Loading documents preview...
TEORI DASAR KOPLING Pada umumnya kopling dibedakan atas dua bagian utama, yaitu
:
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya poros penggerak keporos yang digerakkan secara pasti ( tanpa terjadi slip ), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat berbeda sedikit sumbunya dan koplingnya selalu dalam keadaan terhubung.
Kopling tak tetap adalah kopling yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan.
Fungsi Kopling Kopling memiliki fungsi antara lain : 1. Menghubungkan unit-unit poros yang dibuat terpisah seperti pada motor dan generator yang diberikan untuk pemutusan ( pemisahan ), untuk perbaikan dan penggantian. 2. Mengintrodusir fleksibilitas mekanik pada poros-poros yang tak sejajar. 3. Mengintrodusir proteksi untuk menahan pembebanan lebih. 4. Mengubah karakteristik getaran dari satuan-satuan rotasi. 5. Mengurangi transmisi beban-beban kejut dari satu poros ke poros yang lain.
Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Dalam merencanakan suatu kopling, hal-hal berikut ini menjadi pertimbangan : 1. Pemasangan yang mudah dan cepat. 2. Ringkas dan ringan. 3. Aman pada putaran tinggi,getaran dan tumbukan kecil. 4. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menjorok ( menonjol ). 5. Dapat mencegah pembebanan lebih. 6. Terdapat sedikit kemungkinan gesekan aksial pada poros sekitarnya terjadi pemuaian karena panas.
Macam-macam Kopling Tetap Kopling tetap mencakup tiga kelompok utama, yaitu : 1. Kopling kaku, yang tidak mengijinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros. 2. Kopling Luwes ( fleksibel ), yang mengijinkan sedikit ketidak lurusan kedua sumbu poros. 3. Kopling universal, yang digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar. INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
17
Kopling Kaku Kopling kaku digunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik. Kopling kaku terdiri atas : Kopling Bus/ Selongsong / Selubung Kopling jenis ini yang paling sederhana dari kopling kaku, dibuat dari Besi Tuang, terdiri dari sebuah silinde berongga yang berdiameter dalamnya sama dengan poros yang menggunakan pasak berkepala baji.
Gambar Kopling Bus / Selongsong / Selubung ( ref. Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
Kopling Flens Kaku Kopling ini terdiri atas naf dengan flens yang dibuat dari Besi Cor dan dipasang pada ujung poros yang diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya.
Gambar Kopling Flens Kaku ( ref. Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
18
Kopling Flens Tempa Kopling flens yang ditempa menjadi satu dengan poros pada ujung poros. Keuntungannya adalah diameter flensnya dapat dibuat kecil karena tidak memerlukan naf.
Gambar Kopling Flens Tempa ( ref. Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
Kopling Luwes / Fleksibel Kopling ini digunakan untuk menyambung ujung-ujung poros yang saling berbatasan ( berdekatan ) bila poros-poros tersebut tidak sejajar. Kopling jenis ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Kopling Flens Fleksibel Merupakan modifikasi dari kopling flens kaku. Suatu kelonggaran diberikan diantara kedua muka bagian kopling.
Gambar Kopling Flens Luwes / Fleksibel ( ref. Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
19
Kopling Karet Ban Kopling ini digunakan untuk mengatasi kesulitan seperti penyetelan kedua sumbu poros yang harus segaris sembpurna dan kesulitan meredam getaran / tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara poros penggerak dan yang digerakkan.
Gambar Kopling Karet Ban ( ref. Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 ) Kopling Karet Bintang Peredaman melalui gesekan dalam, garis pengenal pegas progresif, tergantung pada kekerasan karet.
Gambar Kopling Karet Bintang ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
Kopling Gigi Transmisi momen putar diatas gerigi luar yang membuat bagian naf dan gerigi dalam yang sesuai pada soket antara.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
20
Gambar Kopling Gigi ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 ) Kopling Rantai Transmisi momen putar yang terjadi karena kedua ujung poros disatukan oleh rantai ganda.
