Ergonomi Industri Manufaktur

  • Uploaded by: Afdhal Helmansyah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ergonomi Industri Manufaktur as PDF for free.

More details

  • Words: 2,154
  • Pages: 12
Loading documents preview...
Mata Kuliah Ergonomi Industri

DosenPembimbing Anwardi, ST, MT

ERGONOMI INDUSTRI PADA MANUFAKTUR

Studi Kasus: “Perancangan Stasiun Kerja Ergonomis untuk Operator Pemotongan Bahan Baku di Pabrik Genteng Jatiwangi, Kabupaten Majalengka”

Kelompok 3: 1. Afdhal Helmansyah Bakar 2. Ari Gunawan 3. Ikhsan 4. Randa Surya Dinata

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah

menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia (Wignjosoebroto, dkk, 2010) Para operator dalam melakukan pekerjaannya, posisi kerja mereka tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal. Alat yang terlalu kecil, dll. Sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri pada punggung akibat dari duduk yang tidak ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya.

Berdasarkan permasalahan di atas, pada makalah ini akan di bahas suatu studi kasus mengenai penerapan ergonomi industri serta perananya di bidang manufaktur. 1.2

Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui

penerapan ergonomi industri di bidang manufaktur berdasarkan studi kasus yang di bahas. 1.3

Manfaat Adapun manfaat yang di dapat pada penulisan makalah ini yaitu dapat

mengetahui penerapan ergonomi industri di bidang manufaktur berdasarkan studi kasus yang di bahas.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Ergonomi Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo

yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras (mesin, peralatan kerja dll) atau perangkat lunak (metode kerja, sistem dan prosedur, dll). Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang multi disiplin, karena disini akan mempelajari pengetahuanpengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psychology) dan kemasyarakatan (sosiologi) (Wignjosoebroto, dkk, 2010). Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia (Wignjosoebroto, dkk, 2010). Ergonomi ialah suatu ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan lingkungan dan alat kerja yang dipakai sehingga dapat berperan untuk menyelesaikan masalah ketidakserasian manusia dengan peralatan yang dipakai (Muslim, dkk, 2011).

Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, (Wignjosoebroto, dkk, 2010): 1. Penyelidikan tentang tampilan (display) Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan sebagainya. 2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. 3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. 4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dll. Yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka terlihat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu (Wignjosoebroto, dkk, 2010): 1. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia. 2. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran atau dimensi tubuh manusia. 3. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia. 2.2

Antropometri Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran dan berat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia (Wignjosoebroto, dkk, 2010).

Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Wignjosoebroto, dkk, 2010): 1. Perancangan areal kerja 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi atau meja komputer. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.

Dalam

kaitan

ini

maka

perancangan

produk

harus

mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. 2.3

Biomekanika Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-

faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. 2.4

Studi Kasus Studi kasus pada makalah ini di ambil dari sebuah penelitian yang berjudul

“Perancangan Stasiun Kerja Ergonomis untuk Operator Pemotongan Bahan Baku di Pabrik Genteng Jatiwangi, Kabupaten Majalengka” Kelalaian dalam melakukan suatu pekerjaan khususnya dalam kegiatan proses produksi, sering mengakibatkan kecelakaan. Faktor utama dalam kecelakaan kerja adalah kelelahan atau keletihan dalam bekerja, yang diakibatkan dari keluhankeluhan yang terjadi pada saat atau sesudah bekerja sehingga menimbulkan suatu kondisi yang tidak dikehendaki. Kondisi yang tidak dikehendaki misalnya tangan

