Contoh Aerodrome Manual Kendari

  • Uploaded by: Basuki Rahardjo
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Aerodrome Manual Kendari as PDF for free.

More details

  • Words: 25,622
  • Pages: 115
Loading documents preview...
DAFTAR ISI Daftar Isi Kata Pengantar Catatan Amandemen Daftar Tabel Part 1 Informasi Umum Section 1.1 Tujuan dan Cakupan Section 1.2 Persyaratan Legal Section 1.3 Kondisi Penggunaan Section 1.4 Informasi Aeronautical Section 1.5 Pencatatan Pergerakan Pesawat Udara Section 1.6 Kewajiban Operator Bandar udara Part 2 Rincian Lokasi Bandar Udara Section 2.1 Rencana Bandar Udara Section 2.2 Nama Properti Bandar Udara Section 2.3 Daftar Bangunan Bandar Udara Part 3 Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait Section 3.1 Bandar Udara Section 3.2 Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait Part 4 Prosedur Operasional Bandar Udara Section 4.1 Pelaporan Bandar Udara Section 4.2 Akses ke Movement Area Section 4.3 Rancangan Gawat Darurat Bandar Udara Section 4.4 Layanan Rescue dan Pemadam Kebakaran Section 4.5 Inspeksi Bandar Udara Section 4.6 Bantuan Visual, Sistem Kelistrikan dan Penerangan Section 4.7 Pemeliharaan Area Pergerakan Section 4.8 Keamanan Kerja Bandar Udara Section 4.9 Manajemen Operasi Appron (Appron Operation Management) Section 4.10 Manajemen Keamanan Apron Section 4.11 Kontrol Kendaraan Airside Section 4.12 Manajemen Gangguan Binatang Liar Section 4.13 Kontrol Halangan Section 4.14 Pemindahan Pesawat Bermasalah Section 4.15 Penanganan Material Berbahaya Section 4.16 Operasi Pada Kondisi Daya Pandang Rendah Section 4.17 Perlindungan Radar dan Navigation Aid Bagian 5 Administrasi Bandar Udara dan Sistem Manajemen Keselamatan Section 5.1 Administrasi Bandar Udara Section 5.2 Sistem Manajemen Keselamatan Singkatan Appendix

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

Halaman 1 2 3 4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 9 10 11 11 12 18 18 25 28 33 37 42 51 53 59 63 70 72 76 81 86 89 90 97 97 104 110 113

1

KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini disiapkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapat sertifkat operasi bandar udara sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Bandar Udara. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini berisikan rincian prosedur operasi penting yang tidak seluruhnya berkaitan dengan masalah keamanan, namun demikian diperlukan untuk memenuhi persyaratan legal dan operasional serta kewajiban hukum umum yang berlaku. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini juga menghimpun dokumen-dokumen yang telah ada yang terkait dengan pengoperasian bandar udara dan dokumen-dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus dipublikasikan. Directorate General of Air Communications (DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA) mensyaratkan Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini harus dipedomanani dalam pengoperasian dan pemeliharaan bandar udara, dan apabila personil bandar udara dalam melakukan tugas dan fungsinya telah sesuai dengan prosedur-prosedur atau ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini akan dibebaskan dari tuntutan atas tanggung jawab pribadi jika tindakan mereka untuk alasan tertentu membahayakan keamanan operasi penerbangan. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara merupakan refleksi yang akurat dari praktek-praktek yang berlaku saat ini. Jika ada staf yang melihat adanya suatu perbedaan dari prosedur yang telah ditetapkan, atau jika prosedur ini untuk alasan-alasan tertentu tidak mungkin atau tidak praktis dilaksanakan, mereka harus memberi masukan kepada Kepala Bandar Udara atau Ketua Kelompok Teknisi. Di samping itu, para staf juga didorong untuk mempertanyakan prosedur yang telah ditetapkan jika hasil yang diharapkan dapat dicapai melalui cara-cara yang lebih aman, lebih efektif dalam hal biaya, efisien atau lebih dapat dipertanggung jawabkan. Kepala Bandar Udara harus memastikan bahwa Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara tidak terjadi penduplikasian dalam prosedur pengoperasian dan perawatan bandar udara dan para pejabat di bandar udara dan personil yang terkait dengan peroperasian dan pemeliharaan bandar udara harus memiliki salinan yang sama sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. Kendari, 13 Agustus 2008 KEPALA BANDAR UDARA WOLTER MONGINSIDI KENDARI

( Drs. NORMAN DANI, M.Si ) NIP. 120 117 634

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

2

CATATAN AMANDEMEN No.

Tanggal

Catatan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

Keterangan

3

DAFTAR TABEL No.

Description

Hal

1.

Tabel 1

Nama-nama Properti Bandar Udara ................................

9

2.

Tabel 2

Daftar Bangunan Bandar Udara ....................................

10

3

Tabel 3

Karakteristik Fisik Landasan Pacu ....................................

12

4.

Tabel 4

Jenis permukaan Apron, Runway, Taxiway ......................

12

5.

Tabel 5

Aircraft Parking Stands ...................................................

13

6.

Tabel 6

Koordinat Geografis dari Lokasi Parkir Pesawat ...............

13

7.

Tabel 7

Declared Distances ........................................................

14

8.

Tabel 8

Radio Navigasi dan Alat Bantu Pendaratan .......................

16

9.

Tabel 9

Take off intersection Declared Distance………………………….

17

10.

Tabel 10

Daftar Anggota Komite AEP ............................................

30

11.

Tabel 11

Fasilitas dan peralatan RFFS ...........................................

34

12.

Tabel 12

Fasilitas lainnya dari RFFS ..............................................

34

13.

Tabel 13

Airport Lighting Facilities ...............................................

46

14.

Tabel 14

Type & Lamp Capacity of Airport Lighting ........................

47

15

Tabel 15

Penerangan Approach dan Runway………………………………..

48

16.

Tabel 16

List of Maintenance Equipment .......................................

52

17.

Tabel 17

Airlines Operator/GHA Radio Frequencies ........................

62

18.

Tabel 18

Incident On Apron Report by AMC Officer … ....................

64

19.

Tabel 19

Incident On Apron .........................................................

68

20.

Tabel 20

Daftar Cek pemantauan kegiatan burung & binatang liar ..

73

21.

Tabel 21

List of Aircraft Salvage Equipment ...................................

85

22.

Tabel 22

RFFS Equipment ............................................................

85

23.

Tabel 23

Daftar Peralatan Keamanan Penerbangan .......................

88

24.

Tabel 24

Daftar Kontak Staff .......................................................

97

25.

Tabel 25

Distribution of Manual ....................................................

101

26.

Tabel 26

Distribusi Rencana .........................................................

103

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

4

1 1.1

INFORMASI UMUM Maksud dan Tujuan Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara ini berisikan informasi terinci tentang lokasi, fasilitas, layanan, peralatan, prosedur operasional, organisasi dan manajemen untuk Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari dalam memenuhi persyaratan pengoperasian bandar udara. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara digunakan oleh personil bandar udara dalam tugas untuk mengoperasikan dan mengelola kegiatan dan bisnis bandar udara. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara digunakan oleh petugas dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam kegiatan audit dan inspeksi berkaitan dengan pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari.

1.2

Persyaratan Legal Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari merupakan bandar udara domestik. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi Bandar Udara, setiap bandar udara yang beroperasi harus memiliki Sertifikat Operasi Bandar Udara yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

1.3

Kondisi Penggunaan Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari beroperasi 13 jam sehari untuk lepas landas dan mendaratnya pesawat udara, dan Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara sebagai pedomaan personil bandar udara atau semua orang yang melakukan kegiatan bandar udara dengan persyaratan dan kondisi yang sama.

1.4

Informasi Aeronautical Semua data berkaitan dengan aspek aeronautik dari bandar udara ini diterbitkan dalam Indonesia Aeronautical Information Publication. Ketua Kelompok Teknisi Keselamatan Penerbangan bertanggung jawab atas kelengkapan, keakuratan, dan kebenaran data yang dibuat dan disajikan kepada Sub Direktorat AIS dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sesuai dengan prosedur yang dijelaskan pada Buku Pedoman ini.

1.5

Pencatatan Pergerakan Pesawat Udara a.

Semua data berkaitan dengan pencatatan pergerakan pesawat dikumpulkan dan dicatat oleh Personil Pelayanan Lalu Lintas Udara yang piket pada waktu itu.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

5

b. c. d. 1.6

Data dari Personil Pelayanan Lalu Lintas Udara yang piket pada waktu itu dikumpulkan dan diperiksa oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Keselamatan Penerbangan. Pimpinan Kelompok Teknisi Keselamatan Penerbangan kemudian menyerahkan data ke Ketua Kelompok Teknisi. Ketua Kelompok Teknisi menyerahkan data laporan ke Kepala Bandar Udara.

Kewajiban Operator Bandar Udara Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Bandar Udara dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP /76/VI/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Bandar Udara. a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Mengikuti standard dan praktek yang diwajibkan; Mempekerjakan staf yang berkualifikasi dan ahli dalam jumlah cukup; Mengoperasikan bandar udara sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara; Mengizinkan Petugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang telah diotorisasi untuk melakukan inspeksi dan pengujian hal-hal yang berkaitan dengan kepastian keamanan di bandar udara; Melaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, ATC dan Pilot seperti yang disyaratkan; Melakukan inspeksi khusus jika dibutuhkan; Membuang hambatan-hambatan di bandar udara yang dapat menjadi bahaya; dan Mengibarkan tanda peringatan jika pesawat yang terbang rendah atau sedang bergerak di taxiway cenderung membahayakan bagi orang atau kendaraan. Memberikan catatan penyimpangan, jika ada penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan dalam manual bandar udara, operator harus melapor ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam bentuk tertulis tentang penyimpangan dalam tempo 30 hari setelah penyimpangan terjadi.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

6

2.

Rincian Lokasi Bandar Udara

2.1

Rancangan Bandar Udara

2.1.1

Fasilitas Pokok Bandar Udara No 1

2

3 4 5

Item Fasilitas Sisi Udara - Ruway - Taxiway * Taxiway A * Taxiway B - Apron * Apron A * Apron B - Strip - RESA - Shoulder - Marka Fasilitas Sisi Darat a. Bangunan Terminal Penumpang - Bangunan Terminal Kargo - Bangunan Operasi - Bangunan Penunjang Fasilitas Navigasi dan Komunikasi Penerbangan

Dimensi / Kapasitas/ Jumlah

Keterangan

2100 M x 30 M 362 M x 23 M 75 M x 23 M 162 M x 91 M 177 M x 60 M 2200 M x 180 M 90 x 60 M x 2 Ada, grass Ada Ada Ada Ada Ada b. NDB c. VOR

Fasilitas Alat Bantu Visual Wind shock Fasilitas Keselamatan - PKP PK AD cat VII Penerbangan - Metal Detector - Bagage trough Detector

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

7

2.1.2

Lokasi dari Setiap Indikator Arah Angin. (Gambar - 1).

2.1.3

Jarak antara Bandar udara ke Kota Terdekat 32 KM dari Pusat Kota Kendari

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

8

2.2

Nama-nama Properti Bandar Udara Tabel - 1 Nama - Nama Properti Bandar Udara LAND TAHUN ACQUISITION

Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Ambaipua Desa Konda Desa Ambaipua Desa Onewila

Runway

-

BASE ON ASSET M2 -

Taxiway

-

-

-

Turning Area

-

-

-

Apron

-

-

-

Air Strip Runway Passenger Terminal Cargo Terminal

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Service Road

-

-

-

Fuel Farm

-

-

-

1981

-

60.519

NDB

-

-

-

Radar

1990

-

20.000

13

Desa Ambaipua

Transceiver Area

1985

-

100.000

14

Desa Ambaipua

Officer

-

-

-

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

DAERAH/ DESA

PENGGUNAAN

DVOR

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

BASE ON CERTIFICATE M2 -

CERTIFICATE Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU Tanah hak pakai TNIAU No. 1756 tanggal 8 des 1981 Tanah hak pakai TNIAU No. 5035 tanggal 4 - 12 - 1990 No.1855 Tanggal 6 – 08 – 1985 Tanah hak pakai TNIAU

9

2.3

Daftar Bangunan Bandar Udara Tabel - 2 Daftar Bangunan Bandar Udara No. 1 2 3 4

Nama Bangunan Bangunan Tower (ATC Tower Building) - Tower Lama - Tower Baru Bangunan Kantor - Kantor Lama - Kantor Baru Bangunan Genset - Bangunan Lama - Bangunan Baru Bangunan CCR - Bangunan Lama - Bangunan Baru

Area (M2) 240 180 312 400 218 160 48 80

5

Bangunan DVOR

120

6

Bangunan APP

48

7

Bangunan VHF-ER Bangunan NDB - Bangunan Lama - Bangunan Baru Bangunan PKP-PK - Bangunan Lama - Bangunan Baru Bangunan Workshop - Bangunan Lama - Bangunan Baru

48

8 9 10

50 24 272 200 200 240

11

Bangunan Jaga

24

12

Bangunan Gardu Travo

32

13

Bangunan Gudang Bandara

200

14

15

16

Bangunan Terminal - Domestik Lama - Domestik Baru - VIP 1 (CIP) - VIP 2 Bangunan Gudang Cargo - Cargo Lama - Cargo Baru Bangunan Perumahan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

1.200 12.000 160 891

Type 36 Type 50 Type 70 Type 100

300 900 33 Unit, kondisi 80 % 11 Unit, kondisi 80 % 1 Unit, kondisi 90 % 1 Unit, kondisi 90.% 10

3.

Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait

3.1

Bandar Udara Wolter Monginsidi – Kendari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nama dari bandar udara Kota lokasi bandar udara berada Propinsi Lokasi Bandar Udara Koordinat ARP dan lokasi pada AD UTC Arah dan jarak dari kota Elevasi dari setiap threshold

9. 10.

Elevasi / Referensi Temperature Rincian menara suar bandar udara

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Nama operator Bandar Udara Alamat Telepone Faksimil E-mail Telex AFTN Bandar udara Reporting Officer

19. 20. 21.

Jenis traffic yang diijinkan Jenis landasan pacu Catatan : 1. Operator Bandar Udara menyediakan layanan Aircraft Marshalling 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Wolter Monginsidi Kendari Silawesi Tenggara Desa Ambaipua Kec. Ranometo Kab. Konsel 04005’03” S 122024’31”T +8 32 KM /….. NM dari Pusat kota 32 KM RWY 08 (29FT/21FT) RWY 26 (34FT/27FT) 164 FT / 270 C Lokasi: di atas bangunan Bandar udara Control Tower, jenis: PS10, warna bening dan hijau, 20 flash/minute and .. RPM Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Jl. Bandara Wolter Monginsidi Kendari 0401-321980, 0401-327869 0401-321833 [email protected] WAWW YFYE Officer In Charge (OIC) Telepon : Fax. VFR / IFR Non Instrument Approach

berdasarkan pesanan. (Semua permintaan untuk Aircraft Marshalling harus diajukan ke Maskapai Penerbangan atau Ground Handling Agent); Layanan Follow Me Car disediakan bagi pesawat terbang berdasarkan permintaan; Magnectic Variation ............................ 2’ E (2004); Administrasi Bandar Udara Sen – Jum jam 08.00 s/d 16.00 WITA Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina.. H – 13 Kesehatan dan Kebersihan……………. H – 8 AIS Briefing Office …………………….. H – 13 ATS Reporting Office …………………. H – 13 MET Briefing Office …………………… H – 13 ATS……………………………………… H – 13 Pengisian Bahan Bakar………………… H – 13 Ground Handling .…………………….. H – 13 Keamanan……………………………… H – 24

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

11

3.2

Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait

3.2.1

Karakteristik Fisik Landasan Pacu Tabel - 3 Karakteristik Fisik Landasan Pacu

3.2.2

Strength (PCN) and Surface of RWY PCN 37 FCXT Asphalt concrete

THR Coordinates 04˚05′00,953″ S 122˚24′31,133″ E

NIL

2100 X 30 M

PCN 37 FCXT Asphalt concrete

04˚04′48,816″ S 122˚25′38,125″ E

NIL

Slope of RWY-SWY

SWY Dimension and Surface

CWY Dimension and Ground Profile

Strip Dimension and Surface

OFZ

Remarks

08/26

60 X 30 M Asphalt

-

2220 X 180 M Grass

NIL

NIL

26/08

60 X 30 M Asphalt

-

NIL

NIL

Designation RWY

True BRG

Dimensions of RWY

08

076˚

2100 X 30 M

26

256˚

Remarks

Jenis Permukaan Apron, Runway, dan Taxiway serta Parkir Pesawat Terbang Tabel – 4 Jenis Permukaan Apron, Runway dan Taxiway No. 1

Facilitas

3 No 1 2

Luas (M2)

Permukaan

Kekuatan

2100 M x 30 M

63000 M2

60 M x 30 M 60 M x 30 M

1800 M2 1800 M2

Aspal Concrete Asphalt Asphalt

362 M x 23 M 75 M x 23 M

8326 M2 1725 M2

Asphalt Asphalt

PCN 74 FCXT PCN 30 FCXT

162 M x 91 M 177 x 60 M Dimensions 90 x 60 M 90 x 60 M

14742 M2 10620 M²

Rigid Asphalt Remarks Grass Grass

PCN 69 RCXT PCN 30 FCXT

RUNWAY & STOPWAYS • Runway 08-26

2

Ukuran

• Stopway 08 • Stopway 26 TAXIWAYS • Taxiway A • Taxiway B APRON • Apron A • Apron B RESA Runway Runway 08 Runway 26

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

PCN 37 FCXT -

12

Tabel - 5 Parkir Pesawat Terbang No.

Apron

Aircraft Stand

1

APRON A

1, 2, 3, 4, 5

2

APRON B

1,2,3

3.2.3

Visual Aid di bandar udara Wolter Monginsidi Kendari terdiri dari Runway Edge lights, Taxiway Edge light, Apron Edge light, VASI, Approach Light, Sequency Flashing lights, Rotating Beacon lights dll. Rincian lebih lanjut lihat section 4.6.9

3.2.4

Lokasi dan frekuensi radio untuk VOR bandar udara check points (Tidak dapat diterapkan).

3.2.5

Lokasi dan penetapan jalur standard taxi : a. Lokasi di seluruh ............... b. Tower bandara ……….. mengatur.............. c. Keberangkatan ........ d. Keberangkatan .......... Alur pergerakan pada Lampiran .....

3.2.6

Koordinat Geografis dari titik tengah taxiway (Tidak dapat diterapkan)

3.2.7

Koordinat Geografis dari Lokasi Parkir Pesawat Terbang (Tidak dapat diterapkan) Tabel - 6 Koordinat Geografis dari Lokasi Parkir Pesawat Terbang

No 1

3.2.8

Name of Aircraft Stand PARKING STAND TERMINAL

Stand number

WGS-84 Coordinate Latitude

Longitude

-

-

-

Gangguan Bandar udara. Bandar udara Obstacle Chart - ICAO Type A untuk: RWY 26 …………………………….... NIL RWY 08 …………………………….... NIL

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

13

3.2.9

Lokasi untuk chek posisi altimeter pra-penerbangan ditetapkan di apron dan elevasinya di seluruh wilayah parkir (Tidak dapat diaplikasi).

3.2.10

Declared Distances

RWY Designator 08 26

3.2.11

Tabel - 7 Declared Distances TORA 2100 M 2100 M

TODA 2160 M 2160 M

ASDA 2160 M 2160 M

LDA 2100 M 2100 M

Rancangan Pemindahan Pesawat Terbang Rusak Pemindahan Pesawat Terbang Rusak dijelaskan pada JUK.DO.022.1/LU.30/2000/AP II tertanggal 31 Maret 2000 dan SOP of RFFS berkaitan dengan The removal of Disable Aircraft.

3.2.12

Rescue dan Pemadam Kebakaran a.

Kategori PKP-PK AD Cat. VII dengan 1 Stasiun Pemadam. Tidak ada fasilitas untuk melakukan foaming di runway. Peralatan Rescue. Disediakan secara cukup sesuai rekomendasi ICAO. Kemampuan untuk melakukan tindakan pemindahan benda rusak. Tersedia hingga pesawat jenis ……… Nomor telepon PKP-PK 0401-321980 ext 121 Data personal PKP-PK :

b. c. d.

No 1. 2. 3.

Lisensi Senior Junior Belum memiliki lisensi Total

Jumlah 3 orang 4 orang 11 orang 18 persons

Catatan: Tenaga unit Medis Gawat Darurat: 3.2.13

Catatan

orang terdiri dari dokter dan perawat.

Fasilitas dan Layanan Handling a. b.

Fasilitas Handling Cargo……....... Jenis Bahan Bakar......…………....

c.

Jenis minyak pelumas................

1 Bangunan gudang kargo Jet A 1, jenis bahan bakar lain disediakan sesuai pesanan Minyak pelumas hanya disediakan oleh maskapai penerbangan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

14

d. e. f. g. 3.2.14

Fasilitas Pengisian Bahan bakar..

Fuel tank capacity, Hydrant Pit, Dispenser, dan fuel truck / 72 juta liter; Ruang hanggar pesawat tamu.... Belum tersedia. Fasilitas perbaikan pesawat tamu: Belum tersedia Catatan .................................... Nil.

Fasilitas Penumpang a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Hotel…………………………... sekitar 200 ruang di kota Kendari tapi sebaiknya melakukan pemesanan terlebih dulu. Restoran …………………..... Tersedia di area publik dan transit. Transportasi ………………… Taksi dan persewaan mobil H24. Fasilitas Medis …………….. H24 di Airport Clinic, General Hospital di Kota Kendari (32 km). Bank .........................….. Mesin ATM bank BPD 1 buah Money Changer .............. Belum tersedia Kantor Pos ..................... Belum tersedia Tourist Information Office Belum tersedia Left Baggage Service .…... di Terminal kedatangan

3.2.15

Seasonal Availability Clearing (Tidak dapat diaplikasi)

3.2.16

Data Apron, Taxiway dan Check Location a. Apron A Lebar : Permukaan : Kekuatan : Appron B Lebar : Permukaan : Kekuatan : b. Taxiway A Lebar : Permukaan : Kekuatan : Taxiway B Lebar : Permukaan : Kekuatan : c. VOR/INS Checkpoints....................

3.2.17

Petunjuk Pergerakan Permukaan dan Sistem Kontrol & Pemberian Rambu No a. b. c.

162 x 91 meter Rigid PCN 69 RCXT 177 x 60 meter Aspalt Concrete PCN 30 FCXT 362 x 23 meter Concrete PCN 74 FCXT 75 x 23 meter Concrete PCN 30 FCXT Tidak tersedia

MATERI Menggunakan aircraft identification type, taxiway guide lines dan visual docking/parking guidance system untuk parkir pesawat terbang Rambu dan lampu RWY dan TWY Stop bars

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

KETERANGAN Tersedia

Tersedia Tersedia 15

Penyediaan Informasi Meteorologi NO a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 3.2.18

MATERI

KETERANGAN TNI AU Kantor Meteorologi H10 Jam pelayanan Kantor yang bertanggung jawab atas persiapan TAFOR Kantor meteorologi TNI AU Periode validitas Trend Type Interval penerbitan Type of landing forecasts Tersedia Jasa Briefing / Consultation Tersedia – Bhs. Dokumentasi Penerbangan Inggris Charts dan informasi lain yang tersedia untuk briefing Tersedia atau konsultasi Perlengkapan penunjang yang tersedia untuk penyediaan Tersedia Informasi Briefing Office Unit ATS yang memiliki informasi NIL Informasi tambahan (keterbatasan service dll.)

Radio Navigasi dan Alat Bantu Pendaratan Tabel - 8 Radio Navigasi dan Alat Bantu Pendaratan

Frequency

Hours of Operation

Site of transmitting antenna coordinates

Radar PSR

-

H -13

-

NDB

215 Khz

H -13

-

VOR

115 MHz,

H -13

-

DME

97 X

H -13

-

ILS

-

H -13

-

Type of Aid and Category

ID

3.2.19

Pengoperasian Helikopter / Area Pendaratan.

