Interaksi Obat Utk Uas-1

  • Uploaded by: Ai
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Interaksi Obat Utk Uas-1 as PDF for free.

More details

  • Words: 6,976
  • Pages: 26
Loading documents preview...
TUGAS INTERAKSI OBAT Nama : M. Zaid Taib NPM : 1543700021 Kelas : Apoteker Pagi A

1. Obat yang termasuk a. Tolbutamid b. Asam etakrinat c. Warfarin d. Kuinin e. Methotrexat

berikatan

kuat

dengan

protein

darah

adalah

2. Obat berikut dapat mengadsorpsi obat lain , kecuali: a. Aluminium hidroksida b. Kaolin c. Bismut salisilat d. Kolestiramin e. Amfetamin 3. Digoksin dan antasida direkomendasikan untuk dipergunakan dengan interval waktu: a. 1 -2 jam b. 2- 3 jam c. 3- 4 jam d. 4- 5 jam e. 5 – 6 jam 4. Berbagai akibat interaksi furosemid dan kloralhidrat telah dilaporkan sebagai berikut, kecuali: a. Diaforesis b. Hot flashes c. Hipotensi d. Diuresis e. Hipermetabolik 5. Obat berikut diperbesar absorpsinya oleh adanya makanan, kecuali: a. Diazepam b. Levodopa c. Fenitoin d. Propoksifen

e. Griseufulvin 6. Bioavailibilitas obat dapat diperbesar dengan berbagai mekanisme, kecuali a. Penambahan disolusi b. Penambahan disperse c. Penambahan volume distribusi d. Penambahan pengikatan protein e. Penambahan aliran darah splankhnik 7. Obat berikut mempunyai klirens renal tinggi bila urinnya asam, kecuali: a. Sulfonamida b. Antihistamain c. Amfetamin d. Meperidin e. Imipramin 8. Ekskresi antihistamin dapat diperbesar bila pasien memakan makanan berikut, kecuali: a. Daging b. Macaroni c. Telur d. Keju e. Sayuran hijau 9. INH dapat meyebabkan defisiensi vitamin B6 dan menyebabkan berbagai efek, kecuali a. Nafsu makan meningkat b. Mulut kering c. Mual d. Muntah e. Sakit perut 10. Obat kortikosteroid dapat menyabakan berbagai hal, kecuali: a. Mengganggu pembentukan tulang b. Mengurangi absropsi kalsium dan fosfor c. Mempercepat kesembuhan luka d. Meningkatkan kadar glukosa dan kolestrol dalam darah e. Meningkatkan kebutuhan akan vitamin C dan vitamin. 11. Asam asetilsalisilat didalam tubuh diubah menjadi asam salisilat, reaksi yang terjadi yaitu a. Hidrolisis b. Substitusi c. Oksidasi d. Reduksi e. selain jawaban diayas, yaitu reaksi esterifikasi

12. Vitamin B6 (pyridoxin) tidak meningkatkan kadar gula darah sehingga pasien diabetes tidak perlu berhati-hati mengkonsumsinya a. Benar b. Salah c. Tidak ada jawaban yang benar 13. Seorang wanita yang sedang menjalani pengobatan tuberculosis (OAT) datang ke apotek untuk melakukan konseling dengan apoteker. Wanita tersebut mengeluhkan obat kontrasepsi oral yang Ia konsumsi tidak berefek meskipun penggunaannya secara teratur. Menurut anda, apakah yang menyebabkan obat kontrasepsi oral tersebut tidak berefek? A. Isoniazid B. Etambutol C. Rifampisin D. Pirazinamid 14. Jelaskan istilah dari : a. Antagonis = sebuah respon biologis terhadap paparan beberapa jenis obat yang kurang dari efek-efek individual zat yang digabungkan (bandingkan dengan efek aditif dan efek sinergis) b. Aditif = efek gabungan dari beberapa obat yang merupakan jumlah efek yang akan dihasilkan oleh masing-masing obat tanpa kehadiran yang lain c. Sinergik = ketika efek dari beberapa obat yang diambil bersama-sama lebih besar daripada jumlah efek masing-masing secara individual d. Perubahan mekanisme transport obat = Adalah proses transportasi obat dengan bantuan pembawa, dimana proses ini sangat penting pada proses absorpsi di gastrointestinal dan sekresi ginjal dari beberapa obat dan metabolisme e. Perubahan kesetimbangan cairan dan elektrolit = adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan f. Sindrom serotonin = terjadi ketika seseorang memakai obat yang menyebabkan tingginya kadar serotonin dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang meningkatkan dosis obat tersebut atau mengkonsumsi obat baru. g. Interaksi tidak langsung = Interaksi tidak langsung terjadi bila obat presipitan punya efek yang berbeda dengan obat obyek, tetapi efek obat presipitan tersebut akhirnya dapat mengubah efek obat obyek 15. Jelaskan apa saja yang saudara ketahui interaksi obat dengan herbal/food supplement? Jawab : Herbal atau food supplement dapat menurunkan atau meningkatkan efek obat. Interaksi antara obat dan herbal dapat terjadi ketika herbal yang kita makan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan.

16. Jelaskan mekanisme kerusakan hati akibat obat. Jawab : Mekanisme umum dari kerusakan hati akibat obat-obatan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu predictable dan unpredictable (idiosinkratik). Mekanisme kerusakan hati secara khusus yaitu stimulasi autoimun, reaksi idiosinkratik, gangguan homeostatis kalsium dan kerusakan membrane sel, aktivitas metabolit oleh enzim sitokrom 450, stimulasi apoptosis, kerusakan mitokondria, dan neoplastis hati.Jenis kerusakan hati yang disebabkan oleh obat-obat penginduksi penyakit hati yaitu perlemakan hati, nekrosis hati, kolestatis, kerusakan vascular, peliosis hati dan hepatitis yang mirip hepatitis viral.Obat-obat penginduksi penyakit hati diantaranya adalah asetaminofen, kloramfenikol, omeprazol dan isoniazid. 17. Jelaskan efek samping obat pada hati Jawab : Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran. Konsumsi obat yang berlebihan dapat merusak hati. Gangguan pada organ hati ini jika semakin parah dapat berkembang menjadi penyakit hati kronis bahkan menjadi sirosis hati. 18. Jelaskan obat-obat yang harus dihindari pada penyakit hati Jawab : Allopurinol, Bisoprolol, Ceftriaxone, Cyclophospamide, Cimetidin, Doxorubicin, Metronidazole, Phenytoin, Propanolol, Theophyllin 19. Jelaskan obat-obat yang berefek nefrotoksik Jawab : Obat-obat yang berefek nefrotoksik adalah obat yang bersifat 'meracuni' atau mengganggu fungsi ginjal. Yang bersifat nefrotoksik antara lain obat-obatan antinyeri, antirematik, dan antibiotik. Beberapa obat bersifat racun bagi ginjal, termasuk nonsteroidal anti-inflamasi (NSID) seperti ibuprofen dan naproxen . Obat lainnya yang berpotensi meracuni ginjal (nefrotoxic) diantaranya antibiotik aminoglikosida seperti [ gentamisin (Garamycin), tobramycin ], lithium (Eskalith, Lithobid), obat yang mengandung yodium contohnya zat kontras yang disuntikkan pada tubuh sebelum dirongsen 20. Jelaskan cara obat yang menyebabkan gagal ginjal Jawab : Obat telah diketahui dapat merusak ginjal melalui berbagai mekanisme. Bentuk kerusakan yang paling sering dijumpai adalah interstitial nephritis dan glomerulonephritis. Penggunaan obat apapun yang diketahui berpotensi menimbulkan nefrotoksisitas sedapat mungkin harus dihindari pada semua penderita gangguan ginjal. Penderita dengan ginjal yang tidak berfungsi normal dapat menjadi lebih peka terhadap beberapa obat, bahkan jika eliminasinya tidak terganggu 21. Jelaskan obat-obat yang harus dihindari pada pasien penyakit hati Jawab : Allopurinol, Bisoprolol, Ceftriaxone, Cyclophospamide, Cimetidin, Doxorubicin, Metronidazole, Phenytoin, Propanolol, Theophyllin

