Buku Keuangan Ukm Kreatif

  • Uploaded by: Rafly Andrianza
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Keuangan Ukm Kreatif as PDF for free.

More details

  • Words: 23,324
  • Pages: 170
Loading documents preview...
BUKU KERJA KEUANGAN

UKM KREATIF

BADAN EKONOMI KREATIF DEPUTI AKSES PERMODALAN

Ligwina Hananto Ahmad Gozali Adjie Wicaksana Khusnaini

Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif Copyright © Ligwina Hananto, Dkk. 2018 All rights reserved Penasihat

:

Penanggung Jawab

:

TIM PENYUSUN Koordinator Tim Penulis

: :

Editor Desain Isi Ilustrator Desain Sampul

Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) Fadjar Hutomo Deputi Akses Permodalan BEKRAF Restog K. Kusuma Direktur Akses Perbankan Dedy Andriansyah Kepala Sub Direktorat Perbankan Konvensional

Risma Prismayani Ligwina Hananto Ahmad Gozali Adjie Wicaksana Khusnaini : Fransisca Emi : ejabahasa.com : ejabahasa.com : ejabahasa.com

Diterbitkan oleh: Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) Kantor Gedung Kementerian BUMN Lt.15 Jl. Medan Merdeka Selatan, No.13 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta, 10110, Indonesia. Bekerja sama dengan: QM Publishing Grand Wijaya Center, Blok D, No. 11 Jl. Wijaya II, Jakarta Selatan Telp. (021) 293 294 08/09 Cetakan I, November 2018 Jakarta, BEKRAF, 2018 168; 17 x 25 cm ISBN: 978-602-53339-0-3 Tidak untuk diperjualbelikan Hak Cipta dilindungi Undang-undang All right reserved

BUKU KERJA KEUANGAN UKM KREATIF

BADAN EKONOMI KREATIF DEPUTI AKSES PERMODALAN

iv

Sambutan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam Sejahtera.

Pengelolaan keuangan sangat penting bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk berkembang dan naik kelas. Pengetahuan tentang laporan keuang­an yang benar wajib dimiliki pemilik bisnis UKM untuk memperluas akses permo­dalan. Ilustrasi berikut ini dapat menggambarkan betapa pentingnya kemampuan pe­ngelolaan keuangan baik bagi individu apalagi bagi entitas usaha. Saat ini, 10% penduduk dunia menguasai 90% sumber daya keuangan global. Sementara itu, 90% penduduk dunia yang lain hanya menguasai 10%

v

sisanya. Andaikan kemudian dilakukan upaya pemerataan dengan membagi sama rata seluruh sumber daya keuangan yang ada kepada seluruh penduduk dunia, kemungkinan besar dalam 10 tahun kemudian komposisi kepemilikan itu akan kembali seperti semula. 10% penduduk dunia menguasai 90% sumber da­ya keuangan yang ada. Mengapa bisa demikian? Ternyata, 10% penduduk itulah yang memiliki penge­­tahuan dan keterampilan serta memahami bagaimana mengatur dan mengelola keuangannya dengan lebih baik. Hasil Survei Ekonomi Kreatif 2016 dalam rangka pemetaan masalah UKM kre­atif menunjukkan bahwa permodalan merupakan masalah yang paling dike­­­luhkan oleh para pemilik bisnis. Ketika kita telisik lebih dalam ihwal permo­­­­­­dalan ini, salah satunya bermula pada kurangnya literasi keuangan dan ke­­­­­trampilan atau kemampuan mengelola keuangan secara baik dan benar. Pada prinsipnya, memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan usaha yang lebih baik akan meningkatkan peluang untuk mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan. Lembaga keuangan akan lebih yakin untuk me­­ mercayakan dananya kepada pebisnis UKM yang dipandang memili­ki ke­mam­puan mengelola keuangan usahanya dengan lebih baik. Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) telah memberikan dukungan untuk UKM kreatif dalam bentuk Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif di berbagai kota/ ka­­bupaten. Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini kami harapkan dapat me­­leng­­kapi upaya BEKRAF dalam program Bimbingan Teknis di bidang keuang­­­an/permodalan bagi UKM kreatif. Buku

ini

juga

akan

memperluas

jangkauan

Bimbingan

Teknis

Keuangan kepada UKM kreatif, sehingga bagi yang belum berkesempatan untuk mengikuti Kelas Keuangan UKM kreatif secara langsung dapat turut menambah ilmu dan keterampilan. Melalui Kedeputian Akses Permodalan, BEKRAF akan terus meningkatkan upa­­ya-upaya untuk meningkatkan aksesibilitas para pelaku usaha kreatif,

vi

khu­ susnya UKM kreatif, untuk memperoleh permodalan dari berbagai Lembaga Keuangan yang ada, baik perbankan maupun nonperbankan. Saya sangat bersyukur dan menyambut baik atas terbitnya Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini, semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UKM Kreatif di Indonesia.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF)

vii

Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam Sejahtera.

Kedeputian Akses Permodalan BEKRAF memiliki target dan ukuran kinerja yang perlu dicapai dalam bentuk jumlah penyaluran modal atau pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif. Penyaluran ini dapat dilakukan melalui Lembaga Keuangan maupun Nonkeuangan. Agar sebuah usaha dapat memperoleh penyaluran modal atau pembiayaan, diperlukan proses analisis kelayakan usaha. Ada 5 aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis kelayakan sebuah usaha, yaitu: 1. Aspek pemasaran/pasar 2. Aspek manajemen 3. Aspek teknis produksi dan teknologi 4. Aspek legal 5. Aspek keuangan

viii

Untuk bisa mencapai keberhasilan di bidang keuangan, seorang pemilik usaha perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman, serta kemampuan penge­lo­laan keuangan yang baik. Akan tetapi, hal ini sering kali menjadi kele­mahan se­bagian UKM kita. Pencatatan keuangan yang buruk dan literasi keuangan yang rendah mendorong Kedeputian Akses Permodalan BEKRAF meng­gelar program Seri Kelas Keuangan. Program tersebut telah berjalan di ber­bagai kota dan kabupaten. Selain itu, program pelatihan ini juga telah sam­pai ke lu­­-ar negeri, khususnya untuk para pekerja migran. Deputi Akses Permodalan bermaksud melengkapi Seri Kelas Keuangan tersebut dengan bahan ajar yang praktis. Untuk itu, kami bersama tim penulis me­nyu­sun Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif. Kami berharap buku ini dapat men­jadi pegangan dan rujukan bari para pengajar, mentor, dan peserta kelas ke­uangan selanjutnya. Materi dalam buku ini, baik dalam bentuk cetak maupun digital, bersama dengan modul video tutorial, dapat melanjutkan upaya dan memperluas jang­ka­uan dari Seri Kelas Keuangan yang telah lebih dahulu hadir. Kehadiran Bu­­ku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini kami harapkan dapat memberikan ke­­sempatan belajar lebih luas kepada kelompok komunitas UKM kreatif, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan me­­­­reka dalam mengelola keuangan usaha. Terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak, semua pemangku kepen­ tingan yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif dan penyusunan Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini. Kira­nya Allah Tuhan Yang Maha Esa memberkahi upaya kita memajukan eko­no­mi kreatif di Indonesia demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, bang­sa, dan negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Fadjar Hutomo Deputi Akses Permodalan BEKRAF

ix

Daftar Isi

~ SAMBUTAN ~ iv ~ PENGANTAR ~ vii ~ DAFTAR ISI ~ ix ~ DAFTAR TABEL ~ xiii ~ DAFTAR GAMBAR ~ xiv ~ DAFTAR BAGAN ~ xv ~ PENGENALAN BUKU KERJA KEUANGAN UKM KREATIF ~ xvi BAGIAN PERTAMA MENYUSUN RENCANA BISNIS > 19 ~ Dari Berdagang Jadi Berbisnis, UKM Kreatif Naik Kelas > 20 Berdagang > 22 Berbisnis > 23 Mengelola Bisnis yang Profesional > 26 ~ Sudahkah Anda Mendefinisikan Tujuan Bisnis? > 27 HAVE > 28 DO > 30 BE > 32 ~ Membuat Rencana Bisnis: Apa–Siapa–Bagaimana > 35 APA > 35 SIAPA > 36 BAGAIMANA > 39

x

~ 5 Nasihat Keuangan Terbaik untuk Bisnis Anda > 41 Memisahkan Keuangan Bisnis dengan Keuangan Pribadi > 41 Catat dengan Benar > 43 Mengenal Perbedaan Biaya Variabel dengan Biaya Tetap > 44 Manajemen Arus Kas dan Stok > 46 Gaji vs Profit > 46 ~ Strategi Bisnis Mulai dari Laporan Keuangan > 48 Menentukan Bagi Hasil > 49 Menentukan Gaji Pemilik Bisnis > 50 BAGIAN KEDUA PERENCANAAN KEUANGAN > 53 ~ Pisahkan Uang Bisnis dan Uang Pribadi > 54 Logika vs Perasaan > 57 Solusi > 58 ~ Mengelola Keuangan Pribadi Pemilik Bisnis > 59 Kendali Penuh pada Bujet Bulanan > 60 Mengatur Prioritas > 61 Menyiapkan Dana Darurat > 62 ~ Putar Uang Lebih Cepat > 63 ~ Rasio Kesehatan Keuangan > 68 Langkah 1: Pisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi > 69 Langkah 2: Buat Daftar Penghasilan dan Pengeluaran > 69 Langkah 3: Buat Daftar Harta dan Utang > 70 Langkah 4: Hitung Rasio Keuangan > 71 ~ Mengukur Skala Ekonomi Bisnis > 74 Biaya Variabel dan Biaya Tetap > 74 Titik Impas/BEP > 76 Mau Untung Berapa? > 76 Perbesar Skala Bisnis > 77 BAGIAN KETIGA PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS > 79 ~ Pentingnya Laporan Keuangan dalam Bisnis > 80 Laporan Keuangan Sebagai Indikator Keberhasilan Bisnis > 81

xi

Fungsi Penting Pencatatan Keuangan dalam Usaha > 81 Tips Menyusun Laporan Keuangan > 82 Laporan Keuangan Sebagai Papan Skor dalam Bisnis, Seperti Dashboard pada Mobil > 83 Ayo, Buat Papan Skor dalam Bisnis Anda! > 84 ~ Bisnis Untung tapi Gulung Tikar? > 85 Indikator Hakiki dalam Bisnis > 85 Pentingnya Kas dalam Bisnis > 86 ~ Mengelola Dana Kas dan Modal dalam Bisnis > 90 Manfaat Laporan Arus Kas > 91 Profit vs Cash > 91 Apakah Modal Besar Dapat Memastikan Bisnis Kita Sukses? > 91 Pentingnya Pengelolaan Modal Usaha > 92 Fondasi Pengelolaan Kas dan Modal Bisnis:

Pemisahan Uang Bisnis dan Uang Pribadi > 94

~ Alur Keuangan Bisnis > 95 Alur Keuangan dalam Bisnis > 95 Mengenal Jenis-Jenis Laporan Keuangan > 98 Analogi Laporan Keuangan Sebagai Kotak Bisnis > 98 Mengenal Lebih Dalam: Laporan Neraca Keuangan > 99 Manfaat Laporan Neraca Keuangan > 100 Mengenal Lebih Dalam: Laporan Laba Rugi > 101 Manfaat Laporan Laba Rugi dalam Usaha > 102 Laporan Keuangan Sebagai Dasar Perencanaan Keuangan > 102 Strategi Penyusunan Perencanaan Bisnis > 102 BAGIAN KEEMPAT PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS > 105 ~ Mengenal Kaidah-Kaidah Pencatatan Transaksi Keuangan > 106 Persamaan Akuntansi > 107 Akun dan Saldo Normal > 110 Sistem Pencatatan Double Entry > 112 ~ Siklus Akuntansi > 115 ~ Menentukan Harga Pokok Produksi (HPP),

Break Even Point (BEP), dan Target Penjualan > 121

xii

~ Praktik Menyusun Laporan Keuangan > 129 ~ Mengetahui Kondisi Keuangan Bisnis Melalui Analisis

Laporan Keuangan > 139

TENTANG PENULIS > 147 ~ Ligwina Hananto > 148 ~ Ahmad Gozali > 150 ~ Adjie Wicaksana > 152 ~ Khusnaini > 154 LAMPIRAN KERTAS KERJA KEUANGAN > 157

xiii

Daftar Tabel Tabel 1. Target Bisnis (Have) > 29 Tebal 2. Perbandingan Target > 29 Tabel 3. Target (Have) & Strategi (Do) Bisnis > 30 Tabel 4. Target (Have), Strategi (Do) Bisnis, & Kondisi Diri (Be) > 32 Tabel 5. Keuangan Bisnis dan Keuangan Pribadi > 42 Tabel 6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel > 45 Tabel 7. Target Omzet > 50 Tabel 8. Kenaikan Omzet untuk Gaji Pemilik Bisnis > 51 Tabel 9. Menghitung Penghasilan dan Pengeluaran > 70 Tabel 10. Daftar Harta dan Utang > 71 Tabel 11. Keuangan Bisnis Indra > 87 Tabel 12. Mengganti DP 50% > 88 Tabel 13. Percepatan Durasi Pelunasan > 89 Tabel 14. Neraca > 100 Tabel 15. Laporan Laba Rugi > 101 Tabel 16. Akun dan Saldo Normal > 111 Tabel 17. Pembelian Mesin Fotokopi > 113 Tabel 18. Kertas Kerja Persamaan Akuntansi > 117 Tabel 19. Kertas Kerja Keuangan > 119 Tabel 20. HPP Besek Zaman Now > 123 Tabel 21. BEP Besek Zaman Now > 125 Tabel 22. Laporan Keuangan Besek Zaman Now > 129 Tabel 23. Transaksi Besek Zaman Now > 130 Tabel 24. Pencatatan Transaksi Besek Zaman Now > 132 Tabel 25. Kertas Kerja Persamaan Akuntansi Besek Zaman Now > 135 Tabel 26. Kertas Kerja Laporan Keuangan Besek Zaman Now > 136

xiv

Daftar Gambar Gambar 1. Perputaran Uang Bisnis > 65 Gambar 2. Meningkatkan Keuntungan Usaha > 66 Gambar 3. Kotak Bisnis > 99 Gambar 4. Persamaan Akuntansi > 108 Gambar 5. Victory Salon > 120 Gambar 6. Anyaman Besek > 122

xv

Daftar Bagan Bagan 1. Modal Operasional > 93 Bagan 2. Alur Keuangan dalam Bisnis > 96

xvi

Pengenalan Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif

Selamat datang di dunia pegiat ekonomi kreatif! Sekarang saatnya, pemilik bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) kreatif sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi negara, mendapat perhatian khu­sus agar segera naik kelas dan maju bersama. Atas prakarsa Deputi Akses Permodalan BEKRAF, buku ini lahir sebagai bagi­an dari pengenalan pengelolaan keuangan untuk UKM kreatif. Buku ini ber­­tu­juan untuk menjadi modul pendukung maupun memperluas jangkauan prog­­ram Bimbingan Teknik yang telah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Ada 4 bagian dari buku ini, yaitu 1. “Menyusun Rencana Bisnis” oleh Ligwina Hananto 2. “Perencanaan Keuangan” oleh Ahmad Gozali

xvii

3. “Pentingnya Laporan Keuangan untuk Usaha” oleh Adjie Wicaksana 4. “Menyusun Laporan Keuangan Bisnis” oleh Khusnaini Masing-masing bagian ditulis oleh pemateri yang sudah bekerja sama dengan BEKRAF dalam meningkatkan pengetahuan pengelolaan keuangan UKM kre­­atif. Anda dapat membaca keempat bagian buku ini secara berurutan atau ju­-ga membacanya secara terpisah. Buku ini dilengkapi dengan lampiran Kertas Kerja Keuangan UKM Kreatif. Lampiran tersebut menyediakan ruang bagi pegiat UKM kreatif untuk memprak­tikkan sebagian teori dan konsep yang ada dalam buku ini. Ada juga ber­ba­gai kuis tentang konsep keuangan yang bisa diisi. Dengan demikian, pa­ra pe­giat UKM kreatif dapat semakin mengerti terhadap materi yang telah di­sa­­jikan. Hal yang lebih penting dari membaca materi dalam buku ini adalah soal prak­­tik. Keuangan bisnis merupakan hal yang perlu dimengerti oleh para pegi­­at usa­ha. Keuangan bisnis merupakan hal yang perlu dipraktikkan oleh pa­ra pe­giat usaha. Besar harapan kami agar buku ini menjadi salah satu pembuka jalan untuk para pegiat ekonomi kreatif negeri agar lebih maju lagi.

Salam ekonomi kreatif!

Tim Penulis Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif BEKRAF 2018

Dari Berdagang Jadi Berbisnis, UKM Kreatif Naik Kelas

Selamat! Jika Anda membaca tulisan ini, kemungkinan besar Anda adalah seorang pemi­lik bisnis usaha kreatif. Coba perhatikan, apakah Anda sedang berdagang atau berbisnis? Banyak pemilik bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia memulai usahanya sebagai bagian dari upaya survival. Biasanya, seseorang memulai usaha dengan berdagang. Barang atau jasa yang diperdagangkan mungkin hasil produksi sendiri atau mengambil produksi pihak lain. Usaha dagang ini ada yang kecil-kecilan, ada juga yang menjadi usaha dagang besar-besaran. Artinya, sebuah usaha dagang tetap jadi berdagang, walaupun dengan volu­me omzet raksasa. Tentu saja tidak ada yang salah dari berdagang. Semua bisnis dimulai dari

LIGWINA HANANTO | 21

ber­­­da­gang. Tetapi, ternyata tidak semua upaya dagang berkembang menjadi se­­bu­­ah bisnis. Saat memiliki bisnis, ada sistem yang bekerja dengan baik. Saat me­­miliki bisnis, ada nilai tambah yang terlibat di dalamnya. Ada beberapa pertanyaan dasar yang dapat membuat kita mengecek kembali status usaha kita ini di level berdagang atau berbisnis. •

Apakah Anda memiliki laporan keuangan?



Apakah Anda mengetahui status laba usaha Anda?



Apakah Anda mengatur gajian dan komisi untuk Anda pribadi?

Pertanyaan-pertanyaan keuangan di atas penting agar kita dapat bergerak ke arah pengelolaan keuangan bisnis yang profesional. Sesungguhnya, saat ti­­­dak me­miliki laporan keuangan, kita sedang berdagang. Mari kita bedah bersama, perbedaan antara berdagang dan berbisnis. Apa per­­bedaan paling mendasar dari keduanya? Ada banyak versi. Salah satu versi yang cukup mudah untuk bisa kita mengerti adalah membedakan kegiataan saat berdagang atau berbisnis, beserta pencatatan keuangannya.





Sesungguhnya, saat tidak memiliki laporan keuangan, kita sedang berdagang. ~ Ligwina Hananto ~

22 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Berdagang Saat berdagang, prinsip paling dasar dalam mencetak keuntungan adalah me­­­ngambil barang atau jasa dengan harga lebih rendah, lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi. Berdasarkan prinsip kerja dagang ini, apa yang di­se­but ‘untung’ bisa jadi baru di level margin. Margin adalah selisih antara omzet penjualan dengan biaya produksi. Perhitungan keuntungan seperti ini lazim digunakan para pedagang. Tidak salah, kasus seperti ini kerap hanya menggunakan perhitungan uang kas masuk dan uang kas keluar. Kelemahannya, perhitungan seperti ini sering gagal menghitung banyaknya ongkos yang tidak tercatat alias hidden cost.

OMZET PENJUALAN BIAYA PRODUKSI ________________MARGIN

Contoh kasus yang dapat membantu ilustrasi tentang usaha berdagang adalah sebagai berikut. Ibu Vira memiliki usaha katering rumahan. Ibu Vira berbelanja di pasar dekat rumah setiap hari untuk segala keperluan dapurnya, baik untuk bahanbahan masak katering maupun untuk bahan makanan keluarganya. Catatan keuangan katering Ibu Vira dalam satu hari adalah sebagai berikut.

Omzet Penjualan = 100 kotak makanan x Rp50.000 = Rp5.000.000 Biaya produksi = bahan makanan 100 kotak x Rp15.000 = Rp1.500.000 Margin= Rp3.500.000

Dalam hal ini, Ibu Vira mencetak keuntungan sebesar Rp3.500.000 atau 70% dari omzet penjualan. Jumlah ini dikali 20 hari kerja, menjadi Rp70.000.000. Apakah usaha katering Ibu Vira dalam posisi untung?

LIGWINA HANANTO | 23

Perhatikan bahwa pencatatan biaya produksi masih terbatas pada bahan makanan untuk 100 kotak. Pencatatan ini tidak memperhitungkan biaya transportasi Ibu Vira saat berbelanja ke pasar, biaya bumbu dapur, gas, listrik, dan air yang masih bergabung dengan dapur keluarga, biaya asisten rumah tangga yang setiap hari turut berjibaku di dapur atau biaya pengantaran makanan kepada pembeli. Selain itu, Ibu Vira juga tidak mencatatkan berapa dana yang ia simpan untuk diputarkan kembali ke dalam usahanya, atau berapa yang ia ambil dan gunakan untuk keperluan sehari-hari. Semua uang yang di­ha­silkan setiap hari habis. Setiap hari Ibu Vira mulai lagi dari nol. Untuk ilus­trasi seperti ini, Ibu Vira pun mengakui kalau ia sedang berdagang.

Berbisnis Dalam berbisnis, ada nilai tambah yang tercipta. Sebuah bisnis beroperasi dengan sebuah sistem. Agar sistem ini bisa bekerja dengan baik, maka ada biaya yang perlu diperhitungkan. Ada dua jenis biaya yang mencerminkan segala macam pengeluaran dari sebuah bisnis. Biaya variabel, yaitu semua biaya produksi dan biaya penjualan. Biaya tetap, yaitu semua biaya yang sudah ditetapkan untuk mendukung sistem kerja sebuah bisnis. Yang menarik, setelah memotong omzet penjualan dengan biaya variabel, pemilik bisnis tidak bisa serta-merta mengambil semua margin yang tercetak. Setelah dipotong biaya tetap, barulah pemilik bisnis dapat menikmati laba atau bahkan mengalami rugi.

OMZET PENJUALAN BIAYA VARIABEL _________________MARGIN BIAYA TETAP _________________LABA/RUGI

Contoh kasus yang dapat kita simak adalah sebagai berikut.

24 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Ibu Citra memiliki sebuah usaha fesyen. Ia mendirikan sebuah butik yang menjual berbagai jenis pakaian perempuan. Ibu Citra menjahit sendiri sebagian pakaian yang ia jual. Tetapi, ia juga mengambil beberapa jenis pakaian dari pihak ketiga untuk dijual kembali. Catatan keuangan butik Ibu Citra dalam satu bulan adalah sebagai berikut. Omzet Penjualan = 200 potong pakaian x Rp100.000 = Rp20.000.000 Biaya produksi dan diskon = 200 potong pakaian x Rp50.000 = Rp7.000.000 Margin= Rp13.000.000

Tidak berhenti sampai di sini, Ibu Citra juga mencatatkan beberapa pengeluaran tambahan.

Omzet Penjualan = 200 potong pakaian x Rp100.000 = Rp20.000.000 Biaya produksi, konsinyasi, dan diskon = 200 potong pakaian x Rp50.000 = Rp7.000.000 Margin= Rp13.000.000 Ongkos Tetap = gaji karyawan, sewa butik, transportasi = Rp5.000.000 Ongkos Tetap = pengeluaran Ibu Citra pribadi = Rp5.000.000 Laba= Rp3.000.000

Mari kita cek kembali pertanyaan di atas yang berhubungan dengan keuangan usaha Ibu Citra. •

Apakah Ibu Citra memiliki laporan keuangan? Ya. Walaupun baru dalam bentuk catatan arus kas masuk dan keluar, namun sudah tertib.



Apakah Ibu Citra mengetahui status laba usahanya? Ya. Ibu Citra bisa melihat bahwa usaha butiknya menghasilkan laba Rp3.000.000 per bulan atau 15% dari omzet penjualan.



Apakah Ibu Citra mengatur gajian dan komisi untuk dirinya pribadi?

