Deskripsi Mata Kuliah 1

  • Uploaded by: dewiepattinama
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Deskripsi Mata Kuliah 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 14,715
  • Pages: 71
Loading documents preview...
DESKRIPSI MATA KULIAH-MATA KULIAH JURUSAN/PROGRAM STUDI THEOLOGIA PENDIDIKAN KEGURUAN (S1)

RASIONAL Theologia dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari tentang Allah Sang Maha Pencipta dengan sifat-sifatNya, rencana-rencaNya, hukum-hukumNya, janji-janjiNya,

perintah-perintahNya,

kalamNya,

kehendak/kemampuanNya,

aktivitasNya untuk keselamatan, kemaslahatan umat manusia, masyarakat bangsa-bangsa dan alam semesta yang tertulis dan tersirat dalam kitab suci Alkitab baik di masa lampau, dan untuk di masa sekarang serta untuk masa yang akan datang di dalam dan melalui Yesus Kristus Juruselamat dunia. Dalam hubunganya dengan Program Studi Sarjana Thelogia Pendidikan Keguruan untuk membentuk kompetensi pedagogi, profesional, sosial serta berkepibadian dalam membina peserta didik menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,. Maka IAKO INTIM Ambon berusaha dan berjuang untuk membelajarkan dan menyajikan mata kuliah-mata kuliah Jurusan/Program Studi Sarjana Theologia Pendidikan Keguruan sesuai dengan kurikulum inti (80 SKS) yang ditetapkan oleh Departemen Agama RI dan Kurikulum Institusi (80 SKS) yang ditetapkan oleh IAKO INTIM Ambon, karena kebutuhan wilayah yang merupakan ciri khas atau kekhasan program studi untuk menghasilkan Sarjana Strata Satu (S1) yang berwawasan dan berkompetensi iman taqwa (IMTAK), ilmu pengetahuan teologi dan seni (IPTEKS) berdasarkan tuntutan dan ketentuan di dalam : 1. UUD 1945 2. UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang SISDIKNAS 3. PP Nomor 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan 4. Kep. Menteri Agama Nomor 534 Tahun 2001 5. Kep. Menteri Agama Nomor 394 Tahun 2003, tentang Pedoman Pendidikan Perguruan Tinggi Agama, khusus pasal 6 ayat (1) dan pasal 17 ayat (1)

DESKRIPSI

Mata Kuliah Praktika III berbicara tentang Pembinaan Warga Gereja atau PWG. Pembinaan Warga Gereja mengacu pada semua anggota gereja dari berbagai denominasi, tidak melekat pada keanggotaan satu gereja tertentu. Hal ini berbasis pada universalisme keselamatan dimana keselamatan Allah tertuju pada semua bangsa manusia. Berdasar itu maka PWG berbicara tentang sejauhmana warga gereja memahami imannya didalam sikap dan perbuatan (cara berada) ditengah-tengah keberadaannya serta dapat bermakna bagi sesama lainnya. Sehubungan itu maka mata kuliah ini mendeskripsikan: Peranan PWG menurut kesaksian Alkitab; PWG dalam lintas sejarah iman Kristen; PWG di Indonesia serta PWG dalam gereja setempat.

KOMPETENSI DASAR (TEOLOGI) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya pembinaan warga gereja sebagai dasar pembinaandan pembentukan karakter serta akhlak sebagai orang beriman yang benar-benar percaya kepada Allah didalam Kristus.

KOMPETENSI UTAMA (PENDIDIKAN) Mahasiswa memiliki kemampuan dan tekhnik pembinaan/pembelajaran sebagai bagian penting dalam proses belajar mengajar sesuai prinsip prinsip pedagogic dan endagogik.

KOMPETENSI PENUNJANG (KEGURUAN) Mahasiswa

diharapkan

menguasai

pembelajaran

PWG

dan

trampil

menerapkannya dalam proses belajar mengajar sesuai konsentrasi study profesi yang ditekuni.

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH : PWG. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan yang dibahas dalam mata kuliah ini adalah: 1. Pengantar

PWG

yang

berisikan pentingnya

pembelajaran PWG

bagi

pertumbuhan iman, karakter/moral setiap anggota gereja dalam keberadaannya sebagai orang percaya ditengah-tengah dunia. Dalam kaitan itu maka penerapan PWG dalam terang kesaksian Alkitab sangat perlu mendapat penjelasan 2.

Mempelajari PWG dalam terang kesaksian Alkitab Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB).

3. Membahas tentang hasil kesaksian Alkitab tentang arti dan peranan PWG bagi pertumbuhan Iman Kristen 4. Mempelajari Pembinaan Warga Gereja lintas sejarah gereja; Sejak terbentuknya gereja Protestan serta proses pembinaan warga gereja protestan, Ketholik Roma serta denominasi lainnya. 5. Membahas PWG dalam gereja-gereja di Indonesia masa kini serta peranan orang-orang Kristen ditengah-tengah tugas-tugas kesaksian dan pelayanannya. 6. Mempelajari PWG dalam gereja setempat (dalam proses peribadahan baik ibadah minggu maupun ibadah-ibadah lainnya; teristimewa bentuk-bentuk seminar, ceramah, KKR dan lainnya serta hasilnya bagi kehidupan anggota gereja setempat).

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH DOGMATIKA MAHASISWA REGULER TAHUN AKADEMIK 2013

1. Dorsali …………..C 2. Priskilia ………….C 3. Veni de fretes ……B 4. Marlina ………….A 5. Martina ………….C 6. Dedy ……………..C 7. Metriks …………..A 8. Aty ………………C 9. Yuliana …………..A 10. Yolanda ………….A 11. Yani …………… A 12. Erestina ………… C 13. Dorce …………… A 14. Boyke ………….. X 15. Ruth ……………. A 16. Weileta …………. A 17. Salomina ………… A 18. Jakson ………….. C 19. Yunarty ………… C 20. Mickhel ………… C 21. Belina ………….. C 22. Dece ……………. B 23. Yuni ……………. X 24. Joi ……………… B 25. Merlin …………. X 26. Ema Sedubun ….. X

DESKRIPSI

Etika berbicara mengenai keteraturan hidup didasarkan pada pendidikan Alkitab sebagai perintah-perintah Tuhan (Kel. 15:25; Im. 18:4; Ul. 4:1). Ketertiban hidup (Yeh. 33:15; Mzr. 132:12), pengetahuan tentang yang baik dan jahat (Kel. 1:31; 2:9; Ul. 4:40, bnd. Yos. 21:45, dll).

Kebenaran, keadilan,

kejujuran (Amsal 1:3; 3:4). Sehubungan hal itu maka mata kuliah ini mendeskripsikan tentang pengertian etika (umum/teologi), kedudukan etika dalam ilmu teologi, sumber pengetahuan etika teologi (PL dan PB); titik bakal etika; etika dan penerapan sehari-hari (situasi problematik, pengambilan keputusan etis, menjadi baru dalam Kristus). KOMPETENSI DASAR (TEOLOGIS) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang etika sebagai dasar pembinaan dan pembentukan moral dan akhlak manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dalam Yesus Kristus. KOMPETENSI UTAMA (PENDIDIKAN) Mahasiswa memiliki kemampuan dan teknik pembelajaran dalam mengajar etika sesuai prinsip-prinsip pedagogik dan andegogik dengan media pembelajaran yang tepat. KOMPETENSI PENUNJANG (KEGURUAN) Mahasiswa

menguasai

materi

pembelajaran

etika

dan

terampil

menerapkannya dalam proses belajar mengajar sesuai konsentrasi studi profesi guru yang ditekuni.

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN

MATA KULIAH ETIKA I 1.

Mempelajari dan memahami etika dan pengetahuan :

a. Pengertian etika. b. Kedudukan etika dalam ilmu dan pengetahuan. c. Sumber Pengetahuan etika. c.i. Hubungan etika teologi dan etika falsafi c.ii. Hubungan etika dengan ilmu pengetahuan. 2. Mempelajari dan memahami etika dalam hubungan dengan agama-agama di Indonesia. a.

Titik Pangkal Etika.

b.

Pandangan beberapa agama ( Islam, Budha / Hindu ).

c.

Etika dalam PL dan PB.

3

Mempelajari Kehendak Allah dalam etika. d.

Etika akibat.

e.

Etika kejiwaan

f.

Etika tanggung jawab.

Dalam hubungan tingkah laku manusia dari dosa, adapt-istiadat, serta akibatakibatnya dihubungkan dengan manusia baru di dalam Kristus.

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH ETIKA KRISTEN

MAHASISWA REGULER THN. 2013 27. Dorsali …………..A 28. Priskilia ………….A 29. Veni de fretes ……A 30. Marlina ………….A 31. Martina ………….C 32. Dedy ……………..X 33. Metriks …………..A 34. Aty ………………C 35. Yuliana …………..A 36. Yolanda ………….A 37. Yani …………… A 38. Erestina ………… B 39. Dorce …………… A 40. Boyke ………….. C 41. Ruth ……………. A 42. Weileta …………. A 43. Salomina ………… A 44. Jakson ………….. B 45. Yunarty ………… X 46. Mickhel ………… X 47. Belina ………….. B 48. Dece ……………. A 49. Yuni ……………. X 50. Joi ……………… B 51. Merlin …………. B 52. Ema Sedubun ….. B

DESKRIPSI SGI

Secara umum sejarah gereja adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari sejauh mana (latar) terbentuknya gereja serta perkembangannya dalam sejarah. Secara sosiologi, antropologi, budaya dan agama manusia dikaji dan dibicarakan didalamnya. Kendati penekanan-penekanan khusus tertuju pada proses agama manusia, dimana terungkap apa dan sejauhmana Pekabaran Injil memasuki dunia bangsa-bangsa yang kemudian melahirkan /terbentuknya gereja (orang-orang percaya) yang melembaga. Dalam kelembagaan gereja ada ibadah, ajaran

gereja,

kesalehan

hati,

kelakuan

orang-orang

Kristen

terhadap

persekutuan/sesama dan terhadap dunia sekitarnya. Pendeknya bagaimana orangorang Kristen anggota suatu gereja menghayati dan mengungkapkan iman mereka dalam kancah pergumulan (tantangan dan hambatan) baik dari sisi teologi maupun dari sikap dan tanggapan pemerintah/kekuasaan. Gereja-gereja di Indonesia adalah hasil pekabaran injil bangsa Eropa. Sejarah terbentuknya gereja-gereja di Indonesia mengacu pada beberapa aspek yang pada dasarnya bertumpu dari kekuasaan imperial. Karena itu gereja-gereja di Indonesia sampai memasuki kemandirian melalui proses sejarah yang panjang, didalamnya terkandung

kepentingan-kepentingan

politik

imperial

serta pertentangan-

pertentangan yang terjadi dalam konteks (penerimaan injil dan budaya, tradisi, serta kepercayaan masyarakat Indonesia/ agama pribumi/suku). Sehubungan hal itu maka mata kuliah ini mendeskripsikan tentang Pekabaran Injil dalam konteks Indonesia (social, politik dan budaya); sejarah Gereja Roma Katholik abad 16-17 (struktur perkembangan gereja, Tokoh-tokoh Missi, wujud umat Kristen Katholik Indonesia); ajaran Calvinis (Struktur Kelembagaan, Pengkristenan Maluku, Pemisahan Zakramen dan Hakekat Gereja); Gereja Indische Kerk dan Zending abad 19-20 (Badan-Badan Zending dan Pola Kerjanya).

KOMPETENSI.

1. Kompetensi dasar (teologi) Mahasiswa dibina untuk memiliki pengethuan, iman dan taqwa serta beraklak mulia sesuai dengan kitab suci (kompetensi kepribadian dan kompetensi social).

2. Kompetensi Utama (pendidikan). Mahasiswa mampu menguasai dan menerapkan SGI dalam tugasnya sebagai guru yang professional (kompetensi professional).

3. Kompetensi Penunjang (keguruan). Mahasiswa dibina untuk menguasai implementasi SGI dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan (kompetensi pedagogik)

POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH SGI.

Pembahasan mata kuliah ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari konteks Indonesia ketika injil masuk yang meliputi ; a. Konteks social. b. Konteks politik. c. Konteks budaya 2. Mempelajari dan membahas sejarah gereja Roma Katholik abad 16-17, meliputi; a. Struktur perkembangan Roma Katholik. b. Metode. c. Tokoh-tokoh misi Katholi d. Wujud umat Kristen Katholik di Indonesia. 3. Mempelajari ajaran Calvinis abad 17-18, meliputi : a. Struktur ke;lembagaan b. Atribut-atribut/ perangkat. c. Peta. d. Pengkristenan di Maluku. e. Pemisahan zakramen f. Hakekat hubungan Calvinis dengan gereja. 4. Gereja Indische Kerk abad 19-10, meliputi : a. Struktur kelembagaan b. Restrukturisasi. 5. Zending abad 19-20, meliputi : a. Badan-badan zensing dan latar belakang. b. Pola-pola kerja zending, contoh: jawa dan sumatera.

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH SEJARAH GEREJA INDONESIA (SGI) MAHASISIWA REGULER TAHUN 2013

1. Dorsali …………..B 2. Priskilia ………….X 3. Veni de fretes ……C 4. Marlina ………….A 5. Martina ………….C 6. Dedy ……………..C 7. Metriks …………..A 8. Aty ………………C 9. Yuliana …………..B 10. Yolanda ………….A 11. Yani …………… A 12. Erestina ………… X 13. Dorce …………… A 14. Boyke ………….. B 15. Ruth ……………. A 16. Weileta …………. A 17. Salomina ………… A 18. Jakson ………….. X 19. Yunarty ………… X 20. Mickhel ………… X 21. Belina ………….. C 22. Dece ……………. A 23. Yuni ……………. X 24. Joi ……………… A 25. Merlin …………. X 26. Ema Sedubun ….. B 27. Narty ………….. X

DESKRIPSI SGU

Alkitab mengisahkan bahwa injil yang dibawakan Yesus Kristus mulai berkembang ketika Ia terangkat ke surga, dimana Roh Kudus yang dijanjikan-Nya memberi kuasa kepada para murid untuk bersaksi dan melayani (bnd. Mat.28:1920). Demikian berita injil melewati batas-batas ke-Yahudian serta memasuki dunia bangsa-bangsa. Kendati itu tidak dapat disangkal bahwa dunia tempat injil bertumbuh, dimana orang-orang Kristen mengaku percaya, dipengaruhi oleh berbagai latar belakang kepercayaan yang pada azasnya turut mempengaruhi perkembangan injil itu sendiri. Namun demikian gereja perdana terus suburmenggambarkan persekutuan orang-orang percaya tetap teguh didalam percaya kepada Yesus Kristus. Abad-abad pertama sampai dengan abad-abad pertengahan, sejarah gereja dipenuhi dengan berbagai tantangan, baik dari dalam gereja maupun dari luar gereja. Gereja dan ajarannya terus mempertahankan kemurnian injil Yesus Kristus sehingga tidak dapat tidak harus bergumul dengan berbagai tantangan yang ada. Dari dalam gereja kita jumpai para bapa gereja yang turut memberikan pandangan teologis menghadapi berbagai pandangan yang sifatnya menyesatkan Seperti pertikaian teologis tentang Trinitas dan Kristologi sebagaimana kita temui dalam pandangan Arius, Origenes, Athanasius yang mengabaikan salah satu sifat dari Ke-Allahan, serta ajaran Nestorius yang menitik beratkan Kemanusiaan Yesus tercerai dari kedua tabiat-Nya yang lain. Sementara Paus berusaha menguasai dunia, orang2 kristen mencita-citakan menarik diri dari dunia, dengan meninggalkan segala kekuasaan dan kekayaan dunia. Mereka membentuk kelompok2 dan melawan gereja, seperti

Petrus Waldens; tetapi ada juga

kelompok2 yang tidak keluar dari gereja, seperti Franciscus dari Asissi yang mendirikan Ordo Fransiskan/OFM, serta Ordo Dominikan oleh Dominikus. Dalam kaitan itu, gerejapun mengalami perpecahan menjadi gereja barat dan timur (1054) sampai dengan munculnya reformasi. Hal ini terjadi sebagai koreksi terhadap gereja atas kekuasaan Paus. Untuk menjawab koreksi tersebut gereja Roma Katholik memperhadapkan kontra reformasi dengan tujuan bahwa gereja dan tradisi gereja adalah benar. Berdasar pada konteks diatas, mata kuliah ini mendiskripsikan, antara lain :Pengantar yang meliputi; arti dan makna pembelajaran sejarah, meteodologi dan periodisasi; Kontek gereja lahir dan perkembangannya, meliputi; Kontekd keYahudian saat gereja lahir serta perkembangannya dalam dunia Hellenis;

Gereja lama dengan beberapa aspek yakni pemikiran/pandangan para tokoh gereja seperti Agustinus dll, persoalan/pertikaian teologis, Kristosentris dan pneumatologi; Gereja pada abad2 pertengahan, meliputi, kekristenan di Eropa, gereja dan Negara serta gerakan2 kerohanian yang melawan gereja (Fransiscus dan Dominikus).