yang melebihi tinggi siku, terlalu rendahnya kursi, posisi membungkuk, jarak jangkauan yang terlalu jauh atau terlalu dekat, kondisi seperti ini akan berpengaruh pada pekerja yang akan menimbulkan rasa nyeri pada punggung dan lengan. penelitian ini, lebih menitikberatkan pada cara pencegahan atau pengurangan resiko kecelakaan kerja dan keluhan muskoskeletal pada sistem kerja. Melihat kondisi kerja dari hasil pengamatan selama penelitian dilaksanakan, maka perlu dilakukan perancangan ulang kondisi lingkungan kerja dan peralatan departemen kerja, dengan analisa yang berdasar pada anthropometri tubuh operator dan biomekanika. Penelitian ini bertujuan untuk merancang stasiun kerja pada departemen departemen mesin penggiling bagian pemotongan bahan baku genteng berdasarkan pada prinsip-prinsip ergonomi yang sesuai dengan prinsip antropometri dan biomekanika. Peralatan kerja saat ini, dirancang dan digunakan hanya berdasarkan fungsi alat, tidak berdasarkan pada kebutuhan operator terhadap alat yang digunakan. Misal pisau pemotong bahan baku dirancang dan digunakan hanya untuk melakukan proses pemotongan bahan baku dan tidak mempertimbangkan standar ergonomi tubuh. Peralatan lainnya adalah tinggi slider atau meja bahan baku tidak berdasarkan standar antrhopometri tubuh operator. Demikian juga pada proses pemotongan dan pengangkutan bahan baku masih dilakukan oleh satu orang operator pemotongan. Selain itu, posisi kerja operator pada saat melakukan pemotongan dan pemindahan bahan baku terhadap slider atau meja hanya berdasarkan fungsi slider atau meja itu sendiri dan tidak berdasarkan kebutuhan operator terhadap posisi kerja. Akibat dari proses dan pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang berdampak pada kesehatan dan keselamatan kerja dan dapat mengakibatkan kelainan pada tubuh bagian-bagian tertentu. Dalam penelitian ini, studi biomekanika menggunakan athropometri statik, dimana posisi kerja terbagi menjadi empat posisi kerja, yaitu posisi 1 (proses pemotongan), posisi 2 (pengangkatan bahan baku), posisi 3 (mengangkat bahan baku), posisi 4 (memasukan bahan baku ke gerobak). Alat pemotong bahan baku yang digunakan berupa pisau kawat yang hanya menghasilkan satu irisan bahan

baku. Pemotongan dilakukan sekaligus dalam satu gerakan pemotongan. Setelah dua kali pemotongan bahan baku, operator pemotongan mengangkat serta memindahkan bahan baku ke gerobak pengangkutan yang di angkut oleh dua operator untuk melanjutkan proses produksi selanjutnya ke mesin pencetakan. Operator bekerja pada posisi kerja tersebut secara berulang-ulang dan terusmenerus. Posisi tubuh operator yang bekerja pada saat melakukan pemotongan lebih cenderung membungkuk, pada posisi tersebut akan berpengaruh pada masingmasing link tubuh yang akan membutuhkan gaya dan momen lebih besar dalam melakukan pemotongan, karena dengan semakin kecilnya nilai sudut derajat membungkuk maka semakin besar pula gaya dan momen yang dibutuhkan. Pada posisi ini, pemotongan bahan baku dilakukan dalam sekali pemotongan untuk sebuah bahan baku. Dilanjutkan dengan pemotongan kedua, setelah itu operator bersiap untuk melakukan pemindahan bahan baku yang telah di potong. Dalam satu kali proses pemindahan bahan baku yang diangkat berjumlah dua buah, sehingga dalam satu pemindahan terjadi dua kali pemotongan. Alat pemotong dan meja pemotong di desain tanpa mempertimbangkan kebutuhan operator dan hanya menyeseuaikan dengan posisi mesin pengolah bahan baku. Prinsip kerja yang dilakukan tidak efektif, sehingga operator pemotongan cepat lelah. Konsisi kelelahan pada operator berdampak pada timbulnya kecelakaan kerja dan cedera pada bagian-bagian tubuh operator yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja operator.

Gambar 2.1 Posisi Kerja Pemotongan Bahan Baku

Dalam penelitian ini, dihasilkan suatu analisis prosedur kerja yaitu mendesain ulang alat pemotong bahan baku menggunakan dua buah mata pisau. Dampak dari proses pemotongan dan pengangkatan bahan baku saat ini dilakukan oleh operator pemotongan, maka disarankan operator gerobak angkut yang berjumlah dua orang, salah satunya di tugaskan untuk memindahkan bahan baku yang telah dipotong kedalam gerobak angkut. Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian desain meja pemotongan harus lebih panjang dan lebar, agar memberi ruang gerak kerja antara bagian pemotongan dan pemindahan bahan baku setelah dipotong. Meja slider bahan baku di rancang ulang dengan menggunakan tiga buah roller sehingga aliran bahan baku menjadi lebih lancar tanpa bantuan operator pemotongan bahan baku.

