Isi .fix

  • Uploaded by: Ita Novita Damanik
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi .fix as PDF for free.

More details

  • Words: 8,290
  • Pages: 49
Loading documents preview...
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan salah satu tindakan yang dilakukan oleh pengusaha dalam mengenalkan produknya kepada konsumen dimana target pasar yang dituju benar-benar sampai pada konsumen yang berminat pada produk yang dijual dan ini akan menjadi sangat penting nantinya karena akan sangat berkaitan dengan keuntungan atau laba yang akan diperoleh oleh pengusaha dalam penjualan produknya dipasaran sehingga dari strategi yang dilakukan untuk menunjang penjualan yang meningkat maka dapat diperoleh dukungan yang optimal dari perencanaan pemasaran yang strategis baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.(Sofyan, 1987) Menurut Kotler (2009), manajemen pemasaran adalah : “seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Sedangkan menurut Sofjan (2007) “Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi

atau

perusahaan

dalam

jangka

panjang”.

Definisi

tersebut

mengungkapkan bahwa pada dasarnya tujuan dan prinsip dari manajemen pemasaran adalah sama, yaitu kegiatan penganalisaan, pelaksanaan, pengendalian atas program yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan memperoleh keuntungan. Dalam pemasaran, sebelum perusahaan melakukan berbagai macam trik untuk mempromosikan produknya kepasar maka harus dilakukan sebuah pendekatan untuk mengetahui pangsa pasar yang cocok dalam pemilihan konsumen.

Banyak

kesalahan

yang

dilakukan

oleh

perusahaan

dalam

mengesampingkan masalah tersebut sehingga meningkatnya kegagalan bisnis yang dilakukan perusahaan dengan menghasilkan produk namun tidak melihat

2

potensi pasar yang ada disekitarnya, hanya asal membuat produk sehingga banyak strategi yang dilakukan namun melenceng dari rencana penjualan yang diharapkan sehingga perusahaan lebih memperhatikan segmentasi pasar yang ada jika perusahaan ingin meningkatkan kuantitas penjualan. (Sofyan, 1987) Peranan pemasaran sendiri sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Sejalan dengan perekonomian di indonesia menyebabkan banyaknya usaha yang dilakukan oleh sebagian orang untuk penghidupan yang layak bagi mereka salah satunya adalah Kelompok Tani Makmur Abadi, dimana kelompok tersebut menawarkan produk yang dihasilkan dan dikembangkan oleh sekelompok petani tersebut diantaranya bidang agrowisata, produksi, dan bidang perkebunan dari komoditas apel, untuk dapat meningkatkan dan menyejahterakan petani apel sehingga sekelompok petani apel disana tidak semakin berkurang komunitasnya dikarenakan kurangnya peminat akan apel itu sendiri. Kelompok Tani Makmur Abadi memiliki banyak kelebihan diantaranya dari segi struktur pengorganisasian dalam mengelola sebuah perkumpulan petani sehingga memiliki laba yang besar bagi kedua pihak seperti petani apel, pengelola wisata apel dan pengelolaan disentra olahan apel namun pemasaran yang dilakukan oleh KTMA dalam mengelola olahan apelnya belum maksimal sehingga laba yang diperoleh bagi beberapa pihak pun belum menunjukkan keuntungan yang maksimal juga, dengan demikian terdapat beberapa saran bagi KTMA yang nantinya mencakup strategi pemasaran apa yang cocok bagi KTMA dalam memaksimalkan keuntungan dan produksi yang dilakukan oleh KTMA. sehingga dari latar belakang diatas dapat diambil sebuah pemikiran dalam mengupas lebih lanjut tentang “Manajemen Pemasaran Kelompok Tani Makmur Abadi di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu” 1.2 Tujuan 1.2.1

Tujuan Umum Tujuan Umum dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah:

1. Melatih dan menumbuhkan jiwa mandiri dari mahasiswa dilapang sebagai perwujudan nanti dalam mengkondisikan dengan kerja nyata dilapangan.

3

2. Menerapkan ilmu yang didapat selama masa kuliah dalam bentuk Praktek Kerja Lapang sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan dengan kondisi pekerjaaan yang sebenarnya dilingkungan pekerjaan luar. 3. Memberikan bekal pengetahuan, wawasan dalam bidang manajemen baik itu produksi, pemasaran dan kewirausahaan. 1.2.2

Tujuan Khusus Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah:

1. Mengetahui manajemen pemasaran yang dilakukan oleh KTMA Batu. 2. Mengetahui bauran pemasaran dan strategi yang dilakukan oleh KTMA dalam meningkatkan penjualan produk. 1.2.3

Target Luaran Kegiatan Target Luaran Kegiatan yang hendak dicapai dari Praktek Kerja Lapang (PKL) diperkebunan apel adalah:

1. Mahasiswa peserta PKL harus mampu membuat rencana usaha perusahaan dari pengolahan apel sehingga dapat memberikan profit yang lebih menguntungkan meliputi: a. Penyusunan

sarana

dan

prasarana

yang

dibutuhkan

dalam

memproduksi olahan apel dengan baik. b. Teknik

proses

produksi,

pengepresan,

penyortiran,

hingga

pengemasan. c. Teknik pemasaran, segmentasi pasar hingga lokasi pemasaran. 2. Mahasiswa harus mampu melihat peluang yang ada dipasar, cara mendistribusikannya, mempromosikan produk dan strategi apa yang dibutuhkan. 1.3 Manfaat 1.3.1

Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mempunyai pengetahuan praktis dan kemampuan sebagai pengusaha perkebunan apel.

4

2. Mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam mengakses informasi pasar yang meliputi jaringan jalur pemasaran, penentuan harga dan kebijakan harga, jumlah permintaan dan teknik pemasaran. 1.3.2

Manfaat Bagi Pengusaha

1. Pengusaha memperoleh tenaga kerja (Mahasiswa Magang) yang lebih kompeten dalam sisi ipteks. 2. Pengusaha memperoleh penguatan basik ipteks untuk disinergikan dengan pengetahuan dan pengalaman wirausahanya. 3. Pengusaha memperoleh perluasan (calon) jaringan kemitraan (Mahasiswa Magang). 1.3.3 Manfaat Bagi Universitas 1. Membina kerja sama yang baik antara lingkungan internal (Universitas) dengan lingkungan eksternal (Perusahaan).

5

BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di perkebunan Apel “Kelompok Tani Makmur Abadi”, dimana perusahaan ini menaungi 46 kelompok petani dan menjadikan kebun apelnya untuk dijadikan wisata petik apel. Adapun buah - buah yang diproduksi oleh petani apel yang bernaung di KTMA sendiri diantaranya adalah apel ana, manalagi, home beauty dan wanglien, KTMA sendiri selain bergerak dalam wisata petik apel, juga menyediakan unit pembuatan pupuk organik, dan unit pengolahan apel untuk dijadikan berbagai produk seperti minuman sari apel, carang mas apel dan tonik apel. KTMA sendiri terletak di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 2.2 Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di KTMA mulai dari tanggal 14 januari sampai dengan 04 februari 2013 meliputi serangkaian kegiatan yang direncanakan dan disusun agar kegiatan PKL terlaksana dengan baik. Kegiatan PKL ini diawali dengan persiapan untuk melakukan magang kerja sampai pengumpulan dan penggandaan laporan hasil magang kerja tersebut. Berikut ini merupakan jadwal kegiatan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Makmur Abadi :

6

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKL di KTMA

No

1 2

Uraian Kegiatan

Persiapan Umum Pelaksanaan PKL Mengetahui sejarah usaha Mengetahui rencana usaha

3

4 5 6

Mengetahui cara budidaya Mengetahui proses panen dan penanganan pasca panen Mengetahui manajemen pemasaran buah apel Penyusunan Laporan dan perencanaan bisnis Pelaksanaan Ujian Praktek Kerja Lapang Perbaikan hasil PKL Penyusunan dan penggandaan laporan

Bulan/Minggu Desember Januari Februari Maret 2012 2013 2013 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

7

Keterangan tabel: 1.

Persiapan Umum Kegiatan persiapan umum merupakan kegiatan dalam mencari lokasi PKL

yang akan dituju dan mempersiapkan proposal untuk memudahkan dalam memfokuskan tujuan dilaksanakannya PKL tersebut. 2.