22. Apa yang dimaksud interaksi obat signifikan secara klinis? Terangkan! Jawab : Interaksi obat secara klinik berakibat meningkatkan toksisitas dan menurunkan efektivitas obat yang berinteraksi. Interaksi obat berdasarkan mekanismenya dibedakan menjadi tiga macam yaitu inkompatibilitas, interaksi farmakokinetika, dan interaksi farmakodinamik . Berdasarkan level kejadiannya, interaksi obat terdiri dari established (sangat mantap terjadi), probable (interaksi obat bisa terjadi), suspected (interaksi obat diduga terjadi), possible (interaksi obat mungkin terjadi, belum pasti terjadi), serta unlikely (interaksi obat tidak terjadi). Sedangkan berdasarkan keparahannya, interaksi obat dapat diklasifiksikan menjadi tiga yaitu mayor (dapat menyebabkan kematian), moderat (sedang), dan minor 23. Sebutkan masing-masing paling tidak 3 (tiga) faktor obat dan faktor pasien yang mempengaruhi interaksi obat. Jawab : Faktor pasien : USIA (Fisiologi tubuh, metabolisme dan eliminasi pada bayi, anak dan orang dws berbeda), BOBOT BADAN (Perbandingan dosis obat – bobot badan menentukan konsentrasi obat yang mencapai sasaran, KEHAMILAN (Pengosongan lambung↑, metabolisme ↑, ekskresi/filtrasi glomerolus ↑) Faktor obat : dosis besar, obat ditelan bersama-sama, pemberian kronik). 24. Apa outcome interaksi obat secara farmakokinetika! Sebutkan beberapa contohnya! Berdasarkan tingkat keparahannya, interaksi obat dibedakan dalam beberapa level. Sebutkan dan apa yang membedakannya! Terangkan ! Jawab : Derajat keparahan akibat interaksi diklasifikasikan menjadi minor (dapat diatasi dengan baik), moderat (efek sedang, dapat menyebabkan kerusakan organ), mayor (efek fatal, dapat menyebabkan kematian) . Level signifikansi interaksi 1,2 dan 3 menunjukkan bahwa interaksi obat kemungkinan terjadi. Level signifikansi interaksi 4 dan 5 interaksi belum pasti terjadi dan belum diperlukan antisipasi untuk efek yang terjadi. 25. Strategi menghindari interaksi obat dalam rangka pemilihan obat ada 8 (delapan). Sebutkan dan terangkan paling tidak 4 (empat) buah. Jawab : Sangat disarankan minum obat dengan air putih/bening, Jangan membuka kapsul, karena hal tersebut akan mempengaruhi distribusi obat didalam tubuh anda, Hindari meminum vitamin bersamaan dengan obat-obatan dan Jika anda sedang dalam terapi obat herbal tertentu beritahukan kepada dokter dan apoteker 26. Penggunaan teofilin sustaine release, doxycline, antasida. Pada hari ke-2 dan ke-4 setelah pemberian antibiotik doxyxline, diketahui kadar dalam darah dari teofilin 13 mg/L dan 11 mg/L. Tetapi pada hari ke-8 pasien mengeluh mual dan mutah, pusing. Setelah dilakukan TDM kadar teofilin 30 mg/L. Analisis kasus tersebut dan bagaimana pengatasannya?

Jawab : Pada kasus diatas teofilin mengalami interaksi obat dengan antasida, dimana pemberian teofilin dan antasida secara bersamaan dapat meningkatkan kadar teofilin dalam plasma. Pengatasannya : sebaiknya pemberian antasida diganti dengan obat golongan lain yang tidak berinteraksi dengan teofilin jika pasien benar-benar membutuhkan antasida. 27. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa terjadi perubahan absorpsi suatu obat karena terjadinya penyakit cholethiasis (batu empedu). Terangkan mekanismenya, sebutkan golongan obat dan berikan contohnya. Jawab : Kebanyakan kolelitiasis tidak mempunyai gejala maupun tanda.Perpindahan batu menuju ductus cysticus menyebabkan kolik selain itu dapat menyebabkan kolesistitis akut.Kolangitis dapat terjadi ketika batu menghambat duktus hepaticus atau ductus billiaris sehingga mengakibatkan infeksi dan inflamasi.Perubahan susunan empedu mungkin merupakan yang paling penting pada pembentukan batu empedu, karena terjadi pengendapan kolesterol dalam kandung empedu. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat meningkatkan supersaturasi progesif, perubahan susunan kimia, dan pengendapan unsur tersebut. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu, melalui peningkatan dan deskuamasi sel dan pembentukan mukus.Sekresi kolesterol berhubungan dengan pembentukan batu empedu. Pada kondisi yang abnormal, kolesterol dapat mengendap, menyebabkan pembentukan batu empedu. Penatalaksanaan pada penderita kolelitiasis dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a. Konservatif (non bedah) 1. diet rendah lemak 2. obat-obat antikolinergik-antispasmodik 3. analgesic 4. antibiotic, bila disertai kolesistitis. 5. asam empedu (asam kenodeoksikolat) 6,75-4,5 g/hr, diberikan dalam waktu yang lama. Dikatakan dapat menghilangkan batu empedu, terutama batu kolesterol.Asam ini mengubah empedu yang mengandung banyak kolesterol (lithogenic bile) menjadi empedu dengan komposisi normal.Dapat juga untuk pencegahan, namun efek toksiknya banyak, kadang-kadang diare. 1. Lisis batu : pelarutan batu dengan menggunakan metal-butil-eter 2. Litotripsi : pemecahan batu empedu dengan gelombang kejut dari perangkat elektomagnetik yaitu ESWL (Extracorporal Shock-Wave Lithotripsy). 3. Pengobatan endoskopi. b. Bedah i. Kolesistektomi Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu.Dengan kolesistektomi, pasien tetap dapat hidup normal, makan seperti