Gambar Kopling Rantai ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
Kopling Universal Kopling universal dipergunakan untuk menghubungkan dua poros yang sumbunya berpotongan pada sudut yang kecil. Kopling ini terdiri dari : Kopling Universal Hook Kopling ini digunakan untuk menghubungkan kedua poros yang sumbunya berpotongan pada sudut yang relatif besar, mentransmisikan daya ke poros penggerak yang berbeda dalam mesin gurdi ganda dan juga digunakan sebagai sambungan siku dalam mesin frais. Apabila utama kopling universal hook didapatio dalam transmisi yang terdapat dalam gear box ke deferensial atau gardan belakang mobil.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
21
Gambar Kopling Universal Hook ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
Kopling Tak Tetap Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan dengan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam keadaan diam ataupun dalam keadaan berputar.
Kopling Cakar Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif ( tanpa perantaraan gesekan ) sehingga tidak terjadi slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral. Konstruksi kopling cakar adalah yang paling sedehana dari kopling tak tetap lainnya.
Gambar Kopling Cakar ( ref . G. Niemann, Elemen Mesin, hal 362 )
Kopling Plat Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan, sehingga pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu dihubungkan dapat dihindari. Selain itu karena dapat berfungsi sebagai pembatas momen apabila terjadi slip. Konstruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Karena itu kopling ini sangat banyak dipergunakan. INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
22
Menurut jumlah platnya, kopling ini dibagi atas :
Kopling plat tunggal
Kopling plat banyak
Sedangkan menurut cara kerjanya, kopling ini dibagi menjadi :
Cara manual
Cara hidrolik
Cara elektromagnetis
Macam mana yang akan dipilih tergantung pada tujuan, kondisi lingkungan, dsb. Bentuk kopling plat yang paling sederhana diperlihatkan pada gambar-gambar di Bab III.
Kopling Kerucut Kopling kerucut ini menggerakkan bidang gesek yang berbentuk bidang kerucut. Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan konsentrasi sederhana dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar.
Gambar Kopling Kerucut ( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 870 )
Kopling Friwil Kopling friwil adalah kopling yang dapat dilepas dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakkan. Kopling friwil hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran, sehingga putaran yang berlawanan akan dicegah atau tidak terjadi penerusan momen. Cara kerjanya dapat berdasarkan atas efek baji dari bola atau rol. Kopling ini sangat banyak digunakan dalam mekanisasi otomatik. Suatu bentuk lain dari kopling ini menggunakan bentuk kam ( nok ) sebagai pengganti bola atau rol dan dikenal sebagai kopling nok.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
23
Gambar Kopling Friwil ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 76 )
Kopling Fluida Didalamnya termasuk kopling fluida kerik atau kopling serbuk, yang meneruskan momen dengan perantaraan gaya sentrifugal pada butiran-butiran baja didalam suatu rumah serta kopling fluida yang bekerja atas dasar gaya sentrifugal pada minyak pengisinya.
Gambar Macam-macam Kopling Fluida ( ref . Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 51 )
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
24
KOPLING GESEK KERING Prinsip Umum Secara umum, kopling pada mobil sangat besar perannya untuk memutus dan menyambung poros dari mesin ke poros transmisi agar putaran mesin dengan roda dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar
di samping adalah letak
penempatan kopling pada mobil. Dimana Kopling ini terletak antara mesin dengan transmisi. Gambar Sistem Transmisi Daya Pada Mobil ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 325 )
Kopling Gesek Kering Plat Tunggal Kopling gesek adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang dipasang
diantara
kedua
poros
serta
membuat kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara
sesamanya.
Konstruksi
kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan
dan
dilepaskan
dalam
keadaan berputar. Karena itu kopling ini banyak dipakai. Tipe ini digunakan untuk menghubungkan gerakan dari pegas penekan yang mendorong plat. Poros plat gesek dihubungkan dengan menggunakan pasak. Meskipun bahan plat gesek bervariasi, tetapi harus mempunyai slip izin ketika kopling menyambung dengan lembut transmisi daya, tetapi tidak boleh terjadi slip sesudah penyambungan terjadi. Kopling gesek dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak / jamak, yaitu atas banyaknya plat gesek yang dipakai, juga dapat dibagi atas kopling basah dan kopling kering, serta atas dasar cara kerjanya (manual, hidrolik, numatik, dan
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
25
elektromagnetis) . Macam mana yang akan dipakai tergantung pada tujuan, kondisi kerja, lingkungan, dsb.
