Gawat Janin

  • Uploaded by: Nur Hotimah Dahri
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gawat Janin as PDF for free.

More details

  • Words: 3,141
  • Pages: 12
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN GAWAT JANIN PADA PASIEN NY. R DI RUANG KEBIDANAN RSUD KAYU AGUNG

DISUSUN OLEH : NAMA

: Aprillah Syally

NIM

: PO.71.20.1.11.007

TINGKAT

: III A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN 2012/2013

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gawat Janin Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia. (Abdul Bari Saifuddin dkk.2002 ) Gawat janin adalah suatu keadaan dimana gawat janin tidak menerima O2cukup,sehingga mengalami hipoksia. (Hanifa,1999) Gawat janin adalah suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius dapat mengancam kesehatan janin. Gawat janin adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian. Gawat janin terjadi jika janin tidak menerima oksigen yang cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. (Maternal Neonatal, 2002 : 334) Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius dapat mengancam kesehatan janin. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, 1994 : 211) Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin (DJJ). Dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium didalam cairan amniom. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Akan tetapi, hal tersebut sering kali tidak benarkan . Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan bukan hanyaoleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipotemia, sekunder dari infeksi intra uterin. 2.2 Etiologi Penyebab dari gawat janin yaitu: a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu singkat) : 1) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin. 2) Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang. 3) Solusio plasenta. 4) Plasenta previa dengan pendarahan. b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama) : 1) Penyakit hipertensi 2) Diabetes melitus 3) Postmaturitas atau imaturitas c. Kompresi (penekanan) tali pusat 1. Oligihidramnion 2.Prolaps tali pusat 3. Puntiran tali pusat d. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen 1. Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal 2.Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi 3. skor APGAR 0-3 selam > 5 menit 4. Sekuele neorologis neonatal 5. Disfungsi multi organ neonatal 6. PH arteri tali pusat 7,0

2.3 Patofisiologi Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin: 1. Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress. 2. Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan perifer dapat terselenggara dengan relatif baik. Sebagai hasil metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, sementara CO 2 danair diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervilli yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan PH atau timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik menambah asidosis metabolik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali pusat. 3. Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redidtribusi darah bila terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardi mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia. 2.4 Tanda dan Gejala Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin: 1. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala 2. Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan kardiotokografi 3. Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin 2.5 Pengaruh Pada Kehamilan dan Persalinan o Pada Kehamilan Gawat janin dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan karena pada gawat janin, maka harus segera dikeluarkan. o Pada persalinan Gawat janin pada persalinan dapat menyebabkan : 1) Persalinan menjadi cepat karena pada gawat janin harus segera dikeluarkan 2) Persalinan dengan tindakan, seperti ekstraksi cunam, ekstraksi forseps, vakum ekstraksi, ataupun bahkan dapat diakhiri dengan tindakan sectio saesarea (SC)

2.6 Diagnosa Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu penanganan segera. Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu penanganan segera. 2.7 Klasifikasi Jenis gawat janin yaitu : a. Gawat janin yang terjadi secara ilmiah b. Gawat janin iatrogenic Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung janin.Kejadian yang dapat menimbulkan gawat janin iatrogenik adalah: 1. Posisi tidur ibu Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena Kava sehingga timbul Hipotensi. Oksigenisasi dapat diperbaiki dengan perubahan posisi tidur menjadi miring ke kiri atau semilateral. 2. Infus oksitosin Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka relaksasi uterus terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus mengalami kelainan. Hal ini disebut sebagai Hiperstimulasi. Pengawasan kontraksi harus ditujukan agar kontraksi dapat timbul seperti kontrkasi fisiologik. 3. Anestesi Epidural Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah vena, curah jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural dapat menimbulkan kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan variabilitas, bahkan dapat terjadi deselerasi lambat. Diperkirakan ibat-obat tersebut mempunyai pengaruh terhadap otot jantung janin dan vasokontriksi arteri uterina. c. Gawat janin sebelum persalinan · Gawat janin kronik Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila status fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu. · Gawat janin akut Suatu kejadian bencana yang tiba – tiba mempengaruhi oksigenasi janin. d. Gawat janin selama persalinan Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekkologi, 1994 : 211-213)