Pelaksanaan Magang Tahap ini mahasiswa melaksanakan kegiatan magang sesuai dengan apa

yang telah direncanakan mulai dari melakukan pengamatan, ikut serta dalam kegiatan produksi dan mengumpulkan data tentang perusahaan 3.

Penyusunan Laporan Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dan perumusan dalam bentuk

kesimpulan dan jika perlu ditambahkan saran-saran yang berkaitan dengan subyek Praktek Kerja Lapang (PKL). 4.

Pelaksanaan Ujian PKL Mahasiswa dituntut untuk bisa mempertanggung jawabkan hasil laporan

yang sudah disusun kepada dosen penguji yang sudah ditentukan setelah melakukan praktek kerja lapang, 5.

Revisi Hasil PKL Jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam laporan PKL, mahasiswa

wajib untuk merevisi hasil laporan tersebut. 6.

Penyusunan dan Penggandaan Laporan Jika tidak ada kesalahan lagi dalam laporan PKL tersebut maka laporan

tersebut dapat disusun (dijilid) dan digandakan sebagai arsip untuk masingmasing pemegang kepentingan.

8

2.3 Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapang (PKL) ini menggunakan metode magang kewirausahaan. Untuk mendapatkan data dari tujuan PKL ini maka cara yang digunakan adalah sebagai beikut : 1. Ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan perkebunan apel di KTMA mulai dari kegiatan budidaya, pengelolaan dan pemasaran wisata petik apel. 2. Mengumpulkan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara diskusi dan wawancara secara langsung (interview) dengan pengurus KTMA. Selain itu juga dengan melakukan wawancara langsung dengan pengunjung wisata petik apel. 3. Mengumpulkan data sekunder yaitu dengan studi literature yang berkaitan dengan obyek yang diteliti berdasarkan laporan dan catatan yang ada diobjek yang bersangkutan. 2.4 Pelaksanaan Kegiatan Adapun kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah sebagai berikut : Tabel 2. Kegiatan Praktek Kerja Lapang di KTMA Batu Tanggal

Keterangan

Hasil

14/01/2013

Melakukan wawancara langsung dengan pemilik dan pengurus KTMA dengan mengetahui profil dan sejarah perusahaan

Mengetahui Visi Misi Perusahaan, Profil Perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

15/01/2013

Membantu proses produksi Dapat mengetahui cara pensortiran minuman sari minuman sari apel di KTMA apel (Wanglin) dari olahan apel KTMA

16/01/2013

Membantu proses produksi Dapat mengetahui proses pengepresan sari apel minuman sari apel di KTMA (Wanglin) dan pengemasan sari apel.

9

17/01/2013

18/01/2013

19/01/2013

20/01/2013

21/01/2013

22/01/2013

23/01/2013

24/01/2013

Memandu wisata petik apel

Dapat memperoleh ilmu dalam mempromosikan wisata petik apel dengan cara memasarkan hasil dari KTMA Mengikuti proses produksi sari Dapat mengetahui proses produksi mulai dari apel perebusan, mencampur bahan-bahan pembuatan sari apel, pengepresan, pengguntingan, pengepakan Memandu wisata petik apel Dapat mengetahui proses pemasaran yang baik yang dilakukan oleh KTMA dengan menjelaskan karakteristik apel kepada pengunjung Memandu wisata petik apel Mengetahui pemasaran dari olahan apel dengan menawarkan kepada pengunjung. Memandu wisata petik apel Memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung dengan memberikan welcome drink saat pengunjung datang. Membantu proses perompesan Dapat mengetahui tujuan dari pohon apel perompesan ketika saat proses pembungaan dengan pembuangan daun apel disekitar tunas apel yang siap berbunga. Membantu proses pemotongan Mengetahui tujuan dari batang pohon apel pemotongan batang apel saat tidak produktif lagi sehingga tidak mengganggu pertumbuhan batang yang lain. Mengikuti proses bunga apel

pengamatan Mengetahui ciri-ciri apel dengan perbedaannya dari bunga apel yang sudah mulai mekar.

10

25/01/2013

Membantu proses pasca panen Mengetahui cara panen apel buah apel yang baik dengan alat yang sudah disediakan

26/01/2013

Mengikuti proses penyemprotan Dapat mengetahui proses saat selesai proses perompesan. penyemprotan yang bertujuan untuk mengusir hama sehingga tidak mengganggu proses pembungaan pada batang apel. Memandu wisata petik apel Memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung dengan memberikan welcome drink saat pengunjung datang. Memandu wisata petik apel Mengetahui pemasaran dari olahan apel dengan menawarkan kepada pengunjung. Mengikuti proses penyemprotan Mengetahui tujuan dari kebun apel saat sudah berbuah. proses penyemprotan kebun apel dengan membasmi hama seperti ulat saat kebun sudah mulai berbuah. Memandu wisata petik apel Dapat mengetahui proses pemasaran yang baik yang dilakukan oleh KTMA dengan menjelaskan karakteristik apel kepada pengunjung Memandu wisata petik apel Mengetahui pemasaran dari olahan apel dengan menawarkan kepada pengunjung. Mengikuti proses pensortiran Dapat mengetahui proses minuman sari apel (Wanglien) pensortiran wanglien dengan dari olahan apel KTMA membedakan keruh atau tidaknya minuman ketika proses pengepakan.

27/01/2013

28/01/2013

29/01/2013

30/01/2013

31/01/2013

01/02/2013

02/02/2013

Memandu wisata petik apel

Memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung

11

03/02/2013

04/02/2013

dengan memberikan welcome drink saat pengunjung datang. Memandu wisata petik apel Dapat mengetahui proses pemasaran yang baik yang dilakukan oleh KTMA dengan menjelaskan karakteristik apel kepada pengunjung Mengikuti proses pengemasan sari Dapat mengetahui proses apel dan memandu wisata petik pengepakan yang baik yang apel dilakukan KTMA ketika dipasarkan kepengunjung wisata petik apel dan Mengetahui pemasaran dari olahan apel dengan menawarkan kepada pengunjung.

12

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Kelompok Tani Makmur Abadi Perkebunan Apel ini merupakan perkumpulan beberapa petani apel yang mempunyai kebun apel yang semula hanya terdiri dari 15 petani dan dari perkumpulan tersebut timbullah kelompok Tani Makmur Abadi dimana sekarang menaungi 46 petani dengan total luas lahan 60 ha kebun apel yang siap panen dan dibentuk oleh bapak Sugiman yang dulu membangun KTMA dari awal sampai sekarang, KTMA sendiri selain terdapat perkumpulan petani apel juga dapat disediakan unit wisata dari kebun apel yang dimiliki oleh petani-petani tersebut diantaranya apel yang diproduksi oleh petani apel yang bergabung di KTMA adalah apel Rome Beauty, Apel Manalagi, Apel Green Smith, Apel ana, Apel Hwangline, Royal Red. Dari wisata yang disediakan oleh KTMA seperti wisata petik apel sendiri yang dilakukan oleh para konsumen yang ingin petik apel dengan harga tiket masuknya 20 ribu rupiah dengan petik apel sepuasnya, dan dengan harga 10 ribu rupiah per kilogram untuk apel yang dibawa pulang oleh para pengunjung. 3.2 Visi dan Misi KTMA Visi dan misi dalam meningkatkan perkebunan usaha apel di KTMA diantaranya untuk menjalankan usaha pertanian apel, menampung keluh kesah petani apel, memecahkan masalah budidaya apel, sebagai wadah aspirasi petani untuk diusulkan kepada pemerintah, sebagai wadah untuk meningkatkan SDM petani, mewujudkan pertanian apel menjadi pertanian organik, kelompok sebagai kekuatan ekonomi petani. Dari visi misi tersebut, KTMA menginginkan seluruh petani yang ada dikota Batu dapat mengembangkan pertanian apel dan tidak stagnan dalam berproduksi apel yang disebabkan banyaknya petani yang sudah tidak sanggup untuk membiayai produksi apel dari awal sampai akhir karena banyaknya kerugian yang dicapai. Dan dari hal itulah kelompok tani ini dibentuk untuk merekrut petani-petani tersebut sehingga produksi apel tidak semakin berkurang. Semakin hari kelompok tani yang dibentuk oleh bapak Sugiman ini