3.2.20

Take off Intersection Declared Distances

Remarks

(Fasilitas helipad tidak tersedia)

(Tidak dapat diaplikasikan)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

16

Tabel - 9 Take Off Intersection Declared Distances T/O INTERSECTION

3.2.21

TODA

26

08

Keluar dari Taxiway setelah Mendarat a. b. c. d.

EXIT EXIT EXIT EXIT

RWY … VIA EXIT TWY RWY … VIA EXIT TWY RWY … VIA EXIT TWY RWY … VIA EXIT TWY

….. ….. ….. …..

(Tidak dapat diaplikasikan)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

17

4. Prosedur Pengoperasian Bandar Udara 4.1

Pelaporan Bandar udara

4.1.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, khususnya Kantor Pusat Aeronautical Service (AIS) diberitahu akan adanya perubahan pada kondisi fisik bandar udara dan adanya gangguan baru yang dapat mempengaruhi keselamatan operasi pesawat terbang.

4.1.2

Tanggung Jawab

Ketua Kelompok Teknisi bertanggung jawab memastikan bahwa semua prosedur telah

diterapkan dan sumberdaya disediakan untuk pelaporan perubahan pada karakteristik fisik bandar udara, KKOP, atau perubahan-perubahan lain yang dapat mempengaruhi keselamatan operasi pesawat terbang.

Pimpinan Kelompok Teknisi Keselamatan Penerbangan bertanggung jawab dalam mendokumentasikan prosedur pelaporan dan dalam memberi masukan kepada AIS

bahwa ada perubahan permanen pada informasi bandar udara. Di samping itu juga bertanggungjawab dalam memberi masukan kepada DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA akan adanya perubahan signifikan pada informasi bandar udara yang mungkin terjadi.

Anggota Kelompok Teknisi Kespen bertanggung jawab dalam penerapan prosedur pelaporan yang didokumentasikan dalam manual ini.

Petugas Briefing Office bertanggung jawab dalam pelaporan fasilitas dan servis harian

bandar udara dan memberitahukan adanya perubahan temporer untuk dimasukkan dalam aeronautical information (NOTAM) dan diberikan kepada petugas operasional penerbangan (flight-crew, flight-planning and flight-simulators), air traffic service yang bertanggungjawab dalam in-flight briefings, layanan di bandar udara yang bertanggungjawab untuk pre-flight and post-flight briefings, layanan militer, penyedia database komersil dan vendor FMS, dan menyediakan informasi aeronautika dalam format tertulis. Tugas utama AIS Bandar udara (Briefing Office) bandar udara Wolter Monginsidi : a. Menyiapkan dan menyimpan material briefing; b. Menyiapkan pre-flight information bagi aircrew dan operator pesawat terbang; c. Menyediakan briefing langsung dengan aircrew dan petugas pesawat terbang; d. Memelihara displai dan grafik dinding di briefing office; e. Klarifikasi publikasi; f. Menyediakan in-flight information kepada ATS; g. Menerima post-flight information dari aircrew dan mengambil tindakan yang diperlukan; Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

18

h. Memelihara material perpustakaan untuk referensi bagi AIS/MAP; i. Memproses rencana penerbangan (RPL/FPL) yang diterima dan memberi pesan kepada penerbangan terkait sebelum berangkat; j. Mengumpulkan, menyusun dan memverifikasi informasi NOTAM; k. Membuat Data Mentah NOTAM; l. Menerima dan memelihara basis data NOTAM; m. Menyiapkan dan menerbitkan Raw Data Trigger NOTAM; 4.1.3

Standard dan Referensi Teknis. CASR Part 139.117 mensyaratkan para operator untuk menyediakan informasi terkini tentang bandar udara dan hal-hal berbahaya bagi navigasi udara. Hal ini dilakukan melalui Aeronautical Information Publications (AIP) dan Notices to Airmen (NOTAM). CASR Part 139. 117 mensyaratkan para operator untuk memberitahu DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA dengan segera akan adanya perubahan pada informasi bandar udara atau dalam serviceability dari fasilitas bandar udara. Kegagalan untuk melakukannya dapat mengganggu keselamatan operasi pesawat terbang. CASR Part 139. 11 7 juga menetapkan persyaratan yang sama untuk hambatan-hambatan yang terdeteksi selama inspeksi bandar udara.

Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen mengajukan format pelaporan dan menyediakan contoh NOTAM. Manual of Standards, CASR Part 139 – Bandar udara mendaftar persyaratanpersyaratan bagi penerbitan informasi/data permanen bandar udara, dan memberikan rincian dari apa, bagaimana dan di mana untuk melapor, jika ada perubahan pada fasilitas bandar udara, servis dan hambatan. 4.1.4

Prosedur Pelaporan. Situasi-situasi yang dapat memberikan dampak langsung pada keselamatan pengoperasian pesawat terbang secara resmi dilaporkan kepada ATS Regional Coordinator melalui telepon atau radio sesegera mungkin oleh Petugas yang terkait ATS Reporting Centre yang telah ditetapkan bagi bandar udara Wolter Monginsidi Untuk laporan verbal ke: a. ATS Regional Coordinator phone/Fax : 0411 4813210 ext 2058; b. Aerodrome Control Tower phone : 0401 321980 ext 111; c. Briefing Office (BO) untuk Aeronautical Information/NOTAM action Phone: 0401 321980 ext 110; Pada umumnya kondisi bandar udara atau hambatan baru yang perlu dilaporkan segera terdeteksi pada saat inspeksi serviceability harian. Prosedur untuk inspeksi dan persyaratan untuk membukukan hasil inspeksi sebagaimana dirinci dalam Sub part 4.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

19

Semua petugas pelaporan Bandar udara dilengkapi dengan pendidikan yang berkaitan dengan: a. Pengetahuan tentang kartakteristik fisik area pergerakan bandara (movement area), obstracle limitation surfaces, marka, rambu, lighting dan fasilitas keselamatan bandara; b. Pengetahuan tentang informasi aerodrome yang terdapat di dalam AIP; c. Kemampuan untuk melaksanakan inspeksi (serviceability inspection) aerodrome; d. Pengetahuan tentang prosedur gawat darurat bandara; e. Pengetahuan tentang sistem NOTAM dan kemampuan melaksanakan prosedur pelaporan bandara 4.1.5

NOTAM NOTAM digunakan untuk memberi masukan bagi pilot dan petugas terkait dengan operasi penerbangan berkenaan dengan informasi ketersediaan fasilitas navigasi udara, servis dan prosedur yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keselamatan, rutinitas dan efisiensi dari navigasi udara. Dalam kaitannya dengan suatu bandar udara, termasuk di dalamnya perubahan temporer dalam informasi yang dipublikasi, unserviceability, atau hambatan yang baru dideteksi. Informasi aeronatika akan disediakan dalam NOTAM Request Format standard untuk kondisi-kondisi berikut: a. Perubahan (sementara atau tetap) pada runway, termasuk perubahan informasi pada NOTAM permanen; b. Pekerjaan di aerodrome yang mempengaruhi operasional runway atau yang kemungkinan menjadi halangan (obstacle), termasuk pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk kembali pada kondisi sesuai dengan standard keselamatan penerbangan; c. Kerusakan pada lighting di aerodrome dan obstacle lebih dari waktu yang ditentukan; d. Obstacle sementara bagi pengoperasian pesawat udara; e. Peningkatan signifikan atau konsentrasi burung atau binatang pada dan di sekitar bandara yang dapat membahayakan pesawat udara; f. Munculnya obstacle baru; g. Radio navigasi penerbangan atau alat bantu pendaratan dalam kondisi U/S atau bisa dioperasikan kembali; h. Kejadian atau kegiatan lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara yang menggunakan aerodrome.

4.1.5.1

Penyerahan Data Mentah a.

Permintaan NOTAM harus dilaporkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal efektif berlakunya NOTAM seperti yang direncanakan, misal: pekerjaan di area pergerakan, kegiatan yang berbahaya, wilayah terbatas dan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

20

b. c. d. e.

4.1.5.2

Penerimaan Data Mentah a. b. c. d.

4.1.5.3

terlarang, dan kegiatan yang membutuhkan larangan wilayah udara di luar kondisi darurat; Pemberitahuan adanya perubahan pada kegiatan harus dimasukkan 24 jam di depan, untuk menyediakan cukup waktu bagi perencanaan penggunaan ruang udara; NOTAM kerusakan perlengkapan alat Navigation Aid dan Komunikasi harus menyebutkan prakiraan berapa lama kegagalan dapat diatasi; NOTAM dengan periode validasi 3 bulan atau lebih disyaratkan harus menerbitkan AIP Supplement atau digabungkan dengan AIP. Perubahan permanen pada informasi bandar udara akan disiapkan oleh berkenaan dengan perbaikan pada AIP dan dilaporkan langsung secara tertulis ke Kasubdit Informasi Aeronautika DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, di Gedung Karya Lt. 7 Jl. Medan Merdeka Barat no 8 Jakarta Pusat, telp/ fax. (62) (21) 3507603, atau melalui AFTN : WRRR YNYX atau bilamana pada bandara tersebut tidak terdapat Fax atau AFTN, data dapat disampaikan melalui SSB ke bandara terdekat yang memiliki AFTN.

Data mentah diserahkan melalui surat ke Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen; Data Mentah NOTAM yang diserahkan akan dicek dan dicek ulang oleh Briefing Officer dengan mengacu pada sumber data sebelum dikirimkan oleh Briefing Office ke NOF dan diterbitkan sebagai NOTAM; Untuk menghindari duplikasi, NOTAM yang telah dicek harus dicek ulang. Pada saat publikasi NOTAM harus ditunda karena alasan teknis (NOF malfunction), “Data Mentah NOTAM” didistribusikan ke unit kerja terkait yang membutuhkan informasi (Unit ATS dan Operator Pesawat Terbang) melalui telepon atau fax.

Catatan dan Dokumentasi a. b. c.

NOTAM Domestik direkam dalam bentuk tercetak dan disimpan selama 3 (tiga) tahun, sedangkan Current Domestic & International NOTAM direkam secara electronik; Buletin harian NOTAM (DNB) direkam dalam bentuk cetakan dan elektronik, dan disimpan selama 1 (satu) tahun. Pre-flight Information Bulletin (PIB) disediakan dan disiapkan secara manual.

Catatan: Untuk lebih rinci, lihat SOP of Briefing Office 4.1.6

Pelaporan Insiden. Adanya objek signifikan yang ditemukan di wilayah pergerakan seperti komponen pesawat udara atau bangkai burung harus dilaporkan.

Anggota PKP-PK dan Teknisi Landasan yang menemukan suku cadang pesawat dengan segera memberitahu ATC, dan kemudian berupaya mengidentifikasi suku cadang Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

21

tersebut melalui sejumlah petugas bagian permesinan maskapai penerbangan. ATC dapat memberitahu pilot pesawat terbang yang mungkin kehilangan suku cadang tersebut.

Anggota PKP-PK

akan melaporkan gangguan burung sesuai dengan prosedur yang dirinci di Part 4 Section 12, Manajemen Gangguan Binatang Liar. Semua insiden direkam dalam Daily Operations Logbook yang dipegang oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen di Control Tower. Semua Pelaporan Paska Penerbangan dan Pelaporan Serangan Burung disampaikan pada unit-unit yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti, dan direkam dalam Daily Operations Logbook yang dipegang oleh Petugas Briefing Office. 4.1.7

Perubahan AIP yang akan Diumumkan oleh NOTAM. Koordinat Bandar udara Elevasi Bandar udara Bearing Pavement Rating atau Lebar Strip Kemiringan/Slope Permukaan Declared Distances Approach KKOP Gradient

Perubahan melebihi 0.5 nautical miles Alterasi melebihi 20 FT Perubahan sebesar 5 derajat atau lebih Jika ada penurunan Jika ada perubahan Jika ada perubahan Jika ada perubahan Jika ada pengurangan lebih dari 10 meter atau penambahan lebih dari 30 meter. 0.05% perubahan atau lebih

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

22

4.1.8

Form Permintaan NOTAM. TO : BRIEFING OFFICE Phone : 62 21 550 6110/6111 FAX. 62 21 550 1129 REPORTING OFFICER

:

TELEPHONE

:

FROM PHONE FAX

: ................ : ................ : ................

.......................….......................................................... (NAME) ……….............……...FAX : ............................................

NOTAMN :

NOTAMR

LOCATION FROM (date-time group) TO (PERM or date-time group) Time Schedule (if applicable)

a) b) c) d)

........................ (NUMBER)

NOTAMC

......................... (NUMBER)

WIII ........................................ UTC ........................................ UTC ........................................ UTC

E)

TEXT OF NOTAM; Plain-Language Entry (using ICAO Abbreviation)

F)

Lower Limit

G)

Upper Limit

Please fax back a copy of the NOTAM to the originator SIGNED

:

............................................. (REPORTING OFFICER)

DATE/TIME

:

........................................

Catatan: Form Permintaan NOTAM tersedia di …………………... 4.1.9

Daftar Petugas Bandar Udara AIS No 1. 2.

4.1.10

Licenses

Sum

Remarks

Senior Junior

Fasilitas Unit AIS Bandar Udara

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

23

a. Aeronautical Data Processing System (ADPS); b. Teletypewritter AFTN; c. Mesin Faksimili; d. Telepone; e. Personal Computer; f. Personal Computer dengan internet; g. Single Band h. Jam. (Catatan : disesuaikan dengan kondisi bandara yang bersangkutan) 4.1.11

Contact Person NO NAMA 1. Zulkipli Masja 2. Pengky D Sowong 3. Sanis Pramitawati, AMd 4. Eka Hadiyanto, AMd 5. Syahrani Anwar

TELEPON 0401 321980 ext 123

Petugas Pelaporan Bandara (Reporting Officer): Nama : No Telpon/ fax yang bisa dihubungi selama dan di luar jam operasi bandara 4.1.12

Pihak-pihak yang harus dihubungi dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam 4.1.5 adalah Nama: No Telp./ Facsimile yang bisa dihubungi selama dan di luar jam kerja : Laporan yang disampaikan secara lisan harus diikuti dengan laporan secara tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

24

4.2

Akses Ke Area Pergerakan.

4.2.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah untuk membantu keselamatan pengoperasian pesawat terbang dengan hanya mengijinkan akses ke area pergerakan bagi petugas atau kendaraan yang diotorisasi, perlengkapan/mesin, peralatan, binatang atau benda-benda lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat terbang (mengacu pada SOP AMC)

4.2.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab memastikan bahwa prosedur diterapkan dan sumberdaya disediakan bagi keamanan dan pengontrolan semua akses ke area pergerakan;

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggung jawab untuk menyetujui penerbitan

pass bandar udara, surat ijin mengemudi bagi petugas, dan ijin bagi kendaraan khusus yang akan masuk ke airside area setelah melakukan koordinasi dengan Kepala Bandar Udara;

Komandan Airport Security bertanggung jawab memastikan dilakukannya inspeksi terhadap pass bandar udara oleh petugas keamanan bagi petugas, kendaraan dan perlengkapan keselamatan penerbangan pada saat memasuki area pergerakan;

Anggota Airport Security bertanggung jawab melakukan kontrol pada pass bandar udara oleh petugas keamanan untuk petugas, kendaraan dan perlengkapan keselamatan penerbangan pada saat memasuki area pergerakan;

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggung jawab dalam memastikan inspeksi

terhadap Airside Driving Licence bagi petugas yang mengoperasikan kendaraan di airside area. AMC Officer bertanggungjawab dalam supervisi harian terhadap kendaraan dan petugas di area pergerakan;

Anggota Airport Security bertanggung jawab dalam pengontrolan petugas, kendaraan

dan peralatan yang diotorisasi, dalam penerapan akses harian ke area pergerakan demi keselematan penerbangan.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggungjawab untuk menyetujui penerbitan pass bandar udara dan ijin bagi kendaraan khusus untuk memasuki airside area setelah melakukan koordinasi dengan Kepala Bandar Udara (di luar jam kerja).

4.2.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

25

CASR Part 139-Bandar udara, ICAO Annex 17-Security dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 54 tahun 2004, National Civil Aviation Security Program mensyaratkan operator bandar udara untuk menyediakan keselamatan penerbangan sipil. Direktorat Keselamatan Penerbangan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA menetapkan Komite Keamanan Bandar Udara dan Program Pengamanan Bandar Udara. Peraturan ini mensyaratkan adanya kontrol pada akses ke airside di bandar udara sebagai langkah dalam memastikan keamanan operasional pesawat terbang. 4.2.4

Kontrol Akses Tidak ada orang yang diijinkan memasuki airside area (area steril) tanpa adanya ijin dari Otoritas Bandar Udara. Petugas dari Otoritas Bandar Udara, Maskapai Penerbangan/GHA, petugas dari Institusi pemerintahan/organisasi atau pengunjung dilarang memasuki atau melakukan pekerjaan di airside area tanpa memiliki Pass Bandar Udara. Penerbitan kembali Pass Bandar Udara dilakukan setahun sekali. Kendaraan atau peralatan yang menggunakan mesin yang akan memasuki atau beroperasi di dalam airside area diwajibkan memiliki Pass Kendaraan Bandar Udara (stiker) Pass Bandar Udara dan Pass Kendaraan bandar Udara (stiker) harus diajukan kepada Kepala Bandar Udara dan pemrosesan dilakukan oleh Kepala Seksi Jasa Kebandar

udaraan wolter monginsidi

Form aplikasi untuk Pass Bandar Udara harus disertai dengan: a. foto, ukuran 3 X 4 cm, warna latar belakang: hijau b. Referensi perusahaan (Kartu ID perusahaan) c. Rekomendasi dari polisi (SKCK) Form aplikasi untuk Pass Kendaraan Bandar Udara harus disertai dengan: a. STNK b. SIM Bandar Udara pemegang c. Pass Bandar Udara pemegang d. Referensi perusahaan Pass Bandar Udara berlaku untuk: a. Pemegang Pass Bandar Udara yang namanya tertulis di Pass Bandar Udara; b. Kendaraan/peralatan yang identitas, jenis, registrasinya disebutkan dalam Pass Bandar Udara; c. Area yang diijinkan disebutkan dalam Pass Bandar Udara; d. Validitas atau tanggal berlaku disebutkan dalam Pass Bandar Udara. Akses kendaraan ke airside area diatur oleh Kepala Seksi Keamanan dan Kespen.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

26

Keseluruhan airside area dikelilingi oleh pagar pengaman atau bangunan untuk menjaga dari masuknya orang yang tidak diijinkan. Semua gerbang masuk kendaraan bermotor dijaga oleh satuan pengaman. Gerbang dan pintu masuk pejalan kaki dikontrol oleh petugas pengamanan. Tanda wilayah terlarang ditempatkan dalam bangunan yang memiliki akses ke area airside langsung, di setiap pintu masuk dan pada jarak tertentu di sepanjang pagar pengaman. Kalimat pada tanda tersebut disesuaikan dengan Program Pengamanan Bandar Udara. 4.2.5

Daftar Document yang Dicek No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

4.2.6

Subjek Airport Pass Vehicle(s) stickers of airside worthiness Vehicle(s) stickers of ramp area/service road Vehicle flame trap Steady light (red colour) Fire extinguisher Airside Driving Permit Vehicle Company Badge (Logo) Goods to be carried Chequered Flag in the manoevring area Vehicle(s) Police Number

Ya/Tidak

Catatan

Contact Persons NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

NAMA Kepala Bandar Udara Kepala Seksi Kemananan dan Kespen Komandan PKP-PK Komandan Security Airport Security Officer Pimpoksi Kespen Assistant Division Manager of AMC AMC Officer

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

TELEPON 0401 327869 0401 321980 ext 131 0401-321980 ext 121 0401-321980 ext 118 0401-321980 ext 118 0401-321980 ext 123

27

4.3

Aerodrome Emergency Plans (Program Penanggulangan Gawat Darurat Bandara) Airport Emergency Plans (AEP) diterbitkan dan didistribusikan secara terpisah dari Manual Bandar udara. AEP merupakan catatan resmi tentang kesepakatan yang dicapai antara pihak-pihak yang diharapkan merespon atas keadaan darurat di bandar udara Wolter Monginsidi AEP memberikan kepastian terhadap dipenuhinya persyaratan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA.

4.3.1

Tujuan Tujuan dari AEP adalah menyediakan respon yang tepat waktu dan terkoordinasi untuk tindakan penyelamatan dan pemulihan atas suatu keadaan darurat yang terjadi di bandar udara. Tujuan utama dari bagian ini adalah secara formal merumuskan tanggungjawab operator bandar udara dan menyediakan informasi latar belakang dalam hubungannya dengan AEP.

4.3.2

Tanggung Jawab

4.3.2.1

Perencanaan AEP

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab penuh dalam pembuatan suatu rencana

pengkoordinasian respon jika suatu keadaan darurat terjadi di bandar udara yang melibatkan pesawat terbang dan/atau fasilitas bandar udara. Komite AEP yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pemeliharaan AEP dipimpin oleh Kepala

Bandar Udara. 4.3.2.2

Respon Operasional AEP Tanggung jawab operasional dan prosedur para staff didokumentasikan dalam Airport Emergency Plan. AEP ini dipublikasikan terpisah dari manual, tapi merupakan bagian dari Manual Bandar Udara.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

28

4.3.2.3

Jalan Akses bagi kendaraan PKP-PK di Bandar udara Jalan akses bagi kendaraan PKP-PK adalah sebagai berikut : Gambar - 2

4.3.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139 dan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Manual of Bandar udara Standards, ICAO Doc.9137-AN/898 Part 7 Airport Emergency Planning dan Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA no SKEP/94/IV/98 mensyaratkan agar operator bandar udara membuat perencanaan keadaan darurat yang disebabkan oleh atau yang dapat mempengaruhi operasi penerbangan. Perundangan, rencana dan prosedur lain yang dapat diacu oleh AEC dalam pengembangan AEP antara lain: a. Aviation Act No. 15 of 1992 Regarding Aviation; b. Peraturan Pemerintah No.3 of 2001 mengenai Security and Aviation Safety; c. Peraturan Pemerintah No. 70 of 2001 tanggal 17 Oktober, 2001 mengenai Airport matters; d. Instruksi Menteri Komunikasi No. 186/AU.503/Menhub tanggal September 22 ,1980 mengenai Fire Prevention and Protection at the Airport; e. Keputusan Director General of Air Communications No. SKEP/57/IV/99 bertanggal April 12, 1999 mengenai Removal of Disabled Aircraft at the Airport; f. ICAO Airport Services Manual Doc.9137-AN/898 Part 1 Rescue and Fire Fighting.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

29

4.3.4

Airport Emergency Operation Committees. Airport Emergency Operation Committee (EOC) adalah forum utama untuk mengembangkan, mendistribusikan dan mengubah Airport Emergency Plan untuk Airport Wolter Monginsidi. Kommite ini akan mengeluarkan amandemen atas AEP. Executive General Manager adalah pimpinan dari komite ini. Komite akan bertemu setelah setiap Pelatihan Skala Penuh, pelatihan parsial atau suatu keadaan darurat sebenarnya, untuk menjalankan fungsinya dan terdiri dari suatu grup dengan anggota-anggota inti yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi sebagai pimpinan Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Bandara Wolter Monginsidi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bandara Wolter Monginsidi Perwakilan dari bea cukai, immigrasi dan karantina (untuk penerbangan international) Perwakilan dari maskapai penerbangan Perwakilan dari DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Ketua Kelompok Teknisi Komandan PKP-PK Komandan Security Pimpoksi Kespen. Elemen pengamanan; Dokter atau paramedis Tabel - 10 Daftar anggota komite AEP:

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Anggota Kepala Bandar Udara Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bandara WMI Bea cukai Imigrasi Karantina DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Ketua Kelompok Teknisi Komandan PKP-PK Komandan Security Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen Komanan Lanud Wolter Mongonsidi Polisi Bandar Udara Airport Medical Emergency

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

Telepon 0401 327869 0401 321980 ext 131 0401 321980 ext 129

0401 321980 ext 125 0401 321980 ext 121 0401 321980 ext 118 0401 321980 ext 123 0401 321960

30

Notulen masing-masing rapat akan dibuat setelah rapat selesai untuk mencatat setiap keputusan yang diambil. Notulen disimpan di kantor pimpinan untuk suatu periode paling sedikit tiga tahun. Airport Emergency Committee dapat membentuk suatu sub komite dari waktu ke waktu untuk membahas rincian proses perencanaan seperti a. Kesejahteraan b. Media c. General Aviation d. Pelatihan e. Gugus tugas untuk proyek khusus dan perencanaan uji coba 4.3.5

Pelatihan Gawat Darurat Bandar Udara Untuk memastikan bahwa semua rencana berfungsi dan seluruh pihak paham dengan peran dan tanggungjawabnya, suatu program uji coba akan dikembangkan oleh Airport Emergency Committee. Komite ini akan menentukan frekuensi dan jenis uji coba yang dilaksanakan, mengacu pada persyaratan standard minimum dari satu uji coba skala penuh setiap dua tahun dan suatu uji coba parsial di setiap tahun berjalan. Akan ditunjuk wasit yang akan memberikan komentar atas uji coba dan kinerja dari pihak yang hadir. Setiap wasit akan memberikan kritik atas uji coba yang akan diberikan kepada Airport Emergency Committee sebagai pertimbangan. Jika terjadi keadaan darurat, uji coba besar dapat ditunda hingga dua tahun, sementara uji coba parsial tetap dilakukan.