Komplikasi Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu : 1. Asfiksia 2. Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik. Komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda dandisertai oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya deformitas janin a.l : Hipoplasia pulmonal Potter μs fascia Deformitas ekstrimitas. 2.8 Penatalaksanaan a. Penanganan umum: 1) Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari obu ke janin lebih lancer. 2) Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin. 3) Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin. 4) Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal sebagai berikut: b. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai. c. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin: Prinsip Umum : 1) Bebaskan setiap kompresi tali pusat 2) Perbaiki aliran darah uteroplasenter 3) Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan. b. Penatalaksanaan Khusus 1) Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter. Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat. 2) Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal. 3) Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang intervilli. 4) Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan laktat. Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok hemoragik. 5) Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan persalinan.

6) Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari mekoneum dengan kateter pengisap. ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN Ny. R UMUR 34 Th G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I DENGAN GAWAT JANIN No. Register : CM.3333 Tanggal Pengkajian : 30 oktober 2013 Jam : 22.00 WIB Tempat : BANGSAL KEBIDANAN I. PENGUMPULAN DATA DASAR A. Pengkajian 1. Identitas Nama : Ny. R Umur : 34 Thn Agama : Islam Suku/Bangsa : Sumatra/Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Pedamaran Ogan Ilir

Nama Suami : Tn. D Umur : 40 Thn Agama : Islam Suku/Bangsa : Sumatra/Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Pedamaran Ogan Ilir

2. ANAMNESA Pada tanggal : 30 Oktober 2013 Jam : 22.00 WIB 1. Alasan datang : Ibu merasakan BAK terus-menerus sejak jam 17.00 WIB 2. Keluhan utama : Ibu merasakan gerakan janinnya melemah. 3. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan ibu DM : tidak ada Hipertensi : tidak ada Epilepsi : tidak ada Jantung : tidak ada TBC paru : tidak ada b. Riwayat kesehatan keluarga DM : tidak ada Hipertensi : tidak ada Epilepsi : tidak ada Jantung : tidak ada TBC paru : tidak ada 4. Tanda-tanda bersalin a. Kontraksi : Teratur, sejak tanggal: 29 oktober 2013 jam: 21.00 WIB. Frekuensi : 4x tiap 10 menit Durasi : 50 detik Kekuatan : kuat b. Pengeluaran pervaginam Lendir darah : Ada sejak jam: 06.00 WIB Air ketuban : ada

Warna : hijau kental bercampur mekonium Jumlah : Sedikit Darah : Tidak ada c. Masalah-masalah khusus Riwayat bedah sesar : tidak ada Usia kehamilan kurang bulan : tidak ada Pandangan kabur : tidak ada DM : ada Sakit kepala yang terus-menerus : tidak ada Nyeri perut : tidak ada Tidak ada gerakan janin : tidak ada Panas menggigil : tidak ada Sesak nafas : tidak ada Lain-lain : tidak ada d. Riwayat obstetri 1) Riwayat haid menarche : 13 tahun siklus : 28 hari lamanya : 7 hari nyeri haid : tidak ada banyak darah : ganti pembalut 3 kali sehari 2) Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 15 Februari 2013 Gerakan janin : melemah ANC : Teratur, frekuensi 6 kali di BPS Keluhan lain : Tidak ada 3) Riwayat Imunisasi TT1 sebelum menikah TT2 saat usia kehamilan 4 bulan 4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu No Tgl lhr Usia kehamilan Jenis persalinan Komplikasi Penolong Bayi Nifas Umur Jenis Kelamin Ibu Bayi jenis Keadaan Keadaan Laktasi 1. 2.