13

dari awal tahun 2002 sampai sekarang menunjukkan peningkatan yang tajam menjadi 46 petani. Disamping

penyediaan

wisata

petik

apel,

KTMA

sendiri

juga

menyediakan unit pengolahan apel dimana apel yang dipanen oleh para petani diolah menjadi produk lain sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih untuk KTMA dan untuk petani juga, sekaligus dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk petani agar dapat berwirausaha lebih baik dengan mengolah apel menjadi produk yang inovatif sehingga dapat bersaing dengan pasaran lokal. Seperti minuman sari apel, tonik apel yang berasal dari fermentasi apel dan Carang Mas Apel (makanan ringan berasal dari apel). Selanjutnya terdapat pengelolaan pupuk dan saprodi yang disediakan oleh KTMA untuk pemenuhan produksi apel bagi tiap-tiap petani yang bernaung dibawah KTMA. Selanjutnya terdapat unit wisata lain yang dilakukan oleh KTMA untuk memikat para pengunjung untuk tidak bosan ketika mengunjungi wisata di KTMA yaitu wisata Susu Perah dimana pengunjung bisa melakukan pemerahan susu perah dengan sendirinya dengan didampingi oleh pihak yang berpengalaman dari KTMA sehingga selain berwisata juga diperoleh edukasi bagi pengunjung tentang susu sapi itu sendiri. 3.3 Struktur Organisasi Dari wisata petik apel terdapat struktur kepengurusan yang dulu dibentuk oleh para petani dalam meningkatkan varietas apel sehingga tidak mengalami penurunan dalam produksinya setiap tahunnya yaitu:

14

PELINDUNG KEPALA DESA

-

PENGAWAS

KETUA

H. TADJAB

SUGIMAN

KONSULTAN / PEMBINA EDI SISWANTO

BENDAHARA

SEKERTARIS

Drs. PRAMONO

HERDI SAXONO

UNIT WISATA

SAPRODI

HERI SAYEKTI

YUSUF

UNIT PUPUK

HRD.

UNIT MODAL & PASAR

ACH.SAYFUDIN

Drs. WITO ARGO

SUHARNO

Gambar 1. Struktur Organisasi di KTMA Batu 3.4 Job Description KTMA Berdasarkan Struktur Kepengurusan tersebut terdapat beberapa unit yang mempunyai tujuan dan tanggung jawab masing-masing dalam meningkatkan perusahaan yang dibangunnya sekaligus memberikan laba yang besar bagi perusahaan diantaranya: Pertama adalah dari pelindung yang mana memberikan pimpinan yang paling tinggi dalam mengawasi KTMA sehingga jika terjadi apaapa yang menimpa KTMA maka pelindung yaitu kepala desa akan bertanggung jawab menyelesaikan permasalahannya, selanjutnya dari ketua yaitu Bapak

15

Sugiman dimana mengkoordinir seluruh karyawan yang sudah dibagi berdasarkan keahlian dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga berkelompok untuk memajukan kelompok tani yang dibangun dari awal sampai berkembang saat ini. Kemudian dari bendahara tugasnya adalah mengatur keuangan yang masuk sekaligus uang yang keluar yang dibutuhkan untuk kebutuhan KTMA baik dalam unit wisata ataupun yang lain, selanjutnya Sekretaris yang bertugas untuk merekap ulang seluruh kegiatan yang diterima oleh KTMA dari pengunjung sehingga terjadi catatan untuk perkembangan yang dialami oleh KTMA. Dari Unit Wisata yang dijalankan oleh Bapak Heri Sayekti bahwa unit wisata ini merupakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh KTMA dalam memasarkan KTMA bagi para konsumen yang ingin berwisata petik apel sehingga dari pihak KTMA menawarkan kebun yang siap panen bagi para pengunjung. Dan tugas yang dijalankan oleh unit wisata adalah mengkoordinir semua petani dan pihak-pihak yang terlibat dalam wisata petik apel ketika ada pengunjung yang datang dengan beberapa pelayanan yaitu, welcome drink dan penjelasan tentang sejarah apel, selanjutnya varietas yang ditawarkan ada beberapa macam diantaranya apel manalagi, apel rome beauty, apel anna dan apel wanglien. Selanjutnya Unit Pasar Modal yang diketuai oleh Bapak Harno dalam meningkatkan

KTMA

dengan

beberapa

tindakan

diperuntukkan

untuk

memberikan kredit pada anggota yang bergabung di KTMA terutama petani yang menyediakan lahan kebunnya untuk dijadikan wisata petik apel, sekaligus harus mengetahui informasi pasar dan permintaan buah apel yang ada dipasar yang nantinya dapat diaplikasikan diwisata petik apel dan harga yang dipatok akan

16

sama dengan pasar, Kegiatan lain yang dilakukan oleh Unit Pasar Modal sendiri adalah menyediakan kebutuhan saprodi yang dibutuhkan petani dalam mengolah kebun. Selanjutnya unit lain yang bekerja untuk struktur organisasi di KTMA adalah unit pembuatan pupuk organik diketuai oleh ach,syaifuddin yang nantinya akan memberikan keuntungan juga bagi KTMA diantaranya adalah melayani pelatihan pembuatan pupuk organik bagi yang ingin belajar dan mengaplikasikan dikebun apel, namun disamping KTMA melayani pelatihan untuk pembuatan pupuk organik juga KTMA selalu memproduksi Pupuk Organik bagi anggota petani yang bergabung di KTMA untuk pasokan pupuknya sebesar kap 40 ton/ bulan. Terdapat juga unit lain yang mendukung keberhasilan dari KTMA dalam meningkatkan keuntungan yang diperoleh KTMA yaitu unit kebun dan riset yang mana di unit ini menyajikan riset dari kebun yang dimiliki oleh petani di batu yang bergabung dengan KTMA sehingga memiliki tujuan diantaranya mewujudkan petani yang cerdas dan tangkas dalam pengelolaan budidaya apel, mewujudkan petani yang kuat ekonominya dari hasil budidaya apel, mewujudkan buah apel yang berkualitas yang dapat menembus pasar ekspor dan mewujudkan lingkungan yang sehat dan memiliki agroekosistem yang baik sebagai warisan generasi penerus. Selanjutnya terdapat unit yang penting bagi KTMA yaitu unit pengolahan apel yang mana output yang dihasilkan dari unit ini beragam sekaligus dapat dipasarkan di unit wisata yaitu wisata petik apel dimana memiliki tujuan untuk mengolah apel menjadi produk lainnya sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik dan bermanfaat, meningkatkan pengetahuan petani bahwa apel tidaklah cuma bisa dijual dalam bentuk buah namun apel juga bisa diolah menjadi

17

produk lain, mengembangkan semangat kewirausahaan dalam diri petani dan keluarganya sehingga kelak para petani menjadi pelaku usaha yang handal dalam dunia agribisnis.

18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Pemasaran Menurut Stanton, 1993, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen jadi dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa pemasaran itu dapat mencakup suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan yang diinginkannya serta memperoleh kepuasan ketika memiliki barang tersebut. Kegiatan pemasaran sendiri sudah mulai berkembang sejak adanya kebutuhan manusia akan suatu barang mulai terjadi peningkatan melalui adanya pertukaran barang. Dan dengan adanya perkembangan tersebut menjadikan sebuah transaksi jual beli meningkat dan barang yang diproduksi pun mulai berkembang, namun pemikiran yang ada bahwa barang dijual pastilah akan terjual dikarenakan masih terbatasnya barang kebutuhan manusia dipasaran dan dengan makin berkembangnya transaksi jual beli yang memiliki orientasi penjualan bukan lagi produksi memaksa semua barang yang dijual haruslah terjual karena persaingan yang makin merajalela membuat sebuah perusahaan harus berpikir ulang mengenai strategi apa yang dilakukan agar penjualan yang dilakukan meningkat tajam. Proses pemasaran mengandung beberapa fungsi yang harus ditampung oleh pihak produsen dan lembaga-lembaga atau mata rantai penyaluran produkproduknya. Seringkali fungsi-fungsi tersebut menimbulkan masalah yang harus dipecahkan baik oleh pihak produsen yang bersangkutan maupun oleh lembagalembaga yang merupakan mata rantai saluran produk-produknya itu. Terdapat beberapa pengertian dari fungsi pemasaran yang dilihat dari dua produk yang berbeda yang diolah oleh KTMA diantaranya apel segar dan olahan apel yang mana lebih detail akan membahas minuman sari apel (wanglin) sebagai berikut:

19



Fungsi Pembelian (Buying) dan Pengumpulan (Assembling) Pembelian merupakan suatu fungsi yang bersangkutan dengan pemindahan

dan atau pemilikan sejumlah barang, yang dimaksudkan sebagai persediaan produksi untuk keperluan mencukupi kebutuhan. Pengumpulan atau assembling sangat berkaitan dengan pembelian karena dalam usaha mengumpulkan barangbarang yang diperlukan dari produsen tentu harus ditempuh dengan jalan pembelian. Pengumpulan produk tersebut akan terjadi jika yang dihasilkan produsen sedikit atau banyak jika produsen yang memproduksi produk tersebut cukup banyak, sama halnya dengan apel segar dan olahan apel yaitu minuman sari apel dimana akan terjadi proses pembelian oleh pihak KTMA ketika ingin menjual kembali produk tersebut ke unit wisata yang ada di KTMA, dengan membeli apel segar ke petani untuk dikumpulkan dari beberapa petani yang bergabung dengan KTMA sehingga dari apel segar tersebut dapat didistribusikan ke wisata petik apel untuk dijual kepada pengunjung yang datang dan untuk olahan apel yaitu minuman sari apel dari pembelian apel segar untuk diolah ke pengolahan produksi untuk dijadikan produk lain yang memiliki nilai tambah ketika dijual kepasaran. 