4.3.6

Review Airport Emergency Plan Setelah melakukan suatu kegiatan besar dari perencanaan atau setelah adanya uji coba, Airport Emergency Committee atau suatu sub-grup dari komite ini akan bertemu untuk mengidentifikasi bidang-bidang mana yang dapat diperbaiki lebih lanjut

4.3.7

Prosedur Operasi Standard Setiap pihak yang terkait bertanggung jawab atas pengembangan prosedurnya masingmasing yang merupakan metoda masing-masing pihak dalam menerapkan AEP. Prosedur yang menjelaskan respon dari operator bandar udara terhadap situasi darurat di bandar udara telah diterbitkan dalam Airport Emergency Plan. Pusat Airport Emergency Operation ditempatkan di sebelah Pusat Pemadam Kebakaran dan diperlengkapi dengan fasilitas seperti komunikasi, alarm, dan sebagainya.

4.3.7.1

RFFS a. Uji alarm dan radio komunikasi dilakukan oleh RFFS Watch Room Officer setiap terjadi pergantian atau rotasi shift;

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

31

b. c. d.

Sebelum melakukan uji, RFFS Watch Room Officer akan memberi informasi kepada Stasiun Utara, Selatan dan Utama bahwa uji alarm dan radio komunikasi akan dilakukan; Petugas RFFS di stasiun Utama akan melaporkan hasil uji alarm dan radio komunikasi ke RFFS Watch Room Officer. Jika terjadi kegagalan fungsi, RFFS Watch Room Officer akan memberitahu pihak terkait pada nomor telepon 105 (Unit Elektronik Utama).

4.3.7.2

TWR/Bandar udara Control Tower a. Bandar udara Controller akan memberi informasi ke RFFS Watch Room Officer melalui telepon nomor 112 sebelum menjalankan uji alarm dan radio komunikasi; b. Setelah menerima informasi, RFFS Watch Room Officer akan meneruskan informasi ke Stasiun Utama bahwa uji alarm dan radio komunikasi akan dijalankan; c. Uji alarm dan radio komunikasi akan dilakukan setiap perubahan/rotasi shift;

4.3.7.3

Penghentian Kondisi Gawat Darurat Bandar udara Kepala Bandar Udara menyatakan bahwa situasi darurat telah dihentikan pada saat situasi telah menjadi lebih baik dan/atau pesawat telah mendarat dengan selamat.

4.3.7.4

Contact Persons.

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, MSi No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext 131

c.

Komandan Airport Security Nama : Enos Raka No. Telp/HP : 0401 321980 ext 118

d.

Komandan PKP-PK Nama : Jimlan No. Telp/HP : 0401 321980 ext 121

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

32

4.4

Layanan Pemadam Kebakaran Dan Rescue (PKP-PK)

4.4.1

Tujuan PKP-PK diperlengkapi dengan tujuan dari layanan penyelamatan dan pemadam kebarakan yaitu penyelamatan jiwa. Fasilitas PKP-PK diarahkan semuanya untuk mengatasi dan berhadapan dengan insiden pesawat udara yang terjadi pada atau di sekitar wilayah bandar udara.

4.4.2

Tanggung Jawab

Komandan PKP-PK atau yang diberi tugas sepenuhnya bertanggungjawab untuk

memastikan bahwa semua peralatan dan tingkat perlindungan yang tepat telah disediakan, termasuk di dalamnya jumlah alat pemadam yang disyaratkan, untuk mencapai kategori PKP-PK yang telah di-rating. 4.4.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis. CASR Part 139 dan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Manual of Bandar udara Standards, ICAO Doc.9137-AN/898 Part 1 Rescue And Fire Fighting dan keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA no. SKEP/94/IV/98 mensyaratkan bahwa operator bandar udara menyediakan layanan Rescue And Fire Fighting Service untuk memenuhi Airport Category dalam hal tindakan gawat darurat yang disebabkan oleh atau dapat mempengaruhi operasional penerbangan.

4.4.4

Kategori PKP-PK Hasil penilaian PKP-PK untuk bandar udara adalah Kategori 6. Kepala Bandar Udara mengajukan kategori PKP-PK ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA menilai peralatan PKP-PK dan mengkonfirmasi penetapan kategori PKP-PK (Sesuai dengan kategori PKP-PK bandara yang bersangkutan)

4.4.5

Penurunan Kategori Jika suatu kategori ternyata tidak dapat dipertahankan maka hal tersebut harus segera diberitahukan ke Kepala Bandar Udara. Kepala Bandar Udara bertanggung jawab untuk melaporkan kategori PKP-PK ke AIS untuk diterbitkan NOTAM tentang penurunan kategori PKP-PK

4.4.6

Inventaris Fasilitas dan peralatan PKP-PK dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

33

Tabel - 11 Fasilitas dan Peralatan PKP-PK CAPACITY NO

TYPE OF EQUIPMENT/ FACILITIES

Foam (L)

1.

Crash Car

-

2.

Crash Car

-

3.

Crash Car

4.

Rescue Combinend Agent

5.

Rescue Car

6.

Ambulance

7.

Ambulance

8.

Comando Car

Water (L)

YEAR OF MARK/ TYPE

Dry Powder (KG)

REMARKS

PRODUCT

OPERATION

Rosenbauer Type II

Austria

1992

4000

-

Morita Type II

Jepang

1985

1 unit

2000

-

Morita Type III

Amerika

1983

1 unit

-

2400 L

250 Kg

Rosenbauer Type III

Austria

1996

-

250 Kg

Toyota Type IV

Jepang

1980

-

-

Mitsubishi

Jepang

1995

1 unit

-

-

Toyota

Jepang

2006

1 unit

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1 unit

-

9.

-

Crash Bell PKPPK

1 unit

-

4000

-

1 unit

1 unit

Tabel - 12 Fasilitas Lainnya dari RFFS No 1.

Equipment Foam AFFF 6% mark 3 M

2.

Dry Chemical Powder ABC

3.

Aluminium Suit

4.

Helmet

5.

Rescue Tool

6.

Smoke Detector

7.

Generator

8.

Pump

9.

Delivery Hose

10.

Delivery Hose

11.

Compressor

12.

Hose Dryer

13.

Electric Saw

14.

Breathing Apparatus

Total NIL

Remarks NIL

NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL NIL

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

34

4.4.7

Prosedur Operasi Standard Prosedur yang menjelaskan operasi RFFS di bandar udara telah diterbitkan sebagai Standard Operating Procedures (SOP). Dokumen tersebut diterbitkan terpisah dari Bandar udara Manual.

4.4.8

4.4.9

Persyaratan Pelatihan (PKP-PK) a. b. c.

Basic Training Junior Training Senior Training

: : :

d.

Advance Training

:

e. f. g.

Certification Training Live Fire Drills Pressure fed fuel fires

: : :

SMU + 8 minggu; Basic Training + 8 minggu (pengalaman 2 th); Junior Training + 8 minggu (pengalaman 2 th pada Junior RFFS); Senior Training + 12 minggu (pengalaman 2 tahun pada Senior RFFS); Senior Training + 78 minggu (D-III); Setiap 4 bulan; tidak dapat diaplikasikan.

Sumber Daya Manusia PKP-PK Harus memenuhi persyaratan standard untuk PKP-PK Kategori 5

4.4.10

Waktu Respon Waktu respon dari Stasiun pemadam ke ujung landasan pacu: 2 (dua) menit, diuji setiap 6 (enam) bulan dan dicatat.

4.4.11

Prosedur Pengujian Peralatan dan Bahan Kimia. a.

Uji kinerja kendaraan adalah sebagai berikut: 1. Kapasitas semprot ….…… ….. Liter/menit; 2. Daya jangkau ..…………… ….. meter; 3. Akselerasi kecepatan ….. 0 – 80 km/jam …… detik; 4. Kecepatan Maksimum .… ….. km/jam; 5. Jarak berhenti ………..…… ….. meter

b.

Uji Kualitas Foam (setiap 6 bulan): 1. Exponen Hydrogen (pH); 2. Sludge content; 3. Surface tension; 4. Expansion ratio; 5. Index Refractive.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

35

4.4.12

Daftar Dokumen a. b. c. d. e. f. g.

4.4.13

CASR Part 139 Manual of Standard ICAO Annex 14 ICAO Document –Airport Services Manuel Doc 9137-AN/989 Part 1 ICAO Document –Airport Services Manuel Doc 9137-AN/989 Part 5 ICAO Document –Airport Services Manuel Doc 9137-AN/989 Part 7 DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Decree no SKEP/94/IV/98

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, MSi No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext 131

c.

Komandan PKP-PK Nama : Jimlan No. Telp/HP : 0401 321980 ext 121

d.

RFFS Supervisor on duty (H24) Nama : ..................... No. Telp/HP : .....................

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

36

4.5

INSPEKSI BANDAR UDARA

4.5.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa wilayah pergerakan, fasilitas terkait, dan obstacle limitation surfaces (OLS) secara rutin diperiksa untuk memastikan bahwa standard keamanan penerbangan tetap dipelihara;

4.5.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prosedur telah

dilakukan dan sumberdaya yang disediakan bagi inspeksi dan pelaporan bandar udara disediakan untuk memastikan bahwa standard keamanan penerbangan dipenuhi.

Ketua Kelompok Teknisi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa fasilitas bandar

udara dipelihara dalam kondisi fisik yang aman dan bahwa OLS tetap dimonitor jika terjadi hambatan.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan bertanggung jawab atas dilakukannya inspeksi bulanan terhadap OLS. Di samping itu juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Annual Safety Inspection dilakukan dan laporannya diserahkan ke DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA dalam tempo yang telah ditetapkan.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa inspeksi serviceability harian telah dilakukan dengan baik dan bahwa tindakan/pelaporan yang tepat telah dilakukan sebagai hasil dari inspeksi tersebut.

Staf Teknisi dari Kelompok Teknisi Landasan bertanggung jawab untuk menjalankan inspeksi serviceability harian di movement area dan OLS. 4.5.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139.107 mensyaratkan operator bandar udara untuk menjalankan inspeksi serviceability bandar udara untuk memelihara fasilitas bandar udara agar tetap dalam kondisi fisik yang aman dan untuk memantau OLS jika didapati adanya hambatan. Sesuai dengan regulasi DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA akan diberitahu jika terjadi perubahan dalam kondisi fisik atau jika terdeteksi adanya gangguan yang dapat mempengaruhi keamanan penerbangan.

4.5.4

Inspeksi Serviceability Petugas operasional ditugaskan selama 24 jam untuk memastikan adanya pemantauan berkesinambungan atas serviceability bandar udara. Para petugas dijadwal bergiliran 24 jam penuh untuk memastikan adanya pemantauan berkesinambungan terhadap serviceability bandar udara.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

37

4.5.4.1

Logbooks dan Trigger List Inspeksi serviceability dicatat dalam Operations Officers Logbook dan Trigger List. Form Operations Officer Logbook dan trigger list dipegang oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan. Pokok-pokok catatan dalam logbook antara lain waktu di mana setiap inspeksi serviceability dilakukan dan referensi-silang dengan nomor serial di Trigger List. Kejadian atau kerusakan signifikan harus dicatat bersama dengan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah yang muncul.

Misal: a. Kurangnya movement area membutuhkan adanya sebuah Works Order (perhatikan serial number); b. Kejadian keselamatan atau keamanan yang signifikan (dibutuhkan form terpisah). c. Penerbitan NOTAM (Form Permintaan NOTAM juga disyaratkan); d. OLS infringements; e. Berita acara AEP yang rinci (laporan terpisah dengan rincian yang lebih mendalam mungkin disyaratkan); f. Serangan burung atau binatang (form serangan burung yang tersendiri juga disyaratkan); g. Kegiatan burung yang signifikan; h. Gangguan tumpahan material (dibutuhkan form terpisah);

Logbook harus ditandatangani oleh Petugas Jaga di awal dan pada saat satu shift telah habis. Form Trigger List harus diselesaikan untuk masing-masing inspeksi dengan mencantumkan tanda centang atau silang untuk menyatakan apakah setiap masalah memuaskan atau sebaliknya. Jika suatu masalah mendapatkan tanda silang, rincian masalah tersebut harus dicatat dalam logbook. Logbooks and Trigger Lists dipegang oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan untuk satu periode selama tiga tahun sebagai sebuah catatan permanen tentang serviceability suatu bandar udara dan tersedia sewaktu-waktu jika ada permintaan audit oleh staf DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. 4.5.4.2

Komunikasi Pada saat mengendarai kendaraan atau berjalan kaki di movement area semua tenaga inspeksi harus waspada dan mendengarkan komunikasi radio berkenaan dengan lalu lintas udara yang sedang berjalan. Untuk akses ke area manuver pada saat mengendarai kendaraan, semua tenaga operasional, pemeliharaan dan maskapai penerbangan harus memenuhi persyaratanpersyaratan Airside Vehicle Control Procedures. Mengacu pada Part 4 Section 11 dari Manual ini untuk lebih rinci.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

38

Pada saat beroperasi di area manuver dan pendaratan, semua pekerja harus tetap terus berkomunikasi dengan Bandar Udara Control Tower. Semua radio di luar VHF air-band transceiver harus dimatikan. 4.5.4.3

Prosedur dan Frekuensi Inspeksi Inspeksi serviceability harus dilakukan oleh Anggota Teknisi Landasan sebagai berikut: a. Inspeksi harian serviceability pada jam 05.00-06.00 WITA, Jam 13.00-14.00 WITA dan jam 22.00-23.00 WITA. b. Setelah hujan deras, angin keras atau fenomena signifikan lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi serviceability suatu bandar udara; c. Jika diminta oleh ATC (mis: setelah suatu pendaratan abnormal); atau d. Jika disarankan oleh suatu sumber yang dapat dipercaya seperti ground staff, pilot atau perwakilan maskapai penerbangan, bahwa kemungkinan ada masalah di movement area.

4.5.4.4

Unserviceabilities. Petugas operasional yang mendeteksi adanya unserviceability di movement area akan melakukan tindakan berikut secara berturut-turut: a. Menginspeksi fasilitas; b. Melaporkan unserviceability ke ATC atau pihak yang berwenang lainnya untuk mengambil tindakan; c. Beri tanda (jika disyaratkan) pada bagian di movement area yang tidak mampu diservis; d. Perbaikan – kerjasama dengan tenaga pemeliharaan yang berkaitan agar perbaikan di daerah yang mengalami masalah dilakukan; e. Tinjau ulang kembali situasi sebelum batas waktu/tanggal yang telah ditetapkan; dan f. Melapor ke ATC jika area yang terkena masalah telah selesai perbaikan, atau tetapkan waktu/tanggal baru perkiraan keadaan unserviceability. Bagian landas pacu yang tidak mampu diservis harus diberi tanda sesuai dengan standard yang dirinci di MOS Part 139. Harus diberi pertimbangan bagi efek tekanan mesin jet, runway end safety area (RESA), dan pembersihan gangguan dalam pertimbangan displaced threshold calculation.

4.5.4.5

Alasan-alasan dalam Penutupan Movement area. Alasan yang diperbolehkan dalam penutupan fasilitas tertentu antara lain: Runway a. Banjir di permukaan runway; b. Adanya lubang di runway atau runway strip surface;

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

39

c. d. e. f. g.

Erosi kuat pada permukaan runway strip surface; Gangguan di runway atau runway strip surface atau gangguan di permukaan approach/take-off yang sedang dipakai; Batu lepas atau benda-benda lain di permukaan runway (karena pembersihan yang ditunda); Aktivitas burung yang berlebihan di bagian runway tertentu atau di sekitar wilayah approach/take-off di sepanjang runway; Atau alasan-alasan lain yang dapat mempengaruhi keamanan operasi pesawat terbang (mis: matinya sebagian atau seluruh sistem penerangan).

Catatan: dalam menentukan apakah dapat/harus menggunakan kondisi temporary threshold ketimbang menutup keseluruhan runway, pertimbangan harus diberikan pada lama dari sisa porsi serviceability (dapatkan advis dari maskapai penerbangan mengenai panjang runway yang masih bisa digunakan), kondisi angin/lalu lintas pada saat itu dan kondisi runway lain yang mungkin dapat digunakan (dapatkan advis dari ATC). Pada umumnya, kondisi yang dapat merusak bagian yang di-grading dari runway strip unserviceability juga merusak runway unserviceability. Taxiway dan Apron a. Banjir di permukaan; b. Lobang di permukaan (jika di luar lingkup pemeliharaan yang dapat langsung dilakukan); c. Erosi yang mendalam di taxiway strip surface; d. Batu lepas atau benda-benda lain di permukaan runway (karena pembersihan yang ditunda); e. Permukaan yang lunak; f. Halangan yang tidak dapat dipindahkan; g. Tumpahan bahan bakar atau oli; h. Atau alasan-alasan lain yang dapat mempengaruhi keamanan operasi pesawat terbang (mis: matinya sebagian atau seluruh sistem penerangan).

Catatan:

Di samping unserviceability suatu area, adanya unserviceability atau kerusakan pada sistem VASI atau visual ground aid yang tidak dapat segera diperbaiki harus dilaporkan. Penerbitan sebuah NOTAM harus dimintakan untuk merinci dari laporan yang sebenarnya. 4.5.5

Inspeksi Teknis Bulanan. Inspeksi bulanan fasilitas bandar udara dilakukan oleh Ketua Kelompok Teknisi (Aerodrome Visual Aids, Civil Engineering and Engineering) atau perwakilan untuk mengukur keefektivan inspeksi harian yang dilakukan oleh Operations Officers. Inspeksi ini harus menggunakan prosedur dan daftar check sama seperti yang digunakan untuk inspeksi harian

4.5.6

Inspeksi Keamanan Tahunan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

40

CASR Part 139.109 mensyaratkan agar operator aerodrome menjalankan inspeksi untuk memastikan layak tidaknya bagi pengoperasian pesawat terbang. Inspeksi harus dilakukan sekali dalam setiap tahun kalender. Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA berkenaan dengan inspeksi tahunan keamanan bandar udara ditetapkan dalam SKEP/157/IX/03 dalam Guidance For Maintenance, Reporting of Aviation Electronic and Electrical Facilities . Kegiatan tersebut harus dilakukan oleh seorang Airport Safety Inspector yang berkualifikasi, dan/atau dibawah arahan Senior Manager terkait. Safety Inspection Report harus disiapkan tidak lebih dari 15 hari setelah inspeksi dan diserahkan ke DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA dalam tempo 30 hari setelah inspeksi selesai. Laporan harus memasukkan informasi tentang survei approach/take off terakhir, atau suatu pernyataan yang mengindikasikan bahwa tidak ada perubahan pada informasi; dan sebuah laporan naratif formal yang mengetengahkan hal-hal penting yang memerlukan perhatian. Laporan harus dengan jelas mengidentifikasi apakah standard fisik dan operasional bandar udara telah sesuai dengan standard wajib atau perkecualian formal sedang berlaku pada saat laporan dibuat. Di samping itu laporan juga harus mereview status dan kelengkapan Manual ini. Jika dimungkinkan, laporan harus memasukkan saran tentang perubahan permanen pada kondisi fisik bandar udara dan amandemen yang dibutuhkan untuk memperbaharui informasi AIP. 4.5.7

Trigger List Inspeksi Serviceability. Lihat appendix 3 dari manual ini mengenai Civil Engineering, Electrical and Electronic

4.5.8

Contact Persons

4.6

a.

Ketua Kelompok Teknisi Nama :Djunaedi Sudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

b.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan Nama : R O D I, ST No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

c.

Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Nama : Sudarno No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

ALAT BANTU VISUAL DAN SISTEM KELISTRIKAN BANDAR UDARA

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

41

4.6.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah merinci rancangan inspeksi dan pemeliharaan fasilitas visual aids bandar udara dan pembangkit catu daya listrik cadangan.

4.6.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas visual aids bandar udara dan pembangkit catu daya listrik cadangan.

Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara bertanggung jawab memastikan bahwa perawatan yang benar dan inspeksi teknis terhadap fasilitas visual aids bandar udara dan pembangkit catu daya listrik cadangan, sesuai dengan standard dan persyaratan manual book peralatan dimaksud.

Anggota Teknisi Listrik Bandara bertanggung jawab dalam menjalankan inspeksi visual terhadap fasilitas visual aids untuk memantau serviceability dan melaporkan adanya kerusakan yang ditemukan kepada Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara. Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara dapat mendelegasikan tugas ini secara harian kepada Anggota Teknisi Listrik Bandara.

Anggota Teknisi Listrik Bandara bertanggung jawab dalam menjalankan inspeksi visual

terhadap fasilitas pembangkit dan jaringan distribusi listrik untuk memantau serviceability dan melaporkan adanya kerusakan yang ditemukan kepada Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara dapat mendelegasikan tugas ini secara harian kepada

pendistribusian listrik.

Anggota Teknisi Listrik Bandara bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan inspeksi dan pemeliharaan keseluruhan sistem fasilitas visual aids.

Anggota Teknisi Listrik Bandara bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan

inspeksi dan pemeliharaan keseluruhan sistem pembangkitan dan jaringan distribusi listrik bandar udara. 4.6.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis ICAO Doc. 9137-AN/898 part 9 mensyaratkan penyediaan dan pemeliharaan sebuah sistem fasilitas visual aids yang tepat untuk wilayah pergerakan sehingga memungkinkan adanya operasi pada malam hari. Stadard DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA yang relevan bagi fasilitas visual aids bandar udara adalah CASR Part 139.35, juga merinci bahwa fasilitas pembangkit listrik dan jaringan distribusi listrik bandar udara yang selalu harus siap dalam memberikan suplai listrik bagi seluruh oparasi fasilitas bandar udara. Standard internasional serta praktek yang direkomendasi untuk dapat dipergunakan dalam aktifitas ini dirinci dalam ICAO Annex 14, Bandar udara Design Manual Part 4 and Part 5.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

42

Standard DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA yang relevan untuk pemeliharaan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan ditetapkan dalam Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA No. SKEP 157/IX/2003 dan SKEP 81/VI/2005 tentang Petunjuk Teknis Pengoperasian Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan serta Guide manual peralatan. 4.6.4

Pencegahan Kegagalan Sistem Fasilitas operasi bandar udara dipasok dari suplai listrik PLN dengan tegangan operasi 380 V atau 20 kV dengan besar daya tersambung 240 kVA. Jika terjadi kegagalan pasokan listrik dari PLN: a. Generating set cadangan yang disediakan sebagai backup beban prioritas secara otomatis mengambil alih fungsi dalam tempo singkat; b. Untuk memperoleh kehandalan operasi pada beban prioritas tertentu disediakan UPS sehingga tidak terjadi pemutus operasi bilamana catu daya listrik PLN mati. Pada saat suplai listrik utama PLN terjadi gangguan, keseluruhan operasi sistem fasilitas bandar udara secara otomatis dipasok dari generator cadangan dengan waktu pindah tidak lebih dari 10 detik. Sirkuit visual aids pada runway edge light yang ditempatkan landas pacu badar udara terpasang dengan katagori intensitas tinggi dan terangkai dalam dua sirkuit. Oleh karena itu, kehilangan satu sirkuit hanya akan mempengaruhi setiap lampu landas pacu kedua dalam sistem. Sistem visual aids pada approach berintensitas tinggi ditempatkan pada landas pacu 08/26 didistribusikan secara rata pada sumber daya tiga sirkuit dan dua sirkuit. Kehilangan pada satu sirkuit atau satu regulator hanya akan mempengaruhi jarak setiap lampu sementara polanya tetap. Sistem visual aids pada sistem VASI ditempatkan pada setiap ujung landasan pacu. sistem VASI yang dipasang pada setiap ujung runway memiliki masing-masing dua buah sirkuit. Kehilangan pada satu sirkuit atau satu regulator akan menurunkan performa intensitas pancaran VASI pada ujung runway yang mengalami gangguan baik pada kondisi siang atau malam hari.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

43

4.6.5

Pembangkit Cadangan Beban fasilitas bandara terbagi dalam dua bagian yaitu beban prioritas / essential dan non prioritas / umum. Kedua beban tersebut dipisahkan secara elektrikal pada main distribusi panel. Tujuan pemisahan adalah untuk memudahkan pengaturan beban bilamana terjadi kenaikan beban dan tidak mampu untuk dibackup oleh generating set cadangan. Beban beban seperti antara lain ; runway edge light, taxiway edge light, approach light, apron flood loght, beban fasilitas di gedung Tower, beban DVOR dan beban lainnya dimasukan kedalam beban prioritas. Artinya beban beban tersebut tidak diperkenankan terputus lebih besar dari 10 detik sesuai standard keselamatan yang ditetapkan pada Annex 14 dan 10. Total beban prioritas bandar udara adalah 790 kVA dan beban non prioritas 150 kVA. Untuk menjaga kontinuitas tersebut backup generating set bandar udara di suplai dengan kapasitas 875 kVA.

