Contoh Lpm Dan Sinopsis

  • Uploaded by: Wiko Sicoker
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Lpm Dan Sinopsis as PDF for free.

More details

  • Words: 2,267
  • Pages: 7
Loading documents preview...
TUGAS MANDIRI LPM DAN SINOPSIS Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Penyuluhan III yang diampu oleh :

Drh. Isyunani, M.Agr

Oleh Dwi Khonitan 07.2.2.16.2217 Penyuluhan Peternakan 3C

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MALANG 2018

Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) Judul Tujuan

: Pemanfaatan Indigofera Zollingeriana : Agar Kelompok Ternak Jati Luhur Mampu Menyadari Potensi Hijauan Pakan Ternak Indigofera Zollingeriana Sesuai Dengan Manfaat Sosial Dan Ekonomis Metode : Ceramah,Demcar Dan Diskusi. Media : Folder Waktu : 60 Menit Alat Bantu : Indigofera, Cangkul, Sabit Dan Timba, Ajir Bambu.

Pokok Kegiatan

Pendahuluan

Isi / Materi

Diskusi

Pengakhiran

Uraian Kegiatan

1. Perkenalan 2. Maksud dan tujuan 1. Memberi pengetahuan pemanfaatan Indigofera 2. Memberikan informasi manfaat dan keuntungan menanam Indigofera 3. Praktik Penanaman Indigofera. 1. Tanya jawab 1. Kesimpulan hasil pertemuan 2. Penutup pertemuan

Waktu

Keterangan

5 menit

15 menit

20 menit

10 menit

Malang, 08 Januari 2018 Dosen

Bekti Nur U, M.Sc 19811215 201503 2 001

Mahasiswa

Dwi Khonitan 07.2.2.16.2217

PEMANFAATAN INDIGOFERA ZOLLINGERIANA

Upaya penyediaan hijauan yang berkualitas dan berkesinambungan merupakan suatu masalah spesifik di Indonesia. Kesulitan penyediaan hijauan makanan ternak dalam jumlah besar terutama yang berkadar protein tinggi, mudah dibudidayakan, daya adaptasi tinggi, dan produksi biomas tinggi merupakan suatu masalah yang sering terjadi di daerah tropis terutama pada musim kemarau panjang. Untuk menanggulangi kekurangan pakan ternak terutama hijauan, perlu dicari alternatif pakan yang tersedia secara berkesinambungan dan tidak bersaing dengan manusia. Leguminosa pohon sebagai tanaman pakan di daerah tropis memegang peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan yang bergizi tinggi untuk kebutuhan konsumsi ternak. Salah satu contoh leguminosa pohon yang dapat menghasilkan hijauan sepanjang tahun adalah Indigofera zollingeriana. Tanaman Indigofera spp. adalah salah satu genus legum pohon terbesar dengan perkiraan 700 spesies, 45 jenis tersebar diseluruh wilayah tropis. Spesies Indigofera kebanyakan berupa semak meskipun ada beberapa yang herba, dan beberapa lainnya membentuk pohon kecil dengan tinggi mencapai 5 sampai 6 meter. Ciri tanaman Indigofera memiliki daun yang menyirip dengan ukuran 3-25 cm, dengan bunga kecil berbentuk raceme dengan ukuran panjang 2-15 cm. Tanaman Indigofera sp. dapat beradaptasi tinggi pada kisaran lingkungan yang luas. Ciri–ciri legum Indigofera sp. adalah tinggi kandungan protein dan toleran terhadap kekeringan dan salinitas, saat akar terdalamnya dapat tumbuh kemampuannya untuk merespon curah hujan yang kurang dan ketahanan terhadap herbivor merupakan potensi yang baik sebagai cover crop (tanaman penutup tanah) untuk daerah semi-kering dan daerah kering. Manfaat tanaman Indigofera sp pada pakan ternak kambing bisa diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi, teknologi silase dengan bahan tambahan molases, Indigofera sp diberikan dalam bentuk tepung dengan cara dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga menghasilkan tepung pakan. Produksi yang melimpah selama musim hujan dapat dipreservasi (diawetkan) dengan teknologi fermentasi (silase), sehingga dapat dimanfaatkan selama musim kemarau. Tanaman Indigofera Sp tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa produktivitas tanaman ini tergolong tinggi yaitu mencapai 30 ton bahan kering per ha per tahun dengan interval pemotongan 60 hari dan intensitas pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Dengan kandungan protein yang tinggi (21-24 %) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi, ternak mudapasca sapi). Tanaman Indigofera sp. Merupakan pakan ternak yang toleran terhadap kekeringan. Lokasi penananaman indigofera harus cukup matahari. Mempersiapkan lokasi dimana mendapat cahaya matahari penuh karena indigofera merupakan tanaman yang mebutuhkan cahaya dan panas disaat mulai perkecambahan. Siapkan Polibag ukuran minimal diameter 8-

