Histologi Sistem Endokrin

  • Uploaded by: Reyhan Calabro
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Histologi Sistem Endokrin as PDF for free.

More details

  • Words: 2,586
  • Pages: 55
Loading documents preview...
HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Disampaikan Oleh : Dr. H. Nizamuddin, MS

SISTEM ENDOKRIN

Terdiri dari kelenjar-kelenjar tanpa saluran keluar yang sekretnya (hormon) dicurahkan langsung ke dalam sirkulasi darah atau Limf. Kelenjar endokrin banyak mengandung pembuluh darah kapiler bertingkap atau sinusoid.

Kelompok Kelenjar endokrin berasal dari ketiga lapisan embrional yaitu : 1. Hipofisis, meoula suprarenal dan badan kromafin berasal dari ektoderm 2. Ovarium, testis dan korteks suprarenal berasal dari mesoderm

Suatu hormon mempunyai pengaruh pada suatu jaringan atau organ khusus yang disebut organ target atau reseptor Hanya sedikit hormon yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu pengaruh, yang biasanya berupa rangsangan atau aktivasi, dan kadang-kadang merupakan respons berupa hambatan Banyak hormon menimbulkan pengaruh terhadap sistem saraf, dan beberapa kelenjar endokrin diatur oleh mekanisme persyaratan (neural)

Sistem pengaturan yang tumpang tindih ini, yang melibatkan baik unsur endokrin maupun saraf dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang disebut sistem neuroendokrin. Hormon mempunyai susunan kimia berupa steroid, polipeptida atau protein.

HIPOFISIS (kelenjar pitaitari) Kelenjar ini terdiri dari dua jaringan yang berbeda yaitu :

1. Adenohipofisis : berasal dari ektoderm oral yang bermigrasi ke arah dorsal sebagai celah rathke 2. Neurohipofisis : suatu penonjolan ventral dari lantai diensefalon (otak depan) Hipofisis tertanam dalam suatu lekukan dalam tulang steroid yang disebut sela tursika, dan diliputi oleh suatu perluasan duramater yang disebut diafragma sellae.

Terdapat suatu celah kecil pada diafragma yang dilalui oleh tangkai hipofisis Hipofisis kira-kira sebeasar buah anggur kecil yang gepeng dengan panjang 1 cm, lebar 1-1,3 cm, tinggi 0.5 cm, dan beratnya ± 0.5 -0.6 gram pada orang dewasa

Adenohipofisis

Pars Distalis Pars Tuberalis Pars Intermedia

Lobus anterior

Lobus Posterior

Neurohipofisis

Pars Nervosa Tangkai infundibulum Eminesia mediana

PARS DISTALIS

Meliputi 75% hipofisis dan terbungkus hampir seluruhnya dalam suatu kapsula fibrosa yang padat. Parenkimnya berentuk korda yang saling beranastomosis dan kelompok sel epitelial yang disokong oleh suatu jaring-jaring serat retikular yang dibagian tepi melanjutkan diri/berhubungan dengan unsur serat kapsula. Antara sel-sel parenkim terdapat kapiler sinusoid

Parenkim terdiri ata dua katagori utama sel yaitu : 1. Kromofob 2.1 Asidofil ( Sel Alfa ) 2. Kromofil 2.2 Basofil ( Sel Beta )

2.2.1 Basofil Beta 2.2.2 Basofil Delta

KROMOFOB ( Sel C )

Merupakan sel kecil bulat atau poligonal dengan sitoplasma relatif sedikit dengan granula sekretorik yang kecil Sebagian besar kromofob merupakan kromofil yang mengalami degranulasi parsil/sebagian dan sebagian kecil saja yang merupakan sel cadangan atau nonsekretorik atau inaktif yang akan menghasilkan kromofil. Saat kromofob menjadi aktif, granula terbentuk dalam sitoplasmanya, sel yang penuh kemudian akan bersekresi

KROMOFIL ASIDOFIL ( SEL ALFA) Sel ini lebih besar dibanding kromofob, batas sel jelas, sitoplasmanya dipenuhi dengan granula spesifik yang kecil yang dapat terwarna oleh eosin, fukhsin asam, orange G, dan azokarmin. Sel yang granulanya mengandung pewarna jingga / orange G disebut orangeofil atau asidofil alfa Sel yang oranulanya tertawa kuat dengan azokarmin disebut karminofil atau asidofil epsilon Orangeofil merupakan sel yang mensekresikan somatotropin (STH). Sel tersebut disebut somatotrof.