4.6.6

Inspeksi Serviceability

Anggota Teknisi Listrik Bandara melakukan inspeksi harian terhadap serviceability dari fasilitas bandar udara yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk memudahkan pelaksanaan tim dibagi dalam beberapa shift dan dibuatkan jadwal inspeksi dan materi inspeksi seperti terlampir.

Petugas inspeksi akan menyerahkan sebuah form Works Order kepada Anggota Teknisi Listrik Bandara yang menjelaskan tentang unserviceability fasilitas yang telah melampaui apa yang ditegaskan dalam Article 13.(3) dari Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA No. SKEP 157/IX/2003 tentang kerusakan minor lainlain pada fasilitas visual aids (misal: sebuah lampu taxiway yang tidak dapat diservis) dimasukkan kedalam Trigger List dan biasanya tidak diserahkan kepada Airport Lighting Section. Kerusakan ini dideteksi dan diperbaiki pada saat inspeksi serviceability pada hari berikutnya yang dilakukan oleh Airport Lighting Section. Untuk sistem visual aids tertentu yang ditemukan kemungkinan tidak dapat diservis akan segera diperbaiki oleh Airport Lighting Section. Untuk sistem penerangan tertentu seperti PAPI harus melalui flight check sebelum dioperasikan. 4.6.7

Inspeksi Teknis

Anggota Teknisi Listrik Bandara melaksanakan Maintenance Schedules yang dibuat oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara untuk fasilitas visual aids. Visual aids

Logbooks yang menunjukkan rincian inspeksi dan pemeliharaan teknis rutin yang dilakukan. Dokumen tersebut dipegang dan disimpan oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara di ruang teknisi dan workshop kelistrikan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

44

Petugas Power Supply melaksanakan Maintenance Schedules yang dibuat oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara untuk fasilitas pembangkit dan jaringan distribusi listrik. Generator Logbooks yang menunjukkan rincian inspeksi dan pemeliharaan teknis rutin yang dilakukan. Dokumen tersebut dipegang dan disimpan oleh Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara di ruang teknisi dan workshop kelistrikan. 4.6.8

Sistem Pelaporan Kegagalan Respons berikut dibutuhkan jika diidentifikasi adanya kegagalan fasilitas atau peralatan dengan kategori sebagai berikut :

4.6.8.1

Kegagalan Kategori 1 a. Mengindikasikan bahwa kegagalan menyebabkan terganggunya operasi atau peralatan; b. Kegagalan peralatan kategori 1 terjadi jika peralatan utama dari peralatan cadangan berada pada kondisi gagal; c. Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh petugas operasional paling tidak 8 jam setelah kegagalan terjadi.

4.6.8.2

Kegagalan Kategori 2 a. Mengindikasikan bahwa kegagalan menyebabkan rendahnya kinerja peralatan tapi tidak mengganggu serviceability/kemampuan peralatan; b. Terjadi jika peralatan pembangkit yang dijalankan mengalami penurunan atau tidak stabilnya frekuensi; c. Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh petugas operasional paling tidak 24 jam setelah kegagalan terjadi.

4.6.8.3

Kegagalan Kategori 3 a. Kegagalan terjadi pada peralatan pendukung tapi tidak mempengaruhi kinerja/tingkat pelayanan, namun jika tidak diperbaiki kondisi akan berubah menjadi kegagalan kategori 1 atau kategori 2; b. Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh petugas operasional paling tidak 72 jam setelah kegagalan terjadi. c. Petugas operasional siap sedia H24. Sistem pelaporan dan pencatatan kegagalan berisikan dokumen berikut: a. Kartu historis; b. Logbook; c. Works Orders oleh Ketua Kelompok Teknisi. Pelaporan kegagalan dipegang oleh Ketua Kelompok Teknisi dan Kepala Bandar Udara

4.6.9

Inventaris Fasilitas Bandar Udara Invetaris fasilitas bandar udara dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Rincian penerangan runway dan approach bersama dengan Visual Approach Path Indicator system (VAPI)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

45

seperti yang disyaratkan untuk publikasi oleh AIS, ditetapkan di Part 3 Aeronautical Information. a. Fasilitas visual aids Bandar Udara Tabel - 13 Fasilitas Penerangan Bandara Location

No 1.

Wind sock

2.

Apron Flood Light

3. 4.

Obstacle light Rotating beacon

5.

R/W Light

6.

C/L Light

7.

T/W Light

8.

Distance Between Lamp to Lamp

Quantities/Colors

150 meters from center line 12 meters

1 units/clear/red 5/clear

Control tower

1 unit/red 1 units/clear/green

60 meters

64 units/clear

-

-

30 meters

62 units/blue

VASI

-

12 units/-

9.

VASI

-

12 units/-

10.

Mals

-

45 units/-

11.

T/H Light

-

20 units/-

12.

REIL

-

2 units/-

13.

Landing Tee

-

1 units/-

14.

T/A Light

-

6 units/-

15.

CCR R/W Light

-

2 units/-

16.

CCR R/W Light

-

1 units/-

17.

CCR T/X Light

-

1 units/-

18.

CCR VASI

-

2 units/-

19.

CCR MALS

-

2 units/-

20.

LV Panel (MVSB)

-

1 units/-

21.

Control desk

-

1 units/-

22.

Genset Deutz/AVK 155 HP

-

2 units/-

23.

Genset Deutz/AVK 155 HP

-

1 units/-

24.

Genset MWM/AVK

-

1 units/-

25.

Genset Deutz/AVK 34 HP

-

1 units/-

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

46

b.

Jenis dan Kapasitas visual aids Bandar Udara Tabel - 14 Jenis dan Kapasitas Lampu Penerangan Bandar Udara

No.

Location

1.

R/W Light

2.

C/L Light

3.

T/W Light

4.

Type

Product of

DGBC

ADB

-

-

DGBC

ADB

VASI

AWF 220

Siemens

5.

VASI

GPL 400

ADB

6.

Mals

7.

T/H Light

8.

Lamp capacity 30/45 Watt 30/45 Watt 200 watt

ABI

100 watt

DGBC

ADB

30/45 watt

REIL

5 NN 12

ADB

-

9.

Landing Tee

5 NQ-71

Siemens

-

10.

Rotating Beacon

Siemens

2000 watt

11.

Obstacle Light

5 NQ-33

Siemens

-

12.

Wind Cone Light

5 NQ-111

Siemens

-

13.

T/A Light

DGBC

ADB

14.

Apron Flood Light

NAV-T, CFG

Siemens

15.

CCR R/W Light

NBF-1200

ADB

100 watt

16.

CCR R/W Light

TCR-5000

ADB

15 kw

17.

CCR T/X Light

BF-1200

ADB

10 kw

18.

CCR VASI

BF-1200

ADB

6 kw

19.

CCR MALS

BF-3000

ADB

10 kw

20.

LV Panel (MVSB)

-

Siemens

10 kw

21.

Control desk

-

Siemens

-

22.

Genset Deutz/AVK 155 HP

F10L 413

Deutz

125 kva

23.

Genset Deutz/AVK 155 HP

F10L 413

Deutz

125 kva

24.

Genset MWM/AVK

AVK

MWM

36 kva

25.

Genset Deutz/AVK 34 HP

F3L 912

Deutz

25 kva

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

Remarks

30/45 watt 3 KW

47

c.

Approach dan Runway light Tabel - 15 Penerangan Approach dan Runway

4.6.10

THR LGT Colour WBAR

RWY Centre Line LGT LEN Spacing Colour INTST

RWY END LGT Colour

RWY Design Ator

Apch Lgt Type LEN INTST

08

-

-

-

-

-

-

-

-

26

-

-

-

-

-

-

-

-

PAPI

TDZ LGT LEN

RWY Centre Line Spacing Colour INTST

SWY LGT LEN Colour

Tingkat Pemeliharaan untuk fasilitas Elektronik dan Listrik Berdasarkan tingkat kesulitan terdiri dari :

4.6.10.1

Pemeliharaan level 1 Pemeliharaan level 1 adalah pemeliharaan preventif yang diterapkan secara periodik dengan kegiatan sebagai berikut (mengacu pada Electronic and Electrical Procedures): a. Pembersihan ruang; b. Pembersihan peralatan, unit/bagian dari peralatan atau modul peralatan; c. Pengecekan peralatan, unit/bagian dari peralatan atau modul peralatan; d. Pengecekan meter ukuran dan lampu indikator; e. Pengukuran dan pencatatan penggunaan listrik, elektronik, mekanik, lampu, panas, kimia, dan radiasi; f. Merubah/menambah air pendingin, bahan bakar, oli, gemuk, air murni; g. Merubah lampu indikator, komponen keselamatan dan komponen pembuangan lainnya.

4.6.10.2

Pemeliharaan level 2 a. Pemeliharaan preventif yang diterapkan secara periodik: 1) Pengujian peralatan, unit atau bagian; 2) Pengamatan penampakan dan target; 3) Pengecekan output peralatan, unit atau bagian. b.

Pemeliharaan korektif pada peralatan yang mengalami kegagalan minor sebagai berikut: 1) Analisis kegagalan; 2) Penetapan parameter peralatan; 3) Mengubah dan seting unit/bagian/cadangan modul peralatan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

48

4.6.10.3

Pemeliharaan level 3 Tindakan ini digolongkan sebagai pemeliharaan korektif (perbaikan) dan akan dilakukan pada saat terjadi malfungsi yang tidak dapat diatasi oleh Pemeliharaan Level 2. Diterapkan sebagai berikut: a. Analisis kegagalan; b. Perbaikan dan seting unit/bagian/peralatan module yang mengalami masalah/kegagalan;

4.6.10.4

Pemeliharaan level 4 Tindakan pemeliharaan korektif terutama dilakukan melalui penggantian komponen. Tindakan ini diambil jika peralatan mengalami malfungsi/masalah/kegagalan besar, sebagai berikut: a. Analisis kegagalan; b. Perbaikan perangkat lunak; c. Perbaikan dan setting unit/bagian/peralatan modul yang mengalami masalah/kegagalan yang rumit; d. Modifikasi dan setting unit/bagian/peralatan modul; e. Rekondisi dan overhaul peralatan.

4.6.10.5

Pemeliharaan Darurat. Pada saat terjadi malfungsi pada fasilitas terjadi, suatu tindakan inspeksi dan perbaikan/pemeliharaan harus dilakukan dan dilaporkan kepada Pimpoksi Listrik Bandara. Jika perbaikan atau pemeliharaan ternyata memakan waktu lama dan mempengaruhi keselamatan penerbangan, maka sebuah NOTAM harus diumumkan secara resmi. Untuk rincinya lihat SOP

4.6.10.6

Daftar Standard Operating Procedures (SOP). a. The Operating Procedures of Approach Lights system; b. The Operating Procedures of Constant Current Regulator (CCR) Lights; c. The Operating Procedures of Runway and Threeshold Lights; d. The Operating Procedures of Flood Lights; e. The Operating Procedures of Runway Edge Lights; f. The Operating Procedures of Road Lights; g. The Operating Procedures of Sequency Flashing Lights; h. The Operating Procedures of VASIS Lights; i. The Operating Procedures of Taxiway & Apron edge Lights; j. The Operating Procedures of Wind Cone Lights.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

49

4.6.10.7

Daftar dari Personnel Visual Aid No. 1. 2. 3. 4. 5.

4.6.11

Qualification Supervisor Expert Officer Advanced Officer Middle Skilled Officer Junior Officer Total

Sum 1 10 1 2 2 14

Remarks

Contact Person

a.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

b.

Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara Nama : Sudarno No. Telp.HP : 0401 321980 ext 125

c.

Petugas Visual Aid Nama : ………………….. No. Telp/HP : ………………….

d.

Petugas Electrical distribution Nama : ...................... No. Telp/HP : ......................

e.

Petugas Power Supply Generating sets Nama : …………………… No. Telp/HP : ………………….

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

50

4.7

Pemeliharaan Movement Area

4.7.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini untuk menyediakan skema rinci pemeliharaan dan inspeksi movement area.

4.7.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggungjawab dalam memastikan bahwa prosedur telah dijalankan dan sumberdaya telah disediakan untuk pemeliharaan movement area.

Ketua

Kelompok

Teknisi

bertanggungjawab dalam mengimplementasikan dan mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan perubahan fisik pada struktur movement area.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan bertanggungjawab dalam penjadwalan kegiatan dan pengkoordinasian pelaksanaan pemeliharaan.

Anggota Kelompok Teknisi Landasan bertanggungjawab atas pemeliharaan dan inspeksi harian. 4.7.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139.79 mensyaratkan agar operator dari bandar udara yang telah disertifikasi dapat memastikan bahwa bandar udara dioperasikan dan dipelihara dengan tingkat perhatian dan kecakapan yang cukup.

4.7.4

Standard Prosedur Operasional Standard Prosedur Operasional untuk movement area disiapkan oleh Kelompok Teknisi Landasan dan disetujui oleh Kepala Bandar Udara antara lain : a. Pemeliharaan/Perbaikan Runway, Taxiway dan Apron yang rusak; b. Pembersihan Tumpukan Karet pada Touch Down Zone; c. Inspeksi Runway, Taxiway dan Apron; d. Pembersihan permukaan Runway, Taxiway, dan Apron; e. Pembersihan tumpahan oli di Apron; f. Uji friksi Annex 14 10.2.3

4.7.5

Level Pemeliharaan a. Pemeliharaan Level 1, termasuk di dalamnya pemeliharaan preventif periodik tiga kali sehari, yang meliputi cover cleaning, structure pavement dan marking inspection yang dilakukan oleh teknisi. b. Pemeliharaan Level 2, dilakukan pada saat ada kebutuhan yang meningkat. Adalah pemeliharaan korektif, termasuk melakukan rekondisi permukaan landasan yang mengalami kerusakan kecil, pembersihan tumpukan karet dan pengecatan ulang.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

51

c.

Pemeliharaan Level 3, diklasifikasikan sebagai pemeliharaan korektif dan akan dilakukan pada saat terjadi malfungsi yang tidak dapat diatasi oleh Pemeliharaan Level 2. Pemeliharaan diterapkan dengan ketersediaan peralatan berat. Tabel - 16 Daftar Peralatan Perawatan

N

Tahun

O

1

2

Wheel Tractor

Rotary Mower

Merk

Type

Sum

Operasi

Kondisi

Yanmar

US350D

1

1993

Baik

MF

MF 240

1

1999

Baik

Kubota

MX 5000

2

2006/2007

Baik

Howard

HS 22/150

2

1993

Baik

Kuhn

GMD 400

1

1999

Baik

Howard

HS 24/150

1

2006/2007

Baik 1 Baik

3

Handy Mower

Maruyama

MBS 420

2

1999

4

Grass Collector

Howard

HSW 180

1

1999

Baik

5

Runway Sweeper

Jonston

V7000SP

1

1999

Baik

Isuzu

TLD54

1

1984

Rusak

Elf120PS

1

1999

Baik

Toyota

Dyna

1

2006

Baik

Isuzu

TBRSCESR

1

1993

Rusak

6

7

4.7.6

Equipment

Dump Truck

Pick Up Truck

1 Rusak

Contact Persons. a. Ketua Kelompok Teknisi

Nama : Djunaedi Saudi No Telp/ HP : 0401 321980 ext 125

b.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan Nama : Rodi, ST No Telp/ HP : 0401 321980 ext 125

4.8

KESELAMATAN KERJA BANDAR UDARA (WORK SAFETY)

4.8.1

Tujuan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

52

Tujuan dari prosedur ini untuk menjelaskan gambaran perencanaan dan tata laksana kerja yang aman yang mempengaruhi movement area atau OLS. 4.8.2

Tanggungjawab.

Kepala Bandar Udara bertanggungjawab dalam aspek keselamatan operasional pada

kegiatan di aerodrome dan dalam pemberian persetujuan formal atas Method of Working Plans (MOWP).

Ketua Kelompok Teknisi akan menentukan apakah MOWP dibutuhkan atau tidak, dan juga akan mencek keakuratan MOWP serta mengajukan usulan tahapan pekerjaan. Dan bertanggungjawab dalam membuat perencanaan kerja aerodrome, notifikasi, supervisi teknis atas pekerjaan bandar udara, dan akan menunjuk Division Manager untuk pekerjaan-pekerjaan yang mensyaratkan suatu Method of Working Plans (MOWP). Serta bertanggungjawab atas tugas dari Works Safety Officers (WSO) sesuai dengan tingkat dan kerumitan pekerjaan.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan dan Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara

bertanggungjawab atas perencanaan kerja yang rinci, koordinasi serta memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sejalan dengan MOWP. Untuk setiap tugas besar, Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan juga bertanggungjawab untuk menerbitkan Permit to Commence Work (PERCOW) yang merinci (antara lain) hal-hal khusus yang dibutuhkan untuk memastikan keberlangsungan servis penting.

WSO bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan dijalankan sesuai prosedur operasional standard dan rancangannya diberitahukan melalui MOWP. WSO harus berada di lokasi selama pekerjaan berlangsung, dan dapat memberikan arahan kepada petugas yang berkaitan dengan pekerjaan untuk memastikan keselamatan operasional penerbangan. 4.8.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis. CASR Part 139 -111 dan Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA nomor: SKEP/100/XI/1985 mensyaratkan bahwa para operator Bandar udara harus sesuai dengan standard yang telah ditetapkan di Manual of Standards dalam kaitan dengan syarat perencanaan serta pemberitahuan yang harus dipenuhi sebelum pekerjaan aerodrome dapat dijalankan. Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA nomor: SKEP/100/IX/1985 menetapkan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA untuk mengatur penggunaan bandar udara dengan menerbitkan peraturan yang berkaitan dengan keselamatan.

4.8.4

Perencanaan Kerja.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

53

Peraturan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA mengijinkan pekerjaan aerodrome di area manuver dijalankan baik dalam bentuk “pekerjaan dengan limit waktu”, atau dengan mengikuti MOWP. Pekerjaan bandar udara yang disebabkan oleh kondisi yang tidak dapat diperkiraan terlebih dulu tidak membutuhkan suatu MOWP jika untuk mempersiapkannya dalam tenggang waktu yang tersedia dianggap tidak memungkinkan. Segala upaya yang memungkinkan harus dilakukan untuk menerbitkan NOTAM dengan mengacu pada limit waktu yang tersedia dan keharusan untuk memberikan informasi di depan sejauh mungkin, diharapkan 48 jam di depan jika dapat dilakukan. Part 4 Section 5 dari manual dan standard ini dipakai sebagai acuan dalam pemberian rambu pada area yang tidak dapat diservis dan dalam menentukan declared distance temporer. Part 2 Section 1 dari manual ini dipakai sebagai acuan dalam menerbitkan NOTAM. 4.8.5

Pekerjaan Dengan Limit Waktu (Time Limited Works). Pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam tempo 30 menit dan tidak akan mengganggu operasional penerbangan normal dapat dilakukan tanpa sebuah NOTAM. Pekerjaan dengan limit waktu dalam kategori ini adalah pemotongan rumput, pembersihan pavement, perbaikan kecil pada pavements, pemeliharaan marka, rambu dan lampu, survei dan inspeksi. Dengan persetujuan ATC, petugas yang membawa peralatan kecil diijinkan bekerja di dalam runway strip selama operasional penerbangan di bawah kondisi sebagai berikut: a. b. c.

Pada tenggang waktu tertentu. Di segala waktu untuk pemeliharaan kabel rambu termasuk pemotongan rumput (operasional harus dalam jarak 2 meter dari rambu pada saat berada di dalam runway strip). Survei permukaan berkaitan dengan bantuan navigasi untuk penerbangan kalibrasi.

Pelatihan yang cukup akan diberikan kepada petugas yang bekerja di movement area namun tidak bekerja di bawah pengawasan langsung Petugas Operasional. Pekerjaan dengan limit waktu yang membutuhkan lebih dari 30 menit akan dibimbing oleh NOTAM yang menyatakan kondisi unserviceability, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengembalikan area kerja sesuai standard keselamatan kembali. NOTAM diterbitkan paling tidak 24 jam sebelum pekerjaan yang diajukan, untuk meminimalkan gangguan terhadap perencanaan penerbangan. Penandaan/rambu unserviceability akan ditampilkan jika diperlukan. Pekerjaan yang membutuhkan lebih dari 30 menit untuk mengembalikan ke kondisi stardar keselamatan normal wajib menggunakan MOWP terkecuali pada perbaikan darurat.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

54

Survei take-off dan approach tahunan yang mengacu pada garis dasar dan dilakukan di luar runway strip tidak terkena aturan di atas. Setelah pemberitahuan kepada ATC, survei tersebut dapat dilakukan setiap saat dan di setiap lokasi di garis dasar atas kebijaksanaan WSO/surveyor. 4.8.6

Method of Working Plan (MOWP). Semua pekerjaan bandar udara yang dijadwal, di luar pekerjaan darurat atau dengan limit waktu, diharuskan menggunakan MOWP, dan NOTAM yang tepat. Secara umum, ini adalah pekerjaan yang membutuhkan penutupan runway atau taxiway baik sebagian atau keseluruhan, atau akan menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap rancangan parkir pesawat terbang di apron. Dokumen MOWP menyediakan saran formal bagi industri penerbangan dan pihak terkait lainnya tentang rancangan pelaksanaan pekerjaan bandar udara yang telah direncanakan. Pada intinya, dokumen tersebut menegaskan batasan-batasan bagi operasional pesawat terbang dan pelaksana pekerjaan sebagai konsekuensi dari pekerjaan yang akan dilakukan. MOWP akan disiapkan bagi pekerja yang akan memberikan dampak operasional besar, atau menyebabkan gangguan terhadap operasional untuk suatu waktu tertentu. Dalam merencanakan pekerjaan, Pimpoksi terkait atau Kapoksi harus berkonsultasi dengan organisasi yang mungkin terkena dampak. Formalitas dan sejauh mana proses konsultasi tergantung pada faktor-faktor seperti kompleksitas dan lingkup fisik pekerjaan dan kecenderungan gangguan yang diakibatkan terhadap operasional pesawat terbang.