KOMPETENSI 1. Kompetensi Dasar (teologi). Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman taqwa dan berakhlak mulia sesuai dengan Kitab Suci. 2. Kompetensi Utama (Pendidikan) Mahasiswa mampu menguasai dan menerapkan sejarah gereja umum I dalam tugas sebagai guru yang professional. 3.Kompetensi Penunjang (Keguruan) Mahasiswa dibina untuk menguasai nimplementasi sejarah gereja umum I dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH SGU.

Mata kuliah ini membahas: 1. Pengantar meliputi: 1.1. Arti dan makna belajar sejarah 1.2. Metodologi 1.3. Periodisasi. 2. Konteks gereja lahir serta perkembangannya, al: 2.1. Mengenal umat Yahudi (konteks) gereja lahir 2.2. Perkembangan gereja dalam dunia Hellenis 3. Gereja Lama, meliputi: 3.1. Pemikiran/pandangan beberapa tokoh gereja 3.2. Persoalan Pelembagaan 3.3. Pertikaian Teologis tentang Kristologis dan Pneumatologis 3.4. Agustinus (riwaayat hidup, serta perlawanan terhadap pelagisme 4. Gereja di abad2 pertengahan, meliputi: 4.1. Kekristenan di Eropa 4.2. Gereja dan Negara 4.3. Gerakan kerohanian (Fransiscus dari Asissi serta Dominikus).

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH SEJARAH GEREJA UMUM (SGU) MAHASISWA REGULER TAHUN 2013. 1. Dorsali …………..A 2. Priskilia ………….A 3. Veni de fretes ……A 4. Marlina ………….A 5. Martina ………….B 6. Dedy ……………..X 7. Metriks …………..A 8. Aty ………………B 9. Yuliana …………..A 10. Yolanda ………….A 11. Yani …………… A 12. Erestina ………… B 13. Dorce …………… A 14. Boyke ………….. C 15. Ruth ……………. A 16. Weileta …………. A 17. Salomina ………… A 18. Jakson ………….. B 19. Yunarty ………… X 20. Mickhel ………… X 21. Belina ………….. C 22. Dece ……………. A 23. Yuni ……………. X 24. Joi ……………… B 25. Merlin …………. B 26. Ema Sedubun ….. B

DESKRIPSI MATA KULIAH KATEKETIKA Perjanjian Lama mengisahkan bahwa Katekese gereja berasal dari Israel; Dalam Kitab Ulangan 6:20-25; Mazmur 78:1-7, dll, terungkap bahwa kepada orang tua ditugaskan untuk memberikan pengajaran tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Pengajaran lisan ini kemudian menjadi tradisi yang diturun-alihkan dari generasi ke generasi. Demikian didalam PB kita jumpai rumah-rumah ibadat (sinagoge)

sebagai

tempat

mengajar

para

guru

kepada

murid

yang

pelaknasaannya setiap hari sabat. Pemaknaan terhadap pengajaran ini terungkap pula dalam beberapa kata Yunani, yaitu: Katekein, Didaskein, Ginoskein, Manthanein dan Paideuein; dimana semuanya memberi pengertian kepada istilah belajar dalam arti memberitakan, membimbing, menjelaskan sesuatu kepada orang lain supaya apa yang diajarkan itu dapat dipraktik/wujudkan dalam hidupnya dengan pengertian yang benar. Sebagai contoh bagaimana seseorang dapat wujudkan sikap percaya kepada Yesus Kristus, sesuai pengajaran tentang pengakuan percaya itu sendiri. Tetapi kemudian setelah perpecahan gereja Barat dan Timur kendati pengajaran katekese gereja masih tetap berlangsun, namun mengalami perubahan didalam praktiknya. Pada abad-abad pertengahan,

katekese mengalami kemerosotan akibat

pengakuan dosa mengambil alih/tempat sentral; kemudian oleh reformator alkitab dijadikan sebagai pusat dalam teologi dan praktik gereja dengan terbitnya katekismus sebagai buku pengajaran, sehingga katekese gereja kembali mendapat bagian (fungsinya yang sebenarnya) dalam tugas pelayanan gereja. Kebiasaan ini kemudian dibawa ke Indonesia oleh orang-orang Eropa khususnya Belanda. Katekesepun mengalami perkembangan dengan didirikannya sekolah-sekolah, terjemahan beberapa kitab dalam alkitab, seperti Injil Matius oleh A-C-Ruyl (1629), Injil Lukas dan Yohanes oleh J.van.Hassel (1646), diterbitkan buku-buku katekesasi dalam bahasa melayu (katekismus oleh Fr.Valentijn),

Intisari

katekismus, formulir-formulir doa oleh M.Leydecker dll. Katekese kembali dihidupkan dalam ruang lingkup keluarga (pembinaan keluarga) dan sekolah (dalam bentuk pengajaran agama). Khususnya katekese dilayani oleh gereja sebagai pelayanan pokok bagi anggota jemaat yang akan mengaku menjadi pengikut Kristus; Dengan demikian dari fungsinya katekese ditempatkan dalam kerangka gereja sebagai peersekutuan mengajar, bukan saja terpanggil

memberitakan

Firman,

melayani

Zakramen

tetapi

juga

menggembalakan anggota-anggotanya khusus mereka yang masih muda (Ef. 4:17-32; 2: 1-5; 1;1 dan Rom 1:7), supaya menjadi manusia baru dan dipimpin oleh-Nya; karena belajar untuk hidup dalam keadilan dan kebenaran harus terus berlangsun bagi anggota jemaat dewasa dan masih muda, supaya dapat berfungsi sebagai murid tetapi juga sebagai pejabat yang berfungsi mendidik dan mengajar (guru). Berdasarkan paparan diatas, maka mata kuliah ini mendeskripsikan antara lain; tugas panggilan gereja mengenai pengajaran, sejarah katekese gereja serta ruang lingkup katekese gereja.

KOMPETENSI KATEKETIKA 1. Kompetensi Dasar (Teologi). Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman dan taqwa serta berahlak mulia sesuai dengan kitab suci (Kompetensi social dan Kepribadian). 2. Kompetensi Utama (Keguruan) Mahasiswa mampu menguasai dan menerapkan Kateketika dalam tugas sebagai guru yang professional (Kompetensi Profesional) 3. Kompetensi Penunjang (Pendidikan) Mahasiswa dibina untuk menguasai implementasi Kateketika dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan (Kompetensi Paedagogi).

POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH : KATEKETIKA Mata kuliah ini membahas: 1.

Tugas Panggilan Gereja dibidang pengajaran maliputi;

1.1. 1.2. 1.3.

Tugas panggilan gereja khususnya marturia dan kerugmatika. Dasar Alkitabiah tentang pengajaran gereja. Istilah dan pengertian pengajaran gereja, seperti; kateketika,didaktik pedagogi dll. Tempat keteketik dalam teologi praktika dan disiplin study teologi lainnya.

1.4.

2.

Sejarah Katekese Gereja.

2.1. 2.2. 2.3. 2.4.

Pengajaran Yahudi dan gereja mula-mula Katekese gereja sebelum Reformasi Katekese gereja dalam gereja Reformasi Katekese gereja di Indonesia

3.

Ruang lingkup Katekese Gereja, meliputi:

3.1 3.2 3.3

Katekese Sekolah erat kaitannya dengan PAK di Sekolah Katekese sidi erat kaitannya dengan PAK Pemuda Katekesasi Keluarga/ dewasa erat kaitannya dengan Pembinaan Warga Gereja (PWG).

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH KETEKETIKA MAHASISWA REGULER THN AKADEMIK 2011 - 1012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

Henderina Neyte ………………..E Salasa ………………………… C Siti ……………………………. C Hariany ……………………….. B Agustina ……………………… B Imelda Tenine ………………… E Gresia …………………………. E Blandina ………………………. E Mery Setiawaty ……………….. E Meylina Yalmaf ………………. B Bin Ana ……………………….. B Fioleta ………………………… X Teopilus ……………………….. C Veronika T ……………………. E Imaculata ……………………… B Ifanty …………………………. B Martha ………………………... B Sullu …………………………. B Marlina ………………………. E Sail …………………………… C Hermanus ……………………. C Agus …………………………. E Roy ………………………….. B Novita ……………………….. C Belina.N ……………………… E Rina. S ………………………... E Priska.K ………………………. X Yohana ……………………….. D Ema.S ………………………… X Theopilus …………………….. C Jubelina.L …………………….. X Lagita ……………………….. X Desy. L ………………………. E Meltry ………………………... C Mariska ………………………. A

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH KATEKETIKA MAHASISWA ITC THN. 2011 – 2012 1.

L. Jems Rey ………………… X

2.

Gerson L …………………….. X

3.

Dian Ubra ………………….. X

4.

Patric Ubra …………………. X

5.

Lepinus R

6.

Mastel. N ……………………. B

7.

Noche ………………………. X

8.

Anadiana …………………… X

9.

Anastasia ……………………. X

10.

Marini ……………………….. A

11.

Megi ………………………… A

12.

Stenly ………………………... A

13.

Chrisna T …………………… X

14.

Marsyane. H ………………… X

15.

Loudwyk …………………… X

16.

Yeni Noya ………………….. T

17.

Puji R ………………………… B

18.

Yosephin. T …………………. T

19.

Meltry. P ……………………. T

20.

Zadrack. L …………………… A

21.

Jerlin. M ……………………… C

22.

Mariska. P …………………….. A

23.

Steven. W ……………………. X

24.

Florensia. P ……………………B

25.

Novia. L ……………………… A

26.

Maria. ………………………… X

………………….. B

DESKRIPSI MATA KULIAH OIKUMENIKA Dalam bahasa Yunani oikumene berarti dunia yang didiami dalam pengertian politis; sementara didalam Perjanjian Baru pengertian ini dibaharui maknanya oleh penulis Lukas 2:1, yakni dunia inilah menjadi daerah gereja; Matius mengartikannya sebagai wilayah dimana gereja ada dan yang dimiliki Tuhan Yesus Kristus, sehingga imperium Romawi menjadi Imperium Yesus Kristus. Lambat laun pengertian gereja dan oikumene dihubungkan (Polycarpus), dan dari situlah oikumene diartikan sebagai gereja seluruhnya, yaitu gereja Kudus dan Am/Katholik. Abad-abad pertengahan terjadi perkembangan gereja tetapi juga pergolakan yang luar biasa, kekuasaan Paus atas gereja serta gerakan-gerakan pembaharuan yang juga diikuti dengan kritik terhadap Paus dan kedudukannya membawa juga pengaruh bagi perkembangan oikumene. Hal ini berlangsun sampai pada abad 19, serentak dengan itu muncullah konferensi-konferensi untuk memperbaiki relasi serta mewujudkan saling pengertian serta kerja sama diantara gereja-gereja, seperti Konferensi Methodist Episcopal Church di Amerika (1876) sampai International Congregational Council (1891). Disamping fakta-fakta lain yang juga turut mempengaruhi perkembangan menuju pembentukan Dewan Gereja Sedunia, antara lai : Revolusi Perancis (1789), Revolusi Industri (1850) dll, dimana secara politis Eropa menjadi pemimpin imperialis yang secara khusus berkuasa atas Asia dan Afrika, yang kemudian memasukan agama Kristen sehingga abad 19 dapat disebut sebagai abad perkembangan PI. Demikian halnya dibidang teologi terjadi perubahan dengan munculnya Theologia Liberal. Usaha-usaha oikumenis gereja muncul juga dari semangat pietis-revival di Amerika dengan organisasi seperti YMCA (Young Men Christian Association); YWCA (Young Women Christian Association), kendati hanya bersifat iter gereja, namun bertujuan mendorong gereja-gereja saling mendekati. Hal lainnya juga yaitu pembentukan Evangelical Alliance oleh Thomas Chalmers (1780-1847) yang bertujuan menciptakan suatu keselarasan didalam dunia Kristen yang didalamnya termasuk gereja RK dan Ortodox. Memasuki abad 20 lahirlah World Missionary Conference (WMC) thn 1910 yang kemudian menjadi Dewan Misi International (International Missionary Council/ IMC) thn 1948 di Amsterdam. Kemudian dewan ini melanjutkan beberapa konferensi (Yerusalem/1928; di Tambaran/ 1938) yang membahas berbagai hal berkaitan penginjilan, kemandirian gereja-gereja muda, serta kerjasama dan keesaan. Hal ini berlanjut sampai terbentuknya gerakan Life and Work yang berkonferensi tahun 1952 dan 1937; kemudian juga gerakan Faith and Order yang lahir dari tindaak lanjutkonferensi Pekabar Injil sedunia di Edinburg tahun 1910. Pada initinya kedua gerakan ini membahas tentang hubungan gereja secara oikumenis. Hasil dari berbagai konferensi diatas, maka pada tahun 1948 lahirlah sidang Raya pertama Dewan Gereja sedunia di Amsterdan/Belanda, kemudian mencetuskan seruan untuk penyatuan gereja-gereja sedunia. Kendati mengalami kesulitan akibat perang dunia ke II, tekad gereja-gereja untuk mewujudkan persatuan kembali ditegaskan oleh suatu Komisi sementara yang bertemu di Jenewa Tahun 1946. Berdasar hasil keputusan itulah maka Dewan Gereja Sedunia mulai menampakkan penyatuan oikumenis; baik lewat siding-sidang Raya maupun lewat pertemuan kelompok-kelompok organisasi dalam tubuh DGD sendiri. Kini keanggotaan DGD meliputi Gereja-Gereja yang berada di Benua Afrika, Asia, Karibia, Eropa, Amerika Latin/Utara dan Tengah, Pasifik.

