Cbr Agama Islam

  • Uploaded by: ulfa
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr Agama Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 6,855
  • Pages: 34
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu menyelesaikan Critical Book Review ini. Critical Book Review ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu “Pendidikan Agama Islam” yang diampu oleh bapak Drs. Manaon Batubara, MA. Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Akan tetapi saya menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam Critical Book Review ini terdapat kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Akhir kata saya berharap semoga Critical Book Review ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN a) Rasionalisasi Pentingnya CBR b) Tujuan Penulisan CBR c) Manfaat CBR d) Identitas buku yang dilaporkan BAB II. RINGKASAN ISI BUKU a) BAB I. ALLAH : TUHAN YANG MAHA ESA b) BAB II. IMAN, ISLAM, DAN IHSAN c) BAB III. MANUSIA DALAM KONSEPSI ISLAM d) BAB IV . MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI e) BAB V. HUKUM DAN ISLAM f)

BAB VI. SENI DALAM ISLAM

g) BAB VII. MORAL,ETIKA, DAN AKHLAK h) BAB VIII. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGOI DALAM ISLAM i)

BAB IX. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

j)

BAB X. KONFLIK, PEMECAHAN, DAN HARAPAN UMAT BERAGAMA

k) BAB XI. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN DEMOKRASI l)

BAB XII. BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM

m) BAB XIII. POLITIK DALAM ISLAM n) BAB XIV. TERORISME DAN NARKOBA BAB III. PEMBAHASAN/ ANALISIS a) Pembahasan Isi Buku b) Kelebihan dan kekurangan isi buku BAB IV. PENUTUP a) Kesimpulan

b) Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR Pentingnya CBR adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan. Tugas CBR berupa buku, bab atau artikel. Dalam menulis CBR kita harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan dari buku lain yang serupa agar kita bisa memberikan tujuan dari tulisan dan evaluasi yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual

B. Tujuan Penulisan CBR Tujuan penulisan CBR untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan ilmu dan juga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam hal mengkritik buku dan membandingkannya dengan buku lain serta untuk menguatkan kemampuan dan skill dalam mengkritisi suatu buku untuk dijadikan bahan CBR

C. Manfaat CBR Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalah sebuah buku yang

mengajak

pembaca

untuk

memikirkan,

merenungkan

dan

mendiskusikan lebih jauh mengenai masalah yang muncul dalam sebuah buku.

D. Identitas Buku yang Dilaporkan : Judul

: Islam Kaffah (Pendidikan Agama Islam Untuk

Perguruan Tinggi) Edisi

:1

Pengarang

: Tim MPK Pendidikan Agama Islam UNIMED

Medan Penerbit

: PERDANA PUBLISHING

Tahun Terbit

: 2005

ISBN

: 978-602-6462-34-3

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

BAB I. ALLAH : TUHAN YANG MAHA ESA A. Mengapa harus mempercayai keberadaan penciptaan alam semesta Di dalam islam kepercayaan kepada pencipta alam semesta dipahami sebagai fitrah manusia. Sejak masa azali allah telah mempertanyaakn kepada ruh manusia. Karena itu pada dasar nya manusia di ciptakan sebagai seorang yang bertuhid dan menyerahkan diri kepada allah. Di dalam surah ar-rum ayat 3o disebutkan Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama allah ( tetaplah atas ) fitrah allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui Potensi fitrah akan semakin kuat ketika akal kecerdasan manusia mendukung nya. Karakter akal yang rasional selalu mendorong agar manusia mempertanyakan dan menganalisis apa pun yang di pahami nya sebagai sesuatu yang penting. Masalah keyakinan adalah masalah yang penting di dalam kehidupan karena itu akal kecerdasan akan mendorong manusia untuk memikirkannya.. usuluddin adalah kajian tentang asas-asas agama yaitu tentang ketuhanan. Pertanyaan dalam ranah usuluddin itu di sebut dengan nazar. B. Keharusan memilih islam sebagai agama dan pedoman hidup Pertama, agama ini memiliki kitab suci alquran yang di wahyuhkan allah dan telah teruji dalam sejarah tentang keautentikannya. Kedua, sejak era di turunkannya al-quran allah telah menantang manusia dan jin untuk membuat satu surah saja seperti kualitas al-quran dari segala dimensi nya, tetapi hingga saat ini tidak ada yang mampu melakukannya. Al-quran memiliki ketinggian redaksi dan bahasanya yang tidak tertandingi hingga saat ini. Ketiga dilihat dari keterpaduan kandungan ayat-ayat alquran,dan pemenuhan terhadap

kebutuhan hidayah manusia untuk menata duniawi dan ukhrawi. Dari diskusi di atas ada 4 hal yang mendasari mengapaseseorang harus memilih islam sebagai keyakinanya. Pertama, berkenaan dengan eksistensi kitab suci. Kedua dari sisi ajaran dan kebenaran ilmiah. Ketiga, keterpaduan kandungan dan pemenuhan atas kebutuhan pedoman hidup manusia dalam segala keadaan dan berlaku sepanjang zaman. Keempat , dari sisi sejarah keberimannya manusia, yaitu para nabi dan rasul sebelumnya C. Keniscayaan beriman dan bertauhid Ketika seorang telah meyakini adanya pencipta alam semesta, lalu ia menemukan islam sebagai agama kebenaran dan mengharuskan secara obyektif harus ia pilih, maka konsekuensinya dari semua itu adalah seyogianya ia mewujudkannya di dalam keyakinan dan perilakunya. Jika ia tidak bersikap sedemikan, maka ia telah mengingkari kebenaran itu sendiri. Merealisasikan tuntutan keimanan berarti tunduk dan patuh kepada segala ajaran-ajaran yang di timbulkan keimanan dengan cara melaksanakannya. Oleh sebab itu ia akan menempatkan ajaran-ajaran yang wajib pada kedudukan wajib, ajaran-ajaran yang sunnat larangan-larangan yang haram pada posisi haram, larangan-larangan makruh pada posisi makruh dan halhal yang mubah pada kedudukan boleh dilaksanakan dan boleh