Fungsi Penjualan (Selling) dan Penyebaran (Distribution) Fungsi penjualan merupakan kegiatan-kegiatan untuk mencari dan atau

mengusahakan agar barang-barang yang telah diproduksi atau yang telah dimiliki mendapatkan permintaan-permintaan pasar (para konsumen) yang cukup baik atau banyak,

terutama

mengenai

kuantitasnya

dan

harganya

yang

cukup

menguntungkan. Untuk menyusun pola dan cara penjualan yang lebih mantap hendaknya diperhatikan lembaga-lembaga pemasarannya dengan memperhatikan kepentingannya

dengan

demikian

akan

memberikan

potensi

yang

menguntungkan. Selanjutnya sama dengan produk apel segar dan olahan apel di KTMA (wanglin) juga memiliki fungsi penjualan dimana produk yang dihasilkan dijual melalui penyebaran lembaga-lembaga pemasaran diantaranya petani, tengkulak, KTMA langsung ke konsumen yaitu ke pengunjung wisata petik apel sehingga harga yang ditetapkan juga sangat bervariasi tergantung dengan kuantitas dari produk tersebut sekaligus kualitas apel yang segar dan bahan baku

20

yang dipakai juga sangat terjamin kualitasnya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang cukup banyak. 

Fungsi Pengangkutan Fungsi dari pengangkutan mempunyai sasaran untuk dapat memindahkan

barang ketempat tujuan yang diharapkan tepat dalam jumlah, waktu, dan mutu dengan meminimkan kerusakan dan keamanan dengan biaya seminimal mungkin. Sehingga dari produk yang dihasilkan diharapkan ketika pendistribusian produk tersebut ke konsumen tepat waktu dan tidak dalam keadaan rusak dengan biaya yang dikeluarkan sedikit. 

Fungsi Penyimpanan (Storage) Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang hampir ditemukan pada tiap-tiap

lembaga pemasaran atau mata rantai pemindahan, pengolahan dan penyaluran produk-produk tersebut kepasaran (para konsumen). Dan dari apel segar yang dihasilkan KTMA juga melalui dari fungsi penyimpanan diperlukan untuk sortasi produk dari pemisahan apel segar yang berkualitas dari ukuran buah apel yaitu dari yang besar dan kecil untuk didistribusikan ke konsumen diwisata petik apel dan diolah menjadi olahan apel yaitu minuman sari apel, selanjutnya fungsi pengepakan juga termasuk dalam fungsi penyimpanan yaitu pengepakan buah apel ketika dipasarkan dan dijual kepasaran. Selanjutnya dari olahan apel yaitu minuman sari apel dari fungsi penyimpanan melalui proses produksi awal dari proses masak buah apel menjadi minuman sari apel, kemudian melalui proses pengepresan minuman sari apel dengan tempat wadah plastik yang disediakan selanjutnya dengan proses pengepakan melalui proses penyortiran terlebih dulu dengan melihat endapan gula yang ada diminuman sari apel sehingga meloloskan minuman sari apel yang berkualitas dengan bebas dari butiran endapan yang ada sekaligus dilakukan proses pengepakan dengan dua ukuran yang berbeda untuk dipasarkan kekonsumen. 

Fungsi Standarisasi atau Grading

21

Fungsi Grading sendiri bertujuan dimana produk yang sedang atau buruk dipisahkan dari produk yang berkualitas baik sama halnya dengan apel segar, bahwa apel yang sedang dan jelek kualitasnya akan dipisahkan ketika akan dijual ke konsumen dan untuk minuman sari apel juga akan dipisahkan dari minuman yang sudah bebas dari proses sortasi sehingga dapat dipasarkan juga ke pengunjung. Grading ini sangat berkaitan dengan standarisasi yang mana penetapan ketentuan-ketentuan atau spesifikasi barang ( penetapan kualitas suatu barang tertentu yaitu mana yang kualitas baik, sedang ataupun buruk ) sehingga dari proses tersebut dapat memudahkan dalam penjualannya serta penghematan tenaga kerja dalam melayani konsumen ketika sudah melalui tahap standarisasi dan grading. 

Fungsi Penanggungan Resiko Dalam pemasaran dan jasa selalu terdapat sejumlah resiko yang tidak dapat

dihindarkan baik bagi petani ataupun lembaga pemasaran yang terkait, dimana resiko sendiri ada dua yaitu risiko fisik yaitu risiko yang mana mencakup penyusutan berat dan volume komoditi pertanian dan risiko ekonomi seperti fluktuasi harga sehingga untuk mengurangi resiko tersebut untuk lembaga pemasaran harus berhubungan dengan asuransi yang menanggungnya sehingga dapat ditekan resiko yang mungkin muncul sekaligus bagi petani dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama terutama dengan KTMA untuk menekan resiko yang ada. 

Fungsi Informasi Pasar Informasi pasar sangat penting untuk mempertemukan potensial penawaran

dan permintaan. Informasi pasar ini selain mencantumkan harga komoditi pertanian sebaiknya juga menginformasikan mengenai harga persediaan, kualitas produksi ditingkat pasar pada waktu dan tingkatan tertentu. 4.2 Saluran Pemasaran Panjangnya suatu saluran pemasaran akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Saluran pemasaran

22

langsung adalah saluran pemasaran yang produsen secara langsung menjual produknya kepada konsumen. Pengecer merupakan saluran perantara yang dalam pasar industrial, perantara tersebut adalah agen-agen penjualan atau pialang. Distributor merupakan saluran tingkat kedua sedangkan saluran tingkat tiga sendiri terdapat tiga perantara yaitu grosir, pengecer dan pedagang pemborong dimana pemborong tersebut membeli barang pada pengecer kecil yang pada umumnya tidak dapat dilayani oleh pedagang grosir. Dalam rangka kegiatan untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan. Saluran distribusi yang terlalu panjang menyebabkan makin banyak rantai yang ikut dalam kegiatan pemasaran. Hal ini berarti bahwa kemungkinan penyebaran barang produsen secara luas tetapi sebaliknya menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan harga yang mahal sampai ketangan konsumen. Sebaliknya saluran distribusi yang terlalu pendek kurang efektif untuk penyebarluasan, tetapi karena mata rantai pemasaran yang pendek akan menyebabkan margin yang tidak terlalu besar ditingkat konsumen sekaligus ditingkat produsen. Oleh karena itu penetapan saluran pemasaran oleh produsen sangatlah penting sebab mempengaruhi kelancaran penjualan, tingkat keuntungan, modal, resiko dan sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat diketahui saluran pemasaran yang dilakukan oleh pihak KTMA dalam memasarkan produk apel pada beberapa konsumen dalam meningkatkan permintaan pasar dan memberikan profit yang besar bagi KTMA diantaranya pemasaran langsung dan tidak langsung: 4.2.1

Pemasaran Tidak Langsung Cara pemasaran yang dilakukan oleh KTMA sendiri dilakukan dengan

berbagai macam saluran perantara dalam memasarkan produk yang dijual yaitu sekitar area kota Batu dan luar kota, selanjutnya ada berbagai macam saluran pemasarannya sendiri namun dengan berbagai macam produk yang ditawarkan oleh pihak KTMA sendiri diantaranya ada Apel segar, Olahan Apel (Minuman Sari Apel, Tonik Apel, Carang Mas Apel). Dari masing-masing produk yang dihasilkan tersebut ada berbagai macam saluran pemasaran sendiri-sendiri.