Oikumene di Indonesia terbentuk dalam proses yang panjang, mulai dari masuknya para misionaris/zending, terbentuknya gereja, serta beberapa hambatan dari masyarakat pribumi (budaya) sampai setelah perang dunia II, maka uapya kearah oikumenis mulai Nampak dengan berdirinya tiga buah dewan daerah, yaitu: Dewan Permusyawaratan Gereja-Gereja, berpusat di Yogjakarta (Mey 1946); Majelis Usaha Bersama Gereja-Gereja di Indonesia Bagian Timur (Maret 1947) dan Majelis Gereja-Gereja Bagian Sumatera ( medio 1949), Ketiga dewan ini didirikan dengan maksud membentuk satu dewan gereja-gereja Indonesia. Kelanjutan dari dewan ini adalah diadakannya Konferensi Pembentukan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia pada 21-28 Mei 1950 di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, dengan jumlah peserta dari gereja-gereja di Indonesia sebanyak 21. Hasil konferensi ini ditetapkan sebagai tanggal berdirinya DGI dengan sebuah “Manifes Pembentukan DGI”. Dengan demikian semangat kebersamaan untuk menyatu dalam gerakan oikumene di Indonesia semakin nyata. Dalam kerangka inilah gereja-gereja di Indonesia yang memiliki keragaman latar belakang teologis, denominasi, suku, ras, tradisi budaya dan tradisi gerejawi tidak lagi dilihat dalam kerangka perbedaan yang memisahkan, melainkan diterima sebagai harta yang berharga dalam memperkaya kehidupan gereja-gereja sebagai tubuh Kristus. Seiring perkembangan dan semangat kebersamaan itu, maka DGI dirubah menjadi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) sebagaimana diputuskan pada Sidang Raya X di Ambon 1984, dengan pertimbangan kata Persekutuan lebih menunjukan keterikatan antar gereja dalam proses menuju keesaan. Keesaan itu ditunjukan melalui kebersamaan dalam kesaksian dan pelayanan, persekutuan, saling menolong dan membantu diantara gereja-gereja, dan terus berkembang searah sidang-sidang raya yang berlangsun sampai memasuki sidang raya ke 15 tahun 2009 di Mamasa dengan jumlah keanggotaan 89 gereja. Disamping itu ada pula pengelompokan diluar PGI; terbentuknya kelompok ini dilatar belakangi beberapa aspek diantaranya tidak diakuinya 5 dokumen keesaan gereja yang didalamnya terdapat beberapa perbedaan yang muncul berupa doktrin serta tata cara ibadah. Kelompok ini terdiri dari Persekutuan Injili Indonesia (PII), Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI), Persekutuan Baptis Indonesia (PBI), balai keselamatan (BK), Gereja Masehi Hari ke 7 (GMHK) dan Gereja Ortodox Indonesia (GOI). Sementara Gereja Katholik di Indonesia membentuk suatu wadah yakni Konferensi Wali Gereja Indonesia. Disamping itu ada juga pengelompokan pengelompokan oikumene lainnya seperti LWF (Luther World Federation), atau federasi Lutheran sedunia , yaitu sebuah persekutuan yang terdiri dari gereja-gereja Kristen yang berkembang dari tradisi Lutheran; dan WARC (World Alliance of Refomrmed Churches), yakni persekutuan Gereja-Gereja Reformasi yang keanggotaannya terdiri dari tradisi gereja Kongregasional, Presbyterian dan Reformasi serta gereja-gereja bersatu yang semuanya berakar pada Yohanes Calvin dan Jhon Knox. Berdasar konsep diatas maka mata kuliah ini membahas; Oikumene: pengertian dan latar belakangnya, pembentukan Dewan Gereja Sedunia serta Oikumene di Indonesia.

KOMPETENSI OIKUMENIKA 1. Kompetensi Dasar (teologi). Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman taqwa dan berakhlak mulia sesuai dengan Kitab Suci. 2. Kompetensi Utama (Pendidikan) Mahasiswa mampu menguasai dan menerapkan konsep oikumene dalam tugas sebagai guru yang professional. 3.Kompetensi Penunjang (Keguruan) Mahasiswa

dibina

untuk

menguasai

oikumenika

serta

dapat

mengimplementasi kepada siswa-siswi dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH : OIKUMENIKA Mata kuliah ini Membahas : 1.

Pengertian Oikumene; a. Pengertian dan Latar belakang Oikumene b. Perkembangan Oikumene dalam sejarah c. Menuju Pembentukan Dewan Gereja Sedunia d. Para Tokoh Oikumenis. e. Konferensi-Konferensi International Missionary Council, Life and Work serta Faith and Order. 2. Pembentukan Dewan Gereja Sedunia serta Sidang-Sidang Raya DGD. 3. Pengelompokan-Pengelompokan Oikumene: LutherWord Federation dan Word Alliance of Reformed Churches dan kelompok Lausane. 4. Sejarah Gerakan Oikumene di Indonesia, Sidang-Sidang Raya Dewan Gereja Indonesia sampai terbentuknya Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dengan Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG) serta TemaTema diskusi Oikumenis.

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH OIKUMENIKA MAHASISWA ITC THN. 2011 – 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

L. Jems Rey ………………… B Gerson L …………………….. X Dian Ubra ………………….. B Patric Ubra …………………. B Lepinus R ………………….. C Mastel. N ……………………. B Noche ………………………. C Anadiana …………………… C Anastasia ……………………. X Marini ……………………….. A Megi ………………………… A Stenly ………………………... A Chrisna T …………………… A Marsyane. H ………………… C Loudwyk …………………… B Yeni Noya ………………….. B Puji R ………………………… B Yosephin. T …………………. A Meltry. P ……………………. A Zadrack. L …………………… C Jerlin. M ……………………… B Mariska. P …………………….. A Steven. W ……………………. X Florensia. P ……………………B Novia. L ……………………… A Maria. ………………………… X

DESKRIPSI MATA KULIAH HOMILETIKA Gereja hadir didunia untuk mengabarkan kabar sukacita bagi dunia dan manusia; demikian pengajaran gereja

(khotbah) memegang tempat sentral

sebagai tugas utama gereja, disamping persekutuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia). Dalam PB , Yesus Kristus menganggap hal mengajar orang sebagai tugas-Nya yang paling penting (Mrk 1:38-39), disamping pelayanan lainnya seperti, penyembuhan-penyembuhan yang dianggap sebagai tanda-tanda yang mengiringi pekabaran injil sambil meneguhkannya (Mrk 16:20). Demikian kematian-Nya yang diibaratkan dalam zakramen barulah mendapat arti jika disertai dengan ajaran (1 Kor 11:26), itulah sebabnya Yesus menyuruh mudir-murid-Nya menjadi saksi-Nya sampai keujung bumi (Mrk 16:15; Kis 1:8). Dalam I Kor 12, Paulus mengungkapkan tentang berbagai-bagai karunia, tetapi karunia yang terpenting sebagai tugas jemat yang utama ialah pengajaran dan pekabaran injil (bnd I Kor 1:17; I Tim 5:17). Demikian pentingnya pengajaran dan pemberitaan injil/Firman Tuhan, maka disitulah letak pentingnya seorang gembala/pendeta berkhotbah. Segala tugas lainnya seperti katekesasi, melayankan zakramen, memimpin ibadah dan pengembalaan dsb memounyai hubungan yang langsun dengan pekabaran injil itu sendiri Homiletika berasal dari kata Yunani yang artinya ilmu pergaulan atau ilmu nercakap-cakap (lih Luk 24:14,15; Kis 20:11; 24:26). Disamping itu beberapa istilah

Yunani

euanggelizesthai,

yang

mengartikan

Martyrein,

kepada

homiletika

yaitu,

Kerysein,

didaskein, penjala orang, menggembalakan,

pengawal serta homilien, semuanya mengartikan berita yang disampaikan kepada seseorang untuk disampaikannya kepada orang lain. Barulah pertengahan abad 17 istilah ini dipakai sebagai ilmu berkhotbah. Homiletika mempunyai hubungan erat dengan keseluruhan teologi; exegese, theology historis (sejarah gereja dan dogmatika), theology systimatis PL dan PB, Etika, penggembalaan serta kateketika, semuanya menjatu didalam pemberitaan firman (Khotbah). Tugas gereja menyampaikan berita firman (khotbah) kepada jemaat yang berada dalam berbagai-bagai pergumulan; disitulah gereja (pengkhotbah) menyampaikan kesegaran firman serta komitmen jemaat untuk menjalankannya. Hal tersebut harus berkaitan dengan tujuan khotbah itu sendiri, dimana manusia harus

menghalami keselamatan (syalom) Allah dalam kehidupannya. Karena syarat menerima keselamatan itu ialah iman dan taat, maka khotbah bertujuan membawa pendengarnya kepada hal tersebut. Dalam hubungan itu khotbah harus dipikirkan bentuknya secara benar (tujuan, nats, bagian2 yang penting dari nats serta uraian yang jelas), sehingga dalam penerapan baik permulaan sampai pada akhirnya dapat dimengerti oleh pendengar. Itu sebabnya seorang pengkhotbah harus mempersiapkan diri secara matang, karena firman Tuhan itu hidup baik masa lalu pun masa sekarang, maka Ia harus menggugah pendengar supaya ada perubahan yang dialami pendengar itu sendiri. Dari paparan diatas maka mata kuliah ini membahas, pengertian dan hakekat homiletika, dasar-dasar pemberitaan serta pemberitaan gereja, hubungan homiletika dengan theology, Yesus Kristus sebagai pusat pemberita injil, ibadah (bentuk-bentuknya) serta hubungan khotbah dalam berbagai peristiwa.

KOMPETENSI 1. Kompetensi Dasar (Teologi) Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman dan taqwa serta berakhlak mulia sesuai dengan kitab suci. 2. Kompetensi Utama (Keguruan) Mahasiswa mampu menguasai, memaknai serta dapat menerapkan khotbah dalam tugas sebagai seorang guru agama yang professional. 3. Kompetensi Penunjang (Keguruan) Mahasiswa

dibina

untuk

dapat

mengimplementasinya dalam realitas.

menguasai

ilmu

khotbah

serta

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH : HOMILETIKA. Mata Kuliah ini membahas: 1.

Pengertian

dan

hakekat

homiletika,

Panggilan

gereja

dalam

pemberitaannya, dasar-dasar Alkitab tentang pemberitaan Firman, serta hubungan homiletika dengan disiplin ilmu teologi lainnya 2.

Teologi pemberitaan Firman, Alkitab sebagai dasa yang berintikan Yesus Kristus sebagai pusat pemberitaan Firman, Ibadah jemaat dan khotbah serta ibadah sebagai sarana pemberitaan injil.

3.

Hubungan Pengkhotbah dan jemaat, tahun gerejani dan peristiwaperistiwa khusus.

4.

Cara mempersiapkan khotbah (bentuk, metode, tekhnik serta bahasa) dan mempersiapkan diri dalam rangka berkhotbah. Praktek berkhotbah.

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH HOMILETIKA MAHASISWA REGULER THN AKADEMIK 2011 - 1012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

Henderina Neyte ………………..C Salasa ………………………… C Siti ……………………………. C Hariany ……………………….. B Agustina ……………………… A Imelda Tenine ………………… C Gresia …………………………. A Blandina ………………………. X Mery Setiawaty ……………….. X Meylina Yalmaf ………………. B Bin Ana ……………………….. D Fioleta ………………………… X Teopilus ……………………….. C Veronika T ……………………. X Imaculata ……………………… X Ifanty …………………………. A Martha ………………………... A Sullu …………………………. X Marlina ………………………. X Sail …………………………… X Hermanus ……………………. X Agus …………………………. X Roy ………………………….. X Novita ……………………….. X Belina.N ……………………… X Rina. S ………………………... X Priska.K ………………………. X Yohana ……………………….. D Ema.S ………………………… X Theopilus …………………….. B Jubelina.L …………………….. X Lagita ……………………….. X Desy. L ………………………. B Meltry ………………………... X Mariska ………………………. X

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH HOMILETIKA MAHASISWA ITC THN. 2011 – 2012 1.

L. Jems Rey ………………… B

2.

Gerson L …………………….. X

3.

Dian Ubra ………………….. B

4.

Patric Ubra …………………. B

5.

Mastel. N ……………………. B

6.

Noche ………………………. X

7.

Anadiana …………………… X

8.

Anastasia ……………………. X

9.

Marini ……………………….. A

10.

Megi ………………………… A

11.

Stenly ………………………... X

12.

Chrisna T …………………… A

13.

Marsyane. H ………………… X

14.

Loudwyk …………………… B

15.

Yeni Noya ………………….. B

16.

Puji R ………………………… A

17.

Yosephin. T …………………. A

18.

Meltry. P ……………………. A

19.

Zadrack. L …………………… X

20.

Jerlin. M ……………………… C

21.

Mariska. P …………………….. A

22.

Steven. W ……………………. X

23.

Florensia. P ……………………B

24.

Novia. L ……………………… A

25.

Maria. ………………………… X

26.

