Infertilitas

  • Uploaded by: dhiaprifal dzuhri
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Infertilitas as PDF for free.

More details

  • Words: 3,416
  • Pages: 20
Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFERTILITAS

DISUSUN OLEH : 1. DHIAPRIFAL DZUHRI 2. KISMI HANDAYANI 3. SITI NUR ASIYAH

(1702095) (1702107) (1702119)

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2018/2019

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA INTERTILITAS” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah maternitas. Ucapan terimakasih kepada dosen Maternitas, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam hal struktur maupun penyusun makalah ini., sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Klaten, 30 september 2018

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Tujuan ............................................................................................................................. 1 BAB II........................................................................................................................................ 2 KONSEP DASARINFERTILITAS ........................................................................................... 2 A. Pengertian ....................................................................................................................... 2 B. Etiologi ............................................................................................................................ 2 C. Klasifikasi / Stadium ....................................................................................................... 3 D. Patofisiologi .................................................................................................................... 4 E. Tanda dan Gejala ............................................................................................................ 4 F.

Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................................. 5

G. Penatalaksanaan : Prinsip perawatan dan Terapi Medis ................................................. 6 H. Pathway intertilitas.......................................................................................................... 8 BAB III .................................................................................................................................... 10 KONSEP KEPERAWATAN INFERTILITAS ....................................................................... 10 A. Pengkajian ..................................................................................................................... 10 B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 10 C. Intervensi....................................................................................................................... 10 BAB IV .................................................................................................................................... 16 PENUTUP................................................................................................................................ 16 KESIMPULAN .................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang a. Latar Belakang Infertilitas Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalamdunia kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.

B. Tujuan 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai infertilita. 2. Mengetahui tanda dan gejala dari infertilitas 3. Mengetahui faktor penyebab infertilitas

1

BAB II KONSEP DASARINFERTILITAS A. Pengertian Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakanalat kontrasepsi dalam bentuk apapun. (Djuwantono, Tono. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT Refika Aditama) Infertilitas adalah masalah medis penting yang mempengaruhi kualitas hidup dan merupakan masalah dari 10-15% pasangan usia reproduktif (American Society for Reproductive Medicine [ASRM], 2009a; Nelson dan Marshall, 2007). Istilah infertilitas mengaplikasikan subfertilitas, yaitu butuh waktu lama untuk konsepsi, dan bukan sterilitas, yang berarti tidak bisa berkontrasepsi. Normalnya pasangan fertil mempunyai kesempatan konsepsi sebesar 20% setiap siklus ovulasi.

B. Etiologi Berbagai gangguan atau penyebab yang dapat memicu terjadinya infertilitas antara lain : (Djuwantono, Tono. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT Refika Aditama) Faktor penyebab infertilitas pada wanita a. Penyumbatan kedua tuba Saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan pasangan infertil. Contoh gangguan tersebut antara lain terjadi perlengketan, penyempitan dan pembuntuan saluran. b. Gangguan ovulasi Gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu pengelauran sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi c. Masalah serviks Bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses konsepsi. d. Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek) e. Masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain) f. Rahim (mioma, endometritis, endometriosis, uterus bicornis, arculatus, prolaps rahim) g. Ovarium

2

Tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa ovulasi h. Masalah endokrin Gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan pelepasan sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim, hiper/hipotoroid. i. Faktor lain Rolaktinemia (tumor pada hipofisis) Faktor penyebab infertilitas pada pria a. Aarikokel Suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan b. Hipospadia Muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar c. Ejakulasi retrograd Ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih d. Buah zakar tidak turun e. Kegagalan testikuler Dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun f. Kegagalan fungsional Kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada sperma Faktor lainnya a. b. c. d. e.

