Loading documents preview...
Critical Jurnal Report Mata Kuliah Metode Penelitian Geografi
“INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI PENGUATAN KETERAMPILAN PEMBUATAN PETA DASAR WILAYAH” Oleh : Nama : Fahrizal Adi Kurniawan NIM :3173331013 Kelas : B
PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
1
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan critical book review saya yang berjudul “Inovasi Pembelajaran Melalui Penguatan Keterampilan Pembuatan Peta Dasar Wilayah”. Penulisan critical jurnal report ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Geografi. Dalam menyelesaikan tugas ini, saya telah mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai panduan serta masukan untuk meresensi jurnal ini. Saya menyadari bahwa critical jurnal report saya ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari ibu sebagai dosen pengampun mata kuliah Metode Penelitian Geografi ,demi perbaikan critical jurnal report ini akan saya terima, Semoga critical jurnal report ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2019
Fahrizal Adi Kurniawan
2
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………...2 Daftar Isi…………………………………………………………………..3 BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...4 A.Latar Belakang Masalah.............………………………………………4 B.Rumusan Masalah ..........................……………………………………4 C. Tujuan ...................................................................................................4 BAB II RINGKASAN JURNAL………………………………………...5 A.Informasi Bibliografi…………………………………………………..5 B.Ringkasan Isi Jurnal…………………………………………………....6 BAB III PEMBAHASAN...........................................................................13 A. Simpulan............................................................................................13 BAB IV PENUTUP……………………………………………………….14 A.Kesimpulan…………………………………………………………….14 B.Saran…………………………………………………………………...14
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah Penelitian
adalah
suatu
kegiatan
ilmiah
untuk
menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut.
Metode penelitian geografi
dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode – metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran da mengembangka ilmu pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Pada masa kini, banyak terjadi kesalahan kesalahan dalam penulisan artikel maupun skripsi yang disebabkan kurang dipahaminya metode penelitian yag baik dan benar. Oleh sebab itu, maka saya melakukan critical book pada kedua buku ini, selain sebagai syarat pemenuhan tugas, juga sebagai referensi saya untuk kedepannya dalam melakukan penelitian.
B. Rumusan Masalah 1. Apa perbedaan yang ada dalam dua jurnal tersebut ? 2. Bagaimana intisari dari masing – masing jurnal? 3. Apa kekurangan dan kelebihan dari masing – masing jurnal?
C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui perbedaan dari kedua jurnal. 2. Mengevaluasi isi jurnal. 3. Menilai kedua jurnal.
4
BAB II RINGKASAN
A. Informasi Bibliografi 1. Jurnal Utama Judul
: Inovasi
Pembelajaran
Melalui
Penguatan Keterampilan
Pembuatan Peta Dasar Wilayah Pada Matakuliah Praktek Kartografi Penulis
: Asnidar, Ali Nurman, dan M. Ridha S. Damanik
Nama Jurnal : Jurnal Geografi Vol / No
: vol 5 / no. 1- 2013
ISBN / ISSN : 2085-8167 Penerbit
:-
Tahun Terbit : 2013 2. Jurnal Pembanding Judul
: Implementasi Graph Coloring Dalam Pemetaan
Kecamatan Di kabupaten kedirii Penulis
: Risky Aswi Ramadhani
Lembaga Penulis
:-
Nama Jurnal
: SIMETRIS
Vol/No
: Vol 7/ No 2
Penerbit
:-
ISBN/ISSN
: 2252-4983
Tahun terbit
: 2016
