Cbr

  • Uploaded by: rina
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr as PDF for free.

More details

  • Words: 2,745
  • Pages: 15
Loading documents preview...
CRITICAL BOOK REPORT PENGINDERAAN JAUH DOSEN PENGAMPU : Drs. Edim Sinuraya,S.T., M.Pd. DI SUSUN O L E H

Nama : Ayu Pekerti Kelas : PTB Reguler A NIM : 5182111002

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan Critical Book Report dengan judul “Penginderaan Jauh dan Inteprestasi Citra.” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan Saya juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Edim Sinuraya, S.T., M. Pd. yang telah membimbing Saya dalam pembuatan CBR ini. Saya sangat berharap CBR ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam CBR ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan CBR ini.

Semoga CBR sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya CBR yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan Saya berharap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan

Medan, 2 Desember 2019

Penulis

DAFTAR ISI Judul .....................................................................................................................................

i

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................................... iii Bab I Pendahuluan a. b. c. d.

Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Tujuan ...................................................................................................................... 2 Manfaat .................................................................................................................... 2 Identitas Buku ......................................................................................................... 2

Bab II Ringkasan Isi Buku a. Buku Utama ............................................................................................................

3

Bab III Pembahsan a. Kelebihan ................................................................................................................ 10 b. Kelemahan .............................................................................................................. 10 Bab IV Penutupan a. Kesimpulan ............................................................................................................. 11 b. Saran ........................................................................................................................ 11 Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 12

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya. Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.

B. TUJUAN 1. Dapat membandingan Buku tentang Pengindraan Jauh 2. Menilai kekurangan dan kelebihan dari buku Pengindraan Jauh 3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report. 4. Untuk media pembelajaran bagi mahasiswa dan dapat menambah wawasan mahasiswa.

C. MANFAAT Sebagai mahasiswa teknik bangunan tentu kita harus mengetahui tentang Pengindraan Jauh karena Pengindraan Jauh merupakan salah satu hal penting dalam pengujian apabila kita ingin membangun suatu gedung dan kontruksi lainnya.

D. IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA



Judul

: Penginderaan Jauh dan Interprestasi Citra



Penulis

: Ir. Nur Hidayat Dipl.Ing Prof.Seodijono Sastro Atmodji, M.Si



Penerbit

: Universitas Negeri Semarang



Tahun Terbit

: 2007



Kota terbit

: Semarang



Jumlah Halaman

: 63 halaman



Bahasa

: Indonesia



ISBN

:

978-979-175420-0

BUKU PEMBANDING 

Judul

:

Penginderaan Jauh untuk Geografi



Penulis

:

Dr. Agus Suryanto, M.Si



Penerbit

:

Penerbit Ombak



Tahun Terbit

:

2013



Kota terbit

:

Jakarta



Jumlah Halaman

:

80 halaman



Bahasa

:

Indonesia



ISBN

:

978-602-7544-88-8

2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A.Ringkasan isi Buku Utama : Penginderaan Jauh dan Interprestasi Citra. 1. Bab I

: Sejarah Penginderaan Jauh.