Penyakit Menular Seksual (PMS) tanpa pengobatan yang memadai Kebiasaan merokok Kebiasaan minum-minuman keras Penggunaan NAPZA Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)

C. Klasifikasi / Stadium Secara medis infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu: (Al-Haija, 2011) a. Infertilitas primer berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. b. Infertilitas sekundar berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

3

D. Patofisiologi a. Patofisiologi Infertilitas (Al-Haija, 2011) - Perempuan Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan padaovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadifertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imunsehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan,infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus. - Laki-laki Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu. (Al-Haija, 2011)

E. Tanda dan Gejala 1. Gejala Infertilitas pada wanita Pada wanita perubahan siklus menstruasi dan ovulasi dapat merupakan suatu gejala penyakit yang dihubungkan infertilitas. Gejala-gejala infertilitas pada wanita di antaranya : a. Siklus haid tidak normal, dengan haid yang lebih banyak atau lebih sedikit dari haid yang normal b. Periode haid yang tidak teratur, dengan lamanya haid bervariasi di antara setiap periode haid. c. Tidak ada siklus haid. Seorang wanita mungkin pernah haid, atau siklus haid tiba-tiba berhenti. 4

d. Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa kram pada perut dapat terjadi. Kadang-kadang, infertilitas pada wanita dihubungkan dengan gangguan hormon. Pada kasus seperti ini, gejala yang dapat ditemukan di antaranya : a. Perubahan pada kulit, misalnya jerawat yang berlebihan. b. Perubahan dorongan dan hasrat seksual. c. Pertumbuhan rambut yaang berlebihan pada area bibir, dada dan dagu. d. Rambut mudah rontok e. Bertambahnya berat badan f. Gejala yang lain termasuk g. Keluarnya cairan putih dari puting susu yang tidak ada kaitannya proses menyusui h. Rasa nyeri saat berhubungan badan. Dan gejala lainnya yang dapat menyebabkan infertilitas pada wanita dengan gejalagejala yang berbeda pula. 2. Gejala Infertilitas pada Pria Gejala-gejala infertilitas pada pria tidak terlalu jelas. Gejala-gejala tersebut tidak terlalu mendapatkan perhatian sampai seorang pria berusaha mempunyai anak.Gejala infertilitas tergantung pada penyebab infertilitas, di antaranya: (AlHaija, 2011) a. Perubahan pada pola pertumbuhan rambut b. Perubahan pada hasrat seksual c. Rasa nyeri, baal dan pembengkakan pada testis d. Gangguan ereksi dan ejakulasi e. Testis mengecil dan mengeras.

F. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan fisik: 1) Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat 2) Pembesaran kel tiroid 3) Galaktorea 4) Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus 5) PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa b. Pemeriksaan penunjang 1) Analisis sperma Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik, maka biasanya diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman guna mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis sperma, sangat berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan penatalaksanaan infertilitas. 2) Deteksi ovulasi a) Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus ovulatoar 5

b) Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1⁰C setelah ovulasi : Bifasik c) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat 3) Hormonal : FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin Setelah semua pemeriksaan dilakukan, bila belum dapat memberikan tentang sebab infertilitas, dapat dilakukan pemeriksaan hormonal untuk mengetahui keterangan tentang hubungan hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. Hormon yang diperiksa adalah gonadotropin (follicle stimulation hormone (FSH), hormone luteinisasi (LH), dan hormone (estrogen dan progesterone, prolaktin). Pemeriksaan hormonal ini diharapkan dapat menerangkan kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan telur (ovulasi).. 4) Sitologi vagina Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina 5) Uji pasca senggama Pemeriksaan uji pasca senggama dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lender serviks. 6) Biopsy endometrium terjadwal Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid. 7) Histerosalpinografi Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. 8) Laparoskopi Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum. 9) Pemeriksaan pelvis ultrasound Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uteri

G. Penatalaksanaan : Prinsip perawatan dan Terapi Medis a. Perempuan 1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital 2) Pemberian terapi obat, seperti; a) Timulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatankadar prolaktin, pemberian tsh. b) Terapi penggantian hormon c) Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal d) Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat 6

e) GIFT ( gemete intrafallopian transfer ) f) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas g) Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate, h) Pengangkatan tumor atau fibroid i) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterap b. Laki-laki 1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat 2) Agen antimikroba 3) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan 4) HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme 5) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis 6) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus 7) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopati 8) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma 9) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat 10) Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisi

7

Pada pria

H. Pathway intertilitas Pada wanita

Disfungsi hipotalamus dan hipofisis, gaya hidup, terpapar radiasi, toksik.