Lepinus R

………………….. C

DESKRIPSI MATA KULIAH MISSIOLOGI Missiologi adalah ilmu pekabar Injil yang merangkum teologi PL dan PB tentang PI; Sejarah PI; Ilmu PI dan metode-metode PI. Jadi missiologi merupakan tujuan dari segenap ilmu teologi, dimana terjadi peralihan dari penyelidikan kepada praktek pemberitaan; dari gereja ke dunia; dari Allah ke dunia. PL mengisahkan bahwa Israel menjadi fungsi pengantara (Kerajaan, KeImaman dan Kenabian) rencana Allah (harus menerima dengan taat keselamatan yang dari Allah; janji dan hukum-hukum-Nya) supaya dapat memperlihatkan kepada bangsa-bangsa lain siapa Allah Israel itu. Sementara PB mengungkapkan Yesus Kristus sebagai Israel baru. Kematian dan kebangkitan-Nya membaharui umat pilihan-Nya. Karena itu missiologi berbicara tentang penginjilan dan sejarah penginjilan itu sendiri, dimana kita akan bertemu pada bertumbuhnya berbagai gerakan penginjilan serta Badan-badan Pekabaran Injil sampai terbentuknya gerakan oikumene. Munculnya Badan-badan PI, seperti BMS, LMS, NZG dll serta didirikan lembaga-lembaga Alkitab, semuanya bertujuan untuk mendekatkan injil ditempat-tempat dimana injil didaratkan. Namun tidak dapat disangkal bahwa usaha PI mengikuti jejak perdagangan dan kolonialisme. PI umumnya dipandang sebagai sebuah sumbangan kearah pendidikan dan peningkatan taraf hidup bangsa biadab; Dunia Barat terpanggil untuk mendidik dunia luar menurut gambar dan rupanya sendiri, serta agama Kristen disambut sebagai dasar dan inti usaha kemajuan itu. Disamping itu sejarah PI mencatat pula sikap gereja menghadapi berbagai pihak baik agama-agama lain serta islam; Dalam konteks ini praktek PI seharusnya bertolak dari pengertian keagamaan dan cara berpikir orang-orang yang diinjili, seperti bahasa, gambar-gambar, symbol-simbol dll. Sementara terhadap islam bahwa sekalipun kedua agama tersebut mempergunakan banyak istilah yang sama namun isinya sangat berlainan, hal ini sangat perlu diupayakan dialog secara continue. Hal lainnya yang turut menentukan adalah kebudayaan dan masyarakat tujuan PI. Bahwa masyarakat-manusia sangat sarat dengan kebudayaan, sebab tidak dapat dipisahkan dari jati dirinya. Dalam kaitan itulah gereja dalam upaya berhadapan dengan kebudayaan maka sikap transformative merupakan cara terbaik gereja sebab merupakan perubahan dan pembaharuan. Jadi tranformasi kebudayaan sebagai usaha mengangkat kebudayaan ketingkat kebudayaan (pola hidup) yang sesuai dengan rencana/kehendak Allah untuk manusia yang terus-menerus dikembangkan dan dihayati dalam hubungan dengan Allah.

KOMPETENSI 1. Kompetensi Dasar (Teologi) Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman dan taqwa serta berakhlak mulia sesuai dengan kitab suci. 2. Kompetensi Utama (Keguruan) Mahasiswa mampu menguasai, mata kuliah missiologi serta memaknainya dalam tugas sebagai seorang guru agama yang professional. 3. Kompetensi Penunjang (Keguruan) Mahasiswa dibina untuk dapat menguasai proses penginjilan serta mengimplementasinya dalam realitas.

POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN MATA KULIAH MISSIOLOGI Mata Kuliah ini membahas: 1. Istilah-istilah penting dalam missiologia, Metode tujuan dan teologi PI dalam sejarah. 2. Teologi PI Roma Katholik, gerakan Oikumenis serta kedewasaan gereja. 3. Sejarah PI di Indonesia dan masyarakat majemuk serta dialog antar agama.

Kompetensi. 1. Kompetensi Dasar Mahasiswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman dan takwa dan berakhlak mulia sesuai dengan Kitab Sci (Komppetensi social dan kepribadian) 2. Kompetensi Utama Mahasiswa dibina untuk memiliki dan menerapkan dogmatika dalam tugas sebagaai guru yang professional 3. Kompetensi Penuunjang Mahasiswa dibina untuk menguasai implementasi dogmatika dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyyenangkan.

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH MISSIOLOGI MAHASISWA REGULER TAHUN AKADEMIK 2011-2012. 1. Sulu ………………………………………. X 2. Martha ……………………………………. A 3. Ifanti ……………………………………… A 4. Veronika …………………………………… X 5. Roy ………………………………………… X 6. Sail ………………………………………… X 7. Imaculata ………………………………….. X 8. Meylina ……………………………………. B 9. Bin Ana ……………………………………. B 10. Hariany …………………………………….. A 11. Yohana …………………………………….. X 12. Novita ……………………………………… X 13. Agustina ………………………………….. X 14. Hermanus ………………………………… X 15. Agus ………………………………………. X 16. Henderina ………………………………… C 17. Gresia ……………………………………..

B

18. Dessy ……………………………………..

C

19. Teophilus …………………………………. A 20. Imelda …………………………………….. B 21. Friska ……………………………………… B

DAFTAR NILAI AKHIR MATA KULIAH MISSIOLOGI MAHASISWA ITC TAHUN AKADEMIK 2011-2012 1. L. Jems Rey …………………………. A 2. Gerson. L …………………………….. X 3. Dian U ……………………………….. A 4. Patric U ……………………………… A 5. Lepinus R ……………………………. A 6. Mastel. N ……………………………. A 7. Noche ……………………………….. C 8. Anadiana ……………………………. C 9. Anastasia ……………………………. X 10. Marini. K ……………………………. A 11. Megi. ………………………………… A 12. Stenly ………………………………… A 13. Chrisna. T ……………………………. C 14. Maschane. H ………………………… C 15. Loudwik …………………………….. A 16. Yeni. N ………………………………. A 17. Puji. R ……………………………….. A 18. Yosephin. T …………………………. A 19. Meltry. P …………………………….. B 20. Zadrak. L …………………………….. B 21. Jerlin. M ……………………………… B 22. Marisca ……………………………….. A 23. Florensia. P …………………………… B

SYUKUR NATAL “GATRIS” UNIT II SEKTOR DEBORAH JEMAAT GPM

1). Persiapan : …….”Tabaos Di Malam Natal…..” (Papa). “ Sebelum katong masuk par ibadah, beta mau bilang sesuatu vor katong samua yang ada disini bahwa ibadah yang katong mau iko ni akang seng asing lai par katong samua. Mangapa beta bilang bagitu…karna setiap tahun katong rayakan akang, cuma kali ini sadiki beda…, katong hanya kelompok gatris. Tapi labe dar itu beta mau bilang, Antua Basar/Tuhan Allah kirim Yesus 2013 thn lalu par orang-orang Yahudi deng orang-orang laeng yang ada pada waktu itu, supaya dong samua dapat salamat….,,mar sebaliknya dong tolak Antua, sebagian besar seng mau tarima Antua…, Antua mau lahir sa pung susah e…., seng ada tampa par batado/tinggal, …samua rumah supono deng orang-orang, akhirnya Antua musti lahir di kandang domba!!!! Nah… sakarang katong pung bagian rayakan Antua pung hari lahir. Katong tau bahwa Antua datang ni par tebus katong pung dosa; Antua bawa damai……Itu hal yang luar biasa par katong orang-orang percaya. …..Puisi…. (anak) Malam ini…, seng rasa su sataong katong hidup…, beta, papa, mama, kakak, ade, opa, oma, om, tante, deng samua orang basudara…, katong samua tetap bai-bai, walau kamaring ada masalah, walau kamaring katong susah, walau kamaring katong seng ada pung apapa…tapi papa deng mama bilang,… katong seng usah taku, karna Tete Manis seng pernah buang katong…, Antua tetap ada par katong.., Antua yang akan bantu katong….., ya!!! beta parcaya….Cuma Tete Manis yang bisa bantu katong,.. karna Antua Kaya rahmat…, kaya anugrah…pokoknya Antua pasti kasih samua yang katong minta……”Tete Manis…beta mau bilang par Tete Manis.., bahwa beta, papa, mama, kaka, ade, opa, oma, om, tante deng samua orang sudara.., katong mau ibadah Tete Manis; katong mau muliakan Tete Manis pung kelahiran……. 2). Kid. Pujian : KJ. 92:2 & 3. Malam Kudus 2. Malam Kudus, sunyi senyap, kabar baik menggegap, Bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya, Lahir Raja Syalom (2X) 3. Malam Kudus sunyi senyap, kurnia dan berkat, Tercermin bagi kami terus, di wajah-Mu, ya Anak Kudus, Cinta kasih kekal (2X). (sambil kid pujian, penyalaan lilin 3 bh oleh bapa, mama dan anak) 3). Votum dan Salam : (berdiri)

P: Ibadah perayaan Natal bersama malam ini, jadilah kiranya dalam nama TriTunggal Allah Bapa, Putera Yesus Kristus dan Roh Kudus. H: Terpujilah Tuhan selama-lamanya….Amin. 4). Kid. Pujian: KJ. 101:1&5. Alam Raya Berkumandang 1. Alam Raya berkumandang oleh pujian mulia; Dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema, Glo…..ria, in excelcis De..o (2X). 4. Mari kita pun kesana untuk melihat putera; Mari, kkita persembahkan, suara dan hati pada-Nya Glo….ria, in excelcis De..o (2X). 5). Pengakuan Ditengah-tengah Asa P. Siapakah katong sehingga katong layak hidup….siapakah yang memberikannya disaat katong mengharapkan damai….. J. Yang katong cari hanya Engkau ya Tete Manis….karna Engkau yang memberikannya vor katong samua. P. Ya… hanya Engkau yang menebus katong…, justru kedatangan-Mu memberi arti hidup vor katong samua. P +J. Terpujilah nama-Mu Ya Tete Manis….., Malam ini Kemuliaan hanya bagi-Mu……, Terangilah hidup katong, supaya katong menjadi berguna vor orang banyak. 6). Kid. Pujian. KJ. 105: 1 & 5. Ya Anak Kecil. 1. Ya Anak kecil, ya Anak lembut…Engkau diutus Bapa-Mu Dan dari sorga mulia…Kau jadi hamba terendah… Ya Anak kecil, ya Anak lembut 5. Ya Anak kecil, ya Anak lembut…pada-Mu kami bertelut, Sejiwa raga milik-Mu, dan pasrah diri pada-Mu…, Ya Anak kecil.., ya Anak lembut. 7). Pesan Firman Tuhan. a. Doa epiklese : b. Pembacaan Alkitab : c. Refleksi. 8). Persembahan Pujian: Solo, Trio, Puisi Natal….. 9). Pengakuan Apostolicum. (berdiri-duduk). 10). Memberi sambil Memuliakan Tete Manis. (sambil memberi menyanyikan kid.Pujian. KJ. 99:2 Gita Sorga… Yang di sorga disembah..,Kristus, Raja yang baka…, Lahir dalam dunia..,dan Maria bunda-Nya. Dalam daging dikenal.., Firman Allah yang kekal, Dalam Anak yang kecil, nyatalah Immanuel ! Gita sorga bergema, “Lahir Raja Mulia”. 11). Sombayang Syafaat.

12). Kid. Pujian :KJ: 100 (“Muliakanlah”) 13). Diutus Untuk Jadi Berkat. (berdiri) P. Saudara2, katong su sampe diakhir ibadah syukur natal …, sadiki lai katong su bapisah; bahwa apa yang katong buat disaat ini, jang akang hilang parcuma, karna besok dan seterusnya katong sibuk la lupa…!! Ingatlah bahwa katong pun sementara menunggu Antua yang akan datang sebagai Raja untuk mengadili katong samua…., Untuk itu baik ataupun tidak baik keadaanmu…,berdirilah teguh, jangan goyah, pergunakanlah waktu pemberian-Nya sebaik mungkin, sebab masa sekarang ini sangat memprihatinkan..; Muliakanlah Antua.., dan jadikanlah Antua tetap hidup dalam pikiran, perasaan, perkataan dan tindakanmu…, supaya hidupmu menjadi berkat par orang banyak. Terimalah berkat-Nya: “ Allah sumber pengharapan memenuhi kamu dengan segala sukacita, dan damai sejahtera dalam imanmu supaya oleh kekuatan Roh Kudus, kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan….amin. (Kid. Pujian: KJ.120: 1. “Hai Siarkan di Gunung”) Hai, siarkan di gunung di bukit dan dimana jua, Hai, siarkan di gunung lahirnya Almasih! Diwaktu kaum gembala menjaga dombanya.., Terpancar dari langit cahaya mulia…., Selamat Merayakan Natal Tete Manis, 25 Desember 2013, Dan Selamat Memasuki Tahun Baru 01 January 2014.

(duduk). 2. Pengakuan yang membebaskan. P1: Ditengah-tengah kemajuan zaman yang semakin menonjol.., sering muncul pertanyaan dihati ini, masihkan aku dapat memberdayakan diriku menghadapi begitu banyak pelajaran…, sementara ketika aku mencermati…, betapa banyak teman-teman seusiaku seakan tidak peduli…mereka seakanakan tidak merasakan bahwa kemajuan zaman ini mengajak setiap orang untuk berpacu dan berlomba menuntut ilmu setinggi-tingginya. Bukankah mereka mempunyai masa depan… Guru: Ya.., masa depan berawal dari pendidikan dasar, kini dan disini. Itu sebabnya kami terus berjuang dan bekerja keras guna menghasilkan anak didik yang baik dan berhasil meraih masa depan …Namun kamipun terkadang mengalami berbagai kebuntuan menghadapi karakter dan situasi mereka.., sehingga sering kami hilang control…kami marah.., gusar… tetapi terkadang juga kami sedih menghadapi tanggung jawab yang serring mereka abaikan. Ortu: Ketika tanggung jawab kami tidak sepenuhnya kami jalankan, anak-anak kami kehilangan kendali.., mereka terabaikan akibat waktu dan kesempatan tidak dapat kami gunakan dengan baik.. ya.. kami cenderung sibuk dengan pekerjaan kami sendiri. Anak: Kamipun sering acuh terhadap nasehat dan didikan orang tua…, kami tidak serius menghadapi pelajaran yang diberikan para guru…, kami ingin bebas dengan dunia kami. P2: Allah itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia. Karena itu tiada kata terlambat bagi siapa yang mau berusaha serta memberdayakan dirinya untuk berhasil. Allah mengasihi orang yang mau berusaha keras menggapai masa depan…sebab hanya Dialah yang sanggup memberi yang terbaik. Semua: Ya Bapa, kami percaya bahwa kedatangan-Mu didalam Kristus Putra Natal memberdayakan diri kami supaya kamipun dapat berdaya dan berkarya bagi sesama didalam saling memberi hidup. 3. Ny. Pujian: KJ.105:1 & 5. Penyalaan lilin Natal sebagai tanda kehadiran Kristus untuk memberdayakan kita serta kesiapan diri untuk saling memberi hidup…… (semua berdiri/lampu dipadamkan) Pembakaran lilin Natal oleh : ………… (diiringi keyboard mengalun KJ. 92. Selesai penyalaan lilin terakhir semua menyanyikan KJ. 92.. keyboard sesuaikan). ( duduk ).

4.

Pesan Firman dimalam Natal: - Doa epiklese ( dibawakan dalam bentuk lagu oleh solo/ trio ) : “Penuhilah Aku”

Pe-nuhi-lah a-ku dengan ku –asa-Mu Te – rangi – lah a- ku Ya Roh Ku – dus Biar Fir – man-Mu memberdayakan hi- dup- ku bagi se- sama Ki –ni dan slama – nya -

Pembacaan Firman Tuhan : ……… (oleh dua orang siswa) Pentasan. Refleksi Firman oleh Pdt:….

5. 6.

ya Roh Ku – dus a min.

P.S/VG/Solo/Trio. Memberi sebagai tanda pemberdayaan diri untuk saling memberi hidup.

P: Ya Bapa Sorgawi.., dari berbagai kelebihan dan kekurangan kami.., kami akan memberi persembahan sebagai tanda pemberdayaan diri kami untuk memberi hidup bagi sesama. Didalam nama Tuhan Yesus putra Natal kami berdoa, amin. (sambil persembahan dibawa ke palungan, semua menyanyikan KJ… disesuaikan) 7.

