Injil-injil Sinoptik: A. Pengantar

  • Uploaded by: Yeni
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Injil-injil Sinoptik: A. Pengantar as PDF for free.

More details

  • Words: 2,462
  • Pages: 13
Loading documents preview...
INJIL-INJIL SINOPTIK A. PENGANTAR • J. J. Griesbach, 1779: pertama kali memberi nama “Injil2 Sinoptik” untuk Injil Matius, Markus, dan Lukas. “Sinoptik” dari Yun. synopsis, “melihat bersama”. • Alasan penamaan: banyaknya persamaan antara Injil Matius, Markus dan Lukas, baik dalam struktur, isi, maupun gaya narasi dalam menceritakan tentang hidup dan pelayanan Yesus. Persamaan2 ini bukan hanya mempersatukan ketiga Injil tersebut tetapi juga memisahkannya dari Injil Yohanes.

1

• Perbedaan antara Injil2 Sinoptik dan Injil Yohanes: Injil-Injil Sinoptik

Injil Yohanes

1. STRUKTUR narasi pelayanan Yesus: berurut mengikuti lokasi geografis: mulai di Galilea – ke Utara (pengakuan Petrus sebagai klimaks dan titik transisi) – ke Yudea dan Perea dalam perjalanan ke Yerusalem – berakhir di Yerusalem.

1. STRUKTUR narasi: fokus pada pelayanan Yesus di Yerusalem dalam kunjungan-Nya berulang kali ke sana.

2. ISI narasi: menceritakan banyak peristiwa yang sama yang Yesus lakukan, dengan fokus pada penyembuhan, pengusiran setan, dan pengajaran melalui perumpamaan.

2. ISI narasi: beberapa penyembuhan yang penting, tidak ada pengusiran setan maupun perumpamaan, tidak ada peristiwa2 khusus yang dijumpai dalam ketiga Injil Sinoptik, seperti PI oleh ke-12 murid, 2

transfigurasi, percakapan di Bukit Zaitun tentang akhir zaman, dan narasi perjamuan akhir. 3. GAYA narasi: peristiwa demi peristiwa berlangsung cepat, intens – Yesus terus berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, melakukan mujizat, dan mengajar melalui perumpamaan2 pendek atau ucapan2 singkat yang sarat makna.

3. GAYA narasi: bersifat meditatif – hanya sedikit peristiwa yang dicatat, tetapi Yesus terlibat dalam percakapan2 panjang dengan orang banyak maupun para murid.

• Injil2 sangat penting karena mengisahkan kehidupan Yesus, yang dipilih oleh Allah agar melalui-Nya Allah menyatakan diri kepada umat manusia. Di dalam Injil2 kita jumpai dua peristiwa yang menentukan signifikansi seluruh sejarah umat manusia dan tujuan hidup setiap individu, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus, Sang Mesias. 3

• Tiga pertanyaan penting mengenai ketiga Injil Sinoptik: (1) Bagaimana Injil2 Sinoptik terbentuk? (2) Bagaimana kita harus memahami Injil2 sebagai karya sastra? (3) Apa yang disampaikan oleh Injil2 kepada kita mengenai Yesus? B. TERBENTUKNYA INJIL-INJIL SINOPTIK • Mengapa empat Injil? Pertanyaan ini telah dipikirkan oleh orang2 Kristen sejak awal mula berdirinya gereja. Bapa gereja Tatian (abad ke-2) menggabungkan keempat Injil menjadi satu dalam karyanya, Diatessaron. Agustinus menulis sebuah traktat berjudul The Harmony of the Gospels (lihat Nicene and Post-Nicene Fathers, ed. Philip Schaff and Henry Wace, [reprint Grand Rapids: Eerdmans, 1975], 6:77-236). Pertanyaan di atas semakin gencar dilontarkan sejak bangkitnya kritik Alkitab modern pada akhir abad ke-18.

