Loading documents preview...
PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINTS (HACCP) PADA PRODUKSI SAYUR LODEH DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan (Depkes, 2005). Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004). Salah satu bentuk dalam penyelenggaraan makanan adalah pengawasan mutu
makanan.
Pengawasan
mutu
makanan
yang
dilakuakan
adalah
menggunakan metode (Hazard Analysis Critical Control Poin) HACCP. Konsep HACCP merupakan suatu metode manajemen keamaanan makanan yang sistematik dan didasarkan pada prinsip–prinsip yang sudah dikenal yang di tunjukkan untuk mengidentifikasi hazard (bahaya) yang dapat terjadi pada setiap tahapan dalam rantai persediaan bahan makanan, dan tindakan pengendalian yang ditetapkan untuk mencegah munculnya hazard tersebut. Metode ini sangat logis untuk mengkaji semua tahapan di dalam produksi makanan mulai dari tahapan penanaman sampai konsumen termasuk semua proses diantaranya dan aktifitas pendistribusian (Mortimore Dan Ewllance, 2005). Penerapan metode HACCP untuk pengolahan bahan makanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah dipakai, namun belum diterapkan dengan benar. Sehingga petugas perlu memperhatikan dan memahami setiap proses dalam pencegahan hazard pada bahan makanan yang akan diberikan
1
kepada konsumen atau yang dibutuhkan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan.
Tabel 1. Pengelompokkan Produk Berdasarkan Bahaya Kelompok Bahaya A
Karakteristik Bahaya Makanan non-steril untuk konsumen resiko tinggi (pasien dan golongan resiko tinggi)
B
Makanan yang mengandung bahan/ ingridient yang SENSITIF terhadap bahaya biologis, kimia, atau fisik Di dalam proses pengolahan makanan TIDAK terdapat tahap yang dapat membunuh mikroorganisme berbahaya atau mencegah/menghilangkan bahaya kimia/ fisik
C
D E F
Makanan kemungkinan mengalami PENCEMARAN KEMBALI setelah pengolahan SEBELUM pengemasan /penyajian Kemungkinan dapat terjadi KONTAMINASI KEMBALI atau penanganan yang salah SELAMA distribusi, penanganan oleh konsumen , sehingga makanan menjadi berbahaya bila di konsumsi. Tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan/ penyajian atau waktu yang dipersiapkan di tingkat konsumen yang dapat memusnahkan/menghilangkan BAHAYA BIOLOGIS Atau tidak ada cara bagi konsumen untuk mendeteksi, menghilangkan, atau menghancurkan BAHAYA KIMIA atau FISIK
2
A. Penerapan Hazard Analysis Critical Points (HACCP)Pada Produksi Sayur Lodeh Tabel 2. Deskripsi Produk Sayur Lodeh Nama Produk Waktu pemasakan Komposisi
Sayur lodeh ± 30 menit Bahan utama : Labu siam, kacang panjang, daun so, terong. Bahan tambahan : Bawang merah, bawang putih, kemiri, daun salam, kencur, laos, gula pasir, garam, santan kelapa.
Pengemasa primer Pengemasan sekunder Kondisi penyimpanan Cara distribusi
Mangkok kecil Plastik wrap Di wadah yang tertutup rapat Sayur lodeh didistribusikan menggunakan trolley yang tertutup I hari a. Labu siam, kacang panjang, terong dan daun so dipesan melalui rekanan dan dilakukan penerimaan bahan makanan. b. Bahan makanan yang diterima merupakan labu siam, kacang panjang dan daun so yang sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang telah di tetapkan oleh Instalasi Gizi. c. Bahan lain yang digunakan dalam pengolahan sayur lodeh adalah bawang merah, bawang putih, kemiri, merica kencur, daun salam, laos, garam krosok. Bahanbahan tersebut merupakan bahan makanan kering yang telah tersedia di gudang penyimpanan bahan makanan kering dan tidak dilakukan penerimaan pada hari itu. d. Bahan2 yang sudah dispesifikasi, dipotong2 sesuai dengan ukuran dan dicuci dengan air mengalir, dan dimasukkan didalam wadah yang telah disediakan. Bumbu bawang merah, bawang putih,kemiri,dihaluskan. Kemudian sayur lodeh yang sudah siap direbus dengan bumbubumbu yang sudah disediakan . e. Tunggu sampai sayur lodeh ± ½ jam kemudian diangkat dan disimpan disuhu ruang untuk kemudian dilakukan
Masa kadaluarsa Deskripsi proses
3
pendistribusian. Pasien Pasien rawat inap kelas III Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada hari Rabu, 1 April 2015 Sayur lodeh disiapkan di tempat mangkok kecil kemudian dibungkus dengan plastik wrap.