B. Ringkasan Isi Jurnal 1. Pendahuluan Salah satu kompetensi yang harus dimiliki lulusan Pendidikan Geografi adalah kemampuan melakukan pengukuran lapangan untuk memperoleh data permukaan bumi yang dibutuhkan sebagai data dasar pembuatan peta dasar. Kemampuan ini diemban oleh mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dan Praktek Kartografi. Dasar-dasar pengukuran lapangan
5
beserta penggunaan berbagai jenis alat pengukuran lapangan telah diberikan melalui mata kuliah Ilmu Ukur Tanah, dan matakuliah Praktek Kartografi melanjutkan pembuatan peta turunan dari peta dasar yang ada. Hasil refleksi penulis sebagai pengampu matakuliah Praktek Kartografi selama ini diantaranya adalah, terlihat kelemahan kemampuan mahasiswa membuat peta dengan data dasar pengukuran wilayah, sehingga untuk membuat peta tematik dengan peta dasar yang ada juga menjadi sulit. Informasi yang penulis dapatkan dari sebahagian besar mahasiswa
peserta
matakuliah
Praktek
Kartografi
selama
ini
mengatakan bahwa mereka belum bisa meletakkan data-data pengukuran lapangan pada kertas (peta dasar), sehingga merekapun mengalami kesulitan untuk membuat peta turunan dari peta dasar wilayah. Untuk mata kuliah Praktek Kartografi, selama ini kompetensi yang dikembangkan menyangkut kemampuan membuat berbagai jenis peta khususnya petapeta tematik kebutuhan pembelajaran di sekolah. Peta dasar yang digunakan untuk membuat peta tematik tersebut adalah peta-peta administrasi yang tersedia pada lembaga pemerintah, karena itu selama ini keterampilan pembuatan peta wilayah dengan melakukan pengukuran lapangan bertumpu pada matakuliah Ukur Tanah. Melalui penelitian ini penulis tertarik untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa membuat peta dasar
wilayah
melalui
pengukuran
langsung
ke
lapangan,
agar pembuatan peta turunan wilayah tersebut dapat dengan mudah dilakukan. 2. Kajian teori Kajian teori jurnal ini mencakup: a. Inovasi pembelajaran b. Pembuatan peta dasar c. Kartografi 3. Metodelogi penelitian a. Area Penelitian
6
Penelitian jurnal ini dilakukan di wilayah Unimed yaitu Fakultas ILmu Sosial, Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, Galeri Seni Rupa sampai ke UPPL, Sekolah Pascasarjana, dan Lapangan Tenis Unimed.
b. Data Dalam proses yang digunakan dalam pengumpulan data ini menggunakan suatu metode observasi dimana 171 mahasiswa melakukan suatu penelitian di wilayah unimed Unimed yaitu Fakultas ILmu Sosial, Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, Galeri Seni Rupa sampai ke UPPL, Sekolah Pascasarjana, dan Lapangan Tenis Unimed.
4. Isi Kemampuan membuat peta merupakan salah satu kompetensi dasar seorang geografer. Melalui kemampuan ini seorang geographer dapat melakukan berbagai hal guna pengembangan ilmu bidang kegeografian sesuai kebutuhan. Kraak & Ormeling (1996) mengatakan bahwa bahwa ada empat data penting yang dapat digunakan sebagai sumber data pembuatan peta: (1)citra, (2)foto udara, (3)data pengukuran wilayah, dan (4)data-data ilmiah yang didapat pada berbagai buku dan sumber lainnya. Setara dengan itu Saraswati (1979) menjelaskan bahwa beberapa sumber informasi yang sering digunakan untuk pembuatan peta adalah (I)hasil observasi langsung di lapangan, (2)hasil interpretasi foto udara, (3)data penginderaan jauh, misalnya citra
satelit
Landsat
dan
SPOT,
(4)informasi
statistik
yang
dipublikasikan setiap waktu tertentu. Observasi lapangan dengan mengukur langsung permukaan bumi menjadi pilihan utama sumber data pembuatan peta yang dibuat dengan skala besar, pengukuran dan penggambaran harus benar-benar dilakukan secara cermat untuk menghindari kesalahan informasi yang disediakan. Prahasta (2001) lebih jauh menjelaskan bahwa citra merupakan satu produk pemotretan wilayah yang dilakukan melalui satelit memberikan gambaran yang