4

• Jumlah dan sifat Injil2, asal-usul serta hubungannya satu sama lain menimbulkan pertanyaan2 literer (kesastraan) maupun historis yang tak dapat dihindari. • Lukas 1:1-4 menunjukkan tiga tahap dalam penulisan Injil Lukas: (1) Para “saksi mata dan pelayan Firman” telah “menyampaikan” kebenaran tentang Yesus; (2) “Banyak orang” telah “menyusun suatu berita” tentang Yesus dan tentang gereja mula2 (“peristiwa2 yang terjadi di antara kita”); (3) Lukas sendiri, “setelah menyelidiki dengan saksama” sumber2 tersebut, kini menulis suatu “catatan yang teratur” tentang Yesus. • Proses penyelidikan oleh Lukas berurutan secara teratur: Pada tahap pertama, transmisi tradisi tentang Yesus oleh para saksi mata dan pelayan Firman berlangsung terutama secara lisan. Pada tahap kedua, sumber2 tertulis mulai bermunculan dan menjadi semakin penting. Tahap terakhir merupakan tahap final penulisan.

5

C. PERSAMAAN ANTARA INJIL-INJIL SINOPTIK I Statistik a. Mk terdiri atas 661 ayat (11.025 kata); Mt 1068 (18.293 kata); Lk 1149 (19.376 kata) b. Hubungan ketiga Injil: 1) Lebih dari 97% kata-kata Mk mempunyai paralel dalam Mt; 2) Lebih dari 88% kata-kata Mk mempunyai paralel dalam Lk; 3) Hanya 31 ayat dari Mk tidak dijumpai dalam Mt maupun Lk. b. Hubungan Mt dan Lk: 220-235 ayat paralel dalam Mt dan Lk yang tidak dijumpai dalam Mk. II Persamaan dalam kosakata a. Penjelasan untuk persamaan ini: (1) Ketiganya menyampaikan peristiwa atau ucapan Yesus yang sama, atau dengan kata lain, peristiwa atau ucapan historis. Kelemahan alasan ini: (i) Apa yang disampaikan tidak seluruhnya tepat sama;

6

(ii)

Yesus berbicara dan mengajar dalam bahasa Aram, sedangkan persamaan kata tsb dalam bahasa Yunani. Kecil kemungkinan para penulis Injil menerjemahkan dengan kata-kata yang tepat sama; (iii) Mengapa Yohanes menyampaikan episode atau ucapan Yesus yang sama dengan kata-kata yang berbeda? (2) Ketiga penulis Injil dipimpin oleh Roh Kudus dalam menulis. Kelemahan alasan ini: Meskipun kita yakin bahwa Roh Kudus memimpin setiap penulis Alkitab, namun persamaan itu hanya bisa dimengerti kalau Roh Kudus mendiktekan kata demi kata kepada setiap penulis. Faktanya, tidak seluruh narasi sama kata demi kata. Selain itu, bukankah Yohanes juga dipimpin oleh Roh? b. Satu-satunya penjelasan yang mungkin di balik persamaan kosakata ini ialah adanya sumber rujukan yang sama, entah lisan atau tertulis, yang dipakai oleh ketiga penulis.

7

III Persamaan dalam urutan peristiwa Ada banyak persamaan dalam urutan peristiwa, tetapi juga banyak perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penulis Injil sinoptik merasa bebas mengatur urutan narasinya dan bukan kronologi kejadiannya. Dengan demikian persamaan urutan itu penting artinya dalam konteks masingmasing Injil. Hal ini juga membuktikan bahwa ada sumber rujukan yang sama, terutama sumber tertulis, karena persamaan urutan dalam teks-teks yang panjang sulit dijelaskan jika didasarkan pada sumber lisan saja. IV Persamaan dalam “komentar penulis” (parenthetical material) a. Contoh: “para pembaca hendaklah memperhatikannya” (Mt 24:15; Mk 13:14); “—lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: ” (Mt 9:6; Mk 2:10; Lk 5:24) “Ia memang mengetahui, bahwa mereka menyerahkan Yesus karena dengki” (Mt 27:18; Mk 15:10) 8