Persyaratan konsumen Konsumen tujuan Cara penyiapan
4
B. Identifikasi Bahaya Nama Masakan : Sayur Lodeh Tabel 3. Identifikasi Bahaya Dan Cara Pencegahannya Pada Sayur Lodeh No.
BAHAN MENTAH
1.
Labu siam
BAHAYA M/K/F Fisik
2.
Kacang Panjang
Fisik
Ulat, busuk
Teliti saat pemilihan pencucian dan pemasakan.
3. 4. 5. 6.
Daun so Terong Santan kelapa Bawang merah
Fisik Fisik Fisik Makrobiologis
Ulat, busuk Busuk, ulat Rambut Ulat bawang, S. litura dan S. exigua Thrips. jamur Alternaria porii Pestisida
Teliti saat pemilihan pencucian dan pemasakan Teliti saat pemilihan dan pemasakan Teliti saat pemasakan Pembersihan dari tanah dan akar yang masih tersisa. Disimpan di tempat yang kering dan terpisah dari bahan makanan lainnya.
Kimia
Fisik 7.
Bawang putih
JENIS BAHAYA Busuk
Teliti saat pemilihan
Mikrobilogis
Kulit, akar, dan tanah Jamur
Kimia
Pestisida
Fisik
Kulit, plastik, tanah dan akar. Sisa kulit kering, tanah Tanah dan daun kering Pemutih Semut, serangga Ulat
9.
Kemiri
Fisik
10.
Laos
Fisik
12. 13. 14.
Garam Gula pasir Daun salam
Kimia Fisik Makrobiologis
CARA PENCEGAHAN
Saat pencucian bahan makanan menggunakan air , air mengalir, maupun ozon terlarut pembersihan, pengupasan dan pemotongan bagian akar maupun klit terluar. Teliti saat pembersihan, dan hati-hati saat pemasakan Dibersihkan dari kulit luarnya, kemudian dicuci menggunakan air bersih yang mengalir Saat pencucian bahan menggunakan air mendidih, air mengalir, maupun ozon terlarut, pembersihan, pengupasan, dan pemotongan bagian akar maupun kulit terluar, pencelupan dalam air panas. Serta jauhkan dari benda yang berbau tajam. Teliti saat pembersihan dan pemasakan
5 sortasi dan pemasakan Teliti saat Dicuci di air yang mengalir Teliti saat membeli, memilih garam yang sudah bersertifikasi SNI Simpan ditempat yang tertutup tanpa udara Teliti saat pemilihan, pencucian dan pemasakan.
C. Kategori resiko Tabel 4. Kategori Resiko Makanan KATEGOR I RESIKO
KARAKTERISTIK BAHAYA
0 I II III IV V VI
0 (tidak ada bahaya) (+) (++) (+++) (+ +++) (+++++) A+ (katagori khusus)
KETERANGAN TIDAK mengandung bahaya A s.d. F Mengandung SATU bahaya B s.d. F Mengandung DUA bahaya B s.d. F Mengandung TIGA bahaya B s.d. F Mengandung EMPAT bahaya B s.d. F Mengandung LIMA bahaya B s.d. F Katagori resiko paling tinggi(semua makanan yang mengandung BAHAYA A, baik DENGAN/TANPA bahaya B-F
Tabel 5. Analisis Resiko Bahaya Masakan Telur Puyuh No.
Bahan
Produk
Kelompok bahaya A B C sayur
√
√
Kategori resiko D
√
E
√
F
√
√
VI
1.
lodeh Labu siam
√
√
VI
2.
Kacang panjang
√
√
VI
3.
Terong
√
√
VI
4. 5.
Daun so Santan kelapa Bawang putih Bawang merah Daun salam Kemiri
√ √ √ √ √ √
VI VI
6. 7. 9. 10.
√ √ √ √ √ √
11. 12. 13.