biasa.Umumnya dilakukan pada pasien dengan kolik bilier atau diabetes. Kolesistektomi dapat dilakukan secara operatif maupun laparoskopik. A. Kolesistektomi terbuka (operatif) Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan kolelitiasis simtomatik. Komplikasi yang paling bermakna yang dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien. Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%. Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. B. Kolesistektomi laparaskopi Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya kolesistitis akut.Dengan kolesistektomi laparoskopi, kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Jenis pembedahan ini memiliki keuntungan : 1. mengurangi rasa tidak nyaman pasca pembedahan 2. memperpendek masa perawatan di rumah sakit 28. Jelaskan apa yang tejadi pada penyakit gagal jantung kongestif. Mengapa penyakit tersebut dapat berpengaruh pada absorbsi obat. Bagimana dengan proses eliminasinya di hati dan ginjal. Jelaskan. Jawab : Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Braundwald). Karena jantung merupakan organ yang memompa darah keseluruh tubuh sehingga absorpsi obat akan berpengaruh jika jantung mengalami kerusakan sebab jantung tidak mampu memompa darah dengan sempurna sehingga obatobat dalam darah tidak dapat diabsorpsi secara sempurna. Proses eleminasi pada hati dan ginjal adalah pada pasien gagal jantung maka eliminasi ada ginjal akan menurun karena terjadinya penurunan GFR yang disebabkan karena gagal jantung. Sementara eliminasi pada hati 29. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada penyakit hati. Jelaskan pengaruh perubahannya untuk obat-obat yang mempunyai rasio ekstraksi hati rendah dan tinggi. Beri contohnya. Jawab : Faktor fisiologi yang perlu diperhatikan adalah : penampilan fisik yang mual/muntah, menurunnya nafsu makan, pembesaran perut terlebih bagian kanan atas, air seni berwarna lebih gelap (seperti teh), tinja/feces berwarna lebih pucat. Kondisi terparah adalah pembengkakan pada ke dua kaki akibat menyusutnya produksi albumin oleh hati serta tangan terlihat kemerahan. Selain itu beberapa faktor di bawah ini juga perlu diperhatikan : - Perubahan enzim pemetabolisme (dari segi jumlah dan aktivitasnya)

- Penurunan massa hepar ® sehingga jumlah obat yang dimetabolisme menurun - Penurunan aliran darah hepar (35%), menyebabkan menurunnya perfusi hepar (10-15%) Ekstraksi hepatik adalah istilah yang berguna untuk mengukur seberapa mudah hati dapat memproses, atau memetabolisme, memberikan obat atau racun. Istilah “ekstraksi hepatik” berarti perbedaan jumlah obat dalam darah yang dimasukkan ke dalam hati (100%) dan jumlah obat utuh yang keluar atau tidak termetabolisme (berarti 100% dikurangi fraksi termetabolisme) Obat dengan rasio ekstraksi tinggi : CLH = Q, disebut non restriktif atau tergantung aliran darah Obat dengan rasio ektraksi rendah : CLH = free fraksi x intrinsic clearance (dipengaruhi oleh sirosis dan sindrom nefrotik) disebut restriktif atau kapasitas terbatas. Contoh : - Teofilin merupakan salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20 mg/L. Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah,yakni 0,09, oleh karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh keefektifan sistemoksidasi sitokrom P450 di dalam hati. - Siklosporin, rasio ekstraksi obat di hati rendah - Carbamazepine termasuk obat yang dieleminasi oleh metabolism hepatic dengan rasio ektraksi hepatic yang rendah yaitu 0,03 30. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa pada uremia dapat mempengaruhi absorpsi suatu obat. Beri contohnya. Jawab : Uremia adalah jenis penyakit yang menyerang organ ginjal. Penyakit ini timbul karena adanya racun yang masuk ke dalam organ ginjal yang kemudian kondisi racun ini menggangu kinerja organ ginjal/gagal ginjal. Penyakit ini menyebabkan absorpsi obat menjadi terganggu karena ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Contoh : ketoconazole, itraconazole, kortikosteroid dan preparat besi. 31. Terangkan apa yang mungkin dapat terjadi pada penyakit glomerulonefritis. Halhal apa saja yang perlu diperhatikan berkaitan dengan interaksi obat (jenis obat apa yang bagaimana yang perlu diperhatikan). Jawab : Glomerulonefritis adalah sebuah istilah yang diberikan untuk berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi glomeruli ginjal. Glomerulonefritis terdiri dari duak kata, yaitu Glomerulo yang artinya glomeruli dan nefritis memiliki arti radang ginjal. Meskipun namananya memiliki arti nefritis, Tapi pada kenyataannya tidak ada peradangan yang terjadi pada beberapa jenis glomerulonefritis. Dalam glomerulonefritis terjadi kerusakan glomeruli. Kerusakan ini mengganggu fungsi glomeruli itu sendiri dan dapat mempengaruhi fungsi ginjal secara keseluruhan. Glomerulonefritis adalah salah satu jenis penyakit

ginjal berupa kerusakan yang terjadi pada glomeruli. Glomeruli adalah penyaring kecil di dalam ginjal yang berfungsi membuang cairan berlebih, elektrolit, dan sampah dari aliran darah. Kerusakan ini akan menyebabkan terbuangnya darah serta protein melalui urine. Kondisi glomerulonefritis pada masing-masing penderita bisa berbeda-beda. Ada yang mengalaminya dalam waktu singkat (akut) dan ada yang jangka panjang (kronis). Penyakit ini juga bisa berkembang pesat sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal dalam beberapa minggu atau bulan. Obat-obat yang perlu diperhatikan pada penyakit ini adalah obat yang bersifat nefrotoksik 32. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada gagal ginjal yang dapat mempengaruhi farmakokinetika obat? Mengapa terjadi perubahan ikatan protein? Bagaimana dengan ikatan protein propanolol? Jawab : - Hal yang harus diperhatikan adalah umur, berat badan, jenis kelamin dan kreatinin serum. Selain itu absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi juga turut mempengaruhi dalam farmakokinetika obat. - Kerusakan ginjal terkadang ditandai dengan ditemukannya protein di dalam urin (ureimia). Kerusakkan ginjal mempengaruhi ikatan obat pada protein plasma, dengan cara: Menurunkan jumlah albumin, perubahan struktur pada sisi ikatan protein plasma dan terdesaknya obat dari sisi ikatan karena adanya senyawa lain yang gagal di ekskresikan melalui ginjal. Penurunan jumlah albumin akan meningkatkan volume disribusi (Vd). Contoh: terjadinya perubahan profil distribusi phenitoin pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi ginjal. Pada beberapa kasus, ikatan obat pada protein jaringan juga akan terpengaruh. - Ikatan protein plasma pada propranolol >90% melebihi range konsentrasi darah. 33. Telah banyak dilaporkan bahwa pemberian propanolol (EH >>) secara oral dapat mengubah parameter farmakokinetika dari propanolol. Terangkan secara jelas dan lengkap mengapa hal ini bisa terjadi? Jawab : Propanolol termasuk dalam metabolism lintas pertama (first effect) yang dapat diambil langsung oleh hati dan dimetabolisme secara cepat sehingga jumlah obat yang mencapai sirkulasi sistemik jauh berkurang dibandingkan jumlah obat yang diabsorpsi masuk ke dalam vena portae sehingga tidak terlalu efektif jika diberikan secara per oral. 34. Perubahan fisiologi apa yang akan terjadi saat kehamilan. Bagaimana pengaruh perubahan hormonalnya. Terangkan apa yang perlu diperhatikan bila ibu tersebut menderita epilepsi dan minum fenitoin. Jawab : -