Gg. Hipoalamamus dan hipofisis, terpapar radiasi,toksis, gaya hidup

Mempengaruhi hormon dalam tubuh (produksi hormon tidak seimbng )

Ketidakseimbangan hormonal Pembentukan FSHdan LH Fungsi testis

Terjadi gg pada pembentukan folikel di ovarium

Gg bentuk anatomi sistem reproduksi

Abnormalitas serviks

Bentuk tuba palopi yang tidak sesuai akibat cedera/infeksi

Mempengaruhi proses pemasukan

Obstruksi duktus dan tubulus

Produksi sperma Obstruksi duktus & tubulus

8

Ketidakmampuan untuk koitus/ejakulasi

Ketidakmampu an untuk koitus/ ejakulasi

Bentuk tuba palopi yang tidak sesuai akibat cedera/infeksi

Produksi sperma

Mempengaruhi proses pemasukan

Bentuk sperma menjadi abnormal Sperma tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma

MK : resiko infeksi

Mempengaruhi faktor psikologis

Cemas

Hasil konsepsi tidak berkembang normal

MK : ansietas

Tak kunjung hamil

MK : AN=nsietas

Obstruksi duktus & tubulus

Ketidakmampu an untuk koitus/ ejakulasi

Gg harga diri

MK : HDR

9

Timbul rasa malu dan tidak berguna

BAB III KONSEP KEPERAWATAN INFERTILITAS A. Pengkajian a. Pengkajian infertilitas wanita: 1. Riwayat lengkap mengenai durasi infertilitas, kejadian obstetrik sebelumnya, riwayat menstruasi dan seksual, kondisi medis dan operatif, riwayat terpajan dengan bahaya reproduktif dirumah atau tempat kerja, penggunaan alkohol dan obat lainnya, dan stres emosional. 2. Penilaian saluran reproduksi secara spesifik diikuti pemeriksaan fisik lengkap. 3. Pemeriksaan darah dan urine rutin dan pemeriksaan lainnya. b. Pengkajian infertilitas pria: 1. Riwayat lengkap mengenai defisiensi gizi; penyakit kronis; trauma; pajanan terhadap bahaya lingkungan seperti radiasi, panas dan substansi toksik; serta penggunaan tembakau, alkohol, dan mariyuana. 2. Pemeriksaan fisik lengkap. 3. Pemeriksaan yang dimulai demgan tes non-invasif seperti analisis semen dan pemeriksaan US.

B. Diagnosa Keperawatan Contoh diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan fertilitas terganggu adalah sebagai berikut : 1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik 2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas 3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk 4. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostik 5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis 6. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas

C. Intervensi Diagnosa Keperawatan: Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik Tujuan : Mengurangi ansietas / rasa takut Kriteria Hasil: 1. Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya 10

2. Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil 3. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil INTERVENSI

RASIONAL

Jelaskan tujuan test dan prosedur

Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosis dan prognosis

Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, Biarkan pasien / orang terdekat contoh : menolak, depresi, dan marah. mengetahui ini sebagai reaksi yang normal Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri Dorong keluarga untuk menganggap Meyakinkan bahwa peran dalam keluarga pasien seperti sebelumnya dan kerja tidak berubah Kolaborasi : berikan tranquilizer sesuai indikasi

sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat

Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas Tujuan : Memfasilitasi integritas diri konsep pribadi dan perubahan gambaran Diri Kriteria Hasil: 1. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil 2. Terjalinkontak mata saat berkomunikasi 3. Mengidentifikasi aspek positif diri INTERVENSI