di

tinggalkan. Syahadat kepada allah memiliki 7 syarat:ilmu ( al-ilm ),yakin ( alyaqin ),menerima ( al-qabul ),tunduk dan patuh ( al-inqiyad ), jujur ( ashsidq ),iklas ( al-ikhlas ), cinta ( al-mahabbah ). Sebagai seorang muslim ia harus mengetahui konsep ketuhanan di dalam islam sesuai dengan yang di ajarkan agama ini. Di antara konsep terpenting dari agama islam adalah tauhid. Tauhid adalah meyakini keesaan allah dalam rububiyyah,iklas beribadah kepada nya, menetapkan bagi nya nama-nama dan sifat-sifat nya serta meyakini kesuciannya dari kekurangan dan cacat. Mentauhidkan allah berarti tidak menserikatkannya dengan sesuatu apapun. Mentauhidkan allah merupakan suatu sikap objektif dan

adil. Sebab pada hakiki nya hanya allah lah tuhan dan dia berhak untuk mendapatkan pengakuan sebagai tuhan dan berhak untuk mendapatkan pengakuan sebagai tuhan dan berhak untuk diibadahi setiap makhluk nya. Dengan demikian kesirikan adalah sikap subjektif yang keliru dan kezaliman yang tiada tara. Allah berfitrman dalam surah ali Imran ayat 18 yang arti nya : allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan dia yang berhak di sembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada tuhan melainkan dia yang berhak di sembah yang maha perkasa lagi maha bijaksana

BAB II. IMAN, ISLAM, DAN IHSAN A. Asas keimanan dalam agama islam Di dalam islam, wujud iman seseorang di asaskan penegakannya kepada rukun iman. Keimanan itu di wujudkan dalam kepercayaan hati,pengakuan, dan prilakunya sebagaimana yang telah di jelaskan. Pada tingkatkan perilaku inilah wujud iman tersebut dapat terilihat. Rukun iman yang dimakdus adalah : 1. Iman kepada allah, tuhan yang menjadikan seluruh alam ini 2. Iman kepada malaikat allah 3. Iman kepada kitab-kitab allah, kita-kitab suci yang di turunkan oleh allah terhadap rasul 4. Iman kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus allah untuk ,menyampaikan ajaran-ajarannya kepada umat manusia 5. Iman akan adanya hari akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal perbuatan manusia di dunia 6. Iman kepada qadha dan qadhar, yaitu segala ketetapan allah terhadap untung baik dan buruk yang kita alami di duinia ini berasal dari Allah SWT Iman kepada allah membenarkan dengan yakin sepenuhnya tanpa sedikitpun keraguann akan adanya allah dan keesaan nya.

Rukun iman keduan adalah percaya kepada malaikat. Seorang mukmin wajib mengakui dan mengimani adanya malaikat. Mereka adalah malaikat allah yang senantiasa taat kepada perintahnya dan tidak pernah melakukan maksiat.sebagaimana firman allah syarah at-Tahrim ayat 6. Artinya : “ malaikat-malaikat

tidak

mendurhakai

allah

terhadap

apa

yang

di

perintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkannya. Iman kepada kitab allah membenarkan bahwa seluruh kitab yang diturunkan itu dating nya dari allah. Ayat-ayat yang ada di dalam kitab tersebut adalah kalam allah. Di antara nya adalah kitab taurat, zabur, injil dan al-quran. Iman kepada rasul adalah membanarkan dengan sesungguhnya bahwa allah mengutus kepada setiap umat ini seorang rasul untuk membimbing mereka. Tugas utama seorang rasul adalah mengajak manusia untuk mentauhidkan allah dan menjauhi kesyirikan serta menjalankan syariat yang di bawanya. Di dalam surah al-quran pada surah an-nisa ayat 150-152 allah berfirman : artinya : sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada allah dan rasul-rasul nya dan bermaksud memperbedakan antara allah dan rasul nya. Iman kepada hari akhir adalah meyakini sepenuh hati tanpa keragiuan bahwa hari kiamat akan akan terjadi. Rukun iman terakhir adalah percaya kepada qadha-qadhar. Qadar adalah ketentuan allah sedangkan qadha merupakan ketetapan nya. B. Asas Keislaman Dalam Agama Islam Sewaktu membicarakan definisi islam, al-maududi menjelaskan : “ Setiap agama di dunia ini telah di namai setelah pendirinya dari suatu komunitas atau bangsa itu dilahirkan. Sebagai contoh, Kristen diambil dari nama Nabi Isa yang kudus, Buda dari pendirinya Buddha Gautama, Zoroastrian dari pendirinya Zoroaster, Jahudi dari bangsa Jahudi, yakni dari nama suku Judah ( daerah Judea ) dimana ia berbentuk.’’ Secara bahasa islam berarti patuh, penyerahan, dan pengabdian. Seorang yang beragama islam di sebut muslim. Muslim adalah orang yang

menyerahkan diri, patuh, dan hanya mengabdi kepada Allah Swt. Karena tunduk dan patuh, maka jadilah seorang Muslim orang yang selamat. Seorang muslim di tuntut menjalan syariat islam dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-nya. Dalam korelasi ini, Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa ada dua syarat diterimanya amal ibadah seseorang, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka ibadah tersebut tertolak. Telah menajdi keyakinan kaum muslim bahwa islam adalah agama yang benar yang di ridhai oleh allah. Oleh sebab itu, agama manapun selain islan tidak terima di sisi allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 19 : Artinya : “ sesungguhnya agama (yang di ridhai) di sisi Allah hanyalah islam.) Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara ibadah,moralitas,social,ekonomi,kebudayaan,politik,dan