Gambar Susunan Kopling Gesek Kering ( ref . J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 326 )
Macam-macam Kopling Gesek Banyak tipe kopling gesek yang pernah ada, yang membedakan adalah jenis pegas penekan, banyaknya plat, dan harga dari Kopling tersebut. Disamping itu, terdapat Kopling tipe basah dan kering. Kopling tipe basah, biasanya kopling bekerja pada kondisi basah atau tercelup dalam fluida atau oli. Sedangkan Kopling tipe kering bekerja pada kondisi kering tanpa tercelup fluida. Dalam perencanaan ini di fokuskan untuk membahas Kopling kering gesek. Sekalipun untuk kopling gesek yang sederhana, sebanyak mungkin segi yang penting yang harus diperhatikan, agar kopling dapat bekerja dengan halus dan aman, karena kopling adalah suatu bagian yang penting. Beberapa kemampuan kopling gesek :
Menstransmisikan daya dan putaran motor
Membiarkan kendaraan / motor berhenti tanpa harus menghentikan putaran mesin
Dapat memulai gerakan atau laju kendaraan tanpa terjadi gesekan antara plat kopling, plat gesek tidak menempel terus menerus
Melengkapi penyisipan roda gigi dengan mudah
Meredam getaran akibat torsi yang terjadi
Menstransmisikan torsi mesin tanpa terjadi slip
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
26
Adapun macam-macam Kopling sebagai berikut:
Clutch Assembly Jenis Kopling ini menggunakan satu plat dan pegas coil/spiral sebagai alat penekan plat. Konstruksi ini paling banyak di gunakan karena bentuk yang sederhana serta perawatan yang mudah. Selain itu, kopling tipe ini adalah termasuk ekonomis, karena pegas coil dapat di temukan di banyak tempat.
Gambar Assembly Clutch ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics , hal 327 )
Semi-centrifugal Clutch
Gambar Semi-centrifugal Clutch ( ref.J Heitner, Automotive Mechanics, hal 328 )
Diaphragm Clutch
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
27
Gambar Diaphragm Clutch ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 329 ) Kopling jenis ini mempunyai bentuk pegas penekan yang mirip diafragma atau sering disebut sebagai kopling matahari, karena mempunyai bentuk pegas melingkar.
Crown-conical Spring Clutch
Gambar Crown-conical Clutch ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 329 )
Komponen-komponen Kopling Gesek Kering Kopling gesek kering ini terdiri atas beberapa macam komponenm, yang masingmasing mempunyai fungsi tersendiri. Secara umum, komponen tersebut tebagi atas lima bagian, yaitu : -
Fly Wheel ( Roda Momen )
-
Plat Kopling
-
Plat penekan
-
Pegas Penekan
-
Mekanisme Penekan
Fly Wheel ( Roda Momen ) INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
28
Gambar Fly Wheel ( ref. Robert L. N, Machine Design, hal 604 ) Fly wheel sering disebut sebagai Roda gila. Fungsinya adalah untuk meneyerap dan menyimpan energi kinetik dari poros engkol sehingga dapat membantu poros mencapai torsi yang di butuhkan untuk memutar roda melalui Kopling, transmisi, dan gardan.
Plat Kopling
Gambar Plat Kopling ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 330 )
Faktor gesekan biasanya 1,2 – 2,0. Permukaan kopling biasanya terbuat dari fiber asbes berbintik ( moulded asbestor fibers ) dengan sedikit penambahan aditif sejenis yang biasa digunakan untuk blok rem dan lapisan rem.Bahan plat harus mampu menahan suhu tinggi, ukurannya pas dan lubang-lubangnya digerinda dan dipasang pasak ( countersunk ). Ketika torsi mulai tinggi menyebabkan bahan permukaan kopling
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
29
memiliki koefisien gesek yang tinggi dan dibutuhkan bahan permukaan yang memiliki koefisien gesek yang tinggi pula.
Plat Penekan Pada kopling gesek adanya keausan menimbulkan gaya pengepresan dan gerak penyambungannya harus distel kembali atau harus dibuat agar tidak tergantung pada keausan. Kopling harus dirancang agar selubung luncur terlepas dari beban dalam putaran penuh dari kopling dan diatur sedemikian rupa sehingga selubung luncur tidak terletak pada sisi penggerak yang berputar.