Perubahan fisiologi yang terjadi adalah perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan pada sistem integumen, dan perubahan sistem metabolisme. Perubahan pada sistem pencernaan

seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat makanan yang tertahan dalam lambung sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tidak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu. Sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang dapat menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva, dan wajah. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes, dll. - hormon kehamilan 1. Sensitifitas kandung kemih. Pada awal masa kehamilan, ada beberapa hormon yang berperan untuk menjaga janin tetap sehat hingga plasenta bisa bekerja dengan normal. Kerja dari hormon-hormon ini meningkatkan aliran darah ke panggul sehingga sensitifitas kandung kemih meningkat dan bunda menjadi lebih sering merasa ingin ke belakang. 2. Sensitifitas payudara. Peningkatan kadar hormon selama masa kehamilan juga dapat membuat payudara terasa nyeri. Gejala ini biasanya akan mereda dengan sendirinya setelah minggu ke 12 masa kehamilan. 3. Morning sickness. Morning sickness menyerang sebagian besar wanita hamil pada trimester pertama. Ternyata, gejala yang sering ditandai dengan rasa mual dan muntah ini juga disebabkan faktor hormonal. Morning sickness biasanya mereda pada saat usia kandungan mencapai 12 minggu atau bisa lebih. 4. Hormon Heartburn. Hormon ini mempengaruhi otot uterus sehingga menjadi lebih rileks dan mampu melebar sesuai kebutuhan janin yang terus tumbuh. Selain otot uterus, otot katup antara kerongkongan dan perut juga mengalami hal yang sama. Akibatnya, asam lambung akan terdorong ke kerongkongan dan timbul rasa mulas di perut. 5. Nyeri pada pinggul dan tulang kemaluan. Hormon kehamilan juga menyebabkan tulang rawan melemas. Persendian dan ligamen di daerah pinggul dan tulang kemaluan akan melonggar untuk memberi ruang bagi bayi yang semakin besar. Akibatnya, mungkin merasakan nyeri di area tersebut. 6. Rahim lebih rileks. Hormon yang membuat otot rahim lebih rileks juga mempengaruhi otot-otot di usus. Otot yang melemas menyebabkan rasa kembung dan bahkan sembelit.

7. Kodisi emosional. Hormon-hormon yang berperan pada masa kehamilan ternyata juga mempengaruhi terbentuknya zat kimia di otak yang berpengaruh pada Hal ini menyebabkan naik turunnya kondisi emosional secara signifikan selama masa kehamilan. Pada beberapa wanita, faktor hormonal ini bahkan bisa menyebabkan kecemasan dan depresi. Berubah-ubahnya mood biasanya miuncul pada akhir trimester pertama dan pada trimester ketiga masa kehamilan. -

Bagi wanita hamil, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter. Begitu hamil, seorang wanita dengan epilepsi yang diberikan OAE (Obat anti epilepsi) harus diikuti oleh seorang ahli kandungan. Seorang ahli kandungan berisiko tinggi atau spesialis fetal maternal dipilih meskipun tidak selalu mungkin. Wanita hamil harus diperiksa serologis dan USGnya pada trimester pertama untuk menentukan adanya risiko neural tube defect. Sepanjang kehamilan, pemantauan level OAE akan menolong untuk mengendalikan kejang. Farmakokinetik OAE dipengaruhi perubahan fisiologis kehamilan. Sepanjang kehamilan, aliran darah ginjal dan filtrasi glomerular meningkat sebagai suatu fungsi peningkatan curah jantung dan volume plasma, cairan ekstravaskular (luar pembuluh darah) dan jaringan lemak meningkat untuk menciptakan distribusi volume lebih besar. Level serum albumin menurun, yang mana menurunkan pengikatan obat, meningkatkan fraksi bebas, dan meningkatkan drug clearance. Farmakokinetik dapat mempengaruhi konsentrasi OAE dan paling penting untuk OAE adalah ikatan protein tinggi, metabolisasi secara hepatik (melalui hati) atau dibersihkan secara renal (melalui ginjal). OAE dengan ikatan protein tinggi dalam jumlah total dan jumlah yang bebas, termasuk untuk fenitoin dan valproat harus dimonitor.

35. Kalsium a. Kalsium dalam tubuh terutama dalam bentuk apa dan disimpan di mana? Bagaimana risiko bila kekurangan dan kelebihan kalsium? Beri contoh obat yang berinteraksi (berpengaruh/dipengaruhi) dengan kalsium dan terangkan mekanismenya? Jawab : - Kalsium merupakan jenis mineral yang paling berlimpah dalam tubuh manusia. Total rata-rata banyaknya kalsium pada tubuh manusia dewasa kurang lebih mencapai 1 kg, dimana 99% terdapat pada tulang dan gigi, lalu 1% sisanya ada pada cairan tubuh dan aliran darah. Kalsium disimpan di tulang. -

Karena cadangan kalsium tulang cukup banyak, maka kekurangan kalsium dalam jangka pendek tidak akan mempengaruhi kadar kalsium dalam darah. Tetap jika terjadi kekurangan dalam jangka panjang akan membuat tulang menjadi rapuh serta mudah patah. Kadar kalsium darah yang rendah sering diakibatkan oleh gangguan mekanisme pengaturnya di tubuh ketimbang kekurangannya via diet. Jika kadar kalsium rendah akan menyebabkan kelemahan otot dan gangguan hantaran saraf. Otot tubuh akan tegang

-

(spasme) dan jantung akan mengalami gangguan detak, bahkan gagal befungsi. Apabila kalsium tersedia di dalam jumlah yang banyak, kalsium akan langsung diedarkan ke pembuluh darah melalui proses difusi. Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi berkurang. Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium, magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut seperti pada komposisi obat maag (antasid).

