I Pendahuluan: Kerangka Acuan Program Imunisasi Upt Kesmas Blahbatuh Ii

  • Uploaded by: ayu dewi
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View I Pendahuluan: Kerangka Acuan Program Imunisasi Upt Kesmas Blahbatuh Ii as PDF for free.

More details

  • Words: 1,267
  • Pages: 5
Loading documents preview...
KERANGKA ACUAN PROGRAM IMUNISASI UPT KESMAS BLAHBATUH II I Pendahuluan Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli serta disusun dalam program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.Pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden) yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost effektive. Dengan imunisasi, penyakit cacar telah berhasil dibasmi, dan Indoinesia dinyatakan bebas daripenyakit cacar tahun 1974.Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas kementerian kesehatan sebgai salah satu bentuk nyata, komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, serta hepatitis B.Beberapa pnyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua Negarab adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campakpengendalian rubella (EC-PR) dan maternal neonatal tetanus elimination (MNTE).Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata diseluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Untuk mendeteksi dini terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.Berdasarkan resolusi Sidang World Health Assembly pada tahun 1992 maka pada tahun 1992,WHO merekomendasikan pemberian imunisasi hepatitis B bagi semua bayi di daerah endemis tinggi. Selanjutnya pada tahun 1997 WHO merekomendasikan agar imunisasi hepatitis B diintegrasikan kedalam program imunisasi rutin. Dalam Multi Years Plan 2002-2006 Program Imunisasi di Indonesia telah digariskan bahwa kegiatan program imunisasi perlu diarahkan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi serta kualitas pelaksanaannya.Berkat kemajuan teknologi pembuatan vaksin, telah dimungkinkan vaksin DPT dan Hepatitis B dikombinasikan dalam satu preparat tunggal yaitu DPT-HB Kombo sehingga pemberian imunisasi menjadi lebih sederhana dan menghasilkan tingkat cakupan yang setara antara HB dan DPT.Sesuai dengan kajian Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasihat Imunisasi Nasional/ Indonesian Technica Advisory Group on Immunization (ITAGI) pada tahun 2010 dan SK Menkes No 23/Menkes/SK/I/2013 tanggal 15 Januari 2013 tentang Imunisasi DPTHB-HiB, maka perlu dilaksanakan introduksi imunisasi DPT-HB-HiB secara bertahap di seluruh wilayan Indonesia. Imunisasi HiB diintegrasikan kedalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita akibat meningitis dan

pneumonia. Hal ini selaras dengan rencana intoduksi vaksin baru yang terdapat dalam Comprehensive Multi Years Plan (CMYP) 2010 -2014 dalam rangka mempercepat pencapaian MDGs 4.Kegiatan Imunisasi lanjutan dilaksanakan atas dasar hasil analisa pemantauan dan evaluasi yaitu masih ditemukan daerah-daerah kantong yang terdapat anak dengan status imunisasi dasar belum lengkap. Oleh karena itu dipandang perlu untuk memberikan imunisasi lanjutan dalam rangka memberikan kesempatan kedua bagi semua anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan meningkatkan imunitas individu maupun kelompok

II Latar Belakang

Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat cost effective. Biaya jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasimaupun eleminasi terhadap suatu penyakit tidak akan seberapa dibandingkan dengan keuntungan yang didapat dalam jangka panjang. Kegiatan Imunisasi di Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar yang dimulai pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Selanjutnya mulai tahun 1980 program imunisasi rutin terus dikembangkan dengan memberikan tujuh antigen yaitu vaksin BCG , DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, TT dan DT. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1990 Indonesia telah berhasil mencapai UCI (Universal Child Immunization) dan cakupan merata secara nasional pada tahun 1993. Langkah selanjutnya untuk membasmi penyakit polio dan komitmen global tentang Eradikasi Polio maka Indonesia melaksanakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) selama 4 tahun mulai tahun 1995, 1996, 1997 dan tahun 2002. Upaya pelayanan imunisasi dilaksanakan di unit – unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Praktek Dokter/Bidan Swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Posyandu. Setiap unit pelayanan melakukan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan atau sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

III .TUJUAN Tujuan Umum : menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tujuan Khusus: 1. Melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses pengelolaan vaksin mulai dari perencanaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan dan penggunaan vaksin hingga sampai ke sasaran. 2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di unit kerjanya 3. Memusnahkan vaksin dan logistik lainnya yang sudah tidak layak pakai.