“Karena sebelumnya Yesus berkata kepadanya, ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’” (Mk 5:8); “Sebab Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu” (Lk 8:29) b. Kecil kemungkinan bahwa ketiga penulis Injil secara kebetulan menyisipkan komentar yang sama di tempat yang sama, kecuali masing-masing menggunakan sumber rujukan tertulis yang sama. c. Selain itu, Prolog dalam Lk 1:1-4 mengatakan bahwa “banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita (Yun. diegesis, ‘orderly account,’ ‘narrative’).” Ini berarti bahwa Lukas memakai sumber-sumber rujukan tertulis untuk Injilnya. V Kesimpulan a. J. Gieseler (1818): Injil2 sinoptik didasarkan pada tradisi lisan yang berasal dari ajaran para rasul dan disebarluaskan untuk dikhotbahkan. Tradisi lisan ini segera mendapat bentuk tetap dan diterjemahkan dari bahasa Aram ke dalam bahasa Yunani. Dalam bentuk inilah tradisi tersebut sampai kepada para penulis Injil dan digunakan oleh mereka. b. Hanya pemakaian sumber tertulis yang sama yang dapat menjelaskan: (1) banyaknya persamaan kosakata; (2) parenthetical material yang berbicara kepada “pembaca,” bukan “pendengar”; (3) banyaknya urutan materi yang sama, karena kecil kemungkinan orang menghafalkan begitu banyak cerita lisan beserta urutannya; (4) pemberitahuan Lukas bahwa ia meneliti sumber-sumber tertulis. D. “SOLUSI” PROBLEMA SINOPTIK I Hipotesa dua-Injil atau hipotesa Griesbach (1789) Matius ditulis pertama, Lukas kedua dan menggunakan Mt, kemudian Markus ditulis terakhir dan menggunakan Mt dan Lk.

9

Kelemahan argumentasi bahwa Lk menggunakan Mt: (1) Tidak menjelaskan mengapa Lk tidak mengikuti Mt dalam narasi kelahiran; (2) Mengapa Lk menempatkan materi Q di tempat2 yang begitu berbeda? (3) Mengapa Lk tidak memasukkan lima khotbah Tuhan Yesus yang panjang dalam Mt dan menempatkannya di tengah-tengah “narasi perjalanan”? (4) Mengapa seorang penulis piawai seperti Lukas menghancurkan karya unggulan Mt dalam Khotbah di Bukit? (5) Kisah kematian Yudas dalam Mt 27:3-10 dan Kis 1:18-19 berbeda. (6) Lk tidak mencantumkan materi tambahan Mt dari Mk (a) Mt 3:14-15 Protes Yohanes Pembaptis untuk membaptis Yesus (b) Mt 12:5-7 Allah inginkan belas kasihan bukan persembahan (c) 14:22-33 Jesus berjalan di air (d) 21:14-16 pujian anak-anak dan bayi yang menyusu (e) 27:19 mimpi istri Pilatus (f) 27:24 Pilatus mencuci tangan II Hipotesa dua-sumber atau teori Prioritas Markus (H.J. Holtzmann, 1863; B.H. Streeter, 1924): Mk ditulis pertama, kemudian Mt dan Lk masing-masing menggunakan Mk dan sumber lain (Q). Beberapa argumentasi untuk teori ini: (1) Argumen dari panjang materi Injil Mk paling pendek, tetapi perikop2nya paling panjang; jadi Mk bukan ringkasan Mt atau Lk, melainkan Mt dan Lk menambahkan pada Mk. Contoh: Perumpamaan Penabur (Mt 13:1-9, 131 kata; Mk 4:1-9, 151 kata; Lk 8:4-8, 90 kata); penjelasan Penabur (Mt 13:18-23, 128 kata; Mk 4:13-20, 146 kata; Lk 8:11-15, 109 kata); lihat tabel terlampir dari Stein, The Synoptic Problem. (2) Argumen dari tata bahasa Bahasa Mt dan Lk lebih dari Mk; berarti Mt dan Lk menyempurnakan tulisan Mk. (3) Argumen dari tingkat kesulitan teks Dalam triple tradition (materi yang sama dalam Mt, Mk, Lk), narasi Mk sering lebih “sulit” (paling tidak jika dilihat sekilas) daripada paralelnya dalam Mt dan Lk. Lebih masuk akal jika bagian yang sulit itu dihilangkan oleh Mt dan Lk, daripada ditambahkan oleh Mk dari Injil Mt yang merupakan sumbernya. Contoh: (a) Kuasa atau pengaruh Yesus yang seolah-olah terbatas: Mt 8:16 “menyembuhkan semua yang sakit”; Mk 1:32-34a, “menyembuhkan banyak orang yang sakit; Lk 4:40 “menyembuhkan masing-masing”. “Banyak” dalam Yes 53:12 digunakan dalam arti “semua.” “Banyak” adalah semitisme untuk “semua.” (b) Murid-murid dilukiskan secara negatif: (i) tidak mampu mengerti perumpamaan Yesus, Mt 13:18; Mk 4:13; Lk 8:11 (ii) hati mereka keras, Mt 14:32-33; Mk 6:51-52 (iii) Yesus marah kepada para murid, Mt 19:14; Mk 10:14; Lk 18:16 (c) Berbagai masalah teologis: (i) Mengapa engkau menyebut aku baik? Mt 19:16-17; Mk 10:17-18; Lk 18:18-19 (ii) Yesus marah: Mt 12:12b-13; Mk 3:4-5; Lk 6:9-10 (iii) Rujukan kepada Abiathar, Mk 2:25-26; bdk Mt 12:3-4; Lk 6:3-4. Imam Besar saat itu dijabat oleh Ahimelekh, ayah Abiathar (1 Sam 21:1-6). (4) Argumen dari persamaan kata dan urutan Dalam triple tradition, persamaan antara Mt-Mk yang berbeda dari Lk dan

