Endokrin Dan Metabolisme

  • Uploaded by: Fathul Yasin
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Endokrin Dan Metabolisme as PDF for free.

More details

  • Words: 1,009
  • Pages: 35
Loading documents preview...
Endokrin dan Metabolisme

DM • DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya.

Secara garis besar patogenesis DM tipe-2 disebabkan oleh delapan hal berikut : 1. Kegagalan sel beta pancreas: Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah\ sangat berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah sulfonilurea, meglitinid, GLP-1 agonis dan DPP-4 inhibitor.

2. Liver Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu gluconeogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan basal oleh liver (HGp= hepotic grucose production) meningkat. obat yang bekprja melalui jalur ini adalah metformin, yang menekan proses gluconeogenesis.

3. Otot : Pada penderita DM tipe-2 didapatkan gangguan kinerja insulin yang multiple di intramioselular, akibat gngguan fosforilasi tirosin sehingga timbul gangguan transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini adalah metformin, dan tiazolidindion.

4. Sel Lemak: Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin, menyebabkan peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas (FFA=Free Fatty Acid) dalam plasma. penigkatan FFA akan merangsang proses glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai lipotoxocity. obat yang bekerja dijalur ini adalah tiazolidindion.

• 5. Usus: Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar dibanding kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh 2 hormon GLp_1 (glucagon-like polypeptide-1) dan Glp (glucose-dependent insulinotrophic polypeptide atau disebut juga gastric inhibitory polypeptide).

5. Usus: Pada penderita DM tipe-2 didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap Glp. Disamping hal tersebut incretin segera dipecah oleh keberadaan ensim Dpp-4, sehingga hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang bekeila dalam menghambat kinerja Dpp-4 adalah kelompok Dpp-4 inhibitor.

5. Usus: Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui kinerja ensim alfa-glukokinase yang memecah polisakarida menjadi monosakarida yang kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfaglukokinase adalah akarbosa.

6. Sel Alpha Pankreas: Sel alpha pancreas merupakan organ ke-6 yang berperan dalam hiperglikemia dan sudah diketahui sejak 1970. Sel-cr berfungsi dalam sintesis glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya didalam plasma penderita meningkat. Peningkatan ini menyebabkan HGP dalam keadaan basal meningkat secara signifikan dibanding individu yang normal. Obat yang menghambat sekresi glukagon atau menghambat reseptor glukagon meliputi GLP-1 agonis, DPP-4 inhibitor dan amylin

7. Ginjal: Ginjal memfiltrasi sekitar 163 g glukosa sehari. Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium Glucose coTransporter) pada bagian convuloted tubulus proksimal. Sedang 10% sisanya akan di absorbsi melalui peran SGLT-L pada tubulus desenden dan asenden, sehingga akhirnya tidak ada glukosa dalam urine. Pada penderita DM terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja SGLT-2 ini akan menghambat penyerapan kembali glukosa di tubulus ginjal sehingga glukosa akan dikeluarkan lewat urine. Obat yang bekerja di jalur ini adalah SGLT-2 inhibitor. Dapaglifozin adalah salah satu

8. Otak: lnsulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang obes baik yang DM maupun non-DM, didapatkan hiperinsulinemia yang merupakan mekanismd kompehsasi dari resistensi insulin. Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat mengacu akibat adanya resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja dijalur lni adalah GLP1 agonis, amylin dan bromokriptin.

Gejala Klinis Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti: • Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Kriteria Diagnosis DM

Penatalaksanaan 4 terapi utama dalam penatalaksanaan DM 1. Edukasi 2. Management diet 3. Aktivitas fisik 4. Obat-obatan

• Perencanaan Makan : • Karbohidrat45 – 65 %, Protein15 – 20 %, Lemak20 – 25 %. • Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. • Lemak dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. • Jumlah kandungan serat + 25 g/hr, diutamakan serat larut.

• Latihan Jasmani: Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit).

• Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) : Sulfonilurea (glibenklamid 2,5-5 mg PO qHari max 20 mg) Glinid

• Penambah sensitivitas terhadap insulin : Metformin (500 mg PO q8-12jam max 2500 mg) Tiazolidindion

• Penghambat absorpsi glukosa : Penghambat glukosidase alfa

lnsulin

diperlukan pada keadaan ; 1. HbAlc > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolic 2. Penurunan berat badan yang cepat. 3. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis 4. Krisis Hiperglikemia. 5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal 6. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke) 7. Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan 8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat 9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap oHo 10.Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

Target penatalaksanaan DM

Dislipidemia Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (Ktotal), kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL (K-HDL).

Target penurunan LDL pada pasien dengan resiko tinggi <100mg/dl Pada pasien diabetes melitus tipe 2, sindroma metabolik, sindroma koroner akut, penyakit gagal ginjal kronik diturunkan LDL dengan target penurunan <70mg/dl

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

• HCO3- = 22 -26 mmol/l • pCO2= 35 -45 mmHg

Asidosis Metabolik • Peny. Ginjal : RTA ---renal tubular acidosis renal insuffiency ( kehilangan bikarbonas) hipoaldosteronisme/ diuritik spironolakton • Kehilangan alkali : diare, uterosigmoidostomi • Ketosis : KAD, alkoholik, kelaparan • Asidosis laktat : hipoperfusi

Asidosis Respiratorik • Penyakit paru obstruktif • Depresi pusat nafas ( obat2an, anestesi ) • Pickwickian / sleep apnea syndrome • Kyphoscoliosis • End state restrictive polmonary disease

Alkalosis Metabolik • • • • • •

Muntah-muntah / gastric suction Contraction alkalosis Hiperreninisme Hipokalemia Sirosis dengan asites Massive blood transfusion

Alkalosis Respiratorik • • • • • • • •

Ketegangan / nyeri Aspirin Panas badan Sepsis Hipoksemia Kehamilan Ventilator Diffuse interstitial fibrosis

Related Documents

Endokrin Dan Metabolisme
January 2021 1
Sistem Endokrin
February 2021 1
Histologi Sistem Endokrin
February 2021 1
Gadar Sistem Endokrin
January 2021 1

More Documents from "Aneira Nalani Jansen"

Endokrin Dan Metabolisme
January 2021 1
Ikm Baru
January 2021 2
Ilmu Neurologi
January 2021 3