RASIONAL

Tanyakan dengan nama apa pasien ingin Menunjukan kesopan santunan dipanggil penghargaan dan pengakuan personal Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh kenyaman dan siapa yang harus memberitahuakan jika terjadi keadaan bahaya

/

Memungkinkan privasi untuk hubungan personal khusus, untuk mengunjungi atau untuk tetap dekat dan menyediakan kebutuhan dukungan bagi pasien

Dengarkan dengan aktif masalah dan Menyampaikan perhatian dan dapat ketakutan pasien dengan lebih efektif mengidentifikasi 11

kebutuhan dan maslah serta strategi koping pasien dan seberapa efektif Dorong mengungkapkan perasaan, Membantu pasien / orang terdekat untuk menerima apa yang dikatakannya memulai menerima perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi / gaya hidup Diskusikan pandangan pasien terhadap Persepsi pasien mengenai perubahan pada citra diri dan efek yang ditimbulkan dari citra diri mungkin terjadi secara tiba- tiba penyakit / kondisi atau kemudian

Diagnosa Keperawatan: Berduka dan antisipasi berhubungan Tujuan : Memfasilitasi proses berduka

dengan

prognosis

yang

buruk

Kriteria Hasil: 1. Menunjukan rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan harapan untuk masa depan 2. Klien menunjukkan fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan INTERVENSI

RASIONAL

Berikan lingkungan yang terbuka pasien merasa bebas untuk dapat mendiskusikan perasaan dan masalah secara realitas

kemampuan komunikasi terapeutik seperti aktif mendengarkan, diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan pasien kesempatan untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan

Identifikasi tingkat rasa duka / Kecermatan akan memberikan pilihan disfungsi : penyangkalan, marah, tawar intervensi yang sesuai pada waktu - menawar, depresi, penerimaan induvidu menghadapi rasa berduka dalam berbagai cara yang berbeda Dengarkan dengan aktif pandangan Proses berduka tidak berjalan dalam cara pasien dan selalu sedia untuk yang teratur, tetapi fluktuasainya dengan membantu jika diperlukan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada suatu kesempatan yang lain Identifikasi dan solusi pemecahan Mungkin dibutuhkan tambahan bantuan masalah untuk keberadaan respon – untuk berhadapan dengan aspek – aspek respon fisik, misalnya makan, tidur, fisik dari rasa berduka 12

tingkat aktivitas dan hasrat seksual Kaji kebutuhan orang terdekat dan Identifikasi dari masalah – masalah bantu sesuai petunjuk berduka disfungsional akan mengidentifikasi intervensi induvidual Kolaborasi : rujuk sumber – sumber Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan lainnya misalnya konseling, psikoterapi untuk mengatasi rasa berduka, membuat sesuai petunjuk rencana, dan menghadapi masa depan

Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostik Tujuan : nyeri dapat teratasi Kriteria Hasil: 1. Ekspresi klien terlihat tenang 2. Napas klien teratur INTERVENSI

RASIONAL

Lakukan komunikasi terapeutik

kemampuan komunikasi terapeutik seperti aktif mendengarkan, diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan pasien kesempatan untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan

Pantau lokasi, lamanya intensitas dan Perhatikan tanda nonverbal, contoh penyebaran (PQRST) peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih Untuk menentukan intervensi selanjutnya Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya Memberikan kesempatan untuk pemberian melaporkan ke staff terhadap analgesik sesuai waktu karakteristik nyeri Berikan tindakan relaksasi, pijatan, lingkungan istirahat

contoh Menurunkan tegangan meningkatan koping efektif

otot

Bantu atau dorong penggunaan nafas Mengarahkan kembali perhatian efektif membantu dalam relaksasi otot