23

 Apel Segar Saluran pemasaran apel segar yang ditawarkan oleh pihak KTMA sendiri ada berbagai macam saluran pemasarannya diantaranya:

Petani

KTMA

Petani

Tengkulak

Petani

KTMA

Konsumen

Konsumen Akhir

Unit Produksi

Gambar 2. Saluran Pemasaran Apel Segar Tidak Langsung Saluran Pemasaran ini merupakan saluran tataniaga yang paling umum dilakukan oleh para petani pada umumnya dimana dari petani ke tengkulak dan langsung kekonsumen yang berada didalam kota sendiri yaitu kota Batu, dan yang kedua dari petani langsung ke KTMA dan ke unit produksi yang mana dari saluran pemasaran tersebut bisa langsung ke konsumen akhir untuk dikonsumsi, namun banyak dari petani melakukan saluran pemasaran langsung ke tengkulak karena bagi pihak petani dari pemasaran tersebut lebih menguntungkan dimana dari pihak petani tidak takut akan apel segarnya nanti tidak laku terjual dipasaran sehingga dengan sistem yang dilakukan oleh petani ke tengkulak yang langsung membeli hasil yang didapat petani dalam satu lahan kebun yang dimiliki oleh petani ketika petani tersebut sudah panen, dari hasil yang didapatnya dengan harga 3000-3600/kg (per lahan) dan dari pihak tengkulak ke konsumen akhir bisa sampai 5000-7000/ kg, sesuai dengan harga dipasaran.

24

Gambar 3. Stok Apel yang siap Dijual ke Tengkulak  Olahan Apel Konsumen

Petani

KTMA

Unit Pengolahan Apel

Wisata Petik Apel

Gambar 4. Saluran Pemasaran Olahan Apel Tidak Langsung Saluran pemasaran olahan apel yang pertama dari KTMA dimana bahan baku yang didapat dari petani disalurkan ke KTMA selanjutnya disalurkan ke unit pengolahan apel yang dikelola oleh ibu-ibu PKK yang bernaung dibawah KTMA sehingga dari unit tersebut diperoleh hasil dari olahan apel diantaranya minuman sari apel, tonik apel, carang mas apel. Bahan bahan yang diperoleh ibu-ibu pkk untuk mengolah olahan apel diantaranya terdapat bahan baku utama yaitu apel segar yang diperoleh dari petani sekaligus bahan baku penolong untuk membuat olahan apel tersebut diantaranya gula, karamel, tepung, asam benzoat dll. Dari bahan baku yang digunakan untuk dijadikan olahan apel berasal dari apel yang sudah disortir dari apel kualitas bagus, sedang dan buruk, namun biasanya apel yang kualitas sedang dan buruk yang digunakan untuk olahan-olahan apel sehingga apel yang berkualitas baik dapat dipasarkan melalui wisata petik apel yang langsung mengarah ke konsumen yang berkunjung disana.

25

Penyaluran olahan apel sendiri yang sudah siap dipasarkan dan dikemas maka langsung disalurkan menjadi 2 yaitu langsung ke konsumen dan ke wisata petik apel. Dan dari kedua saluran tersebut diantaranya konsumen dapat langsung membeli olahan apel yang disediakan oleh pihak KTMA melalui koperasi yang dijalankan oleh ibu-ibu PKK dan selanjutnya melalui wisata petik apel dengan pengunjung datang langsung ke KTMA dan menikmati fasilitas yang disediakan oleh KTMA diantaranya wisata petik apel sepuasnya dengan menawarkan produk olahan diantaranya minuman sari apel (Wanglin) dengan harga 18.000 (13 buah) untuk wanglin yang kemasan kecil, dan 50.000 (50 buah) untuk kemasan yang besar dan biasanya diperuntukkan untuk welcome drinknya pengunjung yang berkunjung untuk wisata petik apel. Selanjutnya ada olahan apel yang dijual yaitu carang mas apel dengan harga 14.000 perkemasan, dan Tonik untuk ukuran besar dengan harga 25.000 dan tonik yang kecil 15.000. Sistem yang dilakukan oleh KTMA adalah pembagian harga yang dilakukan untuk membagi biaya penjualan untuk KTMA, petani, Bagian produksi untuk sampai kekonsumen akhir sehingga ada profit yang diperoleh untuk masing-masing pihak. 4.2.2

Pemasaran Langsung Pemasaran yang dilakukan oleh KTMA ini adalah cara yang langsung

dikebunnya sendiri sehingga dapat memutus rantai pemasaran yang panjang diantaranya banyak dari pengunjung luar kota yang mampir untuk berwisata petik apel di KTMA:

Pengunjung

KTMA

Gambar 5. Saluran Pemasaran Apel Langsung Saluran pemasaran ini diantaranya dari petani ke KTMA dan Ke Wisata Petik Apel dimana dari saluran pemasaran ini merupakan saluran pemasaran yang memiliki nilai profit yang lebih besar baik untuk petani sekaligus untuk pihak KTMA dan kebanyakan pengunjung yang datang berasal dari luar kota yang membeli produk yang ditawarkan oleh pihak KTMA baik dari apel segarnya dan

26

Olahan Apelnya dimana sistem petik apel yang ditawarkan oleh pihak KTMA diantaranya: Kantor KTMA

Ada Pengunjung Datang

Diberi Welcome Drink saat Pengunjung Masuk Ke kebun

Diberi Pengarahan Tentang Sejarah Apel dan Perbedaan Jenis Apel

Dipersilahakan untuk memetik apel sepuasnya

Penimbangan Apel jika dibawa Pulang

Melunasi Pembayaran Tiket Masuk

Diantar Ke kebun Tempat Wisata Petik Apel

Menyediakan Olahan Apel jika ada yang berminat untuk membeli

Gambar 6. Alur Wisata Petik Apel Alur Pemasaran tersebut sudah sangat rinci dijelaskan digambar tersebut dengan harga yang ditentukan oleh KTMA dimana pengunjung dikenakan tiket masuk 20.000 untuk satu orang. Dan jika ada pengunjung yang berminat untuk membawa pulang apel segar tersebut ketika dia memetiknya maka dapat dipatok harga 10.000 / kg sesuai dengan harga yang ada dipasaran dengan memberikan diantaranya pelayanan welcome drink dari olahan apel minuman sari apel yang diproduksi oleh ibu-ibu sekitar KTMA yang bekerja sama dengan KTMA, dapat memetik apel sepuasnya ketika dikebun petani. Mayoritas pengunjung yang datang untuk menikmati wisata petik apel sendiri juga berasal dari luar kota seperti Papua, Jogjakarta, Jakarta, Banjarmasi, Bali dan banyak wisatawan asing

27

yang juga menjadi pengunjung diwisata Petik Apel diantaranya juga Malasyia, Singapura, Korea dll.

Gambar 7. KTMA memasarkan Olahan Apel dst saat pengunjung datang 4.3 Bauran Pemasaran Setiap perusahaan berusaha untuk tetap hidup, berkembang, dan maju sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain terutama KTMA dimana perusahaan yang didirikan dari sekelompok petani apel yang awalnya hanya bermodalkan kebun apel berharap bahwa perusahaan ini nantinya akan berkembang dan mampu bersaing juga dengan sekelompok petani lain yang ada diwilayah Batu. Dan dari inilah maka sebuah perusahaan harus memikirkan strategi apa yang dilakukan nanti dalam menerapkan pemasarannya, dari strategi yang dilakukan KTMA nantinya dapat memberikan laba yang besar bagi kelompok tani dalam kurun waktu yang panjang selanjutnya memberikan share pasar tertentu dan total volume penjualan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu unsur dari strategi pemasaran adalah bauran pemasaran yang biasa dikenal dengan Marketing Mix merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya pada segmen pasar tertentu sekaligus dapat menentukan sasaran pasarnya selanjutnya sebuah perusahaan dapat memperoleh kepuasan konsumen berada pada tingkatan mana ketika menikmati produk yang ditawarkan nantinya. Bauran Pemasaran sendiri terdapat empat unsur atau variabel yang mendasari sebuah tujuan perusahaan akan berhasil atau tidak diantaranya:

28

4.3.1 Strategi Produk Menurut Kotler (1989) mendefinisikan produk sebagai apa yang dapat ditawarkan didalam pasar untuk dipertahankan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah produk merupakan unsur terpenting dari perusahaan baik itu hal yang terwujud ataupun tidak yang dapat ditawarkan ke konsumen dengan tujuan dari strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Dalam strategi produk yang dilakukan oleh KTMA ini dapat mencakup tentang merek dagang, kemasan produk, tingkat mutu/kualitas, pelayanan yang diberikan sekaligus bagaimana kelompok ini mendiversifikasi produk yang berasal dari apel sehingga dapat mengembangkan produk untuk lebih banyak variasi yang dijual kepasaran dan dapat bersaing dengan pesaing yang ada diwilayah kota Batu khususnya. Dari Merk dagang sendiri adalah nama, istilah, tanda atau lambang yang digunakan sebagai pengenal atas produk yang dijual oleh para penjual untuk dapat dibedakan dengan produk saingannya. Merk yang digunakan oleh KTMA sendiri sama halnya dengan nama kelompok taninya sendiri jadi diharapkan dari merk yang digunakan oleh KTMA adalah strategi yang digunakan untuk mengenalkan sebuah produk baik apel dan olahan apel sekaligus mengenalkan wisata petik apel sehingga konsumen mengenal tempat wisata petik apel yang ditawarkan dan dapat merekomendasikan agrowisata ini kepada masyarakat yang lain, sekaligus usaha ini untuk memajukan strategi promosi penjualan melalui brand yang diusung oleh KTMA dan tidak dapat ditiru oleh pesaing yang lain.

29

Gambar 8. Kemasan Wanglin di KTMA Kemasan mempunyai arti penting untuk mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung didalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Dengan demikian kemasan diharapkan dibuat semenarik mungkin untuk dapat memikat pembeli untuk mencoba dan membelinya. Fungsi dari kemasan itu misalnya untuk melindungi produk yang dibungkus dari kerusakan fisik, sebagai pengenal sebuah perusahaan untuk mengenalkan produknya, mencegah pemalsuan dari pesaing yang lain, sekaligus dari kemasan tersebut juga menunjukkan komposi isi dan cara penyimpanan. Dengan demikian kemasan yang digunakan oleh pihak KTMA sendiri mempunyai berbagai macam kemasan diantaranya ada yang besar untuk packaging apel untuk dikirim keluar kota, dan olahan apel ada yang memakai alumunium foil dan plastik yang transparan agar memudahkan konsumen melihat isi langsung dari olahan apel yang diproduksi sehingga dapat menciptakan reaksi konsumen untuk membelinya. Gambar 9. Kemasan KTMA untuk Wanglien

30

Kualitas (mutu) yang diberikan oleh pihak KTMA dari wisata petik apel memberikan sebuah kepuasan konsumen, dimana dari wisata petik apel yang ditawarkan dari biaya masuk tersebut menyajikan buah apel yang segar dan berkualitas mutu dan vitamin yang dikandung oleh apel tersebut, selanjutnya dari olahan apel yang ditawarkan diproses dengan alat-alat yang higienis untuk menjamin rasa dan kebersihan bagi para konsumennya. Disamping itu pelayanan yang diberikan oleh pihak KTMA pun juga menjadi faktor penting untuk memasarkan produknya seperti jika ada kerusakan yang terjadi pada produk yang dijual akan diganti dengan yang baru oleh pihak KTMA. Dari tingkat diversifikasi produk dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara produk yang lama secara ekonomis masih dapat dipertahankan. Strategi ini diperlukan juga dalam rangka memperoleh keuntungan yang lebih besar dari suatu jenis produk yang lain. Dalam hal ini, tujuan utama dari diversifikasi produk adalah penyebaran risiko, yaitu kemungkinan kerugian yang diderita produk tertentu dapat ditutupi atau dikompensasi dari kemungkinan keuntungan yang lebih besar dari produk yang lain, dimana produk yang diproduksi oleh pihak KTMA dari olahan apel sendiri disamping agrowisata yang mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan namun produk ini juga diharapkan menambah laba yang besar pula untuk KTMA diantaranya Minuman Sari Apel (Wanglin), Carang Mas, Tonik Apel. Diversifikasi strategi yang dilakukan dapat berupa inovasi baru untuk olahan apel yang dilakukan oleh KTMA sehingga tidak monoton hanya itu saja yang diproduksi dan sebaiknya menambah informasi pasar yang mana banyak produk yang lebih dari sekedar itu saja diantaranya dapat menambah produksi kripik apel, cuka apel, teh apel yang sudah banyak beredar dipasaran namun dari pihak KTMA belum memasarkan produk tersebut dan diharapkan dapat bersaing ketika menyaingi pasaran yang sudah beredar hasil olahan apel yang bervariasi. 4.3.2 Strategi Harga Strategi Harga yang ditawarkan oleh KTMA untuk memikat para konsumen agar datang ke KTMA diantaranya bertujuan untuk menghadapi situasi dan kondisi pasar yang selalu berubah-ubah karena hal ini sangat berpengaruh

31

terhadap besarnya laba yang diperoleh perusahaan, volume penjualan, dan share penjualan yang diterima oleh KTMA. Dan dari harga yang ditetapkan oleh KTMA untuk agrowisata petik apel dikenakan dengan biaya masuk yaitu 20.000/orang dengan fasilitas dan pelayanan seperti minuman sari apel dari produksi sendiri, dan bebas untuk memakan dan memetik apel sepuasnya ditempat, sekaligus membawa pulang hasil petikan sendiri dengan harga apel 10.000/kg namun harga ini bisa sewaktu-waktu berubah sesuai dengan harga pasaran yang ada dikota Batu. Strategi penetapan harga yang dilakukan oleh KTMA dalam menetapkan harga tiket masuk untuk wisata petik apel dan harga apel yang dijual diwisata petik apel tersebut berdasarkan harga persaingan karena melihat dari persaingan wisata petik apel Kusuma Agro yang sudah mempunyai brand dalam menjual produknya dengan kisaran harga sekitar 40.000/ per orang dengan fasilitas hanya dengan memetik 2 apel saja, tetapi persaingan tersebut dirasa tidak membuat KTMA kurang peminatnya karena harga yang ditetapkan oleh KTMA sendiri sudah mempunyai banyak keunggulan dari pihak Kusuma Agro berdasarkan pelayanan untuk dapat memuaskan pelanggan dengan petik apel sepuasnya. Dan untuk harga apel yang ditawarkan oleh KTMA juga mempunyai great

yang

berbeda-beda untuk dijual kepengunjung dengan great yang bagus dan sedang namun sistem penjualannya dicampur menjadi satu dan ketika pengunjung membeli apel dalam jumlah banyak maka dari pihak KTMA akan memberikan diskon tambahan untuk memberi tambahan apel yang dibeli. Selanjutnya dari strategi keseragaman harga dan potongan harga juga sangat penting untuk para konsumen, dimana jika terjadi perbedaan harga yang sangat drastis maka dapat membuat semua konsumen untuk meninggalkan produk yang ditawarkan oleh KTMA sehingga pantauan harga itu sangat penting bagi perusahaan, sekaligus Potongan Harga (Diskon) merupakan strategi yang digunakan oleh para penjual jika pengunjung membeli banyak produk yang ditawarkan karena dapat membuat pengunjung untuk terus membeli produk tersebut nantinya. Dan harga yang ditetapkan oleh KTMA untuk produk olahan apelnya juga pun bervariasi berdasarkan isi dan berat dari produk tersebut. Sekaligus potongan harga juga diterapkan bagi pengunjung yang datang