Kencur Laos Garam
√ √ √
√ √ √
VI VI VI
VI VI VI VI
6
D. Diagram Alir Proses Sayur lodeh
Bawang merah, eterangan Bwang putih, kencur
Laos
Daun salam
pensortiran
pensortiran
pensortiran
penghalusan pengupasan
Dimemarkan pengupasan
pencucian
Santan kelapa, garam dan gula pasir, kemiri
pencucian
Labu K siam,kacang panjang, terong dan daun so
pensortiran
pencucian Tunggu beberapa menit masak Pencampuran pertama labu siam, kacang panjang
pencucian
Pencampuran kedua terong, daun so
Perebusan
Keterangan : : Bahan Makanan
Pemorsian : Tahap proses Pendistribusian
Gambar 1. Diagram alir produksi
7
E. Penetapan Kendali Kritis Penetapan CCP ( Bahan Baku) CCP atau titik kendali kritis didefinisikan sebagai suatu titik, langkah atau prosedur dimana pengendalian dapatditerapkan dan bahaya keamanan pangandapat dicegah, dihilangkan atau diturunkan sampaikebatas yang dapat diterima. Pada setiap bahaya yang telah diidentifikasi dalam proses sebelumnya. Maka dapat ditentukan satu atau beberapa CCP dimana suatu bahaya dapat dikendalikan. Masing-masing titik penerapan tindakan pencegahan yang telah ditetapkan diuji dengan menggunakan CCP decision tree untuk menentukan CCP. Decision tree ini berisi urutan pertanyaan mengenai bahaya yang mungkin munul dalam suatu langkahproses dan dapat juga diaplikasikan pada bahan baku untuk mengidentifikasibahan baku yang sensitif terhadap bahaya atau untuk menghindari kontaminasi silang. P1. Apakah terdapat bahaya pada tahap proses ini
Ya
Tidak
Bukan CCP
P2. Apakah proses atau konsumen akan menghilangkan bahaya tersebut ? Ya
Tidak
CCP
P3. Apakah ada resiko kontaminasi silang terhadap fasilitas atau produk lain yang tidak dapat dikendalikan ?
Tidak
Ya
CCP
Bukan CCP
8
Decision Tree untuk penetapan CCP pada pengolahan P1. Apakah terdapat bahaya pada proses tahap ini ? Ya
Tidak
Bukan CCP
P2. Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya tersebut Ya
Tidak
Bukan CCP
P3. Apakah proses ini dirancang khusus untuk menghilangkan /mengurangi bahaya sampai aman.
Tidak
Ya CCP
P4. Apakah bahaya dapat meningkat sampai batas tidak aman Ya
Tidak bukan CCP
P5. Apakah proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya? Ya bukan CCP
Tidak CCP
9
1. CCP Bahan Tabel 1. Decision Tree untuk penetapan CCP pada bahan baku No
Bahan
P1
P2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Labu siam Kacang panjang Terong Daun so Bawang merah Bwang putih Kemiri Laos Daun salam Santan kelapa
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
P3
Keterangan (CCP/ bukan CCP) Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP Bukan CCP
2. Tahap Proses Tabel 2. Decision Tree untuk penetap an CCP pada tahapan proses Pensortiran Pengupasan Pencucian Penghalusan Pencampuran bahan dengan bumbu dalam air (pemasakan) Perebusan Penyajian Pendistribusian
Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Tidak Tidak
Ya Ya
Tidak Tidak
CCP CCP CCP CCP CCP
Ya Ya Ya
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
CCP CCP CCP
10
Tabel 5. Penetapan Batas kritis CCP Pensortiran sayur lodeh , bawang merah, bawang putih, laos dan ketumbar, dan daun salam Pengupasan bawang merah, bawang putih, dan laos. Pencucian bawang merah, bawang putih, laos
BATAS KRITIS Teliti saat pensortiran dan dilakukan pemeriksaan ulang. Alat dan wadah yang digunakan dipastikan bersih Air yang digunakan bersih, tidak berwarna dan airnya mengalir. Menggunakan peralatan yang bersih Suhu pemasakan ± 100°C Waktu pemasakan sampai bahan makanan matang ± 45 menit Higieni petugas
Perebusan sayur lodeh
Menggunakan peralatan yang bersih
11
F. Operasional Matrik Rencana HACCP Tabel 6. Matrik Rencana HACCP CCP Pencucian bahan makanan
Bahaya Fisik
Cara Pengendalian Mencuci bahan makanan menggunakan air mengalir.
Parameter CCP
Bentuk yang sempurna (tidak cacat), bebas dari kotoran yang menempel di bahan.
Kebersihan peralatan yang digunakan.
Mikrobiologis
Pengolahan sayur lodeh
Fisik
Mikrobiologi
Batas Kritis
Pemantauan
Bahan terhindar dari kotoran yang menempel, bahan dalam keadaan segar, tidak busuk.
Memeriksa dan memastikan bahan dalam keadaan sempurna tidak cacat.
