Buku Pedoman Pkp 2020

  • Uploaded by: Wewek Wekwekwek
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Pedoman Pkp 2020 as PDF for free.

More details

  • Words: 22,975
  • Pages: 80
Loading documents preview...
GERMAS GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

P E D O M A N

PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWATIMUR TAHUN 2020

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan segenap karunia dan pertolonganNya sehingga Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dapat terselesaikan. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini disusun sebagai acuan bagi seluruh stakeholder terkait dalam pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya secara efektif, efisien dan akuntabel. Demikian, semoga Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini, bermanfaat bagi seluruh stakeholder terkait Penilaian Kinerja Puskesmas pada khususnya dan masyarakat Jawa Timur pada umumnya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu di masa yang akan datang.

Surabaya, September 2020 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

dr. HERLIN FERLIANA, M.Kes. Pembina Utama Muda NIP. 19640621 199011 2 001

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

DAFTAR ISI

01 02 03 04 05 06

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ______________________________________1 1.2 Tujuan ______________________________________________3 1.3 Manfaat_____________________________________________3 1.4 Ruang Lingkup ______________________________________4 BAB I I INDIKATOR KINERJA__________________________________6 BAB III PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

3.1 Penetapan Target____________________________________8 3.2 Pengumpulann Data _________________________________8 3.3 Pengolahan Data ____________________________________9 3.4 Penyajian Data Hasil PKP ___________________________10 3.4 Analisis Hasil Kinerja dan Rencana Tindak Lanjut ____10 BAB IV PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

4.1 Penilaian ___________________________________________11 4.2 Tata Cara Penghitungan Data _______________________11 4.3 Intrepetasi Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas _______13 BAB V MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN __________14 BAB V PENUTUP____________________________________________16

LAMPIRAN

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya dan merupakan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas berwenang untuk : a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat kebutuhan pelayanan yang diperlukan; b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan; d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait; e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia Puskesmas; g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan; h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual; i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu dan cakupan Pelayanan Kesehatan; j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit; k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya. Fungsi tersebut dapat dijalankan melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

1 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Puskesmas berwenang untuk : a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial dan budaya dengan membina hubungan dokter – pasien yang erat dan setara; b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif; c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada keluarga dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat; d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja; e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi; f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis; g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi mutu dan akses pelayanan kesehatan; h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas; i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai indikasi medis dan system rujukan; dan j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas Pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di samping itu Puskesmas juga berfungsi sebagai: a. Pembina Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di wilayah kerjanya b. Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana telah disebutkan di atas Puskesmas menerapkan tahapan manajemen sebagaimana tercantum dalam Permenkes no. 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas.

2 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Manajemen Puskesmas dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan, yang meliputi : 1. Perencanaan (P1) yaitu tahap menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang didasari fakta dan data (evidence base). 2. Penggerakan Pelaksanaan (P2) yaitu tahap melaksanakan segala sesuatu yang telah tercantum dalam RPK dan mendorong pencapaiannya dengan menggerakan semua sumber daya yang ada melalui Lokakarya Mini baik bulanan maupun tribulanan secara berkala dan terencana. 3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) yaitu tahap memantau perkembangan pencapaian (yang juga dilakukan melalui Lokakarya Mini secara berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan dan menilai pencapaian kegiatan dengan melakukan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) yang mencakup penilaian kinerja manajemen, UKM Esensial, UKM pengembangan, UKP dan mutu Puskesmas. Penilaian kinerja ini dilakukan oleh internal Puskesmas (self assessment). 1.2.

Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum : Meningkatkan kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 1.2.2 Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang 2. Melakukan identifikasi dan analisis masalah, serta solusi masalah kesehatan di wilayah kerjanya 3. Menetapkan kegiatan untuk dilaksanakan pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya 4. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan urutan kategori kelompok penilaian.

1.3.

Manfaat 1.3.1. Bagi Puskesmas : 1. Mendapatkan gambaran kemampuan pencapaian prestasi Puskesmas

3 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

kinerja

serta

tingkat

2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (output dan outcome) sebagai dasar perencanaan. 3. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada penanggung jawab dan pelaksana Program serta jaringan Puskesmas serta melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan jejaring sehingga pembinaan dan dukungan yang diberikan lebih terarah. 1.3.2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 1. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi puskesmas di wilayah kerjanya 2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas 3. Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas 4. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada Puskesmas 1.3.3. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi 1. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi puskesmas di kabupaten/kota yang ada di wilayah kerjanya 2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas di kabupaten/kota yang ada di wilayah kerjanya 3. Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Kabupaten/kota dalam mengembangkan dan membina Puskesmas di wilayah kerjanya 4. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pembinaan Puskesmas 1.4.

Ruang Lingkup Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas, meliputi : 1.4.1. Indikator dan Penilaian Kinerja : 1.4.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penetapan target, pengumpulan dan pengolahan data, penyajian data, analisa kinerja dan rencana tindak lanjut 1.4.3. Penghitungan Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian, tata cara penghitungan dan interpretasi nilai PKP 1.4.4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jenis kegiatan Puskesmas yang terdapat dalam lampiran buku Pedoman Penilaian kinerja Puskesmas ini merupakan jenis kegiatan yang

4 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

memungkinkan dilaksanakan di seluruh Puskesmas (sebagai: Daftar Menu). Sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan, masing-masing Kabupaten/Kota akan menetapkan jenis kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dan kemudian hasilnya dinilai berdasarkan rencana yang telah disusun. Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringan yang ada di wilayah kerja Puskesmas, baik di dalam maupun luar gedung. Komponen input sumber daya dan lingkungan tidak termasuk dalam variable penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penerapan besaran target Puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa permasalahan/ kesenjangan kegiatan Puskesmas, maka komponen input sumber daya dan lingkungan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan, baik dalam mencari penyebab masalah maupun penetapan alternatif pemecahannya.

5 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB II INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS Penilaian Kinerja Puskesmas merupakan suatu upaya memberikan penilaian terhadap hasil kerja/prestasi dengan cara menilai sendiri hasil kegiatan dan mutu pelayanan di Puskesmas. Penilaian dilakukan terhadap indikator kinerja yang telah sebelumnya ditetapkan. Indikator kinerja Puskesmas merupakan acuan minimal yang diperlukan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga lebih bermutu, komprehensif dan berkesinambungan. Indikator kinerja Puskesmas merupakan indikator yang terdiri dari indikator administrasi manajemen (admen), UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu. Tabel 1. Indikator Kinerja Puskesmas NO INDIKATOR 1 2 1 Administrasi dan Manajemen

2

UKM Esensial

3

UKM Pengembangan

4

UKP

PROGRAM 3 1. Manajemen Umum 2. Manajemen Peralatan, Sarana dan Prasarana 3. Manajemen Keuangan 4. Manajemen Sumber Daya Manusia 5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana 4. Upaya Pelayanan Gizi 5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 1. Keperawatan Kesehatan Masyarakat 2. Pelayanan Kesehatan Jiwa 3. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat 4. Pelayanan Kesehatan Tradisional 5. Pelayanan Kesehatan Olahraga 6. Pelayanan Kesehatan Kerja 7. Pelayanan Kesehatan Indera 8. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 9. Pelayanan Kesehatan Matra 1. Pelayanan Non Rawat Inap 2. Pelayanan Gawat Darurat 3. Pelayanan Kefarmasian

6 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

5

Mutu

4. 5. 1. 2. 3. 4.

Pelayanan Laboratorium Pelayanan Rawat Inap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Survei Kepuasan Pasien Sasaran Keselamatan Pasien Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas, Puskesmas harus melaksanakan manajemen umum Puskesmas yang meliputi Perencanaan, Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan, Penngendalian dan Penilaian secara efektif dan efisien. Siklus Manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatanrutin berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu, yang harus selaludipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan – Do – Cek – Action (P-D-C-A)”. Siklus Majanemen Puskesmas harus menyesuaikan dengan siklus manajemen di tingkat Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembahasan PKP dan menetapkan indikator PKP yang berlaku di Kabupaten/Kota masing-masing. Penetapan besaran target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas.

7 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB III PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Penilaian Kinerja Puskesmas adalah Penilaian yang dilakukan oleh tenaga Puskesmas sebagai instrumen mawas diri untuk mengukur tingkat capaian kinerja Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilakukan melalui tahapan: 1. 2. 3. 4.

Penetapan target Pengumpulan Data Pengolahan data meliputi pengisian dan penghitungan capaian hasil PKP Penyajian Data Hasil PKP secara berkala 3 (tiga) bulanan, 6 (enam) bulanan dan tahunan dalam bentuk grafik sarang laba-laba 5. Analisis hasil kinerja dan rencana tindak lanjut 6. Indikator kinerja Puskesmas merupakan indikator yang terdiri dari indikator administrasi manajemen (admen), UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu. 3.1 Penetapan Target Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas. Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahsan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas. Penetapan target Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan: 1. 2. 3. 4.

Besarnya masalah yang dihadapi Puskesmas N-4 tahun Keberhasilan tahun lalu Hambatan maupun permasalahan dalam penanganannya Ketersediaan sumberdaya, termasuk pemetaan sumberdaya manusia serta sarana prasarana 5. Lingkungan fisik (geografis, iklim, transport dll) dan non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi rakyat, pendidikan masyarakat, dll) 3.2 Pengumpulan Data Sumber data yang dikumpulkan adalah : 1. Data Dasar dasar diperlukan Data dasar wajib dibuat oleh setiap Puskesmas. Data dasar diperlukan untuk mengetahui kemampuan wilayah dalam upaya kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas, terutama sebagai basis data dalam mengukur

8 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

tingkat pencapaian kinerja Puskesmas dan memahami situasi epidemiologi wilayah kerja Puskesmas Data dasar meliputi : a. Data Umum 1) Data Wilayah 2) Data Kependudukan 3) Pendidikan b. Data Khusus 1) Derajat Kesehatan 2) Ketenagaan 3) Sarana Kesehatan 4) Peran Serta Masyarakat 5) Kesehatan Lingkungan 2. Data Kegiatan Hasil Kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan Puskesmas dan Jaringan yaitu Puskesmas Pembantu, Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes), Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan Puksesmas Keliling di wilayah kerja Puskesmas pada bulan Januari sampai dengan Desember. Penilaian Kinerja Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam manajemen Puskesmas. Data yang diperoleh dari data Administrasi dan Manajemen, data program UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu Puskesmas. 3.3 Pengolahan Data Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas dilakukan oleh Penanggung Jawab Upaya beserta Pelaksana Program dan dilaporkan kepada kepala Puskesmas. Kegiatan pengolahan data penilaian kinerja Puskesmas meliputi: 1. 2. 3.

Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan (cleaning and editing) Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas (calculating) Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi/grafik sarang laba-laba yang akan menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating)

9 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

3.4 Penyajian Data Hasil PKP Perhitungan hasil kegiatan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masing-masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan sebagai bahan evaluasi / penilaian prestasi kerjanya yang diperhitungkan sendiri. Untuk memudahkan melihat capaian hasil kinerja Puskesmas, maka cakupan kegiatan UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP, Manajemen dan Mutu. Kinerja Puskesmas disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba yang disajikan secara periodik tribulanan, semester dan tahunan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin. 3.5 Analisis Hasil Kinerja dan Rencana Tindak Lanjut Dari hasil analisis data kinerja, dilaksanakan perumusan masalah dari kesenjangan antara target dan pencapaian. Dari masalah yang ada dicari akar penyebab masalah tersebut. Terdapat banyak metode yang dapat dipergunakan untuk mencari akar penyebab masalah diantaranya adalah fishbone (tulang ikan) atau dapat juga menggunakan pohon masalah, kemudian disusun alternatif pemecahan masalah sebagai rencana tindak lanjut dari akar penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Dalam menetapkan pemecahan masalah dapat melalui kesepakatan berdasarkan brainstorming (curah pendapat). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana usulan kegiatan.

10 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB IV PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Pelayanan Kesehatan di Puskesmas perlu terus ditingkatkan sejalan dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, terutama upaya promotif dan preventif. Penilaian Kinerja Puskesmas diperlukan agar kita dapat memantau mutu pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas. 4.1

Penilaian 1. Penilaian administrasi dan manajemen dinilai dengan skor 0, 4, 7 dan 10 sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam masing-masing kolom 2. Penilaian UKM esensial dan UKM pengembangan 3. Penilaian UKP 4. Penilaian Mutu

4.2

Tata Cara Penghitungan Data 1. Penghitungan Penilaian Kinerja Administrasi Manajemen a. Skor masing-masing penilaian administrasi manajemen dijumlahkan dan di rata-rata b. Jumlahkan skor administrasi dan manajemen I – V dibagi 5 sehingga didapatkan nilai rata-rata untuk kinerja Administrasi dan Manajemen 2. Penghitungan Penilaian Kinerja UKM esensial, UKM pengembangan, UKP dan Mutu. Berikut keterangan dan cara penghitungan instrumen penilaian kinerja UKM Esensial dan UKM Pengembangan a. Kolom 1 : Nomor b. Kolom 2 : Upaya pelayanan kesehatan/ program/ variabel/ Subvariabel Program c. Kolom 3 : Target tahun 2020 (dalam%) atau tahun berjalan d. Kolom 4 : Satuan sasaran adalah satuan kegiatan program seperti orang, ibu hamil, bayi, balita dan lainnya sesuai dengan NSPK masing-masing program e. Kolom 5 : Total sasaran adalah sasaran target keseluruhan (100%). Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan f. Kolom 6 : Target sasaran adalah jumlah dari sasaran atau area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber daya, target indikator kinerja dan pencapaian terdahulu dengan

11 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m.

n. o.

rumus : Target sasaran (Kolom 6)= Target Tahun 2020 (kolom 3) dikali total sasaran (kolom 5) Kolom 7 : Pencapaian adalah hasil masing-masing kegiatan Puskesmas dalam satuan sasaran selama kurun waktu tertentu Kolom 8 : Persentase cakupan riil adalah cakupan yang sebenarnya, dibandingkan dengan Total sasaran, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan (kolom 7) dibagi total sasaran (kolom 5) dikali 100% Persentase Penilaian Kinerja Puskesmas (kolom 9 s/d 11), persentase penilaian kinerja Sub Variabel/Variabel/Program Puskesmas adalah : Penilaian terhadap ketercapaian Target Sasaran, dihitung dari pencapaian kinerja Puskesmas (kolom 7) dibandingkan dengan Target sasaran (kolom 6) Persentase Kinerja Puskesmas untuk indikator yang mempunyai nilai negative mengikuti range nilai kinerja yang sudah tercantum di dalam tabel Indikator Kinerja Puskesmas Tahun 2020 Kolom 9 : Persentase kinerja Sub Variabel adalah Pencapaian dalam satuan sasaran (kolom 7)dibandingkan dengan target sasaran (kolom 6) dikali 100% Kolom 10 : Persentase Kinerja Variabel adalah rata-rata persentase kinerja Sub Variabel (bila ada Sub Variabel), dihitung dari penjumlahan persentase kinerja Sub Variabel (kolom 9) dibagi sejumlah Sub Variabel. Apabila tidak mempunyai Sub Variabel, maka kinerja langsung dituliskan dalam kolom variable Kolom 11 : Persentase kinerja program adalah hasil kinerja program UKM esensial, UKM pengembangan, UKP dan mutu puskesmas, didapat dari hasil penjumlahan kinerja variable Puskesmas (kolom 10) dibagi sejumlah variable Kolom 12 : Ketercapaian target : tercapai atau tidak tercapai yang dimaksud adalah analisa tercapainya cakupan riil dibandingkan dengan target tahun n Kolom 13 : Analisa akar penyebab masalah Kolom 14 : Rencana Tindak Lanjut

Dikarenakan target indikator PKP tahun 2020 baru dapat diselesaikan akhir tribulan ke 3 maka penghitungan PKP tahun 2020 terbagi dalam 2 semester, semester 1 (periode Januari – Juni 2020) menggunakan instrumen PKP

12 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

tahun 2019 dan semester 2 (periode Juli – Desember 2020) menggunakan instrumen 2020. Hasil penghitungan akhir tahun, berupa akumulasi nilai semester 1 (dengan instrumen PKP tahun 2019) ditambah akumulasi nilai semester 2 (dengan instrumen PKP tahun 2020) dibagi 2. Sebagai contoh capaian indikator dalam program UKM esensial semester 1 sebesar 90% dan semester 2 sebesar 80% maka capaian akhir tahun 2020 adalah 90% + 80% dibagi 2 sehingga capaian akhir program UKM esensial tahun 2020 adalah 85% 4.3 Interpretasi Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas Penilaian kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas, yaitu : A. Rata- rata nilai UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu 1. Baik, bila tingkat pencapaian hasil : ≥ 91% 2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 81 - 90% 3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil : ≤ 80% B. Manajemen Puskesmas 1. Baik, bila nilai rata-rata : ≥ 8,5 2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 5,5 – 8,4 3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil : < 5,5 C. Total Penilaian Kinerja Puskesmas 1. Baik, bila tingkat pencapaian hasil : ≥ 89% 2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 75 - 88% 3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil: ≤ 75% D. 3 (tiga) kelompok tingkat kinerja Puskesmas : 1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik 2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup 3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang

13 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi Penilaian Kinerja Puskesmas adalah Proses pemantauan dan penilaian kemajuan keberhasilan dalam mengelola Puskesmas. Proses monitoring dan evaluasi ini ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas serta untuk menilai perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai menuju visi, misi, tata nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap bulan Koordinator program melakukan evaluasi pelayanan, melaporkan dan membandingkan kinerja program dengan target yang ingin dicapai, melakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut sehingga perbaikan dapat segera dilakukan. Penanggung jawab program melakukan monitoring tindak lanjut rencana kegiatan yang merupakan kelanjutan dari capaian kinerja yang tidak terpenuhi, dilakukan dengan kejelasan 5W1H (What, who, when, where, why dan How). Secara berkala tiap 3 (tiga) bulan Puskesmas melakukan evaluasi kinerja tribulan I/II/III/IV dengan data kumulatif dan melaporkan capaian kinerjanya serta hasil evaluasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan evaluasi kinerja Puskesmas minimal 2 (dua) kali setahun dan melaporkan hasil evaluasi kinerja Puskesmas ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Verifikasi data kinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan salah satu bentuk pengawasan dan pembinaan Puskesmas. Pada awal tahun (n+1) dilakukan verifikasi kinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memperoleh informasi tentang kebenaran data, evaluasi, permasalahan kinerja Puskesmas dan pembinaan program yang ada di Puskesmas. Contoh lembar verifikasi data penilaian kinerja Puskesmas terlampir (lampiran 12). Pada akhir tahun kepala Puskesmas melaporkan capaian kinerja Puskesmas dalam Laporan tahunan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Laporan Tahunan, disusun dengan daftar isi sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan 1.1 1.2 1.3

Latar Belakang Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan Tujuan dan sasaran strategis

14 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Bab II : Gambaran Umum Puskesmas 2.1 Keadaan Geografis 2.2 Kependudukan, Jumlah Penduduk, piramida penduduk 2.3 Jumlah Pemberdayaan Masyarakat 2.4 Jumlah Jaringan Puskesmas dan Jejaring 2.5 Situasi Upaya/Pelayanan Kesehatan : upaya kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan) : UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu 2.6 Persyaratan Pelayanan 2.7 Struktur Organisasi Bab III: Gambaran Sarana, Prasarana dan Ketenagaan Puskesmas 3.1 Gambaran Kondisi Sarana dan Prasarana 3.2 Gambaran Kondisi Peralatan 3.3 Analisa Sarana dan Peralatan 3.4 Penjelasan Gambaran Ketenagaan 3.5 Analisa Ketenagaan 3.6 Kebutuhan Tenaga Tahun (n) dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan 3.7 Gambaran Pelatihan-pelatihan Tenaga Medis, Paramedis dan Non Medis Bab IV : Pelayanan Non Rawat Inap 4.1 Kunjungan Non Rawat Inap 4.2 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Cara Pembayaran 4.3 Sepuluh Besar Penyakit Non Rawat Inap Bab V : Pelayanan Rawat Inap 5.1 Kegiatan Rawat Inap 5.2 Jumlah Pasien Rawat Inap Berdasarkan Cara Pembayaran Pasien Bab VI : Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas 6.1 Penilaian Kinerja Administrasi Manajemen 6.2 Penilaian Kinerja UKM Esensial 6.3 Penilaian Kinerja UKM Pengembangan 6.4 Penilaian Kinerja UKP 6.5 Penilaian Kinerja Mutu Bab VII: Penutu

15 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BAB VI PENUTUP Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan menilai kinerja Puskesmas, baik puskesmas non rawat inap maupun Puskesmas rawat inap dimaksudkan agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal melalui pelayanan kesehatan yang terukur dan berkualitas. Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas menjadi acuan Kabupaten/Kota dalam mengembangkan kebijakan operasional setempat sesuai dengan kondisi dan situasi daerah masing-masing. Buku ini bermanfaat dan dapat membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Penyusunan buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan beberapa unsur terkait, namun demikian mungkin masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan buku ini. Saran perbaikan dan penyempurnaan Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan.

16 PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Lampiran 2 Definisi Operasional Kinerja Administrasi dan Manajemen Puskesmas

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

1.1.Manajemen Umum 1. Rencana 5 (lima) tahunan

2. RUK Tahun (N+1)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Rencana 5 (lima) tahunan sesuai Tidak ada Ada, tidak sesuai visi, visi, misi, tugas pokok dan fungsi rencana 5 (lima) misi, tugas pokok dan Puskesmas bedasarkan pada analisis tahunan fungsi Puskesmas, kebutuhan masyarakat akan tidak berdasarkan pada pelayanan kesehatan sebagai upaya analisis kebutuhan untuk meningkatkan derajat masyarakat kesehatan masyarakat secara optimal

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat

RUK (Rencana Usulan Kegiatan) Tidak ada Puskesmas untuk tahun yad ( N+1) dibuat berdasarkan analisa situasi, kebutuhan dan harapan masyarakat dan hasil capaian kinerja, prioritas serta data 2 ( dua) tahun yang lalu dan data survei, disahkan oleh Kepala Puskesmas

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja

Ada , sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja , ada pengesahan kepala Puskesmas

Ada , tidak sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas,tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

3. RPK/POA bulanan/tahunan

Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada Ada Kegiatan (RPK), sebagai acuan dokumen RPK pelaksanaan kegiatan yang akan dijadwalkan selama 1 (satu) tahun dengan memperhatikan visi misi dan tata nilai Puskesmas

dokumen RPK tidak sesuai RUK, Tidak ada pembahasan dengan LP maupun LS, dalam penentuan jadwal

dokumen RPK sesuai RUK, tidak ada pembahasan dengan LP maupun LS dalam penentuan jadwal

dokumen RPK sesuai RUK, ada pembahasan dengan LP maupun LS dalam penentuan jadwal

4. Lokakarya Mini bulanan (lokmin bulanan)

Rapat Lintas Program (LP) Tidak ada membahas review kegiatan, dokumen permasalahan LP,rencana tindak lanjut (corrective action ) , beserta tindak lanjutnyasecara lengkap. Dokumen lokmin awal tahun memuat penyusunan POA, briefing penjelasan program dari Kapus dan detail pelaksanaan program (target, strategi pelaksana) dan kesepakatan pegawai Puskesmas. Notulen memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi.

Ada, dokumen tidak memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi

Ada, dokumen

Ada, dokumen yang

notulen hasil lokmin,undangan rapat lokmin tiap bulan lengkap

sebelumnya

5. Lokakarya Mini tribulanan Rapat lintas program dan Lintas Tidak ada (lokmin tribulanan) Sektor (LS) membahas review dokumen kegiatan, permasalahan LP, corrective action, beserta tindak lanjutnya secara lengkap tindak lanjutnya. Dokumen memuat evaluasi kegiatan yang memerlukan peran LS

Ada, dokumen tidak memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi

Ada Dokumen corrective action,dafar hadir, notulen hasil lokmin,undangan rapat lokmin lengkap

Ada, dokumen yang menindaklanjuti hasil lokmin yang melibatkan peran serta LS

corrective menindaklanjuti hasil actio n,dafar hadir, lokmin bulan

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

6. Survei Keluarga Sehat (12 Indikator Keluarga Sehat)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Survei meliputi: survei kurang 1. KB dari 30% 2. Persalinan di faskes 3. Bayi dengan imunisasi dasar lengkap, bayi dengan ASI eksklusif 4. Balita ditimbang 5. Penderita TB, hipertensi dan gangguan jiwa mendapat pengobatan, tidak merokok, JKN, air bersih dan jamban sehat yang dilakukan oleh Puskesmas dan jaringannya

7. Survei Mawas Diri (SMD) Kegiatan mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.Hasil identifikasi dianalisis untuk menyusun upaya, selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif untuk memperkuat upaya perbaikannya sesuai batas kewenangannya..

Dilakukan survei >30%, dilakukan intervensi awal dan dilakukan entri data aplikasi

Tidak dilakukan Ada dokumen KA dan SOP SMD tapi belum dilaksanakan

Dilakukan survei >30%,dilakukan intervensi awal, dilakukakan entri data apalikasi dan dilakukan analisis hasil survei

Dilakukan survei minimal lebih dari 30%, telah dilakukan intervensi awal, dilakukan entri data aplikasi, dilakukan analisis data dan dilakukan intervensi lanjut`

Ada dokumen KA dan SOP SMD, dilaksanakan SMD, ada rekapan hasil SMD, tidak ada analisis dan jenis kegiatan yang dibutuhkan masyarakat

Ada SOP SMD, kerangka acuan, pelaksanaan, rekapan, analisis dan jenis kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dari hasil SMD.

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

8. Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan Individu, Keluarga dan Kelompok

Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan (meliputi keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan) Individu, Keluarga dan Kelompok.

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Tidak ada pertemuan

Ada pertemuan ada pertemuan minimal 2 kali setahun minimal 2 kali setahun, ada hasil pembahasan untuk pemberdayaan masyarakat

ada pertemuan minimal 2 kali setahun, ada hasil pembahasan pemberdayaan masyarakat, ada tindaklanjut pemberdayaan

9. SK Tim mutu dan uraian Surat Keputusan Kepala Puskesmas tugas dan uraian tugas Tim Mutu (UKM Essensial, UKM pengembangan , UKP, Administrasi Manajemen, Mutu, PPI, Keselamatan Pasien serta Audit Internal), serta dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan uraian tugas minimal sekali setahun

Tidak ada SK Tim, uraian tugas serta evaluasi pelaksanaan uraian tugas

Ada SK Tim Mutu, tidak ada uraian tugas dan evaluasi pelaksanaan uraian tugas

Ada SK Tim Mutu dan uraian tugas, tidak ada evaluasi pelaksanaan uraian tugas

Ada SK Tim Mutu dan uraian tugas serta evaluasi pelaksanaan uraian tugas

10. Rencana program mutu dan keselamatan pasien

Tidak ada dokumen rencana program mutu dan keselamatan pasien

Ada rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu, tidak ada bukti pelaksanaan dan evaluasinya

Ada sebagian dokumen rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu dan bukti pelaksanaan dan evaluasi belum dilakukan

Ada dokumen rencana program mutu dan keselamatan pasien lengkap dengan sumber dana, sumber daya serta bukti pelaksanaan dan evaluasinya

Rencana kegiatan perbaikan/peningkatan mutu dan keselamatan pasien lengkap dengan sumber dana dan sumber daya, jadwal audit internal,kerangka acuan kegiatan dan notulen serta bukti pelaksanaan serta evaluasinya

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

11. Pengelolaan risiko di Puskesmas

Melakukan identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, membuat laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC, melakukan analisa, melakukan tindak lanjut dan evaluasi,mmembuat pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Tidak ada dokumen identifikasi risiko, register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC ,analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko, register risiko Admen, UKM dan UKP, tidak ada laporan insiden , analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC , tidak ada analisa, rencana tindak lanjut tindak lanjut , evaluasi dan pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC , analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

12. Pengelolaan Pengaduan Pelanggan

Pengelolaan pengaduan meliputi menyediakan media pengaduan, mencatat pengaduan (dari Kotak saran, sms, email, wa, telpon dll), melakukan analisa, membuat rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

tidak ada media pengaduan, data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Media dan data tidak lengkap, ada analisa , rencana tindak lanjut , tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Media dan data ata lengkap,analisa sebagian ada , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada .

Media dan data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Data tidak lengkap,analisa , rencana tindak lanjut , tindak lanjut dan evaluasi serta publikasi belum ada

Data lengkap,analisa sebagian ada , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta publikasi belum ada

Data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta telah dipublikasikan

13 Survei Kepuasan Masyarakat dan Survei Kepuasan Pasien

Survei Kepuasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kepuasan masyarakat/pasien terhadap kegiatan/pelayanan yang telah dilakukan Puskesmas

Tidak ada data

14. Audit internal

Pemantauan mutu layanan sepanjang tahun, meliputi audit input, proses (PDCA) dan output pelayanan, ada jadwal selama setahun, instrumen, hasil dan laporan audit internal

Tidak dilakukan Dilakukan, dokumen audit internal lengkap, tidak ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Dilakukan, dokumen lengkap, ada analisa, rencana tindak lanjut, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi

Dilakukan, dokumen lengkap, ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

15. Rapat Tinjauan Manajemen

Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilakukan minimal 2x/tahun untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu, dan kinerja pelayanan/ upaya Puskesmas untuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan, menghasilkan luaran rencana perbaikan serta peningkatan mutu

Tidak ada RTM, dokumen dan rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu

Dilakukan 2 kali setahun, ada notulen, daftar hadir, ada analisa, rencana tindak lanjut (perbaikan/peningk atan mutu), tindak lanjut dan belum dilakukan evaluasi

Dilakukan > 2 kali setahun, ada notulen, daftar hadir, analisa, rencana tindak lanjut (perbaikan/peningkata n mutu), tindak lanjut dan evaluasi

Dilakukan 1 kali setahun, dokumen notulen, daftar hadir lengkap, ada analisa, rencana tindak lanjut (perbaikan/peningkata n mutu),belum ada tindak lanjut dan evaluasi

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

16. Penyajian/updating data Penyajian/updating data dan Tidak ada data dan informasi informasi tentang : capaian program dan pelaporan (PKP), KS, hasil survei SMD, IKM,data dasar, data kematian ibu dan anak, status gizi, Kesehatan lingkungan, SPM, Pemantauan Standar Puskesmas

Kelengkapan data 50% Kelengkapan data75%

Lengkap pencatatan dan pelaporan, benar

Nilai data kumulatif SPA <60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Nilai data kumulatif SPA >60 % dan kelengkapan alat kesehatan > 50% berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Jumlah Nilai Manajemen Umum Puskesmas (I) 12. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana 1. Kelengkapan dan Updating data Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK)

Nilai data kumulatif SPA >60 % dan >50% berdasarkan data ASPAK yang telah diupdate secara berkala ( minimal 2 kali dalam setahun, tgl 30 Juni dan 31 Desember tahun berjalan ) dan telah divalidasi Dinkes Kab/Kota.

Nilai data kumulatif SPA < 60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % dan data ASPAK belum diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Nilai data kumulatif SPA >60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

2. Analisis data ASPAK dan Analisis data ASPAK berisi Tidak ada rencana tindak lanjut ketersediaan Sarana , Prasarana dan analisis data alkes (SPA) di masing-masing ruangan dan kebutuhan SPA yang belum terpenuhi.Tindak lanjut berisi upaya yang akan dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan SPA.

Ada analisis data , Ada analisis data rencana tindak lanjut , SPA , rencana tindak lanjut dan tindak lanjut, tidak evaluasi belum ada ada tindak lanjut dan evaluasi

Ada analisis data lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

3. Pemeliharaan prasarana Puskesmas

Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan tidak pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan dilakukan pemeliharaan. Tidak ada bukti pelaksanaan.

Ada jadwal pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti pelaksanaan.

Pemeliharaan prasarana terjadwal serta dilakukan, dilengkapi dengan jadwal dan bukti pelaksanaan

Tidak ada jadwal pemeliharaan prasarana dan tidak dilakukan pemeliharaan

4. Kalibrasi alat kesehatan Kalibrasi alkes dilakukan sesuai dengan daftar peralatan yang perlu dikalibrasi, ada jadwal, dan bukti pelaksanaan kalibrasi.

Tidak ada Ada jadwal kalibrasi jadwal kalibrasi dan tidak dilakukan dan tidak kalibrasi dilakukan kalibrasi

5. Perbaikan dan pemeliharaan peralatan medis dan non medis

Tidak ada jadwal pemeliharaan peralatan dan tidak dilakukan pemeliharaan

Perbaikan dan pemeliharaan peralatan medis dan non medis terjadwal dan sudah dilakukan yang dibuktikan dengan adanya jadwal dan bukti pelaksanaan

Jumlah Nilai Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana (II)

Ada jadwal Ada jadwal kalibrasi kalibrasi dan dan dilakukan kalibrasi dilakukan Ada bukti pelaksanaan. kalibrasiTidak ada bukti pelaksanaan.

Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan tidak pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan dilakukan pemeliharaan. Tidak ada bukti pelaksanaan.

Ada jadwal pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti pelaksanaan.

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

1.3. Manajemen Keuangan 1. Data realisasi keuangan

2. Data keuangan dan laporan pertanggung jawaban

Realisasi capaian keuangan yang disertai bukti

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Data/laporan tidak lengkap, belum di lakukan analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data/laporan lengkap, ada sebagian analisa, belum ada rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Ada data/laporan keuangan, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data dan laporan tidak lengkap, belum ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data/laporan lengkap,analisa sebagian ada , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data /laporan ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 4 jenis nakes dari 9 nakes sesuai kebutuhan

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 7 jenis nakes (termasuk dokter, dokter gigi, bidan dan perawat) dari 9 nakes sesuai kebutuhan

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 9 jenis nakes (termasuk dokter, dokter gigi, bidan dan perawat) sesuai kebutuhan

Tidak ada data

Data pencatatan pelaporan Tidak ada data pertanggung jawaban keuangan ke Dinkes Kab/Kota,penerimaan dan pengeluaran , realisasi capaian keuangan yang disertai bukti

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Keuangan ( III) 1.4.Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Rencana Kebutuhan Tenaga (Renbut)

Metode Penghitungan Kebutuhan SDM Kesehatan secara riil sesuai kompetensinya berdasarkan beban kerja

Tidak ada dokumen

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

2. SK, uraian tugas pokok Surat Keputusan Penanggung Jawab Tidak ada SK Ada SK Penanggung (tanggung jawab dan dengan uraian tugas pokok dan tentang SO dan Jawab dan uraian wewenang ) serta uraian tugas integrasi jabatan karyawan uraian tugas tugas 50% karyawan tugas integrasi

Ada SK Ada SK Penanggung Penanggung Jawab Jawab dan uraian dan uraian tugas tugas seluruh karyawan 75% karyawan

3. Data kepegawaian

Data lengkap, analisa sebagian ada, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada

data kepegawaian meliputi Tidak ada data dokumentasi STR/SIP/SIPP/SIB/ SIK/SIPA dan hasil pengembangan SDM (sertifikat, Pelatihan, seminar, workshop, dll), analisa pemenuhan standar jumlah dan kompetensi SDM di Puskesmas, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi nya

Data tidak lengkap, tidak ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia ( IV) 1.5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis pakai)

Data lengkap, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

1.