LIGWINA HANANTO | 25

Ya. Walaupun belum berupa sebuah gaji tetap, Ibu Citra sudah menuliskan pengeluaran pribadinya dalam sebuah pos tersendiri. De­ngan begitu, Ibu Citra bisa mengetahui angka persis yang ia ambil da­ri bisnisnya dan di kemudian hari dapat digunakan sebagai data pen­dukung, jika ingin menentukan besaran gaji pemilik bisnis. Apakah Anda melihat perbedaan antara Ibu Vira dengan Ibu Citra? Ibu Vira ada­lah pedagang. Ibu Citra adalah pemilik bisnis. Kalau dilihat sekilas, seper­ti­­nya Ibu Vira lebih banyak menghasilkan uang. Tapi coba perhatikan kembali. Pemilik bisnis dan pedagang sama-sama menghasilkan omzet. Bedanya, peda­­gang menikmati margin dari harga jual dan harga beli. Pemilik bisnis fokus men­cetak keuntungan dari laba usaha, yang kemudian diputarkan kembali di dalam sistem bisnisnya. Walaupun seolah menghasilkan untung yang tinggi, Ibu Vira sebetulnya baru mencetak margin. Keuntungan usaha Ibu Vira yang sesungguhnya tidak dapat kita ketahui karena tidak ada catatan keuangan yang lengkap. Sementa­ra untuk Ibu Citra, ia tidak selalu harus hadir menjahitkan pakaian atau me­nunggui butiknya. Ada sistem yang bekerja dengan karyawan yang ada. Lebih pen­ting lagi, hidden cost bisa dihindari dalam bisnis butik Ibu Citra karena pen­catatan keuangan yang baik.



Pemilik bisnis dan pedagang sama-sama menghasilkan omzet. Bedanya, pedagang menikmati margin dari harga jual dan harga beli. Pemilik bisnis fokus mencetak keuntungan dari laba usaha, yang kemudian diputarkan kembali di dalam sistem bisnisnya.



~ Ligwina Hananto ~

26 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Mengelola Bisnis yang Profesional Pemilik UKM kreatif, sudah saatnya Anda naik kelas. Mari perhatikan bagaimana usaha Anda bisa bertransformasi dari usaha dagang menjadi sebuah bisnis. Lebih penting lagi, bagaimana usaha Anda ini menjadi bisnis yang dikelola secara profesional. Saat kita lebih jujur dan mengenal status bisnis sendiri, niscaya kita bisa mengembangkannya dengan lebih baik. Coba perhatikan dulu checklist berikut ini.  Nama Brand (Bisnis):  Badan Hukum: PT/CV/Firma/Belum Ada  NPWP: Ada/Tidak Ada/Ada Milik Pribadi  Apakah memiliki laporan keuangan: Ada/Tidak Ada  Jika memiliki laporan keuangan: o Catatan keuangan sederhana—arus kas o Laporan laba rugi o Neraca keuangan

 Laporan keuangan dikerjakan oleh: Sendiri/Staff Pembukuan/Akuntan Checklist ini hanyalah sebuah daftar pendek yang bisa membantu untuk melihat kembali, sudah sampai mana transformasi usaha kita dari dagang menjadi bisnis sudah kita jalankan. Agar bisnis ini lebih maju lagi, perlu pengelolaan profesional, di antaranya dengan memiliki rencana bisnis yang jelas. Sudah siapkah Anda menyusun rencana bisnis? Kita berangkat dari sini! ***

Sudahkah Anda Mendefinisikan Tujuan Bisnis?

Mari membuat sebuah rencana bisnis! Apa gunanya? Rencana bisnis ini berfungsi untuk menjadi peta perjalanan. Pemilik bisnis UKM adalah orang yang paling bertanggungjawab atas kesuksesan bisnis tersebut. Jadi, pemilik bisnis perlu membeberkan semua isi kepalanya dengan je­las, agar karyawan dan seluruh tim di dalam bisnis tersebut mengerti arah dan tujuan bisnis itu sendiri. Sayangnya, ada pemilik bisnis yang tidak mengerti arah tujuan bisnisnya sendiri. Banyak pemilik bisnis masih galau dengan dirinya sendiri. Hal yang di­ butuhkan oleh pemilik bisnis adalah clarity atau kejernihan berpikir. Untuk itu, mari kita coba beberkan melalui proses berikut ini. BE + DO = HAVE

28 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Be Do Have adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh psikolog Jerman, Erich Fromm. Sebetulnya, konsep ini tidak berhubungan langsung dengan penyusunan rencana bisnis. Dalam bukunya yang diterbitkan pada 1976, To Have or To Be?, Fromm menuliskan bagaimana manusia cenderung berkonsentrasi pada kebendaan (HAVE), sayangnya melupakan kondisi diri sendiri (BE). Dalam buku itu, Fromm menyatakan kekhawatirannya akan dampak konsumerisme. Pengertian kebendaan adalah upaya mencapai kebendaan, dan kondisi jiwa ma­nusia dapat kita terjemahkan kembali menjadi logika yang runut, sehingga mu­dah dipahami pemilik bisnis saat menyusun rencana bisnisnya.

HAVE HAVE atau kebendaan dapat kita artikan sebagai TARGET. Setiap perjalanan membutuhkan tujuan agar arah langkah yang diambil sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Kebiasaan pemilik bisnis UKM membiarkan usahanya ‘mengalir’ begitu saja, bisa jadi merupakan salah satu penghambat kesuksesan bisnis itu sendiri. Bayangkan, apa yang ada di benak para karyawan saat Anda sebagai pemimpin tidak menjelaskan sama sekali tentang apa yang perlu menjadi target bis­­nis Anda. Apakah mereka sedang meraba-raba dalam kegelapan? Atau me­reka sedang dipimpin oleh pemilik bisnis yang mencoba melihat dalam ke­gelapan? Cobalah membuat sebuah target jangka pendek, misalnya dalam waktu 1 tahun yang akan datang. Definisikan dengan jelas hingga anggota tim karyawan Anda mengerti betul, apa ekspektasi Anda. Perhatikan juga, bagaimana Anda akan mengukur target tersebut. Hindari target yang ambigu.

LIGWINA HANANTO | 29

Tabel 1. Target Bisnis (Have) Target Jangka Waktu Ukuran

Bandingkan ketiga target di bawah ini.

Tabel 2. Perbandingan Target TARGET 1

Memperbesar usaha hingga dikenal banyak orang.

TARGET 2

Menambah 3 cabang baru sehingga mendukung kenaikan omzet 100%.

TARGET 3

Meningkatkan profit dari Rp20.000.000 per bulan menjadi Rp200.000.000 per bulan.

TARGET 1 tidak menjelaskan seperti apa besar usaha yang diinginkan. ‘Besar’ itu relatif. Tambahan lagi, TARGET 1 tidak menjelaskan bagaimana me­ngu­kur ‘dikenal banyak orang’. Artinya, dalam 1 tahun yang akan datang, jika ingin mengukur apakah TARGET ini sudah tercapai atau belum, tentu pe­mi­lik bis­nis akan kebingungan sendiri. Karyawan pun akan kebingungan, apa­kah sudah melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. TARGET 2 menunjukkan keinginan untuk memperbesar usaha dengan lebih nyata. Penambahan cabang baru dan kenaikan omzet akan menjadi to­lok ukur bagi pemilik bisnis dan karyawannya. Artinya, jika ingin ‘memperbesar usa­­ha’, bisa jadi bentuknya adalah menambah jumlah cabang penjualan. Akan tetapi, perlu juga diperjelas, agar penambahan cabang bisa bermanfaat mak­simal dalam perkembangan bisnis—dalam hal ini mendukung kenaikan om­zet penjualan total hingga 100%. Sementara itu, TARGET 3 menunjukkan definisi yang sangat jelas. Bisnis

30 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

yang tadinya memiliki profit Rp20.000.000 per bulan, diharapkan meningkat menjadi 10x lipat. Walaupun menimbulkan pertanyaan, dari mana datangnya angka-angka ini, akan tetapi seorang pemilik bisnis dan karyawannya ja­di bisa melakukan monitoring atas target yang ingin dicapai. Kalau belum mencapai Rp200.000.000 berarti belum sesuai target! Serba jelas, kan?

DO DO atau upaya mencapai kebendaan, dapat kita artikan sebagai STRATEGI. Apa yang akan kita lakukan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan? Jangan lupa bahwa saat menjalankan sebuah usaha, ada 3 level yang sedang ter­­jadi: operasional, manajerial, dan strategis. Seorang pemilik bisnis UKM cen­­derung terjebak melakukan segala sesuatunya sendiri, hingga ia gagal untuk duduk di level strategis. Saat membaca bagian ini, fokuskan diri Anda di level strategis. Posisikan apa yang Anda lakukan di level operasional dan manajerial sebagai sesuatu yang bi­sa Anda delegasikan pada orang lain, walaupun saat ini Anda masih menger­­jakan semuanya sendiri. Mari kita coba lagi mengisi tabel TARGET dengan tambahan STRATEGI.

Tabel 3. Target (Have) & Strategi (Do) Bisnis Target Jangka Waktu Ukuran Langkah-langkah

Bandingkan ketiga target yang sudah kita bahas sebelumnya dengan strategi yang mungkin akan dilakukan untuk mencapai target-target tersebut.

LIGWINA HANANTO | 31

TARGET 1 : Memperbesar usaha hingga dikenal banyak orang. STRATEGI

:?

TARGET 2 : Menambah 3 cabang baru sehingga mendukung

kenaikan omzet 100%.

STRATEGI :



Pemasaran: Kampanye manfaat produk dan manfaat cabang (Contoh: “Beli kue terenak di sini!”, “Sekarang, kue terenak hadir di de­kat­­mu!”).



Penjualan: Kompetisi antarcabang dengan omzet tertinggi.



Keuangan: Monitoring omzet per cabang.

TARGET 3

: Meningkatkan profit dari Rp20.000.000 per bulan menjadi



Rp200.000.000 per bulan.

STRATEGI :



Pemasaran: Brand positioning yang menjelaskan manfaat produk (Contoh: Obat anti jerawat! Wajah bersih dalam 24 jam. DIJAMIN!).



Penjualan: Agresif dengan sistem keagenan direct selling.



Produksi & keuangan: Efisiensi biaya agar dapat menjaga pencapaian target profit per bulan dan per tahun.

Perhatikan bahwa strategi baru bisa kita susun, jika ada target yang jelas. Stra­tegi tidak bisa dirancang, jika target tidak menunjukkan ukuran yang ingin kita capai. Strategi ini pun sebaiknya dipecah berdasarkan divisi yang

32 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

be­kerja. Dengan demikian, setelah ada strategi per divisi, pemilik bisnis beserta kepala divisi bisa menyusun TARGET tiap divisi, lalu menurunkannya menjadi ACTIONS untuk ditindaklanjuti karyawan di level operasional. Dengan cara ini, pemilik bisnis bisa bergerak leluasa di level operasional, manajerial, dan level strategis. Saat semuanya serba jelas, karyawan tahu harus melakukan apa. Bukankah pemilik bisnis juga jadi lebih tenang?

BE BE ini tentang kondisi diri si pemilik bisnis beserta karyawannya. Dapatkah Anda bayangkan, seperti apa kondisi diri pemilik bisnis dan karyawannya saat profit bernilai Rp20.000.000 per bulan? Selanjutnya, kira-kira seperti apa kondisi diri yang dibutuhkan untuk bisa mencapai nilai profit 10x lebih besar? Apakah para karyawannya sudah memiliki kompetensi dan perilaku yang sesuai untuk mencapai target yang besar tersebut? Lebih penting lagi, apakah si pemilik bisnis itu sendiri sudah siap dengan transformasi jiwanya, agar bisa memimpin sebuah bisnis yang memiliki profit 10x lebih besar? Salah satu cara untuk mengetahui kondisi diri yang dibutuhkan oleh bisnis kita adalah dengan mempertanyakan kompetensi dan perilaku pemilik bisnis dan karyawan. Apa yang perlu kita pelajari lebih lanjut? Mari kita coba lagi, mengisi tabel TARGET dengan tambahan STRATEGI, sekarang dengan tambahan KONDISI DIRI.

Tabel 4. Target (Have), Strategi (Do) Bisnis, & Kondisi Diri (Be) Target Jangka Waktu Ukuran Langkah-langkah Kita kembali lagi ke tiga target yang sudah kita bahas bersama. Kali ini, perhatikan bagian KONDISI DIRI yang sudah ditambahkan untuk menjadi pertimbangan.

LIGWINA HANANTO | 33

TARGET 1

: Memperbesar usaha hingga dikenal banyak



orang.

STRATEGI

:?

KONDISI DIRI

:?

TARGET 2 : Menambah 3 cabang baru sehingga mendukung

kenaikan omzet 100%.

STRATEGI :



Pemasaran: Kampanye manfaat produk dan manfaat cabang (Contoh: “Beli kue terenak di sini!”, “Sekarang, kue terenak hadir di de­kat­mu!”).



Penjualan: Kompetisi antarcabang dengan omzet tertinggi.



Keuangan: Monitoring omzet per cabang.

KONDISI DIRI: Belum mengetahui cara mengelola lebih dari satu cabang.

TARGET 3

: Meningkatkan profit dari Rp20.000.000 per bulan menjadi



Rp200.000.000 per bulan.

STRATEGI :



Pemasaran: Brand positioning yang menjelaskan manfaat produk (Con­toh: Obat anti jerawat! Wajah bersih dalam 24 jam. DIJAMIN!).



Penjualan: Agresif dengan sistem keagenan direct selling.



Produksi & Keuangan: Efisiensi biaya agar dapat menjaga pencapaian target profit per bulan dan per tahun.

34 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

KONDISI DIRI: Belum tahu bagaimana melakukan brand positioning, tidak punya pengalaman mengelola bisnis dengan ukuran lebih besar, tidak punya tim keuangan dan akuntansi yang dapat mengawasi biaya.

Berdasarkan penjabaran di atas, terlihat jelas bagaimana pentingnya memiliki ketiga elemen saat menyusun rencana bisnis. BE + DO = HAVE KONDISI DIRI + STRATEGI = TARGET

Kekurangan salah satu dari ketiganya akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengelolaan bisnis. Bahkan dapat kita simpulkan bahwa KONDISI DIRI (BE) sangat memengaruhi dan menjadi titik awal dari semua pelaksanaan kerja dalam mengelola bisnis. Bisnis bukan kegiatan sampingan. Bisnis membutuhkan pemikiran yang fokus dan berkomitmen untuk pengembangannya. Ternyata, kita tidak bisa lari dari kenyataan bahwa dunia bisnis ini berkembang dengan sangat cepat. Artinya, ada banyak sekali ilmu yang harus kita raih. Di setiap fase bisnis, akan ada kebutuhan perilaku yang berbeda juga. Apakah Anda sebagai pemilik bisnis sudah siap untuk mencari tahu kondisi diri yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanan ini?

***





Pemilik bisnis UKM adalah orang yang paling bertanggungjawab atas kesuksesan bisnis itu sendiri. ~ Ligwina Hananto ~

Membuat Rencana Bisnis: Apa – Siapa – Bagaimana

Sebuah rencana bisnis adalah peta perjalanan yang sangat penting agar kita dapat menavigasikan bisnis kita ke depan. Rencana bisnis sangat diperlukan untuk meredefinisikan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha kita. Ada tiga pertanyaan yang perlu selalu kita perhatikan: Apa, Siapa, Bagaimana.

APA Pertanyaan APA merupakan pertanyaan penting yang menjadi dasar untuk mendefinisikan bisnis Anda. 1. APA yang sedang Anda jual? 2. APA pasar tempat Anda beroperasi? 3. Masalah hidup APA yang sedang Anda solusikan? Bandingkan perbedaan antara kedua pemilik bisnis UKM kreatif di bawah ini, saat mereka memperkenalkan diri.

36 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

“Nama saya Denisa. Saya berbisnis aksesori.” “Nama saya Denisa. Saya founder dari Alurasoris, aksesori cantik penuh gaya! Setiap keluar rumah, perempuan cantik penuh gaya pasti pakai Alurasoris.” Bagaimana pendapat Anda tentang kedua cara memperkenalkan diri ini? Persepsi apa yang Anda terima? Pengertian tentang APA menjadi dasar utama untuk seorang pemilik bisnis UKM kreatif untuk bisa maju. Mari mulai dengan pengertian penuh tentang diri sendiri dan tentang bisnis kita. Mula-mula, seorang pemilik bisnis perlu mendefinisikan terlebih dahulu, APA bisnis yang sedang ditekuni dan seperti APA pasar tempatnya beroperasi. Namun demikian, saat Anda bertransformasi dari pedagang menjadi pemilik bisnis, Anda sangat perlu untuk menjawab pertanyaan ketiga. Masalah hidup APA yang sedang Anda carikan solusinya? Sesungguhnya, sebuah bisnis adalah suatu upaya untuk menyelesaikan sebuah masalah hidup. Jika Anda gagal menjawab pertanyaan ketiga, maka Anda akan menghadapi kesulitan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.

SIAPA Siapa yang terpenting dalam sebuah bisnis? Bagaimanapun juga, semua bisnis sudah pasti memiliki hubungan dengan manusia. 1. SIAPA yang menjadi pembeli barang/jasa yang Anda jual? 2. SIAPA saja yang terlibat di dalam sistem kerja bisnis Anda? 3. SIAPA rekanan dan pemangku kepentingan yang ada di dalam lingkungan Anda? Pihak yang sangat berpengaruh pada sebuah bisnis UKM kreatif adalah

LIGWINA HANANTO | 37

pemilik bisnis itu sendiri. Tetapi, yang membeli produk atau jasa sehingga tercetaknya omzet adalah PEMBELI atau yang kita sebut dengan pelanggan. Oleh karena itu, sebuah bisnis harus betul-betul mengenali pelanggannya. Definisi segmen pelanggan tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan menyebutkan gender dan usia. Anda perlu lebih spesifik supaya semua kegiatan pemasaran lebih terarah. Perhatikan contoh berikut ini. Nama brand: Alurasoris •

Target segmen: Perempuan, usia 15 – 42 tahun.

Apabila Anda adalah seorang pemilik bisnis, kira-kira bagaimana Anda akan ‘berbicara’ pada calon pelanggan dengan segmentasi seperti ini? Bukankah perempuan usia 15 tahun sangat berbeda dengan perempuan usia 42 tahun? Ada cara yang cukup sederhana untuk mendefinisikan segmen pelanggan ini. Coba perhatikan, siapa saja pelangganmu. Mulai dengan 3 pelanggan yang paling Anda ingat. Atau mulai dengan 3 pelanggan yang paling banyak memberikan kontribusi pada omzet. Contoh kasus. Nama brand: Alurasoris •

Pelanggan No. 1 – ANGGI, 27 tahun Anggi adalah perempuan pekerja. Anggi ingin selalu tampil gaya. Setiap hari, Anggi memilih pakaian yang akan dikenakan ke kantor, dan ia selalu mema­dupadankan dengan kalung yang ia sukai, salah satunya dari Alurasoris.



Pelanggan No. 2 – BELLA, 30 tahun Bella adalah teman Anggi di kantor. Bella mengetahui tentang Alurasoris dari Anggi. Saat menghubungi Alurasoris untuk

38 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

membeli kalung, Bella selalu menanyakan tentang aksesori apa yang terakhir dibeli oleh Anggi. •

Pelanggan No. 3 – CHACHA, 28 tahun Chacha tidak mengenal Anggi dan Bella. Chacha menghubungi Alurasoris setiap bulan dan membeli berbagai jenis perhiasan aksesori. Biasanya, Chacha akan melakukan swafoto dan mengunggah di Instagram sambil menyebutkan aksesoris yang dikenakannya sebagai aksesori buatan Alurasoris. Chacha sering menghadiri berbagai kegiatan sosial, mulai dari arisan, pembukaan bu­ tik, hingga undangan pernikahan. Di setiap kesempatan tampil, Chacha pas­ ti mengenakan salah satu aksesori dari Alurasoris.

Dari penjabaran di atas, apakah Anda bisa melihat segmen yang menjadi fokus pada Alurasoris? Apakah pelanggan Alusoris masih perempuan usia 15– 42 tahun? Tentu saja pemilihan pelanggan untuk menjadi fokus tidak bisa secara random. Silakan lihat kembali data penjualan yang Anda miliki untuk mendefiniskan segmentasi, yang sesungguhnya sudah ada di dalam data tersebut. Anda sudah mulai mengerti tentang bagaimana mendefinisikan segmen pelanggan, selanjutnya tentu saja Anda juga perlu mengenal siapa saja yang ber­­­hubungan dengan operasional usaha. Yang pertama tentu adalah anggota tim yang bekerja keras menjadi karyawan dalam usaha Anda. Dalam berbagai usaha, ada juga rekanan kerja profesional. Terakhir, definisikan siapa saja yang ada di dalam lingkungan bisnis Anda. Se­mua pemangku kepentingan dalam lingkungan ini memiliki interaksi, baik lang­sung maupun tidak langsung. Anda perlu menganalisis, misalnya peran pe­me­rintah pada profesi yang sedang Anda tekuni.

LIGWINA HANANTO | 39

BAGAIMANA Sesudah APA dan SIAPA, sekarang saatnya menganalisis BAGAIMANA. 1. BAGAIMANA pelanggan mengetahui barang/jasa yang sedang Anda jual? 2. BAGAIMANA cara mencapai pelanggan barang/jasa yang sedang Anda jual? 3. BAGAIMANA pelanggan memilih barang/jasa yang Anda jual dibandingkan dengan pesaing? Pernahkah Anda memikirkan bagaimana pelanggan sampai menemukan An-­da? Pilihannya sangat beragam. Mulai dari word of mouth hingga media ma­s­sa seperti TV, radio, surat kabar, atau majalah. Zaman sekarang, peran di­­gital sangat erat dalam pengembangan bisnis. Perhatikan contoh Alurasoris di atas. Jika Anda sebagai pemilik bisnis masih ber­sikukuh dengan target perempuan, 15–42 tahun, maka definisi bagaimana pelanggan sampai menemukan Alurasoris pun akan melebar jauh dari de­­­­finisi Anggi, Bella, dan Chacha yang merupakan pelanggan Alu­ra­soris se­sung­­­guhnya. • Perempuan, pelajar, 15 tahun  Keputusan dipengaruhi ibunya.  Keputusan dipengaruhi teman-temannya.  Pengguna Snapchat. • Perempuan, ibu rumah tangga, ibu 1 anak, 32 tahun  Lebih banyak di rumah.  Interaksi dengan sesama ibu menyusui.  Keputusan dipengaruhi suaminya.  Pengguna Instagram. Pertanyaan yang juga mendasar adalah, “Bagaimana pelanggan memilih barang atau jasa yang Anda jual dibandingkan dengan pesaing?” Alasan memilih produk kita harus berupa pendapat orisinil dari pelanggan. Banyak pemilik bisnis berasumsi atas alasan pemilihan produk.

40 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Contohnya dalam kasus Alurasoris. Bagaimana cara pelanggan memilih aksesori? Jawabannya bisa sebagai berikut. “Pelanggan memilih aksesori dari Alurasoris karena modelnya yang edgy dan berasal dari Korea.” Akan tetapi, setelah riset kecil-kecilan, tidak ada satu pun dari pelanggan yang memperhatikan asal muasal aksesori Alurasoris. Anggi memilih karena su­ka dengan jenis kalung yang simpel—cocok untuk dikenakan setiap hari ke kan­tor. Bella memilih Alurasoris karena ikut-ikutan Anggi. Chacha memilih Alu­ rasoris dari varian yang berbeda dari Anggi. Untuk Chacha, alasan utama memilih Alurasoris adalah karena ia membutuhkan perhiasan yang disesuaikan dengan pakaiannya saat menghadiri berbagai acara sosial. Masih ada banyak pertanyaan APA, SIAPA, dan BAGAIMANA yang bisa Anda lakukan sebagai analisis bisnis bersama tim. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara menyusun rencana bisnis, Anda dapat juga menyimak Business Model Canvas oleh Alexander Osterwalder dan Smart Business Map oleh Budi Isman. Kedua konsep model bisnis ini dapat sangat membantu Anda untuk menyusun rencana bisnis dengan lebih rinci lagi, berikut dengan langkah-langkah yang nyata dan terukur. Sekarang saatnya UKM Kreatif naik kelas. Mari mengelola bisnis dengan cara yang profesional. ****

5 Nasihat Keuangan Terbaik untuk Bisnis Anda

Semua orang tahu, mengatur keuangan dengan baik itu penting. Tapi siapa yang sudah bersedia untuk melakukannya? Selalu ada yang merasa bahwa mengatur keuangan itu ribet. Ada juga yang menganggap, mengatur keuagan itu tunggu bisnisnya besar dulu. Bahkan, ada yang memilih untuk menghindari mengatur keuangan karena tidak ingin berhadapan dengan kenyataan kalau bisnisnya sedang dalam posisi minus. Ayo! Sudah waktunya kita mengatur keuangan bisnis dan keluarga dengan baik. Caranya bagaimana? Silakan ikuti nasihat-nasihat praktis agar keuangan bisnis Anda selalu dalam keadaan prima. Berikut ini adalah 5 nasihat keuangan terbaik untuk bisnis Anda!