36. Ion kalsium memegang peranan penting dalam proses fisiologi. Terangkan bagaimana peranan dan mekanisme bila terjadi interaksi kalsium dengan obat untuk penyakit jantung? Jawab : Untuk bisa diserap oleh tubuh, kalsium harus berbentuk cair. Namun, jangan khawatir jika Anda biasa mengkonsumsi kalsium dalam bentuk padat. Adanya asam pada lambung akan mengubah bentuk kalsium padat menjadi cair. Setelah itu, barulah perjalanan kalsium di tubuh dimulai. Dari lambung, kalsium akan diserap oleh usus. Setelah itu, apabila kalsium tersedia di dalam jumlah yang banyak, kalsium akan langsung diedarkan ke pembuluh darah melalui proses difusi. Namun, apabila jumlah kalsium yang tersedia hanya sedikit maka metabolisme kalsium akan dilakukan melalui proses transport aktif. Di dalam proses transport aktif, kalsium harus dibantu oleh vitamin D. Itulah mengapa kita memerlukan vitamin D untuk kesehatan tulang. Saat mengonsumsi kalsium harus memperhatikan obat lain yang dikonsumsi karena kalsium bisa mengurangi kemampuan penyerapan banyak obat. 37. Berikan contoh dan terangkan mekanismenya obat yang absorpsinya sangat dipengaruhi oleh diet makanan yang mengandung lemak tinggi. Jawab : Makanan berlemak tinggi dan makanan rendah akan memperlambat pengosongan lambung sebanyak dua jam. Aksi dari obat yang diberikan dengan atau setelah makan seperti itu akan sama diperlambat sehingga absorpsinya akan berkurang di dalam tubuh. Makanan dan kandungan zat gizi di dalam saluran cerna dapat meningkatkan atau menurunkan absorpsi dan bioavailabilitas obat karena makanan menyebabkan perubahanan derajat ionisasi, solubilitas, dan pembentukkan chelat medical. Selain itu, laju pengosongan lambung dipengaruhi oleh komposisi makanan. Serat dan makanan kaya lemak diketahui menurunkan laju pengosongan lambung beberapa obat seperti hidralazin diabsorbsi secara maksimal ketika lambung dalam keadaan kosong. Hal ini berkaitan dengan pH lambung. Sedangkan obat lain seperti l-dopa, Penicilin-G, dan digoksin akan terdegradasi dan menjadi tidak aktif pada pH lambung rendah dalam waktu lama

38. Protein dan MAOI a. Dalam bentuk apa dan bagaimana protein pada makanan dapat masuk/terabsorpsi dalam tubuh? Jawab : Protein dipecah menjadi bentuk asam amino Absorbsi dan trasportasi akan berlangsung setelah proses pencernaan secara mekanik maupun kimiawai. Absorbsi dan trasportasi yang berarti bahwa molekul tersebut keluar dari sistem pencernaan dan menuju sistem sistem peredaran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. b. Bagaimana protein disimpan di dalam tubuh dan apa fungsinya? Jawab : Protein tidak di simpan dalam tubuh karena sisa hasil penguraian protein mengandung nitrogen maka akan diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Protein selain berfungsi sebagai zat pembangun dalam tubuh, protein juga berfungsi sebagai penyokong berbagai aktifitas organ tubuh dan metabolisme. c. Telah banyak dilaporkan kasus interaksi MAOI dengan makanan, terangkan mekanisme terjadinya intraksi serta bagaimana pengatasannya? Jawab : Monoammine oxydase inhibitors (MAOIs) adalah golongan obat antidepresan, yang digunakan untuk pengobatan depresi. Penghambat MAO menghambat monoamin-oksidase yang akan menyebabkan akumulasi dari neurotransmiter amin. Metabolisme beberapa obat golongan amin seperti simpatomimetik kerja tidak langsung (terkandung di dalam obat batuk dan dekongestan) juga akan dihambat dan aksi penekannya dapat dipotensiasi. Efek penekanan dari tiramin (terdapat dalam beberapa makanan seperti keju matang, ikan baring yang diawetkan, kacang polong, daging-dagingan, ekstrak ragi atau ekstrak kedelai yang difermentasi) dapat juga dipotensiasi sehingga menjadi berbahaya. Interaksi ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Peringatan awal dari gejala dapat berupa sakit kepala yang berdenyut. Pasien sebaiknya dianjurkan untuk hanya menkonsumsi makanan yang segar dan hindari makanan yang dicurigai sudah basi. Terutama daging-dagingan, ikan, dan ayam, sebaiknya dihindari. Bahaya dari interaksi ini dapat bertahan selama 2 minggu setelah pengobatan dengan penghambat MAO dihentikan. Pasien juga sebaiknya menghindari minuman beralkohol ataupun minuman beralkohol rendah. 39. Jelaskan dengan singkat, obat-obat herbal dapat berinteraksi dengan obat terapetik (sintetik) sehingga dapat mengubah efek terapi obat sintetik. Jawab : Herbal Medicine atau Obat Herbal adalah obat alami yang umumnya berasal dari tanaman, mengandung lebih dari satu komponen aktif. Jadi pemanfaatan obat herbal bersama dengan obat modern (drugs) harus hatihati karena dapat terjadi interaksi diantara keduanya (herbal-drug) yang lebih rumit dibandingkan interaksi yang terjadi antara sesama obat modern ( drugdrug) karena hanya mengandung senyawa tunggal.

40. Jelaskan dengan singkat interaksi yang terjadi antara Capsicum sp dan ranitidin, mengenai: a. Mekanisme interaksi b. Efek klinik yang terjadi Jawab :Capsicum Sp vs Ranitidin a. Mekanisme interaksi Jawab: beberapa bukti menyatakan bahwa capsium dap at meningkatkan sekresi asam lambung sehingga seolah-olah simetidin tidak bekerja dengan baik untuk mengontrol asam lambung. b. Efek klinik Jawab: perut perih, mual, muntah, lama kelamaan akan mengalami ulkus peptic 41. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi antara resveratrol (zat kimia dalam kulit buah anggur) dengan: a. Sildenafil b. Eritromisin Jawab : a. Resveratol vs Sildenofil Mekanisme interaksi Jawab: resveratol yang terkandung dalam grapefruit juice merupakan inhibitor enzim sitokrom P450 sehingga akan menghambat metabolisme sildenofil sehingga kadar dalam tubuh meningkat dan efeknya meningkat. Efek klinik Jawab: libido yang terus meningkat, priapism. b. Resveratol vs Eritromisin Mekanisme interaksi Jawab : Keduanya merupakan inhibitor enzim sehingga bila digunakan bersama obat lain akan menghambat metabolismenya. 42. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi, tentang Ginkgo biloba terhadap: a. Citalopram b. Fenitoin c. Paroksetin d. d. St John Wort Jawab : Mekanisme interaksi Gingko biloba dapat meningkatkan efek antidepresan SSRI termasuk sitalopram. Efek klinik Jawab: letargi kesadaran menurun b. Gingko biloba vs Fenitoin Mekanisme interaksi Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak terkontrol.