Somatotropin berfungsi untuk pertumbuhan tubuh secara umum, khususnya pertumbuhan bagian epifisis tulang Karminofil mensekresikan hormon laktogenik (prolaktin, luteotropik hormon atau (LTH) Sel tersebut disebut mammotrof. Hormon laktogenik (prolaktin atau LTH ) berfungsi memulai dan mempertahankan sekresi susu setelah kehamilan dan menstimulasi korpus luteum ovarium untuk mensekresi progesteron.

BASOFIL ( SEL BETA) Sel ini lebih besar dari asidofil Granulanya tak sebnayak asidofil dan ukurannya lebih kecil dengan diameter sekitar 150-200 nm Ada tipe yang terwarna dengan fukhsin aldehida (Basofil Beta), sedang yang lainnya tidak terwarna (Basofil Delta)

BASOFIL BETA Mensekresi hormon tirotropik (TSH) sel ini disebut tirotrop senya relatif besar dan mengandung banyak granula yang umumnya berkelompok dalam sitoplasma di bagian perifer.

Granulanya padat dan kecil dengan ukuran antara 100 A0 (160 nm) hingga 1500 A0 (150 nm) atau lebih.

TSH mempertahankan dan merangsang epitel tiroid

BASOFIL DELTA Meliputi ganodotrof dan kortikotrof GONADOTROF Gonadotrof tipe pertama mensekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) Gonadotrof tipe kedua mensekresi Luteinizing Hormone ( LH ) FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium pada perempuan dan mengaktifkan tubulus seminiferus pada testis untuk menghasilkan spermatozoa pada laki-laki. FSH biasanya bekerja sama dengan LH, yang menyempurnakan kemantangan folikel, ovulasi dan

LH hanya bekerja setelah didahului rangsangan terhadap folikel oleh FSH. LH penting untuk perubahan folikel yang sudah ruptur menjadi korpus luteum Pada laki-laki LH disebut juga “Interstitial Cell-Stimulating Hormone (ICSH) yang merangsang sel intersitial Leydig testis untuk memproduksi suatu anarogen yaitu testoteron, yang bertugas mempertahankan organ reproduksi tambahan dan ciri seks sekunder. Pengaruhnya diperkuat dengan pemberian FSH.

KORTIKOTROF

Merupakan basofil besar yang mengadung hanya beberapa granula bermembran yang tersebar dengan diameter sekitar 2000 A0 (200 nm). Sel ini berperan mensekresi “Adreno Cortico Tropic Hormone” (ACTH), suatu peptida yang merangsang pertumbuhan korteks suprarenal dan merangsang sekresi glukokortikoid hormon. Beberapa kortikotrof bereaksi dengan antisera yang meningkat terhadap “Melanocyte Stimulating Hormone” (MSH), suatu peptida lain yang mengandung deretan pertama deretan 13 asam amino ACTH. Pada manusia fungsinya lebih samar, tetapi mungkin hormon ini

PARS INTERMEDIA

Pada manusia kurang berkembang merupakan hanya sekitar 2% bagian hipofisis terdiri dari sebuah lapisan tipis sel-sel dan vesikel-vesikel yang mengandung koloid letak nya dekat dengan lumen sisa kantung Rathke yang biasanya tertutup pada sebagian besar orang dewasa. Sel sisa kantung Rathke berbentuk poligonal, kecil dan terwarna pucat dan yang agak lebih besar bergranula dan terwarna gelap. Selnya sering bersilia dan beberapa diantaranya bersekresi mukus

Pada spesies tertentu misalnya amfibia, pars intermedia berkembang baik dan memproduksi intermedin atau “Melanocyte Stimulating Hormone” ( MSH ). Pada manusia tak jelas apakah masih di sintetis Basofil Pars intermedia atau oleh kortikotrof dalam pars distalis

PARS TUBERALIS

Membentuk suatu lapisan terdiri dari sel sekeliling tangkai infundibulum, Selnya berhubungan erat dengan banyak pembuluh darah, tersusun memanjang dalam kelompok atau korda yang pendek. Selnya berbentuk kuboid, sitoplasmanya basofil lemah mengandung granula halus dan sejumlah glikogen. Vesikel kecil yang mengandung koloid, kadang-kadang terlihat. Fungsinya belum diketahui

NEUROHIPOFISIS

Meliputi eminensia mediana dari tuber sinereum, tangkai infundibulum dan prosesus infundibularis (Pars Nervosa). Ketiga bagian ini mempunyai sel khas yang sama, persarafan dan suplai darah yang sama, dan mempunyai prinsip hormonal aktif yang sama. Sejumlah 100.000 serat saraf tak bermielin yang menyusun traktus hipotalamohipofisealis berjalan sampai neurohipofisis. Badan selnya terletak dalam nukleus supraoptikus dan paraventrikularis hipotalamus.