Memisahkan Keuangan Bisnis dengan Keuangan Pribadi Bisnis UKM kreatif memang punya sang pemilik. Akan tetapi, bisnis ini perlu berdiri sendiri, terpisah. Jika ada satu nasihat yang paling penting, maka nasihat yang satu inilah yang HARUS Anda lakukan terlebih dahulu.

42 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Mulai dari mana? Mulai dari mengidentifikasikan alur kerja bisnis Anda. Perhatikan alur uang masuk dan keluar. Pastikan semua uang yang bergerak—sesuai dengan keperluan bisnis—melalui pintu yang berbeda dengan kebutuhan rumah tangga dan keluarga. Jika Anda memiliki bisnis harian yang sifat pembayarannya serba kas, maka Anda membutuhkan AMPLOP terpisah untuk bisnis. Saat membutuhkan uang untuk keperluan keluarga, pastikan Anda memiliki AMPLOP yang berbeda. Pisahkan saja warna amplop yang Anda gunakan agar tidak tertukar. Jika Anda memiliki bisnis yang transaksinya sudah melalui bank, maka seharusnya pemisahan ini lebih mudah. Anda bisa menggunakan rekening yang ber­beda, bahkan bank yang berbeda, sehingga kartu ATM yang Anda gu­nakan pun akan berbeda. Berikut ini contoh pengeluaran-pengeluaran bisnis dan pribadi yang seharusnya memang terpisah.

Tabel 5. Keuangan Bisnis dan Keuangan Pribadi PENGELUARAN BISNIS

PENGELUARAN PRIBADI/KELUARGA

Biaya produksi

Menabung rutin

Diskon penjualan

Bayar cicilan mobil

Sewa

Bayar cicilan kartu kredit

Gaji karyawan

Bayar cicilan KPR

THR dan fasilitas lainnya

Listrik, air, telepon, dan internet rumah

Biaya promosi

Iuran lingkungan

Beli furniture

Gaji pekerja/ART

Beli laptop untuk keperluan kantor

Grocery shopping

LIGWINA HANANTO | 43

Pajak usaha Listrik, air, telepon, dan internet kantor Biaya notaris Pelatihan staf Beli stok barang

Makan di rumah, belanja ke tukang sayur Biaya anak (SPP, kesehatan, dll) Sosial: bantuan orang tua, iuran acara adat, zakat, sedekah/perpuluhan Transportasi: bensin, parkir, dll Pengeluaran lifestyle: nonton, makan di luar, member gym

Catat dengan Benar Ingatlah bahwa sebuah bisnis memiliki orientasi profit. Jika Anda tidak memi­­liki orientasi profit, maka Anda sedang melakukan pekerjaan sosial. Hal ini tentu bukan sesuatu yang buruk. Tetapi, pastikan Anda memang sadar. Anda se­­dang berbisnis, bukan sedang melakukan pekerjaan sosial. Apabila bisnis ini memiliki orientasi profit, maka perhitungan atas profit ini harus jelas. Satu-satunya cara agar Anda dapat menjawab pertanyaan, “Berapa profit bisnis Anda saat ini?”, maka Anda mutlak membutuhkan catatan keuangan. Catatan keuangan ini bisa diawali dengan menyimpan semua bon dan kuitansi dari segala transaksi yang sudah Anda lakukan. Dengan begitu, Anda bisa menunjukkan ‘bukti’ bahwa transaksi itu memang terjadi. Artinya, Anda bukan saja perlu pencatatan uang keluar masuk, tetapi juga perlu menunjukkan bahwa catatan ini benar. Mulai dengan pencatatan keuangan secara cash basis sebelum melanjutkannya menjadi pembukuan dan laporan keuangan komprehensif. Mengapa pencatatan keuangan ini penting? Sebetulnya, tugas pemilik bis­nis yang menjadi top management di sebuah usaha, perlu lebih banyak fokus pa­da hal-hal strategis. Nah, segala hal yang strategis ini baru dapat Anda pikirkan jika memiliki laporan keuangan komprehensif.

44 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Laporan keuangan yang Anda butuhkan adalah: • Laporan laba rugi • Laporan neraca • Laporan arus kas Dengan data catatan keuangan, Anda dapat meminta staf pembukuan atau akun­tan untuk mentransformasikan data tersebut menjadi laporan keuangan. Dengan informasi dalam laporan keuangan, Anda akan dapat menyusun pro­yeksi yang kemudian diturunkan menjadi strategi untuk meningkatkan omzet dan profit.

Mengenal Perbedaan Biaya Variabel dengan Biaya Tetap Ada perbedaan antara bisnis yang sustainable dengan bisnis yang scalable. Sebuah bisnis yang sustainable dapat terus hadir, menghasilkan uang, tanpa berkembang. Sementara sebuah bisnis yang scalable akan mengalami perkem­bangan dari sisi omzet dan profit. Ada economic of scale yang dapat terjadi sebagai wujud efisiensi saat Anda mengendalikan faktor-faktor di dalam profitabilitas sebuah bisnis. Pada saat melakukan proyeksi keuangan sebagai bagian dari rencana bisnis, kombinasi yang baik dari pengaturan pengeluaran menjadi kunci utama. Perhatikan perbedaan antara biaya variabel dan biaya tetap. Pengertian kedua pengeluaran ini sering kali gagal dipahami karena tersesat dalam terjemahan. Kata variabel saat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berubah makna menjadi ‘pengeluaran tidak tetap’. Padahal, yang dimaksud di sini adalah semua biaya yang berhubungan dengan produksi dan penjualan. Makna kata ‘variabel’ dalam konteks ini adalah pengeluaran yang bergerak mengikuti besaran produksi dan penjualan. Strategi yang dapat digunakan dalam mengatur pengeluaran ini adalah dengan menggunakan persentase terhadap omzet.

LIGWINA HANANTO | 45

Sementara itu, pengeluaran tetap bukan berarti pengeluaran yang pasti dilakukan. Pengeluaran tetap artinya pengeluaran yang tidak berhubungan lang­­sung dengan produksi maupun penjualan. Saat tidak berhasil mencapai tar­get penjualan, semua biaya yang masuk dalam daftar pengeluaran ini tetap ha­­­rus dibayarkan—atau memang sudah dianggarkan. Kata ‘tetap’ di sini mengin­­dikasikan bahwa secara strategis, pengeluaran ini perlu dikunci

OMZET PENJUALAN BIAYA VARIABEL _________________MARGIN BIAYA TETAP _________________LABA/RUGI

da­lam ni­­lai nominal. Mari berkenalan lebih jauh tentang perbedaan antara kedua pengeluaran ini. Berikut ini contoh pengeluaran-pengeluaran bisnis dan pribadi yang seharusnya memang terpisah. Tabel 6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel BIAYA TETAP

BIAYA VARIABEL

Biaya sewa

Biaya bahan baku

Gaji karyawan

Upah buruh

THR

Fee professional dibayar per proyek

Listrik dan air kantor

Listrik dan air pabrik

Pembelian ATK

Komisi penjualan

Promosi pemasaran

Diskon penjualan

Biaya konsultan Biaya pelatihan

Pengaturan kedua jenis biaya ini akan sangat membantu saat membuat proyeksi laba rugi dan mengatur strategi keuangan bisnis Anda.

46 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Manajemen Arus Kas dan Stok “Cash is KING! Actually cash is EVERYTHING!” Saat berbisnis, diskusi para pemilik bisnis adalah tentang omzet dan profit. Tapi sebetulnya, napas dari bisnis kita adalah arus kas! Maka, manajemen kas ini menjadi sangat penting agar bisnis kita dapat terus bergulir, baik dalam kondisi berkembang atau saat sedang menghadapi tantangan yang berat. Manajemen kas bisa dimulai dengan memiliki beberapa rekening. Rekening per­ tama adalah untuk menampung semua penerimaan dana dari hasil penjua­ l­ an. Rekening kedua adalah untuk pengeluaran. Dengan cara ini, seorang pemilik bisnis dapat memonitor berapa dana yang masuk setiap bulan dan me­­ngalokasikan sejumlah dana di rekening pengeluaran untuk pe­nge­­luaran te­tapnya. Langkah selanjutnya adalah memeriksa termin pembayaran dari semua penjualan. Saat penerimaan bisnis dibayarkan mundur oleh pelanggan, maka pe­milik bisnis, secara strategis harus memikirkan arus kas dengan cermat. Jika penerimaan bisnis terjadi secara bertahap, praktis akan terbentuk piutang. Pas­tikan Anda mengerti betul berapa lama piutang ini akan terbayarkan. Kegagalan memonitor termin piutang terbayarkan dapat menye­babkan arus kas macet. Terakhir, yang tak kalah penting adalah melakukan manajemen stok. Semua stok yang tersedia adalah ‘uang mati’. Anda perlu memperhatikan nilai stok tersebut, jangan sampai menyimpan stok terlalu lama. Bahkan untuk stok yang sifatnya nonperishable alias tidak memiliki kadaluarsa. Masih ada banyak hal yang perlu kita pelajari dalam mengatur arus kas dan manajemen stok. Ayo, perhatikan faktor yang satu ini karena dapat memengaruhi kemampuan bisnis bertahan menghadapi badai.

Gaji vs Profit Pemilik bisnis bisa bekerja di dalam bisnis tersebut, bisa juga berdiri di luar. Seorang pemilik bisnis yang bekerja di dalam bisnisnya, berhak atas gaji dan

LIGWINA HANANTO | 47

komisi, THR maupun bonus, layaknya seorang karyawan usaha. Sementara itu, pemilik bisnis alias pemegang saham berhak atas bagi hasil, jika usaha tersebut mencetak keuntungan. Tentu saja, pemilik bisnis juga menanggung kerugian yang dapat terjadi. Oleh karena itu, saat membicarakan sebuah bisnis, seorang pemilik bisnis UKM perlu mempertimbangkan keuntungan pribadi yang akan diraup. Berapa gaji yang akan diterima? Berapa laba yang akan diterima? Dengan demi­ki­an, pemilik bisnis pun perlu pandai memosisikan dirinya, apakah sedang men­jadi karyawan di bisnisnya sendiri, atau sedang menjadi pemilik bisnis? Sebagai karyawan di bisnisnya sendiri, pemilik bisnis perlu memperhitungkan berapa besaran gaji atau komisi yang akan ia terima. Gaji atau komisi ini masuk dalam pos pengeluaran bisnis. Bisa sebagai biaya tetap, bisa juga sebagai biaya variabel. Silakan periksa kembali. Diskusikan dengan tim. Pastikan semua tips ini men­­jadi praktik yang sehari-hari Anda lakukan bersama tim. Saat kita biasa me­­lakukan pengaturan keuangan bisnis yang baik, lama-kelamaan semua pro­ses ini menjadi kebiasaan baik yang kita lakukan secara otomatis. Tidak ada yang sulit. Beginilah pengelolaan bisnis yang profesional. ***

Strategi Bisnis Mulai dari Laporan Keuangan

Sudah saatnya Anda memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan ini akan membantu untuk menavigasikan bisnis Anda. Dengan laporan keuangan, Anda bisa menentukan proyeksi keuangan sepanjang tahun. Dengan begitu, se­mua strategi bisnis dapat dimulai dari laporan keuangan. Mari perhatikan kembali bagan berikut ini.

OMZET PENJUALAN BIAYA VARIABEL _________________MARGIN BIAYA TETAP _________________LABA/RUGI

LIGWINA HANANTO | 49

Sudahkah Anda menghitung berapa persentase ongkos variabel terhadap om­­zet? Sudahkah Anda ‘mengunci’ angka ongkos tetap agar tidak banyak ber­­­gerak sepanjang tahun? Artinya, sudahkah Anda punya anggaran untuk ong­­kos tetap tersebut? Bagaimana dengan laba? Semua pertanyaan ini baru dapat terjawab, jika Anda memiliki target yang diinginkan. Mari simak beberapa contoh kasus yang dapat Anda gunakan sebagai referensi saat menyusun strategi, yang dimulai dengan menganalisis laporan keuangan.

Menentukan Bagi Hasil Punya bisnis tetapi tidak pernah bagi hasil, apakah sebaiknya kembali ja­di kar­­­­yawan? Salah satu kelebihan memiliki bisnis adalah menikmati pembagian laba bisnis secara rutin. Jika tahun ini Anda ingin menerima bagi hasil atas keuntungan bisnis, maka perlu menetapkan strategi. Misalnya besaran biaya variabel adalah 30% dari omzet. Perkiraan kenaikan biaya tetap adalah 10% di tahun berikutnya. Jika sebelum membuat rencana bisnis laba usaha adalah Rp10.000.000, maka Anda perlu menentukan besaran laba usaha di tahun berikutnya, sehingga bisa menerima pembagian se­suai yang diinginkan. Jika target laba usaha berubah menjadi Rp50.000.000, maka ada target om­­­­zet yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan ini. Dalam contoh ini, untuk meningkatkan laba hingga 5x lipat, maka omzet perlu naik, dari Rp100.000.000 menjadi Rp165.714.286. Setelah target ini tercapai, barulah Anda dapat duduk bersama seluruh tim untuk menentukan langkah pencapaian target omzet yang baru.

50 | MENYUSUN RENCANA BISNIS

Tabel 7. Target Omzet SEBELUM OMZET

Rp100.000.000

BIAYA VARIABEL

Rp30.000.000

MARGIN

Rp70.000.000

BIAYA TETAP

Rp60.000.000

LABA

Rp10.000.000

30%

SESUDAH OMZET

Rp165.714.286

BIAYAVARIABEL

Rp49.714.286

MARGIN

Rp116.000.000

BIAYA TETAP

Rp66.000.000

LABA

Rp50.000.000

30%

Menentukan Gaji Pemilik Bisnis Punya bisnis tetapi tidak punya penghasilan yang jelas. Tentu ini menja­di prob­­­lem klasik para pemilik bisnis. Bagaimana caranya menentukan besaran gaji bagi pemilik bisnis? Tentu kembali pada kebutuhan masing-masing rumah tangga. Namun ternyata, yang menarik, untuk menerapkan besaran ga­ji, ki­­­ta per­­lu juga menyusun strategi keuangan usaha kita sendiri. Misalnya, selama ini Anda tidak pernah menerima gaji rutin, sekarang ingin menerima gaji sebesar Rp20.000.000. Laba sebelum Anda menerima gaji ada­lah Rp20.000.000 atau 20% dari omzet. Tentu bisa dibayangkan, bisnis Anda akan tersungkur dan kehilangan seluruh laba untuk menanggung beban besar gaji sang pemilik bisnis. Oleh karena itu, perlu sebuah target baru. Apabila laba ingin dipertahankan sebesar 20% dari omzet, seiring dengan pemilik bisnis menerima gaji tetap sebesar Rp20.000.000, maka perkiraan kenaikan target omzet menjadi Rp139.880.153. Sekarang, tinggal duduk bersama semua tim untuk membahas bagaimana meningkatkan omzet hingga mencapai Rp139.880.153.

LIGWINA HANANTO | 51

Tabel 8. Kenaikan Omzet untuk Gaji Pemilik Bisnis SEBELUM OMZET

Rp100.000.000

BIAYA VARIABEL

Rp30.000.000

MARGIN

Rp70.000.000

BIAYA TETAP

Rp50.000.000

LABA

Rp20.000.000

30%

20%

SESUDAH OMZET

Rp139.880.153

BIAYAVARIABEL

Rp41.964.046

MARGIN

Rp97.916.107

BIAYA TETAP

Rp70.000.000

LABA

Rp27.916.107

30%

20%

Masih banyak lagi skenario yang bisa kita lakukan dengan mengubah besaran persentase biaya variabel dan/atau besaran nominal biaya tetap. Semuanya tergantung pada target yang Anda inginkan. Yang pasti, menentukan besaran omzet ini ternyata bukan seperti tebak kancing. Ada target utama yang menyebabkan omzet perlu ditentukan di angka tertentu. Semoga dengan pemaparan ini, Anda semakin sadar bahwa strategi bisnis selalu dimulai dengan menganalisis laporan keuangan. Selamat bekerja! ***

Pisahkan Uang Bisnis dan Uang Pribadi

Uang itu seperti air. Jika kita mencampur air minum dengan air mandi, pada akhirnya kita tidak tahu mana air yang layak untuk diminum. Demikian juga dengan uang. Jika uang bisnis dicampur dengan uang pribadi, kita akan kesulitan membedakan peruntukan keduanya. Salah satu masalah yang sering menjadi kendala bagi pemilik bisnis untuk mengembangkan bisnisnya adalah masih bercampurnya antara keuangan bisnis dan keuangan pribadi. Beberapa tahun yang lalu, saya punya klien seorang pedagang pakaian yang berbelanja di Tanah Abang dan menjualnya lagi di kios miliknya. Setelah mem­­bayar sewa kios, listrik, dan gaji tiga orang karyawannya, dia berasumsi sisa uang di laci adalah keuntungan yang boleh dibawa pulang sebagai uang belan­ja dan tabungan pribadi. Saya pun bertanya, “Kalau belanja barang dagangan, dari mana uangnya?”

AHMAD GOZALI | 55

“Ambil dari tabungan pribadi, Pak,” jawabnya. “Kan tabungan itu juga isinya dari keuntungan setiap hari.” Memang benar, tabungan itu diisi dari keuntungan usaha, maka wajar kalau di­­pa­kai lagi untuk beli barang dagangan. Tapi, itu uang belanja dapur, kok am­­­bil dari situ juga, ya? Wawancara berikutnya dengan karyawan mengenai kesulitan mereka da­lam membuat laporan keuangan. Curhat dimulai dengan, “Saya bingung, Pak, bagaimana cara menghitung keuntungan usaha?” Saya pun menjelaskan cara menghitung keuntungan kotor, yaitu penjualan dikurangi dengan biaya po­ kok atau harga beli pakaian tersebut. “Tapi, Pak. Ibu itu kalau belanja ke Tanah Abang sering tidak cocok antara kui­­­tansi dan isi barangnya. Tiap model beli beberapa buah, tapi kalau ada barang yang bagus, biasanya ada yang dibawa pulang untuk Ibu sendiri.” Saya pun menahan senyum mendengar curhatan karyawan itu. Antara senyum senang karena si Ibu bisa beli baju bagus dengan harga grosir, atau se­­nyum miris karena tokonya ternyata digerogoti sendiri oleh pemiliknya. Dalam kasus lain, ada pasangan suami istri yang berbagi tugas. Suami bekerja sebagai karyawan dan mendapat gaji tetap, sedangkan istrinya berdagang di rumah dengan membuka warung. Uang warung dan uang dapur bercampur, tanpa catatan apa pun. Usaha warung berjalan dengan lancar, walaupun tampak sepi. Mereka merasa baik-baik saja karena usaha masih mampu berjalan. Padahal, setiap kali belanja untuk mengisi warung, uang belanja dari suami juga ikut dibelikan barang dagangan. “Bisnisnya kan punya saya, ngapain juga dipisah?” Pernyataan ini sering kali jadi alasan utama, kenapa banyak pemilik bisnis ti­­ dak mau memisahkan uang bisnis dan pribadi. Padahal, ada banyak keuntungan jika memisahkannya. Berikut tiga keuntungan pemilik bisnis saat ke­uangan bisnis dan pribadinya dipisah.

56 | PERENCANAAN KEUANGAN

1.

Mempunyai data untuk mengevaluasi bisnis

Tidak adanya pemisahan uang pribadi dan usaha, ditambah dengan absennya pencatatan, maka kita tidak pernah betul-betul tahu, apakah usaha yang dijalankan itu untung atau rugi. Dengan keuangan yang terpisah dan disertai pencatatan yang baik, kita akan memiliki data yang cukup untuk mengevaluasi performa usaha. Jika usaha untung, kita bisa mengatur strategi untuk meningkatkan omzet dan laba. Misalnya dengan penambahan modal untuk ekspansi ke daerah lain. Sebaliknya, jika usaha itu ternyata rugi, kita perlu menyusun langkah untuk memperbaiki keadaan agar tidak semakin parah. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan omzet, menurunkan biaya, atau kombinasi keduanya. 2. Mengetahui kesehatan keuangan pribadi Keuangan usaha dan pribadi yang tercampur bisa mengakibatkan satu kantong digerogoti oleh kantong lainnya. Yang kantongnya sakit disubsidi oleh yang kantongnya sehat. Tapi kita tidak tahu, mana kantong sakit yang perlu diobati agar kembali sehat. Dengan keuangan pribadi yang terpisah, kita akan mudah menilai, apakah keuangan pribadi kita sudah sehat. Sehat tidak­nya keuangan pribadi bisa diukur dari beberapa rasio, seperti rasio cicilan utang, rasio menabung/investasi, dan rasio likuiditas. 3. Mampu bertanggung jawab terhadap stakeholder Keuangan pribadi mempunyai stakeholder yang berbeda dengan keuangan bisnis. Keuangan pribadi dipertanggungjawabkan kepada pasangan, keluarga, dan anak-anak. Keuangan bisnis mempunyai tanggung jawab kepada kon­­­­sumen untuk menyediakan produk atau jasa dengan kualitas yang baik dan harga yang wajar. Usaha juga mempunyai tanggung jawab kepada pe­mi­­lik dalam bentuk dividen atau pembagian keuntungan, serta pada kar­ya­wan untuk gaji dan keberlangsungan penghasilannya. Jangan lupa, ada juga kewajiban membayar pajak. Jika omzet tidak diketahui dengan pas­ ti, tentu pe­milik bisnis akan kesulitan menghitung pajak yang harus dibayarkan.Untuk menjalankan tanggung jawab tersebut, keuangan pribadi dan keuangan usaha membutuhkan perhitungan yang terpisah.

AHMAD GOZALI | 57

Logika vs Perasaan Keuangan bisnis dikelola secara logis, sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk mencari keuntungan. Sedangkan keuangan pribadi, sering kali lebih banyak dikelola menggunakan perasaan. Misalnya, Anda perlu membeli mesin untuk bisnis. Dengan kapasitas dan spesifikasi yang setara, ada dua mesin yang bisa dipilih. Mesin A dengan harga Rp10.000.000, atau mesin B dengan harga Rp9.000.000. Mesin mana yang akan dipilih? Tentu saja mesin B dengan harga lebih murah, tapi kapasitas dan spesifikasinya sama dengan mesin A. Dengan membeli mesin yang lebih murah, keuntungan bisnis akan lebih besar. Nah, sekarang saya tanya, sabun apa yang Anda pakai untuk mandi setiap hari? Pasti ada berbagai macam jawaban dari pertanyaan seperti ini. Kalau saya tanya lagi, apa alasan Anda membeli sabun tersebut, jawabannya juga be­ ragam. Ada yang bilang “membunuh lebih banyak kuman”, ada yang karena “membuat kulit lebih putih seperti artis Korea”, atau karena “25%nya adalah moisturizing cream”. Sebagian besar keputusan keuangan pribadi dibuat berdasarkan perasaan, bu­­kan logika. Keputusan pemilihan suatu produk dipengaruhi oleh beberapa fak­tor seperti merek yang sudah dipercaya sejak dulu oleh keluarga, iklannya me­ngena di hati, atau cerita di balik produk yang membuat kita merasa nyaman men­jadi konsumennya. Dengan

perbedaan

dominasi

pengambilan

keputusan

tersebut,

pengelolaannya juga perlu dipisah. Jangan sampai pengelolaan keuangan bisnis masih meng­gunakan perasaan seperti mengelola keuangan pribadi. Misalnya, “Perasaan dijual dengan harga segini, sudah untung, deh.” Nah lo, untung rugi kok pakai perasaan, bukannya pakai perhitungan. Dalam hal piutang, penggunaan perasaan bisa berakibat fatal. Misalnya, “Perasaan dia be­ lum bayar utang”. Jangan sampai hubungan dengan pihak ketiga rusak karena pengelolaan keuangan bisnis yang lebih banyak menggunakan perasaan dibanding logika.