Teknik pengindraan jauh (inderaja) sebenarnya sudah lama di gunakan, yaitu setelah di temukanya kamera. Percobaan pemotretan dari udara pernah di lakukan oleh seniman foto asal Prancis bernama Gaspard Felix Tournachon atau lebih di kenal dengan panggilan Felix Nadar (1858) memotret daerah Bievre, Prancis dari ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara, hasil pemotretan ternyata dapat di gunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta morfologi daerah Bievre. Setelah eksperimen tersebut berhasil maka pemotretan dengan menggunakan wahana balon semakin berkembang, di Amerika foto udara pertama kali di buat oleh James Wallace Black tahun 1860, dengan sebuah balon dengan ketinggian 365 meter di atas kota Boston. Pemotretan udara juga pernah menggunakan wahan layang-layang yang pernah di lakukan oleh ED Archibalg (inggris) tahun1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi. Selanjutnya tanggal 18 April 1906 pemotretan dengan layang-layang di lakukan oleh G.R. Lawrence dari Amerika Serikat untuk memotret daerah San Fransisco setelah kejadian bencana gempa bumi besar dan kebakaran yang melanda daerah tersebut. Pada tahun 1903 pesawat udara baru di temukan dan uji coba terbang berhasil di lakukan, akan tetapi pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru di mulai pada tahun 1909 di atas Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright, pemanfaatan citra inderaja banyak di gunakan juga selama perang dunia 1 maupun perang dunia ke II, saat itu penggunaan teknik inderaja sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu misi pertempuran. Era perkembangan inderaja yang spektakuler mulai terjadi saat di temukanya roket yang membawa satelit ke ruang angkasa. Hal ini di awali dengan peluncuran satelit TIROS ( Television and Infared Observation Satellite) pada tahun 1960. Yang merupakan satelit tak berawak khusus untuk pengembangan satelit cuaca. Pada perkembangan selanjutnya di luncurkan satelit berawak seperti Merkury, Gemini, dan Apollo, Teknologi inderaja dan pemanfaatanya terus berkembang dengan pesat. Jika dahulu sensor yang di gunakan hanya kamera maka sekarang sudah banyak jenis sensor lain seperti Scanner, Magnetometer dan Sonar. Dalm disiplin ilmu geografi dan ilmu-ilmu kebumian yang lain, penggunaan tekik inderaja mejadi suatu kebutuhan. Hal ini karena citra inderaja dapat menyajikan gambaran permukaan bumi sacara nyata sehingga semua objek dan fenomena yang ada di pemukaan bumi terlihat dengan baik namun di batasi oleh ketajaman citra yang di gunakan. Keadaan ini sangat membantu sekali bagi seorang ahli geografi di dalam mempelajari objek kajian geografi seperti pola pemukiman, penggunaan lahan, hidrografi, geologi dan geomorfologi bahkan kajian tentang iklim di atas permukaan bumi.

Seiring dengan perkembangan IPTEK, teknologi inderaja semakin canggih dan sensor yang digunakan semakin beragam seperti infrared, sonar dan lainnya. Seiring dengan berakhirnya perang dunia, fungsi inderaja bergeser dari asalnya untuk kepentingan ekpansi militer kini lebih mengarah kepada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam disiplin ilmu geografi, inderaja menjadi sebuah alat bantu yang dapat menyajikan gambaran permukaan bumi dalam bentuk nyata.

Satelit Inderaja Indonesia sebagai negara kepulauan sangat memerlukan inderaja untuk menginventarisasi sumberdaya alam di seluruh pulau dalam waktu relatif cepat dan biaya yang lebih efisien. Saat ini dengan semakin pentingnya inderaja bagi kehidupan, beberapa Fakultas Geografi di berbagai Universitas di Indonesia mulai membuka jurusan Teknik Penginderaan Jauh yang diharapkan nantinya akan menghasilkan ahli-ahli inderaja yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penginderaan jauh pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang utuh, namun jika digunakan dalam membantu pekerjaan ilmu lain seperti geografi maka inderaja menjadi sebuah teknik atau alat bantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan fenomena geosfer. 2. Bab II : Komponen – komponen Penginderaan Jauh. Pengindraan jauh sebagai suatu sistem tidak bisa terlepas dari beberapa bagian yang saling terkait antara komponen yang satu dengan komponen lainnya. Secara skematis sistem kerja dari pengindraan jauh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Komponen-komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal berikut. 

Sumber Tenaga Dalam pengindraan jauh harus ada tenaga untuk memantulkan atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. Tenaga lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif. 1. Pengindraan Jauh Sistem Pasif. Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah. 2. Pengindraan Jauh Sistem Aktif. Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun siang hari, dan di segala cuaca.



Atmosfer

Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang).Tidak semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan, dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang berserakan. Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer. 

Interaksi antara Tenaga dan Objek

Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi menjadi 3 variasi, yaitu: - variasi spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, misal cerah dan gelap, - variasi spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta panjang, dan - variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek. 

SENSOR

Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai berikut. 1. Sensor Fotografik. Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan sensor fotografik adalah bentuk foto udara. 2. Sensor Elektronik Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dengan pita magnetik sebagai detektornya. Keluaran dari penggunaan sensor elektrik ini adalah dalam bentuk citra. 

Perolehan Data

Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual secara visual, maupun dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan menginterpretasi foto udara secara visual. Perolehan data dengan cara numerik atau digital yaitu dengan menggunakan data digital melalui komputer. 