25 April 2004 39 mg 1 hr Normal Bayi nafas spontan, gerakan aktif baik 6 th Hamil ini

5) Data Kebiasaan sehari-hari a. Pola Nutrisi Makan : 3x sehari Pagi : nasi,lauk, secangkir teh manis Siang : sepiring nasi,ikan,semakuk sayur dan buah Malam : sepiring nasi,tempe dan semangkuk sayur

Tempat PB/BB

persalinan

BPS - - Bidan 50cm/3200gr Asi eksklusif Laki2

Minum : 8-10 gelas perhari b. Pola istirahat dan Aktivitas Tidur / Istirahat malam : ± 6-7 jam / hari Tidur / istirahat siang : ± 1-2 jam / hari Aktivitas : pekerjaan rumah tangga c. Pola Eliminasi BAB - Frekuensi : 1-2 x sehari - Konsistensi : lembek - Warna : kuning kecoklatan - Penyulit : tidak ada BAK o Frekuensi : 5-7x perhari o Konsistensi : cair o Penyulit : tidak ada o Warna : kuning jernih d. Personal Hygiene Mandi : 2x sehari Gosok gigi : 2x sehari Ganti pakaian dalam : 2x dan apabila lembab e. Riwayat Perkawinan Kawin : 1 kali dengan suami sekarang Lamanya : 8 tahun Umur waktu kawin : 20 tahun f. Riwayat KB - Pernah mendengar tentang KB : pernah - Pernah menjadi akseptor KB : Pernah - Jenis kontrasepsi yang digunakan : KB suntik - Lama menjadi akseptor KB : 2 tahun - Alasan berhenti menjadi akseptor KB :Ingin Hamil g. Data Psikososial - Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik - Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : menerima - Pengambil keputusan keluarga : suami - Adat / kebiasaan yg dilakukan mempengaruhi kehamilan : tidak ada - Kebiasaan merokok dan minum-minuman keras : tidak ada - Kebiasaan mengkonsumsi jamu - Rencana tempat Persalinan : bidan h. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 8 kali 3. Data Objektif a. Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis b. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 96x / menit Pernafasan : 20x / menit Suhu : 36,5C c. Berat badan : 55 kg Tinggi badan :147 cm d. Kepala Muka : bersih,ada kloasma gravidarum konjungtiva : merah muda edema : tidak ada sklera : putih hidung : simetris, bersih e. Mulut dan gigi Bibir : tidah sianosis Gigi : tidak ada karies f. Leher Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran Vena jugularis : tidak ada pembesaran Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran g. Dada Payudara simetris : ya Pembesaran payudara : ada Putting susu : menonjol Areola mammae : hiperpigmentasi Benjolan : tidak ada ASI/Kolostrum : belum keluar Rasa nyeri tekan : tidak ada h. Abdomen Inspeksi : ada striae gravidarum, perut cembung, tidak ada bekas luka operasi. Palpasi : 1) leopold I :TFU = 32 cm, di fundus uteri, teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting. 2) Leopold II : kanan : teraba tahanan memanjang seperti papan kiri : teraba bagian –bagian kecil janin 3) leopold III : teraba bulat, keras, melenting, bagian bawah janin tidak bisa digoyangkan 4) leopold IV : divergen TBJ : ( TFU-11 ) x 155 = (32-11)x155=3255 gram Kontraksi uterus : lama 50 detik dalam 4X/10 menit Auskultasi : DJJ 100 kali permenit Menentukan bagian terbawah janin : 3/5

i. Punggung : posisi tulang belakang lordosis j. Ekstremitas atas dan bawah Reflek patella normal, alat gerak aktif k. Pemeriksaan Dalam Dilakukan atas indikasi mengetahui pembukaan servik dilakukan oleh Bidan pukul 10.00 WIB. Hasilnya Vulva tidak ada bengkak dan tidak varises, vagina tidak ada tumor atau pembengkakan, portio lunak dan effacement 70%, pembukaan servik 8 cm, ketuban sudah pecah berwarna hijau kental bercampur mekonium dan jumlah sedikit, penurunan kepala hodge 3, presentasi belakang kepala, teraba adanya kompresi tali pusat. l. Pemeriksaan Penunjang Tidak ada INTERVENSI 1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu mengenai kondisi ibu dan janinnya R/ ibu mengerti tentang keadaan ibu dan janinnya sehingga lebih kooperatif 2. Observasi TTV (Nadi dilakukan setiap 30 menit) R/ memantau perkembangan kondisi ibu dan janin 3. Observasi CHPB (DJJ dilakukan setiap 15 menit) R/ memantau keadaan janin dan kemajuan persalinan 4. Atur posisi ibu yaitu miring kiri R/ memperlancar sirkulasi peredaran darah ibu dan janin 5. Lakukan rehidrasi pada ibu dengan memasang infus RL R/ memenuhi asupan nutrisi, khususnya cairan tubuh ibu agar tidak terjadi dehidrasi dan pertahanan keadaan umum ibu 6. Berikan oksigen pada ibu yaitu 3L/menit R/ pemenuhan oksigen pada ibu dan janin 7. Anjurkan ibu untuk mengatur pernafasannya dalam menghirup oksigen R/ menciptakan keadaan relax pada ibu 8. Jelaskan pada ibu tanda-tanda gawat janin R/ deteksi dini ibu mengenai terjadinya gawat janin 9. Siapkan peralatan R/ pertolongan persalinan sesuai standart 10. Kolaborasi dengan dokter obgyn R/ penanganan lebih lanjut terjadinya gawat janin. VI. IMPLEMENTASI Dilakukan sesuai dengan intervensi. VII. EVALUASI Tanggal : 30 OKTOBER 2013 Jam 22.00 WIB S : Ibu mengatakan BAK nya semakin sering dan ingin BAB. O : TD : 120/80mmHg Nadi : 80x /menit RR : 20 x / menit Suhu : 36,5°C