P.S/VG/Solo/Trio.

8.

Doa Syafaat (diakhiri doa Bapa kami bersamaan)

9.

Ny.Umat. KJ.99: 1&3. Or KJ.100.

10.

Pengutusan dan Berkat: (berdiri )

P: Saudara-saudara…, Kristus putra Natal telah lahir bagi kita, Ia datang menjumpai dan memberdayakan kita kini dan disini, suatu pertanda bahwa Allah penuh kasih. Berdasar kasih itulah Allah memanggil dan mengutus kita supaya kita juga dapat memberdayakan diri kita ditengah-tengah jerih juang pendidikan serta bermakna bagi sesama lainnya didalam saling memberi hidup. Sebab itu berdirilah teguh.., jangan goyah.., pergunakanlah waktu pemberian-Nya sebaik mungkin, sebab masa sekarang ini sangat memprihatinkan. Untuk itu dalam segala hal, baik ataupun tidak baik keadaanmu…, agungkan dan muliakanlah Ia dengan segenap hidupmu, karena Dialah pengharapan yang teguh dan senantiasa memberkati kita. “ Allah sumber pengharapan memenuhi kamu dengan segala sukacita dan

damai sejahtera dalam iman kamu supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan…amin” 11.

Ny.Pengutusan: KJ.120 ( jabat tangan )

...................................staf dewan guru dan seluruh karyawan SLTP neg.7 Ambon mengucapkan selamat merayakan Natal Kristus 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 01 January 2013. Tuhan memberkati…………………

Pentasan anakanak SLTP Neg. 15 Ambon. ( waktu 10 menit) P1: Ditengah-tengah membangun tanggung jawab pendidikan anak.., menghadapi pesatnya perkembangan diberbagai lini kehidupan yang sarat dengan persaingan meraih masa depan….nampak begitu banyak suka dan duka dialami oleh manusia. Berbagai anggapan muncul disekitar hidup keluargakeluarga Kristen…. Ada yang menganggap itu adalah tanggung jawab orang tua di rumah…. Ada yang beranggapan itu tanggung jawab para pendidik disekolah… tetapi ada pula yang beranggapan bahwa tanggung jawab pendidikan anak meliputi keseluruhan dunia anak. Terhadap ketiga konsep pikir ini… manakah yang harus kita jadikan sebagai pegangan… P2: Nada-nada pesimisme-pun tidak terelakan ketika situasi hidup semakin berobah… dulu dan sekarang begitu jauh berbeda… orang tua dan para guru dulu mendidik anak sangat keras….tetapi sekarang, kekerasan tidak lagi mendapat tempat dalam dunia pendidikan. Kendati itu…., keberhasilan

hanya dapat diraih oleh mereka yang selalu taat pada ajaran dan didikan. Keberhasilan selalu berpihak kepada mereka yang belajar dengan keras….ya keberhasilan patut dimiliki oleh siapapun yang rajin dan setia serta menghargai tanggung jawabnya sendiri. P1: Memang zaman telah berobah… situasi hiduppun mengalami perubahan yang drastis…. Berbagai keunggulan dibidang iptek menghasilkan beragam perilaku dari orang tua sampai anak-anak. (2 org anak msg2 pada kedua sisi panggung saling tlp); A: Erik…, sabantar kumpul PR ka….? B: Iya…, barang mangapa…, se dimana ni….tadi wali kelas masuk antua Tanya anak-anak yang seng masuk hari ini termasuk se. A: Beta belum biking… beta dikios bp daeng deng anak-anak kelas 10B, katanya dong juga kumpul PR hari ini,…. Jadi karena katong samua seng biking makanya katong seng masuk. B: Tadi malam beta subiking inga se…. mar se acuh sa…. (sementara B belum selesai ngomong. teman2nya: 3 org (C,D dan E) datang menghampiri B..) E: Erick sebiking apa nh… setelepon siapa la…? B: Roy telepon beta. E: Barang mangapa…? B: Dia seng biking PR jadi seng masuk. D: PR matematika to…., beta su biking… C+E: Beta juga su biking…. D: Erick se biking ka seng…? B: Ah… beta su biking… tadi malam beta su bilang dia ( Roy ) tapi dia seng biking kappa..? C: He… Roy deng kawang muka pamalas yang su pulang tu….samua sama. Masuk kelas seng pernah batul satu, asal mau bagaya deng hp… D: Tiap malam beta lihat dia bagadang deng anak-anak complex. (serentak lonceng berbunyi.. merekapun bergegas masuk kelas) P2: Pendidikan terhadap anak menuntut banyak perhatian.., baik para guru di sekolah tetapi terlebih orang tua di rumah. Pengabaian terhadap hal ini tentunya akan sangat fatal bagi perkembangan pendidikan anak dan masa depan mereka… Karena itu pengontrolan dan pengawasan terhadap pribadi anak harus total…. P1: Ya… pengawasan dan pengontrolan terhadap diri anak sangat dibutuhkan… mengingat tingkat kenakalan remaja dewasa ini sangat memprihatinkan… Sadar maupun tidak hal tersebut terus berlangsun disekitar kita…. Mereka adalah anak-anak yang baik…, tetapi mengapa ketika berhadapan dengan dunia luar… begitu banyak nada-nada negative terucap terhadap prilaku mereka…Adakah sesuatu yang salah pada diri mereka…? Ataukah kita yang salah menanggapi perkembangan mereka…? Mengapa hal ini harus terjadi…? P2: Ini adalah sebuah realitas yang membutuhkan perhatian kita….Ini sebuah kenyataan yang tidak bisa kita abaikan…., sudah waktunya kita berubah dan bergegas…..berpacu menyadarkan anak-anak kita…..ya…., merekapun membutuhkan perhatian kita kini dan disini….!

(Serentak anak-anak 10 orang memasuki panggung, sambil bertanya seorang dengan yang lain…: 1: He… sabantar tarima laporan pendidikan to…? 2: Iya..! 1: Seng tahu beta pung mama ka papa yang datang…, dong balong muncul lai. 2: Iya e… padahal ortu murid yang lain su banyak di aula tu. 3: (Bertanya kepada teman-temannya yang lain),… dong ortu sudatang…? 4,5: Sudah…! 6,7: Katong dua balong …! 1: He…, minggu kamaring to, beta deng 4 + 5 lihat Roy pung mama masuk di kapala sekolah pung ruangan… seng tahu mangapa…? 2,6: Dia bakupukul deng siapa…? 4: Seng ada yang bakupukul mo…? 5: Iya seng ada…, kalau ada masa katong seng tahu… 6: He… jang sampe kasus alpa banyak kapa..? 7: Iya… batul kapa…, barang waktu itu beta deng 2 lewat la wali kelas Tanya Roy dari katong…, kalau dapat dia suruh dia datang par antua. Mar seng dapat dia..! 3: Muka pamalas tu… tinggal dia bagitu… biking sengsara orang tatua sa… (serentak mereka dipanggil seorang guru masuk kelas). P1.: Tiba saatnya rapatpun dibuka dan kepala sekolah diundang berbicara. KEP.SEK.“Ibu Bapak saudara2 sekalian. Untuk tahun pelajaran kali ini ada beberapa anak-anak (siswa/i) kita, baik dari kelas 10-12 mengalami prestasi yang luar biasa….saya sangat berterima kasih kepada orang tua dan dewan guru yang telah berupaya keras mendidik mereka sehingga mereka berhasil mendapatkan nilai cemerlang. Sayapun bangga karena mereka juga mengangkat nama sekolah kami. Namun demikian terdapat pula beberapa anak/siswa yang tidak dapat kami naikan kelas, sebab terungkap beberapa catatan wali kelas yang saya terima antara lain : malas masuk sekolah/mengikuti pelajaran……. (sampai pada alinea ini Pdt mengambil tempat pada mimbar..). Jadi dapat saya katakan bahwa anak-anak/siswa/i yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup, akan ketinggalan dan sangat beresiko pada masa depan mereka. Ini menjadi catatan penting bagi kita bp/ibu sdr…….” ( Pdt berkhotbah) TATA IBADAH PERAYAAN NATAL PADUAN SUARA GETSEMANI JEMAT GPM HALONG

TEMA ; NATAL KRISTUS MEMBERDAYAKAN KITA UNTUK SALING MEMBERI HIDUP Persiapan : Alunan tembang natal (CD/Keyboad) Persekuatuan Menyambut Kedatangan-Nya Liturgos : Ketika bumi memasuki peraduan malam…keheninganpun merasuki suasana…., suara binatang malam terdengar sayup mengiringi derap langkah sepasang manusia mencari tempat perteduhan. Mereka berjalan dan terus berjalan sambil mengetuk rentetan penginapan yang ada, namun tiada satupun tempat perteduhan yang dapat mereka tempati…semuanya penuh karena telah ditempati deretan manusia yang telah nyenyak diperaduan… Kemana lagi langkah ini harus berpacu, sementara kelelahan membuat langkah semakin berat dan kaku… seakan-akan tidak berdaya…Ditengah-tengah pupusnya harapan ternyata masih

ada tempat tersisa…walau hanya sebatas kandang domba… disitulah Yesus Kristus lahir kedunia. (semua anggota pad.suara/jemat sambut dengan ny. KJ.109: 1&2 …Hai Mari Berhimpun.) 1). Hai mari berhimpun dan bersukaria, Hai mari semua ke Betlehem. Lihat yang lahir Raja Bala Sorga! Sembah dan puji Dia (3X), Tuhan-Mu. 2). Terang yang Ihali, Allah yang sejati, tlah turun menjadi manusia. Allah sendiri dalam rupa insan! Sembah dan puji Dia (3X), Tuhan-Mu. Memuliakan kedatangan-Nya Liturgos : Terang Illahi telah menyinari dunia dan manusia…Walau dalam kerendahan dan kehinaan-Nya sebagai manusia. Namun kelembutan kasih-Nya menerpa kehidupan. Muliakanlah Dia… Agungkanlah nama-Nya. Sebab kedatangan-Nya memberdayakan manusia untuk menapaki hidup bagi sesame yang membutuhkan. Mari dalam sukacita kita menyambut kedatangan-Nya sebagai persekutuan yang beribadah di saat ini. ( jemaat sambut dengan KJ. 105:1…Ya Anak Kecil) Ya anak kecil, ya anak lembut, Engkau diutus Bapa-Mu dan dari sorga mulia kau jadi hamba terendah, ya anak kecil, ya anak lembut. Votum dan Salam Liturgos : Jadilah kiranya ibadah perayaan natal dimalam ini di dalam nama Allah Bapa, Yesus kristus (putra Natal) dan Roh Kudus…. Amin. (jemat sambut dengan KJ. 96 : 1. Di Malam Sunyi Bergema)

Di malam sunyi bergema nyanyian mulia. Malaikat turun mendekat dengan berita-Nya, sejahtera bagi dunia, tlah datang penebus. Heninglah bumi mendengar nyanyian yang kudus. Pengakuan Di Malam Natal

Deskripsi Mata kuliah Dogmatika Dogmatika adalah suatu rumusan tentang pasal kepercayaan dari gereja Kristen. Sebagaimana diketahui bahwa gereja mempunyai sejarah dan selalu bergerak dalam sejarah; pergerakannya tidak lepas dari pemikiran dogmatika, dan pergerakan dimaksud sering menimbulkan akibat yang cukup berdampak bagi kelangsungan ajaran gereja itu sendiri. Demikian dogmatic sebagai suatu fungsi gereja yang menyelidiki mengenai isi pemberitaannya; sebagai suatu syarat untuk kehidupan gereja, itu sebabnya ia tidak pernah selesai tetapi berlangsun secarra continue dan bersifat kritis. Titik panggkal dogmatic adalah alkitab sebagai kesaksian penyataan Allah serta para nabi yang intinya bermakna pada kedatangan Yesus Kristus sebagai Fiirman yang Hidup dan telah menjadi daging. Latar belakang titik pangkal diatas sesunguhnya lahir dari sebuah pengakuan dikalangan Israel terhadap Allah yang mereka percayai (Ul.6:9) dan diwaktu kemudian mengungkapkan pula pengakuan terhadap Yesus Kristus sebagai Tuhan (PB) . Rumusan-rumusan pengakuan ini menghadapkan kepada ke-Tritunggal-an Allah; Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus; Allah yang berfirman serta karya-Nya yang ajaib sebagaimana terungkap pada kebenaran firman-Nya; Allah yang hidup, berkarya, datang dalam wujud manusia, melayani umat-Nya, menderita, disalibkan, mati serta bangkit. Dengan kata lain penyataan Allah baik umum maupun khusus menghadirkan suatu kebenaran yang hidup dalam pengakuan percaya. Konsepsi dimaksud dikaji oleh dogmatic secara kritis dalam realitas iman percaya manusia. Sebuah realitas yang tertanggung jawab, kendati proses hidup manusia kedepan sementara berada dalam perjalanan menuju langit dan bumi baru. Sehubungan itu, mata kuliah ini mendeskripsikan, sebagai berikut: Pemahaman tentang Allah dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya; konsep Allah menurut agama-agama; Penyataan Allah (Umum dan khusus); Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus; gereja dan manusia.

KOMPETENSI Kompetensi Dasar Maha siswa dibina untuk memiliki pengetahuan, iman dan taqwa dan berakhlak mulia (Kompetensi social dan Kepribadian). Kompetensi Utama Mahasiswa mampu menguasai dan menerpkan Dogmatika dalam tugas sebagai guru yang professional. Kompetensi Penunjang Mahasiswa dibina untuk menguasai implementasi Dogmatika dalam proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Mata Kuliah Dogmatika. Mata Kuliah iini membahas : 1. Pemahaman tentang Allah dalam hubungan dengan manusia menuurut alkitab 2. Pandangan agama-agama (Islam, Hindu Budha, Shinto, Konfusius, Taoisme, Suku) tentang Allah 3. Penyataan Umum dan Khusus; Allat Tritungggal : Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus, serta Gereja dan manusia

Ibadah Kemitraan Sektor Elim 24 Oktober 2012 Teks. I Tim.2 : 8 – 15. A. Uraian Teks. Teks kita secara umum berada dalam scope psl 2:1-4:16 yang berbicara tentang ibadah dan tatatertib dalam jemaat. Hal mana Paulus mau mengungkapkan tentang sikap etis orang2 kristen terhadap hidup yang telah mengalami perubahan setelah menerima Kristus. Salah satu ketegasan Paulus kepada laki-laki dan perempuan bahwa sikap etis harus terwujud didalam ibadah. Laki-laki sebagai yang utama diciptakan dipahami Paulus sebagai orang yang berperan besar; ketika ia berdoa dengan menengadah tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Ini berarti bahwa laki-laki tidak boleh melakukan kesalahan apapun sifatnya jika ia berhadapan dengan Tuhan. Terhadap perempuan ditegaskan untuk berdandan yang sopan, bahkan tidak boleh bekerja dan memerintah laki-laki.