10 cm di isi tanah subur bagian atas atau tanah biasa diberi pupuk kandang, polibag ini saat pembibitan harus dalam kondisi tersiram air setiap hari tetapi tidak boleh digenangi karena kalau terlalu lama tergenang bias menyebabkan busuk. Seleksi biji Indigofera dengan perendaman. Sebelum disemaikan rendam dulu biji indigofera 12 jam dalam air dingin kemudian buang yang mengambang setelah itu tabur 4-5 butir benih indigofera di dalam polibag dan sirami setiap pagi dan sore, tidak perlu menggunakan pupuk kimia tetapi cukup dengan tanah subur atau pupuk kandang atau organic karena indigofera akarnya bisa mengambil nitrogen dari udara. Pemindahan Indigofera dari Polybag ke Loksi Tanam. Setelah usia 2-3 bulan di polybag indigofera bisa ditanam di lokasi , usahakan dibuat guludan saat tanam awal sehingga bila musim hujan deras dia tidak terkena genangan karena bisa menyebabkan akar busuk. Tanaman indigofera bisa dipanen 70-90 hari sekali, sisakan dari tanah batang utama dengan ketinggian 80 cm. Untuk pemupukan bisa menggunakan kombinasi pupuk kandang dan npk. Keunggulan Indogofera. Indigofera toleran di lahan berketinggian 1 sd 1800 an meter dpl dan relative baik pertumbuhannya di lahan daerah kering dan pertumbuhannya cepat. Dan tentunya memang sangat mudah dikembangbiakkan seperti langkah-langkah yang disebutkan dalam panduan praktis dan sederhana cara menanam Indigofera secara mudah dan sederhana. Indigofera sp adalah hijauan pakan jenis leguminosa pohon yang memiliki kualitas nutrisi yang tinggi. Tanaman indigofera sp tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. Kandungan nutrisi yang terdapat pada indigofera terdiri dari protein kasar 24,17%. dibandingkan dengan hijauan lain indigofera mempunyai kadar protein yang lebih tinggi contoh perbandingan dengan hijauan lain seperti rumput raja dan kaliandra. Rumput raja adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides, rumput ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Produksi rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya. Kandungan nutrisi pada rumput raja terdiri dari protein kasar 13,5%. kaliandra merupakan tanaman yang tumbuh liar atau semak yang biasa kita temui di daerah sekitar kehutanan maupun lereng-lereng bukit di nusantara Indonesia. kaliandra mempunyai kandungan protein kasar(PK) sekitar 20%. Tanaman Indigofera sp adalah jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanamanIndigofera sp berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar(PK) ratarata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahunIndigofera sebagai sumber hijauan ternak. Sistem perbanyakan tanaman Indigofera adalah dengan cara generatif yaitu dengan biji. Biji yang digunakan adalah biji dari tanaman yang sudah tua berumur sekitar 12 bulan dan belumpernah dipanen sama sekali. Buah yang diambil dijemur hingga kering, selanjutnya ditumbuk untuk memisahkan biji dari polongnya. Untuk menghindari kelembaban, biji yang telah dikeringkan tadi dikering anginkan selama 24 jam. Selanjutnya dapat disimpan dalam kemasan yang rapat.Sebelum penyemaian biji harus direndam selama 24 jam untuk memisahkan biji yang baik dan yang tidak. Biji yang baik akan mengendap dan yang tidak baik

