Loading documents preview...
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
INSPEKSI ALAT BERAT TAMBANG
DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PEMBEKALAN DIKLAT INSPEKTUR TAMBANG PERTAMA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PERTIMBANGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT
Berhadapan dengan material atau bahan galian yang secara alami mempunyai sifat fisik dan mekanik relatif keras, diperlukan tenaga
sehingga
mesin cukup berat Untuk mengimbangi target produksi yang besar diperlukan alat yang berkapasitas besar
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ELEMEN – ELEMEN PRODUKSI
CAPACITY POWER CYCLE TIME EFFICIENCY / AVAILABILITY
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
CAPACITY • Jumlah material yang dimuat, diangkut dan diolah oleh suatu unit • alat Daya tampung dalam satuan volume yang merupakan perhitungan dimensi geometri penampung materialnya • Merupakan salah satu spesifikasi yang ditentukan oleh pabrik pembuat
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
CYCLE TIME Waktu yang diperlukan alat mulai dari Aktifitas pengisian/pemuatan, Pengangkutan (swing untuk shovel / Backhoe) pengosongan (dumping), kembali kosong dan untuk mempersiapkan posisi
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
HYDRAULIC EXCAVATOR
Arm Cylinder Boom Bucket Cylinder
Cabin Arm Upper Structure
Boom Cylinder Bucket
Under Carriage
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
HYDRAULIC EXCAVATOR
BUCKET CAPACITY Operating Weight
BUCKET CAPACITY Operating Weight
3 : 42 m : 720.000 Kg
31 : : 24.000 K
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
WHEEL LOADER Cutting Edge/ Teeth
Bucket
Cabin
Lift Cylinder
Front Wheel
Rear Wheel
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
WHEEL LOADER WA 1200
BUCKET CAPACITY Operating Weight
3 : 20 m : 210.200 Kg
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
BULLDOZER Lift Cylinder
Carrier Roller Ripper Blade
Sprocket
Main Frame Cutting
Strike Frame Track Shoe
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
BULLDOZER D575A
BUCKET CAPACITY Operating Weight
3 : 69 m : 152.600 Kg
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
GRADER Cab Exhaust Stack Engine Compartment
Blade Lift Cyl
Overhead Frame
Counter Weight
Blade Rotation Cyl Turntable Front Axle Front Wheel
Blade
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
GRADER GD655
Operating Weight
: 17.145 Kg
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
OFF HIGHWAY TRUCKS Vessel
Cabin
Fire Suppression System Rock Ejector
Ladder Front Wheel
Fuel Tank
Rear Wheel
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
OFF HIGHWAY TRUCKS STANDARD BODY
CAPACITY : 100 TON CAPACITY : 345 TON
COAL BODY
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
SUPPORTING UNIT
WATER / FUEL TRAILER WATER / FUEL TRUCK
LUBE SERVICE TRUCK
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
HAULING TRUCK
RIGID TRUCK
ARTICULATED DUMP TRUCK
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
TRAILER 2nd Trailer
1st Trailer
Prime Mover
“DOOR TYPE” Dolly
“SIDE DUMP TRAILER”
“FLEXY TIPPER”
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
SIDE DUMP IN ACTION
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
TRAILER
“BOTTOM DUMP TRAILER”
“END DUMP TRAILER”
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
TRAILER
Prime Mover Fifthwheel & King Pin Outriggers Landing Ramp
Gooseneck Bed Trailer
Rear Axle Side Guard Landing Gear
“LOW BED / BOY TRAILER”
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
TRAILER
“TAW HAUL TYPE”
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
CLAMSHELL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
FORKLIFT Overhead Guards Mast
Load Rack
Counter Weight
Fork Carriage
Traktor Body
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
TOWER LAMP Lamp
Mast Tower
Engine Cabin
Outriggers Wheel & Rim
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PIT STOP •
Fuel Tank : 50.000 lt
•
SAE10W Tank : 2000 lt
•
SAE30 Tank : 2000 lt
•
SAE90 Tank : 2000 lt
•
Multi Grade Tank : 2000 lt
•
Waste Oil Tank : 2000 lt
•
Coolant Tank : 2000 lt
•
Grease Hi-Pressure
•
Grease Hi-Volume
•
Air Compressor
•
Generator Set
•
Container Crew
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASAL 1;39
mindah tanah adalah alat mekanis yang digunakan untuk memindahkan tanah pucuk, penutup dan bahan galian pada waktu pekerjaan pembersihan, penggalian, pengangkat emindahan, termasuk buldozer, shovel, dragline, scraper, dan bucket wheel excavator tidak termasuk kendaraan pengangkut seperti dump truck
PASAL 105;2
am api harus : dalam jenis, ukuran dan jumlah yang dapat memadamkan segala macam kelas api dan tkan pada tempat yang strategis, mudah dijangkau, menggunakan tanda yang jelas dan aan siap pakai.