KATEKESE GEREJA. A. Panggilan Gereja. 1. Tugas Panggilan Gereja (marturia dan kerugma) Berbicara mengenai katekese berarti kita berjumpa dengan gereja dan pelayanannya, sebab katekese adalah salah satu pelayanan yang paling tua dipakai gereja-gereja kita di Indonesia. Bahkan tidak ada gereja yang tidak mengenal pelayanan ini. Namun sebelum kita membahas lebih jauh, baiknya kita memahami tugas panggilan gereja terhadap pelayanan katekese. Secara etimologi, kata gereja berasal dari bahasa Potugis “ igreja “ . Namun secara maknawi, istilah gereja berasal dari kata Yunani “ ekklesia “ yang terdiri dari akar kata eks (keluar) dan kaleo (memanggil). Singkatnya ekklesia berarti “ dipanggil keluar “; sehingga gereja berarti Kristus memanggil keluar orang-orang percaya dari kegelapan kepada terang-Nya, untuk menjadi umat-Nya dan selanjutnya untuk diutus kembali ke dalam kegelapan dunia ini (I Pet 2:9-10). Gereja yang dipanggil keluar tersebut adalah persekutuan orang-orang percaya (Mat. 16:18) yang dihadirkan didalam dunia, bukan untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi menjadi berkat bagi dunia dan memuliakan nama-Nya. Gereja memiliki dasar yakni Yesus Kristus; kaitan dengan itu Perjanjian Baru memberikan gambaran gereja sebagai “Tubuh Kristus” , dalam hal mana gereja merupakan suatu persekutuan yang tak terpisahkan antara anggota (tubuh) yang satu dengan yang lainnya. Sebagai kepala dan pemilik gereja; dan kepada Yesus Kristus-lah gereja bertanggung jawab sebagai persekutuan yang diberikan mandate (pengutusan) dengan beberapa ungkapan seperti : Tubuh kristus, Keluarga Allah, Kawan Sekerja Allah, Imamat yang rajawi, Sahabat terpercaya dari Kristus, mempelai perempuan, Domba yang berada ditengah serigala Garam dan terang dunia. Dengan ungkapan simbolik demikian, dimaksudkan bahwa gereja memiliki tugas pangilan dan pengutusan ditengah dunia yang dipercayakan oleh Tuhan selaku sang Pemilik dan Kepala Gereja. Gereja mengemban tugas tersebut yakni : Misio Dei – misi Allah; jadi karena misi Allah adalah penyelamatan dunia dan manusia melalui hadirnya Kerajaan Allah, sebagaimana yang telah dikerjakan/wujudkan dalam Yesus Kristus, dan diimplementasi dalam bentuk persekutuan, pelayanan, kesaksian dan pemberdayaan. Dengan kata lain misi Allah dikerjakan gereja melalui Koinonia, Diakonia, Marturia dan Oikonomia. Seluruh tugas panggilan dan pengutusan gereja ini hendak ditempatkan dalam kesadaran bahwa gereja bukanlah tujuan melainkan alat/sarana atau sebagai tanda yang menghadirkan kerajaan Allah melalui kasih, Perdamaian, Keadilan dan Keutuhan Ciptaan. Kesaksian atau marturia adalah panggilan untuk bersaksi, sesungguhnya menunjuk pada kehadiran gereja untuk memberitakan injil suka cita/ kabar baik

(euanggelion) bagi dunia dan sesama. Apa yang disaksikan oleh gereja adalah bukan untuk dirinya, karyanya, prestasi dan segala daftar kesuksesan ditengah dunia dan sejarah, tetapi yang disaksikan adalah kebesaran kasih oleh kuasa Allah ditengah sejarah penyelamatan gereja dan dunia ciptaan-Nya, sebagaimana yang diimani dalam Yesus Kristus. Seluruh upaya kesaksian ini disadari sebagai suatu proses yang melekat pada diri gereja sepanjang masa, sehingga panggilan kesaksian ini hanya dimungkinkan oleh kuasa dan campur tangan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus segala kesaksian gereja bukanlah suatu kesaksian tetapi suatu ceritera dongeng. Dengan demikian dalam konteks bersaksi, gereja sadar bahwa ia hanyalah alat/saluran dan bukanlah tujuan. Dengan demikian gereja terpanggil untuk menjadi saksi dalam menyampaikan berita kebaikan dan kebenaran, isi dari kesaksian (inti berita: Kerugma) tersebut adalah Yesus Kristus yang harus diberitakan disegala abad dan tempat dimana gereja berada. Menyampaikan berita tentang Yesus Kristus, sebagaimana kesaksian para rasul, adalah juga tugas semua orang percaya (Mat 28:19-20). Artinya sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus maka tugas kita adalah menyampaikan kabar baik; menghadirkan tandatanda kerajaan Allah bagi dunia dan manusia. Persoalannya bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Bukankah tugas tersebut hanya diperuntukan bagi para pelayan gereja? Bagaimana pendapat saudara terhadap hal ini? 2. Dasar Alkitabiah tentang pengajaran gereja. Telah diketahui bahwa tugas gereja adalah bersaksi dan menyampaikan berita kepada dunia dan manusia tentang Yesus Kristus; maka salah satu bentuk yang digunakan gereja dalam hal ini adalah pengajaran katekese. Ini ternyata dalam tata gereja-tata gereja yang dimiliki oleh gereja-gereja kita di Indonesia. Kendati itu gereja-gereja kita belum sepaham tentang apa itu katekese. Ada yang mengganggap sebagai pengajaran agama kristen/pendidikan agama kristen sebagaimana diberikan di sekolah-sekolah dsb. Untuk mengetahui hal tersebut, kita akan melihat sejauhmana latar belakang pengajaran tersebut. a. Katekese gereja berasal dari Israel, dimana dalam PL (Ul 6:20-25; Mzm 78:1-7 dll) terungkap bahwa kepada orang tua ditugaskan untuk memberikan pengajaran tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Pengajaran ini harus mereka teruskan kepada anak-anak mereka (Ul. 6:7; 11:19), sebagaimana mereka dengar dari orang tua mereka sendiri. Pengajaran lisan ini menjadi tradisi yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak percaya kepada Allah dan ke-Mahakuasaan-Nya, yang telah menyelamatkan mereka (Israel) dari berbagai tantangan, rintangan dan cobaan. Ialah Allah yang besar, yang dapat mengatasi segala perkara serta menjawab permohonan bagi orang yang berharap pada-Nya (bnd, tindakan Allah terhadap Israel dalam peristiwa exodus). b. Dalam PB kita jumpai hal mengajar terjadi dalam rumah-rumah ibadah (sinagoge-sinagoge) sebagai suatu kebiasaan lama yang dilaksanakan pada hari sabat. Mengajar disini mempunyai sifat pemberitaan. Menurut Kis. 15:21, hukum Musa (torah) sejak zaman dahulu diberitakan ditiap-tiap kota, karena hukum tersebut dibacakan tiap-tiap hari sabat di rumahrumah ibadah (sinagoge). Dengan demikian diketahui bahwa jemat-jemat Yahudi identik dari pengajaran torah; sehingga berbicara mengenai jemaat Yahudi berarti kita berbicara mengenai torah. Bahan pengajaran terdiri dari beberapa bagian : a. Pengakuan iman (syema). Teks pengakuan iman ini terdiri dari Ulangan 6:4-9, 11, 13-21 dan Bilangan 15: 37-41.

b. Doa utama (syemone Esre), yang harus didoakan oleh tiap-tipa orang Israel (tua-muda) tiga kali sehari. Doa ini adalah suatu puji-pujian kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakup, serta suatu permohonan untuk pemulihan Yerusalem dan Kerajaan Daud. c. Pembacaan Torah. Pembacaan ini mendapat tempat yang sentral; sebagaimana diketahui torah adalah bagian mendasar PL. Pembacaan (pengajaran) ini telah kita temui dalam Neh. 8:9. d. Pengajaran tentang arti dari hari raya hari raya Yahudi, yaitu : a.i. Roti tak beragi atau hari raya paskah (ibr, pesakh; Im.23:5), yang ditetapkan untuk memperingati kelepasan bersejarah dari Mesir (Kel.10:2;’ 12:8, 14). Hari raya paskah adalah satu dari tiga perayaan tahunan yang dirayakan pada tanggal 14-21 (Im. 23:6) bulan pertama (abib; jul-agust). Selama 7 hari hari harus makan roti tak beragi dan tidak boleh melakukan pekerjaan berat. Hari pertama dan terakhir merupakan perkumpulan kudus, karena itu korban-korban dipersembahkan (Bil.28:16-25; Ul.16:1-8). a.2. Hari Raya Pondok Daun (ibr: khag hassukkot atau khag ha asif: pengumpulan hasil). Kel 23:16; 34:22; Im 23:34 dsb. Dirayakan dari tgl 15-22 bulan ke-7 (tisyri; sept-okt). Ini merupakan hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun (panen dituai), dan merupakan salah satu dari pesta ketika setiap lelaki harus muncul dihadapan Tuhan (Kel.23:14-17). Nama hari raya ini berasal dari kebiasaan bahwa setiap orang Israel harus berdiam dipondok yang dibuat dari cabang dan daun selama 7 hari pesta tersebut (Im 23:42). a.3.Hari Pendamaian (Im 23:26-31). Dirayakan pada tanggal 10 bulan ke7 (lht point a.2), merupakan hari perkumpulan kudus, pada saat mana orang merendahkan diri, berpuasa dan mengadakan pendamaian karena dosa. Dirayakan hanya sekali dalam setahun (Kel 30:10). Bandingkan bahan-bahan tradisional dari katekese gereja kita dewasa ini?

B. Sejarah Ketekese Gereja 1. Pengajaran Yahudi dan Gereja Mula2. Sekitar permulaan abad pertama telah ada sekolah-sekolah yang didirikan jemaat-jemaat Yahudi, dimana anak-anak kecil (6-7 thn) mendapat pengajaran (bimbingan) dari guru-guru torah. Maksud pengajaran berisikan tentang torah; pengetahuan itu terdiri dari pembacaan dan penghafalan teks-teks torah secara harafiah. “Sekolah dasar” ini disebut “beth-ha-sefer”=”rumah buku”. Pengajaran (bimbingan) yang lebih tinggi diberikan dalam “madrasah” yang disebut “beth-ha-midrasy”=”rumah pengajaran”. Maksud pengajaran disini, bukan saja membaca dan menghafal torah, tetapi juga untuk mengetahui arti dan maknanya. Dapat dikatakan bahwa orang Yahudi telah memahami tingkat umur/usia, sehingga setiap pengajaran diatur menurut usia mereka. Sebagaimana usia 6-7 tahun yang dikatakan diatas mereka belajar membaca torah; Usia 10 tahun mereka mulai dengan pengajaran yang sebenarnya (misyna). Dan pada usia 12-13 tahun mereka diwajibkan untuk menuruti seluruh syariat Yahudi. Pada taraf ini anak laki-laki dianggap sebagai “anak-anak syariat”. Pengajaran dalam rumah pengajaran erat dihubungkan dengan “rumah ibadah” (sinagoge).

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah. Implementasi KTSP 2006 adalah untuk melaksanakan fungsi pendidikan nasional yang dirujuk dari pasal 3 Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional yaitu, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabad, dalam rangkan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam proses itu Pemerintah juga telah menetapkan PP No.19 Tahun 2005, mengenai Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar kompetensi kelulusan, standar evaluasi, standar pengelolaan serta standar pembiayaan. Didalam melaksanakan standar isi untuk implementasi KTSP 2006, terkait dengan mengimplementasi pencapaian standar kompetensi lulusan meliputi : Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan, standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran.Untuk menjawab cita-cita dari pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dituangkan didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, diantaranya mencerdaskan kehidupan bangsa, dinilai melalui observasi penulis ada sebuah permasalahan yang terjadi di sekolah sekolah karena belum memahamii konsep dan makna terapan KTSP dalam implementasinya secara praktis. Dalam kaitan itu penulis mengkaji pula pendidikan/pengajaran PAK terkait membicarakan karya Allah mengenai kematian. Hal ini teramat penting sebab kematian merupakan salah satu peristiwa bersejarah dalam kehidupan manusia. Umumnya orang berpendapat kematian sebagai bagian akhir kehidupan manusia (mati-tidak hidup lagi), dipanggil pulang oleh Tuhan. Tetapi untuk hal inipun orang diperhadapkan pada pertanyaan serius, mengapa manusia itu harus mati; bukankah Tuhan menciptakan dan menghadirkan manusia untuk hidup dan berkarya/berkerja. Terhadap hal ini seorang anakpun akan merasa bingung bila diperhadapkan pada pertanyaan dimaksud. Dengan kata lain kematian dalam tolak pikir seorang anak merupakan sesuatu yang masih kabur/tidak

transparan; artinya mereka tidak dapat memahami dengan jelas dan benar: apa, mengapa serta bagaimana kematian itu bisa terjadi? Ketidak mampuan pemahaman meraka patut dihargai, namun bukan berarti mereka diabaikan dari penjelasan dan pengertian. Anak-anak hanya mampu mengerti dari pernyataan-pernyataan orang tua mereka, itupun tidak jelas sebab seringkali orang tua mengidentikkan kematian sebagai dipanggil pulang oleh Tuhan, disaat berhadapan dengan realitas kematian itu sendiri. Jadi tidak ada penjelasan akurat yang sifatnya menuntaskan penjelasan mengenai kematian; sedangkan dalam proses penerapan pendidikan PAK di sekolah dengan menggunakan buku materi ajar1), nampak pengertian dan pemahaman anak sangat ditentukan oleh persiapan guru. Pada pengamatan dan peninjauan penulis di kelas (terhadap hal ini), proses belajar tidak disertai dengan contoh-contoh konkrit mengenai maksud Allah terhadap kematian itu sendiri. Memang patut dihargai bahwa anak-nak pada tataran umur (12-13) tahun tidak dapat memikirkan dan memahami apa dan mengapa manusia itu harus mati, factor kemampuan intelektual mereka belum dapat mensinyalir dengan seksama. Bertolak dari maksud ini, penulis merasa penting untuk mengangkat dan mengkaji permasalahan tersebut sebagaimana judul skripsi ini : “ Implementasi KTSP PAK mengenai menjelaskan karya Allah tentang kematian”.

B. Identifikasi Masalah. Berdasar pada latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Implementassi penyusunan silabus KTSP; standar kompetensi, kompetensi dasar serta kegiatan belajar. 2. Pengembangan indikator Pembelajaran untuk pencapaian standar kompensi lulusan mata pelajaran PAK pada tataran ujian Nasional dan pada tataran ujian tingkat sekolah. 3. Implementaasi RPP pelaksanaan pembelajaran PAK dalam kaitan menjelaskan Pemahaman orang Kristen tentang kematian dalam terang karya Allah. 4. Peran orang tua dan para guru sebagai pendidik terhadap anak dalam menjelaskan kematian? 5. Secara psikologi anak-anak membutuhkan pemahaman sempurnah mengenai kematian.