Pimpoksi terkait atau Kapoksi akan berkonsultasi dengan ATS jika diperlukan untuk

mengindentifikasi dampak operasional dan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan suatu tingkat keamanan penerbangan yang dapat diterima. Setelah berkonsultasi, Pimpoksi terkait atau Kapoksi akan menetukan batasan-batasan bagi pekerjaan dan bagi pengoperasian pesawat terbang. Draft MOWP diajukan ke Operations Section untuk mendapat komentar akhir. Setiap MOWP harus ditandatangani sebagai tanda persetujuan dari Kepala Bandar Udara atau jika berhalangan oleh Kepala Seksi Keamanan dan Kespen. Format MOWP mengikuti apa yang dirincikan oleh DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA yang berkaitan dengan Aerodrome Works Procedures (atau MOS Part 139 - Aerodrome as appropriate). MOWP harus diterbitkan paling tidak satu minggu sebelum pekerjaan yang telah dijadwal dilakukan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

55

Catatan : Untuk lebih rinci lihat Prosedur Keselamatan Kerja Aerodrome 4.8.7

Ijin Pelaksanaan Pekerjaan. Di samping MOWP, beberapa pekerjaan bandar udara lainnya juga dapat mengakibatkan gangguan (atau potensi gangguan) pada servis utama bagian engineering. Pimpoksi terkait atau Kapoksi harus menerbitkan sebuah PERCOW yang merinci kondisi yang harus diobservasi untuk memastikan terpeliharanya servis utama

4.8.8

Works Safety Officer (WSO).

Kepala Bandar Udara akan menominasikan seorang WSO untuk masing-masing projek, dan memastikan bahwa keahlian dan kompetensi WSO sesuai dengan kerumitan dari MOWP. WSO adalah seorang Supervisor atau staf terkait yang diusulkan oleh Kepala Bandar Udara untuk mensupervisi aspek keselamatan penerbangan di lapangan secara penuh waktu. Dalam banyak kasus, WSO adalah Anggota Operasional Bandar Udara walaupun pegawai lain juga dapat dipilih, khususnya untuk tugas pemeliharaan rutin. Dalam beberapa kasus, petugas terlatih seperti petugas ground maintenance dan airport lighting dapat bertindak sebagai WSO.

Tugas khusus dari WSO adalah untuk a. Memastikan keselamatan operasional pesawat terbang dan pelaksanaan tata laksana kerja sehari-hari yang aman sejalan dengan MOWP. b. Memastikan bahwa pekerjaan didasarkan pada NOTAM dan bahwa teks dari setiap NOTAM adalah benar-benar seperti yang ditetapkan dalam MOWP. c. Memasok ATC, secara harian, dengan semua informasi yang diperlukan untuk memastikan dijalankannya tata laksana pekerjaan yang aman. d. Berdiskusi dengan Works Organiser, Project Division Manager setiap hari (dan dengan Officer in Charge dan Airside Division Manager jika dibutuhkan), berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan untuk memastikan dilakukannya tata laksana pekerjaan yang aman dalam kaitannya dengan keamanan operasional. e. Memastikan bahwa porsi unserviceable dari movement area, halangan temporer, dan batasan dari area pekerjaan secara tepat diberi tanda dan lampu sesuai dengan MOWP. f. Memastikan bahwa kendaraan dan peralatan yang dilibatkan dalam pekerjaan aerodrome sesuai dengan standard rambu dan lampu halangan atau, jika tidak, akan dilakukan pengawasan langsung. g. Memastikan bahwa kendaraan, peralatan dan material yang tidak secara langsung digunakan dalam pekerjaan, diparkir atau ditempatkan di luar daerah pergerakan, dan tidak menghalangi proses approach, takeoff atau transition OLS, atau mengganggu radio navigasi dan alat bantu pendaratan. h. Memastikan bahwa jalur akses sesuai dengan MOWP.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

56

i. j. k. l.

4.8.9

Mengarahkan pemindahan dengan segera kendaraan, peralatan dan petugas dari movement area jika diperlukan untuk memastikan keselamatan operasional pesawat terbang. Memastikan bahwa movement area aman untuk operasional pesawat terbang setelah pemindahan rambu, kendaraan, peralatan dan petugas dari area kerja. Memastikan bahwa floodlighting atau lampu lain yang diperlukan untuk pekerjaan diberi pelindung sehingga tidak menimbulkan gangguan bagi operasional pesawat terbang. Segera setelah pekerjaan diselesaikan, Works Safety Officer memastikan bahwa Pengawas bandar udara telah diberitahu secara formal tentang tanggal penyelesaian dan time of cancellation jika ada dan dikaitkan dengan NOTAM.

Pemberian Tanda dan Identifikasi Kendaraan & Peralatan/Mesin. Kendaraan dan peralatan/mesin berpenggerak dianggap sebagai gangguan bergerak pada saat dilibatkan dalam pekerjaan Bandar Udara. Kendaraan atau peralatan yang digunakan secara regular di movement area setiap hari harus memiliki warna yang menarik (bendera oranye dan putih). Kendaraan dengan lampu rambu (jika dimungkinkan) harus berwarna kuning sawo, kuning atau oranye yang berkedip atau berputar, dari jenis yang secara komersil dijual sebagai aksesori mobil. Bagi kendaraan atau peralatan yang digunakan di movement area pada malam hari, sedangkan aerodrome juga digunakan untuk beroperasi di malam hari, harus dioperasikan dengan lampu depan atau lampu belakang yang diarahkan ke bawah, serta warning beacon yang dapat terlihat. Kendaraan dan benda-benda lain yang digunakan secara reguler pada Pekerjaan Dengan Limit Waktu atau yang akan digunakan tanpa ada supervisi langsung dari petugas Apron Movement Control (AMC) harus diperlengkapi dengan sebuah VHF air band transceiver dan sebuah warning beacon. Kendaraan dan peralatan yang jarang digunakan pada saat pekerjaan Bandar udara seperti peralatan kontraktor, tidak disyaratkan untuk memenuhi standard warna dan penerangan, atau harus diperlengkapi dengan radio transceiver. Mereka harus selalu dibimbing oleh petugas AMC. Kendaraan dan peralatan yang masuk di dalam batas area pekerjaan yang diberi rambu dapat dipertimbangkan untuk dibimbing oleh petugas AMC.

4.8.10

Tata Laksana Pekerjaan Bandar Udara. Kendaraan, perlengkapan, peralatan, material dan petugas yang terlibat langsung dalam pekerjaan diijinkan masuk ke movement area. Semua kendaraan, perlengkapan, peralatan dan material akan diparkir atau disimpan di suatu area yang ditentukan oleh

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

57

petugas AMC. Bangunan, struktur, material dan peralatan temporer yang berkaitan dengan pekerjaan, akan ditempatkan atau disimpan sehingga tidak akan terganggu oleh tekanan jet atau angin kencang.

Petugas yang berkaitan dengan pekerjaan tidak diperbolehkan masuk ke movement area, baik yang berjalan kaki atau pada saat mengoperasikan kendaraan atau mesin, kecuali bagi mereka yang diberi otorisasi atau dipandu oleh petugas AMC. 4.8.11

Rancangan Keamanan Kerja. Akses kontraktor ke airside adalah melalui pintu gerbang yang terkontrol dan akan dipandu ke lokasi pekerjaan jika jarak antara gerbang ke lokasi cukup jauh. Kartu pass temporer akan diberikan kepada supervisor atau foreman dari kontraktor, dan mereka akan bertanggungjawab atas pekerja yang berada di bawah kontrolnya. Dalam beberapa kondisi tertentu Komandan Airport Security dapat membuat lokasi kerja dan pintu akses menuju lokasi tersebut secara temporer terbuka dari kondisi Security Restricted Area, sehingga menyederhanakan persyaratan keamanan bagi staff dan kontraktor yang akan masuk.

4.8.12

Distribusi Method of Working Plan. Method of Working Plan harus didistribusikan ke: a. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; b. Senior Manager of ATS; c. Officer in Charge; d. Maskapai Penerbangan; e. Ground Handling Agent; f. Kontraktor (sebagai bagian dari dokumen kontraktor)

4.8.13

4.9

Contact Persons.

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

c.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan Nama : Rodi, ST. No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

d.

Pimpinan Kelompok Teknisi Listrik Bandara Nama : Sudarno No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

Manajemen Operasi Appron (Appron Operation Management)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

58

4.9.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menyediakan tempat parkir yang tertib dan aman di bandar udara Wolter Monginsidi. Tempat parkir telah didisakan dan diberi rambu untuk memastikan bahwa ada jarak pemisah yang cukup dan bahwa kegiatan pengisian bahan bakar dan perbaikan pesawat terbang dapat dilakukan tanpa harus mengganggu pesawat terbang lain yang diparkir di dekatnya

4.9.2

Tanggungjawab.

Kepala Bandar Udara bertanggungjawab penuh dalam pengimplementasian prosedur kontrol parkir pesawat terbang*.

Pimpinan Kelompok Teknisi Keselamatan penerbangan bertanggungjawab dalam pemberian persetujuan atas disain area parkir pesawat terbang dan bertanggungjawab dalam disain tata letak area parkir pesawat terbang. 4.9.3

Penjelasan. Arahan untuk pemarkiran pesawat terbang telah dipasang di keseluruhan titik di bandar udara Wolter Monginsidi terminal 1 dan 2. Sistemnya telah diselaraskan sehingga dapat dipahami oleh pilot. Petugas ATC bertanggungjawab dalam pengalokasian sehari-hari tempat parkir pesawat terbang, termasuk stand-off dari posisi parkir di apron.

Assistant Division Manager of AMC bertanggungjawab atas ketertiban dan keamanan aliran pesawat terbang di apron termasuk penyediaan jasa marshalling bagi pesawat terbang yang tidak dijadwal dan layanan “Follow Me Car”.

AMC Officers bertanggungjawab dalam pengimplementasian pergerakan lalu lintas di atas tanah yang tertib dan aman, dan dapat diminta untuk membantu pemarkiran pesawat terbang yang keluar masuk dari waktu ke waktu bersama maskapai penerbangan yang lain dengan operator yang membutuhkan. 4.9.4

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis. CASR Part 139 dan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Manual of Aerodrome Standards. ICAO Doc 9137-AN/898 Airport Service Manual Part 8 menetapkan persyaratan ICAO untuk prosedur kontrol pemarkiran pesawat terbang. Standard international yang relevan dan praktek yang direkomendasi ditetapkan di ICAO Annex 14 dan di ICAO Doc 9157-AN / 901 Aerodrome Design Manual Doc. Part 2 berkaitan dengan Taxiway, Apron dan Holding Bay serta Part 4 berkenaan dengan Visual Aids .

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

59

4.9.5

Area Parkir Pesawat Terbang. Ada 2 area di bandar udara Wolter Monginsidi yang ditujukan untuk parkir pesawat terbang. a. Apron A (Penerbangan Domestik & Non Schedule) termasuk Remote Apron; b. Apron B (Penerbangan militer, cargo dan Helikopter)

Terminal Operation Center (TOC) Officer memasukkan alokasi tempat ke flight information displays, untuk selanjutnya disebarluaskan ke area yang berkaitan. Rencana rinci dari masing-masing area disediakan oleh Assistant Division Manager of TOC.

Supervisor of TOC menerbitkan rencana alokasi tempat parkir harian pada jam 18.00 UTC secara elektronis. Airlines Operator atau Ground Handling Agent meneruskan informasi parkir pesawat terbang yang bersangkutan ke pesawat inbound melalui radio VHF perusahaan. Persetujuan engine start dan push back diberikan oleh Ground Control Bandar Udara.

Ground Control Bandar Udara menginformasikan nomor tempat parkir pesawat terbang (diterima dari TOC) ke pilot setelah mendarat. Catatan: Untuk lebih rinci, lihat SOP dari TOC 4.9.5.1

Tempat Parkir Pesawat Terbang Maskapai Penerbangan Umum. Tempat parkir pesawat terbang maskapai penerbangan umum di bandar udara Wolter Monginsidi sebagian besar dialokasikan di Apron Remote A.

4.9.5.2

Parkir Helikopter.

Tidak tersedia parkir khusus untuk helikopter 4.9.5.3

Parkir dalam Situasi Darurat. Posisi parkir tersedia bagi penerbangan darurat. Aerodrome Controller akan mengirimkan pesan dari pilot yang pesawat terbangnya mengalami situasi darurat ke unit terkait, seperti: AMC, Keamanan, PKP-PK sehingga mereka dapat bersiap sedia di area terisolasi untuk tindakan selanjutnya. Pesawat terbang dengan kondisi khusus (ancaman bom atau pembajakan) akan dialokasikan di area terisolasi di ........... Di sepanjang jalan ke tempat parkir, pesawat terbang yang bermasalah akan dipandu oleh Follow Me Car dari AMC Officers, dan akan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

60

diikuti oleh kendaraan pemadam kebakaran yang berkoordinasi dengan Pengawas Bandar Udara. Di area terisolasi, pesawat terbang yang datang dari runway . . . . akan diparkir menghadap ke arah ........ dan untuk yang datang dari runway ..... akan diparkir menghadap ke arah ....., untuk memudahkan bagi unit terkait seperti pemadam kebakaran dan keamanan melakukan tugas mereka. Pesawat terbang dengan kondisi khusus akan dilokasikan di area isolasi di ....... Kepala Bandar Udara dapat menetapkan posisi dan prosedur alternatif setelah berkonsultasi dengan operator terkait. Aircraft marshalling disediakan oleh petugas dari handling agents bagi semua operasional pesawat terbang terjadwal. Aircraft marshalling untuk operasional pesawat terbang tidak terjadwal disediakan oleh Assistant Division Manager of AMC atau didelegasikan ke Ground Handling Agent. Layanan Follow Me Car disediakan oleh Assistant Division Manager of AMC dengan menggunakan radio komunikasi dua arah serta berkoordinasi dengan TWR dan unit terkait atau didasarkan pada permintaan oleh operator maskapai penerbangan. Aerodrome Operator menyediakan layanan Aircraft Marshalling berdasarkan permintaan. Semua permintaan untuk Aircraft Marshalling harus diarahkan kepada Maskapai Penerbangan atau Ground Handling Agent. 4.9.6 4.9.7

Catatan: Untuk lebih rincinya lihat SOP dari AMC Aircraft Docking Guidance Systems.

(Tidak tersedia)

Prosedur Start-Up dan Push Back Pesawat Terbang di bandar udara Wolter Monginsidi Kendari. a. Petugas ground handling harus memastikan bahwa area di belakang pesawat terbang bebas dari kendaraan, peralatan dan gangguan lainnya sebelum start-up atau push back pesawat terbang dilakukan. b. Pada saat pilot siap untuk start-up dan push back, pilot akan mengkonfirmasi ke ground Crew bahwa tidak ada gangguan bagi pesawat tersebut untuk start up. c. Pilot kemudian memberitahu ke ground bandar udara Wolter Monginsidi bahwa pesawat terbang siap untuk push back. Pada saat ground bandar udara Wolter Monginsidi menyatakan bahwa push back disetujui, pilot harus berkoordinasi dengan ground Crew untuk melakukan start-up dan push back pesawat terbang. d. Tabel berikut menjelaskan prosedur push back pesawat terbang dari berbagai lokasi parkir. e. Pada saat dibutuhkan perubahan prosedur agar dapat mempercepat pergerakan pesawat terbang, ground bandar udara Wolter Monginsidi akan menerbitkan instruksi khusus kepada Pilot.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

61

4.9.8

Prosedur Penanganan Pesawat Terbang Besar. Semua operasional pesawat terbang yang lebih besar dari yang biasanya ditangani oleh bandar udara Wolter Monginsidi - Kendari, atau pesawat terbang yang penempatan parkirnya membutuhkan lokasi di luar lokasi yang telah ditentukan, harus terlebih dulu memberitahu Kepala Bandar Udara untuk pengukuran kesiapan runway, taxiway dan apron. Kepala Bandar Udara dapat memberikan persetujuan dan mengeluarkan arahan kepada Kasi Keamanan dan Kespen dan kepada maskapai penerbangan atau ground handling agent, untuk taxiing, towing, marshalling dan pemarkiran pesawat terbang.

4.9.9

Frekuensi Radio Operator Maskapai Penerbangan / GHA. Tabel – 17 Frekuensi Radio Operator Maskapai Penerbangan / GHA

4.9.10

Maskapai Penerbangan / GHA

Frekuensi (MHz)

Lion Air Sriwijaya Air Metro Batavia Air Merpati Nusantara

....... ....... ....... .......

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus yudana, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext 131

c.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

62

4.10

Manajemen Keamanan Apron

4.10.1

Tujuan Tujuan dari Manajemen Keamanan Apron adalah untuk memastikan keamanan apron termasuk perlindungan terhadap tekanan jet, penetapan syarat-syarat keamanan pada saat pengisian bahan bakar, pembersihan apron, dan penyapuan apron; rancangan pelaporan insiden dan kecelakaan di apron dan rancangan audit kepatuhan semua petugas yang bekerja di apron akan keselamatan

4.10.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab penuh atas pengembangan dan penerapan prosedur serta penetapan manajemen keamanan apron.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen dan Ketua Kelompok Teknisi bertanggung jawab untuk memastikan diimplementasikan.

bahwa

ketetapan

tentang

manajemen

keamanan

apron

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggung jawab dalam menjalankan instruksi

dan menerapkan prosedur manajemen keamanan apron, serta menyimpan laporan insiden dan kecelakaan di apron. AMC sehari-hari bertanggungjawab atas penyelenggaraan yang aman selama pengisian bahan bakar, pembersihan dan penyapuan apron.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi dan penerapan prosedur manajemen keamanan apron berkaitan dengan penyapuan dan pembersihan apron.

Staff kelompok Teknisi Landasan sehari-hari bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembersihan dan penyapuan apron. 4.10.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139 Bandar udara Appendix 1 dan Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA No.SKEP/100/XI/ 1985 mensyaratkan operator bandar udara untuk memastikan keamanan apron termasuk: a. Perlindungan dari tekanan jet; b. Penerapan pengamanan pencegahan pada saat kegiatan pengisian bahan bakar; c. Penyapuan apron; d. Rancangan pelaporan insiden dan kecelakaan di apron; dan e. Rancangan audit atas kepatuhan keamanan bagi semua petugas yang bekerja di apron.

4.10.4

Penerapan Prosedur

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

63

Implementasi prosedur keamanan apron bagi Unit Operasional Bandar Udara dan Civil Engineering mengacu pada prosedur yang disetujui oleh Kepala Bandar Udara sesuai dengan SOP yang diakui oleh AMC dan disimpan di kantor AMC. Pengendara AMC Follow Me Car diharuskan menggunakan radio komunikasi (handy talky) dua arah dengan Bandar udara Control Tower Officer sebelum melintasi atau memasuki area manuver. Catatan: Rincian dapat dilihat pada SOP AMC Tabel - 18 Incident On Apron Report by AMC Officer Lampiran Instruksi Dirjen Hubud Nomor : INST/08/94 Tentang: Pemeriksaan Insiden Pesawat Udara di Apron DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTORAT KESELAMATAN PENERBANGAN

Dokumen No. : 01.03.BOB

Nomor : LAPORAN INSIDEN DI APRON OLEH PETUGAS AMC (Incident On Apron Report by AMC Officer) 1.

2.

KAPTEN PENERBANGAN PESAWAT UDARA (Pilot in Command) a. Nama (Name)

: …………………………………………….

b. Tempat dan Tanggal Lahir (Place and Date of Birth)

: …………………………………………….

c. Alamat (Address)

: ……………………………………………

d. Kebangsaan (Nationality)

: ……………………………………………

e. Sertifikat Kecakapan (Pilot License)

: ……………………………………………

f. Nomor (Number)

: ……………………………………………

g. Tanggal Dikeluarkan (Date of issued)

: ……………………………………………

h. Tipe Pesawat Udara (Type of aircraft)

: ……………………………………………

PETUGAS DI APRON

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

64

(AMC OFFICER ON APRON) ( ) PEMANDU PESAWAT UDARA ( ) OPERATOR GARBARATA ( ) PENGENDARA (Marshaller) (Aerobridge Operator) (Driver)

3.

a. Nama (Name)

: …………………………………………

b. Tempat dan tanggal lahir (Place and Date of Birth)

: …………………………………………

c. Alamat (Address)

: …………………………………………

d. Kebangsaan (Nationality)

: …………………………………………

e. Sertifikat Kecakapan (AMC License)

: …………………………………………

f. Nomor & Tanggal (Number & Date)

: …………………………………………

g. Dikeluarkan Oleh (Issued by)

: …………………………………………

DATA PESAWAT UDARA (AIRCRAFT DATA) a. Buatan Negara (State’s manufacturer)

: …………………………………………

b. Jenis Pesawat Udara (Aircraft Type)

: …………………………………………

c. Berat Pesawat Udara (MTOW)

: …………………………………………

d. Terdaftar Pada Negara (State’s Registered)

: …………………………………………

e. Tanda Pendaftaran Pesawat Udara (Registration Mark) f. Nama Perusahaan Angkutan Udara (Name of Air Carrier)

: …………………………………………

g. Nomor Penerbangan (Flight Number)

: …………………………………………

: …………………………………………

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

65

4.

DATA KENDARAAN / PERALATAN BANTU PELAYANAN PESAWAT UDARA (VEHICLE AND MEDIUM SERVICES TO AIRCRAFT)

a. Jenis / Buatan

: …………………………………………

b. Model

: …………………………………………

c. Berat

: …………………………………………

d. Nama Perusahaan Pemilik/Pengelola

: …………………………………………

5.

TANGGAL KEJADIAN (Date of Incident)

: ………………………………………….

6.

WAKTU KEJADIAN (Time of Incident

: ………………………………………….

7.

TEMPAT KEJADIAN (Place of incident)

: …………………………………………

8.

KONDISI PENERANGAN DI TEMPAT KEJADIAN: ………………………………. (Lighting Condition)

9.

TUJUAN AKHIR PESAWAT UDARA (Lastt Destination of Aircraft)

: …………………………………………

10.

NOMOR LANDASAN PENDARATAN (Runway number intended landing)

: …………………………………………

11.

JENIS OPERASI PERUSAHAAN PENERBANGAN: ……………………………….. (Type of air carrier services)

12.

KERUSAKAN / AKIBAT KEJADIAN (Effect of incident)

(Type and State’s manufacturer) (Model) (Weight) (Name of Owner/Operator)

a. Pesawat Udara (Aircraft)

: ………………………………………….

b. Kendaraan/Peralatan Bantu Pelayanan Pesawat Udara : …………………………... (Vehicle/Medium services to aircraft) Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

66

c. Orang/Petugas (Personnel)

13.

: …………………………………………

CUACA SAAT INSIDEN (WEATHER DURING INCIDENT) a. Arah & Kecepatan Angin (Wind Direction & Speed)

: …………………………………………

b. Jarak Penglihatan (Visibility)

: …………………………………………

c. Temperatur (Temperature)

: …………………………………………

d. Kondisi Cuaca (Weather Condition)

: …………………………………………

( ) Cerah; (Clear)

( ) Angin Kencang; (Speedy Wind)

( ) Hujan; (Rain)

14.

KRONOLOGIS KEJADIAN (Chronological of incident)

:

15.