Peralatan bersih, tidak tercemar, bebas bahaya fisik
Peralatan bersih, tidak tercemar, bebas bahaya fisik
Tindak Koreksi Menghilangkan cemaran fisik, Bahan makanan di cuci sebelum di gunakanan.
Peralatan bersih, tidak tercemar, bebas bahaya fisik, Semua petugas pengolah menggunakan APD
Memimalisir cemaran mikrobiologi dengan hygiene wadah dan petugas pengolahan Mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan.
Hygiene wadah dan Hygiene wadah dan petugas Hygiene wadah dan petugas Alat – alat yang digunakan dalam petugas pengemasan pengemasan pengemasan keadaan bersih.
Mencuci dengan air bersih yang mengalir
Perhatikan dan pengolahan
Produk yang akan
Cemaran fisik (kotoran pada tangan).
Tangan petugas pengolah bersih.
Bersih dari cemaran fisik.
Menghilangkan cemaran fisik, Semua tenaga pengolah mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan, Semua petugas pengolah menggunakan APD.
suhu Suhu pengolahan harus Pengukuran dengan lama lebih dari 100oC. termometer, uji fisik , dan Perbaikan suhu,dan waktu pengolahan. perhitungan waktu. 12
didistribusi sebelumnya Pendistribusian
Fisik .
Produk yang akan di distribusi sebelumnya akan Fisik (debu) di bungkus menggunakan plastik wrap atau ditempatkan dalam wadah tertutup.
Alat penyajian makanan dan alat distribusi bersih, tidak berminyak, tidak ada bekas tumpahan makanan, bebas bahaya.
13
Mengamati dan memantau Menghilangkan cemaran fisik, kegiatan persiapan sebelum makanan ditutup rapat sehingga pendistribusian dan selama Produk aman selama distribusi. kegiatan distribusi berlangsung.
G. STANDAR OPERATING PROSEDURE (SOP) Standar operating procedur (SOP) adalah cara/teknik yang ditetapkan sebagai pedoman/cara yang benar untuk kegiatan sehari-hari dalam proses penyelenggaraan makanan. Terlampir. H. Pembahasan Pada analisa HACCP di atas hasil yang diperoleh dari sayur lodeh adalah mempunyai kategori resiko ke VI, di mana sebelum dikonsumsi makanan tersebut harus diuji keamanannya, seperti dengan spesifikasi bahan makanan, hygiene sanitasi pada pengolah dan alat yang digunakan, dan pada cara penangananya kebersihannya harus terjamin. Ada 8 tahap yang harus dikendalikan dan merupakan CCP dalam pengolahan hidangan yaitu pencucian bahan makanan, proses pengolahan, penyajian dan pedistribusian sayur lodeh Pada tahap pencucian bahan makanan dikatakan CCP karena pada tahap ini dilakukan kegiatan untuk membersihkan bahan makanan dengan menggunakan air mengalir agar dapat menghilangkan atau mengurangi kontaminasi bahaya namun belum sampai pada batas aman. Pada tahap pengolahan dikatakan CCP karena merupakan proses akhir dari pengolahan sehingga perlu adanya pengendalian dan pengontrolan terutama suhu saat pemasakan, kebersihan alat yang digunakan, waktu atau lamanya pemasakan Pada tahap distribusi dikatakan CCP karena pada tahap ini dilakukan kegiatan penyaluran produk sayur lodeh kepada konsumen menggunakan troly makanan dimana tempat yang digunakan sebagai wadah untuk menaruh produk mudah terkena kontaminasi bahaya dan troly yang digunakan untuk mendistribusi makanan perlu dilakukan pembersihan secara berkala. Untuk mengatasi itu dilakukan pembungkusan produk menggunakan plastik wrap agar dapat menghindari kontaminasi bahaya. Hasil yang diperoleh dari sayur lodeh adalah produk yang aman dikonsumsi namun beresiko karena produk yang dihasilkan merupakan kelompok produk yang mudah terkontaminasi atau tercemar baik sebelum pengolahan, dan saat pengolahan
14
Kesimpulan a. Sayur lodeh termasuk dalam kategori resiko VI. b. Sayur lodeh merupakan produk yang aman untuk dikonsumsi namun beresiko karena produk yang dihasilkan merupakan kelompok produk yang mudah terkontaminasi atau tercemar baik sebelum pengolahan, dan saat pengolahan. c. Ada tiga tahap yang harus dikendalikan dan merupakan CCP dalam pengolahan yaitu tahap pencucian bahan makanan, tahan pengolahan dan tahap pendistribusian. .
15
Daftar Pustaka Depkes RI, 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta Puspitasari, D. 2004. Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor, Bogor
16