32

membawa rombongan banyak ketika ada tour wisata maka dari pihak KTMA juga menyediakan potongan harga 10% bagi pengunjung nantinya sekaligus dapat mengenalkan wisata petik apel dibatu kepada para pengunjung. 4.3.3 Strategi Penyaluran/Distribusi Strategi ditribusi barang yang dilakukan oleh perusahaan terutama KTMA digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke konsumen akhir dengan waktu yang tepat dimana dari saluran distribusi yang dikenal menyebutkan bahwa saluran distribusi dibedakan menjadi dua yaitu saluran distribusi langsung (saluran yang lebih pendek mata rantainya seperti dari produsen langsung kekonsumen akhir) dan saluran distribusi tidak langsung (saluran yang lebih memakan banyak lembaga penyalur untuk memasarkan produknya seperti dari produsen, pedagang besar, pedagang kecil, pengecer, dan konsumen) namun dari distribusi tersebut tidaklah efisien karena harga yang berada ditingkat konsumen akan lebih besar karena biaya-biaya yang dikenakan oleh pihak distributor sebelumnya dan dapat merugikan pihak pertama dalam mengambil harga. Dalam strategi penyaluran yang diambil oleh KTMA adalah saluran pemasaran langsung dimana dari agrowisata yang ditawarkan oleh KTMA memberikan pelayanan Wisata Petik Apel yang mana apel yang dikebun langsung diambil oleh pengunjung untuk dibeli dan dikonsumsi sekaligus terdapat penawaran olahan apel yang langsung ditawarkan di agrowisata wisata petik apel bagi pengunjung disana. Banyak dari petani yang bekerjasama dengan KTMA memasarkan produk olahan apelnya juga kepihak KTMA sehingga banyak variasi produk yang ditawarkan. Namun banyak kendala yang dihadapi oleh pihak KTMA dengan memasarkan produknya untuk tidak memasarkan keberbagai macam toko hanya untuk pengunjung yang berwisata di KTMA saja sehingga promosi yang dilakukan cukuplah kurang untuk menambah laba yang diperoleh nanti. 4.3.4 Strategi Promosi Aspek ini merupakan salah satu yang penting juga dalam memberikan informasi pada pasar tentang produk, jasa yang dijual. Sama halnya dengan yang

33

dilakukan oleh KTMA dalam menawarkan wisata petik apel untuk dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga pengunjung yang datang nantinya akan bertambah banyak diantaranya adalah: 

Periklanan (Advertising) : Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya dan biasanya dibiayai oleh sponsor-sponsor tertentu, dimana media yang sering digunakan bisa radio, televisi, posterposter yang strategis berada dipinggir jalan. KTMA sendiri pernah mempromosikan lewat acara televisi yang pernah ditayangkan oleh stasiun televisi yaitu “JTV” dalam mengenalkan wisata petik apel yang banyak memiliki kelebihan untuk ditawarkan kepada pengunjung.



Penjualan Pribadi (Personal Selling) : merupakan peyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih pada calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan. Seperti telephone selling.



Promosi Penjualan (sales Promotion) : merupakan segala kegiatan pemasaran yang langsung dipasarkan langsung kekonsumen baik itu dipasar atau tempat ramai sekaligus sehingga konsumen bisa melihat langsung produk tersebut dengan seorang produsen harus dapat menarik konsumen untuk mencoba membelinya.



Publicitas (Publicy) : Merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut didalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut. Dari bauran pemasaran tersebut, yang harus diperhatikan adalah dapat

menyeimbangkan komponen tersebut sehingga dapat memberikan strategi yang efektif dalam meningkatkan laba yang diperoleh oleh perusahaan dengan berkomunikasi pada pembeli dan para pembuat keputusan pembelian. Namun pihak KTMA tidak memberikan sebuah kritikan dan saran untuk para pengunjung selama menjadi pengunjung dan menikmati wisata petik apel, diharapkan dari marketing mix tersebut dapat mengetahui kepuasan pengunjung terhadap apa yang ditawarkan oleh KTMA dalam pelayanannya untuk konsumen tersebut.

34

Gambar 10. Cara Promosi KTMA saat wisata petik apel

4.4 Analisis SWOT Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan di KTMA ini digunakan untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dari itu perusahaan dapat melakukan strategi apa saja yang dapat dikembangkan dan ditonjolkan dari sebuah perusahaan sekaligus memperbaiki kekurangan yang ada. Dengan demikian analisa SWOT sangat dibutuhkan untuk menganalisa pengembangan suatu perusahaan dengan memperhatikan dan menyikapi segala aspek yang berhubungan dengan kekuatan atau kelebihan, kekurangan atau kelemahan, kesempatan-kesempatan yang ada, serta ancaman yang ada baik dari dalam maupun luar perusahaan: 4.4.1 Lingkungan Internal Dalam lingkungan ini meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing divisi seperti menghasilkan suatu produk, proses memasarkan produk, pengiriman atau penyaluran barang kepada konsumen, perencanaan, keuangan dan SDM, dan dari lingkungan internal tersebut diantaranya terdapat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KTMA seperti:

35

a. Strengths – Kekuatan  Mempunyai Banyak Jenis Apel : Komoditi apel yang dimiliki oleh Kelompok Tani Makmur Abadi beraneka jenis, seperti Apel manalagi, apel rome beauty, apel green Smith, apel ana, apel hwangline,dan Royal Red. Hal ini menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh KTMA karena banyak dari kota wisata Batu yang menyajikan apel tersebut.  Produk Home Industri dari olahan apel yang bervariasi, dan tidak banyak memakai campuran rasa dalam olahan apel yang diproduksi, sehingga rasa yang disajikan tidak membahayakan bagi orang dewasa atau anak kecil sekalipun.  Menyajikan pelayanan yang baik untuk pengunjung jika ingin menikmati wisata yang ditawarkan oleh KTMA dan salah satunya adalah wisata petik apel dengan memberikan welcome drink pada setiap pengunjung yang berwisata petik apel..  Pengunjung diberikan kebebasan dalam memetik sendiri apel yang ingin dikonsumsi, dan sangat beda sekali dengan Kusuma Agro yang hanya menawarkan ke pengunjung untuk mengambil dua apel saja untuk dikonsumsi.  Harga yang relatif murah dan terjangkau, dimana harga yang ditawarkan hanya 20.000 per pengunjung tiap masuk wisata petik apel.  Lokasi kantor pemasaran yang strategis, yang terletak dipertigaan dekat dengan wisata dikota Batu salah satunya adalah taman Selecta. b. Weaknesses – Kelemahan  Tempat wisata kebun apel yang jauh dari kantor pemasarannya dan jalanan yang tidak memadai untuk dilewati oleh pengunjung.  Tidak adanya fasilitas permainan bagi pengunjung

36

 Tidak adanya fasilitas kamar mandi didalam kebun untuk fasilitas pengunjung dalam berwisata petik apel. 4.4.2 Lingkungan Eksternal Dalam lingkungan eksternal ini meliputi lingkungan umum seperti fluktuasi perekonomian karena iklim bisnis, kemerosotan mata uang karena banyaknya uang yang beredar hingga naiknya harga barang-barang (inflasi), kebijakan dalam menghadapi keuangan dan diantaranya terdapat peluang dan ancaman yang dimiliki oleh KTMA seperti: c. Opportunities – Peluang  Meningkatnya jumlah wisatawan kota Batu khususnya di wisata petik apel KTMA  Adanya kesadaran lembaga-lembaga pendidikan diwilayah jawa timur tentang pengembangan eduwisata petik apel. d. Threats – Ancaman  Banyaknya pesaing yang mulai melirik usaha petik apel, karena di Kota Batu sendiri sudah banyak petani yang memiliki kebun apel untuk dijadikan wisata, dan fasilitas – fasilitas yang lebih banyak ditawarkan oleh perusahaan yang lain dalam memanjakan pengunjung.

37

IFE

Strength(S) 1.Mempunyai Banyak Jenis Apel 2.Produk olahan apel bervariasi dan tidak mengandung bahan pengawet. 3.Menyajikan Pelayanan yang baik ketika berwisata petik apel salah satunya dengan welcome drink 4.memberikan kebebasan petik apel sepuasnya 5.Harga yang relatif murah dan terjangkau untuk wisata petik apel 6.Lokasi kantor pemasaran yang strategis

EFE

Opportunities(O)

S–O

1.meningkatnya jumlah wisatawan Kota Batu 2.Adanya keasadaran lembaga-lembaga pendidikan diwilayah Jawa Timur tentang pengembangan eduwisata petik apel.

1.Menambah Produk inovasi yang dihasilkan oleh KTMA diantaranya cuka apel,kripik apel, teh apel dll. 2.Meningkatkan pelayanan dan kualitas yang baik bagi apel dan wisata petik apel ketika terjadi penurunan pengunjung diperusahaan pesaing S–T

Threats(T)

Weakness(W) 1.Tempat

wisata

kebun

apel yang jauh dari kantor dan jalanan rusak. 2.Tidak fasilitas

memberikan permainan

bagi

pengunjung. 3.Tidak adanya

fasilitas

kamar

didalam

mandi

kebun

W–O 1.memberikan

pelayanan

yang baik bagi pengunjung diantaranya bagi

permainan

pengunjung

anak-

anak, dan fasilitas yang mendukung

bagi

pengunjung yang lain. 2.meningkatkan

promosi

yang lebih menarik bagi pengunjung.