58 | PERENCANAAN KEUANGAN

Solusi Dengan adanya pemisahan keuangan bisnis dan pribadi, bukan berarti pemilik tidak boleh mengambil keuntungan dari bisnisnya sendiri. Apalagi hasil bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) tentu diandalkan sebagai sumber penghasilan utama keluarga. Pemilik boleh mengambil keuntungan bisnis. Namun, pengambilan keuntungan harus diatur dan terukur, bukan suka-suka ambil kapan saja dengan jum­lah berapa saja. Pemilik bisnis yang mengurus bisnisnya sendiri, tentu berhak menggaji diri sendiri. Tapi ingat, yang namanya karyawan, punya aturan gaji yang jelas jumlah dan frekuensinya. Kalau bisnis sudah berjalan dengan baik, sebaiknya pemilik bisnis mendapatkan gaji bulanan. Tapi kalau bisnis masih dalam tahap perjuangan, gaji bisa diambil mingguan atau harian dengan jumlah yang tetap. Bekerja di dalam bisnis sendiri atau hanya mengawasi, pemilik bisnis juga diperbolehkan mengambil dividen atau prive, asalkan terukur. Terukur arti­nya pemilik bisnis tidak mengambil prive dengan jumlah seenaknya, tapi sejum­ lah yang sudah disepakati di awal. Prioritas keuangan bisnis adalah untuk berbelanja barang dagangan, membayar sewa tahunan, dan mengembangkan bisnis ke depan. Yuk, buat komitmen! Besarkan bisnis dengan pengelolaan keuangan yang baik. Jangan sampai bisnis bangkrut karena digerogoti oleh pemiliknya sendiri. Jika perlu, buat aturan bahwa mengambil uang bisnis untuk kepentingan pribadi di luar kesepakatan, itu namanya K-O-R-U-P-S-I.

***





Mengambil uang bisnis untuk kepentingan pribadi di luar kesepakatan, itu namanya K-O-R-U-P-S-I. ~ Ahmad Gozali ~

Mengelola Keuangan Pribadi Pemilik Bisnis

Menjadi seorang pemilik bisnis membuat kita menjalankan dua peran sekaligus. Di satu sisi, kita adalah pemilik bisnis yang harus memikirkan bagai­­ mana caranya agar bisnis berjalan dengan baik dan memberikan keunungan. Sebagian digunakan untuk pengembangan bisnis dan sebagian lagi un­tuk menggaji pemilik. Di sisi lain, pemilik bisnis berperan sebagai mana­jer ke­uangan yang harus mengelola keuangan rumah tangga untuk men­capai tu­ju­an keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Dari pengamatan saya, salah satu penyebab bangkrutnya sebuah bisnis adalah saat laju kenaikan gaya hidup melebihi laju bisnis. Saat bisnis baru di­mu­lai, si pemilik mampu berhemat karena mengutamakan perkembangan bis­nis­nya. Tapi saat bisnis mulai maju, mobil pun berganti baru, rumah terasa le­bih gerah sehingga perlu direnovasi. Tentu tidak masalah, jika keuntungan bisnis terus naik. Sayangnya, hal ini su­lit dipastikan. Saat keuntungan bisnis naik, pengeluaran pribadi ikut

60 | PERENCANAAN KEUANGAN

naik. Na­mun, saat keuntungan bisnis turun, pengeluaran pribadi tidak bisa diturunkan lagi. Di titik inilah, sebuah bisnis menjadi sapi perah pemiliknya. Ma­­ ka, penting bagi pemilik bisnis untuk tidak hanya piawai mengelola bisnisnya, tapi juga piawai mengelola keuangan rumah tangga. Jangan sampai usa­hanya ngos-ngosan diajak berlari oleh nafsu keuangan pemiliknya. Jadi, ba­gai­mana seorang pemilik bisnis mengelola keuangan pribadinya?

Kendali Penuh pada Bujet Bulanan Hal pertama yang sebaiknya dilakukan untuk mengatur keuangan pribadi seorang pemilik bisnis adalah menyusun bujet bulanan. Prinsip umum yang bisa digunakan adalah aturan 30-10-60. Porsi untuk cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan bulanan, sedangkan porsi investasi minimal 10%. 60% sisanya digunakan untuk biaya hidup, termasuk di dalamnya 10% untuk hobi atau gaya hidup. Namun, mempunyai bujet bulanan saja tidak cukup. Diperlukan komitmen tinggi untuk menaati bujet yang sudah disusun dengan rapi di awal bulan. Jadi, kata kunci yang kedua setelah bujet adalah kendali. Pastikan kita memegang kendali atas uang. Kendali bisa berarti kita tahu persis, dalam satu bulan ini berapa uang yang masuk dan berapa uang yang keluar. Bagi karyawan, jumlah uang yang masuk bisa diketahui dengan pasti. Namun, bagi pemilik bisnis, uang yang masuk untuk pribadi harus dipisahkan dari uang usaha. Untuk mengetahui ke mana saja larinya uang yang kita hasilkan, diperlukan sebuah pencatatan. Awalnya, kita bisa mencatat semua pengeluaran dalam satu bulan. Dari sini kita akan tahu besaran pengeluaran di setiap pos. Dengan adanya bujet bulanan yang sudah disusun di awal bulan, kita tahu batasan uang yang bisa dibelanjakan untuk setiap pos. Jika bujet untuk satu pos sudah terpenuhi, kita tak bisa memaksakan diri untuk membelanjakan uangnya. Definisi kendali yang kedua adalah kita bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Misalnya dalam hal pemilihan sekolah anak. Jika

AHMAD GOZALI | 61

kemampuan keuangan kita adalah menyekolahkan anak di sekolah dengan uang bulanan Rp1.000.000, jangan memaksakan diri mendaftarkan anak di sekolah dengan uang bulanan Rp5.000.000.

Mengatur Prioritas Sering kali, pemilik usaha mengeluhkan pendapatannya kurang. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah kurang tepat dalam pengaturan prioritas. Bukan uangnya yang kurang, tapi sudah telanjur terpakai untuk keperluan yang lain. Maka yang paling penting adalah mengatur prioritas, menentukan pos mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kesalahan yang paling sering terjadi dalam mengelola keuangan yaitu, berusaha menyisakan uang agar bisa memba­yar cicilan utang dan menabung atau berinvestasi. Dengan kata lain, belanja lebih diprioritaskan dibanding pembayaran utang dan investasi. Salah satu prinsip mengatur uang yang saya jelaskan pada buku Habiskan Saja Gajimu adalah “saving dulu, baru shopping”. Memprioritaskan saving, baru kemudian sisanya untuk shopping, bukan sebaliknya. Saving adalah semua pengeluaran yang dibayar sekarang, tapi dinikmati di masa depan. Termasuk di dalamnya mengisi pundi tabungan, berinvestasi untuk masa depan, membayar premi asuransi, dan pengeluaran lain yang sejenis. Sedangkan yang termasuk kategori shopping adalah semua pengeluaran yang dibayar sekarang dan dinikmati sekarang juga. Termasuk di dalamnya untuk konsumsi, transportasi, uang sekolah anak, uang jajan, dan biaya operasional lainnya. Besaran shopping kurang bisa dikendalikan dan cenderung mengikuti sebesar apa pun uang yang dimiliki. Maka, memprioritaskan shopping baru sisanya un­tuk saving, sering kali tidak berhasil karena hampir semua uangnya terpakai untuk shopping. Beda halnya kalau saving dulu baru shopping, jarang ada orang yang berlebihan dalam saving, kan?

62 | PERENCANAAN KEUANGAN

Jadi, dari pembagian tiga alokasi biaya bulanan, prioritas utama adalah untuk membayar cicilan utang, diikuti dengan tabungan atau investasi (saving), baru sisanya digunakan untuk biaya hidup bulanan (shopping).





Prioritaskan saving, baru kemudian sisanya untuk shopping, bukan sebaliknya. ~ Ahmad Gozali ~

Menyiapkan Dana Darurat Risiko keuangan yang dihadapi seorang pemilik bisnis lebih besar dibanding seorang karyawan. Kasus yang sering terjadi adalah penghasilan bisnis yang tidak pasti, sehingga bisa berisiko pada gajian telat atau gajian sebagian dulu. Jika kondisi keuangan bisnis sedang tidak sehat, sudah lazim bagi seorang pe­milik bisnis untuk mendahulukan menggaji karyawannya. Oleh karena itu, agar keuangan rumah tangga bisa tetap aman tanpa menggerogoti keuangan bisnis, seorang pemilik bisnis perlu memiliki dana darurat yang lebih besar daripada seorang karyawan. Jika karyawan dianjurkan memiliki dana darurat sebesar 3 sampai 12 bulan pengeluaran, maka pemilik bisnis sebaiknya minimal mempunyai dana darurat sebesar 6 sampai 12 bulan dari pengeluaran bulanannya. Jadi, jika terjadi perlambatan pada bisnisnya yang menimbulkan gagal gajian, si pemilik masih bisa menggunakan dana daruratnya untuk bertahan. Mari, kelola keuangan pribadi dengan baik demi masa depan bisnis yang lebih cerah! ***

Putar Uang Lebih Cepat

Di masa lalu, perusahaan yang modalnya besar mengalahkan perusahaan yang modalnya kecil. Dengan modal yang lebih besar, operasional perusahaan lebih efisien karena bisa membeli barang dagangan lebih banyak dengan harga le­bih murah atau alat terbaik. Namun di masa kini, dengan banyaknya disrupsi, bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil. Aturan yang berlaku adalah, yang cepat mengalahkan yang lambat. Perusahaan yang cepat berinovasi, berubah menyesuaikan dengan perkembangan zaman, dan bisa bergerak lebih lincah, dialah yang menang. Sedangkan per­­usahaan yang lamban, tak mau berubah, akan dilindas oleh persaingan dan perubahan zaman. Begitu juga dalam hal keuangan bisnis, bukan yang bermodal besar, tapi yang lebih cepat memutar modal dialah pemenang. Banyak pemilik bisnis ber­­pi­kir bahwa dengan modal besar, usaha akan makin maju. Maka yang

64 | PERENCANAAN KEUANGAN

di­ca­ri adalah cara mendapatkan modal tambahan dengan utang. Padahal, me­ngembangkan bisnis tidak harus selalu dengan menambah modal. Kata kuncinya bu­kan­lah memutar uang lebih BANYAK, tapi memutar uang lebih CEPAT. Contohnya. Ada dua bersaudara, yaitu A dan B yang sama-sama membuka to­ ko pakaian. Masing-masing memulai usahanya dengan modal yang sama, yaitu Rp10.000.000. Dalam satu tahun, toko A mencatatkan omzet sebesar Rp120.000.000, sedangkan toko B berhasil mencatat omzet sebesar Rp180.000.000. Dengan modal Rp10.000.000, A mendapatkan omzet Rp120.000.000. Ini ar­­­tinya, si A memutar uang modalnya 12 kali dalam setahun. Kalau disederhanakan, anggap saja ia belanjakan seluruh modalnya untuk barang da­ga­ngan. Dalam satu bulan, barangnya laku semua dan keuntungannnya di­ha­bis­kan untuk biaya hidupnya sendiri. Bulan berikutnya, si A melakukan hal yang sama. Dia berbelanja sebanyak Rp10.000.000, dan habis terjual dalam satu bulan. Begitu terus yang terjadi, se­hingga dalam satu tahun, si A mendapatkan omzet Rp120.000.000. Modal Rp10.000.000 diputarnya sebanyak 12 kali dalam setahun. Sedangkan si B berhasil membukukan omzet sebanyak Rp180.000.000 dengan modal yang sama seperti A. Ini artinya, si B berhasil memutar modalnya 18 kali dalam satu tahun. Modalnya sama-sama Rp10.000.000, tapi si B berhasil memutar uang lebih cepat daripada si A. Dan tentu saja, keuntungan si B lebih besar daripada keuntungan si A.





Kata kuncinya bukanlah memutar uang lebih BANYAK, tapi memutar uanglebih CEPAT. ~ Ahmad Gozali ~

AHMAD GOZALI | 65

Agar bisa memutar uang lebih cepat, yuk kita pelajari bagaimana aliran uang dalam bisnis. Aliran uang meliputi dari mana uang masuk, kapan dan berapa, serta ke mana uang keluar. Uang mulai berputar sejak modal uang tunai dibelikan bahan baku. Semakin cepat modal diubah menjadi bahan baku, semakin cepat proses produksi bisa dimulai. Setelah diterima, bahan baku lalu diolah menjadi barang jadi. Kita perlu meng­hitung berapa lama bahan baku diproses menjadi barang jadi. Setelah ba­ rang jadi, siap dijual, masuk proses distribusi, dan penjualan. Perlu dihitung waktu pengiriman sejak barang keluar dari pabrik atau dapur sampai ke tangan konsumen, dengan terlebih dahulu melewati distributor dan agen. Walaupun barang sudah terjual, modal belum disebut berputar jika pembayaran belum diterima. Maka proses terakhir adalah penagihan sampai uangnya diterima. Waktu ini dicatat sebagai waktu pelunasan. Misalnya, toko kue ABC memesan bahan baku senilai Rp10.000.000. Bahan baku diantar keesokan harinya. Artinya, waktu pembelian yang dibutuhkan 1 hari. Proses produksi dan pengemasan untuk menghasilkan barang siap jual senilai Rp15.000.000, memakan waktu 2 hari. Kemudian, distribusi ke agenagen dilakukan dalam waktu 2 hari. Pembayaran dari agen dilunasi seminggu setelah barang diterima. Maka, uang berputar dalam waktu 1 + 2 + 2 + 7 = 12 hari. Nilai bahan baku yang awalnya Rp10.000.0000 bertambah menjadi Rp15.000.000.

Gambar 1. Perputaran Uang Bisnis Persediaan

Produksi

2 hari

2 hari

Penjualan

1 hari

7 hari Rp 15jt

KAS

Rp 10jt

Pembelian

66 | PERENCANAAN KEUANGAN

Dengan kata lain, toko kue ABC perlu waktu 12 hari untuk mendapatkan keun­tungan Rp5.000.000. Kalau dalam satu tahun ada 360 hari, maka ABC bisa memutar uang sebanyak 30 kali (360 hari dibagi 12 hari). Dengan asumsi ter­sebut, bisa kita simpulkan bahwa usaha ABC mendapatkan keuntungan se­­besar Rp150.000.000 (30 x Rp5.000.000). Bagaimana ABC bisa meningkatkan keuntungan usahanya? Cara pertama, mem­­ perbesar modal kerja. Yang tadinya Rp10.000.000 untuk setiap produksi, menjadi Rp15.000.000. Cara kedua, mempercepat proses bisnis. Dengan membeli bahan baku lebih de­kat, ABC bisa langsung mulai proses produksi di hari yang sama dengan hari pembelian. Walau produksi masih 2 hari, tapi distribusi dipercepat menjadi 1 hari. Proses penagihan tetap 7 hari sehingga totalnya menjadi 10 hari saja (0 + 2 + 1 + 7 hari).

Gambar 2. Meningkatkan Keuntungan Usaha Persediaan

Produksi

2 hari

1 hari

Penjualan

0 hari

7 hari Rp 15jt

KAS

Rp 10jt

Pembelian

Dengan mempercepat proses pembelian dan pengantaran, usaha ABC bisa memutar modal kerja yang sebelumnya 30 kali putaran dalam setahun (360 hari dibagi 12 hari), menjadi 36 kali putaran dalam setahun (360 hari dibagi 10 hari). Maka, keuntungan pun bertambah menjadi 36 x Rp5.000.000 = Rp180.000.000.

AHMAD GOZALI | 67

Dengan mempercepat proses perputaran uang, maka efeknya akan sama dengan mendapatkan tambahan modal dari luar. Keuntungannya, toko kue ABC tak perlu berutang sehingga biaya lebih murah dan tanpa riba. Sekali lagi, bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat. ***

Rasio Kesehatan Keuangan

Kesehatan fisik seseorang bisa dinilai dari gejala-gejala yang dialami. Misalnya, ada seseorang yang merasa sakit kepala. Kira-kira penyakit apakah yang dideritanya? Sakit kepala bisa menjadi gejala dari berbagai macam penyakit, seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau bahkan tekanan darah rendah. Diagnosis perlu dilakukan sebelum pemberian terapi, dengan mengukur teka­­­nan darah atau mengecek kadar kolesterol dalam darah. Jangan sampai ter­­­­jadi, pasien yang mengalami sakit kepala karena tekanan darah rendah ma­­­lah diberi obat penurun tekanan darah. Akibatnya bisa fatal. Agar bisa memberikan diagnosis dengan baik, dokter perlu melakukan berba­gai macam tes untuk mengetahui jenis penyakitnya. Setelah itu, dokter akan memberi resep yang efektif untuk meredakan gejala dan mengatasi akar masalahnya.

AHMAD GOZALI | 69

Demikian halnya dengan kesehatan keuangan. Gejala-gejala seperti sering kehabisan uang di akhir bulan, tidak punya tabungan, dan merasa penghasilan habis untuk mencicil utang menandakan keuangan yang tidak sehat. Untuk da­pat menemukan solusi yang tepat, kita harus mendalami apa yang menyebabkan keuangan seseorang tidak sehat. Jika untuk kesehatan fisik kita me­­meriksakan diri pada dokter, kepada siapakah kita memeriksakan kesehatan ke­ uangan? Untuk jasa profesional, kita bisa membayar jasa seorang peren­cana keuangan independen. Namun, kita juga bisa menghitung sendiri beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan. Syaratnya hanya satu: jujur pada diri sendiri. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk me­me­ri­k­sa kesehatan keuangan secara mandiri.

Langkah 1: Pisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi Keuangan bisnis dan pribadi harus dipisah untuk mendapatkan data yang je­las dan evaluasi yang tepat. Untuk perhitungan rasio keuangan ini, hanya da ta keuangan pribadi yang dipakai. Aset atas nama sendiri yang lebih banyak digunakan untuk operasional bisnis, sebaiknya dimasukkan sebagai aset bisnis. Demikian juga utang atas nama pribadi yang digunakan untuk mo­­­dal bisnis dihitung sebagai utang bisnis.

Langkah 2: Buat Daftar Penghasilan dan Pengeluaran Selanjutnya, buat daftar penghasilan dan pengeluaran. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah gaji dari bisnis atau dari tempat kerja, hasil sewa atau investasi lainnya jika ada. Pengeluaran dibagi menjadi 4 bagian, yaitu pe­ngeluaran yang bersifat wajib seperti cicilan utang, investasi untuk masa de­pan (saving), biaya hidup (shopping), dan pengeluaran sosial. Setelah seluruh penghasilan dikurangi pengeluaran, coba cek sisanya: positif atau negatif? Jika hasilnya positif, kemungkinan besar keuangan kita dalam keadaan sehat. Jika negatif, berarti gaya hidup yang sedang kita jalani tidak se­banding dengan penghasilan.

70 | PERENCANAAN KEUANGAN

Tabel 9. Menghitung Penghasilan dan Pengeluaran PENGHASILAN •

Gaji

Rp ……………….............................…



Hasil sewa

Rp ……………….............................…



Hasil investasi

Rp ……………….............................…



Total gaji

Rp ……………….............................… PENGELUARAN



Sosial

Rp ……………….............................…



Cicilan utang

Rp ……………….............................…



Saving

Rp ……………….............................…



Shopping

Rp ……………….............................…

SISA

Positif atau Negatif?

Langkah 3: Buat Daftar Harta dan Utang Langkah selanjutnya, penyusunan neraca keuangan pribadi yang terdiri dari daf­tar harta dan utang. Harta dibedakan menjadi harta produktif (tabungan, emas, reksa dana) dan harta konsumtif (rumah yang ditempati dan mobil yang dipakai). Untuk bagian utang, yang ditulis di sini adalah saldo utangnya saja, bukan besarnya cicilan yang dibayar tiap bulan.

AHMAD GOZALI | 71

Tabel 10. Daftar Harta dan Utang HARTA

UTANG

HARTA PRODUKTIF Tabungan

Rp …………

Utang Personal Rp ………......…

Deposito

Rp …………

Utang Koperasi Rp ………......…

Emas

Rp …………

Utang Bank

Rp ………......…

Reksa dana

Rp …………

Utang KPR

Rp ………......…

Obligasi

Rp …………

Utang KPM

Rp ………......…

Saham

Rp …………

Properti lain

Rp …………

HARTA KONSUMTIF Rumah yang dipakai

Rp …………

Kendaraan yang dipakai Rp …………

Langkah 4: Hitung Rasio Keuangan a. Dana darurat

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 =

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 + 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 + 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵

Dana darurat menggambarkan kemampuan keuangan untuk menghadapi kon­­­­disi terburuk saat tidak ada penghasilan (kena PHK, usaha bangkrut, dan lain-lain) dan persiapan untuk pengeluaran yang tidak terduga. Idealnya, be­sar­an dana darurat yaitu 3 sampai 12 pengeluaran bulanan. Artinya, jika terjadi keadaan darurat, kita punya dana cadangan yang memadai untuk penge­luaran 3 sampai 12 bulan. Untuk pemilik bisnis, angka ini bisa ditingkatkan menjadi 6 sampai 12 kali. Ji­ka terjadi kebangkrutan, perlu waktu lebih lama bagi suatu bisnis untuk bangkit sampai bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan.

72 | PERENCANAAN KEUANGAN

Dana darurat ini memang terbilang besar. Untuk mencapai target tersebut, buat­­­lah rekening khusus. Di awal bulan, sisihkan sejumlah tertentu untuk di­masukkan ke rekening khusus tersebut, hingga tercapai jumlah minimal. Ji ka angkanya sudah lebih dari batas maksimal, maka sebagian perlu di­inves­ tasikan agar memberikan imbal hasil yang lebih besar. b. Rasio cicilan utang Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar pengeluaran yang diguna­ kan untuk membayar cicilan utang. Idealnya, rasio cicilan utang tidak boleh lebih dari 30% penghasilan bulanan. Jika cicilan utang lebih dari 30%, maka pengeluaran untuk keperluan lainnya akan terganggu. Solusinya, lakukan res­trukturisasi atau penjadwalan kembali utang.

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =

𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵

c. Rasio utang

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =

𝑇𝑇𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻

Berbeda dengan rasio sebelumnya, rasio ini mengukur besarnya utang, bukan cicilannya. Besarnya rasio utang maksimal 50%. Artinya total utang se­­­baik­nya tidak lebih dari setengah total harta. Bagi mereka yang baru saja me­ngam­bil kredit rumah (KPR), biasanya rasio utang tidak ideal. Jumlah utang KPR biasanya sangat besar, sedangkan rumah adalah harta paling dominan di usia produktif. Angka ini akan kembali ideal, jika cicilan KPR sudah berjalan lebih dari setengah periode. d. Rasio harta produktif Yang dimaksud dengan harta produktif adalah harta yang bisa bertumbuh atau memberikan penghasilan. Misalnya harta investasi seperti saham, reksa dana, sawah dengan padi yang bisa dipanen, dan lain sebagainya. Rumah

AHMAD GOZALI | 73

yang digunakan sendiri tidak disebut sebagai harta produktif. Walaupun harga­nya naik, rumah yang ditinggali tidak untuk dijual.

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐻𝐻𝑎𝑎𝑟𝑟𝑡𝑡𝑎𝑎 𝑃𝑃𝑟𝑟𝑜𝑜𝑑𝑑𝑢𝑢𝑘𝑘𝑡𝑡𝑖𝑖𝑓𝑓 =

𝐻𝐻𝑎𝑎𝑟𝑟𝑡𝑡𝑎𝑎 𝑃𝑃𝑟𝑟𝑜𝑜𝑑𝑑𝑢𝑢𝑘𝑘𝑡𝑡𝑖𝑖𝑓𝑓 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 − 𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 𝑈𝑈𝑡𝑡𝑎𝑎𝑛𝑛𝑔𝑔

Rasio ini idealnya berada di angka minimal 50%. Dengan harta produktif di atas 50%, maka sumber penghasilan utama bisa diperoleh dari harta produktif dan bukan dari pekerjaan aktif. Itulah kenapa rasio ini digunakan sebagai indikator siap pensiun. Di usia muda, angka ini mungkin akan sulit dikejar karena sebagian besar harta masih berupa harta konsumtif (rumah yang ditinggali dan kendaraan yang dipakai). Namun mendekati usia pensiun, sebaiknya rasio ini diusahakan sampai lebih dari 50%. Demikian tadi empat rasio yang digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan seseorang. Yuk, hitung sendiri rasionya untuk mengetahui kesehatan keuangan Anda! ***

Mengukur Skala Ekonomi Bisnis

Seseorang yang baru memulai bisnis, sering kali bertanya-tanya, “Berapa banyak yang harus saya jual untuk mendapatkan keuntungan?” Sebuah bisnis yang baik harus memiliki target yang jelas. Di awal, perlu ditetapkan berapa target penjualan yang harus dicapai agar operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Pertanyaan berikutnya yang biasanya ditanyakan oleh seorang pemilik usaha, “Berapa gaji yang bisa saya ambil tanpa membebani bisnis?” Untuk menjawab kedua pertanyaan di atas, kita perlu menghitung titik impas atau break-event point (BEP). Dengan mengetahui BEP, kita bisa mengukur skala ekonomi bisnis dan melihat bagaimana keuntungan akan berubah sesuai dengan peningkatan penjualan.