Sel neurohipofisis adalah pituisit yang menyerupai sel neuroglia di bagian lain susunan saraf-saraf pusat. Pituisit merupakan sel kecil dengan juluran sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang yang berakhir pada pembuluh darah atau septa jaringan ikat. Dalam sitoplasmanya terdapat butir lemak, granula dan pigmen. Pituisit terdapat di seluruh neurohipofisis dan terutama banyak dalam pars Nervosa.

Sel saraf nukleus supraoptik dan paraventrikularis bersifat neurosekretorik dan menghasilkan materi yang disalurkan sepanjang serat-serat tak bermielin trakus Hipotalamohipofisealis sampai ujung serat dalam pars nervosa. Di sini sekretnya disimpan dalam ujung saraf, yang letaknya dekat dengan jaring kapiler. Kelompok granula neurosekret yang terwarna kuat dengan hematoksilin krome alum, terlihat pada mikroskop cahaya sebagai badan Herring. Dua hormon yang disekresikan oleh neurohipofisis adalah oksitosin dan vasopresin (Anti Diuretic Hormone / ADH ).

Oksitosin disintesis terutama oleh badan sel saraf Nukleus Paraventrikularis. Vasopresin disintesis oleh badan sel saraf nukleus supraoptik Sel yang sama juga mensintesis protein (Neurofisin) yang merupakan pengikat hormon tersebut.

Ada satu jenis Neurofisin untuk mengikat oksitosin dan jenis lain untuk mengikat vasopresin. Hormon dilepaskan dari ujung saraf yang terpisah dalam pars nervosa.

Oksitosin menyebabkan kontraksi otot polos uterus dalam stadium akhir kehamilan. Oksitosin juga memulai kontraksi sel mioepitel (basket) pada Alveoli dan saluran keluar kelenjar Mamma. Vasopresin mempengaruhi ginjal untuk memproduksi urin pekat dengan menahan air. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligens ginjal.

KELENJAR TIROID

Terletak di daerah anterior leher, terdiri atas dua lobus lateralis yang dihubungkan oleh bagian sempit yaitu ismus. Ismus terletak dimuka tulang rawan trakea ke 2 sampai 4, dan lobus lateralnya terletak berhubungan dengan bagian superior trakea dan bagian inferior laring. Kelenjar ini diliputi oleh kapsula jaringan ikat yang berhubungan dengan fasia servikalis dalam. Dibawah kapsula ini terdapat suatu kapsula sejati di dalam, yang lebih tipis dan melekat erat dengan kelenjar.

Kapsula dalam ini menjulur ke dalam kelenjar sebagai septa yang membagi kelenjar ini atas lobus dan lobulus yang tak berbatas jelas. Folikel, yang merupakan satuan struktural kelenjar, terdiri atas lobulus. Ukuran folikel sangat bervariasi, tergantung dengan derajat penggembungan oleh sekretnya. Bentuk folikel beragam, tapi umumnya bundar tak reguler. Suatu folikel terdiri atas satu lapis epitel yang membungkus suatu rongga yang umunya terisi sejenis agar-agar kaku yang disebut koloid. Bentuk sel beragam, tetapi biasanya kuboid.

Bentuk sel rendah, bila kelenjar hipoaktif dan tinggi bila kelenjar hiperaktif. Tinggi sel pada setiap folikel seragam dan susunannya teratur. Koloid terwarna basofil pada folikel yang aktif dan terwarna basofil lemah atau asidofil pada folikel yang inaktif.

Tiroid disamping mengandung sel utama folikel, juga sejumlah kecil sel parafolikular ( Sel C / Sel jernih / Sel terang ). Sel ini terdapat berdampingan dengan folikel tetapi dalam lamina basal, tidak ditemukan di tepi rongga folikular.

Sel parafolikular ini lebih besar daripada sel folikel dan intinya terletak eksentris, mengandung banyak granula padat yang terbungkus selaput di seluruh sitoplasmanya. Sel parafolikular memproduksi Tirokalsitonin ( Kalsitonin ).

FUNGSI KELENJAR TIROID

Tiroksin meningkatkan metabolisme sel dan karenanya mempengaruhi perkembangan, diferensiasi dan pertumbuhan. Tirokalsitonin merupakan suatu polipeptida yang secara aktif menurunkan kadar kalsium plasma dengan pengaruh langsung pada tulang, mencegah resopsi tulang. Hiperkalsemia merupakan rangsangan untuk mensekresi hormon tersebut dan hipokalsemia menghambat sekresinya.

