
P-10\Base
Velocity (m/s)
0.85
0.80
0.75
0.70
0.65 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.15 Hubungan Antara Waktu dan Kecepatan pada Pipa 10
5. Pipa 9 Tabel 3.17 Output Data pada Pipa 9 Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
0.00
29
50
150
107.922
0.92
1.00
29
50
150
107.082
0.91
2.00
29
50
150
106.244
0.9
3.00
29
50
150
106.539
0.9
4.00
29
50
150
105.703
0.9
5.00
29
50
150
104.87
0.89
6.00
29
50
150
97.189
0.82
7.00
29
50
150
96.379
0.82
8.00
29
50
150
95.571
0.81
9.00
29
50
150
91.279
0.77
10.00
29
50
150
90.486
0.77
99
Time
Lenght
Diameter
Hazen-
Discharge
Velocity
(hr)
(m)
(mm)
Williams C
(l/min)
(m/s)
11.00
29
50
150
89.695
0.76
12.00
29
50
150
90.076
0.76
13.00
29
50
150
89.287
0.76
14.00
29
50
150
88.501
0.75
15.00
29
50
150
87.717
0.74
16.00
29
50
150
86.937
0.74
17.00
29
50
150
86.158
0.73
18.00
29
50
150
94.17
0.8
19.00
29
50
150
94.83
0.8
20.00
29
50
150
95.483
0.81
21.00
29
50
150
92.088
0.78
22.00
29
50
150
91.296
0.77
23.00
29
50
150
90.506
0.77
24.00
29
50
150
93.165
0.79
Keterangan :
Pipa dengan kecepatan tinggi Pipa dengan kecepatan rendah
100
Pressure Pipe: P-9 Velocity versus Time
0.92
P-9\Base
0.90 0.88
Velocity (m/s)
0.86 0.84 0.82 0.80 0.78 0.76 0.74 0.72 0.0
4.0
8.0
12.0 Time (hr)
16.0
20.0
24.0
Grafik 3.16 Hubungan Antara Waktu dan Kecepatan pada Pipa 9
3.6
Pembahasan Berdasarkan hasil simulasi WaterCad versi 5 didapatkan output data sebagai
berikut : 1.
Dari tabel 3.37 nilai tekanan output data pada jam puncak yaitu pada jam enam pagi (06.00), sesuai dengan standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 10 m sampai 100 m. Tekanan pada node 1 sampai node 24 berada pada kisaran 22,8 m H2O sampai 36,6 m H2O. Tekanan terendah terjadi pada junction 12 sebesar 22,8 m H2O dan tekanan tertinggi pada junction 1 sebesar 36,6 m H2O. Besarnya nilai tekanan pada junction dipengaruhi oleh besarnya nilai perbedaan elevasi dan base flow, dimana semakin besar perbedaan elevasi dan semakin kecil base flow maka nilai tekanan akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Junction 1 memiliki tekanan terbesar karena berdekatan dengan pompa.
2.
Dari tabel 3.38 nilai kecepatan output data pada jam puncak yaitu pada jam enam pagi (06.00), sesuai dengan standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 0,4 m/s sampai 3,0 m/s. Kecepatan pada pipa 1 sampai pipa 21 101
berada pada kisaran 0,42 m/s sampai 2,5 m/s. Kecepatan terendah pada pipa 19 sebesar 0,42 m/s dan kecepatan tertinggi pada pipa 1 dan 2 sebesar 2,5 m/s. Besarnya nilai kecepatan air pada pipa berbanding terbalik dengan besar nilai diameter pipa, dimana semakin besar diameter pipa maka semakin kecil nilai kecepatan air pada pipa, begitu juga sebaliknya. Pipa 1 dengan diameter 100 mm memiliki kecepatan sebesar 2,5 m/s, hal ini disebabkan karena pipa 1 dan 2 masih berdekatan dengan pompa. Sedangkan pada pipa 19 dengan diameter 30 mm memiliki kecapatan sebesar 0,42 m/s. 3.
Berdasarkan output data pada 5 node yang memiliki tekanan terendah pada jam puncak adalah sebagai berikut : - Dari tabel 3.39 dan grafik 3.11 tekanan pada node 12 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai 24.00 mempunyai kisaran nilai tekanan sebesar 20,5 m H2O sampai 26,8 m H2O. Nilai tekanan terendah terjadi pada jam ke 20.00 sebesar 20,5. Sedangkan nilai tekanan tertinggi pada node 12 terjadi pada jam ke 24.00 yaitu sebesar 26,8 m H2O. - Dari tabel 3.40 dan grafik 3.12 tekanan pada node 11 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai 24.00 mempunyai kisaran nilai tekanan sebesar 21,8 m H2O sampai 27,8 m H2O. Nilai tekanan tertinggi terjadi pada jam ke 24.00 sebesar 27,8 m H2O. Sedangkan nilai tekanan terendah pada node 11 terjadi pada jam ke 20.00 yaitu sebesar 21,8 m H2O - Dari tabel 3.41 dan grafik 3.13 tekanan pada node 10 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai 24.00 mempunyai kisaran nilai tekanan sebesar 23,0 m H2O sampai 28,8 m H2O. Nilai tekanan tertinggi terjadi pada jam ke 24.00 sebesar 28,8 m H2O. Sedangkan nilai tekanan terendah pada node 10 terjadi pada jam ke 20.00 yaitu sebesar 23,0 m H2O - Dari tabel 3.42 dan grafik 4.14 tekanan pada node 9 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai 24.00 mempunyai kisaran nilai tekanan sebesar 24,5 m H2O sampai 30,0 m H2O. Nilai tekanan tertinggi terjadi pada jam ke 24.00
102
sebesar 30,0 m H2O. Sedangkan nilai tekanan terendah pada node 9 ini terjadi pada jam ke 20.00 yaitu sebesar 24,5 m H2O. - Dari tabel 3.43 dan grafik 4.15 tekanan pada node 8 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai 24.00 mempunyai kisaran nilai tekanan sebesar 24,9 m H2O sampai 30,4 m H2O. Nilai tekanan tertinggi terjadi pada jam ke 24.00 sebesar 30,4 m H2O. Sedangkan nilai tekanan terendah pada node 8 terjadi pada jam ke 20.00 yaitu sebesar 24,9 m H2O. 4.