SOP Pelayanan Kefarmasian

2. Sarana Prasarana Pelayanan Kefarmasian

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

SOP pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada SOP (perencanaan, permintaan/ pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan farmasi klinik (Pengkajian Dan Pelayanan Resep , penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian informasi obat, konseling, evaluasi penggunaan obat (EPO), Visite pemantauan terapi obat (PTO) khusus untuk Puskesmas rawat inap , pengelolan obat emergensi dll)

Ada SOP, tidak lengkap Ada SOP, lengkap

Sarana prasarana yang terstandar dalam pengelolaan sediaan farmasi (adanya pallet, rak obat, lemari obat, lemari narkotika psikotropika, lemari es untuk menyimpan obat, APAR, pengatur suhu, thermohigrometer, kartu stok, dll) dan sarana pendukung farmasi klinik ( alat peracikan obat, perkamen, etiket, dll)

Ada sarana prasarana, Ada sarana Ada sarana prasarana, tidak lengkap sesuai prasarana, lengkap lengkap sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan kebutuhan, penggunaan sesuai SOP (kondisi terawat, bersih)

Tidak ada sarana prasarana

Ada SOP, lengkap, ada dokumentasi pelaksanaan SOP

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

3. Data dan informasi Pelayanan Kefarmasian

4.

Kegiatan Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyrakat cerdas menggunakan obat

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Data dan informasi terkait Tidak ada data pengelolaan sediaan farmasi (pencatatan kartu stok/sistem informasi data stok obat, laporan narkotika/psikotropika, LPLPO, laporan ketersediaan obat) maupun pelayanan farmasi klinik (dokumentasi Verifikasi Resep, PIO, Konseling, EPO, PTO, Visite (khusus untuk puskesmas rawat inap) , MESO, laporan POR, kesesuaian obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dan tepat waktu

Data tidak lengkap, tidak ada analisa, tidak terarsip dengan baik, rencana tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data lengkap, terarsip dengan baik, tidak ada analisa, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi

Data ada, terarsip dengan baik, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut dan evaluasi

Dokumen kegiatan UKM mulai dari Tidak ada perencanaan (Rencana Usulan data/dokumen Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan),hasil pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan gema cermat.

Data tidak lengkap, tidak ada dokumen hasil pelaksanaan, monitoring evaluasi, tidak terarsip dengan baik, rencana tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data lengkap, terarsip dengan baik, tidak ada analisa, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi

Data ada, terarsip dengan baik, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut dan evaluasi

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Pelayanan Kefarmasian ( V) Total Nilai Kinerja Administrasi dan Manajemen (I- V) Rata-rata Kinerja Administrasi dan Manajemen

Lampiran 3 Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM Esensial Puskesmas

Indikator UKM Esensial

No

Definisi Operasional

(2) (1) (3) 2.1.UKM Esensial 2.1.1.Upaya Promosi Kesehatan 2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) 1. Rumah Tangga yang Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan RT di wilayah dikaji kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

Jumlah Rumah Tangga yang dikaji PHBS dibagi jumlah sasaran Rumah Tangga dikali 100%

20%

Laporan Tahunan

2. Institusi Pendidikan yang Institusi Pendidikan (SD/ MI , SLTP / MTs, SLTA/ MA ) yang dikaji/dilaksanakan dikaji survey PHBS tatanan Instistusi Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah Institusi Pendidikan yang dikaji PHBS dibagi jumlah sasaran Institusi Pendidikan dikali 100%

50%

Laporan Tahunan

3.

Jumlah Pondok Pesantren yang dikaji PHBS dibagi jumlah Ponpes dikali 100%

100%

Laporan Tahunan

63%

Laporan Tahunan

71%

Laporan Tahunan

Pondok Pesantren (Ponpes) yang dikaji

2.1.1.2.Tatanan Sehat 1. Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS

Pondok Pesantren yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Pondok Pesantren di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Rumah Tangga) yang Jumlah Rumah Tangga yang memenuhi 10 indikator memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga (persalinan ditolong oleh nakes, bayi PHBS rumah tangga dibagi jumlah sasaran rumah diberi ASI eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, mencuci tangga yang dikaji dikali 100% tangan pakai air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok di dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2. Institusi Pendidikan yang Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator ada ) yang memenuhi 7-8 indikator PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan PHBS (klasifikasi IV) dengan air yang mengalir & menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat, melaksanakan olahraga teratur, memberantas jentik, tidak merokok di sekolah, mengukur BB dan TB 6 (enam) bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 Indikator PHBS Institusi Pendidikan dibagi jumlah sasaran Institusi Pendidikan yang dikaji dikali 100%

No

Indikator UKM Esensial

(1)

(2) 3. Pondok Pesantren yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren (Klasifikasi IV)

Definisi Operasional (3) Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah 100 % dari Ponpes yang ada) yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren (kebersihan perorangan, penggunaan air bersih, kebersihan tempat wudhu, menggunakan jamban, kebersihan asrama, kepadatan penghuni asrama, kebersihan ruang belajar, kebersihan halaman, ada kader santri husada, kader terlatih, kegiatan rutin kader, bebas jentik, penggunaan garam beryodium, makanan gizi seimbang, pemanfaatan sarana yankes, tidak merokok, sadar AIDS, menjadi peserta dana sehat) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Cara Penghitungan

Target Th 2020

(4) Jumlah Ponpes yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Ponpes dibagi jumlah Pondok Pesantren yang dikaji dikali 100% Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada Ponpes

(5) 35%

Sumber Data (6) Laporan Tahunan

2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan 1. Kegiatan intervensi pada Kelompok RT di Posyandu Balita yang telah diintervensi terkait 10 indikator PHBS Kelompok Rumah Tangga minimal 10 kali/posyandu baik dengan penyuluhan kelompok dan atau bentuk intervensi lain (dengan metode apapun) oleh petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah kegiatan penyuluhan kelompok /bentuk intervensi lain terkait 10 indikator PHBS pada rumah tangga melalui Posyandu Balita yang ada di wilayah Puskesmas selama 1 tahun dibagi (6 kali jumlah posyandu Balita yang ada di wilayah kerja puskesmas) dikali 100 %

100%

Laporan Tribulanan

2.

Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) yang telah diintervensi minimal 2 kali per institusi pendidikan baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain pada institusi pendidikan yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi (2 kali jumlah institusi pendidikan yang dikaji PHBS) dikali 100 %

100%

Laporan Semesteran

Pondok Pesantren yang telah diintervensi minimal 2 kali tiap ponpes baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya ( dengan metode apapun ) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain pada pondok pesantren yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi (2 kali jumlah pondok pesantren yang dikaji PHBS) dikali 100 %

100%

Laporan Semesteran

Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun

Jumlah Posyandu Balita Purnama dan Mandiri dibagi jumlah Posyandu Balita dikali 100%

75%

Laporan Tahunan

Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri dibagi jumlah Poskesdes/Poskeskel yang ada dikali 100%

98%

Laporan Tahunan

98%

Laporan Tahunan

Kegiatan intervensi pada Institusi Pendidikan

3. Kegiatan intervensi pada Pondok Pesantren

2.1.1.4.Pengembangan UKBM 1. Posyandu Balita PURI (Purnama Mandiri) 2. Poskesdes/ Poskeskel Aktif

2.1.1.5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif 1. Desa/Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri di Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Aktif wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dibagi jumlah total desa dikali 100%

No

Indikator UKM Esensial

(1)

(2) 2. Desa/Kelurahan Siaga Aktif PURI (Purnama Mandiri )

(3) Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas

(4) Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Purnama dan Mandiri dibagi jumlah total Desa Siaga Aktif dikali 100%

(5) 17%

(6) Laporan Tahunan

3. Pembinaan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif

Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Puskesmas minimal 4 (empat) kali dalam satu tahun di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah Desa/Kelurahan Siaga yang dibina 4 kali per tahun dibagi jumlah total desa/Kelurahan Siaga dikali 100 %

100%

Laporan Tribulanan

Jumlah Puskesmas dan jaringannya melakukan promosi kesehatan program prioritas sebanyak 12 (dua belas) kali dalam kurun waktu satu tahun kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas dan jaringannya dibagi jumlah Puskesmas dan jaringannya di satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100 %

100%

Laporan Bulanan

2. Promosi kesehatan untuk Puskesmas memberikan Promosi program prioritas melalui pemberdayaan Jumlah promosi program prioritas melalui program prioritas melalui masyarakat (kegiatan di luar gedung Puskesmas) minimal 12 (dua belas) kali dalam pemberdayaan kepada masyarakat dalam kurun pemberdayan masyarakat satu tahun kepada masyarakat. waktu satu tahun dibagi jumlah promosi untuk di bidang kesehatan pemberdayaan masyarakat 12 (dua belas) kali (kegiatan di luar gedung kepada masyarakat di satu wilayah kerja dalam Puskesmas) kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100 %

100%

Laporan Bulanan

3.

81%

Laporan Tahunan

100%

Profil Promkes

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

2.1.1.6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Promosi kesehatan untuk program prioritas di dalam gedung Puskesmas dan jaringannya (sasaran masyarakat)

Promosi kesehatan program prioritas di Sekolah (SD dan SMP)

4. Pengukuran dan Pembinaan tingkat perkembangan UKBM

Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes, Poskesdes/Poskeskel yang memberikan yankesdas primer) memberikan promosi kesehatan program prioritas (Penurunan AKI & AKB, Stunting, HIV/AIDS, TB, Kusta, Napza, Diabetes Melitus, Hipertensi, Gangguan Jiwa , Imunisasi serta Taman Posyandu ) kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas dan jaringannya.minimal 12 (dua belas) kali dalam satu tahun

Jumlah SD dan SMP yang dilakukan promosi kesehatan meliputi: Jiwa, kesehatan reproduksi, gizi seimbang, penyakit berpotensi wabah, Napza, penyakit menular ( HIV AIDS, TB, Malaria, DBD) minimal satu kali dalam setahun

Jumlah SD dan SMP yang dilakukan promosi kesehatan minimal satu kali dalam setahun dibagi jumlah SD dan SMP yang ada dikali 100 %

Pengukuran dan pembinaan tingkat perkembangan UKBM adalah penentuan strata Jumlah UKBM yang diukur dan dibina tingkat UKBM yang terdiri dari strata Pratama, Madya, Purnama & Mandiri serta pembinaan perkembangannya dibagi jumlah seluruh UKBM yang tingkat perkembangannya agar meningkat stratanya. UKBM yang diukur dan dibina ada dikali 100% tingkat perkembangannya adalah Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Poskesdes, Pos Kesehatan Pesantren, Saka Bhakti Husada, yang ada di wilayah kerja Puskesmas, oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun . Skor strata berdasarkan Buku Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM yaitu Posyandu Balita ( Pratama : <60; Madya : 64-74; Purnama :75-94; Mandiri : 95 -100 ); Poskesdes dan Poskestren (Pratama : <50; Madya : 50 - 69;Purnama:70-89;Mandiri : 90 - 100); Posyandu lansia (Pratama :<40; Madya ; 40 - 59; Purnama : 60-79;Mandiri : 80 100); SBH ( Pratama : < 30; Madya : 30 - 49: Purnama: 50 - 69; Mandiri : 70 -100)

No

Indikator UKM Esensial

Definisi Operasional

(2) (1) (3) 2.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan 2.1.2.1.Penyehatan Air 1. Inspeksi Kesehatan Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL terhadap Sarana Air Bersih (SAB) / Lingkungan Sarana Air Sarana Air Minum (SAM),yaitu yang meliputi : Bersih (SAB) / Sarana Air - jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM), Minum (SAM) - Bukan Jaringan Perpipaan Komunal (sumur pompa tangan, sumur bor dengan pompa, sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa), - Depot Air Minum (DAM), - Perlindungan Mata Air (PMA), - Penampungan Air Hujan (PAH) yang disebut sebagai sistim penyediaan air bersih/Minum (SPAM) di wilayah kerja Puskesmas selamap kurun waktu tertentu.

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

Jumlah SAB / SAM yang di IKL dibagi jumlah SAB / SAM yang ada dikali 100 %

35%

Laporan Bulanan

2. Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) yang memenuhi syarat kesehatan

.Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) dimana hasil Inspeksi Kesehatan Jumlah SAB/SAM yang di IKL dan memenuhi syarat Lingkungan (IKL) secara teknis sudah memenuhi syarat kesehatan (kategori resiko kesehatan dibagi jumlah SAB/SAM yang di inspeksi rendah dan sedang), sehingga aman untuk dipakai kebutuhan sehari-hari (termasuk Sanitasi dikali 100 % untuk kebutuhan makan dan minum) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

87%

Laporan Bulanan

3. Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) yang diperiksa kualitas airnya

Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) yang beresiko rendah dan sedang di uji kualitas airnya di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu

Jumlah SAB/SAM yang di uji kualitas airnya dibagi jumlah SAB/SAM resiko rendah dan sedang dikali 100%

60%

Laporan Bulanan

4. Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM)

Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap SAB / SAM (mudah mendapatkan air bersih yang berasal dari SAB/SAM terdekat, tidak harus memiliki SAB/SAM sendiri, bisa dari SAB umum, kerabat dekat, tetangga dll) tercukupi 60 orang liter per orang per hari di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah RT yang memiliki akses SAB dibagi jumlah RT yang ada dikali 100 %

88%

Laporan Bulanan

Jumlah TPM yang di IKL dibagi jumlah TPM yang ada dikali 100 %

65%

2.1.2.2.Penyehatan Makanan dan 1. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Minuman Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran: 1. Jasa Boga / Katering; 2. Rumah Makan / Restoran 3. DAM (Depot Air Minum) 4. Kantin / sentra makanan jajanan 5. Makanan Jajanan pada kurun waktu tertentu

Laporan Tribulan

Indikator UKM Esensial

No (1)

(2) 2. TPM yang memenuhi syarat kesehatan

Definisi Operasional

Target Th 2020

Sumber Data

(4) Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan dibagi jumlah TPM yang dibina dikali 100 %

(5) 47%

(6) Laporan Tribulan

Jumlah rumah yang tidak memenuhi syarat yang di IS dibagi jumlah seluruh rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dikali 100 %

40%

Laporan Bulanan

Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan tahun sebelumnya ditambah rumah yang memenuhi syarat hasil IS/IKL tahun ini dibagi jumlah rumah yang ada dikali 100 %

75%

Laporan Bulanan

Jumlah TTU Prioritas yang dibina dibagi jumlah TTU Prioritas yang ada dikali 100 %

88%

Laporan Tribulan

Jumlah TTU Prioritas yang memenuhi syarat kesehatan dibagi jumlah TTU Prioritas yang dibina/yang diperiksa dikali 100 %

63%

Jumlah pasien PBL yang dikonseling dibagi dengan jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas dikali 100 %

10%

Laporan Bulanan Puskesmas (LB1), laporan/jumlah pasien jumlah

Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana pasien PBL yang telah dikonseling

Jumlah IS sarana pasien PBL yang dikonseling dibagi dengan jumlah pasien yang dikonseling dikali 100%

20%

Laporan Bulanan Puskesmas

Pasien PBL menindaklanjuti hasil inspeksi

Jumlah pasien PBL yang menindaklanjuti hasil inspeksi dibagi jumlah pasien PBL yang di IS dikali 100%

40%

Laporan Bulanan Puskesmas

(3) TPM yang dari segi fisik (sanitasi) , penjamah, kualitas makanan memenuhi syarat tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif kesehatan, lebih valid apabila disertai dengan bukti hasil Inspeksi sanitasi dan sertifikat laik hygiene sanitasi selama di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.2.3.Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar 1. Pembinaan sanitasi Monitoring/ Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IS/IKL) rumah yang perumahan terindikasi tidak memenuhi syarat kesehatan wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. 2.

Rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Kondisi rumah yang memenuhi syarat kesehatan sesuai standart yang ditentukan meliputi media atau parameter : Air udara, pangan, tanah, sarana dan bangunan, vektor penyakit

2.1.2.4.Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU ) 1. Pembinaan sarana TTU Monitoring /Inspeksi Sanitasi dan pembinaan yang meliputi rekomendasi teknis dll Prioritas terhadap penanggung jawab dan petugas. TTU Prioritas (Puskesmas, SD, SLTP) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.

2. TTU Prioritas yang memenuhi syarat kesehatan

TTU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan pedoman yang ada, dimana secara teknis cukup aman untuk dipergunakan dan tidak memiliki resiko negatif terhadap pengguna, petugas dan lingkungan sekitar di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.2.5.Yankesling (Klinik Sanitasi) 1. Konseling Sanitasi Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan kepada pasien/penderita Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL), yaitu ISPA, TBC, DBD, Malaria, Chikungunya, Flu burung, Filariasis, Diare, Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan peptisida di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu .

2.

Inspeksi Sanitasi PBL

3. Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS

Cara Penghitungan

Laporan Tribulan

Indikator UKM Esensial

No

Definisi Operasional

(2) (1) (3) 2.1.2.6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

1.

Kepala Keluarga (KK) yang Akses terhadap jamban sehat

KK yang akses jamban sehat apabila KK tersebut dengan mudah dapat menjangkau Jumlah KK yang akses jamban sehat dibagi jumlah dan memanfaatkan jamban terdekat /mengakses terhadap jamban sehat di wilayah Rumah tangga yang ada dikali 100 % kerja Puskesmas dalam waktu 1 (satu) tahun berjalan

90%

Laporan Bulanan STBM

2.