Gambar 2.2 Posisi Kerja Setelah Perbaikan Link punggung setelah perbaikan Setelah melakukan perancangan ulang alat pemotong bahan baku degnan dua mata pisau pemotong dapat menghasilkan sebanyak dua buah potongan bahan baku dalam satu kali pemotongan. Dalam kondisi ini, operator tidak melakukan pemotongan berulang-ulang dan hanya dalam sekali potong sehingga mengurangi beban kerja operator dalam proses pemotongan. Perancangan alat dan meja pemotong di desain berdasarkan rata-rata postur tubuh operator yang bekerja pada departemen mesin penggiling, serta tata cara kerja

yang dilakukan. Untuk perancangan pisau pemotong dibuat berdasarkan panjang dan lebar bahan baku yang dibutuhkan oleh departemen pencetakan, dengan menghasilkan dua potongan sekaligus dalam satu kali potongan. Yaitu dengan memberi dua mata pisau pada alat pemotong dan pegangan yang disesuaikan dengan rata-rata telapak tangan operator yang bekerja pada bagian tersebut. Sedangankan untuk re-desain meja pemotong adalah dengan mengubah lebar dan panjang meja pemotong. Perancangan ulang meja pemotongan dilakukan untuk menyesuaikan postur tubuh operator pemotongan. Setelah melakukan perancangan alat bantu kerja maka dapat disimpulkan bahwa dengan merancang ulang alat pemotong dan meja pemotong dapat merubah posisi kerja operator pemotongan yang pada kondisi awal terlalu membungkuk menjadi relatif berdiri. Sehingga mampu memperkecil gaya dan momen yang dibutuhkan saat bekerja. Dengan merubah kondisi awal pada posisi pemotongan bahan baku, maka berubah pula prinsip kerja operator pemotongan, yang pada awal sebelum perbaikan dalam hal melakukan pemotongan dan pengangkatan bahan baku dilakukan oleh satu operator, setelah melakukan perbaikan operator pemotongan hanya melakukan pemotongan saja. Sedangakan untuk melakukan pengangkatan bahan baku setelah pemotongan dilakukan oleh operator bagian pengangkutan.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Melalui perbaikan tata cara kerja operator pemotongan bahan baku akan

dihasilkan sebuah prosedur kerja standar. Konsumsi energi yang dikeluarkan oleh operator akan berpengaruh terhadap kinerja operator, seakin besar energi yang dikeluarkan saat bekerja, maka akan menimbulkan kelelahan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan cedera bagi operator. Dengan melakukan perbaikan pada alat bantu kerja yaitu pisau pemotong bahan baku dan meja slider bahan baku yang disesuaikan berdasarkan standar ergonomi karyawan, maka posisi bekerja operator mengalami perubahan posisi yang mendekati sudut 85° sehingga operator bekerja secara relative mendekati posisi berdiri normal. Pada posisi tersebut, operator bekerja dalam keadaan dibawah kapasitas pengeluaran energy individu, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Wignjosoebroto, Sritomo, Gunani, Sri dan Pawennari, A. 2010. Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Kerja Dibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia (Studi Kasus Di Pabrik Vulkanisir Ban). Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya dan Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar. Makasar. Muslim, Erlinda, Nurtjahyo, Boy dan Ardi, Romadhani. 2011. Analisis Ergonomi Industri Garmen dengan Posture Evaluation Index pada Virtual Environment. Makara, Teknologi, Vol. 15, No. 1. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Jakarta. Susandy, Doni, Rijaludin, Arif dan Chaliq, Abdul. 2014. Perancangan Stasiun Kerja Ergonomis untuk Operator Pemotongan Bahan Baku di Pabrik Genteng Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Jurnal Metris, 15. Fakultas Teknik, Universitas Majalengka. Bandung.

Related Documents


More Documents from "Tri Wahyu"