PASAL 109;1 - 2
adam api harus diperiksa sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan njamin apakah dalam keadaan penuh dan siap pakai. ang-kurangnya sekali dalam 1 tahun harus dilaksanakan pemeriksaan bagian-bagian yang meliputi mekanisme kerja alat, jumlah dan keadaan isian dan kondisi selang, nosel serta tabungnya untuk menentukan alat pemadam kebakaran tersebut dapat bekerja secara efektif
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASAL 123
Teknik Tambang atau petugas yang berwenang harus menetapkan cara pemadaman ke atan diri dan penyelamatan dalam keadaan darurat dan menyelenggarakan latihan seca atau cara pemadaman kebakaran harus ditetapkan agar dapat dengan segera member tiap orang yang mungkin terancam bahaya kebakaran. kat tanda bahaya kebakaran harus selalu dirawat dalam keadaan siap pakai dan diuji s
PASAL 95;1
an masuk bertangga pada lantai bangunan atau jembatan kerja, harus dilengkapi paga n bingkai lantai ukuran standar atau, dilengkapi dengan pintu yang daunnya membuka a waktu terbuka
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
140, Konstruksi Dan Peralatan Kendaraan
uksi dan peralatan kendaraan yang beroperasi di jalan umum harus memenuhi persyar
arkan oleh instansi yang berwenang
araan harus mempunyai konstruksi yang memenuhi standar sesuai dengan beban kerja hanya dijalankan sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuatnya
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
140, Konstruksi Dan Peralatan Kendaraan
daraan dengan berat kotor (termasuk gandengan
muatan) melebihi 16 ton, harus dilengkapi dengan dua
istem rem, untuk mencegah kegagalan pada satu gandar
ang disalurkan ke gandar lain
ngan berat kotor melebihi 750 kilogram atau lebih dari setengah berat kendaraan pena
ngkapi dengan sistem rem sendiri yang bekerja secara otomatis dan apabila berat koto
3500 kilogram dilengkapi dengan sistem rem yang bisa dikendalikan dari kendaraan pe
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
140, Konstruksi Dan Peralatan Kendaraan
tinggi bagian belakang kendaraan lebih dari 75 cm dari
h, harus dilengkapi dengan alat pengaman pada ketinggian
ebut
6)Alat rem harus mampu menghentikan / menahan kendaraan saat mendaki / menurun
edia klakson dan alarm mundur (otomatis saat gigi mundur aktif)
t kaca pengaman pada jendela dan jika ada kemungkinan terkena batuan, dipasang jeru
merubah kabin kendaraan jika perubahan tersebut menghalangi pandangan pengemu
lantai kabin > 1,8m, harus tersedia 2 jalan keluar aman untuk pengemudi
) Minimal 2 kaca spion
emudi harus terlindung dari kebisingan, debu, dan asap knalpot berlebihan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
140, Konstruksi Dan Peralatan Kendaraan
14) ROPS dan FOPS
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ASAL 141, Jalan Darat
ang digunakan kendaraan di pertambangan, harus diberi tanda yang jelas. kendaraan hanya boleh menggunakan jalan yang telah ditetapkan untuk jalan angkuta
adius minimum dan kemiringan jalan maksimum, harus sesuai dengan kemampuan ndaraan yang dipakai
“AASHTO Manual for Rurar Highway Design”
)Jalan Bertebing dilengkapi tanggul
ermukaan jalan apabila memungkinkan harus diberi pelapis untuk memperkuat, enahan erosi dan atau menghindari slip
uka jalan yang lurus harus rata dan bagian yang meninggi di sisi luar tikungan sedapa mengakibatkan ketidakstabilan pada kendaraan yang tinggi atau bermuatan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ASAL 141, Jalan Darat
6)Lampu penerangan harus cukup
ap jalan angkutan yang lewat di bawah rintangan harus diberi tanda peringatan yang j ang adanya rintangan dan tinggi rintangan tersebut
42, Persyaratan dan Kewajiban Pengemudi