Desa/kelurahan yang sudah ODF

Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada yang berperilaku buang air besar di sembarangan tempat tetapi sudah buang air besar di tempat yang terpusat/jamban sehat pada kurun waktu tertentu.Setiap Puskesmas minimal bisa menciptakan 1 (satu) Desa ODF (Open Defecation Free ) setiap tahunnya

Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF dibagi jumlah desa/kelurahan yang ada dikali 100 %

76%

Laporan Bulanan STBM

3.

Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas

Desa/Kelurahan yang masyarakatnya 100% sudah berperilaku STBM 5 Pilar, yang meliputi : 1. Tidak buang air besar di sembarang tempat: 2. Cuci tangan pakai sabun; 3. Mengelola air minum dan makanan yang aman; 4. Mengelola sampah dengan benar; 5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman dibuktikan dengan Berita Acara Verifikasi

Jumlah Desa/ Kelurahan yang melakssanakan STBM 5 Pilar dibagi jumlah Desa/ Kelurahan yang ada dikali 100 %

20%

Laporan Bulanan STBM.

Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar (K1) dibagi sasaran ibu hamil dikali 100%

100%

Laporan PWS KIA

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun (Nominator) dibagi jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama (denominator) dikali 100%

100%

Laporan PWS KIA.

2.1.3 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu , Anak dan Keluarga Berencana 2.1.3.1.Kesehatan Ibu 1. Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K1)

2.

Adalah Kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar

Pelayanan Kesehatan Ibu Adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan Hamil (K4) - SPM yang mempunyai kompetensi sesuai standar, minimal 4 kali selama kehamilannya dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3, meliputi: a. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan b. Ukur Tekanan Darah. c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA). d. Ukuran Tinggi Fundus Uteri. e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ). f. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan g. Beri Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet selama kehamilannya h. Periksa Laboratorium ( Rutin dan Khusus) i. Tatalaksana/penanganan kasus. j. Temu wicara (konseling).

Indikator UKM Esensial

No

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2) (3) Pelayanan Persalinan oleh Adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. fasilitas kesehatan (Pf) (Indikator SPM)

(4) Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan dibagi jumlah sasaran ibu bersalin dikali 100%

(5) 100%

(6) Laporan PWS-KIA

4

Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan (KF)

Adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, dengan distribusi waktu; 1 kali pada 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, 1 kali pada 8 - 28 hari dan 1 kali pada 29 - 42 hari

Jumlah ibu nifas yang memperoleh 4 kali pelayanan nifas sesuai standar dibagi sasaran ibu bersalin dikali 100%

98%

Laporan PWS-KIA

5

Penanganan komplikasi kebidanan (PK)

Adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensiabortus, antara lain: perdarahan, Pre eklamsi/ eklamsi, persalinan macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis, TB, hipertensi, diabetes melitus, anemia gizi besi dan Kurang Energi Kronis (KEK)

Jumlah ibu hamil,bersalin dan nifas dengan komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif (sampai selesai) dibagi 20% sasaran ibu hamil dikali 100%

80%

Laporan PWS-KIA

6

Ibu hamil yang diperiksa HIV

Adalah Ibu hamil yang melakukan ANC pertama kali/kunjungan pertama ke Puskesmas ( K1) dan diperiksa Human Imuno Deficiency Virus (HIV) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah ibu hamil K1 yang diperiksa HIV dibagi ibu hamil K1 dikali 100 %

95%

LAPORAN PPIA

Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 (enam) sd 48 (empat Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan sesuai puluh delapan) jam setelah lahir. Pelayanan yang diberikan meliputi: Inisiasi standar pada 6-48 jam setelah lahir di bagi sasaran Menyusu Dini (IMD), salep mata, perawatan tali pusat, injeksi vitamin K1, imunisasi lahir hidup dikali 100% Hepatitis B (HB0) dan pemeriksaan menggunakan Form Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

100%

Laporan PWS-KIA

Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali dengan distribusi waktu : 1 (satu) kali pada 6 – 48 jam setelah lahir; 1 (satu) kali pada hari ke 3 – 7; 1 (satu) kali pada hari ke 8 – 28 pada kurun waktu tertentu

100%

Laporan PWS KIA

(1) 3

2.1.3.2. Kesehatan Bayi 1. Pelayanan Kesehatan Neonatus pertama (KN1)

2. Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari (KN lengkap) (Standar Pelayanan Minimal ke 3)

Jumlah neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan neonatal sesuai standar dibagi sasaran lahir hidup dikali 100%

No (1)

Indikator UKM Esensial (2) 3. Penanganan komplikasi neonatus

Definisi Operasional (3) Neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan pada kurun waktu tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus dengan komplikasi meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus, hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi Berat Badan Lahir (BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan kongenital, sindrom gangguan pernafasan maupun termasuk klasifikasi kuning dan merah pada MTBM .

Cara Penghitungan

Target Th 2020

(4) Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan sesuai standar dibagi 15% sasaran lahir hidup kali 100%

(5) 80%

(6) Laporan PWS-KIA

98%

PWS-KIA

4. Pelayanan kesehatan bayi Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar minimal 4 (empat) kali Jumlah bayi usia 29 hari- 11 bulan yang telah 29 hari - 11 bulan yaitu 1 (satu) kali pada umur 29 hari – 2 bulan; 1 (satu) kali pada umur 3-5 bulan, 1 memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai (satu) kali pada umur 6-8 bulan dan 1( satu) kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar dibagi sasaran bayi dikali 100% standar dan telah lulus KN lengkap pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi , pemberian Vitamin A 1 (satu) kali, imunisasi dasar lengkap, SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.

Sumber Data

No

Indikator UKM Esensial

Definisi Operasional

(2) (1) (3) 2.1.3.3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah 1 Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi pelayanan balita (0 - 59 bulan) kesehatan balita sehat dan balita sakit 1. Pelayanan kesehatan balita usia 0-11 bulan sehat meliputi: a). Penimbangan minimal 8 kali setahun b).pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. c). Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun. d).Pemberian kapsul vitamin A pada fusia 6-11 bulan 1 kali setahun. e) Pemberian imunisasi dasar lengkap. Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan: (1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan). (2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun (3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun (4).Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun. (5) Pemberian Imunisasi Lanjutan. Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan: (1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan). (2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. (3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun. (4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun. d) Pemantauan perkembangan balita. e) Pemberian kapsul vitamin A. f) Pemberian imunisasi dasar lengkap. g) Pemberian imunisasi lanjutan. h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan. i) Edukasi dan informasi. 3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan pendekatan manajemen terpadu balitayang sakitmemperoleh (MTBS) 2 Pelayanan kesehatan Anak pra sekolah umur 60-72 bulan pelayanan sesuai standar Anak pra sekolah (60 - 72 meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; bulan) pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada kurun waktu tertentu.

2.1.3.4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan pemeriksaan penjaringan SD/MI/SDLB yang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun ajaran melaksanakan pendidikan (contoh: data PKP 2020 menggunakan data Juli 2019 sd Juni 2020) pemeriksaan penjaringan kesehatan

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 2 + Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar 3 sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah balita usia 12 –59 bulan di wilayah kerja Kabupaten/Kota pada kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%

100%

Laporan PWS-KIA

Jumlah anak umur 60-72 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi sasaran anak prasekolah dikali 100%

82%

Laporan PWS-KIA

Jumlah sekolah setingkat SD/ MI/ SDLB yang melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh sekolah setingkat SD/MI/ SDLB di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama dikali 100%

100%

Laporan Penjaringan Kesehatan

Indikator UKM Esensial

No (1) 2.

3.

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2) (3) Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan pemeriksaan penjaringan SMP/MTs/SMPLB yang kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran melaksanakan pendidikan pemeriksaan penjaringan kesehatan

(4) Jumlah sekolah setingkat SMP/ MTs/ SMPLB yang melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh sekolah setingkat SD/MI/ SDLB di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama dikali 100%

(5) 100%

(6) Laporan Penjaringan Kesehatan

Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang mendapatkan pemeriksaan SMA/MA/SMK/SMALB penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun yang melaksanakan ajaran pendidikan pemeriksaan penjaringan kesehatan

Jumlah sekolah setingkat SMA/ MA/SMK/SMALB yang melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh sekolah setingkat SMA/MA/SMK/ SMALB di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama dikali 100%

100%

Laporan skrining/penjaringa n kesehatan

4. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar kelas 1 sampai dengan kelas 9 dan diluar satuan pendidikan dasar

Murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan. Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : skrining kesehatan (penilaian status gizi, penilaian tanda vital, penilaiankesehatan gigi dan mulut dan penilaian ketajaman indera) dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan (Standar Pelayanan Minimal ke 5)

Jumlah murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah semua murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama dikali 100%

100%

Laporan skrining/penjaringa n kesehatan (dalam dan luar sekolah)

5. Pelayanan kesehatan remaja

Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) , konseling dan pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun . Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, b. pengukuran tekanan darah, c. anamnesis perilaku berisiko.

Jumlah remaja usia 10 - 18 tahun yang mendapat pelayanan kesehatan remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, KIE, konseling dan pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah semua remaja usia 10 - 18 tahun di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu tahun yang sama dikali 100%

100%

Laporan pelayanan kesehatan remaja, Laporan skrining/penjaringa n kesehatan.

2.1.3.5. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) 1. KB aktif (Contraceptive Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus-menerus hingga Prevalence Rate/ CPR) saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

Jumlah Peserta KB aktif dibagi jumlah PUS dikali 100% 60 - 70%= 100% 55 - 59% ;71 - 75% = 75 % 50-54%; 76-80% = 50% 45-49%; 81-85% = 25% 40-44%; 86-90% = 0%

70%

LB3 USUB

Indikator UKM Esensial

No

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

2.

(2) Peserta KB baru

(3) Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu tertentu .

(4) Jumlah peserta KB baru dibagi jumlah PUS dikali 100%

3.

Akseptor KB Drop Out

Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi (drop out) dalam 1 (satu) tahun kalender diwilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu .Kasus drop out tidak termasuk mereka yang ganti cara.

Jumlah peserta KB aktif yang drop out dibagi jumlah KB aktif dikali 100% Jumlah peserta KB yang drop out dibagi jumlah peserta KB aktif dikali 100 %. Catatan untuk kinerja Puskesmas : < 10% = 100%; 10 - 12,5% = 75%; >12,5-15% =50%; >15 -17,5% =25% >17,5% = 0%

< 10 %

LB3 USUB

4.

Peserta KB mengalami komplikasi

Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan dan mengarah pada keadaan patologis sebagai akibat dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan seperti perdarahan, infeksi/ abses, flour albus patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang terjadi dalam periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta dihitung per metode (IUD, implant, suntik, pil, MOP dan MOW) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi dibagi jumlah KB aktif dikali 100% .

< 3 ,5 %

LB3 USUB

Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping KB dibagi Jumlah peserta KB aktif dikali 100 % Catatan untuk kinerja Puskesmas: <12,50% = 100%; 12,50 -15% = 75%; >15-17,5% = 50%; >17,5-20% = 25% >20% = 0%

< 12,50%

LB3 USUB

(1)

(5) 10%

(6) LB3 USUB

Catatan untuk kinerja Puskesmas: < 3,5% = 100%; 3,5 - 4,5% = 75%; > 4,5-7,5% = 50%; > 7,5 -10% = 25% > 10% = 0%

5.

Peserta KB mengalami efek samping

Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan fisiologis, sebagai akibat dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan spooting, amenore, pusing, sakit kepala, mual, muntah, perubahan berat badan, nyeri tempat insisi, erosi dan nyeri perut.Efek samping yang terjadi dalam periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta dihitung per metode IUD, implant, suntik, pil , MOP, MOW

6.

PUS dengan 4 T ber KB

PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1) berusia kurang dari 20 Jumlah PUS 4T ber KB dibagi jumlah PUS dengan 4T tahun; dikali 100 % 2) berusia lebih 35 tahun; 3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun.

80%

LB3 USUB,

7.

KB pasca persalinan

Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan).

60%

LB3 USUB

jumlah ibu paska persalinan ber KB dibagi Jumlah sasaran ibu bersalin x 100%

Indikator UKM Esensial

No

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

(4) Jumlah calon pengantin perempuan yang telah mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin, dibagi jumlah calon pengantin perempuan yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun dikali 100%

(5) 60%

(6) Laporan Bulanan Catin

1. Pemberian kapsul vitamin Bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru (100.000 IU) di wilayah kerja A dosis tinggi pada bayi Puskesmas pada kurun waktu tertentu pada kurun waktu tertentu umur 6-11 bulan

Jumlah bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul Vitamin A biru (100.000 IU) dibagi jumlah bayi umur 6-11 bulan yang ada dikali 100%

86%

LB3-Gizi

2. Pemberian kapsul vitamin Anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah (200.000 IU) 2 kali A dosis tinggi pada balita pertahun di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu umur 12-59 bulan 2 (dua) kali setahun

Jumlah anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 2 ( dua) kali per tahun dibagi jumlah anak balita umur 12-59 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%

86%

LB3-Gizi

3. Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil

Jumlah ibu hamil dapat 90 (sembilan puluh) tablet Besi kumulatif dibagi jumlah sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas kerja dikali 100%

80%

LB3-Gizi

Jumlah remaja putri (SMP dan SMA) yang mendapat 1 (satu) tablet tambah darah per minggu dibagi jumlah remaja putri di suatu wilayah kerja dikali 100%

50%

LB3-Gizi

85%

LB3-Gizi

100%

Dokumen PAG

(1) 8.

(2) CPW dilayanan kespro catin

(3) calon pengantin perempuan yang telah mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun

Sumber Data

2.1.4.Upaya Pelayanan Gizi 2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat

Ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat 90 (sembilan puluh) tablet Besi kumulatif di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

4. Pemberian Tablet Tambah Remaja Putri (SMP dan SMA) yang mendapat minimal 80% dari yang seharusnya Darah pada Remaja Putri diberikan 1 (satu) tablet tambah darah per minggu sepanjang tahun di suatu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi 1. Pemberian PMT-P pada balita kurus

2

Balita kurus yang ditemukan dan mendapat PMT pemulihan (PMT-P) di suatu wilayah Jumlah balita kurus yang ditemukan dan mendapat kerja pada kurun waktu tertentu.Balita kurus yaitu balita yang secara antropometri PMT pemulihan dibagi jumlah balita kurus yang berdasarkan berat badan menurut tinggi badan di bawah -2 SD (menurut Z-score) ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100%

Pemberian Proses Asuhan Balita kurus yang ditemukan dan mendapat Proses Asuhan Gizi di suatu wilayah Gizi pada balita kurus kerja pada kurun waktu tertentu. Balita kurus yaitu balita yang secara antropometri berdasarkan berat badan menurut tinggi badan di bawah -2 SD (menurut Z-score)

Jumlah balita kurus yang ditemukan dan dilakukan Proses Asuhan Gizi Terdokumentasi yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Catatan untuk kinerja Puskesmas: 24 = 100%; 18 - 23 = 75%; 12 - 17 = 50%; 6 - 11 = 25%; 1-5 = 10%; 0 = 0%.

Indikator UKM Esensial

No (1) 3

4

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2) (3) (4) Ibu Hamil KEK yang Bumil KEK dengan LILA <23,5 cm yang ditemukan dan mendapat PMT pemulihan di Jumlah bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan mendapat PMT-Pemulihan suatu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah bumil KEK di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100%

(5) 80%

LB3-Gizi

Balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk

100%

LB3-Gizi

Balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk di wilayah kerja Puskesams Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Balita gizi buruk yaitu balita yang secara antropometri berdasarkan berat badan menurut tinggi badan kurang dari -3 SD (menurut Z-score)

Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk dibagi jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dikali 100%

(6)

2.1.4.3. Pemantauan Status Gizi 1. Penimbangan balita D/S

Balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Jumlah balita yang ditimbang berat badannya (D) tertentu dibagi jumlah balita yang ada ( S) dikali 100%

80%

LB3-Gizi

2. Balita naik berat badannya (N/D)

Balita yang naik berat badannya sesuai dengan standar di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

80%

LB3-Gizi

< 1,8%

LB3-Gizi

Jumlah balita yang naik berat badannya sesuai dengan standar (N) dibagi jumlah balita yang naik dan tidak naik berat badannya (N+T) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100%

3. Balita Bawah Garis Merah Balita yang grafik pertumbuhannya berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Jumlah balita yang grafik pertumbuhannya berada di (BGM) Sehat (KMS) pada kurun waktu tertentu bawah garis merah pada KMS dibagi jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100% Catatan untuk kinerja Puskesmas: <1,8 % = 100%; 1,8 - 2 % = 75%; >2- 2,25 % = 50%; >2,25 - 2,5 % = 25% > 2,5 % = 0% 4. Rumah Tangga mengkonsumsi garam beryodium

Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium.dibagi jumlah rumah tanngga yang disurvei di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100%

82%

Survei

5. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Ibu hamil yang hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) nya kurang dari 23,5 cm di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah ibu hamil dengan LiLA kurang dari 23,5 cm dibagi jumlah ibu hamil diukur LiLA dikali 100% Catatan untuk kinerja Puskesmas: <16 5% = 100% 16,1 - 18% = 75% 18,1 - 20% = 50% 20,1 - 24% = 25% > 24% = 0%

16%

LB3-Gizi

Indikator UKM Esensial

No (1) 6.

7.

