Ekonomi Makro Dan Pendapatan Nasional

  • Uploaded by: Salas Madrid
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ekonomi Makro Dan Pendapatan Nasional as PDF for free.

More details

  • Words: 2,318
  • Pages: 12
Loading documents preview...
RESUME EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL

A. EKONOMI MAKRO 1. Pengertian Ekonomi Makro

Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan

antarvariabel

ekonomi

agregatif

(secara

keseluruhan),

seperti

tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Ekonomi makro juga digunakan untuk menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory). Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

1

Jika digambarkan maka skema system kebijakan ekonomi makro dan kebijakan pemerintah adalah sebagai berikut : Skema Sistem Kebijakan Ekonomi Makro dan Kebijakan Pemerintah

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

2

2. Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money pada tahun 1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu: a) Kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang

menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara, dan b) Pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa

menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro meliputi hal-hal berikut ini : a) Penghitungan pendapatan nasional. b) Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor. c) Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor. d) Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan. e) Uang bank, dan penciptaan uang. f) Kebijakan moneter dan uang yang beredar. g) Pasar uang dan pasar tenaga kerja. h) Teori inflasi. i)

Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing, dan neraca pembayaran.

j)

Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.

k) Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. B.

PENDAPATAN NASIONAL

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

3

1. Teori Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tanggga keluarga (RTK) disuatu negara dari penyerahan factor-faktor produksi dalam suatu periode, biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Berikut adalah beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan nasional yaitu: a) Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. b) Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

4

dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. c) Produk Nasional Netto (NNP)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil. d) Pendapatan Nasional Netto (NNI)

Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. e) Pendapatan Perorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

5

maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja). f) Pendapatan Disposibel (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Ada 3 pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional sebagai berikut: 1) Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah atau value added

approach 2) Pendekatan pendapatan atau income approach atau earning approach 3) Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach

2. Perhitungan Pendapatan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional sangat diperlukan dalam teori maupun kebijakan makro ekonomi dalam menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, hubungan antara kegiatan ekonomi dan pengangguran, serta ukuran dan faktor-faktor penentu tingkat inflasi. Perhitungan pendapatan nasional dapat menjadi pemahaman mengenai bagaimana berbagai bagian dari suatu perekonomian saling berinteraksi satu sama lainnya, dan menyediakan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan keterkaitan antara berbagai peubah makro ekonomi yang penting seperti output, pendapatan, dan pengeluaran. Dari data perhitungan pendapatan nasional dapat menjadi landasan dalam melakukan pengukuran kinerja perekonomian, pembuatan peramalan ekonomi dan penyusunan berbagai kebijakan makroekonomi.

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

6

Ada tiga pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu melui pendekatan pengeluaran, pendapatan dan produksi. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga pendekatan tersebut : a) Pendekatan Pengeluaran, adalah suatu pendekatan dimana produk

domestik bruto (PDB) diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Rumus : Y = C + G + I + ( X - M ) Keterangan : Y = GDP/PDB C = Pengeluaran rumah tangga G = Pengeluaran Pemerintah I

= Pengeluaran Investasi

(X – M) = (Ekspor - Impor ) b) Pendekatan

Pendapatan

adalah

suatu

pendekatan

dimana

suatu

pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi Rumus :

Y = Yw + Yi + Yr + Yr + Yd

Keterangan : Y = GDP/PDB Yw = Pendapatan gaji/upah Yi = Pendapatan bunga Yr = Pendapatan sewa Yr = Pendapatan dari keuntungan perusahaan Yd = Pendapatan lain sebelum pajak c) Pendekatan Produksi merupakan penjumlahan dari hasil perkalian

antara kuantitas atau jumlah masing-masing barang dan jasa dengan harga dari barang atau jasa tersebut. SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

7

n

Rumus : Y =∑ P1 Q1+ VA i=1

Keterangan : Y = PDB/GDP P = Harga barang Q = Jumlah barang VA = Nilai tambah (value added)

Perhitungan Pendapatan nasional juga dapat dilakukan melalui : a. Perhitungan Pendapatan Nasional Model Dua Sektor

Dalam model makroekonomi dua sektor terdiri atas sektor rumah tangga dan sektor bisnis. Dalam hal ini melibatkan beberapa faktor dalam menentukan perhitungan pendapatan nasional, diantaranya faktor konsumsi , faktor investasi, dan faktor tabungan (save). Persamaan perhitungan pendapatan nasionalnya yaitu : Y=C+I

dan

Y=C+S

Kedua persamaan di atas dapat dikombinasikan menjadi C + I = Y = C + S ... I = Y – C = S .. Dimana di sisi kiri dari persamaan tersebut menunjukkan komponen permintaan, dan sisi kanan menunjukkan alokasi pendapatan yang menekankan bahwa output yang dihasilkan sama dengan output yang dijual. Nilai dari output yang dihasilkan sama dengan nilai dari pendapatan yang diterima dan selanjutnya dibelanjakan dalam bentuk konsumsi dan insvestasi ( C + I ) atau ditabung (S). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam perekonomian sederhana yang tidak ada sektor pemerintah maka investasi (I) sama dengan tabungan (S).