KEJADIAN LAIN (Remarks/Other Incident)

:

( ) Kabut; (Mist)

( ) Badai (Storm)

Tanggal dibuat laporan : ……………… (Date of Report) Petugas AMC (AMC Officer)

(………………………………..)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

67

Tabel - 19 Incident On Apron Report Lampiran Instruksi Dirjen Hubud Nomor : INST/08/94 Tentang: Pemeriksaan Insiden Pesawat Udara di Apron DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTORAT KESELAMATAN PENERBANGAN Nomor :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Dokumen No. : 01.03.BOB

LAPORAN INSIDEN DI APRON (Incident On Apron Report)

TIPE PESAWAT UDARA (Type of Aircraft) TANDA PENDAFTARAN (Registration Mark) NAMA PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA (Name of Air Carrier) KAPTEN PENERBANG PESAWAT UDARA (Name of Pilot in Command) JUMLAH PENUMPANG (Total Passenger) TANGGAL KEJADIAN (Date of Incident) WAKTU KEJADIAN (Time of Incident) PETUGAS PELAKSANA DI APRON (Name of AMC Officer) JENIS ALAT BANTU PELAYANAN PESAWAT UDARA YANG DIGUNAKAN (Type of medium services to aircraft) KRONOLOGIS KEJADIAN (Chronological incident) AKIBAT KEJADIAN (Effect of incident) TINDAK LANJUT (Follow up) KETERANGAN LAIN (Remarks)

: ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ………………………………………. : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… : ………………………………………

KEPALA BANDAR UDARA WOLTER MONGINSIDI - KENDARI

(Drs. NORMAN DANI, M.Si) NIP. 120 117 634

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

68

4.10.5

4.11

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si. No. Telp/ HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT. No. Telp/ HP : 0401 321980 ext 131

c.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/ HP : 0401 321980 ext 125

d.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan Nama : Rodi, ST No. Telp/ HP : 0401 321980 ext 125

Kontrol Kendaraan Airside

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

69

4.11.1

Tujuan Mengacu pada Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA no : SKEP/140/VI/1999 tujuan dari Persyaratan dan Proseder Kontrol Kendaraan Airside adalah untuk memastikan operasional airside yang aman di bandar udara Wolter Monginsidi – Kendari. Prosedur ini mensyaratkan semua kendaraan termasuk GSE yang beroperasi di airside harus mematuhi spesifikasi tertentu dan memiliki ijin beroperasi di airside. Hal ini dirinci di Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA no : SKEP/140/VI/1999. Pengendara harus memegang surat ijin mengemudi di airside yang diterbitkan oleh Airport Administrator serta sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA.

4.11.2

Tanggungjawab.

Kepala

Bandar Udara bertanggung jawab penuh atas pengembangan dan pengimplementasian prosedur dan penyediaan sumberdaya untuk pengontrolan petugas dan kendaraan yang memasuki dan beroperasi di airside bandar udara Wolter Monginsidi – Kendari.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prosedur yang disediakan diterapkan; melakukan audit Approved Issuing Authorities; serta melakukan otorisasi secara tertulis tentang penunjukan Approved Issuing Officers.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggungjawab untuk mengontrol Surat Ijin Mengemudi di Airside dan Sertifikat Keahlian bagi pengemudi dan operator GSE yang memasuki movement area melalui pintu bangunan terminal yang terletak jauh.

Assistant Division Manager of AMC sehari-hari bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pergerakan kendaraan atau orang dalam area airside sesuai dengan prosedur, jika berhalangan hadir pendelegasian dapat diberikan ke AMC Officer. 4.11.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis. CASR Part 139.203 dan Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA no : SKEP/140/VI/1999 mensyaratkan operator aerodrome untuk mengontrol orang dan kendaraan yang beroperasi atau berada di sekitar movement area.

4.11.4

Penerapan Prosedur. Perusahaan dan orang yang hendak memiliki akses ke airside untuk tujuan pekerjaan penerbangan harus mendapatkan copy Prosedur yang cukup untuk dipergunakan oleh masing-masing pengendara airside. Ini adalah dokumen wajib bagi pengendara dan merupakan dasar bagi orang yang hendak diuji untuk mendapatkan Authority to Drive Airside.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

70

Pengoperasian setiap kendaraan di airside harus disetujui dengan penerbitan sebuah ijin operasi yang menentukan di area operasi mana kendaraan diijinkan, dan ijin tersebut harus ditempatkan pada kendaraan. Pengertian kendaraan dalam hal ini termasuk peralatan yang menggunakan motor yang digunakan dalam pelayanan pesawat udara atau pemeliharaan (GSE).

Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari akan menyediakan Training Officers. Mereka yang mendaftar untuk memperoleh Authority to Drive Airside akan dilatih dan diuji oleh Training Officers (AMC Officers) untuk bidang pengetahuan sebagai berikut: a. b. c. 4.11.5

Peraturan bagi pengendara di airside; Geografi dari bandar udara Wolter Monginsidi Kendari; Rambu-rambu di bandar udara.

Pelaksanaan. Peraturan Bandar Udara mengijinkan adanya penarikan atau penangguhan suatu ijin kendaraan bandar udara atau suatu otoritas mengendarai di airside, atau suatu otorisasi bagi suatu perusahaan tertentu untuk memiliki otorisasi mengeluarkan persetujuan.

Assistant Division Manager dari AMC akan mencatat setiap pelanggaran terhadap peraturan berkendaraan di airside, dan melaporkannya ke Kepala Seksi Keamanan dan Kespen sehingga suatu tindakan yang tepat dapat dilakukan terhadap pengendara yang melanggar. Kepala Bandar Udara akan bertindak sebagai penengah pada saat terjadi perselisihan.

Pelanggaran berupa insiden mensyaratkan adanya penyerahan suatu Incident Report. Suatu sistem penalti akan diterapkan bagi pelanggar Airside Vehicle Control Procedures yang mengacu pada Keputusan Kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari nomor: …………….. 4.11.6

4.12

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si. No. Telp/ HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT No. Telp/ HP : 0401 321980 ext 131

c.

Kepala Seksi Jasa Bandar Udara Nama : Agus Fidus No. Telp/ HP : 0401 321980 ext

MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

71

4.12.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini untuk meminimalkan gangguan terhadap operasi pesawat terbang akibat adanya burung dan/atau binatang di atau di sekitar bandar udara.

4.12.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab atas program manajemen gangguan burung dan binatang di bandar udara Wolter Monginsidi - Kendari Kepala Seksi Keamanan dan Kespen bertanggung jawab dalam memastikan adanya program manajemen gangguan burung dan binatang.

Pimpoksi Landasan bertanggung jawab dalam memastikan sistem pemotongan rumput untuk mensukseskan program gangguan serangan burung.

Komandan Airport Security bertanggung jawab dalam memastikan penerapan program manajemen gangguan binatang.

Pimpoksi Kespen bertanggung manajemen gangguan burung.

jawab

dalam

memastikan

penerapan

program

Anggota Teknisi Kespen, PKP-PK dan Security melakukan kegiatan pengusikan dan pengusiran binatang serta burung setiap harinya. 4.12.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139 Appendix 1 part 4.12 mensyaratkan adanya prosedur tertentu berkaitan dengan bahaya terhadap operasi pesawat terbang yang disebabkan oleh adanya burung atau binatang di atau di sekitar bandar udara. ICAO Doc 9137-AN/898 Part 3 – Bird Control and Reduction menyatakan bahwa suatu program manajemen gangguan binatang liar harus memasukkan hal-hal sebagai berikut: a. Pengukuran gangguan dan pemantauan binatang liar; b. Pemberitahuan gangguan binatang liar; c. Metoda pengurangan binatang liar;

4.12.3.1

Gangguan Burung. Grup Pencegah Serangan Burung dari bandar udara Wolter Monginsidi - Kendari harus melapor ke National Transportation Safety Committee jika serangan burung menyebabkan kerusakan pada pesawat terbang. Penerapan program pengontrolan burung di bandar udara Wolter Monginsidi Kendari adalah Long Grass Management System dan Bird Detterent System (Fix and Mobile) Equipment.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

72

4.12.3.2

.....

4.12.4

Pemantauan Kegiatan Burung dan Binatang Liar. Kegiatan burung dan binatang liar di bandar udara akan dimonitor sebagai berikut: a. Pada saat inspeksi serviceability yang dilakukan secara rutin setiap hari oleh Anggota Security, Teknisi Landasan, PKP-PK; b. Secara langsung memonitor kegiatan burung dari Tower of Fire Station (Watch RFFS Room) dan Bandar udara Control Tower; c. Sebagai bagian dari Inspeksi Keamanan Tahunan Jumlah serangan burung di bandar udara dicatat dalam sebuah Bird Strike Reporting Form dan dilaporkan ke DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA dan NTSC oleh Bird Strike Prevention Group bandar udara Wolter Monginsidi - Kendari jika ada kecelakaan yang terjadi. Form tersebut (appendix 7) akan disimpan di bandar udara baik untuk tujuan audit dan sebagai sumber data untuk analisis jika dibutuhkan. Daftar Cek pemantauan kegiatan burung dan binatang liar Tabel - 20 dibawah ini Tabel – 20 Monitoring Bird and Wild Animal Activity Check List Date Name Time No

: : :

.................. .................. ..................

Location

Yes/No

Remarks

Yes/No

..............................

Yes/No

..............................

Yes/No

..............................

Yes/No

..............................

Kendari , ....................... 20... Petugas PKP - PK 4.12.5

Kontrol Burung

Anggota PKP-PK dan Airport Security melakukan pengusikan dan pengusiran terhadap

burung. ATC dapat mengoperasikan peralatan pengganggu burung dari ruang di Bandar udara Control Tower Burung yang terlihat di dekat runway dan runway strips serta mengindikasikan ancaman terhadap keamanan operasi pesawat terbang, dengan segera akan diusir dengan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

73

menggunakan generator suara yang dikendalikan dari jauh dan ditempatkan di dekat garis batas RWY 08. Jika ada kegiatan burung yang berlebihan di suatu runway tertentu atau di dalam area approach/take-off runway tersebut yang memungkinkan dilakukannya penutupan, NOTAM harus diterbitkan dan/atau pemberitahuan dilakukan melalui ATIS tentang adanya kegiatan burung yang meninggi. Jika dimungkinkan, adalah sangat menolong jika di dalam NOTAM disebutkan bagian dari bandar udara yang terganggu. Semua kegiatan pengusikan burung dicatat dalam Bird Strike Reporting Form. Form Implementation of Bird Control harus mengacu pada Prosedur yang disetujui oleh

Kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari 4.12.6

Sistem Manajemen Rumput Di samping pengusiran dengan peralatan sistem pengusiran burung (suara), sistem manajemen rumput (potong rumput setinggi 10 hingga 20 cm di sepanjang runway strips) dilakukan untuk mengantisipasi serangan burung di bandar udara Wolter

Mongisidi - Kendari 4.12.7

Manajemen Lingkungan

Staff Operasional yang memantau kegiatan binatang liar akan memantau lingkungan yang menarik bagi burung seperti tumpukan sampah di sekitar (baik legal atau ilegal), daerah genangan air, dll.

Bird Srtike Committee tetap melakukan koordinasi dengan pihak pemda dan Birds Life International untuk mengontrol wilayah di sekeliling serta populasi burung. 4.12.8

Gangguan Binatang Binatang pada umumnya dilarang memasuki airside dengan tetap menutup gerbang dan memelihara kondisi pagar yang mengelilingi. Namun demikian, jika binatang tetap dapat masuk ke airside, ATC akan diberitahu dengan segera dan binatang tersebut harus diusir sesegera mungkin oleh Anggota Airport Security. Jika masalah tersebut di luar jangkauan petugas bandar udara, maka bantuan khusus harus dihubungi, misal: petugas ahli dari organisasi pecinta binatang atau suatu organisasi komersil yang tepat.

Staf bandar udara yang mengejar binatang yang mendekat ke area pergerakan bandar

udara akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa tindakan mereka tidak akan menakuti binatang sehingga menggiring mereka ke arah pesawat yang sedang mendarat. Anggota Airport Security bertanggung jawab untuk mengusir binatang liar dari area pergerakan. Suara dan kendaraan akan digunakan untuk mengusir binatang menjauhi area pergerakan. Kepekaan masyarakat dan staf bandar udara harus selalu dipertimbangkan dan binatang tidak akan dimusnahkan kecuali ada potensi bahaya pada fasilitas penting atau terhadap keselamatan pesawat terbang.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

74

4.12.9

Contact Persons a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si. No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext 131

c.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

d.

Komandan Airport Security Nama : Enos Raka No. Telp/HP : 0401 321980 ext 118

e.

Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen Nama : Zulkipli Masja No. Telp/HP : 0401 321980 ext 123

f.

The Operation Officers on duty Nama : ........................ No. Telp/HP : ........................

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

75

4.13

KONTROL GANGGUAN (OBSTACLE CONTROL)

4.13.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa telah dibuat suatu ketentuan yang sesuai untuk mengontrol dan memonitor pendirian bangunan temporer atau permanen yang dapat mempengaruhi operasional pesawat terbang.

4.13.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab dalam pembuatan prosedur untuk memonitor

dan memberitahu akan kehadiran gangguan kepada DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, dan mengontrol pendirian bangunan temporer atau permanen di sekitar bandar udara.

Ketua Kelompok Teknisi bertanggung jawab dalam persiapan aplikasi untuk persetujuan

dalam mendirikan bangunan permanen dan bangunan temporer jika jangka waktu pendirian diperkirakan melebihi tiga bulan. Tanggung jawab ini tidak termasuk pendelegasian untuk menerbitkan NOTAM.

Ketua Kelompok Teknisi bertanggung jawab dalam persiapan aplikasi untuk bangunan temporer jika jangka waktu pendirian bangunan diperkirakan kurang dari tiga bulan. Fungsi ini pada umumnya didelegasikan kepada Pimpinan Kelompok Teknisi Bangunan secara harian dan mungkin membutuhkan penerbitan NOTAM.

Division Manager of ADC-APP/TMA bertanggung jawab dalam penyediaan bantuan

teknis di lokasi OLS dalam kaitan untuk mengontrol pelaksanaan kegiatan dan untuk berkoordinasi dengan Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen untuk mempersiapkan draft dari Bandar udara Obstruction Chart – ICAO Type A.

Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen bertanggung jawab dalam memonitor informasi yang diterbitkan berkaitan dengan gangguan (misal: mempersiapkan survei pendaratan dan lepas landas, biasanya dilakukan sebagai bagian dari inspeksi keselamatan tahunan dan untuk Bandar udara Obstruction Chart – ICAO Type a survey).

Anggota Kelompok Teknisi Landasan bertanggung jawab dalam pelaksanaan monitor harian terhadap OLS untuk mendeteksi adanya gangguan yang tidak terpantau dan untuk mengambil langkah-langkah agar gangguan tersebut dapat ditiadakan atau diturunkan hingga pada ketinggian yang secara operasional aman. 4.13.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR part 139 dan MOS mensyaratkan agar pada saat suatu bandar udara melihat munculnya gangguan, operator harus dengan segera memberitahu ATC dengan menginformasikan besar dan lokasi dari gangguan serta melakukan perubahan declared distances jika memungkinkan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

76

ICAO Airport Services Manual, Part 6 "Control of Obstacles." 4.13.4

Pengadministrasian Kontrol Gangguan. Proses pengukuran dan persetujuan atas penerapan tindakan untuk meniadakan suatu gangguan tergantung pada apakah sifatnya temporer atau permanen, dan apakah menyalahi OLS atau PANS-OPS. Prosesnya digambarkan pada Diagram Alur – 1.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

77

Application received by AD. Operator

YES

PANOPS Infringed?

Cannot be approved. AD OPR informs applicant

NO NO

OLS infringed?

Short term (less than 3 months)

YES

Not controlled activity. AD OPR informs applicant

Very short term (ie a few hours)

NO

AD OPR. Invites submissions from DGAC (incl PANS- OPS assess), ATC and building authority

NO YES

OPR. Refers application and submissions for decision

Informal discussion with DGAC required

Decision made and notice given

AD OPR. Gives notice of decision

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

78

4.13.5

Monitor Gangguan Adanya bangunan/antena dan gangguan lain didalam bandar udara harus mendapatkan persetujuan terlebih dulu dari Kepala Bandar Udara yang mana pembangunannya tidak akan mempengaruhi fasilitas keselamatan penerbangan (misal: bangunan/antena dapat memantulkan dan menghambat emisi RADAR).

Anggota Kelompok Teknisi Landasan akan memonitor permukaan OLS setiap hari pada saat inspeksi kemampuan diservis.

Jika suatu gangguan temporer didirikan tanpa persetujuan dan ditemukan pada saat inspeksi serviceability bandar udara, Assistant Division Manager of Runway and Road akan: a. b. c.

Dengan segera memberitahu ATC ; Melapor ke Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan; Jika gangguan berada di tanah bandar udara, maka harus disingkirkan dengan segera.

Jika berada di luar tanah bandar udara, Ketua Kelompok Teknisi mencoba untuk menegosiasikan dengan pihak yang bertanggung jawab untuk penyingkiran atau untuk mengurangi ketinggian sehingga OLS tidak terganggu. Jika negosiasi gagal: a. Memberitahu kepada Kepala Bandar Udara atau Kepala Seksi Keamanan dan Kespen yang kemudian akan menghubungi pemerintah setempat; b. Jika gangguan tersebut mengganggu lintasan lepas landas atau pendaratan, diskusikan gangguan tersebut dengan ATC. Tentukan persyaratan operasional bagi runway yang digunakan untuk alternatif. Jika dibutuhkan secara operasional, hitung panjang runway yang tersedia setelah dikurangi dan terbitkan sebuah NOTAM berkaitan dengan batas yang digantikan; c. Jika gangguan tersebut mengganggu bagian lain dari permukaan OLS, terbitkan sebuah NOTAM dengan penjelasan dari gangguan, tinggi AMSL, magnetic bearing dan jarak dari ARP, serta permukaan yang terganggu. Setelah gangguan disingkirkan, beritahu ATC, pindahkan rambu temporer dan batalkan NOTAM. Jika ada gangguan permanen yang ditemukan pada saat inspeksi harian, Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan akan melakukan peninjauan sesegera mungkin untuk menentukan sejauh mana gangguan dan perubahan, dan menerbitkan informasi. Jika gangguan tersebut melebihi apa yang telah ditegaskan dalam ICAO Airport Services Manual, Part 6 "Control of Obstacles." Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan memberitahu ke Pimpinan Kelompok Teknisi Kespen untuk menerbitkan NOTAM. 4.13.6

Operational versus Design Surfaces

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

79

Anggota

Kelompok

Teknisi

Landasan

dan

Pengawas

memperhatikan perbedaan antara Operational Design Surfaces.

Bandar

Udara

harus

Design surfaces digunakan untuk menentukan tinggi yang diijinkan dari suatu gangguan permanen dan memasukkan pembangunan terakhir dari bandar udara dalam perhitungan. Operational surfaces digunakan untuk pengukuran gangguan temporer dan mencerminkan konfigurasi runway saat ini. Rencana OLS plan di kantor Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan didasarkan pada standard operasional dan oleh karena itu akan digunakan untuk pengukuran gangguan temporer. Metoda lain untuk menghitung tinggi yang diijinkan bagi gangguan temporer yang berada di wilayah sudut lepas landas adalah dengan mengukurnya terhadap TODA yang berlaku. Silahkan review, hapus jika tidak digunakan atau dijelaskan kemudian. 4.13.7

Bandar udara Obstruction Chart – ICAO type A Tidak ada chart Type A yang dibuat untuk runway di bandar udara ini karena semua objek di sekitar ujung runway berada di bawah gradien 1.2%.

4.13.8

Contact Persons :

4.14

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, Msi No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

c.

Pimpinan Kelompok Teknisi Landasan Nama : Rodi, ST No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

d.

Pimpinan kelompok Teknisi Kespen Nama : Zulkipli Masja No. Telp/HP : 0401 321980 ext 123

e.

Division Manager of ADC-APP/TMA Nama : ........................ No. Telp/HP : ........................

PEMINDAHAN PESAWAT TERBANG RUSAK

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

80

4.14.1

Tujuan Tujuan dari Rencana Srategis Pemindahan Pesawat Terbang Rusak adalah untuk menyediakan suatu respon yang efisien dan terkoordinasi untuk dengan cepat dan aman memindahkan pesawat terbang yang telah menyebabkan penutupan sementara atas runway, taxiway atau mempengaruhi KKOP. Prosedur ini ditujukan untuk masalah pesawat rusak di dalam lingkungan bandar udara, hanya setelah persyaratan AEP yang relevan dengan insiden atau kecelakaan pesawat terbang dipenuhi.

4.14.2

Tanggung Jawab

4.14.2.1

Kepala Bandar Udara Kepala Bandar Udara bertanggung jawab atas Disabled Aircraft Recovery Plan di bandar

udara. Jika ada insiden dan/atau kecelakaan, Kepala Bandar Udara bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengkoordinasi upaya pemulihan pesawat terbang yang rusak dan untuk mengkoordinasi pemindahan pesawat terbang dan mengembalikan bandar udara kepada status operasional penuh. Hal ini membutuhkan suatu hubungan dengan maskapai penerbangan atau operator penerbangan dan National Transportation Safety Committee serta Directorate of Certification & Airworthiness DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA untuk mendapatkan persetujuan pemindahan pesawat terbang. Kepala Bandar Udara setelah menerima persetujuan dari National Transportation Safety Committee memulai pemindahan pesawat yang rusak.

Komandan PKP-PK bertanggungjawab memberitahu ATC akan pesawat yang rusak. NOTAM yang tepat harus diterbitkan. Di samping itu juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa bagian dari area manuver yang tidak dapat diservis benar-benar diberi tanda dengan baik, sesuai dengan standard DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, sehingga memungkinkan dilakukannya operasional penerbangan yang aman di area yang masih dapat digunakan.

Anggota PKP-PK dapat diminta untuk tetap siap siaga untuk membantu operasional pada saat diminta, khususnya pada saat de-fuelling dilakukan. (disesuaikan dengan kondisi masing-masing bandara) 4.14.2.2

Pemilik/Operator Pesawat Terbang Pemilik pesawat terbang, didefinisikan sebagai pemegang sertifikat registrasi, bertanggungjawab dalam pemindahan pesawat terbang dan pembuangan bahan bakar atau benda berbahaya lainnya yang tertumpah sebagai akibat dari insiden/kecelakaan.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

81

Sebelum disetujuinya pemindahan pesawat terbang mungkin perlu dimintakan dari National Transportation Safety Committee bahwa untuk suatu kondisi yang lebih serius disyaratkan adanya investigasi langsung di tempat. 4.14.2.3

National Transportation Safety Committee (KNKT) National Transportation Safety Committee bertanggungjawab dalam investigasi dari semua insiden dan kecelakaan pesawat terbang yang melibatkan operasional pesawat terbang sipil. Jika ditetapkan bahwa akan dilakukan investigasi di tempat, suatu pesawat terbang yang rusak tidak dapat dipindahkan dari area pergerakan hingga disetujui oleh komite.

4.14.2.4

Directorate of Certification & Airworthiness DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Directorate of Certification & Airworthiness DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA bersama-sama dengan National Transportation Safety Committee, mengotorisasi pemindahan suatu pesawat terbang yang rusak pada saat investigasi di tempat telah selesai dilakukan.

4.14.2.5

Keselamatan Penerbangan Militer. Jika suatu keadaan darurat melibatkan pesawat militer, Commander of Arm Forces Flight Safety yang terkait akan mengotorisasi pemindahannya termasuk adanya kargo yang berbahaya di dalam pesawat.

4.14.3

Perudangan, Standard dan Referensi Teknis. Mengacu pada CASR-139, Keputusan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA No. SKEP 57/IV/99 mengenai pemindahan pesawat terbang rusak mensyaratkan adanya prosedur yang didokumentasikan atas pemindahan suatu pesawat terbang rusak di atau di dekat area pergerakan.

4.14.4

Immediate Operational Considerations and Actions. Kriteria berikut digunakan untuk menentukan ketersediaan runway yang dipengaruhi oleh pesawat yang rusak: a. Jika pesawat yang rusak berada di dalam runway strip untuk RWY 08/26 atau 26/08, declared distances yang telah direvisi harus disediakan jika pengoperasian runway ingin dilanjutkan. b. Jika ada batasan yang perlu diganti, maka akan ditandai sesuai dengan standard DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA dan declared distances yang telah direvisi akan dihitung. NOTAM akan diterbitkan yang menjelaskan lokasi dari pesawat terbang, bersama dengan batasan-batasan operasional jika ada.

4.14.4.1

Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller/ ATC) Tindakan harus diambil oleh Pemandu Lalu Lintas Udara jika pesawat yang rusak menyebabkan ditutupnya satu runway. a. Beritahukan ATS Regional Coordinator; b. Beritahukan PKP-PK; c. Beritahukan Assistant Division Manager of ADC-GC;

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

82

d. e. 4.14.4.2

Tentukan ETA dari seluruh pesawat terbang yang akan menggunakan runway yang ditutup; Siarkan kondisi bandar udara melalui ATIS.