Pengguna Data (User)

Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh pengguna data. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu masingmasing maupun cara pengumpulan data dari sistem pengindraan jauh. Data yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi pengguna (user) yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari sistem pengindaraan jauh akan menentukan dapat diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna (user). Bab III : Kelebihan dan Kekurangan Penginderaan Jauh Setelah dijelaskan panjang lebar mengenai inderaja, pastinya anda sudah dapat menebak apa-apa saja kekurangan dan kelebihan dari penginderaan jauh itu sendiri. Secara sederhana berikut adalah berbagai kelemahan dalam sistem inderaja: 1. Penginderaan jauh harus dilakukan oleh seseorang yang ahli di bidang ini karena tidak semua orang dapat melakukannya 2. Peralatan yang digunakan mahal karena wahana yang digunakan dapat berupa pesawat fix wing, drone, atau satelit 3. Tidak semua citra dapat didapatkan dengan mudah, beberapa citra digital bersifat berbayar dan tidak dipublikasikan untuk umum (biasanya citra digital beresolusi spasial tinggi) Berikut adalah berbagai Keunggulan dari penginderaan jauh:

1. Dapat menganalisis suatu wilayah yang luas dalam waktu singkat 2. Menggambarkan kontur dari permukaan bumi secara akurat 3. Foto udara yang bersifat dua dimensi dapat dilihat secara tiga dimensi dengan menggunakan stereoskop 4. Beberapa citra digital dapat diunduh secara gratis (misalnya Landsat 8) 5. Mengukur berbagai dimensi hutan (misalnya diameter tajuk, biomassa, luas tutupan lahan hutan, dll) 6. Mudahnya menginterpretasikan citra digital dengan menggunakan aplikasi komputer, seperti Erdas Imagine atau Envi Jenis-Jenis Citra Citra dapat berupa citra digital ataupun citra konvensional. Namun saat ini, citra digital lebih populer mengingat semakin majunya teknologi yang ada. Berdasarkan cara pengambilan citra, citra dibedakan menjadi citra yang diambil dari atmosfer dan citra yang diambil dari luar atmosfer. Berikut adalah contoh-contoh satelit penghasil citra digital: 1. Satelit Landsat 2. Satelit SPOT 3. Satelit IKONOS 4. Satelit Terra Aster 5. Satelit Quickbird 6. Satelit Resourcesat-1 (IRS-P6) 7. Satelit ALOS 8. Satelit Worldview 9. Satelit NOAA 10. Satelit HCMM 11. Satelit GMS/ Satelit HIMAWARI 12. Satelit Terra-Aqua MODIS 13. Satelit JERS-1 14. Satelit ERS-SAR 15. Satelit GeoEye 16. Satelit Pleiades

Bab IV : Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan oleh siapa saja, namun hanya beberapa sektor saja yang seringkali memanfaatkan penginderaan jauh ini. Pemanfaatan inderaja ini penting karena informasi bisa didapatkan meski tanpa ada pengukuran langsung di lapangan secara menyeluruh.

Berikut adalah beberapa manfaat penginderaan jauh di berbagai bidang: 1. Kehutanan

Bidang kehutanan sangat membutuhkan teknologi penginderaan jauh. Sektor kehutanan di Indonesia saat ini memiliki total luas kawasan hutan lebih dari 60% dari seluruh daratan yang ada di Indonesia. Kawasan hutan yang luas ini perlu untuk diawasi dan dikontrol, maka inderaja kehutanan merupakan salah satu solusinya. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kehutanan seperti FWI (Forest Watch Indonesia) bahkan saat ini sangat intens dalam mengontrol tutupan lahan hutan di Indonesia dengan menggunakan teknologi inderaja kehutanan. Secara lengkap berikut peran inderaja dalam bidang kehutanan: 1. 2. 3. 4. 5.

Menghitung besarnya luasan tutupan lahan hutan Menghitung besarnya laju deforestasi maupun reforestasi Menghitung potensi suatu kawasan hutan produksi Menghitung besarnya karbon stok yang ada di hutan Menganalisis jenis tutupan lahan

2. Geodesi. Bidang geodesi sangat membutuhkan penginderaan jauh untuk melakukan berbagai macam survey. Biasanya dalam bidang geodesi teknologi inderaja dipadukan dengan sistem informasi geografis agar mendapat informasi yang bermanfaat. Berikut adalah peran inderaja dalam bidang geodesi: 1. 2. 3. 4.