hubungan

internasional. Dengan kata lain, islam mengatur seluruh aspek dan nilai-nilai kehidupan secara integral tanpa eksepsional. Oleh sebab itu, islam tidak mengenal konsep sekularisme dan sekularisasi dalam kehidupan social dan politik C. Ihsan Dalam Agama Islam Menurut bahasa, ihsan bersrti berbuat atau melakukan kebaikan. Hal ini sesuai dengan firman allah pada surah an-Nahl ayat 90: Artinya: sesungguhnya allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Hakikat ihsan menurut istilah tersebut mengandung arti bahwa dalam menyembah allah seseorang harus bersungguh-sungguh, serius, penuh keiklasan, dan tawaduk. Dalam hatinya harus tumbuh keyakinan bahwa allah seakan-akan berada di hadapannya dan melihat-nya. Dengan kata lain, dia

harus merasa bahwa allah selamanya hadir dan menyaksikan segala perbuatannya. BAB III. MANUSIA DALAM KONSEPSI ISLAM A. Mengenal Konsep Manusia Manusia adalah makhluk tuhan yang multi dimensi dan kompleks. Sejak peradaban umat manusia di tulis, ia selalu di jadikan objek kajian yang tidak pernah habis untuk di telaah. Dalam islam, dideskripkan bahwa allah meciptakan adam berdasarkan kehendak dan kekuasaan-nya tanpa melalui proses biologis sebagaimana lazimnya manusia-manusia keturunannya, yakni keterlibatan ayah dan ibu sebagai sebab natural terlahirnya manusia. Penjelasan tentang penciptaan manusia tersebut di awali dari firman allah kepada para malaikat bahwa dia akan menjadikan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam dan di beri bentuk menjadi tubuh yang sempurna. Selain kecakapan intelektual yang di berikan allah untuk mewujudkan atribut-atribut kemuliaan dan kehendak-nya, manusia juga di beri bimbingan wahyu. Wahyu allah merupakan pedoman hidupbagi manusia untuk meraih kebahagiaan material dan spiritual dalam hidupnya. Manusia yang menerima wahyu adalah manusia yang terbaik dari jenis manusia itu sendiri yang di sebut dengan nabi dan rasul. Manusia terbaik inilah yang berhubungan langsung secara spiritual kepada allah untuk menerima wahyu nya B. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan Ada beberapa istilah yang terkait dengan dimensi manusia yang di telaah dari perspektif ini.di mensi-dimensi tersebut saling berhubungan secara fungsional dan substansial dalam diri manusia itu sendiri. Hal yang terpenting dari sejumlah dimensi itu adalah al-jasad, al-ruh, al-aql, dan alnafs. Al-jasad dalam bahasa Indonesia di sebut tubuh, badan atau jasad merupakan salah satu dimensi yang dapat dijelaskan secara saintifik. Dalam

al-quran dijelaskan bahwa manusia berasal dari sperma dan ovum, kemudian bertahap menjadi darah,daging,tulang-belulang dabn akhirnya menjadi manusia yang utuh dan memiliki bentuk yang terbaik. Allah berfirman di dalam surah al-mu’minun ayat 12-14: Artinya : dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati air mani yang di simpan dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang lalu tulan belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka maha sucilah allah, pencipta yang paling baik Nafs al-lawwarnah adalah nafsu yang menyesal di sebabkan keburukan yang dilakukannya di dunia. Dalam nafsu ini bergumul antara kebaikan dan kejahatan yang saling menghimpit dan mengalahkan. Eksistensi manusia dengan keragaman dimensi yang dimilikinya merupakan suatu system yang inheran

dan

padu,

bukan

terpisah-pisah

yang

berakibat

terjadinya

dikotominasi dan paradoks BAB IV . MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI A. MARTABAT MANUSIA a) Tujuan Penciptaan Manusia Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada allah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh allah dalam kitab sucinya yaitu : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku ( az-zariyat : 56 ). Ketika tujuan manusia diciptakan untuk beribadah kepadanya, maka seyogianya ia menjadikan seluruh hidupnya dalam rangka lillahi ta’ala ( hanya untuk allah ). Adapun yang dimaksud hal ini adalah manusia harus menjalankannya seluruh aspek kehidupannya sesuai dengan tuntunan syariat yang dibebankan kepadanya. Tuntunan itu dijalankannya hanya sebagai sebuah pengabdian secara ikhlas kepada-nya berdasarkan rida dan kehendak-nya.