KELENJAR-KELENJAR PARATIROID Biasanya terdapat dua pasang kelenjar paratiroid pada manusia, tetapi seringkali terdapat kelenjar tambahan. Kelenjar ini merupakan badan berbentuk lonjong, kecil, kecoklatan dan terletak rapat dengan kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid yang sebelah atas, terletak pada permukaan posterior tiroid, kira-kira pertengahan antara kutup atas dan bawah lobus, sedangkan yang sebelah bawah berdekatan dengan kutup bawah lobus tiroid.

Setiap kelenjar paratiroid diliputi oleh sebuah simpai tipis yang memisahkannya dari Tiroid.

Septa halus menjulur ke dalam dari kapsula membawa pembuluh darah dan sedikit serat saraf ke dalam kelenjar. Jaring-jaring serat retikular menyokong parenkim, yang terdiri dari massa dan korda sel epitel.

Sel epitel terdiri dari dua tipe sel yaitu : 1. Sel utama atau prinsipal 2. Sel oksifil Sel utama / prinsipal ada yang jernih, mempunyai inti besar vesikuler dan sitoplasma yang jernih dan terwarna pucat yang mengandung sedikit granula.

Sel utama / prinsipal yang gelap, mempunyai inti yang lebih kecil dan granula sitoplasma yang halus. Sel oksifil lebih besar daripada sel utama dan secara khas terdapat dalam kelompok kecil atau besar. Sel ini mempunyai inti yang kecil, terwarna gelap dan sitoplasma yang asidofil dan granular, mempunyai banyak mitokondria dalam sitoplasma. Sel oksifil tak ada pada manusia sampai usia 3-7 tahun, dan sesudahnya jumlahnya akan bertambah, terutama sesudah pubertas.

FUNGSI KELENJAR PARATIROID Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon, suatu protein yang terdiri dari sebuah rantai polipetida tunggal. Diduga parathormon dihasilkan oleh sel utama gelap. Sel utama terang merupakan sel dalam tingkat sekretorik yang inaktif. Parathormon penting dalam pengaturan metabolisme kalsium. Penurunan konsentrasi kalsium plasma akan diikuti suatu peningkatan pengeluaran hormon, yang kemudian akan menarik kalsium dari tulang. Hormon ini mampu untuk merangsang perubahan sel osteogenik menjadi osteoklas. Parathormon juga menurunkan kadar ion fosfat dalam darah.

KELENJAR SUPRARENAL Berbentuk piramidal, gepeng, letaknya pada kutup kranial pada tiap ginjal. Hilusnya merupakan lekukan pada permukaan anterior. Pada irisan kelenjar yang segar, tampak dua daerah yaitu : 1. Korteks : Di bagian luar, yang tampak kuning akbiat adanya lemak. 2. Medula : Tipis, yang berwarna coklat kemerahan tiap kelenjar diliputi oleh suatu kapsula jaringan ikat yang kuat yang membentuk trabekula radial, yang terdiri terutama dari serat retikular ke dalam korteks. Kapiler menembus ke dalam kelenjar melalui trabekula halus.

KORTEKS

Merupakan bagian terbesar kelenjar yang terbagi dalam tiga lapisan yang tak terbatas tegas yaitu : 1. Zona glomerulosa :

lapisan luar yang tipis

2. Zona fasikulata : lapisan tengah yang tebal 3. Zona retikularis : lapisan yang langsung

berhubungan dengan medula

Zona Glomerulosa Pada manusia meliputi sekitar 15% volume total korteks. Terdiri dari sel berbentuk piramid atau silindris yang tersusun dalam kelompk yang lonjong, yang dalam keadaan normal, tak mempunyai lumen. Inti Bundar yang terwarna gelap. Zona Fasikulata Lapisan yang paling tebal, terdiri atas sel yang besar, kuboid, atau polihedral, tersusun dalam korda yang panjang, radier dan bisanya setebal dua sel.

Inti terletak di tengah dan vesikuler, dan seringkali berinti dua. Sitoplasma basofil dan mengandung butir lemak, terdiri dari kolesterol, asam lemak dan lemak netral, sel bervakuola dan mempunyai penampilan seperti busa disebut spongiosit. ZONA RETIKULARIS

Korda selnya membentuk jaring-jaring yang beranastomosis. Sitoplasma mengandung lebih sedikit butir lemak. Banyak sel yang intinya mengkerut dan mengandung kumpulan granula pigmen lipofuksin.