Analisis citra digital untuk berbagai keperluan penghitungan bumi Pembuatan data kontur suatu wilayah Perencanaan pembuatan bangunan Fotogrametri

3. Hidrologi Hidrologi sangat membutuhkan teknologi penginderaan jauh. Bencana alam hidrometeorologis memerlukan analisis spasial yang melibatkan teknologi ini. Aplikasi pemodelan hidrologi dalam skala DAS, SWAT pun secara tidak langsung membutuhkan teknologi inderaja untuk membuat klasifikasi tutupan penggunaan lahan. 4. Perencanaan Wilayah Bidang perencanaan wilayah membutuhkan inderaja untuk mengetahui informasi awal mengenai wilayah yang akan direncanakan. Dalam bidang ini biasanya analisis terhadap tutupan lahan sangat penting untuk menentukan perencanaan apa saja yang cocok untuk suatu wilayah.

BAB IV PEMBAHASAN

A.KELEBIHAN BUKU 

Buku Utama : -

-



Penginderaan Jauh dan Interprestasi Citra.

Penulis dalam menyajikan buku ini disertai dengan menurut para ahli . Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi buku ini, penyertaan tersebut bisa menjadikan para pembaca lebih banyak mendapatkan informasi sehingga mudah untuk menyimpulkan penjelasannya . Isinya di rinci dengan jelas dan mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan peminat pembaca.

Buku Pembanding : Penginderaan Jauh untuk Geografi

-

Cetakan buku yang rapi dan jelas tidak buram membuat pembaca merasa nyaman dan lebih mudah dipahami . Melampirkan gambar-gambar dan bagan-bagan yang menjelaskan tentang apa yang sedang dibahas dalam buku ini .

B. KELEMAHAN BUKU 

Buku Utama : Penginderaan Jauh dan Interprestasi Citra.

-

Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak dijelaskan. Didalam buku tersebut tidak adanya contoh gambar misalnya seperti contoh dari sensor penginderaan jauh , adanya contoh gambar akan membuat pembaca akan lebih mudah memahami dan bertambah wawasan .



Buku Pembanding

-

Gambar-gambar yang dilampirkan tidak berwarna, sehingga kurang menarik . Tidak adanya di akhir bab mencamtumkan rangkuman dan soal soal atau pertanyaan untuk melihat sejauh mana pembaca memahami masing masing bab pada buku tersebut .

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN Persamaan dari kedua buku tersebut adalah kedua buku tersebut menjelaskan pengertian dari Penginderaan jauh menurut Lillesand dan Keifer , namun di buku utama pada tahun 1990 sedangkan di buku pembanding pada tahun 1994 . Sensor yang dijelaskan dalam buku utama memberikan contoh seoerti kamera , alat penyiam (scanner) dan alat radiometer yang didalamnya dilengkapi dengan detektor , sedangkan di buku pembanding memberikan contoh dari sensor yaitu umumnya dipasang dalam suatu platform yang berupa pesawat terbangatau satelit . Pada buku utama menjelaskan tetntang Konsep dasar pengertian penginderaan jauh , elemen-elemen penginderaan jauh , penginderaan jauh sebagai ilmu dan keunggulan penginderaan jauh dengan terestrialsedangkan di buku pembanding membahas pengertian penginderaan jauh , sistem penginderaan jauh , interpretasi citra dan data digital dan perolehannya . B. SARAN

Perbedaan contoh contoh dari sensor penginderaan jauh yang di jelaskan ke 2 buku akan lebih memberi wawasan kepada pembaca karena buku tersebut memiliki contoh yang berbeda . Ada baiknya jika ke 2 buku tersebut memberikan contoh dan penjelasan pada buku, misalnya seperti contoh gambar sensor yang di jelaskan ke 2 buku tersebut agar lebih menarik peminat pembaca .

Daftar Pustaka 1. Koestoer Hendro Raldi dan Koestoer H.R Yanti .(1995), Penginderaan Jauh dan Interprestasi Cita” , Universita Indonesia , Jakarta . 2. Notohadiprawiro Tejoyuwono. (2000) ,” Penginderaan Jauh Geografi“ , Direktorat Jendral Pendidikan , Jakarta .

Related Documents

Cbr
January 2021 3
Cbr
March 2021 0
Cbr
March 2021 0
Informe Cbr
March 2021 0
Cbr Genetika
January 2021 1
Cbr Manajemen Keuangan
January 2021 1

More Documents from "fitri "