Ibn Qayyim mengatakan bahwa dalam hal menjalankan ibadah kepada allah sebagai tujuan hidup manusia, maka ia harus memperhatikan dua hal. Pertama hatinya harus ikhlas hanya kepada allah dan kedua harus sesuai dengan petunjuk yang diajarkan oleh nabi saw (sunnah). Zu an-nun al-mishri menjelaskan ada tiga tanda-tanda ikhlas yaitu : “ tanda ikhlas ada tiga : pujian dan cercaan dari manusia sama saja baginya: melupakan amal yang telah dilakukannya: hanya mengharap ganjaran amalnya di akhirat.” Sebagaimana yang telah disebutkan, selain harus ikhlas, ibadah mesti mengikuti tuntunan yang diajarkan oleh nabi saw. Jika ibadah formal tidak mengikuti tuntunan tersebut maka ia sia sia bahkan bagi orang orang yang membuat buat ibadah tanpa dalil akan mendapat ancaman api neraka. B. TANGGUNGJAWAB MANUSIA a) Tanggung jawab manusia sebagai hamba allah Tanggungjawab utama manusia adalah menjadikan dirinya dan masyarakatnya tetap berada di dalam tujuan hidup tersebut. b) Tanggung jawab manusia sebagai khalifah allah. Pertama kali disebutkan di dalam al quran surah albaqarah ayat 30. Ayat ini mengandung pesan tentang kedudukan manusia sebagai pemakmur alam, yang disebut dengan istilah “khalifah di atas muka bumi”. Di dalam surah shad ayat 26 allah menjelaskan tentang tugas yang harus ditegakkan seorang khalifah. Tugas utamanya adalah menerapkan kebenaran dalam menetapkan keputusan kepada manusia; khalifah harus berlaku adil, dan tidak boleh mengikuti hawa nafsunya dalam menjalankan kepemimpinannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka tanggungjawab utama manusia sebagai khalifah allah adalah untuk mengajak manusia mentauhidkan allah, menegakkan hukum-hukumnya, keadilan dan memakmurkan bumi. BAB V. HUKUM DAN ISLAM A. MENUMBUHKAN

KESADARAN

HUKUM ALLAH a. Kedudukan Hukum Islam

HUKUM

UNTUK

MENAATI

Sesungguhnya, disyari’atkannya hukum allah bagi manusia adalah untuk mengatur tata kehidupan mereka, baik dalam masalah duniawi maupun ukhrawi. Fungsi hukum islam dinyatakan secara tegas dalam surah an-nisa ayat 105 : sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu dapat n hukum kepada manusia dengan apa yang telah allah wahyukan kepadamu. b. Ciri Khas Syari’at Islam Adapun ciri khas syari’at islam adalah Bersifat menyeluruh, Membentuk adab dan akhlak yang baik, Merasa di dalam pengawasan allah dan Sesuai setiap waktu dan tempat c. Tujuan Hukum Islam Pada dasarnya, tujuan syari’ dalam mensyariatkan ketentuan ketentuan hukum kepada mukhallaf adalah untuk mewujudkan kebaikan bagi kehidupan mereka, baik melalui ketentuan ketentuan yang dharuri, hajiy, ataupun tahsini. BAB VI. SENI DALAM ISLAM A. ISLAM AGAMA FITRAH Islam adalah agama realistik, mengetahui dan menyadari kepentingan, tabiat, watak, bakat dan keinginan manusia sebagai makhluk yang diciptakan memiliki fitrah kejadian dan instink. 1. Seni budaya Hasil kesenian dan kebudayaan tidak disukai islam yaitu kesenian dan kebudayaan yang dapat merusak iman dan bertentangan dengan batas kesopanan yang dapat merusak iman dan bertentangan yang diajarkan islam. 2. Seni suara Islam memperbolehkan mengubah dan melantunkan syair selama kata-kata dalam syair tersebut tidak membawa manusia kepada kemaksiatan, kedurhakaan, dan penentangan terhadap syariat islam. 3. Syair dan puisi Pada asalnya syair tidaklah haram dikumandangkan karena ia hanyalah sebuah gubahan dari keindahan seni bahasa untuk mengungkapkan perasaan. Syair itu telarang jika mengandung kata kata yang bertentangan

dengan syariat. Oleh sebab itu, syair yang demikian diharamkan oleh syariat. Namun, syair yang tidak memiliki indikasi yang disebutkan tetep dalam hukum asalnya, yaitu boleh. 4. Seni bangunan Salah satu jenis bangunan yang dilahirkan dari rasa keagamaan dan spirit keislaman dari umat islam adalah bangunan masjid tempat peribadatan. 5. Seni lukis, ukir dan pahat. Hikmah Adanya larangan membuat patung-patung dan lukisanlukisan yang menerupai ciptaan tuhan yang mempunyai ruh adalah agar manusia tidak kembali kepada penyembahan berhala dan mendewa dewakan manusia atau sebagainya. Sebab, demikian membawa kepada syirik. Adapun dibolehkan bila dibuat hanya sekedar untuk permainan dan penghibur bagi anak anak. B. TANGGUNG JAWAB SENIMAN Adapun tanggung jawab seorang seniman adalah dengan seninya tidak akan mengajarkan kesenian yang justru menentang alllah.

BAB VII. MORAL,ETIKA, DAN AKHLAK Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang mengklasifikasikannya menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya akhlak adalah suatu sebutan bagi perilaku terpuji yang berakar dari iman. Malah dasar pijakan akhlak adalah Al Qur’an dan AlSunnah, sehingga perilaku yang tidak berdasar keduanya tidak ada jaminan sebagai akhlak mulia. Sumber pijakan inilah yang merupakan perbedaan prinsip dari akhlak dengan etika, budi pekerti, moral dan sebagainya. Etika, moral, budi pekerti, meskipun dasarnya adalah kebiasaan, adat-istiadat masyarakat, tapi di kalangan umat beragama, perilaku yang terbiasa, dapat disesuaikan dan dijiwai oleh akhlak yang diajarkan oleh agama. Karena itu banyak kita temui etika, moral, dan budi pekerti saling mengisi dengan ajaran akhlak yang dibimbing oleh agama. Mengapa demikian? Karena unsur-unsur

akhlak ini adalah hal-hal yang makruf, yang sudah dimaklumi oleh orang banyak sebagai hal yang baik, dan bersumber pada sifat dan sikap jiwa yang mulia dan terpuji, seperti : jujur, adil, bijaksana, berkata benar, ramah, senyum, pemaaf, disiplin, dan sebagainya. Berbicara masalah akhlak berarti berbicara tentang konsep Al-husn (baik) dan Al-qubh (buruk).

