Loading documents preview...
Outsourcing & KEMITRAAN/Partnership FUNDAMENTAL BISNIS #5 Dalam Bisnis, salah satu yang tidak dapat dihindari adalah PENJUALAN. Banyak UKM yang jagoan memproduksi/menciptakan produk, tapi bingung klo ditanya strategi penjualan atau marketing. Bahkan banyak yang "menyerahkan" penjualan ke pihak lain.
Sehingga, saat "pihak lain" tersebut ngambek bahkan cerai, maka bisnis sang UKM langsung jatuh. Artinya.. Sering saya sampaikan bahwa bisnis kita tidak boleh tergantung oleh seseorang, baik di sisi SUPPLY maupun SELLING. Di awal, kerja sama boleh, tapi dalam jangka panjang, KENDALI harus ada di tangan kita. Fenomena outsourcing di
masa ini dilakukan karena ada kondisi-kondisi tertentu, misalnya: 1. PEMBERDAYAAN. Pertistiwa "tragedi 1998" merupakan trauma bagi banyak bisnis, bukan hanya orang. Banyak PMA (Penanaman Modal Asing) yang lari tanpa dapat "mencairkan" asetnya terlebih dahulu. Banyak aset yang dijual dengan harga JAUH di bawah harga normal dan
bahkan ditinggalkan demi keselamatan. Kondisi-kondisi rawan keamanan maupun bencana, menuntut pebisnis untuk lebih bijak, dengan menggandeng LOCAL PARTNER. Selain alasan keamanan, juga KESADARAN untuk PEMBERDAYAAN masyarakat lokal. 2. Legalitas. Persyaratan legal yang tidak/belum dimiliki oleh
perusahaan, misalnya: Surat/Sertifikasi Keahlian/proses produksi tertentu. Sehingga perlu menggandeng pihak lain. Tapi sebaiknya, jika bisnis tersebut diperkirakan akan dijalankan dalam jangka panjang, akan lebih baik suatu saat pesyaratan tersebut dapat dipenuhi/dimiliki sendiri. Karena akan menjadi ASET/kekayaan perusahaan. Dan tentunya menghilangkan
KETERGANTUNGAN dengan pihak lain. 3. Jaringan pemasaran. Selain alasan legal, seperti yang saya sampaikan di atas, banyak UKM yang tidak/belum tau cara memasarkan produknya. Langkah yang harus Anda lakukan pertama adalah: membuat dan mendaftarkan merk/brand. Sehingga, jika dipasarkan oleh mitra Anda
(pihak lain), maka yang dia jual adalah merk/brand Anda. Yang kedua, perjanjian kerja sama tersebut harus JELAS dan TERTULIS. Termasuk memuat: profit sharing/bagi hasil (jika ada), jangka waktu, harga jual/beli/rabat/retail, sistem penagihan, pengiriman, area/jangkauan pemasaran, dll. Sedikit tambahan dalam hal MARKETING, sebagai
pengusaha, Anda WAJIB mengerti perbedaan antara Marketing dan Selling. Dengan perbedaan ini, maka area TANGGUNG JAWABNYA akan menjadi JELAS. Selain itu, di MARKETING Anda harus tau tentang STP produk inti Anda. Yeess.. Segmenting, Targeting, Positioning. Fenomena yang banyak terjadi sekarang: dikit-dikit outsource.. dikit-dikit
outsource. Marketing, pegawai, produksi dioutsource-kan. Salah? Yaa tergantung siih.. 🤣 Beberapa pertanyaan mendasar klo Anda mau outsourcing: 1. Berapa lama? Seberapa sering kebutuhannya? Kebutuhan jangka panjang atau pendek?
2. Berapa banyak/besar nilainya? Bandingkan dengan investasinya.. 3. Seberapa jauh "keluar" dari core business kita? Apakah ada kemungkinan dikembangkan menjadi business unit yang baru? Dari dasar pertanyaanpertanyaan inilah, sebagai seorang pengusaha Anda memutuskan. Mungkin, karena keterbatasan dana,
Anda membuat 2 keputusan: jangka pendek (temporary solution) dan jangka panjang (permanent solution). Atau jika Anda melihat PELUANG yang besar pasarnya, dan Anda punya modal yang cukup, MUNGKIN bisa jadi investasi yang bagus, TANPA mengganggu bisnis yang sudah berjalan. Sekian dulu.. Semoga bermanfaat.. 🙂🙂