engemudi kendaraan di tambang : . berusia sekurang-kurangnya 18 tahun; . ditunjuk oleh Kepala Teknik Tambang untuk mengemudikan kendaraan tertentu dan telah mendapatkan pelatihan dan dinyatakan mampu mengemudi oleh Kepala Teknik T
gemudi kendaraan yang dilengkapi dengan bak penumpah (tipping body) harus menjam bila baknya diangkat untuk suatu tujuan selain dari membongkar muatan yang rutin, h diamankan dengan alat pengaman yang terpisah
gemudi harus menggunakan alat yang disediakan pada tempat pembongkaran untuk m daraan tersebut terbalik, terguling atau bergerak
Operator harus mentaati rambu-rambu Lalulintas
elum meninggalkan kendaraannya, pengemudi harus yakin bahwa kendaraannya sudah terkunci serta aman sehingga tidak dapat dijalankan atau secara tak sengaja berjalan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
42, Persyaratan dan Kewajiban Pengemudi
melalui jalanan yang menurun, kendaraan harus selalu dijalankan dengan perlahan da nggunakan gigi rendah setiap waktu, kecuali apabila kendaraan tersebut digandeng
gemudi sebelum menjalankan kendaraannya harus memberi tanda bunyi dan yakin tida ng di sekitar kendaraannya
saat memulai gilir kerja setiap pengemudi harus melakukan pemeriksaan bagian-bagia araannya dan mencoba kerja alat pengendali dan terutama kemampuan rem
L 143, Pemeriksaan dan Perawatan
l perawatan semua kendaraan di tambang harus dibuat yang mengatur pemeriksaan, atan dan perbaikan kendaraan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
AL 144, Cara Kerja yang Aman
nik Tambang harus mengatur arus lalu lintas di pertambangan dan memasang tanda la
untuk memberitahukan para pengemudi tentang:
-lintas;
cepatan;
ggi kendaraan;
/turunan dan
arkir dan tidak boleh parkir dan hal lain yang berhubungan dengan keselamatan sistem
kutan.
rjaan memuat, membongkar dan menumpahkan muatan, arus lalu lintas harus dibuat s
i dapat mendahului kendaraan lain pada jalan yang telah ditetapkan
mbang yang diizinkan berjalan atau berada pada jalan angkutan atau pada tempat pem
aran harus memakai rompi pantul (fluorecent) dengan warna yang mencolok
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
AL 145, Pekerjaan Penimbunan
p menimbun limbah atau bahan galian, pekerjaan tersebut harus diawasi sehingga
yang menimbun hanya berada pada tempat yang ditetapkan.
yang menimbun melebihi tepi tebing harus dihindarkan, tanggul atau onggokan bahan
bun, harus tetap ada pada batas tepi penimbunan.
bunan di tepi teping diizinkan, tanggul pengaman harus dipasang untuk menghindarka
tersebut terguling atau melewati tepi tebing timbunan
penimbunan harus diawasi oleh pengawas penimbunan yang menetapkan tempat-temp
n, mengawasi kendaraan yang sedang mundur dan bertanggung jawab dalam pemeriks
n tepi tebing penimbunan.
an penimbunan harus dihindarkan pada waktu gelap atau jarak pandang yang kurang je
api dengan lampu penerangan yang menjamin keselamatan dan jarak pandang yang cuk
udi harus tetap berada dalam kendaraan pada daerah penimbunan.
gawas penimbunan yang diperbolehkan berada di daerah penimbunan dan pengawas te
akai rompi pantul (fluorescent) dengan warna yang menyolok.
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASAL 249, ALAT PEMINDAH TANAH
PASAL 249, UMUM
dan konstruksi alat pemindah tanah yang digunakan di pertambangan harus sesuai den
aannya, kondisi lapangan kerja, dan sifat tanah atau batuan yang akan dipindahkan.
p perubahan konstruksi alat pemindah tanah dari standar pabrik pembuatnya yang dap
engaruhi keselamatan atau kestabilan, harus mendapat persetujuan KAPIT
AL 250, Persyaratan Operator
or alat pemindah tanah pada kegiatan usaha pertambangan harus memenuhi persyarat berusia tidak kurang dari 21 tahun; dinyatakan sehat baik mental maupun fisik oleh dokter dan memiliki surat keterangan hal mengoperasikan yang dikeluarkan oleh KTT
oleh petugas lain yang berwenang atas nama Kepala Teknik Tambang.