Menurut

Mu’tazilahal-husn adalah

sesuatu

yang

menurut akal bernilai baik dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi Mu’tazilah baik dan buruk itu ukurannya adalah akal manusia. Berbeda dengan Mu’tazilah, Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa yang dapat menentukan baik dan buruk bukan akal tetapi wahyu. Oleh karenanya Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa al-husn adalah sesuatu yang menurut Al Qur’an dan al-Sunnah adalah baik dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut Al Qur’an dan al-Sunnah adalah buruk. Secara substansial, etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri. Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Sedangkan akhlak yang secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan. Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan yang buruk, terpuji atau tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir batin. Secara rinci kajian akhlak meliputi : a) Pengertian baik dan buruk b) Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia terhadap manusia lainnya

c) Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatanperbuatannya d) Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sejalan dengan apa yang diungkapkan Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Dua definisi di atas menyatakan, bahwa akhlak secara substansial adalah sifat hati (kondisi hati)- bias baik- bias buruk- yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik, maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al akhlaq alkarimah) dan jika sifat hatinya buruk, maka yang keluar dari perilakunya adalah akhlak yang buruk (al-akhlaq al-mazmumah). Kemudian muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan hati manusia kotor dan jelek dan apa pula yang menyebabkan bias jelek dan rusak juga bias baik dan suci adalah factor dirinya. Di dalam diri manusia ada tiga nafsu : Nafsu Syahwaniyyah, (nafsu ini ada pada manusia dan ada pada binatang), Yaitu nafsu yang cenderung pada kelezatan misalnya makanan, minuman dan syahwat jasmaniyah, bersenang-senang dengan lawan jenis. Kalau nafsu ini tidak dikendalikan, maka manusia tak ada bedanya dengann hewan, sikap hidupnya menjadi hedonism. Nafsu Al-ghadhabiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan ada pada hewan, yaitu nahsu yang cenderung kepada marah, merusak, ambisi, senang menguasai dan mengalahkan yang lain. Nafsu ini lebih kuat ketimbang nafsu syahwaniyyah dan lebih berbahaya bagi pemiliknya jika tak terkendalikan. Ia cenderung pemarah, sangat hiqdu(dengki),

tergesa-gesa tidak tenang, cepat bertindak untuk menaklukkan musuhnya tanpa pertimbangan matang dan rasional. Al-Nafsu al-nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan hewan. Nafsu yang dengannya manusia mampu berzikir mengambil hikmah, memahami fenomena alam dan dengannya manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya sehingga bersyukur kepada Tuhannya. Nafsu ini menjadikan manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta dengannya pula manusia dapat

mengendalikan

kedua

nafsu Al-syahwaniyyah dan Al-

Ghadhabiyah. Al-Nathiqahini akan berkembang positif bahkan dapat mengendalikan kedua nafsu yang lainnya, yaitu dengan mempelajari ilmu akhlak, hikmah dan menahan diri dari keburukan danfahisyah, mengatur kehidupan dan penghidupannya secara baik, menjaga harga diri dan muru’ah. Suci dan tidaknya hati manusia tergantung mana yang paling dominan dalam hatinya, jika nafsu yang pertama dan yang kedua (syahwaniyyah dan ghadhabiyah) yang mendominasi dirinya, maka yang muncul adalah akhlak yang buruk (al- akhlaq al-mazmumah), tetapi jika nafsu yang ketiga yang muncul, yaitu al-nafs al-nathiqah yang mendominasi hatinya, maka akhlak alkarimah lah yang akan muncul dari dirinya. Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran Islam pada asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis. Dalam arti mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma.

Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al Qur’an bukan memuat ayat-ayat yang secara spesifik berbicara masalah akhlak, malah setiap ayat yang berbicara hokum sekalipun, dapat dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selaku dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral. Ayat-ayat yang pangkalnya

menjelaskan

ketentuan

hokum,

biasanya

ujung

ayat

mengutarakan masalah akhlak. Sebagai contoh terdapat dalam QS. 2 (AlBaqarah) : 183. Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Hadits-hadits Nabi juga mengaitkan puasa dengan perbuatan-perbuatan baik (al-akhlaq al-Mahmudah) dan perbuatan buruk (alakhlaq al-Mazmumah). Dalam salah satu hadits dinyatakan : “Orang yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan senantiasa berdusta tidak ada faedahnya ia menahan diri dari makan dan minum. “ (HR. Tirmizi). Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan perbuatan yang jelek, maka tidak ada gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri dari makan dan minum, karena puasanya tak berguna. Hadits lain mennyatakan : “ Puasa bukanlah menahan diri dari makan dan minum, tetapi puasa adalah menahan diri dari kata-kata sia-sia dan kata-kata tak sopan; Jika kamu dicaci atau tidak dihargai katakanlah: “Aku berpuasa”. Dengan demikian, berpuasa bukanlah menahan diri dari makan dan minum, tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan kotor. Contoh lain mengenai haji sebagaimana disebutkan dalam QS. 2 (Al-Baqarah) : 197. Ayat diatas begitu jelas menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji, orang tidak boleh mengeluarkan ucapan-ucapan yang tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal yang tidak baik dan tidak boleh bertengkar. Demikian juga ayat tentang shalat, zakat dan ayat-ayat muamalah lainnya, selalu dikaitkan dengan pesan-pesan perbaikan akhlak dan moral.

BAB VIII. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGOI DALAM ISLAM Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun. Sebab kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, Agama, Ras dan antar Golongan bangsa Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan segala akibatnya yang tidak diinginkan. Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan

suasana

damai,

tertib,

tentram,

sejahtera,

hormat

menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila. Agama secara umum merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya. Agama diakui sebagai seperangkat aturan yang mengatur keberadaan manusia di dunia.