Biaya Variabel dan Biaya Tetap Untuk menghitung skala ekonomi bisnis, kita perlu membedakan dua jenis biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya

AHMAD GOZALI | 75

tetap adalah biaya yang tetap jumlahnya, tidak tergantung pada tingkat penjualan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada penjualan. Jika penjualan naik, maka biaya variabel naik, jika penjualan turun, maka biaya variabel juga turun. Kita ambil contoh Snick Snack, produsen makanan kering yang gurih dan enak sebagai teman minum kopi maupun teh. Yang termasuk dalam biaya varia­ bel Snick Snack adalah bahan baku seperti tepung, bumbu, telur, minyak, dan plastik kemasannya. Untuk setiap porsi Snick Snack, biaya variabelnya adalah sebagai berikut. • • • • • •

Tepung terigu Rp600 Bumbu Rp50 Telur Rp150 Minyak Rp100 Plastik kemasan Rp100 Total Rp1.000

Sedangkan yang masuk ke dalam biaya tetap adalah sewa toko yang dibayar per bulan, gaji 2 orang karyawan, dan biaya listrik dengan perincian sebagai berikut. • • • •

Sewa Rp400.000 Gaji Rp3.500.000 Listrik Rp100.000 Total Rp4.000.000

Setiap kemasan Snick Snack dijual dengan harga Rp3.000 per bungkus. Ini ar­ti­nya, margin keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp2.000 per bung­kus. Margin Keuntungan

= Harga Jual – Biaya Variabel



= Rp3.000 – Rp1.000

= Rp2.000

76 | PERENCANAAN KEUANGAN

Titik Impas/BEP Kalau mau impas saja, maka keuntungan dari Snick Snack yang terjual harus bisa menutup biaya tetap, yaitu sebesar Rp4.000.000 per bulan. BEP

= Biaya Tetap / Margin Keuntungan



= Rp4.000.000 / Rp2.000



= 2.000 bungkus

Artinya, untuk mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi), maka Snick Snack harus terjual sebanyak 2.000 bungkus per bulannya atau 66,6 bungkus per hari. Jika terjual lebih dari 2.000 bungkus per bulan, maka Snick Snack mendapatkan keuntungan. Tapi jika penjualan di bawah 2.000 bungkus per bulan, maka Snick Snack merugi karena keuntungan dari penjualannya tidak mencukupi untuk membayar biaya tetap bulanan.

Mau Untung Berapa? Ini enaknya jadi pemilik bisnis, bisa menentukan sendiri mau untung berapa. Ibu Susi pemilik Snick Snack berharap bisa mencatat keuntungan bu­lanan sebesar Rp5.000.000 per bulan. Bu Susi ingin mengambil keuntungan Rp3.000.000, Rp2.000.000 sisanya digunakan untuk pengembangan bisnis. Pertanyaannya, berapa bungkus Snick Snack yang harus terjual agar tercapai keuntungan Rp5.000.000 per bulan tersebut? Cara menghitungnya dengan menambahkan keuntungan Rp5.000.000 dengan Rp4.000.000 biaya tetap, lalu dibagi dengan margin keuntungan per bungkus. Target Penjualan

= (Target Keuntungan + Biaya Tetap) / Margin Keuntungan



= (Rp5.000.000 + Rp4.000.000) / Rp 2.000



= 4.500 bungkus.

Perhitungan ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.000.000, maka Ibu Susi harus menjual Snick Snack sebanyak

AHMAD GOZALI | 77

4.500 bungkus dalam satu bulan. Angka ini bisa menjadi target penjualan, sehingga strategi penjualan pun menjadi lebih terarah. Apakah target ini masih masuk akal? Ibu Susi bisa melihat catatan penjualan selama ini, apakah angka penjualan sebesar itu masih bisa dicapai dengan kar­­yawan yang ada sekarang atau tidak. Dua karyawan Bu Susi masingmasing harus menjual 2.250 per bungkus dalam sebulan. Jika iya, maka targetnya masih bisa dimaksimalkan lagi, sehingga Bu Susi pun bisa menambah lagi keuntungannya yang dibawa pulang. Tapi jika tidak, Bu Susi perlu memperbesar skala bisnisnya dengan menambah karyawan atau menambah toko.

Perbesar Skala Bisnis Jika Bu Susi ingin mendapatkan keuntungan Rp10.000.000 per bulan, bukan ha­nya Rp5.000.000, berapa Snick Snack yang harus terjual tiap bulan? Guna­kan rumus yang sama dengan angka yang baru sebagai berikut. Target Penjualan

= (Target Keuntungan + Biaya Tetap) / Margin Keuntungan



= (Rp10.000.000 + Rp4.000.000) / Rp 2.000



= 7.000 bungkus.

Apakah target penjualan 7.000 bungkus bisa tercapai dengan 2 karyawan? Ini berarti rata-rata target penjualan 3.500 bungkus per karyawan. Cukup tinggi kenaikannya dibandingkan perhitungan sebelumnya 2.250 bungkus per karyawan. Jika target penjualan cukup berat untuk dicapai, coba kita hitung ulang dengan penambahan 1 orang karyawan lagi. Rumusnya sama, hanya biaya tetap bukan lagi Rp4.000.000, tapi ditambah gaji 1 orang karyawan lagi sebesar Rp1.750.000 menjadi Rp5.750.000. Yuk, kita hitung ulang target penjualannya.

78 | PERENCANAAN KEUANGAN

Target Penjualan

= (Target Keuntungan + Biaya Tetap) / Margin Keuntungan



= (Rp10.000.000 + Rp 5.750.000) / Rp 2.000



= 7.875 bungkus.

Setelah kita hitung ulang, dengan penambahan biaya 1 orang karyawan lagi, ma­­­ka target penjualan menjadi 7.875 bungkus untuk mendapatkan keuntungan yang sama, yaitu Rp10.000.000. Kalau dirata-rata, ini sama dengan 2.625 bungkus per karyawan. Berdasarkan pengalaman, hal ini akan mu­dah ter­capai. Maka sekarang, Ibu Susi punya 2 pilihan: a. Jika tetap menggunakan 2 orang karyawan, penjualan 7.000 bungkus mung­kin akan berat tercapai, sehingga target keuntungan Rp10.000.000 bisa meleset. b. Menambah karyawan menjadi 3 orang, penjualan 7.875 bungkus menjadi lebih mudah tercapai, target keuntungan Rp10.000.000 ju­-ga sangat mung­­kin tercapai. Penting bagi pemilik bisnis untuk fokus pada target keuntungan yang ingin di­capai. Dari kedua opsi di atas, target keuntungan lebih mudah dicapai dengan menambah karyawan. Bahkan, Ibu Susi bisa membawa lebih banyak man­faat bagi orang lain karena sudah bisa menggaji lebih banyak karyawan. Contoh di atas memperlihatkan keuntungan mempunyai hitungan yang rasio­nal dalam mengukur skala bisnis. Pemilik bisnis tidak perlu menebaknebak, berapa angka penjualan yang bisa menguntungkan. Selain itu, bisa dibuat si­mulasi, jika ada penambahan biaya dan target penjualan. Yang lebih pen­ting, bisnis berjalan terarah karena mempunyai target yang jelas. ***

Pentingnya Laporan Keuangan dalam Bisnis

Halo sobat UKM kreatif, siapa dari kita yang sudah rutin membuat laporan keuangan untuk bisnis? Mungkin beberapa dari kita sudah rutin membuat laporan keuangan, tapi banyak juga yang belum. Memangnya kenapa sih, membuat laporan keuangan itu penting? Kan ribet ya, harus berurusan dengan angka dan bahasa akuntansi yang njelimet. Ditambah lagi, ada yang ber­­pendapat, “Saya sibuk ngurusin bisnis, jadi enggak sempat bikin laporan ke­uangan.” Mungkin banyak dari kita yang beranggapan bahwa mencatat keuangan tidak­­­lah penting. Daripada sibuk mencatat uang, mending sibuk mencari uang. Ter­­lebih, jika uangnya saja tidak ada, apa yang hendak kita catat? Bahkan, ada anggapan bahwa laporan keuangan hanya diperlukan jika bisnis sudah mem­­­­besar. Sebenarnya, menyusun laporan keuangan sangat penting bagi pemilik bisnis. Bah­ kan, laporan keuangan dapat membantu pertumbuhan bisnis. Wah, bagai­­­­mana caranya, ya?

ADJIE WICAKSANA | 81

Laporan Keuangan Sebagai Indikator Keberhasilan Bisnis Bagi para pemilik bisnis, tolok ukur yang sangat penting adalah total pendapatan atau omzet. Semakin besar omzet, berarti semakin bagus sebuah bisnis. Namun, di sisi lain, kita bisa saja keliru melihat keberhasilan dari sisi omzet. Misalnya, bisnis X memiliki omzet Rp50.000.000 per bulan. Sedangkan bisnis Y memiliki omzet Rp40.000.000 per bulan. Secara kasat mata, kita melihat bisnis X lebih bagus dibanding bisnis Y. Kita asumsikan margin bisnis X adalah 10% dari Rp50.000.000, sehingga laba bersihnya Rp5.000.000. Namun, bisnis Y mengelola keuangan dengan lebih baik dan efisien, sehingga mampu mendapatkan margin 15%. Ternyata, bisnis Y justru mendatangkan keuntu­ngan lebih besar, yaitu Rp 6.000.000. Bayangkan, jika bisnis X dapat menge­lola keuangan dengan lebih baik, sehingga mendapatkan margin 15%, ma­ka laba bisnis X akan tumbuh dari Rp5.000.000 menjadi Rp7.500.000, wa­laupun dengan omzet yang sama.

Fungsi Penting Pencatatan Keuangan dalam Usaha Ilustrasi di atas memperlihatkan pentingnya pencatatan keuangan dalam bisnis. Berikut 3 hal yang harus diketahui oleh pemilik bisnis mengenai penting­nya pencatatan keuangan. 1. Laporan keuangan adalah alat untuk mengukur performa dan evaluasi bisnis Ada prinsip dasar yang harus kita ingat bahwa sesuatu yang tidak bisa diukur, tidak akan pernah bisa diatur. Oleh karena itu, mustahil kita dapat me­ngelola bisnis dengan baik, jika tidak pernah mengukur dan mengevaluasi per­­formanya. Dalam bisnis, kita tidak bisa mengukur pertumbuhan bisnis hanya dari perasaan atau penampakan fisik. Mungkin sebuah bisnis yang sebelumnya tidak me­miliki armada motor, kemudian memilikinya, secara kasat mata asetnya ber­tumbuh. Namun, kita harus hati-hati, karena bisa jadi masalah. Bisa saja motor tersebut sepenuhnya adalah motor kredit atau utang. Status aset seperti ini akan terlihat di laporan keuangan.

82 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS





Mustahil kita dapat mengelola bisnis dengan baik, jika tidak pernah mengukur dan mengevaluasi performanya. ~ Adjie Wicaksana ~

2. Laporan keuangan adalah alat untuk pengambilan keputusan dalam bis­­nis Apakah saat ini bisnis kita perlu tambahan modal? Apakah perlu menambah SDM? Apakah perlu menambah persediaan barang? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan lebih mudah dijawab, jika kita memiliki pencatatan keuangan yang baik. 3. Laporan keuangan adalah bahasa bisnis Kita membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan bisnis. Misalnya, Andi saat ini butuh suntikan modal, namun sulit bagi meyakinkan pihak bank agar memberikan pinjaman modal. Padahal, Andi yakin bahwa bisnisnya menguntungkan dan bertumbuh. Andi baru sadar bahwa dia tidak pernah mencatat keuangan secara rapi, sehingga pihak bank sulit percaya kepadanya.

Tips Menyusun Laporan Keuangan Sekarang kita menyadari pentingnya membuat laporan keuangan, kan? Sebagai tambahan, ada 3 tips penting dalam membuat laporan keuangan. 1. Catat dari mulai transaksi yang kecil Biasakan mencatat keuangan bisnis secara menyeluruh, mulai dari transaksi yang kecil hingga yang besar. Jika mau dan mampu mencatat transaksi yang kecil, maka kita akan lebih mudah untuk mencatat keseluruhan transaksi keuangan, termasuk transaksi dengan nilai yang besar.

ADJIE WICAKSANA | 83

2. Disiplin dalam mencatat Konsistensi dan kedisiplinan adalah hal yang sangat penting dalam menyusun laporan keuangan. Pencatatan baru akan berhasil, jika seluruh data tepat dan berkesinambungan. Data yang tidak lengkap akan membuat hasil laporan keuangan menjadi tidak tepat dan berpotensi memberikan informasi yang keliru. 3. Pahami makna di balik angka Setelah mampu menyusun laporan keuangan, langkah berikutnya adalah memahami informasi di balik angka. Informasi tersebut menjadi dasar bagi evaluasi dan perencanaan bisnis di masa depan.

Laporan Keuangan Sebagai Papan Skor dalam Bisnis, Seperti Dashboard pada Mobil Setiap harinya, kita sering melihat dan mengendarai motor atau mobil. Pernah­ kah kita bertanya, kenapa di motor dan mobil ada dashboard? Dashboard pa­da motor adalah indikator yang memberi tahu kita tentang kece­pa­tan dan ke­ter­sediaan bahan bakar. Di dashboard mobil, lebih banyak infor­masi yang di­berikan, mulai dari kecepatan, bahan bakar, dan suhu. Bahkan, ki­ta bi­sa ta­­­hu kalau ada pintu mobil yang belum tertutup rapat. Dashboard adalah analogi yang cocok untuk menggambarkan pentingnya laporan keuangan dalam sebuah bisnis. Semakin besar bisnis bertumbuh, maka semakin penting untuk kita membuat laporan keuangan yang lengkap agar menjadi dashboard atau papan skor bagi bisnis kita. Papan skor berupa laporan keuangan, setidaknya memberikan kita 3 manfaat utama, yaitu: 1. Alat ukur pertumbuhan Sebuah bisnis harus terus diukur dengan cara yang tepat, untuk memastikan bahwa bisnis tersebut bertumbuh. Misalnya, dari jumlah kekayaan dan utang, ba­nyaknya aset, atau besaran laba ruginya.

84 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

2. Alat penilaian performa bisnis Bayangkan, kita adalah pemilik bisnis warung bakso. Selama ini, dari pendapatan 100%, kita mendapatkan keuntungan bersih sekitar 10%. Apakah 10% adalah nilai yang cukup baik? Untuk menjawabnya, kita perlu membandingkan dengan pemilik bisnis warung bakso sejenis. Jika mereka bisa men­ dapatkan margin 20%, maka pengeluaran kita mungkin masih terlalu besar. 3. Alat dalam menilai evaluasi dari suatu bisnis Jika suatu saat nanti kita berniat untuk menjual bisnis kita ke orang lain, ma­ka papan skor keuangan adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki. Tan­pa papan skor ini, akan sulit meyakinkan siapa pun untuk membeli bisnis de­ngan harga yang kita inginkan.

Ayo, Buat Papan Skor dalam Bisnis Anda! Jadi, laporan keuangan adalah papan skor yang memberikan informasi menyeluruh tentang performa bisnis. Kita butuh papan skor yang terus membe­ rikan informasi kunci dalam pengelolaan bisnis. Semakin besar bisnis, maka semakin kompleks informasi yang diberikan oleh papan skor. Seperti dashboard di mobil, maka kita akan tahu lebih dulu saat bensin akan habis, atau saat laju kendaraan terlalu kencang. Papan skor bisnis juga dapat membantu kita untuk menganalisis permasalahan dan risiko yang dapat terjadi. Jadi, sudah siapkah membuat papan skor berupa laporan keuangan? ***

Bisnis Untung tapi Gulung Tikar?

Percayakah Anda bahwa ada sebuah bisnis yang untung tapi ternyata gulung tikar? Banyak yang tidak percaya karena bisnis yang menguntungkan pasti dapat bertahan dan bahkan bertumbuh. Betul, kan? Namun, apakah kita pernah ke suatu tempat makan yang selalu terlihat ramai oleh pengunjung, tapi beberapa bulan kemudian, bisnis tersebut tutup? Kirakira, apa ya, penyebabnya? Perlu kita ingat bahwa keuntungan di atas kertas bukanlah satu-satunya sya­­­ rat agar bisnis bisa bertumbuh. Ada beberapa hal lain yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah ketersediaan kas.

Indikator Hakiki dalam Bisnis Banyak pemilik bisnis yang menjalankan bisnisnya berdasarkan perasaan. “Gimana usahanya?”

86 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

“Kayaknya produksi naik, kayaknya reseller semakin banyak, kayaknya pengunjung semakin ramai.” Ada banyak “kayaknya, kayaknya”. Padahal, naiknya kapasitas produksi, ba­­­nyaknya reseller, dan ramainya pengunjung, belum tentu memberikan keuntungan yang lebih besar bagi bisnis. Celakanya lagi, belum tentu itu semua mendatangkan kas yang cukup untuk operasional bisnis. Jika untung na­mun tidak punya kas, maka bisnis kita terancam gulung tikar.

Pentingnya Kas dalam Bisnis Kas ibarat darah di dalam tubuh. Kita bisa saja memiliki organ tubuh yang sehat, yaitu, jantung, hati, paru-paru, dan seterusnya. Tapi, kalau darah di da­lam tubuh kita terhenti beberapa menit saja, apa yang akan terjadi? Ya, kita bisa meninggal dunia. Sebagai contoh, Indra dan teman-temannya merintis bisnis keripik pedas dengan modal bersama senilai Rp30.000.000. Berikut transaksi keuangan yang terjadi di bisnis Indra. •

Pengeluaran bulanan untuk rumah produksi, SDM, dan operasional sebesar Rp5.000.000 per bulan.



Belanja bahan baku dan proses produksi sebesar Rp10.000.000 per bulan untuk menghasilkan 2000 pcs keripik (atau setara dengan biaya produksi sebesar Rp5.000 per pcs).



Harga jual sebesar Rp10.000 per pcs.

Indra menerapkan strategi penjualan melalui reseller. Indra mendapatkan banyak pesanan dari reseller karena inovasi strategi pembayaran yang memudahkan, yaitu cukup DP 20% dengan pelunasan 80% di bulan ke5. Dari skema tersebut, reseller menjadi sangat tertarik, sehingga Indra mendapatkan penjualan rutin sebesar 2000 pcs atau setara dengan Rp20.000.000 per bulan. Maka, Indra akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.000.000 per bulan, karena:

ADJIE WICAKSANA | 87



Pendapatan Rp20.000.000 per bulan (2000 pcs x Rp10.000)



Pengeluaran operasional Rp5.000.000 per bulan



Pengeluaran produksi Rp10.000.000 per bulan (2000 pcs x Rp5.000)



Keuntungan Rp5.000.000 per bulan

Di atas kertas, Indra dan tim sangat optimis karena mengetahui perhitungan keuntungan tersebut. Pada bulan ke-4, Indra kaget karena tidak memiliki kas untuk melanjutkan produksi. Setelah diteliti, ternyata dia juga kekurangan kas untuk membiayai operasional bisnis. Walaupun bisnisnya menghasilkan keuntungan, tapi mayoritas uang hasil penjualan masih berbentuk piutang. Berikut gambaran keuangan yang terjadi di bisnis Indra.

Tabel 11. Keuangan Bisnis Indra Bulan 1 Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

30,000

19,000

8,000

(3,000)

(14,000)

(9,000)

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

Penjualan Tunai – 20%

4,000

4,000

4,000

4,000

4,000

4,000

Piutang Penjualan– 80%

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

Saldo Pengeluaran– Toko & Ops Belanja Inventori

Pelunasan Piutang

-

-

-

-

Bulan 5 Bulan 6

Akhirnya, mereka terpaksa harus menghentikan produksinya dan menunggu pencairan dana dari seluruh reseller-nya di bulan ke-5. Andai Indra lebih teliti dalam mengelola keuangan, pastinya kejadian ini tidak perlu terjadi. Sebenarnya, Indra mendapatkan keuntungan Rp5.000.000 per bulan. Sayangnya, keuntungan tersebut tidak dapat langsung dia gunakan karena ma­sih berbentuk piutang atau masih ada di pihak lain. Jika menghitung dari

88 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

ta­bel di atas, kira-kira apa yang akan kita sarankan kepada Indra? Setidaknya, ada dua hal yang bisa Indra lakukan untuk menjaga aliran kas tetap positif, yaitu: 1. Mengganti proporsi DP menjadi 50% Strategi ini secara signifikan akan meningkatkan aliran kas masuk, menjadi sebagai berikut.

Tabel 12. Mengganti DP 50% Bulan 1 Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

21,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

Belanja Inventori

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

Penjualan Tunai – 50%

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

Piutang Penjualan– 50%

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

16,000

16,000

Saldo Pengeluaran– Toko & Ops

Pelunasan Piutang

-

-

-

-

Bulan 5 Bulan 6

2. Mempercepat durasi pelunasan, dari bulan ke-5 menjadi bulan ke-3 Jika Indra hendak membangun kepercayaan reseller-nya dengan tetap mempertahankan DP 20%, strategi lain yang bisa dilakukan adalah mempercepat waktu pelunasan pada bulan ke-3. Maka, aliran kas Indra akan tetap positif sebagai berikut.

ADJIE WICAKSANA | 89

Tabel 13. Percepatan Durasi Pelunasan Bulan 1 Bulan 2 Saldo Pengeluaran– Toko & Ops Belanja Inventori Penjualan Tunai – 20% Piutang Penjualan– 80% Pelunasan Piutang

Bulan 3

Bulan 4

Bulan 5 Bulan 6

30,000

19,000

8,000

13,000

18,000

23,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

10,000

4,000

4,000

4,000

4,000

4,000

4,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

16,000

-

-

Dari kasus ini, kita bisa memahami, bagaimana bisnis yang menguntungkan bi­ sa gulung tikar karena tidak terampil dalam pengelolaan keuangan. Tidak se­dikit pemilik bisnis yang terjebak dengan skema seperti Indra, dan akhirnya harus pinjam sana sini untuk menutup modal kerja atau gali lubang tu­tup lubang. Itulah pentingnya kita harus terus mencatat dan mengelola keuangan. ***





Bisnis yang menguntungkan bisa gulung tikar karena tidak terampil dalam pengelolaan keuangan. ~ Adjie Wicaksana ~

Mengelola Dana Kas dan Modal dalam Bisnis

Kita telah membahas betapa pentingnya kas di dalam bisnis. Selanjutnya, ki­ta akan belajar mendefinisikan perputaran kas atau siklus keuangan. Ada bebe­rapa bisnis yang alur kasnya harian, bulanan, bahkan tahunan. Sebagai contoh, seorang pemilik bisnis sayur segar dengan model bisnis mem­­­­beli persediaan barang di pasar pada malam hari dan menjualnya di pa­gi hari, maka siklus bisnisnya adalah harian. Modal yang digunakan akan lang­­sung menghasilkan pendapatan di hari yang sama. Selanjutnya, modal di­­gunakan kembali, masih di hari yang sama. Namun, coba bandingkan dengan bisnis produksi fesyen. Modal yang dimiliki akan dialokasikan mulai dari pembelian kain, penjahitan atau produksi, penitipan ke reseller, hingga akhirnya penjualan terjadi. Alur ini bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

ADJIE WICAKSANA | 91

Untuk bisnis dengan siklus kas yang panjang, umumnya modal yang dibutuhkan cukup besar. Kondisi ini memungkinkan pemilik bisnis untuk terus melakukan aktivitas produksi selagi menunggu produk terjual.

Manfaat Laporan Arus Kas Setidaknya, ada 3 manfaat mencatat dan menyusun laporan arus kas, yaitu: 1. Menilai kemampuan bisnis dalam memperoleh arus kas di masa depan Kita dapat membuat analisis laporan arus kas yang menghasilkan prediksi me­ngenai jumlah, waktu, dan kepastian arus kas di masa depan. 2. Mengukur kemampuan bisnis untuk membayar dan memenuhi kewajiban Kita dapat memastikan jumlah kas bisnis untuk membayar sejumlah kewajiban seperti gaji karyawan dan utang. 3. Memisahkan angka laba bersih dan kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi Kita dapat melihat keberhasilan atau kegagalan bisnis dari laba bersih yang di­dapatkan.