C. Pembatasan Masalah Sebagaimana diuraikan diatas bahwa indikasi yang merujuk kepada pemahaman mengenai “kematian” pada diri anak tentunya dipengaruhi

oleh berbagai factor, kendati dalam waktu yang sama penulis memiliki sejumlah keterbatasan, terutama waktu, biaya dan tenaga serta kemampuan akademik. Dengan menyadari agar penelitian ini lebih seksama-terfokus, maka dibatasi pada :”Implementasi KTSP PAK pada Kelas VIII, SK VII, KD 2.5 tentang Karya Allah dalam kajian “Menceriterakan katrya Allah melalui Kematian” serta “Menyebutkan sikap yang baik dalam menghadapi kematian”, pada SMP Negeri 19 Ambon. Secara lebih spesifik masalah-masalah pada penelitian ini dibatasi paadaa implementasi mata pelajaran PAK. 1. Mata pelajaran PAK meliputi standar kompetensi, komppetensi dasar dan kegiatan pembelajaran/inti pembelajaran dan ndikator PAK pada sekolah ini dengan berfokus pada standar kompetensi VII (Allah Tritunggal dan Karya-Nya, dan niilaai-nilai kristiani) mata pelajaran PAK kelas VII semester I dengan komppetensi dasar 2 (Menceriterakan karya Allah melalui kematian serta menyyebutkan sikap yang baik dalam menghadapi kematian) 2. Implementasi menyusun pembelajarannya (PP).

silabus,

RPP

dan

Pelaksanaan

D. Perumusan Masalah. Permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1.

Bagaimana mengimplementasi KTSP mata pelajaran PAK; implementasi Silabus, RPP, Pelaksanaan Pembelajaran dan indikatornya tentang karya Allah dalam kajian “Menceriterakan karya Allah melalui kematian serta menyebutkan sikap yang baik dalam menghadapi kematian”, pada SMP Negeri 19 Ambon.

2. Bagaimana mengimplementasi silabus, RPP, Pelaksanaan pembelajaran dan indicator uuntuk nasional dan wilayah pada mata pelajaran PAK pada sekolah SMP Negeri 19 Ambon. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Pelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: `1.1. Menganalisis serta mengkaji penerapan/implementasi KTSP mata peljaaran PAK pada SMP Negeri 19 Ambon. 2.2. Menganalisis dan mengkaji pemahaman peserta didik (anak) tentang mata pelajaran PAK terhadap kematian, serta peran serta pembnaan dan terapan pendidikan orang tua terhadap menjelaskan kematian.

2.3. Mengetahui dan melaksanakan bagaimana implementasi silabus, RPP, pelaksanaan pembelajaran serta indikatornya paada SMP negeri 19 Ambon 3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian terhadap implementasi KTSP mata pelajaran PAK pada SMP Negeri 19 Ambon (Pemahaman orang kristen tentang kematian), diharapkan memberikan dua manfaat, yakni: 2.1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat khususnya mengenai implementasi KTSP; penyusunan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAK. 2.2. Secara praktis dapat memberikan masukan bagi SMP Negeri 19 Ambon, khusus para guru memaknai serta dapat melaksanakan implementasi KTSP mata pelajaran PAK; Demikian halnya memberikan pemahaman kepada orang tua serta peserta didik (anak).

F. Sistimatika Penulisan. Penulisan skripsi ini menggunakan sistimatika, sebagai berikut : BAB I.

Pendahuluan, yang berisikan antara lain: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, pembatasan Masalah, serta Tujuan dan Manfaat penelitian.

BAB. II.

Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian,

BAB. III. Metodologi Penelitian yang memuat, uraian mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta analisis data. BAB. IV. Analisis dan Pembahasan, berisikan Analisis Data Penelitian, Interpretasi disertai pembahasan Hasil Penelitian (Implikasi) BAB. V.

Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran.

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Implementasi. Berbicara mengenai implementasi/penerapan berarti kita tertuju kepada suatu rumusan atau suatu konsep, dimana implementasi baru dapat berarti bila rumusan atau konsep tersebut telah diimplementasikan. Dengan kata lain suatu dalil,rumusan atau konsep akademis dalam bentuk apapun apabila belum diimplementasikan akan menjadi mati atau tidak berguna/fungsi bagi manusia pada umumnya, lembaga-lembaga organsasi maupun stakeholder yang harus memahami dan melaksanakan konsep tersebut. Dengan mengimplementasi sebuah teori atau sebuah konsep teori atau sebuah ketentuan regulasi kepada stakeholdeerr pada tataran sosialisasi atau pada tingkat sosialisasi tanpa disertai simulasi atau tryout yang berulang-ulang maka yang pasti teori atau konsep akademis itu akan tidak bermanfaat pada stakeholder. Menurut kamus Bahasa Indonesia (edisi ke 3), implementasi diartikan sebagai : “pelaksanaan” atau “penerapan”. Sementara S.D. Nuniary, (2012) mengungkapkan: “ Implementasi dalam arti pelaksanaan dan penerapan diatas mengandung makna praktis dalam arti pekerjaan atau kegiatan yang terampil dikerjakan secara sistimatik atau secara runut atau beruntun dari tingkat pemahaman pelaksana atau orang yang melaksanakan secara tekhnik operasional”. Dalam kaitan itu Nuniary memberikan contoh mengenai makan, : bahwa dalam hidup sehari-hari pengertian atau konsep tentang makan secara praktis operasional berarti, diawali dengan orang merasa lapar kemudian mencari dan menemukan makanan atau benda makanan yang berguna untuk dikonsumsi dengan atau melalui gerakan tangan yang diperintahkan oleh otaknya, untuk bertindak mengambil makanan tersebut dengan tangan atau sendok, kemudian ia membuka mulutnya dan memasukan makanan itu kedalam mulutnya kemudian dikunyah sampai halus dan sesudahnya ditelan, sehingga akibat rasa laparnya menjadi hilang dan sebaliknya merasa kenyang. Nampak jelas Nuniary ingin memberikan arti sejelas-jelasnya mengenai implementasi itu sendiri, dengan memaknai bahwa betapa pentingnya

implementassi dalam penerapan proses pengajaran oleh seorang guru/pendidik. Dengan kata lain Nuniary ingin mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar tanpa disertai implementasi, maka pengajaran dimaksud tidak akan berhasil atau mencapai hasil maksimal. Terkait dengan implementasi KTSP, sebagaimana pandangan/pendapat diatas, maka implementasi dalam penulisan ini dapat dirumuskan,: “ melaksanakan atau menerapkan secara tekhnis operasional unsur-unsur atau bagian-bagian yang terdapat didalam KTSP Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang disusun oleh Badan Standar nasional pendidikan untuk semua SLTP di Indonesia, yang menjadi rujukan untuk seorang guru bidang studi guna mampu mengimplementasikannya dalam meenyususn KTSP sekolah bidang studi yang diajarkannya. Disamping pandangan diatas, H.E. Mulyasa (2009) mendefinisikan implementasi, sebagai berikut:” Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap”. Dengan kata lain penerapan adalah sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Berdasar definisi ini implementasi kurikulum KTSP yang didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, kosep dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, maka peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Terkait dengan pengertian dan makna dari implementasi khususnya dalam bidang pendidikan, maka pemahaman yang praktis selalu berhubungan dengan cara atau prosedur dalam meengerjakan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan KTSP secara khusus yang mengandung unsur-unsur atau bagian-bagian seperti silabus, Rencana Proses Pengajaran (RPP), Pelaksanaan pembelajaran (PP), yang dituntut oleh para guru sebagai ujung tombak dalam meengimplementasi pembelajaran yang berhubungan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, inti pembelajaran, indicator, metode, evaluasi dan penilaian, serta waktu yang digunakan dan sumbeer-sumber belajar. Secara lebih rinci dalam implementasi dimaksud berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan guru bidang studi PAK untuk pencapaian kompetensi-kompetensi : o Memahami jati diri kristiani dalam iman sebagai mandat yang diberikan Tuhan kepada manusia o Menyadari dan memahami makna menerima mandat dari Tuhan o Mampu membangun hidup dalam keserasian dengan alam melalui memelihara lingkungan o Menyadari akan ke-Mahakuasaan Tuhan o Menjadikan segala tingkah laku untuk selalu memuliakan Tuhan sebagai pencipta alam semesta.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkkan atau yang lebih dikenal dengan KTSP tahun 2006, adalah kurikulum operasional dan kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004 yang dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP dikembangkann sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan sepervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah. KTSP dikembangkan berdasarkan prisip, sebagai berikut : a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkunganya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif , mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungg jawab. Terkait dengan peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, Widada (dalam Mulyasa,2002) mengemukakan bahwa…” disamping penyediaan ligkungan yang kreatif, para pendidik dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut: a.1.Self esteem approach Dalam pendekatan ini pendidik/guru dituntut untuk mencurahkan perhatiannya pada pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri), pendidik tidak hanya mengerahksan peserta didik untuk mempelajari materi ilmiah saja, tetapi pengembangan sikap harus mendapat perhatian secara proporsional. a.2.Creatif approach Beberapa saran untuk pendekatan ini adalah dikembangkannya problem solving, brain storming, inquiry dan role playing. a.3. Value clarivication and moral development approach Dalam pendekatan ini pengembangan pribadi menjadi sasaran utama, pendekatan holistic dan humanistic menjadi ciri utama dalam mengembangkan potensi manusia menuju self actualization, Dalam situasi yang demikian pengembangan intelektual akan mengiringi pengembangan peserta didik. a.4. Multiple talent approach. Pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh potensi peserta didik, karena manifestasi pengembangan potensi akan membangun self consept yang menunjang kesehatan mental. a.5. Inquiry approach. Melalui pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.

a.6. Pictorial riddle approach. Pendekatan ini merupakan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil. Pendekatan ini sangat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. a.7. Synetics approach. Pendekatan ini memusatkaan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan dimulai dengan kegiatan kelompok yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju pada penemuan dan pemecahan masalah secara rasional. Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan kreativitas pendidik dalam pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk kepentingan tersebut guru dapat mengembngkan program-program pembelajaran yang menarik, seperti modul, dan dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatan berbagai aktivitas dan kreativitas peserta didik. Untuk mendukung pencapaian tugas tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki potensi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. b. Beragam dan Terpadu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status social, ekonomi serta gender. KTSP meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri seraca terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat. c. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Tekhnologi dan Sains. KTSP dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan tekhnologi dan seni (IPTEKS) yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni. d. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan. Pengembangan KTSP dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan kerja. Oleh karena itu pengembangan

ketrampilan pribadi, berpikir, social, akademik dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan. e.

Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi KTSP mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antara semua jenjang pendidikan.

f. Belajar Sepanjang Hayat. KTSP diarahkan kepada proses pengembangan, kebudayaan dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang kearah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Daerah. KTSP dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan Nasional dan Daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Keesatuan Republik Indonesia.

3.

Standar Kompetensi Lulusan Merujuk pada KEMENDIKNAS NO 23 tahun 2006, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), SKL kelompok mata pelajaran, Standar Kompetensi Lulusan mata Pelajaran dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni pendidikan dasar yang meliputi, SD/MI/SDLB/Pake A dan SMP/MTS/SMPLB/Paket B, bertujuan meletakan daasar kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3.1.

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) selengkapnya tingkat SMP/MTSSMPLB/Paket B, adalah : a. Mengamaalkan aajaran perkembangan remaja

agama

yang

dianut

sesuai

tahap

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri c. Menunjukan sikap percaya diri d. Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam aturan yang lebih luas

e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosio ekonomi dalam lingkup nasional f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif. g. Menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif h. Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai potensi yang dimiliki i. Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sesehari j. Mendiskripsikan gejala alam dan social k. Memanfaatkan lingkungan secara tertanggung jawab l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuaan dalam Nergara kesatuan Republik Indonesia. m. Menghargai karya seni dan budaya nasional n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman serta memanfaatkan waktu luang p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat r. Menghargai adanya perbedaan pendapat. s. Menunjukan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana. t. Menunjukan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana. u. Menguasai pengetahuan pendidikan menengah.

yang

diperlukan

untuk

mengikuti

3.2.Kemudian Standar Kompetensi Lulusan Kelompok mata Pelajaran (SKL-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan/kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni tujuan ini dicapai melalui muatan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, pengetahuan social, ketrampilan/kejuruan, tekhnologi/informasi dan komunikasi serta muatan local yang relevan.

3.3. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP), untuk mata pelajaran PAK pada SMP selengkapnya adalah, sebagai berikut : a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja. b. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. c. Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan social ekonomi. d. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. e. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang sesuai tuntutan agamanya f. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab. g. Mengharagai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran agama.

4. Karya Allah. a. Pengertian Istilah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia1), kata karya berarti: “kerja”, “pekerjaan”, “hasil perbuatan”, “ciptaan” atau “hasil dari sebuah pekerjaan/hasil kerja”; dalam hubungan karya Allah berarti hasil kerja Allah; hasil buatan tangan-Nya. Jadi sesuatu yang dihasilkan, diciptakan oleh Allah menurut kehendak-Nya yang sempurna. Dengan demikian bila kita berbicara mengenai karya Allah maka perlu adanya pendasaran mengenai siapakah Allah2)? Untuk menjawab persoalan ini patut diakui bahwa Allah-lah yang terlebih dahulu memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, sebagaimana terungkap dalam perjumpaan Allah dengan Musa (Kel 3:14), dimana Allah mmperkenalkan siapa diri-Nya. Pengenalan diri Allah kepada Musa “ Aku adalah Aku”, merupakan sebuah penyataan jati diri Allah sendiri; didalam keMaha Kuasaan dan keKudusan-Nya kepada manusia. Penyataan ini sekaligus memberikan nuansa baru kepada Musa bahwa Allah adalah Allah yang berkuasa atas semua ciptaan, bahkan semua kuasa yang ada didunia.; sebagaimana Ia hidup dan terus berkarya ditengah-tengah dunia. Istilah “penyataan” (Ibr:”gala”; Yun:”Apokalupto”; Ingg:”Revelation”) mempunyai pengertiaan, “menyingkapkan”, “membuka selubung”, “membuka yang tersembunyi atau memberitahukan yang tidak dikenal”. Jadi ungkapan ini dapat diartikan mengenai “munculnya yang tersembuyi”3),; dan dari kaca mata iman berarti “Allah menyatakan diriNya membuat Ia dikenal”. Allah yang tersembunyi yang mendiami terang-

1). Tim Pusan dan Pengembangan Bahasa; Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Tahun 1990) P.339. 2)Menurut Vriezen,.. “Bila kita tinjau kebelakang, maka jauh sebelumya pengucapan nama Tuhhan telah terdengung dikalangan manusia; Dalam Kej.4:6, disebutkan….”waktu itu orang mulai memanggil nama Tuhan”. Kajian terhadap sumber Yahwist, menekankan tentang prilaku pribadi yang baik seperrti Zet yang ditetapkan Allah sebagai pengganti Habel (Kej.4:25). Artinya silsilah Zet mempunyai makna berkat dan kebaikan kendati Alkitab tidak mengulas tentang kemajuan-kemajuan apapun dari mereka; disini penulis Y mau menggambarkan “pemanggilan nama Tuhan” itu dalam bentuk ibadat”. Terkait pandangan diatas dapat dimengerti langgam kepercayaan manusia sebagaimana dikisahkan kitab kejadian, dimana sikap pengungkapan peribadatan terfokus kepada suatu kekuasaan yang dipercaya sebagai kuasa tertinggi. Th.C.Vriezen; Agama Israel Kuna, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1981), pp. 24-25 3). Berbeda dengan “wahyu”: suatu bentuk kata Arab yang berarti “meng-ilham-kan” atau” membisikan sesuatu kepada seseorang”. Wahya hanya dapat dikatakan mengenai sesuatu, bukan mengenai diri sendiri, misalnya; mewahyukan kitab suci, ajaran atau agama. Demikian halnya kata “menyatakan”, suatu istilah yang bersifat statis terutama menunjuk pada hasil atau akibat dari apa yang dimaksud kata kerja itu.