A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam a.

Makna Agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya.rahmat adalah kasih sayang sesama pribadi,keluarga, masyarakat, dan sesama makhluk.rambu-rambu kasih sayang itu telah diatur oleh Alqur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw. b.

Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam

Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan dan membuat membuat bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil alami) Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut. Fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain, jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah menaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah. Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anbiya : 170, :



Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad SAW, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu seperti berikut ini. a. b.

Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan

potensi yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab. c. Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun yang beragama lain. d. Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional. e. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia memberikan perlakuan yang spesifik pula. B. Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial. a.

Manusia sebagai makhluk sosial

dan

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah dapat hidup sendirian, ia membutuhkan hubungan dengan orang lain. Dalam masyarakat pluralis seperti diinsonesia hubungan antar kelompok masyarakat yang berbeda adat maupun agama tidak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu agama Islam yang pluralis sangat penting sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti sayyid sabiq menulis : “ Toleransi dan lapang dada merupakan cirri khas masyarakat Islam. Masing masing individu tidak ada yang merasa tinggi diri, sombong, congkak, dan seterusnya. Kesombongan, kecongkangan, egois, tinggi hati, merupakan sifat – sifat yang cenderung pada perbuatan syaithan, sebab sifat – sifat itu mengakibatkan tumbuhnya perpecahan dalam masyarakat dan permusuhan sesame manusia”. b. Hubungan antar umat beragama Dalam masyarakat hubungan natat pemeluk agama yang berbeda beda tidak bisa dihindarkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. Bagi umat islam hubungan ini tidak menjadi halangan, Sepanjang dalam kaitan sosial kemanusiaan dan muamalah. Bahkan dalam berhubungan dengan mereka umat Islam dituntut untuk menampilkan perilaku yang baik, sehingga dapat menarik mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang ajaran agama Islam yang Rahmatan lil’alamin itu. Didalam hubungan persaudaraan / ukhuwah umat antar beragama merupakan salah satu ajaran yang mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwah pada mulanya berarti “ persamaan dan keserasian dalam hak “. Ukhuwah islamiyah istilah ini perlu di dudukan maknanya. Pembahsan ukhuwah adalah tidak keracunan,sedangkan Islamiyah adalah kedudukan. Ukhuwah islamiyah dapat dibagi menjadi 4 macam “ c.

Ukhuwah ‘ubdiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah.

d. Ukhuwah insaniyyah ( basyariyyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,karena mereka semua berasalh dari seorang ayah dan e.

ibu yang sama , yaitu Adam dan Hawa. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab yaitu persaudaraan dalam keturunan

f.

dan kebangsaan. Ukhuwah fi din al-islam yaitu persaudaraan antar sesame muslim.

Sebagaiman yang disebutkan dalam Alqur’an.

‫﴾ يوُيل يأنَتقببلم‬٤﴿ ‫﴾ يوُيل أيينَاَ يعاَبفببدد ممبباَ يعبيببديَتلم‬٣﴿ ‫﴾ يوُيل يأنَتقلم يعاَبفقدوُين يماَ أيلعبققد‬٢﴿ ‫﴾ يل أيلعبققد يماَ تيلعبققدوُين‬١﴿ ‫ققلل يياَ أييَييهاَ الليكاَففقروُين‬ ٦﴿ ‫﴾ ليقكلم فدينققكلم يوُلفيي فديفن‬٥﴿ ‫﴾يعاَبفقدوُين يماَ أيلعبققد‬ Artinya: Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. BAB IX. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun. Sebab kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, Agama, Ras dan antar Golongan bangsa Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan segala akibatnya yang tidak diinginkan. Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan

suasana

damai,

tertib,

tentram,

sejahtera,

hormat

menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila. A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam



Makna Agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya.rahmat adalah kasih sayang sesama pribadi,keluarga, masyarakat, dan sesama makhluk.rambu-rambu kasih sayang itu telah diatur oleh Alqur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw. 

Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam

Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan dan membuat membuat bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil alami) Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut. Fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain, jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah menaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah. Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anbiya : 170, :



Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad SAW, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu seperti berikut ini. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.

Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab. Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun yang beragama lain. Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang spesifik pula.

BAB X. KONFLIK, PEMECAHAN, DAN HARAPAN UMAT BERAGAMA A. SUMBER-SUMBER KONFLIK DAN PEMECAHAN Klaim kebenaran dan kesalihan mutlak sering dijadikan dasar pijakan legitimasi untuk melakukan agresi keyakinan yang dianut terhadap pemeluk agama lain. Sikap eksklusif dalam beragama sebagaimana pandangan Bishop menekankan bahwa hanya ada satu agama yang benar dan pada akhirnya akan menguasai dunia. Dalam ajaran Islam, hal tersebut dapat ditemukan dalam Surah Al-Imran ayat 9, dalam ayat ini dikemukakan bahwa agama yang diterima Allah adalah Islam. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi hal ini adalah mengupayakan kesadaran bagi setiap pemeluk agama akan perlunya pemahaman universal dan integral terhadap ajaran agamanya dan penyadaran bahwa hak untuk memberi petunjuk hanya Tuhan bukan makhluk. Kesenjangan

sosial,

disparitas

regional,

dan

ketidakadilan

ekonomi,

merupakan bagian permasalahan krusial yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan bagi pihak-pihak yang merasa tidak mendapatkan perlakuan adil

sehingga

Pemecahan

terakumulasi

strategis

menjadi

terhadap

gejolak

persoalan

dan ini

benturan-benturan. adalah

pemerataan

pembangunan, ekonomi, pendidikan bagi pihak-pihak kepentingan, dan menumbuhkan sikap kebutuhan terhadap kerukunan. B. POTENSI KONFLIK YANG HARUS DIWASPADAI