7
utuh
tentang
muka
bumi,
para
kartografer
dapat
memilah
danmenentukan data yang dibutuhkan untuk penggambaran wilayah sesuai kebutuhan, namun pengukuran langsung ke permukaan bumi untuk pembuatan peta dengan skala besar menjadi salah satu pilihan. Selanjutnya Sandy (1990) menjelaskan bahwa pembuatan peta dasar wilayah melalui pengukuran langsung di permukaan bumi menjadi salah satu pilihan tepat untuk menggambarkan daerah-daerah yang sempit (tidak luas). Dalam
pengukuran
lapangan
ini,
pengukuran
pertama
menggunakan meteran, kompas, dan yalon masing-masing kelompok dan kelas telah mendapatkan data pengukuran wilayah sesuai dengan wilayah pengukuran masing-masing. Pengukuran ini dilaksanakan dengan bimbingan tutor sebaya dan dosen pembimbing. Data hasil pengukuran ini dicek ulang pada pengukuran kedua, dan data hasil koreksi
inilah
yang
dijadikan
data
dasar
untuk
digambar menjadi peta dasar wilayah sesuai dengan wilayah pengukuran kelompok, sehingga data yang digambar benar-benar sesuai dengan kondisi nyata di permukaan bumi. Melalui aktivitas pengukuran lapangan dan penggambaran hasil pengukuran menjadi peta dasar wilayah, aktivitas belajar dapat ditingkatkan
dengan
rata-rata
24%,
keterampilan
mahasiswa
melaksanakan pengukuran lapangan menggunakan meteran dan kompas dan penggambaran hasil pengukuran menjadi peta dasar wilayah meningkat dengan rata-rata 20,55, dan nilai rata rata yang diperoleh kelompok pada hasil kerja ini sebesar 86,77. Pelatihan keterampilan
pengukuran
lapangan
dan
penggambaran
hasil
pengukuran menjadi peta tentunya semakin memperkuat penguasaan mahasiswa tentang konsep kartografi. `Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pembuatan peta,
sangat
dibutuhkan
bimbingan
dan
latihan
yang
berkesinambungan. Untuk itu kepada dosen Jurusan Pendidikan Geografi diharapkan untuk menggunakan berbagai kesempatan yang
8
ada
melatih
mahasiswa
meningkatkan
kompetensi
tersebut,
karena hal ini merupakan keterampilan dasar yang sangat dibutuhkan oleh guru geografi yang profesional. Pembimbingan dan pengawalan intensif pada setiap tahap kerja mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil
maksimal
pembuatan
peta
dasar
wilayah
menggunakan meteran dan kompas. Bagi mahasiswa, diharapkan senantiasa berusaha maksimal dalam meningkatkan kompetensi bidang kegeografian, terutama dalam pembuatan peta, karena peta merupakan media utama dalam pembelajaran geografi. Jurnal Pembanding Kediri
merupakan kabupaten yang cukup berkembang,
untuk mendukung perkembangan kabupaten Kediri
diperlukan
persiapan yang matang. Persiapan tersebut bisa dimulai dari SDM, Peralatan, maupun analisa wilayah. Pada penelitian ini akan dibahas graph coloring, graph coloring digunakan sebagai bahan untuk mengembangkankan kabupaten Kediri . Proses transformasi kota
menjadi
metropolitan
ini
umumnya
diawali
oleh
bergabungnya kota-kota yang berdekatan[1]. Dengan membangun pusat kecamatan dari beberapa kumpulan kecamatan diharapakan kemajuan setiap kecamatan hampir sama. Dengan memilih salah satu kota yang paling strategis untuk pengembangan kecamatan, maka kecamatan disekitarnya akan melakukan trasnsaksi jual beli di kecamatan yang memiliki degree yang paling banyak. Teori graph merupakan topik yang banyak mendapat perhatian saat ini, karena model-model yang ada pada teori graph berguna untuk aplikasi yang luas[2]. graph coloring sendiri terdiri dari vertex dan edgee. Edgee bisa terbentuk apabila ada beberpa vertex saling terhubung. Setiap kecamatan di kabupaten Kediri saling berbatasan dengan kecamatan lain. Perbatasan ini yang akan dijadikan dasar pembentukan edgee. Apabila dilihat dari jumlah kecamatan yang