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2) (3) Bayi usia 6 (enam) bulan Bayi usia 6 (enam) bulan yang di beri ASI saja tanpa makanan/ cairan lain kecuali mendapat ASI Eksklusif obat, vitamin dan mineral

(4) Jumlah bayi usia 6 bln mendapat ASI Eksklusif di suatu wilayah pada periode tertentu di bagi jumlah bayi 6 (enam) bulan yang di periksa

(5) 50%

LB3-Gizi

Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Proses menyusu di mulai secepatnya segera setelah lahir,IMD di lakukan dg cara kontak kulitke kulit bayi dgn ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1 jam

Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD di satu wilayah pada periode tertentu di bagi jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu di kali 100 %

54%

LB3-Gizi

Keadaan balita gizi kurang yang diukur menurut indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur kurang dari -2 standar deviasi (PB/U atau TB/U < -2 SD ) berdasarkan standar WHO Antro 2005

Jumlah balita stunting di bagi dengan jumlah balita yang di periksa dikali 100 % Catatan kinerja Puskesmas: < 24,1 = 100% 24.1 - <30 = 75% 30 - <35 = 50% 35 - <40 = 25% > 40 = 0%

24,1%

LB3-Gizi dan bulan timbang

Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.

Jumlah balita Diare yang ditemukan dibagi target dikali 100% Target = (20% x 843/1000) x jumlah balita (sesuai BPS) di wilayah kerja Puskesmas

100%

Diare.04.Bln.Pkm (Rekapitulasi Kasus Diare di dalam dan luar Wilayah Puskesmas)

Penderita diare balita yang berobat mendapat oralit di fasilitas pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah penderita diare balita yang diberi oralit di fasilitas pelayanan kesehatan dan kader dibagi total penderita diare balita dikali 100 %

100%

Register Diare

Jumlah penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di fasilitas pelayanan kesehatan dibagi total penderita diare balita dikali 100 %

100%

Register Diare

8. Balita pendek (Stunting)

(6)

2.1.5.Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2.1.5.1. Diare 1. Pelayanan Diare Balita

2.

Proporsi penggunaan oralit pada balita

3.

Proporsi penggunaan Zinc Penderita diare balita yang berobat mendapat tablet Zinc difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Indikator UKM Esensial

No (1) 4.

(2) Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)

Definisi Operasional (3) LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, yaitu 1. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian Zinc 2. Tata laksana diare 3. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya pencegahan dan penanggulangannya 4. Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang 5.Observasi penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang paling sedikit 3 ( tiga) jam 6.Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum kepada orang tua/pengasuh/keluarganya

2.1.5.2. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) 1 Penemuan penderita Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar Pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.

2.1.5.3.Kusta 1. Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru

2. RFT penderita Kusta

Proporsi tenaga kesehatan Kusta tersosialisasi

4.

5.

Target Th 2020

Sumber Data

(4) Kegiatan LROA secara terus menerus dalam 3 bulan dengan periode pelaporan per tribulan. Dalam 1 tribulan, laporan bulanan harus ada dan lengkap` Kalau dalam 1 tribulan hanya ada laporan 1 bulan, maka dianggap tidak ada LROA. Kalau dalam 1 tahun hanya lapor tribulan 4 saja, dianggap kinerja mencapai 25%

(5) 100%

(6) Form 13 A, 13 B ( Register harian LROA dan Laporan bulanan LROA)

Jumlah penderita Pnemonia balita yang ditangani dibagi target balita dikali 100%. Target balita = 4,45 % x (10%x jumlah penduduk)

60%

Register ISPA/Pneumonia

Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa. Dengan asumsi jumlah kontak yang ada disekitar penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah kontak dari kasus Kusta baru yang diperiksa dalam 1 (satu) tahun dibagi jumlah kontak dari kasus Kusta baru seluruhnya dikali 100%

Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 (satu) tahun

Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya lebih dari 90% Register kohort PB dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang dan MB menyelesaikan pengobatan dibagi jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang seharusnya menyelesaikan pengobatan dikali 100%,

sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat waktu di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

3

Cara Penghitungan

Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Program P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada

lebih dari 80% Register kohort PB dan MB

Jumlah tenaga kesehatan telah mendapat sosialisasi kusta dibagi jumlah seluruh tenaga kesehatan dikali 100%

lebih dari 95% Daftar hadir

Kader Posyandu yang Kader Posyandu yang telah tersosialisasi Program P2 Kusta terutama untuk telah mendapat sosialisasi membantu penemuan suspek kusta di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu kusta tertentu

Jumlah kader Posyandu telah mendapat sosialisasi kusta dibagi jumlah seluruh kader Posyandu dikali 100%

lebih dari 95% Daftar hadir

SD/ MI telah dilakukan screening Kusta

Jumlah SD / MI telah dilakukan screening Kusta dibagi jumlah seluruh SD / MI dikali 100%

SD/ MI yang telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu tertentu

100%

Form Surveilans bercak pada anak SD

No

Indikator UKM Esensial

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1) 2.1.5.4.TBC Paru

1. Kasus TBC yang ditemukan dan diobati

Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku dan dilaporkan

Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku dan dilaporkan dibagi jumlah kasus TBC yang ditemukan dan diobati dikali 100%.

80%

2.

Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga TBC meliputi : 1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan gejala dan tanda lainnya 2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis 3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan 4. Melakukan rujukan jika diperlukan 5. Edukasi Etika Batuk

Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%

100%

Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan

Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dibagi jumlah semua kasus TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan dikali 100%

90%

TB 01, TB 08 SITT online

Jumlah sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang mendapatkan penyuluhan HIV/AIDS dibagi jumlah seluruh sekolah (SMP dan SMA/sederajat) di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%

100%

Data dari laporan kegiatan penyuluhan

Jumlah orang yang beresiko terinfeksi HIV dibagi jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu 1 tahun dikali 100%

100%

Data dari SIHA ( Sistim Informasi HIV AIDS)

Jumlah rumah bebas jentik dibagi jumlah rumah yang diperiksa jentiknya dikali 100 %

≥95%

Laporan PJB Puskesmas

Jumlah kasus DBD yang ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD dibagi dengan jumlah seluruh DBD yang terlaporkan di wilayah Puskesmas dikali 100% Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada kasus

100%

Kewaspadaan Dini Rumah Sakit ( KDRS)

Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar (Standar Pelayanan Minimal ke 11)

3. Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success Rate/SR)

2.1.5.5.Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS 1. Sekolah (SMP dan Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh atau dijelaskan tentang SMA/sederajat) yang penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas selama bulan pada kurun waktu sudah dijangkau tertentu penyuluhan HIV/AIDS 2.

Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV (Standar Pelayanan Minimal ke 12)

Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, TB, pasien Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza mendapatkan pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya serta lapas/rutan narkotika

2.1.5.6. Demam Berdarah Dengue (DBD) 1. Angka Bebas Jentik (ABJ) Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.

Penderita DBD ditangani

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

TB 01, TB 03 & TB 07 SITB Online TB 06

Indikator UKM Esensial

No (1)

(2) 3. PE kasus DBD

Definisi Operasional (3) Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan pemeriksaan jentik, pencarian kasus DBD yang lain serta menentukan tindakan penanggulangan fokus selanjutnya. yang dilakukan terhadap setiap kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.5.7. Malaria 1. Penderita Malaria yang Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya secara laboratorium di dilakukan pemeriksaan SD wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Cara Penghitungan

(5) 100%

(6) Laporan Form PE

Jumlah kasus klinis Malaria yang diperiksa SD nya secara laboratorium dibagi jumlah suspect kasus Malaria dikali 100%

100%

Form Rujukan Pemeriksaan Laboratorium

Jumlah penderita Malaria yang mendapat pengobatan ACT sesuai jenis Plasmodium dibagi jumlah kasus Malaria dikali 100 %

100%

Laporan E Sismal

Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, yang dalam sediaan darahnya terdapat Plasmodium baik Plasmodium Falciparum, Vivax atau campuran yang mendapat pengobatan standart ((Artesunat Combination Therapi (ACT)/DHP dan primaquin) dengan dosis pengobatan sesuai jenis Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

3. Penderita positif Malaria yang di follow up

Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 Jumlah kasus malaria yang telah dilakukan follow up sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif di wilayah kerja Puskesmas pada pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai kurun waktu tertentu hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif dibagi jumlah kasus malaria dikali 100 %

2.1.5.8. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies 1. Cuci luka terhadap kasus Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang dilakukan cuci luka di wilayah kerja Jumlah kasus gigitan HPR yang dilakukan cuci luka gigitan HPR Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah kasus gigitan HPR dikali 100 %

2.1.5.9. Pelayanan Imunisasi 1. IDL (Imunisasi Dasar Lengkap)

2.

UCI desa

Sumber Data

(4) Jumlah kasus DBD yang dilakukan PE dibagi jumlah seluruh kasus DBD di wilayah Puskesmas dikali 100%. Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada kasus DBD

2. Penderita positif Malaria yang diobati sesuai pengobatan standar

2. Vaksinasi terhadap kasus Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi di wilayah kerja gigitan HPR yang Puskesmas pada kurun waktu tertentu berindikasi

Target Th 2020

Jumlah kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi dibagi jumlah kasus gigitan HPR terindikasi dikali 100%

Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi berusia kurang dari 1 (satu) tahun telah Jumlah bayi yang mendapat IDL dibagi Surviving mendapatkan 1 (satu) kali Hepatitis B, 1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali Infant /SI) dikali 100 % imunisasi DPT-HB-Hib, 4 (empat) kali imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali imunisasi MR/ Measles Rubella di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child Immunization) adalah suatu Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di wilayah kelurahan telah tercapai minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan Puskesmas dikali 100 % imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu.

online

100%

Register penderita, register laboratorium

100%

100%

93%

Kohort bayi

100%

Kohort bayi

Indikator UKM Esensial

No (1)

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(2) 3. Imunisasi Lanjutan Baduta ( usia 18 sd 24 bulan)

(3) (4) Imunisasi Lanjutan Baduta : Imunisasi yang diberikan kepada bayi dibawah usia dua Jumlah baduta yang mendapat Imunisasi DPTHB-Hib tahun dengan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib dan MR pada usia 18 bulan sampai dan MR dibagi jumlah baduta dikali 100% dengan < 24 bulan

(5) 95%

4. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD

Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus) pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah murid SD/MI klas I yang mendapat DT dibagi jumlah murid SD/MI kelas I yang ada dikali 100 %

95%

Laporan imunisasi (BIAS)

5.

Imunisasi Campak pada anak kelas 1 SD

Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt campak dibagi jumlah murid SD/MI kelas I yang ada dikali 100 %

95%

Laporan imunisasi (BIAS)

6.

Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 dan 5

Hasil cakupan imunisasi Td(Tetanus Difteri) pada anak SD/MI kelas 2 dan 5 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah murid SD/ MI kelas 2 dan 5 yang mendapat Td dibagi jumlah murid SD/MI kelas 2 dan 5 yang ada dikali 100 %

95%

Laporan imunisasi (BIAS)

7.

Imunisasi TT 5 pada WUS Hasil cakupan penapisan dan imunisasi TT pada WUS (Wanita Usia Subur) umur 15- Jumlah WUS yang status TT 5 dibagi Jumlah WUS (15-49 th) 49 tahun dengan status TT5 (Imunisasi TT ke 5) di wilayah kerja Puskesmas pada tahun yang sama dikali 100 % kurun waktu tertentu (Keterangan : laporan T5 WUS pada tahun sebelumnya dimasukkan pada bulan Januari tahun berikutnya setelah dikurangi WUS usia > 50 tahun ditambah dengan hasil imunisasi T5 pada bulan berjalan )

85%

Laporan imunisasi TT

Jumlah bumil yang status (T2 + T3 + T4 +T 5) dibagi jumlah bumil tahun yang sama dikali 100 %

85%

Kohort ibu dan laporan imunisasi TT

Jumlah bulan pemantauan (grafik) suhu lemari es pagi dan sore tiap hari (lengkap harinya,VVM dan alarm dingin) dibagi jumlah bulan dalam setahun (12) dikali 100 %

100%

Buku grafik suhu per lemari es

10.. Ketersediaan buku Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai jumlah vaksin dan pelarut serta terisi Jumlah buku stok vaksin dan pelarut yg telah diisi catatan stok vaksin sesuai lengkap sesuai penerimaan dan pengeluarannya ditunjukkan dengan pengisian buku lengkap dibagi 12 bulan dikali 100 % dengan jumlah vaksin stok vaksin di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu program imunisasi serta pelarutnya

100%

Buku stok vaksin

90%

Laporan KIPI

8. Imunisasi TT2 plus bumil Hasil cakupan imunisasi TT pada ibu hamil usia 15-49 tahun dengan status T2 ( (15-49 th) Vaksin TT atau Td kedua) ditambah T3 ditambah T4 ditambah T5 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu 9.

Pemantauan suhu, VVM, serta Alarm Dingin pada lemari es penyimpan vaksin

11. Laporan KIPI Zero reporting / KIPI Non serius

Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) (A/B/C/D) serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze tag/ freeze alert/ fride tag 2 di lemari es penyimpanan vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.5.10.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)

Jumlah laporan KIPI non serius dibagi jumlah laporan 12 bulan dikali 100 %

(6) kohort balita

Indikator UKM Esensial

No (1) 1.

(2) Laporan STP yang tepat waktu

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(3) (4) Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat waktu sampai dengan tanggal Jumlah laporan STP tepat waktu (Ketepatan waktu) 5 ( lima) setiap bulan. dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %

Target Th 2020

Sumber Data

(5) >80%

(6) Laporan STP

2. Kelengkapan laporan STP Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah laporan STP yang lengkap (kelengkapan laporan) dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %

> 90%

Laporan STP

3. Laporan C1 tepat waktu

Laporan C1 (Campak) yang tepat waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.

Jumlah laporan C1 tepat waktu dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %

>80%

Laporan C1

4. Kelengkapan laporan C1

Laporan C1 yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

Jumlah laporan C1 lengkap dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %

> 90%

Laporan C1

5. Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu

Laporan W2 (Wabah Mingguan) yang tepat waktu tiap minggu

Jumlah laporan W2 tepat waktu dibagi jumlah laporan W2 dikali 100 %

>80%

Laporan W2

6. Kelengkapan laporan W2 (mingguan)

Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Jumlah laporan W2 yang diterima dibagi jumlah tertentu laporan (52 minggu) dikali 100 %

> 90%

Laporan W2

7. Grafik Trend Mingguan Grafik mingguan penyakit potensial wabah yang digunakan untuk mengamati pola Jumlah grafik mingguan penyakit potensial wabah Penyakit Potensial Wabah kecenderungan mingguan penyakit potensial wabah di wilayah Puskesmas pada yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas dikali 100% kurun waktu tertentu. 17 Penyakit Potensial Wabah menurut Permenkes Nomor : 1501 Tahun 2010 yaitu : Kolera, Pes, Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio/ AFP, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009, Meningitis, Yellow Fever dan Chikungunya.

100%

Laporan KLB/ W1

8. Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam

100%

Laporan KLB/ W1

65%

Laporan verifikasi sekolah KTR 2 kali setahun

Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang laporan Wabah Jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dan (W1) nya diselidiki dan ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua jam oleh Puskesmas dan atau Kabupaten/Kota dan atau Provinsi. puluh empat) jam dibagi jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dikali 100 %

2.1.5.11.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 1 Sekolah yang ada di Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas wilayah Puskesmas atau (KTR) ( 100% bebas asap rokok), yaitu melaksanakan KTR dibagi jumlah sekolah di wilayah Puskesmas melaksanakan 1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung Puskesmas dikali 100% KTR 2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung 3. Tidak tercium bau rokok 4. Tidak ditemukan puntung rokok 5. Tidak ditemukan penjualan rokok 6. Tidak ditemukan asbak atau korek api 7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok 8. Ada tanda dilarang merokok

Indikator UKM Esensial

No (1) 2

(2) Persentase merokok penduduk usia 10- 18 tahun

Definisi Operasional (3) Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok diwilayah puskesmas

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4) Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yag merokok diwilayah puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

(5) 9,1%

(6) Laporan verifikasi 2 kali setahun

3

Puslesmas dan Puskesmas dan jejaringnya/ faskes melayani Upaya Berhenti Merokok (UBM) jejaringnya /faskes diwilayahnya melayani Upaya Berhenti Merokok (UBM)

Pukesmas dan Jejaringnya /faskes melayani Upaya Berhaenti Merokok(UBM) dalam kurun waktu satu tahun

50%

Laporan verifikasi UBM 2 kali setahun

4

Pelayanan Kesehatan Usia Skrining yang dilakukan minimal sekali setahun untuk penyakit menular dan penyakit Produktif tidak menular meliputi : a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut b. Pengukuran tekanan darah c. Pemeriksaan gula darah d. Anamnesa perilaku beresiko Keterangan : wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau mempunyai riwayat berhubungan seksual berisiko dilakukan pemeriksaan SADANIS dan cek IVA (Standar Pelayanan Minimal Ke 6)

Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di puskesmas yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah orang usia 15 - 59 tahun di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%

100%

Layanan puskesmas dan jaringannya

Lampiran 9 INSTRUMEN PENGHITUNGAN KINERJA UKM PENGEMBANGAN PUSKESMAS

No

Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program

(2) (1) 2.2. UKM PENGEMBANGAN

Target Tahun 2020 (dalam %)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian Ketercapaian Analisa Akar Target %Cakupan Rencana Satuan sasaran Total Sasaran (dalam satuan Target Penyebab Sub Sasaran Riil Tindak Lanjut Variabel Program sasaran) Tahun n Masalah Variabel

(3)

(4)

2.2.1.Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( Perkesmas) 1

Cakupan Kunjungan Rumah

100%

rumah

2

Kepala Keluarga (KK) rawan kesehatan yang mendapat Asuhan Keperawatan (Askep Keluarga)

70%

orang

3

Kepala Keluarga (KK) yang dibina dan telah Mandiri/ memenuhi kebutuhan kesehatan

50%

keluarga

4

Kelompok Masyarakat rawan yang mendapat Asuhan Keperawatan (Askep Kelompok)

50%

kelompok masyarakat

2.2.2.Pelayanan Kesehatan Jiwa 1

Jumlah Kelompok masyarakat yg ada di wilayah kerja Puskesmas

40%

kelompok

2

Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa.