LI : TFU sesuai usia kehamilan, teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting pada bagian fundus (bokong) LII : teraba bagian keras memanjang di kiri / kanan (puka / puki) dan teraba bagian kecil di sebelah yang lain LIII : teraba keras, bundar, dan melenting di bagian perut bawah (preskep) LIV : kepala masuk PAP 1/5 HIS : 4x/50 dtk/10 menit DJJ : 180x/menit vulva dan anus membuka, perineum menonjol VT : u/v tidak oedem, tidak varices, portio tidak teraba, eff 100 %, Ø 10 cm, ketuban (+), preskep, UUK jam 12, hodge III+, molase 0, tidak ada bagian kecil yang menumbung A : Ibu G2 P1 A0 hamil aterm I/ T/ H inpartu kala II dengan gawat janin P : - Pimpin ibu meneran - Observasi DJJ dan nadi CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal : 30 OKTOBER 2013 Jam : 10.00 WIB S : ibu mengatakan lega karena anak sudah lahir O : bayi lahir hidup spontan, laki-laki, tanggal….jam….AS : 8-9 Cek fundus : tidak ada janin kedua Suntik oxytocin 10 unit secara Im Potong tali pusat A : Ibu G…P…hamil….mgg I/T/H inpartu kala II P : Lakukan manajemen aktif kala III CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal : 30 OKTOBER 2013 Jam : 17.00 WIB S : ibu mengatakan lega karena plasenta telah lahir O : plasenta lahir spontan, tanggal….jam…. Melakukan manajemen aktif kala III A : Ibu P10002 inpartu kala IV P :Observasi TTV, UC, TFU, Perdarahan, Kandung kemih Catatan Perkembangan Tanggal : 30 OKTOBER 2013 Jam : 22.00 WIB S : ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan mengeluarkan darah O : TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit S : 36,7 Rr : 18x/menit UC : baik TFU : 2 jari bawah pusat Kandung kemih : kosong Perdarahan : 30cc A : Ibu P10002 inpartu kala IV P : Observasi TTV, kontraksi, perdarahan. Kandung kemih dan TFU selama 2 - 6jam PP Pemeriksaan BBL dan pemberian Vit. K, salep mata dan HB0 Ajari ibu masase uterus dan menilai kontraksi

Bersihkan peralatan dan tempat DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono, Prof. Dr. SPOG.1997. Ilmu Kebidanan Edisi III. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Mochtar, Rustam, Prof. Dr. M. Ph,1998. Synopsis Obstetri, Jilid I, Edisi 2,EGC: Jakarta Abdul Bari Saifuddin dkk.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta Supridi, Teddy. 1994. Kedokteran Observasi Dan Gynekologi. EGD: Jakarta Matrin, Tucker Susan. 1997. Pemantauan Janin. EGC: Jakarta

Related Documents

Gawat Janin
January 2021 1
Lp Gawat Janin
January 2021 1
Lp Gawat Janin
January 2021 1
Lp Gawat Janin
January 2021 1

More Documents from "Muhammad Helri Arif"