Gambar Plat Penekan ( ref. Sharma & Aggarwal, a text book of Machine Design, Bab III hal 108 )
Pegas Penekan
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
30
Gambar Pegas Penekan ( ref. Robert L. N, Machine Design, hal 822-823 ) Pegas tekan ini mempunyai bermacam bentuk dan ukuran. Pegas tekan ini bekerja untuk menekan plat agar plat tekan mampu menjepit plat koling, sehingga putaran dari Fly Wheel dapat di teruskan ke poros Transmisi. Pegas ini berjumlah 6 buah dengan indek 6.
Mekanisme Penekan
Gambar. Mekanisme Penekan ( ref. J. Heitner, Automotive Mechanics, hal 331 ) Mekanisme kopling ini terdiri atas banyak komponen yang saling mendukung. Terdiri atas Pedal, kabel pedal, pegas pengembali, dan poros penahan.
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN Konstruksi Kopling
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
31
Gambar. Konstruksi Kopling ( ref . Sharma & Aggarwal, a text book of Mechine Design, Bab III hal 108 )
Data / Spesifikasi Kendaraan Data –data yang diambil hanya daya out put maksimum, putaran mesin optimum, dan kapasitas isi silinder. Data-data tersebut adalah sebagai berikut : -
Daya Maksimum
=
97
PS
-
Isi silinder
=
1998 ≈ 2000 cc
-
Torsi maksimum
=
15,4
-
Putaran mesin
=
4800 rpm
-
Diameter Poros
=
30 mm
Kg.m
Perencanaan dan Perhitungan Dalam perencanaan kopling gesek pada kendaraan ini dipakai cara perhitungan yang sama pada perencanaan kopling gesek dengan plat tunggal ( satu bidang gesek ).
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
32
Gambar Gaya-gaya Kopling ( ref . Robert L. N, Machine Design, hal 970 )
Perhitungan Dari data spesifikasi, diketahui Torsi maksimum adalah 15,4 Kg.m. maka ; T
=
P 4500 2 N
15,4
=
P 4500 2 4800
P
=
2 4800 15,4 4500
= 103,159 ≈ 103,16 Kwatt
………( ref 4, R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 865 )
Daya out put mesin, jika ( 1 HP = 0,7457 KW ) ; P
103,16
= 0,7457 . = 138,34 HP ≈ 139 HP.……( ref 7, Sularso, Dasar Perencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, Hal 30 )
catatan : Hp x 745,7
= Watts
Hp x 0,7457 = Kwatts….( ref 6, Robert L. N, Machine Design, hal 1014 ) Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, Fc = 1,2 maka Daya rencana : Pd
= Fc P = 1,2 x 103,16 KW = 123,79 KW ≈ 123,8 KW…( ref 7, Sularso, Dasar Perencanaan
Radius Rata-rata dan Lebar Permukaan Gesek Diasumsikan tekanan intensitas 1,0 kg/cm2 dan koefisien gesek 0,25.
T
=
p n r 3 ……………….( ref. R. S. Khurmi, a text 2 book of Machine design, hal 866 )
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
33
Dengan ;
= koefisien gesek
p
= intensitas tekanan
n
= 2, untuk plat tunggal
maka ; 1540 =
0,25 1,0 2 r 3 2 1540 2
r3
= 0,25 1,0 2
r
=
3
1961,7834
= 12,518 cm ≈ 12,60 cm Dimana ; r
= Radius rata-rata dari permukaan gesek
w
= Lebar permukaan gesek
diambil perbandingan radius rata-rata dengan lebar permukaan ; r = 4….(ref 4, R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 866) w
w
=
r 12,60 = 4 4
= 3,15 cm Dapat kita hitung luas permukaan gesek ; A
= 2 r w …. ……………..( ref 4, R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 866 ) = 2 12,60 3,15
.