MEDULA Pada manusia, batas antara korteks dan medula tak teratur. Sel medula berbentuk lonjong atau polihedral dan tersusun dalam kelompok korda pendek dan saling beranastomosis, di kelilingi venula dan kapiler. Sel medula mempunyai inti besar dan lembung (vesikuler) dan sitoplasmanya mengandung granula halus yang menjadi coklat bila dioksidasi oleh kalium bikromat. Peristiwa ini dikenal sebagai reaksi kromafin, dan selnya dikenal sebagai sel kromafin. Reaksi ini disebabkan terutama karena adanya katekolamin epinefrin dan norepinefrin. Granulannya terpulas hijau dengan seng klorida (zinc choloride) dan

FUNGSI KELENJAR SUPRARENAL

1. Zona glomerulosa : menghasilkan mineralokortikoid (Aldosteron dan Deoksikortikosteron) yang mengelola keseimbangan air dan elektrolit. 2. Zona fasikulata : menghasilkan glukokortikoid (kortison dan hidrokortison) yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Juga mempengaruhi jaringan ikat dan menekan respon imum. 3. Zona Retikularis : menghasilkan hormon seks meliputi estrogen dan progesteron dan beberapa hormon androgenik, yang utama adalah dehidroepiandrosteron.

4. Medula suprarenal : menghasilkan epinefrin dan norepinefrin, yang merupakan katekolamin. Epinefrin mempunyai pengaruh kuat pada metabolisme, meningkatkan konsumsi oksigen dan memobilisasi glukosa dari penyimpanan glikogen hati. Hormon ini juga meningkatkan curah jantung dan mempersiapkan tubuh dalam menghadapi keadaan keadaan darurat. Norepinefrin mempunyai peran kecil dalam metabolisme umum, dan fungsi utamanya adalah sebagai substansi perantara yang utama atau mediator impuls saraf adrenergik yang bekerja terhadap jantung dan pembuluh darah untuk mempertahankan tekanan darah.

PANKREAS

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda. Dalam keadaan segar berwarna merah pucat atau putih dengan simpai yang tak jelas, tetapi diliputi oleh jaringan ikat jarang yang tipis dan membentuk septa ke dalam yang membagi kelenjar dalam lobulus yang nyata. Jaringan ikat yang halus mengelilingi masingmasing asinus.

BAGIAN EKSOKRIN ASINUS

Berbentuk tubular, di kelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk priamid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel miopitel. Diameter lumen berbeda-beda tergantung pada fase sekresinya, dan mungkin mengandung sel-sel kecil yaitu sel sentro asinar. Cairan pankreas mengandung enzim proteolitik yaitu tripsin dan kimotripsin yang memecah protein; karboksipeptidase yang memecah peptida; ribonuklease dan deoksiribonuklease yang memecah RNP dan DNP; amilase yang menghidrolisis tepung dan karbohidrat, dan lipase yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol

DUKTUS (SALURAN KELUAR) 1. Sentrosinar atau sentroduktular 2. Duktuli interkalaris 3. Duktus intralobular dan interlobular sampai duktus utama atau duktus asesoris.

BAGIAN ENDOKRIN ( PULAU LANGERHANS ) Tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai masa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah. Dengan cara pulasan khusus terlihat 3 jenis sel yaitu : 1. Sel A ( Alfa ) 2. Sel B ( Beta ) 3. Sel D ( Delta ) dan sedikit sel C ( “Clear”) yang tidak bergranula, dan terdapat banyal sel yang menghasilkan polipeptida pankreas ( PP ) pada daerah kepala ( Kaput Pankreas ).

SEL B ( Beta ) Umumnya lebih banyak dan terletak di tengah. Menghasilkan insulin, yang pelepasannya dirangsang oleh kenaikan kadar gula darah. Sel A (Alfa) dan Sel D (Delta). Jumlahnya lebih sedikit dan terletak di periper, menghasilkan glukagon, yang pelepasannya dirangsang oleh kadar gula yang rendah. Glukagon menyebabkan glikogenolisis, jadi menaikan kadar gula darah.

SEL D ( Delta ) Menghasilkan somatostatin yang dapat menghambat sekresi insulin dan glukagon. Sel D mensekresi “Vasoactive Intestinal Peptide” ( VIP ) yang menyebabkan lisis glikogen dan berpengaruh pada motilitas dan aktifitas sekretoris usus. Polipetida pankreas yang dihasilkan oleh merangsang sekresi enzim oleh lambung.

sel

PP

Related Documents


More Documents from "Lily Lili"

Histologi Sistem Endokrin
February 2021 1
Soal Osce Psikiatri
January 2021 4
To Ukmppd Part 1.pdf
February 2021 3
Poster Geomorfologi
January 2021 1