10

persamaan Lk-Mk yang berbeda dari Mt, serta kurangnya persamaan antara Mt-Lk yang berbeda dari Mk, baik dalam penggunaan kata maupun urutannya, dapat dijelaskan paling baik berdasarkan priotitas Mk. (5) Argumen dari persamaan sastra (literary agreements) Persamaan, penambahan, atau pengurangan kata-kata tertentu, mis. Mt 3:13-16; Mk 1:9-10; Lk 3:21-22a, dapat dijelaskan berdasarkan prioritas Mk. (6) Argumen dari gaya peredaksian (i) Kata “segera” (euthys) yang merupakan ciri khas Mk (41x), muncul di Mt 18x. Di antaranya, 17x mempunyai paralel dalam Mk, dan hanya 1x digunakan dalam materi Mt yang lain. (ii) Kata “karena” (gar) dipakai untuk 66 klausa dalam Mk, 34 di antaranya merupakan peredaksian Mk dan mungkin tidak terdapat dalam sumber yang dipakainya (mis Mk 1:16, 22; 2:15; 3:10,21; 5:8,28,42; 6:14,17,18,20,31,48,50,52). Dalam Mt, gar dipakai untuk 123 klausa, tetapi hanya 11 di antaranya merupakan peredaksian Mt. Dari 11 ini, 10 mempunyai paralel dalam Mk: Mt 4:18 (= Mk 1:16); 7:29 (= Mk 1:22); 9:21 (= Mk 5:28); 14:3 (= Mk 6:17); 14:4 (= Mk 6:18); 14:24 (= Mk 6:48); 19:22 (= Mk 10:22); 21:26 (= Mk 11:32); 26:43 (= Mk 14:40); 27:18 (= Mk 15:10). Hanya satu (Mt 7:12) yang tidak ada paralelnya dalam Mk. Kedua fenomena ini dapat dijelaskan berdasarkan prioritas Mk, yakni gaya bahasa khas Mk dipertahankan oleh Mt untuk bagian2 yang paralel dengan Mk, dan bukan sebaliknya Mk memakai Mt sebagai sumber. (7) Argumen dari teologi Mk yang lebih primitif Gelar kristologis “Tuhan” (kyrios; Lord) untuk Yesus sering dipakai oleh gereja mula-mula. Dalam triple tradition, Mk memakai gelar ini 6x. Mt memakainya sekitar 14x, di antaranya untuk menggantikan gelar “rabi” atau “guru” dalam Mk. Lk memakainya dalam triple tradition 7x, tetapi di bagian lain 13-14x. Tampaknya, seiring dengan berlalunya waktu, gelar ini makin lama makin banyak dimasukkan ke dalam Injil-injil. Karena Mk yang paling sedikit memakainya, dapat disimpulkan bahwa teologi Mk lebih primitif dibandingkan Mt dan Lk, dan penggunaan Mk sebagai sumber rujukan oleh Mt dan Lk menjelaskan mengapa gelar ini lebih sering dijumpai di dalam kedua Injil ini. III Sumber Q 1. Persamaan materi dalam Mt dan Lk (235 ayat) yang bukan berasal dari Mk diperkirakan berasal dari satu sumber, yakni Q, yang berisi koleksi ucapan Yesus. 2. Perintis teori ini: C.H Weisse (1838). Teori ini dikembangkan lebih lanjut di Jerman oleh G.H.A. Ewald (1848) dan H.J. Holtzmann (1863). Di Inggris, penganjur utamanya ialah John C. Hawkins (1899) dan B.H. Streeter (1924). 3. Argumentasi untuk teori ini: a) Penggunaan kata-kata yang sama atau hampir sama, antara lain: a. Mt 3:7b-10; Lk 3:7b-9 Khotbah Yoh Pembaptis: 60 dari 63/64 kata b. Mt 6:24; Lk 16:13 Dua tuan: 27 dari 28 kata c. Mt 7:7-8; Lk 11:9-10 Doa Bapa kami: 24 kata semuanya sama b) Pengulangan ganda (doublets) dalam Mt dan Lk. Menurut Hawkins, terdapat 22 doublets dalam Mt, 11 dalam Lk, 1 dalam Mk (9:35 dan 10:43-44). Contoh: a. Pengutusan murid-murid dua kali: Lk 9 dan 10 b. Perintah tentang pernikahan dalam Mt 19:1-9 dan 5:32