Efek klinik Jawab: kejang c. Gingko biloba vs Paroksetin Makanisme interaksi Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak terkontrol. Efek klinik Jawab: letargi kesadaran menurun d. Gingko biloba vs St. John Wort Mekanisme interaksi Jawab: SJW memiliki efek MAO inhibitor, antidepresan. Gingko biloba + SJW →meningkatkan efek antidepresan SJW 43. Jelaskan dengan singkat sebabnya, interaksi obat dengan Ginkgo biloba: a. Dengan warfarin sehingga terjadi perdarahan Jawab : Ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat faktor pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau antiplatelet, seperti warfarin dapat memperhebat terjadinya pendarahan. b. Dengan parasetamol, sehingga terjadi hematoma Jawab : Jika ekstrak ginkgo biloba dalam tubuh berinteraksi dengan paracetamol ( obat penurun panas ) dapat menimbulkan efek sampingan bilateral subdural haematoma (penimbunan darah di dalam rongga subdural yang berasal dari ke dua pembentuk rongga yaitu duramater dan arakhnoid ). Ada beberapa pasien yang menggunakan ekstrak ginkgo biloba dan paracetamol secara bersamaan dilaporkan terserang subarachnoid haemorrhage (perdarahan intra kranial ke dalam ruang subarachnoid ) dan subdural haematoma (penimbunan darah di dalam rongga subdural ). 44. St John’s Wort mengandung (pseudo) hipericin. Jelaskan mengapa herba ini tidak boleh digunakan bersama-sama dengan obat-obat antidepresan? Jawab : Penggunaan bersama antidepresan tertentu seperti selective serotonin syndrome uptake inhibitors dapat menyebabkan serotonin syndrome dengan gejala berupa sakit kepala, lemah, gangguan perut. 45. Penderita asma yang sedang menggunakan teofilin, sebaiknya tidak mengkonsumsi cabe (Capsicum sp). Apa sebabnya? Jawab : Karena akan terjadi Interaksi antara buah cabe dengan teofilin. Dapat menyebabkan peningkatan absorbsi dan bioavailabilitas teofilin. 46. Jelaskan dengan singkat, mengapa kombinasi kafein dan sediaan yang mengandung efedra sebaiknya tidak digunakan oleh penderita glukoma? Jawab : Kafein merupakan stimulan reseptor α-adrenergik yang dapat meningkatkan aliran darah. Sedangkan efedra memiliki efek samping menyebabkan hipertensi. Glaukoma disebabkan karena peningkatan tekanan cairan dalam bola mata. Oleh karena itu, apabila kedua obat ini digunakan oleh

penderita glaukoma maka dapat semakin meningkatkan tekanan cairan dalam bola mata sehingga dapat terjadi kebutaan. 47. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika kavapiron diminum bersamasama dengan obat flu yang mengandung chlortrimeton (CTM). Jawab : Kava (Piper methysticum) yang mengandung zat aktif kavapiron ini memiliki efek sedatif. Jika kava diminum dengan CTM yang memiliki efek samping sedatif juga maka dapat memperlama efek sedatif. 48. Apa sebab minyak bawang putih dapat: a. Memperkuat efek kurkumin (anti-radang)? b. Memperlancar aliran darah ke otak dan jantung Jawab : a. minyak bawang putih dapat menghambat enzim COX dan 12lipoxygenase b. minyak bawang putih dapat mencegah penjendalan darah (anti trombotik) 49. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika jus buah anggur diminum bersama-sama dengan: a. Midazolam b. Nimodipin. Jawab : a. Jus anggur merupakan inhibitor enzim CYP3A4. Midazolam + jus anggur → peningkatan kadar midazolam dalam tubuh → ketoxican b. Nimodipin + jus anggur →peningkatan kadar nimodipin dalam tubuh → ketoxican 50. Sebutkan dan berilah penjelasan singkat, enam karakteristik pasien yang mudah/ cenderung mengalami interaksi obat ! Jawab : Resiko tinggi disebabkan karena keparahan penyakit yang sedang diobati Misalnya: - pasien aplastik anemia - pasien asma - pasien aritmia jantung - pasien ICU-ICCU - pasien diabetes - pasien epilepsi - pasien dengan gangguan hati - pasien hipotiroid Resiko tinggi disebabkan karena potensi interaksi obat dari terapi yang terkait Misalnya: - gangguan autoimun - gangguan jantung - gangguan GI - infeksi - gangguan psikiatrik

- gangguan pernafasan - gangguan seizure 51. Fenitoin (300 mg; PO) diberikan kepada subyek laki-laki, menghasilkan nilai AUC 104,3 μg/ml/jam. Namun setelah diberikan bersama-sama dengan piperin ternyata AUC tersebut menjadi 156,3 μg/ml/jam. Jelaskan dengan singkat faktor penyebab kenaikan AUC tersebut. Jawab : Piperin menghambat clearance ( Cl) obat-obat dengan rasio rasio ekstraksi rendah seperti fenitoin Jawablah pernyataan dibawah ini dengan (A) Jika pernyataan benar, alasan benar, keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat (B) Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat (C) Jika pernyataan benar, alasan salah (D) Jika pernyataan salah, alasan benar (E) Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah 52. ( C ) Interaksi obat merupakan salah satu dari kategori problem terapi obat (PTO) Sebab Interaksi obat pasti selalu mempengaruhi outcome klinis optimal dari suatu terapi obat 53. ( E ) Pemakaian bersama-sama obat diuretic dan antidiabetik dapat meyebabkan aktivitas obat antidiabetik meningkat Sebab Obat diuretic dapat menurunkan kadar gula darah 54. ( C ) Pasien dengan penyakit pirai (gout) perlu berhati-hati dalam menggunakan obat diuretic sebab pemakaian obat diuretic menyebabkan naiknya kadar asam urat dalam urin 55. ( C ) Obat dengan aktivitas alpha-adrenergic agonist seperti metaraminol dapat digunakan untuk mengatasi efek priapism dari pemakaian pheatolamine sebab priapism merupakan efek tidak dikehendaki dari penggunaan obat betaadrenergic antagonist 56. ( E ) Aktivitas warfarin dapat ditingkatkan karena pasien mengkonsumsi banyak ice cream sebab ice cream menyebabkan urin menjadi asam.

57. ( A ) Penggunaan bersama-sama obat antidepresan dan antihistamin dapat meningkatkan efeknya terhadap susunan saraf pusat sebab obat antidepresan dan antihistamin mempunyai efek sekunder yang sama yaitu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan stimulasi susunan saraf pusat. 58. ( E ) Obat NSAID dapat menurunkan aktivitas methotrexate sebab ekresi methotrexate lewat tubulus renalis diperbesar oleh obat NSAID 59. ( C ) Obat penghambat MAO seyogyanya tidak digunakan bersama-sama makanan yang mengandung tiramin dalam jumlah banyak sebab obat penghambat MAO dapat meningkatkan kadar norepinefrin dalam saraf adrenergic. 60. ( C ) Efek hipotensif guanetidine diturunkan oleh obat trisiklik antidepresan (TCA) sebab guanetidine ditingkatkan metabolismenya oleh TCA 61. ( D ) Interaksi yang paling relevan secara klinik adalah interaksi akibat perubahan eliminasi karena inhibisi atau induksi emzin sebab inhibisi atau induksi enzim merupakan salah satu interaksi obat secara farmakokinetik. 62. ( C ) Sediaan obat lapis enterk bisacodyl seyogyanya tidak digunakan bersamasama dengan antasida sebab antasida dapat meningkatkan pH usus halus 63. ( A ) Cholestyramine dapat digunakan untuk mempercepat eliminasi obat leflunomide sebab leflunomide akan bereaksi kompleks dengan cholestyramine dalam liver sehingga eksresi leflunomide lewat liver menjadi meningkat 64. ( C ) Obat antibiotic dapat menyebabkan peningkatan aktivitas warfarin sebab obat antibiotika dapat menurunkan sekresi warfarin lewat ginjal. 65. ( C ) Asetosal dapat meningkatkan aktivitas obat antikoagulan sebab asetosal mendesak ikatan antikoagulan dengan albumin darah.