Profit vs Cash Cash is everything. Kas adalah hal yang paling penting dalam bisnis. Percuma kita untung besar, tapi mayoritas pembayaran berbentuk tempo atau kredit. Pada akhirnya, kita akan kekurangan modal untuk menjaga alur operasi bisnis.

Apakah Modal Besar Dapat Memastikan Bisnis Kita Sukses? Sebagai pemilik bisnis, kita pasti berpikir tentang modal tambahan agar bisnis dapat berkembang. Mayoritas pelaku usaha pasti akan setuju dengan hal ini.

92 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

Akan tetapi, banyak pula pelaku usaha yang tidak tahu persis, bagaimana mengelola modal tambahan secara bijak. Ternyata, modal tambahan yang tidak tepat jumlah dan alokasinya, justru bi­ sa membahayakan bisnis. Bukannya meningkatkan kapasitas produksi dan kekuatan kas, modal tambahan yang salah kelola justru menjadi beban tambahan.

Pentingnya Pengelolaan Modal Usaha Mendapatkan modal memang penting untuk pengembangan bisnis. Namun, cara kita mengelola modal juga hal yang tidak kalah penting. Salah satu kesulitan dalam mengelola bisnis adalah mengelola penggunaan modal. Setelah me­rencanakan bisnis dan memperoleh modal, selanjutnya adalah mengelola ke­uangan selama proses usaha berjalan. Pada prinsipnya, dalam menjalankan bisnis, terdapat tiga jenis modal yang dibutuhkan, yaitu modal investasi awal, modal kerja, dan modal operasional. a. Modal investasi awal Modal investasi awal adalah modal yang diperlukan di awal bisnis, biasanya di­pakai untuk jangka panjang seperti mesin, pabrik, kantor, dan lain-lain. b. Modal kerja Modal kerja adalah modal yang harus kita keluarkan untuk membeli atau mem­buat barang dan jasa yang dihasilkan seperti bahan baku, inventori, dan upah kerja. c. Modal operasional Modal operasional adalah modal yang harus kita keluarkan untuk membayar biaya operasional bulanan seperti pembayaran karyawan tetap, listrik, air, sewa kantor, dan lain-lain.

ADJIE WICAKSANA | 93

Bagan 1. Modal Operasional Sumber dana Equity capital (modal sendiri yang diinvestasi)

Rencana dana

Jangka pendek

Aktiva lancar 1. Kas 2. Surat berharga 3. Piutang 4. Persediaan

Jangka panjang

Aktiva tetap 1. Tanah 2. Gedung 3. Pabrik 4. Mesin/peralatan

Debt capital (pinjaman) Venture capital (modal dari luar)

Penggunaan dana

Pada bagan di atas, kita bisa membedakan alokasi modal untuk kebutuhan jang­ ka panjang dan jangka pendek. Kita harus menuliskan secara pasti semua opsi alokasi modal, kemudian membangun skala prioritas terhadap alo­ka­si modal tersebut.





Modal tambahan yang tidak tepat jumlah dan alokasinya, justru bisa membahayakan bisnis. ~ Adjie Wicaksana ~

94 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

Fondasi Pengelolaan Kas dan Modal Bisnis: Pemisahan Uang Bisnis dan Uang Pribadi Seperti dijelaskan di bagian sebelumnya, pemisahan keuangan bisnis dan keua­ngan pribadi sangat penting bagi pemilik binis. Berikut 3 manfaat utama pe­­mi­sahan keuangan yang harus diketahui oleh pemilik bisnis. 1. Memantau performa bisnis Dengan memisahkan uang bisnis dan uang pribadi, kita lebih mudah menilai kekayaan bisnis dan memantau laba dan rugi. Jika bisnis untung, laba yang dihasilkan bisa dialokasikan untuk 3 pos, yaitu pengembangan bisnis, pengeluaran tak terduga, dan keuntungan pemilik. Jika rugi, pemilik bisnis harus segera memutar otak untuk membuat bisnisnya kembali mencetak laba. 2. Menjaga aset Pemisahan kekayaan bisnis dan pribadi akan menjaga aset pribadi yang kita miliki, saat risiko terburuk pada bisnis terjadi. Khususnya, jika bisnis yang ki­ta jalankan adalah bisnis bersama dengan pihak lain. 3. Memudahkan jika hendak mencari modal tambahan Bank hanya akan memberikan pinjaman kepada bisnis yang mempunyai laporan keuangan yang jelas. Dengan pemisahan keuangan bisnis dan pribadi, kita akan lebih mudah menyajikan data yang valid untuk bisa mendapatkan tambahan modal dari bank. ***

Alur Keuangan Bisnis

Banyak pemilik bisnis yang masih belum mengetahui perbedaan omzet dan profit. Omzet adalah pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis. Setelah dikurangi biaya variabel, kita akan mendapatkan margin. Margin kemudian dikurangi biaya tetap. Itulah yang dinamakan dengan profit. Pada akhirnya, profit atau keuntungan itulah yang benar-benar dapat kita manfaatkan. Maka, jangan sampai pendapatan dianggap sebagai keuntungan. Pemahaman itu bisa sangat membahayakan pengelolaan keuangan bisnis. Kita jadi merasa untung besar, padahal profitnya tidak sebesar itu.

Alur Keuangan dalam Bisnis Masih banyak pemilik bisnis yang tidak memahami secara menyeluruh alur keuangan sebuah bisnis. Beberapa di antaranya tidak bisa membedakan yang mana omzet, laba kotor, dan laba bersih. Kali ini, kita akan berbicara

96 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

mengenai gambaran alur keuangan bisnis, sehingga kita lebih memahami, bagaimana proses profit terbentuk dan bagaimana profit dapat meningkatkan kapasitas modal bisnis kita.

Bagan 2. Alur Keuangan dalam Bisnis

Sebut saja Wulan. Ia menjual baju secara online. Di awal bisnis, Wulan mengalokasikan modal kerja sebesar Rp5.000.000. Modal tersebut digunakan untuk pembelian barang sebanyak 30pcs dengan harga total Rp3.000.000. Dari 30 barang yang sudah dibeli, sudah terjual 10pcs masingmasing se­ni­lai Rp200.000. Saat itu, omzet atau pendapatan usaha Wulan adalah Rp2.000.000 per bulan. Omzet tersebut harus dikurangi harga beli dari produk yang terjual, yaitu 10 pcs dikalikan Rp100.000, yaitu Rp1.000.000. Omzet Rp2.000.000 dikurangi biaya produksi Rp1.000.000 menghasilkan keuntungan kotor atau mar­gin se­besar Rp1.000.000. Keuntungan kotor tersebut dikurangi lagi dengan biaya operasional seperti listrik, air, dan upah sebesar Rp500.000. Setelah dikurangi dengan biaya operasional, keuntungan bersih dari bisnis Wulan adalah Rp500.000.

ADJIE WICAKSANA | 97

Singkatnya, omzet usaha Wulan adalah Rp2.000.000 dan profitnya adalah Rp500.000. Di akhir siklus, Wulan memiliki sisa kas sebesar Rp3.500.000 (terdiri dari Rp2.000.000 sisa kas + Rp2.000.000 pendapatan – Rp500.000 pengeluaran operasional), serta 20 pcs baju senilai Rp2.000.000. Walaupun kas Wulan berkurang dari Rp5.000.000 menjadi Rp3.500.000, aset keseluruhan justru bertambah menjadi total Rp5.500.000. Kesimpulannya, jika siklus ini terus berulang, maka keuntungan Wulan akan terus meningkat dari waktu ke waktu dan menumbuhkan skala bisnisnya. Jadi, sobat UKM kreatif sekalian, kita harus mampu memahami alur keuangan bisnis untuk membangun fondasi keuangan bisnis yang kuat. Membangun bu­kan dari utang, tapi dari keuntungan bisnis. ***

Mengenal Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Pernahkah Anda mendengar istilah neraca keuangan? Atau makhluk lain dalam laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi dan laporan arus kas? Walau terkesan rumit, sebenarnya laporan keuangan bukanlah sesuatu yang sulit untuk dipahami.

Analogi Laporan Keuangan Sebagai Kotak Bisnis Laporan keuangan umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu neraca, laba rugi, dan arus kas. Untuk memudahkan pemahaman terhadap laporan-laporan tersebut, khususnya laporan neraca dan laba rugi, kita akan membuat sebuah analogi kotak bisnis. Bayangkan, kita punya sebuah kotak, yaitu kotak bisnis. Kotak ini memiliki timbangan di bawahnya, yang mengukur bobot kotak tersebut. Timbangan tersebut kita asumsikan sebagai neraca keuangan.

ADJIE WICAKSANA | 99

Gambar 3. Kotak Bisnis KOTAK BISNIS

Modal Awal

Pembelian Bahan Baku

Pemasukan

Pengeluaran Operasional

Pinjaman Modal/ Utang

Pengeluaran Pemasaran

NERACA

1. Neraca keuangan Seperti halnya sebuah timbangan, dia akan mengukur bobot dari kotak yang ada di atasnya. Keunikan dari timbangan ini yaitu mendefinisikan bobot mana yang merupakan kekayaan bisnis dan mana yang utang. 2. Laba rugi Dalam analogi kotak bisnis, laporan laba rugi memberi kita informasi mengenai perputaran keluar masuk uang dan kekayaan dari dan ke kotak bisnis. Sing­katnya, laporan laba rugi membantu untuk memahami proses dalam usa­­ha kita. Secara teoretis, laporan laba rugi adalah laporan untuk mengukur ke­­berhasilan operasional bisnis selama jangka waktu tertentu.

Mengenal Lebih Dalam: Laporan Neraca Keuangan Laporan neraca keuangan sangat membantu pelaku bisnis untuk mengidentifikasi aset dan rasio utang. Neraca keuangan juga digunakan untuk mengu­kur pertumbuhan bisnis. Dalam akuntansi keuangan, neraca juga disebut la­poran posisi keuangan (balance sheet), yaitu laporan keuangan suatu bisnis yang menunjukkan kondisi keuangan pada akhir periode.

100 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas (utang), dan ekuitas (kekayaan pemilik) yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut. Total aset = Total Liabilitas + Total Ekuitas Berikut contoh laporan neraca.

Tabel 14. Neraca Neraca

Per 31 Juli 2017 Aktiva

Kewajiban & Modal

Aktiva Lancar: Kas

Kewajiban: 3.354.000

Utang Lancar:

Piutang Dagang

250.000

Utang Usaha

1.000.000

Perlengkapan

500.000

Utang Gaji

1.500.000

100.000

Utang Sewa

Sewa Dibayar Di Muka Jumlah Aktiva Lancar

4.204.000

Aktiva Tetap: Peralatan Service

2.000.000

3.000.000

Utang Bank

1.000.000

Jumlah Kewajiban

4.000.000 +

= dikurangi:

500.000

Jumlah Hutang Lancar

Modal:

Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap JUMLAH AKTIVA

-35.000 1.965.000 6.169.000

Modal Pemegang Saham

2.169.000

Jumlah Modal

2.169.000

Jumlah Kewajiban & Modal

6.169.000

Dalam laporan neraca, terdapat 2 sisi, yaitu aktiva (aset) dan pasiva (kewajiban dan modal). Sisi kanan dan kiri harus selalu seimbang karena pada prinsipnya, aset usaha dibangun dari total gabungan seluruh modal pemilik dan utang bisnis.

Manfaat Laporan Neraca Keuangan Setidaknya ada 3 manfaat dari membangun neraca keuangan, yaitu: 1. Menilai kesehatan keuangan bisnis. 2. Memprediksi keadaan arus kas di masa depan. 3. Menganalisis likuiditas serta fleksibilitas keuangan bisnis.

ADJIE WICAKSANA | 101

Mengenal Lebih Dalam: Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi atau income statement adalah bagian dari laporan keuangan dalam suatu periode tertentu yang memaparkan pendapatan dan pengeluaran, sehingga menunjukkan kondisi laba atau rugi bersih. Penyusunan laporan laba rugi tidak sulit karena kita hanya perlu mengutip transaksi pendapatan dan pengeluaran dari seluruh transaksi, lalu mengakumulasi hasil akhirnya. Pada umumnya, laporan laba rugi memiliki unsur-unsur seperti berikut. •

Pendapatan.



Biaya tidak tetap atau variabel, seperti harga produksi dari produk ter­jual dan upah pekerja langsung.



Biaya tetap seperti listrik, air, dan pegawai tetap.



Laba/Rugi.

Contoh laporan laba rugi adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Laporan Laba Rugi Laba Rugi Periode 1 April – 30 Juni 2017 Penjualan Bersih

90.000.000

Harga Pokok Produksi

-60.000.000

Laba Kotor

30.000.000

Beban Usaha Beban Penjualan

7.500.000

Beban Administrasi & Umum

2.500.000 -10.000.000

Laba Usaha

20.000.000

Pendapatan di Luar Usaha Pendapatan sewa Laba Bersih sebelum Pajak

800.000 20.800.000

Pajak Penghasilan

-5.200.000

Laba bersih setelah Pajak

15.600.000

102 | PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS

Manfaat Laporan Laba Rugi dalam Usaha Laporan laba rugi memberikan informasi aktual kepada pemilik bisnis. Infor­masi tersebut, yaitu (1) jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan; (2) jumlah total laba dan rugi serta kewajaran rasio profit terhadap pendapatan; dan (3) efisiensi pengeluaran.

Laporan Keuangan Sebagai Dasar Perencanaan Keuangan Laporan keuangan berperan dalam perencanaan atau proyeksi bisnis. Dengan laporan keuangan, kita bisa membuat perkiraan jumlah biaya dan proyeksi pendapatan. Perencanaan adalah proses menentukan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Selain itu, perencanaan adalah suatu kegiatan untuk merancang keadaan di masa depan dengan efektif.

Strategi Penyusunan Perencanaan Bisnis Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yang biasa disingkat SMART. 1.

Specific atau detail

Kita harus menyusun perencanaan keuangan serinci mungkin, yang melingkupi rencana pendapatan, pengeluaran, arus kas, belanja aset, dan lain-lain. 2. Measurable atau terukur Kita harus mampu memprediksi aktivitas keuangan secara terukur. Misalnya, pada bisnis baju anak, harus ada prediksi berapa jumlah potong baju yang bisa dijual dalam jangka waktu tertentu. 3. Achievable atau dapat dicapai Perencanaan dengan target yang sulit dicapai akan membuat kita tidak bersemangat. Sebaliknya, target yang terlalu rendah kurang memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat. Oleh karena itu, pastikan rencana atau target disu­sun dengan realistis.

ADJIE WICAKSANA | 103

4. Relevant dan realistic Perencanaan keuangan harus relevan yang mencakup pertimbangan tentang kondisi pasar yang ada dan persaingan bisnis. Kemudian, secara realistis dise­suaikan dengan sumber daya yang dimiliki. 5. Time Bounded atau berbatas waktu Perencanaan keuangan harus punya batas waktu. Umumnya, perencanaan dibuat dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan. Untuk memudahkan, kita bisa menyusun dengan durasi 1 tahun. ***

Mengenal Kaidah- Kaidah Pencatatan Transaksi Keuangan

Setelah mengenal berbagai macam laporan keuangan dan manfaatnya bagi bisnis Anda, mungkin sekarang timbul pertanyaan bagaimana cara membuat atau menyusun laporan keuangan tersebut. Bagi kebanyakan pemilik bisnis, menyusun laporan keuangan itu terasa sulit dan memberatkan karena harus paham ilmu akuntansi. Akibatnya, pemilik bisnis merasa malas dan tidak mau menyusun laporan keuangan bisnisnya. Memang benar, pemahaman ilmu akuntansi—minimal konsep dasar— dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan. Namun, tidak perlu panik, se­­muanya bisa dipelajari. Bukankah tadinya kita juga tidak bisa baca tulis? Na­­mun sekarang kita menjadi mahir karena belajar dan berlatih. Bukankah ta­dinya kita juga tidak bisa mengendarai mobil, namun akhirnya sekarang be­gitu terampil? Semua bisa terjadi karena kita belajar dan mempraktikkan, sehingga akhirnya terampil. Begitu pula dengan ilmu akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Jika saat ini dirasa masih sangat sulit, maka

KHUSNAINI | 107

de­ ngan sungguh-sunguh mempelajari dan mempraktikkan, semua akan mudah pa­da saatnya. So, jangan putus asa. Anda bisa! Secara umum, akuntansi adalah pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang sistematis dan dilakukan oleh sebuah entitas usaha dalam suatu periode tertentu dengan tujuan menghasilkan laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan, baik bagi kalangan internal maupun eksternal perusahaan. Penyusunan

laporan

keuangan

harus

memenuhi

kaidah-kaidah

pencatatan transaksi keuangan dan melalui tahapan-tahapan yang dikenal de­ngan siklus akuntansi. Pada subbab ini, kita akan membahas kaidah-ka­ i­ dah pencatatan transaksi keuangan usaha, sementara siklus akuntansi akan kita bahas pada subbab berikutnya. Kaidah-kaidah

pencatatan

transaksi

yaitu

terpenuhinya

rumus

persamaan akuntansi, prinsip double entry, dan pencatatan akun sesu­ai saldo normal. Bagaimana? Baru mendengar istilah-istilahnya saja sudah mulai pusing? Tetap semangat lanjutkan membaca, ya. Penjelasan ringan dan sederhana di ba­­wah ini semoga dapat mengobati pusing Anda. Dalam buku Panduan Aplikasi Akuntansi UKM (Andy Rachmadani dan Khu­s­­­­naini, 2017), dijelaskan tentang persamaan akuntansi, prinsip double en­try, dan akun serta saldo normal, sebagai berikut.

Persamaan Akuntansi Setiap pencatatan transaksi keuangan usaha harus memenuhi persamaan akuntansi, yaitu ASET = UTANG + MODAL. Bagian aset sering disebut dengan istilah aktiva, sementara bagian utang dan modal adalah pasiva. Tiap transaksi keuangan langsung diidentifikasi pengaruhnya terhadap kelompok akun aset, utang, dan modal. Modal dapat bertambah, jika perusahaan mengalami laba (pendapatan > biaya). Sebaliknya, modal akan

108 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

berkurang, jika perusahaan mengalami rugi (pendapatan < biaya). Maka, dapat dikatakan pendapatan menambah modal, dan biaya mengurangi modal. Total nilai aset harus sama dengan total nilai utang ditambah modal. Ma­sing-masing kelompok akun dirincikan lagi menjadi jenis-jenis akunnya sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Persamaan Akuntansi ASET

=

- Kas - Persediaan - Piutang - Perlengkapan - Mobil - Mesin produksi



UTANG - Utang usaha ke supplier - Utang bank - Utang koperasi - Utang ke rekan usaha

+

MODAL - Modal awal - Pendapatan - Biaya - Prive *) biaya dan prive mengurangi modal

Kaidah-kaidah pencatatan transaksi yaitu terpenuhinya rumus persamaan akuntansi, prinsip double entry, dan pencatatan akun sesuai saldo normal.



~ Khusnaini ~

KHUSNAINI | 109

Misalnya: a. CV. Ikan Hias Cute adalah sebuah perusahaan perdagangan akuarium dan ikan hias. Pada tanggal 3 Agustus 2017, CV Ikan Hias Cute menjual sebuah akuarium berikut ikan hias di dalamnya secara tunai senilai Rp8.000.000, maka pencatatannya adalah sebagai berikut. ASET

=

UTANG

+

MODAL

Pendapatan modal bertambah Rp8.000.000

Kas bertambah Rp8.000.000

b. CV. Ikan Hias Cute membayar gaji dua orang karyawannya sebesar Rp5.000.000, maka pencatatannya adalah sebagai berikut. ASET

=

UTANG

+

MODAL

Biaya modal berkurang Rp5.000.000

Kas berkurang Rp5.000.000

c. CV. Ikan Hias Cute membeli persediaan akuarium secara kredit pada sup­­plier sebesar Rp14.000.000, maka pencatatannya adalah sebagai berikut. ASET

Persediaan Rp14.000.000

=

UTANG

Utang bisnis Rp14.000.000

+

MODAL

110 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Akun dan Saldo Normal Setiap akun memiliki saldo normal, yaitu debit atau kredit. Saldo normal adalah posisi saldo yang menunjukkan, apakah sebuah akun dicatat pada posisi debit atau kredit, jika akun tersebut muncul atau bertambah. Contohnya ada­lah: •

Akun kas dan kendaraan (bagian dari aset) bersaldo normal debit. Jika terjadi transaksi penjualan kendaraan secara tunai senilai Rp250.000.000, maka pencatatannya: Kas

debit

Karena bertambah jumlahnya (menerima uang hasil penjualan kendaraan)

Kendaraan

kredit

berkurang

Karena

jumlahnya

(kendaraannya sudah tidak ada lagi karena sudah dijual) •

Akun utang bersaldo normal kredit (jika muncul utang atau bertambah utangnya dicatat di kredit). Jika terjadi transaksi perolehan pinjaman uang dari bank, maka pencatatannya: Kas

debit

Karena

bertambah

jumlahnya

(menerima uang hasil pinjaman dari bank) Utang

kredit

Karena bertambah jumlahnya (utang bank

muncul/bertambah

meminjam uang dari bank)

karena

KHUSNAINI | 111

Berikut adalah rincian masing-masing akun dan saldo normalnya.

Tabel 16. Akun dan Saldo Normal

Akun pada Neraca

AKTIVA - Aktiva Lancar Kas Piutang Perlengkapan -

Aktiva Tetap Tanah Bangunan Peralatan Kendaraan

UTANG - Utang Lancar (jatuh tempo kurang dari satu tahun) -

Utang Tidak Lancar (jatuh tempo lebih dari satu tahun)

MODAL - Modal pemilik - Penarikan modal

Saldo Normal (Penambahan)

Penurunan (Pengurangan)

Debit Debit Debit Debit Debit

Kredit Kredit Kredit Kredit Kredit

Debit Debit Debit Debit Debit

Kredit Kredit Kredit Kredit Kredit

Kredit Kredit

Debit Debit

Kredit

Debit

Kredit Debit

Debit Kredit

112 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Akun pada Laporan Laba Rugi - -

Saldo Normal (Penambahan)

Penurunan (Pengurangan)

Kredit Debit

Debit Kredit

Penjualan / pendapatan Biaya / beban

Sistem Pencatatan Double Entry Double entry adalah cara pencatatan yang didasarkan pada prinsip bahwa da­lam suatu transaksi bisnis, jika ada hak atau sesuatu yang diterima, diman­faatkan, dihasilkan atau diperoleh (posisi DEBIT), pasti pada saat bersamaan ada juga sesuatu yang diserahkan, dibayarkan, ke­waji­ ban yang timbul, atau modal yang bertambah (posisi KREDIT). Inilah yang dalam istilah akuntansi sering digambarkan dengan pen­catatan jurnal umum, yang harus dicatat sebagai debit atau kredit. Da­lam tiap transaksi yang dicatat pada jurnal umum, pencatatan harus me­ li­ batkan akun pada posisi debit dan kredit serta jumlah debit harus sa­ma dengan jumlah kredit, inilah yang disebut dengan double entry. Contoh: Mencatat Transaksi Pembelian Mesin Fotokopi Berdasarkan bukti transaksi, diketahui pada tanggal 10 Juli 2017, dibeli secara tunai mesin fotokopi seharga Rp50.000.000.

KHUSNAINI | 113

Tabel 17. Pembelian Mesin Fotokopi Pembelian Mesin Fotokopi Periode transaksi

Tahun : 2017 Bulan

: September

Tanggal : 05 Akun yang

Ingat prinsip double entry

digunakan pada

Akun yang dikeluarkan/dibayarkan : Kas

pencatatan

Akun yang diterima/diperoleh

transaksi dan

fotokopi

: : Mesin

jurnal umum Mesin fotokopi dan kas bagian dari kelompok ASET, saldo normalnya adalah debit. Maka, jika bertambah/diperoleh akan dicatat di debit, dan jika berkurang/dikeluarkan di kredit. Sehingga JURNAL UMUM-nya: Peralatan

Rp50.000.000 debit

Kas

Rp50.000.000 kredit

114 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Akun yang

Persamaan akuntansi

dipengaruhi pada persamaan

Aset

akuntansi

Kas berkurang Rp50.000.000 Mesin bertambah Rp50.000.000 Sehingga secara total tidak ada perubahan nilai aset. Modal dan Utang Pada transaksi ini, tidak ada perubahan nilai utang dan modal. Aset, modal, dan utang sama-sama tidak ada yang bertambah atau berkurang, maka terpe­nu­hi persamaan akuntansi Aset = Modal + Utang.