= 249,25 cm2
Diameter Luar dan Dalam Plat Kopling Dengan ; r1
= diameter luar plat kopling
r2
= diameter dalam plat kopling
Sudah ditetapkan bahwa, perbedaan diameter luar dan dalam dari plat kopling adalah sebagai berikut ; w
= r1 – r 2
3,15
= r1 – r2 ………………………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 )
dan juga jari-jari utama dari plat kopling sebagai berikut ; r
= r1 + r 2
12,60 = r1 + r2 …………………….( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 )
dari dua persamaan diatas, maka dapat di substitusikan menjadi berikut ; 3,15
= r1 – r 2
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
34
+ 12,60 = r1 + r2 15,75 = 2r1 r1
= 7,875 ≈ 7,88 cm
r2
= 4,72 cm
Dimensi Pegas Dimana ; D
= diameter utama dari pegas
d
= diameter kawat pegas
diberikan , Jumlah pegas Indek pegas, C=
= 6 D d
= 6 …………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 )
dari Tabel 13-5, typical Properties of Spring Temper Alloy Strip, ref 5, Robert L. N, Machine Design, hal 821, maka dapat disimpulkan ; Material sementara untuk perenacanaan adalah Monel K500 dengan fs = 1200 N/mm2 dan Elongation 40%. Karena pegas Kopling yang butuh jarak main panjang, sehingga kita gunakan bahan ini. Kita tahu bahwa tekanan aksial dari permukaan gesek plat kopling adalah ; W
= 2 r w p = 2 12,60 3,15 1,0 = 249,25 kg
...…………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 866 )
dalam perencanaannya, kita harus mengantisipasi torsi maksimum dari mesin. Sehingga untuk lebih amannya, maka Pegas dirancang agar mampu menerima beban lebih sebesar 25%.
Maka total beban yang diterima pegas adalah ; = 1,25 W = 1,25 249,25 = 311,56 kg
…...………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 )
Total beban ini adalah beban yang diterima oleh semua pegas. Karena pegas yang direncanakan berjumlah 6, maka beban yang diterima oleh masing-masing pegas sebagai berikut ; Ws
=
311,56 6
= 51,927 kg ≈ 51,93 Kg……( ref 4, R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 ) INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
35
dengan menggunakan faktor Wahl’s stress, maka ; K
=
4C 1 0,615 + 4C 4 C
=
4 6 1 0,615 + 46 4 6
= 1,2525
…………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 867 )
Jika dihubungkan dengan persamaan ; fs
=
K 8 Ws C d2
…………( ref 4. R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 868 )
sehingga ; d2
d
=
K 8 Ws C fs
=
1,2525 8 51,93 6 1200
=
0,82856
= 0,91025 cm ≈ 9,2 mm jadi diameter kawat pegas adalah 10,0 mm. Dari table 13-1, Common Spring Wire Material, ref 6, Robert L. N, Machine Design, hal 817.maka dapat disimpulkan ; Di gunakan Pegas A232, material Chrome Vanadium dengan SAE 6150. pegas tipe ini umumnya digunakan untuk pegas baja, pegas katup, Shock, dan beban impact yang mampu bekerja mencapai temperatur 220o C. Dengan demikian, diameter luar pegas adalah ; D d
C
=
D
= Cd = 6 10 = 60 mm
dan deflection dari pegas adalah ;
8 Ws C 2 n a = d G
…………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 868 )
Dimana : na = jumlah lingkar pegas yang aktif. Disini jumlah pegas total adalah 6,sedangkan yang aktif adalah 4. n’ = na + 2 = 6 INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
36
G = modulus kekakuan bahan pegas, 0,84 x 10 6 ( asumsi ) Dengan memasukkan nilai-nilai diatas, maka diperoleh ; 8 51,93 6 2 4 = 10 0,84 10 6
= 0,007 cm ≈ 0,07 mm tinggi pegas adalah ; = n'd = 6 9,2 = 55,2 mm
…………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 868 )
Diambil celah 1 mm untuk jarak antar lingkar pegas dan celah bebas dari pegas, maka ; Total tinggi
= tinggi pegas + deflection + celah bebas = 55,2 + 0,07 + 1,0 = 56,30 mm
………( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 868 )
maka Pitch lingkar pegas adalah ; =
total tinggi n'1
=
56,27 6 1
= 11,254 mm ≈ 11,5 mm ……( ref . R. S. Khurmi, a text book of Machine design, hal 868 )
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN TEKNIK MESIN
37