ATS Regional Coordinator. Tindakan harus diambil oleh ATS Regional Coordinator jika pesawat terbang yang rusak mengakibatkan ditutupnya satu runway. a. Beritahu Senior Manager ATS; b. Beritahu Kepala Bandar Udara/Kepala Seksi Keamanan dan Kespen; c. Beritahu Officer in Charge; d. Siapkan tindakan NOTAM jika dapat diterapkan.

4.14.4.3

Komandan PKP-PK. Komandan PKP-PK akan: a.

b. 4.14.5

Merencanakan penyediaan peralatan dan tenaga untuk memindahkan pesawat terbang; Mengkoordinasi dan memberikan instruksi kepada tim penyelamatan mengenai pemindahan pesawat terbang.

Pemindahan Pesawat Terbang Pada saat sebuah pesawat rusak akan dipindahkan dari area manuver, dia akan ditempatkan di suatu lokasi tertentu, dan akan melalui jalur yang disetujui oleh Kepala

Seksi Keamanan dan Kespen

Jika pemindahan ditunda atau dilakukan tidak sesuai dengan kecepatan yang diharapkan, Komandan PKP-PK berdasarkan instruksi dari Kepala Bandar Udara akan memindahkan pesawat yang rusak atas biaya dan risiko pemilik/operator. Sebelum melakukannya, kepala Bandar Udara akan meminta pemilik untuk melengkapi persyaratan pembebasan ganti rugi. 4.14.5.1

Pemilik Pesawat Terbang Pada saat diberitahu tentang pesawat yang rusak, pemilik harus: a. Menghubungi Kepala Bandar Udara. b. Mempersiapkan rencana darurat untuk pemindahan pesawat terbang sesegera dan sepraktis mungkin setelah pengumuman dari National Transportation Safety Committee.

4.14.5.2

Persyaratan Keselamatan Udara.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen

diminta untuk bekerjasama dengan dan menyediakan semua tindakan bantuan bagi National Transportation Safety Committees jika dibutuhkan investigasi di tempat. Persyaratan Keselamatan Udara dijelaskan panjang lebar dalam AIP di bawah judul Accidents and Incidents.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

83

4.14.6

Ganti Rugi dan Pembebasan – Pemindahan Pesawat Terbang Penggunaan form ini harus dikonfirmasi Kepada: Kepala Bandar Udara a. Saya, yang bertandatangan di sini, merupakan pemilik atau perwakilan yang ditunjuk penuh dari pemilik pesawat terbang yang dijelaskan di bawah ini dengan ini setuju untuk memberikan ganti rugi dan pembebasan dengan kondisi seperti dijelaskan berikut: b. Saya setuju dan memberikan ijin kepada Kepala Bandar Udara, pegawai, agen, kontraktor dan karyawannya untuk memindahkan pesawat terbang kapanpun dibutuhkan atas biaya dan pengeluaran sepenuhnya dari saya. c. Dengan mempertimbangkan bahwa Kepala Bandar Udara yang akan melaksanakan pemindahan pesawat terbang saya sepakat untuk membebaskan dan tetap membebaskan Kepala Bandar Udara dari semua kerugian, kerusakan, biaya, pembebanan atau kewajiban lain yang dibayar, diakibatkan atau ditagih kepada Kepala Bandar Udara dalam kaitan dengan atau muncul dari atau sebagai konsekuensi dari tindakan, cara kerja, klaim atau kebutuhan yang mana atau mungkin dibuat atau ditagih atau diancam kepada Kepala Bandar Udara dalam kaitan adanya kerugian atau kerusakan atas properti, kehilangan nyawa atau kecelakaan personal atau kerugian lain yang dapat muncul dengan cara apapun pada saat pemindahan pesawat terbang oleh Kepala Bandar Udara. d. Saya selanjutnya setuju untuk membebaskan Kepala Bandar Udara dari semua tindakan klaim, penyebab tindakan, cara kerja, dan permintaan yang saya dan pemilik saat ini miliki atau tetapi untuk pembebasan dan ganti rugi akan atau mungkin suatu saat di masa yang akan datang muncul terhadap Kepala Bandar Udara dan dari semua kewajiban saat ini dan yang akan datang dari Kepala Bandar Udara kepada saya dan pemilik yang disebabkan karena berkaitan dengan atau muncul dari atau sebagai konsekuensi dari pemindahan pesawat terbang. e. Saya membenarkan bahwa ini adalah tujuan dari ganti rugi dan pembebasan ini yang mana setiap pegawai, agen, kontraktor dan karyawan dari Kepala Bandar Udara memperoleh manfaat bagi kepentingan mereka di bawah ganti rugi dan pembebasan ini dan berhak untuk mendapatkan manfaat tersebut. f. Saya menyatakan bahwa saya dan pemilik tunduk dan akan tunduk kepada semua hukum yang berlaku termasuk tanpa batas undang-undang, peraturan, anggaran dasar, arahan dan ketentuan yang berkaitan dengan atau dibuat oleh Directorate General of Air Communication, Office of National Transportation Safety Committee, Kepala Bandar Udara dan otoritas atau badan yang berkaitan lainnya yang memiliki otoritas dalam kaitan dengan campur tangan dengan atau pemindahan sebuah pesawat terbang. Penjabaran dari Pesawat Terbang: a. Jenis pesawat terbang: b. Nomor registrasi: c. Nama lengkap: d. Ditandatangani oleh: e. Tanggal: f. Saksi-saksi:

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

84

4.14.7

Daftar Peralatan Penyelamatan Pesawat Terbang Tabel - 21 Daftar Peralatan Penyelamatan Pesawat Terbang No

Equipment

Type

Capacity

Sum

Remarks

1 2 3 4 5

Tabel - 22 Peralatan RFFS (PKP-PK) No

Equipment

No Eqpt

Sum

Capacity

1 2 3 4 5

4.14.8

Mekanisme untuk mendapatkan personil dan peralatan pemindah pesawat udara yang rusak (peralatan Salvage) Segera setelah terjadi kecelakaan pesawat udara, Kepala Bandara Wolter Monginsidi Kendari melakukan koordinasi dengan penyelenggara Bandar Udara Hasanuddin (Bandara terdekat yang memiliki peralatan salvage) untuk mendatangkan peralatan dan personil salvage. Nomor Telp. Bandara Hasanuddin untuk peminjaman peralatan ini adalah : Segala biaya yang timbul dari peminjaman peralatan dan personil ini menjadi tanggung jawab Operator penerbangan. Personil PKP-PK dalam operasi pemindahan pesawat udara akan memberikan bantuan atas arahan personil Salvage yang memiliki STKP yang sah.

4.14.9

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Kepala Seksi Keamanan dan Kespen Nama : Yuyus Yudana, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext 131

c.

Komandan PKP-PK Nama : Jimlan No. Telp/HP : 0401 321980 ext 121

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

85

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

86

4.15

Penanganan Material Berbahaya

4.15.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini untuk memastikan penyimpanan yang aman atas material berbahaya di bandar udara. Prosedur ini ditujukan untuk memastikan baik keselamatan publik dan keselamatan operasional pesawat terbang yang berkesinambungan.

4.15.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab dalam menetapkan prosedur untuk memastikan penyimpanan yang aman atas material berbahaya di bandar udara. Dalam kegiatan pengawasan airside sehari-hari, Assistant Division Manager of AMC bertanggung jawab dalam pemantauan terbatas atas pergerakan material berbahaya di airside. 4.15.3

Penyimpanan Material Berbahaya

4.15.3.1

Bahan bakar Pesawat Bahan bakar jet (Jet-A1) disimpan dalam mobil tangki berlokasi di arah Timur pagar bandar udara. Bahan bakar didistribusikan melalui mobil tangki. Kapasitas dari tangki bahan bakar: 10 ribu liter, dalam suatu daerah tertutup. Adanya beberapa katup dalam sistem memungkinkan bagian-bagian dari jaringan pipa diisolasi untuk tujuan pemeliharaan atau situasi darurat. Tombol darurat disediakan di dekat tempat parkir yang dilayani oleh hidrant bahan bakar. Jika tombol ditekan, semua pompa dan katup terkait akan mati pada tangki-tanki yang berhubungan.

4.15.3.2

Sistem Penyimpanan Bahan Bakar – Non Pesawat. Jasa untuk non-penerbangan disediakan oleh Stasiun Bahan Bakar di ……… dan pasokan bahan bakar dari: ……., dan …….

4.15.3.3

Material Berbahaya Lainnya Tidak ada material berbahaya lain di luar yang diatur oleh prosedur ini yang disimpan secara permanen di bandar udara. Penyimpanan barang yang tertunda pengiriman melalui udara adalah tanggungjawab dari Freight Forwarder.

4.15.4

Insiden Material Berbahaya Insiden material berbahaya dapat berbentuk insiden kecil (misal: tertumpahnya sejumlah kecil bahan bakar) atau insiden besar yang membutuhkan penerapan Airport Emergency Plan.

Supervisor of AMC secara rutin memonitor bahan bakar, gemuk, pelumas dan ceceran

di apron sebagai bagian dari inspeksi serviceability harian mereka. Mereka akan mencek setiap lokasi dan melaporkan adanya ceceran yang membutuhkan pembersihan, atau

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

87

kejadian yang cukup besar sehingga membutuhkan penutupan tempat parkir. Mengacu pada SOP Apron safety Procedure Tumpahan bahan bakar dan oli secara rutin dilaporkan ke Kepala Seksi Keamanan dan Kespen untuk tujuan statistik. 4.15.5

Prosedur Penanganan AVTUR (JET A1) disalurkan ke pesawat udara di Apron dengan menggunakan sistem hidran di dalam tanah. Jika tidak ada sistem hidran yang tersedia, tanker mobil akan digunakan untuk mengirimkan bahan bakar pesawat terbang. (disesuaikan dengan kondisi bandara yang bersangkutan) Operator kargo akan mengambil tindakan pada saat ditemukan material berbahaya pada saat proses embarkasi/disembarkasi, contohnya sebagai berikut: Objek Kargo radio aktif

Tindakan yang harus diambil Pelihara jarak dan informasikan kepada petugas perlindungan radiasi Racun atau serum Informasikan jika ada yang terkena Barang berbahaya Jangan dipegang dan terbitkan laporan insiden Barang lainnya Berbahaya ke Maskapai Penerbangan atau pihak lainnya. Catatan: lihat Diagram Alir di Appendix 14 4.15.5.1

Daftar Prosedur Operasional Standard. a. Aviation Security b. Apron Movement Control c. Pertamina (Fuel Handling Agent)

4.15.5.2

Daftar Petugas. No. 1 2 3 4 5

4.15.5.3

Kualifikasi Senior AVSEC Junior AVSEC Special AVSEC Non AVSEC Junior Security Total

Jumlah

Catatan

7 2 2 11

Daftar Aviation Security Equipment

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

88

Tabel - 23

4.15.6

No

Item

Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Walk through detector X-Ray Baggage detector X-Ray Cabin detector Hand Metal detector Explosive detector Blanket Bomb Bunker Bomb

Ket

2 3 1 2 -

Contact Persons Terminal … a. Supervisor of A Group

Nama No. Telp/HP

: …………………….. : ……………………..

b. Supervisor of B Group Nama : …………………….. No. Telp/HP : …………………….. c. Supervisor of C Group Nama : …………………….. No. Telp/HP : ……………………..

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

89

4.16

Operasi Pada Jarak Pandang Terbatas Saat ini hanya Category I ILS yang dipasang dan beroperasi di bandar udara ini dan tidak diperlukan prosedur operasi pada jarak pandang terbatas (di bawah minimal)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

90

4.17

PERLINDUNGAN TEMPAT RADAR DAN NAVIGATION AID

4.17.1

Tujuan Tujuan dari prosedur ini adalah memastikan bahwa tidak ada gangguan terhadap operasional alat bantu navigasi (navaid) di bandar udara Wolter Monginsidi Kendari yang disebabkan oleh pendirian bangunan, atau kegiatan pekerjaan di sekitar navaid atau jaringan kabel terkait. Catatan: Untuk rincian lebih lanjut lihat SOP

4.17.2

Tanggung Jawab

Kepala Bandar Udara bertanggung jawab untuk membuat prosedur untuk memastikan bahwa kegiatan di bawah kontrol langsung maupun tak langsung tidak memiliki dampak merugikan terhadap pengoperasian radar dan navaid yang aman.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab memberi masukan kepada ATC atas proposal kerja yang dapat mempengaruhi operasional radar dan navaid di bandar udara, termasuk jaringan kabel yang terkait dengan fasilitas tersebut.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab dalam penerapan prosedur pemeliharaan radar dan navaid.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab dalam pemeliharaan radar dan navaid di lokasi.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab dalam perlindungan fisik terhadap navaid yang berlokasi di bandar udara. Termasuk di dalamnya adalah pendirian pagar dan tanda peringatan untuk membatasi orang masuk ke lokasi.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab atas perlindungan fisik navaid di lokasi bandar udara dan di luar bandar udara mengacu pada keselamatan penerbangan. Termasuk di dalamnya adalah pendirian pagar dan tanda peringatan untuk membatasi orang masuk ke lokasi.

Assistant Division Manager of Radar bertanggung jawab dalam perlindungan fisik terhadap radar yang berlokasi di bandar udara. Mengontrol pendirian bangunan yang memberikan dampak merugikan pada operasi radar. Termasuk di dalamnya adalah pendirian pagar dan tanda peringatan untuk membatasi orang masuk ke lokasi.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

91

4.17.3

Perundangan, Standard dan Referensi Teknis CASR Part 139, Appendix 1 part 4.17, menjelaskan rincian dari prosedur yang harus didokumentasikan untuk mengontrol kegiatan yang dapat mempengaruhi radar dan navaid yang berlokasi di bandar udara.

4.17.4

Implementasi dan Koordinasi Kerja

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara bertanggung jawab memberikan informasi ke ATC berkaitan dengan: a. b.

Kegiatan di sekitar radar dan navaid di bandar udara, yang dapat mempengaruhi sinyal ke dan dari fasilitas tersebut; dan Mengajukan kegiatan penggalian dalam jarak 3 meter dari jaringan kabel yang berkaitan dengan fasilitas.

Masukan ini dapat berbentuk verbal atau diberikan secara formal pada saat tahap perencanaan suatu MOWP atau PERCOW.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telekomunikasi dan Navigasi Udara menyiapkan Ijin

Memulai Pelaksanaan Pekerjaan atau sebuah Method of Works Plan (MOWP) untuk kegiatan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat terbang yang menyebabkan gangguan terhadap radar atau navaid, atau sinyalnya ke pesawat terbang. Merencanakan pekerjaan tersebut membutuhkan masukan dari Pimpoksi Kespen.

Pimpoksi Kespen membuat batasan-batasan yang dibutuhkan. Satu copy dari MOWP atau IJIN MEMULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN yang diterbitkan untuk suatu pekerjaan harus diserahkan ke ATC sebagai masukan.

Pimpinan Proyek dan WSO akan memastikan bahwa semua petugas yang terlibat dalam

pekerjaan di bandar udara mengerti dan mematuhi batasan-batasan yang ditentukan untuk melindungi radar, navaid dan jaringan kabel terkait. Ini berlaku bagi staf, sub kontraktor, dan organisasi lain yang terlibat dalam pekerjaan di bandar udara. Jika ada kemungkinan gangguan terhadap radar atau sinyal navaid karena adanya gangguan sementara, seperti kendaraan yang berlalu lalang di sekitar lokasi, maka rambu-rambu peringatan atau instruksi akan didirikan. Kendaraan atau peralatan/mesin dilarang memasuki area terlarang navaid pada saat instalasi di runway (misal: ILS Transmitter). 4.17.5

Pekerjaan Pemeliharaan yang Mempengaruhi Radar dan Navaid. Semua petugas ATC atau petugas terkait (kontraktor) harus mematuhi kebijakan keamanan seperti yang telah dijelaskan dalam langkah-langkah untuk mendapatkan akses ke airside.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

92

ATS Regional Coordinator akan dibertahu akan adanya pekerjaan yang dapat

mempengaruhi ILS dan RADAR paling tidak 24 jam sebelum pekerjaan dilakukan. Hal ini akan memberikan cukup waktu dalam penerbitan NOTAM dan untuk mempesiapkan petugas yang tepat untuk hadir dalam mematikan atau menyalakan fasilitas jika diperlukan. 4.17.6

Radar dan Navaid Bandar Udara: Clearance and Locations.

4.17.6.1

Airport Radar clearance and location Persyaratan dari parameter clearance and location seperti yang ditetapkan dalam Keputusan Director General of Air Communications no: SKEP/110/VI/2000 berkenaan dengan Establishing Flight Operations Safety Area At Bandar udara and Surround dan no: SKEP/113/VI/2002 berkenaan dengan Placement Criteria of Aviation Electronic & Electric Facilities. Sebagai acuan dalam menentukan ruang jarak operasi radar, tidak ada bangunan metal atau kegiatan pekerjaan dalam radius 500 meter dan tidak lebih tinggi dari 1 derajat kemiringan di atas antena radar.

4.17.6.2

Airport Navaid Clearance and Locations. Sebagai acuan dalam menentukan ruang jarak operasi navaid untuk mempersiapkan kegiatan pemeliharan kecil, pekerjaan dalam wilayah berikut diperkirakan dapat mempengaruhi navaid terkait: a. b.

c.

d.

Localizer – dari 600 meter di depan hingga ke 100 meter di belakang wilayah localizer, dan 75 m dari masing-masing sisi runway centerline GAMBAR - 1; Glide path – dari bangunan glide path, suatu wilayah yang merentang 600 m langsung di depan bangunan menuju pesawat yang mendarat, dengan lebar sebesar 200 m menuju runway centerline terkait; Wilayah bebas yang mengelilingi fasilitas: 1. Sudut bahu pada wilayah kritis tidak kurang dari 1.5 %; 2. Surface level dari wilayah bahu di bagian yang kritis ≤ 3 cm; 3. Di antara area Kritis dan Sensitif tidak diijinkan untuk mendirikan bangunan, tumpukan pasir dan tumbuhan dapat mempengaruhi emisi Glide Path GAMBAR - 2. Middle Marker dan Outer Marker Tidak ada halangan pada permukaan kerucut dengan sudut 20 derajat dihitung dari permukaan horisontal yang berawal dari tinggi antena, dan fasilitas shelter ditempatkan sekitar 1 meter di depan/belakang batas terluar bangunan dan/atau antena GAMBAR - 3. NDB (Non Directional Beacon) Clear area di sekitar fasilitas: 1. Dalam area seluas 50 m x 50 m, harus terbebas dari bangunan dan halangan lainnya;

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

93

2. 3.

Dalam radius 300 meter dari antena tidak diijinkan untuk mendirikan bangunan metal seperti bangunan besi, elektroda listrik, dll; Di area dalam radius 1,000 meter dari antena harus terbebas dari tumbuhan dan/atau bangunan dengan ketinggian lebih dari tinggi permukaan kerucut sebagai berikut GAMBAR 4 : Gambar - 4

Antena Pole

AntenaPole Antenna

40M

3o

3o 70M 100M

e.

VOR (Very High Frequency Omnidirectional Range) Clear area di sekitar fasilitas: 1. Dalam radius 100 meter dari pusat fasilitas bebas dari bangunan atau halangan lainnya; 2. Dalam radius 100 hingga 200 meter dari pusat fasilitas, tinggi bangunan atau tumbuhan tidak boleh lebih dari Counterpoise area; 3. Dalam radius 600 meter dari pusat fasilitas pada permukaan kerucut tidak boleh ada Overhead Extra High Tension Electrical Distribution; 4. Batas ketinggian bangunan atau tumbuhan yang ditentukan oleh permukaan kerucut sebagai berikut GAMBAR - 5: Gambar - 5 Cone Surface

2

VOR antenna

Fence

Counterpoise area

2 Fence

Surface

200 M

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

94

f.

DME (DISTANCE MEASUREMENT EQUIPMENT) Clear area di sekeliling fasilitas: 1. Dalam jarak 100 meter dari pusat fasilitas bebas dari bangunan atau tumbuhan; 2. Dalam radius 100 hingga 200 meter dari pusat fasilitas, ketinggian bangunan atau tumbuhan tidak boleh lebih dari Counterpoise area; 3. Dalam radius 600 meter dari pusat fasilitas pada permukaan kerucut tidak boleh ada Overhead Extra High Tension Electrical Distribution; 4. Batas ketinggian bangunan atau tumbuhan ditentukan oleh permukaan kerucut sebagai berikut GAMBAR - 6 : Gambar - 6

2

VOR Antenna Reference & DME Alternative 1

Fence

Cone Surface

DME antenna Alternative 2

Counterpoise Area

2 Fence

Surface

200 M

g.

RADAR Clear area di sekeliling fasilitas: 1. Dalam radius 500 meter dari antena Radar, elevasi bangunan atau tumbuhan tidak boleh lebih dari elevasi antena Radar; 2. Batas ketinggian bangunan atau tumbuhan ditentukan oleh permukaan kerucut sebagai berikut GAMBAR - 7:

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

95

Gambar - 7

Antenna Pole

Base Antenna Height

Fence

Fence

Surface

100 M 4.17.7

Persyaratan Personalia. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Lisensi / Rating Ahli / ILS Ahli / NDB Ahli / VOR Terampil / DVOR Ahli / AMSS Ahli / AMSC Ahli / X-Ray Ahli / VHF-A/G Terampil /VHF-A/G Total

Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang … orang

Catatan Teknisi Telnavud

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

96

4.17.8

Contact Persons

a.

Kepala Bandar Udara Nama : Drs. Norman Dani, M.Si. No. Telp/HP : 0401 327869

b.

Ketua Kelompok Teknisi Nama : Djunaedi Saudi No. Telp/HP : 0401 321980 ext 125

c.

Pimpinan Kelompok Teknisi Telnavud Nama : M. Syaiful Zuhri, S.SiT No. Telp/HP : 0401 321980 ext

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

97

5.

Administrasi Bandar Udara dan Sistem Manajemen Keselamatan

5.1

Administrasi Bandar Udara

5.1.1 Daftar Kontak Staf Hubungan setelah jam kerja dapat dilakukan melalui Officer in Charge (OIC). Tabel - 24. Tabel - 24 Daftar Kontak Staff No.

Position

Name

Telephone

Facsimile

1

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

MOH. IKSAN TATANG

62 21 35051333505137

62 21 3505139

2

SEKDITJEN HUBUD

SRI HARDINI

62 21 3505136

62 21 3505139

3

DIREKTUR KESELAMTAN PENERBANGAN

ICHWANUL IDRUS

62 21 3507569

62 21 3507569

4

DIREKTUR TEKNIK BANDAR UDA6RA

ARFIYANTI SAMAD

5 6

7

DIREKTUR SERTIFIKASI KELAIKAN UDARA DIREKTUR ANGKUTAN UDARA DIREKTUR FASILITAS ELEKTRONIKA DAN LISTRIK PENERBANGAN

CAPT. CHRISTIAN BISARA

62 21 3507615

SANTOSO EDI WIBOWO

62 21 3503345

62 21 3506662

62 21 3507972

62 21 34832663

8

NATIONAL TRANSP. SAFETY COMMITTEE

SETYO RAHARDJO

62 21 38113083517606

9

KEPALA BANDAR UDARA WOLTER MONGINSIDI KENDARI

Drs. NORMAN DANI, MSi

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

10

KASUBAG TU

PETRUS DAMAN

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

62 401 321833 321980 62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

11 12

KASI KEAMANAN DAN KESPEN KASI JASA KEBANDAR UDARAAN

YUYUS YUDANA,S.SiT AGUS FIDUS

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

62 – 401 – 321833

98

5.1.2

13

KETUA KELOMPOK TEKNISI

DJUNAEDI SAUDI

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

14

KEPEGAWAIAN

SITTI NURMALA

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

15

PERLENGKAPAN

JAFARULLAH

62 – 401 – 321833

16

TATA USAHA

ADRI

62 401 321833 321980 62 401 321833 321980

17

TERMINAL & PENERANGAN

ENARTI

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

18

HYGIENE & SANITASI

H. MUH. ALI

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

19

KOMANDAN PKP-PK

JIMLAN

62 – 401 – 321833

20

KOMANDAN SECURITY

ENOS RAKA

62 401 321833 321980 62 401 321833 321980

21

TARIF & JASA

DAUD GERARD

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

22

USAHA NON PENERBANGAN

SELLY DANIEL D.