eterangan hak mengoperasikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c hanya d
seseorang lulus ujian mengoperasikan alat pemindah tanah yang diselenggarakan ole
bangan yang berangkutan.
eterangan hak mengoperasikan hanya berlaku dalam wilayah kerja pertambangan di te
ngan hak mengoperasikan tersebut diberikan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASAL 251 - 255
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ASAL 141, Jalan Darat
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PEMERIKSAAN
KECELAKAAN BERAKIBAT MATI TERTIMPA LANDING RAMP LOW BED TRAILER 110 BM-45 WORKSHOP KM 70 PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA KONTRAKTOR PT ADARO INDONESIA TANGGAL 20 JANUARI 2011 PKL. 12.30 WITA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DATA KORBAN
Nama
: Sofiansyah
No. Permit
: AI/BUMA/00667
Tempat / Tgl. Lahir : Tarakan, 21 Juli 1966 Umur
: 44 Tahun 6 bulan
Pendidikan
: SMP
Jabatan
: Operator Trailer
Perusahaan
: PT BUMA
Lama Bekerja : 11 Tahun (29 Jan 2000)
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DATA TEKNIS ALAT I. PRIME MOVER
Merk : Volvo FH 16 Nomor Rangka : A 598946 Nomor Mesin : 009017 Nomor Unit : PM 25 Nomor : PM 45 Model Engine : D16C550HP HM : 246444 Berat Prime Mover : 9705 Kg
II. DOLLY
Jenis : 2 Axles Merk : Patria Kapasitas : 50 Ton Th Pembuatan : 2003
III. TRAILER
Jenis : Lowboy Merk : Patria Kapasitas : 100 Ton Th Pembuatan : 2003 Berat : 20 Ton
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DATA TEKNIS ALAT IV. Landing Ramp
Jenis
: Short Wide Standard Ramp
Panjang : 3.295 mm Lebar
: 1.350 mm
Berat
: 1.560 Kg
IV. Tog Rod
Material : H - Beam
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
KRONOLOGI TERJADINYA KECELAKAAN
BUKA PIN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
FAKTA KECELAKAAN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
FAKTA KECELAKAAN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ANALISA I. KORBAN – Sofiansyah
Berdasarkan hasil MCU 5 Maret 2010, korban memiliki 9 temuan klinis, akan tetapi dokter menyatakan korban dapat kembali bekerja dengan catatan korban harus konsultasi dengan dokter perusahaan un untuk evaluasi lebih lanjut
Korban tidak pernah mendapat pelatihan untuk mengoperasikan Low Bed Trailer, terutama bagaiman mengoperasikan sistem hidrolik Landing Ramp
Berdasarkan data-data diatas, disimpulkan bahwa tidak bisa dipastikan korban kompeten untuk Mengoperasikan Low Bed Trailer
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ANALISA II. LBT 100 - PATRIA •
Dilengkapi Stopper yang berfungsi untuk mencegah terjadinya momen yang lebih
rantai
besar • F=m.g = 15.600 N
REKOMENDASI PABRIK
Selama travelling, untuk mencegah L. Ram berputar searah jarum jam adalah Hidrolik dan rantai
•
rod
Momen yg terjadi adalah searah jarum ja
dan semua beban tersebut ditanggung ole hidrolik dan tog rod
APLIKASI PT BUMA •
Stopper tidak ikut berperan dalam menanggung beban dari Landing Ramp
•
Tog rod fully constraint, derajat kebebasan = 0
F=m.g = 15.600 N
Saat travelling terjadi beban tambahan, terutama karena getaran yang timbul
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ANALISA
• Modifikasi yang dilakukan oleh Mekanik PT BUMA tidak memadai dan tidak disertai dengan analisis kekuatan atau stress – strain yang memadai
Berdasarkan data-data diatas, disimpulkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak bisa dipastikan Aman untuk dioperasikan
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
ANALISA II. PROSEDUR dan Peraturan
• JSA no. HAUs / ADR / 11 / 09 / 034 / JSA / REV – 02 tentang Mengoperasikan Unit Long Bed / Long Bo dan PTS no. OPR / 2008 / 039 / PTS tidak merinci secara detil langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengoperasikan trailer