4. Tercapainya target universal child immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 95% secara merata pada bayi diwilayah desa / kelurahan di UPT Kesmas Blahbatuh II. 5. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal di bawah 1/1000 Kelahiran Hidup. 6. Tercapainya eliminasi campak dan pengendalian rubella. 7. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety injection praktice and waste disposal management). 8. Memberikan pedoman bagi petugas pengelola program imunisasi dalam hal : A. Kegiatan dan Rincian Kegiatan Imunisasi Rutin a. Imunisasi Dasar Umur

Jenis Imunisasi

0 bulan

Hepatitis B 1-7 hari

1 bulan

BCG,Polio 1

2 bulan

DPT-HB-HiB 1,Polio 2

3 bulan

DPT-HB-HiB 2,Polio 3,IVP

4 bulan

DPT-HB-HiB 3,Polio 4

9 bulan

MR

10 bulan b. Imunisasi Lanjutan

JE

Umur

Jenis Imunisasi

18 Bulan

DPT-HB-HiB lanjutan

19 Bulan

Campak lanjutan

Sasaran

Imunisasi

Waktu Pelaksanaan

Kelas 1SD

Campak

September

DT

November

Td

November

Kelas 2 SD

V.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN DAN TATA NILAI I .Cara melaksanankan kegiatan 1. Melaksanakan Koordinasi dan Komunikasi dengan lintas sektor dan lintas program secara terpadu 2. Dengan melayani bayi, batita dipos pelayanan kesehatan seperti puskesmas, peskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah dan swasta, dokter praktik swasta, klinik bersalin dan bidan praktik swasta. 3. Melaksanakan kegiatan vaksinasi di sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan 4. Melakukan sweeping imunisasi pada bayi-bayi yang belum mendapatkan imunisasi.

5. Pendekatan pada tokoh masyarakat, tokoh agama untuk kegiatan imunisasi.

II. Sasaran : 1.

Bayi 0 – 12 bulan

2.

Baduta 18 bulan – 2 tahun

3. Anak Sekolah Dasar/MI kelas I s/d Kelas III III. Tata Nilai Program Imunisasi UPT Kesmas Blahbatuh II memiliki tata nilai “SANTUN” Yaitu melayani dengan Senyum, Aktif, Nyaman, Terampil , Usaha , dan Netral IV.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan imunisasi dilakukan sesuai dengan jadwal baik itu disetiap pos pelayanan imunisasi maupun sesuai dengan jadwal untuk imunisasi tambahan seperti BIAS Pelayanan imunisasi bayi di UPT Kesmas Blahbatuh II setiap hari senin dan rabu Pelayanan imunisasi di Puskesmas Pembantu Saba setiap hari selasa Pelayanan di Puskesmas Pembantu Buruan Setiap hari Kamis Pelayanan imunisasi di Puskesmas Pembantu Bedulu setiap hari rabu Pelayanan Imunisasi anak sekolah setiap bualn September dan Nopember V.Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan imunisasi dievaluasi setiap bulan dengan membuat PWS imunisasi sesuai dengan software sehingga kita tahu daerah-daerah mana yang belum mencapai target. Selain itu evaluasi juga dilaksanakan dengan melaksanakan rapat internal di Puskesmas maupun rapat di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. VI.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan 1. Pencatatan dan pelaporan Dilakukan setiap bulan dengan mengumpulkan laporan hasil imunisasi disetiap pelayanan seprti pelayanan di puskesmas pembantu, bidan praktik swasta dan dokter praktik swasta, klinik swasta serta puskesmas induk direkap menjadi laporan bulanan dikirim ke dinas kesehatan . 2. Evaluasi Dibuat PWS imunisasi sehingga kita tahu daerah-daerah yang belum mencapai target.

Mengetahui,

Blahbatuh 20 Januari 2018

Plt.Kepala UPT Kesmas Blahbatuh II

Pengelola Program Imunisasi

dr . Made Eni Candrawati

Gusti Ayu Dewi Wahyuni,

NIP.19801008 200501 2 010

NIP.19790702 200701 2 017

Related Documents


More Documents from "Rofi Ismail"