80% dari Estimasi

orang

3

Pelayanan Kesehatan Jiwa Depresi

1% dari estimasi

orang

4

Pelayanan Kesehatan Jiwa Gangguan Mental Emosional (GME)

0,5% dari estimasi

orang

5

Temuan Kasus Pemasungan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

5% dari estimasi

orang

6

Penurunan Jumlah Kasus Pasung yang belum dilepas

5% dari kasus yang ada

orang

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

No

Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program

(1) 7

8

Target Tahun 2020 (dalam %)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian Ketercapaian Analisa Akar Target %Cakupan Rencana Satuan sasaran Total Sasaran (dalam satuan Target Penyebab Sub Sasaran Riil Tindak Lanjut Variabel Program sasaran) Tahun n Masalah Variabel

(2) Kunjungan Pasien ODGJ

(3) 30% dari kasus yang ada

(4) kunjungan pasien

Penanganan Kasus Melalui Rujukan ke Rumah Sakit Umum / RSJ.

25% (Batas Maksimal rujukan) dari kasus yang ada

Kunjungan petugas

2.2.3.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat 1

PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/pemeriksaan gigi dan mulut

50%

orang

2

Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi dan mulut

30%

orang

2.2.4.Pelayanan Kesehatan Tradisional 1

Penyehat Tradisional yang memiliki STPT

15%

orang

2

Kelompok Asuhan Mandiri yang terbentuk

20%

desa

3

Panti Sehat berkelompok yang berijin

15%

panti sehat

4

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional berkelompok yang berijin (Griya Sehat)

15%

Fasyankestrad

5

Pembinaan Penyehat Tradisional

50%

orang

2.2.5.Pelayanan Kesehatan Olahraga 1

Kelompok /klub olahraga yang dibina

35%

Kelompok

2

Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji

85%

orang

3

Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah

30%

orang

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

No

Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program

(2) (1) 2.2.6.Pelayanan Kesehatan Indera 1 Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran paling kurang pada 40% populasi

Target Tahun 2020 (dalam %)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian Ketercapaian Analisa Akar Target %Cakupan Rencana Satuan sasaran Total Sasaran (dalam satuan Target Penyebab Sub Sasaran Riil Tindak Lanjut Variabel Program sasaran) Tahun n Masalah Variabel

(3)

(4)

40%

orang

2.2.7. Pelayanan Kesehatan Lansia 1

Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut (usia ≥ 60 tahun)

100%

orang

2

Pelayanan Kesehatan pada Pra usia lanjut (45 - 59 tahun)

100%

orang

40%

orang

2.2.8. Pelayanan Kesehatan Kerja 1 Pekerja formal yang mendapat konseling 2

Pekerja informal yang mendapat konseling

40%

orang

3

Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok kesehatan kerja

35%

kelompok

100%

orang

25%

orang/desa/ kelurahan

2.2.9. Kesehatan Matra 1 Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum operasional terdata. 2.2.10. Kefarmasian 1

Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyrakat cerdas menggunakan obat

Interpretasi nilai rata2 kinerja program: 1. Baik bila nilai rata-rata

> 91%

2. Cukup bila nilai rata-rata

81 - 90 % < 80%

3. Rendah bila nilai rata-rata

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

No

Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program

Target Tahun 2020 (dalam %)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian Ketercapaian Analisa Akar Target %Cakupan Rencana Satuan sasaran Total Sasaran (dalam satuan Target Penyebab Sub Sasaran Riil Tindak Lanjut Variabel Program sasaran) Tahun n Masalah Variabel

(2) (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Kolom ke Keterangan: 2 Upaya Pelayanan Kesehatan: UKM esensial, UKM pengembangan, UKP (Upaya Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas ) Program : bagian Upaya Pelayanan Kesehatan, misalnya UKM esensial terdiri dari 5 Program ( Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA-KB dll) Variabel : bagian dari Program , contoh variabel Promosi Kesehatan adalah tatanan sehat, intervensi/penyuluhan, pengembangan UKBM dll Subvariabel: bagian dari variabel, contoh: subvariabel Tatanan sehat adalah rumah tangga sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS, Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator PHBS dst 3 Target tahun 2020 ( dalam %) atau tahun berjalan 4 Satuan sasaran: satuan kegiatan program, misal orang, balita, rumah tangga dll 5 Total Sasaran: sasaran target keseluruhan ( 100%), jumlah populasi/area di wilayah kerja 6 Target Sasaran = kolom 3 ( Target tahun 2020) dikali kolom 5 (total sasaran), jml sasaran/area yg akan diberi pelayanan oleh Puskesmas 7 Pencapaian: hasil masing kegiatan Puskesmas (dalam satuan sasaran ) 8 % cakupan riil= kolom 7 ( pencapaian) dibagi kolom 5 ( total sasaran) dikali 100%; cakupan sesungguhnya dari tiap program, dibandingkan dengan total sasaran. 9-11 % Kinerja Puskesmas= pencapaian kinerja Puskesmas dibandingkan Target Sasaran, penilaian ketercapaian target sasaran 9 % Kinerja Sub Variabel/Variabel/Program Puskesmas= Pencapaian ( kolom 7) dibagi Target sasaran ( kolom 6) dikali 100% 10 % kinerja variabel Puskesmas= penjumlahan % kinerja subvariabel ( kolom 9) dibagi sejumlah subvariabel Catatan: Bagi program yang tidak mempunyai subvariabel, maka bisa langsung mengisi % kinerja variabel dan % kinerja rata- rata program 11 % kinerja rata2 program= penjumlahan % kinerja variabel ( kolom 10) dibagi sejumlah variabel 12 Ketercapaian target tahun 2020 : membandingkan % target tahun 2020 ( kolom 3) dengan % capaian riil ( kolom 8) 13 Analisa Akar Penyebab Masalah: akar masalah terkecil penyebab ketidak tercapaian target 14 Rencana Tindak lanjut: berhubungan dengan analisa akar penyebab masalah

(14)

Lampiran 5

Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKP Puskesmas

No

Indikator

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

2.3.1. Pelayanan Non Rawat Inap 1.

Angka Kontak Komunikasi

Indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer oleh peserta berdasarkan jumlah peserta jaminan kesehatan (per nomor identitas peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan (kontak sakit maupun sehat) di Puskesmas per bulan baik di dalam gedung maupun di luar gedung tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan

Perbandingan jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak dengan FKTP dengan total Jumlah Peserta terdaftar di Puskesmas dikali 1000 (seribu) Catatan Kinerja Puskesmas : ≥150 ‰ = 100% > 145 - <150 ‰ = 75% > 140 - 145 ‰ = 50% > 135 - 140 ‰ = 25% ≤ 135 = 0%

≥150 per mil

2.

Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)

Indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di Puskesmas sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya. Kasus non spesialistik adalah kasus terkait 144 diagnosa yang harus ditangani di Puskesmas serta kriteria Time-AgeComplication-Comorbidity (TACC) . Kelayakan rujukan kasus tersebut berdasarkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan, Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota dan organisasi profesi dengan memperhatikan kemampuan pelayanan Puskesmas serta progresifitas penyakit yang merupakan keadaan khusus dan/atau kedaruratan medis

Perbandingan antara jumlah rujukan kasus non spesialistik dengan jumlah seluruh rujukan oleh Puskesmas dikali 100% Catatan kinerja Puskesmas: ≤ 2% = 100% > 2 - 2,5% = 75% > 2,5 - 3% = 50% > 3 - 3,5% = 25% >3,5% = 0%

≤2%

Register Pelayanan UKP dan Laporan Pelayanan UKM

Register rujukan, P-

Care.

No

Indikator

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

3. Rasio Peserta Indikator untuk mengetahui optimalisasi penatalaksanaan Prolanis prolanis oleh Puskesmas dalam menjaga kadar gula darah Terkendali (RPPT) puasa bagi pasien diabetes tipe 2 (DM) atau tekanan darah bagi pasien HT. Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes Melitus dan Hipertensi. Aktifitas Prolanis: (1) Edukasi Klub (2) Konsultasi Medis (3) Pemantauan Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang (4) Senam Prolanis (5) Home visit/ kunjungan rumah (6) Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB)

Capaian rasio peserta prolanis DM terkendali ditambah capaian rasio peserta prolanis HT terkendali dibagi 2 Catatan untuk kinerja Puskesmas: ≥ 5% = 100%; 4 - < 5% = 75% 3 - < 4% = 50% 2 - < 3% = 25% < 2% = 0%

≥ 5%

Aplikasi PCare, Laporan pelaksanaan Prolanis

4. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi (Standar Pelayanan Minimal ke 8)

Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : a. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau kepatuhan minum obat c. Melakukan rujukan jika diperlukan. Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan pelayanan terapi farmakologi

Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun di wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi jumlah estimasi penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang berada didalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%.

100%

Register Pelayanan

Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi : a. Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau nutrisi c. Melakukan rujukan jika diperlukan.Gula darah Sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi farmakologi

Jumlah penderita Diabetes Mellitus usia > 15 tahun di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah estimasi penderita Diabetes Mellitus usia ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%.

100%

Rekam Medik

5.

Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus (Standar Pelayanan Minimal ke 9)

No (1)

Indikator (2)

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(3)

(4)

6.

Kelengkapan pengisian rekam medik

Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam setelah selesai Jumlah rekam medik rawat jalan yang diisi lengkap dibagi jumlah pelayanan, diisi oleh tenaga medis dan atau paramedis rekam medik rawat jalan dikali 100% (identitas, SOAP, KIE, askep, diagnosis, kode ICD X, kajian sosial, pengobatan, tanda tangan) serta pengisian identitas rekam medik lengkap oleh petugas rekam medik (nama, nomor rekam medik, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no kartu BPJS)

7.

Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi tetap yang dicabut

Pelayanan kuratif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Puskesmas, dinilai dengan membandingkan perlakuan tambal/cabut gigi tetap

8.

Bumil yang mendapat pelayanan kesehatan gigi

Pelayanan kesehatan gigi ibu hamil minimal 1 kali selama Jumlah ibu hamil (minimal 1x selama kehamilan) yang mendapat kehamilan di Puskesmas (konseling/ pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas dibagi jumlah ibu hamil yang pemeriksaan/perawatan) berkunjung ke Puskesmas dikali 100%

Jumlah gigi tetap yang di tambal permanen dibandingkan dengan gigi tetap yang dicabut. Catatan kinerja Puskesmas: >1 = 100% 0,75 - 1 = 75 %, 0,5 - < 0,75 = 50 % 0,25 - <0,5 = 25 % < 0,25 =0%

2.3.2. Pelayanan Gawat Darurat 1 Kelengkapan Kelengkapan pengisian data informed consent meliputi Jumlah informed consent gawat darurat yang diisi lengkap dibagi pengisian identitas pasien, informasi (diagnosis dan tata cara jumlah informed consent di pelayanan gawat darurat dikali 100% informed consent tindakan kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis dari tindakan yang akan dilakukan serta perkiraan pembiayaan) dan tanda tangan saksi serta pemberi layanan.

Target Th 2020 (5) 100%

>1

Sumber Data (6) Rekam Medik

Register gigi

100%

Register gigi

100%

Rekam Medik UGD/ruang tindakan

No

Indikator

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah item obat di Puskemas yang sesuai dengan Fornas FKTP dibagi jumlah item obat yang tersedia di Puskemas dikali 100 %. Contoh: Jumlah obat Puskesmas yang sesuai dengan fornas 297 item, yang tersedia 513 item, maka % kesesuaian =297/513x 100 %= 57,89%

80%

Data stok obat

Bila obat tersedia untuk pelayanan di Puskesmas maka diberi angka 1, bila obat tidak tersedia untuk pelayanan di Puskesmas maka diberi angka 0 (catatan : bila obat tidak dibutuhkan oleh Puskesmas dan tidak tersedia (kosong) di Puskesmas tersebut maka dalam format pelaporannya ditulis N/A, dan dalam perhitungan dianggap bernilai 1). Perhitungan diperoleh dengan cara = Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di Puskesmas dibagi 40 dikali 100 %

85%

Data stok obat/LPLPO

2.3.3. Pelayanan Kefarmasian 1. Kesesuaian item Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Puskesmas obat yang terhadap Fornas FKTP. Perhitungan evaluasi kesesuaian tersedia dalam item obat yang tersedia dengan Fornas dilakukan setiap Fornas bulan.

2.

Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 40 item obat indikator

Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar terhadap 40 item obat indikator (Albendazol /Pirantel Pamoat, Alopurinol, Amlodipin/Kaptopril, Amoksisilin 500 mg, Amoksisilin sirup, Antasida tablet kunyah/antasida suspensi, Asam Askorbat (Vitamin C), Asiklovir, Betametason salep, Deksametason tablet/deksametason injeksi, Diazepam injeksi 5 mg/ml, Diazepam, Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan primaquin, Difenhidramin Inj. 10 mg/ml, Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl), Fitomenadion (Vitamin K) injeksi, Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT), Garam Oralit serbuk, Glibenklamid/Metformin, Hidrokortison krim/salep, Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi, Lidokain inj, Magnesium Sulfat injeksi, Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml, Natrium Diklofenak, OAT FDC Kat 1, Oksitosin injeksi, Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml, Parasetamol 500 mg, Prednison 5 mg, Ranitidin 150 mg, Retinol 100.000/200.000 IU, Salbutamol, Salep Mata/Tetes Mata Antibiotik, Simvastatin, Siprofloksasin, Tablet Tambah Darah, Triheksifenidil, Vitamin B6 (Piridoksin), Zinc 20 mg), Pemilihan obat dan vaksin 40 item tersebut adalah sesuai dengan Indikator Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap bulan.

No (1) 3.

Indikator (2) Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non pneumonia

4 Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik

5.

Penggunaan Injeksi pada Myalgia

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(3)

(4)

Target Th 2020 (5)

Sumber Data (6)

Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA Jumlah Penggunaan Antibiotika pada ISPA non Pneumonia dibagi non pneumoni per lembar resep terhadap seluruh kasus Jumlah kasus ISPA non Pneumonia dikali 100 % tersebut. Penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan Catatan kinerja Puskesmas : kasus ISPA non-pneumonia memiliki batas toleransi ≤ 20% = 100% maksimal sebesar 20%. Data sampel diambil dari resep 21-40 % =75% dengan diagnosa penyakit misal seperti ISPA ats (acute 41-60 % = 50% upper respiratory tract infection) (diagnosa 61-80 % = 25% dokter/perawat tidak spesifik), pilek (common cold), batuk- > 80 % = 0% pilek, otitis media, sinusitis atau dalam kode ICD X berupa J00, J01, J04, J05, J06, J10, J11.

≤ 20 %

Resep, diagnosa pasien

Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd penatalaksanaan kasus diare non-spesifik memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas, virus, dll (non bakterial). Data diambil jika diagnosa ditulis diare mencret atau sejenisnya atau dalam kode ICD X berupa A09 dan K52.

Jumlah penggunaan Antibiotika pada diare non spesifik dibagi jumlah kasus diare non spesifik dikali 100 % Catatan kinerja Puskesmas : ≤8% = 100% 9 - 20 % = 75% 21 - 40 % = 50% 41 - 60 % = 25% > 60% = 0%

≤8%

Resep, diagnosa pasien

Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia dengan batas toleransi maksinal 1%. Data diambil jika diagnosa ditulis nyeri otot, pegal-pegal sakit pinggang, atau sejenisnya yang tidak membutuhkan injeksi (misal vitamin B1)

Jumlah penggunaan injeksi pada myalgia dibagi jumlah kasus myalgia dikali 100% Catatan kinerja Puskesmas: ≤ 1 % = 100% 2 - 10 % =75% 11 - 20 % = 50% 21 - 30 % = 25% > 30 % = 0%

≤1%

Resep, diagnosa pasien

No (1)

Indikator

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(2)

(3)

(4)

Target Th 2020 (5)

Sumber Data (6)

6.

Rerata item obat rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus Jumlah item obat per lembar resep dibagi jumlah resep yang diresepkan tersebut. Rerata item obat perlembar resep dengan batas Catatan kinerja Puskesmas: toleransi 2,6. ≤ 2,6 = 100% 2,7 - 4 =75% 5-7 = 50% 8-9 = 25% >9 = 0%

≤ 2,6

Resep, diagnosa pasien

7.

Penggunaan Obat Prosentase penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan Rasional (POR) kasus ISPA non pneumoni, diare non spesifik, injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut.