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

8

b. Model Empat Sektor ( Pendapatan Nasional Keseimbangan )

Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka) adalah suatu perekonomian yang di dalamnya sudah terdapat perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dan adanya sektor pemerintah. Persamaan perhitungan pendapatan nasional menjadi : Y = C + I + G + (X – M)

Secara grafis keseimbangan pendatan nasional dapat digambarkan sebagai berikut ,

Dengan

adanya

pengenaan

pajak

oleh

pemerintah

dan

juga

pembayaran transfer menyebabkan perlu dicari pendapatan disposibel (Yd) dan mebgubah persamaan menjadi : Yd = Y + TR – T Pendapatan disposibel yang dialokasikan untuk konsumsi (C) dan tabungan (S) atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut, Yd = C + S jika dikombinasikan dengan persamaan sebelumnya : C + S = Yd = Y + TR –T

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

atau

C = Yd – S = Y + TR – T – S

9

Ini menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapata disposibel

dikurangi

tabungan

atau

pendapatan

nasional

ditambah

pembayaran transfer kemudian dikurangi pajak dan tabungan. Dengan mensubtitusikan persamaan di atas dengan persamaan awal akan diperoleh persamaan sebagai berikut : S – I = (G + TR – T) + Xn Dimana unsur (G + TR – T) dari sisi kanan menunjukkan defisit anggaran pemerintah dan unsur Xn di sisi kanan, menunjukkan ekspor netto barang dan jasa. Jadi kelebihan atau ekses tabungan atas investasi (S - I) dari sektor swasta adalah sama dengan sefisit anggaran pemerintah ditambah surplus perdagangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang penting di antara ekses tabungan swasta atas investasi (S – I), anggaran pemerintah (G + TR – T), dan sektor luar negeri (X – M). Persamaan terakhir yang merupakan identitas dasar makroekonomi adalah C + G + I + Xn = Y = Yd + (T – TR) = C + S + (T – TR) Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa di sisi kiri menunjukkan permintaan akan output dengan komponen-komponennya dan identik dengan output yang ditawarkan adalah GDP. Dimana pendapatan disposibel (Yd) diperoleh dari GDP (Y) ditambah dengan pembayaran transfer (TR) dikurangi pajak (T), dan dialokasikan untuk konsumsi (C) dan tabungan (S). Angka Pengganda dalam Perekonomian Empat Sektor Pada keadaan keseimbangan Fungsi Konsumsi Fungsi Impor Jadi

SRI MARDIANTI N. DJAE

Y = C + I + G + (X – M) C = a + bYd = a + b(Y-T) = a + bY – bT M = mY Y = a + bY – bT + I + G + X – mY Y – bY + mY = a – bT + I + G + X

|| NIM : 151. 136 168

10

(1 – b + m) Y = a – bT + I + G + X

Y=

1 ( a−bT + I +G+ X ) 1−b +m CONTOH SOAL :

Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah C = 200 + 0,5 Yd. Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah sebesar 500 Trilyun, dan investasi sektor bisnis 300 Trilyun. Pemerintah untuk membiayai pengeluarannya memungut pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional. Pertanyaan ; 1. Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan! 2. Bagaimanakan anggaran belanja pemerintah tersebut ? 3. Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 Trilyun, hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru ! Penyelesaian : 1. Pendapatan nasional keseimbangan 3 sektor : Y=C+I+G Y = a + bYd + I + G Y = a + b(Y-T) + I + G Y = a + b(Y-tY) + I + G Y = 200 + 0,75(Y-0,2Y) + 300 + 500 Y = 1000 + 0,75Y – 0,15Y Y = 1000 + 0,6Y 1000 Y= = 2500 0,4 2. T = tY = 0,2Y T = 0,2(2500) = 500 Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah sama dengan pajak proporsional (tY) yang dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY 500, sehingga kondisi anggaran belanja pemeritah dapat dikatan seimbang 3. Y’ = Y + KG (G) = 2500 + Y’ = 2500 +

1 ( 1-0,75+0,75 ( 0,2 ) )

(100)

100 =2500+250=2750 0,4

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

11

Karena pendapatan nasional naik-turun mengikuti gelombang konjungtur, maka penerimaan pajak juga naik-turun mengikuti gelombang konjungtur. Saat gelombang konjungtur naik ( perkembangan ekonomi meningkat), permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa juga meningkat dan ekonomi mengarah pada inflasi, maka penerimaan pajak juga turut meningkat.

SRI MARDIANTI N. DJAE

|| NIM : 151. 136 168

12

Related Documents


More Documents from "shabrinanola"

Escalas Pentatonicas.pdf
January 2021 1
Norma Chilena Nch 1104-1998
February 2021 1
January 2021 2
January 2021 4