9
ada di kabupaten Kediri jumlah vertex yang akan digunakan adalah 26 vertex, vertex digambarkan sebagai kecamatan, jika antara kecamatan saling berbatasan maka ada 2 vertex yang bertemu, hal seperti ini disebut edgee. Kota yang memiliki edgge paling besar adalah kecamatan yang strategis, yang dimaksud strategis adalah, kecamatan ini terhubung dengan bnyak kecamatan di sekitarnya. Kecamatan yang memiliki degrre yang paing banyak menjadi central kabupaten. Pengembangan kabupaten seharusnya terpusat pad kecamatan tersebut. Kecamatan yang maju saling bergantung ke kecamatan yang lain, kecamatan yang memiliki degree sedikit untuk pengembanganya pasti sulit. harapan membangun kecamatan yang memiliki degree pembangunan
pusat
banyak pemerintah dapat memusatkan ekonomi,
pendidikan
kesehatan
pada
kecamatan tersebut dan kecamatan disekitarnya mudah mengakses, selain itu kemajuan kecamatan yang memiliki degree banyak akan berimbas pada kecamatan disekitarnya. 2.
Kajian Teori Adapun kajian teori yang terdapat pada jurnal tersebut yaitu
bagaimana masyarakat mencari letak suatu bangunan atau tempat dengan kolerasi yang ada antara suatu tempat dengan tempat lain dengan adanya kemajuan teknologi sehingga diperlukan penyajian peta yang menarik dan mudah dipahami pada setiap objek bangunan tersebut. 3.
Metodologi Penelitian Metode Penelitian adalah urutan meneliti, berikut ini adalah
flowchart metode penelitian yang akan digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari degree antar kecamatan di kabupaten Kediri. Penulis melakukan penelitian dengan mengindentifikasi masalah yang mau diteliti kemudian membuat studi pustaka untuk mengetahui apa saja masalah yang terjadi. Setelah itu dilakukan pengumpulan data dimana sangat diperlukan untuk memperkuat
10
yang diteliti. Lalu membuat hasil dari apa yang dilakukan dalam penelitian dan yang terakhir yaitu kesimpulan apa yang bisa ditarik dari permasalahan tersebut. 4.
Pembahasan Kebutuhan masyarakat akan penentuan atau pencarian letak
suatu bangunan atau tempat dengan korelasi yang ada antara suatu tempat dengan tempat yang lain dan dengan kemajuan teknologi terutama
pada
visualisasi.
Sehingga
masyarakat
sekarang
cenderung mengerti atau mengatahui suatu lokasi berdasarkan apa yang pernah mereka perkirakan atau apa yang dilihat sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyajian peta yang menarik dan mudah dipahami dengan mengandung kaidah kartografi pada setiap objek bangunan yang cenderung lebih disukai dibanding dengan pembedaan kategori nominal, terutama bagi masyarakat awam dalam membaca informasi-informasi pada peta. Pada Penelitian ini akan dibahas bagaimana membuat graph coloring dari sebuah peta, peta yang digunakan adalah peta kabupaten Kediri. Graph coloring digunakan untuk melihat perbatasan antara peta yang saling terhubung. Berikut ini adalah peta kabupaten Kediri. Secara informal, suatu graph adalah himpunan benda-benda yang disebut simpul (vertex atau node) yang terhubung oleh sisi (edge) atau busur (arc). Biasanya graph digambarkan sebagai kumpulan titiktitik (melambangkan simpul) yang dihubungkan oleh garis-garis (melambangkan sisi) atau garis berpanah (melambangkan busur). Suatu sisi dapat menghubungkan suatu simpul dengan simpul yang sama. Edges menggambarkan bagaiamana setiap kecamatan di kabupaten Kediri saling terhubung, misalnya saja kecamatan Ngadiluwih berbatasan langsung dengan kecamatan Kras. Pada bagian ini digunakan untuk menghubungkan anatara kecamatan Ngadiluwih dan Kras.