Berdasarkan output data pada 5 pipa yang memiliki kecepatan terendah pada jam puncak adalah sebagai berikut : - Dari tabel 3.44 dan grafik 3.16 kecepatan pada pipa 19 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai jam 24.00 mempunyai kisaran nilai kecepatan sebesar 0,38 m/s sampai 0,44 m/s. Nilai kecepatan tertinggi terjadi pada jam ke 18.00, 19.00 dan 20.00 sebesar 0,44 m/s. Sedangkan nilai kecepatan terendah pada jam ke 23.00 dan 24.00 sebesar 0,38 m/s. - Dari tabel 3.45 dan grafik 3.17 kecepatan pada pipa 18 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai jam 24.00 mempunyai kisaran nilai kecepatan sebesar 0,4 m/s sampai 0,54 m/s. Nilai kecepatan tertinggi terjadi pada jam ke 00.00 sebesar 0,54 m/s. Sedangkan nilai kecepatan terendah pada jam ke 16.00 dan 17.00 sebesar 0,4 m/s. - Dari tabel 3.46 dan grafik 3.18 kecepatan pada pipa 20 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai jam 24.00 mempunyai kisaran nilai kecepatan sebesar 0,42 m/s sampai 0,57 m/s. Nilai kecepatan tertinggi terjadi pada jam ke 20.00 sebesar 0,57 m/s. Sedangkan nilai kecepatan terendah pada jam ke 24.00 sebesar 0,42 m/s. - Dari tabel 3.47 dan grafik 3.19 kecepatan pada pipa 10 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai jam 24.00 mempunyai kisaran nilai kecepatan sebesar 0,69 m/s sampai 0,9 m/s. Nilai kecepatan tertinggi terjadi pada jam ke 00.00 sebesar 0,9 m/s. Sedangkan nilai kecepatan terendah pada jam ke 16.00 dan 17.00 sebesar 0,69 m/s 103
- Dari tabel 3.48 dan grafik 3.20 kecepatan pada pipa 9 selama 24 jam dari jam 0.00 sampai jam 24.00 mempunyai kisaran nilai kecepatan sebesar 0,73 m/s sampai 0,92 m/s. Nilai kecepatan tertinggi terjadi pada jam ke 00.00 sebesar 0,9 m/s. Sedangkan nilai kecepatan terendah pada jam ke 17.00 sebesar 0,73 m/s.
3.7
Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi WaterCad 5.0 maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Tekanan pada node 1 sampai node 18 pada jam puncak yaitu jam ketujuh (06.00) berada pada kisaran 22,894 m H2O sampai 36,569 m H2O, dari hasil ini jika dibandingkan dengan standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 10 m sampai 100 m, maka dapat dikatakan telah memenuhi standar
2.
Sedangkan untuk kecepatan pada pipa 1 sampai pipa 21 pada jam puncak yaitu jam ketujuh (06.00) berada pada kisaran 0,42 m/s sampai 2,5 m/s, dari hasil ini jika dibandingkan dengan standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 0,4 m/s sampai 3,0 m/s. maka dapat dikatakan telah memenuhi standart
3.
Adapun rincian panjang, diameter, dan material pipa yang digunakan dalam simulasi menggunakan program WaterCad 5.0 sebagai berikut : Length
Diameter
(m)
(mm)
P-1
26.5
100
Galvanized iron
P-2
52
100
Galvanized iron
P-3
24
100
Galvanized iron
P-4
30
100
Galvanized iron
Id_Pipa
Material
104
Length
Diameter
(m)
(mm)
P-5
23
50
PVC
P-6
26
50
PVC
P-7
128.5
50
PVC
P-8
83.5
50
PVC
P-9
29
50
PVC
P-10
29
50
PVC
P-11
32
100
Galvanized iron
P-12
27
100
Galvanized iron
P-13
28
100
Galvanized iron
P-14
54.5
50
PVC
P-15
27.5
50
PVC
P-16
27
50
PVC
P-17
105
70
PVC
P-18
99
30
PVC
P-19
29
35
PVC
P-20
101.5
35
PVC
P-21
53
100
Galvanized iron
Id_Pipa
Material
105
4.
Besarnya nilai tekanan pada node dipengaruhi oleh besarnya nilai perbedaan elevasi, base demand, dan diameter pipa. Dimana semakin besar perbedaan elevasi, semakin kecil base demand dan diameter pipa semakin besar, maka nilai tekanan akan semakin besar, begitupun juga sebaliknya.
5.
Besarnya kecepatan air pada pipa dipengaruhi oleh base demand node sebelum pipa tersebut, diameter pipa, dan besarnya perbedaan elevasi. Dimana semakin besar base demand, diameter pipa yang semakin diperkecil dan perbedaan elevasi semakin besar, maka semakin besar nilai kecepatan air pada pipa, begitupun juga sebaliknya.
106