66. ( D ) Efek samping prednisone ditingkatkan hampir …. Kali lipat pada pasien dengan kondisi konsentrasi albumin plasmanya lebih dari 4,5 g/ml sebab aktivitas prednisone dalam darah tergantung pada konsentrasi albumin dalam plasma. 67. ( B ) Serangan asma ditingkatkan pada pasien yang juga menggunakan NSAID sebab NSAID menghambat sintesis prostaglandin 68. ( C ) Pasien yang mengalami muntah karena menggunakan obat tertentu seyogyanya mengurangi konsumsi makanan seperti kubis dan brokoli sebab kubis dan brokoli merupakan makanan yang mengabsorpsi banyak gas 69. ( A ) Interaksi obat merupakan salah satu kategori problem terapi obat SEBAB interaksi obat mempengaruhi outcome klinis optimal dari terapi obat. 70. ( B ) Pemakaian bersama obat diuretik dan antidiabetik menyebabkan aktivitas obat antidiabetik menurun SEBAB obat diuretik dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetik. 71. ( A ) Pasien menderita penyakit pirai (ghout) seyogyanya berhati-hati menggunakan diuretic SEBAB pirai dapat kambuh dengan penggunaan diuretik. 72. ( C ) Obat golongan alpha-adrenergik agonist seperti “metaraminol” digunakan untuk mengatasi priapism dari pemakain phentolamin SEBAB priapism merupakan efek yang tidak dikehendaki dari penggunaan obat alphaadtenergik agonist. 73. ( C ) Aktivitas warfarin dapat menurun jika pasien makan sayuran hijau SEBAB Absorbs warfarin diturunkan oleh sayuran hijau 74. ( C ) Penggunaan bersama antiepilepsi dan antihistamin menurunkan efek terhadap susunan syaraf pusat SEBAB antiepilepsi mempunyai efek sedasi. 75. ( E ) Diuretik menurunkan aktivitas lithium SEBAB

ekskresi lithium lewat tubulus renalis diperbesar oleh diuretic 76. ( A ) Obat MAOI berinteraksi jika digunakan bersama obat simpatomimetik SEBAB MAOI meningkatkan kadar norephinefrin dalam syaraf adrenergik 77. ( C ) Efek hipotensi guanetidin diturunkan oleh trisiklikantidepresan (TCA) SEBAB TCA meningkatkan metabolisme guanetidin 78. ( A ) Merokok dapat menggagalkan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB asap rokok mengandung polisiklik hidrokarbon 79. ( A ) Penggunaan fenitoin dalam waktu lama dapat menyebabkan keropos tulang SEBAB fenitoin berekasi dengan Ca dalam tulang 80. ( C ) Ciprofloxacin dapat menurunkan konsentrasi teofilin SEBAB ciprofloxacin menginduksi CYP. 81. ( C ) Interaksi yang relevan secara klinis merupakan akibat perubahan eliminasi karena inhibisi dan induksi enzim SEBAB induksi dan inhibisi enzim adalah satu-satunya interkasi secara farmakokinetik 82. ( B ) Obat bisacodyl tidak boleh digunakan bersama-sama antasida SEBAB bisacodyl dapat mengirititasi lambung. 83. ( B ) Chlestyramin mempercepat eliminasi leflunamide SEBAB leflunomide diekskresi lewat empedu 84. ( A ) Antibiotik dapat menyebabkan kegagalan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB Antibiotic mengurangi absorpsi obat kontrasepsi oral. 85. (E ) Sulfonamide mengurangi aktivitas antikoagulan SEBAB sulfonamide mempercepat ekskresi antikoagulan 86. ( A ) Efek samping prednisone ditingkatkan hampir 2 kali lipat pada konsentrasi albumin dalam serum kurang dari 2,5 g/ml SEBAB

prednisone bebas tergantung pada konsentrasi albumin. 87. ( B ) Efek samping methrotexate ditingkatkan pada pasien yang menggunakan NSAID SEBAB NSAID menghambat sintesis prostaglandin 88. ( D ) Pasien diare karena menggunkan obat tertentu seyogyanya mengurangi konsumsi makanan seperti kubis dan brokoli SEBAB kubis dan brokoli merupakan makanan yang menimbulkan banyak gas. (A) jika jawaban (1), (2), dan (3) benar (B) jika jawaban (1) dan (3) benar (C) jika jawaban (2) dan (4) benar (D) jika jawaban (4) saja yang benar (E) jika semua jawaban (1), (2), (3), dan (4) benar 89. ( B ) Obat antidepresan seperti amitriptilin dapat menimbulkan efek 1. Mulut kering 2. Diare 3. Tekanan intraocular naik 4. Meningkatkan libido 90. ( C ) Obat trisiklik antidepresan dapat menimbulkan efek hipotensi ortostatik dengan simtom sebagai berikut 1. Mual 2. Pusing (dizziness) 3. Muntah 4. Kepala terasa ringan 91. ( B ) Penggunaan obat diuretic dapat meningkatkan pengeluaran mineral, seperti 1. K+ 2. NH43. Na+ 4. Zn2 92. ( E ) Pemakaian bersama-sama obat penghambat MAO dan trisiklik antidepresan dapat menimbulkan berbagai tanda seperti 1. Tremor 2. Konvulsi 3. Hipertermia 4. Kolaps vascular 93. ( A ) Obat guanetidine diturunkan efek hipotensinya oleh berbagai obat seperti 1. Chlorpromazine

2. Haloperidol 3. Th…thixene 4. Theophylline 94. ( B ) Obat antidepresan, seperti amitriptilin, dapat menimbulkan efek 1. Mulut kering 2. Konstipasi 3. Tekanan intraokular naik 4. Urine lebih banyak dikeluarkan 95. (B ) Obat TCA dapat menimbulkan efek hipotensi ortostatik dengan simptom sbb: 1. Pusing (dizzines) 2. Mual 3. Kepala terasa ringan 4. Muntah 96. ( B ) Penggunaan diuretik dapat meningkatkan pengeluaran mineral seperti: 1. Zn 2. K 3. Ca 4. Mg 97. ( E ) Pemakaisan bersama-sama obat penghambat MAOI dan TCA dapat menimbulkan berbagai tanda sperti: 1. Tremor 2. Konvulsi 3. Hipertemia 4. Kolaps vascular 98. ( A ) Obat guanetidine diturunkan efek hipotensifnya oleh berbagai obat seperti: 1. Chlorpromazin 2. Haloperidol 3. Thiotixene 4. Teofilin 99. ( A ) Obat dapat mempengaruhi status nutrisi pasien dengan cara mengubah food intake karena terjadinya berbagai hal, seperti: 1. Mual dan muntah 2. Pengubahan sensitivitas pengecap 3. Iritasi gastric 4. Pengurangan sekresi saliva 100. ( C ) Obat yang dapat meningkatkan nafsu makan seperti 1. Amitriptilin 2. Asetosal 3. Phenothiazine

4. Phenobarbital 101. ( C ) Obat kemoterapi dapat menurunkan nafsu makan dan bobot badan karena beberapa hal, seperti: 1. Mulut kering 2. Luka tenggorokan 3. Mual muntah 4. Luka mulut 102. 1. 2. 3. 4.