13

dan

dan

Bimbingan imajinasi

Mengontrol aktivitas terapeutik

Diagnosa Keperawatan: Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis Tujuan : mengembalikan kemandirian pasien Kriteria Hasil: 1. Mendemonstrasikan teknik / perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri 2. Melakukan aktivitas perawatan diri sesuai tingkat kemampuan sendiri 3. Mengidentifikasi sumber pribadi dan komunitas dalam memberikan bantuan sesuai kebutuhan INTERVENSI

RASIONAL

Kaji kemampuan dan tingkat Membantu dalam mengantisipasi / kekurangan untuk melaukan kebutuhan merencanakan pemenuhan kebutuhan sehari – hari secara individual Hindari melaukan sesuatu untuk pasien Pasien ini mungkin menjadi sangat yang dapat dilakukan pasien sendiri, ketakutan dan sangat tergantung dan tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan meskipun bantuan yang diberikan bermamfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi pasien untuk diri sendiri untuk mempertahankan harga diri Sadari perilaku / aktivitas impulsif Dapat menunjukan kebutuhan intervensi karena gangguan dalam mengambil dan pengawasan tambahan untuk keputusan meningkatakan keamanan pasien Pertahankan dukungan, sikap yang Pasien akan memerlukan empati tetapi tegas, beri pasien waktu yang cukup perlu untuk mengetahui pemberi asuhan untuk mengerjakan tugasnya yang akan membantu pasien secara konsisten

14

DiagnosaKeperawatan: Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas Tujuan : Mendorong kemampuan koping yang efektif dari pasien / keluarga Kriteria Hasil: 1. Mengidentifikasi tingkah laku koping yang tidak efektif dan konsekuensi 2. Menunjukan kewaspadaan dari koping pribadi / kemampuan memecahkan masalah 3. Memenuhi kebutuhan psikologis yang ditunjukan dengan mengekspresikan perasaan yang sesuai, identifikasi pilihan dan pengguanaan sumber – sumber 4. Membuat keputusan dan menunjukan kepuasaan dengan pilihan yang diambil. INTERVENSI

RASIONAL

Kaji keefektifan strategi koping dengan kemampuan menyatakan perasaan dan mengobservasi prilaku perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan Kembangkan mekanisme adaptif

mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik, dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari – hari

Bantu klien untuk mengidentifikasi Pengenalan terhadap stressor adalah stresor spesifik dan kemungkinan langkah pertama dalam mengubah strategi untuk mengatasinya respons seseorang terhadap stresor Libatkan pasien dalam perencanaan Keterlibatan memberikan pasien perasaan perawatan dan beri dorongan partisipasi kontrol diri yang berkelanjutan, maksimal dalam rencana pengobatan memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan kerjasama dalam regimen terapeutik Dorong pasien untuk mengevaluasi Fokus perhatian pasien pada realitas prioritas / tujuan hidup situasi yang ada. Bantu pasien untuk mengidentifikasi Perubahan yang perlu harus dan mulai merencanakan perubahan diprioritaskan secara realisti untuk hidup yang perlu. menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya

15

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalamdunia kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak.

16

DAFTAR PUSTAKA 1. Djuwantono, Tono. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT Refika Aditama 2. Al-Haija, Rania Wasef Mostafa. 2011. Main Causes of Infertility among Men Treated at Razan Centers in West Bank: Retrospective Study. Thesis. An-Najah National University Faculty of Graduate Studies. 3. Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga, Edisi 18. Jakarta: EGC 4. Nanda (2015).Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 edisi 10 editor T Heather Herdman,Shigemi Kamitsuru Jakarta : EGC 5. Wilkinson,J., & Ahern, n. R. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. Diagnosis NANDA, Intervensi NIC , Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

17

Related Documents

Infertilitas
February 2021 3
Infertilitas
February 2021 3
Sap Infertilitas
February 2021 1
Makalah Infertilitas
February 2021 1
Askep Infertilitas
February 2021 0
Askep-infertilitas
February 2021 0

More Documents from "edi khoiruman"

Infertilitas
February 2021 3