68%

Resep, diagnosa pasien

Jumlah % capaian masing-masing indikator peresepan dibagi jumlah komponen indikator peresepan dengan rumus = {[(100a)x100/80]+[(100-b)x100/92]+[(100-c)x100/99]+[(100-d)x4/1,4]}/4 Catatan : a) % Pengg. AB pada ISPA non Pneumonia = Jumlah Pengg. AB pada ISPA non Pneumonia/Jumlah kasus ISPA non Pneumonia x 100 % Jika a ≤ 20 %, maka persentase capaian indikator kinerja POR untuk poin tersebut adalah 100 %. b) % Pengg. AB pada Diare non Spesifik = Jumlah Pengg. AB pd diare non spesifik/Jumlah kasus diare non spesifik x 100 % Jika b ≤ 8 %, maka persentase capaian indikator kinerja POR untuk poin tersebut adalah 100 %. c) % Pengg. Injeksi pada Myalgia =Jumlah Pengg. Injeksi pada myalgia/Jumlah kasus myalgia x 100 % Jika c ≤ 1 %, maka persentase capaian indikator kinerja POR adalah 100 %. d) Poin d dihitung dengan cara mempersentasekan rerata item dengan cara = nilai rerata item obat yang diresepkan/4 x 100%. Rumus rerata item obat yang diresepkan = Jumlah item obat/jumlah lembar resep. Jika d ≤ 2,6 item, maka persentase capaian indikator kinerja POR adalah 100 % Jika d ≥ 4 item, maka persentase capaian indikator kinerja POR adalah 0 %.

No

Indikator

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

2.3.4.Pelayanan laboratorium 1. Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: a.Hemoglobin, Hematokrit, Jumlah jenis pelayanan yang tersedia dibagi Jumlah standar jenis pelayanan Hitung eritrosit, Hitung trombosit, Hitung lekosit, Hitung pelayanan (50) dikali 100% laboratorium jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan Masa dengan standar pembekuan. b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin direk, SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat,Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL. c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis, Malaria, Microfilaria dan Jamur permukaan. d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody dengue. e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan Mikroskopik (sedimen). f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.

60%

Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Jenis Layanan

2.

Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan laboratorium

Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis pemeriksaan dan kebijakan tentang waktu tunggu penyerahan hasil

Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan laboratorium sesuai jenis pemeriksaan dan kebijakan dibagi jumlah seluruh pemeriksaan dikali 100%

100%

Survey, register

3.

Kesesuaian hasil pemeriksaan baku mutu internal (PMI)

Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium oleh Tenaga Puskesmas yang kompeten, dilakukan evaluasi, analisa dan tindak lanjut

Jumlah pemeriksaan mutu internal yang memenuhi standar minimal 1 (satu) parameter dari hematologi, Kimia Klinik, serologi, dan bakteriologi dibagi jumlah pemeriksaan dalam 1 (satu) bulan dikali 100%

100%

Hasil pemeriksaan baku mutu internal

No (1) 4.

Indikator

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(2)

(3)

(4)

Pemeriksaan Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil minimal 1 (satu) Jumlah pemeriksaan Hemoglobin minimal 1 (satu) kali pada ibu Hemoglobin pada kali selama kehamilan oleh tenaga yang kompeten hamil dibagi jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas dikali ibu hamil 100%

2.3.5.Pelayanan Rawat Inap 1. Bed Occupation Pemakaian tempat tidur di Puskesmas rawat inap setiap Rate (BOR) bulan dan rata-rata setahun

2.

Jumlah hari perawatan dalam 1 bulan dibagi hasil kali jumlah tempat tidur dengan jumlah hari dalam 1 bulan ybs Catatan kinerja Puskesmas : 10% - 60% = 100% >60 - 70% = 75% >70 - 80% = 50% >80 - 90% = 25% <10% atau >90% = 0%

Kelengkapan Rekam medik yang telah diisi lengkap pada pelayanan Jumlah rekam medis yang lengkap dibagi jumlah rekam medis per pengisian rekam rawat inap oleh staf medis dan atau tenaga yang bulan di pelayanan rawat inap dikali 100% medik rawat inap diberikan pelimpahan kewenangan, meliputi kelengkapann pengisian identitas, SOAP, KIE, asuhan keperawatan, lembar observasi , lembar rujukan, asuhan gizi, resume medis, surat pemulangan, informed concent, monitoring rujukan, monitoring pra, selama dan sesudah pemberian anestesi dan laporan operasi

Target Th 2020

Sumber Data

(5)

(6)

100%

Register pemeriksaan laboratorium, Pedoman KIA

10% - 60%

Rekam medik

100%

Rekam Medik

Lampiran 6 Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Kinerja Mutu Puskesmas

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

(1) (2) 2.5.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

(3) Pernyataan puas oleh pelanggan mencakup 1. Kesesuaian jenis layanan 2. Kemudahan prosedur pelayanan 3. Kecepatan pemberian layanan 4. Kewajaran biaya/tarif 5. Kesesuaian Produk pelayanan dengan standar Kompetensi /kemampuan petugas dalam layanan Perilaku petugas terkait kesopanan dan keramahan Penanganan Pengaduan pengguna layanan Kualitas. Sarana dan prasarana

(4) Lihat Permenpan RB No 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Catatan penghitungan kinerja Indek 6. IKM: <25 7. = 0% 8. 25 - 64,99 = 25 % 65 9. 76.60 = 50% 76,61 88,30 = 75% 88,31 - 100 = 100%

2.5.2 Survei kepuasan pasien

Survei kepuasan pasien tentang ketanggapan petugas, keramahan, kejelasan memberikan informasi, kecepatan pelayanan, kelengkapan alat/obat, kenyamanan ruang, ketersediaan brosur/leaflet/poster dengan gradasi jawaban sangat puas, puas dan tidak puas (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian)

Target Th 2020 (5) 100

Sumber Data (6) Dokumen Survei Indeks Kepuasan Masyarakat

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen) dibagi jumlah total pasien yang disurvei dikali 100%

≥80 %

Dokumen Survei Kepuasan Pasien, Jadwal survei

Jumlah prosentase kepatuhan petugas melakukan identifikasi sesuai prosedur dibagi jumlah petugas (pendaftaran, UGD, Obat, lab, KIA-KB, gigi ) yang di amati kepatuhannya

100%

Ceklist identifikasi pasien

2.5.3 Sasaran keselamatan pasien 1.

Identifikasi Pasien dengan benar Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien

Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien minimal dengan 2 cara identifikasi yang relatif tidak berubah pada saat pendaftaran dan sebelum melakukan prosedur diagnosis, tindakan, pemberian obat dan pemberian diit serta kondisi khusus (pasien tidak membawa identitas, mempunyai nama sama)

No (1) 2.

3.

4.

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(2) (3) Komunikasi efektif dalam pelayanan Kepatuhan Petugas melakukan komunikasi efektif di rekam medis antara melakukan lain: penyampaian pesan verbal lewat telpon atau media komunikasi komunikasi dengan SBAR (Situational, Background, efektif Assesment, Recomendation ) pada pelaporan kasus dan TBK (Tulis,Baca, Konfirmasi) pada saat menerima instruksi dokter : penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang , transfer /operan pada waktu serah terima pasien dan rujukan Keamanan obat yang perlu diwaspadai Pengelolaan Pengelolaan obat obat yang diwaspadai pelabelan obat Obat obat yang high alert (obat yang beresiko tinggi),misal : insulin, perlu diwaspadai narkotika, agonis adrenegik, antagonis adrenegik, anestesi pelabelan obat (general, inhalasi, IV), antitrombotic, dextrose 20%, high alert, LASA parenteral nutrisi, oral hipoglikemik), obat yang mempunyai dan kadaluarsa nama, bunyi dan sediaan hampir sama (LASA/ Look Alike Sound Alike ) dan pelabelan kadaluarsa di ruang farmasi dan gudang obat

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

Jumlah prosentase kepatuhan petugas yang melakukan komunikasi efektif sesuai prosedur dibagi jumlah petugas di UGD/ ruang tindakan, ruang bersalin, rawat inap serta laboratorium yang diamati kepatuhannya

100%

Dokumen rekam medik dan ceklis kepatuhan komunikasi efektif

Jumlah prosentase kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan SOP pengelolaan obat obat yang diwaspadai pelabelan obat high, LASA , dan obat kadaluwarsa dibagi jumlah tahapan prosedur dalam SOP. (compliance rate)

100%

Ceklis kepatuhan petugas terhadap SOP pengelolaan sediaan farmasi pada pelabelan obat high alert, LASA dan kadaluarsa)

Jumlah prosentase kepatuhan petugas dalam melakukan doubel check pada tindakan/bedah minor dibagi jumlah petugas yang diamati kepatuhannya (UGD/ruang tindakan, persalinan, KIA-KB dan poli gigi)

100%

Ceklis kepatuhan melakukan double check pada tindakan/bedah minor

Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Kepatuhan melakukan

doubel check pada tindakan/bedah minor

Kepatuhan melakukan doubel check terhadap prosedur pembedahan untuk memastikan lokasi pembedahan yang benar dan pada pasien yang benar di UGD/tindakan, persalinan, KIA-KB dan poli gigi, agar tidak terjadi kesalahan orang dan salah sisi

No (1) 5.

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(2) (3) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan Kepatuhan Kepatuhan seluruh petugas Puskesmas melakukan hand petugas hygiene Prosedur cuci tangan sesuai dengan ketentuan 6 melakukan hand (enam) langkah cuci tangan dan 5 (lima) momen, yaitu: hygiene 1.Sebelum kontak dengan pasien 2.Sebelum melakukan tindakan aseptik 3.Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 4.Setelah kontak dengan pasien 5.Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6.

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(4)

(5)

(6)

Jumlah prosentase kepatuhan petugas yang diamati dalam melakukan prosedur cuci tangan 6 langkah dan 5 momen dibagi jumlah petugas yang diamati (UGD/ruang tindakan dan persalinan)

100%

Ceklis Kepatuhan Prosedur Cuci Tangan

Jumlah pentapisan (screening) pasien dengan risiko jatuh dibagi jumlah pasien risiko jatuh dikali 100%

100%

Ceklis Kepatuhan prosedur pentapisan (screening) pasien dengan risiko jatuh

Mengurangi risiko cedera pada pasien jatuh Kepatuhan melakukan pentapisan (screening ) pasien dengan risiko jatuh

Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas kesehatan.Kriteria untuk melakukan pentapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan, dan dilakukan upaya untuk mencegah atau meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan.Pentapisan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko jatuh di Puskesmas.Upaya dan penandaan dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien dari situasi dan lokasi yang dapat mengakibatkan pasien jatuh

2.5.4 Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) 1.

Kepatuhan petugas menggunakan APD

Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat melaksanakan tugas di UGD/ruang tindakan, laboratorium, KIA/KB, gigi, persalinan, penanganan limbah, penanganan linen, penanganan alat paska tindakan, sesuai dengan panduan, kebutuhan dan indikasi pemakaian untuk meminimalkan terjadinya risiko infeksi

Jumlah prosentase kepatuhan petugas terhadap prosedur penggunaan APD dibagi jumlah petugas yang diamati (UGD/ruang tindakan, laboratorium, KIA/KB, gigi, persalinan, penanganan limbah, penanganan linen, penanganan alat paska tindakan )

100%

Ceklis kepatuhan penggunaan APD

2.

Kepatuhan prosedur desinfeksi dan sterilisasi alat setelah tindakan

Prinsip pinsip sterilisasi dilaksanakan dengan tahapan pemilahan alat kotor dan bersih, proses precleaning , cleaning, desinfeksi, dan sterilisasi sesuai dengan regulasi yang ditetapkan dan klasifikasi Spaulding tentang penanganan alat medis berrisiko tinggi (kritis).

Jumlah prosentase kepatuhan petugas terhadap prosedur desinfeksi dan sterilisasi alat medis berrisiko tinggi (kritis) dibagi jumlah petugas yang diamati (UGD/ruang tindakan, persalinan, gigi, KIA-KB)

100%

Ceklis kepatuhan prosedur desinfeksi dan sterilisasi alat setelah tindakan

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

Cara Penghitungan

Target Th 2020

Sumber Data

(1) 3.

(2) Kepatuhan prosedur pencegahan penularan infeksi

(3) Prosedur pencegahan penularan infeksi melalui transmisi airborne melalui penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan dengan benar , pembersihan kamar dengan benar setiap hari selama pasien tinggal di puskesmas dan pembersihan kembali setelah pasien keluar pulang, pembersihan kembali bila ada tumpahan cairan tubuh harus dilakukan sesuai standar atau pedoman pengendalian infeksi. Puskesmas harus menyediakan spill kit untuk pembersihan kembali bila ada tumpahan cairan tubuh di ruang tindakan, pelayanan gigi, persalinan, laboratorium, gawat darurat dan rawat inap.

(4) Jumlah prosentase kepatuhan prosedur pembersihan area dengan spill kit dibagi seluruh prosedur pembersihan area dikali 100%

(5) 100%

(6) Ceklis kepatuhan prosedur penggunaan spill kit

4

Pembuangan limbah benda tajam memenuhi standar

Pembuangan limbah benda tajam/pecahan kaca memenuhi standar bila jarum suntik habis pakai tidak ditekuk, dipatahkan, tidak disarungkan kembali (recapping ), dibuang dalam wadah penampung limbah benda tajam/safety box dekat lokasi,wadah ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah

Jumlah safety box dengan jarum suntik yang tidak ditekuk, dipatahkan, tidak disarungkan kembali dibagi jumlah safety box yang diamati dikali 100%.

100%

Ceklis monitoring pembuangan limbah benda tajam

Lampiran 7 Instrumen Penghitungan Kinerja Administrasi dan Manajemen Puskesmas

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

Skala

Nilai

Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Rencana 5 (lima) tahunan sesuai Tidak ada Ada, tidak sesuai visi, visi, misi, tugas pokok dan fungsi rencana 5 (lima) misi, tugas pokok dan Puskesmas bedasarkan pada analisis tahunan fungsi Puskesmas, kebutuhan masyarakat akan tidak berdasarkan pada pelayanan kesehatan sebagai upaya analisis kebutuhan untuk meningkatkan derajat masyarakat kesehatan masyarakat secara optimal

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat

.....

2. RUK Tahun (N+1)

RUK (Rencana Usulan Kegiatan) Tidak ada Puskesmas untuk tahun yad ( N+1) dibuat berdasarkan analisa situasi, kebutuhan dan harapan masyarakat dan hasil capaian kinerja, prioritas serta data 2 ( dua) tahun yang lalu dan data survei, disahkan oleh Kepala Puskesmas

Ada , tidak sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas,tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja

Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, tidak berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja

Ada , sesuai visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan kinerja , ada pengesahan kepala Puskesmas

.....

3. RPK/POA bulanan/tahunan

Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada Ada Kegiatan (RPK), sebagai acuan dokumen RPK pelaksanaan kegiatan yang akan dijadwalkan selama 1 (satu) tahun dengan memperhatikan visi misi dan tata nilai Puskesmas

dokumen RPK tidak sesuai RUK, Tidak ada pembahasan dengan LP maupun LS, dalam penentuan jadwal

dokumen RPK sesuai RUK, tidak ada pembahasan dengan LP maupun LS dalam penentuan jadwal

dokumen RPK sesuai RUK, ada pembahasan dengan LP maupun LS dalam penentuan jadwal

.....

1.1.Manajemen Umum 1. Rencana 5 (lima) tahunan

No (1)

Jenis Variabel (2) 4. Lokakarya Mini bulanan (lokmin bulanan)

Definisi Operasional (3)

Skala Nilai 0 (4)

Rapat Lintas Program (LP) Tidak ada membahas review kegiatan, dokumen permasalahan LP,rencana tindak lanjut (corrective action ) , beserta tindak lanjutnyasecara lengkap. Dokumen lokmin awal tahun memuat penyusunan POA, briefing penjelasan program dari Kapus dan detail pelaksanaan program (target, strategi pelaksana) dan kesepakatan pegawai Puskesmas. Notulen memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi.

5. Lokakarya Mini tribulanan Rapat lintas program dan Lintas (lokmin tribulanan) Sektor (LS) membahas review kegiatan, permasalahan LP, corrective action, beserta tindak lanjutnya secara lengkap tindak lanjutnya. Dokumen memuat evaluasi kegiatan yang memerlukan peran LS 6. Survei Keluarga Sehat Survei meliputi: (12 Indikator Keluarga 1. KB Sehat) 2. Persalinan di faskes 3. Bayi dengan imunisasi dasar lengkap, bayi dengan ASI eksklusif 4. Balita ditimbang 5. Penderita TB, hipertensi dan gangguan jiwa mendapat pengobatan, tidak merokok, JKN, air bersih dan jamban sehat yang dilakukan oleh Puskesmas dan jaringannya

Nilai 4 (5)

Nilai 7

Nilai 10

(6)

(7)

Nilai (8)

Ada, dokumen tidak memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi

Ada, dokumen

Ada, dokumen yang corrective menindaklanjuti hasil actio n,dafar hadir, lokmin bulan notulen hasil sebelumnya lokmin,undangan rapat lokmin tiap bulan lengkap

.....

Tidak ada dokumen

Ada, dokumen tidak memuat evaluasi bulanan pelaksanaan kegiatan dan langkah koreksi

Ada Dokumen corrective action,dafar hadir, notulen hasil lokmin,undangan rapat lokmin lengkap

Ada, dokumen yang menindaklanjuti hasil lokmin yang melibatkan peran serta LS

.....

survei kurang dari 30%

Dilakukan survei >30%, dilakukan intervensi awal dan dilakukan entri data aplikasi

Dilakukan survei >30%,dilakukan intervensi awal, dilakukakan entri data apalikasi dan dilakukan analisis hasil survei

Dilakukan survei minimal lebih dari 30%, telah dilakukan intervensi awal, dilakukan entri data aplikasi, dilakukan analisis data dan dilakukan intervensi lanjut`

.....

No (1)

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(2)

(3)

Skala Nilai 0

Nilai 4

(4)

(5)

Nilai

(6)

(7)

(8)

Ada SOP SMD, kerangka acuan, pelaksanaan, rekapan, analisis dan jenis kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dari hasil SMD.