Tidak terhampiri (I Tim 6:16) muncul dari kesembunyiaanNya yang kekal. Ia datang kepada manusia dengan menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang hidup, berfirman dan bertindak. Dengan demikian Alkitab berbicara mengenaai penyataan Allah maka pemikiran dimaksud adalah: Allah pencipta aktif membuka kepada manusia kuasa kemuliaan-Nya, hakekat dan sifat-sifat-Nya, kehendak, jalan dan rencana-Nya, yakni diri-Nya supaya Ia dikenal manusia.

b. Karya Allah Dalam Penyataan. Sebagaimana dikatakan diatas, bahwa Allah berkarya itu berarti Ia bekerja didalam kekuasaan-Nya; Allah bekerja disepanjang sejarah hidup manusia dan hasil pekerjaan-Nya pertama-tama kita ketahui dari penytaan umum (am),. Hal tersebut kita temui dalam kitab kejadian 1, dimana dikatakan bahwa Allah menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Menurut penulis kejadian (sumber Y), penciptaan Allah dimaksud bertujuan mengungkapkan keMahaKuasaan Allah atas semua ciptaan, sekaligus menyatakan diri-Nya didalam sejarah. Penyataan ini disebut penyataan umum (am); sebuah penyataan dimana Allah memperkenalkan

diri-Nya lewat perbuatan (ciptaan) firman-Nya; melalui kejadian, pemeliharaan dan pemerintahan segenap isi dunia. Dialah Allah yang hidup; yang berfirman dengan perantaraan Nabi dan Rasul (ibr 1:1); bekerja disepanjang sejarah umat Israel dan yang menyatakan diri-Nya dalam kedatangan Yesus Kristus. Yang terakhir ini disebut Penyataan Khusus. Dalam Yesus Kristus Allah telah datang kepada manusia; dalam Dia Allah telah mengaruniakan segala-galanya kepada manusia. Itu sebab Yesus Kristus disebut Firman Hidup (“Kalam Allah”, Yoh 1:1-14); kesaksian itu dapat kita temui dalam alkitab; kesaksian yang diberikan oleh para nabi dan rasul, yang menunjuk kepada Yesus Kristus, atas nama Allah sambil digerakan oleh Roh Kudus, mereka berbicara kepada umat dan kepada kita (2Pet1:20-21). Alkitab memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai firman Allah yang telah menjadi daging. Sebab itu dalam gereja Kristen Alkitab mempunyai wibawa sebagai Firman Allah, yaitu firman Allah dalam bentuk tertulis. Alkitab sendiri bukanlah merupakan penyataan yang sesungguhnya, melainkan “kesaksian” mengenai Penyataan itu; Artinya alkitab bukan menunjuk kepada diri sendiri, melainkan kepada Yesus Kristus (Yoh 5:39). Penyataan Allah dalam Yesus Kristus yang menjadi pokok kesaksian; Alkitab datang kepada kita dengan perantaraan “pemberitaan” gereja. Artinya gereja tidak memberitakan suatu ajaran tersendiri, tetapi menunjuk kepada Allah; Roh Kudus berkenan mempergunakan pemberitaan gereja itu untuk membuat firman Allah bisa didengar oleh kita sebagai kebenaran yang dari Allah; lewat iman yang terbit dari mendengar kepada firman Allah itu sendiri (Rom 10:17). Akan tetapi iman itu tidak otomatis timbul sesudah mendengar pemberitaan gereja ataupun membaca alkitab; bahwa Yesus itu adalah sungguh-sungguh kebenaran yang dari Allah; itu dikarenakan oleh sebab pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita (subjektif), Roh yang berasal dari Allah atau Roh Allah sendiri yang bekerja dalam hati kita, sehingga kita menjadi percaya. Demikian penyataan Allah itu merupakan pekerjaan dari Allah Tritunggal; bahwa Ia sendiri telah mengambil inisiatif untuk bekerja/berkarya, memperkenalkan diri serta datang kepada manusia dan dunia ini (Yesus Kristus), dan bahwa Ia juga berkenan mengambil inisiatif untuk datang kepada kita (didalam Roh Kudus). Dengan demikian bila dikatakan Allah berkarya, maka dapat dikatakan sebagaimana diungkapkan Bart (dalam Dogmatik Masa kini; 45; 1958); “…Adalah prakarsa Allah sendiri dari keMahaKuasa-Nya yang tersembunyi Ia menyatakan kuasa-Nya itu lewat ciptaan-Nya, memelihara ciptaan-Nya dan memerintah atasnya serta memperkenankan diri-Nya menjumpai manusia dalam realitas kemanusiaan lewat para nabi dan rasul, serta memperkenalkan diri-Nya didalam Yesus Kristus, sehingga

manusia menjadi percaya oleh kekuatan Roh Kudus”. Senada dengan maksud itu, Lase (2005) merumuskan, sebagai berikut: …” Manusia menjadi percaya karena ada kesadaran religius dalam dirinya yakni suatu kesadaran akan adanya kodrat ilahi ; kesadaran akan kodrat ilahi itulah yang kita kenal sebagai penyataan umum. Sedangkan penyataan khusus adalah cara Allah menyatakan diri dalam kehendak-Nya, melalui firman-Nya dan mencapai puncak dalam diri Yesus Kristus”. Jadi dapat kita katakan bahwa Allah berkarya berarti Allah bekerrja, pekerjaan-Nya terungkap didalam sejarah manusia baik bersifat fisik (ciptaan-Nya), maaupun bersifat non fisik (pemeliharaan, kekuasaan, kebenaran-Nya sampai pula tindakan keselamatan-Nya). 4. Karya Allah Sesuai Kehendak-Nya Dalam kemahakuasaan-Nya Allah tidak dapat diintervensi oleh kekuasaan apapun; Segala sesuatu yang diciptakanNya merupakan kehendak-Nya yang sempurna, demikian halnya pemeliharaan seluruh ciptaan. Alkitab menyaksikan kepada kita bahwa kehendak Allah selalu terarah pada tindakan kasih-Nya, sebagaimana pemeliharaan seluruh ciptaan itu sendiri. Kendati itu harus diwaspadai bahwa Allah tidak pernah menghendaki sesuatu yang buruk ansih; seolah-olah Allah menghendaki yyang baik dan membiaran yang jahat, buruk, tidak baik dan lainlain. Memang hubungan Allah dengan yang baik berlainan dari pada hubungan-Nya dengan yang jahat, tetapi keduanya baik dan jahat tidak pernah lepas dari kehendak (pengetaahuan) Tuhan. Alkitab juga mengungkapkan bahwa Allah melaksanakan rancangan-Nya kendati dosa manusia, bahkan melalui dosa manusia, namun dengan tidak membenarkan kelakuan manusia yang jahat (contoh, Yudas, Kayafas ). Dengan itu jelas bahwa kejatuhan manuusia kedalam dosa bukan berarti Allah membenarkannya terlepas dari kehendak-Nya, hal tersebut secara teologi memperlihatkan kelemahan dan kejatuhan manusia itu sendiri; karena keinginan untuk melakukannya. Disini kita temui tanggung jawab manusia; bahwa Allah menciptakan manuusia dan memberinya tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan kerja (kej 3:17-19) dan tanggung jawab manusia diperhitungkan Allah sesuai pekerjaan masing-masing manusia. Persoalan kemudian adalah apakah kematian berhubungan juga dengan kehendak Allah? Menurut Bollan (1959; 355), …” kematian seluruh ciptaan (Allah) dalam bentuk/rupa apapun tidak pernah lepas dari pengetahuaan dan kehendak Allah…”. Allah mengetahui kehidupan seluruh ciptaan-Nya sebab Ia MahaKuasa; Ia yang menciptakan bahkan Ia mengenal seluruh ciptaan-Nya; baik maupun tidak baik keadaan ciptaan, semua tidak luput dari

pandangan dan pengetahuan Allah. Itu sebabnya didalam mzr 143:10, pemazmur mengatakan….”ajarlah aku melakukan kehendakMu..” Artinya pemazmur menginginkan supaya Allah berkenan kepadanya dengan menunjukan, mengarahkan, mendidik dirinya supaya melakukan seluruh maksud Allah yakni segala sesuatu yang baik. Ini adalah bentuk kesadaran pemazmur terhadap Kemahakuasaan dan pengetahuan Allah akan kelemahan dan keterbatasan dirinya sebagai manusia. Menurut Dainton (2009; 46), “Manusia tidak dapat hidup kekal sebagaimana Allah, pada galibnya manusia itu akan mengalami kematian karena ia fana”. Dengan kata lain Dainton mau mengatakan bahwa oleh rupa-rupa hal baik ataupun tidak baik keadaan manusia, kematian dapat saja terjadi pada dirinya”. Terhadap hal ini penulis mencermati bahwa kematian terkait erat dengan keterbatasan dan kelemahan manusia itu sendiri; sebagai contoh, ketika organ-organ tubuh tidak lagi berfungsi dengan baik (secara medis), akibat mengalami kesakitan atau kecelakaan yang sifatnya fatal/parah (tidak dapat disembuhkan), maka manusia dapat mengalami kematian. Dalam pandangan Allah hal kematian adalah kehendak-Nya yang sempurnah, ini bertujuan supaya ciptaan-Nya tidak mengalami penderitaan yang berkepanjangan atau dapat dikatakan karena Allah “lebih” mengasihi ciptaan-Nya maka kematian sebagai salah satu bentuk kehendak Allah; terhadap konsep ini kita harus memaknai bahwa “rancangan Allah” kepada manusia adalah “rancangan damai sejahtera (bnd Zak 8:12), dan bahwa Allah tidak pernah mencobai manusia ataupun Ia tidak pernah dicobai oleh apapun (Yak 1:13). 5. Dosa dan Kematian. Kejatuhan manusia kedalam dosa mengakibatkan putusnya hubungan/relasi dengan Allah. Hubungan yang mulanya begitu mesrah tidak lagi berfungsi dengan baik. Demikian dosa merambat kedalam dunia, memasuki sejarah hidup menusia pasca penciptaan. Realitas dosa tidak saja merengut jiwa person/pribadi (Kej 4:7; Mzr 41:5,dsb) tetapi juga sebagai bangsa, sebagaimana Israel (Rat 1:8 dsb). Ungkapan dosa dalam kitab Yoh identik dengan ungkapan “daging” (Ibr: “sarx”; Yun:” hamartia”), yakni segala sesuatu yang bertentangan dengan Allah dan kehendakNya. Jelas bahwa Yoh ingin mengungkapkan dosa sejajar dengan kemanusiaan manusia, artinya segala yang berhubungan dengan hal jasmani, dimana manusia lebih menginginkan kejasmania, kemauan sendiri, kekuatan sendiri, kehendak sendiri terlepas dari Allah. Itu sebabnya Yakobus menyadari bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:14-26). Artinya iman yang tidak berfungsi/tertuju lagi kepada Allah tetapi kepada kemanusiaan belaka. Disamping itu rentetan sejarah dosa manusia ternyata muncul dari “keinginan hati” manusia

untuk menjauhkan/meniadakan Allah dari hidupnya dengan melakukan perkara sendiri. Menjauhkan Allah dari hidup adalah suatu bentuk pemberontakan atau suatu bentuk penyimpangan sikap percaya. Pemberontakan sebagai akibat kekerasan/ketegaran hati (bnd Kel 32:9) kemahatahuan/kesombongan sendiri (egoism) (Mzr 94:4) sehingga perlakuan hidup menjadi menyimpanng dari jalan dan kehendak Allah. Dalam Yakobus 1:13-14, dikatakan : “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”. Jelas Yakobus mau mengatakan bahwa dosa dan kematian adalah dua hal sejajar yang saling terkait. Akan tetapi kematian dimaksud adalah kematian karena perbuatan tercela, perbuatan melanggar perinth Allah (Yos 7:11); perbuatan tersebut mengakibatkan kematiaan ; kematian yang tidak mendapat selamat atau kematian yang tidak menghidupkan (bersama dengan Allah pada langit dan bumi baru). Ungkapan “mati” Perjanjian Lama menggunakan kata “tidur” untuk menerangkan kematian. Tidur adalah sesuatu yang penuh dengan misteri; orang yang sedang tidur nampak seperti orang mati, sebaliknya orang yang baru saja mati kelihatan seperti orang tidur. Ungkapn mati umumnya diterjemahkan dengan kata “perhentian”, misalnya…”Raja mendapat perhentian bersama nenek moyangnya, tetapi secara harafiah adalah tidur bersama nenek moyangnya (Lih, 2 Raj 15:22, 38; 16:20; 20:21; 21:18 dsb). Israel berpendapat bahwa tidurnya orang mati tidak berujung; Sedang Ayub berpendapat kematian manusia tidak akan menumbuhkan tunas kehidupan baru sebagaimana halnya tanggul pohon. Jadi kematian berarti manusia berada dalam kehampaan, ketiadaan hidup; manusia tidak lagi dapat bereksistensi sebab segala unsur kemanusiaannya telah tiada/hilang atau lenyap. Kematian adalah suatu bentuk pengalihan hidup manusia dari bergerak menjadi tidak bergerak, dari bereksistensi menjadi tidak bereksistensi. Dengan kata lain kematian sebagai perubahan wujud hidup memasuki suatu dunia, dunia orang mati sebagaimana dirumuskan dalam PL dengan ungkapan kata Ibr “syeol”. Akar kata sy-“-l, artinya “rongga besar” atau “lubang dalam”; itu sebab syeol diartikan “tempat orang mati”. Didalam syeol, penghuninya tidak lagi memiiliki segala sesuatu yang ia miliki selama hidup di bumi. Tidak ada cahaya; tidak ada suara ataupun aktivitas, yang ada hanyalah gelap gulita/sunyi. Dengan demikian bila manusia mati berarti ia tidur selama masa dunia ini, sampai dunia ini lenyap (bnd. Ayub, 14:12). Menjadi jelas dari penjelasan diatas bahwa kematian manusia dapat disebabkan dua hal, yakni : kematian karena

kelemahaan fisik manusia dan kematian karena dosa manusia, dan keduanya sama-sama ada dalam rancangan atau kehendak Allah.

Related Documents


More Documents from "Bevila Korspoilvil"

Deskripsi Mata Kuliah 1
January 2021 1