11
5.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian berupa pewarnaan grap (graph coloring) pada peta Kabupaten Kediri dapat diperoleh beberapa keseimpulan sebagai berikut: 1)
Jumlah vertex (Kecamatan) yang terdapat di peta
Kabupaten Kediri berjumlah 26. 2) Kecamatan Pare memiliki edgee yang paling banyak yaitu 7 edgee. Dengan memanfaatkan graph coloring maka pengembangan Kecamatan akan lebih mudah karena pihak-pihak yang terkait mengetahui kecamatan yang paling strategis. Kecamatan yang paling strategis adalah kecamatan yang memiliki edge paling banyak.
12
BAB III PEMBAHASAN A. Hasil review jurnal Berdasarkan hasil review yang saya lakukan terhadap jurnal “Inovasi Pembelajaran Melalui Penguatan Keterampilan Pembuatan Peta Dasar Wilayah Pada Matakuliah Praktek Kartografi” ini, saya dapat mengatakan bahwa jurnal ini sangat bagus. Sebab pada jurnal ini kita di berikan pengenalan dan pemahaman akan cara pembuatan peta dasar wilayah yang baik dan dapat meningkatkan keterampilan kita sebanyak 24 % dalam hal belajar pengukuran wilayah. Selain itu, jurnal ini juga banyak mencantumkan banyak pendapat para ahli, sehingga lebih menyakinkan para pembaca dengan ulasan yang diberikan. Selain itu, jurnal ini juga dibuat dengan sangat baik pada bidang tata tulis, maupun isi jurnal.
Namun, dalam jurnal ini, saya tidak tersedianya abstrak dalam bahasa asing. Padahal bahasa asing bisa menjadi salah satu hal yang dapat menarik minat para pembaca. Selain itu, dalam jurnal ini juga tidak memberikan gambaran lengkap bagaimana penghitungan peningkatan keterampilannya. Jurnal ini tidak menjelaskan secara mendetail tentang hasil para siswa nya. Jurnal ini hanya mengungkapkan nilai rata – rata nya saja. Sedangkan menurut saya perlu juga dimuat apa saja halangan dan kendala yang ditemui saat melakukan pengukuran wilayah tersebut, pembuatan petanya, dan lain lain. Agar dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca.
13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil review yang saya lakukan saya dapat mengatakan bahwa jurnal ini merupakan salah satu jurnal terbaik yang saya baca. Sebab dalam jurnal ini pembahasannya sangat singkat, namun mengandung isi yang lengkap. Jadi menurut saya jurnal ini sangat cocok bagi para mahasiswa geografi yang nantinya akan menjadi calon calon guru. B. Saran Saran yang dapat saya berikan kepada penulis adalah agar penulis menambahkan abstrak dalam bahasa asing. Sebab jurnal ini sangat diperlukan bagi mahasiswa seperti saya ini, dan sering membutuhkan beberapa jurnal berbahasa asing. Minimal abstraknya. Selain itu, agar penulis juga menambahkan keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam penelitian ini. Agar kedepannya menjadi pembelajaran bagi kami para generasi muda yang perlu wawasan yang lebih. Saya juga sangat menyarankan teman – teman agar membaca jurnal ini, sebab jurnal ini sangat bagus dan cocok bagi kita mahasiswa geografi.
14