Potensi konflik dapat dikelompokkan menjadi non agama dan agama. Potensi yang bersifat non-agama adalah politik, ekonomi, sumber daya alam, dll. Potensi yang bersifat agama adalah penyiaran, rumah ibadat, perkawinan beda agama, dll. C. PROGRAM KERUKUNAN Program kerukunan adalah sebuah ikhtiyar untuk memetakan dan merumuskan upaya-upaya strategis, logic, aplicable, dan berkelanjutan agar harmonis antar pemeluk agama di Tanah Air dapat terwujud. Untuk menggambarkan tentang program kerukunan di Indonesia, dapat dilakukan melalui hukum, undang-undang, lembaga kerukunan, pendidikan dan pengajaran, penegakan hukum yang kuat dan adil kearifan lokal dan menghidupkan penataran P4 dan menghidupkan nasionalisme. BAB XI. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN DEMOKRASI 

Hak Asasi Manusia (HAM) Hak Asasi Manusia adalah segala hak yang dimiliki manusia serta

melekat pada dirinya karena ia manusia. Formulasi yang paling terkenal tentang HAM versi Islam adalah “Deklarasi Universal tentang HAM dalam Islam” (Al-Bayan al-A’lam ‘an Huquq al-Insan fi al-islam). Hak asasi manusia dari sudut pandang islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam Islam adalah: 1. Hak Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, ajaran Islam tidak hanya menegakkan sendi kemerdekaan belajar, lebih dari itu Islam mewajibakn semua orang untuk menuntut pelajaran. 2. Hak dalam Hubungan dengan Kehidupan Dijelaskan dalam Alquran, surat al-An’am, 6:151 yaitu “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” 3. Hak Persamaan dan Keadilan di Depan Hukum Ketentuan hukum harus diperlakukan secara mutlak tanpa diskriminasi, yaitu jika segala persyaratan untuk itu telah terpenuhi. Asas ini dapat kita

petik dari Alquran surat aN-Nisa’, yang menyerukan agar keadilan dilaksanakan secara tegas terhaadap setiap orang, baik keluarga sendiri ataupun orang lain, baik orang kaya ataupun miskin. 4. Hak Kebebasan Memilih Agama Dipertegas dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 256, yang artinya “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang aman kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. 5. Hak memperoleh Perlindungan Manusia diperintahkan Allah SWT untuk berhubungan dalam suasana saling bekerja sama dalam ranah sosial. Setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh kehidupan yang bahagia dan menyenangkan, sepanjang hal itu tidak merugikan dan mengganggu kebahagian dan kesenangan hidup orang lain. 6. Hak Untuk Bekerja Dalam surat Taubah

ditegaskan

bahwa

setiap

pekerjaaan

arus

dipertanggungjawabkan, yaitu harus yang benar dan bermanfaat. Oleh karena itu bekerjalah sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab. Mengetahui jenis pekerjaan, setiap individu bebas menentukan. Namun yang paling penting adalah pekerjaan yang bersih dan halal. 7. Demokrasi Ala Syura Dalam bidang ekonomi timbul satu sistem yang dapat menjamin keadilan sosial, yaitu sistem yang dijelaskan oleh Hadis: “Tidaklah terpandang sebagai seorang Muslim orang yang merasa kenyang, waktu dia mengetahui bahwa tetangganya lapar”. BAB XII. BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM A. Budaya Dalam Islam Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkannya sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan

suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Dalam pandangan Islam kebudayaan merupakan produk akal manusia atas penerjemahaannya terhadap sumber ajaran Islam, Alquran dan Sunnah. Ajaran Islam diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia, yaitu sebagai pembimbing dalam mengembangkan kehidupan dan kebudayaannya. Keniscayaan etos kerja sebagai orang Muslim dapat dilihat dari:  Iman yang merupakan dasar utama yang mendorong seorang Muslim  

bekerja Ikhlas yang tidak mengharapkan apapun selain dari Allah Ihsan yang diajarkan Jibril kepada Rasulullah SAW adalah bekerja atau beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan apabila kamu tidak mellihat-Nya yakinlah bahwa sesungguhnya Allah melihat



apa yang engkau lakukan Ilmu sebagaimana sabda Nabi SAW “Tuntutlah ilmu itu mulai dari



buaian sampai ke liang lahat” Islam yaitu menyerahkan seluruhnya kepada Allah setelah kita berupaya semaksimal mungkin untuk menetapkan takdir-Nya.

B. Masyarakat beradab dan sejahtera Masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal itu memiliki karakteristik sebagai berikut:  Bertuhan  Damai  Tolong menolong  Toleran  Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial  Berperadaban tinggi  Berakhlak mulia BAB XIII. POLITIK DALAM ISLAM Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik Kedudukan Politik Dalam Islam Sejarah membuktikan bahwa Nabi saw kecuali sebagai Rasul, juga sebagai 