.....

Tidak ada pertemuan

Ada pertemuan ada pertemuan minimal 2 kali setahun minimal 2 kali setahun, ada hasil pembahasan untuk pemberdayaan masyarakat

ada pertemuan minimal 2 kali setahun, ada hasil pembahasan pemberdayaan masyarakat, ada tindaklanjut pemberdayaan

.....

Tidak ada SK Tim, uraian tugas serta evaluasi pelaksanaan uraian tugas

Ada SK Tim Mutu, tidak ada uraian tugas dan evaluasi pelaksanaan uraian tugas

Ada SK Tim Mutu dan uraian tugas serta evaluasi pelaksanaan uraian tugas

.....

Tidak dilakukan Ada dokumen KA dan SOP SMD tapi belum dilaksanakan

8. Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan Individu, Keluarga dan Kelompok

9. SK Tim mutu dan uraian Surat Keputusan Kepala Puskesmas tugas dan uraian tugas Tim Mutu (UKM Essensial, UKM pengembangan , UKP, Administrasi Manajemen, Mutu, PPI, Keselamatan Pasien serta Audit Internal), serta dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan uraian tugas minimal sekali setahun

Nilai 10

Ada dokumen KA dan SOP SMD, dilaksanakan SMD, ada rekapan hasil SMD, tidak ada analisis dan jenis kegiatan yang dibutuhkan masyarakat

7. Survei Mawas Diri (SMD) Kegiatan mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.Hasil identifikasi dianalisis untuk menyusun upaya, selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif untuk memperkuat upaya perbaikannya sesuai batas kewenangannya.. Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan (meliputi keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan) Individu, Keluarga dan Kelompok.

Nilai 7

Ada SK Tim Mutu dan uraian tugas, tidak ada evaluasi pelaksanaan uraian tugas

No (1)

Jenis Variabel

Definisi Operasional

Skala Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

Nilai

(2)

(3)

10. Rencana program mutu dan keselamatan pasien

Rencana kegiatan perbaikan/peningkatan mutu dan keselamatan pasien lengkap dengan sumber dana dan sumber daya, jadwal audit internal,kerangka acuan kegiatan dan notulen serta bukti pelaksanaan serta evaluasinya

Tidak ada dokumen rencana program mutu dan keselamatan pasien

Ada rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu, tidak ada bukti pelaksanaan dan evaluasinya

Ada sebagian dokumen rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu dan bukti pelaksanaan dan evaluasi belum dilakukan

Ada dokumen rencana program mutu dan keselamatan pasien lengkap dengan sumber dana, sumber daya serta bukti pelaksanaan dan evaluasinya

.....

11. Pengelolaan risiko di Puskesmas

Melakukan identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, membuat laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC, melakukan analisa, melakukan tindak lanjut dan evaluasi,mmembuat pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Tidak ada dokumen identifikasi risiko, register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC ,analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko, register risiko Admen, UKM dan UKP, tidak ada laporan insiden , analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC , tidak ada analisa, rencana tindak lanjut tindak lanjut , evaluasi dan pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

Ada identifikasi risiko dan membuat register risiko Admen, UKM dan UKP, laporan insiden KTD, KPC, KTC,KNC , analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta pelaporan ke Dinkes Kab/Kota

.....

12. Pengelolaan Pengaduan Pelanggan

Pengelolaan pengaduan meliputi menyediakan media pengaduan, mencatat pengaduan (dari Kotak saran, sms, email, wa, telpon dll), melakukan analisa, membuat rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

tidak ada media pengaduan, data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Media dan data tidak Media dan data ata lengkap, ada analisa , lengkap,analisa rencana tindak lanjut , sebagian ada , tindak lanjut dan rencana tindak evaluasi belum ada lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada .

Media dan data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

.....

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

No (1)

Jenis Variabel (2)

Definisi Operasional (3)

Skala Nilai 0 (4)

Nilai 4

Nilai 7

(5)

(6)

13 Survei Kepuasan Masyarakat dan Survei Kepuasan Pasien

Survei Kepuasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kepuasan masyarakat/pasien terhadap kegiatan/pelayanan yang telah dilakukan Puskesmas

Tidak ada data

14. Audit internal

Pemantauan mutu layanan sepanjang tahun, meliputi audit input, proses (PDCA) dan output pelayanan, ada jadwal selama setahun, instrumen, hasil dan laporan audit internal

Tidak dilakukan Dilakukan, dokumen audit internal lengkap, tidak ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

15. Rapat Tinjauan Manajemen

Data tidak Data lengkap,analisa , lengkap,analisa rencana tindak lanjut , sebagian ada , tindak lanjut dan rencana tindak evaluasi serta lanjut, tindak lanjut publikasi belum ada dan evaluasi serta publikasi belum ada

Dilakukan, dokumen lengkap, ada analisa, rencana tindak lanjut, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tidak ada RTM, Dilakukan 1 kali Dilakukan 2 kali dilakukan minimal 2x/tahun untuk dokumen dan setahun, dokumen setahun, ada meninjau kinerja sistem manajemen rencana notulen, daftar hadir notulen, daftar mutu, dan kinerja pelayanan/ upaya pelaksanaan lengkap, ada analisa, hadir, ada analisa, Puskesmas untuk memastikan kegiatan rencana tindak lanjut rencana tindak kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, perbaikan dan (perbaikan/peningkatan lanjut dan efektifitas sistem manajemen peningkatan mutu),belum ada (perbaikan/peningk mutu dan sistem pelayanan, mutu tindak lanjut dan atan mutu), tindak menghasilkan luaran rencana evaluasi lanjut dan belum perbaikan serta peningkatan mutu dilakukan evaluasi

16. Penyajian/updating data Penyajian/updating data dan Tidak ada data dan informasi informasi tentang : capaian program dan pelaporan (PKP), KS, hasil survei SMD, IKM,data dasar, data kematian ibu dan anak, status gizi, Kesehatan lingkungan, SPM, Pemantauan Standar Puskesmas Jumlah Nilai Manajemen Umum Puskesmas (I)

Kelengkapan data 50% Kelengkapan data75%

Nilai 10 (7)

Nilai (8)

Data ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi serta telah dipublikasikan

.....

Dilakukan, dokumen lengkap, ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

.....

Dilakukan > 2 kali setahun, ada notulen, daftar hadir, analisa, rencana tindak lanjut (perbaikan/peningkatan mutu), tindak lanjut dan evaluasi

.....

Lengkap pencatatan dan pelaporan, benar

.....

.....

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

12. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana 1. Kelengkapan dan Nilai data kumulatif SPA >60 % Updating data Aplikasi dan >50% berdasarkan data ASPAK Sarana, Prasarana dan yang telah diupdate secara berkala ( Alat Kesehatan (ASPAK) minimal 2 kali dalam setahun, tgl 30 Juni dan 31 Desember tahun berjalan ) dan telah divalidasi Dinkes Kab/Kota.

Skala

Nilai

Nilai 0

Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Nilai data kumulatif SPA < 60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % dan data ASPAK belum diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Nilai data kumulatif SPA <60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Nilai data kumulatif SPA >60 % dan kelengkapan alat kesehatan <50 % berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

Nilai data kumulatif SPA >60 % dan kelengkapan alat kesehatan > 50% berdasarkan data ASPAK yang sudah diupdate dan divalidasi Dinkes Kab/Kota

.....

2. Analisis data ASPAK dan rencana tindak lanjut

Analisis data ASPAK berisi Tidak ada ketersediaan Sarana , Prasarana dan analisis data alkes (SPA) di masing-masing ruangan dan kebutuhan SPA yang belum terpenuhi.Tindak lanjut berisi upaya yang akan dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan SPA.

Ada analisis data , Ada analisis data rencana tindak lanjut , SPA , rencana tindak lanjut dan tindak lanjut, tidak evaluasi belum ada ada tindak lanjut dan evaluasi

Ada analisis data lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

.....

3. Pemeliharaan prasarana Puskesmas

Pemeliharaan prasarana terjadwal serta dilakukan, dilengkapi dengan jadwal dan bukti pelaksanaan

Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan tidak pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan dilakukan pemeliharaan. Tidak ada bukti pelaksanaan. Ada jadwal kalibrasi Ada jadwal dan tidak dilakukan kalibrasi dan kalibrasi dilakukan kalibrasiTidak ada bukti pelaksanaan. Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan tidak pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan dilakukan pemeliharaan. Tidak ada bukti pelaksanaan.

Ada jadwal pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti pelaksanaan.

.....

Ada jadwal kalibrasi dan dilakukan kalibrasi Ada bukti pelaksanaan.

.....

Ada jadwal pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti pelaksanaan.

.....

Tidak ada jadwal pemeliharaan prasarana dan tidak dilakukan pemeliharaan 4. Kalibrasi alat kesehatan Kalibrasi alkes dilakukan sesuai Tidak ada dengan daftar peralatan yang perlu jadwal kalibrasi dikalibrasi, ada jadwal, dan bukti dan tidak pelaksanaan kalibrasi. dilakukan kalibrasi 5. Perbaikan dan Perbaikan dan pemeliharaan Tidak ada pemeliharaan peralatan peralatan medis dan non medis jadwal medis dan non medis terjadwal dan sudah dilakukan yang pemeliharaan dibuktikan dengan adanya jadwal peralatan dan dan bukti pelaksanaan tidak dilakukan pemeliharaan Jumlah Nilai Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana (II)

.....

No

Jenis Variabel

Definisi Operasional

(1)

(2)

(3)

1.3. Manajemen Keuangan 1. Data realisasi keuangan

2. Data keuangan dan laporan pertanggung jawaban

Realisasi capaian keuangan yang disertai bukti

Skala Nilai 4

Nilai 7

Nilai 10

(4)

(5)

(6)

(7)

Data/laporan tidak lengkap, belum di lakukan analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data/laporan lengkap, ada sebagian analisa, belum ada rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Ada data/laporan keuangan, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

.....

Data dan laporan tidak lengkap, belum ada analisa, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data/laporan lengkap,analisa sebagian ada , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data /laporan ada, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

.....

Tidak ada data

Data pencatatan pelaporan Tidak ada data pertanggung jawaban keuangan ke Dinkes Kab/Kota,penerimaan dan pengeluaran , realisasi capaian keuangan yang disertai bukti

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Keuangan ( III) 1.4.Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Rencana Kebutuhan Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga (Renbut) SDM Kesehatan secara riil sesuai kompetensinya berdasarkan beban kerja

Nilai

Nilai 0

(8)

.....

Tidak ada dokumen

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 4 jenis nakes dari 9 nakes sesuai kebutuhan

2. SK, uraian tugas pokok Surat Keputusan Penanggung Jawab Tidak ada SK Ada SK Penanggung (tanggung jawab dan dengan uraian tugas pokok dan tentang SO dan Jawab dan uraian wewenang ) serta uraian tugas integrasi jabatan karyawan uraian tugas tugas 50% karyawan tugas integrasi

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 7 jenis nakes (termasuk dokter, dokter gigi, bidan dan perawat) dari 9 nakes sesuai kebutuhan

Ada dokumen renbut, dengan hasil < 9 jenis nakes (termasuk dokter, dokter gigi, bidan dan perawat) sesuai kebutuhan

Ada SK Ada SK Penanggung Penanggung Jawab Jawab dan uraian dan uraian tugas tugas seluruh karyawan 75% karyawan

.....

.....

No (1)

Jenis Variabel (2) 3. Data kepegawaian

Skala

Definisi Operasional

Nilai 0

(3)

(4)

data kepegawaian meliputi Tidak ada data dokumentasi STR/SIP/SIPP/SIB/SIK/SIPA dan hasil pengembangan SDM ( sertifikat,Pelatihan, seminar, workshop, dll),a nalisa pemenuhan standar jumlah dan kompetensi SDM di Puskesmas, rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi nya

Nilai 4

Nilai 7

(5)

(6)

Data tidak lengkap, tidak ada analisa , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Data lengkap,analisa sebagian ada , rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Nilai 10 (7) Data lengkap, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia ( IV)

Sarana prasarana yang terstandar dalam pengelolaan sediaan farmasi (adanya pallet, rak obat, lemari obat, lemari narkotika psikotropika, lemari es untuk menyimpan obat, APAR, pengatur suhu, thermohigrometer, kartu stok, dll) dan sarana pendukung farmasi klinik ( alat peracikan obat, perkamen, etiket, dll)

Tidak ada sarana prasarana

(8) .....

.....

1.5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis pakai) 1. SOP Pelayanan SOP pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada SOP Ada SOP, tidak lengkap Ada SOP, lengkap Kefarmasian (perencanaan, permintaan/ pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan farmasi klinik (Pengkajian Dan Pelayanan Resep , penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian informasi obat, konseling, evaluasi penggunaan obat (EPO), Visite pemantauan terapi obat(PTO) khusus untuk Puskesmas rawat inap , pengelolan obat emergensi dll) 2. Sarana Prasarana Pelayanan Kefarmasian

Nilai

Ada SOP, lengkap, ada dokumentasi pelaksanaan SOP

.....

Ada sarana prasarana, Ada sarana Ada sarana prasarana, tidak lengkap sesuai prasarana, lengkap lengkap sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan kebutuhan, penggunaan sesuai SOP (kondisi terawat, bersih)

.....

No

Jenis Variabel (2)

(1)

3. Data dan informasi Pelayanan Kefarmasian

4.

Kegiatan Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyrakat cerdas menggunakan obat

Definisi Operasional

Skala Nilai 0

(3)

(4)

Nilai 4 (5)

Nilai 7 (6)

Nilai 10 (7)

Data dan informasi terkait Tidak ada data pengelolaan sediaan farmasi (pencatatan kartu stok/sistem informasi data stok obat, laporan narkotika/psikotropika, LPLPO, laporan ketersediaan obat) maupun pelayanan farmasi klinik (dokumentasi Verifikasi Resep, PIO, Konseling, EPO, PTO, Visite (khusus untuk puskesmas rawat inap) , MESO, laporan POR, kesesuaian obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dan tepat waktu

Data tidak lengkap, tidak ada analisa, tidak terarsip dengan baik, rencana tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data lengkap, terarsip dengan baik, tidak ada analisa, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi

Data ada, terarsip dengan baik, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut dan evaluasi

Dokumen kegiatan UKM mulai dari Tidak ada perencanaan (Rencana Usulan data/dokumen Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan),hasil pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan gema cermat.

Data tidak lengkap, tidak ada dokumen hasil pelaksanaan, monitoring evaluasi, tidak terarsip dengan baik, rencana tindak lanjut dan evaluasi belum ada

Data lengkap, terarsip dengan baik, tidak ada analisa, tidak ada tindak lanjut dan evaluasi

Data ada, terarsip dengan baik, analisa lengkap dengan rencana tindak lanjut dan evaluasi

Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Pelayanan Kefarmasian ( V) Total Nilai Kinerja Administrasi dan Manajemen (I- V) Rata-rata Kinerja Administrasi dan Manajemen

Nilai (8) .....

..... ..... .....

Lampiran 11 INSTRUMEN PENGHITUNGAN KINERJA MUTU PUSKESMAS

Pelayanan Kesehatan/Program/Variabel/Sub Variabel No Program

Target Tahun Satuan 2020 (dalam sasaran %)

(2)

(3)

(4)

2.5.1

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

100%

-

2.5.2

Survei Kepuasan Pasien

≥80 %

orang

2.5.3

Sasaran keselamatan pasien

100%

orang

100%

orang

100%

obat

100%

orang

100%

orang

(1) 2.5. MUTU

1

Identifikasi Pasien dengan benar Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien

2

Komunikasi efektif dalam pelayanan Kepatuhan melakukan komunikasi efektif

3

Keamanan obat yang perlu diwaspadai Pengelolaan Obat obat yang perlu diwaspadai pelabelan obat high alert, LASA dan kedaluwarsa

4

Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Kepatuhan melakukan double check pada tindakan/bedah minor

5

Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan Kepatuhan petugas melakukan hand

hygiene 6

Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

Total Sasaran

Target Sasaran

(5)

(6)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian (dalam %Cakupan Ketercapaian Sub satuan Riil Target Tahun n Variabel Program Variabel sasaran) (7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Analisa Akar Penyebab Masalah

Rencana Tindak Lanjut

(13)

(14)

Pelayanan Kesehatan/Program/Variabel/Sub Variabel No Program (2) Kepatuhan melakukan pentapisan (screening ) pasien dengan risiko jatuh

(1)

2.5.4

Target Tahun Satuan 2020 (dalam sasaran %) (3) 100%

(4) orang

Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

1

Kepatuhan petugas menggunakan APD

100%

orang

2

Kepatuhan prosedur desinfeksi dan/atau sterilisasi alat setelah tindakan

100%

orang

3

Kepatuhan prosedur pencegahan penularan infeksi

100%

langkah

4

Pembuangan limbah benda tajam memenuhi standar

100%

box

Interpretasi rata2 kinerja mutu: > 91% 1. Baik bila nilai rata-rata 2. Cukup bila nilai rata-rata 3. Rendah bila nilai rata-rata

81 - 90 % < 80%

Total Sasaran

Target Sasaran

(5)

(6)

% Kinerja Puskesmas Pencapaian (dalam %Cakupan Ketercapaian Sub satuan Riil Target Tahun n Variabel Program Variabel sasaran) (7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Analisa Akar Penyebab Masalah

Rencana Tindak Lanjut

(13)

(14)

Related Documents


More Documents from "Ferguso"

Buku Pedoman Pkp 2020
February 2021 0