akan mengapung, selanjutnya biji yang mengapung dibuang dan biji yang mengendap ditiriskan selama 10 menit. Sebelum melakukan penyemaian, gemburkan tanah tempat penyemaian dan siram dengan air, lalu siapkan media tanah yang telah digemburkan untuk ditaburkan biji secara merata pada permukaan tanah, selanjutnya tutup kembali dengan tanah gembur setebal ± 2-5 cm. Lakukan penyiraman satukali sehari.Setelah 15-20 hari, biji mulai tumbuh di permukaan tanah dengan ketinggian ± 15-20 cm, selanjutnya pindahkan ke polybag dengan ukuran 10 × 15 cm. Utnuk memudahkan pemindahan lubangi tanah dengan kayu, kemudian masukkan bibit dan tutup kembali dengan tanah. Setelah ketinggian mencapai ± 25 – 30 cm atau payung daun sudah mencapai 4 tingkat (akar belum menembus polybag) tanaman sudah bisa dipindahkan ke areal tanam yang telah dipersiapkan.Pemindahan ke areal tanam dapt dilakukan dengan melubangi area tanam dan memasukkan bibit Indigofera beserta tanah dengan merobek terlebih dahulu polybag dan atur jarak tanam 1 × 1 m. Satu bulan setelah tanam selanjutnya dilakukan pemupukan susulan pada umur 3 bulan setelah tanam. Tanaman indigofera dapat dipanen saat berumur 6 – 8 bulan dengan tinggi pemotongan 1 meter dari permukaan tanah dan dapat dipanen kembali dengan interval waktu 2 bulan. Penggunaan Indigofera sp 1. Umur potong pertama : 8 bulan 2. Interval pemotongan : 60 – 90 hari 3. Tinggi pemotongan :1,0 – 1,5 meter dari permukaan tanah 4. Jumlah pemberian :1 – 2 kg/ ekor per hari Produksi bahan kering (BK) total Indigofera zollingeriana mencapai 51 ton hijauan kering/ha/tahun dengan interval defoliasi 60 hari dapat menghasilkan hijauan berkualitas (Abdullah & Suharlina 2010) dan kandungan asam amino yang lengkap serta vitamin larut lemak (Suharlina, belum dipublikasi). Tepung daun Indigofera zollingeriana mengandung protein kasar (PK) berkisar 23,66–31,1%, NDF 48,39-54,09%, ADF 47,25-51,08% (Suharlina 2010); Ca 3,08-3,21%, P 0,22-0,35%, (Abdullah & Suharlina 2010) dan koefisien cerna in vitro bahan organik dan protein masing-masing berkisar 65,33-70,64% dan 87,15-90,64% (Suharlina 2010). Uji coba palatabilitas dan penggunaan hijauan segar Indigofera zollingeriana pada kambing kacang menunjukkan peningkatan efisiensi pakan dan bobot badan hingga 45% (Tarigan 2009). Indigofera dahulu dikenal dengan nama tanaman tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru nila, memiliki sekitar 700 spesies lebih, berasal dari daerah tropis Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara dan Selatan. Sekitar 280 spesies Indigofera merupakan tumbuhan asli Afrika dan lebih dari 40 spesies asli berasal dari Asia Tenggara (Tjelele 2006). Selanjutnya menurut Schrire (1995) secara geografis penyebaran Indigofera antara lain ke beberapa daerah tropis Afrika, Australia, serta Amerika bagian Utara dan Selatan, kemudian sekitar tahun 1900-an dibawa ke Indonesia oleh kolonial Eropa. Secara alami Indigofera menyebar ke berbagai agroekosistem, dari daerah kering sampai lembab serta dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat antara 0-2200 m dpl. (Hassen et al. 2006). Klasifikasi tanaman Indigofera sp. (Hassen et al. 2006) sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Class : Dicotyledonae Family : Rosales Subfamily : Leguminosainosae Genus : Indigofera Spesies : Indigofera zollingeriana.