***

Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan mulai dari pengumpulan bukti transaksi sampai dengan tersusunnya laporan keuangan. Pada buku Panduan Ap­­li­kasi Akuntansi UKM (Andy Rachmadani dan Khusnaini, 2017), dijelaskan secara sederhana tentang siklus akuntansi yang terdiri dari tahapta­hap se­bagai berikut. 1. Siklus Akuntansi Tahap Pertama Mengumpulkan bukti-bukti transaksi seperti kuitansi pembayaran sewa tempat, bukti bayar listrik, bukti transfer dari pelanggan, bon belanja dari pasar, surat pernyataan utang, catatan harian uang kas masuk dan keluar, serta bukti-bukti lainnya.

116 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

2. Siklus Akuntansi Tahap Kedua Membuat jurnal atau mencatat transaksi usaha ke Kertas Kerja Persamaan Akuntansi (KKPA). Pencatatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a.

Membuat jurnal dilakukan de­ngan ca­ra mencatat transaksi bis­­­­nis meng­gu­nakan akun-akun aset, utang, pen­da­patan, atau bia­ya—lengkap de­ngan ni­lai de­bit dan kreditnya. Jum­lah total de­­bit ha­­­rus sama de­ngan total kre­dit (doub­­le entry).

b.

Mengisi KKPA, yaitu tiap transak­si lang­­sung diidentifikasi pengaruhnya ter­­­hadap kolom-kolom yang me­rupa­kan kolom kelompok akun aset, akun utang, atau akun modal. To­tal nilai aset harus sama dengan to­tal nilai utang ditambah modal (aset = utang + modal). Masing-masing ke­lom­pok akun dirincikan lagi men­ja­di jenis-je­nis akunnya.

4

3

2

1

No

Tanggal

Transaksi

Kas

Piutang

Bahan Baku

Perlengkapan

ASET (Rp)

Aset Tetap (Motor)

Akum. Penyusutan

TOTAL ASET = Utang Usaha

Utang Bank

UTANG (Rp)

ASET = UTANG + MODAL

KERTAS KERJA PERSAMAAN AKUNTANSI

+

Tabel 18. Kertas Kerja Persamaan Akuntansi

Modal Awal

+ Pendapatan

HHP Atau Biaya

Laba (Rugi)

MODAL (Rp)

-

Prive

TOTAL UTANG + MODAL (Rp)

KHUSNAINI | 117

118 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Pada modul ini, kita akan menggunakan cara mengisi KKPA karena lebih sederhana, tidak perlu membuat jurnal umum dan buku besar. 3. Siklus Akuntansi Tahap Ketiga Melengkapi Kertas Kerja Laporan Keuangan (worksheet). Kertas ker­ja ini terdiri dari neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penye­suaian, la­po­ran rugi laba, dan neraca. Yang perlu diperhatikan pada

pengisian worksheet ini adalah saat

memilah-milah akun pada kolom neraca saldo setelah penyesuaian, kemudian memindahkannya ke kolom laporan laba rugi atau kolom neraca menjadi akun laporan laba rugi dan akun neraca. Selain itu, perlu ketelitian saat memasukkan angka ke kolom debit atau kredit. Sebagai panduan, silakan simak kembali tabel akun dan saldo normal yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya.

17

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

TOTAL

Beban Penyusutan Perlengkapan

Kas Persediaan Piutang Perlengkapan Peralatan Akumulasi Penyusutan Peralatan Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Panjang Modal Pemilik Pendapatan Jasa Biaya Gaji Karyawan Biaya Listrik Biaya Air Biaya Perlengkapan Biaya Sewa Tempat Usaha Biaya Umum Lain-lain

1 2 3 4 5

6

Account

No

LABA BERSIH ---->

-

-

-

-

-

KERTAS KERJA LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2017 Neraca Saldo Neraca Saldo Penyesuaian Rugi Laba Neraca Setelah Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Tabel 19. Kertas Kerja Keuangan

KHUSNAINI | 119

120 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

4. Siklus Akuntansi Tahap Keempat Menyusun laporan laba rugi dan neraca. Angka-angka untuk mem­­buat laporan diambil dari kolom laba rugi dan kolom neraca yang ter­­dapat pada worksheet sebagaimana dijelaskan di atas. Contoh laporan ke­uangan:

Gambar 5. Victory Salon Victory Salon Neraca Periode 31 Oktober 2013 (Dalam Ribuan Rupiah)

Aktiva Aktiva lancar: Kas Piutang Usaha Perlengkapan Sewa dibayar dimuka Total aktiva lancar Aktiva tetap: Peralatan Akm. Peny prltn salon Total aktiva tetap Total aktiva

Utang dan Modal Utang lancar: Utang usaha Utang gaji Jumlah utang

7.935 1.750 6.835 900

3.340

17.420 17.000 (2.630) 14.370 31.790

Modal: Modal Victory Total Utang dan Modal

Victory Salon Laporan Laba/Rugi Periode 31 Oktober 2013 (Dalam Ribuan Rupiah)

Pendapatan Pendapatan Usaha Pendapatan lain-lain Total Pendapatan Beban Beban gaji Beban Sewa Beban Iklan Beban tlp, listrik, dan air Beban Peny. Peralatan Salon Total Beban Usaha Laba bersih sebelum pajak

2.500 840

Rp5.000.000 Rp2.000.000 Rp7.000.000 Rp450.000 Rp300. 000 Rp200. 000 Rp100. 000 Rp1.500. 000 (Rp2.550.000) Rp4.450.000

***

28.450 31.790

Menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), Break Even Point (BEP), dan Target Penjualan

Sebelum menyusun laporan keuangan, ada baiknya kita pahami, bagaimana ca­ra menghitung HPP, BEP, dan target penjualan. Hal ini sangat penting dila­kukan untuk keberlangsungan dan kesuksesan bisnis. Masih banyak pemilik bisnis yang menjalankan usahanya dengan prinsip mengalir saja atau let it flows. Harga jual produk ditentukan dengan perasaan, bukan perhitungan yang matang. Penetapan harga berdasarkan perasaan— terlalu mahal, terlalu murah, atau sudah pas—dikarenakan pemilik bisnis belum melakukan penghitungan HPP dengan tepat. HPP adalah besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Aki­batnya, pemilik bisnis tidak mengetahui, berapa rupiah laba per unit produk­nya. Mereka juga tidak mengetahui, berapa banyak produk yang harus di­­jual agar dapat impas menutup biaya operasional (BEP).

122 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Berdasarkan proses bisnisnya, ada tiga jenis usaha kreatif, yaitu usaha dagang, usaha jasa, dan usaha manufacture (produksi). Jika dalam usaha da­gang, HPP adalah harga pokok penjualan, dalam usaha produksi, HPP ada­­lah har­ga pokok produksi, maka HPP pada usaha jasa, lebih tepat jika di­artikan sebagai harga pokok pendapatan atau harga pokok pelayanan. Nah, untuk lebih mudah memahami cara penghitungan HPP, BEP, dan target pen­jualan, mari simak contoh kasus untuk UKM kreatif di bidang produksi be­sek bambu hias berikut ini.

Gambar 6. Anyaman Besek

http://ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com/2014/04/03/besek-warna-kerajinan

Haikal, seorang pemilik bisnis UKM kreatif di bidang craft. Bisnisnya adalah be­sek bambu hias. Target pasarnya adalah toko-toko suvenir, kantor-kantor pemerintah dan swasta, kampus, dan masyarakat yang membutuhkan besek bambu hias untuk suvenir. Usahanya ini diberi nama “Besek Zaman Now”.

KHUSNAINI | 123

Sebagai langkah awal, Haikal melakukan perhitungan keuangan bisnis dengan cermat supaya dapat menentukan strategi usaha dengan tepat. Perhitu­ng­­an keuangan yang dilakukan Haikal adalah menentukan HPP, memper­ki­ra­kan berapa biaya operasional (fixed cost) yang harus dikeluarkan da­lam sa­tu bulan, penentuan harga jual, BEP, dan target penjualannya. HPP sering juga disebut sebagai variable cost, yaitu besaran biaya yang dipengaruhi oleh jumlah layanan, semakin banyak layanan semakin besar HPP. Se­­mentara fixed cost tidak dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya jumlah la­­yanan. Berapa pun jumlah bambu hias yang diproduksi, besarnya biaya ope­­­ra­sional (fixed cost) tetap.

Tabel 20. HPP Besek Zaman Now

HPP (HARGA POKOK PRODUKSI) Rp12.500 per besek

DIRECT MATERIAL/ BAHAN BAKU HPP

BAHAN BAKU BERUPA BESEK BAMBU, CAT PEWARNA BAMBU, PITA, & HIASAN LAINNYA

Rp6.000 per satu besek bambu hias

124 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Rp12.500 per unit besek bambu

DIRECT LABOUR/ UPAH TENAGA KERJA YANG LANGSUNG BERKAITAN DENGAN PRODUKSI

Rp6.000 + Rp5.000 + Rp1.500

BIAYA OVERHEAD, YAITU BIAYA PRODUKSI SELAIN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA

BESARNYA UPAH BERDASARKAN BANYAKNYA BESEK BAMBU HIAS YANG DIPRODUKSI PROSES PRODUKSI TERDIRI DARI MENGANYAM BAMBU MENJADI BESEK, MENGECAT, MENGHIAS & PACKAGING

BIAYA UNTUK PERLENGKAPAN UNTUK PRODUKSI BESEK BAMBU HIAS

Rp5.000 Upah produksi per satu besek bambu hias

Rp1.500 Rata-rata biaya OVERHEAD per satu besek bambu hias

LABA KOTOR YANG DIHARAPKAN = 100% DARI HPP LABA KOTOR = Rp12.500 per unit

KHUSNAINI | 125

HARGA JUAL =HPP + LABA KOTOR

Rp12.500 + Rp12.500 = Rp25.000

Harga Jual per unit

BIAYA OPERASIONAL Rp4.800.000 PER BULAN

Tabel 21. BEP Besek Zaman Now BREAK EVEN POINT (BEP) Berapa jumlah MINIMAL besek bambu yang harus dijual agar Haikal dapat menutup seluruh BIAYA OPERASIONAL

BIAYA GAJI PEGAWAI ADMINIS­TRASI Rp2.500.000 + Rp800.000 + Rp900.000 + Rp300.000 + Rp300.000

BIAYA LIS­TRIK

Rp2.500.000 PER BULAN

Rp800.000 PER BULAN

126 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

BIAYA SEWA TEMPAT

BIAYA PRO­MOSI

Rp4.800.000 per bulan

Rp900.000 PER BULAN

Rp300.000 PER BULAN

Rp300.000 PER BULAN (NILAI MO BIAYA TOR BEKAS PENYUSUTAN Rp9.000.000 ­MOTOR asumsi dapat UNTUK dimanfaat DELIVERY kan selama 30 bulan)

BEP = BIAYA OPERASIONAL : LABA KOTOR

Rp4.800.000 : Rp 12.500 = 384 besek bambu per bulan = 16 besek bambu per hari (asumsi per bulan 24 hari kerja)

KHUSNAINI | 127

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa BESEK ZAMAN NOW dapat mencapai BEP, jika mampu menjual 384 besek bambu per bulan atau rata-rata 16 besek bambu per hari (asumsi per bulan ada 24 hari kerja). Artinya, jika dalam sebulan kurang dari 384 besek yang dijual, Haikal akan me­nga­lami kerugian karena tidak dapat menutupi kebutuhan biaya operasional se­besar Rp4.800.000 per bulan.

1. Asumsi Haikal menginginkan LABA BERSIH Rp5.000.000 juta per bulan 2. HPP = Rp12.500per unit 3. Harga jual = Rp25.000 per pasang besek 4. Jumlah besek yang harus dijual = X unit

Laba bersih = Pendapatan – HPP – Biaya Operasional Rp5.000.000 = 25.000 (X) – 12.5000 (X) – Rp4.800.000 Rp12.500 X = Rp9.800.000 X = 784 besek bambu/bulan = 32,67 = 33 besek bambu/hari

Dengan kata lain, target penjualan dapat dituliskan dalam rumus berikut.

Target Penjualan = Laba bersih yang diharapkan + Biaya operasional (Harga Jual – HPP) per unit

Target penjualan 33 unit/hari. Artinya, jika ingin mendapatkan laba bersih Rp5.000.000 per bulan, maka BESEK ZAMAN NOW harus dapat menjual mi­­ni­mal 33 unit besek bambu per hari atau 784 besek per bulan.

128 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Sekarang, Haikal sudah memiliki informasi dan data terkait HPP, BEP, dan tar­­­get penjualan. Bayangkan, apa yang terjadi, jika Haikal tidak memiliki infor­masi-informasi tersebut? •

Menjalani bisnis mengalir saja, tanpa mengetahui bahwa jika ia hanya mampu menjual di bawah 33 unit besek bambu per hari, itu artinya potensi kerugian bahkan kebangkrutan ada di depan mata.



Tidak tergerak untuk mencari dan menjalankan strategi pemasaran yang agresif, kreatif, dan efektif.



Kurang tepat menentukan harga jual.



Tidak cermat dan efisien melakukan belanja, sehingga mengacaukan cash flow. ***

Praktik Menyusun Laporan Keuangan

Setelah mengetahui kaidah pencatatan transaksi keuangan, siklus akutansi, ser­ta cara menghitung HPP, BEP, dan target penjualan, saatnya pelaku UKM me­lakukan praktik penyusunan laporan keuangan. Kita akan menggunakan con­­toh bisnis BESEK ZAMAN NOW. Data-data yang digunakan merujuk pa­­da bisnis yang sudah dijelaskan pada pada bagian sebelumnya, yaitu: Tabel 22. Laporan Keuangan Besek Zaman Now 1. HPP (Harga Pokok Produksi) per besek

Rp12.500

2. Persediaan bahan baku (direct material)

Rp6.000

Upah tenaga kerja langsung

Rp5.000

Biaya perlengkapan produksi

Rp1.500

Total Rp12.500 3. Harga jual per unit

Rp25.000

4. BEP 33 unit/hari atau 784 unit/bulan 5. Biaya operasional per bulan

Rp4.800.000

130 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Pada tanggal 1 November 2017, melihat prospek usaha besek bambu hias yang cerah, Haikal memutuskan membuka usaha tersebut dengan label Besek Za­man Now di sebuah kios kecil di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Haikal meminta saudaranya yang dikenal jujur dan rajin, Sila, untuk membantu­nya sebagai tenaga administrasi. Sila bertugas melayani order, meneri­ma uang dari pelanggan, menyetorkan uang kas yang terkumpul dari pe­lang­­gan ke Haikal setiap dua pekan, dan mencatat keuangan usaha serta me­nyusun laporan keuangannya. Pada bagian sebelumnya, dijelaskan bahwa jika Haikal ingin mendapatkan la­ba bersih Rp5.000.000 per bulan, maka dalam sebulan, ia harus menjual 784 unit besek bambu. Sementara di bulan November 2017, Haikal hanya men­jual 760 unit besek bambu. Apakah Haikal dapat mencapai keinginan­nya mendapatkan laba bersih Rp5.000.000? Penasaran dengan perhitungannya? Simak pencatatan transaksi dan penyajian laporan keuangannya di ba­wah ini. Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan November 2017 adalah sebagai berikut.

Tabel 23. Transaksi Besek Zaman Now No 1

Tanggal 1 Nov

Transaksi Sebagai modal awal usaha, Haikal menyetor uang tunai Rp15.000.000.

2

2 Nov

Membayar sewa tempat usaha. Pembayaran sewa dilakukan tiap bulan sebesar Rp900.000.

3

3 Nov

Membeli secara tunai persediaan bahan baku seperti serat bambu, cat pewarna, pita, dan hiasan lainnya dengan har­ga Rp4.800.000. Membeli juga secara tunai perlengkapan untuk proses produksi besek bambu senilai Rp1.200.000.

KHUSNAINI | 131

4

3 Nov

Membeli secara kredit motor bekas senilai Rp9.000.000.

5

4 Nov

Membayar biaya promosi sebesar Rp300.000.

6

9 Nov

Haikal meminjamkan uang pada Sila yang mengajukan kas bon sebesar Rp600.000. Sila berjanji akan membayar pinja­mannya pada saat gajian pada tanggal 28 November 2017.

7

14 Nov

Menerima setoran uang kas dari pelanggan sebesar Rp7.500.000 untuk 300 unit besek bambu.

8

19 Nov

Mencicil utang pembelian motor sebesar Rp3.000.000.

9

20 Nov

Haikal mengambil uang usahanya sebesar Rp700.000 untuk keperluan pribadi.

10

21 Nov

Membayar biaya listrik Bulan November sebesar Rp800.000.

11

28 Nov

Membayar gaji Sila sebesar Rp2.500.000.

12

28 Nov

Menerima uang dari Sila atas pembayaran kas bonnya sebesar Rp600.000.

13

29 Nov

Menerima setoran uang kas dari pelanggan sebesar Rp11.500.000 untuk 460 unit besek bambu @Rp25.000 (HPP = Rp12.500)

PENYESUAIAN Input transaksi penyesuaian harus dilakukan setiap akhir bulan untuk me­ng­­­­ gambarkan kondisi yang sesungguhnya. Yang harus disesuaikan ada­lah pe­ nyusutan atau depresiasi aset tetap. Aset yang dihitung dep­re­sia­si­nya ada­ lah aset yang nilainya relatif besar dan masa manfaatnya le­bih dari satu ta­hun. Nilai aset disusutkan karena semakin lama nilainya se­makin turun. Haikal diketahui hanya memiliki aset tetap berupa motor. Ma­ka yang di­su­ sut­kan adalah hanya motor. 14

30 Nov

Haikal memperkirakan motor yang dimilikinya dapat di­­pa­kai selama 30 bulan. Nilai motor adalah sebesar Rp9.000.000 per bulan adalah sebesar: Rp9.000.000: 30 bulan = Rp300.000 per bulan.

132 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Pembahasan: PENCATATAN TRANSAKSI “Besek Zaman Now”

Tabel 24. Pencatatan Transaksi Besek Zaman Now

No

Tgl

Transaksi

Akun

Kelompok pada Pesamaan Akuntansi

1

2

3

4

1

1 Nov

Sebagai modal awal usaha, Haikal menyetor uang tunai Rp15.000.000.

Kas

Aset

Modal pemilik

Modal

Membayar sewa tempat usaha sebesar Rp900.000 per bulan.

Biaya sewa

Modal

Kas

Aset

Membeli secara tunai persediaan bahan baku seperti serat bambu, cat pe warna, pita, dan hiasan lainnya dengan harga Rp4.800.000

Bahan baku

Aset

Kas

Aset

Perleng ­kapan

Aset

Kas

Aset

Membeli secara kredit motor bekas senilai Rp9.000.000.

Motor

Aset

Utang usaha

Utang

Membayar biaya promosi sebesar Rp300.000.

Biaya promosi

Modal

Kas

Aset

2

3

2 Nov

3 Nov

Membeli juga secara tunai perlengkapan untuk proses produksi besek bambu senilai Rp1.200.000. 4

5

3 Nov

4 Nov

Debit (Rp) 5

Kredit (Rp) 6

15.000.000 15.000.000 900.000 900.000 4.800.000

4.800.000

1.200.000

1.200.000

9.000.000 9.000.000 300.000 300.000

KHUSNAINI | 133

6

7

8

9

9 Nov

14 Nov

19 Nov

20 Nov

10

21 Nov

Haikal meminjamkan uang pada Sila yang mengajukan kas bon sebesar Rp600.000.

Piutang

Aset

Sila berjanji akan membayar pinjamannya pada saat gajian pada tanggal 28 November 2017.

Kas

Aset

Menerima setoran uang kas dari pelanggan untuk 300 unit besek bambu sebesar Rp7.500.000. HPP per unit besek bambu Rp12.500 Total HPP = 300 x Rp12.500= Rp3.750.000 terdiri dari: - Bahan baku Rp1.800.000 - Upah kerja Rp1.500.000 Perlengkapan Rp450.000.

Kas

Aset

Pendapatan

Modal

HPP-bahan baku HPPupah kerja HPP-Per lengkapan

Modal

Bahan baku Kas untuk upah Perlengka pan

Aset

Mencicil utang pembelian motor sebesar Rp3.000.000.

Utang

Utang

Kas

Aset

Haikal me­ ngambil uang usahanya sebesar Rp700.000 untuk keperluan pribadi.

Prive

Modal

Kas

Aset

Membayar biaya lis­trik sebesar Rp800.000.

Biaya listrik

Modal

Kas

Aset

600.000

600.000

7.500.000

7.500.000

1.800.000 1.500.000 450.000

1.800.000 1.500.000 450.000

3.000.000 3.000.000 700.000

700.000

800.000 800.000

134 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

11

28 Nov

12

28 Nov

13

29 Nov

Membayar gaji Sila sebesar Rp2.500.000.

Biaya gaji

Modal

Kas

Aset

Menerima uang dari Sila atas pembayaran utangnya sebesar Rp600.000.

Kas

Aset

Piutang

Aset

Menerima setoran uang kas dari pelanggan sebesar Rp11.500.000 untuk 460 unit besek bambu. HPP per unit besek bambu Rp12.500 Total HPP= 460 x Rp 12.500= Rp5.750.000 terdiri dari: Bahan baku Rp2.760.000 Upah kerja Rp2.300.000 Perlengkapan Rp690.000

Kas

Aset

Pendapatan

Modal

HPP- bahan Modal baku HPP-upah kerja HPP-per lengkapan

2.500.000 2.500.000 600.000

600.000 11.500.000

11.500.000

2.760.000 2.300.000 690.000

Bahan baku Kas untuk upah Perleng kapan

Aset

2.760.000



2.300.000

Beban penyusutan motor

Modal

Akumulasi penyusutan motor

Aset (seba­gai pengurang nilai motor)

690.000

JURNAL PENYESUAIAN 14

30 Nov

Penyusutan motor

300.000

300.000

Tabel 25. Kertas Kerja Persamaan Akuntansi Besek Zaman Now

KHUSNAINI | 135

Tabel 26. Kertas Kerja Laporan Keuangan Besek Zaman Now

136 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

KHUSNAINI | 137

LAPORAN KEUANGAN “BESEK ZAMAN NOW” Laporan Laba Rugi “Besek Zaman Now” Untuk Periode November 2017 Pendapatan HPP Laba kotor

Rp19,000,000.00 (Rp9,500, 000.00) R9,500, 000.00

Biaya-biaya - Biaya gaji - Biaya listrik - Biaya tempat usaha - Biaya Promosi - Biaya Penyusutan Peralatan Total biaya Laba bersih

(Rp2,500,000.00) (Rp800,000.00) (Rp900,000.00) (Rp300,000.00) (Rp300,000.00) (Rp4,800,000.00) Rp4,700,000.00

Neraca “Besek Zaman Now” Per 30 November 2017 Aset Kas Bahan Baku Perlengkapan Produksi Motor dikurang: akumulasi Penyusutan Total Aset

Rp16,000, 000.00 Rp240,000.00 Rp60,000.00 Rp9,000,000.00 (Rp300,000.00) Rp25,000,000.00

UTANG Utang usaha MODAL Modal awal ditambah: laba bersih dikurang: prive Modal pemilik Total UTANG dan MODAL

Rp6,000,000.00

Rp15,000,000.00 Rp4,700.000.00 (Rp700,000.00) Rp19,000,000.00 Rp25,000,000.00

138 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Jadi, berdasarkan transaksi keuangan di atas, pada bulan November 2017, Haikal tidak mampu mencapai target laba bersih sebesar Rp5.000.000. Selain karena target penjualan tidak tercapai, ada biaya tambahan berupa prive. Oleh karena itu, untuk mencapai target laba yang diinginkan, Haikal perlu meningkatkan penjualan dan menekan biaya. ***

Mengetahui Kondisi Keuangan Bisnis Melalui Analisis Laporan Keuangan

Setelah pelaku usaha memahami cara menyusun laporan keuangan, langkah berikutnya adalah mengetahui kondisi keuangan usaha dengan memahami makna angka di dalam laporan keuangan tersebut. Hal ini dikenal dengan istilah analisis rasio laporan keuangan. Sekarang, mari kita simak, bagaimana kondisi keuangan usaha milik Haikal, yaitu usaha besek bambu hias BESEK ZAMAN NOW melalui analisis laporan keuangan yang sudah berhasil kita susun pada bagian sebelumnya.