( B ) Obat-obat berikut menginhibisi sistem enzim hepatik: Simetidin Chlortetrasiklin Diltiazem Diazepam

103. ( C ) Obat-obat berikut menginduksi sistem enzim hepatik: 1. Alkohol (akut) 2. Phenobarbital 3. Ketoconazol 4. Rifampisin 104. ( A ) Konsumsi grape fruit juice telah dilaporkan meningkatkan aktivitas beberapa obat seperti: 1. Felodipine 2. Carbamazepin 3. Siklosporin 4. Simetidin 105. ( D ) Faktor-faktor obat yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain: 1. Diet 2. Penggunaan alcohol 3. Umur pasien 4. IT sempit 106. ( D ) Faktor-faktor obat yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain: 1. Diet 2. Penggunaan alkohol 3. Umur pasien 4. IT sempit 107. ( A ) Faktor-faktor pasien yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain: 1. Bobot tubuh 2. Polimorfisme genetik 3. Merokok 4. Volume distribusi 108.

( A ) Pasien yang berisiko terhadap interaksi obat, antara lain:

1. Berpenyakit ginjal dan atau hepatic 2. Infeksi HIV 3. Transplantasi organ 4. Single terapi 109. ( A ) Faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi interaksi farmakokinetika, antara lain: 1. Motilitas GIT 2. pH GIT 3. pengosongan lambung 4. pH darah 110. ( C ) Obat yang mempunyai risiko tinggi dalam interaksi obat adalah obat dengan sifat: 1. mempengaruhi CNS 2. poten 3. IT lebar 4. Kurva dosis-respon tajam 111. ( E ) Makanan mempunyai efek yang signifikan terhadap absorpsi berbagai obat seperti: 1. Amoksisilin 2. Ampisiin 3. Minosiklin 4. Sifprofloxacin 112. ( A ) Obat-obat untuk TBC di bawah ini mempunyai absorbsi yang dipengaruhi oleh makanan: 1. INH 2. Pirazinamid 3. Rafampisin 4. Streptomisin 113. ( A ) Antasida menurunkan absorpsi secara signifikan bagi obat di bawah ini: 1. Ketoconazol 2. Tetrasiklin 3. Siprofloxacin 4. Digoksin 114. ( D ) Kandungan tinggi senyawa tiramin tedapat pada berbagai makanan berikut: 1. Sayuran hijau 2. Buah alpokat 3. Milk 4. Keju lama disimpan

115.Terangkan mengapa pasien yang terkena infeksi akibat kecelakaan lalu lintas dan diberi obat theophylline dapat menimbulkan symptom keracunan theophylline? Jawab : Infeksi  diberikan antibiotik Antibiotik makrolida+theophyllin inhibisi enzim pemetabolisme theophyllin ↑↑ 116.Kapan onset terjadinya interaksi obat? Terangkan dan beri contoh! Jawab : Interaksi obat dapat muncul setelah pemberian dosis pertama obat atau dalam 24 jam atau mungkin setelah beberapa hari pemakaian obat. Onset IO dipengaruhi oleh t1/2 obat. Jika obat mempunyai t1/2 yg panjang maka steady state lebih lama tercapai sehingga onset IO juga lebih lama, begitu pula sebaliknya. Contoh: Simetidin + teofilin/warfarin. T1/2 warfarin= 37±15 jam sedang t1/2 teofilin = 8±2 jam. Efek klinis IO lebih cepat terjadi pada penggunaan teofilin (dalam 1 hari) disbanding dengan warfarin. 117.Strategi untuk menghindari adanya interaksi obat sewaktu memilih obat untuk pasien telah dibicarakan dalam kuliah. Dalam kuliah telah disebutkan 8 (delapan) poin dalam strategi itu. Jawab : a. Jangan menambah obat yg potensial berinteraksi b. Jika mungkin, menunda dimulainya obat yg potensial berinteraksi hingga pengobatan antimikrobaya selesai c. Dengan pertimbangan status penyakit lain, utamanya disfungsi organ d. Memilih kelas obat dan organ spesifik dengan interaksi potensial e. Jika mungkin hindari obat yg terkait dengan ES dan toksisitas serius f. Mencegah administrasi terkini terhadap overlapping profil ES g. Gunakan dosis efektif terkecil h. Jangan pernah/berlebih dalam mengestimasikan mematuhi jadwal dosis terlebih dahulu 118.CYP 3A4 banyak terdapat di hepar dan memetabolisme 50% obat-obat yang ada di pasaran. Sebutkan selektivitas obat yang dimetabolisme CYP 3A4 dan berikan masing-masing satu contoh interaksi obat-obat yang sifatnya induksi dan inhibisi CYP 3A4! Jawab : Banyak interaksi obat disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme obat. Satu sistem yang terkenal dalam interaksi metabolisme adalah sistem enzim yang mengandung cytochrome P450 oxidase. Sebagai contoh, ada interaksi obat bermakna antara sipfofloksasin dan metadon. Siprofloksasin dapat menghambat cytochrome P450 3A4 sampai sebesar 65%. Karena ini merupakan enzim primer yang berperan untuk memetabolisme metadon, sipro bisa meninggikan kadar metadon secara bermakna. YP3A4 adalah Sitokrom P450 3A4 (disingkat CYP3A4), yang berarti sitokrom P450, famili 3, subfamili A, polipeptida 4 enzim yang paling penting  metabolisme setengah obat yang

beredar di pasaran. Ditribusi 30% dalam hati, 70 % dalam usus halus Jumlah terbesar dalam hati  30% dari total sitokrom P450 di hati. Selain itu terdapat juga di jaringan dan organ lain. CYP3A4 dalam usus berperan penting dalam metabolisme obat tertentu Contoh Inhibitor : Amiodarone, Amprenavir, Aprepitant, Atazanavir, Chloramphenicol, Clarithromycin, Conivaptan, Cyclosporine, Darunavir, Dasatinib Contoh Inducers : Aminoglutethimide, Bexarotene, Bosentan, Carbamazepine, Dexamethasone, Efavirenz, Fosphenytoin, Griseofulvin 119.Berikan 5 contoh interaksi (potensiasi atau aditif) antara herbal dengan psikotropik atau obat-obat susunan saraf pusat lainnya. Jawab : - Interaksi antara MAO Inhibitor dengan makanan yang mengandung tyramine menyebabkan peningkatan kadar tyramine. - Kava bila digunakan dengan alprazolam bisa mengakibatkan koma - Valerian tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat tidur karena sedasi berlebihan dapat terjadi - Evening primrose oil dan borage tidak boleh digunakan dengan antikonvulsan karena mereka mungkin melemahkan ambang kejang - Licorice dapat mengimbangi efek farmakologis dari spironolactone.

Related Documents


More Documents from "haqoiroh"