Beberapa spesies Indigofera telah dibudidayakan dan dikembangkan di seluruh wilayah tropis, seperti halnya Indigofera arrecta adalah tanaman asli yang berasal dari Afrika Timur dan Afrika Selatan, secara luas telah diintroduksikan ke Laos, Vietnam, Filipina (Luzon) dan Indonesia (Sumatera, Jawa, Sumba, Flores). Kedua spesies dari Indigofera suffruticosa yang berasal dari daerah tropis Amerika, dibudidayakan cukup baik di Pulau Jawa untuk dimanfaatkan sebagai tarum atau pencelup warna alami. Spesies I. zollingeriana kemungkinan berasal dari daratan Asia, tetapi kini tersebar di seluruh wilayah tropis lain seperti Indonesia, dengan tujuan untuk konservasi hutan, tanaman pelindung, pembuatan tarum alami dan pupuk hijau (green manure) pada lahan perkebunan (Wilson & Rowe 2008). Di Indonesia Indigofera belum banyak dimanfaatkan untuk hijauan pakan, sekalipun tanaman tersebut sudah ada ratusan tahun silam. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi, publikasi, kajian serta penelitian baik di laboratorium maupun di lapangan. Tanaman Indigofera zollingeriana termasuk tanaman yang responsif terhadap perlakuan nutrisi. Perlakuan pemberian pupuk cair organik yang dibuat sendiri dapat memperbaiki pertumbuhan (Budie 2010; Suharlina 2010) dan memperbaiki komposisi nutrisi dan kecernaan hijauan Indigofera zollingeriana (Suharlina). 2010; Abdullah 2011) serta fermantabilitasnya dalam rumen kambing (Jovintry 2011). Pengolahan hijauan Indigofera zollingeriana menghasilkan produk pelet daun murni (100%) bernama Indigofeed (Abdullah 2010), yang telah diuji daya simpan, daya kemudahan penanganan dan pabrikasinya (Izzah 2011). Penggunaan Indigofeed dalam ransum kambing menunjukkan terjadi peningkatan produksi susu hingga 26% dan terjadi peningkatan efisiensi pakan 15-23% dan efisiensi nutrisi 5-9% (Apdini 2011). Tanaman Indigofera merupakan leguminosa yang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. sehingga dapat menfiksasi N dari udara lebih banyak. Adanya nodul yang dibentuk oleh bakteri Rhizobium sp. dapat menyediakan N dalam tanah sehingga tanaman ini dapat meningkatkan status bahan organik lahan, meningkatkan status N, dan mengurangi penggunaan pupuk kimiawi. Tanaman Indigofera juga telah dipergunakan sebagai naungan di perkebunan kopi, teh dan karet di daerah tropis Afrika dan dapat ditanam bersama tanaman pangan sebagai companion crop. Indigofera Spp. adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mewarnai batik dengan zat warna alam. Tanaman Indigofera tinctoria mengandung pigmen indigo yang sangat penting untuk pertanian komersial pada daerah tropik dan sub tropik. Kandungan zat warna yang terdapat di dalamnya memiliki karakter warna biru-hijau, tergantung fiksatornya. Proses pengambilan zat warna dari tanaman indigofera tidak mudah dan harus melalui tahapan yang tidak sederhana. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik, namun tidak demikian dengan bahan dari kapas katun. Malang, 08 Januari 2018 Dosen

Bekti Nur U, M.Sc 19811215 201503 2 001

Mahasiswa

Dwi Khonitan 07.2.2.16.2217

Daftar Pustaka

Abdullah L. 2010. Herbage production and quality of shrub Indigofera treated by different concentration of foliar fertilizer. Media Peternakan. 32:169-175. Abdurachman A, Dariah A, Mulyani A. 2008. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. J Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27:43-49. Akbarillah TD, Kaharuddin, Kususiydan kualitas telur. Dalam: Laporan penelitian. Bengkulu (Indonesia): Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu. Akbarillah TD, Kususiyah, Hidayat. 2010. Pengaruh penggunaan daun Indigofera segar sebagai suplemen pakan terhadap produksi dan warna yolk itik. J Sains Peternakan Indonesia. 5:27-33. Aobchey P, Sinchaikul S, Phutrakul S, Chen ST. 2007. Simple purification of indirubin from Indigofera tinctoria Linn. and inhibitory effect on MCF-7 human breast cancer cells. Aylward JH, Court RD, Haydock KP, Strickland RW, Hegarty MP. 1987. Indigofera species with agronomic potential in the tropics. Rat toxicity studies. Aust J Agric Res. 38:177186. Balugon RO, Otchere EO. 1995. Effect of level of Leucaene leucocephala in the diet on feed intake, growth and feed efficiency of Yankasa rams. Trop Grassl. 9:150- 154. Bamualim AM. 2009. The dynamic of native grass resources in dry-land area of Indonesia to support beef cattle production: case study of Nusa Tenggara. In: Proceeding of International Seminar on Forage Based Feed Resources. Bandung, 3-7 Agustus 2009. Taipei (Taiwan): Food and Fertilizer Technology Centre (FFTC) ASPAC, Livestock Research Centre-COA, ROC and IRIAP. p. 142-148.ah. 2002. Kajian daun tepung Indigofera sebagai suplemen pakan produksi Chiang Mai J Sci. 34:329-337. Apdini TAP. 2011. Pemanfaatan pellet Indigofera sp. pada kambing perah Peranakan Etawah dan Saanen di peternakan Bangun Karso Farm [Thesis]. [Bogor (Indonesia)]: Institut Pertanian Bogor.

Related Documents


More Documents from "Fauzhi Fajar"

Contoh Lpm Dan Sinopsis
February 2021 0