• Tidak terdapat JSA maupun PTS untuk menaikkan atau menurunkan Landing Ramp secara manual at menggunakan alat bantu angkat
• Dari Formulir P2H LBT BM-45 diketahui bahwa sejak tanggal 10 Januari, operator sudah menuliskan
di formulir bahwa terjadi disfungsi pada hidrolik sistem landing ramp. Akan tetapi tidak ada tindak lan perbaikan
• Posisi Trailer BM-45 di Km. 70. Para pengawas di Km. 34. Pengawas (foreman) mengalami kesulitan untuk melakukan pengawasan ke Km. 70 karena kurangnya sarana transportasi. • Program PM (preventive Maintenance) tidak berjalan dengan baik
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
PEMBUKTIAN KECELAKAAN TAMBANG
Berdasarkan hasil pemeriksaan kecelakaan lapangan dan wawancara dengan saksi-saksi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: •
Kecelakaan benar-benar terjadi (tanpa ada unsur kesengajaan)
•
Menimpa Sdr. Sofiansyah karyawan PT. BUMA site Adaro, Kontraktor PT Adaro Indonesia
•
Kecelakaan terjadi pada jam kerja pukul 12.30 WITA
•
Kecelakaan terjadi pada saat korban akan menaikkan Landing Ramp LBT
•
Terjadi pada wilayah PKP2B PT Adaro Indonesia
Sesuai dengan Pasal 39 dan Pasal 40 huruf c Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, maka kecelakaan tersebut dikatagorikan sebagai “Kecelakaan Tambang berakibat MATI” atas nama Sdr. Sofiansyah
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
KESIMPULAN TERJADINYA KECELAKAAN I. PENYEBAB LANGSUNG 1. TINDAKAN TIDAK AMAN Korban mengoperasikan trailer LBT BM-45 dengan hidrolik sistem yang dalam kondisi
-
tidak berfungsi dengan baik - Korban dan tim menggunakan dozer untuk mengangkat Landing Ramp - Korban mengutak-atik PTO saat hidrolik sistem tidak berfungsi dengan baik - Proses menaikkan Landing Ramp tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
2. KONDISI TIDAK AMAN -
Hidrolik sistem Landing Ramp tidak berfungsi dengan baik
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
KESIMPULAN TERJADINYA KECELAKAAN I. PENYEBAB DASAR 1. FAKTOR PRIBADI -
Korban tidak memahami pengisian P2H dengan benar
-
Motivasi yang keliru dari korban menggunakan alat yang tidak sesuai untuk menaikkan Landing Ramp
-
Tidak bisa dipastikan bahwa korban kompeten untuk mengoperasikan LBT khususnnya hidrolik sistem
2. FAKTOR PEKERJAAN -
Prosedur kerja tidak memadai
-
Fungsi pengawasan tidak memadai khususnya untuk kru LBT yang di Km. 70
-
Modifikasi pada safety equipment Landing Ramp tidak memadai dan tidak disertai perhitun kekuatan
-
Program Preventive Maintenance LBT BM-45 tidak berjalan dengan benar
-
Kurangnya pengawasan oleh PT Adaro terhadap pelaksanaan program-program K3 PT BUM
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
REKOMENDASI BUKU TAMBANG No
Tindakan / Uraian
KEPMEN
1
Pengawas harus memastikan bahwa operator sudah melaksanakan P2H dengan benar dan memastikan unit tersebut layak operasi dengan menandatangani form P2H
KEPMEN 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 142 ayat 8 Pasal 13
2
Semua pekerja tambang dalam melakukan pekerjaan harus mematuhi Tata cara Kerja Aman yang sebelumnya sudah dipastikan memadai oleh KTT
Pasal 32 ayat 2 Pasal 12
3
Segera mengevaluasi sistem perawatan semua unit yang beroperasi dan melakukan perawatan secara berkala selain perbaikan kerusakan terhadap semua unit operasi
Pasal 143
4
Segera melaksanakan pelatihan pekerja tambang sesuai dengan pekerjaannya masing-masing
Pasal 28
5
Memastikan modifikasi dilakukan dengan design dan perhitungan kekuatan yang memadai dan aman untuk dioperasikan
Pasal 13
6
Meningkatkan sarana dan fungsi pengawasan di semua tempat kerja, termasuk memastikan bahwa alat, pekerja, lingkungan dalam kondisi aman dan disertai dengan tersedianya prosedur kerja yang memadai
Pasal 12 dan 13