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

23

USAHA NON KOMERSIL

SASMITO

62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

24

PIMPOKSI LANDASAN

RODI, ST

62 – 401 – 321833

25

PIMPOKSI BANGUNAN

KANDANG LANGI

26

PIMPOKSI A2B

SUWARNO

27

PIMPOKSI TELNAVUD

M. SYAIFUL Z,, S.SiT

28

PIMPOKSI LISTRIK

SUDARNO

29

PIMPOKSI KESPEN

ZULKIPLI MASJA

62 401 321833 321980 62 401 321833 321980 62 401 321833 321980 62 401 321833 321980 62 401 321833 321980 62 401 321833 321980

62 – 401 – 321833

62 – 401 – 321833

62 – 401 – 321833 62 – 401 – 321833 62 – 401 – 321833 62 – 401 – 321833 62 – 401 – 321833

Struktur Organisasi Diagram berikut memberikan rincian struktur organisasi dan garis pelaporan bagi staf yang tanggung jawab dalam operasional bandar udara seperti yang didokumentasikan pada manual ini. BAGAN ALUR – 2

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

99

Alur – 2 STRUKTUR ORGANISASI BANDAR UDARA WOLTER MONGINSIDI KENDARI KASUBAG TATA USAHA

KEPEGAWAIAN

PERLENGKAPAN TATA USAHA

KASI KEAMANAN DAN KESPEN

KASI JASA KEBANDAR UDARAAN

KETUA KELOMPOK TEKNISI

PKP-PK

TARIF & JASA

UNIT KESPEN

SECURITY

USAHA NON PENERBANGAN

TERMINAL & PENARANGAN

USAHA NON KOMERSIAL

HYGIENE & SANITASI

UNIT LISTRIK

UNIT TELNAVUD UNIT LANDASAN UNIT BANGUNAN UNIT A2B

5.1.3

Airport Committees Ada …… komite/grup di bandar udara Wolter Monginsidi - Kendari

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

100

Airlines Operator Committee. Airline Operator Committee di bandar udara Wolter Monginsidi dipilah menjadi … komite: a. International, Berisikan maskapai penerbangan internasional yang beroperasi di bandar udara Wolter Monginsidi dan Ground Handling Agent yang berkaitan dengan penerbangan internasional. b. Domestik, Berisikan maskapai penerbangan domestik yang beroperasi di bandar udara Wolter Monginsidi

Airport Emergency Plan Committee. Airport Emergency Plan Committee beranggotakan:

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.

di

bandar

udara

Wolter

Monginsidi

Kepala Bandar Udara sebagai pimpinan Kasubag Tata Usaha Perwakilan dari pabean, imigrasi dan karantina (untuk penerbangan internationsal) Perwakilan dari maskapai penerbangan Perwakilan DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Kasi Keamanan dan Kespen Komandan Security Ketua Kelompok Teknisi Pimpoksi Kespen. Anggota Security; Dokter/paramedis untuk keadaan darurat

Bird Strike Prevention Group.

Grup ini bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan atas gangguan burung di bandar udara Wolter Monginsidi Anggota dari grup ini adalah:

a. b. c. d. e. f. g.

Kepala Bandar Udara sebagai pimpinan; Ketua Kelompok Teknisi; Kasi Keamanan dan Kespen; Pimpoksi Kespen; Pimpoksi Listrik; Pimpoksi Landasan; Pimpoksi Bangunan.

Tim Revisi dan Pembaruan Manual Bandar udara.

Mr. ……………….. Chairman Mr. ……………….. Corporate Secretary Address :……….. Phone :……….. Facsimile :………..

Note: • Tim meninjau ulang manual paling sedikit dua kali per tahun;

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

101



Internal Audit akan mengacu pada Manual Bandar udara dalam menjalankan tugasnya.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

102

5.1.4

Distribusi Manual

5.1.4.1

Versi Cetak. Edisi cetak dan pembaruan dari manual akan didistribusikan oleh sekretaris perusahaan sebagaimana termuat dalam Tabel - 25 Tabel – 25 Distribution of Manual NO

INSTITUTE/OFFICES

DEPARTEMENT OF COMMUNICATIONS

BANDAR UDARA MANUAL



Minister of Communication Director General of Air Communication



Secretary of DGAC



Director of Aviation Safety

 Director of Airport Engineering



Director of Certification & Airworthiness



Director of Air Transport DGAC



Director of Aviation Electronic & Electrical Facilties DGAC



Executive General Manager

 Head Of National SAR Service (KABASARNAS)



Rescue Coordinator Center (KKR)



Ketua Kelompok Teknisi



Kasi Keamanan dan Kespen



Kepala Sub Bagian Tata Usaha



Pimpoksi Keselamatan Penerbangan



Pimpoksi Landasan



Pimpoksi Bangunan



Pimpoksi Listrik





Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

103

Pimpoksi Telnavud



Pimpoksi Alat – alat Besar



Komandan PKP-PK



Komandan Security



AIRLINES

Airlines Operator Committe (AOC)

 MERPATI NUSANTARA AIRLINES



LION AIR



BATAVIA AIR

 

SRIWIJAYA AIR

5.1.4.2

Versi Elektronik. Copy elektronik dan pemutakhiran manual didistribusikan sebagai berikut: a. Minister of Communications; b. Director General of Air Communication (DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA); c. Secretary of DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; d. Director of Aviation Safety – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ; e. Director of Airport Engineering – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; f. Director of Certification & Airworthiness – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; g. Director of Air Transportation – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; h. Director of Aviation Electronic & Electrical Facilties – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA; i. Airport Administrator; j. Kepala Bandar Udara; k. The Chairman of Bandar udara Manual Update Team; l. All Airport Operator Staff via corporate intranet.

5.1.4.3

Dokumen Terkait. Dokumen berikut adalah bagian dari manual yang didistribusikan dengan cara lain. Silahkan menghubungi pejabat yang tertera jika membutuhkan copy dari dokumen berikut : a. Bandar udara Emergency Procedures (Senior Manager of ATS) b. Airside Vehicle Control Procedures (Div. Mgr. of Airside Operation) Menambah informasi tentang SOPs individual.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

104

5.1.4.4

Distribusi Rencana. Rencana dan pemutakhiran dalam bentuk cetak didistribusikan ke pemegang versi cetak manual seperti yang diindikasikan di tabel berikut. Jika ada kebutuhan akan rencana tambahan yang saat ini tidak Anda terima, silahkan menghubungi pimpinan dari Bandar udara Manual Update Team. Staff yang menggunakan manual versi elektronik dapat melihat rencana yang diperlukan dengan cara menghubungi bagian Public Relation atau dengan menggunakan perangkat lunak yang tepat jika komputernya terhubung dengan workstation. Tabel – 26 Tabel - 26 Distribusi Rencana

Title

Size

Plan/ Sheet

Executi ve General Manage r

PIMPOKSI

KAOPSDAR

KANIT KESPEN

KANIT LANDASAN











Legend of Airport

A0

Legend of Runway

A0









A+









A0



Legend of Noise Abatement

A0









Legend of Facilities

A0









Instrument Approach Procedures

A4

Minimum Obstruction Chart (KKOP) Bandar udara Chart Type A – ICAO





5.1.5 Hal-Hal Non-Standard Dan Perkecualian a. Hal-hal Non-Standard Ada sejumlah penyimpangan kecil terhadap standard yang terjadi di bandar udara. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA merekomendasi agar tidak menerbitkan perkecualian formal tetapi diperlukan suatu dokumentasi dari masingmasing hal dalam Bandar udara Manual. Hal-hal yang tidak standard harus diidentifikasi dan diacu ke DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA untuk penelitian lebih lanjut. b. Perkecualian

Ringkasan tabel perkecualian untuk Bandar Udara ........ yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Tulisan perkecualian juga termasuk didalamnya hal-hal seperti berikut:

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

105

Referensi

Period WIE/UFN

Gambaran Lokasi Parking stand untuk pesawat berbadan lebar seperti pesawat A380 akan ditentukan kemudian. Untuk pesawat kargo yang untuk keperluan operasional dan bongkar muat memerlukan pengaturan parkir nose tidak seperti biasanya. Pesawat udara yang harus diparkir secara paralel karena tidak tersedianya towing bar.

5.2

Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/SMS)

5.2.1 Umum Kebijakan keselamatan Bandar Udara Wolter Monginsidi, diperlukan oleh seluruh staff Bandar udara dimana operasional pesawat yang efektif dan efisien menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan manajemen keselamatan. Deklarasi pernyataan keselamatan penerbangan dari kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi adalah : …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… (Keselamatan dan kesejahteraan staff Bandar Udara Wolter Monginsidi menjadi bagian utama dari kesuksesan organisasi dan pembangunan yang berkelanjutan) 1. 2. 3. 4.

Keselamatan dan kesejahteraan staff Bandar Udara Wolter Monginsidi selama bekerja Keselamatan setiap orang (termasuk bukan staff Bandar Udara Wolter Monginsidi) yang dapat mempengaruhi operasi Bandar udara Keselamatan semua operasional di Bandar udara Pelaksanaan audit internal operasional Bandar udara untuk identifikasi awal masalah keselamatan

Keselamatan operasional pesawat udara menjadi isu utama keselamatan di Bandar udara, menjadi tanggung jawab manajemen Bandar udara dan semua pihak yang terkait dengan operasional pesawat udara di apron atau pihak yang aktifitasnya dapat mempengaruhi keselamatan operasional pesawat udara. Operasional Bandar udara yang aman, selamat dan efektif merupakan persyaratan utama dalam operasi Bandar udara. Hal ini memerlukan komitmen yang sungguh-sungguh terhadap keselamatan oleh semua manager Bandar udara. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

106

5.2.2 Persyaratan Umum Mengenai Kebijakan Operasional Pesawat a. Pendahuluan Persyaratan untuk kewaspadaan keselamatan dan profesionalisme di airside menjadi hal utama karena operasional yang kompleks dan bahaya serta konsekuensinya (kecelakaan dan biaya yang ditimbulkan) jika terjadi suatu kesalahan. Keselamatan operasioanl adalah indicator kunci terhadap kinerja operator Bandar udara yang menjadi ukuran kesuksesan Bandar udara. b.

Tujuan Tujuan kebijakan keselamatan di sisi udara adalah untuk menyediakan operasional pesawat udara yang selamat, efektif, dan efisien.

c.

Sasaran Tujuan keselamatan seperti tersebut di atas dapat dipenuhi dengan beberapa hal berikut ini : 1. Menjaga system manajemen keselamatan dan struktur yang tepat untuk efisiensi, pengawasan dan pengontrolan secara aktif disemua aspek operasi pesawat yang menjadi tanggung jawab wilayah licenci 2. Memastikan ketersediaan staf yang cukup dengan pengalaman yang memadai dan latihan kompetensi 3. Memastikan peralatan dan fasilitas yang mencukupi untuk menjamin keselamatan pesawat di Bandar udara 4. Menjadi koordinasi ATC provider dalam rangka menjamin keselamatan pesawat udara di Bandar udara.

5.2.3 Strategi Tujuan kebijakan keselamatan seperti tersebut di atas dapat dicapai dengan : 1. Perencanaan Proses perencanaan akan mengidentifikasi prioritas keselamatan dan tujuannya untuk diimplementasikan dalam pelatihan, peralatan dan sarana lain yang diperlukan. Kemajuan akan dikaji ulang, diukur untuk perbaikan proses perencanaan secara terus menerus 2. Tanggung Jawab Keberhasilan keselamatan sisi udara Bandar udara tergantung dari definisi yang jelas terhadap tanggung jawab keselamatan oleh semua pihak 3. Komunikasi Keselamatan bisa diwujudkan melalui kerjasama yang baik oleh semua pihak yang berada di sisi udara Bandar udara dengan koordinasi yang baik antara operator Bandar udara dan ATC di semua level 4. Managemen Bahaya Semua usaha dilakukan untuk menghindari kecelakaan melalui system berikut ini : a. Indentifikasi bahaya b. Penilaian resiko c. Keputusan terhadap tindakan yang diperlukan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

107

5. 6.

d. Penerapan prosedur e. Audit dan pengawasan Praktek Keselamatan Semua pihak terkait operasional sisi udara Bandar udara harus melaksanakan kebijakan operasional yang menjamin keselamatan Forum Keselamatan Sisi Udara Forum yang menangani masalah keselamatan sisi udara Bandar udara yang terdiri dari semua pihak terkait operasional sisi udara.

5.2.4 Pernyataan Keselamatan a.

b.

c.

d.

e.

Umum Bandar udara Wolter Monginsidi telah melimpahkan tanggung jawab kepada saya, Kepala Bandar Udara, untuk menjamin keselamatan operasional Bandar Udara Wolter Monginsidi – Kendari. Tujuan Tujuan dari kebijakan keselamatan Bandar udara Wolter Monginsidi adalah untuk menjamin bahwa Bandar Udara Wolter Monginsidi memenuhi persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Pengaturan keselamatan untuk penggunaan, penanganan, penyimpanan dan pengiriman barang berbahaya; 2) Informasi, instruksi, pelatihan dan pengawasan yang cukup sehingga semua staf sesuai dengan tanggung jawabnya bias bekerja dengan selamat; 3) Tempat dan lingkungan kerja yang aman dan selamat; 4) fasilitas kesejahteraan yang mencukupi. Dokumentasi Detail kebijakan akan dituangkan dalam organisasi Bandar Udara Wolter Monginsidi dan manajemen keselamatan yang efektif termasuk pengaturan konsultasi bersama dalam rangka menjamin kerja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan terhadap semua staf dan pihak lain yang terkait dengan operasional Bandar Udara Wolter Monginsidi. Tanggung Jawab Staff Dalam menjalankan tanggung jawab saya untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut dijalankan dengan benar dan secara teratur dikaji ulang, saya menyadarai bahwa seluruh usaha saya bersama dengan manger dan supervisor, sangat tergantung pada kamauan seluruh staf Bandar Udara Wolter Monginsidi untuk patuh dalam pekerjaannya secara bertanggung jawab mencegah kecelakaan pada dirinya sendiri maupun pada orang lain. Kebijakan Bandar Udara Wolter Monginsidi akan berjalan efektif dengan kerjasama dari seluruh jajaran staf dalam mencapai tujuan dan sasaran keselamatan operasi Bandar Udara Wolter Monginsidi Kendari. Kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi Kendari Tanggal :…………………………………. Tandatangan :………………………………….

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

108

5.2.5 Manajemen Keselamatan di Bandar Udara a.

Umum Kebiajakan keselamatan di Bandar udara mengacu pada pernyataan kebijakan keselamatan Kepala Bandar Udara, terutama bahwa keselamatan merupakan pertimbangan menyeluruh dari tugas dan tanggung jawab dari semua manager dan supervisor

b. Pokok-pokok Keselamatan Bandar Udara 1) Budaya Tujuan dari budaya keselamatan di Bandar Udara adalah persamaan perlakuan di semua level dengan profesionalisme, dan standar keselamatan yang tinggi dari seluruh taf aircrew, ATC dan aircraft engineer. 2) Masalah Keselamatan Bahwa operasional di sisi udara lebih berbahaya dari semua aktifitas lain di Bandara Udara, sehingga pendekatan-pendekatan di bawah ini harus diperhatikan untuk mengurangi resiko dan bahaya yang mungkin terjadi : Kesadaran/Awareness, semua staf harus sadar dalam identifikasi bahaya yang mungkin terjadi dan tindakan yang harus diambil. Kerjasama tim, semua staf harus sadar bahwa bahaya tidak hanya mangancam bagi dirinya sendiri tapi juga mengancam orang lain. Kesalahankita bias mengakibatkan bahaya bagi orang lain. Kritik yang membangun, semua orang di semua level bisa melakukan kritik pada setiap orang jika menyangkut masalah keselamatan. Sikap yang dapat menimbulkan bahaya, kelelahan, mabuk, masalah pribadi, tenggat waktu yang ketat, terlalu puas dengan hasil kerja sendiri (complacency) atau yang lain yang dapat mengakibatkan insiden dan kecelakaan. Komunikasi yang baik dari semua staf dan pihak terkait di Bandar udara sangat penting. Rantai penyebab kecelakaan; mengetahui dan menghilangkan semua hal yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan. 3) Komite Operator Sebagai forum untuk memfasilitasu masalah keselamatan dengan pihak-pihak terkait penerbangan, misalnya : ATC, CIQ. 4) Manajemen apron, berada dalam pengawasan di bawah Manager …............... 5) Prosedur dan perijinan untuk mengemudi dan kendaraan, lebih lanjut dapat dilihat dalam………………………. 6) Sistem inspeksi keselamatan Sistem untuk mengkaji ulang dan meningkatkan inspeksi keselamatan. Sistem ini dibawah tanggung jawab Manager………………... 7) Sistem Dokumentasi Divisi……………….dari Bandar Udara Wolter Monginsidi bertanggung jawab untuk semua data dan dokumentasi fasilitas operasional dan pemeliharaan termasuk desain dan konstruksi pavement dan lighting.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

109

8) Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan di aerodrome. c.

Manager Keselamatan Untuk menangani isu-isu berkaitan dengan keselamatan di Bandar udara ditunjuk …………………..sebagai Manager Keselamatan di Bandar udara Wolter Monginsidi. Tugas-tugas Manager Keselamatan secara pokok mengacu kepada dokumen ICAO 9774/AN969 Manual on Certification of Aerodromes dan dokumen ICAO 9859/AN460 Safety Management Manual. Penunjukan Manager Keselamatan tidak menghilangkan tanggung jawab kepala Bandar Udara atau CEO Airport terhadap keselamatan di Bandar udara sesuai dengan manual Bandar udara ini. Organisasi dan struktur untuk menunjang tugas-tugas Manager Keselamatan termasuk nama dan nomor telepon yang dapat dihubungi adalah sebagai di bawah ini atau terlampir.

d. Pelatihan dan Kompetensi Pelatihan yang sudah diterima oleh teknisi Bandar udara Wolter Monginsidi adalah dari……………….. Seminar yang telah dihadiri oleh personel penting (manajerial) berkaitan dengan keselamatan…………………. 5.2.6 Rencana Inspeksi Keselamatan (Safety Auditing) a.

Pendahuluan Ada lima tahap dalam manajemen keselamatan di sisi udara, yaitu : 1) Menetapkan kebijakan keselamatan; 2) Pengaturan staff (organizing staff); 3) Perencanaan dan penetapan standar; 4) Pengukuran kinerja keselamatan; 5) Belajar dari pengalaman (audit dan review)

b. Rencana Inspeksi Keselamatan Rencana inspeksi keselamatan akan mengaudit setiap tahapan di atas. Ketika timbul masalah, maka pelaksanaan audit ditelusuri untuk dapat temuan dan rekomendasi sebagai laporan akhir. Manual Bandar udara berisi detail mengenai pengaturan keselamatan sebagai dasar untuk pelaksanaan audit. Kinerja akan diukur berdasrkan system manajemen yang sudah tercantum dalam manual Bandar udara. Audit secara indepent akan dilaksanakan setiap tahun sebelum pembaharuan SOB. c.

Checklist Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam setiap tahapan di atas, seperti pada lampiran………………

d. Organisasi Audit Dalam pelaksanaan audit supaya efektif, terdapat 3 (tiga) tingkatan, seperti berikut:

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

110

1) Self auditing Dilaksanakan oleh manajer sesuai dengan tanggung jawab di masing-masing bidangnya. Setiap manajer harus mengetahui kelemahan keselamatan di bidangnya, malakukan audit untuk memastikan keselamatan tersebut sudah diminimalisasi sebelum menjadi masalah yang besar. 2) Independent internal audit Audit yang dilaksanakan oleh pihak lain dalam organisasi Bandar Udara Wolter Monginsidi secara independent yang sudah berpengalaman. Keuntungan pelaksanaan independent internal audit adalah : - Memberi kepastian dan keyakinan pada setiap manajer bahwa semua persyaratan dan ketentuan keselamatan telah dipenuhi. - Adanya tenggat waktu terhadap masalah-masalah keselamatan yang lama penanganannya. - Adanya standar keselamatan dalam organisasi di Bandar udara terhadap ide-ide baru mengenai keselamatan. - Setiap manajer tidak kebal terhadap tindakan yang mengancam keselamatan. 3) External Audit External audit dilakukan oleh petugas Bandar udara yang ditugaskan dan memiliki kompetensi kepada para pihak/operator yang ada di Bandar udara. Audit ini dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali dengan memperbaiki saran/masukan dari para grup/kepala unit dan keseluruhan yang ada di Bandar udara. 4) Auditing by regulator Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai eksternal regulator melaksanakan audit setidaknya setiap ada pembaharuan SOB. e.

Pelaksanaan Audit Jadwal pelaksanaan audit harus ada dan dipublikasikan. Self auditing harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Independent internal audit dilaksanakan 2 kali dalam setahun. External audit dilaksanakan setiap tahun. Pelatihan secara berkelanjutan dilaksanakan untuk menjamin pencapaian sasaran dan kebijakan. Manajer dan staf yang tidak mematuhi system keselamatan dikenakan tindakan indisipliner.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

111

SINGKATAN Daftar berikut adalah singkatan penting yang digunakan dalam manual ini, seperti yang pada umumnya digunakan dalam operasional di bandar udara. Daftar singkatan yang lebih lengkap yang digunakan dalam pembuatan NOTAM tersedia dalam AIP. ACFT aircraft ACN aircraft classification number ADA authority to drive airside TWR bandar udara control tower AEC airport emergency committee AEP airport emergency plan AGL above ground level AIC aeronautical information circular AIP aeronautical information publication AIRAC aeronautical information regulation and control AIS aeronautical information service AMC apron movement control AMSL above mean sea level AOC aerodrome obstacle chart AOC airlines operator committee APCH approach APU auxiliary power unit ARP Aerodrome reference point ASC airport security committee ASDA accelerate-stop distance available ASIR air safety incident report ASP airport security procedures ATIS automatic terminal information service ATC air traffic control ATS air traffic services AVGAS aviation gasoline AVTUR aviation turbine fuel (Jet-A1) BO briefing office DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Directorate General of Air Communications CofA certificate of airworthiness CWY clearway DME distance measuring equipment EOC emergency operations committe ELB emergency locator beacon EST estimated GA general aviation GP glide path GSE ground support equipment HF high frequency (3,000 - 30,000 kHz) HJ daylight hours (sunrise to sunset)

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

112

HN H24 IAL IATA ICAO IFR ILS IM IMC LDA LLZ LOC MAG MM MOWP MSL NDB NIG NOF NM NPA OFZ OLS OM PANS-OPS PAPI PCN PERCOW RESA RFFS RVR RWY SID SMC SMS SOP SUP AIP SWY TDZ THR TOC TODA TORA PAPI TWR TWY

night hours (sunset to sunrise) continuous (day and night) instrument approach and landing chart International Air Transport Association International Civil Aviation Organization instrument flight rules instrument landing system inner marker instrument meteorological conditions landing distance available localizer locator magnetic middle marker method of working plan mean sea level non-directional beacon nose-in guidance international NOTAM office nautical mile non precision approach obstacle free zone obstacle limitation surface outer marker procedures for air navigation services - aircraft operations precision approach path indicator pavement classification number permit to commence work runway end safety area Rescue and Fire Fighting Service runway visual range runway standard instrument departure surface movement controller safety management system standard operation procedures supplement stop way touchdown zone threshold terminal operation centre take-off distance available take-off run available precision approach path indicator bandar udara control tower taxiway

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

113

UHF UTC VASIS VFR VHF VMC VOR WAC WDI WID WIP WO WSO

ultra high frequency (300 – 3000 MHz) coordinated universal time visual approach slope indicator system visual flight rules very high frequency (30 – 300 MHz) visual meteorological conditions very high frequency omni-directional radio range world aeronautical chart wind direction indicator width works in progress work order works safety officer.

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

114

APPENDIX

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Wolter Monginsidi - Kendari

115

Related Documents


More Documents from "YAYAN SUYANTA"