W–T

harus pesaing 1.memberikan potongan 1.pemerintah berpartisispasi dalam yang mulai melirik usaha harga atau diskon dalam usaha wisata petik apel petik apel. waktu-waktu tertentu baru sehingga sehingga tidak mengurangi sehingga konsumen dapat pendapatan bagi tertarik untuk wisata kelompok yang sudah mendirikan wisata petik petik apel di KTMA apel 1.Banyaknya

Tabel 3 Analisis Strategi Pemasaran / Analisis SWOT

38

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 

Manajemen pemasaran yang dilakukan oleh KTMA berasal dari fungsi pemasaran yang diterapkan oleh KTMA diantaranya ada Fungsi Pembelian (Buying) dan Pengumpulan (Assembling), Fungsi Penjualan dan Penyebaran (Selling and Distribution), Fungsi Pengangkutan, Fungsi Penyimpanan atau Penggudangan

(Storage),

Fungsi

Standarisasi

atau

Grading,

Fungsi

Penanggungan Resiko, Fungsi Informasi Pasar  Bauran pemasaran di KTMA ada empat unsur atau variabel yang mendasari sebuah tujuan perusahaan akan berhasil atau tidak diantaranya strategi Produk (dengan memberikan inovasi yang terbaik bagi pengembangan produk yang dilakukan oleh KTMA agar dapat bersaing dengan produk yang lain), Strategi Harga (penetapan harga dalam mempertimbangkan biaya-biaya yang sebelumnya dipakai untuk produksi yang dilakukan oleh KTMA sehingga sesuai dengan produsen dan konsumen ketika dipasarkan nantinya), Strategi Promosi (mempromosikan produk yang dihasilkan oleh KTMA sehingga dapat meningkatkan penjualan dan produksi dari strategi promosi yang dilakukan oleh KTMA) dan Strategi Distribusi ( Menyalurkan produk KTMA untuk sampai kekonsumen dengan berbagai macam saluran pemasaran)  Strategi yang dilakukan oleh KTMA diantaranya terdapat inovasi terbaru dari produk yang dihasilkan seperti cuka apel, kripik apel, teh apel sehingga terdapat variasi dipasaran ketika nantinya dapat bersaing di pasar, dapat memberikan potongan harga untuk wisata petik apel dan pembelian apel segar ketika konsumen membeli dengan harga banyak sehingga dapat memberikan minat konsumen dalam pembelian produk yang dihasilkan oleh KTMA

39

5.2 Saran  Diharapkan fungsi fungsi dari pemasaran tersebut dapat dilakukan oleh pihak KTMA untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar bagi beberapa pihak  Sebaiknya penetapan harga yang dilakukan oleh KTMA berdasarkan dari persaingan dengan usaha sejenis yang mana dapat memberikan potongan harga jika terjadi peningkatan minat dari konsumen yang berkunjung di KTMA.  Disarankan untuk produksi apel diKTMA lebih mengembangkan inovatif produk yang dihasilkan sehingga masyarakat tidak merasa jenuh dengan produk tersebut.  Lebih banyak menggencarkan promosi yang dilakukan oleh KTMA agar para konsumen lebih mengetahui lebih detail apa saja yang dihasilkan oleh KTMA baik di wisata maupun diolahan apel.

40

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.

2012.

Fungsi

pemasaran.

[online].

http://bagusfrozen

.wordpress.com. diakses pada 10 maret 2013 Anonymous. 2011. Fungsi-fungsi pemasaran. [online]. http://sulaimantap .wordpress.com. diakses pada 13 maret 2013 Anonymous. 2012. Pengertian fungsi pemasaran dan bauran pemasaran. [online]. http://www.vbook.pub.com . diakses pada 14 maret 2013 Assauri, Sofjan. 1987. Manajemen Pemasaran : Jakarta. Raja Grafindo Persada. Kotler,P. 1984. Marketing Management: Analiysis, Planning, and Control; edisi ke-5 ; Prentice Hall, inc, Englewood Cliffs, New Jresey. Kotler,P. 1986. Principles Of Marketing; edisi ke-3; Prentice hall, Englewood, New Jersey. William J. Stanton. 1984. Fundamentals of Marketing ; edisi ke-7; international student edisi; Mc Graw Hill; Internasional Book Company.

41

Lampiran I. Daftar Nama Petani Di KTMA

KELOMPOK TANI

MAKMUR ABADI DESA TULUNGREJO Sekertariat : Jln. Raya Diponegoro 10 Tlp. (0341) 511158 AKTA NOTARIS NO.01 – 3 JUNI 2008 DESA TULUNGREJO Tahun 2009

DAFTAR ANGGOTA DAN LUAS LAHAN 2012 No

Nama Petani

Luas Lahan m2 Dusun Gondang 30.000 Alamat

umur

1

Pramono

48

2

Herdi saxono

,,

10.000

45

3

Sugiman

,,

30.000

40

4

Yusuf

,,

7000

42

5

Wito argo

,,

10.000

50

6

Suharno

,,

500

48

7

Sayekti hericahyo

,,

20.000

38

8

H.Ikhsan

,,

10.000

51

9

H.Parnoto

,,

25.000

55

10

H.Sunariadi

,,

7000

50

11

H.Baud Herianto

,,

15.000

55

12

H.Tadjab

,,

10.000

62

13

Sarpai

,,

20.000

67

14

Sihabudin

,,

7500

48

15

Dani ari sasmiko

,,

10.000

33

16

Prastyono

,,

25.000

41

42

17

,,

10.000

40

18

Achmad syaifudin Zainuri

,,

15.000

44

19

Efendi adi S

,,

10.000

33

20

Supandoyo

,,

30.000

67

21

Teguh Hermawan

,,

20.000

29

22

Nowoadi T.

,,

20.000

70

23

Mindarto

,,

5000

62

24

Arif Budianto

,,

5000

33

25

David Eko

,,

10.000

31

26

Budi Wahyono

,,

3000

40

27

Syaifudin

,,

3000

45

28

Agus Mulyono

,,

0

41

29

Krisdianto

,,

3000

55

30

Susanto

,,

3000

51

31

A.Achmadi

,,

0

47

32

Mustofa

,,

3000

44

33

Suwito

,,

0

48

34

Joko Amri

,,

3000

42

35

Suprapto Rozak

,,

10.000

48

36

Didik Krisdianto

,,

15.000

33

37

Wibowo

,,

5000

44

38

Harianto

,,

3000

50

39

Imam Rifai

,,

0

45

40

Sujarwo

,,

3000

40

43

41

Setyo Adji

,,

0

41

42

Riyadi Salihun

,,

2500

46

43

Sudarjo

Junggo

5000

60

44

Bambang H.

Junggo

20.00

48

45

Misdi

Cangar

2000

50

46

Ponidjan

Junggo

2000

70

44

Lampiran II . Dokumentasi PKL di KTMA Batu

Gambar 1 . Proses Pencampuran obat untuk penyemprotan kebun apel

Gambar 2. Proses Penyemprotan kebun Apel

45

Gambar 3. Proses Wawancara dengan pemilik kebun

Gambar 4. Stok Apel untuk wisata petik apel

46

Gambar 5. Proses Perompesan batang daun dari tunas apel

Gambar 6. Proses pemotongan batang pohon apel

47

Gambar 7. Proses Pengamatan bunga apel yang mulai berkembang

Gambar 8. Proses Penyaringan minuman sari apel

48

Gambar 9. Proses Pengepresan Minuman Sari Apel

Gambar 10. Pemberian Welcome Drink saat pengunjung datang

49

Gambar 11. Proses Pemberian karamel pada minuman sari apel

Gambar 12. Proses peracikan bahan buat pembuatan minuman sari apel

Related Documents

Isi .fix
January 2021 2
Daftar Isi
January 2021 1
Isi Gls.docx
January 2021 1
Daftar Isi
January 2021 1
Isi Makalah
February 2021 1

More Documents from "Aya"

Isi .fix
January 2021 2
Lp Dhf
January 2021 3
Lp Fraktur
January 2021 2
Coa-2020-tugas_10-solusi-1
February 2021 1