kepala Negara. Nabi saw menguasai suatu wilayah yaitu Yastrib yang

kemudian menjadi Madinah al-Munawwarah. Sepeninggal Nabi saw, kedudukan beliau sebagai kepala Negara digantikan Abu Bakar yang merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh selanjutnya disebut khalifah. Sistem pemerintahannya disebut khilafah. Sistem khilafah ini berlangsung hingga dibawah kekuasaan khalifah terakhir, Ali karramallahu wajhahu. Pasca pemerintahan Ali, system pemerintahan mengambil bentuk kerajaan. Sampai pada akhirnya setelah munculnya penjajahan, system pemerintahan bagi Negara-negara yang baru melepaskan diri dari kolonialisme itu berbedabeda. Ada bentuk kerajaan, keemiran, kesultanan, dan ada yang muncul dengan bentuk presidentil cabinet atau parlementer cabinet. Peranan Agama Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Moral yang ditumbuhkan oleh agama mempunyai daya kekuatan rohaniah yang tidak pernah absen dalam menuntun dan mengendalikan penyandangnya agar ia selalu berada dalam garis batas norma-norma susila, menumbuhkan sifat mahmudah serta berpikir objektif yang dimanifestasikan dengan :  Percaya kepada diri sendiri  Menyadari posisi serta tugas yang dipercayakan  Mengeliminir sikap egoistis dan individualistis  Memandang jauh ke depan atau berantisipasi  Memperhitungkan latar belakang setiap tindakan  Menghargai dan memperhitungkan waktu

BAB XIV. TERORISME DAN NARKOBA A. Terorisme 1. Pengertian Teroris merupakan sesuatu yang negative. Hal ini disebut sebagai kejahatan yang bermotif kebencian atau setidak-tidaknya disulut oleh kejahatan bermotif kebencian. Ia telah menjadi fenomena yang saat ini sering muncul dalam kehidupan manusia, terutama dalam pergaulan antar kelompok kepentingan. 2. Terorisme Kasus Pemeluk Agama: Ajaran dan Kenyataan

Sikap eksklusif dalam beragama sebagaimana pandangan Bishop menekankan bahwa hanya ada satu agama yang benar dan pada akhirnya akan mengasai dunia. Inilah yang menjadi pegangan pemeluk-pemeluk agama. Namun semua itu berujung pada ajaran agama yang akhirnya dimanipulasi untuk memicu peristiwa terorisme. Tentunya semua itu tidak dibenarkan oleh mainstream pemeluk agama islam itu sendiri. 3. Gerakan Teroris di Dunia Kejadian terorisme merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan politik seluruh Negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk memerangi terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut telah mempersatukan dunia melawan terorisme Internasional. Terlebih lagi dengan diikuti terjadinya Tragedi Bali, 12 Oktober 2002 menewaskan 184 orang dan 300 luka-luka, Perang terhadap terorisme yang dipimpin oleh Amerika yang mendapat sambutan dari sekutunya di Eropa, Pemerintahan Tony Blair yang pertama mengeluarkan Anti Terorism, Crime and Security Act, Desember 2001, dll. Terorisme jelas menjadi momok bagi peradaban modern. Sifat, tindakan, pelaku, tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai, targettarget serta metode terorisme kini semakin luas dan bervariasi. B. Narkoba Ulama sepakat tentang keharaman mengkonsumsi dan membuat narkoba ketika tidak dalam keadaan darurat. Para ulama menetapkan keharamannya berdasarkan sejumlah firman Allah, Diantaranya yaitu:  Surat al-A’raf ayat 157 : “Dan Allah mengahalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”  Surat al-Baqarah ayat 195 : “Dan belanjakanlah(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.  Surat an-Nisa ayat 29 :

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa menggunakan narkoba merupakan tindakan tercela yang diharamkan oleh syariat.

BAB III PEMBAHASAN /ANALISIS 

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU Buku “ ISLAM KAFFAH “Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Kelebihan 1) Terkadang ada kata-kata yang istilah yang sulit dimengerti 2) Pengulangan informasi sering kali terjadi pada pembahasannya 3) Setiap bab penulis membuat semacam suatu kesimpilan yang dapat dimengerti 4) Pada akhir setiap bab buku ini disertakan kertas kosong yang diberi judul catatan dan evaluasi 5) Disertakan daftar bacaan pada bagian akhir buku guna sebagai referensi Kekurangan 1) Ringkasan buku lebih banyak membahas tentang materi-materi 2) Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang dan pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan 3) Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti dikalangan pelajar maupun mahasiswa 4) Disetiap akhir sub-bagian penulis tiddak membuat latihan-latihan untuk dipraktikkan dalam kehidupan untuk menjadi pemimpin 5) Disetiap bagian penulis membuat intisari dari tulisan tersebut

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Islam kaffah maknanya adalah : Islam secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza wa Jalla perintahkan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208. Perintah kepada kaum mu`minin seluruhnya. Kepribadian muslim yang kaffah terbagi dua macam, yaitu :  Kepribadian kemanusiaan (basyariyah). Kepribadian kemanusiaan dibagi dua bagian, yakni: a) Kepribadian individu b) Kepribadian ummah  Kepribadian Samawi Yaitu corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci al-Qur’an Ada beberapa ciri-ciri orang yang masuk kedalam islam secara menyeluruh dan sempurna: 1. Mengerjakan atau meninggalkan sesuatu karena Allah Swt. 2. Tidak mengharap imbalan dan sanjungan dari manusia. 3. Sangat mengharap balasan dari Allah Swt. 4. Sangat takut akan dosa dan azab Allah Swt. 5. Sangat harap pada buah kebaikan. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menerapkan islam secara kaffah atau menyeluruh dalam kehidupannya. Agar dapat menjadi insan yang diridhai oleh Allah SWT.

Related Documents

Cbr Agama Islam
January 2021 1
Modul Agama Islam
January 2021 0
1. Pendidikan Agama Islam
January 2021 0
Cbr
January 2021 3
Cbr
March 2021 0

More Documents from "Melissa Rodriguez"

Cbr Agama Islam
January 2021 1
A. Soal Ukai Tipe I
January 2021 3
Produksi Pupuk Hayati
February 2021 0
Laporan Praktikum Lensa
February 2021 3