11

c. Menyebabkan orang berbuat dosa Mt 18:8-9 dan 5:29-30 c) Mt memakai materi Q dalam percakapan2 panjang yang tersebar di seluruh Injilnya. Lk mengumpulkannya dalam dua blok besar (6:20-7:35; 9:57-13:34), sehingga Lk lebih mempertahankan urutan asli Q. 4. Pada tahun 1945 ditemukan Injil Thomas di Nag Hammadi, Mesir. Injil yang berbahasa Koptik dan menekankan ajaran gnostik ini berisi 114 ucapan Yesus lepaslepas. Penemuan ini membuktikan bahwa dokumen semacam Q bukanlah sekadar hipotesa, melainkan betul-betul pernah ada, meskipun Injil Thomas bukan Q dan kecil kemungkinan penulisnya mengetahui tentang Q. IV Perbedaan Mt dan Lk terhadap Mk Perbedaan ini menyatakan bahwa penulis Mt dan Lk tidak saling mengetahui tentang Injil yang ditulis oleh yang satunya. 1. Penambahan M (materi yang hanya dijumpai dalam Mat) kepada triple tradition dan tidak dijumpai dalam Lk. 2. Konteks untuk materi Q dalam Lk tidak sama dengan konteks dalam Mt. 3. Konteks untuk materi Q dalam Lk lebih primitif daripada dalam Mt. 4. Terkadang materi Q tampaknya lebih primitif dalam Mt, dan dalam Lk bahkan lebih primitf lagi. 5. Materi Mt dan Lk yang berasal dari Mk tidak sama urutannya dengan Mk (ini juga merupakan bukti prioritas Mk). 6. Selain Mk dan Q, Mt dan Lk menggunakan sumber lain yang hanya dijumpai di dalam Injil masing-masing. Sumber ini disebut L untuk Lk dan M untuk Mt. Contoh: Lk 7:11-17 (Janda di Nain); Mt 2 (Orang Majus).

CONTOH SINOPSIS Matius 19:13-15

Markus 10:13-16

Lukas 18:15-17

13

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka;

13Lalu orang membawa anakanak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka;

15Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka.

akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Tetapi Yesus berkata:

akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalanghalangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” 16Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati

Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 16Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata:

“Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”

15

Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka

“Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 17Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”

12

mereka. dan kemudian Ia berangkat dari situ. Referensi: Stein, Robert H. The Synoptic Problem. Grand Rapids: Baker, 1987.

13

Related Documents

Pengantar Hermeneutika
January 2021 1
Pengantar Biblika
February 2021 1
Kata Pengantar
March 2021 0
Pengantar Teologi
January 2021 2
Kata Pengantar
March 2021 0

More Documents from "Pramana Hadi Bajuz"

01sejarahisrael
February 2021 0
February 2021 0
Pb03 Kanon Pb
February 2021 1
Pb-peng Masa Depan 1
February 2021 1