140 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Laporan Laba Rugi “Besek Zaman Now” Untuk Periode November 2017 Pendapatan HPP Laba kotor

Rp19,000,000.00 (Rp9,500, 000.00) R9,500, 000.00

Biaya-biaya - Biaya gaji - Biaya listrik - Biaya tempat usaha - Biaya Promosi - Biaya Penyusutan Peralatan Total biaya Laba bersih

(Rp2,500,000.00) (Rp800,000.00) (Rp900,000.00) (Rp300,000.00) (Rp300,000.00) (Rp4,800,000.00) Rp4,700,000.00

Neraca “Besek Zaman Now” Per 30 November 2017 Aset Kas Bahan Baku Perlengkapan Produksi Motor dikurang: akumulasi Penyusutan Total Aset

Rp16,000, 000.00 Rp240,000.00 Rp60,000.00 Rp9,000,000.00 (Rp300,000.00) Rp25,000,000.00

UTANG Utang usaha MODAL Modal awal ditambah: laba bersih dikurang: prive Modal pemilik Total UTANG dan MODAL

Rp6,000,000.00

Rp15,000,000.00 Rp4,700.000.00 (Rp700,000.00) Rp19,000,000.00 Rp25,000,000.00

Melalui angka-angka pada laporan keuangan di atas, dapat diketahui dan dianalisis hal-hal sebagai berikut. 1. Apakah kondisi keuangan BESEK ZAMAN NOW (BZN) sehat atau meng­­khawatirkan? Salah satu indikator yang menunjukkan sehat atau tidaknya kondisi ke­ uangan adalah dengan menganalisis, apakah bisnis Haikal dapat

KHUSNAINI | 141

membayar utang-utangnya dengan aset yang dimilikinya? Hal ini dapat diketahui dengan menganalisis angka-angka pada neraca pada suatu tahun. a. Current ratio Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendek dengan menggunakan semua aset lancarnya.

Current Ratio =

Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar

Jika diasumsikan utang sepeda motor bekas adalah utang jangka pen­­­dek karena harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu ta­­hun, maka besarnya rasio ini: Current ratio = kas + bahan baku + perlengkapan produksi x 100% Utang lancar

= Rp16.000.000 + Rp240.000.000 + Rp60.000 x 100%

Rp6.000.000

= Rp16.300.000 x 100% Rp6.000.000 = 271,67%

Kondisi bisnis dikatakan sehat, jika current ratio nilainya minimal 1 atau 100%. Semakin besar nilainya, semakin baik. Ini artinya current ratio 271,67% menunjukan kondisi yang sangat baik, di mana BZN memiliki aset lancar 271,67% atau 2,716x lebih besar dari utang lancarnya. Kondisi ini sangat aman. Seandainya sewaktuwaktu ditagih utang, Haikal dapat segera melunasi semua utang saat itu juga dengan aset lancarnya. Bahkan, aset lancarnya pun masih tersisa se­telah dikurangi untuk melunasi semua utang lancarnya.

142 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

b. Cash ratio Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendek dengan menggunakan semua kas atau aset setara kas lainnya seperti emas atau surat berharga yang sangat li­kuid (mudah dikonversi menjadi uang kas).

Cash Ratio =

Cash ratio



x 100%

= Kas x 100% Utang lancar



Kas + Setara kas Hutang Lancar

= Rp16.000.000 x 100% Rp6.000.000 = 267,67%

Kondisi bisnis dikatakan sehat, jika cash ratio nilainya minimal 1 atau 100%. Semakin besar nilainya, semakin baik. Nilai cash ratio se­­­be­sar 267,67% menunjukan kondisi yang sangat baik, di mana BZN me­miliki uang kas 267,67% atau 2,67x lebih besar dari utang lan­car­­­­­­nya. Kondisi ini sangat aman. Jika seandainya sewaktu-waktu di­­­­ta­­gih utang, Haikal dapat segera melunasi semua utang saat itu ju­­­ga de­­ngan uang kasnya. c. Debt to asset ratio Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar se­­­ mua utang-utangnya dengan menggunakan semua aset yang dimili­ki, jika suatu saat usahanya dilikuidasi atau dibubarkan.

Debt Ratio =

Total Hutang Total Aktiva

x 100%

KHUSNAINI | 143

Debt to asset ratio = Rp6.000.000 x 100% Rp25.000.000

= 0,24%

Debt to asset ratio dinilai baik, jika nilai rasionya kurang dari 1 atau 100%. Semakin kecil nilainya, semakin baik rasionya. Nilai debt to as­­set ratio BZN hanya 0,24%, artinya kondisi bisnis BZN terkait kemam­puannya membayar utang sangat baik. Dengan kondisi current ratio, cash ratio, dan debt to equity ratio yang sangat baik seperti hasil perhitungan di atas, Haikal tidak perlu khawa­tir de­ngan adanya tagihan yang tertunggak. Kondisi ini juga menguntungkan, jika suatu saat Haikal berminat untuk mengajukan pinjaman dari perbank­an syariah atau Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pihak bank akan me­­ni­lai bahwa BZN mampu untuk mencicil pinjamannya dengan baik ka­­re­na memiliki ketersediaan kas dan aset lancar yang mencukupi. 2. Apakah kinerja perusahaan sudah baik? Hal ini dapat ditunjukkan antara lain dengan mengetahui seberapa besar efisiensi dalam proses produksi (gross profit margin) dan seberapa baik kemampuan mengelola usaha secara keseluruhan (net profit margin). Kinerja tidak hanya dinilai dari proses produksi, namun juga bagaimana BZN mengelola strategi pemasaran, SDM, dan lain-lain. Semakin besar nilai rasio-rasio ini, semakin baik kinerja perusahaan. Analisis dapat dilakukan dengan memahami makna angka-angka pada laporan laba rugi. a. Gross profit margin Rasio ini menggambarkan berapa laba kotor yang dapat dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan. Semakin besar rasio ini, dapat di­artikan juga bahwa perusahaan telah efisien mengelola proses pro­duk­si, yaitu mengatur agar perusahaan dapat menekan ongkos produksi dengan memaksimalkan nilai penjualan. Contohnya adalah kemampuan menghemat bahan baku, mendorong tukang atau pegawai bagian produksi menjadi produktif dalam bekerja, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia saat

144 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

jam ker­­ja atau jam produksi. Selain itu, efisiensi juga dinilai dari kemampu­­­ an menghemat atau mengatur biaya-biaya produksi lainnya. Mi­ sal­­ nya, tidak perlu mengeluarkan uang untuk sewa tempat untuk pro­­­­­­ duksi, jika bisa memanfaatkan ruangan tak terpakai di rumah se­­­­­ba­gai tempat produksi.

Gross Profit Margin=

Laba Kotor Penjualan Bersih

x 100%

Gross profit margin = Rp9.500.000 x 100%

Rp19,000.000 = 50%

Rasio gross profit margin sebesar 50% sudah sangat baik. Ini dapat dicapai karena adanya unsur kreativitas dalam usaha BZN, yaitu besek bambu biasa dihias sedemikian rupa, sehingga menarik tampilannya. Hal ini tentu saja dapat mendongkrak harga jual. Bayang­kan, jika Haikal hanya menjual besek bambu yang biasa sa ja, tentu mar­gin atau keuntungannya akan sangat tipis, mengingat ba­nyak­nya pesaing dan tidak adanya nilai esetetika atau keindahan yang di­­ha­silkan dari proses kreatif. Rasio 50% ini dapat diartikan juga sebagai kemampuan BZN menghasilkan laba kotor yang dapat menutupi biaya operasional bulanan (fixed cost). b. Net profit margin Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik.

Profit Margin=

Laba Bersih Penjualan

x 100%

KHUSNAINI | 145

Profit margin

= Rp 4.700.000 x 100%



Rp19.000.000 = 24,7%

Berdasarkan standar yang dikeluarkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Ne­­ gara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M. KUKM/ V/2006, menjelaskan bahwa untuk rata-rata industri UKM dapat dikatakan sehat atau dalam kondisi baik, jika memiliki rasio profit margin 15% atau lebih, sedangkan angka-angka pada laporan laba rugi BZN me­nunjukkan rasio profit margin 24,7%. Ini menunjukkan kinerja usaha BZN sangat baik. Dari data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa Haikal mampu melakukan efisiensi biaya, mengontrol pengeluaran, dan menerapkan strategi pe­­masaran dengan baik, sehingga biaya bisa dikendalikan dan pe­njualan di­­­optimalkan. 3. Apakah struktur modal perusahaan dalam keadaan aman? Struktur modal adalah perbandingan antara jumlah modal dengan jumlah utang dalam suatu perusahaan. Bisnis yang sehat adalah yang jumlah modalnya lebih besar daripada utangnya. Dengan kata lain, lebih baik jika sumber aset yang dimiliki perusahaan adalah dari modal sendiri dibanding dari dana utang. Semakin kecil rasio ini, akan semakin baik. Struktur modal dapat dianalisis dengan debt to equity ratio (DER).

Debt to Equity Ratio=

Debt to equity ratio

Total Hutang x 100% Modal

= Rp6.000.000 x 100%

Rp19.000.000

= 31,57%

146 | PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BISNIS

Debt to equity ratio menunjukkan angka 31,57%, artinya adalah sebesar 31,57% dari semua aset BZN bersumber dari utang, sisanya berasal dari modal sendiri. Berdasarkan standar yang dikeluarkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006, menjelaskan bahwa untuk rata-rata industri UKM dapat dikatakan sehat atau dalam kondisi baik jika memiliki debt to equity ratio di bawah 70%. Maka, dapat dikatakan kondisi usaha BZN adalah sangat baik, di mana aset yang bersumber dari modal sendiri jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan yang bersumber dari utang pihak ketiga. Nah, itu tadi rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuang­an bisnis. Yuk, hitung rasio keuangan untuk mengetahui sejauh ma­na per­forma bisnis kita. ***

TENTANG PENULIS

148 | TENTANG PENULIS

Ligwina Hananto (Twitter/IG: @mrshananto, FB: Ligwina Hananto) Ligwina terlibat bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai konseptor dan fasilitator Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif. Pengalamannya selama 15 tahun sebagai financial trainer dan entrepreneur memberikan kontribusi pada program pelatihan Bekraf terutama di bidang rencana bisnis. Ligwina menyelesaikan pendidikan strata 1 di Curtin University, Perth, Western Australia di bidang keuangan dan pemasaran. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di IPMI Business School Jakarta di bidang manajemen investasi.

LIGWINA HANANTO | 149

Ligwina telah menerbitkan 2 buku: Plan Now–5 Langkah Mencapai Kebebasan Finansial dan Untuk Indonesia yang Kuat–100 Langkah untuk Tidak Miskin. Ligwina adalah kontributor keuangan majalah Femina. Ia pernah mengasuh program radio Financial Clinic di Hard Rock FM Jakarta. Program Financial Clinic ini sekarang dilanjutkan dalam medium media sosial Twitter, podcast Soundcloud dan video YouTube lewat tagar #FinClic. Ligwina adalah founder dan CEO QM Financial, sebuah perusahaan penyedia jasa financial training yang banyak bergerak di bidang pelatihan persiapan pensiun karyawan untuk perusahaan. Selain itu, ia juga mendirikan Plan. id sebuah platform digital yang didesain memudahkan semua orang untuk membuat rencana keuangan sendiri. Ligwina juga menjadi inisiator ge­rakan Menjadi Jagoan Finansial, sebuah gerakan yang mengajak para guru dan orang tua memperkenalkan uang kepada anak, baik di sekolah maupun di rumah. (www.qmfinancial.com/ www.ligwinahananto.com)

150 | TENTANG PENULIS

Ahmad Gozali (Twitter: @AhmadGozali, FB: Ahmad Gozali) Gozali menjadi salah satu fasilitator utama dalam pelatihan Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif bersama Bekraf. Ia merupakan salah satu perencana ke­­­uangan independen terkemuka di tanah air, yang sudah menerbitkan lebih da­­ri 10 buku, di antaranya Halal, Berkah, Bertambah: Mengenal & Memilih In­­vestasi Syariah (2004), Cashflow for Woman: Menjadikan Perempuan Se­­bagai Manajer Keuangan Paling Top (2006), 70 Solusi Keuangan (2008), Ha­­bis­kan Saja Gajimu (2013), dan Magnet Rezeki (2014).

AHMAD GOZALI | 151

Gozali menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di bidang Akuntansi dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam–Shariah Economics & Banking Institute (STEI SEBI) di bidang manajemen perbankan syariah. Selain aktif menjadi perencana keuangan, Gozali juga menjadi pembicara pub­ lik dan berbagi di media massa. Saat ini Gozali menjadi konsultan manajemen keuangan Syariah dan menjabat sebagai direktur di Zelts Aishwar­ya Mu­lia. (www.gozali.id)

152 | TENTANG PENULIS

Adjie Wicaksana (IG: @AdjieWicaksana, FB: Adjie.Wicaksana) Adjie bergabung sebagai salah satu fasilitator pelatihan Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif BEKRAF dengan spesialisasi materi manajemen keuangan bisnis. Adjie menyelesaikan pendidikan strata 1 di Institut Teknologi Bandung, Fakul­tas Teknik Industri. Kemudian ia melanjutkan studi program magister di Uni­versity of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat bidang social entrepreneurship.

ADJIE WICAKSANA | 153

Adjie aktif berorganisasi di antaranya melalui organisasi sosial Innovation and Community Development Center (ICDC Indonesia), organisasi pemuda Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) Los Angeles, dan Global Shapers Community - World Economic Forum. Memiliki ketertarikan dalam bidang inovasi teknologi dan kewirausahaan, saat ini Adjie aktif sebagai CEO Financial Wisdom (PT Akselerasi Edukasi Internasional) dan Halofina, sebuah aplikasi pengelolaan keuangan berbasis kecerdasan buatan. Adjie juga dipercaya sebagai direktur di PT Rekacipta Ino­vasi ITB. Motto hidupnya adalah “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.

154 | TENTANG PENULIS

Khusnaini (FB: Khusnaini) Khusnaini menjadi salah satu fasilitator pelatihan Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif BEKRAF yang paling berpengalaman di bidang perpajakan dan akuntansi keuangan bisnis. Iin, begitu ia dipanggil, menyelesaikan pendidikan di Politeknik Keuangan Ne­­ gara–Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN-STAN). Kemudian ia melanjut­ kan program magister di Institut Teknologi Bandung, bidang administrasi bi­snis.

KHUSNAINI | 155

Iin adalah penggagas dan pendamping Komunitas UMKM Sahabat Pajak (USP) dengan member di beberapa wilayah koordinasi (Korwil). Tujuan ko­­ mu­ nitas ini adalah membantu UMKM agar dapat naik kelas melalui serangkaian kegiatan pelatihan kewirausahaan dan kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga aware dan patuh pajak. Perjalanan karir Iin dimulai di KPP Penanaman Modal Asing, Direktorat Jen­­­deral Pajak. Hingga kemudian berlanjut ke Direktorat Ekstensifikasi & Pe­nilaian, Direktorat Jenderal Pajak. Saat ini Iin aktif sebagai akademisi di Se­­kolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Lampiran Kertas Kerja Keuangan UKM Kreatif Bekraf Lampiran kertas kerja ini tersedia untuk mengajak pembaca me­n­­e­la­ah kembali ma­teri yang sudah dipaparkan pada buku ini. Silakan men­­­jawab berbagai kuis dan checklist pada lam­piran sambil men­ca­ri jawaban­nya pada bab-bab dalam bu­­ku ini. Dengan meng­isi lam­­piran ker­tas kerja ini, Anda dapat men­­ceritakan kem­­bali se­ba­gi­­­an materi yang telah Anda baca. Selamat bekerja!

158 | LAMPIRAN

Menyusun Rencana Bisnis 1. Silakan jawab pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu jawaban. a. Apakah Anda memiliki laporan keuangan bisnis? --

Ya

--

Tidak

b. Apakah Anda mengetahui status laba atau rugi usaha Anda? --

Ya

--

Tidak

c. Apakah Anda sudah mengatur gaji atau komisi pribadi sebagai pemilik yang bekerja di dalam usaha Anda? --

Ya

--

Tidak

Jika Anda dapat menjawab ‘Ya’ pada semua pertanyaan di atas, maka Anda sudah siap untuk mengubah usaha dagang Anda menjadi sebuah bisnis. Namun apabila Anda masih menjawab ‘Tidak’ pada salah satu dari ketiga pertanyaan di atas, maka Anda perlu segera membenahi manajemen keuangan usaha Anda. 2. Hitung cepat! Seorang pemilik bisnis harus mengerti isi dari laporan keuangannya untuk bisa menentukan strategi yang akan diambil. Silakan isi bagan di bawah ini dengan data keuangan milik Anda (gunakan data 3 bulan hingga 12 bulan terakhir). Omzet/Penjualan

= ______________________________

Ongkos variabel

= _________________________ ( - %)



_____________________________

KERTAS KERJA KEUANGAN SYARIAH UKM KREATIF BEKRAF | 159

Margin

= ______________________________

Ongkos tetap

= ______________________________

Laba/Rugi

= ___________________________ ( %)



______________________________

3. BE-DO-HAVE a. Apa target yang ingin Anda capai dalam waktu 12 bulan ke depan? (i). Target Penjualan: ____________________________ (ii). Target Laba: _______________________________ b. Sebutkan 3 strategi yang akan Anda lakukan untuk mencapai target tersebut. (i). _______________________________________ (ii). _______________________________________ (iii). _______________________________________ c. Apa saja transformasi diri yang akan Anda lakukan untuk melaksanakan strategi di atas? (i). _______________________________________ (ii). _______________________________________ (iii). _______________________________________

4. Rencana bisnis: APA-SIAPA-BAGAIMANA Rencana bisnis adalah peta perjalanan untuk menavigasikan bisnis kita ke depan. Jawab tiga pertanyaan Apa-Siapa-Bagaimana untuk bisnismu. a. APA (i). APA yang sedang Anda jual? _______________________________________

160 | LAMPIRAN

(ii). APA pasar tempat Anda beroperasi? _______________________________________ (iii). Masalah hidup APA yang sedang Anda solusikan? _______________________________________ b. SIAPA (i). SIAPA yang menjadi pembeli barang/jasa yang Anda jual? _______________________________________ (ii). SIAPA saja yang terlibat di dalam sistem kerja bisnis Anda? _______________________________________ (iii). SIAPA rekanan dan pemangku kepentingan yang ada di dalam lingkungan Anda? _______________________________________ c. BAGAIMANA (i). BAGAIMANA pelanggan mengetahui barang/jasa yang sedang Anda jual? _______________________________________ (ii). BAGAIMANA cara mencapai pelanggan barang/jasa yang sedang Anda jual? _______________________________________ (iii). BAGAIMANA pelanggan memilih barang/jasa yang Anda jual dibandingkan dengan pesaing? _______________________________________ 5. Strategi bisnis mulai dari finansial Ayo hitung berapa laba yang Anda tetapkan untuk bisnis! Sebelum OMZET BIAYAVARIABEL

Sesudah OMZET % BIAYA VARIABEL

MARGIN

MARGIN

BIAYA TETAP

BIAYA TETAP

LABA

LABA

30%

KERTAS KERJA KEUANGAN SYARIAH UKM KREATIF BEKRAF | 161

Perencanaan Keuangan Silakan mengisi checklist berikut ini. 1. Apakah Anda sudah memisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi? --

Ya

--

Tidak

a. Apakah Anda memiliki rekening berbeda untuk keuangan bisnis dengan keuangan pribadi? --

Ya

--

Tidak

b. Apakah Anda memiliki staf keuangan yang memeriksa keuangan bisnis secara rutin? --

Ya

--

Tidak

c. Apakah Anda memiliki gaji tetap dari usaha Anda? --

Ya

--

Tidak

2. Apakah Anda sudah menyiapkan dana darurat untuk keuangan pribadi dan bisnis? --

Ya

--

Tidak

3. Apakah Anda sudah memiliki pencatatan penghasilan dan pengeluaran usaha? --

Ya

--

Tidak

4. Apakah Anda sudah memiliki pencatatan daftar harta dan daftar utang usaha? --

Ya

--

Tidak

162 | LAMPIRAN

5. Apakah Anda sudah menghitung rasio keuangan usaha Anda? --

Ya

--

Tidak

a. Rasio Dana Darurat

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 =

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 + 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 + 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 +

=

+

b. Rasio Cicilan Utang

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =

𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵

= c. Rasio Utang

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻

=

d. Rasio Harta Produktif

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = =

𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 − 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 −

KERTAS KERJA KEUANGAN SYARIAH UKM KREATIF BEKRAF | 163

Pentingnya Laporan Keuangan Untuk Usaha 1. Sebutkan 3 fungsi penting pencatatan keuangan dalam usaha! a. ___________________________________________ b. ___________________________________________ c. ___________________________________________ d. ___________________________________________

2. Sebutkan 3 tips dalam menyusun laporan keuangan! a. ___________________________________________ b. ___________________________________________ c. ___________________________________________

3. Sebutkan 3 jenis modal yang dibutuhkan dalam bisnis! a. ___________________________________________ b. ___________________________________________ c. ___________________________________________

4. Apa saja manfaat membangun laporan neraca keuangan!

______________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________

164 | LAMPIRAN

5. Jelaskan 5 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan (SMART). a. Specific/Detil, artinya: ____________________________ b. Measurable/Terukur, artinya: _______________________ c. Achievable/Dapat dicapai, artinya: ____________________ d. Relevan & Realistis, artinya: _________________________ e. Time bounded/Berbatas waktu, artinya: ________________

KERTAS KERJA KEUANGAN SYARIAH UKM KREATIF BEKRAF | 165

Menyusun Laporan Keuangan Bisnis 1. Setiap pencatatan transaksi usaha harus memenuhi persamaan akuntansi yaitu ASET = UTANG + MODAL. ASET

=

- Kas - Persediaan - Piutang - Perlengkapan - Mobil - Mesin produksi

UTANG

+

- Utang usaha ke supplier - Utang bank - Utang koperasi - Utang ke rekan usaha

MODAL - Modal awal - Pendapatan - Biaya - Prive *) biaya dan prive mengurangi modal

Silakan mengisi bagan tersebut di atas dengan nilai-nilai dari laporan neraca keuanganmu sendiri. ASET - Kas - Persediaan - Piutang - Perlengkapan - Mobil - Mesin produksi

=

UTANG - Utang usaha ke supplier - Utang bank - Utang koperasi - Utang ke rekan usaha

+

MODAL - Modal awal - Pendapatan - Biaya - Prive *) biaya dan prive mengurai modal

2. Jelaskan secara singkat sistem pencatatan double entry. ______________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________

166 | LAMPIRAN

3. Berikan penjelasan singkat tentang siklus akuntansi pada tahapantahapan di bawah ini. (i).

Siklus Akuntansi Tahap Pertama

____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ (ii). Siklus Akuntansi Tahap Kedua ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ (iii). Siklus Akuntansi Tahap Ketiga ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ (iv). Siklus Akuntansi Tahap Keempat ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ 4. Hitung berapa HPP produk Anda. HPP = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead HPP =

+

+

KERTAS KERJA KEUANGAN SYARIAH UKM KREATIF BEKRAF | 167

5. Tuliskan target penjualan yang telah Anda tentukan untuk usaha Anda. Gunakan rumus yang telah tersedia. Target Penjualan = Laba bersih yang diharapkan + Biaya Operasional (Harga Jual – HPP) per unit

Isi bagan tersebut dengan nilai-nilai dari rencana bisnis Anda. Rp

= Rp (Rp

– Rp

+ Rp

) per unit

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) telah memberikan dukungan untuk UKM kreatif dalam bentuk Seri Kelas Keuangan UKM Kreatif di berbagai kota/kabupaten. Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini kami harapkan dapat melengkapi upaya BEKRAF dalam program Bimbingan Teknis di bidang keuangan/permodalan bagi UKM kreatif.

Materi dalam buku ini, baik dalam bentuk cetak maupun digital, bersama dengan modul video tutorial, dapat melanjutkan upaya dan memperluas jangkauan dari Seri Kelas Keuangan yang telah lebih dahulu hadir. Kehadiran Buku Kerja Keuangan UKM Kreatif ini kami harapkan dapat memberikan kesempatan belajar lebih luas kepada kelompok komunitas UKM kreatif, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mereka dalam mengelola keuangan usaha.

9 786025 333903

BADAN EKONOMI KREATIF DEPUTI AKSES PERMODALAN

Related Documents

Buku Keuangan Ukm Kreatif
January 2021 1
Majalah Ukm September 12
January 2021 1
Majalah Ukm Oktober 12
January 2021 1
Borang Pkm Ukm
March 2021 0
Sop Keuangan
January 2021 1

More Documents from "Hengky Galingging"

Buku Keuangan Ukm Kreatif
January 2021 1
Surat Keterangan Santri
February 2021 1